31 minute read
PelajarMerdeka,JalankanEvaluasiSehari-hari
p elajar m er D eka, j alankan e valuas I s e H ar I - H ar I
Saya berkenalan dengan konsep Pelajar Merdeka (Self Regulated Learner) ketika saya mulai bekerja di Cikal. Saya ingat tugas pertama saya, di bulan Mei 2005, sebagai konselor sekolah untuk melakukan observasi di kelas Pre-Kindie, dan terdapat beberapa anak yang harus dilihat kebutuhannya.
Advertisement
Proses refleksi pembelajaran di Cikal telah dimulai sejak di tingkat Rumah Main Cikal, dan tingkat Reception (TK) dengan cara memanusiakan hubungan, dan memberdayakan konteks.
Di akhir kegiatan kelas, saya memerhatikan pendidik memanggil murid satu persatu untuk melakukan refleksi atas apa yang mereka lakukan hari itu. Guru bertanya, “Kegiatan apa yang paling kamu sukai hari ini Kak?”
Lalu, murid menjawab sambil menggambar di lembar refleksi, lalu guru menuliskan kembali apa yang disampaikan murid dibawah gambar. Tujuannya agar orangtua di rumah dapat memahami arti gambar anak.
...sayatakjubmelihatanakyangmasihberusia3—4 tahundiajakmelakukanrefleksi.
Saat itu saya takjub melihat anak yang masih berusia 3—4 tahun diajak melakukan refleksi. Takjub karena refleksi adalah proses berpikir yang lebih sulit dan melibatkan “metakognisi” yang sangat abstrak. Akan tetapi kenyataannya, dengan pertanyaan sederhana dan alat bantu visual seperti gambar kegiatan sebelumnya, anak pra-sekolah tersebut bisa melakukannya. Proses refleksi ini juga saya lihat selalu ada disetiap akhir hari pada setiap kelas yang saya observasi.
Berlatarbelakangberbagairisetdalampendidikan yangmenunjukkanbahwa Self-regulated learning meningkatkanmotivasidankeberhasilandalam belajar,praktikmendorongmuridmenjadimerdeka semakinterstruktur.
Dalam perjalanan mengajar di Cikal, kemudian saya mulai memahami yang dimaksud Pelajar Merdeka. Murid-murid diberdayakan, dilibatkan dan dapat menentukan tujuan pendidikannya. Berlatar belakang berbagai riset dalam pendidikan yang menunjukkan bahwa merdeka belajar (Self-Regulated Learning) meningkatkan motivasi dan keberhasilan dalam belajar, praktik
Merdeka Belajar di Cikal dikembangkan dengan 5 Cara Cikal, antara lain memanusiakan hubungan, dan memilih tantangan sehingga menumbuhkan dimensi berkomitmen, mandiri, dan reflektif dalam diri murid.
mendorong murid menjadi merdeka semakin terstruktur. Siklus merdeka belajar dilakukan dalam praktik sehari-hari, dimana murid terlibat dalam perencanaan belajarnya, memonitor proses dan hasıl belajar dan kemudian merefleksikan hasilnya.
Sebagai orangtua, saya merasakan perkembangan pada anak saya. Pada saat itu ia duduk di kelas 4 SD Cikal Cilandak. Beberapa minggu di awal tahun ajaran ia mengatakan: “Bu, aku mau matematika aku bisa sampai di bridging-over, tapi untuk Bahasa (Language) ga deh, soalnya Aku ga suka nulis banyakbanyak”. Meskipun saya mengetahui Cikal melibatkan anak untuk membuat target belajarnya sendiri, saat itu saya tetap terkejut dan bangga mendengarnya. Di usia 9 tahun, ia mampu membuat target belajarnya sendiri dari hasil refleksi proses belajar sebelumnya. Kedua hal tersebut bukan sesuatu yang saya lakukan ketika saya seusianya.
Cikal secara berkelanjutan mengevaluasi, memperbaiki serta memperbarui cara untuk mendorong murid mencapai kemer-
dekaan dalam proses belajar. Salah satu bentuknya adalah mendefinisikan kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai Kompetensi 5 Bintang Cikal, termasuk merdeka belajar. Tiga kompetensi dasar dalam kemerdekaan belajar adalah berkomitmen (commitment), mandiri (self-reliant), dan reflektif (reflective). Ketiga kompetensi tersebut disasar sebagai tujuan pembelajaran berbagai program di sekolah.
Selain itu, Cikal juga berupaya membuat proses merdeka belajar (Self Regulated Learning) menjadi lebih sistematis melalui adanya Personalized Curriculum Circle (PCC), dimana setiap murid membuat tujuan pembelajarannya masing-masing. PCC dimulai dari tingkat prasekolah (tentunya dengan bantuan orangtua dan pendidik), murid-murid sekolah menengah Cikal, bahkan tim Cikal yang bekerjasama. Cikalsecara berkelanjutan mengevaluasi, memperbaiki serta memperbarui carauntuk mendorong murid mencapai kemerdekaan dalamproses belajar.
Merdeka Belajar di Cikal dimulai dengan membuat tujuan belajar masing-masing murid dengan menerapkan cara Cikal yakni Memanusiakan Hubungan.
Siklus merdeka belajar dilakukan dalam praktik sehari-hari di Cikal dengan memahami konsep dan memberdayakan konteks.
Di pertengahan dan akhir tahun ajaran selalu ada periode untuk mengevaluasi kembali capaian tujuan belajar, dan bekerja, serta membuat rencana belajar yang sesuai. Dengan demikian kemampuan murid untuk membuat perencanaan belajar, memonitor perkembangan dan berefleksi pada proses dan hasil belajar akan terus meningkat. Hal ini terpantau dalam komitmen PCC murid, refleksi yang mereka lakukan serta tujuan belajarnya.
Cikaljugaberupayamembuatprosesmerdeka belajar (Self regulated learning) menjadilebih sistematismelaluiadanya Personalized Curriculum Circle (PCC),dimanasetiapmuridmembuattujuan pembelajarannyamasing-masing.
Seluruh tim Cikal juga melakukan siklus yang sama, baik membuat perencanaan pengembangan diri melalui PCC, monitor perkembangan masing-masing, serta melakukan refleksi atas proses belajar. Dengan melakukan ini, setiap orang dapat berkembang ke arah dan sesuai dengan tujuan dan kecepatan masing-masing.
Tigakompetensidasardalamkemerdekaan belajaradalahberkomitmen (commitment), mandiri (self-reliant),danreflektif (reflective). Ketigakompetensitersebutdisasarsebagaitujuan pembelajaranberbagaiprogramdisekolah.
Mempraktikkan merdeka belajar artinya menjadi murid sekaligus pendidik dalam proses pembelajaran. Sebagai pendidik, ketika membuat perencanaan dalam belajar, dan memonitor dan mengevaluasi proses belajar serta hasil belajar. Lalu, sebagai murid karena kita sendiri yang menjadi subyek belajar.
Saat ini, dengan pesatnya perkembangan teknologi, informasi semakin berlimpah dan sangat mudah diperoleh, kesempatan belajar pun semakin terbuka. Di sisi lain, semakin besar distraksi dan semakin mudah kehilangan arah dalam belajar. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki, bertanggung jawab dan berperan aktif dalam proses belajar masing-masing. Menjadi pelajar merdeka merupakan tuntutan dan kebutuhan agar pelajar sepanjang hayat berhasil dalam proses belajar dan pengembangan diri.
Rahma Paramita Presiden Direktur Yayasan Cinta Keluarga
m e DI a D an p usat Informas I s ebaga I s arana m engembangkan k ompetens I
LIBER-LIBERTY-LIBRARY
Tiga kata di atas adalah berasal dari bahasa Latin yaitu Liber (buku), Liberty (Libertas—kebebasan), dan Library (Librarius— perpustakaan).
Di Cikal, pustakawan (teacher-librarian) adalah orang yang dapat berkolaborasi dengan seluruh anggota komunitas Cikal mulai dari para murid, pendidik, para staf, dan orangtua murid dalam kaitannya dengan diktum pelajar merdeka (Self-regulated learner). Selain itu, ia pun turut serta memfasilitasi pembelajaran, mulai dari sarana fisik hingga ide dan kontribusi langsung.
...Cikalmenyadaribetapatakhanya setiapmuridadalahunik,namun jugasemuayangbekerjadidalam komunitasCikal.
Murid Cikal melakukan refleksi berkala dalam keseharian sebagai cerminan dari pelajar merdeka.
Setiap murid sejak usia dini hingga di tingkat pendidikan menengah di Cikal membangun komitmen sebagai pelajar merdeka.
Dengan berkembangnya teknologi informasi, kemerdekaan belajar murid Cikal semakin terbuka di mana saja, dan kapan saja.
Cikalselalu bergerakdan bergeliat sepertianak mudayang inginselalu menunjukkan dirinya,terus mencoba tanparaguragu.
Cikalmemiliki jiwamerdeka belajar: belajarsecara merdekadari siapasajadan aksesliterasi yangtanpa batas.
Hal yang didengungkan oleh sekolah sejak sebelum pandemi yakni “Satu Guru, Satu Inovasi” memengaruhi lalu-lintas ide yang terjadi dari dan kepada pustakawan. Misalnya, adanya koordinasi lintas lokasi sekolah Cikal dari Surabaya, Bandung hingga Jakarta terkait penyediaan kartu prakerja, pengadaan sumber literasi elektronik yang bisa diakses kapan saja oleh para anggota komunitas Cikal, baik guru, orang tua, murid, serta karyawan.
Selain itu, Cikal menyadari betapa tak hanya setiap murid adalah unik, namun juga semua yang bekerja di dalam komunitas Cikal dengan memberikan ruang atau sarana berupa ‘karir protean’. Karir protean ini dapat memfasilitasi berbagai minat yang dimiliki oleh setiap anggota tim Cikal untuk dikembangkan, seperti adanya kelompok musik untuk tim Cikal yang ingin menyalurkan minat bereksplorasi musik atau membuat karya musik, atau kelompok pecinta alam, bagi yang memiliki minat dalam hal kecintaan terhadap menjelajah alam untuk menjadi regu penyelamat dan mitigasi bencana, serta kelompok pecinta literatur (Litreacikal) untuk tim Cikal yang memiliki minat di filsafat, sejarah dan seni.
Hal ini mencirikan Cikal selalu bergerak dan bergeliat seperti anak muda yang ingin selalu menunjukkan dirinya, terus mencoba tanpa raguragu.
Zuchra Zakaria Pendidik Program English Acquisition dan Creative readers & Writers
m enemukan D I r I , D an m eng HI langkan a sums I
Dua puluh dua tahun. Sebagai juga seorang Ibu yang memiliki dua remaja laki-laki, usia ini sangat berkaitan erat dalam kehidupan saya sehari-hari. Menghadapi individu berusia 22 tahun salah satu yang terpenting berarti memberikan kepercayaan penuh untuk individu tersebut berkembang sesuai jati dirinya, memberikan rasa hormat pada setiap ekspresi dan pendapatnya, juga jatuh bangunnya dalam proses bertumbuh kembang. Bukan hanya tumbuh kembang individu tersebut, tapi juga tumbuh kembang saya sebagai pendampingnya.
Selama 22 tahun bersama Cikal, bisa dibayangkan banyaknya proses penemuan diri sendiri yang saya alami sebagai manusia di dalam komunitas Cikal. Komunitas yang terdiri dari anak-anak, orangtua, dan kolega yang membuat saya selalu yakin bahwa hanya hal baiklah yang bertumbuh dalam diri saya.
Berbicara tentang Kompetensi 5 Bintang Cikal, Pribadi Bahagia dan Bijak (Emotionally,
Morally, and Spiritually Rich, merupakan salah satu kompetensi yang selalu menantang saya meski hanya dengan membacanya saja. Bukan apa-apa, bahkan dalam kehidupan manusia pada umumnya, kompetensi ini yang rasanya tidak habis-habis dipelajari. Bisa saja hari ini rasanya berhasil, tapi besok hari seperti tidak ada pencapaian apa-apa. Bahkan, perspektif tentang pencapaian terkait kompetensi ini bisa berubah dalam hitungan jam.
Selama22tahunbersamaCikal,bisadibayangkan banyaknyaprosespenemuandirisendiriyangsaya alamisebagaimanusiadidalamkomunitasCikal.
Proses belajar di Cikal dengan menerapkan 5 Cara Cikal salah satunya memanusiakan hubungan membuat setiap anak memahami dirinya sendiri dan mengembangkan dimensi kompetensi.
Ada 3 dimensi yang tercakup di dalam kompetensi ini: berimbang (balanced), bekerjasama (cooperative), dan berprinsip (principled). Saat menyusun Kompetensi 5 Bintang ini di tahun 2003, hanya terbayang tujuan ke depannya tentang bagaimana pentingnya dimensi-dimensi ini bertumbuh kembang dalam komunitas Cikal agar dunia ini menjadi lebih baik. Tahapan selanjutnya adalah memastikan lingkungan belajar yang kondusif agar 3 dimensi in bisa berkembang dengan optimal untuk setiap individu yang ada di dalamnya. Tidak terbayang dan saat itu ada rasa cemas akan beragam tantangan yang dihadapi.
SaatmenyusunKompetensi5Bintanginidi tahun2003,hanyaterbayangtujuankedepannya tentangbagaimanapentingnyadimensi-dimensiini bertumbuhkembangdalamkomunitasCikalagar duniainimenjadilebihbaik.
Melalui tulisan refleksi ini, saya ingin berbagi betapa ternyata tantangan ini tidak sepenuhnya sulit dan kecemasan saya tidak selalu menghantui dalam konteks perkembangan menjadi individu yang matang secara emosi, moral dan spiritual.
Berimbang. Komunitas Cikal begitu luar biasa memberikan kesempatan untuk membangun keseimbangan dalam hidup setiap individu. Dalam setiap proses belajar, setiap tantangan mendapatkan waktu untuk mencobakan solusi yang paling tepat. Jika satu cara dirasa kurang pas, pasti ada kesempatan mencoba pemecahan masalah lain. Tentunya dengan rasa percaya bahwa di lain kesempatan, situasinya akan lebih baik, dan percaya bahwa kesalahan kali ini adalah proses belajar yang patut disyukuri (dan kadang ditertawakan!).
Hal di atas tidak saja terjadi pada murid di dalam proses belajar di kelas, tapi juga dialami tim Cikal saat bekerja. Suatu
KomunitasCikalbegituluarbiasamemberikan kesempatanuntukmembangunkeseimbangan dalamhidupsetiapindividu.
hal menyenangkan juga yang selalu saya ingat saat membawakan pelatihan untuk orangtua, dimana kita semua menertawakan kesalahan saat mendampingi tumbuh kembang anaknya dan bertekad memperbaiki di kesempatan berikutnya. Life is all about making mistakes. And fixing them. Over and over … Better every time.
Komunitas seperti ini yang membuat belajar terasa menyenangkan dan menjanjikan. Proses yang membuat kita bisa belajar memahami diri dan tidak merasa terancam dengan keberhasilan orang lain. Kita selalu bisa merasa seimbang antara menerima kekurangan dan percaya bisa menjadi lebih baik.
Bekerjasama. Memahami diri dengan lebih baik membuat saya percaya pada kekuatan kerjasama dalam suatu tim atau kelompok. Mengapa? karena apa yang bukan kelebihan saya, akan diisi oleh kekuatan orang lain di dalam tim. Hal ini meyakinkan saya bahwa tidak ada pekerjaan yang berhasil karena diri saya sendiri dan sebenarnya pembelajaran terbesar bukan pada hasil yang dicapai tapi pada proses yang dijalani bersama kelompok. Bagaimana tidak, setiap orang pasti punya keterampilan dan pengalaman berbeda yang mempengaruhi sudut pandang dan keputusannya akan sesuatu. Menghormati hal ini, sekaligus memilih dan mengkomunikasikan cara terbaik untuk kepentingan dan tujuan besar bersama, menjadi latihan yang luar biasa untuk menjadi individu yang mapan secara emosi, moral dan spiritual.
Dimensi Bekerjasama menjadi salah satu kompetensi yang diasah oleh Cikal dengan cara memberdayakan konteks dan membangun keberlanjutan bermakna melalui kegiatan Cikal Aksi-Aksi.
Pengalaman bekerjasama seperti yang saya sebutkan di atas, dialami oleh murid dalam proses belajar sehari-hari. Kerja kelompok dengan keberagaman anggotanya menjadi bekal murid untuk bisa bekerjasama dengan siapapun di kemudian hari. Bukan hanya belajar berbeda pendapat dan melakukan resolusi konflik, tetapi juga berlatih menanganinya secara empatik dan penuh rasa hormat.
Saya jadi ingat saat anak bungsu saya di kelas 5 SD dan pulang sekolah sambil mengeluh, “Aduh aku kok sekelompok dengan si X ya. Aku ga ngerti pikirannya, orangnya aneh.” Diskusi di rumah hari itu adalah membuat daftar hal-hal yang bisa dilakukan anak bungsu saya untuk bisa lebih memahami teman kelompoknya tersebut. Kelanjutannya adalah diskusi di akhir minggu tentang bagaimana membuat kelebihan teman kelompoknya tersebut bisa membantu kelompok menyelesaikan tugas sekolah.
Kerjakelompokdengan keberagamananggotanya menjadibekalmuriduntukbisa bekerjasamadengansiapapun dikemudianhari.Bukanhanya belajarberbedapendapat danmelakukanresolusi konflik,tetapijugaberlatih menanganinyasecaraempatik danpenuhrasahormat.
Sejak usia dini, murid-murid di tingkat Rumah Main Cikal telah diperkenalkan dengan keberagaman untuk saling memahami perbedaan dengan cara memanusiakan hubungan.
Praktik baik yang saya lakukan di rumah sebagai Ibu menjadi mungkin karena pengalaman baik yang saya alami bersama tim kerja di Cikal. Saya juga sangat salut pada guru yang melakukan hal yang sama di kelas, setiap hari, pada setiap muridnya. Saya yakin, semua praktik baik semakin menguat karena siklusnya berputar terus di dalam komunitas Cikal. Hal baik terjadi karena kekuatan anggotanya, kesalahan juga terjadi akibat semua pihak. Aksi-reaksi selalu terjadi. Komunitas yang saling belajar inilah yang membuat semua anggota di dalamnya menjadi individu yang matang.
Berprinsip. Tingkat berikutnya adalah bagaimana pemahaman kita terhadap keberagaman yang lebih dalam lagi, yaitu agama dan kepercayaan. Untuk bisa membangun toleransi tanpa kehilangan identitas diri, tidak bisa dengan cara lain kecuali memastikan keberagaman dalam suatu komunitas. Secara bawah sadar, keberagaman ini akan terus menerus melatih kepekaan
anggota komunitas untuk bisa memahami, menghormati, serta menyepakati benar atau salah dalam konteks etika dan dampaknya bagi kepentingan yang lebih luas. Saya sendiri belajar banyak bahwa indikator penting dari kompetensi ini adalah bagaimana kita bisa menghilangkan asumsi dan memperlakukan makhluk hidup lain di sekitar kita dengan lebih baik.
Sayasendiribelajarbanyakbahwaindikator pentingdarikompetensiiniadalahbagaimanakita bisamenghilangkanasumsi,danmemperlakukan makhlukhiduplaindisekitarkitadenganlebihbaik.
Dua puluh dua tahun. Bertumbuh dan berkembang bersama Cikal mengubah sikap saya terhadap kesalahan, bahwa salah itu bisa “benar” dalam arti memang harus kejadian dan sikap reflektif-lah yang kemudian membuat kesalahan itu mendapatkan kesempatan menjadi diperbaiki.
Komunitas Cikal melatih setiap individu di dalamnya untuk melihat ke dalam diri sebelum menuding ke luar. Terbiasa untuk bertanya, “Apa kontribusi saya terhadap situasi ini? Apa yang bisa saya lakukan untuk membuat situasi menjadi lebih baik?”. Terlatih untuk fokus pada aksi berikutnya, tidak sibuk melihat ke belakang dan berandai-andai tidak terjadi. Percaya bahwa selalu ada kesempatan memperbaiki dan bahwa kita tidak sendiri.
Bangga bertumbuh kembang bersama Komunitas Cikal sejak awal berdiri hingga sekarang dan tetap percaya penuh pada potensi komunitas ini untuk menjadi komunitas yang matang secara emosional, moral dan spiritual.
Tari sandjojo Head of school Cikal
Cikal mengasah kepekaan murid dengan cara memahami konsep dan memberdayakan konteks sebagai anggota komunitas yang percaya dan saling menghormati pendapat sejak dini.
b ertumbu H , m ema H am I nI la I k e HID upan
Sebagai Bunda dari 3 anak laki-laki (Anara Schulz, Ayala Schulz, dan Agava Schulz) yang bertumbuh dan menjadi bagian dari keluarga besar Cikal sejak 15 tahun lalu. Bagi kami, salah satu kelebihan di Cikal adalah semua orang tua dapat langsung berkomunikasi dengan guru untuk bisa mengetahui perkembangan anaknya, dan guru-guru pun sangat detail mengerti karakter tiap anak.
Ada lagi yang menarik dan menjadi poin tambahan di Cikal, yakni setiap anak akan masuk ke dalam satu House Grup (baik itu Dragon, Centicore, Phoenix, dan Unicorn). Mereka pun akan bergabung dengan semua level atau kelas untuk melakukan kegiatan bersamasama, termasuk dengan guru dan tim akademik sekolah, biasanya aktivitas ini diperuntukkan
Kebersamaan Ira Puspita Schulz dengan ketiga putra. (Doc. pribadi)
saat perayaan 17 Agustus. Bagi saya, kegiatan House ini sangat berguna untuk menghindari perundungan di sekolah.
Melihat perjalanan dan perkembangan anak-anak mulai dari Pre-Kindie sampai sekarang begitu banyak nilai-nilai kehidupan yang diajarkan oleh Cikal selain pendidikan sekolah yaitu seperti bagaimana menjadi manusia yg berempati tinggi, bertanggung jawab dengan pilihannya, dapat menyelesaikan masalah, saling support dengan teman yang berbeda agama, budaya dan kebutuhan. Terima kasih guru-guru, dan Sekolah Cikal.
....banyaknilai-nilaikehidupanyangdiajarkan olehCikalselainpendidikansekolahyaituseperti bagaimanamenjadimanusiaygberempatitinggi, bertanggungjawabdenganpilihannya,dapat menyelesaikanmasalah,salingsupportdengan temanyangberbedaagama,budayadankebutuhan.
Alhamdulillah, bersamaan dengan 22 tahun Cikal berulang tahun di buka Kampus baru di Lebak Bulus, dua anak kami akan melanjutkan jenjang sekolah di sana, mengingat kebetulan 3 anak kami tahun ini lulus dari 3 jenjang pendidikan sekolah yang berbeda. Agava lulus SD, dan melanjutkan di SMP Cikal Lebak Bulus, Ayala melanjutkan di SMA Cikal Lebak Bulus dan Anara lulus SMA, dan Alhamdulillah ia akan melanjutkan perjalanan pendidikan menjadi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Terima kasih Cikal atas semua kontribusi dan kolaborasi yang diberikan terhadap perkembangan anak-anak kami, semoga semakin maju, dan terus menjadi sekolah yang nyaman untuk kami dan semua keluarga Cikal.
Selamat Ulang Tahun ke 22 Cikal!
Ira Puspita schulz Orang Tua Murid Cikal (Anara Bonarta schulz, Ayala Bonamy schulz, dan Agava Bonara schulz)
m enetapkan pI l IH an, D an m embangun k arya b ermakna
Dalam kondisi, dan dalam peran apapun yang dijalankannya, seseorang akan selalu dihadapkan pada berbagai situasi, dimana ia harus membuat pilihan dan keputusan, baik untuk kepentingan dirinya maupun kepentingan banyak orang yang terkait dengannya. Pilihan dan keputusan atas apapun haruslah dibuat dengan terlebih dahulu melakukan analisis atas berbagai variabel pertimbangan yang mendasarinya, agar diperoleh pilihan dan keputusan yang terbaik.
Oleh karena itu, diperlukan kemampuan untuk berpikir cerdas dan inovatif dalam menganalisis berbagai hal yang tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi saat itu. Selain itu, diperlukan juga kemampuan berkomunikasi yang baik agar pilihan dan keputusan yang telah diambil dapat tersampaikan kepada pihak lain dengan tepat dan dapat dimengerti.
Proyek Kulminasi kelas 10 mengasah kompetensi murid menjadi pemikir yang terlatih tak hanya untuk diri sendiri melainkan orang banyak dengan memberdayakan konteks dan memilih tantangan.
Cikalmeyakinipentingnyasetiapindividumenjadi pemikirterlatihdanefektifyangmampuberpikir cerdas (intelligent),inovatif (innovative) dan komunikatif (communicative) dalamsegalasituasi.
Atas dasar inilah Cikal meyakini pentingnya setiap individu menjadi skilful and effective thinker yang mampu berpikir cerdas (intelligent), inovatif (innovative) dan komunikatif (communicative) dalam segala situasi. Kemampuan ini haruslah ditumbuhkan sejak dini dan terus diasah agar melekat erat untuk selalu siap digunakan setiap saat dibutuhkan.
sylviarini T Arifin Direktur Keuangan Yayasan Cinta Keluarga
t emu p en DIDI k C I kal, r uang b erbag I p rakt I k b a I k
Sebagai komunitas pelajar sepanjang hayat di era Revolusi Industri 4.0 saat ini, fokus pengembangan sumber daya manusia tim Cikal tidak bisa hanya mengandalkan kompetensi yang sudah ada, melainkan harus memiliki kompetensi yang sudah jauh berbeda dari sebelumnya.
Transforming Beyond Together merupakan bukti nyata bahwa Cikal tetap menjadi komunitas pelajar yang terus bergerak di tengah perubahan cepat yang terjadi di dunia saat ini dengan era informasi dan teknologi yang memudahkan para pendidik untuk mendapatkan informasi sehingga proses belajar tidak hanya belajar satu arah namun juga merupakan interaksi dua arah.
Temu pendidik Cikal adalah ruang belajar bersama, berbagi praktik baik, serta membangun kolaborasi untuk setiap pendidik Cikal yang mampu memberikan inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran di kelas.
Keseruan Temu Pendidik Cikal yang dilakukan secara virtual setiap minggu secara virtual dengan tema yang berbeda.
TemupendidikCikaladalahruangbelajar bersama,berbagipraktikbaik,sertamembangun kolaborasiuntuksetiappendidikCikalyang mampumemberikaninovasi-inovasidalamproses pembelajarandikelas.
Melalui Temu Pendidik Cikal ini, Tim Pengembangan Sumber Daya Manusia Cikal berupaya mengasah 3 dimensi, antara lain:
Komitmen, dengan dilakukan proses belajar dan berbagai bersama yang dilakukan bersama satu kali dalam sepekan mampu menjadi tempat berkreasi dan menciptakan inovasi-inovasi pembelajaran.
Kemandirian, dalam proses belajar dan berbagi dapat mengembagkan kemandirian guru untuk terus mengembangkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya sendiri dengan memegan kendali.
Refleksi, pendidik yang merdeka belajar terus melakukan refleksi, dimana proses refleksi merupakan proses yang dilakukan untuk memberikan perbaikan terus menerus dalam proses belajar itu sendiri.
Beberapa pertemuan Temu Pendidik Cikal yang telah dijalankan oleh Cikal antara lain, Mindfulness Relaxation Technique for Managing Stress & Anxiety, dan How to Maintain Teenager Attentiveness and Motivation in Online Learning.
Semangat dan antusias Guru Cikal untuk belajar merupakan salah satu daya tarik bagi guru untuk bergabung dan belajar di CIkal sehingga kami percaya bahwa dengan adanya wadah belajar melalui Temu Pendidik Guru Cikal mampu memberikan makna yang luas dan mendalam bagi guru di Cikal, serta mewujudkan proses pembelajaran dan kolaborasi yang berkelanjutan.
Mochammad Perbowo Manajer Pengembangan sumber Daya Manusia dan Mitra Usaha
Transforming Beyond Together merupakanbuktinyatabahwaCikal tetapmenjadikomunitaspelajaryang terusbergerakditengahperubahan cepatyangterjadididuniasaatini.
m emperluas Wa W asan, m en I ngkatkan k emanus I aan
Di dalam tubuh yang sehat terdapat pikiran yang sehat pula. Di Cikal, sejak usia dini sangat mementingkan kebugaran sebagai bagian dari gaya hidup murid-murid dan mempromosikannya ke sekitar mereka. Muridmurid pun juga diajak untuk berpikir terhadap kesejahteraan diri untuk berkomitmen menerapkan menjaga diri dengan praktik hidup sehat dalam keseharian.
Dalam pembelajaran sehari-hari, murid tidak hanya diajak untuk pandai secara akademik, melainkan juga diajak untuk menjaga kebugaran fisik sebagai gaya hidup. Pemilihan dan keikutsertaan dalam program-program yang berimbang antara program Physical and Health Education (PHE) dengan programprogram lainnya menjadi bagian keseharian dari pembelajaran di sekolah.
Selain dimensi kesehatan, ada pula dimensi berpikiran terbuka yang juga menjadi bagian dari kompetensi ini. Murid-murid diajak dan
diasah potensinya untuk berpikiran terbuka, sehingga mereka selalu tertarik dan menikmati belajar hal-hal baru, ide-ide baru, konsep-konsep baru, serta pendekatan pembelajaran yang baru, serta belajar memahami bahwa orang lain dengan segala perbedaannya mungkin juga benar.
Murid-murid Cikal yang berwawasan luas memiliki karakteristik, berpengetahuan luas, mereka jujur terhadap diri sendiri dan orang lain. Mereka suka berpikir diluar kebiasaan orang, dan menggunakan pengetahuan mereka untuk meningkatkan kemanusiaan.
DiCikal,sejakusiadini sangatmementingkan kebugaransebagai bagiandarigayahidup murid-muriddan mempromosikannya kesekitarmereka.
Program Physical and Health Education dari tingkat Rumah Main Cikal, hingga Sekolah Cikal menumbuhkan komitmen praktik hidup sehat dengan cara memilih tantangan.
Model United Nation merupakan sarana pengembangan kompetensi dan wawasan murid kelas 1 dan 2 SMA Cikal.
Primary Years Project Exhibition Kelas 5 Sekolah Dasar Cikal merupakan asesmen akhir murid yang mengintegrasikan kompetensi dengan persoalan masyarakat.
Murid-murid Cikalyang berwawasan luasmemiliki karakteristik, berpengetahuan luas,mereka jujurterhadap dirisendiridan oranglain.
Mereka yang terbiasa melakukan halhal tersebut diharapkan menjadi pribadi yang memiliki wawasan yang luas. Hal ini juga menjadi penting mengingat mereka akan terlibat dalam beragam interaksi sosial yang melibatkan beragam komunitas baik lokal maupun global. Wawasan yang luas perlu dimiliki agar dapat memahami lingkungan yang beragam baik suku, ras dan pemahaman antar pemeluk agama yang berbeda, sehingga dapat membantu proses interaksi yang dibangun dalam keseharian.
Ratih saraswati Head of Campus
m engembangkan p em I k I ran k r I t I s m elalu I b a H asa
Dalam Program Bahasa Inggris, saya telah belajar banyak hal dari literatur maupun akuisisi bahasa. Mungkin akan terdengar klise, tetapi saya suka dengan program ini sejak saya masuk Sekolah Dasar (SD) di Cikal. Secara umum, saya senang menulis dan suka aktivitas atau kegiatan membaca di program tersebut.
ProgrambahasayangadadiCikal, bukanhanyasekedarmelatih kemampuanbahasa,tetapijuga membantumengembangkan pemikirankritissaya.
Namun, secara khusus, program bahasa yang ada di Cikal, bukan hanya sekedar melatih kemampuan bahasa, tetapi juga membantu mengembangkan pemikiran kritis saya, dan memperluas wawasan saya. Ke depannya, semoga saya dapat menggunakan kemampuan tersebut untuk terus menulis dan mempublikasikan sesuatu dalam bentuk tulisan di suatu hari nanti, dan juga menggunakan kemampuan berbicara saya untuk mengangkat isu-isu sekitar.
Alheamina Rahimi Abraham Murid Kelas 2 sMA sekolah Cikal serpong
b er D aya D an m ember D ayakan
Sebagai anggota dari komunitas pelajar sepanjang hayat, setiap individu di Cikal berkomitmen untuk selalu berkontribusi aktif terhadap permasalahan-permasalahan dalam lingkup lokal dan global, serta berupaya membuat perubahan yang positif di dunia.
Tim Cikal adalah komunitas yang berdaya dan mampu memberdayakan. Upaya untuk memberdayakan ini dimulai dari menciptakan suasana yang memungkinkan potensi setiap orang berkembang (enabling), memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat melalui langkah-langkah nyata (empowering), serta melindungi dan membela kepentingan masyarakat lemah (protecting).
Anggota tim Cikal diasah untuk selalu peduli dan sensitif terhadap situasi lingkungan sekitar, menghormati dan memahami kebutuhan dan kepentingan orang lain. Setiap orang diberi ruang untuk mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan mereka sendiri, dilatih membuat sebuah perencanaan, memahami konsekuensi dari setiap keputusan, mampu melaksanakan dan melakukan evaluasi dari setiap tindakan.
Menghargai sebuah proses adalah sebuah pengalaman berharga yang dilatih terus menerus dalam lingkungan kerja di Cikal.
Tidak ada aktor solo dalam sebuah kesuksesan berlangsungnya sebuah program belajar atau acara di lingkungan Cikal. Setiap inisiatif positif disambut positif. Tidak jarang ide sederhana berkembang dan mendorong keterlibatan banyak orang. Semua berkontribusi dan memahami bahwa peranannya berarti dan bermakna baik bagi diri pribadi maupun komunitas yang lebih luas.
Sebagaianggotadarikomunitaspembelajar sepanjanghayat,setiapindividudiCikal berkomitmenuntukselaluberkontribusiaktif terhadappermasalahan-permasalahandalam lingkuplokaldanglobal,sertaberupayamembuat perubahanyangpositifdidunia.
Momen Tim Cikal merayakan suksesnya Playground Of sebagai acara selebrasi budaya tahunan Cikal.
Tumbuh dan berkembang bersama Cikal bukan sekedar slogan. Bersama Cikal lebih dari 17 tahun, membuat saya selalu optimis dalam memandang berbagai permasalahan. Dua pendiri Cikal memang luar biasa. Ibu Dewi Soeharto selalu mengatakan jangan pernah bilang tidak bisa sebelum mencoba, karena tidak ada yang tidak mungkin.
Tahun 2006 silam, Ibu Najelaa Shihab pernah melontarkan sebuah pertanyaan ke saya, kenapa selalu ada perubahan yang harus kita lakukan, yang seperti tidak ada habisnya. Jawabannya, tentu saja karena Cikal sebuah organisasi yang dinamis, adaptif dan fleksibel. Kita patut bersyukur. Kita semua adalah pembelajar sepanjang hayat.
Proses belajar yang kita lalui selalu berkelanjutan dan berdampak bagi komunitas yang lebih luas lagi.
Menghargaisebuahprosesadalahsebuah pengalamanberhargayangdilatihterus menerusdalamlingkungankerjadiCikal.
Kilas balik di tahun 2007, tim Cikal yang terdiri dari pendidik, dan staf taman bermain mendapat kesempatan berbagi praktik baik dalam pengelolaan sebuah PAUD di daerah Cipanas. Tim yang bergerak sukarela ini menyiapkan program, alat ajar dan perlengkapan, memandu kelas serta berbagi ilmu dan pengalaman dengan pengajar honorer dan juga orangtua murid di sana.
Program pemberdayaan masyarakat ini berjalan hingga PAUD yang awalnya berlokasi di garasi sebuah vila menempati sebuah gedung permanen dan memiliki ijin operasional resmi. Bahagia rasanya menjadi bagian dari perjalanan perkembangan TK tersebut.
Murid Cikal menggerakkan rumah edukasi kelas PAUD di kegiatan Cikal Aksi-Aksi di daerah Cipanas. Kegiatan ini merefleksikan perkembangan pribadi murid mencapai dimensi peduli, berorientasi akdi, dan kepemimpinan yang berdampak.
Kegiatan yang berdampingan dengan masyarakat sekitar semakin berkembang melalui Cikal Aksi-Aksi dengan kelas PAUD untuk anak-anak sekitar, pembekalan untuk orangtuanya melalui kegiatan memasak, menyiapkan menu sehat, berbagi ilmu tentang pengelolaan pengeluaran keluarga, pemanfaatan limbah rumah tangga atau praktek mendaur ulang kemasan. Kemudian, kelompok ibu dari masyarakat sekitar dilibatkan dalam pembuatan makanan kecil dalam acara-acara Sekolah Cikal.
Rasanya teori “ACTORS” tentang pemberdayaan yang dikemukakan oleh Sarah Cook Steve Macaulay selaras dengan yang dilakukan Cikal yaitu memberi wewenang dengan memberi kepercayaan (authority), menumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan (confidence & competence), memberi keyakinan (trust), kesempatan (opportunities), tanggung jawab (responsibilities) dan dukungan (support).
Pop Up Museum di Cikal mendorong satuan pendidikan menjalin kolaborasi dengan pengelola museum di tanah air, pusat
Pop Up Museum diSekolahCikal mendorongsatuan pendidikanmenjalin kolaborasidengan pengelolamuseum ditanahair,pusat arsipnasional,para kolektorbendaseni danbudayaserta pakardariberbagai bidangsekaligus mendekatkankita denganmuseum yangmungkin jarangdikunjungi.
arsip nasional, para kolektor benda seni dan budaya serta pakar dari berbagai bidang sekaligus mendekatkan kita dengan museum yang mungkin jarang dikunjungi. Pementasan “Playground of” yang selalu mengangkat tema kepulauan Nusantara juga bertujuan untuk pengumpulan dan penyaluran dana sumbangan pendidikan.
Kolaborasi banyak pihak untuk mengangkat seni dan budaya ke atas pentas yang digarap dengan serius. Hasil karya anak-anak dilelang dan dijadikan merchandise yang dijual ke publik. Sasaran sumbangan juga dikomunikasikan agar semua yang terlibat tahu bahwa peran sertanya memiliki makna dan tujuan.
Pementasan Playground Of Cikal sebagai perayaan proses pembelajaran di Cikal.
Program Service Learning Cikal Aksi-Aksi merupakan program yang mengasah kompetensi murid menjadi berdaya dan memberikan dampak dan kontribusi pada sesama.
Playground of Parahyangan (2016) dan Playground of Bali (2017) menjadi sarana berkarya, berekspresi dan berdaya dengan melakukan pengumpulan dana untuk pengembangan pendidikan Indonesia di pelosok nusantara setiap tahunnya.
Sekecilapapunperankita dalammasyarakat,percayalah bahwasemuabermuladaridiri kita.Karenakebaikanharus dimulai,walauolehsatuorang.
Pelaksanaan vaksinasi murid, alumni, anak-anak tim Cikal, serta masyarakat sekitar di Sekolah Cikal Cilandak.
Seperti saat Cikal menggelar program vaksinasi anak usia 12-17 tahun di kampus Sekolah Cikal Cilandak. Waktu itu, Cikal merupakan sekolah pertama yang diizinkan menyelenggarakan vaksinasi anak. Dengan waktu persiapan kurang dari seminggu, serta komunikasi intensif dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Sudin Kesehatan Wilayah serta pendampingan Puskesmas Cilandak acara berjalan lancar, tidak ada kerumunan dan tidak ada kendala berarti. Sentra Vaksin Cikal berhasil memberikan vaksin kepada murid, alumni, anak-anak tim Cikal, serta masyarakat sekitar. Proses ini tentu tidak mudah, namun melalui kolaborasi yang baik dengan RT, RW dan kelurahan, tenaga panitia yang terdiri dari 13 tenaga medis dan 40 anggota tim Cikal, termasuk anggota tim Satgas Covid Cikal, dalam koridor protokol kesehatan yang ketat demi memberi perlindungan pada anak-anak dari virus Covid-19 serta mempercepat pencapaian herd immunity untuk Indonesia sehat dan ekonomi bangkit, kami dapat melakukannya. Sekecil apapun peran kita dalam masyarakat, percayalah bahwa semua bermula dari diri kita. Karena kebaikan harus dimulai, walau oleh satu orang.
Maya Noviasari General Manager Operasional dan Teknologi Informasi
p engembangan g uru DI a ba D ke-21
Posisi guru dari penggerak perubahan di masa kemerdekaan, terjatuh menjadi pahlawan tanpa tanda jasa di masa pembangunan. Adakah kesempatan bagi guru untuk berperan kembali sebagai penggerak perubahan dalam mewujudkan ekosistem merdeka belajar? Inilah ceritanya….
TANTANGAN
Rezim Ujian Nasional berkuasa. Anak dipaksa belajar hanya untuk nilai ujian. Anak menjadi berat hati berangkat ke sekolah, suka hati meninggalkan sekolah. Selama rezim Ujian Nasional, capaian belajar murid terus mengalami penurunan. Kajian Bank Dunia (2020) menunjukkan bahwa murid kita bersekolah selama 12,4 tahun tapi hanya belajar selama 7,8 tahun. Artinya, murid yang lulus SMA mempunyai kompetensi hanya setara murid kelas 2 SMP. Kita butuh melakukan peningkatan kualitas pembelajaran murid.
Peningkatan kualitas pembelajaran murid bukan hanya perkara teknis tapi kompleks
Sudahsaatnya meninggalkan wacanaguru sebagaipahlawan tanpatandajasa menjadiguru profesionalyang berdampaknyata.
Momen Pelaksanaan Temu Pendidik Nusantara yang dilaksanakan pada 2019 oleh Kampus Guru Cikal dan Yayasan Guru Belajar.
strategis. Kompleks karena butuh perubahan para pemangku kepentingan dalam ekosistem pendidikan. Strategis karena butuh perubahan jangka panjang yang sistematis, bertahap, dan melibatkan keseluruhan ekosistem pendidikan. Kita butuh mewujudkan ekosistem merdeka belajar, ekosistem yang memfasilitasi semua pihak untuk berinisiatif dan mencapai keberhasilan setelah sejumlah kegagalan direfleksikan.
Mewujudkan ekosistem merdeka belajar membutuhkan kerangka perubahan dan penggerak perubahan. Kerangka perubahan perlu mempunyai 3 ciri yaitu inovatif, membumi dan skala luas.
Inovatif berarti kerangka tersebut mendorong, memfasilitasi dan menguatkan setiap inisiatif yang berpotensi melahirkan inovatif.
Membumi berarti kerangka tersebut mempertimbangkan penggunaan pedagogi dan teknologi yang adaptif dan berpijak pada sumber daya lokal. skala luas berarti kerangka tersebut memfasilitasi penularan perubahan dari sedikit inovator kepada mayoritas awal hingga berpengaruh pada keseluruhan ekosistem. Mendorong inovasi yang membumi sehingga dapat diterapkan dalam skala luas di beragam kondisi.
Ketika bercermin pada sejarah kemerdekaan Indonesia, maka sudah sepatutnya guru menjadi penggerak perubahan. Guru itu terdidik, otonom dan penghubung. Guru mendapatkan pendidikan pedagogi yang ditujukan untuk melakukan perubahan perilaku, dari perilaku awal menjadi perilaku yang dicitakan. Guru mempunyai otonomi mempraktikkan strategi pembelajaran di ruang kelas, dengan minimal intervensi, sehingga guru bisa menemukan strategi pembelajaran yang terbukti. Guru berperan sebagai penghubung antara murid, orangtua, manajemen pendidikan dan komunitas. Sebagai penghubung, guru bisa mengkomunikasikan aspirasi para pihak sekaligus mempengaruhi para pihak untuk berpihak pada anak.
Keseruan Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara oleh Kampus Guru Cikal.
Gurumerdekabelajaryangtelahmempraktikkan empatkuncipengembangangurupadadasarnya adalahpenggerakperubahan.
Tantangannya pada sisi pengembangan guru terkait dua aspek: disorientasi dan miskonsepsi.
Disorientasi adalah kekeliruan arah pengembangan guru yang terjadi dalam berapa puluh tahun terakhir. Peran guru pada masa awal kemerdekaan adalah penggerak perubahan sosial. Guru menjadi acuan dan tempat berkonsultasi bagi masyarakat. Orientasi itu tersebut mengalami dekadensi menjadi orientasi pada kesejahteraan. Akibatnya, pengembangan dan perjuangan guru berubah menjadi ego sentris, berpihak pada dirinya sendiri. Padahal dengan kapasitasnya, penting bagi guru untuk meluruskan orientasinya pada dampak terhadap masyarakat.
Sudah saatnya meninggalkan wacana guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa menjadi guru profesional yang berdampak nyata. Miskonsepsi pengembangan guru berkaitan dengan pemahaman yang keliru tentang apa yang tepat dalam melakukan pengembangan guru. Setidaknya ada 3 miskonsepsi guru yaitu insentif, ketergantungan dan kompetitif. Guru belajar hanya bila ada surat tugas dan insentif, guru belajar tergantung kehadiran ahli yang susah diakses di daerah, dan suasana kompetitif yang menghalangi guru berbagi praktik baik.
KONsEP DAN CITA
Kampus Guru Cikal meyakini pengembangan guru diawali dengan pemahaman konsep Guru Merdeka Belajar dan dilakukan melalui Empat Kunci Pengembangan Guru. Guru Merdeka Belajar adalah konsep yang menempatkan guru sebagai subyek belajar, pengatur proses belajarnya.
Guru Merdeka Belajar adalah guru yang merefleksikan pengalamannya untuk menentukan tujuan pengembangan diri yang relevan dan mencari cara-cara yang adaptif dalam menghadapi tantangan untuk mencapai cita-citanya. Guru Merdeka Belajar berpihak pada anak sebagai subyek utama dalam pendidikan.
Guru yang telah menguasai Guru Merdeka Belajar akan berkembang melalui Empat Kunci Pengembangan Guru yaitu: Kemerdekaan, Kompetensi, Kolaborasi dan Karier.
Kemerdekaan: kapasitas dan kesempatan untuk memilih tujuan, mencari cara dan merefleksikan kemajuan belajarnya.
Kompetensi: kapasitas dan kesempatan mengembangkan kompetensinya melalui kurikulum modular, terintegrasi digital, pembelajaran campuran dan terpersonalisasi sehingga sehingga siap menghadapi tantangan pembelajaran sesuai kebutuhan murid dan relevan dengan konteksnya.
Kolaborasi: kapasitas dan kesempatan melakukan kolaborasi dengan berbagai guru, sekolah/madrasah dan komunitas untuk menghasilkan karya atau mencapai tujuan bersama.
Karier: kapasitas dan kesempatan untuk mengenali, memilih, merencanakan dan mengembangkan karier sesuai potensi dan aspirasinya dengan tetap melakukan pembelajaran di kelas.
Guru merdeka belajar yang telah mempraktikkan empat kunci pengembangan guru pada dasarnya adalah penggerak perubahan. Mereka melakukan inisiatif mencoba sebuah strategi pembelajaran, gagal sebelum terbukti, hingga mendapatkan praktik baik
pembelajaran. Praktik baik pembelajaran ini ditularkan melalui lisan maupun tulisan kepada guru lain di sekolah/madrasah yang sama maupun guru dari sekolah/madrasah lain.
Ketika sudah menjadi penggerak perubahan di ruang kelas, guru berkolaborasi dengan penggerak perubahan yang lain, orangtua dan pemimpin sekolah/madrasah untuk membawa perubahan dari sekolah abad ke-19 menjadi sekolah abad ke-21, merdeka berkolaborasi, merdeka belajar dan merdeka berkarya. Guru merdeka belajar melakukan perubahan menggunakan teori difusi inovasi yang meyakini perubahan berasal dari yang sedikit sebelum menular kepada yang banyak dan akhirnya kepada seluruh ekosistem.
Pada titik ini, guru merdeka belajar lebih dari hanya sosok pengajar yang keren, tapi juga sosok penggerak perubahan. Ada tiga level penggerak perubahan yaitu perubahan pembelajaran, perubahan pendidikan dan perubahan sosial. Perubahan pembelajaran berarti mengubah pembelajaran abad ke-19 menjadi pembelajaran abad ke-21 yang berpihak pada anak yaitu terpersonalisasi, terintegrasi digital, dan pembelajaran campuran.
Lingkup perubahan masih sebatas ekosistem guru baik di level sekolah, daerah maupun nusantara. Perubahan pendidikan berarti mengubah ekosistem pendidikan di suatu daerah untuk mendukung pembelajaran yang berpihak pada anak. Lingkup perubahan sudah meluas, sudah mempengaruhi pemangku kepentingan dalam ekosistem pendidikan. Perubahan sosial berarti mengubah perilaku dan kebiasaan masyarakat menjadi perilaku dan kebiasaan yang demokratis, menghargai keragaman, anti korupsi, pro lingkungan hidup dan gaya hidup berkelanjutan.
Bukik setiawan Inisiator Kampus Guru Cikal, Pemikir #MerdekaBelajar, & Ketua Yayasan Guru Belajar
g erakkan mI s I s os I al, b angun p elat IH an b ag I ukm In D ones I a
Saat aku sekolah di Cikal, banyak sekali dukungan yang telah Cikal berikan. Salah satu bentuk dukungan adalah kehadiran para pendidik yang selalu memberikan motivasi pada saya untuk meraih mimpi, menghadapi dan mengatasi tantangan, memberikan oportunitas bermakna dalam proses pembelajaran diri dan pengembangan diri, serta membangun komunitas yang sangat kuat bagaikan keluarga.
Salah satu hal yang saya pelajari selama di Cikal adalah kita akan selalu menjadi pelajar sepanjang hayat (Lifelong Learner). Proses pembelajaran (‘Learning’) tidak hanya hal-hal yang kita pelajari di sekolah (knowledge based only),
Melaluikomunikasidanteknologidigital,saya inginmembuatprogramedukasi,ataupelatihan untukUKMyangbarumemulaibisnisnyadan anakmudayangtertarikdibidangkreatif.
tetapi, kita bisa belajar di mana saja, dan mendapatkan ilmu yang berharga. I learn to appreciate and be grateful for the knowledge that have been given to me during my school years in Cikal.
Kini, saya tengah berkuliah di University of Westminster, London, jurusan Graphic Communication Design. Ke depannya saya akan memperdalam ilmu komunikasi dan branding. Nantinya saya ingin berkontribusi dan memiliki peran di sebuah perusahaan atau organisasi yang bisa mendesain strategi komunikasi dalam rangka membangun brand awareness dan citra positif. Saya juga memiliki mimpi untuk menggerakkan misi sosial di bidang pemberdayaan perempuan dan pendidikan.
Melalui komunikasi dan teknologi digital, saya ingin membuat program edukasi, misalnya kampanye melalui berbagai media daring menggunakan visual sehingga membuat informasi menjadi lebih menarik dan mudah dipahami atau pelatihan untuk UKM yang baru memulai bisnisnya dan anak muda yang tertarik di bidang kreatif.
Rania Hadiani Kinantan Alumna Cikal Tahun 2020, University of Westminster
House Group Cikal membangun kolaborasi, dan komitmen sebagai komunitas pelajar sepanjang hayat yang memiliki cita yang sama yakni Kompetensi 5 Bintang (Cikal 5 Stars Competencies), dan cara yang sama 5M (5Cs).