Majalah Santunan #05

Page 1

PNS Kemenag Bukan Wujuduhu ka ’Adamihi Majalah

Edisi 05, Juni 2012 M/Rajab-Syakban 1433 H

ER KALENKADN 2012 I PENDID YAH

IMSAAKDI HAN RAM433 H 1

Rp. 9.500,-

ISSN 0216-0790

Pendidikan Agama Masih Favorit


IKLAN SERAMBI


ISI

Majalah

Edisi 05, Juni 2012 M/Rajab-Syakban 1433 H

06-11 UTAMA

Mengapa Memilih Madrasah? 12-13 KHUSUS

Apresiasi untuk ISO dan Rekor MURI

42

OPINI

47

KONSULTASI KELUARGA Nafkah

48

ISLAMIKA

50

BUDAYA Siti Saniah

51

BAHASA

54

DAYAH Darul Falah, Kiblat Falakiyah

56

SAINS Game Meuruno Beuet Versi Demo, Diperkenalkan

58

STYLE 10 Tips untuk Lebih Bahagia

14-29 PERISTIWA

Perlu Madrasah Favorit di Tiap Daerah

Zulkifli Arif: Mari Kuliah Lagi Sudah 422 Guru Bersertifikasi

32-40 KANWIL

Seleksi Calon Petugas Haji 2012

MTQ ke 24, Aceh Rangking 11 Aceh Butuh Qanun Kerukunan


SURAT

Suasana depan Kanwil Kemenag Aceh saat Pelantikan Walikota dan Wakil Walikota Banda Aceh, Rabu (4/7).

Terbuka untuk Penulis Luar Assalamu’alaikum wr wb. Kami pembaca setia Majalah Santunan, di Pijay. Ada beberapa rubrik yang kami lihat sudah baik, tapi hanya diasuh oleh penulis yang sama, untuk beberapa nomor. Memang ada juga yang diasuh oleh penulis yang berlainan, untuk beberapa nomor

lainnya. Mungkin redaksi memiliki pertimbangan tersendiri memilih atau mengganti penulis tetap. Saran kami, mungkin banyak penulis atau responden dari luar yang sama minat dan kapasitasnya, untuk menulis di rubrik yang selama ini diisi oleh penulis tetap, maka tolong diajak juga untuk mengisinya, agar lebih

bervariasi lagi, syukur-syukur lebih baik lagi, misalnya untuk untuk rubrik budaya, tafsir, hadits, fiqh, madrasah, dayah, komputer, sosok, kependidikan, bahasa Arab, dan bahasa Inggris. Terima kasih Ust. Abdurrahman, S.A Kankemenag Pidie Jaya

BIRO DAERAH MAJALAH SANTUNAN:

Kota Banda Aceh Yusri, Said Mahfud, Aceh Barat Narjun Ikhsan, Merahwan, Simeulu Drs. H. Yusman, Iskandar, Aceh Barat Daya Zubaili, Fajrina, Nagan Raya Muhammad Juned, Taufiq, Aceh Tengah M. Ramli, SH, Hasanah, Gayo Lues Ibrahim, S.Ag, Munirullah, S.Sos.I, Pidie Drs. Ilyas Muhammad, Syuib, S.Ag, Kota Lhokseumawe T. Helmi, S.Sos, Umar Dani, Aceh Besar Nasrullah, Amirullah, Kota Sabang H. Khairuddin, S.Ag, Eriadi, ST, Aceh Jaya Taisir, S.TH, Rahmat, Aceh Selatan Drs. Bukhari Harun, Ainul Marziah, Aceh Tenggara Syaiful, S.HI, Razali, Aceh Timur Jakfar, S.Sos.I, Hermansyah, Aceh Tamiang Muhammad Sofyan, Jumini, Kota Langsa M. Dahlan Ary, Apmilina Sari, Aceh Utara Drs. Kasmidi, A. Hadi, Aceh Singkil Ghazali, S.Ag, Widiastuti, Bener Meriah Drs. H. Hamdani, Ambiya Yusri, Bireuen Ismuar, S.Ag, Mursyidah Kota Subulussalam Taufiqurrahman,S.Sos.I, Sunarto,SE.

Redaksi hanya memuat surat, email, atau sms yang menyertakan identitas yang jelas, dan disampaikan dalam bahasa yang sopan. Demikian untuk dimaklumi.

04

Santunan Juni 2012


SALAM

Mengecewakan, Kafilah Aceh pada MTQN ke 24  Juniazi Miris dan mengecewakan, itulah respon yang dapat kita berikan terhadap hasil yang diperoleh kafilah Aceh pada Musabaqah Tilawatil Quran Tingkat Nasional ke 24 di Ambon baru-baru ini. Kafilah Aceh hanya mampu membawa pulang empat piala dengan prestasi tertinggi satu Juara II cabang Qiraat Sab’ah yang diperoleh M. Iqbal Hasan. Mengecewakan, karena Aceh yang sejak awal punya target juara umum, malah masuk sepuluh besar pun tidak. Kita menilai ada yang keliru dalam proses persiapan dan pembinaan peserta MTQ Aceh setiap tahun. Hasil yang diperoleh Aceh dalam setiap MTQ Nasional beberapa waktu terakhir belum membuahkan hasil yang optimal. MTQN 23 lalu di Bengkulu saja misalnya, Aceh cuma mendapatkan gelar juara di cabang hafizh 1 juz. Mestinya kegagalan itu tidak perlu terjadi, mengingat saat ini Aceh sudah mempunyai Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran, sebuah lembaga perangkat daerah setingkat UPTD di bawah Dinas Syariat Islam Aceh yang mengurus tetek bengek soal pembinaan dan pengembangan tilawatil Quran di daerah ini. Ditambah lagi, kucuran APBA untuk MTQ dan pengembangan tilawatil Quran ini pun tidak kurang. Artinya, dari sisi infra dan supra, sudah memadai. Lantas, di mana dan apanya yang keliru? Kegagalan kafilah Aceh pada even MTQN, tidak hanya kegagalan pem­ binaan tilawatil Quran di daerah ini. Namun, lebih dari itu kenyataan ini memberi arti bahwa pendidikan Alquran di Aceh belum berjalan dengan baik. Upaya yang dilakukan masyarakat dan pemerintah saat ini belum berhasil. Kita menilai, sudah saatnya dilakukan reorientasi visi dan misi MTQ serta pengembangan tilawatil Quran secara keseluruhan di Provinsi bersyariat ini, dari mengejar target juara ke pengembangan pendidikan Alquran secara simultan dan berkelanjutan, sehingga kualitas

pendidikan Alquran pada masyarakat dapat ditingkatkan. Kita meyakini, keberhasilan pendi­ dikan Alquran, apalagi kalau kemajuan yang dicapai setiap daerah berimbang, pada gilirannya akan meningkatkan kualitas MTQ, karena dalam prosesnya akan terjadi kompetisi yang ketat oleh setiap peserta. Pada dasarnya, pelaksanaan MTQ merupakan sebuah wahana dalam rangka memacu pengembangan, keterampilan tilawah, hafalan serta pemahaman isi kandungan Alquran. Upaya yang dila­ kukan tidak berhenti sampai di sini. Kegiatan yang bersifat kolosal dan sarat dengan syiar Islam ini akan menjadi sia-sia dan percuma saja apabila tidak meninggalkan bekas dan pengaruh di tengah masyarakat. Untuk itu diperlukan perhatian, keterlibatan dan tanggung jawab seluruh komponen umat dan jajaran pemerintah, agar kualitas dan pengembangan TQ berjalan dengan baik serta memberikan implikasi positif bagi masyarakat dan daerah ini. Kita berharap di tangan pemimpin baru Aceh, dr. H. Zaini Abdullah dan Tgk. Muzakir Manaf, pengembangan

pendidikan Alquran secara simultan dan berkelanjutan di tengah masyarakat dapat terwujud. Insya Allah, ghirah dan budaya baca Alquran kembali menjadi sesuatu yang penting dalam masyarakat Aceh. Dengan demikian, budaya baca Alquran ini memberi nilai positis dalam masyarakat Aceh, dan sudah pasti kekecewaan kita masyarakat Aceh terhadap hasil MTQ tingkat nasional tidak terus berlanjut. Dan target menjadi juara umum MTQN, bukan lagi sebuah sesumbar ketua kontingen kepada publik. Namun, sesumbar itu dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan kepada ma­ syarakat Aceh. Kita yakin, masyarakat Aceh sudah lama merindukan Aceh menjadi juara umum MTQN seperti yang pernah kita peroleh pada MTQN di Aceh tahun 1981. Nah,…. Dalam kesempatan ini izinkan manajemen Majalah Santunan meng­ ucapkan “Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan Tahun 1433H/2012M”, semoga ibadah Ramadhan tahun ini ada peningkatan kualitasnya dan memberi nilai positif tidak hanya bagi setiap pribadi kita, juga kepada keluarga, pemimpin, masyarakat, dan bangsa ini.[]

Majalah Santunan Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh. Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Dewan Pengarah: Kepala Bagian Tata Usaha dan para Kepala Bidang. Penanggungjawab: Kepala Subbagian Hukmas dan KUB. Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Juniazi. Sekretaris Redaksi: Khairuddin Aba. Redaktur Pelaksana: Muhammad Yakub Yahya. Redaktur: Mulyadi Nurdin; Muzakkir; Abdullah AR; Alfirdaus Putra; Zarkasyi Yusuf; Taharuddin; Suri Arniansyah; Mardin M. Nur. Pemimpin Usaha: Munawar. Wakil Pemimpin Usaha: Saifuddin. Keuangan: Darwin. Sirkulasi/Marketing: Amwar Citra Hutabarat. Staf Sekretariat: Fadhlan Mursal; Saiful Mahdi; Hartati; Nurbaiti. Layout: Jabbar Sabil; Khairul Umami. Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh. Website: http://aceh. kemenag.go.id. Email redaksi: redaksisantunan@gmail.com. Email Usaha: usahasantunan@gmail.com. Telp. Redaksi: 085362367700. Telp. Usaha: 085277759339. Rekening: Bank Rakyat Indonesia No. 00000037-01-002219-30-7 a.n. Majalah Santunan; Bank Syariah Mandiri No. 7070777775 a.n. Majalah Santunan. Santunan

April Juni 2012

05


06

Santunan, Juni 2012

UTAMA

Mengapa Memilih Madrasah


Persaingan wali murid dan calon anak didik memasuki sekolah (TK, SD, SMP, dan SMA), pada dasawarsa yang silam, cukup ketat. Namun sekarang, kualitas (bobot) tamatan sekolah umum, mulai dibandingkan oleh orang tua, dengan mutu (muatan) pada alumni madrasah (MI, MTs, dan MA). Artinya, ada perbedaan yang kadangkala tipis sekali atau sangat lebar, yang memang sulit dijadikan deretan angka-angka yang baku, antara tamatan kedua lembaga itu, dalam kesehariannya, baik di bangku belajar maupun di luar sekolah. ‘Kesenjangan’ cara bergaul oleh dua alumni itu, seakan terbaca tajam, apalagi sebelum adanya singkronisasi kebijakan dan kurikulum, antara madrasah dan sekolah, seperti era otonomi di Aceh. Memang, untuk menyimpulkan, bahwa anak didik di madrasah lebih santun daripada di sekolah umum, butuh riset. Namun dari nilai UAN beberapa tahun terakhir, yang diraih anak dari madrasah, relatif mengungguli anak didik di sekolah umum, dalam mata pelajaran tertentu, di wilayah tertentu, pada jenjang pendidikan tertentu, bisa menjadi tolok ukur juga, bahw memang sekarang, mutu madrasah sedang ‘naik daun’. Jadi, ini jadi pilihan masyarakat dalam memilih lembaga, baik untuk usia RA (Raudhatul Athfal) sampai MA (Madrasah Aliyah). Juga guru yang mengajar di MI, MTs, dan MA, dinilai relatif lebih sopan daripada guru yang mengajar di sekolah umum, ini juga memang perlu penelitian. Mungkin MDC (Madrasah Development Centre) Aceh, bisa meriset konklusi atau kesimpulan semacam ini. Juga keunggulan perolehan nilai anak madrasah, apakah memang realitas demikian atau ada sebab lain. Namun, realitas hari ini, memang masyarakat ada memandang lebih terhadap tenaga pendidik dan lembaga pendidikan agama. Jadi, sekarang mengantar anak ke sekolah umum oleh sebagian wali murid, mulai dipikir ulang, jika di sampingnya ada madrasah. Jika mau memilih, sebagian akan memilih madrasah, meski antrian panjang dan seleksi yang beragam. Persaingan di madrasah kian terasa pada musim penerimaan murid baru.

Kementerian Aga Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, saat mengukuhkan MDC Aceh, sekaligus mengawali pembukaan Raker lembaga itu (18/6). “Menariknya, di Kecamatan Kuala, Kabupaten Bireuen misalnya, sebagian besar warga memasukkan anaknya ke MTsS, padahal tsanawiyah swasta itu masih menumpang di MI. Sedangkan di daerah yang sama, yang berdekatan dengan MTs itu, ada SMP negeri yang lumayan komplit fasilitasnya, tapi sedikit peminatnya. Ada apa ini?” banding dan tanya Kakanwil, yang baru selasai menggelar silaturrahmi dan pembinaan bagi jajaran Kemenag di Kabupaten Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, dan Bireuen, di sela-sela pengukuhan DR.

Jailani AR, M.Pd dan jajarannya, sebagai Pengurus MDC 2012-2016. Untuk membantu pengembangan mad­ rasah di Aceh, dalam menghadapi problematka pendidikan, misalnya persoalan anak didik, guru, manajemen dan kualitas madrasah, serta kecenderungan masyarakat yang lebih ramai memasukkan anaknya ke madrasah dewasa ini, keberadaan pusat yang mampu mengkritisi, mendampingi, memboboti, dan membahani dinamika lembaga pendidikan, dirasa penting --katakalanlah think thank dari sebuah lembaga, sebagaiman harapan Drs. Taharuddin, M.Pd, Kasi Kurikulum Kanwil Kemenag-- menanggapi peran MDC. Diminta pada MDC, bisa menelurkan beberapa program yang kecil dan sederhana,

Think thank madrasah Seleksi di SD kompetitif, di MI juga tidak kalah ketatnya. Calon siswa dan walinya pun, mencari kiat biar bisa lulus sang buah hatinya. “Lebih kurang, 20 anak yang tidak lulus di sebuah MIN di Banda Aceh, musim seleksi masuk 2012, sempat mengadu ke Kanwil, bagaimana cara mereka belajar di madrasah itu. Jadilah persaingan di madrasah ini semakin manarik, sebab beberapa dekade lalu, hal semacam ini diperlihatkan hanya ada di sekolah,” singgung Kepala Kanwil Santunan

Juni 2012

07


tapi mampu kita laksanakan, dalam me­ respon kecendrungan wali murid yang lebih memilih madrasah, daripada sekolah umum saat ini. Teladan Telah terjadi pergeseran sudut pandang atau persepsi sebagian kita terhadap kuri­ kulum pendidikan di sekolah agama, sehingga walimurid telah lama melirik mad­ rasah. Tidak hanya pada madrasah, adanya peningkatan persepsi masyarakat kita, juga terhadap kinerja dan output dayah atau pesantren. Sisi kenyamanan anaknya di dayah terpadu, serta harapan masyarakat pada keluhuran budi alumninya kelak, juga pertimbangan tersendiri, dari wali murid yang ramai-ramai mendaftarkan putra dan putrinya pada boarding atau dayah terpadu yang diasramakan. Meskipun lokasi lembaga pendidikan salafi atau modern itu, berjauhan puluhan kilometer dari pusat kota. Sisi moralitas anak didik yang bisa diharapkan lebih baik, seusai menempuh tiga atau enam tahun di madrasah dan dayah, menjadi barometer lain bagi masya­rakat se­ karang, di tengah kegalauan akan kehidupan nakal para remaja kita, di tengah derasnya paham sekuler dan aliran sesat lainnya Menumbuhkan kebiasaan anak dalam beribadah merupakan salah satu benteng dalam menyelamatkan moral mereka dari prilaku buruk pengaruh produk pornografi yang terus mengintai generasi muda. Dalam beberapa tahun terakhir berbagai produk pornografi terus bermunculan seperti cen­­dawan di musim hujan, namun ironis sebagian masyarakat menyambutnya dengan tangan terbuka. Kenyataan itu merupakan suatu fenomena yang menggelisahkan. Merebak­ nya produk buruk tersebut sebagai cer­ minan kondisi sebuah masyarakat yang sedang ‘sakit sosial’ dan jika budaya itu terus berkembang akan menjadi kanker ganas untuk membusukkan semua potensi serta melumatkan harmoni pergaulan sosial. Pornografi sama dengan narkoba, karena keduanya disebarkan masyarakat untuk memuaskan kebutuhan sesaat manusia dalam memperoleh kesenangan melalui jalan keliru, sehingga anak-anak usia dini harus dibiasakan disiplin dalam melaksanakan ibadah. Pornografi dan narkoba, pintu yang membuka pintu beribu-ribu keburukan, baik pergaulan bebas, kekerasan, maupun penyakit menular. Untuk membentengi anak dari pengaruh buruk tersebut, mereka perlu dididik sedini mungkin dalam hal disiplin mematuhi ajaran Islam. Oleh karenanya pendidikan agama bagi remaja perlu diberikan seoptimal mungkin. Secara konkret pendidikan

08

Santunan Juni 2012


agama harus lebih kuat dengan mengajarkan Alquran dan mempraktikkan ibadah lainnya. Masyarakat, baik individual maupun kolektif, perlu memberikan keteladanan kepada generasi muda dalam semua aspek kehidupan. Masih adakah profil masyarakat kita berfungsi sebagai wahana pendidikan generasi penerus manakala setiap harinya mempertontonkan ketidakjujuran? Dalam kondisi seperti itu, sangat dibutuhkan peran keluarga, madrasah/sekolah dan masyarakat sangat menentukan dalam upaya menggiring generasi muda kita agar terbebas dari pengaruh narkoba dan pornografi. Kecenderungan wali murid memasukkan anaknya ke madrasah, dayah atau pesantren, antara lain karena faktor keteladanan yang diperlihatkan guru di madrasah. Setuju atau tidak, di era materialisme seperti har ini, ramai guru yang masih mengedepankan ikhlas—sebagaimana gambaran Prof. DR. Warul Walidin Ak, MA, Ketua MPD (Majelis Pendidikan Daerah) dan Abrar Zym, S.Ag, Kabid Pekapontren Kanwil Kemenag Aceh— dalam mengajar dan mendidik, yang juga motto Kemenag. Favorit Menyahuti tuntutan madrasah, setiap daerah juga perlu madrasah favorit. Selain lebih dekat dan murah, dengan adanya madrasah favorit juga akan meningkatkan gengsi daerah, karena itu semua pihak harus bekerja sama untuk mewujudkan hal ini. Animo masyarakat yang cenderung memeilih pendidikan agama akhir-akhir ini. Masyarakat sudah sadar bahwa agama adalah bekal hidup di dunia dan akhirat, karenanya wajar saja bila madrasah dan pondok pesantren saat ini menjadi pilihan utama bagi pendidikan anak-anak, untuk itu, sebagaimana harapan Kanwil Kemenag Aceh, kita perlu terus berbenah supaya kepercayaan masyarakat yang begitu besar tidak menjadi bumerang bagi Kemenag. Segenap jajaran Kemenag harus be­ker­jasama menanggulangi animo masya­rakat tersebut, baik dari segi kecukupan ruang dan sarana belajar, serta kualitas tenaga pendidik juga harus semakin baik dari waktu ke waktu. Bagi madrasah dan lembaga pendidikan ke­agamaan, situasi seperti ini tidak ada pi­lihan lain, selain terus meningkatkan kualitas pendidikan dan peserta didiknya. Jika tidak, bukan tidak mungkin kondisi hari ini akan berbalik, madrasah dan lembaga pendidikan keagamaan lama-lama akan ditinggalkan. Nah, jika hari ini madrasah tidak segera berbenah dan menata diri, termasuk tidak berusaha melahirkan lulusan bermutu dan berkualitas, maka konsekuensinya, mad­rasah akan ditinggalkan oleh masyarakat, pihak yang sejak tempo dulu secara suka rela menjadi ‘penjaga’ utama madrasah, se­ perti diisyaratkan Kaknwil Kemanag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, dan Kasubbag Hukmas dan KUB, Juniazi, M.Pd. Kita meyakini, pamor mad­ rasah dan lembaga pendidikan keagamaan lainnya dapat mengangkat citra positif Kementerian Agama. [muhammad yakub yahya]

Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh

Madrasah Favorit dan Animo Masyarakat

Perlu penelitian memang, untuk menyimpulkan, bahwa anak didik di madrasah lebih santun daripada di sekolah umum. Namun dari nilai UAN beberapa taahun terakhir, yang diraih anak dari madrasah, relatif mengungguli anak didik di sekolah umum, dalam mata pelajaran tertentu, di wilayah tertentu, pada jenjang pendidikan tertentu, bisa menjadi tolok ukur juga, bahwa memang sekarang, mutu madrasah sedang ‘naik daun’. Jadi, ini jadi pilihan masyarakat dalam memilih lembaga, baik untuk usia RA (Raudhatul Athfal) sampai MA (Madrasah Aliyah). Juga guru yang mengajar di MI, MTs, dan MA dinilai relatif lebih sopan daripada guru yang mengajar di sekolah umum, ini juga memang perlu penelitian. Mungkin MDC (Madrasah Development Centre) Aceh, bisa meriset konklusi atau kesimpulan semacam ini. Juga keunggulan perolehan nilai anak madrasah, apakah memang realitas demikian atau ada sebab lain. Namun, realitas kini, memang masyarakat ada memandang lebih

terhadap tenaga pendidik dan lembaga pendidikan agama. Setiap daerah juga perlu madrasah favorit. Selain lebih dekat dan murah, dengan adanya madrasah favorit juga akan meningkatkan gengsi daerah. Maka, semua pihak harus bekerja sama untuk mewujudkan hal ini. Animo masyarakat yang cenderung memeilih pendidikan agama akhirakhir ini, perlu disahuti. Segenap jajaran Kemenag harus bekerjasama menanggulangi animo masyarakat tersebut, baik dari segi kecukupan ruang dan sarana belajar, serta kualitas tenaga pendidik juga harus semakin baik dari dekade ke dekade. Orang tua dan calon orang tua sudah sadar bahwa agama adalah bekal hidup di dunia dan akhirat, karenanya wajar saja bila madrasah dan pondok pesantren saat ini menjadi pilihan utama bagi pendidikan anak-anak, untuk itu kita perlu terus berbenah, supaya kepercayaan masyarakat yang begitu besar tidak menjadi bumerang bagi kita. [yakub] Santunan

Juni 2012

09


H. Abrar Zym, S.Ag Kabid Pekapontren Kanwil Kementerian Agama Aceh

Teladan Guru dan Murid Kecenderungan wali murid memasukkan anaknya ke madrasah, dayah atau pesantren, antara lain, karena faktor keteladanan yang diperlihatkan guru di madrasah. Setuju atau tidak, ramai guru yang masih mengedepankan “ikhlas” dalam mengajar dan mendidik, yang juga itu motto Kemenag. Secara berkelakar orang menanyakan, “Kenapa ‘Ikhalas Beramal’ sekarang jarang kita eja lagi di bahu PNS Kemenag?” Lantas kita bisa jawab, seloroh tapi serius, bahwa motto itu sudah ‘turun’ dan ‘masuk’ ke hati masing-masing PNS Kemenag. Artinya, nilai itu semakin menjiwai dan terinternalisasi bagi setiap personilnya, baik guru maupun bukan guru. Sebagai Kementerian yang ‘memegang kunci surga’, jelas madrasah akan terus menampakkan ‘akar’ dan ‘buah’ mekarnya dengan pendidikan dan ajaran yang ber­muara ke jannah sana. Kita menyaksikan, pola didikan guru di madrasah, terutama terapan dan latihan ibadah bagi anak didiknya, berbeda dampaknya bagi keluarga dan masyarakat. Kini, justru pola itu ‘dipinjamkan’ atau ‘diadopsi’ oleh sekolah, di Aceh terutama, sehingga madrasah dan sekolah semakin dekat, mirip-serupa silabusnya . Sehingga ‘label SD’ itu persis seperti ‘madrasah dasar’ yang sekarang mulai digalakkan. Memang semua, dan mesti begitu, kita akan giring jenjang SD dan seterusnya seperti madrasah. Ini belum lagi, jika kita bicara muatan lokal (mulok) dan jam tambahan untuk diniyah. Mengajar baca Alquran sore hari di MI misalnya, yang hari ini seakan-akan sudah saling ‘berebutan’ antara ustadz TPQ/TPA dengan ustdaz sekolah/madrasah --padahal di TPQ dan madrasah ustadz yang sama juga yang mengajar. Kecenderungan ini semua karena, output madrasah yang lebih menjamin spritualitas anak, apalagi saat kurikulum madrasah jauh berbeda dengan silaby sekolah, mungkin bagai siang dengan malam, lagee uroe ngon malam. [yakub]

10

Santunan Juni 2012

Prof. DR. Warul Walidin, MA Ketua MPD (Majelis Pendidikan Daerah) Aceh

Persepsi Masyarakat Berubah Sekarang, kecenderungan wali murid yang lebih memilih madrasah, daripada sekolah umum, disebabkan adanya pergeseran sudut pandang , atau persepsi sebagian kita terhadap kurikulum pendidikan di sekolah agama, berubah. Tidak hanya pada madrasah, adanya peningkatan persepsi masyarakat kita, juga terhadap kinerja dan output dayah atau pesantren. Sisi kenyamanan anaknya di dayah terpadu, serta harapan masyarakat pada keluhuran budi alumninya kelak, juga pertimbangan tersendiri, dari wali murid yang ramai-ramai mendaftarkan putra dan putrinya pada boarding atau dayah terpadu yang diasramakan. Disiplin dan latihan ibadah relatif bisa diandalkan di lembaga terpadu. Meskipun lokasi lembaga pendidikan salafi atau modern itu, berjauhan puluhan kilometer dari pusat kota. Sisi moralitas anak didik yang bisa

diharapkan lebih baik, seusai menempuh tiga atau enam tahun di madrasah dan dayah, menjadi barometer lain bagi masyarakat sekarang, di tengah kegalauan akan kehidupan nakal para remaja kita, di tengah derasnya paham sekuler dan aliran sesat lainnya. Menumbuhkan kebiasaan anak dalam beribadah merupakan salah satu benteng dalam menyelamatkan moral mereka dari prilaku buruk pengaruh produk pornografi yang terus mengintai generasi muda. [yakub]

Drs. Ridwan Ali, M.Pd, Kepala MAN Model Banda Aceh

Maksimalkan Operasional dan Manajerial Perlu paradigma baru dalam penyelenggaraan madrasah saat ini. Termasuk upaya peningkatan kualitas manajerial dan operasional pembelajaran, melalui peningkatan seluruh komponen yang ada di madrasah. Memang, kurang jelinya kepada madrasah melihat peluang dan tantangan yang ada, juga masih ada. Di samping tidak adanya tanggungjawab profesionalisme kepala madrasah, menjadikan madrasah hari ini kurang memperlihatkan ’greget’ di tengah pesatnya perkembangan pendidikan saat ini. Padahal animo masyarakat sedang menanjak. Maka obsesi kami, ingin menjadikan MAN Model Banda Aceh, sebagai madrasah bertaraf nasional bahkan internasional. Kelihatannya tidak muluk-muluk, untuk mewujudkan obsesinya. Peningkatan mutu pendidikan madrasah tidak hanya berorientasi pada bagaimana menghasilkan out put yang memiliki kemampuan akademis saja, tetapi adalah hal terpenting lainnya adalah seluruh proses pengelolaan terhadap komponen yang mendukung peningkatan mutu madrasah itu sendiri. Membangun madrasah perlu dukungan semua pihak. Sinergisitas antara madrasah, pemerintah, masyarakat dan orang tua harus dibangun. Tanpa itu, harapan membangun madrasah hanyalah mimpi. Memang aat ini madrasah sedang meng­

hadapi kompleksitas permasalahan yang tak mudah dipecahkan. Keadaan madrasah secara individual sangat variatif dan rata-rata sangat memprihatinkan. Secara kolektif, madrasah tidak memiliki visi kebersamaan sehingga daya adaptasi dan daya perubahan kurang kelihatan. Untuk itu, diperlukan keberanian, inovasi dan terobosan oleh kepala madrasah untuk melakukan perubahanperubahan di madrasah. Kalau ingin maju, sekecil apa pun harus dilakukan perubahan. Soal calon alumni, kita di MAN --yang pernah dinakhodai oleh Drs. H. Djakfar Ali, Drs. H. A. Rahman Tb, Drs. H. A. Majid Yahya, Drs. H. Zulhelmi A. Rahman, M.Ag, dan Drs. H. Amiruddin Husein itu-melakukan persiapan untuk menghadapi UN, seperti menambah jam pelajaran juga melakukan try out kepada siswa-siswi. Perlu dilakukan usaha yang betul-betul ekstra agar bisa mencapai target kelulusan 100 persen dengan nilai standar 5,50 untuk mata pelajaran tertentu. [yakub]


Drs. Taharuddin, M.Pd Kasi Kurikulum Bidang Mapenda Kanwil Kemenag Aceh

Drs. H. Mukhlis, M.Pd Kepala MTsN Matangglumpang Dua, Kab. Bireuen

Amir Busra, S.Ag, M.Pd Kepala MTs MUQ Bustanul Ulum Langsa

MDC, Think Ada Kurikulum Akrab dengan Thank Madrasah Lingkungan Bahasa Arab Pengurus MDC (Madrasah Development Centre) yang di Aceh baru dilantik Juni 2012, ini memang program nasional, tapi kita di daerah juga terus membantu pengembangan lembaga itu. Bentuk pengembangannya, pernah pada Madrasah Aliyah di Aceh, kita inspirasikan pengembangan pelajaran ekonomi, berupa integrasi nilai-nilai islami atau berbasis syariah. Tahun lalu, kita laksanakan pelatihan (workshop) dengan materi pelajaran ekonomi berbasis syariah itu. Tahun ini, Pengurus MDC yang baru, juga baru saja menggelar ToT bagi Asesor Penilaian Potensi dan Makalah Kepemimpinan bagi Kepala Madrasah. MDC itu kiprahnya sebagai mitra Kanwil Kemenag berfungsi sebagai badan pemikir (think thank) bagi pengembangan madrasah. Pe­ lak­sananaan workshop pelajaran eko­nomi berbasis syariah misal, menunjukkan ada harapan-harapan baru dalam pendidikan ekonomi bagi peserta didik di MA. Tidak terbatas memahami substansi atau materi ekonomi tetapi lebih dari pada itu memahami bahwa sesungguhnya ada bangunan lain dari interaksi atau muamalah dalam perjalanan kemasyarakatan yang berbasis nilainilai Islam. Sehingga pemahaman yang diinginkan bagi peserta didik untuk lebih produktif dan aktif membangun kesejahteraan umat. Menyahuti keinginan wali murid, kita ingin madrasah lebih berkembang dari apa yang telah terlihat selama ini. Patut disyukuri, bahwa kondisi madrasah yang masih dalam kekurangan, namum karena roh pengabdian guru-guru di madrasah dapat meningkatkan mutu lulusan secara akumulatif. [yakub]

Di MTsN Gandapura (sebelum saya dimutasikan ke MTsN Matangglumpang Dua, 28 Juni), pemeliharaan lingkungan sudah masuk kurikulum muatan lokal. Sehingga saat Tim Adiwiyata Nasional 2012 datang menilai kami, beberapa item yang dinilai, terpenuhi. Di madrasah kami, kerjasama dengan semua pihak, mulai dari guru-guru, para siswa dan juga komite madrasah bersama masyarakat sekitar untuk me­ wujudkan lingkungan sekolah yang asri dan ramah lingkung­ an. Dua tahun berturut turut (2010-2011), kami memperoleh penghargaan serupa di tingkat Provinsi Aceh. Tahun ini, Panitia Hari Lingkungan Hidup Provinsi Aceh mengikutsertakan kami dalam penilaian Adiwiyata tingkat Nasional, Alhamdulillah kita ternyata memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Bila kami bisa memperta­ han­kan prestasi ini selama tiga tahun berturut-turut, maka Menteri Negera Lingkungan Hidup akan terus memberikan penghargaan Adiwiyata Mandiri, sebagaimana yang diraih oleh MTsN Padang. Semoga prestasi ini bisa dicontoh oleh madrasahmadrasah lainnya, dan yang ter­ penting siapa pun yang kemu­ dian menjabat Kepala MTsN Gandapura, atau MI, MTs, MA mana pun, ke depan harus bisa mempertahankan prestasi ini. Semoga ini juga bisa memotivasi madrasah lainnya untuk ber­ sama-sama memelihara ling­ kung­an hidup yang bersih, sehat dan hijau. [yakub/aba]

Di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Yayasan Dayah Bustanul Ulum Langsa, bahkan kita ‘mewa­ jibkan’ bahasa Arab bagi anak. Salah satu keunggulan dan daya tari wali murid, yang sudah lama berjalan di Madrasah Ulumul Quran (MUQ) itu, berjalan karena ada pengawasan dewan guru terhadap ‘komunikasi’ anak didik. Di samping rutin menggelar perlombaan Bahasa Arab. Musabaqah ini, salah satu program terobosan baru MGMP di MUQ Langsa dalam meningkatkan kualitas pendidikan para santri. Hasilnya, silakan tanya sama wali murid yang anaknya lama ngaji di sini. Berbahasa Arab di MUQ, bukan hanya kewajiban bagi santri dalam lingkungan pe­ san­­­tren, namun juga se­­ba­­gai ajang perlombaan. Se­­hing­­ ga ke depannya, para santri dapat menerapkan bahasa Arab dalam kehidupan seharihari, ter­utama di lingkungan pesantren dan umumnya di mileu umum lainnya. Jadi, dukungan masyarakat dan wali murid patut diapresiasikan juga. Perlombaan bahasa Arab, salah satu aksi nyata dewan guru yang mengajar bahasa Arab di MTs MUQ, yang baru saja mengirim santri ke Perkemahan di Batam. Sedangkan tujuan dari kegiatan musabaqah itu sendiri, untuk meningkatkan semangat dan aktifitas santri menggunakan basaha Arab dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan pe­ santren. [yakub]

DR. Jailani AR, M.Pd Ketua Pengurus MDC (Madrasah Development Centre) Aceh

MDC untuk Madrasah Kita menyaksikan ada ke­ cen­derungan dari sebagian masyarakat sekarang yang lebih memilih madrasah daripada sekolah umum, baik di RA, MTs, dan MA. Ada keung­gulan yang diperlihatkan anak didik di madrasah, seperti aspek moral dan keteladanan yang santun yang dipercontohkan dewan guru, daripada aspek yang sama yang ditampakkan dari sekolah umum. Hasil ini barangkali berbeda, karena keikhlasan yang masih disandangkan ke­luarga besar Kemenag, atau sisi akhlak yang masih diprioritaskan di madrasah lewat muatan pendidikan agama. Jadi, kita menyahuti animo ini dengan sumbangan pemikiran, tentu aksi ada pada pemerintah dan masyarakat. Kita memboboti program yang sinergis dengan tuntutan masyarakat, yang perlu dibackup juga oleh kebijakan di provinsi dan daerah. MDC ini lembaga nasional, yang di Aceh kita coba bangkit dengan kepengurusan yang baru, dan kita sudah lakukan Raker perdana, saat pengukuhan Juni 2012 lalu. Salah satu sisi yang mesti kita isi ialah kebutuhan pen­ didikan dan latihan yang sangat mendesak diperoleh oleh segenap, terutama kalangan madrasah, sebab Balai Diklat Keagamaan kita masih jauh di Medan. Berbicara MDC, tentu kebutuhan guru dan mutu madrasah (anak didik) menjadi sentral. [yakub] Santunan

Juni 2012

11


12

Santunan, Juni 2012

KHUSUS

Apresiasi untuk ISO dan Rekor MURI Suasana asri dan bersih merupakan pemandangan pertama yang terlihat tatkala kami, bersama rombongan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, Senin (28/5), menghadiri hari ulang tahun ke 25 dan wisuda alumni Dayah Jeumala Amal ke 20, di Lueng Putu, Pidie Jaya. Rombongan Kakanwil disambut pimpinan Yayasan dan Direktur Dayah Drs. H. M. Daud Hasbi, M.Ag, yang kemudian mempersilakan kami menuju tempat acara. Di sana sudah menunggu tamu undangan, santri dan wali santri yang hari itu diwisuda. Terlihat juga pejabat daerah Pijay, termasuk Bupati Drs. H. M. Gade Salam dan Wakil Bupati, sejumlah pejabat sipil, pejabat militer dan Polri. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, acara ulang tahun dan wisuda santri hari itu indah dan istimewa. Sejumlah media nasional, elektronik dan cetak terlihat merekam setiap sisi dayah dan acara yang disuguhkan. Hari itu, Dayah Jeumala Amal yang sudah berdiri sejak 25 tahun silam masuk rekor MURI. Musium Rekor Indonesia yang dipimpin pengusaha Djaya Supratna, yang bermarkas di Surabaya ini, memberikan penghargaan kepada Yayasan Teuku Laksamana Haji Ibrahim dan Dayah Jeumala Amal yang berhasil meraih ISO 9001:2008. Menurut Nurdin Hadi, perwakilan MURI yang hadir dan berbicara pada acara itu, tidak mudah mendapatkan penghargaan ISO 9001:2008. “Ini yang pertama di Indonesia, sebuah pesantren mendapatkan ISO 9001:2008,” ujarnya. Menurutnya, dayah Jeumala Amal dinilai berhasil dalam manajemen, kualitas dan lingkungan yang

12

Santunan Juni 2012

bersih dan tertata rapi. Penghargaan MURI diberikan dalam bidang; 1) Provision of Islamic Boarding School Dayah Jeumala Amal; 2) Islamic Junior High School (Tsanawiyah) dan 3) Islamic Senior High School (Aliyah) Education Services. Kakanwil Kemenag dalam sambutannya memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Yayasan dan Civitas Dayah Jeumala Amal atas anugerah ISO 9001:2008 dan masuk rekor MURI. Kakanwil juga mengucapkan Selamat Hari Jadi ke 25 Dayah Jeumala Amal, Semoga kiprah dayah ini terus dirasakan oleh masyarakat dan dayah ini dapat menjadi model dayah terpadu yang terus bersinar di Aceh. Menurut Kakanwi, kualitas sumber daya manusia menjadi factor yang sangat penting, bahkan paling penting dalam upaya memajukan masyarakat dan daerah ini. Jelasnya, sumber daya disebut berkualitas bila memiliki keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif dalam berbagai bidang. “Salah satu sektor penting dalam rangka peningkatan kualitas SDM adalah pendidikan. Hanya dengan pendidikan yang bermutu dan relevan, dikelola dengan baik, dan dapat diakses oleh semua masyarakat, dapat melahirkan SDM berkualitas,” ulasnya. Di Indonesia, imbuh Kakanwil, pen­ didikan tidak hanya dilaksanakan melalui sekolah, tetapi juga oleh madrasah sebagai peralihan bentuk – evaluasi dan modernisasi dari pesantren atau dayah yang menyediakan layanan pendidikan lebih luas dari sekadar pendidikan agama Islam bagi masyarakat. “Nah, hari ini dengan adanya Undang-

undang Sistem Pendidikan Nasional, kini madrasah dan dayah telah menjadi bagian penting yang terintegrasi dalam system pendidikan nasional. Pesantren dan madrasah pernah menjadi mainstream pendidikan di negeri ini. Bahkan madrasah dan pesantren telah membuktikan diri dalam melahirkan tokoh-tokoh masyarakat, pemimpin, baik di tingkat local maupun nasional bahkan internasional,” jelasnya. Dayah Perlu Strategi Marketing Menurut Kakanwil, terlepas dari berbagai keterbatasan dan kekurangan, hari ini madrasah dan dayah mempunyai berbagai kelebihan dan keunggulan. Madrasah dan dayah (pesantren) telah mampu menyediakan layanan pendidikan unggul dan menghasilkan lulusan dengan kualitas tinggi dalam bidang ilmu pengetahuan. Dimana-mana kita lihat setiap tahun, madrasah dan dayah jadi pilihan masyarakat, orang tua dan peserta didik. Untuk itu, harap Kakanwil, kini saatnya madrasah dan dayah melakukan revitalisasi dan optimalisasi peran dalam pendidikan. Keunggulan madrasah dan dayah lama menyediakan layanan pendidikan agama, sains dan teknologi secara terpadu harus menjadi dasar pengembangan selanjutnya. “Keterpaduan ini sesungguhnya telah menjadi kebutuhan dan daya tarik bagi masyarakat, bukan hanya yang dari kalangan menengah, tetapi juga bagi masyarakat terpelajar. Untuk itu, yang mendesak dilakukan adalah mengemas “produk madrasah dan dayah” itu secara menarik dan “memasarkannya” kepada masyarakat luas dengan strategi marketing yang baik pula,” katanya.[juniazi]


Dari Kunjungan Kerja Kakanwil di Kabupaten Aceh Utara dan Bireuen

PNS bukan Wujuuduhu ka ’Adamihi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, kali ini melakukan kunjungan kerja ke dua Kementerian Agama pesisir utara Aceh, yaitu Aceh Utara dan Kabupaten Biureun. Selesai menghadiri Ulang tahun dan Wisuda Santri Dayah Jeumala Amal, Luengputu, Pidie Jaya, Senin (28/5), rombongan bergerak ke Aceh Utara. Dan, hari Selasa (29/5) bertempat di Gedung Hasbi As-Shiddiqi, Kota Lhokseumawe, Kakanwil mengadakan pertemuan dan berdialog dengan pejabat dan jajaran Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara yang dipimpin Drs. H. Zulkifli Idris, M.Pd. Sedangkan, Rabu (30/5), didampingi Kakankemenag Kabupaten Bireuen, Drs. H. Zulhelmi A. Rahman, M.Ag, dan pejabat Kemenag mengadakan pertemuan dan dialog di Kantor Kementerian Agama setempat. Dalam pertemuan dan dialog dengan pejabat dan aparatur Kementerian di dua pertemuan terpisah itu Kakanwil menyorot soal eksistensi PNS dan aparatur jajaran Kementerian Agama saat ini. Menurut Kakanwil, keberadaan pegawai negeri sangat ditentukan oleh efektifitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Pegawai negeri pada suatu instansi pemerintah yang mengurusi suatu urusan, dan tidak tampak adanya pelayanan yang diberikan oleh pegawai negeri tersebut, maka keberadaannya bagaikan tidak ada (wujuuduhu ka ’adamihi). ”Pegawai ada, tapi pelayanan tidak ada. Sama dengan bagai tidak ada,” ujar Kakanwil. Menurut Kakanwil, dalam pasal 3 Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian disebutkan bahwa ”Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan.” Dalam amatan Kakanwil, keadaan yang terjadi saat ini memperlihatkan bahwa jaminan adanya pelayanan yang bermutu tidak begitu dirasakan oleh masyarakat. Layanan publik yang terkait dengan investasi, kesehatan, dan pendidikan saat ini masih dirasakan belum memuaskan, sebagai akibat rendahnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh institusi pemerintah. Hal ini, imbuhnya, akan berakibat pada tidak tercapainya kepuasan masyarakat (publik satisfaction) dan harapan umum (sosial expectation) akan layanan publik yang bermutu. Padahal, keduanya merupakan tujuan utama dari

pelaksanaan sebuah pelayanan oleh instansi pemerintah. Mengubah Paradigma Kakawil menilai, Sosialisasi Undangundang Nomor 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Sosialisasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, yang difasilitasi Sub Bagian Hukum, Humas dan KUB, beberapa waktu lalu, penting dilakukan dalam rangka mengubah paradigma aparatur Kementerian Agama Aceh dari birokrasi yang dilayani menjadi birokrasi yang melayani. ”Komitemen kita, mengubah paradigma ini sesungguhnya hanya akan tercapai apabila manajemen publik diubah secara konsisten dan sistematis serta komprehensif pada semua tingkat. Saya yakin, kita dapat melakukan perubahan-perubahan itu, walau harus dimulai secara pelan-pelan,” ujar Kakanwil dengan mimik serius. Dalam kedua pertemuan tersebut, untuk memberikan pelayan maksimal kepada masyarakat di bidang agama dan keagamaan, Kakanwil merencanakan membuka unit layanan urusan agama satu pintu pada Kantor Walikota Banda Aceh. ”Saya sudah pernah bincang-bincang dengan Walikota Banda Aceh, sebagai pilot projeck kita akan coba membuka unit layanan publik urusan agama satu pintu di Kota Banda Aceh. Insyaallah, semoga ini dapat menjadi model pelayanan Kementerian Agama di Aceh dan sangat boleh jadi di Indonesia,” ujarnya. Menurut Kakanwil, apa yang telah dilakukan Pemerintah Kota Banda Aceh dalam memberikan pelayanan satu pintu kepada masyarakatnya sudah sangat baik dan maksimal. ”Tidak salah jika kita berguru dan mencontoh yang baik-baik,” katanya. Saat ini, berbagai usaha dan upaya pencapaian dan sasaran organisasi Kementerian Agama Provinsi Aceh, jelas Kakanwil, perlu menjadi perhatian \bersama seluruh aparatur Kementerian Agama, termasuk di dalamnya peran Saudara-saudara sekalian yang berada di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara dan Biureun ini,” pinta Kakanwil. Pada kedua kesempatan terpisah tersbut, Kakanwil meminta meminta kepada seluruh pejabat dan aparatur Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Biureun untuk meningkatkan pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, murah dan ramah. “Hindari segala bentuk kelalaian, kekeliruan administratif, yang mengakibatkan kita berurusan dengan auditor keuangan dan pembangunan serta aparat hukum. Karena kita telah berkomitmen dan membulatkan

tekad untuk bekerja dengan ikhlas, integritas, dan bersih,” pintanya. Kakanwil juga mengulas, bahwa tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan pelayanan prima dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada, merupakan salah satu kebijakan strategis Kementerian Agama dalam lima tahun terakhir. Hal ini, jelasnya perlu menjadi perhatian kita bersama untuk terus meningkatkan fungsi pelayanan publik secara maksimal sehingga terwujud pola kerja yang efektif, efisien, transparan, profesional dan akuntabel. ”Sementara itu pada sisi lain, untuk merespon dinamika yang bergulir secara cepat, baik yang menyangkut tata kelola organisasi, pembinaan kehidupan dan keru­ kunan umat beragama, penyelenggaraan iba­ dah haji, pendidikan agama dan ke­agamaan. Saya mengharapkan kepada pejabat dan aparatur yang terkait langsung dengan tugas dan fungsi Kementerian Agama di daerah ini untuk benar-benar memahami substansi tugas dengan baik dan mampu mengembangkan organisasi ini dengan baik pula,” ujar Kakanwil yang dalam dua pertemuan terpisah itu didampingi Kasubbag Hukmas dan Kub, Kanwil Kementerian Agama Aceh, Juniazi, S.Ag.M.Pd. Dalam kunjungannya itu, saat di Aceh Utara, Kakanwil berkesempatan mengun­jungi Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe yang praktis sangat dekat dengan Kantor Kemenag Aceh Utara yang berada di pusat Kota Lhokseumawe. Di kantor Kemenag Kota Lhokseumawe, Kakanwil diterima Kakankemenag Drs. H. Taufiq Abdullah. Kakanwil juga berkesempatan mengunjungi MIN Lhoksukon, MTsN Samudera, dan Kantor KUA Kecamatan Lhoksukon. Sementara itu saat berada di Bireuen, Kakanwil bersama Kakankemenag dan sejumlah pejabat setempat mengunjungi salah satu Madrasah Swasta di Kota Juang dan bertemu dengan jajaran Kepala KUA di Kantor Urusan Agama Kecamatan Peusangan. [juniazi] Santunan

Juni 2012

13


Santunan, Juni 2012

14 PERISTIWA Kakankemenag Aceh Barat:

Kepala Madrasah Jangan Cengeng

Santunan-Meulaboh. Kepala Kantor Kemeneterian Agama Kabupaten Aceh Barat, Drs. H. M. Arif Idris, MA melantik para Kepala Madrasah dan Kepala Urusan Tata Usaha Madrasah di lingkungan Kankemenag

Aceh Barat, di aula setempat, Senin (11/6). Para pejabat yang dilantik, Drs. Najmussaqib, M.Pd (Guru Pembina/Kepala MTsS Darul Hikmah); Muhibuddin, A.Ma (Kepala MIN Ranto Panyang); Azhari, S.Ag (Kepala MIS

Verval Data BMN di Pantai Barat

Santunan-Meulaboh. Sebanyak 54 Satuan Kerja (Satker) di wilayah Barat Kanwil Kemenag Aceh mengikuti proses verifikasi dan validasi (verval) Data BMN yang dilakukan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Banda Aceh, kerjasama dengan Kanwil Kemenag Aceh. Program ini perlu, dalam rangka menindaklanjuti hasil temuan BPK dalam LKPP tahun 2010 bahwa sebanyak 215 Satuan Kerja Kementerian Agama di Lingkungan KPKNL (Kantor Pelay­ anan Kekayaan Negara dan Lelang) Banda Aceh mesti melakukan verifikasi dan validasi ulang data Barang Milik Negara (BMN). Kegiatan pendataan yang dipusatkan di

Aula Kankemenag Aceh Barat itu, diikuti Kabupaten Aceh Barat (18 Satker), Aceh Jaya (13), Nagan Raya (16), dan Simeulue (7). Pelaksanaan kegiatan empat hari (28-31 Mei) itu, dihadiri Kasubbag Keuangan dan IKN pada Kanwil Kemenag Aceh, Samhudi, S.Si. Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh BPK, ditemukan adanya selisih antara data yang dimiliki Kemenag dengan yang dimiliki oleh Kementerian Keuangan. Dalam acara tersebut juga ditekankan sebelum Rekonsiliasi Semester I Tahun 2012 masalah verifikasi dan validasi ini harus sudah selesai seluruhnya. [mus/yyy]

Ujong Tanoh Darat); Drs. T. R. Ridlwan (Kepala MAS Meureubo); dan Aguslinur, SE (Kepala TU MTsN Suak Timah). “Saya mengharapkan kepada bapakbapak yang dilantik hari ini jangan cengeng, jangan mudah mengeluh ketika menghadapi persoalan. Jadi jika ada persoalan segera diselesaikan jangan dibiarkan berlarut-larut. Libatkan semua pihak di Madrasah, lakukan rapat rutin untuk melakukan evaluasi, sehingga masalah yang dihadapi menjadi ringan,” ajak Kakankemenag. “Kepala Madrasah tidak boleh lagi gaptek (gagap teknologi, red) tapi harus melek teknologi. Zaman sekarang semua serba online, pelaporan keuangan harus dengan E-MPA online, pengisian EMIS juga online. Makanya Kepala Madrasah tidak boleh tinggal diam harus terus meng-update diri sesuai dengan perkembangan zaman,” tutupnya dalam sambutan acara.[mus/lan]

Seleksi Goes To MTQ Internasional Santunan-Banda Aceh. Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (NU) mengandeng DPW Lembaga Seni Qasidah Indonesia (Lasqi) Aceh, menggelar menggelar seleksi Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional untuk kategori “Nafas Qurani”. Seleksi dengan label “Goes To MTQ International” berlangsung di Asrama Haji Banda Aceh (27-28/6). Kegiatan ini merupakan upaya Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh (salah satu badan otonom di bawah NU), untuk menyambut dan menyemarakkan MTQ Internasional pertama NU yang akan berlangsung di Pontianak, Kalimantan Barat, Juli mendatang. Selain Nafas Qurani, juga diperlombakan kategori “Musabaqah” seperti Musabaqah Tilawatil Quran, Musabaqah Hifzhil Quran, Musabaqah Hifzhil Quran 30 Juz dan Tafsiril Quran. Ketua DPW Lasqi Aceh, Aidi Kamal mengatakan pihaknya dipercaya melaksanakan seleksi untuk kategori Nafas Qurani. Dalam kategori itu, diperlombakan Operet Qurani (tingkat remaja atau pemuda), Nasyid (umum), dan Melukis Qurani (umum). “Juara 1 masing-masing lomba akan dikirim ke MTQ Internasional untuk bersaing dengan peserta lainnya dari negara-negara di ASEAN”, katanya. [aceh. tribunnews.com/yyy]


Cerdas Cermat di MTsN Model Meulaboh

KUA Blangpidie Manasik Haji Santunan-Meulaboh. MTsNModel Meulaboh I, Aceh Barat, sukses lomba Cerdas Cermat (CC) Pendidikan Agama dan Umum untuk tingkat SD/MI se Aceh Barat (14-16/5). Acara yang secara resmi oleh Bupati Aceh Barat, merupakan ke XVI, sejak tahun 1995. Memperebutkan piala bergilir Kakankemenag Aceh Barat dan piala tetap dari Komite Madrasah, serta hadiah uang jutaan rupiah dalam bentuk tabanas diantaranya juara I Rp1.200.000, juara II Rp900.000, juara III Rp780.000, dan juara harapan Rp600.000 yang disumbangkan oleh Bank BNI 46 dan Bank Aceh Cabang Meulaboh. Untuk LCC kali ini yang berhasil meraih juara I adalah SDN 14 Meulaboh, juara II MIN Drien Rampak Meulaboh, juara III MIN Meulaboh, dan juara Harapan SDN 18 Meulaboh. Kepala MTsN Model Meulaboh, Cut Aswadi, S.Ag. M.Pd. didampingi ketua Panitia Drs. Rajuan dan Ketua Komite Hamdani mengatakan bahwa kegiatan LCC ini bertujuan menjaring calon siswa yang berkualitas karena selain piala dan hadiah para finalis juga mendapat bonus bebas tes calon siswa MTsN Model Meulaboh tapel 2012/2013. Kepala madrasah menyampaikan teri­ma kasih dan penghargaaan yang setinggi-tingginya kepada para donatur yang telah menyukseskan kegiatan LCC dan ini menunjuk­ kan tingginya partisipasi masyarakat, industri, dan perbankan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Aceh Barat. Dan ia juga menambahkan bahwa untuk tapel 2012/2013 ini calon siswa MTsN Model diterima melalui 3 jalur penerimaan. Selain melalui LCC, calon siswa juga akan diterima melalui undangan khusus, yaitu para siswa kelas VI SD/MI yang berprestasi dalam bidang akademik juara MTQ, Qari dan hafiz Al-Quran yang direkomendasikan oleh LPTQ Kabupaten Aceh Barat serta jalur testing yang akan dilaksanakan pada akhir Juni 2012. Kepala Kantor Kementerian Agama, Drs. H. M. Arif Idris, MA. menyampaikan penghargaan dan apresiasi positif atas pelaksanaan LLC XVI. Rasa bangga dan harapan Kakankemenag agar kegiatan ini benar-benar menjadi wahana menemukan calon siswa MTsN Model yang berprestasi dan jika ada kekurangan dalam pelaksanaan LCC tahun ini dapat diperbaiki pada LCC XVII tahun mendatang. Kakankemenag juga menyampaikan rasa syukur kepada Allah Swt. bahwa MTsN Model masih menjadi tumpuan harapan para wali murid, khususnya di Kabupaten Aceh Barat dari 1975 hingga sekarang. [rajuan/lan]

Santunan-Blangpidie. Menyahuti musim haji 2012, demi ke­ sempurnaan amal ibadah di Tanah Suci, sekaligus tergapainya prediket hajjam mabrura, Kepala KUA Blangpidie, Aceh Barat Daya (Abdya), Drs. Hamdani, memulai manasik haji bagi para Calon Jamaah Haji (CJH). Sebanyak 18 orang ikut serta mansik di Mushalla Istiqamah Desa Kuta Tuha, Blangpidie (29 Maret-1 Mei). Dalam jumlah volume tatap muka sebanyak delapan pertemuan, fokus bimbingan dan pemantapan pada pelaksanaan rukun dan wajib haji, serta hal-hal lainnya yang berkenaan dengan ibadah haji. Pemateri di antaranya H. Syarbaini, SH (Kepala Kankemenag Abdya), Drs. H. Zulkarnein M (mantan Kakankemenag), H. Roni haldi, Lc (Penghulu Fungsional KUA Tangan

Tangan), dan Syahrul Radhi, SHI (Penyuluh Agama Islam KUA Jeumpa), serta dari Dinkes (Riza Efendi). “Kepada para calon jamah haji agar selalu menjaga kesehatan baik dalam persiapan keberangkatan haji maupun setibanya nanti di tanah suci agar pelaksanaan ibadah haji dapat terlaksana dengan maksimal,” harap Kasi Urais Kankemenag Abdya, Rasyidin, S.Ag. MM. “Agar ilmu maupun bimbingan yang telah diterima selama pem­ bekalan dalam manasik haji ini dapat diwujudkan dalam pelak­ sanaannya nanti dan juga dapat menjaga konsistensi terhadap amal ibadah agar dapat tecapainya Haji Mabrur,” tutup Kepala KUA Blangpidie, Hamdani. [biro abdya/ syahrul radhi/yyy]

Sabang Seleksi Peserta Porseni Santunan-Sabang. Sebanyak 250 siswa MI, MTs, dan MA di lingkungan Kankemenag Kota Sabang mengikuti seleksi Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) tahun 2012 di Kompleks Madrasah Terpadu Cot Ba’u Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang. Pembukaan seleksi itu dihadiri Kakankemenag Kota Sabang, Drs. H. Salman, M.Pd, beserta jajarannya (11-12/6). Koordinator panitia seleksi, Drs. Azhari mengatakan seleksi itu merupakan ajang persiapan menghadapi Porseni Aceh yang akan berlangsung di Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara,

akhir November 2012. Adapun cabang yang diseleksi untuk cabang seni masing-masing MTQ, Busana Muslim, Cerdas Cermat, Pidato, Kaligrafi, Syahril Quran, dan Fahmil Quran. Sementara cabang olahraga meliputi Atletik, Bulutangkis, Tenis Meja, dan Bolavolly. “Siswa yang tampil sebagai juara I, II, dan III dari setiap cabang akan dibina mulai AgustusOktober 2012. Kita harapkan peserta Kota Sabang nantinya bisa berprestasi pada beberapa cabang Olahraga maupun Seni di Porseni Tingkat Provinsi Aceh,” harap Azhari. [mahdi sabang/yyy] Santunan

Juni 2012

15


Siswa MTsN Dayung Sepeda Santai Kemenag Aceh Singkil Bina Muallaf Santunan-Singkil. Kemenag Aceh Singkil gelar pembinaan muallaf yang di ikuti oleh 38 peserta utusan muallaf dari seluruh Kecamatan di Aceh Singkil dan mengikutsertakan seluruh Kepala KUA sebagai pendamping (6-8/6). “Kegiatan ini merupakan kegiatan perdana dalam DIPA Kementerian Agama Kabupaten Aceh Singkil. Selama ini Kemenag Aceh Singkil belum pernah melaksanakan kegiatan tersebut,” ujar Kakankemenag, Drs. H. Herman, M.Sc dalam arahannya di di Hotel Island di Pulo Sarok itu. “Moga program kegiatan pembinaan muallaf di lingkungan Kemenag Singkil ini tetap di laksankan tiap tahunnya. Agar para muallaf mendapat pemahaman tentang Islam secara berkelanjutan serta meningkatkan aqidah dan akhlak yang mulia baik dalam kehidupan kehidupan bergama. Sehingga para muallaf yang ada di sini tetap dan selalu di bina dan diperhatikan,” harapnya yang juga memberikan satu materi kepada peserta, bertemakan, “Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Pembinaan Muallaf.” [mustafa/lan]

Santunan-Singkil. Untuk mengisi kegiatan pascaujian Semester Genap dan menunggu pembarian rapor, puluhan siswa MTsN Singkil gelar kegiatan sepeda santai (15/6). Kegiatan dimulai dari pintu gerbang pagar sekolah dengan rute mengitari jalur dua Kota Aceh Singkil. Acara dayung sepeda dipandu oleh Satlantas Polsek setempat dan di ikuti oleh para dewan guru MTsN Singkil. “Kegiatan ini dilakakukan sebagai kampanye hemat energy dan sekaligus sebagai kampanye membiasakan hidup berolahraga dengan bersepeda. Saat ini sepertinya kebanyakan siswa dan para guru kurang meminati untuk berolahraga khususnya bersepeda, karena mereka lebih memilih naik kendaraan motor atau mobil, padahal berolah raga sepeda sangat bagus untuk kesehatan otot kaki,” cerita Adanan Mahmud, S.Pd, salah satu guru pemandu. Kegiatan ini juga bagaian dari menyambut baik kebijakan pemerintah terhadap penghematan energi nasional, yang dikeluarkan awal Juni 2012. Kegiatan tersebut rencananya dilakukan setiap Jumat, agar para siswa dan para guru madarasah di Singkil tersebut terbiasa dengan berolahraga pagi dan hemat nergi. biro singkil/yyy

Pidie Jaya Verifikasi Data MTQ Santunan-Meureudu. Lembaga Pengem­ bang­an Tilawatil Quran (LPTQ) Pidie Jaya, sejak Sabtu (16/6) menuntaskan verifikasi 350 data calon peserta Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat kabupaten. MTQ tersebut, direncanakan berlangsung sejak 7-11 Juli di Kecamatan Tringgadeng. Sedangkan pemeriksaan data peserta itu dila­kukan panitia untuk menghindari adanya peserta susupan dari luar daerah. “Sebanyak 350 berkas calon peserta MTQ Kabupaten Pijay itu telah dilakukan verifikasi,” kata Ketua LPTQ Pidie Jaya, Fauzi, SH didampingi Sekretaris, Tgk. Nazaruddin Ismail, S.Pd.I . “Berkas peserta MTQ dari delapan keca­matan itu juga termasuk para official, telah selesai diperiksa secara menyeluruh,” sebut Nazaruddin. Tujuan verifi­kasi data itu untuk mengetahui umur dan identitas calon peserta secara jelas, sehingga tidak ada peserta MTQ di Pijay yang didatangkan dari daerah luar. Dari pemeriksaan data calon peserta MTQ itu, tidak ditemui adanya pemalsuan identitas dan umur. Begitupun, panitia juga memberi toleransi bagi kecamatan yang minim peserta dengan mengikutsertakan peserta mengganti dengan catatan tidak lebih dari 30 persen dari total jumlah pesertanya. “Ini sebagai upaya untuk menumbuhkan daya saing antar sesama peserta sekaligus bisa termotivasi secara profesional dan selektif,” pungkasnya. [aceh.tribunnews/ yyy]

Rekor MURI untuk Jeumala Amal

Santunan-Meureudu. Dayah Jeumala Amal (DJA) memperoleh penghargaan dari MURI (Museum Rekor Indonesia). Penghargaan perdana, untuk dayah itu, diberikan kepada DJA, oleh perwakilan MURI dalam ultah ke 25 di Lueng Putu, Pidie Jaya (Senin, 28/5), atas prestasi di bidang pendidikan. Sertifikat ISO 9001:2008 telah diterima oleh Pengelola Dayah Jeumala Amal atas Manajemen Mutu Pendidikan dari World Quality Assoziation

16

Santunan Juni 2012

pada 28 Desember 2011. “Di usia ke 25, Dayah Jeumala Amal siap go internasional,” ujar Direktur DJA, Drs. H. M. Daud Hasbi, M.Ag, mantan Kakankemenag Kota Lhokseumawe, saat mewisuda 148 santri (73 laki-laki dan 75 perempuan), yang dihadiri Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Bupati dan Wakil Bupati Pidei Jaya, Pimpinan dan Pengurus Yaslak, Muspida, dan wali santri itu.

“Dayah perlu merevitalisasi dan optimalisasi peran dalam pendidikan. Keunggulan madrasah dan dayah dalam menyediakan layanan pendidikan agama, sains, dan teknologi secara terpadu harus menjadi dasar pengembangan selanjutnya. Keterpaduan ini menjadi magnet bagai kaum terpelajar, kalangan menengah, dan juga masyarakat umumnya,” gambar Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan M.Pd, dalam acara wisuda angkatan ke 20 itu. “Untuk itu dayah perlu mengemas “produk madrasah dan dayah” secara menawan dan “memasarkannya” kepada masyarakat luas lewat strategi pemasaran (marketing)yang baik pula,” sambung Kakanwil yang didampingi Kasubbag Hukmas dan KUB pada acara milad (hari lahir) DJA, Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya. [juniazi/yakub]


Dayah, Tempat Teraman bagi Pendidikan Anak Santunan-Meureudu. Kakanwil Kemen­ terian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M. Pd. dalam sambutannya pada acara Wisuda Santri Dayah Jeumala Amal, Lueng Putu (28/5) menilai bahwa untuk saat ini, pondok pesantren merupakan tempat paling aman bagi pendidikan anak. “Saat ini, pilihan terbaik yang ada bagi orang tua untuk membekali anaknya dengan ilmu dunia akhirat ada di pondok pesantren, apa lagi seperti Dayah Jeumala Amal ini, bahkan sudah mendapatkan sertifikat mutu dari lembaga internasional,” puji Kakanwil dalam sambutannya. “Dibandingkan pendidikan biasa pada umumnya, model boarding school yang diterapkan oleh pondok pesantren modern memang memiliki nilai lebih dalam mendidik dan membekali generasi muda dengan berbagai ketrampilan kekinian,” lanjut Ibnu Sa’dan. Menurutnya, hal ini dimungkinkan karena pondok modern memiliki sistim kuriulum yang komprhensif, serta didukung dengan fasilitas dan tenaga profesional yang memadai.

“Pun demikian, kita tidak boleh meninggalkan pondok pesantren salafiyah, masing-masing memilki kelbihan dan kekhususan, akan tetapi kita berharap kedepannya, semua lembaga pendidikan agama memiliki standar yang bisa diukur dan dievaluasi, sehingga bisa didorong untuk menjadi lebih baik dan berkualitas dari waktu ke waktu,” sambung Kakanwil Selanjutnya Ibnu Sa’dan juga mengucapkan selamat atas diraihnya Rekor MURI oleh Dayah Jeumala Amal dan Hari Jadi Dayah Jeumala Amal yang ke 25 pada 2 Januari 2012 yang lalu. [juniazi/aba]

Kepala KUA Absen, Kakanwil Akrab dengan Staf Santunan-Sigli. Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, dalam kunjungan kerjanya ke Pidie, sempat bersilaturrahmi dengan staf dan karyawan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Pidie(25/5). Kunjungan atau silaturrahmi mendadak (sidak) ke kawasan barat kabupaten penghasil melinjo itu, sebelum Kakanwil Kemenag menyampaikan khutban Jumat di salah satu masjid setempat. Dalam kunjungan kerja, seusai membuka acara Sosialisasi UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik bagi Aparatur Kemenag Aceh (Kamis, 24/5), Kakanwil hanya diterima paara staf KUA. kali ini, staf KUA sempat kelimpungan menyampaikan beberapa keterangan yang dibutuhkan Kakanwil seputar kondisi kantor dan pelayanan bagi masyarakat. Meskipun dikabarkan staf, bahwa Kepala KUA biasa hari Jumat itu absen (tidak hadir), tapi tidak mengurangi keakraban Kakanwil dengan karyawan selama berada di KUA Padang Tiji, kecamatan di kaki Gunung Seulawah itu. [yakub]

Linangan Air Mata Siswa MAN Sigli

Santunan-Sigli. Perpisahan, mudah untuk dituliskan, tapi begitu berat untuk dihadapi. Mungkin bila tidak ada kata perpisahan, tidak akan ada kata pertemuan. Halnya di MAN Sigli 1, dalam dua tahun terakhir,

perpisahan kelas 3 sangat hikmat, penuh kekeluargaan, dan diiringi linangan air mata. Acara dilaksanakan usai semua ujian sekolah ditunaikan, tujuannya agar siswa kelas 3 fokus menghadapi UN

agar kelulusannya maksimal seperti yang diharapkan. Agenda kegiatan antara lain, tarian ranup lampuan, tilawah Qur’an, laporan panitia dari Zulfahmi (Ketua OSIM), katakata perpisahan mewakili dari kelas 3 dan 2, bimbingan dan nasehat dari Kepala MAN, Drs. Muhammad Amir, dan diakhiri dengan doa. Selanjutnya diisi dengan hiburan dari OSIM dan perwakilan kelas seperti nasyid, qasidah, puisi, drama, paduan suara, tari likok pulo, tari nirmala, saman, pencak silat, gimnastik, komedi pasien malang, dan permainan tinju. Terus makan bersama dan shalat berjamaah dengan pengaturan yang sangat tertib dan aman. Acara yang dihadiri Muspika Kota Sigli, dan tokoh masyarakat sekitar madrasah. Waka Kesiswaan, Gusmarwan, S.Pd menimpali, “Kami sangat senang dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh dewan guru dan pengurus OSIM yang telah bekerja keras hingga acara lancar dan sukses. Semoga ke depan dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.” [gusmarwan/lan] Santunan

Juni 2012

17


Pelatihan IT MTsN Keude Linteung

Selamat Jalan, Abuya Ruslan Waly

Santunan-Jeuram. Dalam rangka mengisi liburan semester pertama pascaujian semester, guru dan pegawai MTsN Keude Linteung, Nagan Raya, melakukan pelatihan Informatika dan teknologi. Kegiatan ini juga diiringi dengan sosialisasi UU Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Keseluruhan peserta adalah guru dan pegawai MTsN Keude Linteung sejumlah 28 orang. Kegiatan ini dilaksanakan di salah satu cafe di Jeuram Nagan Raya untuk membuat kenyamanan bagi peserta dalam kegiatan pelatihan. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Nagan Raya dalam hal ini diwakili oleh Kasubbag TU, Drs. Tgk. Aidi Putra. Kegiatan berlangsung selama 2 hari (20-21 Juni 2012). Dalam arahannya Drs. Tgk. Aidi Putra menyambut baik atas inisitif pelaksanaan kegiatan Sosialisasi UU No. 25 Tahun

2009 serta Pelatihan ITini sehingga aparatur negara di lingkungan Kementerian Agama dapat mengaplikasikan UU tersebut dalam bekerja sebagaia bdi negara dan masyarakat. Dengan pengetahuan yang didapat sehingga dapat menumbuhkembangkan pelayanan yang prima serta ikhlas terhadap anak didik dan masyarakat. “Setelah pelaksanaan pelatihan IT ini, guru dan pegawai dapat menerapkan dalam kehidupan di sekolah. Sehingga guru dapat memanfaatkan dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan media teknologi informasi sebagai salah satu media dalam pembelajaran. Juga agar guru dan pegawai MTsN Keude linteung bisa berinteraksi dengan dunia luar melalui teknologi informasi (internet), sehingga pengetahuan dan teknik pembelajaran di madrasah dapat meningkat,” harap Kepala MTsN Keude Linteung, Dra. Samsuni AH. [aba/yyy]

Ulama Nagan Raya Meninggal Dunia Santunan-Jeuram.Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun, seorang ulama dan tokoh kharismatik di Kabupaten Nagan Raya, Tgk H TR Diwa bin T Raja Cut (80) pimpinan Ponpes Bustanul Huda, Desa Alue Bata, Kecamatan Tadu Raya, Kabupaten Nagan Raya, Jumat (1/6) sekitar pukul 16.00 WIB meninggal dunia dalam perjalanan menuju Banda Aceh di kawasan pegunungan Geurutee, Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya. Demikian dikabarkan serambinews, Minggu (3/6). “Meninggalnya Abu Diwa ini karena tekanan darah tinggi, karena tak bisa ditangani di RSUD Nagan Raya, akhirnya almarhum dirujuk ke RSUZA Banda Aceh,” kata Ketua MPU Nagan Raya Tgk Muhammad Khalid Al Yoemla alias Abu Let

18

Santunan Juni 2012

seperti dilansir Serambi, Sabtu (2/6). Dikatakannya, almarhum Abu Diwa meninggalkan seorang istri, dan sembilan anak yang terdiri dari lima orang laki-laki dan empat orang perempuan. “Jenazah Abu Diwa telah dikebumikan pada Sabtu (2/6) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB di kompleks dayah Ponpes setempat di Desa Alue Bata, Kecamatan Tadu Raya, disaksikan oleh banyak warga termasuk para santri,” tambah Tgk Khalid. Sementara itu, pada saat yang bersamaan, seorang ulama dan pimpinan dayah di Aceh Selatana, Abuya Ruslan Waly juga meninggal pada Kamis Malam (31/5) di salah satu rumah sakit di Banda Aceh. [aceh.tribunnews./yyy]

Santunan-Tapaktuan. Abuya Syeikh Tgk. H. Ruslan Waly (58), Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, Labuhan Haji, Aceh Selatan, menghembus napas terahir di ruang ICU Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh (Kamis, 31/5) pukul 22.45 WIB. Jenazah salah seorang putra dari almarhum Syekh Mudawali Alkhalidy tersebut, dimakamkan di kompleks Dayah Darussalam, Desa Blang Poroh, Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan (Jumat, 1/6). Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, nyatakan belasungkawa yang mendalam. “Kami atas nama pribadi dan jajaran Kementerian Agama Aceh turut berduka cita atas berpulangnya Abuya Ruslan Waly kehadirat Allah Swt, semoga keluarga diberi ketabahan dan kekuatan,” kata Ibnu Sa’dan. Pada saat silaturrahmi Kakanwil ke Pesantren Darussalam pada 22 April 2012 yang lalu, almarhum masih dalam keadaan sehat wal afiat. Sebelumnya, pada 7 Maret 2012, kakak Abuya Muhibuddin Waly (alm.), juga menghembuskan nafas terakhir setelah di rawat di salah satu rumah sakit di Banda Aceh. “Satu demi satu lampu penerang umat di jemput oleh Yang Maha Kuasa, marilah kita semua insaf dan sadar dalam menegakkan syariat Islam secara kaffah,” jelas mantan Kakankemenag Lhokseumawe, Drs. Tgk. H. M. Daud Hasbi, M.Ag (Ketua Umum Perhimpunan Dayah Inshafuddin Aceh). “Dari hari kehari semua kita dapat melihat generasi penerus kita semakin tidak jelas arah kehidupan beragama. Oleh karena itu mari kita cetak kader-kader baru sebagai penerus ulama panutan kita yang satu demi satu kembali kepada penciptanya,” sambung Direktur Jeuamala Amal Pijay. “Selamat jalan Abu Semoga semua amal ibadahnya diterima oleh Allah dan dapat ditempatkan dalam syurga jannatun na’im, dan kami yang ditinggalkan dapat mengikuti jejak Abu,” doa Abu Daud Hasbi dan kita semua. [ayahinshafuddin.wordpress.com/aba]


MAN Kluet Wisuda Siswa

MUQ Langsa Lepas 147 Santri

FMGMP Rapat di MUQ Langsa

Santunan-Tapaktuan. Kelurga Besar MAN Kluet Kecamatan Kluet Selatan, Aceh Selatan, mewisuda siswa dan siswinya untuk diserahkan kembali ke pihak orang tua atau walinya (19/5). “Kkegiatan ini rutinitas tahunan di MAN Kluet sebagai akhir dari proses pembelajaran selama tiga tahun masa pendidikannya. Dalam acara tersebut dihadiri sekitar 500 undangan yang terdiri dari wali murid, tokoh masyarakat, Muspika, para alumni siswa dan mantan kepala sejak berdirinya MAN Kluet,” ujar Ketua Panitia, Arjuna BS, S.Ag “Kegiatan itu dilaksanakan satu hari satu malam. Malam harinya dimeriahkan dengan pementasan seni, sebagai ajang penyaluran bakat dan minat melalui sanggar seni Jeumala Citra MAN Kluet dan group band Granma di bawah asuhan guru seni, Muslizar, S.Pd, memukau para hadirin,” sambung Dailami Hasmar, S.Ag, Kepala MAN, seraya sangat menyambut baik kegiatan tersebut, karena di samping penyaluran bakat dan minat siswa juga sebagai ajang promosi untuk menarik minat siswa-siswi generasi baru pada MAN Kluet. [arjuna/lan]

Santunan-Langsa. Sejumlah 147 santri Madrasah Ulumul Quran (MUQ) Langsa yang telah menyelesaikan UN diserahkan kembali kepada orang tuanya, Ahad (22/4),di komplek pesantren dilakukan langsung kepada orang tua masing-masing. “Kegiatan ini sudah menjadi rutinitas di MUQ setiap tahunnya seusai santri tingkat akhir (MA) mengikuti UN," jelas Ketua Panitia Pelepasan Santri (Haflah Takhrij), Sapon Ali. “Haflah Takhrij itu, sama dengan wisuda bagi mahasiswa PT. Para santri yang telah menyelesaikan pendidikan sampai tingkat aliyah akan diserahkan kembali kepada orang tua atau wali masing-masing secara resmi,” kata Sapon. Didirikan pada 1981 oleh Menteri Agama RI, kampus pertama MUQ di Desa Tualang Teungoh, kemudian pindah ke Alue Pineung pada Tahun 1983. Visi MUQ, menurut direkturnya, Drs H Alaiddin Mahmud MSP, masih “Menjadi lembaga pendidikan Islam yang terkemuka, mandiri, modern, dan populis, sehingga mampu mencetak kader ulama dan umara ahlul qurra wal huffadz.” [aceh.tribunnews.com/yyy]

Santunan-Langsa. Mandrasah Ulumum Quran (MUQ) Langsa, kembali dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat Madrasah Tsanawiyah (21-22 Mei). Kegiatan yang berlangsung sejak ini di­ ikuti oleh perwakilan guru mata pelajaran IPA, SKI, Fiqih, Matematika dan Bahasa Inggris dari seluruh sekolah tingkat MTs yang ada di Kemenag) Langsa. “Bahwa kita selaku ketua yayasan sangat mendukung musya­ warah yang dilakukan oleh forum guru mata pelajaran tersebut. Apalagi tujuan dari musya­warah tersebut adalah untuk men­cari format baru demi peningkatan mutu pendidik bagi anak didik,” kata Aidil Fan. Strategis dan lengkap menjadi pilihan bagi madrasah ini. Merupakan sebuah dayah terpadu yang diresmikan pada 27 Desember 1981 oleh Menteri Agama RI, Alamsyah Ratu Prawiranegara. Pembentukan saat itu diprakarsai oleh Bupati Aceh Timur, Kandepag Aceh Timur, Ketua MUI Aceh Timur dan tokoh-tokoh masyarakat Aceh Timur, dan kini di bawah Yayasan Dayah Bustanul Ulum (YDBU). [yyy]

Kemenag Bireuen Pilih Keluarga Sakinah

Santunan–Bireuen. Untuk mewakili Bireuen pada pemilihan Keluarga Sakinah tingkat Provinsi, Kemenag Bireuen memilih Keluarga Sakinah di aula kantor Kemenag (2/5). Pemilihan keluarga sakinah tingkat Bireuen diikuti utusan dari kecamatan yang terdiri dari pasangan suami istri hasil seleksi di KUA tiap kecamatan. Setiap pasangan suami istri yang meng­ ikuti pemilihan ini diwajibkan mengikuti wawancara yang dilakukan tiga penguji, H. Ismuar, S.Ag, Drs. Maiyusri, dan Drs. H.

Mukhlis. Pelaksanaan wawancara antara satu penguji dengan penguji lainnya dilakukan secara terpisah. Pertanyaannya meliputi pemahaman keagamaan, pengetahuan umum, dan seputar hukum perkawinan. Pemenang I, II, dan III pemilihan keluarga sakinah 2012 tingkat Kabupaten Bireuen, Tgk. H. Jamaluddin-Hj. Rohana (Peusangan Siblah Krueng), pasangan suami istri utusan Kecamatan Kutablang, dan pasangan suami isteri utusan Kecamatan Gandapura. [najib zakaria/lan]

Mutasi di Kemenag Bireuen Santunan-Bireuen. Anis, S.Ag, Kepala MIN Cot Batee, Kecamatan Kuala, Bireuen dilantik menjadi Kasie Mapenda pada Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bireuen (12/6). Anis menggantikan M. Yunus, M.Pd yang sebelumnya telah menjabat sebagai Kasie Mapenda sejak Juni 2009-Juni 2012. Pantauan Santunan, proses pelantikan Kasie Mapenda baru menarik perhatian sejumlah kalangan, terutama para kepala madrasah dan pegawai Kemenag. Terlebih, tidak ada isu apa-apa sebelumnya. Anis sendiri kaget saat dirinya dihubungi untuk menghadiri acara pelantikan. Didampinggi beberapa rekan sesama kepala madrasah, Anis menuturkan, ketika dihubungi pihak Kantor Kemenag, dirinya sedang menghadiri acara pesta perkawinan salah satu anggota keluarganya. Kepala Kantor Kemenag Bireuen, Drs. H. Zulhelmi A Rahman, M.Ag dalam sambutan usai pelantikan mengucapkan, terimakasih kepada Kasie Mapenda lama dan selamat kepada Kasie Mapenda yang baru dilantik. [najib zakaria/yyy] Santunan

Juni 2012

19


Pelatihan E-MPA di Bireuen Santunan-Bireuen. Kantor Kemenag Kabu­paten Bireuen mengadakan pelatihan bagi PIC e- MPA Madrasah (11-14/6) di aula setempat. Sesuai dengan surat edaran Sekjen Kemenag RI No SJ/B.PVIII/1. HM.00/1050/2012, acara yang diikuti oleh satkeryang ada di jajaran Kankemenag Bireuen, ini merupakan pelatihan untuk penggunaan laporan keuangan secara online. Tutor dalam pelatihan tersebut, Muhammad Rifki (staf keuangan Kankemenag Bireuen). “Kepada semua satuan kerja yang ada di jajaran Kankemenag Bireuen dalam pelatihan ini supaya laporan realiasasi serapan dan capaian target untuk bulan berjalan harus diinput paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya,” ajak Rifki serius. [ilham/yyy]

Pengajian Rutin Penyuluh Bireuen

Santunan–Bireuen. Penyuluh Agama Islam Kemenag Bireuen membuka pengajian rutin dan diskusi antar sesama penyuluh di aula kantor kemenag, acara perdana ini diresmikan Kasubbag Tata Usaha, Ismuar, SAg (16/4). Pengajian rutin tersebut direncanakan dilaksanakan setiap Senin pekan pertama tiap bulan dengan menghadirkan narasumber dari internal kemenag dan pada waktu tertentu juga akan mengundang narasumber dari luar. Sedangkan untuk acara diskusi akan digelar setiap Senin pekan terakhir. “Pengajian rutin yang mereka adakan merupakan hasil kesepakatan bersama para penyuluh dalam musyawarah beberapa waktu lalu,” kata Ketua Kelompok Kerja Penyuluh, Dra. Wardah. “Pengajian dan diskusi rutin yang di laksanakan para penyuluh patut mendapatkan apresiasi dari semua pihak, khususnya dari kemenag Bireuen,” sambung Kasubbag TU. Dia juga berharap, kedepan kegiatan ini bisa diikuti oleh para penyuluh honorer, karena ilmu yang didapatkan dari pengajian dan diskusi dapat menambah wawasan dan pengalaman, sehingga nantinya memudah­ kan dalam menjalankan tugas. [najib zakaria/lan]

20

Santunan Juni 2012

CPNS Bireuen Terima SK Santunan-Bireuen. Sebanyak 34 CPNS formasi tahun 2011 menerima SK pengangkatan menjadi PNS. penyerahan SK dilakukan secara simbolis oleh Kakantor Kemenag Bireuen, Drs. H. Zulhelmi A. Rahman, M.Ag kepada tiga PNS dalam acara sumpah dan pelantikan (1/5). “Kepada seluruh PNS Kemenag dapat menjadi panutan dalam masyarakat dan menjaga nama baik kementrian agama sebagai tempat mengabdi. Saya harapkan kepada saudara saudara yang barusan dilantik berusahalah menjadi idola di tengah masyarakat, mulailah dari diri sendiri terlebih dahulu sebelum menyuruh orang lain, ibda’ binafsih,” harap Zulhelmi yang fasih berbahasa Arab itu.

PNS formasi tahun 2011 terdiri dari pegawai, guru, dan penyuluh, yakni, Tuah Rizkiyah, ST; Mulyadi, SHI; Dicky Kurniawan, SHI; Fudhail Zubairy, SHI; Gunawan, SS; Laili Fitriani, SHI; Syarifah Muhibbah, SS; Iwan Sagita, STH; M. Fadhil Rahmi, Lc; Nurimah, SHI; Teuku Zulkhairi, S.P.d.I; Syahrati, SHI; Mukhtar Lutfi, SHI; Fuzail, SHI; Muhammad, SHI; Muhammad Adam, S.Fil.I; Syukran Ardi, SE; Faizin, SHI; Basyiruddin, SHI; Irawati, SHI; Ezwar, SHI; Fitriani, SHI; Aklima, SHI; Farida Anum, SHI; Teuku Faisal, S.Sos.I; Mardani Malemi S.Fil.I; Bahriar Syah, S.Sos.I; Asnawi, Lc; Khairul Umami, S.Sos.I; Mustabsyirah Rosman, SHI; dan Rahmiati, SPdI. [najib zakaria/yyy]

Mari Kerja Menurut Tupoksi Santunan-Bireuen. Setelah menggelar acara silaturrahmi dengan keluarga besar Kemenag Kabupaten Aceh Utara, sekaligus pembinaan bagi jajaran Kemenag setempat, termasuk memantau kondisi MTsN Samudera, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, menggelar agenda serupa di Kakemenag Kabupaten Bireuen (30/5). “Kami meminta jajaran Kemenag Kabupeten Bireuen untuk memberikan pelayan yang baik kepada masyarakat, sesuai dengan UU Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dan UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP),” ajak Kakanwil dalam acara dialog di Aula Kankemenag Bireuen.

“Setiap aparatur Kemenag harus paham tentang tugas utamanya, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing. Jangan suka mencampuri tugas pokok orang lain yang bukan tugas pokok dan fungsinya,” seru Kakanwil yang didampingi Kasubbag Hukmas dan KUB, Juniazi, M.Pd, serta Bendahara Kanwil Kemenag, Munawar, SE. Dialog yang dihadiri Pejabat Kemenag, Kepala Madrasah, Kepala KUA, Penghulu, Penyuluh Agama, dan karyawan Kemenag Bireuen itu berlangsung akrab dan khidmat. Acara yang dipimpin Kankemenag Bireuen, Drs. H. Zulhelmi A. Rahman, M.Ag, turut dihadiri Ketua MPU, pejabat yang mewakili Dinas Syariat Bireuen, dan para undangan. [juniazi/yyy/lan]


Taushiyah Imam Masjid Istana Presiden di Samalanga Santunan-Bireuen. Setelah Do’a bersama dalam rangka haul (peringatan hari meninggal) Abon Samalangan ke 23, tampil memberikan Tausiah adalah KH. DR. Muhamamd Hidayat, MBA, salah seorang Pengurus MUI Pusat dan Imam Rawatib di Masjid Istana Presiden RI. Dalam tausiahnya, kiyai mengingatkan pentingnya peran Aceh sebagai modal bagi bangsa Indonesia. “Tanpa Aceh, negeri ini kurang afdhal. Negeri ini tidak akan ada jika Aceh tidak ada,” kata KH. Muhamamd Hidayat. Menurut KH. Muhammad, ada empat agenda besar dalam hidup ini yang dimiliki orang beriman. Pertama, menyiapkan waktu untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah; Kedua, punya waktu untuk bermuhasabah

tentang apa yang sudah dilakukan; Ketiga, bertafakkur dengan alam semesta; dan Keempat, bersungguh-sungguh dalam mencari ridha dan rezeki Allah Swt di muka bumi ini. Di Akhir tausiahnya, dia mengapresiasi peran penting dayah MUDI Samalanga sebagai salah satu produsen ulama untuk Aceh dan nusantara. [juniazi/ aba]

STAI Al-Aziziyah Wisuda 314 Lulusan

TK Al-Aziziyah Samalanga Wisuda Perdana Santunan-Bireuen. TK Islam Al-Aziziyah Samalanga binaan Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga, sukses melakukan wisuda untuk 20 santrinya (Sabtu, 2/6). “Wisuda perdana kali ini merupakan momen yang sangat berharga dalam karir perjalanan waktu TK Islam AlAziziyah, sejak didirikan pada tahun 2007 lalu yang berlokasi di Gampong Mideun Jok Samalanga,” Tgk. Muhajirin Adun, S. Pd. I, Kepala TK Islam Al-Aziziyah. Keberadaan TK Islam Al-Aziziyah di tengah masyarakat Samalanga, memberi warna baru dalam pendidikan Islami bagi anak usia dini. Di samping TK itu dikelola secara swasembadaya, lembaga Pendidikan Islam Al-Aziziyah, para guru yang mengajar umumnya adalah alumni Tarbiah STAI AlAziziyah Samalanga. Mewakili Pimpinan Yayasan Pendidikan Islam Al-Aziziyah, Tgk. Bukhari Al-Yusufi memberikan apresiasi kepada unsur pelak­ ana TK Islam Al-Aziziyah dan segenap unsur yang berpartisipasi dalam pengembangan TK Islam ini. [mukhlisuddin/aba]

Rapat Porseni Galus, Dukung Agara

Santunan-Birereun. Sebanyak 314 lulusan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Aziziyah Samalanga, Bireuen diwisuda dalam angkatan II (Ahad, 3/6). Lulusan STAI Al-Aziziyah yang diwisuda terdiri dari 72 mahasiswa program studi Ahwal As-syakhsiyah, 44 Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam dan 198 mahasisiwa Tarbiyah Pendidikan Agama Islam. Pelepasan wisudawan tersebut dipusatkan di halaman Mesjid Raya, komplek MUDI Mesjid Raya, Samalanga. Ketua STAI Al-Aziziyah, Tgk. Muntasir. MA, mengatakan pelaksanaan wisuda ini dilakukan bersmaan dengan memperingati hari ulang tahun Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Aziziyah dan haul Abon Syekh H. Abdul Aziz bin Saleh ke 23 “Hampir semua sarjana yang diwisuda tersebut merupakan santri dan staf pengajar dayah MUDI sendiri. STAI Al-Aziziyah

dijalankan atas prinsip akademik yang berbasis disiplin keilmuan dayah salafiyah (tradisional, yang dikelola lewat pendidikan formal yang hadir di tengah-tengah dayah MUDI dan dikelola oleh sarjana STAI AlAziziyah dan alumni dayah sendiri. Hingga saat ini STAI Al-Aziziyah terus berbenah dalam meningkatkan kompetensi dosen, 13 Dosen yang mengikuti pendidikan magister di IAIN Ar-Raniry, tiga dosen yang mengikuti program magister di IAIN SU, satu dosen yang di UGM telah menyelesaikan pendidikannya dan kembali bertugas dalam pengembangan STAI AlAzizizyah ke depan,” tutup Tgk. Muntasir. Dosen STAI yang diwisuda Mei 2012, di PPS IAIN SU, Mukhlisuddin, MA (Konsentrasi Hukum Islam), Muttaqien, MA, dan Ahyar, MA (Konsentrasi Komunikasi Islam). [mukhlisuddin marzuki/yyy]

Santunan-Blangkejren. Kepala Kan­ kemenag Gayo Lues yang saat ini dijabat Pymt. Drs. Hasan Basri, mengadakan rapat persiapan untuk Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) tingkat Propinsi Aceh ke XIII, juga persiapan penjaringan dan penyaringan tingkat Gayo Lues (14/6). Porseni Aceh 2012 dilaksanakan di kabupaten tentangga Aceh Tenggara (Agara), di Kutacane. Sebagai kabupaten yang bertetangga terdekat dari pusat kegiatan, tentu saja Kabupaten Gayo Lues (Galus) harus banyak berbenah dan mempersiapkan diri, di samping untuk kesiapan secara intern maupun kesiapan untuk membantu tuan rumah, Agara, sebagai daerah tetangga. Kabupaten Gayo Lues merupakan salah satu pintu gerbang masuk ke Aceh Tenggara. Menurut peta, pintu gerbang masuk ke Aceh Tenggara yakni jalur Tanah Karo (Lawe Pakam-Mardinding) dan jalur Blangkejeren (Ise Ise ke Aceh Tengah). Demikian gambaran Kankemenag Galus pada pembukaan rapat panitia persiapan Porseni XIII. [acehgalus1/ anas/aba] Santunan

Juni 2012

21


Pendidikan Aceh Harus Berbasis Akhlak

‘Doto Zaini’ Hadiri Haul Abon Samalanga

Santunan-Bireuen. Penguatan syariat Islam di Aceh akan berhasil jika didukung oleh pendidikan yang berbasis akhlak dan peran ini seyogyanya diambil oleh pihak akademisi dengan bekerjasama dengan lembaga dayah (pesantren), terutama dalam penguatan agama, sosial, dan kemasyarakatan. Demikian antara lain resume pemikiran yang mencuat dalam Internasional Round Table (IRT), yang bertajuk, “Peran Ulama, Umara, dan Akademisi dalam Memperkuat Pendidikan di Aceh”, yang dilaksanakan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) AlAziziyah, yang tengah memperingati hari jadinyanya yang ke-8 di komplek Dayah MUDI Mesjid Raya, Samalanga, Bireuen (2/6). Wakil Gubernur Aceh, Muzakkir, yang menjadi salah seorang peserta, mengatakan, “Pendidikan di Aceh harus berbasis akhlak sebagai penguatan akar akidah. “Pemerintah Aceh yang baru, berkomitmen untuk mendukung setiap langkah pengembangan potensi agama, sosial, dan kemasyarakatan. Kami siap memfasilitasi setiap bentuk kerjasama dengan semua unsur yang ada, baik domestik maupun antar negara.” IRT tersebut diikuti unsur ulama, pe­­ me­­­rintahan Aceh, akademisi, dan tokoh ma­­sya­rakat dari tiga negara. Acara yang dipandu oleh Iskandar, MA dari STAIN Malikussaleh tersebut, dihadiri Prof. Dr. Shabri Abd. Majid dari Internasional Islamic University Malaysia (IIUM), Dr. Abdul Nasir (Universitar Syarif Ali), Brunai Darussalam, dan Dr. Muhammad Hidayat. MBA (Dewan Syariah Nasional), Dr. H. Ridwan Hasan, M.Th (STAI Al-Aziziyah) yang mewakili Indo­nesia. Ketua STAI Al-Aziziyah, Tgk. Muntasir, S.Ag, MA, mengatakan, IRT di­ ge­lar dalam rangka hari jadi dan wisuda sarjana angkatan ke 2 STAI Al-Aziziyah yang dipimpinnya. [mukhlisuddin marzuki/yyy]

Santunan-Bireuen. Haul (peringatan meninggal) Abon Samalanga ke 23 yang dilaksanakan di Komplek Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Bireuen dihadiri oleh ribuan undangan yang terdiri dari para pejabat, tokoh masayarakat, ulama, pimpinan lembaga pendidikan Islam, serta alumni MUDI, baik dari Aceh maupun luar Aceh (3/6). Di antara yang hadir Gubernur Aceh Dr. Zaini Abdullah serta Malik Mahmud selaku pemangku wali Nanggroe dari Partai Aceh. Juga hadir sejumlah pejabat dari jajaran Muspida Provinsi Aceh, Kabupaten Bireuen, KabupatenPidie Jaya, Kabupaten Pidie, Rombongan Kakanwil Kementerian Agama Aceh yang didampingi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bireuen. Selesai doa bersama, kegiatan haul ini juga dirangkai dengan seminar Bahsul Masail Ffiqhiyah, dan wisuda 300 orang sarjana S1 dari STAI Al-Aziziyah, PT Islam yang berada di bawah naungan dayah MUDI, Samalanga. Abon Samalanga (Tgk. H. Abdul `Aziz bin M. Shaleh), salah seorang ulama kharismatik Aceh. Panggilan akrabnya, Abon `Aziz Samalanga atau Abon Mesjid Raya Samalanga. Lahir di Desa Kandang Samalanga Kabupaten Aceh Utara (kini, Kabupaten Bireuen), pada Ramadhan 1351 H/1930 Abon mulai memimpin dayah dari tahun 1958- 1989. Sejak dayah LPI MUDI Mesjid Raya berada di bawah kepemimpinannya, banyak perubahan terjadi, terutama menyangkut kurikulum pendidikan yang semula tidak terlalu fokus pada ilmu-ilmu alat (bantu) seperti ilmu manthiq, ushul, bayan, dan ma`ani. Kurikulum pendidikan pada masa kepemimpinannya lebih fokus belajar pada ilmu-ilmu alat tersebut, terlebih lagi keahlian Abon yang sangat menonjol adalah dalam bidang ilmu manthiq sehingga digelar dengan Al-Manthiqi. [juniazi/aba]

Fuspita Gelar Rakor Santunan-Takengon. Forum Ukhuwah dan Silaturrahmi Pengajian Ibu-ibu Takengon (Fuspita) yang merupakan wadah kelompok pengajian binaan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tengah, dalam tahun 2012 ini kembali menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) pada hari Kamis,(7/6) di Aula Kankemenag Aceh Tengah, Takengon. Acara rakor dipandu Kasi Penamas, Ikhsan, SAg dan Ketua Pokjaluh, Hasyimi,S.Ag. Ketua Majelis Pembina Fuspita, Raudhah, S,Pd.I melaporkan bahwa peserta yang mengikuti rakor terdiri dari para ketua Fuspita kecamatan yang ada di Aceh Tengah, para Penyuluh Agama Islam Fungsional dan para Kepala KUA selaku pembina di masingmasing kecamatan. Selain itu hadir pula para anggota MP Fuspita (istri para Kasi dan istri para Kepala KUA). “Keberadaan Fuspita ke depan agar semakin eksis. Kelompok majelis taklim binaan kankemenag ini hendaknya benarbenar akan menjadi wadah pengembangan ilmu pengetahuan agama dan silaturrahim bagi jamaah dan kaum muslimin di Dataran Tinggi Gayo ini. Kelompok majelis taklim mempunyai manfaat yang sangat besar bagi umat, terutama dalam pendidikan sumberdaya insani,” harap Hamdan. [mahbub fauzie/yyy]

Terharu, Perpisahan di Galus Santunan-Blangkejren. MIN Blangkejeren, sekolah favorit di Kabupaten Gayo Lues (Galus) sukses menunaikan perpisahan dengan acara yang sangat sederhana dan bersahaja. Acara berlangsung di ruangan belajar yang digabungkan beberapa ruang kelas yang dijadikan sebagai panggung utama dan para pelajar berkumpul, berkreasi dan berseni ditempat itu. “Memang tahun ini kami adakan dengan sederhana karena kekurangan biaya dan mengingat cuaca yang kurang mendukung untuk kegiatan outdoor.

22

Santunan Juni 2012

Jadi kami melatih anak-anak berkreasi dan berseni cukup indoor saja, dan kami tidak mengundang siapa-siapa kecuali hanya dewan guru, para ustadz pengajian dan pengurus komite sekolah. Namun, tetap bersahaja, khidmat dan bermanfaat” kisah Kepala MIN. “Anak-anak Bapak yang cantik-cantik dan yang manis-manis, kami ajak untuk terus belajar, terutama bahasa Inggeris dan Bahasa Arab harus pandai, supaya kalian nanti bisa pergi ke Amerika, Arab Sudi, Libanon, Jepang, Singapura, dan sebagainya,” begitu

pihak komite menyemangati anak-anak, yang diwakili Annas, S. Ag, yang juga Kepala KUA Rikit Gaib. Anak-anak menampilkan keahlian di panggung, diawali dengan pembacaan puisi yang berjudul “Guruku”. Terus diperdengarkan lagu cocal solo, tari Aceh Likok Pulo, Saman, Ranup Lampuan, Bines dan tarian kreasi, dengan diiringi sorak sorai menggemuruh di ruangan itu, lebih-lebih ketika ada saweran baik dari Komite, Kepala Min, dewan guru dan juga dari teman-teman mereka. [anas/aba]


MTsN Gandapura Terima Penghargaan Adiwiyata 2012

Perlu Madrasah Favorit di Tiap Daerah Santunan-Bireuen. Kepala MTsN Gandapura, Drs. H. Mukhlis, M.Pd sangat bangga ketika menerima penghargaan Adiwiyata dari Menteri Negara Lingkungan Hidup di Jakarta (5/6). “Ini adalah hasil kerjasama semua pihak, mulai dari guruguru, para siswa dan juga komite madrasah bersama masyarakat sekitar untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang asri dan ramah lingkungan,” kata Mukhlis pada Santunan di Hotel Grand Nanggroe (7/6). “Dua tahun berturut-turut (2010 dan 2011) kami memperoleh penghargaan serupa di tingkat Provinsi Aceh. Tahun ini, Panitia Hari Lingkungan Hidup Provinsi Aceh mengikutsertakan kami dalam penilaian Adiwiyata tingkat Nasional, Alhamdulillah kita ternyata memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup,” jelas Mukhlis dengan wajah berseriseri. “Untuk madrasah, MTsN Gandapura

yang pertama sekali menerima penghargaan ini di Aceh, kami berharap penghargaan ini juga bisa memotivasi madrasah lainnya untuk bersama-sama memelihara lingkungan hidup yang bersih, sehat dan hijau,” lanjut Mukhlis. “Di madrasah kami, pemeliharaan lingkungan sudah masuk kurikulum muatan lokal, ditambah juga dengan aksi langsung di lapangan, seperti gotong royong bersama masyarakat, menghijaukan sekolah dan lingkungan sekitar, serta memelihara kebersihan dan keindahan di kompleks madrasah,” jelasnya panjang lebar mengenai bebrapa item yang dinilai oleh Tim Adiwiyata Nasional 2012. “Bila kami bisa mempertahankan prestasi ini selama tiga tahun berturut-turut, maka Menteri Negera Lingkungan Hidup akan memberikan penghargaan Adiwiyata Mandiri sebagaimana yang diraih oleh MTsN Padang,” kata Mukhlis. [khairuddin/yyy]

Zulkifli Arif: Mari Kuliah Lagi Santunan-Lhokseukon. Sejumlah 40% PNS di Kankemenag Kabupaten Aceh Utara, belum bergelar S1. “Ini artinya, sekitar 558 orang, dari keseluruhan PNS Kemenag setempat, belum berijazah strata sarjana,” ujar Kepala Kankemenag Aceh Utara, Drs. H. Zulkifli Idris, M.Pd, dalam silaturrahmi jajaran Kemenag Aceh Utara dengan Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, di Gedung Hasby Ash-Shiddieqy, Lhokseumawe (29/5). Untuk meningkatkan SDM, ke depan Kakankemaneg mendorong setiap PNS untuk mengikuti pendidikan yang lebih tingi. Saat ini PNS di Kemenag Aceh Utara,

berjumlah 1.236 PNS. Rinciannya, sembilan orang sudah selesai S2, 731 PNS masih S1, 60 PNS masih D3, 203 PNS masih D2, dan 295 masih MA/SMA. Hingga 2012 ini, masih 90 PNS sedang menyelesaikan S1, 15 PNS sedang S2, sementara dari 968 guru PNS, ada 422 sedang sertifikasi. Kakankemenag melaporkan juga, “Pihaknya telah melakukan reformasi birokrasi dan membangun disiplin di jajaran Kemenag, termasuk membangun Tridarma Kemenag, yakni rasa memiliki, rasa bangga, dan rasa tanggung jawab pada setiap aparatur Kemenag setempat.” [juniazi/yakub]

Santunan-Lhoksukon. Dalam kesempatan kunjungan kerja ke Aceh Utara, Selasa (29/5), Kakanwil Kemenag Aceh menghimbau Kementerian Agama Aceh Utara untuk mencetak madrasah-madrasah favorit di daerahnya. “Hari ini banyak orang tua yang mengirimkan anak-anaknya belajar di ibukota Kabupaten atau ibukota Provinsi karena alasan kualitas pendidikan yang lebih baik, kedepannya di daerah-daerah juga harus ada madrasah dan sekolah favorit dengan standar dan kualitas sepeti di ibukota,” kata Drs. H. Ibnu Sa’dan,M.Pd dihadapan jajaran Kemenag Aceh Utara. “Selain lebih dekat dan murah, dengan adanya madrasah favorit juga akan meningkatkan gengsi daerah, karena itu semua pihak harus bekerja sama untuk mewujudkan hal ini,” lanjut Kakanwil. Kakanwil juga menyorot animo masyarakat yang cenderung memeilih pendidikan agama akhir-akhir ini. “Masyarakat sudah sadar bahwa agama adalah bekal hidup di dunia dan akhirat, karenanya wajar saja bila madrasah dan pondok pesantren saat ini menjadi pilihan utama bagi pendidikan anak-anak, untuk itu kita perlu terus berbenah supaya kepercayaan masyarakat yang begitu besar tidak menjadi bumerang bagi Kementerian Agama,” imbau Kakanwil. “Segenap jajaran Kemenag harus bekerjasama menanggulangi animo masyarakat tersebut, baik dari segi kecukupan ruang dan sarana belajar, serta kualitas tenaga pendidik juga harus semakin baik dari waktu ke waktu,” demikian harapan Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh. Ikut serta mendampingi Kakanwil dalam kunjungan kerja ini Kasubbag Hukmas dan KUB, Juniazi, M.Pd dan Bendaharwan Kanwil, Munawar, SE. [jun/aba] Santunan

Juni 2012

23


Sudah 422 Guru Bersertifikasi Santunan-Lhoksukon. Sampai akhir semester pertama 2012, sudah 489 (dari 932) guru PAI (Pendidikan Agama Islam) Pemda di Aceh Utara telah dibayar tunjangan sertifikasi oleh Kemenag setempat. “Sementara itu, dari 968 guru PNS di Aceh Utara, 422 guru telah bersertifikasi,” lapor Kakankemenag Aceh Utara, Drs. H. Zulkifli Idris, M.Pd, dalam silaturrahmi dan pembinaan pegawai di jajaran Kemenag Aceh Utara (29/5). Dalam acara silaturrahmi yang digelar bersama Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, yang juga hadir Kasubbag Hukmas dan KUB Kanwil Kemenag Aceh,

di Gedung Prof. DR. Hasbi Ash-Shiddieqy Lhokseumawe itu, H. Zulkifli juga merilis, “Bahwa jumlah pernikahan per tahun di Aceh Utara mencapai 5.200 peristiwa.” “Namun sampai 8% dari jumlah itu (5.200) bermuara pada pilihan bercerai. Akibat dari, terutama faktor (intervensi) pihak ketiga, ada WIL (Wanita Idaman Lain) atau PIL (Pria Idaman Lain),” keluh Kakankemenag di hadapan Pejabat Kemenag, penyuluh, kepala KUA dan madrasah, guru, dan para staf Kemenag itu. Jelang asar, Kakanwil dan rombongan akan ke MTsN Samudera Aceh Utara. [yakub/fadhlan]

Pelajar 48 MTs Ikut Porseni Santunan-Lhoksukon. Sebanyak 1.110 pelajar dari 40 MTs mengikuti Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) XIII Tingkat Kabupaten Aceh Utara di Kompleks Dayah Terpadu Al Muslimun Desa Meunje, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara. Acara itu dibuka Kakankemenag Aceh Utara yang diwakili Kasubbag Tata Usaha, H. Asnawi (30/4). Acara yang memperlombakan 17 bidang olahraga dan seni, seperti lomba busana muslim, rebana, kaligrafi, MTQ, atletik, bolavoli, tenis meja, dan bulutangkis. Juara kegiatan ini akan mewakili Aceh Utara ke Porseni Provinsi Aceh di Kutacane, November 2012,” jelas Ketua Panitia Porseni, Hamdani A. Jalil.

Anggota pramuka tingkat penggalang (tingkat SMP) di Lhokseumawe (30 April-3 Mei) mengikuti Lomba Tingkat Dua yang digelar Kwarcab Lhokseumawe di kompleks sekolah Sukma Panggoi, Lhokseumawe. Kegiatan yang berlangsung lima tahun sekali ini diikuti 24 regu (putra-putri) dibuka Kadisdikpora Lhokseumawe, Syafruddin, S.Pd. “Cabang yang diperlombakan antara lain tali-temali, PBB, sandi, morse, semapure, shalat berjamaah, dan lomba pidato. Dari lomba itu hanya dipilih satu regu putra dan satu regu putri sebagai pemenang. Mereka nanti mewakili Lhokseumawe ke Lomba Tingkat (LT) 3 di Seulawah Scout Camp, akhir Meiendatang,” jelas Ruslan. [ib/bah/ lan]

Wisuda Perdana Rintisan Madrasah Unggul Aceh Santunan-Lhokseumawe. MAN Lhokseumawe mewisuda 233 lulusanya dalam rapat terbuka perdana Rintisan Madrasah Unggul Provinsi Aceh 2013 untuk lulusan tahun ajaran 2011/2012 di Aula KNPI Kota Lhokseumawe (Senin, 28/5). Wisuda yang dibuka oleh Pj. Wali Kota Lhokseumawe, Arifin Abdullah Uramy, juga dihadiri orang tua siswa dan Kadis Dikpora Kota Lhokseumawe, Syafruddin. “Sekolah ini mendapat rekomendasi sebagai sekolah unggul untuk Povinsi Aceh yang diikuti di Bogor pada September 2011, dan berharap agar Madrasah Unggul dapat dipertahankan untuk MAN kota Lhokseumawe. MAN Lhokseumawe, tahun ini lulus 100 persen UAN,” papar Kepala MAN kota Lhokseumawe, Zulikifli, S.Ag, M.Pd. [yakub]

Kepala KUA dan Madrasah Dilantik

Santunan-Lhokseumawe. Kakankemenag Aceh Utara kembali melantik para Kepala KUA dan Kepala TU pada Madrasah (8/5). “Mereka yang di lantik, Mahdi, S.Ag (Kepala KUA Muara Batu), Lukmanul Hakim (KUA Nisam), Mujib, S.Ag (KUA Dewantara),

24

Santunan Juni 2012

Drs. Abdul Aziz KUA Samudera), Teuku Erdika Usiandra, S.S (KUA Syamtalira Bayu), Kamilin, S.Ag (KUA Simpang Keuramat), Zulfahmi, S.Ag (KUA Meurah Mulia), Abd. Gani, S.Ag (KUA Geureudong Pase), dan Shaifuddin Fuady, S.Ag (KUA Syamtalira

Aron),” lapor Cut Ratna Dewi, Sos.I, Seksi Publikasi dan Dokumentasi. Selanjutnya, Cut Ratna menjelaskan, “Helmi Saputra, S.Ag (sebagai Kepala KUA Tanah Luas), Rusli, S.Ag (KUA Kuta Makmur), Drs. Muzakkir (KUA Baktiya), Adabi, S.Ag (KUA Baktiya Barat), Imran, S.Ag (KUA Nibong), Fakri (KUA Paya Bakong), Saifullah, S.Hum (KUA Nisam Antara), Samsul Bahri, S.HI (KUA Pirak Timu), Muhammad Sofian, S.HI (KUA Kec. Cot Girek), Saifullah, Lc (KUA Tanah Pasir), Mahdi, S.Hi (KUA Lapang), Abdullah, S.Ag (KUA Langkahan), dan Iriani, S.Ag sebagai kepala Urusan Tata Usaha pada MAN Lhoksukon. “Mutasi ini merupakan agenda rutin dalam Kementerian Agama. Yang merupakan ‘pakaian’ bagi PNS dan mutasi bukanlah suatu pelecehan melainkan kebutuhan lembaga/organisasi yang terus berkembang dan dinamis. Hal ini yang mestinya ada di benak kita masing-masing,” ujar Kakanwil Aceh Utara, Drs. H. Zulkifli Idris, M.Pd. [cut ratna dewi/yyy]


Pelajar MAN Darussalam Ada di Pulau Pinang Santunan-Jantho. Untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, MAN Darussalam Tungkob, Aceh Besar, menjalin kerjasama dengan sekolah bertaraf internasional Sekolah Menegah Kebangsaan Agama (SMKA) Al-Irshad Pulau Pinang, Malaysia. “Kerjasama ini telah disepakati dengan penandatanganan kesepakatan kerjasama antara kedua sekolah pada awal Januari 2012. Salah satu butir di antara kerjasama itu adalah peningkatan kualitas siswa dengan pertukaran pelajar masing-masing sekolah. Pada tahun ini, Nurwahyuni, Zilla Phonna, dan Najmi Arjuna dulu yang diberangkatkan ke negeri jiran,” jelas Kepala MAN Darussalam, Muntasyir, MA. “Kita sangat berbahagia dan memberikan apresiasi yang tinggi dengan inovatif yang telah dibuat oleh Kepala Madrasah dan Guru

MAN Darussalam. Mudah-mudahan kegi­ atan ini terus berlanjut di setiap tahun­nya. Sekembali dari sana, apa-apa yang terbaik yang didapatkan di SMKA Al-Irshad dapat diaplikasikan di Aceh,” harap Kepala Kankemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd. “Kita juga berharap agar ke depan, MAN Darussalam mampu menjadi Madrasah Model Tingkat Aliyah dan Bertaraf Internasional,” sambung Kakankemenag Aceh Besar, Drs. H. Salahuddin, M.Pd. “Terimaksih kepada Kanwil Kemenag Aceh, Pemerintah Aceh, DPRA Aceh, Kankemenag Aceh Besar dan kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya program ini baik moril maupun materil, dan penghargaan yang setinggi-tingginya,” pungkas Muntasyir, MA yang didampingi Nuranifah, S.Ag. [muntasyir/lan]

Linangan Air Mata di MAN Sibreh

Porseni di SMP Abu Lam U Santunan-Kota Jantho -SMP Islam AlFalah Abu Lam U, Aceh Besar, menjadi tuan rumah pekan olahraga dan seni (Porseni) tingkat SMP Gugus 03, Kabupaten Aceh Besar. Kepala SMP Al-Falah yang juga ketua panitia Porseni Gugus 03, Dra Masyitah mengatakan, kegiatan yang berlangsung di kompleks dayah modern Abu Lam U itu mempertandingkan 13 cabang olahraga dan seni. Hanya sepakbola yang digelar di Lapangan Siron, Kecamatan Ingin Jaya. Cabang sepakola diikuti 2 tim, voli putra-putri (4 tim), bulutangkis (4 tim), karate (2 tim), pencak silat (2 tim), dan catur (2 tim). Sedangkan di cabang seni, vocal grup ( 2 tim), nyanyian solo (1 tim), tarian (4 tim), story telling (3 tim), cipta cerpen (3 peserta), MTQ tilawah (3 tim), dan MTQ tartil (1 tim). Sementara sekolah yang ikut selain tuan rumah yaitu, SMP Fajar Hidayah, SMPN 1 Ingin Jaya, SMPN 2 Ingin Jaya, SMPN 2 Blang Bintang, SMPN 3 Ingin Jaya, dan SMP Negeri Kuta Baro. [aceh. tribnunews.com/yyy]

Pembinaan Calhaj di Kankemenag Aceh Tengah

Santunan-Kota Jantho. Usai UN 2012, siswa kelas XII MAN Sibreh menggelar acara perpisahan di halaman gedung MAN Sibreh, Kuta Malaka, Aceh Besar (12/5). "Alhamdulillah, pelaksanaan acara perpisahan bagi siswa kelas XII, berlangsung meriah dan penuh khidmad. Kegiatan ini dilaksanakan, karena sebentar lagi siswa kelas XII akan tamat dan meninggalkan sekolah," terang Wakil Kepala Madrasah (Wakamad) Bidang Kurikulum MAN Sibreh, Zulfitra, S.Pd. Acara perpisahan yang diselenggarakan pengurus OSIS MAN Sibreh diawali dengan Tarian Ranup Lampuan dan diisi dengan berbagai kegiatan hiburan lainnya seperti drama, lagu-lagu perpisahan yang menggunakan alat musik lengkap serta

pembacaan pesan kesan dari masing-masing perwakilan siswa kelas XII, XI, dan X", serta perwakilan dari dewan guru. Suasana nampak terlihat lebih haru yang diiringi linangan air mata ketika siswa bersalaman serta berpamitan dengan bapak kepala Madrasah, bapak ibu dewan guru maupun adik-adik siswa kelas X dan kelas XI. “Saya harapkan, para alumni-alumni MAN Sibreh nantinya, dapat melanjutkan ke perguruan tinggi atau mampu terserap di berbagai lapangan pekerjaan. Sebab, saya yakin mutu dan kualitas keluaran MAN Sibreh tak kalah bagusnya dibanding dengan alumni-alumni dari sekolah menengah atas dan sederajat lainnya,” ajak Sudirman M, S.Ag, Kepala MAN. [lan/yyy]

Santunan-Takengon. Sebanyak 127 orang JCH (Jamaah Calon Haji) 2012 Kabupaten Aceh Tengah mengikuti kegiatan pembinaan dan penyuluhan di Aula Umah Persilangan Kankemenag Aceh Tengah, Takengon Rabu (13/6). “Kegiatan ini merupakan program kerja seksi haji di setiap tahunnya. Peserta yang mengikuti acara pembinaan pada tahun ini berjumlah 127 orang yang merupakan calhaj (calon haji) yang masuk ‘jatah’ keberangkatan di musim haji tahun ini,” jelas Drs. Salman, Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah. Pada 2012, dari 14 kecamatan yang ada di Aceh Tengah, hanya 12 kecamatan yang JCH masuk dalam ‘kuota’ keberangkatan. Kecamatan Rusip Antara dan Atu Lintang, belum masuk kuota yang akan berangkat. Dalam kegiatan pembinaan dan penyuluhan haji ini, narasumber yang memberikan materi, antara lain Drs. H. Hamdan (Kakankemenag), Drs. H.M. Saleh Samaun (Kadis Syariat Islam), Drs. H. Alhulwani (Kasi Urais), dan dari Dinkes. [mahbub/yyy] Santunan

Juni 2012

25


Khatam Dan Wisuda DTA Ar-Rahmaniyah Santunan Karang Baru, Taman Pendidikan Al-Qur-an (TPQ) dan Diniyah Takmiliyah Awaliyah (DTA) Ar-Rahmaniyah Karang Baru Aceh Tamiang, mengadakan acara wisuda akhirussanah dan khataman 71 santri angkatan ke 13, yang terdiri dari 60 orang Santri TPQ dan 11 orang orang Santri DTA. Acara bertempat di Gedung SKB Kabupaten Aceh Tamiang, dan dihadiri oleh para wali santri, Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Kankemenag (26/5). TPQ dan DTA Ar-rahmaniyah merupakan lembaga pendidikan dibawah yayasan HANAMAS (Habib Nuncik Abdurrahman Al-Athasy) yang terletak di Desa Bundar Kecamatan Karang Baru, menyelenggarakan beberapa jenjang pendidikan, PAUD, TPQ dan Diniyah Takmiliyah Awaliyah (DTA). “Dengan wisuda dan khataman Santri Diniyah ini, lembaga telah mewisudakan santri sebanyak 800 orang. Sampai saat ini jumlah santri di Ar-Rahmaniyah sebanyak 336 orang, terdiri dari santri TPQ berjumlah 250 orang dan santri DTA berjumlah 86 orang. Jumlah guru 21 orang, terdiri dari guru TPQ sebanyak 14 orang dan guru

DTA sebanyak 7 orang,” papar Helmi Ismail Fahmi, S.Ag, mewakili Ketua Yayasan. “Kementerian Agama Aceh Tamiang terus berupaya membantu pendidikan diniyah, seperti penguatan lembaga dengan menyusun Qanun Diniyah yang masih dibahas oleh DPRK, melakukan pembenahan administrasi dan kualitas guru,” tambah Kepala Kankemenag yang diwakili Salamina Razali, MA. Baru-baru ini Kemenag juga melaksanakan Ujian Akhir Madrasah Diniyah Awaliyah (DTA) se-Provinsi Aceh, untuk Aceh Tamiang, diikuti oleh 33 DTA, dimonitoring langsung oleh Kakanwi Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd. [yyy]

Ujian Akhir Madrasah DTA

Santunan-Kuala Simpang. Untuk yang kedua kalinya, Kemenag Aceh kembali menggelar Ujian Akhir Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (DTA) secara serentak di seluruh kabupaten/kota (21-23 Mei 2012). Di Atam (Aceh Tamiang) yang diikuti oleh 33 madrasah DTA tingkat Ula dengan jumlah peserta 553 orang santri/santriwati. Ada perbedaan antara pelaksanaan ujian pertama kali, 2011, dengan ujian kedua ini. Pada ujian pertama soal dibuat oleh kabupaten/kota masing-masing, sedangkan ujan kedua ini soal dibuat oleh Forun Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Provinsi. Namun pada ujian kali ini terdapat beberapa kelemahan, di antaranya terdapat kunci jawaban salah hampir 50% pada pelajaran Aqidah Akhlak, sedangkan pada pelajaran yang lainnya berkisar antara 3-5%;

26

Santunan Juni 2012

terdapat jawaban benar yang ganda pada soal Bahasa Arab, sedangkan soal tersulit pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Pada saat pelaksanaan ujian tersebut, dikunjungi oleh Kakannwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, dan DR. H. Syukri Yusuf, Lc, MA (anggota FKDT Aceh) sebagai tim monitoring. Pada hari pertama, Syukri Yusuf, Lc, didampingi tim monitoring Kan­ kemenag Atam, mengunjungi DTA Ar-Rusydi­ yah Kebun Seumentoh dan Ar-Rahmani­yah Kampung Bundar (Karang Baru). Hari kedua, KakanwilI bnu Sa’dan, M. Pd. Mengunjungi DTA Khairatul Islamiyah (Pekan Seruway) dan DTA Dharma Patra (Rantau). “Masa yang akan datang, kiranya dapat lahirnya DTA tingkat Wustha, terutama di Aceh Tamiang, karena hingga saat ini di Aceh Tamiang hanya ada DTA tingkat Ula.” [biro atam/yyy]

Kakanwil Kunjungi Masjid Al-Fuad Santunan-Karang Baru, Sebelum mengunjungi Madrasah DTA Islamiyah Pekan Seruway Selasa (22/5) Kakanwil Kemenag Aceh melakukan silaturrahmi dengan Kepala dan Guru-Guru MTsN Seruway. Tim juga berkunjung ke Masjid Al-Fu’ad Pekan Seruway, meninjau Ma’had Tahfizul Qur-an Al-Fua’ad Pekan Seruway Aceh Tamiang yang didampingi oleh Kakankemenag Aceh Tamiang, Kasubbag TU, Kasi Mapenda, Kasi Penamas dan Pekapontren serta beberapa staf lainnya. Ikut Hadir dalam acara tersebut, Drs. Asra, Camat Kecamatan Seruway. “Tahun ajaran 2012 ini, di Kecamatan Seruway berdiri Pondok Pesantren Tahfizul Qur-an yang dibangun dengan dana sadaya masyarakat Kecamatan Seruway dan sumbangan para dermawan, dan tahun ajaran 2012/2013 ini merupakan penerimaan santri yang pertama,” H. T. Helmi, Sm. Hk, S.Ag, Kakankemenag Aceh Tamiang mengulas. “Ma’had Tahfizul Qur-an Al-fu’ad di bawah naungan pengelolaan Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Al-Fu’ad Pekanan Seruway yang diketua oleh Camat Kecamatan Seruway. Tahap awal ini gedung Ma’had yang sudah dibangun terdiri dari dua lantai masing-masing lantai empat ruangan. Lantai bawah untuk Asrama Santri, sedangkan lantai atas untuk ruang belajar dan masing-masing ruangan terdapat AC,” Drs. Asra menjelaskan lagi. Harapannya kepada Kakanwil Kemenag Aceh, kiranya di Kecamatan Seruway dibangun Madrasah Aliyah, tanahnya sudah ada di sediakan oleh Camat dan masyarakat Seruway. Usai makan siang bersama dilanjutkan kunjungan ke Masjid Al-Fu’ad pekan Seruway dan ke Ma’had Tahfizul Qur-an Al-Fu’ad yang berada tepat di belakan Masjid Al-Fu’ad. [yyy]


DDTK di Kuala Simpang

Rakor Mapenda Atam

IGRA Atam Gelar Manasik Haji

Santunan-Kuala Simpang. Setelah sukses pada 2011, Balai Diklat Keagamaan (BDK) Medan bekerjasama dengan Kankemenag Kabupaten Aceh Tamiang kembali meng­ adakan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) Pengembangan Silabus (RPP) Berkarakter dan Lesson Study dan DDTK Peningkatan Pengelolaan Administrasi Perkantoran, di Kuala Simpang (25-28/4). Kegiatan yang di­ ikuti dua angkatan (50 orang), dipusatkan di MIN Kampung Durian, dengan menghadirkan Widyaiswara dari BDK Medan. “Pelaksanaan DDTK pada guru PAI tingkat MTs tersebut bertujuan untuk meningkatkan kopetensi guru PAI pada madrasah. Sedangkan DDTK Administrsi Perkantoran dimaksudkan untuk mening­ katkan kinerja pengelolaan Administrasi Perkantoran dalam rangka mewujudkan laporan perkantoran yang Wajar Tanpa Pengecuali (WTP) di lingkungan kementrian Agama,” jelas H. T. Helmi Sm. Hk, S.Ag, Kepala Kankemenag. “Kami menyambut baik dan mengucap­ kan terimakasih dengan dilaksanakan kegi­atan DDTK ini oleh BDK Medan tersebut, karena dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja dalam menyusun laporan perkantoran bagi tenaga administrasi, serta dapat mening­ katkan profesionalisme dalam menerapkan pelaksanaan lesson study bagi guru PAI di tingkat madrasah,” ajak Teuku. Helmi. [sofyan/jumini/biro tamiang/yyy]

Santuna-Karang Baru, Kasi Mapenda Kankemenag Aceh Tamiang (Atam) kembali mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan menghadirkan tiga narasumber dari Bidang Mapenda Kanwil Kemenag Aceh (15/5), di Aula MAN Kualasimpang. Acara yang dihadiri oleh seluruh Kepala MI, MTs, dan MA se Atam serta seluruh guru madrasah dan guru-guru yang telah lulus sertifikasi (350 orang), dibahani oleh Idris M.Pd, Azhari Tambunan, ST, dan Basri, SE. Materi Rakor membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan BOS, Tunjangan Khusus Guru (TKG) Tunjangan Fungsiona non-PNS, kualifikasi akademik S1 untuk guru madrasah, bersama Kasi Ketenagaan dan Ke­ siswaan (Idris, M.Pd dan Azhari Tambunan, ST). Sedangkan pembicaran hal-hal yang berkaitan dengan sertifikasi langsung disampaikan Idris, M.Pd, putra Aceh Tenggara itu. “Banyak hal yang disampaikan oleh paranara sumber sangat berguna bagi peserta terutama pengelolaan BOS pada madrasah dan menyangkut masalah sertifikasi. Melalui rakor ini diharapkan pemahaman Kepala Madrasah, terhadap pengelolaan BOS semakin baik. Satu hal yang menggembirakan, peserta sertifikasi yang selama ini terus menjadi pertanyaanpertanyaan dari guru, baik madrasah maupun PAI di SD, SMP, SMA, dan SMK, sudah mulai terjawab dan dapat di pahami,” papar Kasi Mapenda Kankemenag Atam, Anwar Fadli, sambil tersenyum. [yakub]

Santunan-Karang Baru. Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Aceh Tamiang gelar manasik haji bagi seluruh murid RA, di Lapangan eks Arena Utama MTQ ke 30 Provinsi Aceh, belakang Kantor Bupati Aceh Tamiang (16/5). Acara yang diikuti oleh 23 (500 siswa) se Aceh Tamiang (Atam), dibimbing oleh para pengurus IGRA dan mantan Kasi Urais Haji Kankemenag Atam, H. Abdul Latif, S.Sos.I. “Kami mengapresiasikan kegiatan ini, karena manasik haji bagi siswa RA ini mempunyai makna yang sangat baik bagi pembiasaan dan pengamalan tukun Islam sekaligus syiar agama menggugah hati wali murid untuk merasakan bagaimana melaksanakan ibadah haji, sehingga menimbulkan minat mereka untuk melaksanakanny,” ujar Bupati dalam sambutan yang diwakili oleh Asisten III. Kegiatan ini baru pertama kali dilakukan oleh IGRA Atam, dan mendapat sambutan yang luar biasa baik dari para siswa siswi maupun wali murid yang membanjiri lapangan menyaksikan kegiatan ini. Kegiatan ini bisa dilaksanakan setiap tahunnya mengingat banyak hal positif baik bagi IGRA, bagi siswa siswi RA dan orang tua wali. Demikian harapan Kasi Mapenda dan Kakankemenag Aceh Tamiang, Kasubbag TU, dan Kasi Urais Haji serta seluruh kepala RA. [biro atam/ yakub]

Karpeg Elektrik di Aceh Tamiang Santunan-Karang Baru, Dalam rangka pergantian Kartu Pengawai yang lama menuju Kartu Pegawai Elektrik, Kankemenag Aceh Tamiang (Atam) melakukan pengambilan foto dan sidik jari di aula Kankemenag Atam dengan tim surveyor dari PT. Sucofindo, Fauzan, Supardi, dan Hamzah (29/5). Untuk memperlancar pengambilan foto dan sidik jari tersebut tim surveyor dibantu oleh tim Urusan Kepegawaian Kemenag Atam yang dikoordinir Sunaryo, S.Ag.

Beserta seluruh staf Urusan Kepegawaian dan tiga staf Mapenda, Jumini, S.Pd.I, Ummi Maisyarah, S.Pd.I, dan Rosmiati, S.Pd.I. Pengambilan foto tersebut berlangsung dari pukul 08.30- 16.30 WIB dengan jumlah pegawai yang hadir sebanyak 480 orang dari 490 pegawai yang terdata. “Ketidakhadiran pegawai sebanyak 10 orang tersebut disebab­ kan antara lain ada yang sedang Dinas Luar, Tugas Belajar, sakit, dan ada pula yang sudah ikut foto di Dinas Pendidikan,” tambah

Sunaryo, S.Ag. Kepala TU Kepegawaian Aceh Tamiang. [yyy] Santunan

Juni 2012

27


Kepala KUA Ceramah Isra Mi’raj

Jangan Ganggu Iman Warga Muslim

Silaturrahmi Kabid Penamas di Takengon

Santunan-Kota Jantho. Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Mesjid Raya, Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, M. Nasir, M.Ag menyesalkan, nyatakan masygul, dan kecewa dengan ulah dua misionaris yang beraksi di Gampong Neuheun Kecamatan Mesjid Raya, Ka­ bupaten Aceh Besar. "Kami diinformasikan oleh Tuha Peuet dan aparat Komplek Budha Suci Neuheun, bahwa mereka membawa air yang berbau magis dan dengan itu menjadi media pembaptisan warga. Di antara warga komplek yang menjadi sasaran ialah yang membutuhkan, atau miskin," jelas M. Nasir, di KUA, dekat Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, seraya membuat rekomendasi nikah kepada beberapa warga di kecamatannya. Tersangka yang ditahan polisi masingmasing Roy Tyson Kelbulan (24) asal Sulawesi Selatan dan rekan wanitanya, Ribur Manulang (31), asal Tapanuli Utara. Selain kedua tersangka, polisi juga menyita barang bukti antara lain tiga ‘kitab’ dan sebuah termos berisi air. Barang bukti bersama tersangka diboyong ke Mapolres Banda Aceh setelah sebelumnya sempat diamankan di Mapolsek Krueng Raya. “Kita tunggu proses hukum," kata M. Nasir, yang mewilayahi rentang lokasi kerjanya di Kecamatan Mesjid Raya yang sangat panjang dan luas, dari Gampong Lamnga hingga Lamreh (Bukit Soeharto). "Pihak lain jangan ganggu iman dan kenyamanan warga Muslim, juga di komplek-komplek yang banyak sekali di Gampong Neuheun dan seikitarnya. Kita amat kesal juga, sebagaimana kekesalan Geuchik Gampong Neuheun, H. Sabirin S.Pd, yang menilai aksi tamu luar Aceh itu sebagai upaya ilegal yang benar-benar telah menciderai hati warga kita," tutup M. Nasir, yang sebelumnya Kepala KUA Baitussalam, tetangga Kota Banda Aceh. [yakub]

Santunan-Takengon. Kabid Penamas Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, H. Aska Yunan, S.Ag melakukan pertemuan dengan para Penyuluh Agama Islam Fungsional dan para Kepala KUA di lingkungan Kankemenag Kabupaten Aceh Tengah, di Aula kantor setempat (Selasa, 29/5). Dalam pertemuan tersebut, Kabid didampingi oleh Kakankemenag Aceh Tengah (Drs. H. Hamdan), Kasubag TU (Saidi B, S.Ag), Kasi Urais (Drs. H. Al-Hulwani), dan Kasi Haji (Drs. Salman). “Keberadaan penyuluh agama di tengahtengah masyarakat sangat urgen. Apalagi dengan keadaan masyarakat sekarang ini yang penuh dengan benturan budaya, di mana masyarakat sekarang lebih banyak bermental ‘spekulatif’ dan ‘instans’, maka eksistensi penyuluh agama harus lebih kentara dan giat dalam aktifitasnya,” papar H. Aska Yunan, yang juga putra Aceh Tengah. “Dengan kebijakan baru penempatan para Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) yang berkantor di KUA-KUA Kecamatan, penyuluh harus selalu melakukan koordinasi dengan Kepala KUA di masing-masing wilayah tugasnya,” ajak Kabid Penamas. “Sudah semestinya keberadaan PAIF di KUA sangat membantu tugas-tugas Ka.KUA, terutama sekali dalam hal-hal yang terkait dengan tupoksinya sebagai pelaksana teknis kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama kepada masyarakat” tegas Kabid. “Semua kita harus lebih memantapkan komitmen diri serta mengembangkan kemampuan masing-masing dalam berperan di tengah-tengah masyarakat. Kalau selama ini kita sebagai PNS dikenal dengan abdi negara, maka sekarang ini kita harus bisa memposisikan diri sebagai ‘abdi masyarakat’ yang tugasnya memberikan pelayanan kepada masyarakat sebagai bagian dari negara itu sendiri,” harap H. Hamdan. [mahbub/aba]

28

Santunan Juni 2012

Santunan-Takengon. Drs. Azharia, Kepala KUA Kecamatan Jagong Jeget tampil sebagai penceramah dalam pengajian bulanan yang diselenggarakan oleh Badan Kontak Majelis Taklim Kampung Jagong Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah, Jumat (8/6). Dihadiri ratusan jamaah dari kalangan kaum ibu dan sebagian kecil dari kaum bapak. “Hal yang paling mendasar untuk kita ketahui dari peringatan Isra` Mi’raj ini adalah tentang kewajiban kita mendirikan shalat lima waktu sehari semalam,” jelas Azharia, sembari memaparkan bahwa perintah ibadah shalat merupakan wahyu Allah Swt yang langsung ‘dijemput’ oleh Rasulullah manakala ber-isra’ mi’raj atas kemahasucian Allah Swt sebagaimana firman-Nya dalam Surat Al-Isra’ ayat 1. “Sebagai seorang Muslim, kita harus bisa mengambil hikmah dari peeristiwa yang agung ini”, kata Teungku Azharia yang juga pernah menjadi penyuluh agama Islam Fungsional sebelum diangkat menjadi kepala KUA di jajaran Kankemenag. Sementara itu, Hj. Hikmah (Ketua BKMT Kampung Jagong) melaporkan bahwa, “Dalam kegiatan pengajian di bulan ini, sekaligus kita satukan dengan peringatan Hari Besar Islam Isra` dan Mi’raj Nabi Besar Muhammad Saw, mudah-mudahan kita dapat mengambil manfaatnya.” [mahbub fauzie/yyy]

Komite MIN 1 Bebesan Beri Selamat Santunan-Takengon. Pengurus Komite MIN 1 Bebesan Kabupaten Aceh Tengah, mengapresiasikan penghargaan atas prestasi para gurunya, yang sukses merampungkan Program Magister Pendidikan, setelah diwisuda oleh Direktur Pasca sarjana Unsyiah, Banda Aceh, Prof, Dr. Syamsul Rizal, M.Pd, (10/5), empat pengajar setempat berhasil mempertahankan prestasi yang cemerlang. “Selamat kepada rekan kami, guru anak kami atas anugerah ini. Kategori Cumlaude diraih Mariani M.Pd (Kepala MIN Uning), Sangat Memuaskan dipertahankan oleh Drs. Armas, M.Pd (Kepala MIN 1 Bebesan), Sapuan, M.Pd (Kepala MIN 1 Kota Takengon), dan Maya Kasturi. M.Pd (Kepala MIN Gunung Bukit),” Semoga Ilmu yang telah diperoleh dapat bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara,” harap Komite MIN 1 Bebesen, Irsad, S.Pd, yang didampingi Komite MIN 1 Kota Takengon, dr. Aaliyin Kamarrudin, Komite MIN Uning Mahyuddin, dan Komite MIN Gunung Bukit, Drs. Azharia. [yakub]


Banda Aceh Sukseskan Porseni ke 13

Santunan-Banda Aceh. Pj. Walikota Banda Aceh, T. Saifuddin, membuka Pekan Olahraga dan Seni Kankemenag Banda Aceh di Kompleks Terpadu MTsN dan MAN Rukoh (14/6). “Peserta yang ikut serta dalam porseni kali ini berjumlah 1.038 siswa yang berasal dari madrasah se Kota Banda Aceh, dari MI hingga MA serta karyawan dan karyawati di lingkungan Kemenag Kota Banda Aceh,” jelas Ketua Panitia, Drs. Ridwan Ali, M.Pd. “Cabang yang diperlombakan untuk bidang olah raga antara lain sepak bola, bola volley, atletik, bulu tangkis, tenis meja dan lainnya, sedangkan untuk bidang seni antara lain MTQ, Rebana, Busana Muslim, baca puisi dan lainnya,” jelas Kepala MAN Model itu lagi. “Kami berharap agar juri dalam tiap perlombaan mampu bersikap objektif dalam

menentukan pemenang dan tidak didasari oleh faktor-faktor lain, sehingga manfaat dari kegiatan seleksi ini diterima oleh semua pihak dan mendapatkan duta-duta di bidang olah raga dan seni yang berkualitas, untuk dikirim pada event Porseni XIII tingkat Provinsi, November 2012,” harap Kakankemenag Banda Aceh, Drs. H. Ramlan. “Agar jumlah madrasah di kota Banda Aceh dapat ditingkatkan, mengingat banyaknya orang tua yang ingin menyekolahkan anak mereka di madrasah yang berlandaskan agama, sehingga dapat tercipta generasi muda yang berakhlak dan berilmu pengetahuan. Kegiatan Porseni ini hendaknya dijadikan wadah untuk memperkuat silaturrahmi bukan malah sebaliknya sebagai ajang untuk bersaing secara tidak sehat,” sambung T. Saifuddin, mantan Setda Banda Aceh itu. [shs/yyy]

Isra` dan Mi’raj Didik Kaderisasi Santunan-Banda Aceh. Paling kurang ada empat nilai penting dalam peristiwa Isra` dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW, yang bisa kita raih. Pertama, Rasulullah mengajarkan dan menuntun kita untuk mengeluh dan mencuahkan isi hati hanya kepada Allah. Nabi beberapa bulan sebelum naik ke langit, sedang diuji Allah dengan mmeninggalnya paman (Abi Thalib bin Abdul Muthalib) yang membantu dakwah Islam dan wafatnya istri tercinta (Khadijah binti Khuwailid) yang membekali semua harta dan dirinya untuk agama. Masalah apa pun yang mendera kita, pertama mari kita uneg-unegkan pada Allah, sang Kahliq, bukan pada makhluk-Nya yang lemah,” ujar Tgk. Umar Ismail, S.Ag, dalam khutbah Jumat di Masjid Raya Baiturrahman (22/6). Mantan Ketua Umum Iskada (Ikatan Siswa Kader Dakwah) Aceh itu, melanjutkan, “Kedua, sebelum isra`, Nabi dibelah dada oleh malaikat untuk dienyahkan sifat kemalasan, kesedihan, pesimistis, kegalauan dan sebagainya. Bukan berarti hati Nabi

keruh, tapi itu simbol bagi kita, sucikan diri sebelum shalat. Sebab shalat itu mi’rajnya sang mukmin.” “Ketiga, penunjukan Muhammad SAW, yang relatif muda, sebagai imam saat shalat di Baitul Maqdis di Yerussalem (seusai isra`), padahal ramai Nabi yang lebih dahulu, yang lebih senior, yang justru menjadi makmum, menunjukkan perlunya kaderisasi dalam berjuangan. Di samping juga, shalat jamaah, simbol kebersamaan dalam berbagai usia dan masa,” ajak Ustaz Umar, dai muda yang sibuk mengelilingi Aceh dalam bertabligh. Dan keempat, Nabi membawa oleh-oleh shalat yang telah dikurangi dari 50 waktu, menjadi lima waktu, sebagai amal pembeda antara Islam dan kafir, amal yang perdana dihisab kelak, sebagai tiang agama, dan amal yang hanya diterima jika ada ruh (khusyu’), di samping rukun dan syaratnya. “Shalat khusyu’ akan melenyapkan kita dari tidak wara’, tidak jujur, dan tidak bermaksiat,” tutup Tgk. Umar, politisi PPP dan PBR Banda Aceh itu. [yakub]

Syiah Kuala Juara MTQ Banda Aceh Santunan-Banda Aceh. Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, menjadi tuan rumah penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Ke-32 Kota Banda Aceh, sekaligus keluar sebagai Juara Umum MTQ kota 2012 itu. Kegiatan itu berlangsung mulai 23-30 Juni 2012, bertempat di Masjid Syuhada Gampong Lamgugop, Kecamatan Syiah Kuala sebagai panggung utama, dan beberapa lokasi lainnya. Plt. Sekda Kota Banda Aceh, yang juga Ketua Panitia MTQ Ke-32 Banda Aceh, Drs. H. Ramli Rasyid, MM, mengatakan “Kegiatan MTQ dibuka Pj. Wali Kota Banda Aceh, H. T. Saifuddin TA, Sabtu (23/6) malam. “Kami mengajak masyarakat dan semua pihak untuk mendukung dan meramaikan MTQ ke32 tingkat Kota Banda Aceh,” ujar Ramli Rasyid didampingi Kabag Humas Setda Kota Banda Aceh, Drs Mahdi. Sekda berharap, MTQ kali ini berjalan lancar dan sukses. Semoga melalui MTQ tersebut dapat melahirkan generasigenerasi Islam yang dapat membaca, menghafal, mensyarah, menulis isi kandungan Alquran dengan baik dan benar. Melalui MTQ itu pula diharapkan lahir generasi yang mampu membentengi dan melawan pendangkalan akidah yang kerap terjadi akhir-akhir ini. “Kami berharap seluruh masyarakat Kota Banda Aceh ikut menyaksikan dan memberi semangat kepada para peserta yang tampil pada malam puncak MTQ ini,” ujar Elpizar, Sekretaris Panitia MTQ. [aceh.tribunnews/yyy ] Santunan

Juni 2012

29


30

Santunan, Juni 2012

LENSA

Kakanwil Kemenag Aceh bersama Anggota DPR RI Komisi VIII mengunjungi lokasi tanah bakal Balai Diklat Teknis Keagamaan Aceh di wilayah Ind

Kasubbag Hukmas dan KUB bersama sejumlah narasumber pada saat acara Pembinaan Kerukunan dan Toleransi Umat Beragama di Aceh Singkil, Kamis (10/5).

Kakanwil Kemenag Aceh bersama Kakankemenag Kabupaten Bireuen, Drs. H. Zulhelmi AR. M.Ag foto bersama sejumlah pejabat setempat di Kantor KUA Kecamatan Peusangan, Rabu (30/5).

Kasubbag Hukmas dan KUB, dengan peserta hasil post test ter Pengadilan, Banda Aceh, Kamis (7


drapuri, Aceh Besar (28/6).

Juniazi, S.Ag, M.Pd, berpose erbaik pada acara Tata Beracara di 7/6).

Kakanwil berbincang dengan dewan guru MIN Lhoksukon dalam kunjungan kerja ke Kankemenag setempat, Selasa (29/5).

Nurdin Dayat (kiri) mewakili Museum Rekor Indonesia (MURI) saat menyerahkan Piagam (28/5) atas keberhasilan Dayah Jeumala Amal, Lueng Putu, Pidie Jaya meraih ISO 9001:2008.

Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H.Ibnu Sa’dan, M.Pd, saat memberi sambutan pada wisuda santri Dayah Jeumala Amal (28/5). Kakanwil memberi apresiasi atas penghargaan dari MURI dan meraih ISO 9001:2008.

Kepala Kanwil Kemenag Aceh foto bersama Kakanmenag dan pejabat pada kantor Kemenag Aceh Utara saat kunjungan kerja ke Kabupaten Aceh Utara, Selasa (29/5).

Kepala Kanwil Kemenag Aceh menyempatkan bersilaturahmi ke Kantor Kemenag Kota Lhokseumawe dan diterima Kakankemenag Drs. H. Taufik Abdullah, Selasa (29/5). Santunan

Juni 2012

31


KANWIL

Lelang LPSE Sub Agency Aceh Ramai Peserta Sampai medio Juni 2012, sudah 700 perusahaan yang mendaftar untuk paketpaket yang dilelangkan melalui LPSE Kementerian Agama Subagency Kanwil Aceh. Besarnya minat kontraktor mendaftar melalui LPSE karena dianggap lebih adil dan fair dibandingkan sistem manual yang selma ini biasa digunakan. “Kita merasa sisitem lelang LPSE ini lebih adil dari sistem lelang biasa, dengan LPSE bisa lebih murah, dan tentunya kemungkinan main mata dengan panitia juga berkurang sehingga perusahan kecil dan baru juga bisa bersain dengan perusahaan besar,” kata Armiadi, salah seorang peserta lelang yang mendaftar ulang melalui LPSE Kemenag Aceh (15/6). “Memang diawal sulit, karena kami kurang paham IT, namun perlahan kami bisa meningkatkan kemampuan, kedepannya kita mungkin juga bisa bersaing di tingkat nasional,” lanjut Armiadi. Pihaknya harus mendaftarkan ulang perusahaannya di LPSE Kemenag Aceh karena dalam proses Agregasi LPSE, perusahaannya yang telah terdaftar di LPSE Pemda Aceh Tengah tidak bisa mengakses paket di LPSE Kemenag. “Bukan hanya perusahaan saya saja, ada juga beberapa perusahaan lain yang pernah bisa ikut di LPSE Peda Aceh Tengah tidak bisa login di LPSE Kemenag ini,” kata Armiadi yang datang dari Aceh Tengah menggunakan sepeda motor.“Padahal tenggat pendaftaran paket lelang di wilayah Aceh Tengah melalui

LPES Kemenag akan berakhir tanggal 18 Juni, Kami berterima kasih atas bantuan teman-teman di LPSE Kemenag Aceh,” tambah Armiadi. “Beberapa perusahaan memang tidak bisa dibaca oleh sistem, kemungkinan besar karena konflik username yang sama antar beberepa pengguna LPSE dari lembaga yang berbeda, begitu jawaban yang kita dapat setelah konsultasi ke Jakarta,“ jelas Khairuddin, Admin Subagency LPSE Kanwil Kemenag Aceh. “Solusinya, perusahaan tersebut harus mendaftar ulang di LPSE Kementerian Agama, prosesnya cepat dan mudah, verifikasinya bisa di Banda Aceh,” lanjut Khairuddin. Safwadi selaku petugas verifikasi yang ditunjuk di LPSE Subagency Kanwil Kemenag Aceh menjelaskan bahwa mulai 18 Juni mendatang, pihaknya hanya akan melayani verifikasi maksimal lima perusahaan setiap hari kerja. “Penyedia Barang dan Jasa sebaiknya mendaftar lebih awal sebelum paket-paket pekerjaan dilelangkan, dengan demikian yang bersangkutan bisa langsung mengikuti pelelangan,” lanjut Safwadi. Untuk informasi dan pertanyaan terkait LPSE Asub Agency Kanwil Kemenag Aceh bisa disampaikan melalui email lpse. kemenagaceh@gmail.com. Sedangkan untuk proses verifikasi perusahaan baru atau yang mendaftar ulang bisa mengkontak Saudara Safwadi setiap hari kerja. [khairuddin/yyy]

Medali Sains Madrasah untuk Aceh

mendesak dan sederhana, terima kasih kepada anak-anak kami atas dedikasinya membawa harum nama Provinsi Aceh, juga doa dari semua masyarakat Aceh” ujar Taharuddin, Ketua Kontingen Aceh saat tiba di Kanwil Kemenag Aceh, Jum’at sore (29/6). Dari delapan siswa yang dikirim ke ajang kompetisi Sains Madrasah, tiga orang meraih juara tiga, masing-masing di bidang Biologi MA atas nama Ali Akbar Rafsanjani, siswa MAN Model Banda Aceh; Biologi MTs atas nama Putri Sarah Armanta Simeulue siswi MTsN Lhokseumawe; dan Ikhwanna Dhivah, siswi MAN Model Banda Aceh yang meraih medali perunggu pada bidang Ekonomi MA. Kedatangan Kontingen Sains Madrasah Aceh disamput langsung oleh Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Kabid Mapenda, Kasubbag Hukmas dan KUB, serta sejumlah guru dan wali murid di Mushalla Kanwil Kemenag Aceh. [aba/yyy]

Alhamdulillah, kontingen Aceh yang ber­ laga pada Kompetisi Sains Madrasah di Bandung Jawa Barat, 25-28 Juni kembali dengan membawa tiga mendali perunggu. ““Ini merupakan sesuatu yang luar biasa, mengingat persiapan yang dilakukan sangat

32

Santunan Juni 2012

WTP bagi Kemenag, Itu Basyiran wa Nadziran Alhamdulillah, awal Juni, BPK RI telah mengeluarkan hasil audit laporan keuangan 2011 bagi Kementerian Agama RI dengan predikat Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) “Seluruh elemen yang berkiprah di Kemenag, juga kita di Kemenag Aceh, terlibat dalam raihan peringkat itu. Ini kabar gembira (basyiran), serta ini bukti nyata peningkatan kinerja Kementerian Agama. Namun ke depan, kita tentu lebih sulit lagi mempertahankan dan meningkatkan prestasi itu, daripada meraihnya,” papar Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, dalam sambutan pembukaan “Sosialisasi Tata Beracara di Pengadilan” bagi aparatur Kemenag di Hotel Grand Nanggroe (5/6), yang digelar bersama Kasubbag Hukmas dan KUB Kanwil Kemenag Aceh. Sebab, opini laporan keuangan tahun 2011 adalah WTP Dengan Paragraf Penjelasan (DPP), maka di tahun-tahun berikuitnya harus WTP tanpa DPP. “Kita terus meningkatkan kinerja dan kepuasan bagi masyarakat, jadi tidak hanya bukti fisik pelaporan yang baik yang menjadi barometer penilaian, tapi hasil yang maksimal. Ini misl, kini, ada KUA yang cuma `pintar` menghabiskan uang, tapi tak berbekas, kantor tidak berbenah. `Kinerja` aparatur yang begini, mari kita ubah. Ini barangkali kabar sedih atau dukanya (nadziran), belum lagi angka APBN kita saban tahun meningkat, justru masyarakat seperti tidak berubah, ini juga kabar yang nadziran” sindir Kakanwil lagi. “Kanwil Kemenag Aceh juga meraih rangking empat, masuk dalam 10 besar peringkat, bagi institusi di Aceh, dengan akuntabilitas laporan keuangan yang baik,” apresiasi Kakanwil, yang langsung menuju ke Ambon dalam rangka acara MTQ Nasional ke 24, bersama Kabid Penamas, H. Aska Yunan, S.Ag, dan bergabung dengan kafilah Aceh yang duluan sudah di Jakarta. [muhammad yakub yahya]


MTQ ke 24, Aceh Rangking 11

Kearifan Lokal Sukseskan MTQ di Ambon

Musabaqah Tilaqatil Quran (MTQ) Nasional Ke-24 di Kota Ambon, Provinsi Maluku resmi ditutup Wakil Presiden RI, Boediono, Jumat (15/6) di Lapangan Merdeka Kota Ambon. Kafilah Aceh hanya berhasil membawa pulang empat piala dengan prestasi tertinggi juara II cabang Qiraat Sab’ah. Keempat piala yang dibawa pulang kafilah Aceh diraih masing-masing oleh M Iqbal Hasan (juara II Qiraat Sab’ah kategori putra), Fadhliana TM Daud (juara III lomba Qiraat Sab’ah kategori putri), Aqmarina Asarah (juara III Hafiz 10 Juz putri), dan Nursiah Nurdin (juara III tilawah dewasa putri). Dewan hakim yang diketuai Prof Said Agil Almunawarah juga menetapkan peringkat 10 besar MTQ Nasional Ke-24, dimana Provinsi Aceh tidak masuk di dalamnya. Juara umum direbut kafilah DKI Jakarta. Di bawah DKI Jakarta, ditempati masing-masing Provinsi Banten (II), Kepulauan Riau (III), Jawa Barat (IV), Sumatera Barat (V), Nusa Tenggara Barat (VI), Jawa Timur (VII), Provinsi Riau (VIII), Kalimantan Selatan (IX), dan tuan rumah Maluku (X). Koordinator Kafilah Aceh, Salahuddin mengatakan, berdasarkan peringkat, Aceh memang tidak masuk 10 besar tetapi berada pada urutan 11 nasional. “Menurut informasi dari panitia, terkait peringkat untuk seluruh provinsi, Aceh di urutan ke11,” kata Salahuddin kepada Taufik Hidayat kepada wartawan Serambi, Taufik Hidayat. Ketua Kafilah Aceh, Prof Dr Rusjdi Ali

Muhammad yang juga Kadis Syariat Islam Aceh, menurut Salahuddin berjanji akan memberikan bonus kepada peserta Aceh yang berhasil meraih juara, namun mengenai berapa nilainya akan dikonsultasikan dengan Pemerintah Aceh. Pawai Taaruf Untuk pawai taaruf yang juga diperlombakan di MTQ Nasional Ke-24, kafilah Aceh juga tidak masuk nominasi. Urutan juara pawai taaruf masing-masing Provinsi Jambi (I), Provinsi Riau (II), Provinsi Maluku (III), Jawa Timur (harapan I), DKI Jakarta (harapan II), Maluku Utara (harapan III), dan Papua Barat (juara Pavorit). MTQN ke-25 di Kepri Wakil Presiden Boediono dalam pidato penutupan MTQ Nasional Ke-25 di Ambon tadi malam berharap prestasi yang diraih peserta dapat ditingkatkan terus hingga mampu bersaing di tingkat internasional dengan membawa nama Indonesia. “Atas suksesnya MTQ Nasional di Maluku ini saya juga ucapkan terima kasih kepada para pemuka agama di Maluku yang telah bergotong royong menyukseskan kegiatan ini hingga selesai,” kata Wakil Ptresiden. Menteri Agama RI, Suryadharma Ali, mengumumkan provinsi yang akan melaksanakan MTQ Nasional Ke-25 tahun 2014 yaitu Kepulauan Riau. [aceh. tribunnews.com /yyy]

Keberhasilan pelaksanaan MTQ XXIV di Ambon, patut dibanggakan. Hal ini sebagai wujud kerukunan umat beragama dengan landasan kebijaksanaan lokal di Maluku yang menjunjung tinggi semangat persaudaraan. Demikian dikatakan Menag H Suryadharma Ali (15/6). "Suksesnya kegiatan ini, dapat menunjukkan kepada dunia, bahwa kerukunan umat beragama Indonesia sangat baik, terlebih lagi dengan adanya Pela Gandong yang merupakan kebijaksanaan lokal Maluku. Kebijaksanaan lokal inilah yang mensukseskan MTQ," kata Menag pada acara Makan Patita (Makan Bersama) di Pasar Ikan Higienis Tantui, Ambon. Makan Patita merupakan tradisi Maluku, untuk mensyukuri keberhasilan dan menutup sebuah kegiatan besar. Adapun MTQ secara resmi akan ditutup Wapres Boediono pada malam nanti. Tradisi Makan Patita sebagai perwujudan rasa syukur, juga memupuk silaturahim dan kebersamaan antara sesama. Menurut Menag, diharapkan dari MTQ akan lahir yang kader terbaik yang akan menyemangati pembelajaran Ilmu-Ilmu Al Qur'an di negeri ini. Dalam kesempatan tersebut Menag juga menyerahkan bantuan kepada sejumlah masjid dan gereja di Ambon. Terkait dengan kerukunan umat beragama di Indonesia, Sekjen Kemenag H Bahrul Hayat dalam kesempatan yang sama mengatakan pihaknya akan mengundang pihak Internasional dan Uni Eropa pada bulan Agustus mendatang, untuk dapat memantau langsung kerukunan beragaam di Indonesia. Hal ini juga untuk membantah kabar dan penilaian sepihak yang mengatakan bahwa kerukunan umat beragama Indonesia buruk. [yyy/berbagai sumber] Santunan

Juni 2012

33


Shahih Data, Kredibilitas Pontren Terjaga

Bidang Pekapontren (Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren) Kanwil Kemenag Aceh bersama peserta operator pendataan Pekapontren dari 23 kabupaten/kota dan tujuh Kasi, selenggarakan worksohop (4-7/6). “Penyajian informasi yang akurat dan valid merupakan sebuah keniscayaan dalam penyampaian informasi ke publik. Validitas data yang disajikan akan mengukur kredibiltas sebuah lembaga,” ujar Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan. M.Pd, pada acara pembukaan workshop penguatan data lembaga Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren (Pekapontren) Provinsi Aceh 2012 di Hotel Oasis Banda Aceh (4/6).

Acara ini dimaksudkan untuk menyajikan update data tahun pelajaran 2011-2012, serta menginventarisir persoalan dan kendala yang dihadapi oleh operator dalam melaksanakan proses pendataan lembaga pendidikan keagamaan dan pondok pesantren, di samping untuk menyamakan persepsi tentang pendataan lembaga. Kakanwil mengharapkan perhatian se­ rius dari semua pihak tentang penyajian data yang valid (sahih) dan benar (akurat). Kakanwil juga memberikan apresiasi bagi para operator yang telah melaksanakan tugasnya dalam menangani data lembaga pendidikan non formal. [zarkasyi/yyy]

12 Santri Peroleh Beasiswa Kemenag Sebanyak 12 santri dari beberapa pesantren di Aceh peroleh beasiswa pendidikan dari Kementerian Agama RI. Para santri berprestasi tersebut ditanggung biaya pendidikan di sejumlah perguruan tinggi negeri mulai dari pemberangkatan, pemondokan hingga selesai kuliah. “Semua santri yang memperoleh bea­ siswa pendidikan tersebut merupakan asset daerah yang cukup tinggi nilainya. “Mereka ini santri pilihan yang lulus seleksi mulai dari tingkat kabupaten, provinsi hingga tingkat nasional,” ujar Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, Kakanwil Kemenag Aceh (2/6). Menurut Ibnu Sa’dan, ada ketentuan bagi santri yang memperoleh beasiswa

34

Santunan Juni 2012

tersebut, jika kelak selesai pendidikan di perguruan tinggi diwajibkan mengabdi di pesantrennya masing-masing paling sedikit tiga tahun. Karena itu, Kakanwl Kemenag Aceh itu berharap kepada para santri tersebut belajar sungguh-sungguh, sehingga bisa tidak sia-sia pemerintah memberikan beasiswa. Para santri tersebut masing-masing empat orang dari Madrasah Aliyah Darul Ulum, Jambo Tape Banda Aceh, dua orang dari Dayah Omar Diyan, Indrapuri, Aceh Besar, empat orang dari Pesantren Ruhul Islam Anak Bangsa, dan tiga santri dari Pesantren Bustanul Ulum, Langsa. [aceh. tribunnews.com/yyy]

Masyarakat Ingin Exellence Services Masyarakat kita sekarang kadang lebih pintar daripada pejabat atau aparatur pemerintahan yang melayaninya. Sehingga mereka kadang lebih banyak tahu beragam hal, belajar dari beragam sumber layanan informasi. “Warga di kota dan gampong seakan tak sabar untuk segera dilayani. Akibatnya, rakyat kian memahami haknya dari aparatur pemerintahan. Mereka bisa komplain dan menuntut atas kekurangan pelayanan yang kita berikan. Jadi aparatur perlu memberi pelayanan yang exellence services (pelayanan prima),” harap Wali Kota Banda Aceh yang diwakili Kadis Syariat Islam Kota Banda Aceh, Drs. H. Said Yulizar,M.Si, dalam sambutan pembukaan Sosialisasi UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik bagi Aparatur Kemenag Aceh (24/5). “Aparatur perlu memahami standar, jenis dan bentuk pelayanan publik, demi terciptanya good government, sebagai salah satu target reformasi, demokratisasi, dan transparansi”. Selain itu, lanjut Said, dengan pelayanan publik, akan menambah trust (kepercayaan) bagi aparatur, meningkatkan efesiensi, memangkas kesewenang-wenang­a­n atas rakyat, pelayanan akan cepat, pasti, murah serta mudah. Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, sebelum menyematkan pin secara simbolis kepada peserta, me­nyampaikan arahan singkat. Di antara pesan Kakanwil bagi jajaran Kemenag dan stafnya, ialah perlu kita pupuk semangat saling membantu dan silaturrahmi dalam bekerja, hikmah belajar terus, memahami IT, murah senyum yang ikhlas, dan perlunya melayani warga ihwal `dunia dan akhirat`. Tampil dalam acara sosialiasasi UU 25/2009 yang baru kali perdana dilaksanakan di Aceh ini, yang digelar Subbag Hukmas dan KUB (Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Kerukunan Umat Beragama) Kanwil Kemenag Aceh di Hotel Grand Naggroe Banda Aceh itu, adalah Kabid Urais Kanwil Kemenag yang panduan materi “Bentuk-bentuk Layanan Publik” dan “Pengantar TIK Kemenag” disampaikan oleh Khairuddin Aba, SHI, dari Subbag Hukmas KUB Kanwil. Pemateri lainnya, Drs. Fuad Mardhatillah UY Tiba, MA (Peneliti Aceh Institute) untuk materi “Standar Pelayanan Publik bagi Masyarakat”; dari Koordinator Masyarakat Informasi dan Teknologi Banda Aceh seputar materi “Pemanfaatan TI bagi Pelayanan Publik”; Kepala Biro Umum dan Ortala Setda Aceh, H. Hamid Zein, M.Hum untuk “Standar Pelayanan Menurut UU 25/2009”; dan “Studi Kasus Pelayanan Publik di Banda Aceh bersama Kepala KPTSP (Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu) Kota Banda Aceh. [yakub]


MDC Dikukuhkan, Program Tidak Muluk-muluk

Untuk membantu pengembangan madrasah di Aceh, dalam menghadapi problematka pendidikan, misalnya persoalan anak didik, guru, manajemen dan kualitas madrasah, serta kecenderungan masyarakat yang lebih ramai memasukkan anaknya ke madrasah

dewasa ini, keberadaan pusat yang mampu mengkritisi, mendampingi, memboboti, dan membahani dinamika lembaga pendidikan, dirasa penting. “Maka lewat raker MDC hari ini, lebih baik disepakati saja beberapa program

ToT Asesor Kepemimpinan MDC

yang kecil dan sederhana, tapi mampu kita laksanakan, daripada lahir program yang muluk-muluk dan banyak sekali, tapi tidak bisa diwujudkan nanti,” ajak Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan M.Pd, saat mengukuhkan Pengurus MDC (Madrasah Development Centre), sekaligus mengawali pembukaan raker lembaga itu, di Aula Kanwil (18/6). “Kita menyaksikan ada kecenderungan dari sebagian masyarakat sekarang yang lebih memilih madrasah daripada sekolah umum, baik di RA, MTs, dan MA. Ada keunggulan yang diperlihatkan anak didik di madrasah, seperti aspek moral dan keteladanan yang santun yang dipercontohkan dewan guru, daripada aspek yang sama yang ditampakkan dari sekolah umum. Hasil ini barangkali berbeda, karena keikhlasan yang masih disandangkan keluarga besar Kemenag, atau sisi akhlak yang masih diprioritaskan di madrasah lewat muatan pendidikan agama,” tambah DR. Jailani AR, M.Pd, Ketua Pengurus MDC Aceh, yang menggantikan kepengurusan yang lama. Usai SK kepengurusan MDC Periode 2012-2016, yang ditandatangani Kakanwil Kemenag itu dibacakan oleh Drs. Taharuddin, M.Pd (Kasi Kurikulum di Bidang Mapenda Kanwil), sesi pengukuhannya dipimpin Kakanwil, kemudian para peserta melanjutkan dengan raker di aula yang sama. Acara pengukuhan dan pembukaan raker diakhiri dengan doa, yang dipandu Muhammad Yakub Yahya (staf Subbag Hukmas dan KUB). [yakub]

PENGURUS MADRASAH DEVELOPMENT CENTER (MDC) PROVINSI ACEH

Dua hari jelang keberangkatan dan pelepasan Santri Aceh untuk PPSN (Perkemahan Pramuka Santri Nusantara) 2012 ke Bumi Perkemaahan Raja Ali Kelana Kota Batam, Kepulauan Riau (yang berlangsung 2-8 juli 2012), Kepala Kanwil Kemenag Aceh Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, meninjau dan bersilaturrahmi dengan peserta ToT (Training of Trainer) “Asesor Penilaian Potensi Kepemimpinan dan Makalah Kepemim­pinan” di PSBB Jambo Tape, Banda Aceh (29/6). Kakanwil didampingi Kepala Bidang Mapenda Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Saifuddin AR, menyempatkan diri, meninjau kegiatan kepemimpinan sepekan

itu, sebelum penutupan resmi nanti. ToT ini termasuk salah satu program MDC (Madrasah Development Centre) Aceh, yang digelar setelah MDC itu mengadakan Raker dan Pengukuhan Pengurus baru MDC periode 2012-2016 oleh Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh pada Senin (18/6). Acara yang berlangsung 24-30 Juni diiukuti satu angkatan peserta trainer aktif (Kepala Madrasah) dari seluruh Aceh untuk dinilai potensi dan makalah manajemennya. “Menariknya, program ini merupakan yang perdana di Indonesia, yang pesertanya juga ada utusan dari Solo (Jawa Tengah),” sambung Saifuddin AR. [yakub]

Ketua: Dr. Djailani AR, M.Pd Wakil Ketua: Drs. Azwar Thaib, M.Si Sekretaris: Drs. Mawardi Hasan, Msc.Ed Wakil Sekretaris: Dr. Mujiburrahman, M.Ed Anggota Sekretariat: M. Chairul Saleh, S.Ag Anggota Sekretariat: Rizqan Maulana Bendahara: Warninawati, SE Bidang-bidang : Bidang Pelatihan dan Pengembangan: Razali Yunus, M.Pd Bidang Kerjasama dan kelembagaan: Dra. Salami, MA Bidang Pengembangan dan Pemanfaatan Sarana: Muhammad Putra Aprullah, SE Bidang Monitoring dan Evaluasi: Asmawati , S.Pd Santunan

Juni 2012

35


Kakanwil: Aparatur Kemenag Harus Cerdas dan Berani Aparatur Kementerian Agama harus bisa berpikir cerdas dan berani mengambil kebijakan terkait pemberdayaan masyarakat di bidang keagamaan. “Tanpa dua hal tersebut, Kementerian Agama akan terjebak pada kebiasaan dan masa lalu, sehingga tidak bisa menyesuaikan diri dengan tantangan kekinian, “ajak Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd dalam sambutannya saat membuka Sosialisasi Tatacara Beracara di Pengadilan bagi Aparatur Kementerian Agama se-Aceh di Hotel Grand Nanggroe Banda Aceh (5/6). “Kanwil Kemenag Aceh sudah meng­ aloka­sikan dana khusus untuk meng­ advokasi kebijakan-kebijakan kemen­terian agama yang dipermasalahkan ke meja hijau, jadi Bapak-Ibu para Pejabat di Kementerian Agama jangan takut untuk ‘berlari kencang’ demi mengejar target dan sasaran yang sudah ditetapkan,” ujar Kakanwil. “Masyarakat hari ini sudah cerdas, dan dengan dukungan teknologi informasi yang sangat pesat, masyarakat juga menjadi sangat kritis dengan berbagai kebijakan

yang diambil pemerintah. Tapi selama Bapak-Ibu bekerja dalam koridor UU dan aturan yang berlaku, maka Bapak-Ibu berada di jalur yang benar,” lanjut Kakanwil. “Sebaliknya, bila masih ada aparatur yang berani ‘main mata’ dan menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi dan kelompok, maka siap-siaplah untuk menghadapi komplain masyarakat dan tuntutan pidana. Dalam hal ini lembaga tidak bisa membantu BapakIbu, itu tanggungjawab Bapak-Ibu sendiri di muka hukum, masyarakat dan Allah Swt,” tegas Kakanwil Kemenag Provinsi termuda ini. Sebelumnya, Juniazi, M.Pd selaku Ketua Panitia Sosialisasi Tatacara Beracara di Pengadilan Tahun 2012 melaporkan bahwa salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membekali aparatur Kementerian Agama Provinsi Aceh, termasuk pengelola Perguruan Tinggi Agama Islam di Aceh tentang Tata Beracara di Pengadilan TUN secara khusus, dan peradilan lainnya secara umum. [khairruddin/yyy]

Harus Merata, Peserta Diklat Sejumlah kegiatan pelatihan, sosialisasi, dilaog, workshop, dan penataran selama 2012, telah dan akan dilaksanakan di lingkungan Kanwil Kemenag Aceh. Agenda itu menggunakan DIPA Kanwil dan DIPA Kemenag Pusat. Para peserta kegiatan ini adalah aparatur di jajaran Kemenag Aceh, yang terdiri dari para pejabat eselon III dan IV, para guru, penyuluh, penghulu dan staf administrasi. “Dari DIPA Kanwil Kemenag Aceh yang dikelola oleh Subbag Hukmas dan KUB saja, telah dilaksanakan sebanyak belasan angkatan pelatihan, dialog, dan sosialisasi dengan total peserta 300 orang,” ujar Kasubbag Hukmas dan KUB Kanwil Kemenag Aceh, Juniazi, M.Pd. “Dari 10 angkatan tersebut, ternyata beberapa kegiatan diikuti oleh orang yang sama, tanpa disertai keterangan tentang kompetensi yang bersangkutan mengikuti setiap acara tersebut. Artinya, hanya bermodalkan surat tugas dari pimpinan instansi pengirim,” lanjut Juniazi. Hal ini sangat disayangkan karena Kemenag memeiliki SDM dalam jumlah yang besar, dan sebagian besarnya bahkan tidak pernah atau tidak sempat

36

Santunan Juni 2012

mendapatkan pelatihan serta upgrading apa pun, mengingat Aceh belum memiliki Balai Diklat Keagamaan sendiri. “Kita sudah laporkan ke Kepala Kanwil fenomena ini, dan dimintakan kepada pimpinan satker, khususnya Kakankemenag di daerah, untuk memperhatikan prinsip pemerataan kesempatan dan kompetensi kepada semua PNS di lingkungan Kemenag,” ajak Juniazi. “Pimpinan unit kerja juga harus mengevaluasi bawahan yang dikirimkan untuk mengikuti kegiatan, apakah ada perubahan, atau adakah hasil dan ide-ide baru yang bisa diterapkan di lingkungan kerja. Hal-hal ini menjadi penting, karena tanpa evaluasi, semua kegiatan pelatihan ini tidak akan bisa menghasilkan apa-apa,” sambung Juniazi. “Sampai pertengahan Juli 2012, menjelang Ramadhan 1433 H, kita (khusus di Subbag Hukmas dan KUB) ingin menyelesaikan 16 angkatan lagi terkait dengan Sosialisasi UU dan PBM, Tatacara Beracara di Pengadilan, Pelatihan Kehumasan, Jurnalistik, dan Keprotokolan,” pungkas Juniazi. [khairuddin/yyy]

Aceh Butuh Qanun Kerukunan Kerukunan Umat Beragama (KUB) di Aceh ibarat api di dalam sekam. “Rasa nyaman kita dengan kondisi kerukunan umat beragama di Aceh selama ini justru bisa menjadi peluang bagi pihak-pihak yang tidak ingin aceh aman dan damai untuk mengacau,” ujar Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kabag Tata Usaha Kanwil pada pembukaan Sosialisasi PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006 (18/6). “Meskipun belum terjadi konflik antar umat beragama dalam skala besar di Aceh, kita patut sekali untuk waspada dan menutup kemungkinan-kemungkinan yang bisa digunakan untuk merusak kedamaian umat beragama di Aceh,” lanjut Ibnu Sa’dan. “Beberapa peristiwa seperti Millata Abraham Tahun 2010 dan Kasus Penodaan Agama di Neueheun Aceh besar beberapa waktu lalu memberi kita pelajaran bahwa tidak adanya sanksi hukum yang jelas bagi pelaku penodaan kerukunan umat beragama menyulitkan aparat hukum untuk menangani dan memproses para pelaku,” jelasnya. Kakanwil menilai, dengan segala kekhu­ susan Aceh sebagai daerah Istimewa dan Syariat Islam, perlu dirumuskan suatu konsep kerukunan yang komprehensif di Aceh berupa Qanun Kerukunan di Provinsi Aceh. “Karena itu, kami memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajak semua pihak, baik di jajaran Pemerintah Daerah Provinsi Aceh dan juga DPRA Provinsi Aceh bersama seluruh komponen masyarakat Aceh yang sebahagiannya hadir dalam kesempatan ini untuk sama-sama memikirkan, merumuskan dan menelurkan suatu solusi penanganan kerukunan umat beragama di Provinsi Aceh yang Mayoritas Muslim da Spesifik dengan Syariat Islamnya,” kata Kakanwil lagi. [khairuddin/yyy]


Gubernur Aceh: Pihak Luar Jangan Sembarangan Berkomentar tentang KUB di Aceh

Gubernur Aceh menilai bahwa Kerukunan Umat Beragama merupakan modal pen­ ting untuk melaksanakan pembangunan di Provinsi Aceh. Bila semua pihak bisa mematuhi PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006 dan Pergub Aceh No, 25 Tahun 2007, niscaya tidak akan terjadi konflik keagamaan di Aceh.

Manfaatkan Layanan Bantuan Hukum Gratis Salah satu pemateri dalam acara Sosialisasi Tatacara Beracara di Pengadilan, Askari, SH, MH, Jaksa Pengacara Negeri, mengajak aparatur Kementerian Agama yang mengabdi di provinsi dan di kabupaten/kota, dapat memanfaatkan unit pelayanan konsultasi dan bantuan hukum gratis, di setiap Kejari (Kejaksaan Negeri) setempat. Kerja sama aspek hukum ini penting ke depan, untuk membantu pembimbingan hukum dan advokasi bagi aparatur, manakala terjadi kasus-kasus Tata Usaha Negara (TUN) yang melibatkan aparatur Kemenag, baik dia pejabat di Kanwil, Kemenag kota/ kabupaten, Kepala Madrasah, Kepala KUA, Penyuluh, maupun pengambil kebijakan di STAI (Sekolah Tinggi Agama Islam). “Namun itu untuk kasus aparatur Kemenag yang berhubungan dengan kebijakan dan TUN, bukan pidana seperti korupsi,” jelas Askari lagi. Bantuan advokasi sejak 2012 ini bisa direalisasikan dengan tersedia­ nya anggaran tersendiri, yang sebelumnya belum pernah dialokasikan di Kanwil. Acara sosialisasi hukum yang diikuti unsur Kankemenag (Kanwil dan Kabupaten/ Kota), Penyuluh, Kepala KUA, Kepala Madrasah, Senat PT (Perguruan Tinggi), dan Penbinmas, sebanyak 90 orang itu, diakhiri dengan materi “Gugatan Pidana dan Perdata terhadap Lembaga Pejabat Negara” bersama Askari, SH, MH, yang sudah banyak menangani bantuan hukum untuk Lembaga Negara, Instansi Pemerintah, BUMN/BUMD itu. [yakub]

Demikian pandangan Pj. Gubernur Aceh, Ir. Tarmizi Karim, M.Sc dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Badan Pembinaan Pendidikan Dayah Aceh, pada acara pembukaan Sosialisasi PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006, di Aula Sulthan Hotel Banda Aceh, Senin malam (18/6). Gubernur menegaskan bahwa tidak sama antara kebebasan beragama dengan kebebasan membangun rumah ibadat. Pemerintah melindungi setiap warga masyarakat untuk beribadah sesuai dengan ajaran agamanya, akan tetapi, terkait pendirian rumah ibadat banyak hal yang harus dipertimbangkan dan kerukunan masyarakay secara umum harus diprioritaskan. Gubernur meminta semua pihak, khu-

susnya pihak luar yang tidak mengerti situasi di Aceh agar dapat menahan diri dan tidak berkomentar serampangan, karena komentar-komentar yang tidak bertanggungjawab dan pernyataan-pernyataan yang tidak memiliki basis argumen yang tepat tentang kehidupan beragama di aceh justru akan membuat situasi di Aceh menjadi keruh. Terakhir, Gubernur berharap Jajaran Kementerian Agama, FKUB dan Pemerintah Daerah serta pihak-pihak terkait lainnya dapat bekerja sama untuk memelihara kerukunan umat beragama di Provinsi Aceh. Tanpa ada kerukunan akan sangat sulit bagi kita semua untuk mewujudkan pembangunan yang berkeadilan di Aceh. [khairuddin/yyy]

Rekomendasi untuk ‘Zikir’ dari Sosialisasi PBM

Setelah mengikuti sosialisasi Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 serta Peraturan Gubernur Aceh Nomor 25 Tahun 2007, para peserta merumuskan enam butir rekomendasi yang akan disampaikan kepada Gubernur Aceh dan seluruh jajaran Muspida Plus di Provinsi Aceh. Dalam acara penutupan yang berlangsung di Aula Utama Sulthan Hotel Banda Aceh, perwakilan Peserta, Saifuddin,S.Ag menyerahkan rekomendasi tersebut kepada Kasubbag Hukmas dan KUB, Juniazi, M.Pd yang hadir mewakili Kabag Tata Usaha Kanwil Kemenag Aceh. “Kami harap rekomendasi ini bisa diteruskan oleh Bapak Kakanwil kepada Gubernur Aceh yang baru, jajaran Muspida Plus dan semua instansi yang terkait dengan pembinaan kerukunan umat beragama di Provinsi Aceh,” kata Saifuddin selaku sekretaris tim perumus rekomendasi. Diantara rekomendasi tersebut antara lain adalah memeinta pemerintah Aceh untuk memperluas kegiatan sosialisasi

peraturan terkait kerukunan umat beragama ke seluruh lapisan masyarakat, khususnya para tokoh agama di kecamatan dan desadesa. Rekomendasi juga meminta Dewan Perwakilan Rakyat Aceh untuk dapat membahas kembali rancangan Qanun Kerukunan Umat Beragama yang telah dipersiapkan oleh pihak eksekutif sehingga bisa menjadi payung hukum bagi pelaksanaan pembinaan kerukunan di Aceh. “Salah satu point penting yang harus tercantum dalam qanun tersebut adalah sanksi bagi para pelanggar aturan, sehingga ada efek jera dan mempermudah aparat hukum dalam menangani perkara,” kata Tgk. Mahdi, Ketua Tim Perumus yang ikut menandatangani rekomendasi. Juniazi dalam sambutannya berjanji akan meneruskan rekomendasi tersebut kepada Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh yang kemudian akan mendistribusikan kembali kepada pihak-pihak terkait, khususnya kepada Gubernur Aceh yang dilantik pada 25 Juni. [khairuddin/yyy] Santunan

Juni 2012

37


Tes Performance untuk Calon KUA Teladan

Sejumlah 16 Kepala KUA Teladan tingkat kabupaten/kota mengikuti test performance untuk menjadi Kepala KUA Teladan Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2012 (9-13/6), di Hotel Permata Hati Aceh Besar. Sebelumnya di tingkat Kabupaten dan Kota, masing-

masing Kepala KUA ini telah dinilai meliputi administrasi, sarana prasarana, dan SDM aparatur yang bertugas di KUA. Drs. H. Cut Ali Manyak, MM, selaku Ketua Panitia Seleksi Kepala KUA Teladan Provinsi Aceh kepada KemenagNews dan

Santunan menjelaskan bahwa setelah dilakukan di tingkat Kabupaten/Kota, hanya 16 kepala KUA saja yang dinilai memenuhi kualifikasi dan berhak mengikuti test performance di Tingkat Provinsi Aceh. Para Kepala KUA yang mengikuti tes performance ini adalah Kepala KUA Badar Raya Banda Aceh, KUA Krueng Barona Jaya Aceh Besar, KUA Mutia Pidie, KUA Dewantara Aceh Utara, KUA Kebanyakan Aceh Tengah, KUA Johan Pahlawan Aceh Barat, KUA Tapaktuan Aceh Selatan, KUA Simeulue Tengah Simeulue, KUA Plimbang Bireuen, KUA Setia Bakti Aceh Jaya, KUA Beutong Nagan Raya, KUA TangantanganAceh Barat Daya, KUA Karang Baru Aceh Tamiang, KUA Bukit Bener Meriah, KUA Trienggadeng Pidie Jaya, dan KUA Penanggalan Kota Subulussalam. Tes performance Calon KUA Teladan Provinsi Aceh Tahun 2012 meliputi Baca Kitab Kuning, Khutbah Nikah, Baca Quran, dan Wawancara. Tim penilai terdiri dari Ketua MPU Aceh, Kabag TU Kanwil Kemenag Aceh, Kabid Urais Kanwil Kemenag Aceh, dan perwakilan LPTQ. [khairuddin/yyy]

Kepala KUA dan Keluarga Sakinah, Indikator Lomba Keberhasilan KUA dan Penghulu Penghulu Baca Kitab

Kabid Urais Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ridwan Qary menilai, “Keluarga Sakinah merupakan indikator keberhasilan kinerja KUA dan penghulu di tengah masyarakat muslim,” ujar Kabid Urais di sela-sela kegiatan seleksi Keluarga Sakinah Teladan, Ka KUA Teladan dan Lomba Baca Kitab Kuning Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2012, di Hotel Permata Hati (10/6). “Inputnya adalah calon pasangan keluarga muslim yang kemudian dibina secara bertahap oleh penghulu dan aparatur KUA, nah keluarga sakinah adalah outputnya,” kata Ridwan Qary. “Memang ada banyak faktor yang terlibat dalam pembentukan keluarga sakinah, tapi peran KUA dan penghulu tentu saja sangat besar. Jadi tugas penghulu dan KUA bukan hanya menikahkan dan mengeluarkan buku nikah saja, lebih dari itu adalah memastikan bahwa keluarga muslim ini bisa menjadi keluarga yang sakinah dan mawaddah sesuai dengan kriteria yang ada,” lanjut Ridwan. Menurutnya, pembinaan tidak hanya dilakukan di KUA saja, melalui peran penyuluh agama, pembinaan juga diberikan di setiap kesempatan, baik ceramah, khutbah

38

Santunan Juni 2012

Jumat, majelis taklim dan kelompokkelompok pengajian. “Negara dan ummat yang kuat dimulai dari keluarga yang rukun, damai dan sejahtera. Dari keluarga inilah nantinya akan tumbuh sdm-sdm berkualitas yang akan menjadi tulang punggung agama dan negara,” papar Ridwan yang juga sering memberikan ceramah dan khutbah Jumat ini. “Jadi kegiatan seleksi ini jangan dinilai sebagai seremonial tahunan semata, ini hanya sebagian kecil usaha kita untuk mengapresiasi pembinaan yang telah dilakukan di lapangan, sekaligus memotivasi perbaikan kualitas layanan di tengah-tengah masyarakat,” Ridwan menerangkan. “Yang paling penting adalah tetap bekerja maksimal di lapangan, di situlah sesungguhnya keteladanan dibangun, bukan hanya di atas kertas atau di lingkungan seleksi semata,” pungkas Ridwan Qary, yang sementara juga menjabat Plh. Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. Ibnu Sa’dan,M.Pd, yang sementara itu sedang mendampingi kafilah MTQN Aceh di Ambon. [khairuddin/yyy]

Selain seleksi Keluarga Sakinah Teladan, Bidang Urais Kanwil Kemenag Aceh sukses juga memperlombakan (musabaqah) Baca Kitab Kuning, yang dibagi kepada dua kategori, baik Kepala KUA maupun Penghulu saling susul-menyusul dalam perolehan nilai, sejak 9 Juni, di Hotel Permata Hati Aceh Besar. Dari kategori Kepala KUA, juara I dan II diraih oleh Saifullah, Lc (nilai 93) dari Aceh Utara, dan H. Anas, SHI (nilai 85,15) dari Aceh Timur, di tempat ketiga Samsul Hadi, SHI (nilai 84,53) dari Banda Aceh. Sementara dari Penghulu, tempat pertama untuk H. Kamiml Syafruddin, Lc (nilai 88,51) dari Aceh Barat, di tempat kedua H. Maskun, S.Ag (nilai 87) dari Banda Aceh, dan ditempat ketiga Mukhlish, SHI (nilai 84,14) dari Lhokseumawe. Menurut panitia, yang berhak mewakili Aceh pada Lomba Baca Kitab Kuning tingkat Nasional adalah Saudara Saifullah,Lc yang meraih nilai tertinggi dari semua kategori. [khairuddin/ yyy]


KUA dan Keluarga Sakinah Teladan, Pidie dan Aceh Selatan Panitia Seleksi Keluarga Sakinah Teladan dan Kepala KUA Teladan serta Musabaqah Baca Kitab Kuning Tahun 2012 se Provinsi Aceh mengumumgkan hasil seleksi yang berlangsung dari tanggal 9-12 Juni 2012, di Hotel Permata Hati, Aceh Besar. Pasangan Keluarga Sakinah Teladan Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2012 adalah Tgk. H. Muhammad Arief dan Hj. Cek Rahmah dari Kabupaten Pidie. Di urutan kedua dari Aceh Selatan adalah Tgk. H. Mohd. Yunus Thaiby dan Hj. Sakinah, menyusul di tempat ketiga adalah Drs. Mu’adz Vohry, MM dan Hj. Rasyidah, S.Pd.I dari Aceh Singkil. Sementara itu, Kepala KUA Teladan Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2012 diraih oleh Khairuddin, S.Ag, Kepala KUA Kecamatan Tapak Tuan Aceh Selatan. Di tempat kedua adalah Azhari,S.Ag dari KUA Mutiara Pidie, dan Helmi Ismail Fahmi, S.Ag Kepala KUA

Kec. Karang Baru Aceh Tamiang di tempat ketiga. Para pemenang I dari seleksi ini nantinya akan mewakili Provinsi Aceh pada event

yang sama di tingkat nasional. Para peserta dikukuhkan oleh Gubernur Aceh yang diwakili oleh Asisten 1 Setda Aceh, Marwan Sufi. [khairuddin/yyy]

Seleksi Calon Petugas Haji 2012

Kanwil Kemenag Provinsi Aceh menyeleksi Calon Petugas Haji Kloter (Petugas Haji yang Menyertai Jamaah) dan Petugas Panitia Penyelenggara Haji (PPIH) Arab Saudi (Rabu, 23/5), di Aula Asrama Haji Embarkasi Banda Aceh. “Sebanyak 108 orang calon petugas ikut seleksi tes kompetensi dan wawancara, yang terdiri dari Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) 35 orang, Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) 31 orang. Untuk Kepala Sektor/Wakil Kepala Sektor tiga orang, Pelayanan Umum 24 orang, Pelayanan Ibadah enam orang, dan Tenaga

Siskohat sembilan orang,” jelas Juniazi, M.Pd, Kasubbag Hukmas dan KUB. Calon Petugas Haji yang ikut seleksi terdiri dari unsur Kemenag, Pondok Pesantren, Ormas Islam, dan Perguruan Tinggi Islam. Baskah soal tes kompetensi bagi calon petugas haji itu, disiapkan oleh Dirjen Haji Jakarta, dan pelaksanaannya diawasi langsung oleh tim dari Irjen Kemenag RI. ”Untuk wawancara dilakukan langsung oleh Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, Kepala Bidang Haji, Zakat dan Wakaf, Drs. H. Daud Pakeh, dan

Drs. H. Abdullah AR, M.Ag, Kasi Petugas pada Bidang Hazawa,” jelas Juniazi lagi. “Penyelenggaraan ibadah haji meru­ pakan tugas nasional, di mana pemerintah berkewajiban memberikan bimbingan, pelayanan dan perlindungan, dengan menyediakan layanan administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi, pela­yanan kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh jamaah haji. Proses seleksi ini adalah bagian dari tugas Kemenag sesuai dengan amanat UU Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji,” papar Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, dalam sambutan pengantar tes. “Harapan kami, tahun ini Embarkasi Banda Aceh tahun dapat menyelenggarakan ibadah dengan baik. Pelayanan di embarkasi/ debarkasi adalah kegiatan yang sangat penting karena akan memberikan kesan pertama yang mendalam kepada setiap jamaah calon haji, dan bahkan merupakan cermin dari kualitas pelayanan haji di tanah air,” ujar Kakanwil. Tahun 2012/1433 H, untuk Aceh, Kemenag RI mengalokasikan 24 orang Petugas Haji Kloter dan lima orang Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah haji (PPIH) di Arab Saudi. Pada 28 Mei 2012, Kanwil Kemenag Aceh akan mengusulkan calon petugas yang menyertai jamaah haji (Petugas Kloter) yang lulus seleksi ke Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah di Jakarta, untuk ditetapkan sebagai Petugas Haji Kloter pada masing-masing embarkasi. [juniazi] Santunan

Juni 2012

39


Calon Petugas Haji Kloter Ikuti Pembekalan Sejumlah 60 orang calon Petugas Haji Kloter (yang mendampingi jamaah reguler) dari unsur Kementerian Agama, Ormas Islam, dan Kementerian Kesehatan mengikuti pembekalan di Asrama Haji Banda Aceh, sejak Ahad-Selasa (10-19/6). Ke-60 orang tersebut nantinya akan dipecah menjadi 12 kloter yang masingmasing terdiri dari satu orang TPHI (Ketua Kloter), satu orang TPIH (Pembimbing Ibadah), dan tiga orang TKHI (satu orang dokter dan dua paramedis). Dalam pelatihan tahunan itu, calon petugas dibekali dengan berbagai macam ketrampilan dan wawasan yang akan membantu mereka memandu jamaah haji

Petugas Haji Deklarasikan Komitmen Pelayanan Latihan Integrasi antara TPHI, TPIHI, dan Paramedis selama 10 hari di Asrama Haji Embarkasi Banda Aceh ditutup secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. M. Yani, PKK. Acara penutupan Latihan Integrasi Petugas Haji Kloter BTJ, diawali dengan pembacaan deklarasi oleh seluruh petugas haji kloter Aceh 2012 untuk berkomitmen melayani jamaah haji dengan sikap yang sabar, tulus, ikhlas, serta bertanggungjawab. Dilanjutkan dengan laporan pertanggungjawaban, sambutan Kakanwil Kemenag Aceh, dan akhirnya ditutup oleh Kadiskes Aceh. Menurut Ketua Panitia, H. Daud Pakeh yang juga Kabid Penyelenggaraan Haji Kanwil Kemenag Aceh, pelatihan selam 10 hari tersebut berjalan dengan baik, semua materi yang diberikan narasumber maupun fasilitator dapat diserap dengan baik oleh para peserta pelatihan. “Melalui pelatihan integratif antara semua elemen petugas kloter, baik dari unsur kemenag maupun kesehatan, kita berharap terjalin suatu kesepahaman untuk melayani jamaah sebaik-baiknya sesuai dengan tupoksi masing-masing,” jelas H. Daud Pakeh, asal Meureudu Pijay lagi. Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi Aceh telah terlebih dahulu membekali para petugas kesehatan haji dengan berbagai materi teknis selama lima hari di Diklat Jantho, Aceh Besar. khairuddin/yyy

40

Santunan Juni 2012

Musim 1433 H/ 2012. Materi-materi yang diberikan oleh narasumber meliputi teori dan praktek perhajian, keimigrasian,

kesehatan, dan penyelesaian kasuskasus yang lazim terjadi di tanah suci. khairuddin/yyy

Dokter dan Paramedis Dilarang Hamil Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, dr. M. Yani mengingatkan petugas kesehatan, khususnya ibu-ibu untuk mejaga jangan sampai hamil sebelum dan selama melaksanakan tugas di tanah suci. “Jamaah haji saja yang hamil tidak boleh berangkat ke tanah suci, apalagi petugas haji. Jika ibu dokter dan perawat hamil bagaimana bisa melayani jamaah haji,” ujar M.Yani dengan gaya jenaka yang disambut tawa seluruh hadirin. Kadiskes berpesan kepada seluruh petugas untuk dapat menjaga stamina dan kesehatan diri masing-masing dengan baik, sehingga bisa bekerja maksimal dan bukannya malah merepotkan jamaah.

“Jadi bila ada petugas haji yang memmiliki keluhan kesehatan, mulai hari ini harus segara diatasi dan dicarikan solusinya, jangan sampai terjadi justru petugas haji yang dilayani oleh jamaah karena yang bersangkutan sakit misalnya,” nasehat M.Yani dalam sambutannya sebelum menutup secara resmi Pelatihan Petugas Haji Kloter di Embarkasi Haji Banda Aceh Tahun 2012, Selasa (19/6). Jumlah petugas yang mengikuti pembekalan selama sepuluh hari ini seluruhnya berjumlah 60 orang yang terdiri dari 12 orang TPHI, 12 orang TPIHI, 12 orang dokter dan sisanya dalah perawat atau paramedis. khairuddin/yyy

Pembinaan Nadzir Wakaf Lewat tema “Dengan kegiatan pembinaan nadzir wakaf, mari kita tingkatkan peran nadzir dalam mewujudkan wakaf produktif”, Bidang Penyelenggara Haji, Zakat, dan Wakaf (Hazawa) Kanwil Kemenag Provinsi Aceh mengadakan Kegiatan Pembinaan Nadzir Wakaf (1-4/6). Peserta pembinaan itu para nadzir wakaf, Kepala KUA, dan Penyuluh Agama dari Banda Aceh, Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara yang berjumlah 30 orang. Materi dan nara sumber dalam kegiatan di di Grand Nanggroe Hotel adalah “Kebijakan Pemerintah dalam Pemberdayaan Wakaf” bersama Kakanwil Kemenag, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, “Mekanisme Pensertifikatan Tanah Wakaf” oleh Kepala BPN Banda Aceh, Yasril, SH, MH, “Manajemen Pemberdayaan Wakaf” oleh Kabid Penyelenggara Hazawa, Drs. H. Daud Pakeh, “Strategi Pengembangan

Tanah Wakaf” bersama Drs. H. Asy’ari Basyah, dan “Pembinaan dan Pendayagunaan Nadzir” oleh Drs. H. Mukzi Abdullah. Selain mendapatkan materi-materi di atas, peserta juga diberi kesempatan turun lapangan secara langsung atau observasi guna melihat contoh nyata dari pendayagunaan tanah wakaf yang sudah produktif di Kampung Blang Cut, Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh. Dari kegiatan pembinaan nadzir ini, diharapkan akan lebih tersosialisasikannya upaya-upaya dalam rangka memproduktifkan tanah wakaf yang bertebaran di Aceh. Selain kagiatan pembinaan nadzir, dalam waktu yang bersamaan Bbidang Hajawa juga mengadakan kegiatan Sosialisasi Penyuluhan Haji bagi para Kepala KUA dan Pembinaan Amil Zakat bagi para Bendahara Satker di lingkungan Kankemenag. mahbub/yyy


INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA RI Jalan RS. Fatmawati Nomor 33A Cipete Po. Box. 3867 Jakarta Selatan 12420 Telp. (021) 75316038 7697853 Fax. (021) 7692112

UCAPAN SELAMAT & TERIMA KASIH Assalamu’alaikum Wr. Wb. Opini WTP-DPP yang baru saja diberikan oleh BPK RI kepada Kementerian Agama RI, atas Laporan Keuangan Tahun 2011 merupakan anugerah Ilahi dan kerja keras serta komitmen seluruh jajaran Kementerian Agama RI. Karena itu, merupakan keharusan untuk kita syukuri. Saya, baik atas nama pribadi maupun keluarga besar Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI, mengucapkan Selamat dan Terima Kasih yang tak terhingga kepada seluruh Satuan Kerja (Satker) dan jajarannya yang telah bekerja keras, memiliki komitmen yang tinggi, disiplin, dan patuh pada aturan, sehingga opini ini dapat kita capai. Mempertahankan opini yang kita raih dengan susah payah ini harus kita pertahankan dengan cara: bekerja lebih baik, teguhkan komitmen, tingkatkan disiplin, jujur, perkuat KIS, pembinaan, dan pengawasan, patuh pada aturan dan ikhlas dalam bekerja. Sekali lagi, saya menyampaikan selamat dan terima kasih atas kerjasama seluruh jajaran Kementerian Agama RI, pusat dan daerah. Semoga Allah SWT meridhai dan memberikan kekuatan kepada kita untuk melanjutkan perjuangan dan khidmat kita kepada Bangsa dan Negara serta ibadah kita kepada Sang Pencipta. Amin ya rabbal ‘alamin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, 14 Juni 2012 Inspektur Jenderal ttd

H. Mundzier Suparta

NIP. 195407071984021001


OPINI

Melirik Pondok Pesantren

Drs. Sulaiman, Lt, M.Pd

Kasi Pendidikan Salafiyah Bidang Pekapontren Kanwil Kemenag Aceh SDM yang handal, faktor penting dalam pengembangan bangsa. Penyiapan SDM yang bermutu dapat diwujutkan melalui pendidikan yang berkualitas. Salah satu lembaga yang mempraktekkan pendidikan yang bermutu adalah pondok pesantren (ponpes atau pontren). Pontren, lembaga pendidikan keagamaan Islam atau institusi pendidikan yang telah merealisasikan proses belajar mengajar sebagai pengembang dari Sisdiknas. Di pontren, para santri dididik agar menjadi manusia yang bertakwa, berakhlak mulia, mempunyai integritas pribadi yang utuh, dan memiliki kualitas intelektual yang handal. Di antara prinsip pendidikan yang diterapkan di pontren: keikhlasan, kesederhanaan, kedamaian, ukhwah islamiyah, kebijaksanaan, kebebasan yang bertanggung jawab, kemandirian, kebersamaan, dan keharmonisan hubungan (guru, santri, orang tua, dan masyarakat). Oleh karena itu, di kampung halaman sekembali dari pontren, mereka diharapkan dapat menjadi panutan masyarakat, menyebarluaskan Islam sebagai rahmatan lil’alamin. Kini, para orang tua sudah merasa resah dan kuatir atas gejolak dari berbagai macam dampak yang negatif seperti narkoba, tawuran, kriminal, perjudian dan korupsi yang timbul di mana-mana, sehingga para orang tua mulai memikirkan di mana yang sepatutnya anaknya ditempatkan untuk dibina akhlak yang mulia dan ilmu pengetahuannya supaya tidak terkontaminasi dengan persoalan lingkungannya, sehingga dia bisa hidup mandiri sesuai dengan harapan daripada nusa, bangsa dan agama. Para pendidik dan psikolog telah menyebutkan bahwa pembinaan akhlak, adalah proses pendidikan yang jauh lebih sulit dari pada pendidikan bidang studi lain. Hal ini karena pembinaan akhlak menyangkut sikap, tata nilai, dan penghargaan yang harus termanifestasi dalam budi pekerti dan tingkah laku yang baik. Di sisi lain, faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi pembentukan pribadi, karena pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial yang sangat dipengaruhi oleh kehidupan sekelilingnya. Kebiasaan bangun pagi, shalat di awal waktu dan berjamaah di pontren misalnya, bila terus dilakukan akan mengikis sifat kemalasan dan mendekatkan diri kepada keberkahan. Kebiasaan membaca dan menghafal Alquran akan membuat suasana damai dan melembutkan hati yang keras dan gelisah. Kebiasaan menuntut ilmu akan membantu mangikis keawaman dan mengorganisir segala potensi kebaikan dalam masyarakat. Pembinaan dan praktek akhlak mulia yang memadai selama dua puluh empat jam di pontren telah diwarnai oleh nuansa keagamaan yang kondusif. Suasana demikian akan menjadi modal dasar bagi pondok pesantren dalam memelihara dan mempertahankan moral serta meneguhkan wawasan kebangsaan masyarakat Indonesia. Pontren mempunyai posisi dan peran yang sangat sentral dalam mewujudkan kualitas budi pekerti yang tinggi, badan yang sehat, pengetahuan yang luas, dan pemikiran yang bebas, yang kelak akan diaplikasikan santri di masyarakat. Semangat kemandirian dan kewirausahaan pontren telah membawa santri memiliki etos kerja yang tinggi, namun tetap hidup sederhana. Kemandirian ini kemudian didukung oleh rasa ukhwah, solidaritas, dan kerja sama sesama santri dalam menopang kehidupan

42

Santunan Juni 2012

ekonomi mereka, baik selama nyantri maupun setelah keluar dari pontren. Itulah sebabnya, peluang dan tantangan sosial ekonomi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi apapun dapat mereka antisipasi dengan kerja keras dan penuh kesederhanaan. Semula, pontren memang hanya menekuni kajian-kajian keislaman secara sempit. Tetapi, sesuai perkembangan dan tuntutan masyarakat, banyak pontren yang memiliki komitmen dalam pemberdayaan sosial ekonomi dan pengembangan iptek bagi masyarakat. Pada masa yang akan datang, pontren diharapkan dapat menjadi sentra ekonomi kerakyatan dan pusat pengembangan teknologi yang profesional. Dalam konteks pengembangan iptek tersebut, atas prakarsa dan beasiswa pemerintah cq. Direktorat Pekapontren (2005), sebanyak 25 santri telah ikuti program pendidikan jenjang S1 di IPB; lima orang di Fakultas kedokteran, delapan orang di Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah; dan dua orang di ST Perikanan, juga di tahun berikutnya. Para santri tersebut mangikuti pendidikan lanjut bidang iptek setelah melalui proses seleksi yang ketat yang diselenggarakan oleh Direktorat Pekapontren. Dalam bidang ekonomi, saat ini banyak pondok pesantren yang telah melakukan pengembangan kegiatan ekonomi dengan omzet yang membanggakan meliputi koperasi pondok pesantren, baitul mal wattamwil (BMT), budidaya perikanan dan kelautan, agrobisnis, berbagai home industry hingga pengolahan tanaman ramie. Banyak pontren yang santrinya memiliki kelompok olah raga seperti sepak bola, badminton, tenis meja, bola voli, bola basket, dan bela diri. Bidang seni dan budaya, banyak juga pontren yang memiliki kelompok tilawatil Qur’an, seni musik band, samproh, dangdut, nasyid dan Pramuka Santri —sejak 2-8 Juli, santri Aceh juga menggelar Perkemahan di Batam. Beberapa tahun terakhir, Direktorat Pekapontren telah memulai mencoba mengadakan Pekan Olah Raga Seni (Porseni) Pesantren Tingkat Nasional. Yang dilombakan dalam porseni tersebut bukan hanya olah raga, tetapi juga seni dan budaya. Karenanya, selain meningkatkan kualitas akademik para santri dalam kajian-kajian keagamaan Islam, pontren dituntut untuk lebih mengembangkan kegiatan olah raga, seni, dan budaya. Kerja sama pontren dengan lembaga-lembaga luar negeri antara lain ditandai dengan adanya mu’adalah dari lembaga pendidikan di Mesir, Pakistan, Saudi Arabia dan lain sebagainya. Selain mu’adalah, ada juga pontren yang melakukan kerja sama institusional dengan luar negeri seperti Mesir, Turki, Saudi Arabia, Malaysia, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Belanda, dan Australia. Saat ini, terdapat tenaga pengajar bahasa Inggris yang berasal dari Australia, yang memberikan pelajaran dan kursus bahasa Inggris di beberapa pontren dalam rangka peningkatan kualitas santri sehingga mereka mampu bersaing di kancah internasional. Kerja sama antar pontren dengan lembaga luar negeri tampaknya perlu dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas akademik pondok pesantren. Direktorat Pekapontren juga akan merealisasikan kerja sama dengan Negara Maju dalam rangka pengembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di pondok pesantren. Kerja sama yang di bangun tersebut bertujuan untuk membuktikan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil’alamin. []


Ada Teladan di Madrasah dan Dayah Menumbuhkan kebiasaan anak dalam beribadah, merupakan salah satu benteng dalam menyelamatkan moral mereka dari prilaku buruk pengaruh produk pornografi yang terus mengintai generasi muda. Dalam beberapa tahun terakhir berbagai produk pornografi terus bermunculan seperti cendawan di musim hujan. Namun ironis, sebagian masyarakat menyambutnya dengan tangan terbuka. Kenyataan itu merupakan suatu fenomena yang menggelisahkan. Merebaknya produk buruk tersebut sebagai cerminan kondisi sebuah masyarakat yang sedang ‘sakit sosial’ dan jika budaya itu terus berkembang akan menjadi kanker ganas untuk membusukkan semua potensi serta melumatkan harmoni pergaulan sosial. Ajaran Islam menyebutkan, setiap mereka yang berbuat dosa akan menerima cobaan, baik dalam bentuk bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, puting beliung, tanah longsor, meletus gunung berapi, semburan lumpur panas, dan kekeringan. Pendidikan agama bagi remaja perlu diberikan seoptimal mungkin. Secara konkret pendidikan agama harus lebih kuat dengan mengajarkan Alquran dan mempraktikkan ibadah lainnya. Faktor kebiasaan dan pemberian contoh yang baik merupakan kunci utama dalam menyelamatkan generasi muda dari pengaruh negatif (buruk). Masyarakat, baik individual maupun kolektif, perlu memberikan keteladanan kepada generasi muda dalam semua aspek kehidupan. Yang menjadi pertanyaan masih, adakah profil masyarakat kita berfungsi sebagai wahana pendidikan generasi penerus manakala setiap harinya mempertontonkan ketidakjujuran. Dayah dan madrasah bisa menjawab tuntutan ini. Dalam kondisi seperti itu maka sangat dibutuhkan peran keluarga, sekolah dan masyarakat sangat menentukan dalam upaya menggiring generasi muda kita agar terbebas dari pengaruh narkoba dan pornografi. Seimbang Menurut Ibnu Khaldun, ilmu pendidikan bukanlah suatu aktivitas yang semata-mata bersifat pemikiran dan perenungan yang jauh dari aspek-aspek pragmatis di dalam kehidupan, akan tetapi ilmu dan pendidikan merupakan gejala konklusif yang lahir dari terbentuknya masyarakat dan perkembangannya dalam tahapan kebudayaan. Menurutnya bahwa ilmu dan pendidikan tidak lain merupakan gejala sosial yang menjadi ciri khas jenis insani. Dalam kitab Muqaddimahnya Ibnu khaldun tidak memberikan definisi pendidikan secara jelas, ia hanya memberikan gambarangambaran secara umum, seperti dikatakan Ibnu Khaldun bahwa: Barangsiapa tidak terdidik oleh orang tuanya, maka akan terdidik oleh zaman, maksudnya barangsiapa tidak memperoleh tata krama yang dibutuhkan sehubungan pergaulan bersama melalui orang tua mereka yang mencakup guru-guru dan para sesepuh, dan tidak mempelajari hal itu dari mereka, maka ia akan mempelajarinya dengan bantuan alam, dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sepanjang zaman, zaman akan mengajarkannya. Pendidikan, menurut ibnu Khaldun mempunyai pengertian yang cukup luas. Pendidikan bukan hanya merupakan proses belajar mengajar yang dibatasi oleh empat dinding, tetapi pendidikan adalah suatu proses, di mana manusia secara sadar menangkap, menyerap,

Prof. DR. Warul Walidin, MA

Ketua Mejelis Pendidikan Daerah (MPD) Aceh

dan menghayati peristiwa-peristiwa alam sepanjang zaman. Menurut Ibnu Khaldun bahwa secara esensial manusia itu bodoh, dan menjadi berilmu melalui pencarian ilmu pengetahuan. Kemampuan manusia untuk berpikir baru dapat dicapai setelah sifat kebinatangannya mencapai kesempuranaan, yaitu dengan melalui proses; kemampuan membedakan. Sebelum pada tahap ini manusia sma sekali persis seperti binatang, manusia hanya berupa setetes sperma, segumpal darah, sekerat daging dan masih ditentukan rupa mentalnya. kemudian Allah memberikan anugerah berupa pendengaran, penglihatan dan akal. Pada waktu itu manusia adalah materi sepenuhnya karena itu dia tidak mempunyai ilmu pengetahuan. Dia mencapai kesempurnaan bentuknya melalui ilmu pengetahuan yang dicari melalui organ tubuhnya sendiri. setelah manusia mencapai eksistensinya, dia siap menerima apa yang dibawa para Nabi dan mengamalkannya demi akhiratnya. Maka dia selalu berpikir tentang semuanya. Dari pikiran ini tercipta berbagai ilmu pengetahuan dan keahlian-keahlian. Lalu manusia ingin mencapai apa yang menjadi tuntutan wataknya; ingin mengetahui segala sesuatu, lalu dia mencari orang yang lebih dahulu memiliki ilmu atau kelebihan. Pikiran dan pandangannya dicurahkan pada hakekat kebenaran satu demi satu serta memperhatikan peristiwa yang dialaminya yang berguna bagi esensinya. Ketika itu ilmunya menjadi suatu ilmu spesial, dan jiwa generasi yang sedang tumbuh pun tertarik untuk memperoleh ilmu tersebut. Merekapun meminta bantuan para ahli ilmu pengetahuan, dan dari sinilah timbul pengajaran. Inilah yang oleh Ibnu Khaldun dikatakan bahwa ilmu pengetahuan merupakan hal yang alami di dalam peradaban manusia. Pendidikan bukan hanya bertujuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan akan tetapi juga untuk mendapatkan keahlian. Dia telah memberikan porsi yang sama antara apa yang akan dicapai dalam urusan ukhrowi dan duniawi, karena baginya pendidikan adalah jalan untuk memperoleh rizki. Dari rumusan yang ingin dicapai, Ibnu Khaldun menganut prinsip keseimbangan. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai Ibnu Khaldun, tujuan pendidikan kita, tanpa mengabaikan masalah-masalah duniawi. Sehingga secara umum dapat kita katakan bahwa pendapat Ibnu Khaldun tentang pendidikan telah sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan Islam yakni aspirasi yang bernafaskan agama dan moral. Dayah Jika pendidikan perlu diseimbangkan, bersama madrasah dan kampus, maka Pemerintah Aceh juga kini sedang mengembangkan enam Dayah Manyang (pesantren setingkat PT) di beberapa daerah di sini. Peranan dayah di Aceh sebenarnya sangat strategis. Hanya saja, keberadaan lembaga pendidikan agama tersebut selama ini sering mengalami pasang surut. Saat ini, dayah sedang dihadapkan pada tantangan besar, terutama menyangkut masalah administrasi yang belum tertata baik, pengelolaan manajemen yang kurang profesional, dan masalah penguasaan teknologi informasi yang masih harus terus ditingkatkan. [Disarikan dari Buku “Konstelasi Pemikiran Pedagogik Ibnu Khaldun Perspektif Pendidikan Modern”, karya Warul Walidin AK, 2005; Khutbah Jumat 8 Juli 2008/yyy]

Santunan

Juni 2012

43


Berjamaah Beserta “Zikir” (Pesan Isra` Mi’raj untuk Gubernur Aceh) Gubernur Aceh periode 3012-2017, Zaini Abudullah-Muzakir Manaf resmi dilantik pada siang Senin (25/6). Ikrar dan pengambilan sumpah sejoli “Zikir” oleh Mendagri Gamawan Fauzi, semakin bermakna, karena tepat dua minggu sebemunya, pada Ahad (27 Rajab 1433 H), warga Aceh memperingati puncak ‘ulang tahun shalat’. Kalau ikrar kita warga Aceh, rakyat dan pejabat, jika sedang shalat ialah, “Sungguh shalatku, ibadahku, hidup dan matiku bagi Allah sang Penguasa alam,” maka ikrar khusus duet “Zikir” sebagai pejabat telah berjanji berkali-kali, kampanye dan saat diumumkan menang: akan mendarmabaktikan kesehariannya untuk rakyat Aceh. Mensyukuri nikmat damai, mari kita shalat --pertama mungkin sendirian, kemudian berjamaah, dan selanjutnya mengajak pasangan “Zikir”, atau atasan langsung atau atasannya atasan kita, agar menjadi imam shalat lima waktu kita. Moga “Zikir” mau meneladankan rakyat, simpatisan PA atau bukan, agar tetap rajin berjamaah, lantas bersamasama, beserta kita, mari lanjutkan zikir. Mungkin ibadah ritual dan sosial itu di mushalla Setda saat dinas, di Masjid Raya Baiturrahman yang dekat dengan rumah Wagub, di mushalla pendapa bersama masyarakat Keraton dan Peuniti Kecamatan Baiturrahman, di masjid Geuceue Kecamatan Banda Raya yang dekat dengan kediaman Gubernur, di masjid Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng yang dekat dengan kediaman Wagub, atau di masjid seantero Aceh yang semakin banyak, tapi jamaah kian sepi, saat dinas ke luar kota. Jumat, empat hari prapelantikan (22/6), Tgk. Umar Ismail, S.Ag, Mantan Ketua Umum Iskada (Ikatan Siswa Kader Dakwah) Aceh, dalam khutbah di Masjid Raya Baiturrahman mengura, paling kurang, ada empat nilai penting dari peristiwa Isra` dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW, yang bisa kita raih. Pertama, Rasulullah mengajarkan dan menuntun kita untuk mengeluh dan mencuahkan isi hati hanya kepada Allah. Nabi beberapa bulan sebelum naik ke langit, sedang diuji Allah dengan meninggalnya paman (Abi Thalib bin Abdul Muthalib) yang membantu dakwah Islam dan wafatnya istri tercinta (Khadijah binti Khuwailid) yang membekali semua harta dan dirinya untuk agama. Masalah apa pun yang mendera kita, pejabat dan rakyat jelata, pertama mari kita uneg-unegkan pada Allah, sang Kahliq, bukan pada makhluk-Nya yang lemah. Kedua, sebelum proses Isra`, Nabi dibelah dada oleh malaikat untuk dienyahkan sifat kemalasan, kesedihan, pesimistis, kegalauan dan sebagainya. Bukan berarti hati Nabi keruh, tapi itu simbol bagi kita, sucikan diri sebelum shalat. Sebab shalat itu mi’rajnya sang mukmin. Mari enyahkan sikap egosi dan rakus, demi misi “Zikir” tergapai. Ketiga, penunjukan Muhammad SAW, yang relatif muda, sebagai imam saat shalat di Baitul Maqdis di Yerussalem (seusai Isra`), padahal ramai Nabi yang lebih dahulu, yang lebih senior, yang justru menjadi makmum, menunjukkan perlunya kaderisasi dalam berjuangan. Di samping juga, shalat jamaah, simbol kebersamaan dalam berbagai usia dan masa. Keempat, Nabi membawa oleh-oleh shalat yang telah dikurangi dari 50 waktu, menjadi lima waktu, sebagai amal pembeda antara Islam dan kafir, amal yang perdana dihisab kelak, sebagai tiang agama, dan amal yang hanya diterima jika ada ruh (khusyu’), di samping rukun dan syaratnya. “Shalat khusyu’ akan melenyapkan kita dari tidak wara’, tidak jujur, korupsi, dan bermaksiat.

44

Santunan Juni 2012

Ridhwan, S.Pd.I

Guru MA Darusysyariah Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh Penonton, pembaca media massa, dan pemirsa televisi atau radio yang terhormat --jangan ke mana-mana dulu-- ada empat tipe pemimpim muslim, juga rakyat yang ber-KTP Islam, menurut saya, jika dibingkaikan dengan shalat, dengan shalat berjamaah, dengan isya dan shubuh berjamaah. Pertama, kita dan pemimpin kita yang jarang shalat, jika shalat pun, ada nuansa politis dan keu hana meu’oh, sarat sandiwara, dan dicap menipu Tuhan. Andai sekarang, atau sudah lama, berkembang ‘aliran baru’ yang mengabarkan pola mendirikan shalat, ‘meriuhkan’ masjid, dan ‘merepotkan’ pengurus mushalla: bahwa ada hari-hari tertentu saja untuk masuk ke dalam masjid dan shalat dua rakaat --dan itu jelas ‘bukan’ sunnah Nabi SAW: cuma saat menikahkan anak; menunggu khatib naik, duduk, dan turun mimbar; sesi ‘santai’ dan rebahan ke dinding setelah lelah di tempat kerja, sambilan istirahat siang Jumat; setelah ashar atau sebelum maghrib musim kenduri maulid; tatkala dibagi sembako usai tsunami (beras, sarden, minyak dan mie); cuma saat antrian untuk foto digital guna mengganti KTP merah putih dengan merek nasional; atau sambilan menunggu suara di TPS direkap panitia, itu semua shalat musiman. ‘Potret buram’ umat malas ke masjid ini, telah menjadi agenda Gubernur Aceh baru, untuk ‘dibersihkan’. Kedua, kita dan pemimpin kita yang rajin shalat, tapi sering mufrad (sendirian). Tabiat tetangga kita yang ‘asosial’ begini, mengaku ahlus sunnah tapi shalat tidak kayak sunnah, mengaku ‘ahlus sunnah’ tapi ‘belum berjamaah’, malas bermasyarakat, itu perlu diubah. Galakkan sunnah shalat, “Di awal masa, di mana azan didengungkan, dan berjamaah,” itu isyarat Nabi Saw. Ketiga, kita dan pemimpin kita yang kurang ‘selera’ dengan berjamaah, kalau sempat dia datang walau masbuq (lambat tinggal rakaat). Tatkala tak sempat kejar, biasa-biasa saja, tidak menyesal, dan tidak rugi. Keempat, moga “Zikir” bisa masuk ke golongan ini, ialah kita dan pemimpin kita yang rajin berjamaah, kecuali sesekali luput karena musafir, banjir, dan diopname. Potret imam yang mencerahkan makmum (Alquran itu besar), sosok pemimpin yang membuka cakrawala (ilmu Allah itu luas). Barisan inilah, makmum dan imam, yang meramaikan shaf isya dan shubuh --shalat yang ditekankan Nabi untuk kita dirikan, menghindari diri dari tipe munafik. Jadi, bukan kalangan yang membiarkan tiang masjid, lebih banyak daripada jumlah jamaah. Selamat kepada “Zikir”, moga Allah bersama jamaah Aceh. “Jika kita berzikir kepada Allah, maka Allah akan juga mengingat pada kita,” sindir sebuah ayat Allah. Potret pemimpin, itulah ‘tampang’ rakyat; potret imam, begitulah raut makmum kita. Dulu, Imam al-Ghazali menyindir, bahwa potret rakyat dipantulkan oleh sosok pemimpinnya. Bagaimana tipe rakyat, lihatlah dari bagaimana tipe pimpinannya. Jika selama ini rakyat belum bisa baca al-Qur`an, berarti selama ini pimpinannya pun lebih kurang demikian, ngaji lagee kameng jak lam batee. Al Ghazali menyambung bahwa, rusak negara karena rusak pemimpin, rusak pemimpin karena rusak ulama. Jika telah rusak, di sini, lantas siapa yang mampu menjamin, Masjid Raya Baiturrahman, masjid agung, masjid besar, masjid jami’, atau ribuan masjid lain di Aceh, akan tetap megah dengan kubah dan menara yang menancap ke awan, seperti hari ini? Agenda besar umat inipun, telah menjadi agenda Gubernur Aceh baru, untuk diwaspadai. Krue seumangat “Zikir”.[]


Bahasa Cinta Mencerdaskan Siswa Bahasa merupakan alat komunikasi utama dalam pendidikan. Di samping bahasa, beberapa media lain ikut digunakan untuk menunjang Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah. Namun demikian, bahasa adalah alat utama sebagai penyampai pesan verbal untuk mendukung berbagai pesan non verbal lainnya. Kepiawaian seorang guru dalam menggunakan bahasa akan sangat mempengaruhi hasil belajar suatu bidang studi. Di samping itu, penggunaan bahasa yang baik dan santun juga ikut berperan menciptakan akhlak siswa dalam setiap interaksi dengan guru dan teman-teman sebayanya. ‘Coretan-coretan’ di whiteboard akan hambar saja bila dicoret oleh guru yang biasa, tapi coretan-coretan itu akan sangat luar biasa di tangan guru yang luar biasa. Bahasa menduduki posisi tertinggi dalam pembentukan akhlak (moral) siswa dan juga hasil belajar (out put). Seorang guru yang tidak pandai menggunakan bahasa dan tidak tepat dalam memilih kata (diksi) dalam menerangkan berbagai materi pelajaran, akibatnya adalah pelajaran tersebut tidak akan dipahami oleh siswa. Sebaliknya jika bahasa yang digunakan sudah tepat, maka siswa pun akan mudah memahami bidang ilmu yang diberikan. Guru pandai menemukan bagaimana tersambungnya ‘antena’ kecerdasan sehingga tidak ada polemik dalam pembelajaran. Bahasa guru akan ikut mempengaruhi akhlak siswa, membentuk karakter anak didiknya, mulai dari lingkungan sekolah sampai lingkungan sosial. Abdullah Munir (2006:3) mengatakan bahwa guru diharapkan senantiasa menanam kebaikan dalam setiap interaksinya dengan siswa. Dengan begitu, akan tertanam kebaikan demi kebaikan yang pada akhirnya guru juga yang akan memanen. Memanen, yaitu ketika benih-benih kebaikan yang ditebar guru sudah mendapat respon balik (feedback) dari siswa. Guru yang dalam interaksi sosialnya banyak menanam kebaikan pasti akan mendapat balasan kebaikan pula. Sebaliknya, guru yang selalu menanam keburukan—seperti berlaku kasar, pemarah, kaku, dan mudah tersinggung—takkan mendapatkan hubungan yang harmonis dengan siswanya. Hasilnya, guru yang seperti itu akan menjadi sosok yang kurang simpatik di mata siswa. Ia hanya akan tampil sebagai sosok yang ditakuti, bukan dihormati atau disegani. Abdullah Munir juga menambahkan bahwa dalam menerapkan proses kedisiplinan pada siswa jangan seperti model polisi yang hanya akan menjadi teman dinas bagi siswa, tapi terapkan komunikasi timbal balik yang bisa menjadi teman sejati bagi anak didik. Komunikasi dengan “bahasa cinta” yang memihak. Namun usaha menjalin bahasa cinta antara guru dengan siswa kadang tidak mendapatkan respon balik yang sebanding dari siswanya. Kasih sayang yang diberikan tidak membuat guru ditempatkan sebagai figur kharismatik di mata siswa, bukan karena apa-apa, tetapi siswa tidak berhasil menangkap sinyal kasih sayang yang ditunjukkan oleh seorang guru. Ternyata memang dibutuhkan kiat dan seni tersendiri supaya “sinyal cinta” dapat ditangkap oleh “antena cinta” para siswa. Butuh kreasi dan keterampilan dalam membahasakannya, agar guru mampu tampil menjadi sosok yang penuh kharisma di hadapan siswanya. Sosok guru yang demikian akan selalu dirindukan kedatangannya, diamnya disegani, tutur-katanya ditaati, dan kepergiannya ditangisi. Bukan guru yang ketika dia tidak

Desriana, M.Pd

Guru Bahasa Indonesia MAS Babun Najah, Kec. Ulee Kareng, Banda Aceh hadir mengajar, para siswanya melompat kegirangan sambil berteriak, “Merdeka!” Guru yang ideal adalah guru yang dijadikan model (figure) lekatan oleh siswanya. Ia hadir atas dasar pengakuan, karena ketulusan dan keikhlasan dalam menjalankan profesi berdakwah. Agar dapat tampil dialogis dan penuh dengan sikap bijak. Guru perlu kesiapan mendengarkan kata-kata siswa. Guru akan terjebak pada posisi seolah “serba tahu” dalam menyelesaikan masalah siswa. Sikap empatilah yang dituntut hadir dalam posisi ini agar seorang guru husnun’zan terhadap anak didiknya. Hadirkan siswa dalam doa Maksudnya, guru perlu melakukan hal-hal sebagaimana dilakukan oleh orang tua kepada anaknya. Satu contoh adalah mendoakan anak secara rahasia, tiada yang tahu, termasuk anak yang didoakan. Guru bisa mendoakan siswa setiap selesai shalat fardhu, sunnah, atau bahkan menghadirkan mereka di dalam doa-doa khusus yang dilakukan saat mengerjakan shalat malam. Ini sangat penting untuk memudahkan guru menuju keberhasilan proses pendidikan. Guru adalah orang yang dituntut memiliki wibawa dan pengaruh dihadapan siswa-siswanya. Tanpa wibawa, perkataan guru akan terdengar ringan bagai angin lalu saja. Maka, guru pun perlu melaksanakan shalat malam, bertilawah Alquran setelahnya, agar kemampuan lisan menjadi kuat. Allah SWT memerintahkan amalanamalan itu, sebagaimana disebut di dalam Surat Al-Muzammil, ayat 1-5, “Wahai orang yang berselimut. Bangunlah di malam hari (untuk beribadah), kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih daripadanya dan bacalah Alqu’an secara perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.” Memahami secara holistik Memahami anak didik secara holistic mengandung makna bahwa guru harus mengetahui dan mendalami berbagai potensi yang ada dalam diri anak didik secara menyeluruh yang merupakan satu kesatuan (Muhammad Asrori, 2008: 33). Tugas gurulah yang menemukan potensi-potensi yang tersembunyi dalam diri anak didik. Di mana potensi itu tenggelam dari lingkungan pendidik yang tak memberi kesempatan untuk unjuk diri. “Inilah aku dan kemampuanku” sehingga seorang guru sering mengharap lebih dan membandingkan yang satu dengan yang lainnya. Guru sering mengacaukan intuisi anak dengan berbagai kalkulasi dan argumentasi, sehingga sulit menumbuhkembangkan potensi bawaan anak untuk mengembangkan intelegensi padahal anak memiliki kesanggupan untuk belajar secara abstract ability. Mengakui kehadirannya dalam pembelajaran dan mengakui kemampuannya dalam berpendapat. Sehingga potensi-potensi itu berkembang dengan sendirinya dalam arahan dan bimbingan seorang guru bukan menenggelamkannya dalam bahasa yang tidak memihak. Pendidikan adalah memanusiakan manusia. Tugas gurulah melahirkan manusia-manusia cerdas dan berakhlak mulia. Selamat berjuang para guru semoga jadi amal jariah. Aminkan doa ini, Rabby zidny ‘ilman warzuqny fahman wa alhiqny bish-shalihiin.[] Santunan

Juni 2012

45


Keluarga Besar Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Ikut berduka dan belasungkawa yang mendalam atas berpulang ke Rahmatullah

Dra. Hj. Zuryani, MM

Ketua Kontingen Aceh pada Perkemamahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) 2012 di Batam/ Kasi Pengembangan Santri Bidang Pekapontren/ mantan Kasi Pembinaan Keluarga Sakinah Bidang Urais Kanwil Kementerian Agama Aceh meninggal dunia di Rumah Sakit Elizabeth, Batam pada Selasa, 3 Juli 2012 pukul 12.00 WIB

Semoga amal ibadah almarhum mendapat ridha Allah serta arwah mendapat tempat yang mulia di sisi Allah Swt Kepala,

Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd

Keluarga Besar KANTOR Kementerian Agama KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Ikut berduka dan belasungkawa yang mendalam atas berpulang ke Rahmatullah

Dra. Hj. Zuryani, MM

(Kasi Pengembangan Santri Bidang Pekapontren Kanwil Kementerian Agama Aceh)

meninggal dunia di Rumah Sakit Elizabeth, Batam pada Selasa, 3 Juli 2012 pukul 12.00 WIB

Semoga amal ibadah almarhum mendapat ridha Allah serta arwah mendapat tempat yang mulia di sisi Allah Swt Kepala,

H. Syarbaini, SH

46

Santunan Juni 2012

Keluarga Besar Sibak Krueng Woyla DI Banda Aceh Ikut berduka dan belasungkawa yang mendalam atas berpulang ke Rahmatullah

M. Jamil A.Md

(Kepala MIS Peuribu Aceh Barat)

yang meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan’ dan di kebumikan di Kampung Padang Jawa. pada Selasa, 19 Juni 2012 pukul 12.00 WIB Semoga amal ibadah almarhum mendapat ridha Allah serta arwah mendapat tempat yang mulia di sisi Allah Swt ttd,

DR. M. Jamil Yusuf

ttd,

Sulaiman S.Pd,I


Konsultasi Keluarga

Diasuh oleh Drs.H.Abd.Gani Isa, SH, M.Ag Ketua BP4 Provinsi Aceh

Nafkah

Assalamu'alaikum Wr.Wb Pengasuh Konsultasi Keluarga yang saya hormati. Saya, seorang istri, merasa malu bertanya kepada Ustadz, karena menyangkut persoalan keluarga yang tidaklah pantas diketahui orang lain. Namun, saya dengan perasaan yang berat memaksa diri untuk bertanya, agar duduk persoalannya jelas. Begini Ustadz, sikap suami saya dalam enam bulan terakhir acuh tak acuh, baik untuk saya (istrinya) maupun terhadap anakanak kami. Yang sangat membebani saya selama ini adalah biaya kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan biaya pendidikan anakanak. Bila saya meminta biaya malah suami saya marah-marah dan menghindar dari rumah. Pertanyaan saya adalah “Bagaimana hukumnya bila seorang suami tidak memberi nafqah (nafakah) kepada istri dan anakanaknya?” Wassalam Hamba Allah (hp 08236418xxx) Wa’alaikumussalam Wr.Wb. Memang tidak selalu bahtera rumah tangga berlangsung aman dan damai. Ada yang memulainya dengan penuh kenikmatan, tapi kadangkala berakhir dengan kesengsaraan. Sebaliknya ada pula bahtera rumah tangga dimulainya dengan penuh kesengsaraan, tapi berakhir dengan penuh kenikmatan. Kondisi ini mungkin yang saat ini sedang Anda alami. Anda tidak menduga akan terjadi seperti ini ketika awal melangsungkan ‘aqad nikah. Itulah salah satu contoh, liku-liku hidup bak gelombang laut, sesekali ia tenang malah di waktu lain ia ribut dengan alunan gelombangnya sendiri. Pengasuh rasanya tidak begitu sulit menghadapi problema yang Anda alami selama ini, karena pengasuh yakin bahwa Anda berdua dalam pandangan masyarakat sekitar adalah tergolong orang yang taat menjalankan perintah Allah. Anda telah membina rumah tangga puluhan tahun dan telah pula dikarunia beberapa orang anak. Dalam asumsi pengasuh Anda sangat memahami hak dan kewajiban sebagai suami istri pascaijab qabul/akad nikah. Kondisi sakinah, mawaddah dan rahmah telah Anda jalani berdua dan hidup bersama anak-anak. Kebahagiaan telah berlangsung di antara Anda baik sebagai istri maupun sebagai suami. Selama masa itu pula tidak ada konflik keluarga, bahkan sebaliknya selalu rukun dan harmonis termasuk dengan anak-anak. Menyangkut dengan nafqah, “Bagaimana hukumnya bila seorang suami tidak memberikannya kepada istri dan anakanaknya?” Menurut tuntunan ajaran Islam, nafakah adalah kewajiban suami, baik kaya maupun miskin. Yang kaya menurut kayanya dan yang miskin menurut miskinnya. Dalam kaitan ini Allah Swt berfirman, “Wa ‘alal mauludi lahu rizquhunna wakiswatuhunna bil ma’ruf,” (QAS Al-Baqarah 233), kewajiban atas seorang suami/ayah memberikan rezeki/nafakah kepada (istri/ anaknya) dan pakaian secara ma’ruf. Karena nafakah kewajiban suami maka bila ia mengabaikannya berarti “dosa”. Nafqah kepada istri mencakup: “nafqah lahir” dan “nafqah batin”. Nafakah lahir berupa biaya kebutuhan sehari-hari (makan,

kesehatan), pakaian, dan tempat tinggal. Berapa biaya satu hari, Islam tidak memberikan batas minimal dan maksimal, tapi diserahkan sepenuhnya kepada kondisional atau ‘uruf setempat, dan sesuai kemampuan seorang suami. Seorang istri juga diharapkan bisa memahami kekurangan dan kelebihan suaminya, artinya ada tingkat kesabaran, yang dalam istilah endatu, “Ngue beulaku tuboh pajoh beulaku atra,” (pakaian yang kita gunakan sesuai kemampuan, demikian pula halnya makanan sesuai batas kemampuan yang ada). Inilah yang disebut dengan “qanaah”. Qanaah adalah merasa puas dengan apa yang ada dan tidak merasa gelisah sesuatu yang belum ada, seperti kata pepatah, “Kalau ada sama dimakan bila belum ada sama dicari. Ke lurah sama menurun, ke bukit sama mendaki.” Namun harus pula dicamkan oleh suami bahwa malas, tidak mau berusaha dan bekerja termasuk sifat yang kurang terpuji, karena tanpa berusaha mustahil rezeki datang dengan sendirinya, seperti ungkapan orang bijak, “Menyo hana ta usaha pane teuka rhet di manyang, menyo na ta usaha adak han kaya taduek seunang.” Bekerja itu tidaklah mesti PNS, tetapi bekerja di bidang lainnya sesuai keahlian, yang penting mendapatkan penghasilan “halal”. Bumi Allah luas, rahmat-Nya pun ada di mana-mana. Oleh karena itu, “ Wala tay-asu minrahmatillah,” janganlah kamu berputus asa dengan rahmat-Nya. Namun demikian, Islam tidak melarang istri bekerja untuk menambah pengasilan keluarga, asal pekerjaan itu sesuai dengan kodratnya dan mampu menjaga dirinya dari fitnah. Berbeda dengan nafakah lahir, “nafakah batin” sesuatu yang abstrak, seperti pemenuhan hasrat biologis (suami istri), rasa nyaman, tenteram dan bahagia. Hal ini hanya bisa dirasakan oleh masing-masing suami istri. Bila pemenuhan hasrat biologis misalnya kurang atau bahkan tidak ada sama sekali, dapat berdampak terjadinya peyimpangan seksualitas, seperti berduaan dengan pasangan lawan jenis bukan mahram, berselingkuh, free sex atau bentuk lainnya yang dilarang syara’. Dalam kaitan ini Khalifah ‘Umar bin Khattab ra, pernah menanyakan kepada para istri yang suaminya dikirim ke medan perang/jihad, “Bila suamimu dikirim untuk berjihad, kira-kira berapa lama Aanda bisa ‘sabar’. Lalu di antara mereka menjawab, “Enam bulan”. Atas jawaban tersebut, maka ‘Umar setiap mengirim pasukan perang ditetapkan waktu untuk masa enam bulan, setelah itu diganti dengan pasukan lain. Terakhir, pengasuh menyarankan kepada Anda, baik sebagai istri maupun suami; (a) Wujudkan suasana saling menghargai di antara anda berdua seperti di awal melangsungkan pernikahan; (b) Laksanakan shalat dengan disiplin setiap waktu dan bila perlu rajin mengikuti tawshiyah/pengajian; (c) Bermusywarahlah selalu menyangkut urusan keluarga baik nafakah, biaya untuk anak-anak dan lainnya. Usahakanlah, “Jangan besar pasak daripada tiang”; (d) Selalulah bersikap sopan baik sikap ucapan dan tutur kata, sehingga tidak menyinggung perasaan dan sakit hati di antara Anda berdua. Demikian, semoga Allah Swt selalu melindungi Anda berdua. Untuk selanjutnya pengasuh minta konfirmasi perkembangan keluarga anda ke hp. 08126971179.[] Santunan

Juni Mei 2012

47


ISLAMIKA

India Tawarkan Layanan RS Halal

Masjidil Haram Tampung 1,5 Juta CJH Santunan-Riyadh. Kepala Urusan Dua Masjid Suci Dr. Abdul Rahman Al Sudais, meninjau pelaksanaan proyek perluasan Masjidil Haram di Makkah, yang dirancang agar dapat menampung 1,5 juta jamaah, lansir arabnews (4/6/). “Sejumlah proyek baru sedang dilaksanakan di dalam masjid dan di masa (area sa'i antara bukit Shafah dan Marwah), guna membantu jamaah menjalankan ibadahnya dengan mudah,” kata Al Sudais, imam Masjidil Haram yang ditunjuk Raja Abdullah memimpin kantor urusan Dua Masjid Suci sejak bulan lalu. Yahya bin Ladin, wakil dari Bin Ladin Group menjelaskan kepada Al Sudais mengenai teknologi monitoring terbaru pemantau pergerakan jamaah haji, sistem pembuangan sampah serta atap pelindung matahari yang dipasang di area sekitar Masjidil Haram.

Area tambahan akan dihubungkan ke bangunan masjid yang sudah ada dengan jembatan, yang dilengkapi pendingin udara dan penerangan. Luas area yang sedang digarap 75.000 meter persegi. Pembangunan area tambahan, yang batu pertamanya diletakkan oleh Raja Abdullah pada Agustus 2011 lalu itu, luas totalnya mencapai 456.000 meter persegi. Pemba­ ngun­an termasuk pembuatan bangunan baru, terowongan darurat sepanjang 700 meter, yang membelah dua terowongan lain yang akan dibangun dari Jabal Al Kaaba. Pemerintah Kerajaan Saudi telah menggelontorkan dana sebesar SR40 milyar untuk proyek tersebut. Ekonom Aabid Al Abdali dari Universitas Umm Al Qura, mengatakan, pembangunan tersebut akan ikut mendongkrak naik perekonomian Makkah dan memberikan pendapatan sebesar SR123 milyar untuk Makkah. hidayatullah/yyy

Mursi Menang, Bala untuk Israel Santunan-Kairo. Rezim Zionis Israel menyebut kemenangan kandidat presiden dari kubu Islam di Mesir sebagai tragedi bagi Tel Aviv. Menurut laporan al-Alam Ahad (24/6), Israel setelah pengumuman kemenangan Muhammad Mursi, kandidat presiden Mesir dari kubu Ikhwanul Muslimin menyatakan bahwa kemenangan ini merupakan fase hitam dalam sejarah hubungan Tel Aviv-Kairo. Salah satu sebab kekhawatiran Israel atas kemenangan Mursi adalah ketakutan

48

Santunan Juni 2012

Tel Aviv atas pembatalan perjanjian Kamp David. Israel dan Mesir tahun 1978 menan­ datangani kesepakatan Kamp David guna menormalisasikan hubungan kedua pihak. Komisi Pemilihan Umum Mesir Ahad (24/6) mengumumkan, Muhammad Mursi, kandidat presiden dari Ikhwanul Muslimin meraih suara 13.230.131 (sekitar 52 persen) dan unggul dari rivalnya, Ahmad Shafiq yang meraih suara 12.347.380 atau sekitar 48 persen. Mursi dilantik akhir Juni 2012. republika/yyy

Santunan-New Delhi. Berharap untuk meningkatkan pariwisata medis dari negaranegara Islam, GHC (Global Health Center) Chennai, Negara Bagian India Timur Tamil Nadu, telah memperoleh sertifikat halal untuk layanan rumah sakit, yang memastikan pasien Muslimin mendapat layanan berkualitas yang ditawarkannya. “Dengan sekitar dua miliar Muslimin di seluruh dunia dan sejumlah besar wisatawan kesehatan internasional yang datang ke GHC dari negara-negara Islam, kita melihat Sertifikasi Halal sebagai bentuk persetujuan yang meningkatkan kepercayaan pasien dan kepercayaan dalam jangkauan kami dari pelayanan rumah sakit,” gambar Dr. K. Ravindranath, Chairman & MD, Global Hospitals Group, seperti laporan dari situs two circle. Untuk mendapatkan sertifikasi, GHC harus memenuhi pedoman Islam yang ketat dan berurusan dengan peraturan kebersihan dan diet berstandar global. GHC memiliki 500 tempat tidur superkhusus serta fasilitas perawatan tersier, dengan kapasitas 1.000 tempat tidur. Menjadi rumah sakit kelas dunia, GHC telah meyakinkan pasien terhadap standar layanan yang ditawarkan kepada mereka. Mengajukan sertifikat halal, GHC menerima sertifikasi halal untuk layanan rumah sakit dengan standar Halal India (sebuah badan sertifikasi independen halal yang terdaftar di pemerintah India. Sertifikat ini diakui oleh IHIA (International Halal Integrity Alliance Malaysia), mitra dari Kamar Dagang dan Industri Islam Kerajaan Arab Saudi. Rumah sakit halal ini memiliki fasilitas termasuk makanan halal, ruang shalat, tanda arah kiblat, Alquran, layanan pasien wanita dengan dokter wanita dan lainnya. eramuslim/yyy



BUDAYA

Nab Bahany As

Siti Saniah

Budayawan, tinggal di Banda Aceh Siti Saniah adalah seorang gadis rupawan, yang berperan sebagai tokoh utama dalam cerita novel “Djuempa Atjeh”. Novel yang dikarang H. M. Zainuddin dan diterbitkan pertama sekali oleh Balai Pustaka tahun 1954, yang kemudian diterbitkan kembali oleh Pustaka Iskandar Muda, Medan, tahun 1958. Adalah sebuah novel percintaan yang sarat dengan adat-istiadat Aceh di dalamnya. Sekilas, novel ini hampir mirip cerita Siti Nurbaya yang ditulis Merah Rusli di Padang. Memang, H.M. Zainuddin (di Aceh) dan Merah Rusli (di Padang) adalah sama-sama angkatan sastrawan Balai Pustaka ketika itu. Mereka adalah pendobrak tradisi lokal, yang membuat kaum perempuan terkorbankan. Siti Nurbaya di Padang korban kawin paksa dengan Datok Maringgih. Sementara Siti Saniah di Aceh korban kawin paksa dengan Teuku Banda Raman, anak seorang Uleebalang dari Lhokseumawe Aceh Utara. Ceritanya, suatu ketika Nyak Amad, seorang kotoh Pemuda dari sebuah jawatan di Sigli dipindahtugaskan ke Kutaraja untuk meminpin Kongres Vereeniging Aceh (VA). Semacam perkumpulan pergerakan pemuda Aceh kala itu. Nyak Amad berkenalan dengan Siti Saniah dalam sepanjang perjalan di kereta api dari Sigli menuju Kutaraja. Di situlah awal berseminya cinta antara Nyak Amat dengan gadis rupawan Siti Saniah. Sebagai tokoh pemuda yang berfikiran maju, begitu tiba di Kutaraja, Nyak Amat terus disibuki oleh tugasnya untuk persiapan Kongres Vereeniging Aceh. Namun ingatan Nyak Amad pada Siti Saniah tetap tak bisa dilupakan. Begitu juga Siti Saniah yang ditinggal di Merduati Kutaraja, sebagai tokoh muda yang membela hak-hak perempuan, Saniah juga tak bisa melupakan Nyak Amad yang dikenalnya sejak dalam pertemuan di kereta api, ketika mereka sama-sama berangkat dari Sigli ke Kutaraja. Wajah Nyak Amad terus membayang-bayangi hari-hari gadis rupawan Siti Saniah. Singkat cerita, setelah bercinta selama hampir depalan bulan di Kutaraja. Akhirnya Nyak Amat dan Siti Saniah bertunangan. Kabar pertunangan Nyak Amad dengan Siti Saniah ini sempat menjadi pembicaraan hangat di kalangan pemuda-pemuda di Kutaraja. Maklum, Nyak Amad tokoh pemuda yang dikagumi tak hanya dilakangan pemuda sendiri, tapi juga di kalanagan tokoh-tokoh bangsawan Kutaraja, hampir tak ada yang tidak kenal dengan Nyak Amad. Begitu pun Siti Saniah, selain perempuan ini dikenal sebagai seorang gadis rupawan, juga sebagai tokoh perempuan muda yang dikagumi oleh hampir semua anak muda di Kutaraja kala itu. Maka pertunangan Siti Saniah dengan Nyak Amad didukung sepenuhnya oleh semua kaum muda yang seperjuangan dengan Nyak Amad dan Siti Saniah. Perkawinan Nyak Amad dengan Siti Saniah nanti akan saling mendukung pergerakan pemuda Aceh dalam membawa pereubahan yang menguntungkan ma­syarakat Aceh itu sendiri. Namun apa yang terjadi? Pengarang novel “Djeumpa Atjeh” ini menceritakan, di saat-saat menunggu bulan pernikahan Siti Saniah dengan Nyak Amat, datanglah seorang anak Uleebalang Lhokseumawe ke Kutaraja, namanya Teuku Banta Rahman. Ia dipindahtugaskan ke Kutaraja, kerena kelakuannya di Lhoksemawe

50

Santunan Juni 2012

Novel ini perlu dibaca kembali, terutama oleh anak-anak muda Aceh sekarang. Sebab dengan membaca novel “Djeumpa Aceh” ini anak muda sekarang akan tahu bagaimana ala bercinta dalam koridor adat yang berlaku di Aceh. tidak disenangi oleh banyak orang. Tukang kawin, dan suka berbuat onal dalam masyarakat. Dalam suatu pertujuan Sirkus di Kutaraja, Teuku Banta Rahman sempat melihat Siti Saniah yang kebetulan ikut menontonnya. Sejak itu, Banda Rahman terus mencari tahu siapa gadis Siti Saniah dengan cara membayar orang-orang yang dapat mempengaruhi orang tua Siti Saniah untuk membatalkan pertunangannya dengan Nyak Amad. Orang tua Saniah berhasil dipengaruhi Banda Rahman, anak Uleebalang ini berjanji pada orang tua Siti Saniah, bila ia kawin dengan Saniah ia akan terus membeli Outo (mobil) dan membuat rumah besar untuk tempat tinggal Saniah dan keluarganya. Maka ibu Saniah yang gila harta itu, langsung membatalkan pertunangan Siti Saniah dengan Nyak Amad. Ketika itulah dalam novel “Djeumpa Atjeh” ini terjadi budaya kawin paksa antara Siti Saniah dengan Teuku Banta Rahman. Saniah brontak, tapi karena adat dulu, anak harus selalu menuruti kemauan orang tua, dan tidak boleh membantahkan. Maka Siti Saniah pun tak berdaya menolak keinginan orang tuanya. Akibat itu, Siti Saniah harus hidup dalam penderitaan dan kekecewaan yang amat sangat, karena Nyak Amad yang dicintainya sepenuh hati telah diputuskan pertunangannya oleh orang tuanya. Nyak Amad sendiri tidak bisa berbuat banyak, sebab ikatannya dengan Siti Saniah hanya masih sebatas tunangan, belum menjadi istri. Saniah pernah mengajak Nyak Amad untuk kawin lari, tapi Nyak Amad sebagai tokoh pemuda tidak mau melakukan hal itu, walau pun semua orang tahu masalahnya, tapi kawin lari bagi Nyak Amad tetap perbuatan yang tidak terpuji dan menyalahi adat. Maka pupuslah harapan Siti Saniah untuk memiliki Nyak Amat, begitu pula Nyak Amat. Keduanya merasa mereka lebih baik mati daripada hidup dalam siksaan cinta tak sampai. Saniah sendiri dalam novel ini pernah mencoba melakukan bunuh diri sampai dua kali, tetapi gagal oleh iman Saniah yang masih kuat. Namun akibat siksaan cinta yang tak tertahankan, Siti Saniah jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Novel ini perlu dibaca kembali, terutama oleh anak-anak muda Aceh sekarang ini. Sebab dengan membaca novel “Djeumpa Aceh” ini anak muda sekarang akan tahu bagaimana ala bercinta dalam koridor adat yang berlaku di Aceh.[]


BAHASA Bahasa di Aceh Juni 2012 No. Bahasa Bahasa Indonesia Aceh

Bahasa Gayo

Bahasa Aneuk Jamee

Bahasa Alas

Bahasa Bahasa Lamamek Devayan Simeulue Simeulue

Bahasa Singkil

Bahasa Pak- Bahasa pak Boang Tamiang Singkil Hulu

Bahasa Kluet

Bahasa Haloban

1

Lebih

Leubeh

Lebih

Labiah

Lebih

Sisa

Belebih

Iwa

Iwa

Lbeh

Rimpe

Balebi

2

Cukup

sep

Genap

Cukup

Cukup

Ikhame

Nefi

Cukup

Cukup

Cukup

Bias

Niwi

3

Baik

Jroh

Bik,jeroh

Ancak

Mejilei

Ekhi

Mareen

Mende

Mende

Baek

Ceredek

Mare'en

4

buruk

Hana Got

Kotek

Buruak

macik

Akhau

Mahaumahau

Tengam

Nggoro

Bukhok

Batak

Ta'at

5

Asal/mula Asai

Awal/asal Asa

Asal/mule

Unenunen

Asal/mulo Asal Muasal

Asal

Mulo

Beno

Asal

6

Liar

Kleut

Juah

Lia

Liakh

Liar

Liat/fekek Liar

Meliakh

liogh

Meriye

Liar

7

Mengapa

Keujeut Mukune

Mangapo

Kunei

Atiolau

Anadu

Mkune

Mengkade

Knomae

Kade

Anan

8

Mudah

Mangat Temas

Mudah

Taboh

Eali

masael

Mrasa

Mekhasa

Mudah

Taboh

Sennang

9

Sulit

Payah

Payah

Payah

Sekhik

Afekhe

Mangol

Payah

Payah

Payah

hajab

Paya

10

Ujung

Ujong

Ujung

Ujuang

Ujung

Ujung

Lawel

Ujung

Punca

Ujong

Ujung

Ojong

11

Pangkal

Uram

Ralik

Pangka

Bene

Bonton

Bontor

pangkal

Bena

Pangkal

Beno

Oun

12

Buang

Beh

Tekar

Campak

Ambeng/ campak

Bu 'u

Angkuan

Capak

Ambong

Buang

Ceca pak

Angko'an

13

Pungut

Pileh

Tingkup

Ambiak

Buetken

Da'u

Aleku

Amet

Pitik

Angking

Muahi

Ili

14

Modal

Pangkai Pangkal

Modal

Modal

Pokok

Modal/ pokok

Modal

Modal

Modal

Pangke

Modal

15

Untung

laba/ untong

Lebe

Untuang

Untung

labo

Ountung

Lawa

Laba

Untung

Labo

Ontong

16

Rugi

Reugoe

Rugi

Rugi

Khugi

Rugi

Rugi

Rugi

Khugi

Ghugi

Rugi

Rugi

17

Bagus

got

Lagak

Ancak

Mesemban Ekhi

Bako

Mende

Meholi

Mende

Ceredek

Mare'en

18

jelek

brok

Mice

Buruak

Mamelias/ Akhaulokokh akhau

Mahaumahau

Tempa

Tengam

Te Mende Macik

Ta'at

19

sehat

Sehat

Sige

Sehat

Juah Bengis

Sehat

Sehat

Sehat

Sehat

Sehek

Sehat

Sehat

20

Lemas

Leumoh Lencon

Lameh

Lemes

Alile'lile

Malulu

Lemes

Meleah

Lmeh

Moh

Litak

Database ensiklopedia Bahasa di Aceh ini dibuat berdasarkan kontribusi dari para pembaca Majalah Santunan di berbagai wilayah di Provinsi Aceh. Penulisan kata-kata sesuai dengan sumbangan kontributor. Untuk partisipasi kirimkan sms ke 085362367700 dengan menyertakan padanan kata dalam bahasa daerah yang Anda kuasai. Kontributor: Bahasa Gayo-Erqi Albandary, Bahasa Aneuk Jamee-Andri Rahman/Firman, Bahasa Alas-Hasanuddin, Bahasa Sigulai LamamekAji Asmanuddin, Bahasa Devayan-Mirati Adim, Bahasa Singkil-Hendra Sudirman, Bahasa Pak-pak Boang-Sulaeman AR, Bahasa Tamiang HuluLukmanul Hakin, Bahasa Kluet-H.Bahrum Basyah, Bahasa Haloban-Ikhsan. Padanan kata untuk edisi berikutnya: Gadis, Bujang, Anak, Ayah, Ibu, Om/ paman, Tante, Adik, Abang, Kakak, Keponakan, Cucu, Ustad, Duda, Janda, Rumah tangga, Menantu, Bayi, Besan, Kembar. Santunan

Juni 2012

51


ENGLISH

It’s Time to be Honest Written by: Mulyadi Idris, S.Ag., M.Hum Are you an honest person? It’s a very big question and only you yourself can answer this question honestly. You’ll never regret being honest. It’s been said that honesty is the best policy. It sounds like the simplest thing in the world, but being truly honest with others and with you yourself can be a real challenge. Political correctness, being sensitive of other people’s feelings, and facing uncomfortable truths about you yourself usually requires lots of patience, vigilance and hard work. Al-Qur’an tells us that it is important to be honest. The truth is one of the greatest foundations of our lovely prophet Muhammad SAW in his daily life, yet being honest is one of the hardest things to do. Honesty is pretty easy to find when it comes to dangerous or “big” situations, but many people in the world struggle most with honesty in their everyday life. Is it okay to tell a wife she looks good in purple when it really washes her out? Should you lie to your friend to make yourself look better? Should you tell your best friend that you like his girlfriend when you really can’t stand her? Yes, honesty can be a difficult thing to find sometimes. What is honest? Honesty is telling “the truth, the whole truth, and nothing but the truth.” Society’s definition of the truth telling is to tell the truth ONLY if it doesn’t make anyone uncomfortable, doesn’t cause a conflict, and it makes you look good. What is the benefit to be an honest person? There are several benefits to being an honest person. First, building a strong personal reputation is all about maintaining integrity. When an individual is filled with integrity other people will trust the words that they say. When someone has the trust of a group of people they can handle many challenges. Second, an honest person can usually find a way to solve most problems. When someone is honest it is easier for them to find assistance when they are in the middle of a difficult situation. It used your foreign honest individual to cultivate meaningful

52

Santunan Juni 2012

friendships. Another benefit someone to be an honest person is usually easier for them to find steady work. The majority of employers want to employ individuals who are trustworthy. Having a trustworthy employee is helpful for individuals who want to make sure that there aren’t people in the company who are taking care of customers properly. It is not only easy to be honest in every situation. Sometimes people need to think about long-term consequences of dishonesty before becoming involved in a situation. It can be difficult for people to change their behavior if they are used to being dishonest. Sometimes, people should think about how they want to be treated before starting a conversation. In real life, a dishonest person cannot be trusted. Will I pay my debts? Or will my close friends pay their debts? Will I always come on time to my work? Will I accomplish my assigned tasks? A new person is distrusted until their honesty builds up trust. A known liar is distrusted as long as memory exists of their betrayal. Finally, always be honest at least to our own self but being honest is much more difficult.[] Glossary: honest (adj) regret (v) challenge (n) truth (n) vigilance (n) struggle (v) integrity (n) trusted (adj) debt (n) liar (n) betrayal (n)

: jujur : menyesal : tantangan : kebenaran : kewaspadaan : berjuang : ketulusan hati : dipercayai : hutang : pendusta : pengkhianat


KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ACEH Mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES atas Pelantikan

Dr. H. Zaini Abdullah dan

Tgk. Muzakir Manaf

sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Periode 2012-2017 oleh Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, SH, MM Dalam Rapat Paripurna DPRA pada Senin 25 Juni 2012

Semoga Dalam Melaksanakan Tugas Memperoleh Inayah dan Ma’unah Allah Swt serta terima kasih kepada

Ir. H. Tarmizi A. Karim, M.Sc Yang telah sukses bekerja sebagai Pj. Gubernur Aceh Kepala,

Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd Santunan

Juni 2012

53


54

Santunan, Juni 2012

DAYAH

Darul Falah, Kiblat Falakiyah Dunia Falakiyah Aceh tentu tidak asing dengan sosok Tgk. Muhammad Isa Mulieng (almarhum) dan Dayah Darul Falah. Apalagi untuk wilayah pesisir pantai timur Aceh, sosok Tgk. Muhammad Isa Al-falaky, sangat akrab. Kemampuanya dalam ilmu falakiyah mengantarkan Darul Falah menjadi salah satu dayah yang konsen dengan kajian ilmu falak. ‘Dayah asing’ ini terletak di Gampong Pulo Kecamatan Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara. Sejak berdirinya, dayah terus mengembangkan ilmu falak kepada santri maupun kepada mahasiswa, akademisi maupun masyarakat awam yang ingin mengetahui dan mendalami ilmu ini. Dayah ini juga menjadi mitra Pemerintah Aceh Utara dalam pelaksanaan kegiatan Hisab Rukyah. Selanjutnya dayah ini secara temurun terus mengembangkan ilmu falak sebagai suatu keistimewaan, di samping tetap mengajarkan dan mengembangkan ilmu yang lazimnya diterapkan di dayah tradisional di Aceh. Dalam memajukan ilmu falak ini juga pernah dibantu oleh Drs. T. Ali Muda, seorang ahli Ilmu falak yang berprofesi sebagai dosen di IAIN Sumatera Utara. Ditinjau dari sejarahnya, dayah ini sudah mulai menjalankan misi dakwahnya dengan mengadakan pengajian-pengajian sejak zaman penjajahan Belanda. Namun pengajian tersebut tidak rutin dan dilakukan dengan diam-diam, sebab kondisi keamanan yang tidak mengizinkan akibat pergolakan melawan penjajahan Belanda dan Jepang. Pada masa kemerdekaan, kegiatan pengajian dan seluruh aktifitas dakwah mulai dilakukan secara rutin dan terang-terangan.

Sehingga kegiatan pengajian pun dilakukan setiap malam dan diikuti oleh masyarakat luas yang ada di sekitar kecamatan Syamtalira Aron maupun luar kecamatan. Pada masamasa tersebut seluruh aktifitas pengajian dipimpin oleh Tgk. Hamzah bin Tgk. Leubee Muda yang merupakan paman Abu Isa di Mulieng --sebutan bagi Tgk. Muhammad Isa. Atas saran dan dukungan para tokoh masyarakat dan ulama, pada hari Rabu (17 Juli 1962/16 Shafar 1382 H), dayah ini resmi dijadikan sebagai lembaga pendidikan keagaaman yang bercorak tradisional atau disebut dengan dayah salafi yang mengkhususkan pada pengkajian kitab fiqh klasik yang bermazhab Syafi’i. Meskipun juga terdapat berbagai pengkajian ilmu terapan lainnya seperti ilmu falak, ilmu hadits, tafsir dan ilmu-ilmu bahasa Arab. Peresmian tersebut dilakukan dengan prosesi tepung-tawar (peusijuek) salah satu rumah panggung yang dijadikan sebagai

kelas oleh tokoh-tokoh agama di Kecamatan Syamtalira Aron dan para ulama yang datang dari berbagai wilayah. Sejak saat itu, dayah terus mengembangkan misinya di bawah pimpinan yang pertama sekaligus pendirinya, Tgk. H. Muhammad Isa, yang meninggal 31 Januari 1997/23 Ramadhan 1417 H. Pada awal-awal pembangunan pesantren, para santri dan masyarakat membangun secara swadaya beberapa asrama yang berbentuk panggung yaitu tiangnya dari bambu, dinding dan atapnya dari pelepah dan daun rumbia. Kemudian pada periode kedua yaitu tahun 1970-an, asrama dibangun lagi dengan tiangnya dari pohon kayu yang agak besar dan dindingnya dari papan. Sebelum jatuh sakit dan wafat, seluruh tanggung jawab dayah telah dibebankan kepada putra sulungnya Tgk. Mustafa M. Isa yang juga merupakan alumni dari pesantren dan juga memiliki keahlian dalam ilmu falak, pada 28 Juni 1995/29 Muharram 1416


H. kepemimpinan dayah diserahterimakan dari Tgk. Muhammad Isa kepada anaknya Tgk. Mustafa M. Isa yang juga disaksikan oleh para ulama dan masyarakat setempat. Sehingga dayah telah memiliki satu kali pergantian pimpinan dan memiliki dua masa kepemimpinan. Dari awal pendiriaannya hingga saat ini tercatat lebih 2000-an santri pernah ber­ mukim dan mengikuti pengajian di dayah ini, baik dari Aceh maupun dari luar Aceh. Namun akibat keterbatasan fasilitas pemondokan yang dimiliki, akhirnya Dayah Darul Falah kini tidak dapat menampung lagi para santri yang ingin mondok. Para santri yang belajar ke dayah ini pun harus merelakan tinggal diluar dayah dengan status sewa rumah atau menumpang di dayah lain dan selanjutnya mengikuti pengajian di dayah. Saat ini komplek dayah yang dibangun di atas tanah seluas 4. 480 m² hanya memiliki asrama putra yang berkonstruksi permanen 10 pintu, mushalla dan beberapa ruang kelas permanen. Sedangkan asrama putra lainnya yang semi permanen yang dahulunya merupakan asrama layak pakai, kini sudah lapuk dan tidak layak pakai lagi, hingga saat ini belum memiliki dana untuk perbaikan. Sedangkan asrama putri sudah tidak layak pakai lagi. Fasilitas lainnya yaitu tempat wudhu’ untuk santri dan santriwati masingmasing dibangun satu unit. Dengan bermodalkan fasilitas yang ada, pimpinan beserta beberapa tokoh masyarakat sudah mempersiapkan rencana untuk membangun sekolah Madrasah Aliyah Swasta (MAS) dengan pemaduan dua kurikulum yaitu kurikulum sekolah dan dayah. Diharapkan alumni Dayah Darul Falah kedepan memiliki kemampuan yang sejajar antara ilmu umum dan ilmu agama ditambah dengan keahlian dalam ilmu perbintangan (falak) sebagai plus dari alumni dayah tersebut. Semoga harapan dan cita-cita itu berhasil hendaknya, Amin. zarkasyi/yyy

Nama Dayah Ma’had Tarbiyah Islamiyah Darul Falah Nomor Statistik Pondok Pesantren 5110011080195 Lokasi Gampong Pulo Kec. Syamtalira Aron Kab. Aceh Utara Pendiri Tgk. Muhammad Isa Al-Falaky Pimpinan Dayah Tgk. Mustafa Isa, S.Pd.I Jumlah Santri Meudagang Putra: 75 santri. Putri: 50 santri Jumlah Teungku/Guru Laki-Laki: 10 orang. Perempuan: 5 orang

Tgk. Mustafa M. Isa, Pimpinan Dayah Darul Falah Kec. Syamtalira Aron Kab. Aceh Utara

Perlu Dayah Model

Pendapat Waled tentang perkembangan dayah di Aceh sekarang? Untuk masa kini masih seperti biasa, namun untuk masa yang akan datang, ada kemungkinan tidak akan berkembang lagi, kalau tidak mengikuti perkembangan zaman. Contohnya memasukkan kurikulum modern seperti memasukkan program bahasa asing dan ketrampilan menulis ilmiah, tapi itu terbatas waktu, tidak terkuras semuanya ke kurikulum itu tapi harus ada. Langkah apa yang harus dilakukan? Pertama, pemerintah harus serius menangani pembinaan dayah, karena selama ini badan dayah dan lembaga yang berhubungan dengan dayah hanya terfokus kepada urusan bantuan yang bersifat finansial saja, namun untuk masalah pembinaan belum terlihat adanya keseriusan. Kedua, peran guru yang mendidik dalam dayah, selama ini terkesan di dayah, guru hanya untuk mengajar di kelas namun tidak mampu untuk membina dan mendidik di dalam dan di luar lokal. Ketiga, adanya kema­panan dayah dalam sisi perekonomian, artinya dayah harus ada aset yang dapat dipergunakan untuk kepentingan internal dayah. Keempat, hal yang sangat mendesak dilakukan pemerintah saat ini, memilih salah satu dayah yang sudah ada di setiap kabupaten untuk menjadi dayah percontohan. Kalau tidak ada yang menjadi contoh, pemerintah perlu membina salah satu dayah di setiap kabupaten untuk menjadi dayah model yang masih menjalankan metode pendidikan dayah tradisional dengan menambah be­ berapa kurikulum sebagaimana saya sebut­ kan di atas. Latarbelakang apa, Waled mengem­ bangkan program unggulan pembelajaran ilmu falak? Adalah kemauan dan keinginan pribadi,

dan juga jarangnya dayah yang mengajarkan ilmu ini. Setahu saya, hanya empat dayah yang mengajarkan ilmu ini di Aceh, yaitu Dayah Darul Falah di Syamtalira Aron, Dayah Tinggi Samudra Pasee di Baktiya, Dayah Darul Muta’allimin di Peureulak, dan dayah Babul Ulum Tanjong Bungong Ulee Gle. Banyaknya masalah syara’ yang ber­ hubungan dengan ilmu falak, seandainya kita tidak mengetahui ilmu falak, maka tidak akan tuntas permasalahan itu. Oleh karenanya, saya juga bertekad, dengan kami buka MAS Darul Falah di dayah tahun ini, ke depan, akan ada santri lulusan sekolah MAS yang akan mampu melanjutkan pengembangan ilmu ini kepada masyarakat luas. Karena nanti saya akan bekali santri sekolah MAS dengan bekal ilmu falak yang matang sesuai dengan perkembangan zaman. Harapan Waled ke depan bagi per­ kembangan ilmu falakiyah di Aceh, khususnya di dayah? Dimasukkannya pelajaran ilmu falak ke dalam kurikulum dayah, harapan saya juga kepada pemerintah untuk memberikan dukungan kepada dayah-dayah yang sudah mengembangkan ilmu falak seperti mem­ berikan buku-buku yang berhubungan dengan ilmu falak, alat-alat riset seperti GPS, kompas, dan teropong. Apa yang harus dilakukan pemerintah dalam mengembangkan dayah? Selain yang saya sebutkan di atas, pemerintah juga perlu menempatkan alumni dayah sebagai guru agama di sekolah pemerintah dan juga ijazah dayah disetarakan dan diakui serta dijalankan. Artinya dapat diberlakukan dalam berbagai kebutuhan dan kepentingan layaknya ijazah yang didapat dari sekolah. Selama ini saya menilai itu yang tidak ada, hanya ada di qanun tetapi tidak ada dalam penerapannya. zarkasyi/yyy Santunan

Juni 2012

55


SAINS

Game Meuruno Beuet Versi Demo, Diperkenalkan Masyarakat Inforormasi & Teknologi (MIT) Indonesia dan Komunitas Aceh Blender, merilis versi demo dari game ‘Meuruno Beuet’ atau yang disingkat MB di Plataran Pameran Komputer NICE 2012, Gedung Sosial Tgk. Chik Ditiro, Banda Aceh (5/6). Teuku Farhan selaku Creative Director pembuatan game MB ini mengatakan bahwa versi demo ini dimaksudkan untuk memancing minat masyarakat Aceh untuk secara bersama-sama membangun game ini menjadi lebih sempurna. “Kita mengharapkan partisipasi semua pihak untuk menyempurnakan game MB ini, game ini nantinya akan menjadi open project yang akan digratiskan penggunaanya bagi seluruh masyarakat muslim yang ada di Aceh, Indonesia, dan siapapun yang berminat untuk memperdalam Alquran di seluruh dunia,” jelas Farhan. “Yang ahli grafik silakan menyumbangkan skilnya, yang ahli baca Alquran silakan menyumbangkan suaranya, yang punya ide kreatif silakan mengkritik dan menyum­ bangkan idenya, yang mau belajar membuat game silakan bergabung untuk belajar bersama-sama, yang mau menyumbang uang, atau dalam bentuk barang, dengan senang hati kami akan menerimanya,” lanjut Farhan.

56

Santunan Juni 2012

Ide awal pembuatan game ini muncul dari Tgk. Nawawi Hakimis, salah seorang praktisi pendidikan agama dan pimpinan salah satu pondok pesantren di Aceh Barat Daya, Aceh. “Beliau menyayangkan kurangnya media modern untuk mempelajari al-Quran, pada saat yang sama berbagai gadget elektronik canggih dan modern hanya diisi dengan game-game yang melalaikan dan menjauhkan manusia dari al-Quran,” jelas Farhan, mengutip Tgk. Nawawi. Game MB ini sendiri nantinya akan dikembangkan dalam versi PC dan Android dalam beberapa level, mulai dari level dasar yang menegnalkan huruf-huruf hijaiyah kepada anak-anak, hingga tahap pembelajaran qira’ah dan irama membaca al-Quran di tingkat advance-nya. Sementara itu, Alfiz Zikra dari Komunitas Aceh Blender yang terlibat aktif dalam rancang bangun game ini menjelaskan bahwa game ini dibuat menggunakan software Blender yang bersifat open source. “Kita memulai game ini dengan niat yang baik dan memanfaatkan fasilitas open source yang tersedia, meskipun sangat sederhana, tapi sistem blender ini bisa menghasilkan animasi dan kulitas game yang setara dengan software berbayar lainnya,” ungkap mahasiswa Politeknik Aceh ini.

Masyarakat umum dan pengunjung pameran sangat antusias mengikuti presentasi game MB, dan berebut meminta soft-copy game ini yang hanya seukuran 50 Mb. Sementara itu, Tgk. Nawawi Hakimis sendiri tidak bisa hadir ke Banda Aceh karena sedang sibuk menangani beberapa kerusakan di dayahnya yang disebabkan angin kencang akhir-akhir ini. “Jika ada yang bersedia menyumbang akan kami terima dengan senang hati,” harap Tgk. Nawawi. “Kita mendukung usaha-usaha kreatif seperti ini, dengan peran serta masyarakat, khususnya anak-anak muda ini, maka tugas kita di Kementerian Agama tentu menjadi lebih mudah,” apresiasi Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd. “Ke depan kita juga akan memonitor ke madrasah-madrasah yang ada di Aceh, ada banyak anak-anak kita yang punya ketram pilan dan ide-ide kreatif serta positif, mulai membuat komik strip sampai film dokumenter. Anak-anak ini harus kita dukung dan kita berikan pembinaan yang layak,” lanjut Kakanwil. “Yang pasti kita dengan senang hati akan mensosialisaikan game ini kepada unit-unit kerja kita di seluruh daerah,” pungkas Juniazi, Kasubbag Hukmas dan KUB Kanwil Kemenag. khairuddin/yyy


KanTOR WILAYAH Kementerian Agama PROVINSI ACEH mengucapkan:

Selamat Hari Ulang Tahun

Bhayangkara ke-66 (1 Juli 1946 – 1 Juli 2012)

Semoga Polri senantiasa menampilkan keteladanan dan perkokoh kemitraan dengan masyarakat untuk membangun citra kepolisian lebih baik. Kepala

Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd

KanTOR WILAYAH Kementerian Agama PROVINSI ACEH mengucapkan:

Selamat Dan Sukses atas pelantikan

Dr. Nazaruddin AW, MA, Dr. Muhibbuththabry, M.Ag, Dr. H. Syamsul Rijal, M.Ag, Prof. Dr. H. Misri A. Mukhsin, M.Ag, Dr. A. Rani Usman, MA, Drs. H. Jakfar Yacob,

sebagai sebagai sebagai sebagai sebagai sebagai

Dekan Fakultas Syariah Dekan Fakultas Tarbiyah Dekan Fakultas Ushuluddin Dekan Fakultas Adab Dekan Fakultas Dakwah Kepala Biro AUAK

oleh Rektor IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA di Lantai III Gedung Pascasarjana IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh pada Selasa, 26 Juni 2012

Semoga kiprah dan amal baktinya bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Kepala

Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd Santunan

Juni 2012

57


STYLE

10

Tips untuk Lebih Bahagia

Dalam kehidupan masyarakat modern, sering kali kita mengukur kebahagiaan seseorang dari segi melimpahnya materi. Hal itu spontan keluar dari mulut orang yang melihat, “Duh si pulan bahagia sekali ya... mobil mewahnya ada 4, rumahnya banyak dan sebagainya.� Padahal sesungguhnya kebahagiaan bukanlah hanya diukur dengan materi saja, tetapi ia ada dalam jiwa setiap orang tanpa memandang kedudukan sosialnya di masyarakat. Berikut tips jika kita ingin merasa lebih menikmati kebahagiaan hidup:

takut dan khawatir hidup di masa lalu 01 Jangan 06 Jangan Dua momok ini, merupakan pikiran kita yang paling tidak Mungkin terasa nyaman bagi

02

03 04 05

58

produktif. Sebagian besar hal yang kita khawatirkan atau takutkan tidak pernah terjadi. Jadi untuk apa kita takut dan khawatir tanpa sebab dan alasan yang jelas? Jangan pernah menyimpan dendam Dendam, hal yang terbesar dan akan menjadi beban terberat jika kita menyimpannya di alam hati, maukah anda membawanya sepanjang hidup? Saya rasa tidak. Karenanya jangan sia siakan energi kita dengan menyimpan dendam. Sudah pasti tidak ada gunanya. Agama pun tidak menganjurkan demikian. Gunakanlah energi kita tersebut untuk hal hal positif. Fokus pada satu masalah Jika kita memiliki beberapa masalah, selesaikanlah masalah kita satu persatu. Jangan terpikirkan untuk menyelesaikan masalah secara sekaligus karena akan membuat kita semakin setres dan terbebani dengan semua masalah itu. Masalah jangan dibawa tidur Nikmatilah istirahat tidur kita untuk menyegarkan kembali pikiran yang sedang diliputi masalah. Masalah adalah hal yang sangat buruk untuk kesehatan tidur kita. Pikiran di bawah sadar kita adalah yang luar biasa yang dapat membuat kita gelisah dan tidur menjadi tak nyenyak jika kita membawanya menjelang tidur. Jangan mengambil masalah orang lain Membantu orang lain yang sedang dalam masalah adalah hal yang mulia, tetapi jika kita mengambil porsi terbesar untuk menyelesaikan masalah orang lain tersebut, justru itulah kesalahan besar kita. biarkan orang tersebut menyelesaikan masalahnya sendiri dengan porsi terbesar. Dengan kata lain jangan terlalu jauh mencampuri urusan orang lain. Santunan Juni 2012

07 08 09 10

kita mengingat hal-hal yang menyenangkan di masa lalu, tetapi janganlah kita terlena di dalamnya. konsentrasilah dengan apa yang terjadi saat ini, karena kita pun akan bisa merasakan kebahagiaan di saat ini. Saya yakin kita jauh lebih bahagia jika kita merayakan apa yang terjadi saat ini di banding dengan mengingat ingat kebahagiaan masa lalu. Jadilah pendengar yang baik. Mungkin sebagian besar orang, termasuk saya, susah menjadi pendengar yang baik, justru sebaliknya kita mengharapkan orang lain yang mendengarkan omongan kita. Tetapi sebetulnya dengan belajar mendengarkan orang lain kita akan banyak mendapatkan hal baru yang akan sangat berguna bagi kebahagian hidup kita. Jangan biarkan frustasi mengatur diri Kasihanilah diri kita lebih dari apa pun, artinya janganlah kita menyerah dan frustasi terhadap kegagalan atau keberhasilan yang belum tercapai, maju terus, ambillah tindakan positif dan lakukan dengan konsisten. Banyak tersenyum Ringan tak bersuara tapi penuh makna. Murah tapi tak ternilai dengan rupiah, Tak butuh tenaga tapi besar motivasinya.Hal yang mudah tapi selalu nampak indah. Hal baisa tapi bisa jadi spesial. Ibadah yang paling mudah tapi berpahala setara dengan sadaqah. Jadi mengapa kita harus selalu cemberut dan mengerutkan wajah? Bersyukurlah selalu Bersyukur dan berterima kasih pada Allah atas semua yang kita dapatkan bukan hanya sebagai nikmat yang menyenangka, juga termasuk didalamnya hal yang tidak kita sukai atau menyenangkan. karena disamping bernilai sebagai ibadah juga dibalik hal yang tidak menyenangkan itu ada hal baik yang bisa kita pelajari dan ambil hikmahnya. Semoga bermanfaat dan optimis dalam hidup. [suri arniansyah/www.ronywijaya]


PEMBERITAHUAN Kepada seluruh Bendahara Satuan Kerja Kementerian Agama Provinsi Aceh yang bertanggungjawab atas pembayaran biaya pengganti ongkos cetak Majalah Santunan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Menulis identitas pengirim yaitu kode satker dan nama satker (bukan nama pribadi) pada slip setoran (diutamakan identitas kode satker). 2. Menulis keterangan setoran pada slip setoran (nomor edisi majalah dan jumlah majalah yang dibayarkan). 3. Pastikan seluruh keterangan pada point 1 dan poin 2 dicatat dengan benar dan lengkap oleh Teller Bank tempat anda menyetor. 4. Tidak melakukan pengiriman setoran melalui ATM dan Giro. 5. Setiap penyetoran yang dilakukan melalui Bank yang sama didaerah, tidak dikenakan biaya penyetoran. Jika dikenakan pemotongan biaya didaerah, mohon untuk dikonfirmasi dengan Kanca Bank Banda Aceh atau dengan Usaha Santunan. 6. Setiap Pegawai Negeri Sipil Kementeraian Agama Provinsi Aceh dikenakan biaya pengganti ongkos cetak Majalah Santunan sebesar Rp. 9.500,- termasuk PNS yang berstatus suami/isteri di Kementerian Agama Provinsi Aceh. Ini perlu diperhatikan agar data keuangan satuan kerja anda (setoran biaya pengganti majalah santunan) tercatat di Rekening Koran dan Pembukuan Setoran Daerah Majalah Santunan Kanwil Kemenag Aceh. Demikian dan terimakasih. Nomor rekening Majalah Santunan : Nomor Rekening Bank Rakyat Indonesia Kanca Banda Aceh: 00000037-01-002219-30-7 a.n. Majalah Santunan Nomor Rekening Syariah Mandiri: 7070777775 a.n. Majalah Santunan


Kakanwil Kemenag Aceh Drs.H.Ibnu Sa’dan M.Pd dan isteri saat beramah-tamah dengan Gubernur dan Wagub Aceh serta Mantan PJ Gubernur Aceh saat lepas sambut di Anjung Mon Mata, Selasa (26/6). Foto: AK. Jailani


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.