3 minute read

Gubernur : Bagian Silaturrahmi Seniman

wa seniman itu untuk bisa mengeksplor energi seninya ikhtiarnya luar biasa.

Orang hanya menikmati wayang lakonnya apa, selesai. Mereka tidak tahu bagaimana proses untuk bisa mempersembahkan sebuah sajian tidak sekedar spektakuler tapi bisa memberikan roh yang bisa dijiwai dari seluruh yang menyaksikan indahnya sebuah seni yang dipentaskan.

Advertisement

Bonang dan akhirnya melekat pada nama beliau sunan Bonang tidak ba­ nyak juga yang mengeta­ hui dikenal dengan sunan

Bonang apa yang kemudi­ an beliau sampaikan Tombo Ati,” paparnya. Salahsatu adalah ajaran “lakonono”. Juga kumpulono wong Soleh jangan kumpul wong yang tidak mau berzikir. Begadang tapi enggak zikir ada zikir ini apa namanya kemudian Poso karena

ABING Santoso, seniman tari mewakili seninam penerima apresiasi mengekpresikan tarian dan memberikan sambutan. “Saya sampaikan di Tahun 2022 kemarin

Indonesia saya guncang dengan Gending Srampat Jawa Jimuran dimana seluruh Indonesia banyak yang menggemari dan melakukan di sekolah­sekolah di sanggar atau di padepokan banyak melalui postingan­postingan sosial media,” ujarnya.

Dikatakan, generasi­generasi sudah mulai kenal dan sudah mulai ligi,” katanya.

Diceritakan, suatu saat Gus Dur minta saya untuk bertemu Ki Manteb (almarhum) sesuai permintaan Gus Dur lakonnya itu Semar membangun Kahyangan. Sama Ki mantep waktu itu dikatakan ndak cukup ini waktunya. Ternyata apa yang bikin nggak cukup? “Ini 39 hari. Padahal saya harus puasanya 41 hari,” jawabnya.

“Ini tinggal 39 hari, maka saya harus mengajak anak atau istri saya bersama­sama saya puasa,” katanya. Ini sepertinya tidak banyak masyarakat yang tahu bah­

Di saat banyak forum di Jakarta selalu ada tari, saya bilang enggak seindah tari­tarian di Jawa timur selalu saya komentar begitu karena saya merasakan tari­tarian di Jawa Timur ini kayak ada nafasnya ada rohnya karena saya rasa pasti maestro Michel senimannya juga melakukan proses­proses spiritualitas tidak sekedar mengekspor seninya tapi aspek religinya,” paparnya.

Seperti Tombo Ati, misalnya kenapa banyak orang menyebut gamelan itu Bonang karena memang seniman dan beliau juga bikin gamelan sendiri gamelan waktu itu diberi nama pengguna maka disebut sunan Bonang.

“Banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa sunan Bonang kenapa ada nama Bonang karena beliau yang menciptakan sendiri sampai kemudian gamelan itu diberi nama

Poso itu olah rasa nah kalau ini kemudian kita jadikan apa renungan bersama para wali songo itu indahnya menyampaikan dakwah lewat seni enggak ada paksaan tidak ada gaman enggak ada kekerasan di dalamnya karena seni yang dijadikan pintu masuk membangun rasa saling menghormati saling menghargai dan seterusnya. “Saya ingin menyampaikan bagaimana seni dan religi itu menjadi kekuatan yang luar biasa,” ujarnya. Ramadhan kali ini, Gubernur Khofifah mengaku keliling rata­rata mendatangi masjid­masjid abad awal 15 sampai abad 18 atau awal 1400an sampai 1700­an. Kita bisa melihat bagaimana nafas bangun bela negara itu oleh ulama­ulama ini luar biasa dan itu adanya di Jawa Timur. “Nah tidak semua bisa mengikuti pola­pola dari kearifan para ulama­ulama yang saat itu bisa memberikan nafas keilmuan nafas keagamaan sekaligus nafas kemanusiaan,” pungkasnya. (sa)

Diguncang Gending Srampat Jawa Timuran

oleh orang­orang atau masyarakat Jawa timur tapi Jawa Timur harus Indonesia,” ujarnya.

“Kemudian di masa yang berbeda di era yang berkembang secara kemanusiaan kita harus mampu berkembang, sebagai seniman semoga bisa dan mampu menghadirkan karya yang dengan masyarakat yang mampu menyihir mata sejuta umat,” lanjutnya.

Ia menyatakan terima kasih kepada Ibu Gubernur atas apresiasinya kepada seniman dan tambahan honorarium juru pelihara cagar budaya sebagai motivasi bagi seniman dan seniwati dan budayawan untuk terus berkarya dan semangat bekerja.

Pada kesempatan itu ditampilkan Tarian Gito Maron dari Gresik yang merupakan binaan Di­ nas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur. Tarian ini bernafaskan Islam dari Sekar yang berarti putri atau wanita giri. Tarian ini awalnya berkembang di daerah Gresik dan sekitarnya dan alunan pujian serta sholawat dengan hentakan terbang sebagai gerak penari serta lambaian kipas seakan putri campa sedang syiar. (sa) mendalami mencari apa itu sebenarnya seni dan budaya karena itu.

“Saya tetap mempunyai misi bahwa melestarikan dan mengembangkan seni tradisional di Jawa Timur khususnya sebagaimana tidak hanya dikenal dan diketahui

Selain seniman, juga diberikan apresiasi kepada 240 orang juru pelihara berupa uang sebesar @Rp 1.100.000 dan bingkisan bahan pokok.

Kadisbudpar Jatim Hudiyono menyatakan, maksud dan tujuan apresiasi tersebut adalah untuk mendorong semangat dan motivasi seniman dan juru pelihara cagar budaya untuk terus berkarya dan membangun eksistensinya.

“Memberikan penghargaan sebagai ungkapan terimakasih atas dedikasi dan loyalitas seniman dan juru pelihara cagar budaya terhadap pelestarian dan pengembangan seni budaya khsususnya di Jawa Timur,” ujarnya. Selain itu meringankan beban seniman dan juru pelihara cagar budaya terdampak pandemi covid­19. Untuk pendataan seniman yang menerima apresiasi maupun juru pelihara, verifikasi diserahkan kepada dinas kebudayaan se­Jawa Timur dengan persyaratan yang telah diinformasikan melalui surat resmi oleh Dinas Provinsi Jawa Timur. (sa)

This article is from: