SuaraPelajar Apresiasi Inspirasi
Tabloid Triwulan Edisi IV/Oktober - Desember 2014
gratis
Edisi IV/Oktober - Desember 2014 SuaraPelajar
2
Ap r e s i a s i I n s p i r a s i
candradimuka sebuah pertandingan untuk membuktikan hubungan darah di antara keduanya. Kawah Candradimuka adalah simbol dari tempat pemuda menempa diri sebelum menjadi sosok yang kuat. Lava panasnya menunjukkan pada kita bahwa untuk bisa bertahan kita harus berjuang menerima berbagai rasa sakit.
Pemimpin Redaksi: Aninta Ekanila
Sebelum menjadi seorang ksatria dalam padang Kurukshetra, Dewanagari atau kita kenal dengan nama Gatotkaca, ia hanya bayi bernama Jabang Tetuka. Ia dimasukkan dalam sebuah kawah di kahyangan bernama Candradimuka yang terkenal panasnya tujuh kali melebihi panasnya api. Di sana ia digembleng oleh Batara Empu Anggajali menjadi si ‘otot kawat tulang besi’ yang mampu menjatuhkan para ksatria Kurawa. Pada lain waktu, anak Arjuna, Wisanggeni pernah diceburkan juga ke dalam Candradimuka oleh Batara Guru. Alih-alih terbunuh, Wisanggeni keluar dan menjadi ksatria mahasakti. Ia bahkan dapat mengalahkan ayahnya sendiri, Arjuna dalam
Sekolah dan kampus adalah kawah candradimuka sehingga tidak ada yang mudah untuk dilalui di dalamnya. Dan seringkali kita mencari jalan keluar yang seakan mendekatkan kita dengan tujuan yang menyenangkan dalam pikiran kita, yang terasa tidak begitu menyakitkan, atau setidaknya tidak menakutkan. Namun, segala hal di sekeliling kita tidak pernah benar-benar bebas dari rasa sakit. Pada akhirnya yang harus kita cari adalah rasa sakit yang menyenangkan dan itu semua dibentuk dari cara berpikir kita dan keteguhan hati kita. Sobat SuPer, rasanya senang menyapa tahun ajaran baru 2014/2015. Akhirnya kita berhasil berjuang melawan rasa sakit dan menerima rasa manis dari tahun ajaran lalu. Kita berhasil, dengan langkah perlahan, menanjak Candradimuka. Oleh karena itu, dalam Tabloid Suara Pelajar kali ini kita akan membahas banyak hal yang terkait dengan selebrasi perjuangan. Dari mulai euforia Kemerdekaan Republik Indonesia ke-63 hingga persiapan menyambut kehidupan kampus. Akhir kata, selamat membaca dan bersiaplah untuk kembali berjuang. Salam SuPer! Apresiasi Inspirasi!
3
Shoutosphere
4
6-7 news
9-11
SPECIAL REPORT
8
Direktur Utama: A. Fajar Kurniawan Penanggung Jawab: Dinnur Garista W. Pemimpin Umum: Dodi Prananda Pemimpin Redaksi: Aninta Ekanila Pemimpin Perusahaan: Halida Nufaisa Redaktur Pelaksana: Kharishar Kahfi Editor: Puput Tripeni Firda Nugraha Artistik: Valid Ganang Atika Rachmawati Eraria Rahmatillah Joanna Jo Nabilla Kenyaswasti Nabillah Ulfah Kontributor: Aulia Maharani Ellya Mutia Fansuraini Ayu Suwardi Intan Sri Setyowati Farach Nabeela Christian Andre Michelle Marietta Seco Albizia Akbar Diterbitkan oleh:
Gria Jakarta Blok B11/5 Pamulang Barat Tangerang Selatan 15417 Tlp/Fax: (62-21) 74646097 Website: isyf.or.id email: isyf.office@gmail.com
Daftar isi TAMU SUPER Denny Sumargo
Suara Pelajar
YOUTHOPIAN Merdeka dari Kebodohan
12
Galeri Indonesia Kaya
14-15 TRAVELRIA
17-18 SUPERTHING
Forum Pelajar Indonesia Ke-6
Denny sUMARGO
“Peduli pada Mereka yang Membutuhkan”
10 4
er 2014
SuaraPelajarEdisi IV/Oktober - Desember 2014
3
Apresiasi Inspirasi
Sebagai pelajar, apa yang pal, ing ditunggu dari setiap momen 17 Agustus? Kenapa? sumber: stpo
il.co.id
Apakah 17 Agustus selalu identik dengan lomba semacam panjat pinang, makan kerupuk atau balap karung? Sebagian pelajar kita rupanya punya pendapat berbeda-beda soal apa yang ditunggu pada momen 17 Agustus. Rubrik Shoutsphere kali ini akan menampilkan beragam komentar pelajar tentang Kemerdekaan. Upacara kenegaraan, petugas yg kece- kece, lomba panjat pinang, lomba-lomba tradisional gitu ada festifal. Keliatan Indonesia banget walaupun beda-beda tapi tetap satu like a rainbow Yusrina Luthfi Hanifah SMAN 4 Magelang
Bersatunya para pemimpin bangsa. Karna saat ini bangsa Indonesia terpecah belah dan tanggal 17 agustus adalah momen yang tepat untuk mempersatukan bangsa, karna selain menghormati para pahlawan bangsa juga kita ingin mebuktikan pada dunia bahwa meskipun bangsa indonesia beraneka ragam, kita tetap satu jua Muhammad Isra Anwar Mahasiswa Ilmu Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya
Yang paling dinanti pawai dan karnavalnya karna akan meriah dan mengingat dulu perjuangan pahlawan kita sungguh berat.
Lomba rakyat kayak balap karung, kelereng, makan kerupuk dll
Bambang Irawan SMKN 2 Pelepat Ilir, Muara Bungo, Jambi
David Setyawan Universitas Bung Karno
Keikutsertaan mengabdi kepada bangsa,apa yang telah bisa kita lakukan untuk bangsa ini lebih terpandang. Kurnia Hadi Saputra SMAN 3 Unggulan Kayu Agung, Palembang, Sumsel
Acara yang diperlombakan. Tapi itu sih dulu. Sekarang udah berkurang acara-acara yang kayak gituan. Mulai dari balap karung, makan kerupuk, koin tepung, panjat pinang, balap kelereng, balap perahu masih banyak lainnya. Kenapa 17 Agustus di tunggu? Karena hanya pada saat inilah kekeluargaan masyarakat Indonesia tumbuh. Rasa kebersamaan serta gotong royong pun tumbuh. Serta dulu ketika 17 agustus warga berbondong-bondong memasang bendera di depan rumah. Tidak seperti sekarang ini, inilah bukti bahwa rasa cinta tanah air kita mulai pudar. Harry Sihotang Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara
Yang paling ditunggu detik-detik dikibarkannya bendera merah putih. Karena saat-saat itulah impian kemerdekaan terwujud, nah untuk saat ini, pengibaran tersebut dapat memacu kebali semangat kemerdekaan untuk memunculkan ide-ide baru untuk kemajuan bangsa, yang walaupun tidak besar manfaatnya bagi bangsa tapi untuk sekitar kita sangat berharga �biar kecil tapi memberi manfaat� .
Rike Mahara Mahasiswa Ilmu Keperawatan STIKes Rumah Sakit Haji Medan, Sumatera Utara
SuaraPelajar
4
Edisi IV/Oktober - Desember 2014
Apresiasi Inspirasi
Tamu SUPER
Denny Sumargo Peduli pada Mereka yang Membutuhkan Atlet basket sekaligus pemain film Denny Sumargo punya cara sendiri untuk menggalang dana untuk kegiatan sosial. Bersama organisasi bentukan para penggemarnya, ia berusaha memberi arti pada mereka yang kekurangan dan membutuhkan. Berawal dari ide para penggemarnya yang ingin membentuk sebuah komunitas sosial, Denny Sumargo terlibat dalam banyak aksi sosial. Ia diminta sebagai penanggung jawab komunitas yang bernama We Care and Share (WCS), bentukan sejumlah penggemarnya yang ingin melakukan sebuah tindakan positif. Baik secara pribadi maupun membawa nama komunitas, tak jarang Denny terjun ke dalam berbagai kegiatan penggalangan dana sampai aksi pemberian motivasi kepada para penderita kanker hingga anak kurang mampu di jalanan dan panti asuhan. Saat penggemarnya meminta kesediaannya menjadi penanggung jawab, Denny sudah mewanti-wanti risiko yang akan dihadapi ketika komunitas itu terbentuk. Namun, karena keinginan keras para sejumlah penggemarnya, komunitas itu pun dibuat. Denny pun memberikan lampu hijau dan memikul beban sebagai penanggung jawab. “Saya kepengen tetap punya manfaat untuk para fans. Sebagai figur publik, saya pengen mereka (para fans) punya arti,” kata Denny saat dihubungi Jumat (1/8) kemarin. Di komunitas inilah berbagai aksi penggalangan dana dilakukan Denny bersama penggerak komunitas yang hampir semuanya anak muda. Ide menggalang dana outdoor seperti di acara car free day (hari bebas kendaraan) di Jakarta pun dilakukan. Dengan memanfaatkan massa yang tengah menikmati pagi tanpa polusi di akhir pekan, mereka menawarkan barang yang bernilai jual dan ada value untuk dibeli orang. Termasuk di acara penggalangan dana yang menghadirkan Denny sebagai figur publik untuk mengajak banyak orang memberikan sumbangan atau donasi. Di penghujung tahun 2013 kemarin misalnya, We Care and Share turut menggalang dana untuk mantan pebasket yang bermain di Satya Wacana Metro LBC, Jerry Lolowang. Saat itu, Jerry tengah berjuang melawan kanker testis. Para penggerak WCS pun tidak tinggal diam. Sebagai salah satu komunitas peduli sosial yang cukup concern pada penderita kanker, “penghuni komunitas” —sebutan khusus Denny untuk mereka yang bernaung di dalam WCS, turun langsung menggalang dana di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat. Mereka mengajak sejumlah pemain National Basketball League (NBL) yang melelang jersey mereka untuk mengumpulkan dana. Meski tak hadir pada hari penggalangan dana itu karena harus menghadiri festival film di Los
Angeles, Amerika Serikat, Denny tak lepas tangan. Saat mengetahui kabar tersebut, Denny-lah yang langsung meminta rekannya di WCS untuk membuat penggalangan dana tersebut. Ia pun menghubungi beberapa pemain basket nasional dan meminta kesediaan mereka terlibat. Salah satu yang berhasil diajak Denny adalah Rony Gunawan yang menawarkan baju timnasnya untuk dilelang. Aksi penggalangan dana lain yang pernah dilakukannya adalah bekerja sama dengan pihak lain. Denny menceritakan pernah mengajak sejumlah penerbit buku untuk menyumbangkan royalti penjualan buku kepada pihaknya. Dari setiap kali penggalangan dana, menurut Denny, dana yang berhasil dikumpulkan bisa puluhan juta rupiah. Bila target dana yang harus dikumpulkan belum terpenuhi, tak jarang Denny merogoh kantong pribadi dan ikut memberi donasi. Ada dua tempat yang kerap menjadi tujuan penyaluran dana yang telah digalang Denny dan rekannya di WCS. Pertama, Yayasan Kanker Dharmais. Kedua, panti asuhan yang membutuhkan di Jakarta. Kedua tempat ini selalu rutin menjadi saluran dana yang telah dikumpulkan lewat pelbagai aksi penggalangan dana tersebut. Selain itu, saluran lainnya adalah membantu korban bencana alam. Saat menyalurkan dana ke panti asuhan, Denny pun berperan menjadi penasihat agar dana tersebut benar-benar sampai ke sasaran. “Saya selalu katakan, pilah-pilah panti kalau mau nyumbang. Cari panti yang tidak tersentuh, tak terurus dan nggak ada networking. Saya sarankan, kalau panti asuhannya udah punya banyak donatur, mending cari yang lain. Sekarang kan juga banyak makelar, jual beli sumbangan,” kata bintang film 5cm ini. Akibat tak awas, pengurus We Care and Share pernah mengalami kejadian buruk. Dana puluhan juta yang berhasil dikumpulkan lenyap dan tak sampai ke pihak yang dituju. Akhirnya Denny turun tangan menyelesaikan kasus tersebut dengan berbagai cara hingga tuntas. Denny pun terpaksa memberikan “ultimatum” kepada pengurus yang tidak hati-hati mencari tempat penyaluran dana. “Saya bilang, kalian harus terima risiko. Kalau tidak, dibubarkan saja,” katanya. Meskipun begitu, Denny sudah menyiapkan dirinya dari awal apabila organisasi tersebut terbentur konflik. Urusan hukum-legal menjadi tanggung jawabnya. Apabila terjadi sesuatu yang
menyangkut ranah hukum, Denny bakal turun tangan menyelesaikan. Selain ke tempat tersebut, sesekali dana yang dikumpulkan juga menyentuh bidang pendidikan. Mereka mempersiapkan sejumlah dana untuk membantu anak-anak yang kurang mampu untuk terus bersekolah. Karena Denny tipikal orang yang tidak menyukai prosedural, ia memberikan dana tersebut kepada pengajar untuk disalurkan kepada siswa yang membutuhkan. Penyaluran dana secara tidak langsung seperti itu baginya lebih tidak membuang waktu daripada harus ikut prosedur Tak Perlu Menunggu Media Dalam beberapa kejadian bencana alam, Denny juga sering menunjukkan aksi sosialnya dengan bergerak sendiri atas nama pribadi. Misalnya pada bencana banjir Jakarta awal tahun lalu. Ia membawa banyak kebutuhan para pengungsi dan membagikannya langsung tanpa menunggununggu wartawan untuk diekspose. “Nggak pake basa-basi, atau tunggu-tunggu. Kalau memang mau bantu, mending nggak usah nunggu media supaya diekspose,” bebernya. Saat mengenang aksi inisiatifnya membantu langsung korban banjir, Denny pun teringat pengalamannya lainnya saat masih getol membantu anak kurang mampu di bawah kolong jembatan. Menurut Denny, anak-anak tersebut banyak yang ingin bersekolah, tapi menunggu pihak yang bisa membantu. “Kenapa nggak pake uang hasil ngamennya buat sekolah?” pertanyaan itu pernah dilontarkan Denny kepada anak-anak itu. Namun, uang hasil mengamen tersebut tak sepenuhnya milik mereka, karena harus dibagi kepada mafia anak jalanan. Sehingga yang bisa dilakukan Denny hanyalah sebatas memberikan bantuan material dan pemikiran tentang pentingnya sekolah kepada mereka. Bergerak sendiri membantu semacam itu, menurut Denny, lebih baik daripada harus terlibat aktif secara organisasi. Sebisa mungkin, ia menghindari tetek bengek prosedural yang memperlambat langkahnya untuk menolong. “Kalau mau nolong, tapi terlalu banyak birokrasi, jadi lama nunggu. Mending turun langsung,” ungkap pria kelahiran Luwuk, Banggai, Sulawesi Tenggah, 11 Oktober 1981 ini.
er 2014
SuaraPelajarEdisi IV/Oktober - Desember 2014
5
Apresiasi Inspirasi
Tamu SUPER Usaha membantu secara pribadi yang dilakukan Denny juga berlanjut di kanal media sosialnya. Di sanalah, kerap terlempar obrolan tentang mereka yang butuh perhatian. Tak jarang, Denny pun diundang ke berbagai seminar motivasi dan ia bicara tentang hal yang membangkitkan semangat para kaum muda dan mereka yang butuh dimotivasi. Sebagai bentuk komitmennya, pada sejumlah penyelenggara seminar yang juga kekurangan dana, Denny pun tak mempersalahkan bayaran. Saat membantu sesama, entah untuk korban bencana alam atau orang kurang mampu, uangnya berasal dari kantong pribadi Denny. Ia menyisihkan sekitar sepuluh persen penghasilannya sebagai selebritis. Meskipun ada tren melelang atau menjual barang koleksi pribadi untuk mengumpulkan dana, Denny bukan termasuk dalam penyuka tren yang semacam itu. Ia mengaku lebih senang mengeluarkan langsung dari kantong pribadinya tanpa mesti menjual barang tertentu. Tak jarang juga, atas hal yang pernah dilakukannya, rekannya menitipkan dana dalam jumlah besar untuk disalurkan pada orang yang tidak mampu. “Dananya gede-gede. Kadang, takutnya pelanggaran hukum karena duit hasil pencucian uang,” cerita Denny. Akhirnya, atas beberapa permintaan, Denny terpaksa menolak dengan dalih bahwa dirinya belum sepenuhnya memberikan semua waktunya untuk aksi dan kepedulian sosial. Sejauh ini, ia masih menganggap apa yang telah
ia lakukan sebagai selingan dalam hidupnya di samping bekerja di dunia hiburan.
Marshanda juga pernah membantu hal yang sama untuk kegiatan We Care and Share.
Karena sering dipercaya menyalurkan dana, Denny tergerak untuk membuat sebuah yayasan sosial, meski baru sebatas wacana. Itupun ketika ia sudah mantap untuk memberikan waktu penuh untuk hal seperti ini. Ia membayangkan bila organisasi yang digerakkan oleh penggemarnya itu besar suatu saat nanti, ia berharap menjadikan We Care and Share sebuah yayasan sosial yang bisa dipercaya menerima dan mengelola titipan dana yang hendak disalurkan.
Denny mengaku saat ini cukup banyak selebritis yang menyenangi kegiatan sosial seperti yang dilakukannya. “Melanie Subono dan Pandji Pragiwaksono,” kata Denny menyebutkan dua selebritis yang concern terhadap masalah sosial.
Namun kata Denny, untuk sampai ke tahap itu, butuh dana yang tak sedikit untuk mempersiapkan gedung serta biaya lainnya untuk menggerakan yayasan. “Soalnya penggalangan dana di Indonesia ini sering rancu. Nah, kalau di tempat ini nantinya, bisa tahu, titipan dananya bisa dilihat dan jelas,” ungkapnya. Dibantu Sesama Selebritis Aksi yang dilakukan Denny dan pengurus We Care and Share lainnya juga disambut positif beberapa rekan sesama selebritis. Saat kunjungan rutin ke Yayasan Kanker Dharmais, bintang muda Chelsea Islan pun turut hadir memberi semangat pada anakanak penderita kanker. “Chelsea sempat bantuin We Care and Share. Pengen tahu langsung, dan dia datang sendiri. Niat membantu,” sebut Denny. Selain Chelsea,
Menurut pemain basket berdarah MinangkabauTionghoa yang pernah menyabet gelar Most Valuable Player (MVP) Indonesian Basketball League (IBL) 2008 ini, semua yang dilakukannya hingga saat ini dengan We Care and Share, murni karena cita-cita positif untuk membantu sesama. Sasaran akhirnya, kata Denny, adalah menciptakan orang yang tidak mampu secara material dan mentality, jadi mampu. Ia ingin menciptakan anak bangsa yang dalam keadaan apapun, bisa menjadi sesuatu. “Jadi seseorang yang ada value itu bisa dimiliki siapapun. Mereka bisa jadi apa yang mereka mau, dalam kekurangan apapun, menciptakan diri jadi sesuatu,” tutur Denny. Ia tidak hanya memberi arti itu pada penggemarnya yang telah bergerak semakin jauh dengan cita-cita mulai tersebut, tidak menjadi fans yang sekadar ingin dibalas tweet-nya di Twitter. Namun, juga telah mendorong setiap orang untuk menjadi istimewa. -Dodi Prananda
We Care and Share
Saat Fans Tak Hanya Sekadar Pemuja Sang Idola
Sebagai sebuah komunitas sosial yang diinisiasi oleh para penggemar Denny Sumargo, We Care and Share mendobrak pandangan kalau fans tak hanya sekadar pemuja idolanya. Mereka adalah remaja seperti kita. Yang seharihari bersekolah, bersenang-senang, bercanda ria, dan mengagumi sang bintang pujaan. Sosok yang mereka idolakan adalah atlet basket yang sekarang menekuni dunia hiburan, Denny Sumargo. Bisa dibilang, mereka bukanlah fans kebanyakan yang suka berteriak histeris saat bertemu sang idola, dan tergila-gila setengah mati. Mereka berbeda, saat sebuah komunitas sosial bernama We Care and Share didirikan karena mengidolakan orang yang sama. Mereka adalah Novanti Nur Cahyani, Utami Dwi Prasetya, Meidy Margaret, Monalisa Odittya, Zahra Annisa, Caroline Sambuaga dan Mega Sofiana. Mereka membentuk We Care and Share pada 31 Maret 2013 silam karena keinginan berbuat baik kepada sesama. “Kami membentuk komunitas ini jadi komunitas yang peduli terhadap problematika anak. Kami sadar peduli saja nggak membantu, makanya terjun langsung berbagi kebahagiaan pada mereka,” kata Caroline Sambuaga, Humas We Care and Share saat dihubungi Suara Pelajar beberapa waktu lalu. Kenapa anak-anak, karena kata Caroline, mereka adalah generasi penerus dan harus menembus masa depan yang panjang. Tak jarang, harapan seorang anak redup karena situasi. Nah, di situ peran We Care and Share memupuk harapan dengan motivasi. “Keadaan tak membatasi seseorang mewujudkan impian mereka,” sebut Caroline. Dari awal komunitas ini dibuat, peran Denny Sumargo hanyalah sebagai penasihat. Saat para pendiri mengusulkan niat mendirikan We Care and Share, Denny bahkan sempat meragukan. “Risikonya banyak,” kata Denny. Tetapi, 7 penggagas itu berusaha meyakinkan bahwa mereka
bisa menjalankan sepenuhnya. Sementara Denny dilibatkan untuk urusan figur saat kunjungan ke RS Dharmais, penggalangan dana, untuk memberi speak, atau membantu saat pegiat kekurangan dana. Aksi sosial pertama yang dilakukan mereka adalah berkunjung ke RS Dharmais. Mereka juga menggandeng Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI). Di Dharmais, mereka melihat kondisi anak-anak penderita kanker. Tidak hanya sekadar berkunjung, We Care and Share juga memberika motivasi serta memberikan donasi kepada para penderita kanker.
“Tidak ada kesia-siaan dalam hidup dan yang membedakan kita dengan orang lain adalah usaha besar kita.” – Denny Sumargo
“Senang rasanya melihat kebahagiaan mereka saat kami hadir di sana,” kata Caroline mengungkapkan pengalaman kegiatan yang dilakukan 14 Maret 2013 silam.
orang-orang yang tertarik dengan hal serupa. Di We Care and Share, Meidy menjabat sebagai Sekretaris.
Menurut Denny pendiri We Care and Share ini adalah anak-anak yang mau belajar sesuatu, dan berani mengambil tantangan. Lewat kegiatan yang dilakukan hingga kini, kata Denny, mereka berusaha membuat orang untuk menjadi sesuatu. “Mendorong setiap orang istimewa,” ujar bintang film 5cm ini.
Orang yang sepaham lainnya adalah Utami Dwi Prasetya. Dwi pun dipercaya sebagai Wakil Ketua. Dwi menyebutkan, alasannya bergabung dengan We Care and Share adalah karena ingin memberikan perhatian, dukungan, serta membantu anak-anak yang membutuhkan mewujudkan mimpi.
Titik Balik We Care and Share Bagi Novanti Nur Cahyani, Ketua We Care and Share, kebaikan apapun harus dilakukan dengan hati yang tulus. Ia mengatakan dari setiap aksi yang dilakukannya, hal yang penting ia petik adalah kekayaan dan kebahagiaan hati. “Nikmati prosesnya, ukur dan ambil risikonya,” kata Nova.
Mereka berharap We Care And Share menjadi foundation yang fokus pada anak-anak yang membutuhkan dukungan, baik secara moril ataupun materil. “Saya juga berharap We Care And Share dapat lebih berkembang dalam membuat kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi kemanusiaan khususnya untuk anakanak dan memperoleh banyak dukungan dari keikutsertaan pihak-pihak yang diharapkan dapat memberikan kontribusinya terhadap kegiatan kami,” papar Nova.
Ia mengatakan ide mendirikan We Care and Share berawal dari obrolan santai dengan Meidy. Mereka berencana melakukan kegiatan sosial untuk anak-anak penderita kanker. Kemudian, ide itu pun mewujud nyata karena bertemu
Dodi Prananda Foto: Facebook We Care and Share
SuaraPelajarEdisi IV/Oktober - Desember 2014
6
Apresiasi Inspirasi
Korban Tsunami
BERKUMPUL KEMBALI SETELAH sepuluh TAHUN
Film Soekarno Versi Panjang untuk HUT RI
Raudhatul Jannah, gadis berusia empat belas tahun yang hilang terbawa gelombang pada bencana Tsunami Aceh 2004 kembali bersatu dengan keluarganya. Orang tuanya menganggapnya tewas setelah melakukan pencarian selama satu bulan. Kala itu, Raudhatul masih berusia empat tahun, ia hilang bersama kakak laki-lakinya yang saat itu berusia tujuh tahun.
Layar perak Indonesia akan kembali menayangkan film Soekarno untuk masyarakat Indonesia. Film bertajuk Soekarno Extended Version ini dikeluarkan sesuai dengan momentum peringatan HUT RI ke-69. Sebelumnya, pada tahun 2013, Multivision merilis film Soekarno: Indonesia Merdeka yang menjadi sorotan di tanah air.
Ketika bencana terjadi, Raudhatul ditemukan oleh seorang nelayan di pesisir Aceh Barat Daya. Kemudian ia dibesarkan selama sepuluh tahun oleh ibu dari nelayan tersebut. Pertemuan kembali Raudhatul dengan orang tuanya dimulai ketika saudara ibunya melihat dirinya pada Juni 2014. Sang paman merasa, Raudhatul sangat mirip dengan keponakannya yang sepuluh tahun lalu hilang. Ia kemudian mempertemukannya dengan sang ibu yang langsung merasakan ikatan tertentu. Sang ibu pun siap dites DNA bila ada yang meragukan. Raudhatul menceritakan pada orang tuanya bahwa ada kemungkinan kakaknya bertahan hidup di Pulau Banyak. Keluarga tersebut akan melakukan pencarian lanjutan terhadap anak laki-laki mereka yang hilang tersebut. (Aninta Ekanila/berbagai sumber)
Ratusan Ribu Siswa SMA Masuk PTN
Masa perkuliahan di beberapa kampus akan segera dimulai. Setidaknya, lebih dari 300.000 pendaftar lolos dalam seleksi masuk Perguruan Tinggi Negri (PTN) lewat jalur undangan, ujian bersama, dan mandiri. Para mahasiswa baru tersebut menduduki kursi yang dibuka oleh 61 PTN di Indonesia. Untuk masuk PTN tahun ini, kembali dua jalur seleksi dibuka oleh pemerintah. Pertama, jalur undangan dengan melihat nilai rapor atau SNMPTN yang hasilnya keluar pada bulan Mei 2014. Kedua, jalur ujian tulis SBMPTN pada Juni 2014. Kuota penerimaan terbesar terletak pada jalur SNMPTN yaitu sebesar 50%. Lebih dari satu juta pendaftar berjuang masuk lewat seleksi pemerintah ini. Tahun ini, seleksi lewat ujian mandiri yang dibuka oleh masing-masing PTN juga masih dibuka. Namun, ada tiga PTN yang tidak membuka jalur ini yaitu Universitas Padjajaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Seluruh rangkaian pendaftaran ujian pun masih dilakukan secara online.
Ada adegan yang tak muncul di film sebelumnya.
Film ini masih bercerita seputar kehidupan mantan presiden Soekarno dari mulai ia belajar dari gurunya H.O.S Tjokroaminoto, kisah cintanya, hingga gagasannya untuk kemerdekaan Indonesia. Versi panjang ini akan menampilkan adegan-adegan yang tidak terdapat dalam film sebelumnya untuk menambah nuansa cerita. Film besutan Hanung Bramantyo ini masih menggandeng aktor dan aktris populer seperti Ario Bayu, Maudy Koesnaedi, dan Lukman Sardi. Film ini sudah bisa disaksikan mulai tanggal 14 Agustus 2014. (Aninta Ekanila/berbagai sumber)
PELAJAR INDONESIA DI AUSTRALIA RAYAKAN KEMERDEKAAN
Gie akan diangkat ke dalam pentas teater di Panggung Merdeka.
Para pelajar Indonesia di Australia punya pesta rakyat sendiri untuk memeriahkan kemerdekaan Indonesia. Setiap tahunnya, Persatuan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) mengadakan kegiatan yang bernama Panggung Merdeka. Tahun ini, Panggung Merdeka akan diadakan pada tanggal 16 Agustus 2014. Panggung Merdeka merupakan acara kolaborasi antara PPIA dengan komunitas-komunitas orang Indonesia di Australia. Beberapa warga Australia pun ikut menjadi panitia dalam penyelenggaraannya. Panggung Merdeka tahun ini akan mementaskan cerita Soe Hok Gie dalam pertunjukkan teater dan musik. Kelompok Masyarakat Kreatif Indonesia di Australia (ICCA) juga turut menciptakan sebuah soundtrack untuk teater ini. Selain mengadakan pertunjukan teater, para panitia juga mengadakan beberapa lomba dengan hadiah-hadiah menarik dari mulai tiket pesawat, paket menginap di Bali, hingga voucher diskon restoran-restoran Indonesia. (Aninta Ekanila/berbagai sumber)
(Aninta Ekanila/berbagai sumber)
Pergamano: Kertas Pembawa Rezeki Pergamano! Hmm... mungkin kata ini terdengar asing di telinga kita, tetapi tidak untuk para penggemar dan pengrajin seni kertas yang berasal dari negeri kincir angin tersebut. Detailnya yang unik serta rangkaian hiasan dan ukiran yang melekat, membuat pergamano tampil dengan anggun dan begitu indah ketika dipamerkan. Apalagi jika kertas Pergamano yang telah disulap menjadi karya seni ini dijual dalam berbagai bentuk dan variasi kegunaan. Tentunya siapapun akan rela mengeluarkan uang lebih, sekAdar menjadikan si kertas pembawa rezeki ini sebagai penghias cantik di rumah ataupun barang pajangan. Ya, Pergamano adalah salah satu hasil seni buatan tangan yang masuk ke Indonesia pada tahun 1997. Tak disangka, sebenarnya kerajinan ini sudah ada sejak berabad yang lalu ketika Bangsa Turki mengembangkannya. Kemudian seni ini merambah ke Benua Eropa serta melahirkan sesosok
ber 2014
SuaraPelajarEdisi IV/Oktober - Desember 2014
7
Apresiasi Inspirasi
(Michelle Marietta Secoa)
Rp 1 dan juga uang lama akan tetap berlaku karena dalam Peraturan BI ada jangka waktu 10 tahun antara penerbitan mata uang baru ini sampai dengan pemusnahan desain uang kertas dan logam lama.
Di HUT ri Ke-69, Bakal Ada Uang NKRI Lho...
Mulai beredar serentak 17 Agustus dan telah dicetak puluhan juta lembar. Uang yang disebut-sebut sebagai uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan segara diedarkan kepada publik. Penerbitan uang NKRI ini dilakukan untuk melaksanakan amanat dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 mengenai Mata Uang. Adapun ciri uang NKRI yang akan diterbitkan tertuang dalam pasal 5 ayat 1 UU No. 7 Tahun 2011. Ciri-ciri dari Uang NKRI adalah gambar lambang negara, Garuda Pancasila, frasa Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebutan pecahan dalam angka dan huruf sebagai nilai nominalnya, tanda tangan pihak pemerintah dan Bank Indonesia, nomor seri pecahan, teks “Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia Mengeluarkan Rupiah Sebagai Alat Pembayaran yang Sah Dengan Nilai…”, serta tahun emisi dan tahun cetak. Dalam UU yang sama juga disebutkan bahwa pengelolaan Rupiah kini tidak hanya dilakukan oleh BI tetapi juga berkoordinasi dengan Pemerintah, khususnya dalam tahapan perencanaan, pencetakan, dan pemusnahan. Uang baru NKRI akan beredar pada tanggal 17 Agustus 2014 bertepatan dengan HUT RI yang ke-69. Menurut Ronald Waas, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), tanggal tersebut dipilih karena terdapat dalam UU, dimana pada pasal 42 menyatakan bahwa uang kertas dengan ciri umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat 1 mulai berlaku, dikeluarkan, dan diedarkan pada tanggal 17 Agustus 2014. “Jadi memang harus tanggal itu”, ucap Ronald. BI sendiri memang telah menyelesaikan segala persiapan terkait desain dan pencetakan uang baru tersebut. Uang NKRI bukanlah uang Redenominasi atau penyederhanaan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya. Belakangan ini telah beredar gambar di media sosial yang menampilkan desain baru uang NKRI yang telah diredenominasi. Desain tersebut menghilangkan tiga angka nol di setiap satuan nilai rupiah. Ada tiga gambar desain masing-masing untuk pecahan Rp 20, Rp 50, dan Rp 100. Namun ternyata desain uang yang beredar itu hanyalah bahan persentasi BI ketika melakukan konsultasi publik. Uang NKRI yang akan diluncurkan tidaklah demikan dan secara nilai tidak ada perbedaan dengan yang berlaku saat ini. Jadi, tidak akan terjadi perubahan dari uang Rp 1000 menjadi
Sementara itu, dilansir dari website www.bi.go.id, BI juga menambahkan untuk RUU Redenominasi saat ini masih dalam pembahasan di DPR RI dan belum ditetapkan. Dengan demikian, kebijakan sumber: sidomi.com
penggerak dan inspirator pergamano dunia bernama Martha Ospia. Pergamano telah menarik banyak perhatian masyarakat kita dan pasar Indonesia serta diminati semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga mereka yang berusia lanjut. Ada yang menganggap seni ini sebagai hobi belaka untuk mengisi waktu luang, ada yang hanya menjadi penikmat saja, dan ada pula yang menikmati rezeki dengan menjadikan pergamano sebagai ladang bisnis. Lalu, bagaimana cara membuat sebuah pergamano? Pada awalnya bahan dasar yang digunakan adalah kulit binatang. Namun lambat laun, kertas kalkir seberat 150 gram lah yang dipakai karena lebih murah dan mudah didapat. Langkah pertama adalah dengan menggambar pola yang ada di kertas kalkir dengan menggunakan alat bernama mapping pen, yang sebelumnya telah dicelupkan terlebih dahulu pada tinta warna pergamano. Setelah menjiplaknya, kita dapat memperindah karya dengan berbagai alat seperti; embossing tool untuk menciptakan tonjolan halus, perforating tool untuk melubangkan kertas, gunting pergamano, dan sebagainya. Tak hanya itu, terdapat juga alatalat yang diperuntungkan bagi mereka yang sudah mahir membuat pergamano, seperti aneka bentuk jarum (hati, segilima, tetesan air), krayon dan bensin, hingga cat serta pensil warna khusus pergamano. Hasil Pergamano sangat bervariasi, baik bentuknya maupun kegunaannya. Sebut saja kotak, kartu, pembatas buku, jam, sepatu, boneka, pohon natal dan keranjang bayi. Semua karya dikreasikan secara bebas dan kreatif sesuai keinginan pembuat dan pemesannya. Dan perlu diketahui juga, bahwa ternyata harga sebuah pergamano yang telah diselesaikan cukup tinggi, berkisar dari 30 ribu sampai 5 juta. Tentunya, semakin rumit dan lama waktu pengerjaannya, semakin mahal pula harga yang harus dibayar untuk membeli seni kertas tersebut. Wah, benar-benar si kertas pembawa rezeki! Selain sebagai karya seni, pergamano dapat meningkatkan ketelitian, kesabaran, dan kreativitas bagi mereka yang membuatnya. Hasrat untuk selalu mengembangkan dan mencari ide baru juga dituntut dalam pengerjaan seni yang satu ini. Proses menyelesaikannya asyik, dan hasilnya pun dapat dijual ke teman, saudara, dan bahkan orang-orangdi negara lain. Jadi selain membawa rezeki untuk diri sendiri, pergamano juga dapat memberikan kepuasan kepada orang lain yang menikmati karyanya. Tak sabar membuat Pergamano? Selamat mencoba!
redenominasi rupiah belum
diimplementasikan dalam waktu dekat. Ronald mengatakan bahwa uang NKRI bentuknya uang kertas semua. Untuk semua nominal akan dikeluarkan dalam bentuk tersebut dari Rp 1.000 sampai Rp 100.000. Sejauh ini, BI belum membocorkan gambaran desainnya. Beliau menambahkan bahwa tidak akan ada banyak perubahan yang signifikan pada uang NKRI. Secara kasat mata, perubahannya ada pada bagian tanda tangan karena sudah mencantumkan Menteri Keuangan mewakili pemerintah. Dalam UU No 7/2011 tentang Mata Uang, disebutkan bahwa Indonesia akan mengeluarkan uang kertas jenis baru yang kini menyertakan tanda tangan pemerintah yang diwakili oleh Menteri Keuangan. Karena selama ini, uang kertas hanya ditandatangani oleh BI, baik itu gubernur atau deputi gubernur. Jumlah uang yang dicetak juga akan disesuaikan sesuai estimasi kebutuhan. Karena ada pencetakan uang baru, maka jumlah uang lama akan perlahan dikurangi. BI sendiri telah mencetak uang NKRI dengan jumlah puluhan juta lembar untuk diedarkan mengganti uang yang telah beredar saat ini, secara bertahap. Distribusi uang NKRI akan dilakukan serentak di seluruh Indonesia, lewat kantor cabang BI maupun bank swasta dan BUMN sebelum tanggal 17 Agustus, sehingga saat pengumuman Uang NKRI sudah tersedia di kantor-kantor seluruh Indonesia. Ronald juga memaparkan, semua uang yang diterbitkan BI harus ada peraturannya. Hal itu pun juga berlaku untuk uang NKRI yang sebentar lagi akan terbit. “Nah BI akan mengeluarkan peraturan Bank Indonesia untuk peredaran uang NKRI ini,” jelas Ronald. Agar masyarakat tidak lagi keliru dan kaget mengenai uang NKRI, BI sendiri paling tidak seminggu sebelum perilisannya, akan melakukan sosialisasi kepada publik mengenai uang NKRI. (Intan Sri Setyowati/berbagai sumber)
SuaraPelajar
8
Edisi IV/Oktober - Desember 2014
Apresiasi Inspirasi
Youthopian
Merdeka dari
Kebodohan Kala itu, lapangan dipenuhi dengan guru-guru, murid-murid, dan seluruh pegawai sekolah yang sedang berbaris dan bernyanyi lagu kebangsaan. Lingkaran mata semakin berbinar ketika melihat kelas-kelas sudah bersih, meja dan kursi yang tertata rapi dan pernak-pernik yang bernuansa merah putih terdapat di setiap sudut kelas. Tidak hanya di satu sekolah, ternyata hampir di setiap sekolah terdapat ritual yang sama. Bahkan, beberapa sekolah menambahkannya dengan kegiatan perlombaan ataupun pagelaran musik. Hal tersebut bukan suatu hal yang biasa bagi pelajar sekolah di Indonesia saat merayakan hari kemerdekaan. Apalagi tahun 2014 semakin istimewa, negara ini memasuki usia yang ke 69 tahun dimana telah terjadi berbagai perubahan kondisi yang semakin mendewasakan masyarakatnya. Miris, semangat kemerdekaan di kalangan pelajar hanya timbul saat sedang mengikuti upacara bendera merah putih. Sebab, di balik itu semua tersimpan rasa sedih dan kecewa melihat tingkah laku para pelajar di Indonesia. Sepanjang tahun 2013, berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), jumlah kasus tawuran mencapai 255 kasus. Jumlah kasus yang terjadi meningkat cukup signifikan dibandingkan tahun 2011 yang hanya 147 kasus. Memasuki tahun 2014, bukan menjadi suatu tahun perubahan bagi pelajar Indonesia. Berita mengenai kekerasan antar pelajar masih saja tak pernah luput dari pemberitaan media. Lucunya, baru memasuki ajaran baru para pelajar sudah melakukan aksi kekerasan dan tawuran antar sekolah. Lebih parahnya lagi, momen bulan puasa khususnya sahur yang dijalankan oleh umat muslim setiap tahunnya dijadikan ajang untuk ugalugalan dan unjuk kehebatan antarpelajar sekolah hingga menewaskan korban.
yang sama. Jumlah kasus tersebut mungkin dapat lebih besar karena tidak semua kasus langsung dilaporkan kepada pihak-pihak yang berwajib. Sungguh, gambaran seperti ini telah menghiasi dunia pendidikan di Indonesia yang sudah berusia 69 tahun sejak kemerdekaan. Para pelajar mungkin tidak tahu bagaimana keadaan di luar sana. Kitab Undang-Undang Nomor 23 pasal 9 ayat 1 tahun 2002 yang di dalamnya tertulis bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya ternyata tidak terdapat implementasi. Faktanya, lebih dari 600 ribu anak yang berusia di bawah 18 tahun masih mengalami putus sekolah dan mengalami buta huruf. Kalaupun masih dapat mengenyam pendidikan, beberapa harus melewati jembatan dan menyebrangi sungai hingga mendaki bukit agar sampai tepat waktu pada sekolah.
Realitas yang terjadi mungkin tidak sepenuhnya dapat menyalahkan salah satu pihak. Apalagi, berbicara pendidikan dan pelajar terdapat 3 institusi yang dapat saling terkait satu sama lain yakni keluarga, sekolah dan pemerintah. Namun, ada hal yang lebih mendasar lagi dari hal tersebut yakni semangat memerdekakan kebodohan yang mungkin belum tertanam dalam setiap benak generasi muda Indonesia. Dik Doank, Dan Roberts dan Butet Manurung dapat menjadi sumber inspirasi dan renungan bagi kita Tidak sampai pada kasus semua. Mereka adalah sosok pahlawan kekerasan, kejahatan yang ramai terjadi di kemerdekaan pendidikan. kalangan pelajar adalah kejahatan asusila Dik Doank mendirikan yayasan dimana mengalami peningkatan hingga 8 persen pada tahun 2013 dibandingkan pendidikan yang bernama Kandank tahun 2012. Meskipun data tersebut Jurang Doank untuk mengajar anak-anak hanya menunjukkan realitas ibu kota kurang mampu, yang sulit mendapatkan negara Indonesia akan tetapi berdasarkan pendidikan layak. Yayasan pendidikan paparan ketua Komnas PA, Arist Merdeka tersebut mengajarkan pendidikan seni dan Sirait, tidak menutup kemungkinan di keterampilan hingga pendidikan untuk kota-kota lain juga mengalami jumlah melestarikan alam dan mengelola alam
dengan baik. Lain lagi, Dan Robert, pria dari Amerika Serikat yang sempat bersekolah di Indonesia ini memiliki semangat untuk mengajarkan anak-anak yang kurang beruntung bermain sirkus dan kegiatan seni lainnya. Bahkan, Red Nose Fondation, organisasi yang dibentuknya tersebut juga mengajarkan pelajaran pada umumnya. Tokoh lainnya yang tak kalah sangat menginspirasi. Butet Manurung yang memiliki nama lengkap Saur Marlina Manurung merupakan sosok yang sangat peduli dengan warga penghuni hutan di Indonesia. Butet telah mendirikan sekolah rimba dan berhasil memberikan pendidikan bagi 10.000 anak dan orang dewasa anggota suku anak dalam di hutan Bukit Duabelas, Jambi. Tak peduli dengan keadaan hutan belantara, Butet dengan penuh semangat menerjangnya untuk menemui kelompok-kelompok masyarakat pendidikan. Uraian tokoh di atas menunjukkan bahwa ternyata kepedulian terhadap pendidikan masih belum dimiliki generasi muda sebagai pelajar masa kini. Kemerdekaan bukan sebatas merayakan kebebasan. Akan tetapi lebih dari itu, kita sebagai generasi muda mengetahui apa yang harus kita lakukan dalam melihat kondisi bangsa dan negara kita. Mungkin kita belum merasa mampu untuk mengikuti jejak para tokoh di atas, namun kita dapat memulai langkah awal dengan belajar untuk memperbaiki diri sendiri dan mempedulikan sesama kita. Ketika pemerintah sedang sibuk dengan penetapan kurikulum 2013 ataupun Bantuan Siswa Miskin (BSM), kita sebagai generasi muda dapat memulai untuk memaksimalkan kesempatan belajar yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Pada akhirnya, bekal ilmu yang kita miliki nantinya dapat kita bagikan terhadap sesama kita yang belum mendapatkan hak pendidikan. (Christian Andre Samosir)
ber 2014
SuaraPelajarEdisi IV/Oktober - Desember 2014
9
Apresiasi Inspirasi
Special Report
WHAT THEY SAY WHAT THEY GOT WHAT THEY BRING FROM
indonesia di wakatobi, youth sulawesi tenggara forum 2014
Indonesia Youth Forum adalah sebuah forum yang mempertemukan berbagai macam pemuda dengan ide atas social project yang dijalankan masing-masing. Saya merasa sangat beruntung untuk mendapat kesempatan menjadi bagian dari forum ini, apalagi untuk tahun ini acara IYF diselenggarakan di Wakatobi yang terkenal sebagai surga bawah laut dunia.
Bagi saya, perjalanan menuju Wakatobi tak akan pernah terlupakan. Bersama sebagian peserta, saya menaiki kapal dari Kendari selama lebih dari 10 jam, terombang-ambing ombak yang mencapai kurang lebih 7 meter, demi mengikuti acara Indonesia Youth Forum yang diselenggarakan di surga bawah laut,Wakatobi. Perjuangan tersebut berbuah manis. Sesampainya di sana, sambutan meriah dan hangat dari Pemda dan seluruh warga dengan pemberian tenun khas Wakatobi kepada setiap peserta membuka perjalanan saya di negeri Matahora. Berawal dari keinginan menjelajahi wilayah Indonesia hingga ke pelosok, Indonesia Youth Forum 2014 menjadi milestone saya sebagai pemuda untuk mengembangkan potensi pariwisata alam Indonesia. Di acara yang berlangsung selama empat hari, 200 peserta yang berasal dari seluruh Indonesia mendapatkan bekal untuk membuat social project. Dengan mengundang tokoh ternama dari Ford Foundation Representatives Indonesia, Microsoft, Kemenpora, dan lainnya, memberikan pengetahuan yang sangat berharga terutama untuk membuat social project yang berkelanjutan. Kehidupan selama di Wakatobi juga memberikan “tamparan� tersendiri bagi saya. Dipertemukan dengan Kepala Suku Bajau dan pemuda-pemudi di sana, membuat saya sadar bahwa pemuda merupakan tonggak dari pembangunan masa depan. Terutama pertemuan dengan Bupati Wakatobi yang sudah menjabat selama dua periode, Ir. Hugua. Selain cerita kerja kerasnya membangun gugusan empat pulau tersebut, kesan bahwa kesederhanaan akan membuat orang menjadi luar biasa benar-benar tampak pada kepemimpinannya. Meski sering melancong ke luar negeri, beliau kini kembali ke tanah air dan mau bersusah payah membangun Wakatobi selama hampir 10 tahun. Ini menjadi pelajaran
Sumber: Dok. pribadi
berharga bagi saya dan 200 pemuda lainnya, untuk membangun daerah pelosok pasca IYF 2014. Pemandangan pantai yang jernih bak kaca, bintang laut yang terlihat dengan mata telanjang, alam yang masih murni, serta tradisi dan adat yang masih terjaga, berhasil membuat saya merasa berat meninggalkan Wakatobi. Selain itu, acara yang berlangsung selama empat hari ini telah menumbuhkan kecintaan untuk membangun tanah air, terutama di Indonesia bagian Timur. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru, mendapat teman-teman dari seluruh wilayah Indonesia, ditambah keindahan alam dan budaya di Wakatobi, merupakan keuntungan yang hanya bisa didapatkan di Indonesia Youth Forum 2014. Kelak, 5-10 tahun lagi, dari forum ini akan lahir pemuda pemimpin bangsa.
Saya menjumpai banyak sekali pemuda dari berbagai pelosok Indonesia yang memiliki ide kreatif, semangat tinggi, dan berbagai nilai-nilai positif lainnya. Saya pun banyak belajar dari sesama peserta IYF. Ditambah dengan materimateri yang diberikan oleh panitia tentunya semakin melengkapi nilai-nilai positif untuk pemuda di forum ini. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di forum ini sangat berguna untuk membangun pemikiran kita dan aksi nyata kita. Sebagai contoh, penanaman pohon yang dilakukan oleh peserta IYF di kawasan Matahora. Untuk saat ini mungkin belum terlihat, namun dalam beberapa tahun mendatang pasti pohonpohon ini menjadi sumber oksigen untuk Wakatobi. Begitu banyaknya pemuda yang memiliki pemikiran-pemikiran dan ide yang brilian tentunya sebuah tanda baik untuk Indonesia ke depannya. Tentunya ini akan menjadi kekuatan untuk Indonesia ke depannya dalam menghadapi tantangan-tantangan yang berasal dari luar maupun dalam negri sendiri. Kedepannya, saya yakin para alumni dari Indonesia Youth Forum ini akan menjadi putra putri terbaik bangsa yang akan berada di barisan terdepan dalam membangun negara Indonesia dalam rangka menyejahterakan rakyatnya. (Fendy Fadillah Akbar, Peserta Indonesia Youth Forum, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada)
Salam dari Wakatobi, Salam Matahora! (Halida Nufaisa, Peserta Indonesia Youth Forum, Mahasiswi Sosiologi, Universitas Indonesia, 2011) Sumber: Dok. pribadi
IYF 2014 di Wakatobi adalah konferensi pemuda nasional termegah dibandingkan forum serupa yang pernah saya ikuti. Mengundang hampir 200 pemuda Indonesia, didukung pemerintah setempat. Jarang sekali pemerintah terlibat dalam kegiataan kepemudaan. Banyak hal yang saya pelajari. Mulai dari kearifan lokal, budaya peserta, manajemen acara hingga teknis acara. Tema yang diusung —The Role of Youth: Action on preserving heritage and marine tourism sustainability— menarik, terlebih karena saya mahasiswa kelautan di Undip. Sumber: Dok. pribadi
Sebelum menginjakkan kaki di negeri Matahora ini, saya
sudah mendengar prestasi yang membanggakan dari Ir. Hugua dalam memimpin Wakatobi. Hal ini menjadi motivasi sendiri untuk terlibat dalam acara yang dipimpin oleh Kang Fajar Kurniawan. Acara ini mengundang banyak pembicara yang inspiratif, seperti Bapak Jend. Purn. Luhut B. Panjaitan. Pengalaman saat berkunjung ke Desa Suku Bajo yang membuka wawasan saya, ketika pemimpin suku menyampaikan visi maritim. Tak kalah berkesan saat penutupan yaitu penanaman pohon dan peletakkan batu pertama pembangunan tugu cagar Biosfer. (Esha Saratoga, Peserta IYF 2014, Mahasiswa Universitas Diponegoro, Semarang)
Edisi IV/Oktober - Desember 2014 SuaraPelajar
10
Apresiasi Inspirasi
Special Report
Forum Pelajar Indonesia ke-6
Tanamkan Rasa “Bangga Menjadi Indonesia” Dari sepanjang FOR yang pernah digelar, Forum Pelajar Indonesia ke-6 bisa dibilang forum dengan agenda tersibuk. Memecahkan rekor Muri pengibaran bendera merah putih di dalam mall saat peringatan 17 Agustus.
Direktur ISYF, A. Fajar Kurniawan
Susana Pembukaan
Siang itu, Wisma Taman Mini Indonesia Indah TMII tampak sibuk. Pelajar berseragam turun dari taksi sambil menentang bagasi. Baru saja memasuki Wisma, panitia acara sudah menyambut di meja pendaftaran ulang. “Baru datang ya? Dari provinsi mana?” tegur Texuri Sukmitasari pada rombongan pelajar. Sang pelajar menjawab asalnya, menulis di berkas daftar ulang.
and Youth Forum (ISYF) telah memulai destinasi pertama. Ini jarang sekali terjadi. Pada FOR sebelumnya, kegiatan kunjungan selalu dilakukan setelah orientasi dan pembukaan. Di tahun ini, belum-belum pembukaan resmi, sudah ada agenda mengunjungi dua destinasi dengan rombongan terpisah. Sebagian ke kantor Coca Cola Amatil Indonesia, sebagian lagi ke Japan Foundation. Ini yang membuat FOR6 disebut-sebut sebagai FOR tersibuk sepanjang masa.
Malam harinya acara yang berlangsung dari hari Rabu (13/8/2014) hingga Minggu (17/8/2014) ini dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Daftar ulang pun berlangsung cepat, peKreatif Mari Elka Pangestu. Malam serta diarahkan ke kamarnya, lalu diminta ini, oleh sebagian peserta sangat bersiap-siap. “Langsung siap-siap karena berkesan. Mereka selalu terkenang kita akan menuju destinasi pertama sebe- saat Mari memperkenalkan salam lum ke acara pembukaan di Kementerian tiga jari. Bahkan, dalam beberapa Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Jalan forum dengan lembaga negara, Merdeka Barat, Jakarta Pusat. para pelajar kerap mengulang kembali salam tersebut. Jakarta sore itu cukup bersahabat. Rombongan pe- Forum Pelajar diikuti 250 pelajar serta Forum SMA se Indonesia. Mereka adalah Pelajar Inpelajar terpilih yang telah diseleksi donesia ke- dari 1025 pendaftar. Kegiatan yang 6, forum ta- pertama kali digelar tahun 2009 ini, hunan yang mengangkat tema berbeda setiap tahunndiselengya. Kali ini, temanya adalah Bangga Mengarakan jadi Indonesia. Kenapa harus nama itu? Indonesian Karena menurut Direktur ISYF, A. Fajar Student Kurniawan, ide tersebut untuk menumSelfie dengan Pejabat di BI
buhkan kecintaan dan kebanggan pelajar terhadap identitas bangsa dan negara Indonesia. “Supaya mereka bisa mengasah kemampuan dari segi pengetahuan maupun kreativitas untuk membangun Indonesia di masa yang akan datang,” ungkap Fajar kepada Suara Pelajar beberapa waktu lalu. Senada dengan Fajar, Penasihat ISYF, Jumhur Hidayat mengatakan tema tersebut penting untuk ditanamkan pada pelajar. Sebagai negara kepulauan yang juga terdiri dari berbagai etnik In-
Dialog pelajar dengan Dato Sri Tahir (Bos Mayapada Group)
donesia patut berbangga. “Kebanggan itu diteruskan dengan langkah nyata, diperlukan visi nasional utamanya pemimpin,” kata Jumhur di Blok M Plaza, Jakarta Selatan, Minggu (17/8/2014).
014
Tahir (Bos
Edisi IV/Oktober - Desember 2014 SuaraPelajar
11
Apresiasi Inspirasi
Suasana Setelah Pembukaan
Banyak pengalaman berkesan yang tertoreh di benak peserta. Mereka mengikuti sejumlah agenda mulai dari Meet The Leader, Meet the CEO, Corporate Visit, Festival Nusantara, Pencatatan MURI untuk Upacara dalam Mall pertama, dan kunjungan ke lembaga negara. Untuk Meet The Leader misalnya, peserta berkesampatan mengunjungi Istana Wakil Presiden dan disambung langsung Wapres RI Boediono. Untuk Meet The Leader, peserta juga berdialog dengan bos Mayapada Group yang juga seorang filantropis, Dato Sri Tahir. “Pertanyaan mereka klasik, tajam. Saya berharap sharing yang diberikan bisa membantu mereka dalam kegalauan. Mereka sedang mencari identitas, mencari identitas yang baik,” kata Tahir di @america, Pacific Place, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2014) Tak cukup sampai di situ, pelajar juga mengunjungi lembaga pemerintah. Menurut Jumhur, hal itu dilakukan agar pelajar diperkenalkan dengan kehidupan pemerintahan. “Misalnya tantangan apa yang sedang dihadapi pemerintah. Mereka dibekali soal itu,” ujarnya. Lembaga pemerintahan yang dikunjungi antara lain Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia. Kunjungan di OJK, pelajar dibekali ilmu mengenai literasi keuangan sekaligus memperkenalkan lembaga yang menaungi sekuritas jasa keuangan tersebut. Pelajar diterima oleh Komisioner OJK di Menara Radius Prawiro, Komplek BI, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/201). Rombongan lain di saat yang bersamaan berkunjung ke Bank Indonesia. Menurut Fajar kunjungan ke OJK bisa membekali pelajar pengetahuan mengenai literasi keuangan (financial literacy). “Diharapkan financial literacy bisa diimplementasikan di sekolah,” kata Fajar. Ia menambahkan, agenda kunjungan ke lembaga pemerintahan yang baru sudah dimulai pada FOR di tahun 2013. FOR angkatan ke-5 tersebut berkunjung ke BPJS.
Festival Pelajar di Plaza Blok M
Hari Kedua Wapres
Asyiknya Belajar Teknologi di Microsoft Indonesia
Festival Seni Nusantara di Plaza Blok M
Dialog Pelajar dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh di Kantornya
Hari pertama Geng Coca Cola
Istana Wapres
Yang tak kalah menarik dari FOR 6, selain disebut sebagai FOR tersibuk adalah FOR kali ini berhasil memecahkan Rekor MURI untuk kegiatan pengibaran bendera di dalam mall. Sampai saat ini, forum ini telah menghasilkan 1500 alumni, sementara jaringan pelajar yang pernah bernaung dalam kegiatan ISYF tercatat sebanyak lebih dari 600 ribu alumni. (Dodi Prananda) Hari Pertama Geng Japan Foundation
Mari Elka Pangestu
Wapres berpidato
SuaraPelajar
Edisi IV/Oktober - Desember 2014
12
Apresiasi Inspirasi
GALERI INDONESIA KAYA Belajar Kebudayaan Tradisional Indonesia dengan Teknologi Canggih Mal pun sekarang tidak lagi menjadi sekedar tempat berbelanja. Galeri Indonesia Kaya membuat mal menjadi salah satu tempat menarik untuk belajar kebudayaan Indonesia yang ditampilkan secara interaktif.
mengenai kebudayaan Indonesia secara interaktif dan menarik. Lokasi galeri ini yang terletak di mal Grand Indonesia di pusat ibukota Jakarta memudahkan akses pengunjung ke galeri serta memberikan alternatif tujuan wisata kepada pengunjung mal selain hiburan-hiburan modern yang biasa terdapat di mal. Di sini, informasi mengenai kebudayaan
dari berbagai daerah. Selain pameran dan peragaan kebudayaan tradisional, Galeri Indonesia Kaya juga menyediakan auditorium berkapasitas 150 orang yang dilengkapi dengan panggung dan peralatan multimedia yang canggih. Di auditorium ini, biasa dilaksanakan pertunjukan, baik kesenian tradisional maupun modern Indonesia. Apabila pertunjukan sedang tidak dilaksanakan, kamu bisa menikmati tarian daerah bersama Fantasi Tari Indonesia yang membuatmu seakan-akan menari bersama penari-penari Indonesia.
sumber:kompasiana.com/dinnymiranti
Kalau kamu tidak bisa datang ke Galeri Indonesia Kaya, kamu masih bisa menikmati pertunjukan yang disediakan dengan menonton secara online. Hal ini bisa kamu lakukan melalui layanan live streaming yang disediakan di halaman web Galeri Indonesia Kaya. Layanan ini hanya tersedia saat pertunjukan sedang berlangsung di auditorium galeri. Kalau kamu mau menonton pertunjukan yang Kebudayaan modern kini menjadi sudah lama lewat, halaman web galeri tradisional Indonesia tidak dapat kamu bagian dari kehidupan sehari-hari di menyediakan video rekaman pertunjukan. Indonesia. Mulai dari telepon genggam, temukan tercetak di atas kertas atau kanvas. Sebagai gantinya, Galeri Indonesia Jadi kamu tetap bisa menikmati video games, sampai motif perhiasan pertunjukan di galeri ini walaupun kamu Kaya menyediakan pameran mengenai yang dipakai oleh perempuan; hampir tidak bisa datang ke pertunjukannya. semua adalah hasil kebudayaan modern. baju adat, alat musik, permainan, dan informasi lainnya mengenai Indonesia Perkembangan tersebut menyebabkan Ancaman terhadap kebudayaan yang dapat diperoleh melalui layar kebudayaan tradisional Indonesia tradisional yang muncul akibat multimedia interaktif. Tidak hanya itu, semakin terancam keselamatannya. kebudayaan modern tidak bisa kita galeri ini juga menyediakan satu layar Berbagai upaya dilakukan untuk hindari. Yang kita perlu lakukan adalah besar yang dapat membawa kamu serasa menyelamatkannya, salah satunya meresponnya dengan baik sehingga terbang mengelilingi Indonesia dan adalah melalui Galeri Indonesia Kaya. kebudayaan tradisional tidak habis melihat objek-objek menarik di berbagai total. Salah satu caranya adalah dengan Galeri Indonesia Kaya didirikan oleh propinsi. mengadaptasikan kebudayaan tradisional Bakti Budaya Djarum Foundation Apabila kamu lelah mempelajari berbagai dengan modern agar keduanya dapat sebagai bagian dari upaya berjalan bersama. Itulah hal yang menyelamatkan kebudayaan tradisional aspek kebudayaan Indonesia, kamu dilakukan di Galeri Indonesia Kaya; bisa bersantai di Selasar Santai sambil Indonesia. Di masa ini, budaya menyelamatkan kebudayaan tradisional memainkan tablet yang disediakan tradisional Indonesia dirasa sudah sambil bersenang-senang dengan secara cuma-cuma bagi pengunjung. mulai tersaingi oleh budaya modern. teknologi canggih. Sebagai upaya pencegahan agar budaya Setelah mempelajari macam-macam kebudayaan tradisional Indonesia tradisional tidak hilang seluruhnya, (Kharishar Kahfi) termasuk kerajinannya, kamu bisa melihat program Djarum Foundation tentang peragaan pembuatan kerajinan tersebut kebudayaan ini berusaha untuk “mengawinkan� kebudayaan tradisional di Area Peraga. Kalau kamu mau melihat kerajinan-kerajinan tersebut secara dengan teknologi modern. langsung, kamu bisa masuk ke Area “Perkawinan� tersebut bertujuan Cinderamata yang menyediakan untuk memberikan publik informasi macam-macam kerajinan Indonesia
sumber:suarakita.org
SuaraPelajarEdisi IV/Oktober - Desember 2014
14
travelria
Sumber: http://www.yukpegi.com/
Apresiasi Inspirasi
Rumah pengasingan bersejarah di Ende, Flores, NTT. Tempat Bung Karno merancang gagasan kemerekaan dan merampungkan 13 naskah drama.
TAPAK TILAS SANG
PROKLAMATOR DI PULAU BUNGA
Bangsa Indonesia bangga memiliki seorang pemimpin berjiwa besar dalam diri Soekarno. Sang Proklamator Bangsa itu telah memberikan berbagai jasa bagi Negara Indonesia. Ia gagah melawan penjajah, memproklamasikan kemerdekaan bersama Bung Hatta serta tak gentar menghajar kolonialisme di bumi pertiwi. Sejarah hidupnya adalah kisah heroik yang akan dikenang dan tak lekang oleh zaman. Kegigihan Bung Karno, demikian beliau dipangil, dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tak ayal membuat sosoknya dibenci oleh pihak penjajah. Segala macam perlakuan diterapkan kepada Soekarno agar beliau bungkam dan mau menuruti kehendak penjajah. Salah satu cara yang ditempuh adalah membuatnya terasing dan jauh dari pergulatan politik.
tahun sebagai tahanan politik.
Meskipun berada di pengasingan, hidup Soekarno tak serta merta menjadi terasing. Beliau terus berkarya dan mengeluarkan gagasan. Selama di Ende, Bung Karno menghasilkan 13 naskah drama, diantaranya adalah: “Dokter Setan”, “Aero Dinamik”, “Jula Gubi”, dan “Siang Hai Rumbai”. Naskah-naskah drama adalah cara bagi Bung Karno untuk mengobarkan semangat rakyat merebut kemerdekaan. Naskah-naskah drama ciptaan Bung Karno sering dipentaskan di Gedung Imakulata, milik Paroki Katedral Ende yang lokasinya berada di Jalan Irian. Namun, keadaan gedung tersebut saat ini menjadi terbengkalai dan tidak terawat.
Ketidaksukaan pemerintah kolonial pada Bung Karno berujung pada Keputusan Pemerintah Hindia Belanda tertanggal 28 Desember 1933. Isi keputusan tersebut membuat Bung Karno yang saat itu berusia 35 tahun harus menjalani hukuman pembuangan sebagai tahanan politik di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Namun pemerintah Hindia Belanda tidak akan pernah menyangka bahwa di tempat yang disangkakan akan menjadi penjara, malah menjadi rumah tempat Soekarno merancang gagasan kemerdekaan Indonesia.
Salah satu hobi Soekarno di kala pengasingan adalah duduk dan merenung menatap Laut Flores sembari berteduh di bawah pohon sukun. Di sana, Bung Karno seringkali memikirkan dan mencari gagasan soal naskah-naskah drama yang akan ditulisnya. Sampai suatu ketika, di sore yang teduh di hadapan Laut Flores, Bung Karno memandang lima bilah batang pohon sukun yang selama ini memayunginya. Lama memandang batang pohon tersebut, Bung Karno kemudian merenungkan suatu gagasan besar tentang lima butir ideologi bangsa yang, pada suatu ketika kelak, akan disebut sebagai Panca Sila.
Rumah Pengasingan
Menjadi Museum
Setelah surat putusan dikeluarkan, maka resmilah perjalanan pengasingan Soekarno di Ende. Soekarno pergi ke Ende lewat 9 jam perjalanan laut dari Surabaya. Beliau kemudian tiba di Ende yang keadaannya pada saat itu ibarat kota kecil yang berpenduduk jarang. Belum lagi wilayahnya yang masih berupa hutan.
Telah 76 tahun sejak Soekarno meninggalkan pengasingan di Ende, jejaknya masih tetap dapat terasa hingga kini. Selepas ditinggalkan, rumah pengasingan Soekarno beberapa kali dialihfungsikan, salah satunya pada 1952, ketika rumah ini pernah dijadikan Kantor Sosial Daerah Flores dan tempat bersidang DPRD Flores. Namun, sejak 1954, rumah pengasingan Soekarno ini resmi dijadikan museum.
Setibanya di Ende, Soekarno pertama-tama dimasukan dalam tahanan rumah milik Pemerintah Hindia Belanda, sampai akhirnya beliau menempati rumah milik Haji Abdullah Amburawu. Di rumah tiga kamar seluas 162 meter persegi itu kemudian Soekarno, bersama istrinya Inggit Garnasih, mertuanya Ibu Amsih serta dua anak angkat bernama Ratna dan Kartika, melewatkan dua
Setelah mengisi buku tamu dan membayar tiket Rp2.500,-maka pengunjung akan melewati pintu berdaun ganda. Di ruang tamunya terdapat kursi rotan dan satu meja bundar yang biasa Bung Karno gunakan untuk menjamu tamunya. Di dinding rumah tergantung lukisan sosok Soekarno
karya Affandi yang mulai pudar. Ada pula lukisan Pura Bali yang dibuat Bung Karno tahun 1935. Beberapa foto Bung Karno bersama keluarga dan teman-temannya terpajang juga.
Di bagian lain di sisi rumah Bung Karno ini, terdapat sebuah lemari kaca. Di lemari kaca ini, pengunjung dapat menjadi saksi bahwa meskipun diasingkan oleh Pemerintah Hindia-Belanda pada saat itu, Soekarno tak henti-hentinya berkarya. Dalam lemari kaca tersebut tersimpan naskah drama yang digubah Bung Karno dalam map berwarna oranye. Dalam lemari kaca itu, ada juga dua buah tongkat kayu dengan ujung kepala kera yang biasa dibawa Bung Karno. Di rumah pengasingan Bung Karno ini, pengunjung dapat menjumpai beragam barang rumah tangga yang dahulu digunakan Bung Karno. Meja, kursi, serta tempat tidur yang digunakan Bung Karno ketika diasingkan masih dirawat hingga kini. Di belakang rumah ini juga ada sebuah ruangan yang sering digunakan Bung Karno untuk salat dan bermeditasi.
Tapak Tilas Menapaktilasi rumah pengasingan Soekarno di Ende bisa dijadikan salah satu alternatif liburan yang menyenangkan dan bahkan tak terlupakan. Sebagai ibukota Kabupaten Flores, sarana transportasi di Pulau Flores kini dapat menjadi lebih mudah. Untuk mencapai Ende, pengunjung dapat terbang dan singgah di Bandara El Tari, Kupang, NTT. Setelah itu, dapat melanjutkan perjalanan melalui jalur udara dan mendarat di Bandara Hasan Aroeboesman, Ende. Jangan salah, Pulau Flores kini menjadi destinasi wisata yang sedang tumbuh pesat. Banyak turis mengambil perjalanan menyusuri pulau Flores, umumnya rute Labuhan Bajo - Maumere, atau sebaliknya. Rute dari ujung-ke ujung Pulau Flores yang membentang sepanjang 523 kilometer tersebut dilalui lewat perjalanan jalur darat yang ditempuh selama 5 - 7 hari.Jika anda melakukan perjalanan tersebut, singgah di museum rumah pengasingan Soekarno di Ende tak boleh dilewatkan. Albizia Akbar
er 2014
SuaraPelajar
Edisi IV/Oktober - Desember 2014
Apresiasi Inspirasi
15
Semarak Perayaan di Perbatasan Puluhan tahun lalu, tepat pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia resmi menjadi negara merdeka. Kemerdekaan tersebut ditandai dengan pembacaan teks proklamasi kemerdekaan oleh pasangan proklamator Soekarno-Hatta di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Artinya, Indonesia bukan lagi negara yang dijajah, baik oleh bangsa Eropa maupun Jepang. Segenap masyarakat Indonesia tentu sangat gembira menyambut kemerdekaan, setelah beratus-ratus tahun lamanya hidup dalam keadaan terjajah. Setidaknya setelah merdeka, para petani tak perlu resah dengan rogram tanam paksa milik kolonial. Rakyat pun terbebas dari kerja paksa yang tak ada untungnya sama sekali.
Tanggal 17 Agustus pada tahun-tahun berikutnya dirayakan dengan rasa suka cita oleh masyarakat Indonesia. Memasuki bulan Agustus, rumah-rumah penduduk biasanya akan mulai ramai dengan bendera merah putih, umbul-umbul, maupun pernakpernik lainnya. Gapura-gapura bernuansa merah putih menghiasi bagian depan jalan perkampungan hingga komplek-komplek perumahan. Semakin mendekati puncak perayaan, semakin terasa pula euforianya. Pada puncak perayaan, di berbagai tempat, akan dimulai dengan pelaksanaan upacara bendera. Tujuannya untuk mengenang peristiwa proklamasi dan jasajasa para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan bangsa. Usai upacara, berbagai perlombaan telah menunggu. Lomba makan kerupuk, panjat pinang, balap karung, dan lain sebagainya seakan telah menjadi tradisi. Tanpa kedua hal tersebut, perayaan 17 Agustus seakan tak “bernyawa�. Namun sayangya, beberapa tahun terakhir ini euforia perayaan 17 Agustus di daerah perkotaan {Jadi sebenernya aku pengin nulis bahwa meskipun daerahnya terpencil dan merupakan daerah perbatasan, tapi antusiasme untuk merayakan 17 Agustusnya
timur yang berbatasan langsug dengan lautan Arafura-Australia. Pulau yang terdiri dari tujuh desa ini memiliki tradisi yang unik. Untuk merayakan hari kemerdekaa Indonesia, seluruh warga di Pulau Selaru akan berbondong-bondong pergi menggunakan jalur darat maupun laut ke Desa Adaut, tempat di mana perayaan HUT dilangsungkan. tetap besar, tapi setelah berkali2 ngetik, aku Selama dua minggu lamanya para bingung, Kak....) Jad aku skip dan lgsg masuk warga Selaru akan menetap di Desa Adaut ke contoh2 perayaannya deh.... untuk mempersiapkan acara perayaan. Meskipun tidak semegah Mereka sangat antusias mempersiapkan dan perayaan 17 Agustus di Istana mengikuti acara perayaan. Meninggalkan Presiden, namun hal ini tidak rutinitas sehari-hari, seperti melaut, bertani, mengurangi rasa suka cita dan lain-lain tidak masalah bagi warga masyarakat Papua yang tinggal setempat. Karena, bagi mereka, yang di perbatasan. Puncak perayaan terpenting adalah kesuksesan acara. dibuka dengan upacara berendera Biasanya, acara akan dibuka oleh yang dilaksanakan di distrik bupati atau wakil bupati Maluku Tenggara. Skouw, Kabupaten Jayapura, Setelah resmi dibuka, perayaan dilanjutkan perbatasan wilayah Indonesia dengan berbagai perlombaan baik di bidang dan Papua Nugini. Mula-mula, olah raga maupun kesenian. Untuk olahraga, upacara dilaksanakan dan cabang yang diadakan adalah bola kaki, bola dipimpin oleh seorang pemimpin voli, serta gerak jalan. Sedangkan untuk seni, upacara berpakaian adat Papua. lomba yang diadakan adalah lomba karaoke, Setelahnya, dilaksanakan paduan suara, serta senam poco-poco. pengibaran bendera merah Perlombaan berlangsung selama 13 hari, mulai putih berukuran raksasa 165x47 tanggal 4-16 Agustus 2014. meter. Bendera raksasa tersebut diikatkan pada 33 batang pohon Puncak perayaan, yakni pada tanggal selama seminggu. 17 Agustus, diisi dengan upacara bendera yang diikuti oleh seluruh warga, tanpa terkecuali. Tak ingin ketinggalan, usai Dari anak kecil hingga orang tua, semuanya pengibaran bendera, para anak mengikuti upacara dengan khidmat dan tertib. muda Papua mempersembahkan Tari Yospan, yang merupakan tarian pergaulan, Lain halnya dengan puncak perayaan kepada seluruh hadirin. Penari perempuan hari kemerdekaan di Pulau Rubiah, Kota menggunakan rok rumbai-rumbai, atasan Sabang, Aceh. Ada yang tidak lazim dengan berwarna kuning, serta aksesoris berupa upacara perayaan di pulau ini. Upacara tidak penutup kepala dan kalung. Sedangkan penari dilaksanakan di darat, melainkan di dalam laki-laki hanya menggunakan rok rumbai- laut Pulau Rubiah pada kedalaman 10 meter rumbai dan penutup kepala. Bagian atas dengan melibatkan 45 orang penyelam. badan dibiarkan saja tanpa busana, digantikan dengan coreta-coretan berwarna putih yang Tak ada perbedaan mencolok dengan memenuhi badan. pelaksanaan upacara pada umumnya. Hanya saja, karena dilaksanakan di dalam air, Perayaan yang berbeda, namun tidak pelaksanaan upacara berlangsung tanpa suara kalah unik pun terjadi di Kota Atambua, dan nyanyian lagu Indonesia Raya. Sepanjang yang merupakan wilayah perbatasan upacara berlangsung hanya ada isyarat. Indonesia dengan Timor Leste. Berbagai atraksi dilakukan oleh warga setempat Tingginya antusiasme dan semangat para sejak tanggal 16 Agustus hingga puncak penduduk yang tinggal di daerah perbatasan perayaan 17 Agustus. Kota Atambua ramai dan pulau-pula terluar tentu tak berlebihan dengan perlombaan gerak jalan sepanjang untuk dijadikan teladan. Memang benar 17 km dan 45 km yang kemudian dipadukan nasionalisme tak hanya diukur melalui besar dengan malam kesenian. Sembari menunggu tidaknya antusiasme seseorang mengikuti pelaksanaan malam seni, diadakan sejumlah upacara dan perayaan hari kemerdekaan lomba, seperti pertandingan bola voli dan lainnya. Namun, jika mereka yang tinggal di lomba dansa modern atau lebih dikenal perbatasan saja antusias, mengapa kita tidak? dengan nama shuffle yang ramai diikuti oleh (Ayu Suwardi) para anak muda. Cerita unik perayaan 17 Agustus juga datang dari Pulau Selaru, Maluku, yang merupakan pulau terluar Indonesia bagian
SuaraPelajarEdisi IV/Oktober - Desember 2014 Apresiasi Inspirasi
REKRUTMEN TERBUKA KORESPONDEN Hai sobat SuPer! TABLOID
Caranya: 1. Berikan contoh tulisan dan foto bertema: - Sekolah / Daerah asal / Liputan event (pilih salah satu) - Tulisan terdiri dari 300 kata. Foto dan tulisan digabung dalam 1 file Microsoft Word (docx., doc.) 2. Lampirkan scan/foto Kartu Pelajar pada email 3. Tuliskan pada body email: nama, cita-cita, motivasi bergabung 4. Kirimkan ke alamat email suarapelajar_isyf@gmail.com dengan subjek GABUNG_SUPER_NAmA Manfaat yang bisa kamu dapat: 1. Sertifikat 2. Ikut serta dalam pelatihan pers 3. Pengalaman menulis di media pelajar nasional 4. Bergabung dalam jaringan pelajar se-Indonesia Kamu yang beruntung menjadi koresponden kami akan mengisi berbagai rubrik di Tabloid Suara Pelajar selama tahun 2014. Tertarik? Ayo buruan daftar! Ditunggu sampai 30 Oktober 2014
er 2014
SuaraPelajarEdisi IV/Oktober - Desember 2014 Apresiasi Inspirasi
buku
Senja di Kota Raja, Angkat Budaya Indonesia
sumber: solobioskop.com
Film tentang Kutai Kartanegara yang menimbulkan rasa bangga akan budaya Indonesia.
17
superthing
Profesi jurnalis akan dijalani Nadine Chandrawniata dalam film terbarunya Senja di Kota Raja. Film yang bercerita kedaerahan di Kutai, Kalimantan Timur. Syuting pertama film ini berlangsung saaat digelar Festival Tahunan Erau di Kutai. Dijadwalkan tayang November mendatang. Disutradarai oleh Bambang Drias Film ini mengambil latar Tenggraong, Pulau Kemala, pedalaman Kalimantan, dan Sungai Mahakam sebagai lokasi syuting. Film ini juga diperankan beberapa artis kenamaan seperti Ray Sahetapy, Jajang C. Noer, dan Denny Sumargo. Bambang merasa film ini akan sukses den-
gan adanya dukungan dari masyarakat dengan adanya pembuatan film yang mengangkat daerahnya ini. Terlebih lagi, film ini juga diberi lampu hijau oleh pemerintahan di Kutai, Bupati Kutai, Rita Widyasari. Namun demikian, Bupati Kutai ini mengatakan bahwa pembuatan film ini murni oleh para produser di Jakarta dan sumbangan dari berbagai pihak dengan tidak menggunakan APBD kabupaten ini. Film ini hendak menggali potensi budaya daerah Kutai dengan mengangkat Tradisi Erau yang sudah terkenal. Menurut Ray Sahetapi, pemeran utama sekaligus pemilik ide cerita, film ini dapat mengangkat dan memperkenalkan budaya Kutai dan membentuk kebanggaan masyarakat akan budaya yang dimilikinya. Film ini diceritakan dengan Nadine yang bertugas meliput Festival Erau dan saat bertugas terjadi berbagai kisah. (Ellya Mutia F.)
musik
Lagu Pembakar Semangat Nasionalisme Membakar semangat nasionalisme bisa dilakukan dengan menyimak lagu sejumlah musisi yang mengangkat tema Indonesia
Begitu banyak judul Lagu Nasional yang diciptakan oleh musisi berbakat Indonesia. Gaung melodi penuh semangat dan hikmat dengan lirik yang menggetarkan hati, adalah salah satu cirinya. Sebut saja lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’ yang diciptakan oleh W. R. Supratman dan ‘Bangun Pemudi Pemuda’ ciptaan A. Simanjuntak. Seiring berjalannya waktu, puisi atau syair yang membangkitkan semangat kebangsaan dan Nasionalisme dapat diolah dengan sangat cerdas, oleh para musisi Indonesia dalam kesan yang lebih modern dan sesuai dengan perkembangan zaman. Beberapa lagu yang kebanyakan ber-genre Pop dan Pop-Rock ini, sangat menarik dan groovy untuk didengar. Salah satu lagu dengan jenis Pop-Rock yang berhasil menarik perhatian dan semangat Nasionalisme masyarakat Indonesia, adalah ‘Bendera’ yang dipopulerkan oleh Cokelat. Band asal kota Bandung ini, telah berhasil menciptakan sebuah lagu dengan melodi yang dan lirik yang menarik untuk didengar. Pesan yang disampaikan dalam lagu ini juga sangat kuat. Simak saja penggalan lirik berikut, “Ku pertahankan kau demi kehormatan bangsa. Ku pertahankan kau demi tumpah darah, semua pahlawan-pahlawanku”. Kalimat tersebut dengan jelas menggambarkan keinginan dan keteguhan rakyat Indonesia untuk tetap menjaga berkibarnya Bendera Merah Putih demi menghormati jasa pahlawannya.
dan dengan mudah membakar semangat Nasionalisme rakyat Indonesia adalah, ‘Garuda di Dadaku’ yang dipopulerkan oleh Netral. Ide awal pembuatan lagu ini, tentu saja pertandingan Sepak Bola yang diikuti oleh Timnas Indonesia. Lirik dan ritme yang penuh semangat persatuan, menjadikan lagu yang diciptakan oleh band dengan aliran Rock ini, sebagai andalan bagi seluruh masyarakat untuk memberikan dukungannya. Puncak kepopulerannya berlangsung, pada saat Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan Piala AFF di tahun 2010. Semangat persatuan yang berusaha disampaikan melalui lirik lagu, diibaratkan sebagai Burung Garuda yang merupakan Lambang Negara Indonesia. Selain itu, optimisme dan percaya diri sebagai sebuah bangsa yang besar, juga ditunjukkan dalam potongan lirik berikut. “Garuda di Dadaku. Garuda Kebanggaanku. Ku yakin, hari ini pasti menang.”. Tidak dapat dimungkiri, bahwa olahraga menjadi salah satu kegiatan yang dapat menyatukan dan menumbuhkan Nasionalisme masyarakat Indonesia. Masih dengan tema yang sama, Yovie and Nuno sebagai salah satu band yang sudah berkiprah cukup lama di dunia musik Indonesia, dengan bangga menciptakan sebuah single berjudul ‘Kita Bisa’. Single ini merupakan sebuah anthem yang diciptakan bagi para atlet yang berjuang pada SEA GAMES XXVI tahun 2011. Rasa optimis dan persatuan untuk mengharumkan nama bangsa, dapat dirasakan dalam tiap potongan lirik lagu ini. “Kita bisa, kita pasti bisa. Kita akan raih bintangbintang. Kita bisa jadi yang terdepan. Bersatu bersama dalam satu irama. Terbang meraih kejayaan, kita bisa!”. Walaupun diperuntukan untuk semua atlet dari Asia Tenggara, lagu ini tentu saja mempunyai tempat tersendiri di hati para atlet Indonesia. Salah satu faktornya adalah, penggunaan Bahasa Indonesia yang dapat dengan mudah dan jelas dimengerti oleh masyarakat Indonesia. Para pahlawan tidak menuntut kita untuk menyingsingkan lengan baju dan menumpahkan darah di medan perang. Mereka hanya butuh penghormatan dalam bentuk perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan. Mendengarkan lagu-lagu yang membangkitkan semangat Nasionalisme, memahami isinya dan menerapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, merupakan salah satu cara sederhana untuk menghormati jasa para pahlawan. Dengan ketulusan dalam belajar, berkarya dan bekerja, semangat Nasionalisme akan menjadikan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang kuat.
(Aulia Maharani Karli)
Lagu lain yang juga sangat sering didengar Intan Sri Setyowati
SuaraPelajarEdisi IV/Oktober - Desember 2014
18
Apresiasi Inspirasi
buku
Sindiran Mice dalam Indonesia 1998
Diawali dengan berbagai cerita di masa Orde Baru, dengan keseharian yang terasa tenang namun dengan banyak ketakutan di berbagai tempat, karena adanya tekanan dari pihak penguasa. Informasi dikuasai, komunikasi dibatasi, kreativitas dikekang. Banyak yang lebih memilih diam dan hidup tenang, dibandingkan memicu masalah dengan penguasa. Hingga akhirnya di tahun 1997 terjadi krisis ekonomi yang terus berlanjut dan tidak terselesaikan di tahun 1998. Akhirnya masyarakat mulai tidak tahan dengan harga yang semakin naik dan mulai mempertanyakan pertanggungjawaban penguasa saat itu. Puncaknya dengan pengunduran diri Soeharto sebagai presiden saat itu. Mundurnya Soeharto membawa banyak dampak bagi Indonesia. Yang awalnya diskusi politik dilarang mulai banyak dilakukan, mulai dari diskusi di televisi hingga diskusi antarwarga. Sisi lainnya, mulai banyak masuk budaya asing yang memengaruhi budaya
sumber:goodreads.com
Komik sindiran dengan latar belakang Indonesia tahun 1998.
bangsa Indonesia. Keterbukaan tidak hanya terjadi di bagian informasi. Tapi budaya berpakaian dan percakapan juga semakin terbuka dengan masuknya budaya barat. Harga barang-barang yang selama orde baru naik, dan diharapkan saat reformasi akan turun malahan semakin naik. Kemunduran terjadi di bidang ekonomi, hingga moral bangsa pun juga semakin menurun. Janji-janji pengusutan kasus korupsi Soeharto juga menjadi sorotan cerita. Seperti karya lainnya, Mice menceritakan kisah-kisah kehidupan sehari-hari sebagai sindiran atas masalah yang sedang terjadi. Kali ini alumnis Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta tersebut menyuguhkan cerita Indonesia di waktu reformasi. Berisi komik-komik pendek menceritakan cerita sederhana namun menyentil krisis di saat itu. Buku ini banyak menceritakan peristiwa di saat itu dengan bahasa dan pengungkapan yang secara tidak langsung. Pembacanya diajak berpikir dua kali dengan humor dan ejekan
Judul buku: Indonesia 1998 Penulis/komikus : Muhammad Mice Misrad Bahasa: Indonesia Tanggal terbit: Juni 2014 Penerbit :Gramedia Harga: Rp 38.000
yang ada di tahun 1998. Dalam buku ini juga menampilkan komik buatan Mice saat tahun 1998. Yang banyak isinya mengenai sindiran di tahun reformasi itu. Mulai dari pengusutan kasus korupsi hingga Presiden Habibie sebagai pengganti Soeharto. Buku ini merupakan salah satu buku yang mengambarkan kondisi Indonesia dari Orde Baru hingga Reofrmasi dengan lengkap. Terlebih menggunakan genre komik, cerita di tahun 1998 ini mudah dimengerti meskipun banyak beberapa sindiran yang dituliskan secara tersirat. Selain itu, sedikit penjelasan juga ditambahkan guna menambah pemahaman bagi para pembaca yang tidak terlalu memahami beberapa kejadian yang ada di tahun tersebut. (Ellya Mutia F.)
mber 2014