komunika khusus lebaran 2007

Page 1


Edisi Khusus

www.bipnewsroom.info/komunika email: komunika@bipnewsroom.info

Editorial

desain:ahas foto: www.andreaasap.multiply.com,bf.

Road Map Usai dilantik oleh Presiden, Menteri Perhubung. an Jusman Syafii mentargetkan tingkat kecelakaan terkecil atau bahkan mencapai angka nihil atau zero accident. Road Map to Zero Accident, kata Menteri adalah tidak ada toleransi terhadap benih-benih yang terjadi dalam kekeliruan pengoperasian wahana transportasi. Salah satu fokusnya pada jenis transportasi kereta api yang sangat berpengaruh pada orang banyak. Sepanjang Tahun 2006 dan 2007, data kecelakaan transportasi yang dikeluarkan Departemen Perhubungan menunjukan masih kerap terdapatnya kecelakaan transportasi di Indonesia. Bahkan sempat muncul ancaman lantaran penilaian bahwa keselamatan transportasi di Indonesia dianggap tidak layak. Sebut saja Pemerintah Amerika Serikat yang memperingatkan warganya untuk tidak menggunakan pesawat maskapai penerbangan Indonesia. Keselamatan transportasi memang sangat terkait dengan citra bangsa Indonesia di dunia internasional. Saat pemerintah tidak bisa membuat wahana transportasi di dalam negeri aman, maka akan muncul penilaian publik internasional bahwa peme-

rintah seolah-olah tidak bisa menjamin keselamatan warga sendiri maupun warga asing. Ujung-ujungnya, kemudian Indonesia akan mengalami hambatan dalam menciptakan dan mengembangkan kegiatan ekonomi yang baik. Di titik inilah, apresiasi lebih layak diberikan atas upaya mengembangkan road map untuk mewujudkan zero accident. Karena pada dasarnya, road map dalam institusi publik merupakan penjabaran visi dan misi departemen yang berisi tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan. Road map pun berisi poin penting dalam menggulirkan jalannya sebuah kebijakan adalah rumusan desain kerja kegiatan program dengan arah yang jelas. Harapannya, dengan keberadaan road map lembaga yang bersangkutan memiliki payung dari berbagai macam arah program dan kegiatan agar lebih berkualitas dan terarah. Dalam konteks inilah kehadiran road map untuk mengintegrasikan kegiatan program kerja secara komprehensif dalam simfoni “orkestra� dengan alunan irama visi yang sama menemukan muara pembenarannya. Semua elemen digerakkan untuk mengembangkan kelembagaan dan kinerja. Setiap saat te-

rus dilakukan evaluasi, apakah yang telah ditargetkan jelas bentuknya dan telah tercapai. Adalah sebuah keniscayaan, dengan bertambahnya usia, sebuah organisasi bisa menjadi semakin maju, matang, kuat, dan besar. Sebaliknya, kian matang usia, organisasi bisa mengalami kemerosotan. Hal ini pun bisa terjadi pada lembaga publik sebagaimana pemerintah. Karena itulah upaya yang terencana dan berkesinambungan dengan eksekusi yang tepat menjadi keharusan. Kelembagaan harus senantiasa solid dan tanggap terhadap dinamika sosial politik yang sangat cepat. Apalagi saat ini, lembaga pemerintah memang dituntut berubah dan merespons berbagai kebutuhan publik dan pemangku kepentingannya, serta lebih aktif memajukan pelayanan publik dengan memaksimalkan potensi organisasi yang ada. Bila kesemuanya itu tak dilakukan, biaya besar untuk anggaran pemerintah, niscaya musnah siasia. Karena siapa pun yang menjalankan roda pemerintahan, tanpa adanya road map, musti memulai dari titik nol (lagi). Padahal melalui road map akan mudah dilacak sampai di mana saat ini dan akan (redaksi) ke mana arah sebuah organisasi.

Sambut Lebaran Bersama

foto:www.presidensby.info

Kepada saudara-saudara kita yang akan merayakan Idul Fitri tahun ini, termasuk mereka yang akan berpergian ke daerah untuk mengunjungi sanak keluarga, saya mengucapkan Selamat Merayakan Idul Fitri. Gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk bertemu keluarga, untuk barangkali memberikan bantuan bagi saudara di kampung halaman. Ini menunjukkan tradisi yang baik dan mulia, karena menunjukkan kekeluargaan dan kebersamaan kita dengan keluarga dan masyarakat sekitar. Saya berpesan kepada saudara-saudara kita itu dalam bepergian tetaplah waspada, hati-hati, rencanakan dengan baik, ikuti perkembangan cuaca, pilih sarana angkutan yang tepat. Jangan mengejar asal cepat tapi belum tentu selamat. Perhatikan itu semua, supaya kita tentram dan aman perjalanan saudara-saudara kita itu. Berikutnya saya menginstruksikan para pemimpin pemerintahan, utamanya para pemimpin daerah, Gubernur, Bupati, dan Walikota dan jajarannya, untuk secara aktif untuk mensukseskan Lebaran ini. Kalau pemerintah pusat mengelola berbagai hal seperti masalah sembako, transportasi, prasarana jalan, bahan bakar minyak, lalu lintas, keamanan dan sebagainya, begitu pula yang harus dilakukan oleh jajaran pemerintah daerah. Saya berharap mereka berada di tempatnya untuk memimpin ini semua. Tentu saja mereka bisa melaksanakan kegiatan ibadah, tapi marilah kita utamakan melayani rakyat, melayani publik dengan sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang telah kita persiapkan contoh seperti pasar tumpah dan bantuan-bantuan sosial. Saya mengharapkan pemerintah daerah untuk turun langsung menata dengan baik. Tentu saja baik-baik saja pada musim Lebaran ini saudara-saudara kita para pedagang dan petani kecil mendapatkan rejeki yang lebih, saya kira baik. Ada yang ikhlas memberikan bantuan sosial, sumbangan rumah ibadah, sekali lagi tolong jangan mengganggu ruas-ruas jalan yang akhirnya mengganggu semuanya. Terakhir, meskipun ada libur panjang sesuai dengan ketentuan, ada hari libur resmi karena hari kerja dan ada juga memang hari libur, saya minta kepada semua petugas pelayanan publik untuk tetap menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Apakah di rumah sakit, lalu lintas, termasuk perbankan, tetap menjalankan tugasnya memberikan pelayanan publik dan pelayanan ekonomi sebaik-baiknya. Kalau ada libur diatur, karena negara tidak boleh berhenti memberikan pelayanan kepada rakyatnya. Saya ajak semuanya penyelenggara negara dan khususnya jajaran pemerintah yang mengemban tugas yang penting ini. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan pers di Kantor Kepresidenan, Rabu (3/10) siang, usai sidang paripurna Kabinet Indonesia Bersatu.

Ada Peningkatan Layanan Tradisi mudik ini jangan dianggap sebagai beban. Yang perlu, arus mudik diatur sedemikian rupa agar berlangsung lancar, tertib, dan aman. Selama tiga tahun terakhir tidak ada lagi kemacetan, antrean panjang bus, dan membludaknya penumpang di stasiun kereta api maupun di terminal-terminal. Selain infrastruktur jalan dan peningkatan pelayanan, aspek keamanan dan kenyamanan moda transportasi juga sudah dipenuhi dengan baik.

2

Untuk meminimalisasi kepadatan arus mudik, selama tiga tahun terakhir ini pemerintah telah menerapkan kebijakan menambah libur nasional. Dengan libur yang lebih panjang, maka arus mudik tidak terfokus pada satu hari. Saya menyambut positif keinginan manajemen PT KA untuk menggelar layanan kereta cepat di Jawa. Saya yakin kereta api cepat bisa mengurangi kepadatan arus mudik pada hari-hari besar. Wakil Presiden HM Jusuf Kalla dalam Diskusi tentang Angkutan Lebaran di Jakarta, Rabu (3/10).

Belum Nyaman dan Lancar Pemerintah belum menemukan konsep yang baik dan komprehensif untuk menangani angkutan Lebaran yang bisa membuat masyarakat kita merasa nyaman dan lancar. Tapi yang selalu dimunculkan hanyalah data pertambahan pemudik dan jumlah angkutan Lebaran yang terus meningkat dari tahun ke tahun, keberadaan pasar tumpah, dan persoalan perbaikan infrastruktur yang bersifat tambal sulam. Drs H Sumaryoto, Wakil Ketua Komisi V DPR RI, sebagaimana dinyatakan kepada wartawan Akhir September lalu di Gedung DPR RI.

Perbaiki Citra Misi utama saya adalah memperbaiki citra keamanan dan keselamatan transportasi. Presiden sudah memberi instruksi bahwa kecelakaan-kecelakaan itu harus dikurangi sampai titik terendah. Untuk itu kami di Departemen Perhubungan tengah memfokuskan diri membuat road map to zero accident. Jangan artikan ini sebagai upaya menciptakan zero accident, karena untuk menciptakan itu amat sukar. Tetapi artikan ini sebagai jalan atau upaya untuk menurunkan tingkat kecelakaan. Misalnya, dalam 100 operasi penerbangan, kita hanya mentolelir satu kecelakaan. Berikutnya, satu kecelakaan dalam satu juta operasi. Ir. Jusman Syafii Djamal, Menteri Perhubungan dalam wawancara dengan sebuah Majalah Nasional (28/05)

Hati-hati Berkendara Karena Lebaran orang ingin cepat sampai, buru-buru dalam mengendarakan kendaraannya, sehingga kurang berhati-hati. Di situlah potensi terjadi kecelakaan. Saya mohon agar berhati-hati, tidak usah terburu-buru karena nanti akan sampai juga. Kapolri Jendral Pol. Sutanto, usai mengikuti rapat kabinet terbatas mengenai persiapan Lebaran di Kantor Presiden

Diterbitkan oleh DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Pengarah: Menteri Komunikasi dan Informatika Penanggungjawab: Kepala Badan Informasi Publik Pemimpin Redaksi: Kepala Pusat Pengelolaan Pendapat Umum Wakil Pemimpin Redaksi: Sekretaris BIP, Kepala Pusat Informasi Polhukam, Kepala Pusat Informasi Kesra,Kepala Pusat Informasi Perekonomian Sekretaris Redaksi: Richard Tampubolon Redaktur Pelaksana: MT HIdayat Redaksi: Selamatta Sembiring, M Abduh Sandiah, Fauziah, Sri Munadi Reporter: Suminto Yuliarso, Dimas Aditya Nugraha, Mediodecci Lustarini, Hendra Budi Kusnawan, Doni Setiawan Koresponden Daerah: Amiruddin (Banda Aceh), Arief (Yogyakarta), Nursodik Gunarjo (Jawa Tengah), Supardi Ibrahim (Palu), Yaan Yoku (Jayapura). Fotografer: Leonard Rompas Desain: D Ananta Hari Soedibyo Pracetak: Farida Dewi Maharani Riset dan Dokumentasi: Maykada Harjono K Alamat Redaksi: Jl Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta Telp/Faks. (021) 3521538, 3840841 e-mail: komunika@bipnewsroom.info Redaksi menerima sumbangan tulisan, artikel dan foto yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi dari tulisan tersebut. Isi KomunikA dapat diperbanyak, dikutip dan disebarluaskan, sepanjang menyebutkan sumber aslinya.


Edisi Khusus

www.bipnewsroom.info/komunika email: komunika@bipnewsroom.info

Zero Accident Transportasi Indonesia

Kurangi Beban Perekonomian Hari Perhubungan Nasional tahun ini merupakan momentum penting yang tak disia-siakan Departemen Perhubungan. Pembenahan sistem transportasi nasional pun telah dimulai. Presiden memberi instruksi untuk menekan angka kecelakaan kereta api dan ferry sampai titik terendah. Namun, Menhub Jusman Syafii Djamal mengaku juga punya tanggung jawab khusus membenahi sistem transportasi nasional. “Memusatkan perhatian pada upaya menurunkan tingkat kecelakaan adalah salah satu pesan Presiden mana kala saya dipanggil beliau untuk menerima tugas sebagai Menhub” kata Menhub Jusman Syafii Djamal. Mengutip pernyataan Presiden, Menhub menyatakan bahwa tanpa keselamatan, transportasi bukanlah menjadi tulang punggung perekonomian tetapi justru menjadi beban perekonomian. Libatkan Masyarakat Jusman Syafii Djamal mengatakan implementasi arah kebijakan sektor transportasi nasional secara umum diarahkan pada pemulihan sarana dan prasarana transportasi. Menhub juga menyatakan akan melakukan reposisi Departemen Perhubungan serta peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan jasa transportasi. Namun upaya ini tampaknya tidak mudah lan-

taran sejumlah kendala antara lain masih rendahnya keterlibatan masyarakat dalam investasi di sektor transportasi. “Untuk itu saya minta agar langkah-langkah policy reform sektor transportasi perlu diakselerasi sehingga persoalan yang dihadapi di sektor transportasi dapat segera dipecahkan”, kata Menhub dalam sambutan yang dibacakan Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan Wendy Aritenang saat upacara Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) di Jakarta (17/09). Akselerasi langkah-langkah policy reform sektor transportasi salah satunya adalah dengan mempercepat penyelesaian 3 Rancangan Undang-Undang (RUU) di bidang transportasi (RUU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, RUU Pelayaran dan RUU Penerbangan) yang saat ini masih dalam pembahasan dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Sementara RUU Perkeretaapian telah disahkan menjadi UndangUndang. Dengan kepastian hukum, diharapkan keterlibatan masyarakat dan publik akan dapat diwadahi secara legal formal guna memastikan partisipasi secara maksimal.

mengambil langkah-langkah implementasi dan memantau secara aktif pelaksanaannya di lapangan, "karena jika hasil rapat kerja ini dapat diimplementasikan dengan benar kekhawatiran masyarakat akan keselamatan transportasi dapat diminimalisir," imbuh Menhub. Namun demikian upaya mewujudkan zero accident bukan semudah membalik telapak tangan. Butuh kerjasama antara operator, regulator dan pengguna angkutan. Kerjasama ini akan lebih bermakna ketika ada kesatuan persepsi dan tekad untuk meningkatkan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. “Saya ingin mengajak kepada seluruh jajaran perhubungan untuk bekerja lebih ekstra keras agar persoalan-persoalan yang kita hadapi dapat segera diselesaikan”, pungkasnya. (mth/diolah dari situs dephub.go.id)

Tingkatkan Koordinasi Guna mempercepat implementasi arah kebijakan sektor transportasi tersebut, Departemen Perhubungan telah melakukan rapat kerja dengan seluruh jajaran perhubungan dan stakeholder pada tanggal 5 s.d 7 September 2007 di Jakarta. Raker tersebut menghasilkan keputusan strategis untuk segera dilaksanakan yaitu pertama, peningkatan keandalan dan rasio kecukupan sarana dan prasarana keselamatan transportasi. Kedua, peningkatan kapabilitas dan kompetensi sumber daya manusia bidang keselamatan transportasi. "Ketiga, pembinaan hukum dan peraturan perundangan di bidang keselamatan transportasi serta keempat, penyelesaian isu strategis permasalahan di bidang transportasi," kata Menhub. Terhadap hasil rapat kerja tersebut Menhub minta kepada semua unit kerja terkait untuk segera

foto:lm/bf

Menurunkan angka kecelakaan merupakan salah satu program prioritas Jusman Syafii Djamal dalam menjalankan tugas Menteri Perhubungan. Adalah Zero Accident yang menjadi fokus perhatian kebijakannya. "Namun zero accident jangan disalahartikan sebagai kondisi tanpa kecelakaan sama sekali," jelas Jusman. Menurut Menhub zero accident merupakan suatu kondisi zero defence artinya harus dibangun suatu sistem dan kultur untuk tidak mentolerir aspek keselamatan, oleh karena itu program-program keselamatan tidak boleh hanya sesaat saja tetapi harus bersifat continues improvement.

Perhatikan Infrastruktur Masalah transportasi merupakan masalah yang sangat penting, ungkap Presiden saat peresmian Jalur Ganda Kereta Api Tanah Abang-Serpong awal Juli lalu. Karena itu, pembangunan dan pemeliharaan sarana transportasi di tanah air, baik transportasi darat, laut, maupun udara menjadi perhatian penting pemerintah. "Infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan laut, pelabuhan udara, serta kondisi angkutan, baik darat, laut, maupun udara masih memerlukan perhatian besar untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada rakyat kita," jelas Presiden.

foto:lm/bf

Prioritas Utama Banyak pihak menilai bahwa pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia belum sepenuhnya mendapatkan perhatian yang sungguhsungguh. Akibatnya, keandalan sistem transportasi menurun dan pelayanan transportasi menjadi kurang memuaskan. Padahal dari tahun ke tahun jumlah penduduk kian bertambah, ekonomi berkembang, mobilitas penduduk dari satu daerah ke daerah lain juga meningkat. Karena itu Presiden menekankan pe-

ningkatan ketersediaan sarana transportasi. "Saya minta kepada seluruh jajaran Departemen Perhubungan untuk terus melakukan pembangunan infrastruktur transportasi secara intensif dengan mengacu kepada Sistem Transportasi Nasional atau Sistranas," kata Presiden. Sistranas sendiri merupakan suatu sistem transportasi yang berbasiskan pada integrasi moda transportasi darat, kereta api, udara dan laut dalam suatu tatanan yang terpadu. Transportasi Mudik Aman "Sarana dan prasarana transportasi untuk keperluan mudik Lebaran tahun ini cukup aman," kata Dirjen Hubungan Darat Departemen Perhubungan, Iskandar Abubakar Kamis (20/9) siang. Hal ini dinyatakan Abu Bakar setelah membandingkan demand dengan supply. "Kapasitas yang disediakan pun cukup besar. Sebagai contoh untuk penumpang jalan raya, permintaan kurang lebih 7,2 juta, supply-nya bisa mencapai 15 juta penumpang," jelasnya. Dalam masalah transportasi, masalah paling rawan adalah transportasi jalan. Karena itu Polri dan pemerintah daerah juga akan mengupayakan kelancaran lalu lintas sepanjang lintasan angkutan Lebaran. "Kepadatan lalu lintas yang mengakibatkan gangguan terhadap kelancaran. Memang salah satu kendala yang kita hadapi adalah pertumbuhan sepeda motor yang cukup tinggi, hampir mencapai 30 persen, “ kata Iskandar. Besarnya demand angkutan Lebaran tahun ini, menurut Iskandar, diperkirakan secara total itu 14,8 juta penumpang. Dimana 1,7 juta adalah penumpang angkutan udara, 534 ribu angkutan laut, 2,6 juta ang-

kutan kereta api, sedang angkutan darat jalan 7,2 juta dan penyeberangan laut 2,7 juta. “Bila melihat perkembangan dari sepeda motor berdasarkan tren yang kita amati selama beberapa tahun terakhir ini, kita perkirakan bahwa sepeda motor itu tahun 2006 lalu yang keluar dari Jabodetabek 1,8 juta sepeda motor, dan tahun ini diperkirakan akan meningkat menjadi 2,4 juta sepeda motor,” jelasnya. Pengamanan Jalan Mengenai masalah pengamanan, Kapolri Jendral Pol. Sutanto mengatakan bahwa masalah infrastruktur jalan bisa ditangani hingga H-10, tidak ada lagi jalan – jalan yang menghambat yang menjadi penyebab kemacetan lalu lintas. “Pengamanan selama berlangsungnya bulan puasa, Idul Fitri dan setelahnya, yang berbeda tentunya ketertiban lalu lintas selama berlangsungnya kegiatan mudik atau arus baliknya," kata Kapolri. Antisipasi pun juga dilakukan kemungkinan penyebab menjadi faktor kemacetan, kerusakan jalan, pasar tumpah, dan sebagainya. "Permasalahan jalan bisa ditangani sehingga H-10 tidak ada lagi jalan – jalan yang bisa menghambat yang menjadi penyebab kemacetan lalu lintas," kata Kapolri. Kapolri mengingatkan pula untuk para pengendara kendaraan roda dua untuk lebih berhati-hati. “Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dengan mempersiapkan diri yang baik. Dari kepolisian menyiapkan tempat pemberangkatan dari titik – titik tertentu untuk para pengendara motor, supaya bisa bersama-sama berangkat nanti. Dan di tempat-tempat itu disiapkan nanti tempat istirahat," katanya. Pantauan Departemen Perhubungan memperkirakan jumlah pengendara motor semakin meningkat sampai meningkat 30 persen. Banyak dari mereka adalah pengguna roda dua baru untuk berkendara jarak jauh. (mth dilolah dari situs presidensby.info)

>>

Pada mudik Lebaran tahun lalu, tidak kurang dari 1,9 juta unit sepeda motor meluncur dari Jakarta menuju ke berbagai wilayah, khususnya Jawa Tengah, DI Yogyakarta, bahkan Jawa Timur. Diperkirakan, jumlah sepeda motor yang digunakan oleh pemudik pada musim mudik Lebaran tahun ini mencapai 2,4 juta unit.

3


Edisi Khusus

www.bipnewsroom.info/komunika email: komunika@bipnewsroom.info

"el Maut" Mengintip Di Pintu Lintasan

foto:ddt

Bagi Sutrisno, Lebaran berarti pengabdian kepada masyarakat. Tak ada lagi saat-saat berhari raya bersama keluarga. Hanya rel, sinyal, dan pintu perlintasan. Tanggung jawabnya sebagai penjaga Perlintasan (PLT) 55 Cipinang Lontar, membuat lelaki yang sejak 1974 tak lagi berlebaran di kampung halaman ini, harus selalu terjaga. Pasalnya, nyawa manusia adalah taruhan dari kelengahan kecil sang penjaga pintu. “Sebenarnya saya dapat jatah cuti lebaran kali ini. Tapi tugas, ya gimana lagi. Ingin juga seh lebaran di kampung. Pekerjaan, harus senang, supaya tanpa beban,” kata dia tersenyum.

>>

Tips Mudik dengan Kereta Api • •

Tidak menggunakan perhiasan dan bawaan berlebihan. Lapor kepada petugas KA bila ditawari harga tiket tak rasional dan tak realistis. Jangan naik ke tempat yang bukan diperuntukkan untuk penumpang, misal lokomotif, atap, persambungan kereta, terlebih kabin masinis. Waspada terhadap seseorang yang menawarkan jasa baik, semisal memberi air mineral. Beli tiket jauh hari untuk hindari antrian panjang.

Waspadai Perlintasan Sebidang Mudik hari raya tentu punya makna tersendiri bagi setiap orang. Bayangkan saja, di tengah lapar dahaga bulan puasa, mereka masih rela dan bersemangat menjalani “ritual” mudik yang pastinya menguras banyak tenaga dan biaya. Kenikmatan bertemu sanak famili di kampung halaman tak bisa dikalahkan hanya dengan sekadar menempuh perjalanan ratusan kilometer. Bahkan dengan kendaraan seadanya, semisal motor atau hanya boncenger motor tetangga, siap dilalui dengan beragam resiko yang ada. Lelah, ngantuk, bahkan kepadatan lalu lintas, bukan jadi penghalang. Dan bagi Anda, pengendara kendaraan bermotor, ada pesan khusus yang harus diperhatikan. Waspadai selalu pintu perlintasan kereta api! Pasalnya, menurut catatan Kepala Humas PT Kereta Api, Noor Hamidi, sebagian besar kecelakaan yang melibatkan moda transportasi kereta api terjadi di pintu perlintasan. Angka ini tentu tak main-main. Terlebih bila melihat dari 7.545 perlintasan sebidang yang ada, misal, di tanah Jawa, hanya 943 saja yang dijaga.

Sisanya, sejumlah 6.602 tidak dijaga. “Dari angka pembangunan jalan atau apapun yang melalui peryang tidak dijaga tersebut, 6.354 perlintasan melintasan kereta. Jikapun harus memotong lintasan, mang resmi, tapi tidak ada yang jaga. Sebanyak harus dibuat jalan layang atau under pass sebagai 248 adalah pintu liar, semisal orang bikin jalan setasolusi. pak yang melintasi rel,” kata dia menjelaskan. Selain itu, PT Kereta Api bersama Dinas PerBelum lagi melihat statistik perlintasan kereta hubungan setempat tak bosannya mengingatkan yang ada di tanah Sumatera. Angkanya mencapai baik dengan spanduk himbauan maupun pemeriksa 572 lintasan resmi tidak dijaga, 66 dikategorikan jalan yang selalu disiagakan, terlebih pada arus muliar, dan hanya 202 lintasan yang aman terjaga. dik kali ini. Potensi akibat persilangan jalan raya dan rel kereta “Kami juga menyiapkan terapi kejut agar nansemakin tinggi, terutama pada kawasan yang bertinya pengguna kendaraan bisa berhati-hati dan kembang pesat penduduknya. berjalan perlahan selama melintasi perlintasan kePengembangan kawasan di sepanjang rel yang reta api yang tak berpintu. Kami juga menerapkan semula kawasan perumahan menjadi areal industri larangan cuti bagi pegawai saat liburan seperti ini,” membuat fungsi jalan pun berubah menjadi jalan kata Noor. lokal menjadi jalan kolektor. Belum lagi, lintasan liar Semua sudah disiapkan untuk kenyamanan yang dibuat masyarakat semisalnya. Anda. Mulai dari Sutrisno yang siaga 24 jam, Hingga wajar saja jika lintasan tersebut menjadi merelakan hari Lebarannya untuk menjaga pintu tempat empuk bagi “malaikat maut” untuk menperlintasan. Sampai aturan yang siap menjadi jemput korbannya. Terlebih banyak orang yang payung hukum di kemudian hari. Jadi, apalagi, mengabaikan aturan yang mengharuskan mendaAnda cukup hati-hati selama di jalan. Perhatikan hulukan perjalanan kereta api dibanding moda lainsemua rambu lalu lintas dan jangan terburu-buru. nya. Karena el maut akan senantiasa menunggu sama “Lha yang sudah dijaga saja, kadangkala kita halnya dengan keluarga anda yang menanti di cuek. Lampu sudah menyala, tapi karena kereta rumah. masih agak jauh, sikat saja. Padahal kereta dengan (dimas@bipnewsroom.info) kecepatan 6070 km/jam, unJumlah Perlintasan Sebidang tuk ngerem itu No Lokasi Dijaga Kondisi Jumlah butuh jarak 600 Resmi Liar meter. Gak bisa spontan, bisa 1 Daop I Jak & Jabotabek 181 622 142 945 terguling semu2 Daop II Bandung 96 714 2 812 anya,” kata Noor. 3 Daop III Cirebon 60 426 6 492 Larang Cuti Karyawan Dan tentu saja masalah lintasan sebidang ini bukannya tanpa penyelesaian. Dalam RUU perkeretaapian, pemerintah secara tegas melarang pembuatan atau

4 5 6 7 8 9

Daop IV Semarang Daop V Purwokerto Daop VI Yogyakarta Daop VII Malang Daop VIII Surabaya Daop IX Jr Jawa 10 Divre I Sumut 11 Divre II Sumbar 12 Divre III Sumsel Sumatera Jawa & Sumatera

80 66 100 84 155 121 943 55 47 100 202 1145

1105 417 763 537 829 941 6354 132 200 240 572 6926

2 4 88 3 1 248 35 31 66 314

1187 487 951 621 987 1063 7545 222 247 371 840 8385

Sumber : PT Kereta Api (Persero)

Kereta Pun Bersiap Diri Kereta api bak buah simalakama. Pasalnya sering dihujat namun masih tetap didambakan kehadirannya sebagai salah satu moda transportasi massal yang murah dan meriah. Memang moda transportasi ini seolah tak lekang dari ujian. Harapan kenyamanan, keamanan, dan ketepatan waktu menjadi harga mati yang harus dibayar dengan peluh keringat dan upaya tak kenal lelah. Apalagi ketika menjelang lebaran sebagaimana tahun ini. Apa saja yang sudah dilakukan PT Kereta Api Noor Hamidi untuk menjawab ujian Kepala Humas PT. KAI tersebut. Berikut wawancara KomunikA dengan Kepala Humas Kereta Api, Noor Hamidi, di Bandung.

4

Sudah seberapa jauh kesiapan KA? Kami memprioritaskan pada angkutan KA di Jawa, karena memang peranan KA di lintasan MerakBanyuwangi sangat signifikan. Untuk wilayah Sumatera, kami serahkan kepada Daerah Operasi (Daop) masing-masing. Kami tetapkan 16 hari yang dibagi menjadi tiga periode sebagai masa kerja arus mudik. Mulai dari

pra lebaran 6-12 Oktober, lebaran 13-14 Oktober, serta purna lebaran 15-21 Oktober. Beberapa rel yang tengah mandapat perawatan diminta untuk dihentikan prosesnya. Karena tentu saja akan berdampak pada berkurangnya kecepatan kereta api. Selain itu kami tingkatkan frekuensi juru periksa prasarana, baik jalan rel, jembatan, maupun terowongan. Ada juga AMUS, Alat Material Untuk Siaga di tempat rawan bencana alam. Derek kami siagakan di Bandung, Cirebon, dan Solo Balapan. Berapa armada yang disiapkan? Kami siap 188 lokomotif, termasuk 18 lokomotif cadangan yang siaga di Cikampek, Banjar, Prupuk, Semarang Poncol, Pekalongan, Kutoarjo, Solo Balapan, dan Kertosono. Jumlah kereta total 1.244 gerbong. Berapa daya angkut maksimal yang bisa dipenuhi? Kalau dari dasar Grafik Perjalanan KA Reguler, tempat duduk yang tersedia 123.658/hari. 26.506 eksekutif, 38.262 bisnis, dan 58.890 ekonomi. Untuk lebaran ini akan ada penambahan menjadi 139.644 tempat duduk dengan rincian 28.918 eksekutif, 42.728 bisnis, dan 67.998 ekonomi. Angka itu seudah di atas angka perkiraan penumpang sebanyak 119.399 tempat duduk/hari. Perkiraan puncak angkutan lebaran? Kami asumsikan untuk pra lebaran terjadi pada H1-3 atau hari Rabu, 10 Oktober dengan volume mencapai 146.531 penumpang. Sedangkan untuk purna lebaran, prediksi pada H2+4 atau Kamis, 18

Oktober dengan volume penumpang 163.351. Untuk lebaran, pasti membludak. Antisipasi? Untuk bisnis dan ekonomi kami beri batas toleransi sampai 150%. Maksudnya penumpang tanpa tempat duduk. Memang tidak bisa dipungkiri, pasti layanan kita ada ”5 Tidak”. Maksudnya akan ada ketidaktepatan waktu, sedikit tidak nyaman, tidak bersih, tidak tertib, dan tidak tak terbatas untuk kelas bisnis. Tapi kalau soal keamanan, kami akan coba optimalkan dengan melibatkan aparat keamanan setempat. Perjalanan akan dikawal petugas keamanan. Bagaimana kebijakan kenaikan tarif? Untuk ekonomi, tidak ada kenaikan tarif. Tapi untuk bisnis dan eksekutif ada batas atas dan bawah. Pada prakteknya diatur masing-masing DAOP. Tentang calo, bagaimana antisipasinya? Terlebih tiket sudah dijual sejak H-30? Pada hari tertentu yang jadi pilihan utama pemudik memang sudah habis terjual. Tapi jangan khawatir, kami juga akan operasi pasar secara dadakan dengan menjalankan 10 KA Tambahan Lebaran dan ini BELUM dijual. KA ini keluar situasional, jika ada ledakan penumpang yang gak lagi tertampung KA reguler. Soal calo kami coba antisipasi dengan menyebar konsentrasi pelayanan penjualan tiket. Tidak lagi hanya di Juanda (Jakarta), tapi di 19 titik, 9 stasiun dan 10 agen di sekitar Jakarta. Sejak disahkan UU 23/2007 aturan mulai ketat. Dulu, calo bisa dilepas lagi. Sekarang 6 bulan penjara. Kita lihat saja nanti. (dimas@bipnewsroom.info)


Edisi Khusus

www.bipnewsroom.info/komunika email: komunika@bipnewsroom.info

5




Edisi Khusus

www.bipnewsroom.info/komunika email: komunika@bipnewsroom.info

8


Edisi Khusus

www.bipnewsroom.info/komunika email: komunika@bipnewsroom.info

Mudik Asyik Lewat Udara

Tak Ada Ledakan Penumpang Departemen Perhubungan memperkirakan jalur mudik lewat angkutan udara tahun ini meningkat paling tajam di antara moda transportasi lainnya. Walaupun di sisi lain terdapat penurunan jumlah armada yang melayani. Perkiraan pertumbuhan penumpang berangkat dalam negeri pada masa lebaran 2007 diperkirakan naik sebesar 14,88 % dibandingkan tahun 2006 atau sebesar 1.491.695 menjadi 1.713.611 penumpang. Sedangkan untuk luar negeri diperkirakan naik sebesar 20,13 % dari 249.050 menjadi 299.188 penumpang. Secara total, jumlah pemudik tahun ini diramalkan sekitar 14,8 juta orang. ''Angkutan udara naik paling tinggi, yaitu 14,8 persen menjadi total 1,7 juta penumpang,'' ungkap Menhub, Jusman Syafii Djamal seusai rapat koordinasi tentang persiapan menjelang Lebaran di Jakarta beberapa waktu lalu. Untuk mengantisipasi kenaikan jumlah penumpang ini, Dephub telah meminta seluruh maskapai penerbangan menambah frekuensi pada jalur yang diperkirakan mengalami lonjakan penumpang saat mudik nanti. Tidak itu saja, Dephub juga meminta kapasitas

penumpang untuk ditambah.

Extra Flight Untuk memenuhi peningkatan kebutuhan kapasitas tempat duduk disamping kapasitas tempat duduk yang sudah tersedia secara regular Dephub juga meminta agar perusahaan angkutan udara niaga berjadwal merencanakan penambahan penerbangan (extra flight) untuk mengantisipasi lon-

duduk. "Berdasarkan data pada akhir Agustus 2007 armada beroperasi pada lebaran 2007 adalah sebanyak 212 pesawat dengan kapasitas 27.399 tempat duduk yang dioperasikan oleh 16 perusahaan penerbangan niaga berjadwal," jelas Budhi. Pantau Jalur Mudik Udara Guna memberikan kenyamanan bagi para pemudik yang menggunakan angkutan udara, Departemen Perhubungan melakukan pemantauan atau monitoring pelayanan angkutan udara lebaran 2007. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 6 Oktober 2007 (H-7) sampai tanggal 21 Oktober 2007(H+7) atau selama 16 hari pemantauan. Ada 23 bandar udara yang dipantau untuk penerbangan dalam negeri yaitu: Jakarta, Surabaya, Makassar, Medan, Denpasar, Banjarmasin, Balikpapan, Semarang, Tarakan, Kupang, Solo, Mataram, Yogyakarta, Pekanbaru, Palembang, Pontianak, Batam, Padang, Pangkal Pinang, Manado, Jambi, Ambon dan Palu. Sedangkan untuk angkutan udara internasional akan dilaksanakan pemantauan pada 4 (empat) Bandar udara yaitu: Jakarta, Surabaya, Medan, Denpasar. Karena itu Anto dan pemudik yang akan menggunakan pesawat terbang tidak perlu khawatir dan bisa menjalani ritual mudik dengan nyaman. Tinggal dipastikan tiket pesawat tidak ketinggalan. foto:bankdata,bf

Lebaran tinggal hitungan hari, jutaan warga Indonesia di berbagai daerah sudah bersiap menjalani “ritual” mudik. Bagi masyarakat muslim di Indonesia tidak afdhol rasanya jika melewatkan lebaran tanpa berkumpul dengan keluarga di kampung halaman. Begitu juga yang dirasakan oleh Anto (35 tahun), sudah sejak awal ramadhan ia memesan tiket pesawat untuk mudik ke kampung halamannya di Sumatera. Jika biasanya dia mudik dengan kapal laut bahkan sempat mudik dengan kapal perang angkatan laut yang diperbantukan mengangkut pemudik. Sejak dua tahun ini dia lebih memilih mudik dengan angkutan udara. “Harga tiketnya mungkin agak sedikit lebih mahal mas, tapi saya nggak perlu lagi menghabiskan tiga hari di dalam kapal, cukup dua jam saja, “ celetuknya.

jakan penumpang yang lebih tinggi sehingga para pemudik dapat terangkut seluruhnya. Saat ini ada dua maskapai dalam negeri yang sudah meminta penambahan penerbangan ke Departemen Perhubungan yaitu Garuda Indonesia dan Merpati sebesar 40 kali penerbangan. "Sedangkan penambahan frekuensi bagi maskapai asing mencapai 85 penerbangan," ungkap Direktur Jenderal Perhubungan Udara Budhi M. Suyitno. Budhi memperkirakan ada 19 rute mengalami lonjakan antara lain dari Jakarta dan Surabaya menuju Denpasar dan Banjarmasin. Namun pihaknya memastikan kesiapan armada dan kapasitas tempat

>>

jalur mudik lewat angkutan udara tahun ini meningkat paling tajam ketimbang moda transportasi lainnya. Walaupun di sisi lain terdapat penurunan jumlah armada yang melayani.

(doni@bipnewsroom.info)

Jam Operasional Ditambah

Tak ada Kekosongan Sedangkan untuk penyiapan bandara yang melayani rute internasional penyiapannya tidak tergantung ada tidaknya Lebaran. Kuntadi juga menjamin sejumlah landasan pacu pada bandara di AP I yang sedang menjalani pelapisan (overlay), seperti Bandara Ngurah Rai dan Bandara Adisutjipto tidak akan menggangu penerbangan. Selain kesiapan teknis bandara, seluruh bandara juga telah menyiapkan personel sehingga tidak ada kekosongan ketika dibutuhkan penambahan jam operasional bandara. Di lain pihak PT Persero Pertamina akan me-

nambah stok bahan bakar minyak (BBM) menjelang lebaran sehingga dapat memenuhi peningkatan permintaan BBM dari masyarakat. "Saat ini Pertamina sedang menambah stok untuk lebaran, kita sedang mengadakan tambahan premium 4,8 juta barel dan solar 5,4 juta barel," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Faisal Menurut Faisal, Pertamina sudah menjaga stok nasional BBM yang banyak dibutuhkan masyarakat dalam menghadapi lebaran mulai saat ini. "Posisi sekarang, stok avtur cukup untuk 21,4 hari, premium 16,7 hari, kerosin cukup 23 hari, dan stok solar cukup 18 hari. Saat ini Pertamina sedang menambah stok untuk Lebaran, kita sedang mengadakan tambahan premium 4,8 juta barel dan solar 5,4 juta barel," tegasnya. Pemeriksaan Tetap Berjalan Untuk memastikan keamanan moda angkutan udara, Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal memastikan bahwa kelayakan terbang pesawat akan tetap diperhatikan. Apalagi dengan adanya prediksi peningkatan penumpang sekitar 14,8 persen. Karena itu guna memastikan penumpang aman dengan penambahan frekuensi penerbangan ke berbagai jurusan setiap pesawat harus diperiksa dan diteliti sebelum melakukan penerbangan. "Khusus kelayakan terbang, setiap pesawat akan diperiksa dan diteliti. Saya sudah minta Dirjen Perhubungan Udara untuk mengecek kesiapan dan kelayakan terbang. Landasan pacu Bandara Adisutjipto juga sudah diperbaiki," katanya. Menteri juga meminta, agar para aparat di bandara bisa serius menangani praktek pencaloan, keterlambatan jadwal dan harga tiket yang tidak sesuai dengan ketentuan. "Pelayanan terbaik akan membuat pemudik mencintai angkutan udara. Ini sesuai keinginan Presiden yang menginginkan agar bandara menjadi gerbang citra Indonesia," ujarnya. Menteri Jusman pun mengaku cukup puas de-

foto:bf

Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan yang menetapkan 23 bandara sebagai bandara untuk lebaran maka jam operasional 23 bandara yang dipersiapkan untuk angkutan Lebaran 2007 dapat diperpanjang selama maskapai membutuhkannya dan telah mendapat izin Departemen Perhubungan. Sekretaris Perusahaan, PT Angkasa Pura I Kuntadi Budianto mengatakan perpanjangan masa operasional bandara tersebut akan dilakukan setelah maskapai penerbangan mendapat izin dari Departemen Perhubungan dan menyerahkan pemberitahuan kepada pengelola bandara. "Hal ini khusus pada bandara-bandara yang tidak beroperasi selama 24 jam. Jam pembukaan atau operasional seluruh bandara itu siap diperpanjang sesuai dengan keperluan," kata Kuntadi. Namun Kuntadi mengingatkan bahwa untuk memperpanjang jam operasional bandara memerlukan biaya. “Karena itu, maskapai penerbangan juga harus mengerti hal itu dengan maksud adanya biaya yang harus dikeluarkan” tuturnya. Lebih jauh Kuntadi menjelaskan, jam operasional setiap bandara di Indonesia berbeda-beda. "Beberapa bandara ada yang hanya buka sampai pukul 18.00, tapi ada juga yang sampai pukul 23.00, sedangkan bandara yang biasa beroperasi selama 24 jam adalah Bandara Ngurah Rai Denpasar," jelasnya.

ngan kondisi Bandara Soekarno-Hatta. "Saya lihat kesiapan aparatnya cukup baik. Kita cek pesawatnya dan pilotnya, semua dalam kondisi baik. Pokoknya memang merupakan tuntutan di dunia penerbangan, tiap yang terbang itu harus selamat," imbuhnya. Walaupun demikian, Jusman mengakui kendala yang akan menghadang angkutan mudik Lebaran tahun ini pasti tetap ada. Karena itu pihaknya akan senantiasa mengantisipasinya. Jusman mengaku pihaknya tetap optimistis. "Gangguan itu pasti ada. Cuma memang kita upayakan diperkecil. Kalau tak ada dua hal itu, saya sangat yakin angkutan Lebaran akan lancar dan tidak ada masalah," kata Jusman. (doni@bipnewsroom.info/mth)

9


Edisi Khusus

www.bipnewsroom.info/komunika email: komunika@bipnewsroom.info

Melaut, Tetap Murah dan Aman?

>>

Jumlah penumpang transportasi laut pada Agustus 2007 turun menjadi 477,73 ribu orang atau turun 11,50 persen. Sementara angkutan barang malah naik 4,65 persen dibanding Juli 2007 menjadi 15,48 juta ton

Imbas Persaingan Persaingan harga pada setiap armada transportasi juga berimbas transportasi laut. Tentu banyak orang ingat ketika maskapai penerbangan berlomba memasang harga murah, transportasi udara menjadi yang paling laris. Imbasnya, jumlah penumpang transportasi laut pada Agustus 2007 turun menjadi 477,73 ribu orang atau turun 11,50 persen. Sementara angkutan barang malah naik 4,65 persen dibanding Juli 2007 menjadi 15,48 juta ton. Dalam semester pertama tahun ini, secara keseluruhan jumlah penumpang turun 55,06 persen ke posisi 4,03 juta orang. Jumlah pengantaran barang melalui armada ini juga turun 6,84 persen atau mencapai 112,02 juta ton dibanding periode sama tahun 2006. Tetap Alternatif Laut merupakan alternatif jalur mudik bagi sebagian orang, terutama bagi mereka yang berada di luar pulau. Namun, waktu tempuhnya yang relatif lama cenderung bukan menjadi pilihan utama saat ini. Karena itu, Insan pun memperkirakan untuk mengambil cuti dua minggu sebagai rentang waktu perjalanan melalui laut. Laiknya angkutan transportasi lainnya, ancaman kecelakaan merupakan risiko yang bisa kapan pun terjadi. Seperti terbakarnya KMP Levina I yang mengingatkan akan cerita KMP Tampomas II di

tahun 80-an. Pada dasarnya ada dua sebab utama: human error dan technical error. Data Departemen Perhubungan, kecelakaan transportasi laut dari tahun 2002 hingga 2006 disebabkan ulah manusia, alam, dan teknis. Sebanyak 212 kecelakaan disebabkan oleh manusia, 150 oleh alam dan 111 karena permasalahan teknis. Dari empat tahun tersebut telah memakan korban 416 jiwa. Masih Banyak Dirjen Perhubungan Laut H. Harijogi mengakui bahwa keselamatan pelayaran di Indonesia saat ini masih sangat memprihatinkan, terbukti dalam tiga tahun terakhir, sejak 2005 sampai dengan Juni 2007 kecelakaan laut mencapai 320 kasus dengan korban tewas 728 orang dan kerugian barang 26.422,37 ton. Dari 320 kasus kecelakaan pelayaran itu, pada 2005 terdapat 125 kasus yang terdiri dari 25 kasus kapal tenggelam, 36 kali kebakaran, 21 kali tabrakan, 32 kali kecelakaan yang menyebabkan terjadinya kehilangan jiwa manusia dan harta benda, dan 11 kali penyebab lainnya. Untuk tahun 2006 kasus kecelakaan laut ini meningkat sebanyak 143 kali yang terdiri dari 72 kasus kapal tenggelam, 14 kasus tabrakan, dan kecelakaan akibat lainnya mencapai 29 kali. Akibat peristiwa kecelakaan selama 2006 terdapat 727 orang korban jiwa. Selain itu kerugian muatan 2.558 ton, kendaraan 31 unit, hewan 425 ekor. Sementara pada tahun 2007 hingga Juni kasus kecelakaan laut mencapai 119 kali, di antaranya kapal tenggelam 58 kali, kebakaran 12 kali, tabrakan kapal 10 kali, kerusakan mesin 1 kali, kapal kandas 14 kali dan kejadian lainnya 9 kali. foto:dewi

Insan (26) agak lega. Pasalnya, awal September lalu, lelaki yang hobby bermusik ini terancam gagal pulang kampung saat lebaran. “Bagaimana tidak, uang di tabungan menipis setelah bayar kontrakan rumah. Sementara tiket pesawat melonjak naik, tidak ketulungan,” katanya. Atas saran seorang teman pun akhirnya ia melirik ke angkutan laut. Kenapa tidak naik kapal laut saja! Benar juga, dengan uang yang pas-pasan akhirnya ia pun mengantongi tiket pulang pergi. “Bahkan masih ada sisa untuk hidup setelah lebaran nanti,” katanya gembira.

Tidak Tertib Pemerintah mengatakan, penyebab utama kecelakaan laut adalah karena faktor kelebihan muatan dari daya angkut yang ditetapkan, baik itu

angkutan barang maupun orang. Bahkan tidak jarang pemakai jasa pelayaran memaksakan diri naik kapal meskipun kapal sudah penuh dengan tekad asal dapat tempat di atas kapal. Lantas bagaimana menjelang lebaran tahun ini? Meski PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Utama Merak memastikan jumlah kapal mencukupi untuk keperluan angkutan Lebaran 2007, namun kedisiplinan semua pihak perlu ditingkatkan. Karena lagi-lagi menyangkut keselamatan dan kenyamanan penumpang. Dua lebaran terakhir ini menurut Departemen Perhubungan memang tidak lagi terjadi ledakan penumpang yang sampai memunculkan kekisruhan, seperti tarik-menarik antarpenumpang. Namun demikian, cuaca buruk seperti angin kencang, kabut, gelombang dan arus deras yang ada di perairan laut juga bisa menjadi kendala serius kelancaran penyeberangan. Untuk meminimalisir kejadian kecelakaan tentunya kepatuhan semua pihak atas peraturan yang ada menjadi hal yang utama. Mengingat transportasi laut merupakan transportasi rakyat “murah”, tetapi juga harus aman! (yuliarso/berbagai sumber)

Hitung-hitung Bisnis Kapal Laut

10

Beragam Operator ASDP merupakan salah satu penyelenggara layanan angkutan laut dan penyeberangan di Indonesia. Secara faktual, cukup banyak perusahaan pelayanan nasional. Di tahun 2001 tercatat ada 1.762 perusahaan pelayaran. Dari jumlah tersebut, perusahaan pelayaran yang memiliki kapal berbobot sampai 174 gross ton (GT) ada 126 perusahaan, yang memiliki 175 GT-4.999 GT ada 6.070 perusahaan, dan 5.000 GT ada 129 perusahaan. Sisanya, sebanyak 809 perusahaan pelayaran yang kondisinya tidak memiliki kapal atau hanya mencarter. Namun tidak semua perusahaan pelayaran yang memiliki kapal merupakan perusahaan dengan core business angkutan laut, tetapi mereka mengoperasikan kapal tersebut sebagai sarana penunjang kegiatan industrinya. Perusahaan tersebut seperti

PT Pelni dengan 44 kapal, Pertamina (35 kapal), Meratus (19 kapal), PT Arpeni (18 kapal), Berlian Laju Tanker (9 kapal), dan PT Pusri dan Bahtera Adiguna masing-masing 7 kapal (Dirjen Hubla). Secara umum, perkembangan transportasi laut di Indonesia kiranya masih dikuasai oleh pihak asing. Mengapa, karena kita ternyata belum memiliki armada kapal yang memadai dari segi jumlah maupun kapasitasnya. Dominasi pelayaran asing terlihat dari muatan (freight) kapal asing yang mengangkut muatan luar negeri (ekspor/impor), yakni menguasai muatan sebanyak 92,5 persen (322,5 juta M/T). Adapun muatan dalam negeri, kapal asing menguasai 50 persen dari seluruh angkutan total barang (89,8 juta M/T). Data tahun 2001 menunjukkan, kapasitas share armada nasional terhadap angkutan luar negeri yang mencapai 345 juta ton hanya mencapai 5,6 persen. Adapun share armada nasional terhadap angkutan dalam negeri yang mencapai 170 juta ton hanya mencapai 56,4 persen. Kebanyakan pula perusahaan pelayaran nasional hanya menjadi agen dari kapal-kapal pelayaran asing. Alhasil, Indonesia tidak memiliki otoritas untuk menekan sumber inefisiensi dalam transportasi laut. foto:bankdata,bf

Dalam angkutan laut khususnya layanan penyeberangan antara pelabuhan Merak-Bakauheni, Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal menyatakan PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) menyiapkan sebanyak 20 kapal. Selain itu, juga disiapkan empat kapal cadangan milik PT ASDP dan tiga kapal milik TNI AL. Jika 20 kapal yang disiapkan ternyata belum mencukupi, kapal cadangan baru akan dioperasikan. "Untuk penyeberangan dari Merak-Bakauheni ini yang juga perlu diperhatikan adalah banyaknya kendaraan bermotor. Menurut prediksi kepolisian, pengendara motor yang bakal menggunakan jasa penyeberangan mencapai 25 ribu kendaraan. Untuk itu perlu diantisipasi dengan memberikan jalur khusus kepada pengendaran motor saat masuk atau keluar kapal," kata dia. Menurut Menteri, untuk angkutan kapal atau feri akan diantisipasi dengan pengaturan yang dilakukan polisi dan pihak angkutan sungai danau dan penyeberangan (ASDP). "Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya saya percaya aparat mampu mengatur pemudik berkendaraan bermotor di setiap pelabuhan," katanya.

Berimbas Pada Tingkat Kecelakaan Padahal, jika dicermati berbagai kecelakaan di sektor transportasi laut, pada dasarnya bermuara pada persoalan manajemen. Sebut saja fakta persaingan harga yang tidak terkendali. Jika dulu angkutan laut merupakan alternatif yang paling murah bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, maka sekarang setelah perang tarif antarangkutan udara banyak masyarakat memilih angkutan udara karena bisa menghemat waktu tempuh. Walhasil, angkutan laut pun ikut-ikutan menurunkan tarif. Ironisnya hal ini menambah kerugian di tataran manajemen. Pihak manajemen pun akhirnya berupaya berkelit. Memangkas biaya pera-

watan dan kelengkapan keselamatan sehingga keselamatan dan kenyamanan menjadi nomor sekian. Atas nama efisiensi pula jumlah kapasitas penumpang maupun barang yang terangkut pun dibiarkan melebihi ambang batas. Aspek keselamatan dan kenyamanan menjadi terabaikan. Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) dan International Transport Workers Federation kerap menemukan bahwa alat keselamatan yang tidak memenuhi persyaratan, tempat pelampung terkunci, alat pemadam kebakaran yang sudah kedaluwarsa, dan peralatan navigasi yang tak layak operasi. Namun, pada kenyataannya tetap diperbolehkan melakukan pelayaran. Ini berarti melanggar ketentuan yang sudah ada. Pengembangan transportasi laut dan sarana pendukungnya, yakni pelabuhan merupakan salah satu faktor yang memberikan kontribusi yang signifikan secara ekonomi. Potensi nilai ekonomi dari sektor ini minimal mencapai 6 miliar-9 miliar dollar AS dengan dasar perhitungan jumlah nilai ekspor dan impor sekitar 90 miliar dollar AS per tahun, di mana 7-10 persen adalah porsi transportasi laut. Tinggal persoalannya bagaimana proses manajemen itu dilakukan dengan baik dan bertanggung jawab. (yuliarso/m)


Edisi Khusus

www.bipnewsroom.info/komunika email: komunika@bipnewsroom.info

Iklan Promosi Pembangunan Drs. Masatif Ali, Pengurus FK Media Tradisional (METRA) Provinsi Sumatera Selatan Di jalan jalan protokol, atau ditempat tempat strategis dalam kota, sering mata kita tertumbuk papan reklame besar yang lain dari yang lain. Bukan menawarkan produk atau jasa, namun sekadar gagasan atau ide. Iklan jenis ini tidak merayu khalayak untuk membeli mobil merek tertentu, tapi mengajak masyarakat waspada dan berpartisipasi kegiatan pembangunan. Semasa lebaran pun akan banyak ditemukan iklan dan spanduk berisi himbauan agar lebih berhati-hati ketika berada di jalan. Saat membolak balik lembaran koran atau majalah, disamping iklan beragam kosmetik, makanan atau minuman ringan, obat-obatan sampai iklan operator selular dan real estate, ada pula iklan “non produk”. Pesannya jelas mengajak masyarakat lebih cerdas dan berhati-hati dalam membeli sesuatu. ”Pikir dua kali sebelum membeli…”. Iklan Layanan Masyarakat dan Iklan Pembangunan Iklan Layanan Masyarakat orang biasa menyebutnya. Karena, konon, isinya memang diabdikan untuk masyarakat, oleh siapapun juga entah lembaga profit ataupun pemerintah. Akhir-akhir ini di media elektronik radio atau televisi, iklan tersebut makin marak, seolah bersaing dengan “saudara tua”-nya yang lebih dulu eksis iklan-iklan komersial! Ada iklan “Hemat Energi”, ada iklan mengajak konsumen menghemat pemakaian listrik. Ada pula iklan tentang persiapan mudik. Dan ada yang menawarkan gagasan “3M” untuk mengatasi bahaya demam berdarah. Iklan layanan biasa juga disebut sebagai iklan gagasan (idea advertising), atau ketika dikaitkan dengan keberadaan pemerintah disebut Iklan Pembangunan (development advertising). Yang dijual bukan barang dagangan, produk atau jasa. Tapi berupa gagasan pembaharuan, pembangunan yang diperlukan masyarakat. Bisa juga mempromosikan gagasan solusi untuk mengatasi berbagai masalah seperti mengatasi wabah penyakit, banjir, penggundulan hutan, bahkan upaya memberantas KKN, dan sebagainya. Benyamin V. Lozaree, pakar komunikasi Filipina

yang dalam 1970-an mengelilingi sembilan negara Asia meneliti periklanan pembangunan, mendefinisikan Periklanan Pembangunan itu sebagai “… pemanfaatan prinsip, metode dan teknik periklanan untuk membantu terwujudnya sasaran dan tujuan pembangunan”. Kecenderungan Global Kecenderungan positif untuk beriklan pembangunan, beriklan layanan masyarakat, nampaknya mulai berkembang mulai saat itu. Kabarnya tahun 1973, para pakar dan praktisi komunikasi, per-iklanan, Keluarga Berencana dan Kependudukan rame-rame mengadakan seminar di East West Centre Hawaii. Mereka membahas peranan apa yang dapat dimainkan dunia periklanan untuk mendukung program KB yang mulai digalakkan. Dalam pertemuan ditunjukkanlah contoh-contoh pemanfaatan periklanan dalam program KB, misalnya apa yang dilakukan di negara-negara Asia, di Afrika Barat. Lalu bermunculan iklan kampanye berbagai program pembangunan dimana-mana. Di Indonesia, Filipina, India, mulailah bermunculan iklan non-produk ini. Yang paling menonjol pada waktu itu iklan kampanye KB dan Kependudukan. Dimana-mana terdapat himbauan agar masyarakat ber-"KB" dengan teks besar besar: ”Anak kami dua, bagaimana dengan Anda?” Di radio terdengar kumandang jingle “Aku anak sehat tubuhku kuat, karena ibuku rajin dan cermat, semasa aku bayi selalu diberi ASI dan imunisasi…”. Cukup Ampuh Iklan-iklan pembangunan mengajak khayalak ikut serta, karena memang untuk kebaikan masyarakat seluruhnya. Kecenderungan iklan model baru ini, berlanjut terus sampai sekarang. Maka itu di kota kota besar hampir selalu ada iklan seperti itu ditempat-tempat strategis. Di Palembang misalnya, sekarang ada iklan “Visit Musi 2008” untuk mengkampanyekan program pariwisata air Pemerintah Kota Palembang. Ada lagi iklan luar ruang mempromosikan “Sumsel Lumbung Pangan dan Energi” dengan gambar Gubernur serta Wakil Gubernur, ingin menyakinkan betapa besarnya potensi provinsi ini sebagai penyedia pangan dan energi.

Dari mana biaya beriklan Layanan Masyarakat? Ada yang dibiayai sendiri, ada pula dengan kerjasama dengan perusahaan besar. Banyak Iklan Layanan Masyarakat dilaksanakan seperti itu, mungkin karena perlu dana besar jadi perlu sponsor. Masyarakat periklanan menyebutnya sebagai Iklan Bonceng (free ride advertising). Misalnya iklan “Tertib Lalu Lintas”, diboncengkan pada iklan produk dari produsen tertentu pada satu display. Dengan iklan bonceng semuanya untung. Gagasan pembangunan jalan, yang mensponsorinya pun untung. Ubah Persepsi Dalam periklanan tujuan akhirnya adalah agar masyarakat mengetahui dan sadar. Karena itu oleh gagasan dan desain pun berkembang dengan pesat. Iklan gagasan kini sama menariknya dengan iklan-iklan komersial. Prinsip persuasinya dalam menggaet sasaran juga sama: menanamkan berbagai gagasan pembaharuan dan berbagai kebijakan atau program pembangunan. Kalau iklan kosmetik merayu-rayu menjanjikan kecantikan pemakainya bak selebritis, iklan gagasan “Pemberantasan KKN” pun, kalau dibuat dengan kreatif mampu menjanjikan pemerintahan yang bersih dan tentu menarik. Siapa yang tidak tergiur dengan janji kecantikan sebuah parfum? Atau kejantanan, kekuatan dan kehebatan yang digambarkan iklan produk minuman sebuah merek minuman energi? Iklan gagasan pun bisa meniru kiat yang serupa dalam menarik dan mendapatkan partisipasi khalayak. Asal jangan janji gombal, janji kosong yang membohongi khalayak. Sebab, kata David Ogilvy, ”promise is the soul of an advertisement” (janji adalah nyawa periklanan). Tentu janji yang wajar, yang masuk akal dan bertanggung-jawab sesuai dengan realita gagasan yang ditawarkan. Karena itu, iklan gagasan -- walaupun berupa wujud gagasan– pada dasarnya tetap menginformasikan program atau pemikiran yang konkrit, bukan program “diatas awang-awang”, yang sloganistis, yang bombastis, yang sekedar mengumbar janji belaka, bukan itu!

WAJAH KITA

Konsumsi Saya malu pada para petani kita, kata seorang teman. Bayangkan, kita tiap hari makan beras dari padi yang mereka tanam. Sementara, belum tentu mereka bisa makan beras setiap hari. Sontak saya berkomentar, bisa jadi tidak makan nasi itu pilihan mereka juga, ucap saya setengah protes. Kegundahan teman saya itu diungkapkan saat acara makan siang bersama di sebuah hotel berbintang di bilangan Jakarta Utara. Tentunya sedikit banyak hal itu menohok batin saya yang sedang mengunyah irisan daging rendang beserta nasi punel yang lumayan enak. Sekalipun dalam rangka kegiatan seminar yang jarang pula saya ikuti undangannya. Jangan hal itu membuat anda tidak enak, sergah teman saya. Sejurus kemudian ia mengungkap bahwa sekarang perasaannya sudah agak mendingan. Karena di rumahnya di kawasan Bogor, ia telah menyerahkan pengolahan satu hektar tanahnya pada dua keluarga petani. Saya tak mau tahu mau diapakan tanah itu, hasilnya boleh mereka makan, boleh buat sekolahkan anak-anak mereka, yang penting tiap bulan ada sekantung beras untuk kebutuhan sebulan di rumah. Teman saya adalah seorang pekerja keras. Karena itu ia melakukan hal yang sama terhadap petani penggarap tetangganya itu. Mereka pun harus bekerja keras. Karena mereka tak punya tanah, silahkan kerjakan saya punya tanah. Toh saya juga tak mungkin melakukan hal itu sendirian sembari bekerja di instansi peme-

rintah, katanya. Kerja keras sebagian orang Indonesia, seringkali hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan perut. Kebutuhan yang lain adalah barang yang tidak terlalu penting. Bukan barang primer, kalau dulu diajarkan di kelas pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Kebutuhan pangan akhirnya menjadi sebuah kewajiban. Namun bagaimana pemenuhannya bisa jadi berbeda bagi setiap orang dan kebudayaan. Ada yang dicukupi dengan beras atau nasi. Ada pula yang dicukupi dengan sagu, ada pula yang jagung. Tak ada perbedaan, semuanya berpulang pada kebiasaan. Atas nama kebiasaan pula, mungkin pemikiran teman saya di atas akan menjadi hal yang aneh. Karena kita terbiasa memakan nasi, maka terkadang kita tak peduli pada orang lain yang tidak bisa makan hal yang sama dengan kita. Atau jika muncul kepedulian, akhirnya kita berupaya untuk memastikan bahwa mereka pun harus memakan hal yang sama dengan kita: nasi. Padahal, sekalipun kebutuhan sama namun keinginan setiap orang bisa saja dan boleh saja berbeda. Kegundahan teman saya adalah kegundahan yang mungkin berumur ratusan tahun bahkan ber-

abad-abad. Namun seringkali kegundahan itu tertutup oleh kilasan peristiwa dan kemonceran peringatan sesaat yang bisa melupakan memori jangka pendek manusia. Laiknya lebaran tahun ini. Berbondong-bondong orang datang ke pusat perbelanjaan. Uang THR, uang insentif yang didapat pegawai (kecuali pegawai negeri sipil dan pejabat), digelontor sedemikian rupa hingga ludes dalam hitungan hari atau bahkan jam. Bahkan kabarnya, Bank Indonesia pun harus menggelontor sekian triliun untuk mengantisipasi belanja ketika lebaran ini. Lantas ketika uang itu berputar selama hitungan hari, terus kemana lagi uang tersebut bergulir dan bermuara? Alih-alih mempertanyakan, kita pun kadang sibuk mencatat dan membuat hitungan di atas kertas bahwa ada perputaran modal sekian sekian. Ini menunjukkan kontribusi positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat. Cuma masalahnya masyarakat yang mana? Muara perputaran arus uang tadi pun tak pernah tuntas dijawab oleh rumput yang bergoyang. Usai perbincangan dengan teman saya saya, sebenarnya saya masih menyimpan pertanyaan yang rasanya tak etis untuk disampaikan langsung kepadanya. Karena ketika ia menunjukkan kepeduliannya ia ternyata juga meminta imbal balik dalam bentuk beras. Tapi itulah kehidupan. Kita tak bisa sepenuhnya mengkhayal, menggambar dan mencipta suatu relasi yang ideal. Karena yang ideal hanya (mth) di atas kertas.

11


Budaya Konsumtif Gairah orang untuk berlomba membelanjakan uang juga tampak di sebuah supermarket di Kota Wonosobo, Jawa Tengah. Dua minggu menjelang puasa berakhir, pusat perbelanjaan satu-satunya di kota dingin ini tampak ramai dijejali pengunjung. Mereka kebanyakan membeli makanan, pakaian dan perabot rumahtangga. Lagi-lagi lebaran dijadikan alasan pembenar untuk mengeluarkan uang.

√ Sepeda Motor dihimbau menyalakan lampu utama pada siang hari √ Jumlah penumpang Sepeda Motor maksimal 2 orang terdiri atas 1 pengemudi dan 1 penumpang √ Aturan pemuatan barang di sepeda motor: tidak melebihi lebar stang kemudi, tinggi barang tidak melebihi tinggi pengemudi, tidak melebihi panjang kendaraan, tidak menghalangi pandangan pengemudi, dan tidak menggangu stabilitas kendaraan √ Pengendara dan penumpang Sepeda Motor Wajib Memakai Helm Standar √ Dilarang mengunakan mobil bak terbuka untuk mengangkut orang √ Kendaraan pengangkut barang dan Bahan Bangunan yg Bersumbu Lebih dari 2, Truk Tempelan, Gandengan dan Kontainer dilarang Beroperasi di Pulau Jawa dari Tanggal 9 Oktober 2007 (H-4) pukul 00.00 WIB s/d tanggal 13 Oktober 2007 (H1) pukul 24.00 WIB Kecuali BBM, Bahan Pokok, Ternak, Pupuk, Susu Murni, dan Barang Pos Departemen Perhubungan

“Mumpung lebaran mas, beli baju untuk anakanak, sekalian beli kue-kue,” kata Kustini, warga Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Sosiolog Sartono Mukadis dalam sebuah seminar menyatakan bahwa lebaran di Indonesia memang masih lekat dengan budaya konsumtif, terlepas itu dianggap rasional maupun tidak. Orang sering memaksakan diri membeli sesuatu secara berlebihan, atau sesuatu yang sebenarnya di luar jangkauan kemampuan ekonominya, sekadar agar bisa tampil beda di saat lebaran. “Contoh nyata adalah masyarakat urban di Jakarta yang mati-matian mengkredit sepeda motor untuk dibawa pulang kampung. Tidak terpikirkan bagaimana ia membayar cicilan nanti, yang penting bisa menunjukkan kepada keluarga dan temantemannya di desa bahwa ia di Jakarta sukses,” ujar Sartono. Seperti laiknya sebuah budaya yang menjangkiti massa, rasionalitas dalam kegiatan belanja menjelang lebaran memang bukan sesuatu yang dianggap penting. “Emosi dan gengsi lebih sering memegang kendali ketimbang daya pikir, maka tak heran jika perilaku ini di kemudian hari justru membuat pelakunya kalang kabut,” imbuh Sartono. Kewajaran Sikap Boros Tapi masyarakat tampaknya tak terlalu hirau yang dilakukan itu merugikan dirinya atau tidak. Yang penting bagi mereka adalah merayakan lebaran, itu saja pertimbangannya. Banyak yang menganggap bahwa bersikap boros dalam rangka lebaran adalah wajar. “Sekali setahun tidak apa-apa tidak apaapa kan boros. Toh semua orang juga seperti itu,” kata Sidik Hermawan, PNS yang baru saja memborong satu set televisi beserta audio-nya di sebuah toko di Jl Pasar, Delanggu, Klaten, Jateng, untuk persiapan lebaran tentu saja. Bahkan ada yang tidak peduli apa yang akan terjadi nanti setelah lebaran berakhir. Yang ini dikemukakan Sukardi, warga Tieng, Kecamatan Kejajar. Lelaki yang berprofesi sebagai petani kentang ini baru saja mengkredit dispenser, televisi, VCD player dan telepon selular di sebuah lembaga kredit di Jl Sumberan Wonosobo. Menurut dia, lebaran adalah hari yang sangat istimewa, sehingga patut dirayakan secara istimewa pula, diantaranya ya dengan membeli barang-barang baru. “Saya selalu beli perabot rumahtangga baru menjelang lebaran. Saya tidak peduli nanti habis lebaran bisa membayar cicilannya apa tidak. Yang nanti dipikir nanti, yang penting sekarang saya bisa menyenangkan keluarga,” katanya. Ealah! Sikap boros dan irasional masyarakat juga terlihat dalam dunia transportasi. Para pe-

mudik mau saja membeli tiket dengan harga yang sangat tinggi. Seperti yang dialami Taufik, ia mau saja membeli tiket pesawat Jakarta-Surabaya seharga Rp 1 juta lebih, padahal harga normalnya sekitar Rp300 ribu. “Yang penting bisa sampai ke rumah dan berlebaran bersama-sama dengan keluarga,” kata lelaki tiga anak ini. Lagi-lagi lebaran dijadikan kambing hitam untuk meneguhkan keputusan membeli tiket dengan harga tinggi. Habis Lebaran “Miskin” Lagi Berpikir sekarang untuk sekarang, tampaknya juga menjadi stereotipe sebagian masyarakat urban yang bekerja di Jakarta. Di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri, Jateng, misalnya, banyak sekali pemudik yang berkantong tebal saat pulang ke desa, namun sehabis lebaran kembali jatuh “miskin”. Hal ini terjadi karena pendapatan yang mereka kumpulkan bertahun-tahun di Jakarta amblas untuk kegiatan konsumtif seperti jajan, belanja, rekreasi dan hiburan. Akibatnya, saat akan berangkat lagi ke Jakarta, mereka terpaksa minta bekal kepada orangtua. “Fenomena ini selalu terjadi setiap tahun, sehabis lebaran. Banyak orangtua di sini mengeluh karena dimintai sangu (bekal—Red) oleh anak-anak mereka yang akan berangkat kerja,” kata Sarmin, mantan Kepala Desa Dawungan Kecamatan Jatiroto. Sementara di Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, banyak petani yang pada saat lebaran terlihat kaya, punya kendaraan dan peralatan elektronik, namun habis lebaran mendadak miskin, lantaran barangbarang yang ia miliki ia jual kembali. “Anehnya, warga di sini menganggap hal seperti itu biasa saja. Kalau ditegur mereka paling akan bilang, tenang Bu, lebaran depan kita beli barang-barang seperti itu lagi,” ungkap Sarini, guru SD setempat. Lebaran memang bukan waktu yang tepat untuk menghitung untung-rugi. Namun juga perlu disadari, lebaran juga tidak tepat dijadikan sebagai alasan pembenar untuk menghambur-hamburkan uang demi kebutuhan yang tidak perlu. Lebaran adalah saat menunjukkan pribadi yang bersih, beriman dan bertakwa, setelah digembleng dalam puasa selama satu bulan penuh. Karena itu, tak sepantasnya dinodai dengan sikap boros dan konsumtif yang nyata-nyata tidak sejalan dengan makna lebaran yang sesungguhnya. Mohon maaf lahir dan batin! (gunarjo@bipnewsroom.info)

foto: goro, bf. mth

Misdi, tukang poles kursi dan mebelair di desa Kutu Dukuh, Kelurahan Siduadi, Kecamatan Mlati, Sleman, Jogjakarta, menjelang lebaran ini mendadak kebanjiran order. Biasanya, sebulan paling banyak dapat order mengecat mebelair dua set, tapi menjelang lebaran ini ia sudah diantre lima set kursi ukir dan dua set kursi makan yang semuanya minta dipoles biar tampak seperti baru. “Untuk menyambut lebaran,” kata Misdi, menirukan para pelanggannya. Lelaki tamatan SMP di Tridadi Sleman ini mengaku, omset usahanya bisa membengkak hingga 150% saat bulan puasa tiba. Itu lantaran banyak warga yang merasa tidak ‘pede’ berlebaran dengan kursi lama. “Mereka rela buang uang untuk memoles kursi, asal bisa tampil beda saat bakdo (istilah lebaran dalam bahasa Jawa). Tapi saya senang kok, penghasilan saya meningkat,” katanya terkekeh. Rupanya bukan hanya Misdi yang senyumnya makin lebar menjelang hari Fitri. Wijayanto, pemilik dealer mobil di Jl Magelang di kota yang sama juga rajin mesam-mesem, lantaran omset penjualan mobil menjelang lebaran meningkat secara signifikan. “Hari ini saya baru saja melepas dua minibus dan satu MPV (multi porpouse

van—Red) katanya. Ramainya jual-beli mobil ini tak lepas dari demam lebaran yang selalu muncul menjelang hari Idul Fitri. Tidak percaya, lihat saja bursa mobil bekas yang digelar di halaman TVRI Jogjakarta setiap hari Minggu. Menjelang lebaran jumlah mobil yang dipajang di sana meningkat hampir 100%. Yang laku juga meningkat hingga 40%. “Di bulan puasa, setiap hari Minggu 20-30 mobil terjual. Saya kira wajar banyak orang beli mobil, karena mereka membutuhkan kendaraan untuk mudik ke kampung halaman,” kata Suparyono, panitia bursa. Soal nanti habis lebaran dijual lagi, itu perkara lain. “Yang penting ada kendaraan untuk pulang ke kampung saat lebaran nanti,” kata Bambang Heru, pegawai BUMN, yang baru saja mengeluarkan uang cash 22 juta untuk membeli sebuah minibus yang rencananya akan ia pakai untuk mudik sekeluarga ke Jember, Jawa Timur.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.