Epaper kabar madura edisi 25 Februari 2013

Page 1

Kabar Bangkalan Pelaku Penyerangan Belum Tertangkap Keluarga Korban Datangi Polres Kabar Sampang Pasar Baru Tanjung Masih Kosong Pedagang Lebih Suka Berjualan di Pelataran Kabar Pamekasan Sumber Air Rajeh Tercemar Akibat Limbah Tahu, Dikeluhkan Warga

TWITTER

@kabarmaduranews

Kabar Sumenep RSUD Kepulauan Kian Mendesak Akibat Makin Meluasnya Wabah DBD

Tebus Kesalahan, Firly Sempat Nangis

SENIN 25 Februari 2013

Milik Bangkalan yang Dikuasai PT Pelindo III

TITIA PHOTOGRAPHY

MILIK SIAPA?: Pemandangan indah di Pulau Karang Jamuang dimanfaatkan PT Pelindo III untuk dijadikan objek wisata laut meski secara administrasi merupakan milik Pemkab Bangkalan.

BANGKALAN-Tidak banyak masyarakat yang mengetahui jika Bangkalan memiliki pulau yang kaya dengan nilai historis serta menjadi jujugan para mancing mania. Sayang, pulau bernama Karang Jamuang tersebut kini dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III dan dijadikan lokasi wisata bahari. Bersambung ke Hal 6

INFOGRAFIS: RYAN KALIG

Biaya Pelantikan dari Dana Talangan? APBD Sampang 2013 Masih Belum Final SAMPANG-Biaya pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih Sampang 2013-2018,

A. Fannan Hasib dan Fadhillah Budiono, yang dinilai terlalu besar oleh sejumlah kalangan rupanya ditengarai bersumber dari dana non-Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang diambilkan dari dana talangan.

Dugaan tersebut menyeruak karena hingga kini APBD Sampang 2013 belum final atau belum berjalan sehingga bisa dipastikan dana ratusan juta yang akan dipergunakan sebagai biaya pelantikan tersebut bersumber dari dana talangan.

�Dana pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih mungkin diambilkan dari dana talangan karena APBD Sampang 2013 masih belum final,� ujar Direktur Forum Kajian Publik (FKP) Sampang, Heru Susanto, kepada Kabar Madura,

Super As Issac Djober

Masyarakat Respon Positif Pelantikan Bupati MESKI sudah dijadwalkan berlangsung besok, namun banyak masyarakat Sampang yang belum mengetahui waktu pelantikan kepala daerah pilihan mereka tersebut. Meski demikian, respon masyarakat terhadap pelantikan Bupati Sampang periode 2013-2018 cukup beragam. Sejumlah masyarakat menyambut positif dan mengharapkan adanya perubahan perbaikan untuk Sampang di masa mendatang. Menurut salah seorang masyarakat Sampang, Dayat, 32, ia mendapat informasi dari tetangganya jika pelantikan bupati dan wakil bupati baru akan dilaksanakan pada hari Selasa (26/2). Bersambung ke Hal 6

Kerajinan Tangan

Minggu (24/2). Ia menambahkan, pembahasan APBD Sampang 2013 yang belum rampung berimbas pada belum bisa dicairkannya APBD, kecuali untuk gaji pegawai negeri sipil (PNS). Bersambung ke Hal 6

PAMEKASAN-Dua kali pertandingan yang dilakoni P-MU dalam lawatannya ke Bumi Borneo, seakan milik Issac Y.M. Djober. Pemain asal Abepura, Jayapura, Provinsi Papua tersebut, selalu melesakkan gol. Bersambung ke Hal 6 Tentang Issac Y.M. Djober -

KM/IST

KENANGAN 2008: Soekarwo (kiri) dan Khofifah Indar Parawansa tidak akan melupakan kejadian Pilgub Jawa Timur 2008 yang harus berlangsung tiga putaran, khusus di Madura.

Ingin Menang? KarSa Harus Kuasai Madura! SUMENEP-Kisruh terkait dukungan partai soal rekomendasi terhadap calon gubernur Jawa Timur rupanya tidak mempengaruhi pengurus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumenep dalam mengambil sikap. Meski di berbagai media mengabarkan banyaknya par-

tai yang merapat ke pasangan Soekarwo-Syaifullah Yusuf (KarSa Jilid II), hal tersebut dianggap biasa sebagai dinamika politik yang biasa dan lumrah terjadi oleh pengurus PKB Sumenep. Sekretaris PKB Sumenep, Bahrul Ulum, menilai hal tersebut masih bersifat spekulasif

dan bukan merupakan dukungan secara pasti. Kepastian partai dalam mendukung calon tertentu pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur, Agustus mendatang, hanya bisa dibuktikan dengan adanya surat edaran dari DPP ke pengurus tingkat cabang. Bersambung ke Hal 6

Merumput Bersama P-MU sejak Divisi Utama. Julukan dari Pemain P-MU Mr Yaqult. Panggilan Akrabnya Adek. Usia 24 Tahun. Posisi Gelandang. Main di ISL Bersama P-MU, Total Sementara 298 Menit. - Tiga Kali Bermain Sejak Menit Awal. - Tiga Kali Sebagai Pemain Pengganti. - Dua Gol Sudah Dicetak di Kancah ISL. - Dua Kartu Kuning Dikantongi. - Peran di Lapangan, 40 Persen Daerah Pertahanan Lawan. Fakta Lain: 1. Issac Djober Menjadi SatuSatunya Pemain Asal Papua di Skuad P-MU. 2. Issac Djober Satu-Satunya Pemain P-MU yang Mencetak Gol Dalam Dua Pertandingan Berturut-Turut. 3. Issac Djober Sudah Istri dengan satu Anak. 4. Issac Djober Memiliki Keluarga Besar yang Menjadi Anggota TNI. 5. Usai Cetak Gol ke Gawang BaritoPutra,IssacLangsung Rubah Penampilan Dengan Cukuran Rambut Jabrik. KM/RYAN KALIG

Ketika Alat Musik Rebana Masih Menjadi Pilihan dalam Serimonial Acara Keislaman KM/AGUS JOSIANDI

KHAS: Salah satu contoh produk tali agel khas Bangakalan sudah merambah Eropa dan Amerika Serikat. Sayang kerjainan tersebut tidak bisa ditemui di daerah produksinya sendiri.

Tali Agel Langka di Madura BANGKALAN- Selain Batik Tanjung Bumi dan kuliner khas Madura, Bangkalan ternyata juga memiliki memiliki produk lokal unggulan lain yang dianggap memiliki nilai jual tinggi di luar daerah. Dua diantaranya berupa tas dari bahan tali agel dan cincin logam asal Tragah. Bersambung ke Hal 6 Email Redaksi: redaksi@kabarmadura.co.id

Menjunjung Tradisi Dakwah Islam pada Zaman Dulu Bagi masyarakat Madura, terutama yang berasal dari Pamekasan, alunan musik rebana sudah tidak menjadi hal yang asing dalam segalam macam acara seremonial. Musik rebana selalu menjadi hiburan pada saat acara khitanan, pernikahan, hingga maulid nabi dan kegiatan lain yang bersifat tasyakuran keluarga.

TRADISIONAL: Salah satu kelompok hadrah memainkan alat musik rebana dalam sebuah acara tasyakuran 40 hari kelahiran putra salah seorang warag Dusun Pandian, Desa Dempo Barat, Kecamatan Pasean, Pamekasan.

MARZUKIY, Pamekasan HINGGA kini tradisi memainkan alat musik rebana masih menjamur di Pamekasan. Kebanyakan mereka yang tinggal di pelosok desa masih sering memainkan alat musik tersebut dalam acara-acara seremonial. Namun tidak hanya mereka yang tinggal di perdesaan saja yang masih memainkan rebana secara turun temurun. Di perkotaan juga kerap terlihat beberapa acara ser-

emonial dihibur lantunan musik reban, salah satunya pada saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, beberapa waktu lalu. Nada dan irama dari rebana tersebut mengiringi lantunan bacaan salawat nabi Salah satu yang masih memegang teguh tradisi tersebut terjadi di Dusun Pandian, Desa Dempo Barat, Kecamatan Pasean, Pamekasan. Bersambung ke Hal 6

KM/MARZUKIY


2

SENIN

25 Februari 2013

Pelaku Penyerangan Belum Tertangkap

Keluarga Korban Datangi Polres KOTA-Para pelaku penyerangan berdarah antara dua kelompok dari dua kampung di Desa Dabung, Kecamatan Geger pada Senin (18/2) lalu, belum juga tertangkap pihak berwajib. Kondisi ini tentu menimbulkan pertanyaan tersendiri bagi keluarga korban dan aparat desa setempat. Untuk mendapatkan kejelasan kasus tersebut, sejumlah aparat Desa Dabung bersama sejumlah keluarga korban didampingi anggota dewan setempat mendatangi Polres Bangkalan, Minggu (24/2). Kedatangan warga didampingi

aparat ini, selain mempertanyakan kelanjutan kasus juga ingin mengetahui sejauh mana proses hukum kasus tersebut. Selain itu, mereka juga mempertanyakan alasan pihak kepolisian, yang hingga kini belum berhasil menangkap satupun pelaku penyerangan tersebut. Dalam kunjungan tersebut, aparat desa dan anggota dewan juga langsung memberikan kesaksian terkait para pelaku yang terlibat dalam bentrok. “Selama ini pihak korban dan tokoh masyarakat Desa Dabung, ingin tahu perkembangan proses hukum kasus ini. Sebab, dari beberapa pelaku yang terlibat dan diketahui oleh warga saat kejadian,

GELORA BANG KALAN

KM/ABDUR ROHIM

ALTERNATIF: Gelora Bangkalan, tetap menarik untuk rekreasi di hari libur.

Rekreasi Alternatif KOTA-Area Gelora Bangkalan kini tidak lagi gratis bagi pengunjung. Namun, hal itu tidak mengurangi minat masyarakat menjadikan lokasi tersebut sebagai alternatif rekreasi murah di waktu hari libur. Di samping areanya yang luas, aneka pilihan permainan lebih banyak ditemukan dibanding dengan yang ada di Alunalun Bangkalan maupun tempat rekreasi lainnya. Salah satu petugas pintu masuk Gelora Bangkalan menjelaskan, jumlah pengunjung di waktu libur masih sama seperti dulu ketika belum ada parkir. Masyarakat masih antusias dengan aneka permainan yang tersedia disini. “Dengan parkir Rp 1000. Mereka bisa bermain sepuasnya. Lagian uang seribu sama sekali tidak memberatkan mereka,” ujar pria yang mengaku pegawai Dishub Bangkalan dan tidak mau disebut namannya. Menurutnya, meskipun dikenakan biaya parkir untuk masuk area Gelora Bangkalan tetap tidak menyurutkan niat masyarakat untuk datang. Sebab, disamping banyaknya pilihan bermain, tempat tersebut terhubung dengan Taman Rekreasi Kota (TRK) yang terletak di belakang Gelora Bangkalan. (roh/h4d)

belum ada yang dibekuk,” terang Fatkhur Rahman, selaku koordinator rombongan. Fatkhur, politisi yang juga Ketua PDI-P Bangkalan mengatakan, kedatangan mereka ke Polres juga menyatakan kesiapannya untuk membantu pihak kepolisian dalam mengungkap para pelaku. Sebab, jika tidak segera ditangkap, khawatir pihak keluarga korban akan main hakim sendiri. Yakni, melakukan pembalasan kepada para pelaku. “Sebelum itu terjadi, kami minta polisi segera bertindak cepat menangkap pelaku. Jika butuh saksi, kami siapkan saksi yang melihat langsung kejadian,” ujarnya pria yang juga anggota Komisi C

DPRD Bangkalan itu. Sementara itu, Kapolres Bangkalan AKBP Endar Priantoro menyampaikan terimakasih, atas kepedulian mereka untuk membantu tugas kepolisian. Yakni, memberikan kesaksiannya. Dengan begitu, akan mempermudah pekerjaan polisi dalam mengungkap kasus. “Untuk para pelaku, kami punya trik sendiri untuk menangkap. Tapi kami harus bertindak profesional untuk melakukan penangkapan. Jadi harus cukup bukti untuk menetapkan sebagai tersangka, kami sudah punya nama-nama yang diduga pelaku. Jadi masyarakat mohon menunggu dengan sabar, semuanya pasti kami proses,” pungkasnya. (fir/h4d)

RSUD Antisipasi Lonjakan Pasien KOTA -Wabah penyakit Demam Berdarah (DBD) mulai merebak di Bangkalan. Hal ini terlihat dari lonjakan pasien yang terjadi di RSUD Syamrabu. Kondisi tersebut membuat pihak rumah sakit melakukan langkah-langkah antisipasi untuk menampung ‘serbuan’ pasien. Berdasarkan pantauan Kabar Madura di RSUD Syamrabu Bangkalan, jumlah pasien melonjak dalam beberapa waktu terakhir. Di ruang instalasi rawat inap khusus anak, IRNA E, sejumlah kamar yang biasanya hanya diisi dengan 4 tempat tidur, kini terpaksa diisi dengan 6 tempat tidur agar dapat menampung pasien lebih banyak. Ana, seorang perawat di kamar IRNA E RSUD Syamrabu Bangkalan mengatakan, memang terjadi peningkatan jumlah pasien beberapa hari terakhir di ruangan tempat biasa dirinya bertugas itu. “Iya memang ada peningkatan mas. Macam-macam keluhan pasien, tapi sebagian besar DBD memang,” ungkapnya. “Per kamar biasanya untuk 4 pasien, namun beberapa hari terakhir diisi 6 pasien tiap kamar.” Sementara itu, dr.Yusro, Direktur RSUD Syamrabu membenarkan terjadinya lonjakan jumlah pasien. “Benar mas itu terjadi, pihak RSUD terpaksa harus menambah 30 tempat tidur akhir-akhir ini,” jelasnya. Lebih jauh ia menjelaskan, rumah sakit sebenarnya mempunyai daya tampung 170 pasien, tapi saat ini

KM/AGUS JOSIANDI

MEMBLUDAK: Lonjakan pasien di RSUD Syamrabu Bangkalan terjadi dalam beberapa hari terakhir. Pihak rumah sakit mengantisipasi dengan menambah jumlah kapasitas tiap ruangan.

terdapat sekitar 200 pasien. Dalam kesempatan itu, Yusro juga menghimbau kepada masyarakat agar tanggap atas penyakit khususnya

KM/AGUS JOSIANDI

Ilegal: Salah satu angkot plat hitam yang beroperasi di Bangkalan. Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

DBD yang banyak menyerang warga beberapa waktu terakhir. Ini bisa dilakukan dengan segera melakukan pengobatan jika terjadi gejala. Selain

itu sejumlah kegiatan pencegahan seperti abatisasi dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) juga harus dilakukan. (jos/h4d)

Listrik Padam, Lalin Terganggu

TRANSPORTASI Langgar Izin Trayek KOTA-Sejumlah angkutan kota dengan plat hitam masih marak di Bangkalan. Padahal, sesuai aturan semua kendaraan umum diharuskan memakai plat kuning dengan ketentuan-ketentuan tertentu seperti kelayakan dan izin trayek. AKP Yusis Budi, Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bangkalan saat dimintai keterangan terkait masalah ini mengaku akan menindaklanjuti maraknya angkot gelap ini dengan membahasnya di forum lalu lintas dengan instansi lain terkait. “Kami akan membahas hal itu dengan instansi terkait di forum lalu lintas nantinya mas,” ungkap Yusis. Ditanya terkait bentuk pelanggaran apa yang dilakukan angkot plat hitam tersebut, Yusis mengatakan keberadaan angkot itu melanggar Pasal 338 A juncto Pasal 171 UU Lalu Lintas tentang Izin Trayek. Di satu sisi, angkot dengan plat hitam memang memudahkan pemiliknya untuk berganti trayek. Seperti diungkapkan Ahmad, salah satu sopir angkot plat hitam. Pria asal Junok ini mengaku lebih nyaman dengan kondisi tersebut. Menurutnya hal ini mempermudah dirinya dalam mencari uang saat bekerja. “Ya enak gini mas, kita gak terikat trayek, jadi kalau pas jurusan 1 sepi, kita bisa pindah ke jurusan lain,” ungkapnya. Selain itu Ahmad mengatakan dengan hanya menggunakan plat hitam atau plat umum, dirinya tak lagi disibukkan dengan urusan perizinan. (jos/h4d)

KM/FIRMANGHAZALIAKHMADI

DATANGI POLRES: Sebagian perwakilan masyarakat dan aparat Desa Dabung, Kecamatan Geger yang mempertanyakan kasus terkait penyerangan berdarah yang pelakunya belum tertangkap.

KM/ABDUR ROHIM

HOBI: Komunitas pecinta kucing yang tergabung dalam Community Bangkalan Cat Lovers ketika berkumpul di Stadion Gelora Bangkalan, Minggu (24/2).

Demam Kucing Makin Populer KOTA-Ada lagi, setelah kebanyakan orang demam bunga dan ikan hias, kini masyarakat juga sedang dihinggapi oleh demam kucing. Saat ini, kucing adalah salah satu hewan peliharaan yang makin populer di kalangan masyarakat Bangkalan. Tercatat kebanyakan kucing yang disenangi adalah kucing jenis persia dan anggora, namun jenis kucing persia ini lebih dominan. Sedangkan sisanya adalah kucing dengan keturunan campuran seperti kucing liar atau kucing kampung. Seperti yang ditemui oleh Kabar Madura kemarin (24/2), para pecinta kucing berkumpul di depan Stadion Gelora Bangkalan. Mereka berkumpul dengan membentuk satu komunitas yang mereka namai dengan Community Bangkalan Cat Lovers. Menurut Moh. Fadil, M.SI, pembina Community Bangkalan Cat Lovers, Komunitas ini berkumpul secara rutin dua minggu sekali dengan tujuan untuk saling mengenal sesama pecinta kucing. “Kami berkumpul dua minggu sekali dengan sesama pecinta kucing di depan Gelora Bangkalan,” ucapnya.

Komunitas yang sudah mempunyai 30 anggota ini, sebenarnya tidak membatasi beberapa jenis kucing saja. Menurut Fadil, yang terpenting adalah semua jenis kucing. Baik itu kucing persia, anggora maupun kucing kampung. Meskipun kucing kampung kalau dipelihara dengan baik maka juga akan keluar daya tariknya. Banyak cara yang dilakukan Community Cat Lovers dalam melatih kucing-kucing tersebut. Dengan iuran Rp 2.500 peranggota tiap pertemuan, komunitas tersebut dengan kreatif melakukan ketangkasanketangkasan kucing. “Untuk melatih kucing-kucing tersebut, kami adakan bermacam-macam lomba ketangkasan. Seperti lomba maraton kucing dan lomba makan lahap kucing, yang tengah kami lakukan sekarang ini,” ungkap Fadil. Namun yang terpenting, ungkap Fadil adalah dengan komunitas ini adalah tiap peserta akan mendapatkan sertifikat kepemilikan. Dimana sertifikat tersebut tertera cap jari kucing, sehingga jika terjadi kehilangan bisa dicocokkan dengan cap jari yang tertera di sertifikat tersebut. (roh/h4d)

KOTA-Kelancaran arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan di Kota Bangkalan mengalami sedikit gangguan, Minggu (24/2) siang. Ini terjadi karena tidak berfungsinya lampu lalu lintas akibat jaringan listrik mati. Beberapa titik persimpangan, sempat mengalami kepadatan. Beberapa petugas dari satuan polisi lalu lintas dipaksa bekerja keras untuk mengurai kemacetan dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. AKP Yusis budi, Kasatlantas Polres Bangkalan saat dimintai keterangan terkait hal ini mengaku pihaknya sudah mendapatkan informasi dari pihak PLN setempat mengenai pemadaman yang dilakukan. Hal itu dilakukan karena ada perbaikan salah satu gardu listrik. Pihak kepolisian sudah memerintahkan kepada seluruh anggota yang bertugas untuk siaga mengatur kelancaran lalu lintas selama lampu pengatur lalu lintas tidak berfungsi.

“Kami sudah perintahkan kepada seluruh anggota untuk mengatur arus lalu lintas agar tetap tertib selama traffic light belum menyala,” ungkap Yusis. Dari pantauan Kabar Madura, sejumlah titik persimpangan mengalami kemacetan akibat padamnya traffic light. Termasuk seluruh lampu lalu lintas yang ada di kota dan pertigaan Junok. Sementara itu, Manager PLN Bangkalan Alvian mengatakan, pemadaman aliran listrik tersebut disebabkan karena adanya pemeliharaan jaringan, dengan pemasangan “termo pison” yakni alat untuk pengaman petir dan alat pendeteksi jaringan bawah yang rusak. “Kami sudah izin kepada Bupati dengan surat tertulis dan kami sudah menghubungi dinas terkait serta sudah diumumkan di media radio lokal terkait akan adanya pemadaman. Sementara waktu ini, dan pemeliharaan jaingan ini akan berlangsung kurang lebih selama 4 jam,” tukasnya. (jos/h4d)

KM/AGUS JOSIANDI

PADAT: Kondisi salah satu persimpangan di Kota Bangkalan saat lampu lalu lintas tidak berfungsi akibat listrik mati.


SENIN

3

25 Februari 2013

Pasar Baru Tanjung Masih Kosong Pedagang Lebih Suka Berjualan di Pelataran CAMPLONG- Pembangunan Pasar Tanjung Kecamatan Camplong yang menelan dana Rp 880 juta itu masih saja terlihat sepi. Aktivitas jual-beli belum begitu terlihat karena beberapa los pasar baru yang ada masih belum ditempati meski sudah diresmikan beberapa waktu lalu. Sedianya pembanguan pasar ini di maksudkan untuk mengurai kemacetan yang terjadi hampir setiap hari di jalan raya yang menghubungkan Sampang-Pamekasan. Dari pantauan Kabar Madura, Minggu (24/2), ruas jalan tersebut masih kerap terjadi kemacetan, saat pedagang menggelar daganganya di pelataran pasar. Kemacetan terjadi lantaran banyaknya pengunjung pasar yang berkerumun hingga memakan badan jalan. Akibatnya jalan mengalami penyempitan dan kendaraan yang melintas harus mengurangi kecepatan. Sebelumnya pihak Dispendaloka Sampang mengatakan, bahwa memang pembangunan pasar ini untuk mengurangi kemacetan yang terjadi setiap hari akibat aktivitas perdagangan yang menutup badan jalan.

Namun, imbuhnya, keberadaan pedagang di pelataran pasar memang sudah sesuai yang diinginkan Dispendaloka yakni lokasi mereka berjualan memang di sana. “Ya memang tempat berjualannya di halaman, kalau masih ada yang di jalan itu mungkin di depan rumah masing-masing,” ujar Achmad Damanhuri, Kepala Seksi Pasar Dispendaloka Sampang. Menurutnya los yang ada di tengah akan di jadikan tempat berjualan pakaian, sehingga memang terlihat kosong tanpa ada pedagang, terkait kemacetan yang terjadi pihaknya sudah menyurvei lokasi, pada saat dilakukan survei yang ditemukannya pedagang ikan sudah tidak menggelar dagangannya di pinggir jalan melainkan di areal pelataran pasar sebagaimana lokasi tersebut diperuntukkan sebagai tempat perdagangan ikan “Saat kita lakukan survey yang melibatkan tokoh masyarakat setempat sudah tidak ada lagi yang menggelar dagangannya di pinggir jalan,” katanya. Dia melanjutkan, jika masih terjadi kemacetan karena adanya aktifitas warga setempat karena di sisi kanan dan kiri jalan raya itu memang pemukiman padat. “Lokasinya memang padat, setidaknya setelah adanya pasar yang baru sudah mengurangi kemacetan,” tandasnya. (waw/h4d)

KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

BELUM DIBENAHI TRUK bermuatan batu koral yang parkir membuat jalan dan trotoar ambles karena tak mampu menopang berat, Sabtu (23/2) lalu. Hingga kini kondisi trotoar yang rusak tersebut masih belum dibenahi. Dikhawatirkan, hal ini akan mengganggu akses masuk ke bank swasta yang berada di depannya. KM/WAWAN AWALLUDDIN HUSNA

SEPI: Aktivitas jual beli tidak banyak terlihat di Pasar Tanjung yang belum banyak ditempati pedagang, Minggu (24/2).

RETRIBUSI Parkir Berlangganan, Masih Sulit Diterapkan KOTA-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang belum menerapkan parkir berlangganan seperti yang terjadi di beberapa daerah. Belum diterapkan program tersebut, lantaran masyarakat belum siap. Namun, kebijakan tersebut akan diterapkan juga dalam beberapa tahun kedepan. Sebab, parkir berlangganan merupakan program yang bagus. Hanya saja, jika diterapkan sekarang masih belum waktunya. Sehingga dibutuhkan waktu yang pas untuk diterapkan kebijakan tersebut. Hal itu dilakukan supaya tidak terjadi pro kontra di kalangan masyarakat. Soalnya, jika sudah masyarakat siap maka kebijakan itu akan mudah diterapkan. Karena tidak ada lagi protes maupun aksi turun ke jalan untuk menentang kebijakan ini. “Kami belum menerapkan parkir berlangganan disini,” terang Sekretaris Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Sampang, Jaya Abrianto pada Kabar Madura, Minggu (24/2). Ia menjelaskan, belum diterapkannya parkir berlangganan lantaran beberapa faktor. Salah satunya yakni kesiapan masyarakat. Jika parkir berlangganan dipaksakan diterapkan sekarang, dikhawatirkan akan berdampak kurang bagus. Maka dari itu akan mencari waktu yang tepat. Ditanya mulai kapan parkir berlangganan dilakukan, ia mengaku belum tahu secara pasti. Tapi, masih situasi dan kondisi. “Pada saatnya nanti, kita akan menuju ke parkir berlangganan,” paparnya. (ful/h4d)

Masih Banyak Tergantung Pusat KOTA–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang dituntut lebih kreatif dalam melakukan pembangunan terutama terkait sektor kesejahteraan. Sebab, sejauh ini Sampang masih menempati urutan terendah dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Khusnul, dari Bagian Neraca dan Analisa BPS (Badan Pusat Statistik) Sampang mengungkapkan, dari laporan BPS Pusat ketiga permasalahan yang dihadapi Pemkab Sampang masih berkutat pada peningkatan IPM dengan tolak ukur program bantuan dari pemerintah pusat seperti Raskin, BOS (Bantuan Opera-

sional Sekolah) dan jaminan kesehatan. “Melihat kemiskinan itu harus bijaksana jangan hanya karena sudah ada bantuan permasalahan selesai,” ujarnya, Minggu (24/2). Menurutnya, bantuan yang dilakukan dari tahun ke tahun dinilai tidak memberikan solusi yang pasti. Padahal, banyak faktor yang mempengaruhi mengapa Sampang selalu mengalami ketergantngan terhadap bantuan dari pemerintah. Salah satunya adalah masalah di bidang kesehatan, tidak cukup hanya diberikan sarana parasarana kesehatan

dengan jaminan berobat gratis namun perlu dilakukan langkah antisipasi sebelumnya bagaimana pola kesehatan masyarakat. Lebih lanjut dijelaskan, pola kesehatan tersebut misalnya adalah fasilitas (Mandi Cuci dan Kakus), dimana banyak masyarakat yang mempertahankan rumahnya tidak dilengkapi dengan WC. “Itu mempengaruhi indeks kesehatannya, masih banyak yang mempertahankan pola kesehatan dimana ruumahnya tidak dilengkapi MCK, di Kota Sampang saja masih banyak apalagi di pedesaan,” kata pria asal Sumenep ini.

Melihat kemiskinan itu harus bijaksana jangan hanya karena sudah ada bantuan permasalahan selesai.” KHUSNUL Bagian Neraca dan Analisa BPS (Badan Pusat Statistik) Sampang

Sementara itu permasalahan pendidikan tidak bisa hanya mengandalkan dana BOS, masih banyak persoalan ekonomi dan kesadaran

Dug Dug Mini Kesenian Musik Turun-Temurun Reinkarnasi Ol Daol

Sedikit Berbeda Tapi Tetap Memiliki Ciri Khas Kesenian musik menggunakan alat musik tradisional yang lebih dikenal masyarakat Madura dengan Ol Daol mempunyai sejarah dan arti tersendiri. Pagelaran alat musik itu kemudian mengalami perkembangan dan mengalami reinkarnasi, tanpa mengurangi daya tarik dan ciri khas budaya. ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN, Sampang TRADISI pertunjukkan musik yang sudah ada sejak zaman penyebaran agama Islam oleh Wali Songo ini merupakan perpaduan alat musik saronin, kendang, kecrek serta dug dug itu sendiri (bedug, red). Bentuknya lebih mirip dengan tong, dan dimainkan bersamaan oleh para penabuhnya sehingga menimbulkan bunyi yang sangat khas. Dalam perjalanannya, Ol Daol ini mengalami perkembangann. Proses demi proses yang merupakan hasil karya masyarakat modern yang digabungkan dengan kesenian tradisonal itu sendiri dan akhirnya dapat melahirkan Dug Dug Mini. Kesenian baru ini dikatakan merupakan turunan dari

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

bersekolah yang kurang sehingga pemkab perlu melakukan kebijakan untuk mengurangi angka putus sekolah dengan pendekatan yang lainnya. “Perlu kebijakan agar anak-anak usia sekolah tidak putus di tengah jalan, ya tidak tahu bagaimanapun kebijakannya terserah pemerintah,”imbuhnya. Sedangkan bantuan Raskin juga tidak bisa dijadikan ukuran, menurutnya di beberapa desa sudah mencukupi pola makannya namun bagi desa yang terhitung sangat minus lapangan pekerjaan mungkin masih perlu diperhatikan. (waw/h4d)

KM/ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

DAYA TARIK: Dug dug mini sekarang juga sudah mulai banyak mendapatkan peminat dari masyarakat dan dinilai capian dari daol dug dug sebagai pendahulunya.

Ol Daol yang mulai digemari oleh masyarakat, terlebih anak-anak. Haris, salah satu warga Kelurahan Rongtengah mengatakan, kesenian mini baru ini dikatakan dalam perjalanannya masih menggunakan ornamen dan bentuk yang serupa dengan pendahulunya, Ol Daol. Seperti bentuk kereta yang digunakan sebagai tempat meletakkan alat musik serta hiasan yang dipasangkan seperti

lampu kerlap kerlip sebagai penghias kereta. “Kalau diliat dari bentuknya sama persis dengan Ol Daol yang ukurannya lebih besar,” ujarnya saat ditemui Kabar Madura dirumahnya, Minggu (24/2). Yang membedakan, lanjut pria asal Pamekasan ini menjelaskan terlihat dari bentuknya yang sangat kecil serta musik yang diperdengarkan bukan musik asli langsung dengan penabuhnya, melainkan hasil rekaman yang diputarkan

kembali dengan suara yang kencang. “Seperti replika dari daol dug dug yang asli dan ukurannya sangat kecil bila dibandingkan dengan yang aslinya (ol daol, red),” jelasnya kembali. Hal yang sama juga disampaikan oleh Putri, salah satu mahasiswi perguruan tinggi di Kota Gerbang Salam ini mengutarakan dalam acara liburan, dirinya sempat melihat pegelaran dug dug mini ini. “Bagus juga, saya kira ini merupakan kreatifitas dari masyarakat terhadap pecinta daol dug dug itu sendiri,” ungkapnya singkat. Salah satu budayawan putra daerah Sampang Ali Daud Bey mengatakan, dalam perkembangannya bunyi alat musik yang dimainkan dalam kesenian ini sudah banyak mengadopsi dari alat musik modern. Namun, ini dinilai tidak menghilangkan nilai asli dari Daul Dug Dug itu sendiri, sehingga dirinya sangat menghargai salah satu kesenian khas Sampang ini yang patut dibanggakan dan terus dipertahankan keberadaannya dimasyarakat. “Meskipun alat musik yang digunakan sudah banyak berasal dari alat musik saat ini, namun nilai kekhassannya masih terasa dengan adanya sentuhan alat musik tradisional, seperti gendang dan saronen,” ujarnya. (h4d)


4

SENIN

25 Februari 2013

FASUM

Sumber Air Rajeh Tercemar Akibat Limbah Tahu, Dikeluhkan Warga

KM/ANWAR NURIS

TANPA LAMPU: Sebuah mobil melaju di jalan lintas perbukitan Ponjuk, kemarin.

Penerangan Jalan Dikeluhkan Warga KADUR- Penerang jalan umum di sepanjang jalan di perbukitan Ponjuk terdapat dua tiang yang tidak ada lampunya dan membuat penerangan jalan di sekitar jalan tersebut tidak maksimal. Karena tiang lainnya ada lampunya sebagian tidak menyala, padahal di ruas jalan yang dipenuhi dengan tikungan tajam tersebut banyak pengguna jalan pada malam hari. Penerang jalan tersebut sudah sekitar tiga bulan lalu yang tidak berfungsi dan dua tiangnya tidak ada lampunya yang diduga diambil oleh orang tidak bertanggung jawab. Junaidi, salah satu warga Desa Pamoroh, mengatakan lampu penerang jalan di daerah perbukitan ponjuk tersebut telah lama tidak berfungsi dan sebagian tidak ada lampunya. “Padahal jalan perbukitan tersebut banyak tikungan tajam yang pada malam hari gelap gulita,” ujar Junaidi. Sementara itu, pengendara mengeluhkan kondisi penerang jalan tersebut yang banyak tidak berfungsi.”Masak sudah kurang lebih tiga bulan lalu lampu di sekitar jalan bukit Ponjuk ini yang tidak berfungsi sampai sekarang belum juga dipoerbaiki,” kesal Ahmadi salah seorang pengendara ,motor yang mengaku hampir setiap malam melintasi jalan tersebut.(KM12/zis)

PAKONG-Sumber mata air yang biasa dikenal dengan sebutan Sumber Rajeh oleh warga sekitar Desa Bicorong Kecamatan Pakong yang merupakan sumber mata air yang besar dan mampu mengairi ratusan hektare sawah dan tegal di Kecamatan Pakong, kondisinya saat ini sedang tercemar. Sumber yang memiliki mata air besar itu tercemar oleh pembuangan limbah industri tahu milik warga sekitar sumber tersebut yang lokasi pabriknya tidak jauh dengan sumber. Pantauan Kabar Madura di lokasi sumber tersebut, Minggu (24/2) kemarin, pembuangan limbah industri tahu ke sumber melalui aliran pipa ukuran besar dari lokasi pabrik yang langsung dibuang ke sumber sehingga air yang semula jernih menjadi terlihat keruh dan berbau. Padahal sumber tersebut merupakan pemandian warga sekitar yang tidak memiliki sumur. Tak hanya itu, airnya juga dikonsumsi oleh warga sekitar sejak sebelum dibuangi limbah tahu tiga tahun lalu sejak berdirinya industri tahu tersebut sampai sekarang.”Sejak dulu kala sumber ini sudah menjadi tempat pemandian warga sekitar, bahkan airnya diminum oleh sebagian warga yang kebetulan tidak memiliki sumur di rumahnya,” kata seorang warga yang hendak mandi. “Sebenarnya sudah berkali-kali ditegur oleh salah satu tokoh masyarakat setempat beberapa bulan lalu, bahkan sampai dilaporkan ke Muspika Pakong dan disidak, tapi sampai sekarang masih

KM/ANWAR NURIS

TERCEMAR: Seorang warga hendak mandi di Sumber Air Rajeh yang airnya mulai tercemari pembuangan limbah industri tahu yang lokasinya tak jauh dari sumber tersebut.

saja limbah industri tahunya tetap dibuang ke sini (sumber –red.) walaupun tidak sesering sebelum ditegur,” tambahnya. Menurut sala sau tokoh masyarakat desa tersebut, industri tahu tersebut memang milik warga sekitar. “Setelah ditegur pembuangan limbahnya dibuang pada tengah malam meski sebelumnya ditampung di tempat penampungan dekat pabriknya,” terang salah satu tokoh masyarakat desa setempat yang tidak mau namanya dikorankan. “Dulu sudah ditegur dan saya laporkan ke Muspika Pakong dan langsung ditinda-

klanjuti tapi sepertinya pemilik industri tahu tersebut tidak mengindahkannya, hanya saja pembuangan limbahnya diganti pada malam hari yang sebelumnya tidak mengenal waktu, meski di sumber banyak warga sedang mandi,” tambahnya. Menurutnya, industri tahu yang membuang limbahnya ke sumber tersebut ada dua pabrik. ”Sebelum dilaporkan banyak warga sekitar yang terkena gatal-gatal akibat dari limbah tersebut,” lanjut pria berperawakan kurus tersebut. Terpisah, salah satu petugas pengairan Kecamatan Pakong

juga mengiyakan penuturan tokoh masyarakat tersebut. Menurutnya, pembuangan limbah tersebut telah terjadi kurang lebih tiga tahun lalu dan sempat ditegur oleh tokoh masyarakat setempat, bahkan disidak oleh pihak kecamatan, namun sampai sekarang tetap saja berlangsung . “Jika hal tersebut berlangsung bisa mencemari terhadap tanaman milik petani yang pengairannya menggunakan air sumber tersebut, bahkan dua tahun ataa tiga tahun ke depan dimungkinkan juga mencemari air sumur warga sekitar

jika pembuangan limbah itu tetap diteruskan dan sepertinya pemilik pabrik tahu tidak mengindahkan keluhan warga sekitar,” pungkas petugas tersebut yang juga meminta namanya tidak disebutkan dalam koran saat ditemui di kediamannya, kemarin. Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pamekasan Didik Hariadi belum bisa dikonfirmas. Kabar Madura yang berusaha melakukan konfirmasi masalah tersebut melalui pesan singkat sampai berita ini ditulis tidak kunjung membalas.(KM12/zis)

90 Persen SPBU Lakukan Kecurangan KM/ANWAR NURIS

BAHAYA: Seorang pengendara motor melintas di sebelah gorong-gorong yang ambrol.

Ambrol, Gorong-gorong Membahayakan PADEMAWU- Gorong-gorong di mulut gang Desa Buddagan Kecamatan Pademawu persis di sebelah timur gudang krosok di sisi selatan jalan Asem Manis kondisinya ambles diduga karena seringnya dilewati truk bermuatan bahan bangunan. Dengan kondisi tersebut sangat berbahaya bagi pengguna jalan terutama bagi pengendara motor, terutama warga Buddagan dan sekitarnya karena goronggorong yang ambruk tersebut tepat di mulut gang yang tidak kelihatan dari pengendara terutama dari arah barat. “Amblesnya gorong-gorong tersebut mungkin karena sering dilewati truk yang mengangkut bahan bangunan, makanya ditanami ranting pohon yang masih hijau supaya mudah diketahui oleh pengendara motor,” ujar salah seorang tukang becak. “Di sini kan padat pengendara mas, terutama warga yang keluar masuk gang,” sambung seorang warga yang sedang berjalan kaki. Menurut Susi, salah satu mahasiswa sebuah akademi di sekitar tempat tersebut, mengaku,khawatir jika melintas jalan tersebut. ”Khawatir mas, apalagi ditambah rusaknya gorong-gorong ini yang membuat badan jalan menyempit pas di tikungan lagi,” katanya.(km 12/ziz)

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

PAMEKASAN-Warga Pamekasan akhir-akhir ini mulai mengeluhkan kecurangan yang dilakukan oleh sebagian besar Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah kota gerbang salam. Mereka mengaku kerap mendapat layanan kurang memuaskan dari operator pengisian, seperti diungkap Zainul Atiqurrahman, yang mengaku sering dicurangi ketika mengisi bahan bakan minyak (BBM) di beberapa tempat pengisian. Ia menyebut, dipastikan volume BBM yang diisikan ke kendaraannya tidak sesuai takaran. ”Saya sering mengisi premium Rp 10.000, tapi hanya diisi Rp 9.500 bahkan hanya Rp 8.000. Jelas ini merugikan konsumen. Saya yakin konsumen lain juga merasakan hal yang sama,” ujar warga Dusun Rangjurang, Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, Pamekasan tersebut, Minggu (24/2). Zainul menambahkan, sering ia menegur sang operator yang bertindak curang tersebut. Namun jawaban terkesan mengancam justru datang dari sang operator pengisian. ”Kebanyakan masyarakat yang hendak menegur itu merasa tidak enak karena dinilai hanya uang bernominal kecil. Tepai jika ditegur mereka justru malah mengatakan konsumen pelit. Terpaksa kita mengalah karena membutuhkan bahan bakar,” tambahnya.

KM/IST

WASPADA: Masyarakat sebagai konsumen SPBU wajib berani mengingatkan operator nakal yang kerap mengurangi takaran BBM yang diisikan ke kendaraan.

Hal senada dibeber Sanubari, warga Desa Ambat, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan. Ia mengatakan pemandangan tersebut sudah lazim terjadi karena terjadi hampir setiap hari di beberapa SPBU yang terkenal nakal. ”Kalau saya menyebutkan tempatnya (SPBU, red) saya rasa kurang

etis. Tetapi kebanyakan SPBU di Pamekasan memang tidak beres dan sepengatahuan saya, hanya ada satu SPBU yang bersikap jujur,” keluhnya sembari meminta Kabar Madura untuk melakukan investigasi mendalam terkait hal tersebut. Sanubari juga berharap wakil rakyat

yang duduk di dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan proaktif dalam mengawal permasalahan ini. Ia mengaku dirugikan dengan fenomena tersebut dan merasa masyarakat bawah selalu menjadi korban pemilik modal. Dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Ketua Komisi B DPRD Pamekasan, Husnan Ahmadi, mengaku jika DPRD sudah sering melakukan inspeksi mendadak (sidak) di berbagai SPBU guna menindaklanjuti keluhan masyarakat tersebut. Ia mengatakan jika hingga saat ini masih belum menemukan bukti terkait kecurangan tersebut sehingga belum bisa mengambil tindakan tegas. ”Kami sudah dua kali turun ke lapangan. Tetapi sejauh ini belum menemukan bukti,” kelitnya. Husnan menambahkan, pihaknya juga telah bertemu dengan para pemilik SPBU untuk memberikan masukan terkait keluhan masyarakat tersebut sekaligus memberikan peringatan kepada mereka agar tidak berlaku curang kepada konsumen. Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut mengaku sudah sering menerima keluhan dan laporan masyarakat mengenai hal tersebut. ”Masyarakat harus tegas dan berani. Kalau kita mengisi BBM harus meminta di posisi nol karena itu hak kita. Kalau tidak dituruti, bisa komplain,”pungkasnya. (jck/rr)

Diduga Kurang Istirahat, Siswa Kesurupan PAMEKASAN-Kegiatan OSIS MAN 2 Pamekasan berupa pelatihan kepemimpinan tingkat dasar yang dimulai sejak hari Sabtu, (23/2) mendadak terganggu. Sebagian siswa peserta para pecinta alam yang mengikuti kegiatan bersih-bersih di sekitar halaman sekolah tiba-tiba kesurupan, Minggu kemarin. Secara tiba-tiba salah seorang siswa mengalami kesurupan yang disusul oleh siswa lainnya, sehingga yang kesurupan terdapat 7 orang siswa, dan diantar ke 7 siswa yang kesurupan tersebut adalah anggota OSIS seluruhnya. “Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, hanya saja yang kesurupan tersebut adik saya. Kemarin langsung dibawa pulang karena dikhawatirkan terjadi sesuatu yang tidak dinginkan,” pungkas Imroatus Sholehah pada Kabar Madura, kemarin. Dijelaskan Totok, bahwa adiknya (Makiaturrahmah, red) tersebut merupakan anggota OSIS yang mengadakan kegiatan tersebut, dan merupakan bendahara OSIS, yang kemarin juga

mengalami kesurupan. “Gak ada yang kesurupan mas, hanya saja tadi malam (kemarin malam, red) ada kegiatan renungan malam. Mungkin hanya kecapean setelah semalam lembur dengan kegiatan yang diadakan di sekolah ini,” terang salah satu guru, Shaleh Suaidi, pada Kabar Madura, Minggu (24/2). Rupanya, pihak guru yang kemarin (24/2) ditemui sejumlah media, berusaha menutupi peristiwa kesurupan yang dialami oleh anak didiknya. Termasuk para siswa yang berada di sekitar sekolah, tidak bisa menjelaskan peristiwa kesurupan tersebut kepada media. “Sekali lagi, itu bukan kesurupan. Mungkin karena tenaga mereka diforsir dan tadi juga makannya agak telat, terus ada yang pusing dan mungkin kehabisan tenaga. Dan siswa itu hanya kurang istirahat dan pikirannya kosong sehingga hal-hal negatif masuk kepikirannya. Mungkin hanya terdapat antara 3 sampai 4 siswa yang mengalami peristiwa itu,” tambahnya. Sementara salah satu guru, Sugeng, membenarkan bahwa, di sekolahnya

KM/FATHOR RAHMAN

KELELAHAN: Salah satu siswa MAN 2 yang kesurupan saat hendak dipulangkan.

telah terjadi kesurupan terhadap 7 orang siswanya. “Memang benar ada kesurupan,” tandasnya. Ditanya siapa saja yang kesurupan, Sugeng tidak bisa menjelaskan, karena

kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang di luar kewenangannya, karena kewenangannya adalah di PA. Kabarnya, siswa yang kesurupan tersebut semuanya siswa perempuan. (ong/zis)


SENIN

5

25 Februari 2013

RSUD Kepulauan Kian Mendesak Akibat Makin Meluasnya Wabah DBD KOTA-Masyarakat kepulauan terus diresahkan dengan kian meluasnya persebaran penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah tersebut. Lebih mncemaskan lagi, mereka belum memiliki fasilitas sekelas rumah sakit seperti yang ada di daratan. Kekhawatiran tersebut diungkapkan Hasan, warga Desa Sapeken,

Kepulauan Sapeken. Hasan termasuk salah satu warga yang menjadi korban serangan wabah DBD. Anaknya yang masih belum mencapai usia satu tahun itu terpaksa dibawa ke puskesmas setempat setelah positif terkena DBD. Meski demikian, kekhawatiran terhadap anaknya tetap tak henti karena di puskesmas tersebut belum memiliki kelengkapan alat yang memadai. ”Terpaksa mas. Mau gimana lagi. Saat ini cuaca sedang buruk. Mau dibawa ke Sumenep (wilayah daratan –red.) tidak mungkin. Ya, satu-satunya

KONFLIK Dituding Tukang Santet, Polisikan Penuduh DUNGKEK-Hj Rahmani, warga Lapa Laok Kecamatan Dungkek, dituding memiliki ilmu santet. Namun bukannya takut atau menantang sumpah pocong seperti yang dilakukan sebagian masyarakat setempat, ia malah mempolisikan penuduhnya dengan pasal pencemaran nama baik. Hj Rahmani mengaku, isu yang mencermarkan nama baiknya di mata masyarakat sebagai tukang santet telah berkembang sejak dua bulan yang lalu. ”Saya dituduh sebagai tukang santet sudah sejak dua bulan yang lalu,” ungkap Hj Rahmani pada Kabar Madura, kemarin. Mendengar cerita dari salah satu warga sekitar dirinya dituduh tukang santet, Rahmani mencari tahu siapa orang yang telah menyebarkan fitnah tersebut. Beberapa hari kemudian, Hj Rahmani akhirnya tahu siapa yang telah menyebarkan isu dan menemui NH (inisial) orang yang diduga menyebarkan fitnah tersebut. Rahmani pun sempat menemui NH. ”Apa benar kamu selama ini yang menuduh saya sebagai tukang santet?, lalu orang tersebut mejawabnya ya, dirinya mengaku bermimpi saya,” ujar Rahmani menirukan perkataan NH. “Tak lama kemudian datang mertua NH dari dalam dan mengatakan, ya memang benar kamu yang menyantet NH, selama ini memang banyak korbannya. Mertua NH itu langsung menuduh saya,” ujar Rahmani. Adu mulut tak terelakkan. Pada waktu kejadian itu, ada tiga orang yang menyaksikan percekcokan tersebut, yakni Sawari, Horman dan Faridah. Karena tidak terima dengan perlakuan NH dan mertuanya yang menyebabkan nama baiknya tercemar, Rahmani membawa kasus tersebut ke ranah hukum dan melaporkannya NH ke Polres Sumenep dengan tuduhan pencemaran nama baik itu. Hingga berita ini ditulis, baik NH maupun mertuaya belum bisa dikonfirmasi. (rei/zis)

jalan dirawat di puskesmas sementara waktu,” kata Hasan. Lebih lanjut, Hasan mengungkapkan wabah DBD tersebut sudah mulai marak terjadi di desanya. Hasan mengaku, hingga saat ini belum ada upaya penyemprotan yang dilakukan oleh aparat setempat untuk menanggulangi penyakit tersebut. ”Setahu saya memang belum ada penyemprotan,” tegasnya. Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Sumenep dr Anugrah Rizka Rahadi mengatakan, belum dilaku-

kannya fogging-isasi di wilayah Kepualaun Sapeken tersebut karena belum ada laporan dari warga setempat bahwa di daerah tersebut telah di serang wabah DBD. Selama ini, kata Anugrah, fogging-isasi yang dilakukan oleh Dinkes hanya di wilayah kecamatan Arjasa Kepulauan Kangean. ”Karena memang di wilayah tersebut terdapat penyakit DBD. Maka kami melakukan penyemprotan tersebut di daerahdaerah yang ditengarai sudah ada gejala tersebut. Kalau belum ada gejala, kami tidak melakukannya.

Jadi prioritasnya itu pada daerahdaerah yang sudah jelas terjangkit penyakit itu,” terangnya. Menanggapi hal tersebut, Ketua Aliansi Pemuda Peduli Kangean Syaiful Rijal menilai bahwa memang perlu adanya pembangunan rumah sakit khusus di daerah kepulauan. Pemuda kelahiran Kali Katak, Arjasa tersebut menilai banyak warga yang sudah sakit parah seringkali meninggal di tengah laut karena terlambat mendapatkan penanganan medis. ”Sudah seharusnya wacana RSUD kepulauan itu direalisa-

sikan. Jangan sampai tertunda lagi. Karena memang musim penghujan kali masyarakat rentan terserang penyakit. Adanya RSUD di kepulauan jelas akan mempermudah masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan. Kalau terus ditunda dan segala macam, bagi saya pemerintah sama hal-nya dengan bermainmain dengan nyawa. Sebab, ini bukan lagi soal kebutuhan masyarakat, tapi memang kewajiban pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan pada rakyatnya,” tegas Rijal. (aqu/zis)

Jadwal Simpang Siur, Uang Makin Menipis KOTA-Cuaca ekstrim masih melanda jalur Kalianget-Kepulauan hingga kemarin. Namun, warga calon penumpang kapal menerima kabar bakal berangkat kapal Dharma Bakti Sumekar, Minggu (24/2). Sebagian ada yang mengatakan hari ini akan berangkat, tapi ada juga yang mengatakan kapal berangkat, Rabu (27/2). Karsono, warga kepulauan Masa Lembu, mengatakan, para penumpang yang kebetulan para TKI baru pulang dari Malaysia itu mengaku sudah 6 hari berada di penginapan. Ia mengeluh, karena penginapan di daerah pelabuhan telah terisi semua. Hingga akhirnya terpaksa tidur di emperan pembelian tiket kapal ”Sudah 4 hari mas di penginapan. Kalau di sana (penginapan), biaya hidupnya mahal. Satu hari saya menghabiskan Rp 100.00. Penginapannya saja semalam Rp 40 ribu. Makannya di sini Rp 10 ribu. ya terpaksa saya tidur di sini untuk menghemat uang bersama teman-teman yang lain,” ujar Karsono ditemui Minggu (24/2) kemarin. Biaya hidup yang mereka keluarkan setiap hari mencapai Rp 75-100 ribu. “Itu bagi mereka yang tidak membawa anak kecil, kalau seperti saya bisa seratus ribu lebih, mas.” tegas Atun, warga kepulauan Arjasa. Begitu pula halnya, Subliyanto. Warga Masa Lembu ini juga mengaku sudah 5 hari dirinya menginap di ruang tunggu tersebut. Uang yang

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

RESAH: Kapal feri Kalianget–kepulauan sedang diparkir menunggu membaiknya kondisi cuaca. Hampir seminggu penumpang kapal tersebut ‘terdampar’ di Pelabuhan Kalianget akibat kondisi cuaca.

ia bawa hanya cukup untuk bekal hidup menunggu hingga kapal sudah bisa berlayar ke kampung halamannya. ”Saya di sini sudah lebih 5 hari, saya bingung ketika cuaca sedang buruk begini. Karena dari dulu, ketika sudah ada cuaca ekstrim, kita memang harus menunggu hingga cuaca membaik itupun bukan hanya sebentar, kadang lebih satu minggu,” ujar Subliyanto.

Dikatakannya, kabarnya memang akan berangkat hari Selasa tapi ada juga yang mengatakan Rabu bisa berangkat. Simpang siur infonya, petugasnya hari memang gak masuk,” terangnya. Sebelumnya, Bambang Supriyo, Manajer Operasional Sumekar Line Pelabuhan Kalianget menjelaskan pemberangkatan tertunda karena kondisi cuaca sangat buruk.

H b ia i k h ik ik Hall tersebut ketahui ketika berkoordinasi dengan pihak BMKG Kalianget. Dari situ, tidak berani memberangkatkan kapal menuju daerah kepulauan Kalianget-Kangean-Masa Lembu.

”I ki sampaii S i ”Inii ki kira-kira Senin (hari ini), karena angin kencang serta gelombang tinggi masih sering terjadi,” jelasnya, tanpa memberikan kepastian jadwal pemberangkatan kapal. (aqu/zis)

Pers Bantu Percepatan Pembangunan Daerah KOTA-Keberadaan insan pers merupakan salah satu bagian yang sangat penting di Kabupaten Sumenep untuk menopang tegaknya demokrasi utamanya di Bumi Sumekar. Sebab, pers merupakan salah satu pilar keempat setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif. Hal tersebut diungkapkan Bupati Sumenep KH A. Busyro Karim dalam pelantikan dan pengukuhan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) perwakilan Sumenep masa bakti 2013-2016 di Pendapa Agung Sumenep, akhir pekan kemarin. ”Sudah 14 tahun pers dapat menikmati kebebasan. Dengan kebebasan itu, pers diharapkan bisa menjadi salah satu penopang tegaknya demokrasi guna membantu percepatan pembangunan pemerintahan daerah,” ujar KH A. Busyro. Ketua DPC PKB Sumenep ini mengatakan pers merupakan pilar keempat demokrasi yang tetap harus dijaga dengan baik. Sebab jika runtuh, maka demokrasi akan timpang. Agar demokrasi tetap kokoh, keempat pilar demokrasi itu harus berjalan sinergi. ”Dari itu, pers harus juga bisa menjaga moralitas bangsa, mendukung pembangunan ke arah yang lebih baik. Para insan pers jangan menganggap kebebasan pers itu menjadi

KM/BUSRI THAHA

PILAR KE EMPAT DEMOKRASI: Bupati Sumenep KH A Busyro Karim didampingi Ketua PWI Jawa Timur Achmad Munir memberikan ucapan selamat pada pengurus PWI Perwakilan Sumenep usai pelantikan.

alasan untuk memberitakan apapun yang sifatnya akan merusak moral bangsa,” terangnya. Menurutnya, derasnya informasi di berbagai bidang dan aktivitas pembanguan, relasi pers dengan pemerintah daerah harus terus tumbuh berkembang. Karena, kebebasan pers yang baik itu adalah

membangun keseimbangan antara kebebasan dan fakta yang ada. ”Bilamana terdapat upaya pemerintah terdapat yang yang gagal, tidak apaapa diberitakan saja. Tetapi, jika ada keberhasilan dari upaya pemerintah juga harus diberitakan sehingga informasi yang sampai kepada masyarakat bisa berimbang,” imbuhnya.

Sekadar diketahui, acara tersebut dihadiri oleh Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) mulai Bupati KH A Busro Karim, Wakil Bupati Ir Soengkono Siddik, Kapolres Sumenep AKBP Marjoko, dan sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sumenep, Imam Trisnohadi serta Ketua PWI Cabang Jawa Timur, Achmad Munir. Dalam sambutannya, Munir menyatakan, keberadaan pers yang sangat penting karena pers memang memiliki kekuatan dan pengaruh besar untuk mendorong komponen birokrasi untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan di berbagai bidang. ”Pers sangat membantu perkembangan pembangunan daerah melalui tulisannya. Jangan dikira pers ini tidak mempunyai kekuatan apa-apa,” kata Munir. Di tempat yang sama, Ketua PWI perwakilan Sumenep, Moh Rifa’ie menambahkan, pihaknya siap melakukan kerjasama yang baik dengan siapapun termasuk termasuk eksekutif, legislatif dan yudikatif. “Semua wartawan yang tergabung dalam PWI perwakilan Sumenep ini mayoritas anak Sumenep dan pasti memiliki tanggung jawab untuk peningkatan pembangunan Sumenep,” pungkasnya. (bus/zis/adv)

Calon Berhak Tolak Anggaran Pilkades KOTA-Dana yang dibutuhkan kepanitiaan pemilihan kepala desa (pilkades) terhadap kandidat jumlahnya dinilai berbagai kalangan lumayan cukup besar. Karena itu, kandidat disarankan menolak kalau mereka merasa tidak puas dengan estimasi anggaran. Darul Hasyim Fath, anggota Komisi A DPRD Sumenep menegaskan, selain rentan dengan permainan, calon harus tahu estimasi anggaran. ”Perangkat desa sering mendominasi kepanitiaan dan juga sering terjadi permainan anggaran, dan yang sering menjadi korban adalah calon baru,” ujar Darul Hasyim kepada Kabar Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

Madura, Minggu, (24/2). Darul mengatakan kalau biayanya Rp 100 juta, dan Rp 50 juta ditanggungkan kepada calon baru biasanya tidak bayar. Sementara itu, kalangan mahasiswa Sumenep juga menilai penetapan biaya pilkades sering menjadi alat permainan untuk menjatuhkan lawan politik, sehingga panitia terkesan sewenang-wenang dalam menganggarkan biaya pilkades yang dibebankan pada calon. ”Fenomena biaya pilkades yang terjadi di desa selama ini memang sering dikeluhkan karena dinilai di luar rasionalitas, apalagi pilkades mendatang secara serentak sehingga

persoalan ini kembali ramai di bawah” ungkap Satnawi, Ketua Umum PMII Sumenep. Satnawi kemudian menyampaikan, surat edaran tentang biaya pilkades dinilai positif untuk menekan permainan biaya pilkades di tingkat desa. Salah satu yang dijelaskan dalam surat edaran itu adalah jika jumlah hak pilih 1 sampai 1000 orang maka per hak pilih dianggarkan Rp 35 ribu, kemudian hak pilih yang mencapai 2000 dianggarkan menjadi Rp 30 ribu, hingga anggaran Rp 17.500 per hak pilih. Akan tetapi, di sisi lain, penganggaran proses pilkades jika berdasar

pada surat edaran, Satnawi menilai tidak efektif dan efisien, sebab dalam surat edaran dengan nominal pengganggaran tertinggi mencapai Rp 35 ribu per orang (yang memiliki hak pilih) dan terendah Rp 17,5 ribu menurutnya tidak rasional. ”Surat edaran itu ternyata tidak efektif dan terlalu boros dalam penganggaran pilkades, sebab jika hak pilih mencapai 2000 orang, maka kalau dikalikan Rp 30 ribu mencapai Rp 60 juta. Dana sebesar itu untuk apa, masak anggaran pilkades akan menghabiskan dana sebesar itu,” kritik Satnawi.(rei/zis)

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

TERTANGKAP BASAH: Beberapa pelajar terkena tindakan tilang karena tidak membawa SIM.

Remaja Ditilang, Tak Kurangi Pelanggaran KOTA-Kepolisian Resort (Polres) Sumenep akan terus melakukan operasi terhadap para pelajar yang sering tertangkap melakukan pelanggaran lalu lintas. Sejumlah pelajar tampak ditangkap petugas di jalan Bangkal Gapura, Kota Sumenep, Minggu (24/2) kemarin. Mereka ditilang karena berbagai pelanggaran lalu lintas. Menurut salah satu petugas kepolisian bernama Budi, pelanggaran lalu lintas memang sering dilakukan oleh kalangan remaja. ”Merekalah yang mendominasi pelanggaran. Misalnya tak pakai helm, pakai spion standard, knalpot brong, dan melabrak lampu pengatur lalu lintas,” terang Budi saat menilang beberapa pelajar di jalan Bangkal Gapura, Minggu kemarin. Di lain pihak, Syafiqurrahman, pengamat pendidikan menilai pelanggaran sederhana tersebut merupakan cermin dari kurangnya kontrol orangtua terhadap anak. Orangtua

lebih bangga anaknya bisa mengendarai motor meski usianya masih seumuran SMP. Lebih lanjut, Syafiq menilai tilang di jalan tidak akan bisa mengurangi tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh pelajar. Menurutnya, hal itu bukanlah akar dari persoalan pelanggaran seorang remaja. Intervensi lembaga pendidikan dan peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mengendalikan kenakalan mereka. ”Satu hal misalnya, lembaga sekolah itu melarang siswa untuk tidak masuk sekolah dengan menggunakan sepeda motor. Nah, saya rasa ini memang sulit, tapi kalau dilakukan dampaknya terhadap mentalitas anak akan semakin jelas. Atau, lembaga sekolah juga melalui pertemuan dengan wali siswa, sekedar imbauan bahwa kalau memang tidak punya SIM jangan dikasih motor. Saya rasa, cara sederhana itu akan sedikit membantu mengurangi tingkat pelanggaran siswa terhadap lalu lintas,” kata Syafiq. (aqu/zis)


6

SENIN

25 Februari 2013

Biaya Pelantikan dari Dana Talangan? Sambungan dari hal 1

APBD Sampang 2013 yang diajukan ke Gubernur Jawa Timur sebesar Rp 1,181 triliun. Angka tersebut lebih besar dari APBD Perubahan 2012 senilai Rp 1,056 triliun. ”Data tersebut menjelaskan bahwa dana pelantikan

bupati dan wakil bupati terpilih tidak berasal dari APBD Sampang 2013. Mau diambilkan dari mana lagi kalau bukan dana talangan? APBD Sampang 2013 belum final,” ucap pria yang dikenal vokal dalam mengkritisi kebijakan pemerintah setempat tersebut.

Menurutnya, anggaran pelantikan yang diplot hingga mencapai Rp 380 juta tersebut dinilai terlalu besar. Bahkan ia mengkritik jika DPRD Sampang tidak peka dengan dampak sosial masyarakat mengingat masih banyak rakyat Sampang yang hidup di bawah garis kemiskinan.

”Sangat disayangkan, dana ratusan juta lebih dihabiskan dalam setengah hari hanya untuk foya-foya,” pungkasnya. Terpisah, Sekretaris DPRD Sampang, Suhrowardi, menyatakan bahwa persiapan pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih sudah siap 99,9 persen. ”Pelantikan

bupati sudah siap. Tinggal melakukan gladi bersih dan pelaksanaan pelantikan pada tanggal 26 Februari besok,” ungkapnya melalui layanan pesan singkat, kemarin. Namun Suhrowardi tidak menjawab terkait sumber dana untuk pelantikan terse-

but. Pesan singkat yang dikirim Kabar Madura tidak dibalas, termasuk juga melalui sambungan telepon selularnya. Pelantikan A. Fannan Hasib dan Fadhillah Budiono digelar di Pendapa Agung Sampang, Selasa (26/2) besok. Sekitar 1.500 undan-

gan sudah disebar untuk kalangan masyarakat biasa hingga pejabat, termasuk untuk wartawan. Setiap media dijatah satu reporter yang diperkenankan masuk ke dalam acara prosesi pelantikan yang akan dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. (ful/rr)

Super As Issac Djober Karang Jamuang, Milik Bangkalan yang Dikuasai PT Pelindo III Sambungan dari hal 1

Masing-masing, satu gol ke gawang Barito Putra, untuk menyamakan kedudukan 1-1, meski P-MU akhirnya kalah 2-1. Gol Issac ke gawang Persiba Balikpapan, juga menyamakan kedudukan 2-2, sebelum skor akhir imbang 3-3. Yang menjadi catatan khusus, dua gol yang dia cetak, semuanya diciptakan beberapa menit usai masuk lapangan menggantikan Rossy Noprihanis.

Bagi Daniel Roekito, Issac Djober yang merubah penampilan rambutnya usai cetak gol saat lawan Barito, adalah kartu As yang akan dipasang untuk mengecoh lawan. Setidaknya, merujuk dari postur fisiknya yang lebih pendek dari pemain P-MU lainnya. Namun sprint cepat dan driblingnya yang tak terduga serta kengototannya untuk selalu mempertahankan bola saat bermain, menjadikan Issac sebagai senjata mematikan dalam dua pertandingan kemarin.

”Saya sangat berterimakasih pada Tuhan karena dua kali sudah mencetak gol. Ini luar biasa bagi saya yang baru di ISL,” ujar Issac Djober. Bersamaan dengan raihan dua golnya, Issac Djober juga termasuk pemain yang mencemaskan dalam hal penerimaan kartu kuning. Hingga leg ketujuh P-MU di pentas ISL, total Issac Djober sudah mendapatkan ganjaran dua kartu kuning, Yakni kala melawan Persela Lamongan dan Persiba Balikpapan. (bri/ed)

adanya bupati yang baru, maka pembangunan di daerah kami dapat dilanjutkan dan setidaknya tidak tertinggal dari kecamatan lain,” terangnya. Sementara di kabupaten tetangga, pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih Bangkalan juga dilakukan sepekan ke depan, tepatnya pada Minggu (3/3). Makmun Ibnu Fuad dan Mondir Rofii (Makmur) akan dilantik dan diambil sumpahnya di depan DPRD Bangkalan menggantikan Fuad Amin dan Syafik Rofii. Menghadapi masa transisi pergantian pemimpin kabupaten paling barat di Madura tersebut, sejumlah elemen pemuda di Bangkalan menaruh harapan besar kepada pasangan Makmur yang akan memimpin masyarakat Bangkalan lima tahun ke depan. Terutama terkait dengan usaha percepatan pembangunan di Bangkalan yang harus segera dimulai pasca pelantikan selesai, mengingat tantangan Bangkalan yang menjadi pintu gerbang Pulau Madura sampai saat ini masih dalam proses pembangunan. Mereka berharap Pemkab Bangkalan yang baru dapat mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dan menjadi pri-

oritas utama dalam percepatan pembangunan di Bangkalan. ”Pembangunan SDM harus menjdi prioritas utama Ra Momon dan Ra Mondir,” tuntut Mustaqim HS, Ketua Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) Bangkalan, kemarin. Sementara Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pemuda Bangkalan Bersatu (PBB), Maskur Hasyim, melihat bahwa lima tahun ke depan, Bupati Bangkalan terpilih harus mampu memberikan peningkatan kebutuhan dasar masyarakat seperti layanan pendidikan, kesehatan, dan layanan publik lainya. Maskur menggarisbawahi, yang tidak kalah penting yakni proses pembangunan di Bangkalan dapat menyentuh para pemuda di Bangkalan yang juga dihadapkan pada westernisasi yang berdampak pada kriminalitas remaja. ”Besar harapan pada pembangunan lima tahun mendatang dapat membuka lapangan pekerjaan bagi pemuda di Bangkalan. Bupati terpilih harus dapat mengakomodir smua stakeholder yang ada untuk bersatu membangun Bangkalan secara bersama dan berkesinambungan,” pungkasnya. (sya/fir/rr)

Masyarakat Respon Positif Pelantikan Bupati Sambungan dari hal 1

”Saya ingin melihat langsung pelantikan bupati hasil pilihan rakyat ini. Saya tahu kalau ada pelantikan bupati dari informasi warga yang lain,” ujar warga Desa Gunung Maddah, Kecamatan Kota, Sampang, tersebut. Sebagai masyarakat awam, Dayat berharap agar Bupati Sampang yang baru lebih baik lagi dalam memimpin kabupaten berjuluk kota bahari tersebut sehingga lebih maju dan sejajar dengan kabupaten berprestasi lainnya di Madura dan Jawa Timur. Sementara Sulaiman, 25, warga Kecamatan Omben, menaruh harapan besar pada duet A. Fannan Hasib dan Fadhillah Budiono dalam memimpin Sampang selama lima tahun ke depan. Ia berharap kepemimpinan pasangan Alfalah lebih baik dari bupati sebelumnya. Pemuda yang baru lulus dari bangku kuliah tersebut menambahkan jika selama ini masyarakat Sampang menanti adanya pemimpin yang mampu mengayomi dan peduli kepada masyarakat, terutama untuk daerah yang jauh dari perkotaan seperti di daerahnya, Omben. ”Kami berharap dengan

Tali Agel Langka di Madura Sambungan dari hal 1

Menurut pengakuan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bangkalan, Budi Utomo, kedua produk tersebut dianggap memiliki banyak peminat sehingga sering diekspor ke luar daerah hingga luar negeri. Ia mengatakan, kedua produk tersebut merupakan produk khas Bangkalan yang banyak diminati konsumen karena memiliki nilai eksotisme. Menurutnya, produk cincin asal Kecamatan Tragah selama ini telah menjadi suatu industri potensial bagi masyarakat sekitar. ”Sudah cukup banyak yang mengenal produk tersebut, tidak terkecuali di beberapa daerah luar Madura. Hanya saja dari segi bahan dan desain, produk cincin tragah belum memiliki konsep yang jelas sehingga terkesan sama dengan produk lain,” paparnya. ”Untuk bahan baku, para

perajin masih belum memiliki bahan khusus yang bisa menjadi ciri khas. Sementara untuk desain, kita masih belum memiliki desainer sendiri sehingga masih mengikuti desain-desain cincin yang ada di Bali dan Jogjakarta,” imbuhnya. Sementara untuk kerajinan tali agel, produk tersebut saat ini masih digarap oleh dua kelompok perajin di dua daerah, yakni di Kecamatan Sepuluh dan Kecamatan Kokop. ”Perajin tali agel masih ada dua, yakni di Desa Kelbung, Kecamatan Sepuluh, dan Desa Dupok, Kecamatan Kokop,” terang Budi yang dijumpai Kabar Madura, beberapa hari lalu. Ia mengaku, produk kerajinan tali agel telah diekspor ke beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat. Bentuknya pun beragam. Tali agel yang berbahan baku dasar serabut salah satu tumbuhan tersebut dapat dibentuk menjadi kerajinan tas, topi, hingga taplak meja. Namun kebanggaan akan

produk asli Bangkalan tersebut tidak mudah dijumpai di Bangkalan sendiri. Saat Kabar Madura mencoba menanyakan kedua produk tersebut di beberapa penjual souvenir khas madura di kawasan Burneh, Minggu (24/2), kedua produk tersebut tidak ditemukan. Beberapa pedagang yang dijumpai Kabar Madura mengaku tidak menjualnya tanpa memberikan alasan yang jelas. ”Kalau cincin tragah dan tali agel tidak ada. Saya dan kebanyakan penjual di sini rata-rata hanya menjual batik serta jajanan khas Bangkalan,” ucap Endang, salah seorang penjual.. Terkait hal tersebut Budi Utomo juga tidak bisa memberikan jawaban yang jelas mengapa kedua produk kebanggaan Bangkalan dan Madura tersebut tidak tersedia di daerahnya sendiri. Justru konsumen dari luar Madura yang memakai kerajinan khas Bangkalan tersebut. (jos/rr)

Sambungan dari hal 1

Meski secara geografis dan administatif Karang Jamuang berada di wilayah Bangkalan, selama ini pulau seluas 7,8 hektare yang terletak sekitar 20 mil laut arah barat laut Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya tersebut difungsikan sebagai tempat singgah petugas pemandu kapal yang akan masuk Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS). Saat ini, sejumlah fasilitas tengah disiapkan PT Pelindo III melalui anak perusahaannya, PT Pelindo Marine Service (PT PMS), dan menyulapnya menjadi lokasi wisata bahari. Namun langkah tersebut mendapat ‘perlawanan’ dari masyarakat Bangkalan. ”Dalam peta terbaru Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Pemkab Bangkalan sudah menyantumkan Karang Jamuang ke dalam wilayah administrasinya sebagai pulau-pulau kecil,” ungkap Dosen Ilmu Kelautan, Universitas Trunojoyo Madura (UTM, Maulina Kusumo

Wardhani, Minggu (24/2). Menurut Maulina, tidak hanya Karang Jamuang yang berstatus sebagai pulau ‘milik’ Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan. Ada satu pulau lagi yang masuk ke dalam wilayah administrasi Bangkalan, yakni Pulau Nyamukan. ”Dua pulau kecil yang masuk ke wilayah administrasi Bangkalan adalah Pulau Nyamukan dan Pulau Karang Jamuang,” ungkapnya. Beberapa kalangan sangat menyayangkan pulau yang memiliki area perairan seluas 17,2 hektare tersebut dikelola oleh PT Pelindo III, bukan oleh Pemkab Bangkalan yang menjadi pemilik resmi sesuai dengan RTRW Bangkalan terbaru. ”Kalau tidak ditanggapi serius oleh Pemkab Bangkalan, Karang Jamuang bakal menjadi seperti Pulau Sipadan dan Ligitan,” tandasnya. Ketua Cabang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bangkalan, Wardi, berharap Karang Jamuang dapat dikelola sendiri oleh Pemkab Bangkalan sehingga segala potensi wisata yang ada

dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata. Ia sangat menyesalkan Karang Jamuang dikelola oleh pihak luar dan sama sekali tidak memberikan kontribusi kepada Bangkalan. Menurutnya hal tersebut merupakan bentuk kelalaian Pemkab Bangkalan dalam mengelola potensi sumber daya alam. ”Kalau Pemkab Bangkalan diam saja, artinya Pemkab Bangkalan lalai mengelola potensi sumber daya alamnya,” kritik Wardi. Sebelumnya Humas PT Pelindo III, Edi Priyanto, mengatakan bahwa Karang Jamuang yang selama ini berperan sebagai pos pantau masuknya kapal ke perairan di Pelabuhan Surabaya, Gresik, Lamongan, dan Madura, saat ini tengah diupayakan untuk dikembangkan sebagai lokasi wisata baru. Dilansir dari sejumlah media online, Edi mengungkapkan bahwa Karang Jamuang terbagi dalam dua daratan sehingga sangat memungkinkan untuk menjadi objek wisata air lepas dan tepi pantai.

”Melihat luas Karang Jamuang yang terbagi dua, sangat mungkin di sana dibuat wisata air. Ditambah lagi lahan perairan sekitar 17,2 Ha dan satu unit dermaga yang disiapkan berserta kapal wisata KM Artama III akan melayani wisatawan,” tambahnya. Untuk fasilitas yang ada, Edi mengungkap jika saat ini sudah dibangun tempat transit atau mes serta berbagai penunjang lainnya secara bertahap. ”Kita sudah bangun mes, jalan setapak, jembatan penghubung, dan gazebo untuk tempat istirahat wisatawan. Fasilitas pendukung lainnya sedang dikerjakan sambil jalan,” terangnya seperti dikutip dari salah satu media online. Edi menambahkan, untuk dana investasi PT Pelindo III sudah mengeluarkan Rp 200 juta pada tahun 2012 lalu. Sementara untuk tahun 2013 direncanakan akan berjumlah lebih besar. Hanya saja Edi masih belum bersedia menyebutkan karena masih dalam tahap pembicaraan di tingkat direksi. (fir/rr)

yang sudah diputus partai. Jadi sekali lagi kita masih menunggu, apa betul rekom DPP jatuh ke Khofifah atau tidak,” terangnya ”Yang jelas, saya pribadi melihat beberapa partai masih berada dalam taraf komunikasi. Karena itu kita masih yakin ada peluang untuk menyatukan dua kader terbaik NU saat ini. Itu wajib kita kawal karena itu memang keinginan PKB,” tambahnya. Bahrul menandaskan, keinginan tersebut dilandasi dengan analisis massa di lapangan bahwa kekuatan pasangan KarSa Jilid II di Madura dan beberapa wilayah Jawa Timur justru berasal dari Gus Ipul yang memiliki kekuatan jaringan pada tokoh masyarakat, kiai, dan populer di kalangan Pemuda Ansor. Sementara Khofifah Indar Parawansa memiliki massa loyalis di kalangan perempuan, terutama

di Madura. ”Kalau kedua kader terbaik NU tersebut benar bisa bersatu dalam menghadapi Pilgub Jawa Timur 2013, saya sangat yakin pilgub hanya berlangsung satu putaran. Tetapi kalau terpisah, Gus Ipul ikut Soekarwo, bisa dua putaran karena keduanya (Gus Ipul dan Khofifah, red) sama-sama memiliki massa yang kuat,” ujar Bahrul menganalisis. Sementara pengamat politik Sumenep, Ali Tsabit, menilai bahwa keinginan PKB Sumenep untuk menyatukan Gus Ipul dan Khofifah menjadi satu pasangan tersebut tidak akan bisa terwujud dengan mudah, bahkan cenderung mustahil. ”Khofifah tentu akan sulit melupakan kekalahannya di Pilgub Jawa Timur 2008 yang berakhir secara menyakitkan. Secara de facto harus kita akui bahwa Khofifah’lah pemenang Pil-

gub Jawa Timur 2008 lalu. Namun karena beberapa stakeholder kurang berpihak kepadanya, secara de jure bisa berbeda. Analisis saya, Khofifah akan kembali menjadi pesaing terberat KarSa tahun ini,” ujar Ali. ”Kuncinya, siapa yang bisa menguasai Madura, dialah yang akan memenangkan Pilgub Jawa Timur 2013. Pengalaman tahun 2008 menjadi pelajaran bagi kita bahwa Khofifah unggul telak di Madura, namun karena satu dan lain hal, Khofifah akhirnya kalah dan harus ada tiga putaran,” imbuhnya. Analisis yang disampaikan Ali bukan tanpa dasar. Khofifah bahkan sempat menggugat hasil putusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur yang memenangkan KarSa hingga ke Mahkamah Konstitusi karena merasa dicurangi di beberapa wilayah di Madura. (aqu/rr)

Ingin Menang? KarSa Harus Kuasai Madura!

Sambungan dari hal 1

”Sampai saat ini DPP PKB belum memberikan rekom tembusan ke DPC PKB Sumenep. Jadi sampai detik ini juga PKB Sumenep belum bisa mengambil sikap mendukung siapa sebelum ada kejelasan calon yang direkom oleh DPP,” ujar Bahrul. Secara pribadi Bahrul menyebut jika PKB Sumenep memiliki impian untuk menyatukan dua kader terbaik dari Nahdlatul Ulama (NU), yakni Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansa menjadi satu pasangan dalam Pilgub Jawa Timur 2013. ”Selama ini masih bersifat dinamika, jadi wajarwajar saja terjadi pro dan kontra seperti itu. Nanti ketika sudah diputus secara resmi oleh DPP, maka PKB Sumenep harus bersikap tegas mengamankan dan memperjuangkan instruksi

Menjunjung Tradisi Dakwah Islam pada Zaman Dulu Sambungan dari hal 1

Masyarakat masih memainkan musik rebana pada peringatan 40 hari lahirnya sang buah hati (selapan, red) dengan lantunan salawat nabi diiringi musik rebana. Menurut masyarakat setempat, dengan pembacaan salawat nabi yang diiringi musik rebana, sang anak yang masih baru menghirup udara kehidupan tersebut mampu meresap bacaan salawat nabi. Selain itu pembacaan salawat nabi diiringi musik rebana merupakan metode media dakwah ajaran agama Islam pada zaman dulu. Masyarakat percaya bahwa model dakwah tersebut cocok untuk

memikat hati agar bersedia memeluk agama Islam. ”Tradisi hadrah (rebana, red) masih terpelihara dengan baik di sini karena masyarakat menganggap jika pembacaan salawat merupakan hal yang sangat baik. Selain itu juga memelihara tradisi yang menjadi media dakwah pada zaman dulu,” terang Zainal Abidin, tokoh masyarakat Dusun Pandian. Meski tradisi memainkan alat musik rebana sudah mulai berkurang seiring dengan semakin banyaknya musik modern yang masuk, tetapi untuk acara tasyakuran dan sejenis kegiatan keislaman lainnya diakui Zainal jika masyarakat tetap mempelihara dengan baik dan ham-

pir tidak pernah meninggalkannya. ”Memang sekarang sudah banyak jenis musik, terutama dangdut yang menjadi pilihan masyarakat. Namun untuk tradisi memainkan alat musik rebana masih tetap dilantunkan oleh warga untuk acara tasyakuran agar nilai islam yang dibacakan dapat memperkokoh nilai keimanan anak dan keluarganya,” tambahnya. Zainal mengisahkan, tradisi memainkan hadrah sudah terjadi sejak zaman sahabat Rasulullah saat menyambut Nabi Muhammad SAW ketika datang ke Madinah dengan tujuan mengagungkan nabi besar junjungan umat Islam tersebut. ”Sebagai sesama umat Is-

Pemimpin Redaksi: Edi Kurniadi. Redaktur Pelaksana: Rossi Rahardjo. Koordinator Liputan: Fathurrochman Al Aziz. Redaktur: Satriyo Eko Putro, Hadi Pudjiantoro. Biro Bangkalan: Kasiono (kepala), Firman Ghazali Akhmadi, Agus Josiandi, Abdur Rohim. Biro Sampang: Fandri Ardiansyah (plt kepala), Wawan Awalluddin Husna, Ahmad Syaiful Ramadhan, Syaiful Islam. Biro Pamekasan: Hairul Anam (kepala), Marzukiy, Fathor Rahman, Ahmadur Rusdi (pemasaran). Biro Sumenep: Busri Thaha (plt kepala), Ahmad Ainol Horri, Achmad Qusyairi Nurullah. Sport: Tabri Syaifullah Munir (Pamekasan-Sumenep) Ahmad Baiquni (Bangkalan-Sampang) Tata Artistik/Desain Grafis: Ryan Kalig (kepala), Umar Saja, Agus Subandi, Teguh Santoso. Keuangan: Neny Haryanti. Staf Penagihan: Ahmad Qoyyum, Eko Prayitno, Khairus Shodiqin. Human Resources Development (HRD): Rossi Rahadjo (koordinator), Disyahmain, Ryan Kalig. Direktur Utama: Cholili Ilyas. Direktur : Disyahmain, Taufiq Rizqon, Edi Kurniadi. Wakil Direktur: Ryan Kalig. Penerbit: PT Madura Mandiri Indonesia Sejahtera. Alamat Redaksi/Iklan dan Pemasaran: San Diego Main Street MR-2 No. 16 (No.95) Pakuwon City Surabaya, Telp/Fax: (031) 5993097. Telp Redaksi: (031) 5937959. e-mail Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com. Tarif Iklan: Iklan Umum Full Colour (FC): Rp 35.000 per mm/kolom. Iklan Umum Hitam/Putih (BW): Rp 19.000 per mm/kolom. Iklan Duka Cita/Sosial: Rp 12.000 per mm/kolom. Lowongan Rp 12.000 per baris.

Email Redaksi: redaksi@kabarmadura.co.id

lam, saya mengimbau agar umat Islam tidak terpengaruh dengan datangnya jenis musik baru yang hanya bisa menghibur saja tanpa adanya nilai atau manfaat yang bisa diambil. Apalagi ketika tasyakuran untuk anaknya,” ujar Busairi, salah satu guru asal Desa Sana Tengah, Kecamatan Pasean, Pamekasan. Ia mengungkap, di daerahnya tradisi pemukulan rebana masih tetap terpelihara dengan baik, baik ketika ada serimonial keislaman atau acara lainnya. ”Yang jelas tujuannya untuk semakin menanamkan iman yang dimiliki. Bahkan acara mantenan juga dihibur dengan musik hadrah,” pungkasnya. (rr)

WARTAWAN KABAR MADURA DIBEKALI TANDA PENGENAL, DAN DILARANG MEMINTA ATAU MENERIMA UANG/BARANG DARI SUMBER BERITA


SENIN

7

25 Februari 2013

Bukan Sekedar Cerita

P-MU... torehkan prestasimu di kancah nasional. Tunjukkan kalau Madura itu juga pantas jadi juara. Semoga ditambahnya amunisi baru seperti Zahila Abubakar bisa mendongkrak kejayaanmu. Majulah P-MU, karena kau terlahir dari sepasang sapeh kerap yang tiada lelah menuju kemenangan. We love P-MU. Kacong Areta Jl. Simpang Tiga Karang Penang Sampang, +62818579805 AYO P-MU maju terus hari ini kita wajib menang gempur terus pertahanan PERSIBA dengan duo strikermu tunjukin kalau madura bisa, ayo bangkit dan kita buktikan kalau Madura bukan hanya jago kandang. Buktikan Madura bisa.. Widi K-Conk Sumenep, +6287850300132 AYO maju pantang mundur PMU-ku, doaku selalu menyertaimu,, Fauzan Mataba Sana Laok, +6287750440408 HORE... hore..., P-MU bisa menyamakan kedudukan 3-3. Semoga poin 1 ini merupakan motivasi bagi P-MU berlaga di kandang tgl 3 Maret melawan Mitra Kukar! Kami di Madura menunggumu pemain P-MU, we love P-MU. Lanyala Mania!, +6287850552015 SELAMAT atas angka yg gemilang pada hari ini PMU-ku. Maju maju maju terus... jangan kecewakan sapi kerapmu,, Fauzan Sana Laok, +6287750440408

AWALNYA saya sempat ragu bahwa pada zaman seperti sekarang ini masih akan ada orangorang yang mau bercerita atau setidaknya mau berbagi cerita dengan orang lain. Sebab bagi sebagian orang, bercerita mungkin suatu kegiatan yang membosankan untuk dilakukan. Apalagi dalam dunia sastra (cerpen) misalnya masih dianggap kalah pamor dengan puisi. Namun pikiran saya tadi ternyata salah. Cerita ternyata masih tetap hadir dan ada di sekitar kita. Hal itu bisa dibuktikan dengan maraknya penulis yang masih aktif mengirimkan karyanya (dalam hal ini cerpen) pada rubrik sastra tiap minggunya di surat kabar lokal. Dan hampir pada tiap Minggu selalu ada penulis baru yang bermunculan, selain nama-nama yang sudah terbiasa dimuat karya-karyanya. Kenyataan ini membuat saya senang. Sebab bukan hanya karena cerpen masih bisa diterima oleh masyrakat. Namun jauh dari itu, saya juga senang karena media dalam hal ini juga sukses memberikan ruang pada para penulis untuk berkarya. Bahkan tidak saja ruang pemuatan. Tapi, koran juga menjadi ruang pengakuan. Dan sudah sepantasnya kita ucapkan terima kasih pada teman-teman penulis, karena lewat karya-karya mereka setidaknya kita tahu bahwa seni masih menjadi bagian yang juga mendarah daging buat kita: anak-anak Madura. Banyaknya karya dan penulis yang silih berganti menghiasi rubrik sastra mingguan di korankoran lokal menunjukkan bahwa setiap pekannya ada sebuah ‘pertempuran’ dari proses kreatif pada setiap penulis untuk memberikan karya terbaiknya dan bersaing secara sehat untuk nantinya karyanya bisa dimuat dan diapresiasi oleh masyarakat luas.

BRAVO P-MU. Lebur-lebur... mantap-mantap-mantap! Ajiah reng madhure onggghu. Bukteaghi ka publik jek pulau bujeh lakar andik sape kerap sepopuler PMU lakar la asyik Dyon_Vita Sang Tretan Slopeng_Sumenep, +6281939204272 ALHADULILAH..., hanya bersyukur yang patut kita ucapkan untuk PMU. Saya sudah bilang Issac itu memang si gesit irit. Gol gol golllll........ yes-yes dan yes.. Untuk masyarakat Madura, marilah kita beri dukungan di tgl 3 melawan Mitra Kukar. Jangan hanya nonton PS aja. Jadikanlah Madura tim kebanggaan kami. Semoga saja PMU sllu jaya-jaya dan tetep jaya. Hanya itulah yang diharapkan orang Madura. Salam Tretan Mania Netral. Suharto Jln Darma. +6281939324907 GOL....gol...gol... hebat-hebat dan hebat. Itulah katakata yang selalu terucap dalam pertandingan kemarin. Aku benar-benar bangga padamu P-MU. Kepada Bapak Aqsanul, trima kasih telah memberi dukungan langsung sehingga membuat anak-anak P-MU makin semangat bermain. Bpk Daniel trima ksih tlah membimbing anakanak P-MU makin kompak. Terus maju P-MU, doaku selalu menyertaimu. I'am Darma 48 , +6287850456767 BRAVO Persepamnistiy. Jiwa laki tak kenal menyerah. Itulah yang patut diucapkan bagi Laskar Sapeh Kerap. Pertandingan penuh dramatis laga Vs Persiba. Gol Firly di menit-menit akhir babak kedua mampu menyelamatkan P-MU dari kekalahan. Absolut untk PMU wajib di apresiasiakan masyarakat Madura, khususnya Pamekasan. Agus Iwel Arudam Waru, +6281703805735 GOL yang paling mukjizat untk Firly. Dia sudah membayar utang gol bunuh dirinya. Alhamdulilah dan patut disyukuri bagi tim kebanggaan P.MU. Untuk Deny Rumba semoga saja tidak terjadi cedera yang serius. Doa kami selalu menyertai. Amin ya robbal alamin. Salam Tretan Mania.. Netral. Suharto Jln Darma, +6281939324907 ALHAMDULILLAH met datang pahlwanku. Berkat doa Tantaretan stejeh PMU bisa bawa poin di kandang lawan. Bravo Pak DR. Jadikan Madura disegani lawan biar mdureh onghgu. Elonks Tretan Bongkar Montok, +6281330979870 KEPADA yth. Bapak Syafi'ie nanti kalau sudah dilantik anggaran buat stadion ditambah biar megah, lapangannya tidak becek, rumput OK seperti SGB, Tribunnya yahud, kalau PMU main dan disiarkan langsung televisi bikin bangga warga Pamekasan dan Madura. Roby (Asri Mania), Warga Toronan Pamekasan, +6281937302369 AYO terus semangat jangan pantang mundur buat PMU dan tambah lagi golmu. Wildan K-Conk Balita, +6282229081258 GEMPAR, bergoyang Pamekasan. Pamekazan pole... apa yang gak siehh buat P-MU Pulau Garam wakil Madhure punya football. P-MU lah korang apa tretan. Ayo dukung PMU di ISL. 3-3 hasil yang bagus buat Z.Arief dkk. Doaku slalu buat PMU. Ayo kobarkan julukan kerapan sapi reng madhure jek ghe oghe tak iyech. Vita Centiel Tretan Dhibik Slopeng, +6281939204272 SATU poin kubalas dengan seribu syukur. Terima kasih PMU. Terima kasih Allah. BELLA Taretanita Toronan Pamekasan, +6287750655056 VICTORY PMU. Terima kasih oleh-oleh poinnya dari Borneo. Terima kasih semua semoga menjadi berkah bagi Madura. Terima kasih Allah.......! Taretania Sampang, +6287750637118 ANDA MEMILIKI UNEG-UNEG, SARAN, DAN KELUHAN TENTANG PELAYANAN PUBLIK (PENDIDIKAN, EKONOMI, KEAMANAN DLL) DI SEANTERO MADURA?

Silakan kirim melalui pesan dan alamat ke: Kabar Madura. Tulis pendapat Anda dan kirim ke no +6287850767325 (khusus SMS) atau via email:kabarmaduranews@gmail.com, facebookkabarmadura@gmail.com Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

Hal ini seharusnya kebiasaan kita yang Oleh: menjadi suasana yang tawar-tawar saja. ANDY MOE baik agar karya-karya Menurut Binhad yang memang terNurrohmat: cerita muat di rubrik sastra (cerpen) bisa yang bagus tak cukup dengan adbenar-benar memberikan suguhan anya ikatan antar peristiwa, alur, karya yang memukau, memberikan karakter, tokoh, dan nalar cerita. tambahan masukan yang mungkin Cerita yang bagus juga mengusung nantinya bisa dijadikan bahan ruju- gagasan cerita yang hadir dengan kan untuk para penulis yang sedang suasananya dan bentuknya yang atau baru saja menuliskan karyanya. pas, bagai darah dalam tubuh Bahkan mungkin suatu pengalaman manusia yang menghidupi organlain yang mungkin juga tak bisa organnya sehingga bernyawa. dilupakan begitu saja oleh penikmat Gagasan cerita bisa terjumput dari atau pembaca itu sendiri. pengalaman atau pemikiran yang Namun entahlah. Semakin lama, dihidupi oleh daya hayat yang baik. ada suatu yang mengganjal di Dalam salah satu esainya Binhad pikiran saya tentang cerpen-cerpen Nurrohmat juga pernah berkata: mingguan di koran lokal kita. cerpen di koran semestinya bisa Ada yang sepertinya luput atau menghadirkan fakta yang mampu mungkin memang tidak sengaja merebut dan mencetuskan makna dilakukan oleh penulis-penulis simbolik baru dari fakta atau cerpen mingguan ini. Setelah melampaui yang sebatas fakta sekian lama ruang sastra koran serupa patung kuda kayu raksasa ada, dan memuat cerpen salah satu dalam Perang Troya yang bukan diantaranya, saya selalu membaca sekedar patung kuda kayu belaka. karya-karya itu tiap minggunya. Fakta-fakta di dalam cerpen semesTapi, makin kemari karya-karya tinya bisa berubah menjelma “tencerpen yang termuat terkesan tara-tentara makna” yang mampu ‘maaf” membosankan. Baik dari menembus benteng pertahanan segi tema, penokohan, suasana kemandekan atau kebekuan makna fakta dan mampu membangun yang dibangun dan lainnya. Keadaan itu menurut saya terjadi kesimbolikannya. Dari beberapa pendapat tadi, karena minimnya gagasan yang di usung cerpen-cerpen itu. Sehingga maka sudah sewajarnya dan menada kesan bahwa cerpen-cerpen itu jadi tugas para penulis cerpen unasal bisa menciptakan rangkaian tuk membalutkan sebuah gagasan antar peristiwa, asal bisa cerdik dalam setiap tulisannya. Sehingga merancang ending yang ngotot me- cerita yang dihasilkan nantinya teledakkan kedahsyatan atau keterke- rhindar dari kesan cerita yang hanjutan yang ingin mengagetkan seisi ya memindah-mindahkan kenyatadunia ini, serta terjebak pada realita an tanpa memperhitungkan dan menghidupkan ‘suasana’, menjadi ‘media’ bukan lagi realita ‘sosial’. Bahwa cerpenis adalah pengisah, cerita basi, kaku, dan sekedar menbukan pewarta atau penyampai jadi catatan kaki kenyataan dan tak reportase belaka. Cerpen yang baik mengembarakan imajinasi menuju akan menghadirkan narasi penetra- ruang kemungkinan-kemungkinan tif, tidak bertele-tele, tidak mem- yang tak terduga sebelumnya. Koran sebagai media juga membosankan, menohok ke inti soal, langsung meng-KO pembaca (Julio punyai tanggung jawab yang tak Cortazar), mampu menghantam kalah penting untuk mengangkat

Oleh:

EBED JA Ketua Komonitas PERSI- Iksabad. Lahir di desa Jenangger Batang-Batang Sumenep, saat ini siswa SMA 1 Annuqayah kelas XI IPA1.

PADA SEBUAH PUISI An. Malam-malam aku kembali berlari Pada sebuah puisi Menghentikan aliran angin Yang mengnatarku untuk tiba di hatimu

PURNAMA BULAN PERTAMA Biarkan segalanya tumbuh dalam ke gelisahan Serupa purnama bulan pertama Meretakkan langit air mataku Dengan lirik huja 020213

SISA PERJALANAN, SEBELUM KERINDUAN TERBAKAR Sebelum aliran asap beriringan Dan membakar batang kerinduan Dengan nyala hujan yang mengalir Dari segala arah dan lekat wajahmu

sudahkah kau membunuhku tadi malam hingga suaraku parau lalu hilang tertiup angin sakal menembus hayal menggoyang-goyang kesedihan sedang aku gagal membunuhmu malam itu seketika, bulan bintang di langit kelabu uzalah bersama air mataku 10022013

EPISODE HUJAN SEPANJANG TROTOAR PRENDUAN

Seruak rempah rempah Semakin berlalu menjadi larik puisi Dalam botol rindu: seteguk kalimat “Merdeka” Merah putih mengeliat dalam sukma Sang garuda “INDONESIA” Kembali kutemui wajah feteran Pada tempat dan waktu yang berbeda Namun masih dalam larik puisi yang sama Memanjang menjadi sebuah kenangan Kanak kanak memilukan

(An, ingatkah engkau saat kita menggaris trotoar Prenduan dengan lirik hujan) 1 An… Sepanjang trotoar prenduan Kita menanam sebatang harapan Di wajah awan Supaya hujan tak cepat retak Melipat arah jalan 2 Bus dan mitromini jurusan pertigaan Berlari berkejaran Sembari melempar suara klakson Sebab hujan benar-benar Memotong langkah kita di tepian

Dari pojok pojok mataku Aku kurim rinai air mata Di sela-sela jarinya Yang tengah kemarau Mengancungkan impian ke langit kelam

MENYUBLIM RINDU

2013

Beribu do’a telah lancar mengalir Sebagai sajak kerinduan Kepada geliat badan yang menari Menafsiri sepi tubuh biduan Mengiring lantun gamelan;

Kemudian senyumnya serupa mawar Menamatkan kejung pada larik gong, dan gendang Juga gamelan semacamnya

090213

Aku telah berhasil memetik sekuntum ke sedihan Dari sisa senyummu yang kulayari tempo hari

Setelah melepas lekat bulan Dan pendar lampu Pada sepasang senyum Yang mengalir ke hilir

;widi

NARASI PARA FETERAN

310113

*) Andy Moe, Lahir di Bangkalan. Mencintai seni dan sastra sejak SMP. Aktif bergiat di Komunitas Bingkai Seni (Bis Kota) dan Rumah Tulis: Kita Bangkalan.

SUDAHKAH KAU MEMBUNUHKU TADI MALAM

060213 *Kesenian tari sinden asal Madura yang di iringi musik saronen

An. Sudahkah kau memasang tanggul Pada sepasang matamu Sebab puisiku dari degub hujan Mengeretap dalam jantungku

TANDHAK*

Yang berceceran sepanjang jalan Di atas gelangang dua biduan Saling bertukar senyum Dengan selendang-pun rupiah merahmerah Merekah menyapu payu darahnya tanpa sisa

mutu cerpen yang masuk. Selain menjadi lapangan utama cerpen, koran juga dianggap sebagai ajang besar uji publik cerpen melalui saringan atau seleksi redaksional, sehingga kredibilitas dan kapabilitas redaktur cerpen menjadi penting dan “menentukan” mutu cerpen yang digawanginya. Redaktur cerpen di koran menjadi sosok legitimator dan koran menjadi media legitimasinya. Makin tinggi kredibilitas dan kapabilitas redaktur, kian tinggi juga mutu uji publik cerpen yang dipilihnya, bahkan menjadi sumber pengaruh atau rujukan mutu cerpen bagi para penulis dan khalayak, sebagaimana koran yang menjadi rujukan khalayak yang mengetahui atau menyerap kenyataan. Namun membuat cerita yang demikian butuh kemahiran atau keterampilan yang menguat seiring jam terbang kepengarangan dan tak begitu saja bisa diterapkan selepas membaca teori atau teknik mengarang. Saya optimis teman-teman penulis akan bisa melakukan itu, hingga cerpencerpen lokal dimasa mendatang akan menjadi karya yang dahsyat. Menjadi cerita-cerita yang terusmenerus menguntit ingatan, dan membuat orang dirundung perasaan yang tertancap sesuatu begitu mendalam, cerita-cerita yang sangat kuat teringat -meski ingin dilupakan- selepas membacanya. Serupa karya besar: “Sepotong Senja untuk Pacarku” Seno Gumira Ajidarma, maupun “Lelaki Tua dan Laut” Ernest Hemingway misalnya. Cerita yang bukan sekedar ‘cerita’. Semoga!.

Pahamilah Yu Ini tentang aku dan kamu

3 Segeralah menepi An… Biarkan hujan berlalu Lalu kita pasang wajah sendu Di beranda itu 4 An. Kita lanjutkan perjalanan Ada sungai yang semakin memanjang Dan kita semakin sulit menghafal Lagu mobil lalu lalang Yang kali ini melempar kita Dengan comberan hujan; menjijikkan

Setelah aku melukis bulan Dengan laut biru Aku menyublim rindu dari ceruk waktu Supaya kelenjarku basah Lalu sempurna menulis sajak berima u-u-u-u Serupa namamu “Ayu”

5 Malam telah lalrut An… Kita temui hujan di trotoar Atau kita berburu bulan dan bintang Untuk sampai

Yu. Kembali kumenemuimu dalam mimpiku Membangun sebuah rasa Yang tak kau mengeti; Atau tidak sama sekali Lantaran aku tau Cintaku bunuh diri minggu lalu 090213

131213


8

SENIN

25 Februari 2013

Calon Harus Tolak Tanda Tangan Terkait Dana Pilkades

KM/HAIRUL ANAM

MEYAKINKAN: Ketua DPC Partai Demokrat Pamekasan, H Hermanto, memukul gong pembukaan Musancab II Dewan Pimpinan Anak Cabang (DPAC) Partai Demokrat Kecamatan se-Pamekasan di Gedung PKPN, Minggu (24/2).

Partai Demokrat Optimistis Jadi The Winner PAMEKASAN-Partai Demokrat Pamekasan optimistis bakal menjadi the winner dalam Pemilu 2014 mendatang sehingga pengurus parti berlambang diamond tersebut terus melakukan penguatan internal partai. Salah satu kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut, Partai Demokrat Pamekasan menggelar Musyawarah Anak Cabang (Musancab) II Dewan Pimpinan Anak Cabang (DPAC) Partai Demokrat Kecamatan se-Pamekasan di Gedung Pusat Koperasi Pegawai Negeri (PKPN), Minggu (24/2). Bertujuan melanjutkan konsolidasi menuju partai yang kuat, modern, dan merakyat, kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Hartoyo, pengurus Partai Demokrat Jatim Divisi Pembinaan Organisasi. Selain dihadiri oleh Ketua dan Anggota Fraksi Partai Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan, Musancab II ini juga diikuti oleh kader terbaik Partai Demokrat dari 189 DPRt (Dewan Pengurus Ranting) yang ada di Pamekasan.

“Kita sangat menyadari, beta penguatan kelembagaan internal Partai Demokrat, tentulah penting kita lakukan. Kegiatan ini merupakan prestasi besar kepengurusan DPAC di Pamekasan. Kami sangat menjunjung tinggi Ketua DPC PD Pamekasan, H Hermanto, yang giat menguatkan dan memajukan PD di Pamekasan,” terang Mulyadi dengan lantang. Dikatakan, pengaderan di sebuah pertai politik sebesar Partai Demokrat, perlu trik khusus untuk mencetak kader bermental baja. ”Pada 9 Januari 2013 Pamekasan menggelar Pemilukada dan salah satu kandidat terpilih ialah kader terbaik kita, Bapak Achmad Syafii,” ujarnya yang disambut tepuk tangan hadirin. H Hermanto sendiri, menegaskan bahwa loyalitas kader-kader Partai Demokrat mesti dipertahankan dan ditingkatkan. Berlandaskan itu, H Hermanto berharap, semoga Partai Demokrat pada 2014 nanti menjadi pemenang Pemilu (the winner). Secara bergemuruh, para peserta mengucapkan amin dan

bertepuk tangan. “Dan kami sangat berharap, agar Ketua DPAC yang terpilih nanti, bisa memformat struktur kepemimpinan secara baik. Terpenting pula, menjadi kader Partai Demokrat itu, harus mampu menjadi mediator yang berkembang di masyarakat. Sehingga, nantinya masyarakat bisa bersimpati kepada Partai Demokrat,” terang H Hermanto dengan orasi membahana. Karena itu, katanya, para kader Partai Demokrat harus berjiwa demokrasi. Dengan begitu, H Hermanto optimis dan dan menyatakan tidak mustahil bahwa Partai Demokrat pada pemilu 2014, insya Allah menjadi partai pemenang untuk ke sekian kalinya. Dalam kesempatan itu, H Hermanto menegaskan, kegiatan tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan persoalan Partai Demokrat di pusat. Pasalnya, ini kegiatan 5 tahunan. H Hermanto, bertindak memukul gong sebanyak 7 kali sebagai pertanda bahwa Musanda Partai Demokrat ke-II se Pamekasan telah dibuka. (anm/rr/adv)

SUMENEP-Tingginya dana kepanitiaan pemilihan kepala desa (pilkades) yang dibebankan kepada calon atau kandidat yang akan berkomptensi, terus mendapat kritikan dan sorotan dari berbagai kalangan. Jika calon merasa tidak puas dengan estimasi aggaran, mereka berhak menolaknya. Demikian dikatakan Anggota Komisi A DPRD Sumenep, Darul Hasyim Fath. Ia menegaskan, retribusi dari kandidat calon kepala desa (kades) yang dinilai memberatkan harus ditolak. Menurutnya, selain rentan dengan permainan, calon juga berhak mengetahui estimasi anggaran. ”Perangkat desa sering kali medominasi kepanitiaan dan juga sering terjadi permainan anggaran. Yang menjadi korban adalah calon jika biaya yang besar tersebut dibebankan kepada calon,” ungkap Darul. Kalangan mahasiswa Sumenep juga menilai penetapan biaya pilkades seringkali menjadi alat perminan untuk menjatuhkan lawan politik, sehingga panitia terkesan sewenang-wenang dalam menganggarkan biayadana pilkades yang dibebankan pada calon. ”Fenomena biaya pilkades yang terjadi selama ini memang sering dikeluhkan karena dinilai di luar rasionalitas. Apalagi pilkades men-

datang berlangsung secara serentak sehingga persoalan ini kembali memanas di tatanan bawah,” ungkap Satnawi, Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumenep, Minggu (24/2). Ia menyampaikan, surat edaran tentang biaya pilkades dinilai positif untuk menekan permainan biaya demokrasi di tingkat desa. Salah satu yang dijelaskan dalam surat edaran tersebut adalah jika jumlah hak pilih 1 sampai 1.000 orang, maka per hak pilih dianggarkan Rp 35 ribu. Kemudian hak pilih antara 1.001 hingga 2.000 orang dianggarkan menjadi Rp 30 ribu per kepala. ”Kalau jumlah pemilih 2.001 sampai 3.000, anggarannya sebesar Rp 25 ribu dan jumlah pemilih 3.001 sampai 4.000 orang dianggarkan Rp 20 ribu per orang, dan seterusnya. Dari satu sisi, adanya surat edaran itu dapat meminimalisasi permainan anggran pilkades. Namun tidak menutup kemungkinan tetap terjadi permainan karena banyak masyarakat yang tidak mengetahui hal itu,” jelasnya. Di sisi lain, penganggaran proses pilkades jika berdasar pada surat edaran, Satnawi justru menilai tidak efektif dan efisien, sebab dalam surat edaran dengan nominal pengganggaran tertinggi mencapai Rp 35 ribu per orangdan terendah Rp 17.500 menurutnya sangat tidak rasional. ”Surat edaran itu ternyata

KM/DOK

DARUL HASYIM FATH Anggota DPRD Sumenep

Fenomena biaya pilkades yang terjadi selama ini memang sering dikeluhkan karena dinilai di luar rasionalitas.” tidak efektif dan terlalu boros dalam penganggaran pilkades sebab jika hak pilih mencapai 2.000 orang, maka kalau dikalikan Rp 30 ribu mencapai Rp 60 juta. Dana sebesar itu untuk apa, masak anggaran pilkades akan menghabiskan dana sebesar itu?” kritik Satnawi. Ia meminta pemerintah kabupaten mereview kembali surat edaran yang sudah menyebar, karena dalam analisis yang disampaikan, rasionalitas penganggaran biaya pilkades sangat tidak masuk akal. ”Saya berharap pemerintah mengaji ulang dana pilkades sebelum direalisasikan,” tegasnnya. (rei/rr)

Politik Uang, Ancaman Demokrasi SUMENEP-Semakin dekatnya Pilgub Jawa Timur 2013 dan Pemilu serta Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 sejumlah pihak dan pengamat politik merasa prihatin. Ancaman politik uang tetap menjadi pemikiran bersama yang akan merusak pertumbuhan demokrasi di Indoensia. Politik uang sampai saat ini masih menjadi salah satu pilihan strategi untuk menang di setiap momentum pesta demokrasi. Bahkan muncul sebuah keyakinan bahwa tanpa politik uang, sulit untuk memenangkan pertarungan dalam perebutan menjadi pemimpin. ”Di mana-mana politik uang selalu menjadi ancaman terhadap pertumbuhan demokrasi. Dalam konteks Pilgub Jawa Timur, politik uang masih sangat besar kemungkinan terjadi ketika melihat kantong-kantong kemiskinan masih relatif tinggi di Madura meskipun massa ideologis NU di Madura masih besar,” ungkap Fathorrahman, pengamat politik Sumenep, Minggu (24/2). Ia menegaskan, politik uang harus ditolak secara tegas karena pemimpin yang amanah tidak akan pernah dilahirkan dengan cara kotor dengan mencederai nilai demokrasi dengan cara ‘membeli’ suara masyarakat.

KM/ DOK

FATHORRAHMAN Pengamat Politik Sumenep

”Ke depan, jika masyarakat berharap adanya perubahan, masyarakat harus secara tegas menolak politik uang! Transaksi politik akan menyuburkan korupsi dan masyarakat sendiri akan menjadi korbannya,” ujarnya prihatin. Pengamat politik Sumenep yang lain, Ajimuddin, menyampaikan bahwa ke depannya politik uang tetap menjadi pilihan para calon pemimpin untuk memenangkan perebutan kekuasaan. Ironisnya, budaya politik uang mampu membuat pola pikir masyarakat menjadi sangat pragmatis.

”Ending dari politik uang adalah korupsi dan politik transaksional berhasil melakukan transfer keinginan masyarakat menjadi sangat pragmatis,” ulasnya. Dampak dari politik uang menurut Ajimuddin berpengaruh pada pembangunan yang akan dilakukan oleh penguasa. Mereka yang menggunakan politik uang atau transaksi politik berkeinginan pada hal yang pragmatis bukan pada pemberdayaan masyarakat. Alumnus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Jogjakarta tersebut mengkritik hampir semua calon yang bertarung dalam kontes demokrasi hanya semata-mata ingin menjadi penguasa yang ingin mengeksploitasi negara dan rakyat, bukan menjadi khalifah atau pemimpin yang komitmen membangun kesejahteraan masyarakat. ” Selain Pilgub Jawa Timur, masyarakat Sumenep khususnya, juga akan dihadapkan pada pilkades yang akan menjadi pemimpin di level bawah, yakni kepala desa. Pilkades tidak kalah pentingnya dengan pembangunan di masyarakat. Masyarakat harus tegas menolak politik uang dan mereka yang menjanjikan politik uang tidak usah dipilih,” imbaunya. (rei/rr)

Pemetaan Dapil Libatkan Partai Politik

Surabaya, 23 Pebruari 2013 KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR KETUA, ANDRY DEWANTO AHMAD, SH

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

SUMENEP-Turunnya Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) No.5 tahun 2013 tentang Tata Cara Penetapan Dapil, dan alokasi kursi setiap dapil, anggota DPRD propinsi/Kabupaten/ Kota, membuat KPU Sumenep segera melakukan pembahasan mengenai pemetaan dapil. Dalam Pembahasan tersebut, KPU Sumenep dipastikan akan melibatkan Partai Politik (Parpol) Peserta Pemilu 2014. Pembahasan terkait dengan pemetaan dapil di internal KPU Sumenep masih belum menentukan kesimpulan apakah akan dilakukan pemekaran atau tetap mengacu pada Pemilu 2009 lalu. ”Kami akan segera mengundang partai politik untuk melakukan rapat koordinasi tentang pemetaan dapil. Sebab, Tanggal 28 Pebruari nanti, kami sudah sudah diminta oleh KPU Jatim menyerahkan hasil dari pemetaan dapil tersebut,” ujar Anggota

Kami akan segera mengundang partai politik untuk melakukan rapat koordinasi tentang pemetaan dapil. Sebab, Tanggal 28 Pebruari nanti, kami sudah sudah diminta oleh KPU Jatim menyerahkan hasil dari pemetaan dapil tersebut,” MUHAMMAD ILYAS Anggota KPU Sumenep KPU Sumenep, Muhammad Ilyas, kemarin. Ia menjelaskan, terdapat beberapa prinsip dalam penetapan dapil dan alokasi kursi, antara lain: keseteraan nilai suara, ketaatan pada sistem pemilu yang proporsional, integritas wilayah, berada dalam cakupan wilayah

yang sama dan kesinambungan dari Pemilu 2009. ”Maka prinsip-prinsip tersebut akan menjadi acuan dasar dalam pemetaan dapil. Yang terpenting dan menjadi acuan adalah DAK2 yang telah diserahkan kepada KPU Sumenep dari pemerintah. Itu nantinya tetap akan menjadi pijakan untuk menentukan kursi di masing-masing dapil di Sumenep,” ujar Muhammad Ilyas. Sebelumnya, Anggota KPU Sumenep, Hidayat Andiyanto mengatakan bahwa dalam waktu dekat KPU Sumenep akan melakukan konsultasi publik dengan seluruh parpol perserta Pemilu 2014 mendatang. Dalam Konsultasi Publik bersama dengan Parpol dan Sosialisasi PKPU No.5 Tahun 2013 itu, akan membicarakan tentang penetapan dapil dan penetapan masing-masing kursi dalam dapil.(bus/rr)


SENIN

9

25 Februari 2013

Pelantikan Rp 1,7 M, Seremonial Berlebihan Dalam dua bulan ke depan, warga Madura akan disuguhi pelantikan para bupati dan wakilnya. Uang rakyat yang digunakan pun jumlahnya kalau ditotal dari tiga pelantikan bupati tersebut barangkali cukup untuk membenahi pendidikan, mengurangi kemiskinan dan berbagai persoalan sosial lain yang masih membeli warga. MANTAN Walikota Solo Joko Widodo yang sekarang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta membuat banyak orang tersentak ketika ia mengusulkan pengurangan biaya pelantikan dirinya sebagai orang nomor satu di Jakarta. Pada awalnya, biaya pelantikan pria yang akrab disapa Jokowi ini mencapai Rp 1,05 miliar. Namun, ia kemudian mengusulkan agar beberapa komponen dalam pelantikan tersebut dibuang, seperti mendatangkan keroncong Tugu khas Betawi dan beberapa artis dicoret dari daftar biaya. Setelah dihitung kembali akhirnya ditemukan angka senilai Rp 550 juta sebagai biaya pelantikan pejabat tinggi sekelas orang nomor satu di Jakarta, ibukota negara Indonesia. Secara nominal, jumlah itu tergolong besar. Namun dibandingkan dengan nilai

semula yang mencapai lebih dari Rp 1,05 miliar, nilai tersebut menjadi kecil. Coba bandingkan dengan biaya pelantikan bupati dan wakilnya di Pulau Madura. Paling besar, biaya pelantikan Bupati dan wakil Bupati Terpilih Bangkalan, M. Makmun Ibnu Fuad-Mondir Rofii. Biaya pelantikan pasangan yang dikenal dengan singkatan Makmur ini kabarnya mencapai Rp 900 juta. Sekretaris Komisi A DPRD Bangkalan, Siti Fatonah menjelaskan, biaya pelantikan bupati-wabup menelan dana Rp 900 juta. Anggaran tersebut sebagian dipasok Sekretaris Dewan sebesar Rp 400 juta dan Bagian Adiministrasi Pemerintahan Umum (Adpum) senilai Rp 500 juta. “Persiapan pelantikan sudah dimulai dari sekarang. Semisal, persiapan dari pengadaan pakaian, atribut bupati wabup sudah rampung,” papar Kabag Adpum Bangkalan, Syamsul seperti dikutip dari skalanews.com. Pelantikan pasangan Bupati-Wabup Bangkalan terpilih, Makmun Ibnu Fuad dan Mondir Rofii dijadwalkan pada Senin 4 Maret mendatang. Terbanyak kedua adalah pasangan Bupati-Wabup Pamekasan terpilih, Ahmad Syafi’i dan Kholil Asy’ari dijadwalkan dilantik 21 April 2013 seperti tanggal pelantikan calon bupati incumbent, Khalilurrahman lima tahun

lalu. Seperti pernah diungkapkan Bagian Umum Sekretariat Pemkab Pamekasan, selaku penanggung jawab pelantikan bupati-wakil bupati terpilih, biaya pelantikan mencapai hampir setengah miliar. Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Pamekasan Shalah Syamlan mengatakan anggaran pelantikan ASRI akan menelan biaya sebesar Rp 490 juta. “Anggaran itu akan dihabiskan dalam satu hari kegiatan, mulai dari konsumsi, publikasi, pengamanan dari unsur kepolisian dan unsur lainnya, serta kebutuhan lainnya,” ujar Shalah. “Anggaran itu sudah berdasarkan kalkulasi kebutuhan selama pelaksanaan kegiatan,” tandasnya dikonfirmasi Kabar Madura. Shalah juga mengungkapkan biaya pelantikan kemungkinan akan menelan dana lebih besar dari Rp 490 juta. Sebab, bakal ada dana tersendiri untuk menggelar sidang paripurna DPRD Pamekasan untuk melantik bupati-wakil bupati terpilih, sekaligus pelepasan mantan bupati-wakil bupati. Dananya diambilkan dari pos alokasi anggaran Sekretariat DPRD Pamekasan. Tak kalah besarnya, biaya pelantikan pasangan BupatiWabup Sampang terpilih, Fannan Hasib dan Fadilah Budiono akan dilantik, Selasa (26/2) besok. Pelantikan pas-

KM/DOK

SEREMONI: Pelantikan bupati dan wakilnya di Madura menelan biaya yang tidak sedikit. Seharusnya mulai dibiasakan pelantikan biaya serendah mungkin sehingga dananya bisa dipakai untuk lainnya.

angan yang dilakukan tepat tanggal pelantikan calon bupati incumbent, Noer Tjahja yang kalah dalam Pilkada 12 Desember 2012 lalu ini, menelan biaya sedikitnya Rp 380 juta setelah sebelumnya hanya dianggarkan sekitar Rp 300 juta. Belum diketahui secara pasti anggaran sebesar itu dialokasikan untuk apa saja. Namun, yang jelas dana ini untuk biaya konsumsi para tamu undangan. Informasinya akan mengundang sekitar 2.000 undangan. Ketua Komisi A DPRD Sampang, H Mohammad Hodai mengatakan, biaya pelantikan bupati terpilih mencapai Rp 380 juta. “Biaya sekitar Rp 380 juta bukan Rp 300 juta,” terang Mohammad Hodai saat dikonfirmasi Kabar Madura. (Tim Kabar Madura)

DAFTAR BIAYA PELANTIKAN BUPATI DI MADURA Pasangan

Kabupaten/Kota

Biaya

Tanggal

A.Fannan Hasib Fadilah Budiono

Sampang

Rp 380 Juta

26-2-2013

M. Makmun Ibnu FuadMondir Rofii

Bangkalan

Rp 900 Juta

4-3-2013

Achmad SyafiiKhalil Asy’ari

Pamekasan

Rp 490 Juta

21-4-2013

Total

Rp 1,7 miliar

PERBANDINGAN DENGAN KAB PROBOLINGGO DAN GUB DKI JAKARTA Hj Tantri Hasan AminuddinTimbul Prihanjoko

Probolinggo

Rp 450 Juta

20-2-2013

Joko WidodoAhok

Gub. Jakarta

Rp 550 Juta

7-10-2013 SUMBER: DIOLAH

Seharusnya Cukup Rp 200 Juta

KM/IST

MODEL: Gubernur DKI Jakarta Jokowi saat melantik walikota di tengah lapangan bola dan pemukiman padat penduduk.

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

SOAL berapa jumlah biaya ideal pelantikan memang tidak atau belum diatur secara khusus. Namun, tentunya harapannya biaya pelantikan serendah mungkin. Barangkali cara Jokowi dan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bisa menjadi model yang cukup bisa menekan biaya pelantikan. Setelah memangkas biaya pelantikan dirinya sebagai gubernur DKI Jakarta, Jokowi kemudian melantik wali kota dan wakil wali kota Jakarta Timur di lapangan bola dan di tengah pemukiman warga yang padat. Direktur MDW, Tamsul mengatakan idealnya, biaya pelantikan bupati cukup Rp 200 juta. Menurutnya, nilai tergolong sangat cukup untuk

membiayai segala keperluan dalam acara seremonial semacam pelantikan bupati. “Anggaran yang ditetapkan untuk biaya pelantikan sangat besar,” ujar Tamsul saat dikonfirmasi Kabar Madura, beberapa waktu. “Padahal, ini acaranya hanya bersifat seremonial,” tambahTamsul. Menurutnya, biaya pelantikan bupati terpilih yang mencapai lebih Rp 300 juta dinilai suatu pemborosan terhadap anggaran. Selain itu, ini menunjukkan bahwa pemerintah masih senang dengan hal-hal yang formalitas. Seharusnya biaya pelantikan tidak perlu sebesar itu. Sebab, masih ada pos lain yang sangat urgen, dan membutuhkan kucuran anggaran dari pemerintah.

Seperti untuk program pendidikan, kesehatan dan perbaikan infrastruktur. “Kalau pemerintah peduli pada penderitaan rakyatnya, biaya pelantikan tidak akan sampai mencapai Rp 300 juta. Ini kata istilah orang Madura, awakua (berlebihan),” ungkapnya. Biaya pelantikan bupati terpilih harus dipangkas. Kemudian digunakan untuk program lain yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Sehingga bisa mendongkrak roda perekonomian di Sampang. “Kebijakan dalam menentukan anggaran pelantikan bupati yang mencapai sebesar itu, melukai hati masyarakat sampang. Maka dari itu sudah tidak bisa ditawar lagi, biaya pelantikan harus ditekan,” tandasnya.(tim)


10

SENIN

25 Februari 2013

Kesadaran Bersekolah Masih Kurang

Peran Orangtua Sangat Menentukan SAMPANG-Kondisi pendidikan di Kabupaten Sampang masih dipengaruhi kuatnya cara pandang tradisional. Hal ini menjadi tantanan tersendiri bagi pemerintah daerah dalam membangun bidang pendidikan yang berkualitas. Salah satunya adalah kesan mengenai perempuan yang tidak perlu menyelesaikan pendidikan formal tepat waktu,

sebagaimana anggapan perempuan adalah ibu rumah tangga yang tidak perlu menyelesaikan pendidikan formal, karena tanpa sekolah pun selama bisa mengurus suami sudah merupakan prestasi. Banyak kasus dimana perempuan hanya menyelesaikan sekolah tingkat dasar, itupun hanya sampai kelas tiga SD. Fenomena ini masih kerap terjadi di Sampang. “Banyak anak sekolah, khususnya perempuan yang putus sekolah sewaktu kelas 3 SD, begitupun dengan yang dipondokkan pada usia 14 tahun sudah harus menikah,”

ujarnya Abdul Muklis, Anggota Komisi D DPRD Sampang, Minggu (24/2). Kenyataan seperti itu banyak di temukan di tingkat pedesaan, salah satunya adalah faktor kurangnya dukungan dari orangtua sendiri. “Orangtua itu beranggapan kalau anak sudah bisa menghasilkan uang itu yang bermanfaat, ini saya temukan sendiri di daerah saya di Kecamatan Omben,” imbuhnya. Diungkapkan, jumlah usia siswa sekolah yang putus sekolah dari umur 12 sampai 17 tahun mencapai 19 persen, untuk pela-

jar laki-laki mempunyai tugas menopang ekonomi keluarga sehingga pada umur 16 tahun memilih keluar dari Sampang untuk mencari pekerjaan di daerah lain. Menurutnya faktor ekonomi bukan menjadi faktor yang paling dominan dalam masalah ini, yang menjadi penyebab adalah kesadaran orangtua dalam menghargai pendidikan yang masih pendek. Lebih jauh Mukhlis menambahkan, di Sampang cukup banyak lembaga pendidikan yang setiap tahun bermunculan lembaga pendidikan baru dari tingkat

PAUD hingga SMA sementara kesadaran untuk bersekolah tetap kurang terbangun. “Harus diberi jarak, jangan mudah membuat lembaga pendidikan,” katanya. Menurut anggota DPRD dari fraksi Gerindra ini dengan banyaknya lembaga sekolah tanpa diimbangi dengan membangun kesadaran bersekolah akan terjadi ketidakseimbangan. ”Di daerah saya (Omben) ada salah satu sekolah dasar di Desa Tambak yang berbatasan dengan Kecamatan Karanggayam, disekolahnya setelah kelas 3 SD sudah tidak ada muridnya,” pungkasnya. (waw/h4d)

SMA Negeri 2 Pamekasan Gelar Lomba AMUBA VIII

Bertujuan Menjaring Siswa-siswi Berprestasi PAMEKASAN- SMA 2 Negeri Pamekasan patut mendapatkan nilai positif di dunia pendidikan dengan menggelar lomba AMUBA VIII (Ajang Kompetensi Matematika, Bahasa Inggris dan IPA) yang dinilai penting untuk dilaksanakan. Tujuan digelarnya lomba tiada lain demi terwujudnya dunia pendidkan yang lebih baik di Pamekasan. Karena bagaimana pun juga, Pamekasan yang merupakan kota pendidikan harus mempunyai nilai lebih dalam pembangunan edukasi. “Sekolah kami, yaitu SMA 2 Negeri Pamekasan, merasa sangat penting menggelar AMUBA VIII ini, yaitu untuk menjaring siswa yang berprestasi dan bagi siswa yang mempunyai intelegensi diatas rata-rata,” tukas Wakil Kepala Sekolah SMA 2 Negeri Pamekasan, Imanunah, pada Kabar Madura, Minggu (24/2). Tujuan kegiatan ini dinilai sangat positif, karena akan menambah semangat belajar siswa yang mengikuti lomba, karena tujuan dari AMUBA VIII ini merupakan ajang yang nantinya bisa menjar-

KM/FATHOR RAHMAN

HADIAH: Kepsek Drs. H. Muyanto (pakai baju Hem Pendek) saat memberikan hadiah kepada pemenang lomba yang digelar SMA 2 Negeri Pamekasan dan saat memberikan piala bergilir.

ing siswa-siswa yang berprestasi dan ketika akan masuk ke SMA 2 Negeri Pamekasan, tanpa melalui tes dan akan mendapatkan

keringanan biaya sekolah. “Bagi siswa yang mendapatkan peringkat 1 sampai 20 dalam AMUBA VIII ini, secara otoma-

Distribusi Soal Seperti Tahun Lalu BANGKALAN-Menjelang pelaksanaan busian soal sama dengan tahun sebelumUjian Nasional (UN) Dinas Pendidikan nya, Namun sampai saat ini Muad men(Disdik) Kabupaten Bangkalan berjanji gaku belum mendapatkan informasi lebih tidak akan membedakan mekanisme dalam lanjut dari Disdik Provinsi Jawa Timur. pendistribusian naskah “Untuk mekanisme dari ujian ke sekolah-sekolah. provinsi belum ada,” unMeskipun dalam hal ini gkapnya. terdapat 20 tipe soal yang Sementara itu, terkait akan diujikan. tingkat kelulusan pihak Untuk mekanisme dari provinsi Abdullah Muad, Kabid Disdik optimis siswabelum ada.” SMP/SMA/SMK Disdik siswa di Bangkalan mamBangkalan menegaskan, pu mengerjakan soal UN ABDULLAH MUAD pendistribusian naskah 2013 dengan baik dan Kabid SMP/SMA/SMK Disdik ujian akan sama dengan mencapai target keluluBangkalan tahun lalu. Menurutnya, san 100 persen. Tentu walau soalnya berbeda dia saja, untuk itu dibutuhmeyakini tidak akan ada perbedaan dengan kan usaha keras dari para siswa dengan pendistribusian soal pada tahun sebelumnya. sungguh-sungguh belajar dan melakukan Walaupun yakin mekanisme pendistri- kewajiban sebagai pelajar. (fir/h4d)

UN Gagal Sebagai Evaluasi Pendidikan SUMENEP- Ujian Nasional (UN) un- awal memang mengamanatkan wajib tuk tingkat Sekolah Dasar (SD) menurut belajar 9 tahun, bukan enam tahun. Maka rencana akan dihapus Menteri Pendidi- sangat wajar SD tanpa UN. kan Dan Kebudayaan setelah kurikulum ” Saya pikir, langkah rencana meniabaru terealisasi dengan maksimal. Upaya dakan UN ditingkat SD bukan terobopenghapusan ini kemudian memuncul- san baru, seharusnya memang UN itu kan kritikan dari pengamat dan masyara- ditiadakan, karena wajib belajar yang kat yang terus memantau diamanatkan UU adalah perkembangan pendidi9 tahun, SD itu kan enam kan nasional. tahun. Yang harus UN Selama ini, UN masih memang harus di SMP. menuai kontroversi ke- Kenapa hanya SD yang direncakan Jika mengacu pada UU tika menjadi alat evaluasi akan dihapus. Saya pikir menteri pendidikan kita,” terangbagi siswa dari tingkat nya lebih lanjut. pendidikan harus realistis bahwa SD, SMP dan SMA mauSementara itu, Anggota dalam kajian pendidikan, UN pun sederajat. Banyak Dewan Pendidikan Kabuselama ini gagal sebagai alat kalangan menilai, UN paten Sumenep (DPKS), bukanlah hal yang tepat evaluasi makanya harus dihapus, Ahmad Firdaus juga mebukan hanya ditingkat SD.” untuk mengukur kesuknyampaikan hal yang sesan pendidikan. Maka sama, yang harus dihapus RAHBINI ketika menteri Pendioleh pemerintah bukan dikan dan Kebudayaan hanya UN untuk tingkat Pengamat pendidikan asal merencanakan bahwa keSD namun semua jenjang Sumenep mungkinan besar UN ditpendidikan harus bebas ingkat SD akan dihapus dari program UN. mendapat dukungan sekaligus kritikan. ” Karena yang tahu anak berhak lulus, ”Kenapa hanya SD yang direncakan atau tingkat kesuksesan siswa di sekolah akan dihapus. Saya pikir menteri pendi- itu bukan pemerintah dengan lembaran dikan harus realistis bahwa dalam kajian soal yang hanya bersifat kognitif, semenpendidikan, UN selama ini gagal sebagai tara afektif dan psikomotorik tidak akan alat evaluasi makanya harus dihapus, bu- diketahui oleh pemerintah, tapi sekolah kan hanya ditingkat SD,” kritik Rahbini, dan gurulah yang tahu,” terangnya mepengamat pendidikan asal Sumenep. nambahkan. Rencana menteri pendidikan untuk Namun, Ahmad Firdaus memberi cacatan, menghapus UN di tingkat SD, tambah jika evaluasi pendidikan sepenuhnya diRahbini, akan mendapat dukungan dari berikan kepada pihak sekolah, kualitas masyarakat, sebab selama ini masyarakat guru harus lebih baik, agar pendidikan dan berkeinginan UN dihapus karena dinilai evaluasi yang dilakukan pada siswa benarmemberatkan siswa dan tidak kompre- benar terukur dan sesuai dengan harapan. hensif. ”Guru itu harus benar-benar seorang Kendati demikian, lanjutnya, bukan be- guru, bukan sosok yang mengaku guru rarti pemerintah telah melakukan terobo- namun tidak tahu subtansi pendidikan,” san baru, karena Undang-Undang sejak kritiknya. (rei/h4d) Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

tis menjadi calon siswa SMA 2 Negeri Pamekasan, tanpa melalui jalur tes,” lanjut Imanunah, yang sekaligus menjabat sebagai

ketua pantia dalam pelaksanaan AMUBA VIII itu. Kegiatan yang diikuti oleh tingkat MTs dan SMP ini sangat semarak dan sangat sukses, karena peserta yang mengikuti AMUBA VIII ini sebanyak 822 siswa yang ada di seluruh Madura, karena memang kegiatan ini cakupannya se-Madura. Sedangkan mata pelajaran yang dilombakan adalah Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA. “Dalam lomba ini nantinya akan dijaring 40 siswa yang masuk kriteria, dari 40 tersebut kami tes lagi menjadi 20 besar, yang 20 siswa ini secara otomatis sudah menjadi calon siswa kami, yaitu mendapatkan tiket untuk menjadi siswa kami dengan tanpa melalui jalur tes. Dan dari ranking 1 sampai 6 dari lomba AMUBA VIII ini, kami bebaskan dari seleksi masuk dan bebas dari SPP setengah semester,” jelasnya. Sedangkan untuk juara 1, 2 dan 3 dalam kegiatan AMUBA VIII ini, akan mendapatkan Tabanas, Piala dan Sertifikat. Sedangkan juara harapan 1 sampai dengan 3 juga akan mendapatkan hal serupa dari

SMA 2 Negeri Pamekasan. Nama pemenang lomba juara 1 sampai 3, dan pemenang harapan 1 sampai 3. 1. Nur Layli Hidayati, dari SMPN 2 Pamekasan, 2. Fatimah Ulya S. dari SMPN 2 Pamekasan, 3. Andriana Kusuma, SMPN 2 Pamekasan, 4. Kelvin Julian Fahmi, SMPN 2 Pamekasan, Muhammad Dja’far Shodiq, SMPN 1 Pademawu, dan Lina Fitria, SMPN 2 Pamekasan. Juara 6 sampai 20. Lailatatur Unsiyah, SMPN 2 Pamekasan, Imam Ngiskaril M., SMPN 2 Pamekasan, Meda Andini, SMPN 2 Pamekasan, Agus Andrianto, SMPN 2 Pamekasan, Sesa Amelia, SMPN 2 Pamekasan, Neilda Allifah, SMPN 2 Pamekasan, Rofiatul Winda Riana, SMPN 1 Larangan. Rosa Fitriani, SMPN 1 Pamekasan, Zakiah Azizah, SMPN 2 Pamekasan, Yuli Maulifiya Shufiyani, SMPN 1 Pamekasan, Isni Lutfia, SMPN 1 Pamekasan, Kristian Irianto P. SMPN 2 Pamekasan, Mega Rukmana SMPN 3 Pamekasan, dan Nurul Fadilah, MTSn Pademawu. (ong/adv/h4d)

Kompetisi Omega SMPN 1 Pamekasan

Diikuti Lebih 1.300 Orang Peserta PAMEKASAN¬-Untuk kali pertama, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Pamekasan menggelar Olimpiade Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA (Omega). Omega ini dilangsungkan secara bertahap. Yakni, dimulai dengan babak penyisihan pada Minggu (17/2) lalu dan dilanjutkan dengan semi final serta final pada Minggu (24/2). Usai final, langsung dilanjutkan dengan penutupan sekaligus pemberian hadiah di Gedung Olahraga SMPN 1 Pamekasan. Menurut Ketua Panitia Omega yang sekaligus guru Fisika SMPN 1 Pamekasan, Mulyadi, mengungkapkan bahwa peserta Omega mencapai 1.300 orang. Pesertanya tidak hanya datang dari Pamekasan, melainkan ada pula yang dari Sumenep. Dari jumlah peserta tersebut, terjaring 6 orang yang melenggang ke final dari masing-masing mata pelajaran. Dari mereka, didaulat juara 1, 2, 3, harapan 1, 2, dan harapan 3. Kesemuanya mendapat penghargaan yang gemilang dari SMPN 1 Pamekasan. Penghargaan tersebut diberikan langsung Kepala SMPN 1 Pamekasan, Drs H Nur Ali, MMPd, guru BK yang membidangi Kesiswaan, Muttamimah, serta segenap guru lainnya. Dalam sambutan di acara penutupan Omega, H Nur Ali merasa bangga dan berterima kasih kepada semua pihak. Menurutnya, tujuan utama dari kompetisi Omega ialah untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan anak-anak SD sebelum melanjutkan ke tingkat SMP. “Para juara akan mendapat tiket dan fasilitas lebih di SMPN 1 Pamekasan. Tentu, manakala adik-adik masuk ke sekolah berstandar nasional plus ini. Sebelumnya, SMPN 1 Pamekasan ini berstandar internasional,” ujarnya. Sertifikat yang diterima oleh para juara, kata H Nuar Ali, itu merupakan tiket untuk masuk ke SMPN 1 Pamekasan. Sebagai dampak positifnya, para juara mendapat jaminan masuk tanpa tes. Ditambah lagi penghargaan serta fasilitas lainnya. “Juara 1 sampai harapan 3 dari setiap mata pelajaran, nanti memperoleh keistimewaan. Untuk juara 1, 2, dan 3, kalau masuk SMPN 1 Pamekasan, nanti akan bebas biaya seragam, bebas biaya buku, dan bebas iuran,” ujar H Nur Ali yang disambut tepuk tangan hadirin yang terdiri dari guru, orangtua murid, serta para peserta Omega. Sedangkan, juara 4, 5, dan 6 atau harapan 1, 2, dan harapan 3, nantinya bebas uang buku tetapi tidak

KM/HAIRUL ANAM

PEDULI PENDIDIKAN: Kepala SMPN 1 Pamekasan, Drs H Nur Ali MMPd, foto bersama para juara dalam penutupan kompetisi Omega di GOR SMPN 1 Pamekasan, Minggu (24/2).

N0 1 2 3 4 5 6

OMEGA MAPEL MATEMATIKA NAMA ASAL SEKOLAH Syafriaz Zulfa Maulina SDN Pulay II Dzikri Asshiddiqi SDN Jungcangcang V Syahrul Rizal SDN Lawangan Daya (Lada) II Fusti Nadya Desti Dwi Agustin SDN Lawangan Daya (Lada) II Dinda Rizky Amalia SDN Jungcangcang 1 M Hanin Rohmatullah MIN Konang

SKOR 160 100 90 70 60 30

PERINGKAT 1 2 3 Harapan 1 Harapan 2 Harapan 3

N0 1 2 3 4 5 6

OMEGA MAPEL IPA NAMA ASAL SEKOLAH Atika Nurin Faridah SDN Waru Barat I M Fata Habibullah SDIT Al Irsyad Mohammad Hudan SDN Bulay II Diskha Febriyan Prasutra SDN Lada II Apriadi Syarif Efendi SDN Barkot I Rauhillah Ummu Faizah SDI Almunawaroh

SKOR 375 375 300 200 150 100

PERINGKAT 1 2 3 Harapan 1 Harapan 2 Harapan 3

N0 1 2 3 4 5 6

OMEGA MAPEL BAHASA INGGRIS NAMA ASAL SEKOLAH Anny Sabilatus Syarifah SD Plus Nurul Hikmah Jualita Faradha Achnasya SDN Bugih 3 Pamekasan Syaiful Abrory SDN Panglegur II Pamekasan Raina Sheehan Baidy SDN Barkot I Pamekasan Larasati Dinda K. SDN Bugih 3 Pamekasan Islamiya Hartono Putri SD Plus Nurul Hikmah

SKOR 138 136 125 115 114 70

PERINGKAT 1 2 3 Harapan 1 Harapan 2 Harapan 3

bebas seragam. Adapun peserta lomba Matematika dan Bahasa Inggris, yang masuk urutan 7 sampai 10 besar, maka bakal mendapat tiket masuk ke SMPN 1 Pamekasan. “Khusus yang bertengger di posisi 7 sampai 12 mata pelajaran IPA, bebas atau punya tiket masuk ke SMPN 1 Pamekasan,” ungkapnya. Tidak hanya itu, tambahnya, bagi siswa yang tetap berprestasi, apalagi dari golongan ekonomi ke bawah, insya Allah dapat beasiswa siswa miskin dan beasiswa siswa prestasi.

“Untuk itu, perlu kiranya tetap ada dorongan dari semua pihak agar prestasi para siswa terus meningkat. Bagi peserta juara yang sekarang masih kelas 4 atau 5, sertifikat tetap berlaku hingga tahun berikutnya. Apalagi, tahun depan ikut lagi dan juara. Maka, akan mendapatkan nilai plus,” tekannya. Adapun para juara Omega SMPN 1 Pamekasan 2013, dapat dilihat di tabel di bawah ini. Para juara ini berdasarkan Surat Keputusan Kepala Sekolah SMPN 1 Pamekasan nomor 421/350./441.302.12.9/2013. (anm/adv/h4d)


SENIN

11

25 Februari 2013

Berbalut ”Perang Saudara” PSB Siapkan Kejutan SIDOARJO-Partai keempat Perseba Super Bangkalan (PSB) sore ini (25/2), adalah menantang tuan rumah Deltras Sidoarjo. Partai yang satu ini bisa dibilang perang saudara. Pasalnya sebagian besar pemain PSB merupakan putra daerah Sidoarjo. Bahkan seluruh skuad Laskar Suramadu, hampir 70 persen merupakan kelahiran kabupaten berjuluk Kota Udang itu. Nama-nama seperti Zainuri, Mujib Ridwan yang asli Sidoarjo, merupakan salah satu dari beberapa penggawa yang kerap diturunkan saat PSB melakoni beberapa pertandingan resmi. Hal itu juga membuat pihak tamu merasa sedikit diuntungkan. Dukungan dari keluarga dan famili pemainpemain tersebut juga diharapkan memberi motivasi tersendiri. Meskipun untuk panji tim asal Bangkalan. Tak hanya itu, Ferry Aman

Saragih dan il capitano Danilo Fernando juga merupakan pemain tenar yang justru sempat identik dengan Sidoarjo, saat memperkuat Deltras beberapa musim lalu. Pelatih Kepala PSB, Nus Yadera mengatakan, meskipun tim tuan rumah tetap menjadi unggulan karena faktor emosional, hal tersebut tak akan membuat anak asuhnya t a m p i l penuh b e -

ban. Mengingat Stadion Gelora Delta, juga bukan hal asing bagi Danilo Fernando dan kawan - kawan. ”Sebagai tuan rumah, Deltras jelas lebih diunggulkan. Tapi jangan salah. Pemain kami juga tidak asing dengan stadion ini,” ucapnya saat dihubungi usai latihan pagi, kemarin

(24/2). Nus juga menambahkan, tampil sebagai underdog tentu akan melepas beban bagi anak-anak PSB. “Saya sedikit bersyukur datang dengan status non unggulan. Semoga ini bisa membuat pemain kami tampil allout,” imbuhnya. Ditanya mengenai kemenangan 2-1

pada pertemuan terakhir di Piala Gubernur lalu, Nus mengaku tak berpatokan pada laga tersebut. Perombakan besar-besaran yang dilakukan Deltras hingga berlaga di Divisi Utama dinilainya sudah merubah The Lobster (julukan Deltras) hingga 40 persen. ”Kita tidak perlu berpatokan pada laga di Piala Gubernur kemarin. Sekarang mereka sudah jauh berubah dengan masuknya beberapa pemain baru,” pungkasnya.(bai/ed)

Suporter Madura Dukung Lewat Nobar PERTANDINGAN dramatis yang dilakoni Persepam Madura United (P-MU) saat bertandang ke markas Persiba Balikpapan kemarin (23/2), tetap mendapat perhatian suporter fanatiknya. Meskipun tak dapat hadir dan memberi dukungan langsung ke stadion, namun elemen suporter tetap setia menyaksikannya melalui siaran langsung televisi swasta. Beberapa yang lain, menggelar nonton bareng (nobar) yang digelar di masing-masing korwil. Peccot Mania, elemen suporter Madura asal Kabupaten Sumenep salah satunya. Nobar digelar di Kedai Mera-Pote yang terletak tidak jauh dari markasnya. Dalam acara nobar tersebut, anggota Peccot Mania berkumpul. ”Sengaja kami mengambil tempat di Kedai Mera-Pote.

Biar teman-teman tahu bahwa kita sudah punya tempat kongkow yang juga bisa menjadi sarana berkumpul untuk koordinasi. Selain bisa nobar, di sini juga bisa sambil ngopi,” ujar Hasyim, salah seorang korlap Peccot Mania. Di Pamekasan, Taretan Ghir Sereng Bandaran menggelar acara yang sama. Bertempat di salah satu kediaman anggotanya, acara nobar tersebut cukup menyita perhatian warga sekitar. ”Anak-anak ramai sekali. Tiga gol yang dibuat pemain P-MU, benar-benar membuat warga sini terganggu. Tapi akhirnya mereka malah ikutan nonton juga,” ungkap salah seorang anggota Taretan Ghir Sereng, Imam, sambil tergelak. Di Bangkalan, anak-anak K-Conk Mania juga tak mau ketinggalan. Bahkan kedia-

AQ Tebar Virus Semangat Madura TAK sia-sia manajer P-MU Achsanul Qosasi, datang jauh-jauh dari Jakarta ke Balikpapan untuk mensuport langsung perjuangan anak-anak P-MU melawan Persiba Balikpapan. Entah karena faktor pojur atau yang lain. Yang pasti, dukungannya membuat pemain P-MU tampil dengan semangat baja. Mengangkat rasa percaya diri pemain dengan terus menyampaikan permohonan warga Madura yang dititipkan ke AQ- ternyata sangat mujarab. Sehingga sejumlah pemain merumput tak kenal lelah selama 90 + 7 menit jalannya pertandingan. ”Jadikanlah Stadion Persiba ini sebagai tuan rumah. Karena saat ini pertandingan siaran langsung. Puluhan juta warga Madura akan tertuju ke stasiun telivisi untuk menilai kalian layak menjadi duta mereka.” Demikian sekelumit pesan moral AQ. Pesan tersebut ternyata ampuh mengembalikan rasa percaya diri pemain P-MU. Terlihat, kendati harus berjibaku di lapangan bak sawah dengan genangan air di sana-sini, Zaenal Arif dan kawan-kawan justru mampu mempecundangi tim tuan rumah terlebih dahulu. Adalah Kapten Tim P-MU, Zaenal Arif, yang kembali mencatatkan namanya dalam daftar pencetak gol di ISL musim ini. Tendangan kerasnya pada menit ke 18 menjadikan P-MU unggul 0-1. Satu gol yang dilesakkan memang dengan sangat gampang berbalas melalui kaki Mahmoud El-Ali. Bahkan keunggulan justru berpihak ke tuan rumah ketika Mahmoud El-Ali kembali memperdayai kiper Alfonsius Kelvan. Kalah 2-1, kemudian menyamakan kedudukan melalui Issac Y.M. Djober menjadi 2-2, dan kemudian kalah lagi 3-2 hingga menit ke-90. Itu semua, tak menjadikan perjuangan Zaenal Arif dan kawan-kawan mengendor. Usaha untuk membawa pulang poin yang dikantongi sejak sebelum berangkat terus dilakukan. Hasilnya, sangat dramatis sebagaimana akhir tragis di saat meladeni Barito Putera. Firly Apriyansyah menjadi pahlawan menghindari P-MU dari kekalahan beruntun. Gol yang dilesakkan Firly pada menit ke 90+2 tersebut menyamakan kedudukan menjadi 3-3, yang sekaligus sebagai skor akhir pertandingan. ”Apa yang disampaikan Bapak (Achsanul Qosasi, Red) sebelum pertandingan tergiang terus selama jalannya pertandingan. Karena nyata saya bermain untuk orang Madura,” ujar Zaenal Arif, el Capitino P-MU. Tak hanya Zaenal, Fachruddin juga mengaku sangat terkesan dengan sejumlah suporter P-MU yang berada di mana-mana. Terlepas dari kehadiran AQ yang memberikan suport langsung, serta kehadiran suporter yang berani menancapkan bendera kebesaran suporter di tribun Stadion Persiba, permainan yang disuguhkan anak didik Daniel Roekito memang tak kenal lelah. ”Mereka punya power dan teknik. Lebih-lebih semangat yang yang mereka miliki betul-betul ngotot. Kami akui kekalahan ini adalah kelengahan di menit-menit akhir pemain kami. Kenyataannya, di menit-menit tersebut, tenaga dan konsentrasi mereka masih stabil. Sementara anak-anak sudah lengah,” ujar Herry Kiswanto, tactician Persiba Balikpapan saat sesi jumpa pers kemarin (23/2). (bri/ed)

KM/ISTIMEWA

DARI JAUH: Sejumlah Peccot Mania Soengenep menyaksikan laga P-MU di kandang Persiba Balikpapan melalui siaran langsung salah satu televisi swasta nasional kemarin (23/2).

man Mimit Jenggot, dirijen K-Conk Mania dipilih untuk menggelar acara tersebut. ”Kondisi badan kurang fit. Jadi teman-teman saja saya kontak untuk ke rumah. Kebetulan di rumah juga sedang kedatangan tamu dari Boro Mania Bojonegoro,” tandas Mimit.

Secara umum, suporter Madura merasa puas dengan tren positif yang bisa terus dipertahankan Zaenal Arif dan kawan-kawan hingga pertandingan ketujuhnya. Target kemenangan di kandang, sangat pantas dipatok dalam laga selanjutnya melawan pemuncak klasemen,

Mitra Kukar, Minggu (3/3) mendatang. ”Kami senang akhirnya P-MU bisa mencuri poin di kandang lawan. Selanjutnya, tinggal mempertahankan penampilan melawan Mitra Kukar dan membuat publik Madura bersorak,” imbuh Mimit. (bai/ed)

KM/TABRI S. MUNIR

UNTUK MADURA: Sesaat usai mengoyak jala gawang Persiba Balikpapan, Firly Apriyansayah sujud syukur.

Menelusuri Jejak Warga Madura di Kota Balikpapan (3-Habis)

Dinilai Perikatan Persaudaraan Melalui Sepak Bola TABRI S. MUNIR, Balikpapan HARI Sabtu, bagi sebagian warga Madura di Balikpapan adalah hari bahagia. Karena pada hari tersebut, sebagian mendapatkan jatah libur kerja. Mendapatkan kabar jika Persepam Madura United (P-MU) akan bertanding melawan Persiba, melalui informasi dengan sistem getuk tular, berdatanganlah sejumlah warga Madura ke hotel tempat penginapan pemain P-MU, yakni di Hotel Mirama. Tak tanggung-tanggung, ”kepala suku” Madura di Balikpapan, Abah Yasin, menemui langsung pemain P-MU. Kedatangannya bersamaan dengan kedatangan Manajer P-MU, Achsanul Qosasi. Tak ayal, ajang reuni sebagai sesama warga Madura serta ajang diskusi sebagai sesama pejabat publik sempat tersaji kala pertemuan AQ dengan Abah Yasin. AQ selaku manajer P-MU saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) XI Jatim (Madura). Sementara Abah Yasin menjabat sebagai anggota Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.co

DPRD Kota Balikpapan. Rombongan Abah Yasin ke Hotel Mirama juga sebagai deklarasi jika mereka akan sepenuhnya mendukung P-MU selama di lapangan. ”Ini bukan lagi hanya mainan, tetapi perikatan persaudaraan melalui sepak bola,” ujar AQ kepada Abah Yasin, yang juga mendapatkan sambutan serupa dari sejumlah warga Madrua yang ikut dalam pertemuan tersebut. Menurut Abah Yasin, sejak P-MU promosi ke ISL, dirinya bersama warga Madura lainnya di Balikpapan memang sangat berharap bisa memberi dukungan langsung di lapangan. Selama pertemuan tersebut, pria yang mengaku asal Kec Sepulu, Kab Bangkalan tersebut lebih suka berbicara dengan Bahasa Madura. ”Kauleh se badah e ka’dintoh biasanah sabben bulan mabedeh pangajian ben tahlilan. Daddi sangat gampang akrab tan taretaranan Madura e ka’dinto. (Kami warga Madura yang ada di sini setiap bulan biasa mengadakan pengajian dan tahlil bersama. Jadi

KM/TABRI S. MUNIR

CENDERAMATA: Manajer P-MU Achsanul Qosasi memberikan kaus suporter khas Laskar Sape Kerap kepada Abah Yasin (kiri), ”kepala suku” Madura di Balikpapan.

di sini warga Madura gampang akrab dengan saudara-saudaranya sesama Madura, Red.),” ujar Abah Yasin. Bukti jika warga Madura memberi dukungan langsung selama di lapangan pertandingan kemarin (23/2), memang betul-betul

terlaksana. Kendati tidak sampai memenuhi tribun, ratusan warga Madura yang memakai kostum kebesaran suporter Madura serta beberapa bendera kebesaran suporter Madura, tampil di tengahtengah sesaknya Balistik Mania. Mereka dengan semangat mem-

bara terus memberikan dukungan terhadap Zaenal Arif dan kawankawan. Bahkan, panitia setempat, tepatnya pembawa acara pada pertandingan tersebut adalah warga Madura, AKP Harto. Pria yang saat ini menjabat sebagai Kasatreskrim Polres Balikpapan ini adalah warga Sumenep yang berasal dari Kraton, Sumenep. Pria yang tak sungkan menyampaikan seruan kepada sejumlah suporter dengan Bahasa Madura tersebut, mengaku berterima kasih kepada sejumlah pemain dan Manajer P-MU, Achsanul Qosasi, karena telah mendeklarasikan Madura sebagai salah satu daerah yang memiliki klub sepak bola profesional. ”Ini akan menjadi kebanggaan bagi saya, karena ini adalah klub tempat saya dilahirkan. Madura,” ujar Harto. Terlepas dari dunia sepak bola dan hiburan, tepatnya di Sepinggan, Balikpapan KM 3, terdapat sebuah pondok pesantren yang didirikan oleh putra Syaichona Kholil, Bangkalan. Pondok

Pesantrean tersebut dinamai Ponpes Syaichona Kholil. Di Sepinggan sendiri adalah ponpes pusatnya. Sementara cabangnya, ada 12 cabang yang tersebar di seluruh Kalimatan. Salah satunya di Bontang. Moh Anis, salah satu pengurus pesantren mengaku menyampaikan jika Ponpes Syaichona Kholil tersebut menyelenggarakan berbagai pendidikan dari TK/RA hingga MA/SMK. Sebenarnya, sebaran warga Madura di Balikpapan sangat banyak. Tetapi karena waktu yang sangat terbatas, Kabar Madura tidak sempat menjelajahi semuanya. Termasuk komunitas warga Madura yang berada di KM 6 Sepinggan, serta beberapa daerah lainnya. Sebagai catatan terakhir, oleh Ode Salahuddin, warga Ambon yang kebetulan sudah menetap delapan tahun di Balikpapan, menyebut warga Madura adalah orang-orang panjang kaki. Yakni orang yang selalu merantau dengan prinsip pokoknya hidup dan berhasil. (ed)


12

SENIN

25 Februari 2013

Benni Gun Le-Olle Poin

P-MU Naik Tiga Tingkat USAINYA laga P-MU kontra Persiba Balikpapan yang berakhir imbang 3-3 (23/2), Kabar Madura yang kebetulan berada di dekat Manajer P-MU beberapa kali mendengar Manajer Achsanul Qosasi menerima ucapan selamat atas hasil pertandingan yang berlangsung dramatis, dengan hasil yang sama-sama adil. P-MU memang hanya meraih hasil seri. Sehingga Zaenal Arif dan kawan-kawan tidak bisa membawa pulang tiga poin sekaligus. Tetapi raihan tersebut memiliki dampak yang sangat luas. Selain menjadi ajang deklarasi jika P-MU siap menjadi ancaman bagi tim ISL lainnya, satu poin tersebut mampu melesatkan P-MU menghaindari zona degradasi klasemen sementara. Dari awalnya sebagai peringkat 17, melompat tiga tingkat ke posisi 14. Posisi tersebut, sementara mengungguli Persela Lamongan, yang pada laga perdana P-MU di ISL mengalahkan klub kebanggaan warga Madura, 4-0. Tak hanya itu, di peringkat 15, 16, 17 dan 18, ternyata dihuni sejumlah klub-

klub besar. Yakni, Persib Bandung, Persela Lamongan, Pelita Bandung Raya dan juru kunci Persija Jakarta. Yang lebih membanggakan lagi, tentunya, satu poin yang dibawa pulang pasukan muda tersebut, makin meningkatkan martabat sepak bola Madura dan tentunya juga martabat orang Madura. Tak ada lagi seruan Madura bau sapi dan Madura tukang sate. Yang terjadi justru beberapa acungan jempol dari sejumlah pihak. ”Madura punya tim bagus ya,” ungkap Andi Haeruddin, salah satu warga Balikpapan. Apresiasi terhadap pemain P-MU yang tak kenal lelah dan bekerja keras selama 90 +7 menit, juga meningkatkan rasa memiliki sejumlah warga Madura yang sudah menetap lama di Balikpapan. ”Ini betul-betul Madura. Tak mau kalah sebelum pertandingan usai,” ujar Abah Yasin, salah satu warga Madura asal Desa Sepulu, Kab Bangkalan yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Kota Balikpapan. Raihan satu poin tersebut, langsung disambut bahagia oleh Manajer P-MU Achsanul Qosasi. Senyum mengembang terus men-

TREND POSITIF PERSEPAM MADURA UNITED HOME/AWAY Away Away Away Home Home Away Away Home

KM/TABRI S.MUNIR

ACHSANUL QOSASI Manajer P-MU

Satu poin saya bahagia. Lebih bahagia lagi, poin itu makin mempersatukan dan meningkatkan rasa percaya diri warga Madura.”

LAWAN Persela Persipura Persiwa Persidafon Persiram Barito Persiba Mitra Kukar

galir dari pria asal Kecamatan Lenteng, Sumenep, yang saat ini juga menjadi anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) XI Jatim (Madura). ”Kami semua warga Madura menikmati hasil ini seperti sedang menang,” ujar Achsanul Qosasi kepada pemainnya. Perasaan seakan menang tersebut, menurut AQ -sapaan akrabnya, karena satu poin yang dihasilkan Zaenal Arif dan rekan setimnya menjadikan rasa memiliki terhadap Madura terus tumbuh dari sejumlah warga Madura di penjuru tanah air.

SKOR Kalah 4-0 Kalah 4-0 Kalah 2-0 Menang 2-1 Menang 2-1 Kalah 2-1 Draw 3-3 ?

STATUS LAWAN 4 ISL 2 ISL 3 ISL 10 ISL Baru Menang di Kandang Persela Belum Kebobolan di Kandang Baru Menekuk Arema dan Persela di Kandang Pemuncak Klasemen Sementara

”Orang-orang Madura di Jakarta banyak menelepon. Mereka menyampaikan ucapan terima kasih kepada saya dan kepada pemain. Itu semua karena mereka mengaku orang Madura dan bangga terhadap P-MU,” jelas AQ. Namun demikian, AQ berharap semangat yang ditunjukkan para pemainnya tersebut tak larut. Sebab perjalanan masih panjang. “Untuk menjawab harapan warga Madura, kita semua harus bahu-membahu hingga putaran akhir ISL. Jalan masih panjang, yakinlah semua akan mengarah pada lebih baik,” ujar

Tebus Kesalahan, Firly Sempat Nangis

Kembali Latihan Selasa Sore LUPAKAN lawatan ke Bumi Borneo dengan oleh-oleh satu poin. Saatnya Laskar Sape Kerap kembali berjibaku ke lapangan. Sebab laga-laga berikutnya sudah menunggu. Yang terdekat adalah menjamu pimpinan klasemen sementara ISL 2012-2013, Mitra Kutai Kartanegara (Kukar), pada 3 Maret nanti di Stadion Gelora Bangkalan. Pertandingan tersebut, menurut Daniel Roekito adalah laga berat. Oleh karenanya, disampaikan kepada anak didiknya untuk mempersiapkan mentalnya sedari dini. ”Kita sudah punya bekal meraih satu poin di Balikpapan. Dan ini harus menjadi dorongan semangat untuk bisa melawan Mitra Kukar,” ujar Daniel Roekito kepada pemainnya. Dalam rangka itulah, Daniel Roekito mempersilahkan anak didiknya untuk memberitahukan keberhasilannya kepada keluarga dan sanak saudaranya. ”Silahkan, pemain boleh berbagi kegembiraan dengan keluarga di rumahnya. Tapi jangan lupa, semuanya harus segara kembali Selasa (26/2) siang. Karena Selasa sore sudah harus berlatih bersama lagi,” instruksi Daniel. Jatah libur tersebut, langsung dimanfaatkan sejumlah pemain P-MU. Tercatat, dari 16 pemain yang ikut serta dalam lawatan P-MU ke Bumi Borneo, hanya Alfonsius Kelvan dan Zahila Abubakar yang balik ke guest house Pamekasan. Sementara pemain lainnya langsung menuju rumahnya masingmasing. Ada yang langsung dari Balikpapan dan sebagian lainnya berpisah di Bandara Juanda Surabaya. (bri/ed)

AQ kepada sejumlah pemain dan warga Madura di Balikpapan yang sambangi pemain P-MU di Hotel Mirama, tempat menginap pemain yang ditinggalkan kemarin pagi (24/2). Raihan satu poin yang dihasilkan secara dramatis tersebut, menurut Abah Yasin, menjadikan P-MU mendapatkan sangu. ”Benni gun le-olle poin manabi cara amaenah akadih barik. Tape olle nambe benyak taretan (Bukan sekadar dapat tambahan poin jika cara bermainnya seperti kemarin. Namun juga dapat tambahan saudara, Red),” pungas Yasin. (bri/ed)

MADHUREH ONGGHU: Usai mencetak gol penentu di injury time babak kedua, Firly Apriyansyah melampiaskan kegembiraannya dengan berlari ke sudut Stadion Persiba, tempat dimana suporter P-MU berkumpul. Spontan, para Taretan Dhibi’ menyambutnya dengan kibasan bendera khas Laskar Sape Kerap.

KM/TABRI S, MUNIR

HASIL seri 3-3 yang diraih skuad Laskar Sape Kerap saat lawan Persiba Balikpapan, kemarin tak lepas dari kontribusi Firly Apriyansyah. Berkat golnya pada injury time babak kedua, membuat skor imbang 3-3. Namun pada laga sebelumnya, yakni ketika P-MU dikalahkan Barito Putra 2-1, Firly menjadi orang yang dipersalahkan. Karena melesakkan gol ke gawangnya sendiri, juga pada injury time babak kedua. Kerja kerasnya selama di lapangan kala P-MU meladeni Persiba Balikpapan, termasuk keberaniannya naik ke depan gawang lawan, menjadikannya penyelemat kekalahan P-MU dari tim berjuluk Beruang Madu. Tandukannya pada menit ke 90+2 mampu membungkam Balistik Mania. Sekaligus, membuat sorak sorai kebahagiaan menyelimuti segelintir suporter P-MU yang datang langsung ke Stadion Persiba di Komplek Pertamina Jl Parikesit. Usai melesakkan gol tersebut, sebagai ucapan terima kasih terhadap suporter setia P-MU di Stadion Persiba, Firly langsung sambangi mereka. ”Pas Busari ambil bola, saya memang berdoa. Semoga ini jalan keberuntungan bagi P-MU. Dan sundulan saya ternyata berbuah gol,” ujar Firly, ketika ditanya sukacitanya bisa balas kesalahan fatal yang dilakukan pada tanding sebelumnya. Bisa bayar impas kesalahan yang diperbuat dengan melesakkan gol penyelamat, Firly mengaku dalam beberapa detik meneteskan air mata bahagia. ”Saya ucapkan terimakasih atas dukungan warga Madura terhadap saya dan tim. Ini semua adalah untuk Madura,” tandas Firly, sambil menjelaskan jika dirinya ingin menikmati liburan yang diberikan pelatih dan manajemen dengan mengunjungi istrinya di Jakarta. (bri/ed)

”Oleh-Oleh” Laskar Sape Kerap dari Lawatannya ke Bumi Borneo

Nikmati Bonus Uang Plus Liburan dari Satu Poin yang Berhasil Dibawa Pulang USAI sudah lawatan panjang rombongan Persepam Madura United (P-MU) ke Bumi Borneo. Dua provinsi sudah disinggahi, yakni Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Dua stadion juga dijajal untuk meladeni dua lawan yang sama-sama tangguh di kandangnya. Barito Putra di Stadion Demang Lehman Martapura, Kabupaten Banjar dan Persiba Balikpapan di Stadion Persiba yang berlokasi di Komplek Pertamina Jl Parikesit Balikpapan. DARI dua pertandingan tersebut, rombongan P-MU dapat pulang dengan kepala tegak, meski hanya raih satu poin. Yakni, hasil menahan imbang Persiba 3-3, dan sebelumnya kalah 1-2 dari tuan rumah Barito Putra. Nasib tersebut setidaknya lebih baik daripada tim asal Jawa Timur lainnya, Persela Lamongan, yang pada waktu bersamaan juga melakoni tur ke Bumi Borneo. Laskar Jaka Tingkir –julukan Persela, menelan dua kekalahan dari dua lawan serupa yang juga dihadapi P-MU. Kalah 0-1 atas Persiba dan 3-2 dari Barito Putra. Total, seminggu sudah anak asuh Daniel Roekito meninggalkan tanah Madura. BeEmail Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

rangkat pada 17 Fabruari, tepatnya pukul kepada kapten tim usainya pertandingan. 08.00 WIB, rombongan akhirnya mening”Alhamdulillah, ini adalah rezeki kerja galkan Borneo dari Kota Berikeras selama di lapangan,” ujar man, Balikpapan, yang menjadi sang kapten, Zaenal Arif mejujugan terakhirnya selama lawakili pemain P-MU lainnya. watan perdana di Kota Minyak. Pemberian bonus uang tuPada awal keberangkatan, nai tersebut, menurut Achsanul rombongan memang berangkat Qosasi, sebagai penghargaan bersama-sama dari Pamekasan. kepada pemainnya yang menunTetapi pada saat kepulangan, jukkan militansi kuat sebagai mereka berpencar menuju rumah pembela panji Madura di pentas masing-masing. Hal itu terjadi, ISL. ”Fanatisme orang Madura karena salah satu bonus raihan terhadap kemaduraannya saat ini KM/DOK terus bangkit. Itu seiring prestasi poin pada lawatan Kalimantan adalah libur selama tiga hari. TABRI S. MUNIR kalian. Banyak SMS yang masuk Wartawan Sehingga pemain diperbolehkan serta ucapan selamat. Saya beriKabar Madura mengunjungi keluarganya. kan bonus atas kerja keras kalian ”Semua pemain sudah kerja selama di lapangan sekaligus mekeras untuk meraih poin di sini (Kaliman- nyampaikan ucapan selamat dari banyak tan, Red). Tapi lawan kita selanjutnya di warga Madura,” ujar AQ -sapaan akrabnya. kandang adalah lawan berat. Untuk itu, seUcapan selamat atas keberhasilan menabelum berlatih berat, saya tidak keberatan han seri Persiba Balikpapan terus mengalir jika kalian mengunjungi keluarganya ma- kepada sejumlah pemain. Ucapan sebensing-masing,” ujar Daniel Roekito kepada tuk luapan kegembiraan itu tak ubahnya sejumlah pemainnya. Ini, disampaikannya P-MU menang besar dari Persiba. di ruang ganti Stadion Persiba, sesaat Sikap seperti itu, menurut Daniel mesetelah laga usai. mang pantas diterima pemainnya. Karena Tepuk tangan meriah dan sorak gembira target awal keberangkatannya adalah langsung menggema dari seluruh peng- meraih poin, kendati hanya satu. ”Kami gawa Laskar Sape Kerap. Selain berhasil berangkat memang tidak muluk-muluk, meraih poin perdana di kandang lawan, pe- cukuplah pemain tampil maksimal dan main mendapatkan bonus uang dan bonus pertahankan poin yang dikantongi sebeliburan. Khusus bonus uang, diserahkan lum pertandingan,” ujar Daniel Roekito. langsung Manajer P-MU, Achsanul Qosasi Total 180 menit pemain P-MU berjibaku

KM/TABRI S. MUNIR

RENG MADHUREH: Komunitas masyarakat Madura yang ada di Balikpapan foto bareng penggawa Laskar Sape Kerap yang baru saja menahan tuan rumah Persiba Balikpapan dengan skor 3-3.

di lapangan bersama dua tim Kalimantan. Dari dua pertandingan itu, empat gol berhasil dilesakkan. Sementara gawang yang dijaga Alfonsius Kelvan harus kebobolan lima gol, salah satunya melalui gol bunuh diri. Pada lawatan tersebut, empat kartu kuning juga dikantongi Zaenal Arif dan kawan-kawan. Dan pada lawatan tersebut, kendati hanya meraih satu poin,

P-MU bisa menyalip Persela Lamongan di klasemen sementara kompetisi ISL. Padahal secara nyata Persela pernah mengalahkan P-MU hingga 4-0. Tapi itu semua tidak cukup. Sebab bagi Manajer P-MU, kehadiran warga Madura ke hotel pemain serta kehadiran mereka memberi dukungan langsung ke stadion adalah bukti jika P-MU bisa persatukan Madura. (ed)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.