Prisma Edisi I-B2KXIV

Page 1

Edisi I-B2KXIV

PRISMA

Persembahan LSiS untuk MIPA

Langkah Saintis Muda untuk Bangsa Besar yang Berkarya

Research, Yes I’m Ready Briket, Bahan Bakar Praktis, Ekonomis, dan Ramah Lingkungan

How to be a Good Scientist Wawancara: Riset, Wujud Akselerasi Saintis Bapak Dr. Edi Suharyadi, M. Eng Dosen Jurusan Fisika UGM

junsisfmipaugm.blogspot.com


DAFTAR ISI Pembina Bimo Winardianto

Pemimpin Umum

TATAP MUKA 1 Langkah Saintis Muda untuk Bangsa Besar yang Berkarya

Indra Wijanarko

Koordinator Bekti Afre Ratri

BERANDA 2 Research, Yes I’m Ready

Pemimpin Redaksi Sigit Prayogo

Penulis Ni Made Mega Pratiwi Meta Permata Putri Feni Fetrishia Niken Hastuti Nandya Arifka Puspaningrum Edy Sudrajat

Layouter Sigit Prayogo Ni Putu Dian Puspitha

PROFIL 4 Bapak Dr. Edi Suharyadi, M.Eng Riset Wujud Akselerasi Saintis

ARTIKEL 6 Briket, Bahan Bakar Praktis, Ekonomis, dan Ramah Lingkungan.

Alamat: Sekip Utara FMIPA UGM Bulaksumur No 21 Kode Pos 55281 Sleman, Yogyakarta, Indonesia

TOPIK 10 How to be a Good Scientist

Silakan kirim surat pembaca, kritik, dan saran Anda ke: e-mail: junsis.fmipa.ugm@gmail.com kontak: +628998275043 (Loke)

KILAS 12 The New Insight about Scientist and Research


TATAP MUKA

Langkah Saintis Muda untuk Bangsa Besar yang Berkarya

Salam hangat untuk pembaca setia Prisma. Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan berkat kerja keras rekanrekan Jurnalistik Sains LSiS (Lingkar Studi Sains), akhirnya kami dapat menyelesaikan buletin ini. Kali ini kami mengangkat tema “Langkah Saintis Muda untuk bangsa Besar yang Berkarya�. Tema ini kami angkat, karena memang mahasiswa memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan Indonesia. Buletin edisi ini akan mengungkap potret peran mahasiswa bagi negeri dalam berbagai aspek yang menjadi pilar berdirinya sebuah bangsa. Sehingga diharapkan, melalui artikel-artikel yang tersaji, pembaca akan menyadari bahwa mahasiswa adalah potensi kemajuan suatu Negara. Dan riset merupakan salah satu bukti nyata kegiatan mahasiswa sebagai kontribusi tersebut. Dengan riset juga sebagai tolok ukur kemajuan suatau bangsa dibandingkan bangsa yang lainnya.Karena dengan adanya riset tentu akan dihasilkan pula berbagai macam inovasi yang mampu mempermudah kehidupan manusia. Dengan ada riset juga kita akan lebih mengerti tentang arti menghargai lingkungan yang ada di bumi. Karena sejatinya riset bukan hanya untuk kehidupan manusia dengan produknya tapi juga sebgai suatu bentuk metode agar setiap prilaku yang kita lakukan sejalan dengan pelestarian lingkungan Pembaca setia Prisma, oleh karena itu kedepannya dengan Buletin ini dapat membuka wawasan kita akan pentingnya melakukan efisiensi dalam setiap kegiatan yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. [Gaga] Salam Laskar Jurnalistik Sains Semoga orang yang kita rindukan akan tetap berkarya

1


BERANDA

Research, Apa itu penelitian? Penelitian atau riset dapat diartikan sebagai penyelidikan atas suatu permasalahan yang dilakukan secara sistematis, kritis dan ilmiah yang bertujuan untuk mencari jawaban dari permasalahan yang diselidiki, meningkatkan pengetahuan, mendapatkan fakta yang baru, dan melakukan penafsiran secara lebih baik. Penelitian juga sangat erat kaitannya dengan mahasiswa. Mahasiswa diwajibkan u n t u k m e r e a l i s a s i k a n Tr i D h a r m a PerguruanTinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Dimulai dari Pendidikan, mahasiswa ditawarkan dengan berbagai mata kuliah oleh perguruan tinggi, sehingga mahasiswa mendapatkan ilmu dan kompetensi sesuai dengan bidang yang ditekuninya. Ilmu dan kompetensi itulah yang dapat dikembangkan menjadi sesuatu yang

lebih bermanfaat melalui proses yang disebut penelitian. .

82 9 ^ # gambar 0 ( * Y

%

2

YES I’M READY Dalam kegiatan penelitian ini ada tantangan bagi mahasiswa dalam menjawab pertanyaan sejauh mana mereka menguasai ilmu dan kompetensi yang telah mereka peroleh tersebut. Setelah melalui serangkaian proses sebelumnya, diperoleh hasil berupa karya dari penelitian tersebut yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat. Hal ini sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi ketiga, yaitu Pengabdian kepada Masyarakat. Tetapi sangat disayangkan, minat mahasiswa saat ini terhadap penelitian dapat dikatakan sangat rendah. Padahal penelitian merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang begitu penting. Karena dari penelitian muncul inovasi-inovasi yang dapat memecahkan berbagai problematika yang terjadi di masyarakat. Salah satu penyebab rendahnya minat mahasiswa terhadap penelitian yaitu minimnya fasilitas pendukung yang tersedia. Selain itu, rendahnya semangat berkompetisi juga berpengaruh pada minat mahasiswa terhadap penelitian, dimana mahasiswa merasa takut dan khawatir apabila mereka mengalami kegagalan dalam penelitiannya. Lalu penyebab lainnya yaitu kurangnya kesadaran akan pentingnya penelitian sebagai bagian dari proses pengembangan seorang intelektual muda. Padahal tidak sedikit kompetisi mahasiswa yang dapat mengembangkan


BERANDA

kemampuan mereka dalam penelitian, salah satu contohnya adalah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). PKM diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang tujuannya yaitu mencari gagasan-gagasan kreatif dari mahasiswa untuk melahirkan karya-karya yang bermanfaat dan mampu menjawab masalahmasalah yang ada di masyarakat. Ada begitu banyak hasil karya anakanak bangsa yang membanggakan yang bermula dari kegiatan penelitian. Meskipun begitu, daya saing Indonesia dibandingkan dengan negara lain di ASEAN masih kalah jauh. Berdasarkan rilis Global Competitiveness Report tahun 2014, Indonesia berada pada posisi terendah apabila dilihat dari kondisi pendidikan di negara tersebut. Penyebab rendahnya kualitas pendidikan Indonesia salah satunya karena rendahnya budaya penelitian di Indonesia.Terlihat dari jumlah publikasi ilmiah peneliti Indonesia yang dalam kurun waktu yang sama, publikasi ilmiahnya hanya terdapat 7843 jurnal ilmiah. Lebih rendah dibandingkan dengan negara ASEAN, seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia dengan total publikasi nasional dan internasional dari tiga negara tersebut di atas 30000.

Oleh karena itu, karena penelitian sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan berpengaruh pada kualitas pendidikan, maka harus dilakukan penanaman budaya penelitian di segala bidang dan dimulai sejak dini. Dapat diawali dengan membiasakan membaca karena semakin banyak membaca, maka tingkat pemahaman dan semangat berkontribusi kepada masyarakat pun semakin tinggi. Selain itu, diperlukan juga untuk menumbuhkan rasa kepenasaran intelektual terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian atau bisa juga disebut The Curiousity of Research. Lalu mahasiswa akan dengan sendirinya segera melakukan sebuah penelitian karena telah memahami pentingnya penelitian sebagai bagian dari proses pengembangan dan pendewasaan diri. Nantinya budaya penelitian ini akan membentuk kerangka bagi mahasiswa dalam setiap aktivitasnya. [Meperput]

Sumber : koran-sindo.com/node/392913 Editor : Loke

3


PROFIL

wawancara:

Riset Wujud Akselerasi Saintis Bapak Dr. Edi Suharyadi, M. Eng Dosen Jurusan Fisika UGM Bapak Dr. Edi Suharyadi, M. Eng

penelitian yang dilakukan untuk memberikan

adalah salah seorang dosen yang namanya

solusi dari suatu permasalahan yang tidak

sudah tidak asing di Fakultas Matematika dan

terselesaikan dari penelitian-penelitian

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah

sebelumnya (dapat menghasilkan produk) dan

Mada, khususnya bagi mahasiswa Jurusan

penelitian untuk perspektif lain atau untuk

Fisika. Ya beliau adalah Dosen jurusan Fisika

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

UGM dengan bidang kepeminatan Magnetic

Beliau juga menuturkan dalam penelitian kita

Nanomaterial, Magnetism, & Spintronics.

tidak harus berbicara produk berupa barang

Beliau dahulunya menempuh pendidikan S1

yang real. Penelitian itu tidak hanya

dan S2 Jurusan Fisika FMIPA UGM,

terkonsentrasi dalam menghasilkan produk,

Yogyakarta. Lalu mengambil S2 di Universitas

tapi penelitian juga bisa menghasilkan kajian-

Waseda, Tokyo, Jepang dan melanjutkan

kajian yang sifatnya fundamental.

jenjang S3 di Universitas Nagoya, Nagoya,

Ketika ditanya mengenai potensi para pemuda Indonesia di bidang riset, Dosen yang

Jepang. Sebagai seorang Dosen, beliau

menjabat sebagai Ketua Koordinator MITI

mempunyai pengalaman yang tidak sedikit di

(Masyarakat Ilmuan dan Teknologi Indonesia)

organisasi ilmiah dan profesional, serta

Yogyakarta, sangat yakin, pemuda Indonesia

pengalaman penelitian baik yang dilakukan di

punya potensi yang luar biasa. Buktinya dapat

dalam maupun di luar negeri. Publikasi oleh

dilihat dari prestasi yang diraih para pemuda di

beliau di nasional berjumlah 34 paper dan 49

dalam maupun di luar negeri. Di dalam negeri

paper di kancah internasional. Begitu

adanya inovasi/penemuan baik yang dilakukan

banyaknya pengalaman beliau di bidang

dalam kompetisi maupun penelitian-penelitian

penelitian, membuat beliau begitu akrab

mandiri. Beberapa penelitian termasuk luar

dengan dunia riset. Dengan bidang

biasa misal beberapa tema yang diangkat di

kepeminatan magnetik material, beliau fokus

PKM out of the box dalam artian untuk level

mengembangkan Nanoteknologi.

mahasiswa termasuk spektakuler. Selain itu,

Menurut beliau, riset/penelitian yang

kiprah pemuda di luar negeri baik sebagai

dilakukan tidak harus menghasilkan produk

student maupun di lembaga penelitian, juga

tapi juga untuk memperkuat kajian

memiliki kualitasnya yang tidak kalah dengan

fundamental. Penelitian terbagi dua, yaitu

inovasi di dalam negeri. Hasil penelitian

4


mereka

banyak

digunakan

untuk

dimiliki. Kompetensi ini bisa berupa primer

pengembangan IPTEK dan juga menghasilkan

dan sekunder. Kompetensi primer dalam

produk. Mengingat Indonesia sudah merdeka

bentuk mengasah bakat sedangkan

sejak lama, beliau secara pribadi merasa cukup

kompetensi sekunder dalam bentuk soft skill

prihatin dengan perkembangan riset saat ini. Di

yang didapatkan dari organisasi. Pemuda

satu sisi potensi kita luar biasa, sementara SDM

adalah masa untuk menyibukkan diri. Jadi

kita masih rendah, infrastruktur dan fasilitas

pada masa inilah masa yang sangat tepat

yang kurang memadai, serta dukungan finansial

untuk mengikuti organisasi-organisasi.

yang masih kurang. Banyak hal masih kita

Sebab seorang Saintis yang pernah

import, hak paten masih minim, serta publikasi

mengikuti organisasi dengan yang tidak

ilmiah yang tidak banyak. Sehingga dukungan

mengikuti organisasi akan terlihat

dari pemerintah dan seluruh pihak sangat

perbedaannya.[Vena]

diharapkan dan agar kedepan Indonesia dapat menjadi bangsa maju. Akan tetapi, beliau yakin di tengah keterbatasan ini ada sebagian orang yang luar biasa. Beliau berpesan kepada para pemuda Indonesia agar fokus di bidang yang digeluti dan mengasah kompetensi yang

Biodata Dr. Edi Suharyadi, S.Si., M.Si., M.Eng. Contact Address : Sekip Utara BLS 21 Yogyakarta 55281 Office Phone : 0274-545185 Office E-Mail : esuharyadi@ugm.ac.id Department : Physics Website : acadstaff.ugm.ac.id/esuharyadi Teaching and Supervision Expertise : S1

Dr. Edi Suharyadi, S.Si., M.Si., M.Eng.

5


ARTIKEL UTAMA

BRIKET

BAHAN BAKAR

Praktis, Ekonomis, dan Ramah Lingkungan penelitian pun ditempuh untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu penelitian yang telah membuahkan hasil diantaranya berwujud sebagai briket. Apa itu briket? Definisi briket itu sendiri merupakan bahan yang berupa serbuk atau potongan-potongan kecil yang

dipadatkan

dengan

menggunakan mesin press dengan dicampur bahan perekat. Sedangkan secara umum briket merupakan

D

ewasa kini sumber energi

bahan bakar alternatif yang berasal dari bahan-

merupakan sesuatu yang

bahan limbah dan umunya bersifat tersedia serta

dikhawatirkan menjadi

mudah di dapat, seperti arang misalnya.

suatu hal yang langka

mengingat semakin

Briket memilki beberapa kelebihan

bertambahnya populasi manusia di dunia.

dibanding arang biasa (konvensional)

Energi-energi dari sumber bahan bakar seperti

diantaranya adalah menghasilkan panas yang

gas alam,minyak bumi dan batu bara semakin

relatif lebih tinggi dan nilai kalor yang mampu

menipis persediaannya karena terus menerus

dicapai dapat sebesar 5000 kalori. Sebagai

dieksploitasi oleh manusia. Indonesia sendiri

perbandingan nilai kalor dari beberapa jenis

kini telah menjadi salah satu negara pengimpor

bahan bakar yang ditunjukan oleh tabel

minyak mentah, sehingga perlu suatu usaha untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar migas. Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, dan diantaranya ada yang belum termanfaatkan secara optimal sebagai sumber energi alternatif. Oleh sebab itu berbagai macam usaha dilakukan manusia untuk menemukan dan mengoptimalkan energi alternatif. Berbagai macam riset dan

6

(Akhhurts, 1981)


ARTIKEL UTAMA Dari data-data tersebut briket

Bahan-bahan diatas merupakan

mempunyai nilai kalor yang mendekati nilai

bahan utama yang diprediksi memiliki kadar

batubara sehingga sangat cocok untuk

karbon. Tentunya setiap bahan baku memilki

digunakan sebagai energi alternatif. Hal tersebut

kadar karon yang berbeda beda dan akan

pula yang melandasi Lingkar Studi Sains (LSiS)

memempengaruhi terhadap briket yang

FMIPA, Universitas Gadjah Mada untuk membuat

dihasilkan. Sehingga salah satu variabel

penelitan tentang briket. Selain bertujuan untuk

dalam penilitian ini diataranya terletak pada

mengendalikan pengguanaan bahan bakar

bahan baku yang digunakan.

migas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan

Perlu menjadi catatan, dalam

untuk memanfaatkan limbah dan bahan

penggunaan bahan baku harus dipastikan

melimpah tak terpakai lainnya agar lebih

dalam kondisi kering. Apabila bahan tersebut

bermanfaat serta untuk mengoptimalkan briket

semula basah,maka harus dikeringkan atau

itu sendiri agar diperoleh nilai kalor yang optimal. Penelitian

ini relatif mudah untuk

dijemur terlebih dahulu guna menghilangkan kadar airnya.

diterapkan pada kehidupan sehari hari, alat dan bahan mudah ditemukan

Langkah pertama pembuatan briket

serta cara

ini yaitu memasukkan ketiga masing-masing

pembuatannya juga relatif sederhana. Adapun

bahan ke dalam kaleng, kemudian masing-

Alat yang dibutuhkan, yaitu

masing tutup kaleng dilubangi agar asap keluar ketika proses pembakaran. Selain itu, asap tersebut juga berfungsi sebagai indikator yang menunjukkan bahwa bahanbahan di dalam kaleng telah terbakar. Ketiga bahan dipanaskan selama dua jam kemudian didiamkan hingga suhunya menurun. Selanjutnya bahan yang telah

Sedangkan bahan yang digunakan

berubah menjadi arang tersebut ditumbuk

dalam pembuatan briket merupakan bahan-

hingga menjadi serbuk halus, dan setelah itu

bahan yang sangat melimpah di daerah

diayak.

Indonesia namun nilai jual serta nilai gunanya

Setelah didapatkan serbuk yang

kurang maksimal antara lain : biji pinus, kulit buah

paling halus dari proses pengayakan,

mahoni dan ketapang.

Tahap pemanasan air dan tepung kanji sebagai bahan perekat briket.

7


ARTIKEL UTAMA langkah selanjutnya yaitu proses pencetakan.

berupa arang, yang menentukan nilai kalor

Sebelum dicetak, bahan-bahan tersebut

suatu briket.

dicampur dengan perekat dan dicampur hingga

Jadi kadar karbon tinggi apabila Kadar

homogen. Setelah adonan tersebut

abu dan volatilitas rendah. Begitu juga apabila

siap,kemudian dimasukkan ke dalam pencetak

kadar air rendah nilai karbon juga tinggi. Karena

lalu dicetak dengan tekanan 200 kg/cm2.

jumlah karbon didapat dari total berat

Langkah terakhir, briket tersebut dioven selama 3 jam dengan suhu 100 derajat celcius. Dari

Dan dari uji kalor di peroleh data sebagai berikut :

penelitian yang dilakukan maka diperoleh briket jadi yang sudah dapat digunkanan untuk keperluan sehari hari. Namun penelitian tidak begitu saja berhenti sampai disini ada tahap selanjutnya yang perlu dilakukan yaitu pengujian kalor. Pengujian kalor berfungsi untuk mengetahui bahan apa yang memiliki nilai kalor yang paling besar. Dari pengujian kalor tersebut

Adapun data lain yang didapat adalah

akan diperoleh pula karakteristik briket yang

data pengujian kekuatan, dimana briket

mempengaruhi nilai kalornya. Karakteristik

dijatuhkan dari ketinggian 2 meter dan diberi

briket yang dianalisis antara lain kadar air yang

alas besi datar persegi. Ternyata ketiga bahan

b e r p e n g a r u h t e r h a d a p n i a l i k a l o r.

mempunyai kerusakan <10% dengan data

Semakin kecil nilai kadar air, semakin tinggi nilai kalor. Kemudian terdapat kadar abu yang pengaruhnya hampir sama dengan kadar air. Kadar abu merupakan abu sisa pembakaran briket. Jadi briket yang dibakar pada suhu tertentu selama beberapa jam akan menyisakan sisa pembakaran berupa abu. Kemudian yang terakhir adalah volatilitas. Dimana semakin tinggi volatilitas, kadar FC atau Fixed Carbon menjadi semakin rendah. Fixed Carbon sendiri adalah kandungan karbon tetap

8

Tahap penimbangan berat arang dan kanji untuk variasi perbandingan perekat.


ARTIKEL UTAMA sebagai berikut :

memenuhi SNI yaitu minimal 5000 kal/g (SNI 1-6235-2000).Dari fakta tersebut, penelitian yang dilakukan oleh LSiS FMIPA UGM juga telah memiliki standar yang setara karena juga memiliki nilai kalor di atas 5000 kal/g. Disamping hasil yang diperoleh,

Hasil yang diperoleh dari penelitian

penelitian memiliki makna yang lebih penting,

tersebut mengambarkan bahwa sumber bahan

yaitu sebagai wujud kontribusi kaum intelek

baku yang ada dan kadang dianggap sebagai

muda terhadap masa depan bangsa

limbah mempunyai manfaat apabila diolah

Indonesia guna mengurangi adanya krisis

dengan baik. Sebagai gambaran efisensi dan

energi. Apabila setiap generasi penerus

pembanding dari pembuatan briket, pada

bangsa mampu menciptakan inovasi-inovasi

penelitian Feri Puji Hartono dan Fathul Alim

baru terkait bahan bakar alternative maupun

dalam jurnalnya yang berjudul “Optimasi

energi terbarukan lainnya, tentu Indonesia

Kondisi Operasi Pirolisis Sekam Padi untuk

mampu menanggulangi krisis energi dan

Menghasilkan Bahan Bakar Briket Bioarang

mampu menghemat sumber daya alam untuk

Sebagai Bahan Bakar Alternatif�. Dengan

anak cucu bangsa kelak. Tapi Sungguh disayangkan apabila

bahan yang digunakan adalah sekam padi, serta proses pembuatan dengan metode sama

inovasi yang solutif ini tidak bisa dirasakan

diperoleh nilai kalor dari briket tersebut sebesar

oleh semua lapisan masyarakat. Sehingga

5609.435 kal/g artinya briket tersebut sudah Tahap pencetakan briket menggunakan peralatan laboratorium

dengan penelitian ini, juga merupakan bukti nyata kaum intelek muda untuk menggugah pihak-pihak yang terkait sperti Pemerintah atau pihak terkait lainnya untuk mampu memproduksi serta memasarkan briket ini sehingga dapat diaplikasikan sebagai bahan bakar alternative yang praktis, ekonomis serta ramah lingkungan. Oleh

: Niken Hastuti

Editor

: Loke

Sumber : Tim Riset Kelompok Minat Penelitan Energi Departemen Riset Akehurst, B. C., 1981, Tobacco, 2nd ed., Longman Inc., New York Feri Puji Hartono dan Fathul Alim, Optimasi Kondisi Operasi Pirolisis Sekam Padi untuk Menghasilkan Bahan Bakar Briket Bioarang Sebagai Bahan Bakar Alternatif, Jurusan Teknik Kimia, Universitas Diponegoro

9


TOPIK

BE

A GOOD SCIENTIST WITH RESEARCH

[

[

HOW TO

Tingkat kemajuan sebuah negara dapat diukur

Sementara SutrisnoHadi (1978) menguraikan

dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan

dengan lebih jelas bahwa riset berarti usaha menemukan,

ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri akan bisa dicapai

mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan secara

melalui

sebuah proses yang disebut penelitian dan

ilmiah. Penelitian didefinisikan sebagai: “Suatu usaha untuk

pengembangan. Kegiatan penelitian atau riset bukanlah

menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu

merupakan sebuah pekerjaan yang dapat dilakukan secara

pengetahuan, dan usaha-usaha itu dilakukan dengan metode

instan atau cepat. Tetapi lebih merupakan sebuah proses

ilmiah� (Sutrisno Hadi, 2001).

panjang melalui berbagai proses try and error. Dengan

Lalu bagaimana perkembangan riset di

demikian dalam melakukan kegiatan riset ini perlu adanya

Indonesia? Harus kita akui bahwa perkembangan riset

suatu kesinambungan. Dimulai dari riset dasar,

Indonesia masih tertinggal jauh dari negara-negara lain di

pengembangan, sampai kepada tahap aplikasi atau

dunia ini. Bahkan bila dibandingkan dengan negara tetangga

penerapan yang menghasilkan sebuah produk. Ada bermacam-macam pengertian riset, menurut

seperti Singapura dan Malaysia. Hal ini bisa dilihat dari data berikut: Jepang dengan jumlah paper ilmiah 83484, Cina

Clifford Woody, riset adalah suatu pencarian yang

dengan paper ilmiah sebanyak 57740, India sebanyak 23336,

dilaksanakan dengan teliti untuk memperoleh kenyataan-

Korea dengan jumlah 24477, Singapura 5791, India sebanyak

kenyataan atau fakta atau hukum-hukum baru. Di dalamnya

23336, Korea dengan jumlah 24477, Singapura 5791,Thailand

terdapat usaha dan perencanaan yang sungguh-sungguh

2397,Malaysia 1438, dan Indonesia sebanyak 453 paper

yang relatif makan waktu yang cukup lama.National Science

ilmiah (sumber :www.ui.ac.id). Dari data di atas sangat terlihat

Foundation (1956) memberikan pengertian bahwa riset itu

bagaimana negara-negara maju bisa mengoptimalkan paper

adalah usaha pencarian secara sistematik dan mendalam

ilmiah dan memajukan negaranya melalui riset.

untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas dan lebih sempurna tentang subyek yang sedang dipelajari.

[10]

Perlu diketahui riset merupakan suatu kegiatan yang dinamis, dimana bisa berkembang bahkan berubah


di setiap masanya. Karena itu riset harus dilakukan secara terus menerus. Kalau sebuah riset terputus di tengah jalan, maka hal ini akan menjadi mubazir baik dari segi waktu, tenaga, dan juga biaya. Untuk menghindari agar hal ini tidak terjadi, maka sebaiknya sebuah riset dilakukan secara terkoordinasi dan terintegrasi dalam kelompok-kelompok (group) besar. Demikian halnya dengan Indonesia yang harus konsisten dalam menjalankan suatu riset. Jika tidak maka Indonesia selamanya akan tertinggal dari negara lain dan hanya menjadi penikmat hasil riset Setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan tertinggalnya riset Indonesia dibanding negara lain. Pertama adalah biaya riset untuk negara Indonesia masih sangat minim,

“Quick Disaster” Karya Tim mahasiswa Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada peraih Global Winner di London, Inggris

prioritas dalam melakukan riset ini sangat penting,terlebih dengan keterbatasan dana yang kita miliki. Padahal sesungguhnya negara ini memiliki

yaitu anggaran riset Indonesia saat ini hanya sekitar 0,9 % dari

potensial alam dan lingkungan yang luar biasa, apabila

APBN atau sebesar 0,08 % dari produk domestic bruto (PDB)

sumber daya manusianya dibina sedikit saja, tidak

nasional (Kompas, 2012). Hal ini bisa disebabkan oleh dua hal,

menutup kemungkinan riset Indonesia akan maju pesat.

pertama, karena memang pemerintah kita tidak memiliki dana

Selaras dengan pernyataan Bapak Edi Suharyadi, salah

yang cukup untuk dialokasikan dalam bidang riset ini. Alasan

satu dosen di Fakultas MIPA UGM, bahwa pemuda

yang kedua adalah karena pemerintah kita sendiri belum

Indonesia sejatinya memiliki potensi yang luar biasa. Hal

menganggap penting manfaat riset. Artinya kegiatan riset

ini dibuktikan dengan beberapa riset anak bangsa yang

masih belum menjadi prioritas utama kebijakan pemerintah

patut diacungi jempol, seperti Aplikasi Bencana “Quick

kita.

Disaster” Karya Tim mahasiswa Ilmu Komputer Namun untuk alasan kedua sepertinya kurang

Universitas Gadjah Mada yang meraih Global Winner di

tepat. Kita harus yakin bahwa pemerintah Indonesia pasti

London, Inggris “Ide-ide yang mereka miliki termasuk out

menyadari arti pentingnya riset bagi suatu negara. Karena

of the box, hal ini juga dapat dilihat dari tema-tema PKM

Indonesia ini merupakan negara besar yang penduduknya

yang diangkat mahasiswa Indonesia yang spektakuler,”

lebih dari 200 juta. Jumlah penduduk memiliki arti yang sangat

ungkap dosen Fisika Material ini.

penting dan strategis dalam kegiatan pembangunan suatu

Dari fakta-fakta yang ada tentu membuktikan

negara. Karena semakin banyak jumlah penduduk, semakin

Indonesia memiliki potensi yang luar biasa, sedikit saja

kompleks kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi suatu

kita mau berusaha, diimbangi dengan perhatian

negara. Dengan demikian diperlukan berbagai upaya untuk

pemerintah tentunya, maka bukan tidak mungkin

mengatasi dan menanggulangi segala kebutuhan dan

Indonesia akan bisa mengejar dan menyaingi

permasalahan yang ada tersebut. Dan salah satu cara yang

perkembangan riset negara-negara lain.[Dubu~]

harus dilakukan adalah dengan melakukan berbagai riset dan pengembangan di berbagai bidang. Permasalahan kedua adalah bahwa kegiatan riset di Indonesia kehilangan fokus atau prioritas. Fokus atau

Editor: Loke Sumber : www.jpnn.com/read/2014/03/02/219573/ Rencana-Strategis-Riset-Indonesia

[11]


KILAS Riset yang baik tentu terlahir oleh saintis yang berdedikasi tinggi dalam risetnya. Tidak hanya bagi saintis yang meneliti, hasil riset yang baik pasti akan bermanfaat bagi semua orang. Hal ini menunjukan bahwa riset merupakan salah satu cara bagi saintis untuk berkontribusi bagi lingkungan,masyarakat dan negara. Kualitas riset tentu tidak muncul begitu saja,diperlukan proses agar sebuah riset berjalan dengan baik. Pengalaman dari penelitii sebelumnya

the New Insight about Research and Scientist

yang berharga bagi mahasiswayang tertarik dan ingin

lebih baik jika dilakukan bersama-sama dengan

menjalankan sebuah riset. Dari hal tersebut banyak

saintis lain. Kerja sama akan membuat satu saintis

informasi penting tentang bagaimana seluk beluk

dengan yang lain dapat saling bertukar pikir dan saling

sebuah riset beserta kendala yang menyertainya. Usaha dan dedikasi saintis menentukan

membantu dalam menjalankan riset. Selain itu sebuah riset terkadang membutuhkan lebih dari satu

kualitas dari sebuah riset. Totalitas dalam riset sangat

bidang ilmu, hal ini

diperlukan untuk menjalankan riset yang berkualitas,

dibutuhkan dalam menjalankan sebuah riset.

membuat kerja sama sangat

tidak mungkin riset yang berkualitas lahir dari usaha

Kemampuan bekerja sama seperti ini perllu dilatih

dan dedikasi yang setengah-setengah. Saintis yang

sedini mungkin. Bergabung dengan sebuah

mampu menghasilkan sebuah riset berkualitas tentu

organisasi kampus yang berlingkup pada sains tentu

perlu banyak proses dan pengalaman, mustahil riset

merupakan langkah awal yang baik agar terbiasa

yang bekualitas diperoleh secara instan. Namun

bekerja sama dan saling bertukar pikir. Dan oragnisasi

demikian tidak perlu menunggu memilki sederet gelar

tersebut terwujud dalam berbagi kelompok studi,

untuk memulai sebuah riset. Riset bisa dilakukan

salah satunya Lingkar Studi Sains (LSiS). Dari LSiS

kapan saja ketika masih menjadi mahasiswa,

kita dapat merasakan berbagai macam kompetensi

misalnya dengan mengikuti PKM. Mengikuti ajang

tentang riset serta bidang keilmuan lainnya. Serta dari

kompetisi seperti ini akan membuat kita terbiasa

babak tersebut seorang saintis yang berkualitas

untuk menjalankan sebuah penelitian. Selain itu PKM

bermula untuk terus profersional dalam berkarya dan

merupakan sarana yang baik untuk menguji kualitas

tentunya menjadi faktor penting pada kontribusi

riset yang dijalankan serta langkah awal yang baik

bangsa. [Edi]

untuk mengasah kemampuan dalam menjalankan riset. Terkadang sebuah riset memiliki kendala yang tidak dapat dipecahkan seorang diri. Oleh karena itu efektifitas dalam menjalankan riset akan

12

Editor : Loke



junsisfmipaugm.blogspot.com

instagram.com/lsistagram

youtube.com/user/lsistvjunsai

twitter.com/JunsaiLSiS_UGM


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.