K.7 Davigara Dwika P
K.8 Dhimas Andianto
K.10 Reyhan Ammarsyah
K.11 Salsabil Dwikusuma
K.12 Chandra Pratama R
K.13 Gilang Fauzan
K.14 Giska Pramesti
K.15 Ramandika Garindra P
K.16 Rachman Setiawan
K.17 Reza Edriawan
K.18 Romy Dzaky Amin Amany
K.19 M Yusuf Raihan
K.20 Anandirizki Naufal Winardi
K.21 Ahmad Yusuf Ismail
SAHABAT KASTRAT
Maulana Triananda
Bisma Artala
Kastrat is a division in Ikatan Mahasiswa Mesin that assesses Politics, Economy, Social, Culture, Defense, Security, and Technology issues all around the World, especially Indonesia. From these issues, Kastrat wants to engourage students of Mechanical Engineering University of Indonesia to be more critical and sensitive about their sorroundings.
THINK BEYOND MECHANICAL Think Beyond Mechanical (TBM) Magazine menjadi sarana utama bagi KASTRAT IMM FTUI 2017 dalam menyalurkan aspirasi dan ide-ide melalui tulisantulisan yang dekat, berintegritas, dan professional. Pada setiap edisinya, TBM Magazine selalu menghadirkan isu-isu terbaik dari dalam dan luar negeri seputar teknologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan. Hal ini menjadi salah satu cara kami dalam mengamalkan salah satu poin dalam Kode Etik Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (IKM FTUI). Indonesia 2045 menjadi tema besar kami pada edisi kali ini. Indonesia 2045 saat ini tengah divokalkan secara luas di berbagai daerah di Indonesia sebagai propaganda untuk memberikan semangat kepada generasi muda dalam menyiapkan masa depan Indonesia. Melalui ini kami mencoba mengajak mahasiswa untuk lebih peka terhadap isu dan juga sadar akan potensi generasi muda untuk mengembangkan Indonesia. Mahasiswa adalah penggerak perubahan. Maka akan salah bagi kami untuk tidak melakukan kajian terhadap isu yang secara langsung menyangkut kehidupan perkuliahan di Indonesia. Melalui TBM Magazine edisi ini kami mengajak pembaca untuk melirik kepada perspektif lain perguruan tinggi di Indonesia. Perspektif yang mungkin mahasiswa sendiri belum pernah mendengar seluk beluknya atau bahkan tabu untuk bahkan dibahas. Beyond Mechanical menjadi branding kami yang berarti akan berbohong jika kami tidak mengajak pembaca keluar dari dunia kampus, engineering¸dan sains. Politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan dan keamanan kami coba kemas dalam bahasan ringan namun mendalam. Bidang-bidang yang memang bukan sebagai core competence kita sebagai mahasiswa teknik, namun tak dapat dipungkiri akan sangat berpengaruh pada kehidupan kita sebagai makhluk sosial. Besar harapan kami agar Think Beyond Mechanical Magazine ini dan edisiedisi berikutnya dapat menjadi salah satu sumber informasi yang dikenal professional dan terpercaya oleh khalayak umum. Bersama dengan itu juga, kami juga mengharapkan majalah ini tidak akan hanya menjadi sumber bagi pembaca untuk sekedar tahu isuisu apa yang harus dipikirkan, melainkan menjadi sumber bagi pembaca untuk paham mengenai bagaimana untuk memikirkan jalan keluar bagi sebuah isu.
Giska Pramesti K.14
table of content 06 Internet of Things 08 Tricorder 12 Why Life Science
06
08
15 i3 : Imagine, Ideas, Inspire 18 Potensi Maritim Indonesia 20 Millennials, Dimanakah Hatinya?
12
15
22 Hikayat Cikal 100 Tahun Nagari Indonesia
20 22
18
27 Para Cakil di Panggung Negeri
27
30
34
30 Millenial Literature 34 Bonus Demografi 37 Tesla Semi Truck 38 Labgrown Food
37
38
41 Garuda di Dadaku, Malaysia di Perutku 44 Thorium 46 Bitcoin
41
45 46 TBM Magazine Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat 16424 Desember 2017 issuu.com/kastratimm
ALL AROUND US
06 | THINK BEYOND MECHANICAL
DECEMBER 2017 | 07
ALL AROUND US
08 | THINK BEYOND MECHANICAL
DECEMBER 2017 | 09
10 | THINK BEYOND MECHANICAL
DECEMBER 2017 | 11
ALL AROUND US
12 | THINK BEYOND MECHANICAL
DECEMBER 2017 | 13
14 | THINK BEYOND MECHANICAL
ALL AROUND US
DECEMBER 2017 | 15
16 | THINK BEYOND MECHANICAL
DECEMBER 2017 | 17
Oleh Dhimas Andianto
18 | THINK BEYOND MECHANICAL
DECEMBER 2017 | 35
DECEMBER 2017 | 19
INDONESIA 2045
MILLENNIALS, Dimanakah Hatinya? Oleh Ales Daniel
G
enerasi Milenial? Apakah itu? Mungkin kita seringkali mendengar frasa “Generasi Milenial� ini di tengah lapisan masyarakat. Sebutan ini diciptakan oleh para ahli untuk mereka yang lahir dari tahun 1981 sampai tahun 2000an dimana terdiri dari generasi Y dan generasi Z. Generasi Y digolongkan untuk lahiran tahun 1981-1991 dan generasi Z digolongkan untuk tahun sisanya sampai tahun 2000an. Lalu, mengapa mereka yang lahir pada tahun tersebut seringkali disebut dengan generasi millennial? Apa alasan mereka seringkali disebut seperti itu serta dibicarakan dan direndahkan diantara lapisan masyarakat? Kita sebagai anak mudapun bertanya mengenai hal-hal tersebut yang hanya dilempar kepada kita. Tentu ketidakpahamanpun timbul diantara kita yang masih belum matang pemikirannya. Namun, jawaban tersebut sebenarnya ada dan langsung terjawab di tengahtengah kita. Semua hal tersebut
20 THINK BEYOND MECHANICAL 18 ||THINK BEYOND MECHANICAL
terjawab dari kita sebagai anak muda yang berperilaku tidak selayaknya sebagai manusia. Perilaku seperti ini juga tidak mencerminkan hatinya ditanamkan untuk bangsa kita, bangsa Indonesia.
Saat ini, banyak sekali anak muda yang perilakunya berbeda dari anak muda era sebelum tahun 1980. Generasi Milennial seringkali disebut dengan generasi yang sombong, tidak peduli dengan sekitar, dan ego yang tinggi. Pemikiran mereka hanyalah tentang gaya, gaya, dan gaya. Generasi ini
sudah menikmati kenyamanan hidup seperti internet, televisi berwarna, handphone canggih, dan teknologi yang sudah maju. Anak muda kinipun tidak pernah merasakan betapa beratnya untuk hidup dengan penuh kenikmatan. Ditambah lagi adanya social media yang membuat kita hanya hidup bersosialisasi melalui gadget saja. Tujuan awalnya dimana untuk mendekatkan yang jauh, justru membuat yang dekat jadi jauh. Ditambah lagi, dengan adanya semua hal tersebut, seringkali ada penyalahgunaan teknologi yang sangat mengecewakan bangsa. Beberapanya ada penyebaran berita hoax, pornografi, fitnah,
cyberbullying, terrorisme, dan masih banyak lagi. Sebagai warga Indonesia, ini merupakan hal yang sungguh mengecewakan. Jika kita hilangkan semua penyalahgunaan tersebut, apakah kita masih punya hati untuk bangsa kita sendiri? Belum tentu kita memilikinya. Bahkan dengan adanya kemajuan teknologi tersebut, banyak sekali anak muda yang hatinya tidak ada untuk bangsa Indonesia. Pemikiran generasi ini hanyalah tentang eksis di dunia maya, di dunia yang bahkan kita belum tentu mengetahui siapa yang ada didalamnya. Sedikit sekali pemikiran yang berkata, “Bangsa ini perlu anak muda seperti kami! Masa depan bangsa Indonesia ada di tangan kita!�. Kesadaran generasi ini sangat rendah sekali untuk bangsa Indonesia dengan adanya kenikmatan hidup melalui kemajuan teknologi.
teknologi ini tentunya muncul dengan adanya social media. Ini perlu digunakan dengan bijak agar tidak terjadi adanya penyelewengan yang dapat memberatkan di satu pihak. Teknologi yang sudah maju ini juga seharusnya dimanfaatkan oleh anak muda generasi ini untuk membantu orang lain. Banyak sekali yang bisa dilakukan seperti contohnya mencari informasi yang penting untuk suatu hal melalui media internet. Dari hal kecil tersebut saja sudah bisa membantu orang lain. Tak hanya itu, membantu orang lain juga berarti harus mau membantu masyarakat di bangsa ini. Apapun itu bentuk bantuannya, dengan kemajuan teknologi pada era generasi millennial ini tentunya pasti bisa membantu masyarakat untuk menghadapi suatu permasalahan.
Seringkali permasalahan yang ada di Indonesia seperti perekonomian, sosial-budaya, dan politik, hanya melayang di depan mata anak muda dan jarang sekali yang ingin terjun untuk membantu dan bergerak untuk perubahan. Mereka hanya bisa berkomentar pedas namun tidak punya nyali untuk bertindak. Disaat bertindakpun, banyak yang tujuannya hanya untuk bergaya dan memamerkannya kepada banyak orang. Adapun juga yang bertindak tetapi hanya untuk kepentingan sendiri dan tidak memikirkan sekitarnya. Hal ini membuat kalangan generasi sebelumnya berpikiran untuk tidak mempercayai anak muda generasi millennial. Mereka seringkali berpikiran kalau anak muda saat ini tidak punya potensi untuk menggerakkan bangsa ini. Pandangan terhadap anak muda akhirnya hanyalah orang yang hanya ingin pamer keistimewaan diri sendiri. Pemikiran tersebut apabila tersebar luas diantara masyarakat, justru bisa menjatuhkan bangsa Indonesia sendiri. Maka dari itu, sebagai anak muda haruslah mau berubah pemikirannya dan gunakan apa yang ada saat ini untuk hal yang lebih bermanfaat terutama untuk kepentingan bangsa Indonesia.
Visi setiap orang tentu harus kuat dan juga memiliki ide yang baik. Generasi Millennial memiliki keunikan yaitu ilmu pengetahuan yang dimiliki sebenarnya sudah sangat amat luas. Merekapun jika belum lengkap informasinya bisa mencari lagi melalui internet. Ide anak muda Generasi Millennial juga sangat luas dan sangat unik bahkan setiap individu memiliki keunikan idenya sendiri. Sebagai contohnya, Go-Jek, sebuah aplikasi ojek yang bermula dari startup, rupanya memiliki co-founder yang rupanya anak muda Generasi Millennial bernama Kevin Aluwi. Iapun dapat dipercaya menjadi pemimpin muda yang menjanjikan serta wiraswastawan yang berbakat. Ia memanfaatkan ilmu pengetahuan pada era saat ini untuk mengembangkan startup Go-Jek tersebut yang kini sudah sangat terkenal di Indonesia. Tidak hanya itu, sebenarnya sudah banyak sekali peranan Generasi Millennial untuk Indonesia seperti menciptakan startup bussiness lainnya, menciptakan kendaraan, gadget, gerakan, dan lainnya. Namun, itu hanya terlihat pada beberapa orang saja. Dimanakah yang lainnya? Disinilah perlu disadari untuk menaruh hati kita untuk bangsa dengan bergerak di Indonesia melakukan banyak karya dan mengembangkannya. Tidak perlu dengan karya yang sangat besar, cukup dengan memulai dari hal-hal kecil saja seperti membantu masyarakat Indonesia sangat berarti bagi anak muda Generasi Millennial. Kita tidak perlu seperti mereka yang sudah terkenal, cukup dengan kesadaran kita dengan memanfaatkan perkembangan pada era saat ini sudah membuat kita dikenal oleh masyarakat Indonesia. Mari, sebagai Generasi Millennial haruslah sadar untuk berguna bagi bangsa dan negara!
Kita sebagai anak muda Generasi Millennial tentu sebenarnya punya potensi untuk membangun bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Dengan adanya teknologi yang sudah maju pada generasi ini, tentu bisa menjadikan kemajuan tersebut untuk dimanfaatkan menjadi gerakan untuk memajukan Indonesia. Anak muda saat ini haruslah bisa berpikir kritis dalam menanggapi segala masalah bangsa. Segala informasi yang ada di Indonesia janganlah diterima secara mentah dan haruslah kita menggali lebih dalam mengenai informasi tersebut. Kemudian, dengan adanya
DECEMBER 2017 | 19| 21 DECEMBER 2017
INDONESIA 2045
HIKAYAT CIKAL HIKAYAT CIKAL 100 TAHUN 100 TAHUN NAGARI NAGARI INDONESIA INDONESIA 20 | THINK BEYOND MECHANICAL
20 | THINK BEYOND MECHANICAL
Pada tahun 2045, Indonesia akan menginjak usia 100 tahun, usia keemasan nan gemilang. Warga Indonesia memiliki kesempatan untuk mempersiapkan dan mewujudkan masa keemasan tersebut selama kurang lebih 3 (tiga) dekade, 2017-2045. Jika diamati dengan saksama, kalianlah yang akan menginjakkan kaki di usia produktif bertepatan dengan usia emas Indonesia.
Oleh Giska Pramesti
INDONESIA 2045
24 | THINK BEYOND MECHANICAL
DECEMBER 2017 | 25
26 | THINK BEYOND MECHANICAL
DECEMBER 2017 | 27
INDONESIA 2045
28 | THINK BEYOND MECHANICAL
DECEMBER 2017 | 29
INDONESIA 2045
30 | THINK BEYOND MECHANICAL
LITERATUR MILLENIALS oleh Reza Edriawan K.17
M
edia sosial telah bertransformasi begitu hebatnya di negeri ini. Saking luar biasanya, rakyat negara ini bahkan bisa lebih memercayai “berita” yang mereka lihat di media sosial dibandingkan berita dari portal yang bersertifikat. Terdengar sangat negatif memang, namun jika kita ingin bertanya, apakah memang masyarakat kita yang telah jauh begitu tertinggal dalam moral dan pemikiran kritis, ataukah kita sebagai pelaku literatur yang kurang peka sehingga menyebabkan mereka yang berbagi DNA dengan kita terjebak pada kerendahan yang memalukan? PENYEMBUHAN MELALUI LITERATUR Saat ini, 8,2 juta orang tengah berjuang melawan kanker, 17,3 juta mengalami masalah di jantungnya, dan 422 juta manusia di bumi mengidap diabetes. Jutaan orang itu sedang meratapi penyakitnya yang belum memiliki penyembuhan dimanapun di bumi manusia ini. Berharap penyakitnya itu bukanlah suatu undangan bagi malaikat penyabut nyawa untuk segera menghampiri dirinya. Tanpa disadari, saat ini dunia juga tengah dirundung “penyakit” yang ada dalam diri satu miliar orang di permukaan bumi. “Penyakit” yang jika dihitung sebagai penyakit akan memiliki status epidemik di seluruh dunia. “Penyakit” yang semua negara miliki dan mampu atasi namun belum. “Penyakit” itu adalah niraksara atau lebih kita kenal dengan illiteracy, ketidakmampuan seseorang untuk memahami dan/ atau menghasilkan informasi berbasis tulisan. Perlu disadari bahwa setiap negara
“..hanya 6,1% warga negara Indonesia yang memiliki masalah niraksara. “ atau institusi memiliki definisi yang berbeda mengenai perihal ini. PBB melalui UNESCO menyatakan tingkat literasi negara dihitung hanya dari jumlah orang yang dapat membaca dan menulis. Berdasarkan dari definisi tersebut, Indonesia memiliki tingkat literasi sebesar 93,9% atau hanya 6,1% warga negara Indonesia yang memiliki masalah niraksara. Angka tersebut menempatkan kita pada peringkat 61 dari 186 negara. Pencapaian yang tidak terlalu buruk. Dua orang profesor dari Amerika, John Miller dan Michael McKenna, mendefinisikan literasi sebagai sesuatu yang berbeda. Dalam buku “World Literacy: How Countries Rank and Why It Matters,” mereka menghitung tingkat literasi tidak hanya dari jumlah manusia namun juga berdasarkan basic literacy
behavior suatu negara. Perpustakaan, koran, sistem edukasi, hingga ketersediaan komputer menjadi hal-hal yang dipertimbangkan. Sebuah riset dari Cental Connecticut State University yang menggunakan definisi ini, menempatkan Indonesia dalam peringkat 60 dari 61 negara. Hanya lebih baik dari Botswana, negara yang 70% daerahnya adalah gurun. Miris. Mengatakan bahwa niraksara atau illiteracy sebagai penyakit yang pantas disebut epidemik bukanlah suatu hiperbola tak berdasar. Di Amerika Serikat sendiri, 90% penerima bantuan kesejahteraan (welfare recipients) memiliki masalah ini. Sekitar 72% penerima food stamp, sebuah program bantuan pangan bagi rakyat miskin di AS, juga adalah pesakitan niraksara atau illiteracy. Terlihat jelas bagaimana masalah niraksara menjadi akar masalah-masalah kemanusiaan. Illiteracy menjadi suatu penyakit yang menggerogoti fondasi dasar kehidupan sosial umat manusia.
DECEMBER 2017 | 31
INDONESIA 2045
LITERATUR SPESIAL MILIK MILENIAL Cerita fiksi yang baik adalah cerita yang dekat dengan pembaca. Cerita yang begitu dekat hingga pembaca dapat dengan mudah membayangkan. Tatkala Pramoedya Ananta Toer mendekatkan pembaca melalui kehidupan sehari-hari jaman penjajahan dan Dan Brown menggunakan referensi dari sejarah kelam di masa lalu, Amalia Ulman punya cara yang lain lagi. Pada 2014 silam, Ulman yang lahir di Argentina mengunggah beberapa foto-foto selfie yang sangat biasa di Instagram. Foto-foto itu menceritakan tentang dirinya yang yang berkeinginan untuk menjadi model di Los Angeles. Mulai dari foto setengah telanjang, foto setelah operasi pembesaran payudara, hingga fotonya yang tengah kecanduan obat-obatan
32 | THINK BEYOND MECHANICAL
terlarang hingga akhirnya direhabilitasi pun diunggahnya. Ia seakan berubah bentuk dari seorang wanita muda, menjadi seorang wanita narsis yang rela menjual dirinya, hingga kemudian menjadi pecinta jus untuk hidup sehat. Cerita yang Ulman tawarkan terlihat bodoh dan rendahan memang. Namun hebatnya, selama lima bulan dia melakukan itu di akun Instagram miliknya, orang-orang menganggapnya serius. Ujaran kebencian pun dilayangkan kepadanya melalui kolom komentar. Kata-kata kasar tak berpendidikan dijatuhkan kepadanya ketika ia mengunggah foto-fotonya. Warganet percaya bahwa wanita itu benar-benar melakukan semua yang ia unggah dan benarbenar mencoba “menjual dirinya” demi menjadi model papan atas.
Kebencian terhadap dirinya baru berhenti setelah ia menggunggah foto bertuliskan “The End” dan mengumumkan kepada publik bahwa ia hanya tengah melakukan sebuah pertunjukan seni. Pertunjukan seni selama lima bulan yang dipercaya oleh ribuan orang sebagai sesuatu yang nyata. Amalia Ulman seolah memberikan tamparan keras bagi kita yang masih bergantung kepada kertas dan tinta. Bermodalkan gadget dan akun Instagram yang dapat dibuat secara gratis, Ulman mendapatkan respon yang luar biasa. Respon dari mereka yang milenial mungkin lebih banyak daripada respon tentang buku-buku Pramoedya, Dan Brown, ataupun Michael Vatikiotis. Buku-buku tebal yang secara langsung mengkritik tatanan kehidupan sosial. Bukubuku yang dapat mengubah dunia ke arah yang lebih baik.
“Tatkala Pramoedya Ananta Toer mendekatkan pembaca melalui kehidupan sehari-hari jaman penjajahan dan Dan Brown menggunakan referensi dari sejarah kelam di masa lalu, Amalia Ulman punya cara yang lain lagi.�
Lalu mengapa buku yang berlembar-lembar itu masih juga kita “Tuhankan� menjadi pertanyaan. Ketika mereka yang muda tidak mau membaca, respon keras bahkan kurang santun dilontarkan mereka yang lebih berpengalaman. Apakah 26 huruf yang ditambahkan titik dan koma kini sudah tidak relevan bagi calon pemimpin di masa yang akan datang? Ataukah karya Ulman yang itu hanyalah sebuah glitch dalam kehidupan literatur dunia? Siapa yang tahu? Seorang senior lecturer dari Singapore University of Technology and Design (SUTD), J. Casey Hammond, pernah berkata kepada penulis bahwa bagi ia sekalipun yang telah meraih gelar Ph.D bidang Social Science adalah sulit untuk menerka apapun yang akan datang sepuluh atau dua puluh tahun yang akan datang. Sehingga makin sulit untuk kita mengirangira tentang apa yang akan dibaca apalagi dilakukan oleh kita, yang pada 2045 nanti ketika perayaan 100 tahun kemerdekaan NKRI, duduk di kursi panas di Senayan.
DECEMBER 2017 | 33
INDONESIA 2045
34 | THINK BEYOND MECHANICAL
DECEMBER 2017 | 35
INDONESIA 2045
DI INDONESIA
36 | THINK BEYOND MECHANICAL
16 | THINK BEYOND MECHANICAL
DECEMBER 2017 | 37
BEYOND MECHANICAL
LABGROWN MEAT
Oleh Maulana Triananda
P
eradaban manusia akhir-akhir ini telah maju dengan sangat pesat di bidang teknologi, terutama teknologi-teknologi yang bertujuan sebagai substitusi teknologi lama yang mengutamakan nilai ramah lingkungan. Dari pemberdayaan energi gas alam, air, dan angin sebagai sumber pembangkit tenaga listrik terbarukan sampai ke teknologi kendaraan yang kala ini mulai diinvasi oleh kendaraan bertenaga listrik batu baterai. Industri pangan pun tidak kalah dalam berlomba untuk menyelamatkan bumi ini.
38 | THINK BEYOND MECHANICAL
Munculnya teknologi untuk menumbuhkan jaringan ataupun organ dari sebuah sel punca dalam dunia kedokteran bukanlah suatu hal yang baru. Namun tak diketahui masyarakat bahwa aplikasi dari sel punca ini telah menembus ke dalam dunia pangan. Sebuah proyek yang bermula di Belanda telah mencoba untuk merekayasa pembuatan daging dari sebuah sel punca yang diambil dari seekor sapi. Secara kasar, proses dari pembentukan daging ini mirip dengan teknologi lama yang kita kenal dengan nama kultur jaringan yang sering dilakukan kepada tumbuhan. Proyek yang dipimpin oleh seorang profesor dari Maastricht University bernama Mark Post telah mulai bergerak dari tahun 2008. Proyek ini merupakan proyek yang dimulai dan didanai oleh pemerintahan Belanda yang ingin melanjutkan riset mengenai daging in-vitro. Pada tahun 2010, pemerintah Belanda memutuskan untuk mencabut dana yang mereka berikan tetapi proyek ini masih hidup dengan adanya dana bantuan dari rekan swasta. Prof. Post akhirnya berhasil dalam membuat burger pertama di dunia yang terbuat dari daging kultur ini pada tahun 2013 dimana daging ini disajikan hanya kepada dua orang yaitu Josh Schonwald, seorang jurnalis Amerika yang tidak asing dengan dunia teknologi pangan, dan juga Hanni RĂźtzler, seorang ilmuwan nutrisi Austria. Kedua peserta mengatakan bahwa rasa dari daging kultur ini tidak jauh beda dari daging biasa, hanya saja terdapat kekurangan rasa lemak karena daging ini memang ditumbuhkan tanpa lemak. Proses untuk menumbuhkan daging kultur ini tidaklah rumit. Pertama, jaringan otot pada sapi diambil menggunakan metode biopsi. Lalu jaringan otot yang telah diekstrak dipotong untuk memisahkan sel-sel otot dari serat-serat otot yang ada. Sel otot yang biasa digunakan untuk memproduksi daging kultur ini adalah sel myoblast. Dari 1 sel myoblast ini, sebanyak 1 triliun sel otot dapat tumbuh. Sel-sel ini nantinya akan bergabung secara alami dan membentuk myotube yang tidak lebih panjang dari 0.3 mm. Myotubemyotube ini nantinya akan diletakkan di sebuah cawan petri dalam bentuk lingkaran dimana mereka akan bergabung menjadi cincin jaringan daging yang di pusatnya terdapat sebuah gel yang akan menjadi pembentuk dari jaringan tersebut. Jaringan-jaringan inilah yang nantinya akan digabungkan untuk membuat daging. Walaupun daging in-vitro belum dapat terlihat di supermarket terdekat saat ini namun teknologi untuk memproduksi daging ini secara massal sedang dalam proses riset. Sebuah perusahaan startup bernama Memphis Meats yang berpusat di Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengadakan daging kultur ini di supermarket secepatnya yaitu 2021/2022.
DECEMBER 2017 | 39
BEYOND MECHANICAL Kapan daging ini akan muncul di Indonesia merupakan hal yang tidak dapat dipastikan. Apabila memang benar pada tahun 2021/2022 produk ini sudah menyebar ke supermarket AS maka dapat dispekulasikan bahwa bahan pangan ini akan mulai diketahui oleh masyarakat Indonesia pada tahun 2024/2025, mungkin lebih cepat karena bantuan media sosial yang sedang marak pada zaman ini seperti Line, Facebook, Instagram, dan lain-lainnya. Namun untuk masuknya produk ini ke dalam negeri mungkin akan membutuhkan waktu yang lebih lama, sekitar 10 tahun setelah produk ini tersedia secara meluas di negara-negara adidaya. Tetapi tidak dapat kita pungkiri bahwa ada juga kesempatan untuk bahan pangan ini masuk ke negeri lebih cepat dari yang kita perkirakan, semua karena perusahaan-perusahaan startup yang marak pada zaman ini dan memiliki potensi besar untuk sukses dan menjadi salah satu sumber modernisasi masyarakat. Pasti terdapat rentan waktu dimana daging in-vitro ini dipermasalahkan oleh kaum-kaum skeptis, apakah produk ini etis atau tidak, halal atau tidak, sehat/berbahaya atau tidak yang biasa berjalan selama 3-5 tahun. Tetapi saya yakin pada tahun 2045, daging in-vitro ini dapat menjadi salah satu bahan pangan pokok yang akan dijualbelikan di supermarket terdekat. Kemajuan pesat ini tidak bebas dari halangan. Salah satu masalah yang dihadapi oleh kemajuan ini adalah dukungan publik. Tanpa publik yang secara aktif membeli produk ini maka kemajuan dari produk ini akan turun secara signifikan. Menurut Mark Post, seperti di pidatonya di TEDx Talks, masyarakat akan terhalangi oleh rasa jijik saat mengetahui bahwa daging ini dibuat oleh proses non-alami di sebuah laboratorium ataupun pabrik. Beliau juga berkata bahwa rasa takut atau jijik ini
40 | THINK BEYOND MECHANICAL
dapat turun dari pemikiran bahwa daging kultur ini dapat dikontrol oleh perusahaan-perusahaan besar sehingga dapat diubah secara lebih luas dibandingkan daging yang datang dari seekor sapi. The Guardian¸ sebuah koran di Inggris, melakukan survey kepada pembacanya yang berisikan mengenai peminatan warga akan mengonsumsi daging kultur ini. Survey ini menemukan bahwa 68% orang Inggris yang mengikuti survey menyatakan ingin atau tidak keberatan dalam mengonsumsi daging kultur ini. Sebuah lembaga survey professional, Flycatcher, juga mendapatkan hasil yang sama yakni 63% dari 15.000 penduduk merasa terbuka untuk mulai mengonsumsi daging kultur ini.
68% orang Inggris yang mengikuti survey menyatakan ingin atau tidak keberatan dalam mengonsumsi daging kultur ini Keuntungan dari daging kultur ini sangatlah bervariasi. Salah satu hal yang dapat memberikan hasil yang sangat drastis adalah dalam pembuatan daging kultur, tidak dibutuhkan sapi terlalu banyak sehingga terdapat potensi bahwa ladang peternakan dapat berkurang sehingga 99%. Emisi gas efek rumah kaca pun dapat berkurang sebanyak 96% kata studi yang dilakukan oleh Oxford University. Namun, dengan berkurangnya ladang peternakan, apakah lowongan kerja akan berkurang atau justru dengan dibukanya banyak tanah kosong baru maka kesempatan bisnis bertambah dan mengakomodasikan mantan pekerja peternakan dan lebih lagi? Pastinya transisi dari peternakan ke
laboratorium daging kultur akan memakan waktu yang lumayan besar, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Daging kultur dapat menjadi salah satu super-food yang dapat memperbaiki kesehatan manusia. Kita pasti sudah tidak asing dengan adanya penyakit yang tersebar via makanan, terutama daging. Salah satu contoh yang paling banyak diketahui adalah keberadaan bakteri salmonella di potongan daging ayam mentah. Apabila daging ayam tersebut ditumbuhkan secara in-vitro dimana segala faktor dapat dikontrol maka kita tidak harus takut akan keracunan makanan akibat bakteri dari makanan mentah. Probabilitas akan ditambahkannya mineral-mineral beserta gizi-gizi lainnya kepada daging kultur ini juga sangat pasti. Tetapi pada akhirnya, keberhasilan teknologi ini bergantung di tangan masyarakat. Apakah mereka akan menerimanya secara keseluruhan, kelompok kecil, atau mereka justru akan menolak keberadaan teknologi ini karena prosesnya yang tidak natural. Mungkin di Indonesia masalah yang terakhir merupakan masalah yang paling relevan. Pada akhirnya, lab-grown meat ini merupakan suatu inovasi yang kontroversial. Kontroversial karena banyak hal yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga pengonsumsian bahan pangan ini dapat berpotensi untuk membahayakan kesehatan manusia. Namun pada dasarnya lab-grown meat ini merupakan sebuah alternatif yang sangat menguntungkan dari segi kesehatan, ekonomi, ramah lingkungan, dan potensi pengembangan lahan ternak yang sudah tidak digunakan.
GARUDA DI DADAKU MALAYSIA DI PERUTKU Oleh Dhimas Andianto K.8
H
idup dengan dua mata uang berbeda. Mengabdi kepada satu negara, tetapi perutnya diisi negara tetangga. Itulah yang dialami oleh warga Kalimantan Utara khususnya yang tinggal di garis perbatasan Indonesia dan Malaysia.
BEYOND MECHANICAL
H
idup di Indonesia, sebagai Warga Negara Indonesia tetapi memilih ekonomi Malaysia. Lebih tepatnya bukan memilih, tetapi terpaksa untuk memilih. Harga kebutuhan pokok dari negara sendiri yang begitu mencekik mencekik membuat mereka mau tidak mau berpaling terhadap produk-produk negara tetangga. Subsidi BBM dan Gas dari pemerintah pun tidak mereka terima. Pada kehidupan sehari-hari pun, Ringgit Malaysia lebih sering digunakan daripada Rupiah. Sekalipun mereka adalah warga negara Indonesia yang tinggal di wilayah kedaulatan Indonesia, mereka merasa jauh dari Indonesia dan lebih dekat ke Malaysia. Dilansir dari TEMPO, perbedaan harga kebutuhan pokok yang harus dibeli oleh warga Desa Sumantipal, Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara cukup drastis dimana dengan berbelanja ke pasar lokal di kabupaten tetangga mereka bisa menghabiskan lebih dari Rp 2 juta per bulannya. Sedangkan, apabila mereka berbelanja ke Malaysia cukup hanya menghabiskan Rp 1-2 juta perbulannya.
Kepedulian Malaysia Menurut warga Desa Sumantipal, pihak pemerintah Malaysia justru lebih memperhatikan mereka daripada pemerintah Indonesia. Salah satu perhatian yang diberikan negara tetangga adalah kemudahan untuk mendapat Identity Card (IC) Malaysia. Dengan memiliki IC, mereka akan mendapat tunjangan sekitar Rp 1,5 juta perbulan untuk pendidikan anak, tunjangan kesehatan, layanan untuk manula, dan banyak lagi yang tidak mereka dapatkan dari pemerintah Indonesia. Pengurusan IC Malaysia ini pula tidak melalui birokrasi yang rumit. Bisa dikatakan lebih mudah bagi mereka mengurus IC Malaysia daripada kita yang dekat dengan pusat pemerintahan mengurus e-KTP. Selama ini diduga sudah banyak warga dari Desa Sumantipal yang memiliki IC Malaysia dan mendapat keuntungan dari negara tetangga. Berdasarkan rilis yang dikeluarkan oleh Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia pada 18 Juni 2010, sejak tahun 1997 sekitar 2.000 warga Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Bengkayang yang bertempat tinggal di daerah perbatasan Kalimantan Barat - Serawak memilih berpindah wilayah dan berganti status kewarganegaraan menjadi warga negara Malaysia. Warga yang berpindah wilayah dan berganti status kewarganegaraan di perbatasan itu terkait tuntutan perbaikan infrastruktur dan fasilitas umum. . Kedua hal tersebut adalah salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh warga perbatasan.
42 | THINK BEYOND MECHANICAL
Pembangunan dari pemerintah pusat yang selama ini hampir selalu berfokus pada daerah padat penduduk seperti Pulau Jawa dan Pulau Sumatera membuat daerah perbatasan seakan terlupakan. Infrastruktur disana terbengkalai, tidak ada perhatian khusus dari pemerintah pusat sampai-sampai untuk kebutuhan sehari-hari pun harus menumpang kepada negara tetangga. Tentunya ketergantungan tersebut tidak boleh terjadi terus menerus karena bagaimana pun masyarakat perbatasan adalah Warga Negara Indonesia yang haknya sebagai warga negara harus diberikan oleh pemerintah Indonesia, bukan negara tetangga. Jika terus dibiarkan bisa saja kita akan kehilangan warga perbatasan yang memilih menjadi warga negara tetangga dan bukan tidak mungkin akan terjadi perebutan wilayah kedaulatan nantinya.
Tanggapan Jokowi Setelah bertahun-tahun dari generasi ke generasi warga perbatasan meminta perhatian lebih dari pemerintah akhirnya permintaan mereka mulai diwujudkan satu persatu oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo. Saat ini pembangunan infrastruktur di wilayah perbatasan sedang dipacu mulai dari renovasi Pos Perlintasan Perbatasan seperti contohnya Pos Perlintasan Perbatasan Entikong hingga pelebaran serta pengaspalan jalan akses perbatasan. Selain itu pemerintah melalui Kementrian Kesehatan juga sedang menambah jumlah puskesmas di
ENTIKONG Before
ENTIKONG After perbatasan untuk memberikan layanan kesehatan yang optimal dari dalam negeri tanpa harus menyeberang ke negara tetangga. Peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga tidak kalah penting sebagai perisai terdepan penjaga garis perbatasan NKRI baik itu peran dalam tugas mereka maupun pengabdian kepada masyarakat. TNI di daerah perbatasan juga memiliki fungsi tersendiri untuk mengayomi warga perbatasan mulai dari menjadi pengajar, sampai mengadakan berbagai acara kegiatan hiburan. Wilayah perbatasan adalah daerah yang rawan. Menjaga daerah perbatasan bukan hanya sekedar menjaga kedaulatan NKRI dengan cara militer. Tetapi salah satu hal terpenting adalah menjaga agar masyarakat perbatasan merasa diperhatikan. Perhatian dari pemerintah sekecil apapun sangatlah berarti bagi mereka. Sekalipun beberapa dari mereka memiliki identitas ganda sebagai warga negara tetangga, tetapi mereka masih cinta Indonesia. Ibaratnya adalah perut mereka diisi Malaysia, tetapi Garuda tetap di dada. Selanjutnya yang harus diwujudkan adalah warga perbatasan dengan Garuda di seluruh tubuhnya.
MOTA AIN Before
MOTA AIN After
DECEMBER 2017 | 43
BEYOND MECHANICAL
44 | THINK BEYOND MECHANICAL
Torium banyak ditemukan pada batuan dan tanah karena torium sulit terlarut (insolutable). Torium yang terdapat secara natural pada alam mempunyai bentuk isotopic Th-232, yang terurai lebih lama daripada Bumi itu sendiri. Namun torium sendiri lebih banyak ditemukan pada mineral fosfat, yaitu monazite, yang mengandung 12% torium fosfat, namun ratarata kandungannya sebesar 6-7%. Menurut publikasi “Uranium 2014: Resources, Production and Demand� oleh IAEA-NEA, (dengan asumsi bahwa monazite x kadar Th) sumber daya torium terbanyak dilaporkan berada di India, dengan perkiraan total sebesar 846.000 ton. Monazite sendiri diekstrak di India, Brazil, Vietnam, dan Malaysia dengan jumlah ekstraksi kurang dari 10,000 ton setiap tahunnya. Namun, produksi torium untuk skala ekonomi global belum dapat dilakukan.
Kelebihan Sebagai siklus bahan bakar nuklir, torium dapat dipasangkan dengan uranium (ThU), plutonium yang diprosess (Pu-239) dan uranium yang diperkaya (U-235). Siklus bahan bakar inilah yang menyebabkan siklus torium dapat menggunakan sistem thermal breeding reactor. Selain itu, Th-U juga tidak mengkatalis radiasi U-238 yang dapat menyebabkan atom transuranik, sehingga limbah nuklirnya lebih aman untuk diolah.
Kekurangan Pengembangan Torium di Beberapa Negara Riset dan pengembangan reaktor nuklir berbasis torium sedang dikerjakan oleh berbagai negara di dunia, seperti Amerika Serikat, Britania Raya, Jerman, Brazil, India, Cina, Prancis, Republik Ceko, Jepang, Rusia, Kanada, Israel, dan Belanda. Reaktor CANDU (Canada Deuterium Uranium) mampu ditenagai dengan torium, dan Thorium Power Canada telah merencanakan proyek untuk pembangkit energi berbasis torium untuk Cile dan Indonesia. Pada proposalnya, pembangkit berdaya 10 MW yang didemonstrasikan di Cile dapat mensuplai tenaga untuk sistem desalinasi berkapasitas 20 juta liter/hari. Thorium Power Canada juga mencanangkan proposal pengembangan pembangkit daya nuklir berbasis torium berdaya 25 MW di Indonesia.
Penggunaan torium sebagai bahan bakar nuklir masih belum memungkinkan. Pertama, bahan bakar torium lebih sulit untuk dibuat. Selain itu, torium yang teriradiasi lebih berbahaya karena sifatnya jauh lebih radioaktif daripada uranium. Kemudian, pada reactor cepat torium tidak berfungsi dengan baik. Terakhir, industri nuklir belum bereksperimen banyak dengan torium, selain karena faktor biaya yang tinggi, resiko yang terjadi jika ujicoba gagal pun belum dapat diperkirakan dengan pasti.
DECEMBER 2017 | 45
BEYOND MECHANICAL
BITCOINS Oleh Naufal Winardi K.20
S
istem pembayaran telah berkembang begitu pesat. Mulai dari barter hingga sekarang kita kenal dengan menggunakan uang kartal dan giral seperti uang kertas dan kartu kredit. Hingga kemudian pada tahun 2009 muncul keberadaan sistem pembayaran baru bernama bitcoin. Lalu sebenarnya darimanakah asal dan tujuan mata bitcoin ini, serta apa tujuan dan kegunaan sistem pembayaran baru ini?
Nakamoto Satohshi Pada bulan Januari 2009, Nakamoto Satoshi meluncurkan 31.000 baris kode pemograman dan mengumumkan mata uang buatannya. Bitcoin tidak berbentuk koin, uang kertas, perak, apalagi emas. Mata uang ini tidak terlihat secara riil. Mata uang ini hanya berbentuk digital. Tetapi siapa sangka kemunculaan mata uang ini hanya popular dikalangan kriptografer, orang-orang yang berkecimpung dalam penelitian penyandian. inilah yang kemudian membangun fondasi pembuatan mata uang digital itu. Pada masanya yang masih samar samar, Nakamoto Satoshi sangat aktif dalam forum kriptografi. Tetapi lambat laun mata uang yang dibuat oleh Nakamoto Satoshi ini semakin menyebar ke penjuru dunia dan semakin dilirik untuk digunakan transaksi digital karena nilainya yang semakin meningkat. Pertama kali dilucurkan harga satu bitcoin hanya kurang dari satu Dollar AS. Namun, pada akhir tahun 2013, satu bitcoin memiliki nilai setara 710 Dollar AS.
46 | THINK BEYOND MECHANICAL
Hal yang lebih aneh lagi, takala pamor bitcoin mulai mencapai puncaknya, Nakamoto Satoshi malah memilih meninggalakan penelitiannya. Dalam forum kriptografi ia tidak pernah terlihat lagi dan pada tahun 2011, Nakamoto malah menghilang secara misterius dan tidak terlacak. Hingga detik ini tidak ada yang pernah mengetahui pasti identitas dari orang tersebut. Ada yang pernah menyebutkan bahwa pencipta bitcoin ini yang bernama Nakmoto Satoshi adalah kependekan dari perusahaan perusahaan Samsung, Toshiba, Nakamichi, dan Motorola serta ada juga yang menyebutkan nama Nakamoto Satoshi ini bukan seorang diri. Tapi apapun spekulasinya, Nakamoto Satoshi belum lagi ditemukan di belahan dunia manapun.
Masa Depan Bitcoin Masa depan bitcoin ini mungkin bisa dikatakan berada diujung tanduk jika memang ingin masuk menjadi bagian sistem kuangan utama. Mata uang digital digital ini haruslah memenuhi kriteria yang sangat beragam. Hal ini sangat memerlukan strategi matematis kompleks namun juga mudah bagi konsumen untuk memahaminya. Selain itu, bitcoin juga haris terdesentralisasi tetapi tanpa melupakan perlindungan konsumen dengan menjaga anonimitas pengguna demi menghindari penggelapan pajak, pencucian uang dan aktivitas jahat lainnya. Hal-hal tersebut adalah kriteria yang tangguh yang harus terpenuhi sebuah mata uang pembayaran. Keberhasilan bitcoin (atau ketidakmampuannya) dalam menghadapi tantangan yang dihadapi akan menentukan nasib mata uang lainnya di tahun-tahun mendatang. Meskipun dengan segala hal yang belum mampu dimiliki oleh bitcoin, pamor mata uang digital ini terus menanjak bagi mereka yang “berhati putih” maupun “hitam.” Pada abad ke 21 ini begitu maraknya pengunaan bitcoin untuk berinvestasi. Investasi terhadap bitcoin juga tidak berbeda jauh dari
investasi pada umumnya dimana membeli disaat harga turun, dan menjualnya tatkala harga naik. Tetapi faktanya, harga bitcoin dalam satu jam bisa bertambah atau berkurang hingga 10%. Sehingga dapat dikatakan investasi bitcoin ini termasuk investasi yang sangat nekat karena aksi jual beli ini tidak dijamin oleh suatu instituisi
antara lain karena bitcoin yang tidak memiliki payung hukum dan institusi penanggungjawab yang jelas. Dengan pelbagai kekurangan yang ia miliki, bitcoin tetap menjadi mata uang primadona bagi banyak orang di bumi manusia ini. Payung hukum yang tidak jelas, bentuknya yang tidak riil, hingga penciptanya yang misterius menjadi beberapa permasalahan mendasar tentang mata uang paling modern ini. Namun bagaimanapun pemerintah dan ahli keuangan dunia harus dengan segera menangani persoalan bitcoin ini. Karena tidak dapat diragukan lagi bagaimana besarnya peluang penipuan melalui mata uang bitcoin.
“ harga bitcoin dalam satu jam bisa bertambah atau berkurang hingga 10%.” tertentu. Tidak ada yang bisa menjamin bahwa nilai bitcoin ini dapat sewaktu-waktu terjun bebas menjadi nol atau menjadi tidak berharga sama sekali. Selain investasi, mata uang ini juga terkenal bagi mereka yang gemar memasuki deep web. Deep web adalah sebuah bagian dari internet yang berisikan transaksi hal-hal illegal. Hal-hal ilegal yang kerap ditemukan di deep web adalah barang-barang haram seperti narkoba, pornografi yang melibatkan anak di bawah umur, senjata api, hingga penyewaan pembunuh bayaran. Bitcoin kemudian dipilih sebagai mata uang dalam transaksi di deep web
DECEMBER 2017 | 47
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah�
- Pramoedya Ananta Toer -