Universitas Kristen Duta Wacana
13
@UKDW JOGJA @duta_wacana
01
Kantor Humas UKDW
Alamat Redaksi: Kantor Biro 4 UKDW Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo No. 5-25, Yogyakarta 55224 Koran Kampus UKDW
Januari 2019
korankampus@staff.ukdw.ac.id
d
UKDW Ambil Bagian dalam Penyelenggaraan Global Entrepreneurship Workshop 2018
Firdaus Hia Raih Prestasi Sayembara Arsitektur di Tingkat Nasional
2 DOC. BIRO IV UKDW
D
Goshen College’s Students Starts SST Program at UKDW
6
Minggir Festival: Pendidikan Kontekstual
10
alam rangka menindaklanjuti Minutes o f M eet i ng (M oM ) C ap aci t y Development for the Indonesia Village Development Innovation Programme antara Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemendesa), United Nations Office for South-South Cooperation (UNOSSC), serta Kementerian Sains dan ICT (MSIT) Republik Korea diwakili oleh Platform Group dan Consortium Group, diselenggarakan workshop kewirausahaan dengan tajuk Village Innovation Program (VIP) untuk mendukung Program Inovasi Desa (PID). Workshop ini diselenggarakan bersama Seoul National University, AIEES, Handong Global University (HGU), dan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Adapun tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk berbagi pengetahuan mengenai potensi usaha desa, penciptaan ide kreatif, dan penyusunan rencana usaha untuk meningkatkan kemampuan wirausaha masyarakat desa. Selain itu, pelaksanaan workshop juga untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan mengenai pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi melalui kerja sama pembangunan internasional. Kegiatan yang ditujukan bagi komunitas, pelaku usaha dan Badan Usaha Milik Desa
foto:dok/KK.Biro IV
foto:dok/KK.Biro IV
(BUMdes) atau Village Owned Enterprise baik yang berada di desa maupun kelurahan tersebut diselenggarakan pada tanggal 19-21 Desember 2018 di University Club Hotel UGM. Dengan terselenggaranya acara ini, para peserta diharapkan dapat membantu pemerintah dan masyarakat di Indonesia untuk menghasilkan program-program dalam rangka peningkatan kapasitas kelurahan atau desa melalui bisnis, teknologi tepat guna, serta pemahaman regulasi, hukum, dan etika dalam wirausaha. Pada sesi awal VIP, Prof. Gi-Hong Kim dari HGU menjelaskan mengenai dua aspek penting yang mendukung perkembangan ekonomi daerah, yaitu wirausaha dan inovasi. Dua hal tersebut akan mendukung percepatan pengentasan kemiskinan dan tercapainya kemandirian desa. Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa entrepreneurship bukan hanya sekedar membuat start-up bisnis maupun kejelian dalam melihat peluang, namun lebih menekankan kepada menciptakan pengalaman yang dapat memberikan kontribusi pengetahuan sehingga tercipta peluang-peluang baru. “Dalam berwirausaha kita juga harus melihat dan mempertimbangkan mengenai regulasi pemerintah dan hukum yang berlaku, karena terkadang regulasi dapat berganti sesuai dengan perkembangan situasi,� paparnya. Penyelenggaraan workshop kali ini turut melibatkan fasilitator dari Kementerian
foto:dok/KK.Biro IV
foto:dok/KK.Biro IV
PPN/Bappenas dan UKDW yang berperan mendampingi peserta untuk berlatih menemukan persoalan penting yang terjadi di masyarakat, menggali alternatif solusi yang dimungkinkan, dan menuangkannya dalam konsep inovasi serta perencanaan bisnis. Pada hari pertama workshop, ditemukan beberapa persoalan mendasar yang ada di masyarakat seperti rantai distribusi yang mempengaruhi ketidakpastian harga bahan baku, ketergantungan ketersediaan bahan mentah pada iklim dan cuaca, serta pola pikir wirausaha di masyarakat yang belum menerapakan cara berpikir industri sehingga memperlambat peningkatan kapasitas produksi. Melihat konsep dan pentingnya implementasi entrepreneurship tersebut, maka Priyanto Rohmatullah, S.E., M.A selaku wakil dari Kementerian PPN/Bappenas dan Ir. Henry Feriadi, Ph.D selaku Rektor UKDW menyatakan bahwa kerja sama ini dapat diteruskan dalam program ke depan yang akan melibatkan daerah-daerah di Indonesia dan Kamboja sesuai dengan agenda VIP yang akan diprakarsai oleh konsorsium dari Korea. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam workshop kali ini peserta dilatih untuk mempersiapkan perencanaan wirausaha serta inovasi daerah yang dapat menjadi model pengembangan capital growth dan hasilnya dipresentasikan pada hari terakhir pelatihan. [Guspara]
foto:dok/KK.Biro IV
Naskah Pemenang NEWC Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni
Developing the Creative and Innovative Potential of Indonesian Young People by Andrea Amelia Pieters SMA Santa Maria 1 Bandung
Foto by SMA Santa Maria 1 Bandung
C
reativity and innovation go hand in hand. These two things are important aspects in building a nation. Many things that we see now are built upon a series of ideas, starting from the buildings where we study or work, the houses we live in, the vehicles we ride on, to the books that we read, all of these things started off as ideas. These creations and innovations have helped us ease our everyday activities even help us improve our economy. Because of that, we have to keep developing creative and innovative potential in order to keep these ideas coming and to turn these ideas into something real that can possibly help improve the quality of our life. Regarding this concern, this essay will discuss how the creative and innovative potential of young people can be developed. How can young people develop their creative and innovative potential? In fact, there are many ways to develop creativity and innovation. The first simple step can be carried out through hobbies. Young people who are passionate about their hobbies can develop their creative and innovative way of thinking by doing the things they love. By doing those activities, one can indulge themselves in the creative process as well as experience enjoyment and happiness, an important emotion young people should feel. Albert Einstein once said that creativity is intelligence having fun. The statement obviously implies that doing hobbies is a great way for developing creativity as well as innovation. Another point is that young people tend to choose to be involved in their hobbies and the things they love rather than in anything else.
Hobbies will allow young people to express themselves and what they are capable of. Doing hobbies is also a great way for self-improvement. Hence, hobbies can surely help develop the creative and innovative potential of young people. Second, creativity and innovation can be developed through education. Schools and education also play a big role in developing creative and innovative potential of young people.Young people, especially students, spend the majority of their time at school. In this place, their creative and innovative potential can be practiced in many ways; through group or individual subject-related projects, school programs and organizations, and as well as extracurricular activities. A big advantage of this is that school allows them to develop through communication. Group projects, for example, will allow students to improve their communication skills as well as to express their creativity and innovation. Furthermore, this will allow the students to give and receive feedback. Feedback will provide students with a chance to learn something new, which means that they are facilitated to develop their creative and innovative potential. Apart from that, creativity and innovation can be a great help for students to improve problem-solving skills. This skill is very important for students to enable them to come up with solutions to the problems they face. Regarding this skill, there is a method called Creative Problem Solving or CPS for short, a problem solving method in an
Foto by SMA Santa Maria 1 Bandung
imaginative and innovative way (www.creativeeducationfoundation.org). This method involves a process that can help us redefine the problems that possibility we face, come up with new and innovative answers as well as solutions, and then take action. This goes to show that not only does creative and innovative potential help us ‘create’ but also ‘solve’. The third, creative and innovative potential of young people can be developed through the society. Our society embraces various communities consisting of people, who are commonly young, with various creative ideas in their minds. These communities provide young people with bigger chances to turn their creativity and innovation into actual things that can give contributions to the society themselves. Communities like theatre clubs, craft clubs, reading clubs, etc., can be a great help in developing creative and innovative potential of the young generation. As a result, the potential developed does not end up only as an idea, but becomes an actual real object or creation. It also means that creativity and innovation fulfill their role in helping the lives of the community, society, and young people themselves. Apart from the communities, the government can also take part in developing young people’s creative and innovative potential. The government can provide public facilites to help boost the potential. They can also build partnership with creative industries to facilitate internship program for young people. Another real example of the government’s participation is providing financial assistance to Facilitating
Revitalization of Physical Infrastructure of Creative Space, Creative Space Facilities, and Information and Communication Technology which are intentionally established to improve the quality of creativity and innovation. The last step to develop creative and innovative potential is building global communication and networking. Ideas come from various places and are not limited to only one small group or one nation. There are no boundaries in looking for inspiration. This suggests that young people should be exposed to both national dand international communication and relation.. Through global communication, the young people of this nation will be able to expand their creativity through exchanges in different and never before discovered ideas. Activities such as school exchange programs, international culture festivals, a study of global knowledge, and even social media are some of the things that can help young people expose themselves to the globalized world. To summarize, creative and innovative potential of young people are things that should not and never be neglected. Both should be paid attention to for it has an important role in building the character of the society, the nation, and the world. One sentence to keep in mind is, “Everything is built upon creativity.” Therefore, let’s all participate in developing the creative and innovative potential of young generation, the generation who will soon have the world in their hands.
7
Opini
8
d
Merubah Nilai Perspektif Sistem Pendidikan di Indonesia
sumber: www.tuntasmedia.com
Sumber: www.mirajdodikurniawan.wordpress.com
S
aat ini kurikulum di Indonesia menekankan pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio yang terdiri dari sedikitnya 8-9 mata pelajaran yang menghabiskan rata-rata 3540 jam/minggu dan berfokus kepada pendidikan karakter serta pemahaman studi literasi. Seorang guru juga dapat menargetkan siswanya membaca empat sampai lima buku bacaan per tahun. Kurikulum ini diberi nama Kurikulum 2013 (K-13) dan tahun 2019 ini adalah tahap akhir implementasi. Saat ini sekolah/madrasah se-Indonesia yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 sebanyak 16.791. Sebanyak 7.961 sekolah/madrasah yang merupakan sekolah pilot projek dan sebanyak 8.830 dilaksanakan secara mandiri. Sedangkan sisanya menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal ini disebabkan di beberapa daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T), para pengajar masih belum mampu menyesuaikan diri dari Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) dengan Kurikulum 2013 (Kultilar), yakni guru yang awalnya memegang peran utama dalam kelas yakni mendidik, namun adanya perubahan tersebut mengharuskan guru sebagai fasilitator dan siswa yang dituntut lebih aktif secara mandiri. Beberapa komunitas yang bergerak dalam dunia pendidikan kemudian melakukan penelitian, salah satunya di Sekolah Menengah Kejuruan di Bandung. Pada sesi wawancara, sejumlah anak memberikan respon positif dan negatif dalam penerapan kurikulum 2013. Respon positif dari penerapan kurikulum 2013 ini antara lain waktu istirahat lebih lama serta peserta didik dituntut untuk lebih aktif dan kreatif sehingga peserta didik mampu mengembangkan potensinya dengan bebas. Dalam hal ini, peserta didik tidak hanya diasah dalam aspek intelektualnya, namun seluruh
aspek yang dapat dikembangkan oleh peserta didik. Di samping itu, respon negatif yang dirasakan di antaranya ketidakjelasan dalam sistem penilaian bagi peserta didik, waktu belajar di sekolah menjadi lebih lama dibandingkan sebelumnya sedangkan waktu tersebut dirasa tidak begitu efektif karena banyak guru terkesan membiarkan peserta didik sementara masih terdapat Ujian Nasional (UN) yang digunakan sebagai evaluasi standar proses pembelajaran siswa aktif. Persoalan ini yang menjadi kekhawatiran orang tua/wali siswa dan memutuskan untuk memberi anaknya tambahan jam belajar (bimbel) di luar sekolah atau dengan kata lain ‘kurang percaya’ terhadap sistem pendidikan di sekolah. Bimbel adalah kelas pelajaran tambahan yang diadakan di luar jam sekolah. Les ini memang bisa diikuti siswa dari berbagai jenjang, tapi biasanya bimbel akan laris manis menjelang UN. Ketika mengikuti bimbel maka otomatis jam belajar disekolah yang tadi sudah dikeluhkan cukup panjang akan bertambah dan bahkan jauh lebih padat. Kebanyakan orang tua/wali akan mengeluhkan hal tersebut, namun jaminan yang diberikan lembaga bimbel terasa memuaskan sekalipun beberapa diantaranya hanya sekedar janji belaka. Berdasarkan hasil survey Kompas pada tahun 2012 terhadap 770 responden mengenai peran les mata pelajaran dalam keberhasilan ujian, hampir 88 persen murid beranggapan bimbel sangat membantu mereka mendapatkan nilai bagus. Dari hasil tersebut, orang tua/wali yang cenderung mempercayakan anaknya pada lembaga bimbel memiliki harapan besar dengan rela membayar harga fantastis agar anaknya terlatih mengerjakan soal-soal ujian hingga diterima di perguruan tinggi ternama. Tentu dipandang tak berpendidikan adalah aib yang dihindari oleh semua orang, akan tetapi
di luar itu pada dasarnya pendidikan formal tidak menjamin kesuksesan seseorang. Di balik itu justru harus diikuti dengan kemauan serta batasan kemampuan tiap-tiap anak. Dapat dibayangkan apabila anak-anak mengikuti kehendak orang tuanya sementara mereka memiliki impiannya sendiri. Manusia terlahir memiliki hak kebebasan memilih jalannya sendiri tanpa merasa terintimidasi. Bersamaan dengan hal tersebut, anak justru tidak boleh dikendalikan oleh kemauan orang tua atau akan berakhir tragis seperti kasus-kasus yang telah terjadi, salah satunya di negara tetangga, Singapura. Seperti dilansir Kompasiana, siswi kelas empat SD berusia sepuluh tahun mengakhiri hidupnya dengan terjun dari sebuah apartemen di tingkat lima. Ia ditemukan terkapar tewas dengan mengenakan kaus oblong - celana pendek seragam sekolahnya. Siswi yang tergolong pintar di sekolah itu sangat terpukul ketika mendapat ranking ketiga serta mendapat tekanan dari ibunya. Langkah kecil yang dapat diambil saat ini dimulai dari dalam keluarga. Pendidikan harus dibicarakan matang antara orang tua/ wali dengan anak sebagai pribadi yang menjalankan kewajibannya di instansi pendidikan. Orang tua tidak hanya bertanya perihal nilai tetapi juga mengetahui proses perkembangan motorik anak yang akan memperlihatkan potensi alamiah anak dan nantinya mengetahui kemana anak akan berkarir. Peran orang tua sebagai sumber kasih sayang dalam keluarga sangatlah besar. Diperlukan pengajaran kepada anak untuk berpikir realistis dan optimistis, bahwa kadang kala nilai di sekolah dapat naik atau turun, seperti halnya kesehatan, kalau tidak dijaga, bisa turun. Langkah besar juga perlu disikapi dengan berani oleh pemerintah di bidang pendidikan sebagai kunci perubahan yang tepat sasaran dalam berpikir jangka waktu kedepan. Selama
pemerintah tidak memperbaiki sistem pendidikan kita, hanya bimbel yang mampu menutupi kebobrokannya. Jika dipikirkan lebih jauh, bahan ajar dasar mulai dari hitung-hitungan dan hafalan yang ditempuh selama hampir sembilan tahun serta materi Ujian Nasional (UN) tidak banyak digunakan ketika sudah berada di jenjang perguruan tinggi. Dapat dilakukan survei kepada mahasiswa diperguruan tinggi, berapa banyak di antara mereka yang masih mengingat rumus-rumus aljabar maupun pelajaran menghafal di buku tebal sejarah. Hal ini lantaran karena perguruan tinggi sudah berupa penjurusan dimana mahasiswanya memilih dan mengembangkan potensi yang dimiliki, namun seperti mengulang dari nol karena pada jenjang sekolah hanya memperoleh pengetahuan dasar yang diulang-ulang. Beberapa waktu lalu, pemerintah mulai membangun program sekolah berbasis riset. Sekolah ini mengandalkan penelitian sebagai landasan meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbeda dengan pendekatan IPTEK secara teoritis di lembaga pendidikan formal, sekolah berbasis riset mengembangkan teori IPTEK dan menelitinya menjadi action in practical. Riset atau penelitian sederhana menjadi bagian dari mata pelajaran dan tugas bagi setiap siswa. Dengan metode ini setidaknya siswa dapat terlatih pada bidang yang diminati sejak awal dan mampu menemukan solusi bagi pembangunan bangsa Indonesia jangka panjang. Namun lagi-lagi pemerintah dinilai kurang matang dalam menjalankan sekolah berbasis riset tersebut sehingga diperlukan dukungan dari semua pihak, regulasi untuk kepastian hukum dan penyediaan sarana. [Eva dirangkum dari berbagai sumber]
Siraman Rohani Indah Pada Waktunya (Pengkhotbah 3:1-15) Kesulitan dalam Hidup “Laut mana tak berombak? Bumi mana tak ditimpa hujan?” Kalimat tersebut merupakan peribahasa Indonesia yang saya temukan di postingan salah seorang teman di Instagram. Artinya segala sesuatu pasti memiliki kesulitan, resiko dan bahayanya tersendiri. Saat memilih berangkat ke kampus jalan kaki dan tidak punya kendaraan pribadi, kita akan kesulitan ketika berangkat terlambat dan tidak bisa tiba lebih cepat. Saat memilih berangkat ke kampus dengan ojek online, kita akan kesulitan ketika kuota habis dan akhirnya tidak bisa order ojek. Segala sesuatu yang kita lakukan, kita miliki, kita pilih, pasti berkemungkinan menyimpan potensi kesulitannya juga. Tahun 2018 memiliki kesulitannya sendiri, tetapi seiring waktu ternyata dapat diselesaikan dan terlewati satu persatu. Bagaimana dengan tahun 2019? Bisa jadi kesulitan yang lalu masih tersisa atau bahkan belum selesai atau mungkin akan ada kesulitan baru yang datang menghadang kita. Tetapi asal kita memiliki pengharapan dan rencana baik setidaknya membuat kita siap memasuki tahun baru 2019 ini dengan mantap dan percaya diri. Sebab setiap hal yang kita alami pada dirinya selalu menyimpan potensi kemungkinan mendatangkan kesulitannya tersendiri bagi kita. Bahkan dalam hal rencana baik sekalipun selalu ada kesulitan dan kesusahannya sendiri. Hal ini mengingatkan pada satu filosofi China yang cukup terkenal yakni “dalam hitam ada putih, dalam putih ada hitam” yang dikenal dengan istilah Yin dan Yang. Kebaikan dan keburukan akan selalu melekat dan mengiringi kehidupan manusia selama ia hidup dalam dunia. Nampaknya, yang baik dan buruk, kemudahan dan kesulitan memang merupakan bagian yang tak bisa dilepaskan perjalanan hidup dan waktu.
Sumber: www.freepeik.com
Akankah Biar Waktu Yang Menjawabnya? “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya,” kata Pengkhotbah 3:1. Hal baik dan hal buruk adalah segala sesuatu yang juga ada masanya. Setelah ayat tersebut, penulis kitab Pengkhotbah melanjutkan pesannya dengan menyebutkan hal positif dan negatif secara bergantian diawali dengan kata “ada waktu..” (ayat 2-8). Seakan-akan semua yang baik-buruk itu memang sudah diatur dan harus ada dalam kehidupan manusia. Mungkin ini bukan
seakan-akan, tetapi memang benar demikian, segala yang baik dan buruk itu memang ada dan harus ada dalam kehidupan manusia. Sebaik apapun kita mempersiapkan, mengerjakan, mengusahakan segala hal yang menurut kita baik, tak selalu hal tersebut terjadi seturut harapan kita. Allah mengerjakan hal yang baik untuk kita dengan cara dan periode waktu yang Ia tetapkan dan tak selalu dapat kita pahami. “..tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir,” (Pengkhotbah 3:11b). Mungkin hari ini
Allah menghadirkan pengalaman yang seturut dengan harapan kita, kemudian kita merasa itu baik. Kemudian di esok hari Allah menghadirkan pengalaman yang tak sesuai dengan harapan kita, dan kita merasa hal tersebut buruk. Buruk karena Allah tidak melakukan apa yang kita harapkan. Padahal itu semua adalah cara Tuhan berkarya. CaraNya berkarya tak selalu kita pahami, namun percayalah yang tak terpahami itupun tetaplah indah karena Ia menjadikan segala sesuatunya dengan sungguh amat baik. Pada akhirnya beberapa sikap positif yang dapat dilakukan memasuki tahun baru ini berdasarkan nasehat pengkhotbah; Pertama, jalani hidup sesuai dengan waktu yang ditetapkan Tuhan untuk melakukan hal-hal yang baik, berfaedah dan mendatangkan kegembiraan bagi sebanyak mungkin orang dalam jangkauan kita; Kedua, maknai segala pengalaman hidup dan peristiwanya yang terjadi, entah kesedihan, sukacita, dan kebahagiaan sebagai cara Tuhan sedang mengolah sikap syukur dan percaya kita pada kebaikanNya; Ketiga, selalu ada harapan baik dari setiap perbuatan tangan Tuhan dalam hidup kita. Satu hal yang pasti takut akan Tuhan menjadi dasar terpenting disepanjang tahun mendatang, sebab orang yang demikian akan mendapatkan hikmat kehidupannya dan menjadi pribadi yang tidak akan menyerahkan nasibnya tanpa bertindak apapun kepada waktu secara pasif. Selamat memasuki tahun 2019 dengan iman dan keyakinan akan karya Allah yang sungguh amat baik, Tuhan menemani dan memampukan kita untuk menapaki setiap proses kehidupan di tahun yang baru. Percayalah bahwa segala sesuatu dijadikanNya indah pada waktuNya! [Ester Novaria]
9
Seputar Jogja
10
Pendidikan Kontekstual Dimulai dari Potensi Masyarakat dan Lingkungannya
B
erawal dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kaki Gunung Rinjani, Niniek Pebriany Basri bersama rekan-rekannya mendirikan perpustakaan yang mereka beri nama Book for Mountain (BfM). Tidak hanya sampai disitu, BfM kemudian melanjutkan misi literasi ke berbagai pelosok daerah dan sudah membangun sekitar 40 perpustakaan serta melakukan 19 proyek sosial yang sudah berjalan selama hampir 10 tahun terakhir ini. Pada akhir tahun 2017 lalu, BfM berusaha menulis buku cerita anak yang disesuaikan dengan kondisi lokasi proyek perpustakaan selanjutnya, yaitu Desa Mulakoli di kaki Gunung Ebulobo, Flores. Terbitlah buku seri yang diberi judul Kemiri Yori. Siapa Yori dan mengapa kemiri? Disebutkan dalam ilustrasi bahwa Yori adalah seorang anak yang tidak sengaja menemukan tunas kemiri lalu kemudian bersama kakek dan teman-temannya ia menanam, merawat, dan mengolah tanaman kemiri hingga dapat digunakan oleh bangsa lain di dunia. Sedangkan buah kemiri dipilih karena masih banyak diantaranya yang belum memiliki pengetahuan dalam mengolah kemiri yang pada dasarnya memiliki potensi seperti bahan baku minyak dan sebagainya. Dalam rangka merayakan peluncuran seri buku Kemiri Yori ini, BfM lalu kembali membuat proyek dimana bagian dari hasil penjualan tiketnya akan didonasikan kepada satu perpustakaan di kaki gunung atau daerah yang memiliki kultur pertanian berupa satu seri Kemiri Yori yang terdiri dari empat buku. Buku Kemiri Yori merupakan kritik atas dunia pendidikan dan pertanian Indonesia yang dihadirkan secara kontekstual kepada anak-anak, dengan harapan hal ini mampu menyadarkan tentang betapa pentingnya memaknai pengetahuan sebagai sesuatu yang tidak berjarak dengan lingkungan tempat tinggal kita. Proyek berupa acara kolektif yang digelar di Dusun Planden, Desa Sendang Rejo yang dimana termasuk dalam kawasan kecamatan Minggir, maka acara tersebut diberi nama “Minggir Festival”. Tepatnya pada hari Sabtu tanggal 12 Januari 2019, “Minggir Festival” terlaksana dengan berkolaborasi bersama Agradaya di Dusun Planden dan melibatkan ibu-ibu PKK serta karang taruna. Di setiap proyek, BfM juga terbuka untuk para volunteer yang ingin
foto dok.KK/Eva
foto dok.KK/Eva Suasana acara Minggir Festival
terlibat bersama masyarakat mewujudkan pendidikan kontekstual di daerah pinggiran. Rangkaian acara “Minggir Festival” terdiri dari panggung talkshow bersama Rara Sekar dan Ben Laksana sebagai rekan yang juga bekerja di dunia pendidikan dan memiliki kebun kooperatif di pekarangan rumahnya, Niniek yang merupakan seorang alumni mahasiswa arsitektur Universitas Gadjah Mada (UGM) memiliki harapan untuk bisa menjangkau anak-anak Indonesia menemukan kekayaan alam semesta melalui buku dengan mendirikan organisasi non-profit BfM. Dua pembicara lain adalah Nisya Saadah Wargadipura yang menyerap ilmu
pertanian secara otodidak dan mendirikan pesantren ekologis yang memadukan pendidikan dengan praktek bercocok tanam demi kelangsungan hidup lingkungan dan sosok terakhir, Andhika Mahardika, dengan dibantu sang istri, memiliki andil besar dalam membangun komunitas pertanian Agradaya. Lokasi acara “Minggir Festival” berada di sekitar Agradaya. Kawasan ini sendiri dipilih karena memiliki potensi pengembangan pertanian yang baik, khususnya tanaman toga untuk minuman jamu seperti jahe dan temulawak. Pemanfaatan lahan dalam satu desa seperti ini sebagai wujud nyata dari keberhasilan
menikmati hasil pangan untuk mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari yang sehat bagi tubuh bahkan memberikan dampak positif bagi ekonomi kreatif dari hasil panennya tanpa perlu menempuh pendidikan sesuai di kota yang belum jelas tujuannya. Agradaya sudah banyak memasok olahan hasil kebunnya di luar Jawa. Mulai dari daun teh alami, kombucha, water keffir, jamu kencur, dan temulawak yang banyak diminati serta coklat dari perkebunan kakao yang dipadukan dalam kombucha. Semua olahan tersebut menjadi bahan workshop dan mengisi penjualan produk yang dikemas dengan sangat menarik di salah satu stand pasar rakyat. Sehingga tidak hanya talkshow dan berbagi pengalaman tetapi juga merasakan langsung bagaimana mengolah bahan baku pertanian yang dapat kembali dipraktekkan di rumah untuk dikonsumsi secara teratur dan memberi kesehatan bagi tubuh. Praktek ini menyadarkan sebagian orang bahwa sehat tak perlu mahal, terutama ketika berpikir di desa tidak memiliki kemajuan dalam hal pendidikan dan teknologi. Justru sebaliknya, di daerah yang belum banyak pembangunan seperti di desa, mereka memiliki jauh lebih banyak ruang atau lahan. Ruang ini kemudian ditanami dengan tanaman-tanaman pokok yang bertujuan bersama yakni hasilnya bersifat kooperatif. Dari tujuan inilah akan terbentuk interaksi sosial guna saling mencukupkan kebutuhan hidup sehari-hari. Hidup berkecukupan pada dasarnya ialah tujuan hidup setiap individu dan pendidikan merupakan pengantar dari hal tersebut. Bukan melulu tentang pendidikan formal lalu bekerja di kantor mencari uang untuk menafkahi keluarga dan merawat diri, tetapi pendidikan yang mengajarkan langsung apa potensi yang dimiliki dan bagaimana cara mengembangkannya untuk mencukupi kebutuhan hidup. Daratan di Indonesia memiliki tingkat kesuburan tanah cukup baik maka dikenal sebagai salah satu negeri agraris. Faktor tersebut dapat diupayakan dengan memberi edukasi dini bagi anak-anak, terutama di desa mengenai manfaat bercocok tanam di kehidupan selanjutnya dari alam yang sudah tersedia. Adanya peluang di daerah pertanian, otomatis juga akan menekan angka urbanisasi. [Eva]
foto dok.KK/Eva
Serba-Serbi 10 Hal yang Harus Kamu Ubah di Tahun yang Baru
T
ahun yang baru membuat kita memiliki sederet resolusi untuk kita terapkan dalam hidup kita dan berharap dengan tahun yang baru akan membawa pengaruh yang besar untuk kehidupan kita. Tahun 2019 akhirnya telah datang. Itu artinya ada lembaran hidup yang baru sudah siap untuk ditulis dengan cerita yang lebih baik. Menulis cerita yang lebih baik tidak hanya dengan mengukir prestasi atau bahkan memiliki kehidupan yang baru. Dengan sedikit cara kecil dan sederhana, seperti mulai berhenti melakukan hal-hal di bawah ini, kamu pun sudah bisa memiliki cerita hidup yang lebih baik daripada sebelumnya. 1. Berhenti jadi orang yang mudah tersulut emosi. Di tahun yang baru ini kamu perlu belajar jadi lebih mawas diri. Ketika ada hal yang tidak terjadi sesuai dengan rencana, pastilah rasa kecewa yang akan muncul. Biasanya, rasa kecewa ini tidak hilang begitu saja dan membuatmu sementara waktu menjadi pribadi yang lebih sensitif juga tempramental; seakan ada tanda “senggol-bacok” di dahimu. Keadaan emosi yang tinggi seperti ini seringkali membuat otakmu tidak bisa berpikir dengan jernih dan akhirnya kamu pun membuat banyak keputusan yang kelak mungkin bisa kamu sesali. Coba ingat kembali, berapa kali dalam setahun kemarin kamu membuat keputusan yang salah hanya karena emosi? Kalau lebih dari 2 kali, berarti sudah waktunya tahun ini kamu harus merubah diri. Selagi 2019 baru saja dimulai, belajarlah secara perlahan untuk mengatur emosi diri. Jika ada masalah atau mengalami kegagalan, jangan terburu-buru mengeluarkan sisi temperamentalmu. Menepilah sejenak dari keramaian, dinginkan pikiran, baru kemudian satu per satu masalah kamu selesaikan. Jangan lupa untuk menyisipkan senyuman di setiap masalah yang terjadi karena percaya atau tidak, senyum bisa membuat segalanya lebih baik. Jika semua masalah kamu selesaikan dengan kepala dingin maka yakinlah keputusan yang kamu ambil akan menjadi keputusan dan jalan keluar yang terbaik meski tidak sepenuhnya sempurna. 2. Hidup orang lain bisa terlihat lebih sempurna. Tapi berjanjilah, mulai tahun ini kamu akan lebih mensyukuri apa yang kamu punya. Pepatah tersebut sepertinya memang tidak sembarang dibuat dan mengejutkannya, terasa begitu dekat dengan kehidupan kita. Cobalah ingat kembali, berapa kali kita tergiur melihat keelokan dan kesuksesan hidup orang lain. Pasti hampir semua menjawab: sering. Mulai dari ingin secantik si primadona kampus hingga ingin punya kehidupan yang bahagia seperti orang lain. Begitu seringnya kita melihat kebaikan yang ada di diri orang lain, kita semakin ingin menjalani hidup seperti mereka dan mulai membandingkan hidup kita dengan kehidupan yang mereka miliki. Hidup orang lain memang terlihatnya begitu sempurna, tetapi sebenarnya tidak juga. Untuk mendapatkan hidup yang lebih baik, mereka juga melewati rintangan dan kesulitan, sama seperti kamu. Lalu mengapa mereka bisa sukses? Itu karena mereka tidak terlalu mempedulikan apa perkataan orang. Mereka berpegang teguh pada tujuan mereka dan selalu berusaha menjadi diri sendiri. Menikmati hidup dengan apa adanya dan selalu bersyukur akan jauh lebih nikmat daripada kita sibuk membandingkan apalagi mengeluhkan berbagai hal dalam hidup. Justru itu akan membuat kita semakin tertekan dan tidak enjoy dalam kehidupan yang kita jalani saat ini. Oleh karena itu, berhentilah dari kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Setiap orang punya cerita kehidupannya masing-masing. Dan untuk membuatnya berwarna, jadilah diri sendiri dan nikmati petualangan hidupmu sendiri. 3. Tahun baru adalah momen tutup buku. Maafkan dirimu dan berhenti menyesali kesalahanmu yang telah lalu. Sudah berapa banyak momen yang terlewat hanya karena kamu sibuk menyesali masa lalumu? Menyesali masa lalu hanya akan membuatmu tertinggal. Di saat semua orang sudah perlahan berjalan maju, kamu masih berada di tempat yang sama seperti dulu. Mengutuki keadaan dan memikirkan mengapa hal buruk itu bisa terjadi, tanpa memikirkan ada kehidupan di depan yang harus tetap dijalani. Masalah atau momen dalam hidupmu yang sudah berlalu tidak akan pernah kembali lagi,tugasmu sekarang hanya menjalani waktu dan masa depan yang berada tepat di depan matamu. Mulailah untuk melakukan hal yang lebih bermanfaat dan jangan sampai di tahun yang baru ini kamu justru melakukan hal yang sama seperti di tahun kemarin dan kamu akan menyesalinya di kemudian hari. Tahun baru ini adalah awal yang baru. Jangan biarkan awal lembar hidup barumu dimulai dengan kisah yang sama, yang kamu sudah tahu bagaimana akhirnya. Tulislah cerita baru dan warnai kembali hidupmu yang dulu sempat kelabu. Nikmati setiap kata yang kamu tulis di hidupmu. Biarkan masa lalu itu hadir di saat kamu butuh peringatan bahwa kegagalan itu ada dan jangan biarkan jatuh ke lubah tersebut untuk kedua kalinya. 4. Bahagia hanya bisa kamu ciptakan sendiri. Berhenti bergantung pada orang lain untuk menciptakan kesenangan hati. Mungkin sampai sekarang masih banyak di antara kita yang tidak tahu apa itu kebahagiaan. Kita cuma tahu bahwa kalau bahagia, hidup kita tidak lagi akan susah dan selalu ada senyum yang tersungging di bibir kita. Diiming-imingi hal tersebut, selama hidup hingga saat ini, kita terus menerus mencari kebahagiaan tersebut; tanpa tahu apa bentuknya dan bagaimana caranya. Kenyataannya, kamu tidak akan menemukan kebahagiaan walaupun mencari hingga ke ujung dunia. Mengapa? Karena kebahagiaan itu adalah perasaan, bukan sebuah objek atau benda yang dapat dilihat oleh mata. Kebahagiaan hanya bisa dirasa dan satu-satunya yang bisa merasakannya adalah diri kita sendiri. Oleh karena itu, jika ingin merasa bahagia, buatlah dirimu terus berada dalam perasaan yang bahagia. Sering-sering bersyukur, jauhi hal-hal yang bisa mendatangkan emosi negatif, hingga yang termudah adalah tidak pernah lupa untuk tersenyum. Iya, semudah itulah untuk mendapatkan bahagia. Kalau selama ini kamu belum merasa bahagia, mungkin kamu belum tahu saja bagaimana caranya. 5. Rasa takut hanya menjadi penghalang. Buang jauh rasa itu dan mulailah berani mengambil tantangan. Rasa takut itu wajar dan hampir semua manusia pasti merasakannya, apalagi saat akan
melakukan sesuatu untuk pertama kalinya. Pikiranmu pasti akan ke mana-mana dan menerka apa yang akan terjadi di depan nanti — Apa aku akan gagal? Apa aku akan sakit hati?. Namun, tanpa kamu sadari, rasa takut itulah yang akan jadi penghalangmu untuk maju. Coba ditilik lagi, apakah itu benar rasa takut semacam fobia atau hanya sugesti untuk melindungi diri dari kemungkinan terburuk. Kalau memang hanya sugesti, mulailah berusaha untuk menghadapinya dengan sikap yang santai dan tanpa prediksi macam-macam. Ini kehidupan nyata, bukan dongeng yang bisa ditulis atau hanya sebatas sugesti. Kamu akan tahu hasilnya kalau sudah mencobanya. Jika waktu yang kamu punya hanya disibukkan dengan berbagai sugesti yang berbau negatif, maka itu yang menjadi penghambatmu untuk selangkah lebih maju dalam mengubah hidupmu. Ambillah risiko yang ada di depanmu itu. Entah memberanikan diri bimbingan skripsi dengan dosen yang killer, unjuk bakat melawak dengan tampil di panggung stand up comedy, atau menjajal kemampuan di bidang yang selama ini tidak pernah kamu pikiri. Buang jauh-jauh perasaan akan mengalami kegagalan dan gantilah dengan semangat untuk mendapat keberhasilan. 6. Kamu tak akan bisa jadi sempurna. Satu-satunya cara adalah dengan menjadi versi terbaikmu sebagai manusia. Tidak ada orang sukses di dunia ini yang berhasil menginspirasi banyak orang karena mengasihani atau mengritisi hidup dan dirinya sendiri. Mereka yang menginspirasi adalah yang orang yang mampu mengapresiasi diri, bersyukur, mencintai diri sendiri, dan bangkit dari kegagalan yang telah dihadapi. Untuk itu, kalau kamu ingin bisa memiliki arti dan menginspirasi orang-orang di sekitarmu, berhentilah mengasihani dan mengritisi dirimu sendiri. Di dunia ini tidak ada yang sempurna, begitu juga kamu. Yang bisa kamu lakukan adalah menjadi versi terbaik dari dirimu dengan memaksimalkan seluruh kemampuan diri dalam melakukan apapun. Dan jangan lupa untuk selalu memaafkan diri jika mengalami kegagalan, bukan mengasihani. 7. Berhenti mencela fisikmu. Apa adanya dirimu saat ini adalah yang terbaik menurut penciptamu. Dari seluruh hal yang sering kamu keluhkan dari dirimu, mungkin ketidaksempurnaan pada fisik merupakan salah satunya. Ya, memang tidak semua orang terlahir dengan paras se-ayu Raisa atau setampan Nicholas Saputra. Tapi bukan berarti fisikmu tidak sempurna. Kulitmu yang hitam sering dipermasalahkan, padahal pigmen kulit hitammu itu melindungi dirimu dengan sempurna dari paparan sinar UV. Tubuh pendekmu juga kerap kamu keluhkan, padahal dengan tubuh itu kamu tidak perlu takut merasa tua karena selalu dianggap awet muda. Jika kamu selalu mencela fisikmu yang saat ini kamu harus lebih membuka matamu dan melihat sekelilingmu, lebih banyak orang yang membutuhkan ada yang cacat dari lahir fisiknya, ada yang harus rela kehilangan anggota tubuhnya karena sebuah insiden kecelakaan, dan masih banyak lagi. Namun mereka tetap bersyukur, dan justru menjadi seorang yang dapat menginspirasi orang lain untuk menjadi lebih baik. Keadaan fisik yang selama ini kamu cela sebenarnya adalah ciptaan terbaik dari Yang MahaKuasa untuk menyempurnakan dirimu. Dan untuk merasakan kesempurnaan itu, kamu hanya perlu mengucap syukur saja, kok. Mudah ‘kan? 8. Hentikan kebiasaan berubah hanya untuk menyenangkan orang. Ini hidupmu dan kamu tidak sedang berhutang. Kalau pacarmu berkata seperti itu, apa kamu harus segera berubah? Jawabannya, tidak. Kamu harus benar-benar tahu dulu, apakah benar kamu memang se-egois itu atau hanya pacarmu saja yang merasa kurang puas dengan sifatmu. Cari tahu apakah kamu benar-benar sosok yang egois dari teman-teman terdekatmu dan bahkan keluargamu. Kalau memang mereka berkata “Ya”, maka mungkin inilah waktunya untuk mengurangi sifat egoismu itu. Bukan untuk mereka tetapi untuk dirimu sendiri, supaya kamu bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih mampu berbagi. Namun kalau jawaban mereka “Tidak”, mungkin pacarmu yang harus berubah supaya lebih bersyukur dengan sifat dan keadaanmu. 9. Hidup itu perlu tujuan. Berhentilah menjalani hidup tanpa target. Siapa yang tidak suka menjalani hidup yang santai? Beban pikiran tidak terlalu banyak, hidup hanya tinggal mengikuti arah takdir yang sudah dituliskan. Kamu bebas melakukan apa saja yang disuka sesuai dengan kemauanmu. Menyenangkan? Memang, pada awalnya. Tapi, lama kelamaan kamu akan terbuai dan terperangkap hingga akhirnya menjalani hidup seperti ayam kehilangan induk: tidak tahu arah. Maka dari itu, dalam hidup kamu perlu membuat target dan tujuan yang akan dicapai. Bukan hanya sebagai prestasi, tetapi juga ajang menantang diri. Dengan adanya target dan tujuan, kemampuan dan kepribadianmu akan dengan cepat terasah. Hidupmu pun akan jauh lebih berkembang dari sebelumnya. Awal tahun ini adalah saat yang tepat untuk menyusun target dan tujuan hidupmu. Jangan terlalu muluk, perhitungkan dengan baik apa saja yang mampu kamu capai dalam satu tahun ke depan. Sesuaikan daftar tersebut dengan kemampuan dan buatlah timeline untuk lebih memudahkan. 10. Stop memandang satu kegagalan seperti hukuman mati. Bukankah hidup selalu menawarkan kesempatan untuk mencoba lagi? Mungkin kamu sering menggumamkan hal tersebut pada dirimu, terutama saat sedang mengalami kegagalan. Sepertinya kebanyakan manusia memang begitu. Saat sedang gagal, lebih memilih menyalahkan diri dan hidup dibandingkan bangkit dan maju untuk ‘bertempur’ lagi. Apa yang perlu dipersalahkan dalam hidup? Tidak ada, karena hidup tidak melakukan apa-apa. Bukan juga dirimu yang perlu disalahkan. “Kamu tidak gagal, kamu hanya diberikan kesempatan lebih banyak untuk belajar.” Yang perlu kamu lakukan saat gagal adalah bangkit. Menyusun kembali tangga-tangga yang telah runtuh dan membuatmu jatuh. Belajar lagi bagaimana menyusun tangga yang benar, mungkin dulu ada tangga yang tidak tepat sehingga membuatmu salah pijak. Di tahun yang baru ini, mulailah hidup baru yang harus jauh lebih baik. Dan dengan berhenti melakukan hal-hal di atas, hidup lebih baik akan dengan mudah kamu dapatkan. Selamat mencoba dan selamat tahun baru! [Pesna - sumber : https://www.hipwee.com/]
11
12
Natal UKDW 2018
Rangkaian Kegiatan Natal 2018 Universitas Kristen Duta Wacana FOTO OLEH BIRO IV UKDW