Fakta yang berkembang dalam masyarakat menunjukkan bahwa ketika arah kiblat di sebuah masjid atau mushalla melenceng sehingga perlu dikalibrasi kembali atau hanya mengubah garis shaf, maka masyarakat yang kurang memahami konsepsi arah kiblat berasumsi bahwa "Indonesia berada di sebelah timur ka'bah/Mekkah, tentunya kiblat umat Islam di Indonesia sepanjang masih mengarah ke arah barat masih bisa ditolerir". Padahal dalam fiqh Syafi'iyah dijelaskan wajib menghadap ainul ka'bah dengan yakin jika dekat dan dengan zhan jika jauh.
Buku ini untuk menjelaskan tentang arah kiblat dalam ranah fiqh dan falak semoga tidak ada anggapan istilah "kiblat fiqh dan kiblat falak" karena antara fiqh dan falak tidak bertentangan satu sama lain, bahkan pada kenyataannya fiqh mendorong lahirnya ilmu falak sementara ilmu falak mensosialisasikan konsep fiqh di lapangan.