CATATAN AREK KAMPUS I N S P I R A T I F
.
S O L U T I F
.
T E R P E R C A Y A
K O R A N C I V I TA S A K A D E M I K A I T S
EDISI DESEMBER 2014
PEMILIHAN REKTOR MEMASUKI BABAK AKHIR
CATATAN FADIA FADZLIYANA SAIFUDDIN
Ketiga calon rektor ITS berfoto bersama. Joni Hermana, Djauhar Manfaat, dan Eko Budi Djatmiko (urut dari kiri ke kanan)
SUMBER: okezone.com
Pemilihan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya periode 20152019 dimulai semenjak bulan Desember 2014 kemarin. Diperkirakan 18.800 sivitas akademika menyalurkan hak pilihnya di Plaza Dr. Angka dan beberapa titik lain di areal kampus. Sekitar 17.000 mahasiswa, 1.000 dosen, dan 800 karyawan turut mengambil bagian pada pencoblosan yang berlangsung hingga Rabu 10 Desember 2014. Keseluruhan tahap proses pemilihan Rektor ITS untuk masa jabatan 2015-2019, meliputi penjaringan, penyaringan, dan pemilihan, kemudian diatur dengan Peraturan Senat ITS. Peraturan Senat ITS membagi civitas akademika menjadi tiga unsur: mahasiswa, karyawan,
dan dosen. Bobot suara mahasiswa bernilai 1, sedangkan bobot karyawan dan dosen masing-masing 3 dan 5. Pemilihan oleh civitas akademika ITS akan menyaring bursa calon rektor menjadi 5 bakal calon rektor dengan perolehan suara tertinggi. Tahap selanjutnya dalam pemilihan rektor ITS adalah pemilihan oleh Senat ITS. Dari 5 bakal calon rektor yang terpilih akan disaring menjadi 3 calon rektor ITS. Ketiga calon rektor tersebut akan diserahkan ke Mendikbud untuk diseleksi. Pada pemilihan rektor, berdasarkan Permendikbud Nomor 33 Tahun 2012, senat memegang 65% suara sedangkan Mendikbud memegang 35% suara. (Bersambung ke hal 11)
CAK JO: 21 TAHUN MENGABDI DI MANARUL ILMI CATATAN FADIA FADZLIYANA SAIFUDDIN
Hari menjelang siang di Sukolilo Surabaya, ketika seorang pria paruh baya dengan celana hitam dan seragam batik hijau sibuk dengan tugasnya mengepel lantai utama Masjid Manarul Ilmi. Nampak wajah yang begitu bersahaja sedang memberikan senyum dan menyapa para jamaah yang berada di area Masjid. Pria kelahiran 41 tahun silam itu bernama lengkap
Muhammad Suparjo. Cak Jo panggilan akrabnya. Cak Jo memulai cerita bahwa, ia telah bertugas di masjid Manarul sejak 21 tahun yang lalu, “Umur saya saat itu 19 tahun ketika ditawari menjadi Muadzim karena memang kondisi saat itu Masjid sedang butuh muadzim sekaligus mengurus Masjid secara keseluruhan.� 21 tahun adalah waktu yang tidak sebentar untuk meng-
abdi di Masjid dari masa orde baru hingga sekarang, Cak Jo menjadi saksi perkembangan manarul hingga perjuangan teman-teman Muslim pada zaman tersebut. Tidak heran dari tahun ke tahun, Cak Jo dekat dengan aktivis mahasiswa pengurus Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI) yang merupakan suatu perkumpulan mahasiswa muslim di ITS. (Bersambung ke hal 11)
Cak Jo
SUMBER: ibrsewalensa
2
I T S U P DAT E
CAK | JANUARI 2015
BUS LISTRIK ITS LENGKAPI KOMPONEN ECO-CITY Hadirnya Bus Listrik buatan Institut Teknologi Sepuluh Nopember disambut positif oleh Ir Tri Risma Harini MT, Wali Kota Surabaya. Pasalnya, Bus Listrik ITS dinilai mendukung Surabaya sebagai kota metropolitan berwawasan lingkungan. Hal tersebut diungkapakannya pada
Bu Risma bersama Pak Triyogi ketika launching Molina
acara peresmian Bus Listrik ITS dalam Surabaya Car-Free-Day , Minggu (11/23). ‘’Eco-City di Surabaya sudah terealisasi dengan adanya bus listrik, terimakasih ITS,’’ ungkap Risma senang. Betapa tidak, adanya bus listrik tersebut memang menjadi jawaban
atas berbagai polemik krisis bahan bakar minyak (BBM) di Indoensia. Bahkan, Risma mengungkapkan kehadiran bus ini telah memperjelas gambarannya terhadap Surabaya sebagai Eco-City. Saat ditanya mengenai rencana menjadikan mobil listrik ITS sebagai transportasi massal di Surabaya, Risma menjawab dengan ekspresi wajah optimis. ‘’Terutama untuk mobil pribadi. Kalau bus listrik ini bisa dikembangkan, berarti mobil pribadi juga bisa dikembangkan,’’ ujar Risma. Menanggapi hal tersebut, Dr Muhammad Nur Yuniarto menerangkan dibutuhkan tahap penyempurnaan lebih lanjut terhadap mobil tersebut. Ketua Tim Penelitian Mobil Listrik ITS ini mengaku berbagai uji kelayakan dan uji coba jalan juga sudah dilakukan. Bahkan rencananya, bus hasil kerjasama antara ITS dengan PT Telkomsel tersebut
SUMBER: ITS Online
akan resmi beroperasi sebagai bus kampus setelah diuji coba untuk rute pertamanya, Minggu (30/11). Lebih lanjut, Nur menjelaskan dengan ukuran 2,1 kali 6 meter, bus tersebut mampu menampung sebanyak 26 penumpang. Selain itu, adanya sumber tenaga tambahan berupa panel surya yang berada di atap bus juga menambah kesan cangih bus yang menelan dana Rp 1,5 milyar itu. Di akhir, pihaknya juga optimis panel surya tersebut nantinya akan menyuplai energi sebesar 20 persen dan sisanya disuplai oleh baterai. Pun demikian, bus tersebut telah mampu menempuh jarak sejauh 160 kilometer setelah diisi penuh selama delapan sampai sepuluh jam. ‘’Tak hanya itu, dalam jangka waktu satu tahun ke depan kami juga akan membangun stasiun pengisinya,’’ papar Nur. (ao/man) (sumber: www.its.ac.id)
SPIE ITS GELAR KULIAH TAMU 3D WAYANG KULIT CATATAN FAUZI BAHRUDIN
The Society of Photo-optical Instrumentation Engineers (SPIE) Chapter ITS bekerjasama dengan Optical Society of America (OSA), menggelar kuliah tamu dengan tema When Arts Meet Technology di Jurusan Teknik Fisika, Jumat (19/12/14). Dalam acara tersebut, panitia mengundang langsung salah satu pakar optik, yaitu Dr. Gea Oswah Fatah Parikesit. Ia menggangkat topik “3D Wayang Kulit: Traditional Shadow Pupperty Meets Modern Display Technology” sebagai bahasan pada kuliah tamu tersebut. Untuk memudahkan peserta kuliah dalam memahami idenya, Gea menyuruh para peserta untuk melakukan simulasi sederhana dengan mengangkat salah satu tangan sejajar dengan pandangan mata. Kemudian, mata sebelah kiri dan kanan ditutup bergantian. Ketika mata kanan ditutup, tangan
seolah-olah bergeser sedikit ke kanan.Dan ketika mata kiri ditutup, akan bergeser sebaliknya. Tapi berbeda jika objek yang dipandang lebih jauh. Pergeserannya akan lebih sedikit. “Begitulah cara Anda mengetahui dekat atau jauh,” ujar dosen Jurusan Teknik Fisika (JTF), Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut. Dengan menggunakan konsep eye-crossing, alumnus Technische Universiteit Delft Belanda ini menggunakan dua sumber cahaya dengan warna yang berbeda. Pada praktiknya, Gea memilih filter warna merah dan cyan untuk memberikan pandangan berbeda pada mata kiri dan mata kanan, sehingga terjadi eye-crossing. Dengan kondisi penglihatan seperti itu, otak akan menerjemahkan objek tampak seperti tiga dimensi. “Efek tiga dimensi dalam hal ini bukan memberikan tampilan
Budaya Wayang Kulit Tradisional
wayang kulit yang flat kemudian menjadi berbentuk. Tetapi yang dimaksud adalah memberikan efek seolah-olah wayang kulit tersebut keluar dari layar,” tambahnya. Gea memaparkan dua metode yang digunakan, adalah metode non-flat screen dengancurved & cornered screen dan non-static lights dengan spec-
SUMBER: Wikipedia
tral & spatial control. ‘’Pada aplikasinya, konsep wayang kulit tiga dimensi ini diharapkan tidak hanya menjadi jurnal saja, namun juga menjadi pertunjukkan sungguhan. Lebih jauh lagi, ini adalah pendidikan optik untuk mendorong rasa keingintahuan mahasiswa,’’ paparnya. (fzb)
3
I T S U P DAT E
CAK | JANUARI 2015
MENTORING KLASIKAL TUTUP MENTORING SEMESTER GANJIL
Suasana Mentoring Klasikal
Usai sudah serangkaian kegiatan mentoring di semester ganjil ini. Secara resmi mentoring wajib bagi mahasiswa muslim ITS 2014 ditutup oleh Badan Pelaksanaan Mentoring (BPM) Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI) ITS, Minggu (7/12). Bertempat di Gedung Robotika ITS, acara yang bertajuk Mentoring Klasikal tersebut menghadirkan Ustadz Solikhin Abu Izzudin sebagai pembicara. Tak hanya itu, kegiatan tersebut kemudian diakhiri dengan Ujian Akhir Semester (UAS) mentoring yang dilakukan serentak di semua jurusan di ITS. Kurang lebih 2000 mahasiswa muslim ITS mengikuti acara yang bertema From Zero to Hero ini. Tidak tanggung-tanggung, pemateri pada mentoring klasikal ini adalah seorang
SUMBER: ITS Online
penulis buku terkenal yang juga pakar mentor pelatihan spiritual, Ustadz Solikhin Abu Izzudin. Dalam pemaparannya, pria yang pernah menulis delapan buku ini mengungkapkan bahwa untuk menjadi seorang pahlawan maka harus berangkat dari bawah dahulu. Dalam menapaki langkah menuju hero tersebut dibutuhkan sifat yang jauh dari rasa sakit hati, iri hati, dan dengki. Selain itu, sebagai pemuda yang sedang berjuang menata masa depan juga harus mempunyai sifat produktif. Maksudnya, mumpung masih muda dan kuat maka jangan menggunakan waktunya untuk tidur saja. “Perlu aksi dan semangat yang membara, jangan cuman bicara dan dijadikan angan-angan saja,
apalagi kebanyakan tidur,” jelas pria asal Solo ini. Dikatakan Solikhin, untuk visi from zero to hero sendiri yakni meliputi ungkapan big is powerful, medium is wonderful dan small is beautiful. Artinya, untuk bisa menjadi besar dan kuat maka harus dimulai dari hal terkecil dahulu. Apabila bisa membuat hal kecil tersebut menjadi baik maka akan terlihat indah. “Selanjutnya aksi kecil kita tadi pasti akan berkembang menjadi sebuah keajaiban besar yang belum pernah kita bayangkan,” lanjut pria penulis buku berjudul From Zero to Hero ini. Kemudian, Solikhin juga menyadari jika permasalahan yang sering terjadi di kalangan pemuda adalah sedih, galau, dan gelisah. Menurutnya, hal itu terjadi karena memang perasaan anak muda masih terbilang labil dan acap kali berubah pikiran. Tetapi, ia yakin apabila ada seorang pemuda bisa melawan kesedihannya itu maka pemuda itu akan lebih kuat lagi di masa yang akan datang. Koordinator acara Mentoring Klasikal tersebut, Manas Zulfikar mengungkapkan bahwa Mentoring Klasikal ini
digelar dengan tujuan untuk menutup mentoring semester ganjil secara resmi sekaligus mengadakan UAS mentoring. “Harapannya nanti, kita bisa tahu pemahaman mente (peserta mentoring, red) terhadap materi mentoring selama satu semester ini. Apakah masuk semua atau sebagian,” ungkap mahasiswa Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS ini. Lebih dalam, mahasiswa yang biasa dipanggil Manas ini juga berharap supaya kegiatan mentoring tidak berhenti setelah Mentoring Klasikal saja. “Kalau bisa, para mente harus ikut mentoring lanjutan dan nantinya bisa jadi mentor untuk adik-adiknya,” ungkap Manas. Selain itu, dengan tema From Zero to Hero dan mengundang pembicara yang ahli dalam tema tersebut diharapkan dapat memberi inspirasi baru bagi mahasiwa baru muslim ITS 2014. “Minimal mereka bisa melakukan beberapa kunci sukses yang telah dipaparkan Ustadz Solikhin, sehingga dapat merubah perilaku hidupnya lebih baik lagi,” pungkasnya. (akh/guh) (sumber: www.its.ac.id)
MAKNA HARI IBU DI EKS GANG DOLLY CATATAN HAFID DWI NURJANNAH Suara anak-anak bersemangat menyambut KakakKakak pengajar dari Lentera Harapan Gerakan KAMMI, sehingga membuat Ibu-Ibu mereka pun tersenyum. Pengajaran kali ini berbeda dari kegiatan belajar pada minggu-minggu sebelumnya. Ya, ada yang special pada minggu pagi (21/12) itu, Lentera Harapan mengajak kakak-kakak perwakilan dari FSLDK JMMI ITS untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan pengajaran special “Hari Ibu” tersebut. Acara dimulai dengan perkenalan dari kakak-kakak FSLDK
JMMI kepada adik-adik binaan yang berjumlah sekitar 20 orang. Kemudian dilanjutkan dengan merangkai kubus-kubus yang telah diberi satu huruf agar dapat membentuk kalimat “SELAMAT HARI IBU”, dan bertambah cantik karena ada aksen ‘love’ disamping kalimat tersebut. Usai merancang kalimat, kegiatan berlanjut dengan membuat kartu ucapan yang mana di kartu tersebut ada ucapan terima kasih dari si anak kepada Ibunya dalam bentuk penyampaian isi tulisan yang berbeda. Puncak acara tersebut adalah
Suasana hari ibu dengan warga eks gang Dolly
pemberian jilbab kepada Ibu dari adik binaan. “Setelah acara ini, kami berharap ibu-ibu menjadi banyak yang memakai kerudung, (karena kondisinya masih banyak Ibu yang belum memakai kerudung)” Pesan Ari
SUMBER: Istimewa
Santi Dwi Irawati, mahasiswa jurusan Akuntansi Universitas Airlangga tahun masuk 2011 yang merupakan salah satu pengurus dari Lentera Harapan. (Ana/Ce2)
4
SOSOK
CAK | JANUARI 2015
Nurul Wakhidatul Ummah
PENCIPTA APLIKASI TERAPI ANAK-ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS CATATAN ERIES BAGITA JAYANTI Terinspirasi dari salah satu aplikasi untuk penyandang disleksia, Nurul Wakhidatul Ummah, atau yang akrab disapa Fidah, bersama timnya berhasil membuat aplikasi bernama CAKRA. Suatu aplikasi terapi untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus (autis, down syndrome, ADD/ADHD, asperger, lambat belajar). “Hal ini berawal dari Habibi, salah satu anggota tim kami yang mengikuti APICTA di Brunei beberapa tahun lalu. Ada satu aplikasi yang menarik perhatian Habibi yaitu aplikasi terapi untuk anak-anak disleksia. Mulai dari itu kita berpikir seharusnya anak-anak IT ─yang terkesan tidak peduli dengan sekitar─ dapat mengambil peran untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus. ” jelas Fidah . Terlebih anak-anak berkebutuhan khusus menyukai IT, misalnya saja komputer. Permasalahan utama pada terapi anak-anak berkebutuhan khusus tersebut adalah mereka tidak dapat fokus. Oleh karena itu Fidah dan tim berpikir bagaimana caranya agar mereka bisa fokus. Karena mereka menyukai komputer, Fidah mengambil kesempatan dari hal tersebut dan akhirnya mulai mengembangkan aplikasi ini. Pa d a a w a l p e m b u a t a n CAKRA, Fidah dan tim hanya mengedepankan teknologi yang canggih semisal kinect dan lebih ke event oriented .Namun seiring berkembangnya aplikasi yang dibuat, Fidah dan tim berkunjung ke tempat terapis dan meminta pendapat dari dokter disana. Ternyata membuat aplikasi terapi seperti ini harus memenuhi standar yang telah ditetapkan. Aplikasi CAKRA mulai dikembangkan sejak bulan Februari 2012 lalu. Saat mengem-
bangkan aplikasi, Fidah mengaku sempat merasa bosan dan berniat membuat aplikasi lain. Hingga akhirnya salah satu orang tua yang berasal dari Madura menelpon, menangis menceritakan betapa sulitnya mencari tempat terapi terdekat untuk anaknya yang menyandang autis. Setelah itu Fidah dan tim mulai berpikir bahwa aplikasinya ini benar-benar ditunggu dan dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga semangat untuk menyelesaikan aplikasi ini tumbuh lagi. Aplikasi CAKRA memiliki tiga fitur. Yang pertama adalah diagnosis. Fitur ini memberikan beberapa pertanyaan yang nantinya dari pertanyaan itu akan diketahui berapa kemampuan anak tersebut baik kognitif, motorik, bahasa serta interaksi sosial. Terdapat quick-scan yang menganalisis voice recognize, face recognize, eye contact, dan behaviour. Kemudian diberikan output yang berbentuk report mengenai kondisi dari anak tersebut lalu dilakukan terapi. Diagnosisnya sendiri menggunakan standart ATEC (Autism Treatment Evaluation Checklist) dari Autism Research Institute. Untuk terapinya sendiri, Fidah dan tim menggunakan standar lovaas yang mengedepankan ABA (Analyze Behaviour and Appreciation). Ketika anak tersebut melakukan sesuatu
dengan benar maka ia akan mendapat apresiasi. Apresiasi setiap anak berbeda, misalnya ada yang menyukai kartun, tepuk tangan dsb. Apresiasi yang berbentuk video ini menggunakan sistem pengelolaan database. Terdapat dua jenis terapi yaitu free mode dan versi terstruktur. Free mode cocok sekali digunakan di tempat-tempat terapi dengan bantuan terapis. Sedangkan versi terstruktur mempunyai kecerdasan buatan di dalamnya sehingga tidak harus membutuhkan terapis karena orang tua di rumah pun dapat melakukannya. Setelah melakukan terapi akan dihasilkan laporan mengenai perkembangan anak. Ada empat jenis laporan, yaitu laporan secara keseluruhan, laporan setiap kemampuannya, checklist ketercapaian, dan bulanan. Aplikasi seperti CAKRA sudah banyak di seluruh dunia, namun kelebihan CAKRA dibanding aplikasi-aplikasi itu adalah background resources yang diperoleh dari dokter, memiliki terapi di tingkatan awal, menengah, dan lanjut, terdapat laporan (report), adanya kecerdasan buatan dan yang terakhir sisi harga. Terdapat tiga versi yaitu bronze, silver dan gold. Untuk versi gold harganya 3.5 juta rupiah. Rencananya aplikasi CAKRA akan dipakai di Cakra Autism Center sebagai salah satu sarana
Fidah (kiri) dengan timnya dalam pameran Microsoft Imagine Cup
terapi pasien dan sedang menjalani proses kerja sama dengan berbagai lembaga terapi. “CAKRA juga merambah ke komunitas seperti komunitas putra kembara dan yayasan terapi autis seperti peduli kasih, ABK. Dokter Sawitri juga memakai. “ Jelas Fidah yang aplikasinya ini juga hadir dalam berbagai bahasa. Fidah dan tim mengaku didukung sepenuhnya oleh ITS dan pemerintah. Dari ITS, Fidah mendapat bantuan dari dosen yang membantu pembuatan dan ranah bisnis dari CAKRA. Sedangkan dari pemerintah, membantu mengurus hak paten, hak cipta dan sejenisnya. Dalam ranah bisnis, Fidah dan tim juga bekerja sama dengan Telkom. Harapan Fidah untuk temanteman mahasiswa yang juga ingin membuat suatu aplikasi adalah jangan fokus ke teknologi yang terlalu canggih namun yang dibutuhkan masyarakat. Setelah melakukan suatu riset sebisa mungkin menerapkan riset tersebut karena hakikat dari teknologi yang baik adalah yang dipakai. Sedangkan harapan untuk ITS sendiri adalah menyediakan wadah, memikirkan cara agar aplikasi yang telah dibuat dapat diterapkan di masyarakat serta memberikan penghargaan kepada mahasiswa yang telah berkarya. (ebj/fzb)
SUMBER: Istimewa
5
RISET
CAK | JANUARI 2015
Bapak Dany Arifianto dengan salah satu risetnya
SUMBER: Istimewa
BUNYI, AKUSTIK DAN PERKEMBANGAN RISET CATATAN ACHMAD RIZKY HAQIQI Mengabdi, itulah kata yang senantiasa melekat dalam benak Dr Dhany Arifianto. Bagaimana tidak, setelah menempuh pendidikan, penelitian dan pengajaran di benua Eropa serta Amerika, tujuan akhir Dhany hanya satu, yakni mendedikasikan diri pada tanah air. Saat tim redaksi CAK berkesempatan untuk mewawancarai dosen Jurusan Teknik Fisika ini, ia pun tak enggan unutk menceritakan beberapa riset yang telah digelunginya saat ini. Beberapa penellitian yang telah dikerjakan mulai dari microphone, koklea implant, hearing aids, hingga sonar bawah air. Namun, peneliti dibidang akustik dan bunyi ini mengaku tengah fokus pada riset tentang telinga. Dhany menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan tersebut untuk mengetahui sifat, karakteristik, sampai meniru fungsi dari telinga. Awalnya, Dhany pun tidak berpikir akan menggeluti bidang tersebut. Pasalnya, dosen lulusan Tokyo Institute of Technology ini lebih memilih kearah matematis. Hingga akhirnya ia memulai disertasi yang memuat kasus tentang telinga. Saat itu Dhany mulai sadar bahwa telinga merupakan sensor yang sangat canggih dan masih
banyak yang belum terungkap. Meskipun masih belum terlalu diminati di Indoesia, ia merasa beruntung karena dengan segala keterbatasan yang ada ia semakin bisa berkreasi dengan memunculkan ide-ide baru. Teknologi yang saat ini sedang Dhany kembangkan yakni microphone agar dapat berfungsi layaknya telinga biasa yang tidak hanya merekam bunyi, tetapi dapat menimbulkan persepsi layaknya telinga manusia. “Karena dua orang berbeda ketika didengarkan bunyi yang sama, bisa tiba-tiba seseorang jadi marah, atau justru menjadi rileks, itu disebabkan oleh persepsi masing-masing,” terang Reviewer, EURASIP Journal on Audio, Speech, and Music Processing ini. Menurutnya, dalam perkembangan saat ini turut ditemukan hal yang luar biasa. Ketika dilihat melalui peta otak, ternyata otak seperti pulau-pulau yang saling terkoneksi dan bekerjasama untuk mengolah bunyi yang tadi diterima. Sehingga, bunyi tidak hanya di proses di satu tempat, melainkan di akses dan melibatkan banyak bagian di otak yang saling terintegrasi. Hal tersebutlah yang menyebabkan setiap manusia dengan latar belakang, penge-
tahuan dan pengalaman yang berbeda, akan menghasilkan persepsi yang berbeda pula ketika di dengarkan bunyi yang sama. “Saya sudah menerbitkan makalah jurnal ini pada tahun 2008,” imbuhnya. Tak hanya itu, Dhany pun turut meneliti alat bantu dengar atau hearing aids untuk orang yang daya dengarnya kurang. Saat ini dalam penelitiannya tersebut, ia telah menemukan cara agar hearing fitting dapat dilakukan dengan mudah. Pasalnya, hearing fitting yang sekarang prosesnya sangat lama, dan harus mengatur tiap frekuensinya. Hearing Fitting sendiri merupakan pengaturan alat bantu dengar, agar bisa di gunakan oleh orang yang membutuhkan, seperti halnya kacamata yang harus di atur lensanya. Penelitiannya yang lain yaitu dalam implantasi koktail. Implantasi koktail ini merupakan alat bantu dengar bagi orang yang indra pendengarannya benar-benar tidak berfungsi. Sehingga, telinga nanti akan di bor dan dipasang semacam elektroda listrik agar bias mendengar normal. Tak tanggung-tanggung, dhany pun telah menemukan algoritma dan menyempurnakan alat ini agar bias fokus di keramaian.
Pasalnya keramaian terdiri atas banyak bunyi sehingga akan sulit untuk fokus pada lawan bicara. Agar dapat berfungsi seperti telinga biasa, maka bunyi yang lebih keras akan lebih di fokuskan, dan yang lain akan diredupkan, sehingga pendengar dapat mendengarnya dengan jelas. “Ini juga sudah diterapkan pada bayi umur 8 bulan yang memiliki gangguan pada pendengarannya. Jika di masa seperti itu bayi sedang berkembang aktif, maka akan mengganggu perkembangan bayi tersebut hingga dewasa nanti,” terang konsultan untuk airborne noise control di PT. Power Gresik Indonesia (Linde) ini. “Jika kalian ingin tahu rasanya bersyukur, maka sering seringlah dating kerumah sakit,” ungkapya. Menurutnya, banyak sekali orang yang tidak beruntung karena orang tersebut sedang dikurangi kenikmatannya. Hal tersebutlah yang menjadi salah satu motivasi beliau dalam melakukan penelitian. Ia berharap kedepannya agar penelitian-penelitian di ITS ini dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar, dan barulah diperluas lingkarannya mulai dari tingkat kota, provinsi, nasional, bahkan internasional. (riz/sha)
6
R A DA R CA K
CAK | JANUARI 2015
SOCIAL MEDIA AREK ITS
Kepemilikan Akun Social Media
CATATAN ARNING SUSILAWATI Berkembangnya teknologi semakin mempermudah seseorang dalam mengakses informasi, berkomunikasi dengan orang lain, serta peluang mengembangkan pemasaran suatu bisnis. Begitulah yang disampaikan oleh Andreas Kaplan dan Michael Haenlein (2010) dalam paper berjudul “Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media”. Social media sendiri adalah sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun atas dasar konsep teknologi Web 2.0, yaitu web yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content. Pada konteks “Pertukaran User-Generated Content” inilah, social media (socmed) dimanfaatkan oleh mahasiswa. Lebih lanjut, akan dipaparkan sebagai berikut. Dari diagram “Socmed Mahasiswa ITS” dapat diketahui bahwa facebook adalah media sosial yang paling banyak penggunanya di kalangan mahasiswa ITS yakni sebesar 26% dari total 7 macam jenis socmed (facebook, twitter, Instagram, path, youtube, tumblr, dan lainlainnya meliputi line, whatsapp, BBM, google+, dan blogger) yang radarCAK ajukan kepada responden. Jika diprioritaskan, dari 155 mahasiswa sebagai responden radarCAK, mahasiswa yang memilih facebook sebesar 77% sedangkan selain facebook yakni 23%, sehingga facebook merupakan akun socmed yang paling penting bagi mahasiswa dan dalam informasi selanjutnya data akun facebook yang akan digunakan untuk dilakukan analisis. Sebanyak 43% mahasiswa, rata-rata lama waktu mengakses akun facebook adalah 120 menit, hal ini dikarenakan mahasiswa melakukan komunikasi dengan orang lain dan mengakses facebook untuk mencari informasi tentang kegiatan perkuliahan. Bisa disebut jarang ketika 6% mahasiswa, rata-rata lama
waktu mengakses akun facebook adalah lebih dari 4 jam, alasan terkuatnya adalah responden memiliki bisnis yang mengharuskan untuk selalu update informasi bisnis tersebut, misalkan menjaga komunikasi dengan pelanggan terlebih yang berada jauh dari mahasiswa. Pada waktu mengakses akun facebook, hanya 5% mahasiswa yang mengakses akun facebook dari pukul 03.00-08.59 karena sebagian besar mahasiswa ITS sering melakukan kegiatan seperti mengerjakan tugas kuliah sampai dini hari (survey radarCAK November) sehingga tidak memungkinkan untuk mengakses facebook pada pukul 03.00-08.59. Sedangkan seringnya mahasiswa mengakses facebook pada pukul 15.00-21.59 karena sebagian besar mahasiswa pada pukul tersebut jarang ada kegiatan belajar di kelas maka waktu tersebut adalah waktu yang relatif memudahkan untuk mengerjakan tugas di kampus sembari menggunakan wifi kampus dan membuka facebook, karena biasanya lepas pukul 22 mahasiswa bisa fokus untuk mengerjakan tugas kuliah hingga dini hari. Mengapa mahasiswa ITS memilih akun facebook sebagai social media yang penting? RadarCAK memberikan lima opsi jawaban yakni alasan terkuat adalah karena kepentingan sebesar 82% dimana mahasiswa merasa facebook sangat membantu dalam perkuliahan yang membutuhkan koordinasi dengan teman sekelompok misalkan. Dari segi layanan facebook sendiri, dipilih 40% mahasiswa karena fitur yang disediakan facebook memudahkan mahasiswa dalam mengupload tugas kuliah. Dan alasan terkecil adalah mahasiswa memilih facebook karena lain-lain yakni sebesar 3%, mengapa? Karena facebook adalah socmed yang pertama kali digunakan dibandingkan akun socmed yang lain. (Ce2/srp)
99.20% 81.60% 59.20%
49.60% 33.60%
24.00%
16.00% 12.00% 8.80% 7.20% 4.80%
Media Sosial Dengan Frekuensi Akses Tertinggi
4.0%
9.6%
3.2%
1.6%
1.6%
5.6% 77.6%
2.4%
Line
Lama Akses Facebook
BBM
Path
Waktu Akses Facebook
6%
5%
17%
Youtube
39%
18%
26%
43%
58%
<60 menit
60-179 menit
09.00-14.59
15.00-21.59
180-360 menit
>360 menit
22.00-02.59
03.00-08.59
Penggunaan Media Sosial 72.9%
54.2%
22.9% 11.5% 5.2% Sumber Informasi
Sarana Komunikasi
Kegiatan (Kuliah/Organisasi/Bisnis)
Menambah Jaringan
Media Hiburan
METODOLOGI SURVEY Unit sampel Populasi Lama survey Jumlah sampel Metode Analisis data
: Mahasiswa : Mahasiswa ITS angkatan 2011-2014 : 8 Desember 2014 – 22 Desember 2014 : 155 mahasiswa : Acak berstrata proporsi : Statistika deskriptif, odds ratio
7
R A DA R CA K
CAK | JANUARI 2015
MEDIA SOSIAL: MUDHARAT ATAU MANFAAT CATATAN DINDA SARIHATI SUTEDJO
Aneka sosial media
Sebagai manusia yang hidup di zaman yang penuh dengan kemajuan teknologi, tentu istilah media sosial sudah tak lagi asing di telinga kita sebagai mahasiswa. Bahkan setiap hari, sadar atau tidak sadar, kita meluangkan waktu untuk membuka media sosial yang kita miliki. Entah hanya sekedar memeriksa adanya pesan masuk, mencari informasi up to date, atau sekedar membaca curahan hati teman-teman di media sosial.Adanya media sosial tentu memberikan banyak sekali kemudahan kepada penggunanya sampai-sampai banyak dari pengguna media sosial yang terlena dan terlupakan dengan kewajiban yang diemban. Saat ini, banyak sekali media sosial yang beredar dan digunakan oleh khalayak umum, diantaranya yaitu facebook, twitter, BBM, instagram, path, dan masih banyak lagi. Rata-rata satu orang memiliki lebih dari satu media sosial. Bayangkan berapa waktu yang digunakan
SUMBER: http://bisnisukm.com
sehari untuk mengurus beberapa media sosial tersebut? Menurut riset yang dilakukan We Are Social SG, sebanyak 62 juta jiwa pengguna aktif dari situs Facebook di Indonesia menghabiskan waktu sebanyak 2 jam 54 menit per hari untuk berinteraksi di media sosial. Hal tersebut dapat berdampak terhadap produktivitas kerja yang dilakukan oleh pengguna media sosial. Sebagai mahasiswa, kita harus bisa mengatur waktu dan mengendalikan diri dalam menggunakan media sosial. Dilihat dari segi kebendaannya media sosial sebenarnya masuk dalam kategori madaniyah yaitu bentuk fisik/benda hasil ilmu pengetahuan (science) yang digunakan manusia dalam urusan kehidupannya. Status hukum benda (madaniyah) ada 2 yaitu mubah (halal) dan haram sedangkan status hukum perbuatan ada 5 yaitu wajib, sunah, mubah (boleh), makruh dan haram. Selama media sosial
tidak digunakan untuk kemaksiatan maka status hukumnya mubah (boleh). Jika digunakan untuk melakukan perbuatan yang melanggar hukum syaraâ&#x20AC;&#x2122;, misalnya mencari pacar, chatting tanpa tujuan dengan non mahram, upload foto yang memperlihatkan aurat, atau update status menghujat orang lain dengan kata-kata kotor hukumnya menjadi haram. Sehingga manfaat atau mudharat media sosial tergantung bagaimana pengguna memanfaatkan media sosial tersebut. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka Itulah orang-orang yang fasikâ&#x20AC;?. (QS al-Hasyr:19) Media sosial memang boleh digunakan, tidak ada dalil yang melarang kepada manusia untuk berkomunikasi dengan batas-batas yang ditentukan oleh agama Islam. Namun, apabila dengan tidak adanya
Selama media sosial tidak digunakan untuk kemaksiatan maka status hukumnya mubah (boleh). media sosial membuat hati kita gelisah mengalahkan kegelisahan hati ketika melakukan maksiat, maka perlu ditijau kembali tujuan kita menggunakan media sosial. Jangan sampai kita menjadi manusia yang lalai terhadap perintah-perintah Allah dan mengepentingkan urusan-urusan duniawi. Apabila kita sanggup selama tiga jam per hari berkutat dengan media sosial, seharusnya kita juga sanggup sepuluh jam per hari berkutat dengan urusan akhirat (dss/Ce2).
8
RESENSI
CAK | JANUARI 2015
BELAJAR PEMAHAMAN BAIK DARI RINDU CATATAN FAUZI BAHRUDIN
Novel ini diceritakan dengan setting Indonesia pada tahun 1938 yang ketika itu masih bernama Hindia Belanda. Cerita dibuka dengan kejadian-kejadian yang terjadi pada tahun itu— Indonesia untuk pertama kalinya menjadi peserta Piala Duni sepak bola, Hitler menyerang Austria, Jepang dan China perang merebutkan Kanton dan Shanghai. Tapi novel ini disajikan bukan tentang hal-hal yang tadi disebutkan. Novel ini bercerita tentang perjalanan panjang para calon jamaah haji dari Makasar menuju Mekah, Arab Saudi. Perjalanan tersebut menggunakan kapal Blitar Holland—kapal uap terbesar yang dimiliki Hindia Belanda pada zaman itu. Dan semua kejadian menarik dan memilukan terjadi dalam kapal tersebut. Ada lima tokoh yang memiliki peran sentral dalam novel ini. Mereka adalah Daeng Andipati, Gurutta Ahmad Karaeng, Bonda Upe, Ambo Uleng, dan pasangan sepuh Mbah Kakung atau Mbah Putri dari Semarang. Bisa dibilang, kisah ini hasil rangkuman dari jawaban-jawaban atas pertanyaan kelima tokoh tersebut. Pertanyaan tentang penilaian masa lalu, tentang batas antara kebencian dan kebahagiaan, tentang kehilangan cinta sejati, tentang takdir dan jodoh, dan terakhir tentang kemunafikan hati. Deretan pertanyaan yang akan dijawab demi menumbuhkan kelegaan, tentu saja dengan mengedepankan logika
Buku-buku karya tere liye
khas Tere Liye. Bagian menarik dari lima tokoh tersebut adalah kisah tentang Ambo Uleng—pemuda yang bersinar bagai rembulan— seorang yang hampir putus asa menjalani hidupnya karena masalah cintanya. Tokoh ini mengingatkan kita pada novel Tere Liye sebelumnya. Kisahnya bisa dikatakan mirip dengan Borno yang bertemu cintanya di tepian sungai Kapuas. Meski novel ini bercerita tentang perjalanan “rindu” menuju Makkah, tapi justru bukan itu fokusannya. Novel ini memberi penjelasan tentang lima pertanyaan yang ada pada sinopsis yang tertera pada belakang sampul buku. Salah satu pertanyaan tersebut datang dari kisah Ambo Uleng. “Apakah cinta sejati itu? Maka jawabannya, dalam kasus kau ini, cinta sejati adalah melepaskan. Semakin sejati perasaan itu, maka semakin tulus kau melepaskannya. Persis seperti anak kecil yang menghanyutkan botol tertutup di lautan, dilepas dengan suka-cita. ……… Maka besok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu.” (Rindu, hal. 492) Bagian menarik lainnya adalah kita seolah diajak untuk menanamkan prespektif baru dalam pikiran kita. Bahwa tidak
SUMBER: google
semua orang Belanda pada saat itu adalah penjajah. Tere Liye menggambarkan tokoh-tokoh Belanda dengan sosok yang baik hati yang berseberangan dengan pemerintahan kolonial Belanda. Seperti yang tertulis pada kutipan berikut: “Dan larang bicara tentang kemerdekaan. Omong kosong. Sergeant itu sendiri tahu persis ada banyak orang Belanda yang tidak setuju dengan penjajahan oleh kerajaan kami. Ada banyak bangsawan dan kelompok terdidik yang mengirimkan petisi untuk mengakhiri kolonisasi. Penjajahan tidak pernah jadi kepentingan rakyat Belanda, melainkan kedok bagi kelompok elit memperkaya hidup mereka.” (Rindu, hal. 98). Hampir dalam setiap novelnya, Tere Liye menyajikan novel dengan cerita-cerita tentang keluarga yang menarik, terkadang menggemaskan. Begitu juga novel ini.Dalam novel ini diceritakan keluarga Daeng Andipati yang ideal sekali—hubungan suami-istri harmonis, anak-anak pintar dan lucu, dan seperangkat menarik lainnya. Mungkin Tere Liye ingin mengajarkan kepada pembaca, bahwa seharusnya beginilah hidup berkeluarga. Namun, tiada gading yang tak retak. Begitu juga karya Tere Liye yang satu ini. Menurut kaca mata pembaca ini, cerita yang disajikan terlalu monoton. Kehidupan terjadi seputar bangun, kumpul diruang makan, sholat, lalu pergi ke kamar lagi. Begitu seterusnya. Hanya pada saat akan terjadi lima pertanyaan saja cerita jadi sedikit berbeda. Terakhir, kita patut mengapresiasi terhadap karyakarya Tere Liye yang konsisten memberikan pencerdasan, pemahaman baik tentang kesederhanaan hidup, percintaan, dan kehidupan remaja. Hal ini berguna untuk menyerang balik mode-mode hidup zaman sekarang yang cenderung negatif. (fzb)
JUDUL BUKU : Rindu PENULIS : Tere Liye PENERBIT : Republika JUMLAH HALAMAN : 544+ii Halaman CETAKAN : Ke-1, Oktober 2014
PENULIS Darwis Tere Liye MORE INFO : Nama : Darwis Nama Pena : Tere Liye TTL : Palembang, 21 Mei 1979 Istri : Riski Amelia Anak : Abdullah Pasai
CAK | JANUARI 2015
9
JWC CORNER
MENGEJAR WAKTU CATATAN NIIQMATUL KURNIATI JUARA 1 JMMI WRITING CHALLENGE DESEMBER 2014 Udara mulai terasa dingin. Kukeluarkan kepalaku dari jendela angkutan umum untuk merasakan langsung dingin dan sejuknya udara desa. Sepanjang jalan aku melihat bunga orange bermekaran. Seketika ingatanku mengarah pada seseorang, bergegas aku mengeluarkan hp melihat catatan yang aku tandai pada tanggal 31. Desember!! Sudah Desember. Ya, bulan penutup telah datang. 2014 Seperti melaju dengan kecepatan cahaya. 2014 Akan pergi meninggalkan cerita untuk setiap insan yang menggunakan jatah usianya setahun ini. Pikiranku mulai terbang keberbagai masa. Melintasi memori ketika aku menangis tidak mau disuruh ibu untuk tidur siang. Melintasi memori ketika aku tertawa dengan sahabat SMP ku dibawah pohon jambu. Melintasi memori ketika aku bahagia menjuarai perlombaan puisi di Kabupaten. Melintasi memori ketika aku terpuruk kehilangan teman – teman yang terlebih dahulu kembali kepada – Nya. Melintasi memori mencekam disaat senior marah – marah karena kesalahan kami sebagai junior. Melintasi memori ketika aku harus mendiami sahabat kecilku yang berakhir kurang menyenangkan. Melintasi memori ketika aku melukai hati ibuku dan membuatnya menangis. Melintasi memori ketika aku bersimpuh dihadapan – Nya, memohon ampunan dan perlindungan - Nya. Namun aku kembali mengulangi kesalahan yang sama. Aku malu. Ada yang mengalir di ujung mataku. Tahu – tahu air mata keluar begitu saja. Aku kembali menghela napas sembari
mengembangkan senyum di ujung bibir. “Ternyata aku sudah tua, sisa usiaku tinggal berapa ya??” kataku dalam hati. Aku turun dari angkutan umum lalu kulangkahkan kaki menghampiri seseorang yang setia menungguku dari tadi pagi. Aku tahu dia telah lama duduk di kursi kayu itu, terbukti dengan benang rajutan yang telah berubah wujud menjadi penutup meja setengah jadi. Aku memeluknya dari belakang, mendekapnya penuh kasih dan kehangatan. Aku tahu ini tak akan sebaik yang dilakukannya 20 tahun lalu ketika aku merengek dan menangis. Aku tak mau berkata apa – apa. Aku hanya ingin berada disampingnya. Mencoba membayar luka yang dulu sering aku goreskan di hatinya, ibuku. “Kamu sholat nak?” tanya ibu dalam. “ Iya buk, saya sholat. Ada apa buk?” “Ayo kita ngaji dulu sebelum adzan maghrib berkumandang, ibuk rindu kita mengaji bersama.” Pinta ibu sedikit manja. Bergegas aku ambil quran di tempat sholat lalu kami mengaji bersama. Sesampainya di surat Al Ashr aku kembali teringat akan 2014 yang bersegera menghapus parasnya. Demi masa Sungguh, manusia berada dalam kerugian Kecuali orang – orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran Apa yang telah aku lakukan selama ini? Apa jasa yang telah aku berikan untuk saudaraku?
“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” Apa manfaat yang telah aku tebarkan di bumi? Apa karya yang telah aku persembahan untuk negeriku? Apa perubahan yang telah aku lakukan untuk dunia? Apa pengorbanan yang telah aku berikan untuk agamaku? Waktu terus berlalu. Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun melintas begitu cepat. Aku begitu kualahan mengejarnya. Hidupku seakan berada diantara dua tembok yang secara bersamaan menghimpitku dari berbagai sisi. Jika waktu adalah makhluk bernyawa sepertiku, maka dengan gagah berani aku akan memaksanya untuk menungguku. Setidaknya menyuruhnya berhenti sejenak untuk memberi aku bonus waktu supaya aku dapat beristirahat dari semua permasalahan hidup yang tak kunjung usai. Jika waktu diperjual belikan
maka aku akan menjadi orang pertama yang mengantri untuk membeli waktu setiap paginya. Ilusi!! Betapa lemah diriku ketika pikiran itu muncul. Lemah, karena aku tak mampu menjadi kusir yang handal untuk diriku. Aku menengokkan kepalaku ke kanan, aku melihat ibuku masih meneruskanmembaca Al Quran. Kusandarkan kepalaku dibahunya sambil membatin membangun komitmenku. Bukan dengan siapa – siapa, aku ingin berkomitmen dengan diriku sendiri. Jika waktu tak bisa menungguku maka akulah yang harus memaksakan diri mengejarnya. Cukuplah kesia – siaan ini, aku harus bangun agar tidak mematahkan harapan orang – orang yang mencintaiku. Terutama wanita hebat disampingku, ibu.
10
INTERMEZZO
CAK | JANUARI 2015
KOMIK
CATATAN FADIA FADZLIYANA SAIFUDDIN
PUISI
LARON
Kutinggalkan tempatku yang dulu Tempat yang mengasingkan keberadaanku Dengan sayap yang telah kunanti-nantikan Mengembara ke dalam kefanaan Pada malam yang menggelapkan Kuterbang mengangkasa Mencari secercah sinar yang mengundang Tujuan akhir kehidupan.
CATATAN FAUZI BAHRUDIN
CAK ONLINE open issuu.com/jmmiits
CONTACT US
KRITIK, SARAN, DAN MASUKAN ANDA SANGAT BERARTI BAGI KAMI
mail to media.jmmi.its@gmail.com
CATATAN AREK KAMPUS
TRUST US WITH YOUR
ADVERTISEMENTS
DAN BANTU KAMI MENYEBARKAN KEBAIKAN
CALL 085731963216 or MAIL to media.jmmi.its@gmail.com
Penerbit: Divisi Media JMMI Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Pelindung: Ketua Tim Pembina Kerohanian Islam ITS. Penanggung Jawab: Mohamad Rifai. Pimpinan Redaksi: Achmad Rizky Haqiqi. Wakil Pimpinan Redaksi: Eries Bagita Jayanti. Redaktur: Sindunuraga Rikarno Putra. Editor: Fauji, Arning Susilawati. Reporter: Muhammad Aulia, Gifari Zulkarnaen, Syafriansyah, Azzam Abdillah Shiddiq, Deo Siregar, Ery Permana Yudha, Ubaid El-Ahyar Elyafizi, Muhammad Richa Saputra, Nurul Amalia Triyuliana, Dinda Sarihati Sutedjo, Enira Suryaningsih, Amelia Fadhila. Layouter: Fadia Fadzliyana Saifuddin. Komikus: Fadia Fadzliyana Saifuddin. Kontributor: Hilmi Bangkit, Hafid Dwi Nurjannah, Emeralda Dianita.
CAK | JANUARI 2015
L A N J U TA N
11
Pemilihan Rektor Memasuki Babak Terakhir
(Sambungan dari halaman 1)
Sebelumnya ada 69 bakal calon rektor (bacarek) yang ditetapkan setelah dinyatakan memenuhi kriteria. Ketua PPCR ITS, Prof Ir Arif Djunaidy MSc, PhD menjelaskan syarat menjadi rektor. Di antaranya bakal calon rektor minimal berpendidikan doktor (S3), menduduki jabatan akademik minimal lektor kepala, berusia maksimum 60 tahun pada 13 April 2015 dan merupakan dosen aktif. Selanjutnya dari 69, disaring menjadi 13 bacarek dan terangkum dalam Surat Keputusan SenatITS Nomor 075113/IT2.V/HK.00.02/201 4 tentang penetapan bacarek ITS masa jabatan 2015-2019. Dari 13 disaring lagi menjadi lima bacarek dan tanggal 7 Januari 2015 kemarin diputuskan menjadi tiga calon rektor (carek) berdasarkan hasil pemilihan oleh Senat. Ketiga carek yang namanya dikirim ke Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi untuk proses pemilihan selanjutnya,
yakni Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc.ES, Ph.D (Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Jurusan Teknik Lingkungan ITS), Prof. Ir. Eko Budi Djatmiko M.Sc, Ph.D (Fakultas Teknologi Kelautan, Jurusan Teknik Kelautan), dan Prof. Ir. Djauhar Manfaat M.Sc, Ph.D (Fakultas Teknologi Kelautan, Jurusan Teknik Perkapalan). Dalam pemungutan suara secara tertutup itu, Joni unggul dengan 24 suara. Sementara itu, Djauhar dan Eko Budi masing-masing mengantongi 10 dan 8 suara sah. Sedangkan kedua bacarek yang lain, Adi mendapatkan 7 suara dan Herman Sasongko tidak mendapatkan suara sama sekali. Total suara sah sebanyak 49 suara. Tercatat, ada satu suara tidak sah dan dua anggota Senat tidak hadir untuk memberikan suara. Pada tahap selanjutnya, ketiga kandidat menghadapi fase seleksi terakhir. Dalam tahap tersebut, pemerintah memiliki suara melalui Menteri Riset-
Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti, dahulu melalui Mendikbud). Berdasarkan Permendikbud Nomor 33 Tahun 2012, unsur menteri memiliki suara 35 persen dalam penentuan rektor ITS. Seusai rapat senat, Joni Hermana yang merupakan a l u m n i Fa k u l t a s Te k n i k , JurusanTeknik Lingkungan Institut Teknologi Bogor (ITB) tahun 1986 menyebut program kerja strategis ITS yang disusunnya. ITS sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PTBHMN) akan mengedepankan otonomi pengelolaan dan kebebasan berkreasi. Kebebasan berkreasi bisa mendatangkan peluang dan ancaman sehingga bisa dikelola. Eko Budi Djatmiko menyebutkan ITS harus mengedepankan bidang riset dan publikasi. Memantapkan ITS sebagai universitas riset dunia. Pengembangan State of the Art Riset Ilmu Dasar, Riset Bermuara pada Industri dan
Masyarakat. Selain itu, peningkatan dan internasionalisasi jurnal ITS serta lainnya. Djauhar Manfaat lebih menyorot keadaan ITS saat ini. Menurutnya, beberapa capaian positif dari program kerja yang direncanakan telah direalisasikan. Namun ‘keributan’ kemudian terjadi mana kala sistem remunerasi diberlakukan sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja SDM ITS. Berbagai keluhan dari SDM ITS terhadap pelaksanaan sistem remunerasi ini datang bertubi- tubi dari berbagai kalangan di ITS. Keluhan tidak hanya pada masalah keterlambatan pencairan remunerasi yang menimbulkan keresahan SDM ITS, tetapi juga tentang terkait besarnya remunerasi. Hal lain juga masuk dalam visi-misinya. Dan untuk proses selanjutnya, menunggu hasil pengumuman rektor terpilih oleh menteri dan senat 6 Februari 2015 mendatang. (ffs/srp)
Cak Jo: 21 Tahun Mengabdi di Manarul Ilmi
(Sambungan dari halaman 1)
Kedekatan tersebut memberi ruang bagi Cak Jo untuk ikut berdiskusi terkait masalah agama, negara, politik, diajak aktif mengikuti seminar dan pelatihan hingga akhirnya, pembelajaran hidup Cak Jo dapatkan dari kegiatan tersebut. “Waktu zaman orde baru dulu, aktivis tidak bisa leluasa berdakwah karena selalu dipantau, pelaksanaan mentoring yang sembunyi-sembunyi hingga kabur ke mushola jurusan, bahkan pendiri JMMI dahulu ditahan ijazahnya karena khawatir dakwah Islam memberi pengaruh negative bagi mahasiswa” ulasan singkat Cak Jo saat mengawali cerita tentang perkembangan dakwah Islam di kampus ITS. Lanjutnya, Cak Jo menceritakan bahwa alasan beliau merasa nyaman mengabdi adalah karena masjid mer-
upakan tempat yang dimuliakan Allah, beda dengan tempat lain. Ketika ditanya perihal kesan dalam mengurus Masjid, Cak Jo mengungkapkan “Selama mengurus Masjid pasti ada rasa suka dan duka. Apalagi terkait komentar jamaah yang kurang baik dan tidak terlalu sering ke Masjid. Mereka rata-rata berkomentar daun yang berserakan di selasar masjid karena jatuh tertiup angin, hingga lantai Masjid yang beberapa kali kurang bersih. Padahal kalau saja mereka tahu, ruang utama itu dibersihkan 4 kali dalam sehari. Saya bangun jam setengah 3, dilanjut buka pintu dan pagar, lalu mulai membersihkan ruang utama Manarul. Jam setengah 7 dibersihkan lagi, sebelum dzuhur dibersihkan lagi, dan sebelum Ashar juga sudah bersih kembali. Intensitas yang wajar dengan kondisi jamaah yang
selalu bertambah dari waktu ke waktu. Tetapi berbeda dengan jamaah yang sering ke Manarul, mereka lebih banyak mengapresiasi kerja keras para pengurus masjid atas usaha dan kerja keras menjaga kebersihan dan kenyamanan Manarul. Cak Jo kurang menyukai anggapan beberapa orang kalau karyawan tidak bekerja. Padahal sudah bekerja dengan sungguh-sungguh, bahkan melebihi jam kerja karyawan seharusnya. Kalau dihitung lembur, biaya ITS akan habis membayar para pengurus masjid. Siapa juga yang jam 3 sudah mulai bekerja? Tetapi karena di masjid dan memang dihitung untuk amal ibadah, jadi Cak Jo tidak mempermasalahkan terkait jam kerja. Perasaan senang dan nikmat karena melayani jamaah untuk ibadah sholat sudah cukup baginya. ”Kalau bersih, sholatnya
nyaman, saya senang aja tidak tahu kenapa. Senang tidak bisa dinilai dengan uang,” tuturnya dengan semangat. Cak Jo juga mengemukakan pandangannya terkait aktivis dakwah sekarang dan dulu. Memang, dimana-mana generasi awal pasti lebih militan. Bukannya menyalahkan generasi sekarang, hanya saja yang dihadapi setiap tahun, dan setiap perubahan zaman pasti berbeda. Harapannya Cak Jo, teruntuk para aktivis, “Sabar dan ikhlas. Itu kuncinya. Karena, kalau memang niat untuk menyebarkan Islam dengan sungguh-sungguh, jangan karena golongan ataupun kelompok. Tapi karena memang demi menyampaikan islam yang sebenarnya. Dengan begitu, akan ditolong Allah dalam keadaan apapun” Tutupnya dengan senyuman. (ffs/Ce2)
12
OPINI
CAK | JANUARI 2015
PTN-BH: MENERAWANG MAJU, MEMBENDUNG KOMERSIALISASI CATATAN HILMI BANGKIT (KOMUNITAS AKU PEDULI CAK) Sebuah angin baru telah datang untuk ITS kedepan, konsep PTN BH (Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum) akan dijalankan. Konsep yang sempat ramai diperdebatkan oleh para mahasiswa dengan segala pengaruh positif dan negatifnya. Pada tanggal 17 Oktober 2014, sudah resmi bahwa ITS menjadi PTN BH dengan munculnya PP No.83 Tahun 2014 yang berarti ITS harus mempersiapkan diri agar menjadi PTN BH yang matang. Menerawang Maju Dengan resminya ITS menjadi PTN BH maka ada sebuah harapan besar tentunya untuk kemajuan ITS kedepan khusunya dalam pembangunan bangsa. Ada sebuah gagasan yang sempat kemarin terlontar dalam diskusi tentang konsep konektsivitas antara kampus, industry dan pemerintahan. Peran serta PTN BH kali ini adalah menggabungkan ketiganya menjadi sebuah konsep ”Tripel Connection” untuk menunjang kemajuan kampus ITS. Konsep ini merupakan konsep yang menghubungkan tiga bagian yang harus digarap di kampus teknologi dan dengan adanya triple connection, kampus dapat mensuplai kekurangan yang ada. Dalam konsep ini kampus berperan sebagai inkubator masa depan bangsa melalui riset dan gagasan untuk memecahkan permasalahan, sehingga muncul ide-ide kreatif untuk solusi jangka pendek maupun jangka panjang. Pemerintah sebagai stakeholder terkait berfungsi untuk membuat kebijakan dan merumuskan apa yang dibutuhkan negara untuk keberlangsungan pembangunan bangsa. Sedangkan sektor Industri merupakan sektor yang berfungsi untuk mencetak kebutuhan negara, dimana disetiap waktu memiliki ciri khas tersendiri sehingga membutuhkan suatu riset khusus yang komprehensif. Oleh karena itu, konsep tripel connection ini harus dikembangkan di kampus yang terutama berlabel PTN BH sehingga dapat memecahkan masalah-masalah yang ada.
Membendung komersialisasi Dengan PNPB hasil kerjasama yang minimal 110 M, hampir bisa dipastikan akan banyak sponsorship yang akan menjadi sumber dana ITS, dan jika kita melihat UI misalnya, bukan tidak mungkin akan ada Starbucks di ITS. Dengan resminya PTN BH berarti membuka kran komersialisasi pendidikan secara lebar jangan heran nantinya akan banyak perusahaan makanan atau toko-toko masuk ke kampus. Menengok kampus yang lebih dahulu merasakan hal ini, di perpustakaannya pun ada produk-produk luar yang berdampak kepada berubahnya lifestyle kita di kampus perjuangan ini. Komersialisasi boleh-boleh saja, namun kita harus pandai memilih mana yang bermanfaat dan mana yang merugikan. Sebenarnya arus komersialisasi ini juga berdampak merubah status ITS sebagai kampus rakyat menjadi menara gading yang jauh akan masyarakat. Lima Poin Awal Selanjutnya untuk langkah awal pengawalan PTN BH ini ada 5 poin awal yang harus kita soroti dalam pengembangannya, seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini. Penutup Dalam konsep PTN BH ini perlu dilaksanakan sebuah aksi cepat dengan menyelesaikan 5 poin strategis yang dalam waktu dekat akan digarap. Sebagai mahasiswa hendaknya kita mempunyai usulan strategis guna menunjang keberlangsungan ITS sebagai PTN BH terutama dalam bidang kesejahteraan dan kemahasiswaan agar terbentuklah sebuah konsep Good Government di dalam tata kelolanya. Mengutip sebuah perkataan dari seorang filsuf “Tanpa struktur kita tak dapat bergerak dengan teratur apalagi tanpa kultur kita tak punya integritas”.
PERMASALAHAN
USULAN LANGKAH STRATEGIS
Manajemen keuangan masih membingungkan, terutama keuangan kemahasiswaan. Organisasi Tata Kelola (OTK) yang sering berubah-ubah menunjukkan belum ada sebuah pegangan yang tetap bagi sistem birokrasi di ITS. “Apalagi Statuta ITS yang belum disahkan sehingga perlu dilaksanakan percepatan mengingat ITS sudah SAH menjadi PTNBH
Mempercepat disahkannya Statuta sebagai landasan berpijak dalam penyusunan OTK dan kebijakan yang ada dikampus mengingat format PTN BH berbeda dengan format ITS sebelumnya. Mendorong terciptanya OTK yang transparan dan informatif untuk memudahkan pengelolahannya.
Pada Pasal 3 ayat 2 PP no.58 th.2013, disebutkan bahwa Pendanaan penyelenggaraan Pendidikan Tinggi oleh PTNBH juga dapat bersumber dari masyarakat.
Meskipun status ITS telah berubah menjadi PTNBH sebagai mahasiswa kita harus mempertahankan ITS sebagai kampus rakyat dimana tidak ada lagi tarikan kepada masyarakat keseluruhannya dan mendorong terciptanya kesejahteraan mahasiswa melalui otonominya dan kerjasama yang telah dibuat
Dari poin 3 diatas tentang PNPB hasil kerjasama yang minimal 110 M, hampir bisa dipastikan akan banyak sponsorship yang akan menjadi sumber dana ITS, dan jika kita melihat UI misalnya, bukan tidak mungkin akan ada Starbucks di ITS. Hal ini terasa kontradiktif jika melihat kondisi beberapa gedung besar di ITS yang tak jelas penyelesainnya.
Mengusulkan percepatan pembangunan infrastruktur yang ada agar dari sektor swasta bisa masuk dan menambah dana kerjasama ITS. Tetapi perlu dilakukan pengawalan pula terkait perusahaan yang mengancam merusak hakikat dari perguruan tinggi itu.
ITS akan bebas membuka tutup prodi sesuai kebutuhan pasar, jadi tidak perlu lagi meminta persetujuan dengan Kementrian terkait. Misalnya, sponsor menghendaki ada Jurusan Dirgantara, ITS bebas membukanya.
Mengingat permintaan jurusan dari kebutuhan pasar makadari itu pengawalan terhadap kebutuhan jurusan yang ada harus dilaksanakan disamping kita menanbah jurusan yang ada. Jangan sampai kampus ITS terjerat industrialisasi kampus
Peran senat akan digantikan dengan MWA(Majelis Wali Amanat), yang anggotanya terdiri dari civitas academica maupun mahasiswa. Yang menimbulkan pro kontra terkait : - Sistem pemilihan - Wewenang - Posisi keterwakilan mahasiswa
- Mendorong ITS memberikan sistem yang jelas terkait pemilihan MWA. - Dengan adanya MWA wakil mahasiswa maka akan berdampak kepada posisi KDKM ITS dimana harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. - Membentuk pola koordinasi dari mahasiswa untuk MWA wakil mahasiswa agar kepentingan dari mahasiswa dapat terakomodir dengan baik.