komunika 14 2007

Page 1


BERANDA

www.bipnewsroom.info/komunika email: komunika@bipnewsroom.info

Editorial

Ekonomi Gelombang Keempat, Sebuah Peluang Dalam Pekan Produk Budaya Indonesia 2007 di Jakarta (11/7) lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan sebuah konsep perekonomian baru yang dinamakan Ekonomi Gelombang Keempat. Konsep ekonomi ini merupakan kelanjutan Ekonomi Gelombang Ketiga, dengan penekanan orientasi pada kreativitas, budaya, warisan budaya (heritage) dan lingkungan. Ada alasan mengapa Presiden mengemukakan Ekonomi Gelombang Keempat, pada saat negara lain belum banyak yang membicarakannya. Salah satunya, karena konsep ini sangat layak dikembangkan di Indonesia. Bahkan ditinjau dari elemenelemennya, Indonesia nyaris memilikinya secara komplit. Namun “kekayaan” itu belum diimbangi dengan kreativitas dalam memanfaatkannya, sehingga terkesan belum memberikan nilai tambah terhadap perikonomian nasional. Dalam hal budaya misalnya, sejak lama bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang memiliki budaya adiluhung. Ribuan suku yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, masing-masing memiliki budaya khas dan daya tarik sendiri-sendiri. Eksotisme bahasa, kesenian, adat-istiadat, pola hidup, hingga hasil kriya yang ada di seluruh daerah, sangat layak untuk dijual kepada masyarakat internasional. Siapa tidak kenal tarian Saman dari Aceh, gamelan Jawa, tarian Bali? Itu baru contoh-contoh kesenian yang telah dikenal dunia. Yang belum terekspose keindahan dan keunikannya masih sangat banyak. Tapi berapa orang di antara kita yang sadar, bahwa keanekaragaman budaya ini sebenarnya dapat mendatangkan keuntungan secara ekonomis apabila dikelola secara baik. Indonesia juga memiliki warisan sejarah budaya (heritage) yang terbilang sangat banyak, bahkan terbanyak di kawasan Asia Tenggara. Beberapa di antara peninggalan sejarah itu bahkan sudah dimasukkan ke dalam The International Heritage alias peninggalan sejarah internasional oleh UNESCO. Salah satunya adalah Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Peninggalan sejarah lain juga sangat banyak, bahkan jumlahnya mencapai ribuan. Nyaris setiap suku yang ada di Indonesia memiliki artefak, situs, manuskrip, yang dilestarikan keberadaannya secara turun-temurun. Namun harus diakui, tak banyak yang melihat hal ini dari kacamata ekonomi. Padahal jika dipromosikan secara gencar kepada masyarakat internasional, peninggalan sejarah ini bisa menjadi daya pemikat untuk mengundang wisatawan. Demikian pula hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan hidup, Indonesia adalah negara dengan potensi sumber daya alam hayati terbesar di dunia. Keanekaragaman flora dan fauna adalah sumber ekonomi terbarukan yang tersedia dalam jumlah sangat besar. Demikian pula keindahan alam yang ada di seluruh wilayah nusantara, sangat terkenal di manca negara, sampai-sampai ada komunitas yang menyebut Indonesia sebagai “dream land” atau tanah impian. Hanya sayangnya, potensi lingkungan ini belum tergarap dengan sempurna. Banyak potensi flora, fauna, keindahan alam, dibiarkan teronggok tanpa arti. Atau sebaliknya, banyak yang dieksploitasi tanpa batas, sehingga kelestariannya terancam. Bagimana memanfaatkan semua itu? Kuncinya memang ada pada salah satu elemen Ekonomi Gelombang Keempat yang bernama kreativitas. Untuk satu hal ini, bangsa Indonesia masih perlu belajar banyak dari bangsa-bangsa lain. Banyak bangsa di dunia ini yang potensi budaya, heritage, maupun lingkungannya, tak sebanyak Indonesia, akan tetapi mereka dapat maraup keuntungan lebih tinggi dari tiga sektor tersebut. Penyebabnya, mereka memiliki kreativitas tinggi dalam mengelola, mengemas dan menjual apa yang mereka miliki kepada komunitas internasional. Harus diakui, kemampuan kita dalam mencipta hasil karya dari bahan yang berlimpahruah di negeri ini masih sangat rendah. Banyak di antara kita yang masih menjual potensi alam dalam keadaan mentah, sehingga harganya sangat murah. Contoh nyata adalah kayu gelondongan, rotan, minyak bumi, minyak sawit, rempah-rempah, sering kita jual ke luar negeri dalam keadaan utuh, dan kita beli lagi dari luar dalam bentuk olahan dengan harga yang berlipat ganda dari harga aslinya. Bangsa lain bisa jadi tidak memiliki sumber alam seperti kayu dan rotan, namun mereka mendapatkan keuntungan dari komoditas tersebut dari jasa pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi. Benar apa yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bagi Indonesia masa depan Ekonomi Gelombang Keempat sangat cerah. Indonesia memiliki semua elemen yang menjadi indikator Ekonomi Gelombang Keempat. Tinggal bagaimana bangsa Indonesia mengasah kemampuan daya cipta dan menumbuhkan kreativitas untuk memanfaatkan potensi yang tersedia secara berlimpah itu. Peluang sudah terbentang di depan mata, tinggal bagaimana kita meraihnya.***

Diterbitkan oleh:

Sosialisasi Balmon NAD Spektrum frekuensi radio merupakan suatu sumber daya alam yang terbatas, digunakan sebagai sarana komunikasi radio dan dapat merambat keseluruh penjuru tanpa dapat dicegah, sehingga penggunaannya harus diatur dan diawasi agar dapat diwujudkan penggunaan spektrum frekuensi radio secara tertib, efisien dan profesional. Untuk memberikan kesadaran dan ketaatan masyarakat dalam menggunakan spektrum frekuensi radio secara baik dan benar sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, Balai Monitor Spektum Frekuensi Radio Kelas II Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam akan mengadakan Sosialisasi Sehari tentang Penggunaan Frekuensi Radio pada 07 Agustus 2007 di Kota Lhokseumawe, NAD. Sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan masyarakat terhadap manfaat dan pentingnya pemahaman penggunaan spektrum frekuensi radio. Di samping itu agar tingkat kesadaran masyarakat pengguna spektrum frekuensi radio semakin meningkat sehingga dalam menggunakan dan memanfaatkan spektrum frekuensi radio dapat secara optimal, efisien, tepat guna sesuai dengan peruntukkannya. adhecool@yahoo.com Balai Monitoring NAD

Pamflet Pilkada Bikin Kotor Sebagian orang mungkin sedang bergembira saat ini. Pilkada langsung digelar di mana-mana. Pesta demokrasi, katanya. Tampak semarak. Terlihat dari banyaknya baliho, pamflet, dan spanduk yang betebaran. Tak hanya di pinggir-pinggir jalan, pun di tempat-tempat umum, semisal halte bus, kaca-kaca toko, sampai yang teraneh, menempel pamflet di jalan umum. "Perang" kampanye? Sosialisasi yang keren? Memerkenalkan kandidat? Mungkin. Tapi yang pasti, selebaran, pamflet, dan tempelan-tempelan kampanye tersebut membuat Jakarta tampak lebih kumuh, kotor, dekil, dan tak terurus. Kepada pemerintah, mohon kampanye "kotor" tersebut bisa ditertibkan. Kepada para peserta ataupun pendukung, baik di Jakarta yang saat ini sedang berkampanye ria maupun kota-kota lain yang juga akan menyongsong pilkada, tolong kampanye yang simpatik!!!! Jangan bikin kotor kota!! Jika tidak, bisa jadi "kampanye" Anda menjadi salah satu penyakit baru, sampah!!

DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Pengarah: Menteri Komunikasi dan Informatika Penanggungjawab: Kepala Badan Informasi Publik Pemimpin Redaksi: Kepala Pusat Pengelolaan Pendapat Umum Wakil Pemimpin Redaksi: Sekretaris BIP, Kepala Pusat Inf. Polhukam, Kepala Pusat Inf. Kesra, Kepala Pusat Inf. Perekonomian Sekretaris Redaksi: Richard Tampubolon Redaktur Pelaksana: Nursodik Gunarjo Redaksi: Selamatta Sembiring, M Abduh Sandiah, Fauziah, Sri Munadi Editor/Penyunting: MT Hidayat Reporter: Suminto Yuliarso, Dimas Aditya Nugraha, Mediodecci Lustarini, Hendra Budi Kusnawan, Doni Setiawan Koresponden Daerah Amiruddin (Banda Aceh) Arifianto (Yogyakarta) Supardi Ibrahim (Palu) Yaan Yoku (Jayapura) Fotografer Leonard Rompas Desain D Ananta Hari Soedibyo Pracetak Farida Dewi Maharani Alamat Redaksi: Jl Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta Telp/Faks. (021) 3521538, 3840841 e-mail: komunika@bipnewsroom.info

Catur Aji P Siswa Kelas XII IPS SMUN 61 Jakarta

RANA

Dear KomunikA, walaupun tidak mengikuti tabloid KomunikA dari awal terbit, namun kualitas isi KomunikA semakin ok!. Selain itu tulisan para penulis semakin baik dan terstruktur. Hanya saja masih kurang gaya bahasa yang “mendayu-dayu” yang membuat pembaca semakin menarik untuk membaca, semoga kedepan para penulis KomunikA semakin baik dalam menulis. Hanya satu usulan saja, agar KomunikA semakin menarik, coba sisipkan pengetahuan-pengetahuan umum yang berkaitan dengan komunikasi dan informasi tekhnologi, sehingga pengetahuan pembaca setia KomunikA semakin bertambah. Maju terus KomunikA!!

Konferensi Pers Peluncuran Program Keluarga Harapan (PKH) yang diadakan di Departemen Komunikasi dan Informatika, 23 Juli 2007, dihadiri oleh (dari Kiri) Kepala BPS Rusman Heriawan, Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzeta, Menkominfo Muhammad Nuh, dan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah.

2

Foto: ides. Desain: Ahas

Rubrik IT

Redaksi menerima sumbangan tulisan, artikel dan foto yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi dari tulisan tersebut. Isi KomunikA dapat diperbanyak, dikutip dan disebarluaskan, sepanjang menyebutkan sumber aslinya.

crexycool0309@yahoo.com

Edisi 14/Tahun III/Juli 2007


www.bipnewsroom.info/komunika e-mail: komunika@bipnewsroom.info

Edisi 14/Tahun III/Juli 2007

POLHUKAM

3


www.bipnewsroom.info/komunika email: komunika@bipnewsroom.info

PEREKONOMIAN

Tebar Wewangian Angkat Citra “Sakit hati,” itulah yang terlontar dari mulut Franz Limiart PJ, salah seorang pengrajin di Garut, Jawa Barat ,ketika ditanya alasan utamanya menekuni usaha kerajinan akar wangi.

P

engalamannya berkunjung ke suatu pameran pada tahun 1998 membuat hatinya tergerak untuk memulai usaha kerajinan akar wangi. Pada pameran tersebut banyak dipajang kerajinan yang bahan bakunya dari akar wangi. Hasil kreasi para pengrajin dari Pekalongan, Jogjakarta dan Bali itu terbukti laris bak kacang goreng. Yang membuatnya gemas, tak satupun pengrajin akar wangi itu berasal dari Garut, padahal akar wangi yang menjadi bahan utama kerajinan tersebut berasal dari Garut. Namun bukan hanya itu yang membuatnya senewen, ternyata banyak pengrajin yang tidak mengetahui asal-muasal akar wangi yang mereka gunakan sebagai bahan kerajinan. “Saya sempat bertanya pada mereka, akar wanginya dari mana? Dan mereka menjawab, ini diambil dari tempat akar wangi yang paling bagus pak, dari Garut di... Jawa Timur...,” ujar Franz sambil tersenyum kecut. Jawaban tersebut sempat membuatnya sewot, namun dia tidak menyalahkan para pengrajin tersebut. Justru hal ini membuat dirinya berfikir untuk mulai menekuni kerajinan akar wangi sebagai salah satu produk unggulan Garut. “Sebagai seorang putra daerah saya malu melihat kenyataan itu, saat itu saya berfikir, kok Garut dilihat orang luar udik (kampung) dan tidak dikenal, sampai mereka salah sebut Garut ada di Jawa Timur,” ujarnya sedih. Bermodal Rp300 ribu pada tahun 1999 ia mulai menekuni kerajinan akar wangi. Dengan memilih waktu yang unik ia bersama istrinya mulai membuka toko kerajinan akar

wangi di kota Garut. Toko kelontong milik keluarga-nya dia ubah menjadi toko kerajinan akar wangi. “Kami mulai membuka toko pada tanggal 9 bulan 9 tahun 1999 jam 9 pagi,” katanya. Rajin Ikut Pameran Kini usaha yang dirintis-nya sejak delapan tahun silam terus berkembang. Sejak awal dia rajin mengi-kuti berbagai pameran untuk mengenalkan produk kerajinan akar wangi seba-gai salah satu produk khas dan unggulan Garut. Berbagai kesempatan pameran di dalam dan luar negeri tak luput dia ikuti,foto antara : dw lain pameran kerajinan di Malaysia, Singapura, Jepang dan Afrika Selatan. Ada cerita lucu saat ikut pameran pertama di Bandung. Tidak sedikit pengunjung yang bertanya asal akar wangi hasil kerajinannya. “Ada pengunjung yang ketika saya jelaskan akar wangi ini berasal dari Garut malah berkomentar, oh jauh sekali ya?” ujarnya. "Padahal dari Kota Bandung, Garut dapat ditempuh hanya dalam tempo 1,5 jam." Berbagai bentuk kerajinan dari akar wangi kini dihasilkannya, mulai dari boneka, tempat tisu, gorden, taplak meja, bantal kursi hingga bed cover. Harga yang ditawarkan juga sangat bervariasi tergantung bentuk dan ukuran. “Kami menawarkan harga mulai Rp3.500 sampai Rp1,5 juta,” ujarnya. Saat ini Franz lebih banyak memasarkan hasil produksinya untuk pasar dalam negeri. “Jika dulu hasil kerajinan kita 80 persen ditujukan untuk pasar ekspor terutama ke Malaysia, Singapura, Jepang dan Kanada maka saat ini berbalik 80 persen kita tujukan untuk pasar lokal,” ujarnya. Menurut Franz, kegiatan ekspor yang dilakukannya tidak banyak membantu mengenalkan Garut di dunia internasional. “Importir di luar negeri, tidak mau tahu apa itu akar wangi dan apa keunikannya. Karena itu kita berfikir ini kan produk unggulan Garut, di luar

negeri Garut tidak dikenal tidak apa-apa tapi di Indonesia Garut harus dikenal,” ujarnya dengan semangat. Kini pihaknya hanya melakukan ekspor akar wangi ke Saudi Arabia untuk bahan pembuatan sajadah. Masih Minim Pengrajin Namun Franz sangat menyayangkan karena sampai saat ini belum banyak pengrajin Garut yang menekuni kerajinan akar wangi. Padahal potensi kerajian akar wangi masih sangat besar. Saat ini saja pihaknya banyak menerima pesanan berbagai produk yang berbahan akar wangi. Baru-baru ini menurut Franz, pihaknya menerima pesanan pembuatan tas akar wangi untuk sebuah seminar internasional di Yogyakarta. “Uniknya, yang meminta tasnya berbahan akar wangi justru bukan panitia, melainkan peserta dari dari luar negeri,” ujarnya. Pada umumnya masyarakat Garut hanya bertindak sebagai petani akar wangi karena kondisi tanah di Garut memang sangat mendukung budidaya akar wangi. Menurut Franz tanaman akar wangi dapat tumbuh di daerah lain namun tidak bisa menghasilkan wangi yang baik. Para petani terkadang juga tidak mendapatkan nilai tambah dari hasil akar wangi yang mereka tanam. “Harga minyak

akar wangi yang disuling dari akar wangi sering kali dipermainkan oleh para tengkulak,” ujarnya. Oleh karena itu, Franz berharap para petani tidak hanya menanam akar wangi untuk disuling menjadi minyak tetapi juga menjadi pengrajin akar wangi untuk memberi nilai tambah. “Kerajinan ini tidak menjanjikan orang untuk kaya, tetapi sangat menjanjikan untuk hidup,” ujarnya. Franz mengakui untuk menekuni kerajinan akar wangi bukan sesuatu yang mudah. Karenanya dibutuhkan kesabaran dan kreativitas tinggi. Dicontohkannya, untuk menghasilkan hiasan lukisan dinding dari akar wangi setidaknya dibutuhkan waktu tujuh hari. “Setidaknya untuk menenun akar wanginya kita butuhkan waktu dua hari, melukisnya empat hari dan tahap akhir satu hari,” ujarnya. Lamanya waktu yang dibutuhkan karena masih ada proses yang membutuhkan bantuan sinar matahari untuk proses pengeringan. Dukungan Pemerintah Menurut Franz, Pemerintah Daerah Garut melalui Dinas Perdagangan dan Koperasi selama ini juga sangat mendukung dan membantu usahanya. Tidak jarang pihaknya selalu dilibatkan dalam setiap ajang pameran kerajinan yang diikuti oleh Pemda Garut. Pihaknya bekerjasama dengan Dinas Perdagangan dan Koperasi juga acap kali melakukan pembinaan dan pelatihan bagi para pengrajin yang ingin menekuni kerajinan akar wangi. Selain itu, Franz juga mempunyai mitra binaan yang dia harapkan dapat terus berkembang dan mengenalkan Garut lebih luas lagi. “Mitra binaan itu dulunya adalah pekerja saya, kalau saya lihat mereka punya potensi, saya minta mereka untuk mengembangkannya secara mandiri di kampungnya masing-masing,” ujarnya. Bagi Franz dalam mengembangkan usahanya, dirinya tidak membedakan antara pekerja dan majikan. Pekerja baginya adalah bagian dari keluarganya, yang terpenting baginya adalah setiap pekerja harus jujur. Dia juga tidak membatasi pekerjanya untuk berkreasi sesuai dengan keinginannya masing-masing. “Kalau kamu ingin kaya, makmurkanlah tetanggamu” inilah prinsip yang selalu dipegang oleh Franz dalam mengembangkan usahanya. (doni@bipnewsroom.info)

Saatnya Indonesia Naik Kelas

T

ak banyak yang tahu, lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s (S&P), tengah menyambangi sejumlah pejabat Indonesia, sejak awal pekan ini. Tujuannya tak lain untuk menelisik kemampuan Indonesia setahun belakangan, sebelum lembaga itu merilis peringkat surat utang terbitan Indonesia (sovereign rating). Dua Direktur S&P Asia Pasifik, Sani Hamid dan Elena Okorotchenko, misalnya menemui Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), M. Lutfi, Menteri BUMN Sofyan Djalil, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, Menko Ekonomi, Boediono, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro. Menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan (Depkeu), Rahmat Waluyanto, S&P dan Menkeu bertemu Selasa (24/7). Dalam pertemuan tersebut, mereka mengupas habis-habisan soal pengelolaan utang. Mulai dari penerbitan, pengelolaan serta biaya. Misalnya, risiko utang yang semakin berkurang, dan otomatis ongkos utang Indonesia semakin rendah. “Kami menyampaikan apa adanya, dan S&P tertarik,” kata Rahmat, Rabu (25/7).

4

Dari hasil pertemuan itu, pemerintah optimistis S&P akan menaikkan satu tingkat peringkat utang terbitan pemerintah Indonesia. Contohnya, peringkat surat utang jangka panjang dalam valuta asing yang sekarang BB- menjadi BB. Soalnya, S&P menilai kemampuan pemerintah dalam mengelola utang semakin baik. Rahmat menilai sudah sewajarnya S&P menaikkan peringkat Indonesia lantaran para pelaku pasar pun sebenarnya menilai peringkat Indonesia lebih tinggi dari BB- seperti sekarang ini. “Bahkan lebih baik daripada negara yang rating-nya lebih tinggi seperti Filipina,” katanya. Kalau benar S&P mengangkat peringkat Indonesia menjadi BB, pemerintah tinggal mengejar target untuk menembus level investment grade alias BBB-. Ini posisi yang mulai nyaman buat berinvestasi. Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, memperkirakan peringkat Indonesia bisa menembus level investment grade, setelah Pemilihan Umum 2009. Semakin mendekati investment grade artinya perekonomian Indonesia semakin baik. Masalahnya, “Tim ekonomi pemerintah kurang dukungan dari parlemen yang

kebanyakan oposisi,” kata Fauzi. Iklim yang Kian Membaik Penilaian S&P tentu bukan tanpa dasar. Setidaknya, secara makro perekonomian Indonesia bisa dikatakan sedikit membaik. Lihat saja bagaimana angka pengangguran terbuka turun dari 10,4 persen (Februari 2006) menjadi 9,75 persen (Februari 2007). Impor bahan baku tumbuh 16 persen dalam periode Januari-April 2007 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Lihat pula harga (Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga menunjukkan gejala meningkat. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berada di atas 6 persen dalam tahun 2007, dan tentu bukan perkerjaan mudah untuk mencapai pertumbuhan 6,3 persen. Setidaknya menggambarkan Pertumbuhan ekonomi sudah mulai meningkat. Prospek semester II juga memberikan harapan baik. Pekerjaan rumah yang harus diker-jakan untuk mempercepat perbaikan eko-nomi, memang tak sedikit. Masih banyak yang harus dikerjakan. Ada masalah aliran kredit, kelemahan masalah infrastruktur, dan belum tuntasnya aturan ketena-gakerjaan.

Ya, ekonomi Indonesia tahun 2007 memang belum melejit tinggi. Tapi tentu tak segalau tahun sebelumnya dan terus menunjukkan peningkatan yang berarti. Ya, tahun ini kita bisa naik kelas, walau bukan berarti persoalan serius tak lagi menghadang kita. Jadi, Ayo Indonesia!!!

Edisi 14/Tahun III/Juli 2007


www.bipnewsroom.info/komunika e-mail: komunika@bipnewsroom.info

KESRA

Belajar sambil Tertawa ala Mobil Pintar Tolilet, tolilet...!! Suara jingle mirip lagu yang sering diputar penjual es krim itu terdengar membelah kesunyian pagi di Semper, Jakarta Utara. Segerombol anak yang sedang bermain petak umpet spontan menghentikan aktivitasnya, lalu serentak berseru, “Mobil Pintar!” Hanya dalam hitungan detik anak-anak itu sudah menghambur ke arah mobil warna biru yang difungsikan sebagai perpustakaan keliling itu. Setelah petugas yang merangkap sebagai tutor sekaligus operator mempersiapkan peralatan, kegiatan “belajar-mengajar” pun dimulai. Jangan bayangkan ruang kelas yang kaku, suasana hening, dan para murid duduk anteng di hadapan guru. Di Mobil Pintar (MP), perpustakaan keliling yang digagas Ibu Ani Bambang Yudhoyono dan para perempuan yang tergabung dalam Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), konsep yang diusung adalah joyful learning, belajar dengan cara yang menyenangkan. Maka yang tampak kemudian adalah anak-anak umur 4-15 tahun yang asyik membaca buku, tertawa gembira menonton film edukasi, bermain peran di panggung hiburan, dan anak-anak yang seru bermain game di komputer jinjing. Kendati berlabel perpustakaan keliling, MP tidak hanya menyediakan buku-buku yang bisa dipinjam secara gratis oleh anak anak, namun juga menyediakan fasilitas pembelajaran lain seperti CD interaktif, VCD edukatif, yang dilengkapi dengan laptop dan TV. Laptop digunakan untuk bermain game. Sementara TV dan VCD digunakan sebagai sarana pemutaran film-film bertema pendidikan, misalnya tentang dunia binatang, tumbuh-tumbuhan dan cerita para nabi. Dalam operasionalnya, MP juga disertai seorang guru yang disebut tutor untuk

Edisi 14/Tahun III/Juli 2007

membimbing anak-anak tersebut dalam belajar. Menurut Widya Parimita, konsultan humas MP, salah satu tujuan MP adalah meningkatkan minat baca anak. Layanan ini juga diharapkan mampu mengoptimalkan potensi anak dengan menggunakan pendekatan multiple intelligence atau kecerdasan jamak pada anak. Melalui teori kecerdasan jamak tersebut, akan dimunculkan berbagai potensi kecerdasan yang ada pada diri mereka. Misalnya, kinestesik, verbal, logika matematik, spasial, interpersonal, intrapersonal, musik dan naturalis. ‘’Anak-anak tidak hanya dibekali kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mengasah bakat dan rasa ingin tahu,’’ papar Widya. MP juga melatih anak-anak menari, melukis, mendongeng, menyanyi dan membuat kerajinan tangan. Untuk kerajinan tangan, menggunakan bahan sederhana yang ada di sekitar kita, seperti sedotan plastik, gelas plastik, dan kertas lipat. ‘’Supaya anak-anak tidak cepat bosan, dalam pembelajaran digunakan pendekatan joyfull learning, belajar sambil bermain,’’ papar Widya.

komputer,” jelas Widya. Pada setiap lokasi, pembelajaran akan dilakukan oleh seorang tutor, dan asisten tutor yang berjumlah empat sampai lima orang. Tutor adalah karyawan tetap dari Mobil Pintar. Sedangkan asisten tutor adalah masyarakat setempat yang menyukai anakanak, bisa membaca dan menulis, serta bersedia mendapatkan pengarahan dan bimbingan terlebih dahulu. ‘’Kami berharap, setelah tiga bulan, kami bisa menjamah lokasi lainnya. Sementara, lokasi lama dapat diteruskan oleh asisten tutor dengan konsep tidak lagi berbentuk Mobil Pintar. Melainkan, Rumah Pintar,’’ papar Widya Tentang asal-usul “Rumah Pintar”, Ibu Ani Yudhoyono punya cerita menarik. Suatu ketika, setelah “Mobil Pintar” mengunjungi suatu tempat selama tiga bulan, sudah waktunya mereka untuk pergi. Anak-anak di sana menangis dan meminta “Mobil Pintar” jangan pergi meninggalkan mereka. “Pak lurah di sana meminta Mobil Pintar jangan pergi dulu, karena anak-anak masih butuh. Lalu pak lurah bersedia mencarikan tempat. Kalau memang bisa menyediakan tempat, maka akan kami isi dengan buku-buku. Maka lahirnya rumah pintar,” kata Ani Yudhoyono.

Motor dan Rumah Pintar Setelah MP dievaluasi, ternyata tidak semua wilayah Indonesia bisa dijangkau mobil. Banyak perkampungan kecil yang sempit tidak bisa dilalui MP. Namun justru di tempattempat seperti itulah banyak anak-anak kurang mampu tinggal. Mereka juga ingin belajar dan bermain seperti anak-anak lainnya. Untuk itulah Motor Pintar diluncurkan. “Konsep Motor Pintar hampir sama dengan Mobil Pintar. Motor Pintar juga dilengkapi dengan berbagai macam buku, permainan edukasi, televisi, VCD, DVD, dan

Baru Jakarta Sampai saat ini, MP masih beroperasi di kota Jakarta saja. Yaitu, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur. Kriteria lokasi yang dikunjungi adalah pemukiman padat penduduk. Namun, lokasi tersebut haruslah merupakan tempat yang memiliki sarana jalan yang dapat dilalui kendaraan roda empat, dan ada lapangan minimal seluas lapangan volley. Setiap mobil akan mengunjungi satu titik lokasi sebanyak dua kali dalam seminggu. Misalnya, lokasi satu pada hari Senin dan Rabu. Lokasi dua pada

hari Selasa dan Jum’at. Lokasi tiga pada hari Kamis dan Sabtu. Dalam satu kali kunjungan, mobil tersebut akan memberikan pelayanan kepada anak-anak selama enam jam. Layanan dibagi dalam kelompok berdasarkan karateristik usia. Kelompok A, usia antara empat hingga enam tahun. Jamnya, 09.00-11.00. Untuk anak usia tujuh sampai sembilan tahun, terdapat dua kategori. Yakni,kategori B1 dan B2. Layanan berlangsung masing-masing di jam 11.00 hingga 12.00 dan jam 13.00-15.00. MP sendiri berada dibawah naungan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) bekerjasama dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Harus diakui bahwa tidak semua anak Indonesia bisa mengakses perpustakaan. Dengan Mobil, Motor, dan Rumah Pintar, diharapkan semua anak Indonesia bisa mengenal perpustakaan dan menjadi anakanak yang pintar. (multisumber/ gunarjo@bipnewsroom.info).

5


www.bipnewsroom.info/komunika email: komunika@bipnewsroom.info

8

Edisi 14/Tahun III/Juli 2007


http://antobilang.wordpress.com

www.bipnewsroom.info/komunika e-mail: komunika@bipnewsroom.info

kilas -gov

e

www.visitlampung.com

Mari Berkunjung Ke Sang Bumi Ruwa Jurai Mari berkunjung ke Sang Bumi Ruwa Jurai (baca: Lampung -red), kira-kira itulah pesan yang ingin disampaikan oleh situs www.visitlampung.com. Begitu masuk ke situs yang dikelola oleh Dinas Promosi Investasi, Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Provinsi Lampung ini pengunjung akan memperoleh berbagai informasi terutama mengenai kegiatan kebudayaan dan pariwisata di Lampung. Lampung Sang Bumi Ruwa Jurai , Rumah tangga dua unsur serba buai,

Edisi 14/Tahun III/Juli 2007

Ruang ini disediakan sebagai wadah tukar informasi antar pengelola situs atau portal lembaga pemerintah baik di tingkat pusat atau daerah. Pengelola dapat mengirimkan profil situs yang dikelolanya melalui e-mail: komunika@bipnewsroom.info

hidup mendiami daratan, pegunungan, dan lautan. Penghasil lada dan padi sebagai sumber penghidupan. Rakyat bersatu bekerjasama membangun, dengan alat senjata yang ada guna mewujudkan mahkota kejayaan Pancasila, dibawah naungan Negara Republik Indonesia. Situsnya juga dibuat dengan sederhana sehingga memudahkan ketika diakses tetapi sarat dengan informasi. Disini disediakan link peta Lampung secara keseluruhan dan peta obyek-obyek wisata. Selain itu berbagai tempat tujuan wisata yang menarik juga dikelompokkan berdasarkan lokasi daerahnya sehingga memudahkan pengunjung untuk mendapatkan gambaran detil mengenai lokasi tersebut. Informasi mengenai budaya dan potensi yang ada di Lampung juga ditampilkan dengan lengkap disertai dengan foto-foto yang menarik. Seperti bahasa daerah, seni kerajinan, tradisi, makanan khas dan

arsitektur tradisional. Informasi lain seperti kegiatan perekonomian, infrastruktur, industri utama dan nilai budaya juga bisa didapatkan oleh pengunjung untuk menambah wawasan bagi mereka yang ingin berkunjung ke Lampung. Pada bulan Agustus 2007 akan diadakan Festival Krakatau XVII 2007 di Lampung sehingga pada halaman depan situs menyediakan berbagai informasi lengkap mengenai kegiatan ini. Salah satu ajang dalam festival ini adalah Tour Krakatau yang akan mengajak Anda dalam menyibak keunikan misteri Gunung Krakatau sehingga akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Berbagai acara dan kegiatan serta jadwal acara yang akan dilangsungkan juga disajikan sehingga memudahkan pengunjung yang ingin datang langsung untuk menyaksikan festival tersebut. Acara-acara dalam festival tersebut antara lain tour krakatau, apresiasi

pesona lampung, layang-layang internasional dan apresiasi pesona ASEAN. Selain itu link sarana dan fasilitas serta database informasi alamat-alamat penting juga disajikan dengan lengkap bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Misalnya informasi mengenai transportasi, hotel, galeri seni dan rumah makan. Informasi yang ada juga dilengkapi dengan peta daerah-daerah wisata, juga disediakan link informasi tentang masingmasing wilayah Kabupaten/Kota yang ada di Lampung. (hendra@bipnewsroom.info)

9


www. bipnewsroom.info/komunika email : komunika@bipnewsroom.info

LINTAS DAERAH

Nangroe Aceh Darussalam Tingkatkan Peran Perempuan Salah satu masalah yang dihadapi perempuan di Aceh adalah tantangan dari golongan konservatif yang menempatkan potensi dan peran pada posisi yang terbatas dengan dalih agama. "Perbedaan pendapat dari sebagian ulama dalam hal keterlibatan perempuan di berbagai bidang diluar urusan rumah tangga atau hal yang berkaitan dengan peran publik masih menyangkut posisi perempuan yang hanya di rumah dan di dapur," demikian Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Meutia Hatta pada acara Seminar Raya penguatan hakhak sipil dan kedudukan perempuan, di Anjong Mon Mata, Aceh (12/7). Kepada Sekretaris Daerah Provinsi Aceh, Meutia berharap Pemerintah Aceh memberikan pendidikan tentang aktualitas dan kemampuan perempuan kepada pemimpin pria agar para pemimpin pria siap menerima perempuan dalam dunia politik. "Dan pemimpin harus bisa merespon dan menerima serta memberi peluang kepada perempuan untuk dapat bersinergi dalam menjalankan Pemerintahan," tegasnya. Sekda Provinsi NAD, Husni Bahri TOP, SH, M.Hum, menganggap seminar ini penting untuk menelaah dan mengkaji upaya-upaya meningkatkan peranan perempuan dalam pembangunan agar Negara mampu melindungi hak-hak perempuan. (Amir)

Kepulauan Bangka Belitung Pengobatan Massal Filariasis Pemberantasan penyakit Filariasis atau penyakit Kaki Gajah di Kabupaten Bangka tahun 2007, kembali dilakukan. Melalui pengobatan massal yang direncanakan akan dilaksanakan pada awal bulan Agustus. Menurut Bupati Bangka, dalam sambutannya yang dibacakan Plt Sekda Ir Tarmizi H Saat MM, sesuai dengan kondisi Kabupaten Bangka yang menjadi daerah endemis penyakit filariasis, "Pengobatan massal ini perlu dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran penyakit ini," kata Bupati. Pengobatan massal Filariasis kali ini adalah pengobatan putaran ke tiga dari lima putaran yang direncanakan. Pelaksanaan pengobatan massal pada tahun 2005/2006 telah terlaksana dengan hasil yang memuaskan mencakup lebih dari 90 persen cakupan. "Hal ini melampai target yang ditetapkan sebesar 85 persen," kata Bupati. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka drg. Mulyono Susanto, MHSM mengatakan bahwa hasil survey darah terhadap penduduk Kabupaten Bangka yang dilaksanakan pada tahun 2004 menyatakan angka mikrofilaria dalam darah sebesar 1.67 persen. Angka ini di atas angka yang ditetapkan sebesar < 1 persen. “Hal ini menjadi latar belakang kita untuk melaksanakan pengobatan massal, karena wilayah kabupaten Bangka dikategorikan sebagai daerah endemis filariasis,” jelasnya. (www.bangka.go.id)

Sumatera Utara BP Migas Atasi Krisis Listrik Sumut Menteri Energi Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro meminta Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) mencarikan gas untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Harun Nanggroe Aceh Darusslam (NAD). Selanjutnya akan dialirkan ke pembangkitpembangkit listrik di Medan, Sumatera Utara, untuk mengatasi krisis listrik secepatnya di daerah tersebut. “Jika BP Migas berhasil mendapatkan gas untuk PLTU di Harun, maka dapat membantu bagi daerah-daerah yang mengalami krisis listrik di Sumut, “ katanya dalam acara pelantikan Eselon I, II, di Lingkungan ESDM, Jakarta, Rabu (18/7). Selain itu, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Inalum bersedia menambah kapasitas listrik 90 MW dari yang sebelumnya 40 MW, namun penambahan ini harus ditindak lanjuti dengan perjanjian kerjasama antara PT.PLN dengan perusahan tersebut. PLN juga akan mempercepat pembelian mesin genset, yang diharapkan dapat mempercepat mengatasi krisis listrik di daerah tersebut. Kemudian beberapa pembangkit yang dapat diangkat, telah digeser ke daerah tersebut, jadi pemerintah telah melakukan upaya maksimal untuk dapat mendorong mengatasi kesulitan listrik di Medan. (EYV)

Dari Sabang Sampai Merauke

Jawa Timur Berdayakan Anggrek Sebagai Pengganti Bahan Bakar Dua daerah tertinggal di Jatim yakni Situbondo dan Bondowoso yang sudah membudidayakan tanaman anggrek selama dua tahun terakhir, kini berhasil memberdayakan tanaman tersebut sebagai pengganti bahan bakar kapal motor nelayan. ”Keberhasilan tersebut merupakan hasil binaan dari Kementrian PDT, dengan melibatkan pihak swasta dalam mengolah bahan mentah tanaman anggrek menjadi minyak selanjutnya dijadikan bahan bakar,” kata Asisten Deputi Urusan Pendanaan Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Drs Ari Norwidyanto MM di Surabaya, Selasa (17/7). Alasan pihak swasta dilibatkan, karena Kementrian PDT memiliki anggaran terbatas. “Anggaran hanya digunakan sebagai pengembangan dan pemberdayaan masyarakat daerah tertinggal, sedangkan yang melaksanakan teknologi diperlukan campur tangan pihak swasta,” ujarnya. Dengan keterbatasan pendanaan daerah tertinggal yang bersumber APBN, maka perlu upaya kerjasama dalam pengerahan dan pemanfaatan pendanaan dari sumber lain, baik yang dilaksanakan dengan pola kemitraan maupun kerjasama pendanaan antara pemerintah dan swasta.

Lampung

foto: hbk

Strategi Bumi Ruwa Jurai Tekan Jumlah Warga Miskin

10

Pemerintah Provinsi Lampung pada tahun 2007 terus meningkatkan program pelayanan kepada masyarakat. Upaya ini diarahkan guna mengentaskan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat di desa miskin. Gubernur Lampung, Drs. Sjachroedin ZP, SH mengatakan sejalan dengan kebijakan pembangunan Pemerintah Provinsi Lampung ada 200 desa miskin yang sudah dan akan terus diinventarisasi melalui sektor terkait sebagai prioritas peningkatan layanan. "Termasuk di dalamnya adalah program Keluarga Berencana (KB)," katanya. Sjachroedin berharap seluruh sektor terkait baik pemerintah maupun swasta, tokoh agama dan masyarakat, pada khususnya kepala desa dan lurah sebagai ujung tombak agar dapat bersama-sama melakukan upaya dan kerja nyata terhadap keluarga-keluarga miskin. “Untuk meningkatkan ekonomi keluarga dengan memberikan

Untuk melaksanakan misi harapan, perlu ditempuh beberapa langkah yakni, meningkatkan intensitas konsultasi dan komunikasi dengan semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan alokasi anggaran dan mengerahkan dana investasi langsung ke daerah tertinggal. Selain itu juga dengan memantapkan hubungan kerja dengan pihak swasta, lembaga keuangan atau perbankan maupun pemilik sumber pendanaan alternatif dalam rangka kerjasama kemitraan untuk pengerahan pendanaan dari sektor riil bagi pembangunan daerah teringgal. (www.d-infokom-jatim.go.id)

Kalimantan Selatan PSB Gunakan Sistem Online Seperti tahun sebelumnya, Penerimaan Siswa Baru (PSB) SMPN, SMAN, dan SMKN, di Kota Banjarmasin menggunakan sistem komputerisasi alias sistem online. Calon pendaftar boleh mendaftar lebih dari satu sekolah. Pendaftarannya cukup di satu sekolah. Secara otomatis database pendaftar masuk dalam sistem jaringan komputer. Sesuai Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin nomor 420.1/1401/DM/ Dipendik/2007 tentang Petunjuk teknis PSB dengan sistem online pada SMP, SMA, dan SMK, tahun pelajaran 2007/2008 di Kota Banjarmasin. Caranya, calon pendaftar mendatangai satu sekolah. Saat mendaftar, pendaftar hanya diizinkan mendaftar sekali dan boleh mendaftarkan diri pada 4 pilihan sekolah yang mengikuti PSB Online. Pengumuman kelulusan dapat dilihat di papan pengumuman atau mengakses internet ke www.psb-online-bjm.info. Perlu dingat, Disdik Kota Banjarmasin tidak membenarkan sekolah memungut biaya apapun saat pendaftaran. Sekolah juga wajib mencegah praktek pungutan liar dan percaloan dalam PSB. Selain itu, tidak dibenarkan memutasi calon siswa antar sekolah yang sudah dinyatakan lulus dan diumumkan. (www.banjarmasin.go.id)

Kalimantan Timur Sekolah Kejuruan Terlengkap di Borneo Wali kota Samarinda Drs H Achmad Amins MM bertekad dan memberikan dukungan penuh terhadap perkembangan sekolah kejuruan di Samarinda dalam mencetak SDM berkualitas dan siap pakai. “Kita akan perbanyak sekolah kejuruan, kalau perlu menjadi terlengkap di Kalimantan. Ini yang berlaku di negara maju, mereka lebih banyak kejuruannya," sebut Amins. Kota Samarinda memiliki banyak sekolah kejuruan, baik negeri maupun swasta. Terakhir yang baru diresmikan sekolah tiga bahasa dan juga telah memiliki sekolah Farmasi yang sudah dua tahun berjalan. Tentunya ini semakin mengukuhkan Samarinda sebagai kiblat sekolah di Kaltim. Amins memang begitu optimistis dalam menghadirkan sekolah kejuruan di Samarinda,

pelayanan yang berkualitas sehingga mereka dapat hidup layak dan terbebas dari kemiskinan,” tegasnya. Menurut Sjachroedin pembangunan kependudukan dan KB adalah pembangunan sumber daya manusia karena itu perlu dikendalikan sehingga terjadi pertumbuhan yang seimbang antara pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan jumlah penduduk. “Manakala pertumbuhan tidak seimbang pasti akan menjadi beban bagi pembangunan,” imbuhnya. Gugah Kesadaran Semua upaya ini dalam hemat Sjachroedin memerlukan perubahan kesadaran. "Sadar diri sendiri untuk memahami secara mendalam akan arti penting serta peran dan fungsi keluarga dalam bermasyarakat dan berbangsa sehingga dimasa yang akan datang dapat menjadi keluarga yang berkualitas." Sjachroedin menyatakan perlunya peningkatan peran laki-laki dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan anak atau yang disebut dengan suami siaga guna menuju tercapainya tujuan millennium goal tahun 2015.

karena ia memang ingin menghasilkan SDM dengan keahlian siap pakai dan mandiri sehingga dapat menekan pengangguran yang berimbas pengurangan kemiskinan. “Sekolah kejuruan diyakini mampu diandalkan sebagai ’pabrik’ SDM berkualitas siap pakai,” tandas Amins lagi. Amins menyebut kejuruan akan lebih bisa dirasakan langsung masyarakat. “Kejuruan ini banyak diarahkan ke kemandirian. Paling lambat 3 tahun ke depan akan banyak pengusaha muda dari kejuruan,” imbuhnya. Menurutnya, dari kejuruan ini masih banyak dicari, bahkan bisa pula menciptakan lapangan baru, baik bagi mereka maupun orang lain. “Harapan kita ke depan mereka bisa sebagai tenaga kerja middle terampil,” ujarnya. Tak bisa dipungkiri pengembangan SDM oleh Pemkot Samarinda menempati prioritas utama, terlebih lagi didukung anggaran pendidikan 21 persen lebih. Dengan dengan bertambahnya SDM di muka bumi, bertambah komplekslah permasalahannya. “Era Globalisasi di satu pihak dan Era Otonomi Daerah di lain pihak penuh dengan persaingan dan tantangan, sehingga membutuhkan SDM yang berkualitas,” tutur Amins. Mengantisipasi masalah ini, alternatif yang harus dipilih adalah membuka kesempatan seluas-luasnya bagi warga untuk mengenyam pendidikan yang mampu mencetaknya sebagai SDM berkualitas dan siap pakai, sehingga tak hanya saja berguna bagi dirinya, namun juga untuk pembangunan di daerahnya. Tentunya, harapan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan dengan menekan angka pengangguran bisa terealisasi melalui upaya peningkatan SDM secara luas. (www.samarinda.go.id)

Papua Koperasi Mampu Serap 1.742 Tenaga Kerja Gubernur Papua Barnabas Suebu, S. H, mengatakan hingga akhir tahun 2006 koperasi di Papua mencapai 1.764 unit dengan jumlah anggota mencapai 137.767 orang, sedangkan jumlah modalnya mencapai Rp99, 89 milyar. “Dengan angka itu dapat diperkirakan sisa hasil usaha sebesar Rp11,22 milyar lebih dan penyerapan tenaga kerja mencapai 1.742 orang,” ujarnya beberapa waktu lalu. Pemprov Papua, menaruh harapan besar terhadap perkembangan koperasi, karena itu salah satu program prioritas pembangunan di Papua adalah program pemberdayaan Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah (KPKM). Sementara permasalahan koperasi saat ini yang perlu dibenahi adalah masih rendahnya SDM para pengelola dan partisipasi anggota koperasi serta belum berfungsinya perangkat organisasi koperasi. (www.papua.go.id)

Informasi Tema dan Logo Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2007 bisa diakses di www.bipnewsroom.info

Dalam kaitannya dengan Hari Keluarga Nasional menurut Sjachroedin saat ini realitas sehari-hari menunjukkan bahwa kharisma orang tua di mata anak-anaknya semakin berkurang. “Nilai-nilai moral dan sosial tidak lagi menjadi bagian yang penting, adanya kemerosotan akhlak dan perlakuan yang sewenang-wenang terhadap orang tua, kenakalan remaja yang menjurus pada kriminalitas, kebebasan seks diluar nikah, minuman keras, penyalah gunaan narkoba dan sebagainya telah mewarnai sendi-sendi kehidupan kita.” Hal ini diantaranya disebabkan oleh keterbukaan informasi serta pengaruh budaya asing yang tidak terbendung serta kurangnya perhatian orang tua terhadap anak. “Untuk itu saya mengajak seluruh orang tua agar senantiasa melakukan pembinaan terhadap anggota keluarganya, menanamkan nilai-nilai kebenaran sesuai ajaran agama sertra nilainilai luhur budaya bangsa yang merupakan warisan nenek moyang bangsa kita,” pungkasnya. (hendra@bipnewsroom.info)

Edisi 14/Tahun III/Juli 2007


www. bipnewsroom.info/komunika email : komunika@bipnewsroom.info BNP2TKI Terapkan Sistem Black List PJTKI Bermasalah Ketua Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Jumhur Hidayat, mengatakan bahwa BNP2TKI akan menerapkan sistem black list atau daftar hitam kepada agen-agen di luar negeri dan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang bermasalah. “Sistem ini merupakan instrumen yang penting dalam rangka perlindungan TKI,” ujar Jumhur di Jakarta, Jumat (6/7). “Bukti pengawasan yang baru saja dilakukan oleh Pemerintah adalah dengan menutup ijin operasi dari 106 PJTKI yang bermasalah,” ucapnya. Diharapkan dengan adanya sistem ini akan membuat agen-agen di luar negeri dan PJTKI yang bermasalah itu jera, sehingga dapat mengurangi jumlah agen dan PJTKI yang bermasalah. Ia menambahkan bahwa nantinya tempat-tempat Balai Latihan Kerja (BLK) bagi TKI akan diranking agar dapat menentukan BLK mana yang dapat beroperasi dan BLK mana yang tidak dapat beroperasi. Jumhur juga mengemukakan bahwa saat ini Pemerintah sudah berhasil menaikkan upah TKI di hampir semua negara penempatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 25 persen sampai 30 persen. Sementara itu dalam rangka membasmi para calo-calo TKI di daerah-daerah yang sering menipu TKI maka direncanakan BNP2TKI akan mengadakan bursa kerja sampai tingkat Kecamatan. Hal ini dilakukan agar calo-calo dan agen-agen yang sering menipu TKI dapat tersingkir dengan sendirinya dengan kehadiran aparat pemerintah di tingkat Kecamatan yang memberikan info lowongan kerja di luar negeri. (Yw) Badan Pusat Statistik (BPS) Upah Buruh Tani Meningkat Rata-rata upah nominal per hari buruh tani di Jawa mengalami kenaikan sebesar 8,33 persen, dari Rp12.121 bulan April 2006 menjadi Rp13.131 bulan April 2007. Kepala Humas Badan Pusat Statistik (BPS) Katiti Wulansari, SE.M.Com. di Jakarta, Senin, mengatakan rata-rata upah nominal buruh tani per hari di luar Jawa juga mengalami kenaikan sebesar 11,71 persen, dari Rp16.275 pada April 2006 menjadi Rp18.181. (mnr) Kementerian BUMN Pengelolaan dengan Prinsip Korporasi Lebih Efektif Menteri Negara BUMN Sofyan A Djalil mengatakan, pengelolaan BUMN melalui prinsip-prinsip korporasi dinilainya lebih efektif dibandingkan dengan pengelolaan BUMN dengan menggunakan sistem birokrasi yang dilakukan oleh kementrian BUMN. “Hal ini dilakukan sebagai upaya menjadikan perusahaan BUMN sehat, berdaya saing tinggi dan memiliki nilai tambah bagi negara, khususnya bagi perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Pengelolaan BUMN dengan sistem tersebut rencananya akan dilakukan pada tahun 2008,” katanya di Jakarta, Senin (16/7). Dia menilai pengelolaan BUMN melalui prinsip-prinsip korporasi itu dapat menciptakan nilai korporasi (corporate value) yang transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan. “Diharapkan BUMN dapat berupa korporasi yang dikelola berdasar standar koperasi, dimana nantinya kementrian BUMN tidak akan ada lagi, saya berharap saya adalah Menteri BUMN yang terakhir,”katanya.

Menurut dia, pihaknya akan melakukan beberapa kajian pokok, yakni seperti bagaimana mengurangi birokrasi BUMN dan dalam waktu mendatang BUMN tidak perlu lagi meminta izin pada kementrian BUMN. Pengelolaan BUMN dinilainya perlu dilakukan secara korporasi, karena banyaknya masalah yang dihadapi BUMN, seperti yang berkaitan dengan hukum dengan kliennya dan masyarakat seperti misalnya soal tanah. Dengan sistem korporasi nantinya diharapkan persoalanpersoalan tersebut akan diselesaikan secara hukum. (Jul) Departemen Perdagangan Fokus dan Prioritas Program 2008 Menteri Perdagangan Dr. Mari Elka Pangestu menyatakan pembangunan sektor perdagangan tahun 2008 akan terfokus pada peningkatan kesempatan kerja dan penanggulangan kemiskinan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, dengan program prioritas mencakup pengembangan sepuluh produk utama, sepuluh produk potensial dan tiga jasa perdagangan yang dikenal dengan 10+10+3. Menperdag menambahkan pembinaan UKM perdagangan, peningkatan investasi dan capacity building juga memperoleh prioritas. Sepuluh produk utama itu meliputi udang, kopi, CPO, kakao, karet, Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), alas kaki, elektronika, komponen otomotif dan furniture. Sedangkan sepuluh produk potensial meliputi kerajinan tangan, ikan dan produk ikan, tumbuhan obat, kulit dan produk kulit, makanan olahan, perhiasan, minyak atsiri, rempah-rempah, peralatan kantor bukan kertas, dan alat kesehatan. Sementara tiga jasa perdagangan terdiri dari konstruksi, teknologi informasi dan tenaga kerja. Mendag berharap pelaksanaan program itu dapat meningkatan daya saing dan nilai tambah, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan penerimaan devisa, sehingga Deperdag turut membantu pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,3% tahun 2007 dan mendekati 7% tahun 2008. (mnr)

Ajukan Tambahan Subsidi Pupuk Rp. 1,7 Triliun Departemen Pertanian mengusulkan tambahan subsidi pupuk dalam APBN sebanyak Rp1,7 triliun untuk mendukung program peningkatan produksi beras. Pada tahun 2007 ini kebutuhan pupuk Urea sebanyak 4,3 juta ton, SP-3 (800.000 ton), ZA (700.000 ton), dan NPK sekitar 975.000 ton. Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian, Hasanuddin Ibrahim mengatakan, usulan tersebut sudah dibicarakan dengan DPR RI. Namun demikian belum mendapat persetujuan. “Pagu indikatif tambahan subsidi pupuk sudah ada, tapi memang belum disetujui DPR,” katanya usai Penutupan Hari Krida Pertanian di Jakarta, Senin (23/7). Selain soal tambahan subsidi pupuk tahun ini, Hasanuddin mengakui, pemerintah bersama DPR RI juga telah membicarakan tentang rencana subsidi pupuk tahun depan. Namun berapa besar anggaran subsidi pupuk belum bisa ditentukan karena tengah dibahas dalam tim pupuk. “Subsidi pupuk ini merupakan kebijakan pemerintah untuk membantu petani. Soal nilainya belum kita tentukan. Yang pasti dalam pembacaan nota keuangan Presiden Agustus mendatang akan disampaikan,” tuturnya. Namun demikian, pemerintah akan menambah alokasi subsidi pupuk majemuk dan organik. Apakah nanti akan ada pengurangan subsidi pupuk yang lain seperti Urea, SP-36 dan ZA Hasanuddin mengakui, belum mengetahui hal itu karena tergantung anggaran yang dimiliki pemerintah.(Bhr)

Sinergikan Kebijakan Ekonomi

foto : bf-mt

Paket Kebijakan Infrastruktur Dalam keanggotaan tim Departemen dan LPND, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian membentuk komite, badan atau dewan yang terkait permasalahan perekonomian di Indonesia, meliputi Komite Koordinasi Sektor Keuangan, Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional, Badan Pengembangan Kapet, Komite Kebijakan Percepatan Pengembangan Infrastruktur, Komite Penanggulangan Kemiskinan, Tim Koordinasi Peningkatan Kelancaran Arus Barang Ekspor dan Impor, dan tim Koordinasi Pengembangan Infrastruktur Pedesaan.

Edisi 14/Tahun III/Juli 2007

Jadilah Danau Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung. “Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?” sang Guru bertanya. “Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya, “ jawab sang murid muda. Sang Guru terkekeh. “Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.” Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta. “Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu,” kata Sang Guru. “Setelah itu coba kau minum airnya sedikit.” Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin. “Bagaimana rasanya?” tanya Sang Guru. “Asin, dan perutku jadi mual,” jawab si murid dengan wajah yang masih meringis. Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan. “Sekarang kau ikut aku.” Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. “Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau.” Si murid menebarkan segenggam garam yang

Departemen Pertanian

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia bertugas membantu Presiden dalam mengkoordinasikan dan mensinkronkan penyiapan dan penyusunan kebijakan serta pelaksanaan dalam bidang pereknomian. Fungsi utamanya adalah mengkoordinasikan para menteri Negara dan Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Departemen dalam keterpaduan pelaksanaan tugas di bidang perekonomian, mengkoordinasikan dan meningkatkan keterpaduan dalam penyiapan dan pe-rumusan kebijakan pemerintah, penyusunan rencana, program dan kegiatan Departemen dan Lembaga Pemerintah Non Departemen di bidang perekonomian, dan terakhir berfungsi untuk mengendalikan dan evaluasi kebijakan, program dan kegiatan yang telah di lakukan.

Wajah Kita

Untuk mengkoordinasi langkah-langkah strategis dalam mewujudkan pelaksanaan kerangka kebijakan, regulasi, dan kelembagaan dalam penyelenggaraan infrastruktur pembangunan, Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian merefor-masi beberapa kebijakan; kebijakan strategis lintas sektoral, kebijakan sektor dan korporasi guna mendorong terlaksananya persaingan yang sehat dalam penyediaan infrastruktur, menghilangkan penyalagunaan hak mono-poli alamiah serta melindungi masyarakat dan penanam modal. Kebijakan yang telah ditetapkan dan kemudian dipraktikan ini tentunya perlu di pantau secara berkala, sehingga dapat di ketahui sejauh mana pengaruhnya bagi masyarakat. Pemantauan dan pelaporan dilakukan dalam setiap sidang Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur (KKPPI). (dewi/berbagai sumber)

tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya. “Sekarang, coba kau minum air danau itu,” kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau. Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, “Bagaimana rasanya?” “Segar, segar sekali,” kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana . Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya. “Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?” “Tidak sama sekali,” kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas. “Nak,” kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. “Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Yang Maha Kuasa, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitusegitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia yang bebas dari penderitaan dan masalah.” Si murid terdiam, mendengarkan. “Tapi Nak, rasa `asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya hati yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan hati dalam dadamu itu jadi sebesar danau.” (g)

11


Sengatan Modernitas Nun di sisi Gerbang Tol Pedati di dekat Jalan By Pass dan Jalan Basuki Rahmat, Jakarta Timur. Deretan sekitar 50 kios dan toko berjajar sepanjang trotoar hingga hanya menyisakan seruas gang sempit untuk pengunjung. Widodo (34), senang mengantar anaknya pergi mencari mainan ke kawasan ini. “Harganya miring, sehingga tidak boros uang apalagi buat kita pegawai kantor yang gajinya pas-pasan,” cetusnya. Memang di sini, beragam penjual mainan bisa ditemukan. Dari yoyo murah, perlengkapan tulis, mobil balap Tamiya, replika mobil untuk koleksi, hingga boneka Barbie asli impian anak perempuan. Di mal-mal besar, untuk mainan yang sama dijual dengan harga setengah juta rupiah. Di sini, bisa dibawa pulang hanya dengan kisaran uang Rp 200.000 saja. Benar juga, kolektor replika mobil yang ditemui di salah satu toko, mengaku sering meluangkan waktu berburu “mobil” di Prumpung. Dia sering meluangkan waktu di tempat itu bersama anaknya yang juga penggemar replika mobil. Yang ditawarkan bervariasi dari produksi asli hingga tiruan dari China. Sebutlah di kios milik Budi (46) asal Yogya, yoyo plastik, pistol-pistolan, dan sepeda yang ditarik seperti gasing, harganya berkisar Rp 1.000 hingga Rp 4.000 per buah secara eceran. Namun, jika membeli lusinan, harga tersebut bisa turun hingga Rp 700 dan Rp 3.000. “Namun disini yang laku kebanyakan mainan yang biasa ditemukan di mal mewah. Bukannya mainan khas Indonesia,” kata Budi. Modern versus Tradisional Industri mainan tradisional di beberapa wilayah Indonesia bisa dikatakan tidak ber-

kembang. Di Solo, Jawa Tengah, semisal, keberadaan industri ini makin berkurang. Alasannya, mainan jenis ini tak lagi diminati anakanak zaman sekarang. Belasan tempat penjualan mainan di Taman Hiburan Sriwedari, misalnya, yang masih tetap bertahan meski omzet penjualan anjlok. Para penjual mainan ini juga mengaku kesulitan mencari stok mainan tradisional untuk dijual. Salah atunya, Wahyu (34), yang membuat sendiri mainan yang dijualnya. “Ini pun jika jumlah pesanan banyak,” katanya di salah satu sudut lokasi Pekan Pameran Produk Budaya Indonesia 2007. Menurut Wahyu, sebagian besar perajin mainan tradisional sudah berganti barang kerajinan dari kayu ke bonggol bambu. Namun Wahyu dengan bengga menyatakan bahwa pesanan permainan anak justru berasal dari luar negeri. “Ini pun dengan jenis tertentu saja. Biasanya, order itu hanya berupa permainan puzzle yang terbuat dari kayu,” kata pria yang punya bengkel di Klaten Jawa Tengah ini kepada KomunikA. Senjakala Mainan Tradisional Sejumlah orang berupaya untuk melestarikan mainan tradisional Indonesia dengan berbagai cara. Di Bandung, seorang ibu guru SD Melania, Rita Ernani, mencoba mengajarkan sejumlah mainan tradisional melalui semacam sendratari anak-anak, biarpun dia merasa permainan itu tidak dipraktekkan lagi saat bermain di rumah. Mohamad Zaini Alif, peneliti dan penggiat seni di Bandung mengatakan sedikitnya ada 120 mainan tradisional yang tersebar di Jawa Barat bagian tengah dan selatan. “Sekitar sepuluh persen dari jumlah itu sudah punah dan harus direkonstruksi,” katanya. Mainan yang sudah punah itu, kata dia, antara lain toleot, bang-

foto:dan

Saat ini budaya tutur di Indonesia sudah nyaris ‘takluk’ oleh budaya tonton. Berapa anak yang menjelang tidur didongengi oleh orangtuanya? Bisa dihitung dengan jari. Tapi sebaliknya, jika ditanya berapa anak yang nonton sinetron atau (film) kartun sebelum tidur, hampir semua anak ngacung (angkat tangan—Red).

R

achmawati, ibu rumah tangga di Sokaraja, Purwokerto, Jateng, kaget, ketika anaknya yang masih balita menunjukkan perangai yang tak sopan. Saat dimarahi, si anak memunggungi, lalu mempertontonkan (maaf) pantatnya kepada sang ibu. Saat ditanya, siapa yang mengajari, si kecil bilang bahwa tindakannya mencontoh adegan sebuah film kartun di televisi. “Itulah akibatnya jika anak-anak digerojok dongeng dari luar via media massa. Sementara sehari-hari ia tak pernah mendapatkan dongeng yang bernuansa kultural-edukatif dari ayah-ibunya,” cetus Kak Kusumo, juru dongeng sekaligus pemerhati anak. Peristiwa seperti yang dialami Rachmawati memang menjadi keprihatinan tersendiri bagi Kusumo. Lelaki berjuluk “Raja Dongeng Indonesia” yang suka mengenakan busana putihputih ini mengaku sedih menyaksikan tayangan “dongeng-dongeng” di televisi yang menurutnya kini penuh dengan adegan yang tidak mendidik. “Tivi kok isinya cuma sinetron yang menjual mimpi, konsumerisme, kekerasan, seks dan klenik. Mengerikan lagi, banyak adegan tak mendidik itu ditayangkan pada prime time, sore hari, saat anak-anak masih belum tidur,” ujar lelaki kelahiran Kaliangkrik,

Magelang, Jateng ini. Bahkan menurutnya, banyak pula sinetron dan film kartun di televisi yang “seolaholah” diperuntukkan bagi anak, namun ternyata isinya lebih cocok untuk orang dewasa. “Itulah realitas dunia dongeng kita di media massa. Dongeng anak-anak sudah dikooptasi oleh dongeng untuk orang dewasa. Hanya satu dua televisi yang masih mau menyediakan ruang untuk dongeng anak,” kata anggota Komisi Perlindungan Anak ini. Tidak hanya di tivi, di buku-buku, majalah, dan bahan bacaan lain, dongeng anak juga makin tersisih. Hal ini terlihat dari semakin sedikitnya buku dongeng dalam negeri yang terbit. “Buku-buku dan film, dongeng dari luar, memang banyak, tapi isinya tidak semuanya baik untuk anak, banyak yang tidak sesuai dengan budaya ketimuran dan tidak mendidik,” kata Kusumo. Budaya Tutur Versus Tonton Kusumo menengarai, saat ini budaya tutur di Indonesia sudah nyaris ‘takluk’ oleh budaya tonton. “Lihat saja, berapa anak yang menjelang tidur didongengi oleh orangtuanya? Bisa dihitung dengan jari. Tapi sebaliknya, jika ditanya berapa anak yang nonton sinetron atau (film) kartun sebelum tidur, hampir semua anak ngacung (angkat tangan—Red). Ini kan memprihatinkan. Padahal dongeng dapat menjadi sarana

komunikasi efektif bagi orangtua untuk menanamkan nilai-nilai luhur dan budi pekerti kepada anak,” ucapnya serius. Ia mencontohkan, banyak dongeng anak-anak asli Indonesia yang mengandung pendidikan moral. “Misalnya kisah legenda seperti Malin Kundang, Situ Bagendit, Terjadinya Rawa Pening, dan sebagainya, yang hampir di semua daerah memiliki dongeng semacam ini. Sayangnya anak sekarang lebih mengenal tokoh seperti Sinchan, Spiderman, daripada Hang Tuah atau Cindelaras.” Karena itu, di tengah gema peringatan Hari Anak Nasional ia berharap, semua pihak k e m b a l i menghidupkan budaya mendongeng untuk anak sebelum t i d u r. Sembari memintal kedekatan dengan

foto:bf-m

Saat ini, sejumlah mainan lama yang sering disebut “mainan tradisional” memang sudah sulit dicari dan ditemukan lagi. Anak-anak masa kini seakan-akan tersihir oleh membanjirnya mainan modern. Ada mobil mini 4 WD atau Tamiya, ada Byblade, ada Crush Gear ada juga Play Station (PS), Video Games dan seabrek main lainnya. Lalu ke mana mainan-mainan tradisional itu? Permainan tradisional mungkin hanya akrab di masa lalu, seperti mainan pathil lele, istilah yang digunakan anak-anak di Pasuruan. Hal yang sama juga ditemukan di Kampung Jati, Padang, Sumatera Barat. Di masa liburan atau lepas sekolah, masih banyak yang setia dengan permainan patok lele. Permainan ini menggunakan dua potong kayu yang dimainkan dua kelompok. Aturannya pun sederhana yakni tim yang lebih dulu meraih nilai 200 keluar sebagai pemenang. Permainan ini dimulai dengan mengungkit batang kayu yang pendek. Jika tidak tertangkap tim lawan, maka tim yang mengungkit akan mendapatkan nilai. Ini dihitung dengan banyaknya batang pengungkit. Bila tertangkap, tim lawan langsung mendapat nilai 50. Uniknya, tim yang kalah dihukum menggendong tim yang menang keli-

ling lapangan.

bara ngapung, dan gogolekan dari daun padi. “Saya harus merekonstruksi mainan itu melalui orang yang pernah memainkannya dulu,” kata Zaini yang menghabiskan lebih dari tujuh tahun untuk melakukan penelitian. Permainan komputer maupun game online melalui internet makin digandrungi. Alasannya, game berteknologi canggih ini menyediakan berbagai macam jenis permainan. Selain itu permainan ini dikemas dengan tampilan gambar yang menarik dan variatif. Mainan dan permainan tradisional masyarakat bangsa dan negara Republik Indonesia sangat melimpah. Melimpahnya mainan dan permainan tradisional ini membuat serbaneka perlindungan dan revitalisasi produk permainan tradisional semakin penting. Aneh rasanya saat mainan dan permainan tradisional khas budaya Indonesia menjadi asing manakala mainan dan permainan tradisional semakin menjauh kehadirannya lantaran kian terlupakan. (mth)

sang anak, sembari menanamkan pelajaran tentang budi pekerti dan pesanpesan moral yang sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa saat anak besar kelak. "Jangan sampai anak hanya didongengi oleh media, sehingga dia hanya tahu bahwa cara bersikap kepada orangtua adalah seperti Sinchan, yang suka menunjukkan pantat itu," pungkas Kusumo sengit. Bagaimana menurut anda? (gunarjo@bipnewsroom.info)

foto:gun

Sekelompok anak laki-laki sedang berkerumum di halaman depan sebuah rumah petani yang sederhana di sudut Desa Lekok, Pasuruan Jawa Timur. Mereka sibuk menyoraki seorang temannya yang sedang bersiap memukul kayu kecil dengan kayu yang lebih panjang digenggamannya. Setelah dipukul ke arah kerumunan, ada anak yang berteriak kegirangan, karena ia berhasil menangkap potongan kayu kecil tadi.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.