Koran Kampus UKDW Edisi Januari 2025

Page 1


UKDW Yogyakarta

@ukdwyogyakarta

UKDW Yogyakarta

Gedung Hagios Lantai 1

Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25, D I Yogyakarta

Koran Kampus UKDW korankampus@staff ukdw ac id

2

7

Universitas Kristen Duta Wacana

( U K D W ) Y o g y a k a r t a m e m p e r e r a t h u b u n g a n internasional dengan Universitas An G i a n g ( A G U ) V i e t n a m m e l a l u i penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pada awal Desember ini. Kerja sama ini mencakup berbagai bidang akademik yang strategis, seperti teknologi informasi, bioteknologi, e k o n o m i , p a r i w i s a t a , s e r t a p e n g e m b a n g a n p e d e s a a n d a n perkotaan Dengan adanya MoU ini, kedua universitas berkomitmen untuk saling mendukung dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan riset, serta memperkuat jaringan akademik mereka di tingkat internasional.

M o U i n i b e r t u j u a n u n t u k m e m f a s i l i t a s i b e r b a g a i b e n t u k kolaborasi, termasuk pertukaran mahasiswa, dosen, dan staf, serta pengembangan proyek penelitian bersama yang dapat berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan

Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni

UKDW Kembali Raih Bronze Winner Anugerah Kerja Sama Diktiristek

Mmenorehkan prestasi dengan dinobatkan sebagai peraih Bronze Winner Anugerah Kerja Sama; Kategori Perguruan Tinggi Swasta; Sub Kategori Pengelolaan Laporan Kerja Sama Laporkerma Terbaik dari Kementerian P

(Kemendiktisaintek). Penghargaan tersebut diterima secara langsung oleh Dr. Rosa Delima, S.Kom., M.Kom. selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset (WR I) UKDW dalam ajang Anugerah Diktisaintek 2024 yang diselenggarakan pada hari Jumat, 13 Desember 2024 di Graha Diktisaintek, Kemdiktisaintek Jakarta Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, beserta jajaran wakil menteri.

Kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap tahun ini merupakan bentuk apresiasi kepada para pemangku kepentingan dari perguruan tinggi, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti), mitra dari dunia usaha dunia industri, kementerian atau lembaga, media, dan jurnalis atas pencapaian kinerja, dukungan, dan kontribusi dalam transformasi pendidikan tinggi.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro menyampaikan apresiasi kepada para penerima penghargaan atas capaian kinerja dan kontribusinya dalam mendukung kebijakan kementerian. “Penghargaan ini adalah komitmen kami untuk mengapresiasi kerja keras Bapak/Ibu sekalian dalam mewujudkan transformasi dan reformasi pendidikan

Prof. Satryo mengingatkan bahwa kolaborasi dan sinergi bersama antara pemerintah, perguruan tinggi, dan seluruh pemangku kepentingan merupakan kunci keberhasilan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, serta memperkuat ekosistem riset dan inovasi Indonesia yang maju dan berdaya saing.

Sedangkan Pdt Wahju Satria Wibowo, Ph D Wakil Rektor Bidang Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Promosi, dan Jejaring (WR IV) UKDW mengatakan penghargaan ini merupakan pengakuan kepada UKDW dalam hal kerapian pelaporan pelaksanaan kerja sama yang diorganisir oleh Biro Kerjasama dan Relasi Publik (Biro IV) dan tentunya dengan kerja sama sebuah bagian UKDW. “Kerja sama merupakan keharusan bagi perguruan tinggi yang salah satunya diwujudkan melakukan pelaporan yang baik,” ungkapnya.

Dr. phil. Lucia Dwi Krisnawati selaku Kepala Biro IV UKDW turut menyampaikan ungkapan terima kasih atas dukungan dan kerja sama yang diberikan oleh seluruh civitas academica UKDW “Terima kasih banyak untuk d u k u n g a n s e m u a n y a , h i n g g a k a m

u mempertahankan status Bronze Winner dalam Anugerah Kerja Sama Sub Kategori Pengelolaan Laporan Kerja Sama Laporkerma Terbaik Tahun 2024. Anugerah ini menjadi anugerah ketiga yang kita terima dan menjadi capaian kita b e r s a m

Prodi/Unit/Lembaga yang ada di UKDW, maka anugerah ini tidak bisa kita pertahankan,” ujarnya. [mpk]

Internasional

teknologi. Selain itu, kedua universitas juga berencana untuk mengadakan seminar internasional, konferensi ilmiah, dan berbagi sumber daya akademik yang dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan bagi semua pihak yang terlibat. Perwakilan UKDW yang hadir dalam

a c a r a t e r s e b u t a d a l a h D r - I n g

Wiyatiningsih, S T , M T selaku Rektor UKDW, Raden Bima Adi, M.Th, MA, Ph.D.

selaku Dekan Fakultas Kependidikan dan Humaniora (FKHUM), dan Ignatius Tri Endarto, M.A. yang menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik FKHUM sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Rektor UKDW menyampaikan harapan bahwa kerja sama ini dapat memperluas jaringan akademik kedua universitas dan mendukung pengembangan

profesional bagi fakultas dan mahasiswa di kedua institusi. Beliau juga menekankan pentingnya kolaborasi internasional untuk memperkuat hubungan antara Indonesia dan Vietnam, serta mewujudkan berbagai peluang penelitian dan pendidikan yang saling menguntungkan. Selain penandatanganan MoU, delegasi UKDW juga melakukan kunjungan ke sejumlah fasilitas di Universitas An Giang, termasuk perpustakaan, untuk mempelajari lebih dalam mengenai lingkungan akademik dan fasilitas pendukung yang tersedia di AGU. Kerja sama ini diharapkan akan membuka peluang baru bagi kolaborasi yang bermanfaat bagi kedua universitas di masa depan, serta memperkuat peran mereka dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di kawasan Asia Tenggara. [penta]

enjelang akhir tahun, Universitas Kristen Duta
PROFILBULANINI
Pdt.Em.R.Judowibowo Poerwowidagdo,MA.,Ph.D.
STREETHARMONY#3: MerajutKebersamaanMelalui Budaya,Kuliner,danKreativitas
BalineseChristmasinYogyakarta: KolaborasiSenidanIman dalamPerayaanNatal
tinggi,” ujar Prof. Satryo.
Doc. Pribadi
Doc. Pribadi
Doc. Pribadi

Kabar Duka, Pdt. Em. R. Judowibowo Poerwowidagdo, Ph.D. Mantan Rektor UKDW Tutup Usia

Keluarga besar Universitas Kristen Duta Wacana

(UKDW) Yogyakarta berduka atas berpulangnya mantan rektor pertama, Pdt. Em. R. Judowibowo Poerwowidagdo, MA., Ph.D., pada hari Kamis, 19 Desember 2024, pukul 17.00 WIB, dalam usia 82 tahun. Beliau dikenal sebagai pemimpin visioner yang meletakkan fondasi kokoh bagi UKDW dalam perjalanannya menjadi universitas yang unggul.

Pak Yudo, begitu beliau biasa disapa, menjabat sebagai rektor pertama UKDW setelah memimpin transformasi Sekolah Tinggi Theologia Duta Wacana menjadi universitas pada 1985 Kesaksian kolega-koleganya menegaskan pengaruh besar beliau. Salah seorang rekan, Ir. Jacobus B. Wiryawan yang banyak bekerja sama dalam kiprah Yakkum di awal 1980-an, menggambarkan Pak Yudo sebagai sosok yang teguh, berargumen dengan jelas, dan berdedikasi tinggi dalam memperjuangkan dukungan dari para mitra internasional “Seringkali perjalanan kami sangat melelahkan dan tidak semuanya membuahkan hasil. Namun, beliau tetap konsisten mendorong visi dan misi, menjadi inspirasi bagi kami yang lebih muda,” ungkapnya.

Pada masa awal berdirinya UKDW, Pak Yudo aktif dalam penggalangan dana di dalam maupun luar negeri. “Saya melihat beliau sebagai seorang pemimpin dengan berbagai ide dan visi jauh ke depan, melebihi kebanyakan orang, ” tambahnya.

Beliau juga dikenang sebagai pribadi yang rendah hati dan terbuka. Salah satu dosen Fakultas Theologi UKDW, Prof. Yahya Wijaya, Ph.D., menceritakan bagaimana Pak Yudo menanggapi kritik mahasiswa dengan sikap positif dan transparan Rekan lainnya, Drs Purnawan Hardiyanto, M Ec Dev menyebut Pak Yudo membawa semangat kebersamaan dengan menghormati semua kolega sebagai mitra setara.

Drs. Bambang P. Hediono menambahkan bahwa Pak Yudo kerap melibatkan dosen baru dalam acara internasional untuk melatih mereka membangun relasi. “Meskipun bahasa Inggris kami terbatas, beliau tetap percaya dan memberi arahan dari jauh”.

Dalam pernyataan resmi, Rektor UKDW, Dr -Ing Wiyatiningsih, S.T., M.T., menyampaikan, “Kami merasa kehilangan yang mendalam atas kepergian Bapak Pdt. Em. R. Judowibowo Poerwowidagdo, MA , Ph D Beliau adalah seorang pemimpin yang inspiratif, melayani dengan hati, dan memiliki visi besar. Warisan semangat dan visi beliau akan terus hidup dalam setiap langkah kami menjaga keberlanjutan UKDW.”

Hidupnya Didedikasikan kepada Pendidikan, Kemanusiaan, dan Kebudayaan

Pak Judo lulus Sarjana Muda Theologia dari STT Jakarta pada tahun 1964. Kemudian menyelesaikan studi Master of Arts dalam Bidang Christian Education, di San Francisco Theological Seminary, San Anselmo, California, USA pada tahun 1969 Serta menyelesaikan Postgraduate Study di University of Pittsburgh, Pennsylvania, USA, dan mendapat gelar Ph.D dalam bidang Foundation of Education th 1972. Lantas melanjutkan Studi Pasca Doktor dalam bidang komunikasi pada The Annenberg School of Communication, University of Southern California, USA tahun 1978. Selain itu, Pak Judo juga mengikuti berbagai Pendidikan non formal/training. Kepiawaian, kecerdasan, kesupelan, serta budi pekertinya yang baik menjadikan Pak Judo dipercaya oleh banyak pihak Selain menjadi dosen di STTh Duta Wacana yang kemudian menjadi UKDW, Pak Judo juga mengajar di UGM.

Berbagai jabatan beliau emban dengan penuh tanggung jawab antara lain Dekan STTh Duta Wacana (1980-1986); Rektor UKDW (1985-1990); Deputy Director Ecumenical Institute, Château de Bossey, Switzerland (1990-1992); Executive Secretary for Asia and The Pacific, Theological Education Program, World Council of Churches, Geneva,

Switzerland (1992-1998); Consultant on Ecumenical Education and Formation, World Council of Churches, (1999); Rektor UKRIDA (2000-2002); Direktur Eksekutif Pusat Pemberdayaan untuk Rekonsiliasi dan Perdamaian (2002-2009); Ketua Yakkum (1975-1987); Ketua Yakkum (1999-2003); Ketua II Yakkum (2004-2009); dan Ketua YPTK Satya Wacana (2010-2015).

S Eddy Harryanto, pensiunan UKDW yang pernah menjadi staf Pak Judo menyebutkan, pada tahun 1973 – 1987 Pak Judo mendirikan Pelayanan Masyarakat Kota dan Desa yang menangani masalah sosial, ekonomi dan kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di pinggir Sungai Code, Yogyakarta.

Kemudian, saat terjadi konflik di Ambon, Maluku Pak Judo terlibat dalam penyelesaian masalah konflik tersebut melalui Tim Independen untuk Rekonsiliasi Ambon (TIRA) dan Tim Pemberdayaan Masyarakat Pasca Konflik (TPMPK), serta Tim Penyelidik Independen Nasional Konflik Maluku pada tahun 1999-2003.

Di kalangan para budayawan Pak Judo sangat dikenal dan akrab, baik dengan budayawan Indonesia maupun mancanegara Kiprahnya bukan hanya dalam lingkup nasional, tetapi juga internasional. Pak Judo juga pernah menjabat sebagai President at Asian Christian Art Association (1998-2007}. Beliau juga pernah membawa misi kesenian dari PLT Bagong Kussudiardja ke Eropa.

Pada tahun 2017, Pak Judo diketahui mengidap sakit Alzheimer sehingga harus menjalani pengobatan secara rutin Dengan demikian berbagai kegiatan semakin berkurang, namun beliau masih aktif di gereja maupun di kampung Walau beliau sakit, tetapi sangat menikmati kebahagiaannya bersama keluarga, istri, anak-anak, cucucucu, saudara-saudaranya, menantu, dan handai taulan. Dra. Timur Indyah istri beliau, merawatnya dengan tekun, setia dan penuh kasih sayang.

Pak Judo yang lahir di Purwodadi pada tanggal 1 April 1942, merupakan seorang, pemimpin, pendidik, inovator, motivator, budayawan, juru damai, dan negosiator. Masih banyak lagi predikat yang layak disandang oleh Pak Judo yang cerdas, ramah, visioner, supel, yang hingga akhir hayatnya tetap rendah hati, tulus dan sederhana. Hidup Pak Judo patut diteladani.

Kini Pdt Em. R. Judowibowo Poerwowidagdo, MA., Ph D , telah berpulang Jenazah akan disemayamkan di Auditorium Koinonia UKDW pada hari Sabtu, 21 Desember 2024 pukul 10.00-14.00 WIB. Kemudian dimakamkan di Pemakaman RS. Bethesda Mrican Yogyakarta. Selamat jalan Pak Judo, terima kasih atas jasa dan pengabdianmu untuk UKDW. Semangat dan teladanmu akan terus menyala di dalam hati kami. RIP et Vivat Ad Aeternam.

menerima tulisan dari warga

Doc. Pribadi

Mahasiswa UKDW, 30 Top Performer Program Startup Campus

ichael Jonathan Anwar, mahasiswa MUniversitas Kristen Duta Wacana

d a r i P r o g r a m S t u d i S i s t e m

Informasi Fakultas Teknologi Informasi, berhasil masuk dalam 30 Top Performer Program Startup Campus dalam kategori

UI/UX Design dengan tema project “For Sustainable Green Economy Program (Agriculture)”. 30 Top tersebut diambil dari kategori yang berbeda dengan 6 peserta dalam setiap kategorinya Dalam kategori UI/UX terdapat 3 tema projek yakni Green Economy (Agriculture), Blue Economy (Ocean) dan Creating the Next Generation, kemudian Data Science dan Artificial Intelligence Project bertema “ green

economy” yang dipilih Michael, berfokus pada design dengan konsep pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Program tersebut terafiliasi dengan program Kampus Merdeka-Magang dan Studi Independen (MSIB) yang merupakan program studi independen bagi mahasiswa yang menempuh semester 5. Startup Campus adalah program pelatihan dan mitra prakerja yang telah dinobatkan sebagai salah satu Studi Independen terbaik dalam program MSIB-Kampus Merdeka.

Michael memilih project tersebut dikarenakan dalam mata kuliah selama 4 semester ini, yang kerap dijumpai ialah

bagian fullstack untuk pemrograman. Michael ingin mencoba belajar hal baru dengan mendaftar pelatihan pada bagian design yaitu UI/UX. “

keberhasilan, tentu harus ada yang dilalui. Untuk tantangan yang dihadapi dalam pelatihan adalah pengelolaan manajemen waktu, karena selain mengikuti pelatihan di dalam perusahaan yang dituju, perkuliahan juga harus tetap berjalan dan dilaksanakan,” ujar Michael.

sebanding dengan tantangan yang dihadapi. Dalam mengikuti program pelatihan ini Michael juga mendapat benefit. “Selain skill

Melalui hal ini, Michael menjadi contoh bagi para mahasiswa lainnya untuk semakin melek dengan dunia teknologi dan isu keberlanjutan yang perlu diperhatikan demi terwujudnya suatu bangsa yang memiliki generasi penerus yang peduli dan kreatif. Melalui sebuah program maupun kegiatan yang dapat mengasah skill dan menambah pengalaman bagi pesertanya, bahkan memberi manfaat yang sangat besar seperti yang diperoleh Michael. [agnes] yang ditingkatkan, benefit yang didapatkan banyak dan sangat membantu Terdapat sertifikat partisipasi, konversi mata kuliah 15 sks, juga fasilitas opening untuk mendaftar magang di perusahaan tersebut,” ujarnya.

Mahasiswa Despro Raih

Juara 2 Lomba Furniture INTRVL

Daniel Noverian Setiawan, mahasiswa

Program Studi (Prodi) Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta berhasil meraih Juara 2 dalam Lomba Desain Produk INTRVL 2024 yang diadakan pada akhir tahun lalu. INTRVL 2024 merupakan kompetisi berskala nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Desain dan Industri Kreatif Universitas Esa Unggul. Kompetisi ini terdiri dari tiga kategori yakni Furniture Rumah Tinggal, Ilustrasi Estetika Nusantara, dan Interior Rumah Tinggal.

Mengangkat tema “Bangun Mimpi”, peserta lomba didorong untuk menciptakan karya di mana mimpi-mimpi besar lahir dari akar budaya Indonesia, merangkai visi masa depan yang inovatif sambil tetap menjaga warisan budaya Peserta diminta untuk merancang produk furniture yang ada di dalam rumah tinggal dengan menggali potensi kerajinan lokal serta kekayaan alam yang dimiliki Indonesia.

Dalam proses desain, peserta diharapkan dapat mengintegrasikan unsur-unsur material asli Indonesia, seperti kayu, rotan, dan bambu, yang tidak hanya memperkuat identitas budaya lokal, tetapi juga mendukung konsep keberlanjutan Karya yang dihasilkan harus mencerminkan kombinasi antara estetika modern dan

fungsionalitas, menciptakan produk yang nyaman digunakan sekaligus menarik secara visual. Harapannya para peserta mampu menciptakan karya yang tidak hanya relevan di pasar domestik, tetapi juga memiliki daya tarik di tingkat internasional.

L

“Lampora”, Daniel meraih Juara 2 untuk kategori Furniture Rumah Tinggal Daniel membuat desain “Side Table” dengan konsep nostalgic, mengadopsi ikon lampu petromaks dan memadukan bahan lokal berkelanjutan.

Lampora berhasil menangkap karakter, proporsi bentuk, pemaknaan, dan estetika dari inspirasi petromaks dengan sangat baik. Daniel menyebut terinspirasi dari kenangan lampu petromaks di rumah nenek yang membawa kehangatan dan nostalgia, serta menjadi jembatan antara masa lalu dengan masa kini. Proses perancangan yang dilakukan juga menggunakan metode-metode yang diajarkan di Desain Produk UKDW Desain Lampora menggabungkan material bambu yang dilaminasi, dimana material

tersebut terbilang ramah lingkungan Dengan anyaman rotan sebagai simbol keterampilan tradisional pengrajin Indonesia, dan logam kuningan dari Kotagede Yogyakarta, untuk sentuhan elegan.

“Finishing warna gelap memberi kontras simbolis sebagai pusat pencahayaan. Dengan desain simetris berdimensi 590 mm x 500 mm membuatnya fleksibel ditempatkan di berbagai ruang, ” terangnya Daniel juga mengakui penting keberadaan desainer produk di zaman sekarang ini, desainer yang selalu up to date dengan tren yang ada. “Di UKDW, dosen-dosen sudah bisa dan mampu mendukung tentang kemajuan-kemajuan yang mahasiswa tawarkan,” katanya. Winta Tridhatu Satwikasanti, Ph D selaku Ketua Prodi Desain Produk UKDW mengapresiasi semangat kompetitif dan unjuk diri dari mahasiswa Desain Produk U K D W y a n g s e m a k i n m e n i n g k a t “Aktualisasi diri adalah sebuah elemen yang penting bagi generasi Z. Melalui kompetisi seusai kompetensi seperti dan dapat bersanding juara dengan universitas besar lainnya, Daniel telah mengembangkan branding dirinya sebagai desainer produk furnitur yang handal sejak dini,” ungkapnya. [mpk]

Dua Mahasiswa Despro Memenangkan Lomba Desain Produk Homliv

Dua mahasiswa dari Program Studi

(Prodi) Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta berhasil menjadi pemenang dalam Lomba Desain Produk homLiv yang diselenggarakan oleh PT Homliv Anugerah Tritunggal Indonesia dan merupakan kompetisi berskala nasional Kedua mahasiswa tersebut adalah Shania Agustine Kartika Dewi Abiel Utomo dan Isma Nurul Afifah Adapun pengumuman pemenang disampaikan pada awal tahun 2025 ini, yang meliputi tiga kategori yaitu the most marketable product, the most functional product, dan the most aesthetic product.

dapat dilakukan dalam satu produk.

“ D a l a m P r e p b o x , t e r d a p a t a l a t pemotong, wadah pemisah potongan bahan masakan, wadah bumbu yang telah diiris, dan tempat menampung sampah sementara. Produk tersebut membuat proses meracik lebih praktis dan terorganisir. Terdapat dua variasi produk dengan sedikit perbedaan pada mekanisme dan tata letaknya,” jelasnya.

Isma mensyukuri pencapaiannya dan akan terus belajar mengembangkan diri “Perkuliahan di UKDW seru dan banyak hal baru yang saya pelajari dari Despro UKDW. Dimana mahasiswa selalu terlibat aktif dalam setiap proses perkuliahan, sehingga berdampak baik untuk bertambahnya ilmu yang didapat,” tambahnya.

Shania menambahkan desain tersebut memberikan elemen interaksi, sehingga menciptakan pengalaman unik bagi pengguna. Produk ini hadir dalam 5 varian menarik yaitu Humble Puppy, Flower Bloom, Ladybug, Sweet Bee, dan Duckydoo. Produk dirancang untuk menemani setiap sajian

minuman dengan kebahagiaan kecil yang manis dan penuh makna.

Shania yang menjadi pemenang untuk kategori the most marketable product, merancang produk “Woody Whimsy”. Sebuah produk kombinasi antara tatakan dan penutup gelas yang dirancang dengan tema visual berkesinambungan “Jika terpisah, keduanya menampilkan visual yang menarik secara mandiri. Namun, ketika digabungkan, keduanya membentuk visual yang utuh dan memiliki makna berkaitan Produk ini berfungsi untuk memudahkan kita membawa minuman panas, juga melindungi minuman dari debu, serangga, dan kotoran saat disajikan,” terangnya. Shania mengaku sangat senang dan bersyukur karena dapat menjadi salah satu pemenang dalam perlombaan tersebut Ia juga menyebutkan jika dosen-dosen di Prodi Desain Produk UKDW terus mendorong para mahasiswa untuk mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai perlombaan “Perkuliahan di Despro UKDW telah

memberikan banyak pengalaman berharga

mengembangkan kreativitas dan potensi diri dalam berbagai peluang yang ada,” imbuhnya. Sementara itu, Isma yang menjadi pemenang untuk kategori the most functional product merancang produk “Prepbox”, menjelaskan produknya memiliki bermacam fungsi, dimana beberapa kegiatan meracik

Winta Tridhatu Satwikasanti, Ph D selaku Ketua Prodi Desain Produk UKDW menyebutkan strategi kompetisi ini dapat menjadi sebuah praktik baik “Kompetisi diinisiasi dengan pemberian materi tentang piranti masak dari kayu dan keunggulan Homliv oleh Ibu Yudiana Lyn selaku CEO. Hal ini sangat membantu mahasiswa dalam mengeksplorasi desain. Dimana hasil dari p e m e n a n g a k a n m e l a l u i p r o s e s pengembangan desain lebih lanjut, tes pasar dan kualitas untuk ikut dipamerkan di ajang pameran desain level nasional INACRAFT Jakarta. Royalti pun diberikan untuk desain terpilih. Kolaborasi industri ini memberikan mahasiswa untuk berpengalaman di luar kampus,” pungkasnya. [mpk]

Doc. Pribadi
Doc. Pribadi

UKDW Jalin Kerja Sama dengan DJKI, Dorong Pengembangan Kekayaan Intelektual

Universitas Kristen Duta Wacana

(UKDW) Yogyakarta menandatangani

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual

(DJKI) Kementerian Hukum RI tentang

Pelindungan dan Pemanfaatan Kekayaan

Intelektual Penandatanganan ini dilakukan

bersamaan dengan acara Penutupan Tahun

Tematik Indikasi Geografis 2024 yang berlangsung di Hotel Shangri La Jakarta pada hari Senin, 2 Desember 2024.

Perjanjian kerja sama ini ditandatangani

langsung oleh Rektor UKDW, Dr -Ing

Wiyatiningsih, S T , M T , dan Direktur

Jenderal Kekayaan Intelektual, Ir Razilu, M Si , CGCAE Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat komitmen UKDW dalam melindungi dan mengembangkan kekayaan

intelektual yang dihasilkan oleh segenap civitas academica UKDW Perjanjian ini juga

bertujuan mendukung program untuk meningkatkan pemahaman dan membangun kesadaran akan pentingnya pelindungan kekayaan intelektual.

Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Menteri Hukum Dr Supratman Andi Agtas, S H , M H , Wakil Menteri Hukum Prof. Dr. Edward Omar Sharif Hiariej , S H , M Hum , serta Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif Yovie Widianto, dan perwakilan dari Kanwil Kemenkumham RI.

“Kerja sama ini merupakan langkah strategis bagi UKDW untuk semakin berkontribusi dalam pengembangan kekayaan intelektual di Indonesia. Kami berharap melalui kerja sama ini, UKDW dapat mendorong para dosen dan mahasiswa untuk lebih inovatif dan kreatif dalam menghasilkan karya-karya yang bernilai tambah dan berguna bagi masyarakat,”

ujar Wiyatiningsih Turut mendampingi Rektor dalam kegiatan tersebut, dr. Haryo Dimasto Kristiyanto, S.S., M. Sc. selaku Kepala Centre of Entrepreneurship and Innovation (Centrino) dan Andi Maesara Prakosa, S.E, P

penandatanganan kerja sama ini Haryo menjelaskan, “Selama empat tahun ini Centrino sebagai sentra Kekayaan Intelektual (KI) UKDW telah memetakan langkah untuk optimalisasi pada perlindungan karya segenap civitas academica, dan terbukti pada meningkatnya pendaftaran di tahun 2024 ini. Dan salah satu karya nyata kami adalah penjajakan kerjasama dengan DJKI yang telah direalisasikan di akhir tahun 2024. Hal ini menjadi momen istimewa bagi kami, sekaligus wujud komitmen kami dalam mendukung inovasi di UKDW,” pungkasnya. [amp]

Penandatanganan MoU antara UKDW dan

Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta

Pada hari Senin, 9 Desember 2024

Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Yogyakarta telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang bertujuan untuk untuk memperkuat program pembinaan terhadap Warga Binaan

P

penandatanganan ini berlangsung di aula Lapas Narkotika Yogyakarta dan dihadiri oleh tamu undangan dari para mitra Lapas Narkotika Kelas I I A

Pemasyarakatan, yakni Kapokja Kerja Sama Peran Serta Masyarakat dan Pengelola Layanan Publik, serta Kapokja Humas. Kepala Kanwil Kemenkumham DIY juga turut hadir, diwakili oleh Kabid Pembinaan.

Selain UKDW, penandatanganan MoU ini juga melibatkan 12 mitra Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta di antaranya Universitas Sanata Dharma, Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa, UIN Sunan Kalijaga, Balai Latihan Pendidikan Teknik Yogyakarta, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan, Kodim 0732/Sleman, Yayasan Keluarga Kerajaan Surga Semarang, LSM Bintalroh, LBH Sembada, Klinik Surya Anggraeni Psychology Center, Kwartir Cabang Pramuka Sleman, dan Hamzah Batik. MoU ini mencakup berbagai program, termasuk pelatihan keterampilan bagi WBP dan program pendidikan yang dapat membantu WBP dalam

Ureintegrasi ke masyarakat setelah menjalani masa hukuman.

Rektor UKDW, Dr -Ing Wiyatiningsih, S.T., M.T., menyatakan bahwa kerjasama ini merupakan langkah positif dalam mendukung upaya rehabilitasi dan pemberdayaan WBP “Kami di Universitas Kristen Duta Wacana merasa terhormat dapat menjadi bagian dari program pembinaan ini. Melalui kerja sama ini, kami berharap dapat berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif bagi WBP, baik d a l a m a s

n keterampilan,” ungkapnya Sementara itu, Kepala Lapas Narkotika Yogyakarta Porman Siregar, menyampaikan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak “Penandatanganan MoU ini merupakan langkah strategis kami d

pembinaan kepribadian dan kemandirian bagi warga binaan,” ujarnya.

Penandatanganan MoU ini diharapkan dapat menjadi awal dari berbagai program kolaboratif yang bermanfaat bagi kedua belah p i h a k d a n m a s y a r a k a t l u a s U K D W berkomitmen untuk mengambil peran aktif dalam isu-isu sosial, termasuk rehabilitasi WBP. Dengan adanya kerjasama ini, UKDW dapat memberikan program pendidikan yang dapat membantu WBP dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang berguna untuk reintegrasi ke masyarakat setelah menjalani masa hukuman. [lia]

Penandatanganan MoU UKDW & BCA: Langkah Strategis Menuju Inovasi Pendidikan

niversitas Kristen Duta Wacana

(UKDW) dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) resmi menjalin kerjasama, ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Yayasan Perguruan Tinggi “Duta Wacana” dengan BCA pada tanggal 18 Desember 2024 di Ruang Pdt. Harun Hadiwijono, Kampus UKDW. Acara ini dihadiri oleh Direktur BCA, John Kosasih dan jajaran pimpinan BCA Kantor Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta Dari UKDW selain Rektor UKDW, Dr. –Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T., turut hadir pula jajaran Wakil Rektor dan pimpinan unit di UKDW Kerjasama ini diharapkan dapat membawa inovasi dalam sistem pembayaran iuran pendidikan bagi mahasiswa.

Penandatanganan MoU ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di UKDW dengan memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi pembayaran. Dalam kerjasama ini, BCA akan menyediakan layanan transaksi pembayaran iuran pendidikan melalui fasilitas BCA Virtual Account Online dan Application Programming Interface (API) Hal ini memungkinkan mahasiswa untuk melakukan pembayaran

secara cepat dan efisien, sehingga proses administrasi akademik menjadi lebih sederhana.

Kerjasama ini tidak hanya menguntungkan pihak universitas, tetapi juga memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa Dengan adanya fasilitas BCA Virtual Account Online, mahasiswa dapat melakukan pembayaran kapan saja dan di mana saja, tanpa harus datang langsung ke bank Ini tentunya sangat memudahkan, terutama bagi mahasiswa yang

memiliki jadwal kuliah yang padat. Selain itu, integrasi API juga memungkinkan UKDW untuk mempercepat proses pengolahan data keuangan, sehingga informasi mengenai status pembayaran dapat diakses lebih real-time “Kerja sama ini merupakan langkah maju bagi UKDW dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan. Kami berharap kerja sama ini dapat memberikan kemudahan bagi mahasiswa dan orang tua,” kata Wiyatiningsih. Keberadaan BCA sebagai mitra strategis

dalam program ini menunjukkan komitmen

perkembangan pendidikan di Indonesia. “BCA

meningkatkan kemudahan pembayaran iuran pendidikan. Kerja sama ini akan membuka kesempatan bagi UKDW untuk meningkatkan kualitas layanan,” tambah Direktur BCA, John Kosasih. Dengan pengalaman dan teknologi yang dimiliki, BCA siap menyediakan solusi inovatif yang dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan keuangan pendidikan Dukungan ini menciptakan peluang bagi UKDW untuk berkembang menjadi institusi pendidikan yang lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi. Penandatanganan MoU antara UKDW dan BCA ini menandai langkah awal menuju digitalisasi dalam sistem pendidikan. Melalui kerjasama ini, kedua pihak akan saling mendukung untuk menghadirkan layanan yang lebih baik dan modern bagi mahasiswa. Dengan adanya kemudahan dalam proses pembayaran, diharapkan akan tercipta lingkungan belajar yang lebih kondusif, memungkinkan mahasiswa untuk fokus pada studi mereka. [lia]

Doc. Panitia
Doc. Panitia
Doc. Biro 4
Doc. Pribadi

Campus MinistryUniversitaria

UKDW & PDIN Gelar Step Out 2024, Langkah Awal Menuju Kotabaru yang Aksesibel

Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW)

Yogyakarta melanjutkan langkah nyata setelah berdirinya Pusat Studi Disabilitas dan Desain Inklusif (PSDDI) dengan berkolaborasi bersama Pusat Desain Nasional Indonesia (PDIN) dalam rangkaian Jogja Design Session 2024 yang bertajuk ‘Step Out 2024’ Sebelumnya UKDW juga terlibat dalam penyelenggaraan Step Out pertama pada tahun 2023. “Step Out merupakan kegiatan tahunan yang berangkat dari kegelisahan civitas academica UKDW terhadap limitasi yang dialami oleh teman-teman disabilitas untuk keluar ruangan atau tempat tinggal karena lingkungan fisik maupun sosial yang belum aksesibel,” ujar Winta Tridhatu Satwikasanti, Ph D , salah

seorang pengelola Step Out 2024 yang juga merupakan Kaprodi Desain Produk UKDW.

Sunthy Suwono, representatif dari CODA (Community of Design and Architecture) dan PDIN sebagai penyelenggara Jogja Design Session 2024, menyatakan bahwa tema Kotabaru dipilih sebagai salah satu kawasan ikonik Kota

Yogyakarta yang harus dikembangkan sehingga integrasi antar annual event: Step Out dan Jogja Design Session 2024 menghasilkan kegiatan “Step Out : Accessible Kotabaru” agar Kotabaru dapat diakses oleh siapapun. Kegiatan Step Out di Kotabaru ingin melihat sejauh mana ruang publik di Kotabaru dapat diakses oleh teman-teman disabilitas dalam bentuk assessment terhadap pedestrian hingga area penyebrangan, khususnya penggal Jalan Jendral Sudirman. Step Out Kotabaru dihadiri oleh dua komunitas, yaitu

Mardiwuto dari komunitas Tuna Netra, serta Paguyuban Bangkit Bersama dari komunitas pengguna kursi roda, mahasiswa dan umum.

Suharti, salah satu pengurus Badan Sosial Mardiwuto, menilai kegiatan ini sangat baik karena dapat menjadi himbauan bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kaum disabilitas. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh Winta Adhita Guspara, ST., MSn. ”Belum banyak kampus maupun desainer yang mengangkat isu inklusivitas dalam perbincangan utamanya Melalui kolaborasi ini, diharapkan isu inklusivitas dapat dimarakkan untuk mewujudkan ruang publik yang nyaman dan aman bagi semua orang. Step Out Kotabaru mengambil rute pendek dengan mempertimbangkan cuaca, aksesibilitas rute, stamina, dan kapabilitas teman – teman

Koordinator PSDDI, Dr -Ing Sita Yuliastuti Amijaya, mengatakan bahwa banyak pengetahuan baru yang didapatkan setelah mengikuti kegiatan assessment pedestrian Kotabaru Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh Ibu Sunthy Suwono, sebagai representatif dari CODA yang menyatakan bahwa kegiatan ini sangat menyenangkan, berjalan dengan lancar dan penuh keakraban interaksi antara peserta disabilitas dengan peserta kegiatan atau volunteer.

Beberapa peserta menyampaikan bahwa ruang publik yang telah dirancang dengan baik, ternyata masih memiliki kekurangan setelah dilakukan percobaan oleh para peserta Step Out. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat merangkum masukan-masukan pemikiran dari para pengguna disabilitas kepada pemerintah terkait ketersediaan aksesibilitas yang memadai dan fungsional-tepat guna. Saat ini jalur pedestrian pada rute dari gedung PDIN menuju Toko Buku Gramedia dan kembali menuju ke gedung PDIN telah dilengkapi dengan guiding blocks, namun cara pemasangan guiding blocks pada beberapa titik masih belum tepat dan konsisten Kelengkapan lain berupa zebra cross belum dilengkapi dengan tombol penyeberangan, sehingga belum memberikan keamanan bagi penyeberang. Selain itu jalur pedestrian belum dilengkapi dengan ramp penghubung yang konsisten pada jarak tertentu dengan mempertimbangkan keamanan bagi pengguna jalur.

Menurut Dena, salah satu peserta penyandang tuna netra dari komunitas Mardiwuto, menyampaikan senang mengikuti kegiatan namun

Usekaligus takut saat berjalan pada jalur pedestrian tersebut terutama pada saat menyeberang Dena terbiasa dengan lingkungan yang tidak ramai dan jarang melakukan perjalanan di jalan raya, sehingga saat keluar jalan raya rasa tidak aman tersebut muncul. Seorang peserta lain mengungkapkan kurang puas dengan keadaan pedestrian yang dilaluinya, karena di beberapa bagian trotoar jalan tidak rata dan berlubang serta pemilihan material penutup trotoar juga licin Hal tersebut menuntut kewaspadaan yang tinggi bagi temanteman disabilitas. Selain itu, terdapat ruas jalan yang belum memiliki guiding blocks atau sudah dipasang guiding blocks namun rusak atau pecah. Fasilitas bagi warga masyarakat dengan disabilitas di ruang kota telah diupayakan ada, namun kondisinya kurang terawat atau rusak, sehingga kurang mampu berfungsi dengan baik. [steffany]

Balinese Christmas in Yogyakarta: Kolaborasi Seni dan Iman dalam Perayaan Natal

niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW)

Yogyakarta melalui Fakultas Teologi, berkolaborasi dengan Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Pniel Blimbingsari, sukses menggelar konser liturgis bertajuk Balinese Christmas in Yogyakarta : a Liturgical Concert. Acara yang diselenggarakan pada 16 Desember 2024 di Auditorium Koinonia UKDW ini memadukan harmoni gamelan Bali, tarian Bali, paduan suara kolaborasi antara Gong El Semara dan PS Etheral Voice serta Liturgical Dance dari ISI Yogyakarta sebagai wujud nyata perayaan iman dalam kebersamaan dan keberagaman budaya.++

Melalui perayaan ini, UKDW kembali menegaskan komitmennya sebagai kampus inklusif dan berkelanjutan yang menghargai keberagaman sebagai wujud nyata iman dan pelayanan. [penta] nilai spiritual dapat berjalan beriringan. Balinese Christmas in Yogyakarta tidak hanya menyentuh aspek religius tetapi juga memperkuat persaudaraan lintas budaya dan meneguhkan semangat kebhinekaan.

Rektor UKDW, Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T., dan Wakil Dekan I Fakultas Teologi UKDW, Pdt Handi Hadiwitanto, Ph D , dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang men-

Distraiden Bil Romero, S Si , Teol , selaku Ketua Panitia, menyampaikan apresiasi atas dukungan berbagai pihak. “Acara ini lahir dari semangat kolaborasi lintas budaya yang menyatukan perbedaan dalam kebersamaan Meskipun tantangan komunikasi cukup jauh antara Jogja dan Bali, namun semangat inilah yang memampukan kami,” ujarnya. dalam kepada seluruh tim yang terlibat dalam acara ini. Mereka berharap bahwa kegiatan serupa dapat diadakan pada tahun berikutnya, yang dapat semakin mempererat kebersamaan lintas budaya

dan memperkuat iman seluruh peserta. Konser liturgis ini juga menjadi momentum bagi UKDW dan GKPB Pniel Blimbingsari untuk menunjukkan bahwa seni tradisional dan nilai-

UKDW Ambil Bagian dalam Penanggulangan Bencana

Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW)

Yogyakarta berperan aktif dalam sinergi multi helix untuk mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan penanggulangan bencana yang inklusif di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Hal ini disampaikan oleh Rektor UKDW, Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T.

dalam acara Kongres V Forum Pengurangan

Risiko Bencana (FPRB) DIY pada hari Rabu, 18 Desember 2024 di DPD RI Kantor Perwakilan DIY. Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. yang menjadi narasumber dalam Kongres V FPRB DIY mengatakan pentingnya sinergi pemerintah, ko-

munitas, dan dunia usaha dalam menjalankan program Disaster Awareness Community (DAC). Sinergi tersebut akan menghasilkan kekuatan yang solid dalam mewujudkan kehidupan yang harmoni dengan risiko bencana. “Masyarakat perlu membangun komunitas sadar bencana, sehingga kesadaran dan kemampuan mereka dalam menghadapi bencana dapat diperbaharui secara terusmenerus,” ungkapnya.

UKDW sendiri telah berpartisipasi secara aktif baik itu dalam riset-riset terkait kebencanaan, pengabdian kepada masyarakat, bahkan dalam kurikulum pendidikan dan pengajaran. Dimana kurikulum kebencanaan menjadi salah satu materi yang diajarkan di Prodi Magister Arsitektur Selain itu, UKDW juga memiliki pusat studi multidisipliner yang fokus pada inklusivitas dan kebencanaan yakni Pusat Studi Disabilitas dan Desain Inklusif serta Pusat Studi Centre for Disaster Risk Management and Sustainable Development,” terangnya.

UKDW juga turut berkontribusi dalam membangun Disaster Awareness Community dan Resilience Community dengan mengembangkan aplikasi berbasis web “Peta Gereja Tangguh Bencana di Palu dan Yogyakarta” Aplikasi ini merupakan produk dari program KKN Tematik Kebencanaan untuk membantu persiapan warga setempat sehingga mereka lebih peka dan waspada

dalam menghadapi bencana. Selain itu, UKDW yang bekerjasama dengan Yakkum Emergency Unit (YEU) juga telah menghasilkan pemodelan Inclusive Emergency Medical Shelter untuk para korban di lokasi bencana, serta purwarupa sistem jalur evakuasi mandiri Merapi Rescue Community (MRC) untuk ide inovasi aksi inklusi. “UKDW juga berkolaborasi dengan 7 PTS anggota Badan Kerja Sama Pendidikan Tinggi Kristen di Indonesia (BK-PTKI) dalam hal penelitian dan pengabdian masyarakat yang bertema kebencanaan, pembangunan berkelanjutan, dan inklusivitas,” tuturnya.

FPRB DIY merupakan sebuah wadah yang beranggotakan pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, dan akademisi Sebuah platform strategis untuk koordinasi multipihak dalam upaya pengurangan risiko bencana Kongres V FPRB DIY bertemakan ‘Guyub, Nyawiji, Kolaborasi, & Migunani’ ini mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan yang menjadi kunci kekuatan dalam menghadapi tantangan kebencanaan FPRB diharapkan dapat terus berpartisipasi aktif dalam mewujudkan kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi bencana sehingga dapat mewujudkan Yogyakarta tangguh bencana. [mpk]

Doc. Panitia
Doc. Panitia
Doc. Panitia
Tuna Netra dan pengguna kursi roda,” ungkapnya.
Doc. Panitia
Doc. Panitia

Universitaria

x

NVIDIA GeForce ID Campus Edutech Fair 2024 yang berlangsung di Auditorium Agape UKDW. Mengangkat tema “NVIDIA Powers the World’s

AI. And Yours,” acara bertajuk FTI Fest ini berhasil menarik perhatian sejumlah 353 mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi (FTI) UKDW. Acara ini menghadirkan pembicara ternama yakni Adrian Lesmono (Country Consumer Business Lead NVIDIA), Ilham Subki Wijaya (Digital Creator – Tech Review Gaptech.id), Dr. phil. Lucia Dwi Krisnawati (Dosen AI, Informatika, yang sekaligus kepala Biro Kerja Sama dan Relasi Publik UKDW), dan Stevani Dwi Utomo (AI Engineer, alumni UKDW) Mereka berbagi wawasan tentang perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), penerapannya dalam dunia industri, serta peluang karir di bidang ini.

Di samping sesi seminar, area interaktif menjadi pusat perhatian peserta. Mereka mencoba langsung aplikasi NVIDIA Canvas dan bermain Tekken 8, yang dilombakan dengan menggunakan PC rakitan dari Youngs Computer. Dilengkapi dengan high-performance processors and advanced graphics cards, menunjukkan bagaimana teknologi dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan, baik untuk produktivitas maupun hiburan.

Dalam kata sambutannya, Dekan FTI UKDW, Restyandito, S Kom, MSIS , Ph D, berharap melalui acara yang luar biasa ini, kita dapat melihat beragam produk berbasis AI yang men-

demonstrasikan potensi teknologi dalam mendukung kreativitas, produktivitas, dan inovasi. Acara ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi kita untuk belajar bagaimana cara memanfaatkan AI secara optimal, dengan tetap memastikan bahwa kendali sepenuhnya berada di tangan manusia sehingga teknologi ini menjadi alat pendukung, bukan sesuatu yang mengambil alih peran kita.

Acara yang berlangsung dari pukul 09 00 hingga 14 30 ini juga diramaikan dengan pembagian doorprize yang memastikan seluruh peserta pulang dengan hadiah menarik. Dengan antusiasme yang tinggi dari peserta dan dukungan penuh dari YOUNGS.ID serta NVIDIA, Campus Edutech Fair 2024 menjadi momen inspiratif bagi mahasiswa UKDW untuk terus berinovasi di bidang teknologi.

UKDW mengucapkan terima kasih kepada YOUNGS ID, NVIDIA, para pembicara, dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam kesuksesan acara ini. Semoga acara serupa dapat terus menginspirasi generasi muda Indonesia untuk memanfaatkan teknologi secara bijak dan kreatif. [beatrice]

Angkat Isu Toleransi, Prodi Studi Humanitas UKDW Bersama ICRS Gelar Pameran & Diskusi Fotografi

Indonesia merupakan negara yang memiliki

keragaman agama, budaya, suku, dan bahasa. Keragaman tersebut tentunya menjadi kekayaan dan aset bangsa yang harus dijaga dan dirawat bersama. Oleh karena itu, Program Studi (Prodi) Studi Humanitas Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta berkolaborasi dengan Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) menggelar acara Pameran dan Diskusi Fotografi dengan tema “Lintas Agama dari Mata Kamera”. Acara tersebut diadakan pada hari Rabu, 11 Desember 2024 di Ruang Seminar Pdt. Dr. Harun Hadiwijono UKDW.

Dalam sambutannya, Dra. Endah Setyowati, M.Si., M.A., Dosen Prodi Studi Humanitas UKDW menyampaikan karya fotografi, khususnya foto jurnalistik bisa menyampaikan pesan yang kuat untuk menginspirasi orang serta mengajarkan toleransi dan kerukunan beragama “Dengan tema-tema lintas agama, foto adalah salah satu cara yang paling mudah untuk mengajarkan kerukunan Foto-foto yang tidak hanya menampilkan ritual keagamaan saja, namun juga menyampaikan pesan tentang sikap toleransi dan kerukunan beragama,” ujarnya.

Adapun narasumber dalam acara diskusi fotografi ini adalah Vania Sharleen Setyono, M.Si.TEOL, Dosen Prodi Studi Humanitas UKDW dan Dr. Leonard Chrysostomos Epafras, Dosen, Peneliti, dan Trainer di ICRS. Vania menjelaskan fotografi adalah seni dan media visual yang kuat untuk menyampaikan pesan setiap aspek kehidupan yang beragam, termasuk tema interreligious Dalam konteks agama, seringkali interreligious digambarkan lewat perjumpaan simbol dan ritual keagamaan namun dalam tema “Everyday Interreligious Engagement”, proses perjumpaan lintas iman digambarkan dalam keseharian dan bukan foto yang artificial. Melalui lensa kamera, wujud toleransi yang mendalam dapat dipotret dan menjadi pesan bahwa toleransi

lintas agama sudah dan dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

“Fotografi bisa menjadi medium yang efektif dalam menggambarkan keindahan dan keragaman spiritualitas berbagai agama, serta peran pentingnya dalam memperkuat toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Diskusi ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana agama direpresentasikan melalui medium fotografi dan bagaimana fotografi dapat menjadi jembatan pemahaman terkait interaksi lintas agama seharihari,” ungkapnya.

Vania berharap para mahasiswa sebagai generasi muda dapat memanfaatkan smartphone dan media sosial untuk mempromosikan kerukunan antaragama, toleransi, dan hal-hal baik lainnya.

Sedangkan Leonard mengatakan sebelumnya ICRS telah mengadakan kompetisi fotografi dengan tema “Everyday Interreligius Engagement”. Leonard menyebutkan foto dan kamera dapat menjadi instrumen pembelah, yang memisahkan. Menjadi kekuatan Anteros, Anti-Eros, dan mengamplifikasi dorongan narsis Namun berpeluang menggambarkan zona perjumpaan dalam keseharian.

“Lewat event ini kami ingin menangkap momen interaksi keberagaman dan merekam kerukunan beragama yang terjadi dalam hidup sehari-hari,

kemudian menyebarkannya ke khalayak umum. Kami ingin menangkap keseharian orang, pengalaman keagamaan yang alamiah, pengalaman yang real dialami dalam hidup,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, para peserta diberikan tantangan/challenge interaktif berhadiah. Setiap peserta yang hadir diminta untuk mengambil foto menggunakan smartphone mereka dengan topik keberagaman dengan durasi 5 menit. Ada 2 kelompok yang menang dan mendapatkan hadiah. Kemudian di akhir acara diumumkan pemenang tugas akhir terbaik kelas Pendidikan Agama yang diampu oleh Vania Sharleen. Video kelompok terbaik menampilkan hasil kunjungan dan wawancara di Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta “Ternyata jika generasi muda diberikan ruang untuk berkreasi dan memanfaatkan teknologi akan menghasilkan karya yang baik. Tugas kita sebagai dosen dan mentor hanya perlu membantu mengkurasi pengetahuan mereka,” ujar Vania selaku dosen pengampu sekaligus pembicara di kegiatan ini. [mpk]

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

Duta Wacana (FK UKDW) menggelar sidang senat terbuka untuk pengangkatan sumpah dan pelantikan dokter periode XXXIII pada Sabtu, 11 Januari 2025. Bertempat di Gedung Koinonia, UKDW, acara yang mengusung tema “To be Useful, To be Honorable” ini menekankan nilai dedikasi dan integritas seorang dokter dalam memberikan pelayanan terbaik dan menjaga profesionalisme. Sebanyak 80 dokter dilantik pada acara tersebut dengan tingkat kelulusan first taker mencapai 94%. Prosesi pengambilan sumpah dan pelantikan dipimpin langsung oleh Dekan FK UKDW, dr. The Maria Meiwati Widagdo, Ph.D. Dalam sambutan dr. Maria memberikan pesan kepada dokter terlantik untuk terus belajar dan menjaga integritas, agar bisa menjadi dokter yang bermanfaat dan terhormat.

Salah satu dokter terlantik, dr Vallentino Ardine Prasetya Bisay, mengungkapkan rasa syukur atas pencapaiannya serta komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan menjaga integritas. Senada dengan hal tersebut, dr. Lilik Setyawan, MPH, selaku perwakilan orang tua berpesan kepada para dokter terlantik untuk terus belajar dan berdedikasi dalam menjalankan profesi sebagai seorang dokter.

Turut hadir dalam acara pelantikan dokter ini antara lain Rektor UKDW, Dr -Ing Wiyatiningsih, S T , M T , Direktur RS Bethesda Yogyakarta, dr. Edy Wibowo, Sp.M., MPH, serta Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Yogyakarta, dr. Tri Kusumo Bawono, SE.

Dalam sambutannya, dr Edy Wibowo menegaskan pentingnya meningkatkan keilmuan dan menjadi " garam " bagi masyarakat dengan senantiasa mengamalkan nilai-nilai kedutawacanaan Semantara itu dr Tri Kusumo Bawono menyampaikan harapan agar para dokter

yang baru dilantik dapat lebih unggul dari rekan sejawat lainnya dan berperan aktif dalam organisasi profesi. Pada kesempatan tersebut, sejumlah penghargaan juga diberikan kepada para lulusan terbaik Penghargaan sebagai lulusan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Pendidikan Profesi Dokter terbaik diraih dr. Irene Feliciana Suhardi Sementara itu, dr Nathania Fadjarsugeng Surohardjo mendapat penghargaan untuk gabungan IPK Pendidikan Dokter dan Pendidikan Profesi terbaik. Penghargaan untuk lulusan uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter (UKMPPD) terbaik periode November 2024 diberikan kepada dr. Fergiela Rahel Sampelintin. Acara ini tidak hanya menjadi ajang pelantikan dokter baru, tetapi juga sebagai momen refleksi bagi para lulusan untuk mengabdikan diri di dunia kesehatan. Semangat untuk terus belajar dan memberikan kontribusi positif diharapkan dapat terus menginspirasi dan memberi manfaat bagi banyak orang. [cvp]

ada hari Jumat, 6 Desember 2024, Uni-
versitas Kristen Duta Wacana (UKDW) menjadi tuan rumah YOUNGS ID
Doc. Panitia
Doc. Panitia
Doc. Panitia

Street Harmony #3, hasil kolaborasi

antara Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, kembali sukses diselenggarakan dengan rangkaian kegiatan menarik yang berlangsung selama dua hari berturut-turut. Acara ini menjadi bentuk nyata dalam mempromosikan kebersamaan, budaya, serta pengembangan ekonomi kreatif di Kota Yogyakarta.

Kegiatan dibuka dengan Gowes Monalisa pada hari Jumat, 6 Desember 2024. Sebuah agenda bersepeda santai yang mengajak masyarakat menikmati keindahan Yogyakarta. Dimulai dari halaman kantor Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta dan berakhir di halaman Kampus UKDW, kegiatan ini berhasil menarik partisipasi ratusan peserta dari berbagai kalangan Selain mempromosikan gaya hidup sehat, Gowes Monalisa juga menjadi simbol kebersamaan dan antusiasme masyarakat dalam menyambut acara ini.

Acara Street Harmony #3 dilanjutkan dengan Wisata Belanja dan Kuliner yang dilaksanakan di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo (depan Kampus UKDW) pada hari Sabtu, 7 Desember 2024 mulai pukul 15 00 hingga 22 00 WIB Kegiatan ini

Street Harmony #3: Merajut Kebersamaan Melalui Budaya, Kuliner, dan Kreativitas

menghadirkan berbagai aktivitas menarik, seperti pameran produk ekonomi kreatif, sajian kuliner khas Yogyakarta, fashion show, gelar budaya, kirab budaya, dan pertunjukan musik. Meskipun sempat diguyur hujan lebat,

UKDW

antusiasme peserta dalam menampilkan aksi budaya serta partisipasi masyarakat tetap tinggi Acara berlangsung meriah dengan beragam penampilan budaya yang memukau, seperti tarian Reog, tarian Barongsai, dan

Tingkatkan

Inklusivitas

dan

berbagai tarian tradisional lainnya dari berbagai daerah Selain itu, kegiatan workshop membatik turut menarik perhatian pengunjung, memberikan kesempatan kepada peserta untuk belajar dan melestarikan seni tradisional khas Indonesia.

Penampilan budaya dari Unit Kegiatan Kebudayaan (UKKb) UKDW melalui gelar budaya dan fashion show busana adat dari berbagai wilayah di Indonesia menambah keunikan acara ini Kombinasi antara pertunjukan budaya, ekonomi kreatif, dan kuliner lokal menciptakan suasana penuh harmoni yang mencerminkan semangat kebersamaan dan keberagaman budaya Indonesia.

Melalui Street Harmony #3, UKDW dan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta berhasil menciptakan ruang kebersamaan yang memadukan budaya, ekonomi kreatif, dan gaya hidup sehat dalam satu harmoni. Acara ini diharapkan dapat memperkuat identitas Yogyakarta sebagai kota budaya dan pariwisata yang inklusif serta kreatif. [penta]

Kesadaran Lingkungan Melalui Penelitian di Sedayu

Pengelolaan sampah dan inklusivitas

bagi penyandang disabilitas menjadi fokus dalam penelitian Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) di Sedayu, Bantul tahun 2024 lalu dan berlanjut di tahun 2025 ini. Kegiatan penelitian yang dilakukan bersama komunitas disabilitas Pinilih mendapati adanya kesenjangan gender dan usia

Doc. Panitia

Program KKN Tematik Kota 2024 yang

diselenggarakan oleh Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta telah resmi selesai. Mengangkat tema “Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengolahan dan Pengelolaan Sampah secara

“Bank sampah di Sedayu telah diinisiasi dan dikelola dengan baik oleh pengurus Namun, pengurus bank sampah di Sedayu selama ini masih didominasi ibu-ibu yang mempunyai inisiatif terkait kondisi lingkungan, belum menjangkau pada kalangan bapak-bapak dan kategori usia lain yang lebih dalam partisipasi pengelolaan sampah.

luas,” demikian diungkapkan Ida Ayu Triastuti, selaku tim peneliti dari UKDW yang juga merupakan dosen di Fakultas Kedokteran UKDW.

Evaluasi hasil KKN UKDW di Sedayu dan refleksi mahasiswa dalam berinteraksi dan melakukan program bersama masyarakat menjadi sumber data bagi penelitian yang dilakukan Data penelitian dikumpulkan melalui diskusi kelompok dan kuesioner yang dirancang sesuai konteks pelaksanaan KKN serta menunjukkan hasil uji reliabilitas yang tinggi. Selain itu, tim peneliti juga melakukan diskusi mendalam dengan pengurus bank sampah di Sedayu untuk memperdalam temuan dan analisis.

Dari hasil temuan tersebut, UKDW merancang pendekatan berbasis edukasi kreatif untuk menarik minat generasi muda. Salah satu inisiatif yang diusulkan adalah pengembangan permainan edukatif yang berfokus pada pengelolaan sampah. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran lingkungan lintas generasi dan menciptakan partisipasi yang lebih merata.

Penelitian juga mengidentifikasi kebutuhan mendesak akan sistem rekam medis terintegrasi untuk teman-teman disabilitas di Rumah Kebugaran Difabel Pinilih Tim

m digitalisasi data kesehatan yang dapat diakses dengan mudah oleh penyandang disabilitas maupun penyedia layanan kesehatan. Sistem ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan, tetapi juga menjadi landasan penting dalam pe-ngembangan kebijakan kesehatan inklusif di masa depan. Dukungan dari mitra internasional seperti United Board for Christian Higher Education in Asia (UBCHEA) di sini semakin memperkuat kapasitas UKDW untuk merancang dan melaksanakan program-program inovatif yang berdampak langsung bagi masyarakat Komitmen UKDW dalam mengintegrasikan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat menegaskan perannya sebagai institusi yang menghadirkan solusi nyata bagi tantangan masyarakat Pendekatan ini tidak hanya berdampak langsung pada pemberdayaan komunitas, seperti komunitas disabilitas, tetapi juga membentuk mahasiswa yang berempati, memiliki kesadaran sosial, dan siap melayani masyarakat. [ia&drr]

Program KKN Tematik Kota Resmi Selesai

Terpadu”, program KKN tersebut telah berlangsung pada bulan September 2024 hingga Desember 2024 di Kelurahan Suryatmajan, Kemantren Danurejan, Yogyakarta Sebanyak 39 mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Manajemen, Akuntansi, Arsitektur, Desain Produk, Kedokteran, Informatika, Sistem Informasi, dan Biologi telah berhasil menyelesaikan program-program yang dirancang dengan baik. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset (WR1) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, Dr Rosa Delima, S.Kom., M.Kom. menyampaikan terima kasih kepada Kelurahan Suryatmajan yang telah menerima para mahasiswa UKDW untuk berkarya, belajar, berproses bersama, serta memberikan pelayanan di masyarakat. Harapannya kerja sama dapat terus terjalin, baik

itu dalam bentuk KKN kembali, maupun dalam bentuk penelitian dan pengabdian masyarakat dari dosen-dosen dan para mahasiswa UKDW.

“Mungkin ada beberapa program kerja yang tidak sempurna untuk pelaksanaannya, namun saya yakin teman-teman mahasiswa sudah berusaha dengan maksimal, dan kami mengapresiasi hal tersebut. Meskipun hanya tiga bulan, paling tidak teman-teman mahasiswa ini bisa memulai sesuatu yang baik terkait pengelolaan sampah Kami mohon maaf jika selama berinteraksi dengan masyarakat, ada sesuatu yang kurang berkenan,” tuturnya.

Muhammad Hilkham, SAP selaku Lurah Kelurahan Suryatmajan mengatakan selama tiga bulan mengikuti KKN tentu ada pelajaran yang diterima oleh para mahasiswa dan man-

“Kami berterima kasih karena sudah memilih Kelurahan Suryatmajan sebagai lokasi KKN. Para mahasiswa UKDW ini telah membantu kami dengan program-program yang ada, sehingga kami bisa mendapatkan juara pada beberapa kategori dalam lomba bank sampah Selain itu, kami mendapat penghargaan Program Kampung Iklim (ProKlim) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Kami juga mohon maaf jika ada kekurangan dalam membantu maupun mendampingi para mahasiswa dalam melaksanakan programprogram KKN,” pungkasnya. [mpk] faat bagi masyarakat sekitar.

Doc. Panitia
Doc. Panitia

How Learning Theories Power Up Lion Dance Training

Barongsai, or the Lion Dance, is a traditional

Chinese performance that combines dance and music. In this art form, dancers mimic the movements of a lion, which holds symbolic significance in Chinese folklore, while musicians provide rhythmic accompaniment. Like any other traditional dance, Barongsai requires dedication and skill, with dancers undergoing rigorous training to master its techniques.

This section explores how Barongsai instructors

often unconsciously apply learning theories such as behaviorism, cognitivism, and humanism These theories play a crucial role in shaping the learning process, significantly influencing both student engagement and the quality of the performance. By integrating these theories, instructors create a dynamic learning environment where technical skills, cultural understanding, and personal development come together.

Each learning theory offers a unique approach to teaching Barongsai Behaviorism emphasizes reinforcement and repetition to build muscle memory and physical coordination Cognitivism focuses on mental processes like understanding choreography and retaining the symbolic meanings behind the dance. Meanwhile, humanism high-lights personal growth, creativity, and emotional connections with the art form Together, these approaches enrich the learning experience, helping students not only perform but also appreciate Barongsai as a cultural expression.

Behaviorism: Mastering Techniques Through Repetition

In Barongsai training, instructors often rely on behaviorist strategies to help students perfect their movements. Reinforcement is a key component of this approach. For instance, students are praised or rewarded when they successfully execute a step or synchronize their movements with the music Rewards might include extra break time or even a day off after rigorous practice sessions.

Repetition is another cornerstone of behaviorism Students engage in repeated drills focused on technique and timing to develop muscle memory and improve their physical coordination.

This method ensures that over time, students are prepared to perform with precision and confidence. By consistently applying behaviorist principles, instructors lay a strong foundation for students to advance to more complex levels of the dance.

Cognitivism: Deepening Understanding Through Reflection

Cognitivism shifts the focus to mental processes, helping students process and understand the intricate movements and symbolism of Barongsai. Instructors often use explanations, visual aids, and demonstrations to make the learning process more effective.

A common teaching method is for instructors to demonstrate the choreography first, allowing students to observe and then replicate the movements. Afterward, instructors carefully review their students form, providing immediate feedback to correct mistakes.

Beyond mastering the physical aspects, students are encouraged to understand the cultural and symbolic meanings behind the dance. For example, they learn about the philosophy and traditions associated with specific movements, deepening their connection to the art form. Cognitivism thus ensures that students not only perform the Lion Dance accurately but also appreciate its cultural significance.

Humanism: Fostering Creativity and Personal Growth

Humanism centers on the individual learning experience, emphasizing creativity, self-expression, and personal growth. In Barongsai, this approach helps students form a personal connection with the

Tackling the Education Gap: Lessons from the Movie Sokola Rimba

The 2013 Indonesian film Sokola Rimba

(Jungle School) takes us on an inspiring journey with Butet Manurung, a teacher who ventures into the heart of Indonesia's Bukit Duabelas forest to teach Indigenous communities. Based on Butet’s real-life experiences, the film explores how education can be tailored to fit different cultures, showcasing learning theories like humanism and

constructivism, and highlighting the importance of situated learning.

Directed by the well-known Indonesian filmmaker Riri Riza, Sokola Rimba is adapted from Butet’s own book, which is a collection of her diary entries. The film opens with Butet, played by Prisia Nasution, falling ill with malaria. She’s saved by a child from the Anak Dalam tribe, Nyungsang Bungo

(played by himself) This event sparks Bungo's curiosity about Butet’s teaching methods, and soon, he finds himself watching her as she teaches the children of the upstream community. Eventually, Butet asks to relocate and teach the Anak Dalam tribe, but her NGO director, Bahar (played by Rukman Rosadi), opposes the idea, believing that bringing education to this tribe would do more harm than good.

At the start of the film, we see Butet teaching the children with materials they are familiar with, like rubber seeds. This is a perfect example of situated learning, where the teacher connects new information to what the students already know, making it easier for them to understand. The children are fully engaged in the learning process, and Butet provides just the right amount of support to keep them challenged but not overwhelmed Through this approach, she builds their knowledge in a way that makes sense to them, reflecting the principles of constructivism.

But teaching the Anak Dalam tribe proves to be an even greater challenge For many Indigenous communities, education isn’t just about learning—it’s a part of their larger fight for self-determination, rooted in their unique struggles and forms of justice.

The Anak Dalam tribe, with their deep cultural traditions, is harder to approach. Gaining their trust is difficult, especially since their beliefs and customs are very different from those of urbanites like Butet.

There’s a quote from Butet’s narration, “Sensitivity

Exploring Teaching Methods Through the Movie The Blind Side

dance, making it more than just a performance.

Barongsai includes various styles, with differences in music, movement, and form The southern style of Barongsai, for instance, is divided into Hoksan and Fa San variations. While most instructors teach the Fa San style, they also encourage students with potential in Hoksan to explore and develop their skills.

Humanistic teaching methods prioritize open communication, mutual respect, and individualized learning paces Instructors act as facilitators, guiding students while allowing them the freedom to find their own unique style. This approach ensures that students not only develop their technical abilities but also connect emotionally with the art, fostering a sense of cultural pride and personal achievement.

The integration of behaviorism, cognitivism, and humanism in Barongsai training provides a holistic approach that addresses the technical, cognitive, and emotional aspects of learning. Behaviorism ensures that students develop essential skills through repetition and reinforcement. Cognitivism enhances their understanding and retention of choreography and its symbolic meanings Humanism creates an environment where students can connect personally with the art form, fostering creativity and emotional growth.

Together, these learning theories make Barongsai more than just a dance it becomes a platform for personal development, cultural appreciation, and mastery of an ancient tradition. [aka]

is needed to approach a group of Orang Rimba for the first time This line emphasizes her deep respect for the tribe’s boundaries and her awareness of the need to avoid making them feel uncomfortable From the very beginning, Butet demonstrates humanism she doesn’t view the Orang Rimba as "primitive" or "lacking," but as true lovers of nature, living in harmony with the forest. Rather than imposing her urban mindset on them, she adapts her teaching style to align with their culture and way of life. This approach mirrors the saying, "When in Rome, do as the Romans do." By respecting their customs and making learning relevant to their world, Butet helps the children feel more at ease and open to new ideas. Butet’s story is truly inspiring. She sees the Orang Rimba as the real protectors of nature, not outsiders coming to “save” them. This shift in perspective is a perfect example of humanism recognizing and respecting people’s inherent value By breaking down stereotypes and introducing the Orang Rimba to literacy and new ideas, Butet empowers them to safeguard their forest and their future. This isn’t just about education; it’s about providing the tools to resist exploitation and destruction disguised as “progress.” In the end, Butet doesn’t just teach these communities; she helps them protect their identity, their land, and their way of life, creating a more equitable future for them and showing how education can be a tool for real, meaningful change.

[deborah]

The Blind Side, directed by John Lee Hancock,

is an inspiring movie based on the true story of Michael Oher, a homeless and traumatized teenager who rose to become a successful NFL player with the unwavering support of the Tuohy family. The film dives deep into themes of resilience, personal growth, and the power of support systems Through this movie, we also get a chance to explore several educational theories—behaviorism, cognitivism, constructivism, and humanism—and see how each one plays a vital role in shaping and transforming lives.

Behaviorism: Shaping Habits Through Reinforcement

Behaviorism focuses on how external stimuli influence behavior. In The Blind Side, Michael’s development under the guidance of the Tuohy family and his football coaches illustrates this theory perfectly One standout scene is during football practice, where Michael initially struggles to perform. His coach is unable to motivate him, but Anne Tuohy steps in, offering clear and relatable instructions She tells Michael to treat his teammates as family and use his protective instincts

on the field. With her encouragement, combined with praise from his coach and teammates, Michael begins to thrive, showing his natural talent. This scene highlights how positive reinforcement—like Anne’s encouragement and firm guidance can shape new behaviors and help someone adapt to a new environment.

Cognitivism: Unlocking Learning Through Problem-Solving

Cognitivism emphasizes mental processes such as memory, perception, and problem-solving, and this is seen in Michael’s academic journey. A pivotal scene occurs when Michael struggles with a school assignment. His teacher, Miss Sue, steps in to break down complex material into manageable concepts, helping him connect with the information By creating a structured and supportive learning environment, she helps Michael to overcome mental barriers and apply these learning strategies not just in the classroom but also on the football field Miss Sue’s “scaffolding” approach helps Michael bridge the gap between what he knows and what he’s capable of achieving.

Constructivism: Learning Through Ex-

perience

Constructivism highlights that learning is an active process where individuals build knowledge through experience, and Michael s growth exemplifies this beautifully. This is most evident when Michael writes a deeply personal essay, reflecting on his struggles and the values he’s learned along the way. Through this process, Michael gains a deeper understanding of his own journey and creates meaning from his experiences.

On the football field, Michael learns by doing putting Anne’s instructions into action to protect his teammates By experiencing his role firsthand and actively engaging in his new environment, Michael develops skills and confidence. This growth reflects the essence of constructivism: learning through active participation and reflection.

Humanism: Believing in Potential and Encouraging Growth

At its core, The Blind Side is a story about humanism focusing on personal growth, selfactualization, and the belief in a person’s potential. Anne Tuohy embodies this philosophy. She believes in Michael’s abilities, providing him with a safe,

nurturing environment where he can thrive. Not only addressing his physical needs, Anne also supports his emotional and psychological wellbeing, guiding him toward a brighter future.

Michael’s transformation from a neglected, traumatized teenager to a confident and successful individual—parallels Abraham Maslow’s hierarchy of needs. With the Tuohy family’s support, Michael finds a sense of belonging, builds his self-esteem, and ultimately achieves self-actualization by discovering his purpose on and off the football field.

On the whole, The Blind Side isn’t just a feelgood sports drama; it’s a rich tapestry of educational theories brought to life Through behaviorism, cognitivism, constructivism, and humanism, the movie showcases how different approaches to learning, growth, and support can transform lives. Ultimately, it’s a story about the power of love, guidance, and resilience—and how, with the right support, anyone can overcome adversity and reach their full potential. [abel]

Doc. Panitia
Doc. Panitia

Pusat Pelatihan Bahasa

Gaya Hidup atau Hidup (Penuh) Gaya?

Cara seseorang menjalani hidup adalah

s e b u a h p e n j e l a s a n s e d e r h a n a mengenai gaya hidup Gaya hidup biasanya berbicara tentang bagaimana seseorang menjalani hidup dengan berbagai macam pilihan seperti pola makan, cara mengatur keuangan, preferensi pergaulan, bagaimana mengatur jadwal kegiatan olahraga, dan lain sebagainya. Akan tetapi, gaya hidup seringkali disalah artikan sebagai sesuatu yang berfokus pada gaya, bukan hidup Gaya hidup acap kali diidentikkan dengan sesuatu yang penuh gaya alih-alih membahas kehidupan itu sendiri.

Ketika pembahasan mengenai gaya hidup berfokus pada gaya, salah satu wacana yang sering muncul adalah bagaimana seseorang memenuhi kebutuhannya Dengan penuh gaya, tentu saja. Gaya hidup sudah tidak lagi membahas tentang bagaimana seseorang menjalani hidupnya, tetapi menjadi lebih spesifik tentang bagaimana seseorang dengan sifat konsumtifnya memenuhi tuntutan untuk menjalani hidup dengan penuh gaya. Sehingga, kadang-kadang istilah gaya hidup menjadi bermakna negatif dan terkesan penuh tekanan.

Kilas balik tahun 2024 menunjukkan beberapa fenomena konsumsi yang terjadi di kalangan masyarakat kelas menengah dan juga generasi muda yang berkaitan dengan tuntutan gaya hidup, atau lebih tepatnya tuntutan untuk hidup penuh gaya. Hal ini merupakan suatu anomali tersendiri karena banyak pihak mengatakan bahwa tahun 2024 adalah tahun resesi dan kondisi geliat ekonomi sedang lesu. Nyatanya, denyut nadi aktivitas-aktivitas yang bersifat konsumtif untuk kebutuhan tersier masih teraba Namun, bukan berarti hal tersebut menghapus kondisi resesi. Bahkan, menariknya, justru ada nafas hidup penuh gaya yang lahir dari resesi.

Pulasan Warna Resesi dalam The Lipstick Effect

Istilah the lipstick effect pertama kali

diperkenalkan oleh Juliet Schor pada tahun 1998 melalui bukunya yang berjudul The Overspent American Kata lipstik dalam istilah tersebut mewakili barang-barang kecil yang terjangkau, tetapi menimbulkan kesenangan tersendiri bagi pembelinya Istilah ekonominya, affordable luxury atau barang-barang yang memiliki kesan mewah tetapi masih dapat dijangkau secara finansial dengan cukup mudah Barang-barang tersebut dianggap dapat memberikan rasa puas tanpa membebani keuangan secara signifikan.

Pada tahun 2001, ketika krisis ekonomi melanda Amerika Serikat pasca peristiwa 9/11, Leonard Lauder menyatakan bahwa penjualan lipstik pada brand miliknya meroket tajam. CEO Estee Lauder tersebut juga menambahkan bahwa beberapa item lain seperti parfum dan hand cream juga naik pesat penjualannya Hal ini menunjukkan bahwa fenomena the lipstick effect benarbenar terjadi dan merupakan sebuah anomali yang nyata Kondisi krisis ekonomi yang identik dengan kondisi serba kekurangan ternyata tidak menyurutkan konsumen untuk

mencari kesenangan di tengah-tengah sulitnya upaya memenuhi kebutuhan. Hiburan dan juga rasa senang yang tadinya merupakan kebutuhan tersier yang disangka akan surut dalam krisis ternyata tetap masuk dalam skala prioritas.

Walaupun fenomena the lipstick effect muncul sebagai anomali krisis ekonomi, nyatanya secara logika ekonomi sederhana barang-barang yang merupakan affordable luxury memang lebih mudah dijangkau dan dirasa lebih menghasilkan kepuasan dibandingkan dengan hal-hal yang sifatnya investasi jangka panjang seperti menabung atau membeli rumah Banyak yang berkomentar bahwa generasi milenial kemungkinan besar tidak bisa membeli rumah seperti generasi-generasi pendahulunya karena memiliki hidup penuh gaya, termasuk menonton konser, travelling terlalu sering, dan salah satunya membeli lipstik dalam berbagai macam warna. Pada akhirnya, di kala krisis melanda, pilihan untuk kesenangan sesaat memang lebih menggoda daripada memenuhi kebutuhan jangka panjang yang belum tentu bisa dicapai.

Pada Akhirnya…

Pilihan untuk menata gaya hidup atau menjalani hidup penuh gaya tidak bisa dihakimi dengan mudah secara kasat mata. Ketidakberhasilan suatu generasi untuk menata gaya hidup dan alih-alih memilih hidup penuh gaya tidak semata-mata merupakan keborosan tanpa sebab. Sedangkan penghematan di masa krisis bisa jadi terasa tanpa tujuan juga, mengingat rasa pesimis yang timbul karena tidak sebandingnya kenaikan biaya hidup dan penghasilan Ketika hidup penuh gaya kemudian muncul sebagai oase sesaat di tengah kekeringan krisis, siapa yang tidak tergoda? [deapurie]

Why Multilingualism is Your Secret Superpower

Let’s be real: in a world that’s more

connected than ever, speaking more than one language isn’t just cool—it’s your ultimate secret weapon. Whether you’re chilling with friends, planning your dream job, or scrolling through TikTok, multilingualism gives you an edge that’s hard to beat. Think of it as your personal passport to new opportunities, new ideas, and new ways to shine.

1. See the World Through New Eyes

Learning a new language isn’t just about memorizing words or acing grammar tests; it’s about unlocking an entirely new way of seeing the world. Ever heard of the Danish word “Hygge”? It’s all about cozy vibes and simple joys Or the Japanese term “Omotenashi”, which is next-level hospitality. Knowing these words helps you dive into different cultures and understand life from new perspectives. Pretty awesome, right?

2. Level Up Your Career Game

Imagine this: you are fluent in English, Do you want to stand out to future employers? Being multilingual is like having a golden ticket in your resume Global companies actively seek individuals who can communicate effectively with clients and colleagues from diverse cultural backgrounds According to research by The Economist, multilingual employees are highly valuable assets in building international business relationships.

Mandarin, and Indonesian This skill set could open doors to roles in multinational companies, leadership opportunities in crossregional projects, and even positions where you become the go-to person for bridging cultural divides. Multilingualism is not just about speaking—it is about fostering trust and demonstrating cultural understanding.

3. Boost Your Brainpower

Did you know speaking more than one language can make your brain sharper? It’s called the “bilingual advantage” and it’s legit. Thinking in multiple languages helps you tackle problems from different angles and come up with creative solutions It’s like giving your brain a workout every day.

I

h multilingual members often create cooler, more inclusive products Think of those awesome translation apps—they’re built by people who understand the nuances of multiple languages. That’s innovation at its finest!

4. Make Everyday Life More Fun

Learning a new language makes life way more interesting. You can binge-watch your favorite K-dramas without subtitles, vibe to international music, or read classic books in their original language. And when you travel? Total game-changer You’ll connect with locals, find hidden gems, and create memories you wouldn’t get by sticking to English alone.

The future is global, and being multilingual is your ticket to staying ahead. As the world works together more, knowing multiple languages will only get more valuable Starting now whether it’s through apps, classes, or practicing with friends—is one of the smartest moves you can make.

5. Future-Proof Your Skills about talking in different languages it’s about opening doors, breaking barriers, and making life more exciting. Whether you’re aiming to crush it in your career, explore the world, or just challenge yourself, learning a new language is like gaining a superpower. So, what’s stopping you? Go pick up that new language and start unlocking your potential. Your future self will thank you! [ar]

To sum up, being multilingual isn’t just

Doc. Pinterest
Doc. Pinterest

Universitaria 10 Pojok Alumni

Jadi Guru Itu Seru

Dalam bayangan saya, ada banyak

pekerjaan menarik daripada menjadi seorang guru Namun, pada Juli 2022, kesempatan mengajar di salah satu sekolah swasta di Yogyakarta datang, dan perjalanan ini membawa pengalaman yang ternyata lebih berharga dari yang saya duga. Saya tidak pernah membayangkan akan menjadi seorang guru.

Dari Sisi Murid ke Sisi Guru

Saat masih menjadi siswa, saya selalu melihat guru sebagai sosok berwibawa yang memiliki jawaban atas setiap pertanyaan Namun, ketika saya sendiri berada di depan kelas, pandangan saya berubah Ternyata, mengajar lebih dari sekadar menyampaikan pelajaran; namun juga harus melibatkan serta memahami setiap siswa sebagai individu dengan kebutuhan dan cara belajar yang unik. Dari sisi murid ke sisi guru, saya mulai menyadari kompleksitas peran seorang guru Pengalaman ini memberi saya perspektif baru tentang hubungan antara guru dan murid.

Sejujurnya, saya memang selalu suka mengajar Saat kuliah, saya kerap terlibat dalam kegiatan-kegiatan pengajaran informal, seperti membantu teman belajar, memberikan pengajaran dalam komunitas

pemuda atau menjadi asisten dalam program tertentu. Namun, saya tidak pernah membayangkan akan menjadi guru profesional. Meski tanpa ekspektasi besar, saya menerima kesempatan ini dan menemukan bahwa mengajar sebenarnya memberi saya pelajaran hidup yang sangat berharga.

Tantangan Administratif

Satu hal yang mengejutkan saya setelah menjadi guru adalah banyaknya tugas administratif yang harus dilakukan. Sebagai guru, saya tidak hanya bertanggung jawab di depan kelas, tetapi juga harus menyusun rencana pembelajaran, mengelola penilaian, dan menyelesaikan banyak sekali laporanlaporan administrasi lainnya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya, karena saya lebih menikmati interaksi langsung dengan siswa daripada menghabiskan waktu dengan dokumen-dokumen administratif.

Meskipun tugas-tugas administratif terkadang terasa melelahkan, saya menyadari pentingnya pekerjaan ini untuk mendukung proses belajar siswa Administrasi adalah bagian penting dari pengelolaan kelas yang efektif, membantu memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan perhatian yang mereka butuhkan. Saya belajar untuk menanganinya dengan lebih baik, karena saya tahu bahwa

Dua mahasiswa Universitas Kristen

Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta ikut berlaga di ajang Kejuaraan Taekwondo Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (POMDA) DIY 2024. Kejuaraan yang digelar pada 29-30 November 2024 di Gedung Olahraga Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta ini diselenggarakan oleh Pengurus Daerah Taekwondo Indonesia DIY dan Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Daerah DIY.

Justin Beltsazar Alfin Reza berhasil meraih medali perunggu di kategori Kyourugi U54Kg, sementara rekannya, Stefanus Adrian Kurniawan, meski sempat bertarung keras, harus mengakhiri langkahnya di babak penyisihan kedua.

Stefanus menyampaikan rasa terima kasih dan harapan besar untuk perbaikan di masa depan. “Kejuaraan POMDA Taekwondo 2024 sangat berarti bagi saya Ini adalah pertandingan pertama setelah lama vakum, sekaligus debut pertama saya di kategori kyorugi sebagai mahasiswa aktif di UKDW. Meskipun saya belum berhasil meraih medali,

pada akhirnya, ini semua demi kemajuan siswa-siswa saya.

Kesenangan Mengajar dan Melihat Kemajuan Siswa

Meskipun administrasi menjadi tantangan, bagian terbaik dari profesi ini tetaplah mengajar dan berinteraksi dengan siswa. Ada kepuasan yang luar biasa ketika melihat seorang siswa yang awalnya mengalami kesulitan belajar akhirnya berhasil memahami materi yang diajarkan Momen seperti itu adalah alasan utama mengapa saya merasa pekerjaan ini begitu bermakna.

Interaksi dengan siswa-siswa saya setiap hari adalah hal yang membuat pekerjaan ini menyenangkan Mereka membawa energi dan rasa ingin tahu yang selalu membuat suasana kelas hidup. Melihat perkembangan mereka, baik secara akademis maupun pribadi, adalah hadiah yang tak ternilai. Saya merasa sangat beruntung bisa menjadi bagian dari proses ini, dan lebih dari sekadar m e m b e r i p e l a j a r a n , s a y a j u g a b i s a membagikan nilai-nilai positif yang akan membantu mereka di masa depan.

Lebih dari Sekadar Mengajar

Selain mengajar, saya juga sering berbagi pengalaman hidup saya dengan siswa-siswa

saya. Saya menceritakan pengalaman selama kuliah dan bagaimana saya mempersiapkan masa depan Cerita-cerita ini ternyata menjadi inspirasi bagi mereka, sekaligus membuat hubungan kami lebih dekat. Peran guru yang saya pelajari di kampus sebagai fasilitator, konselor, dan pendidik, kini benarbenar saya terapkan di kelas Sebagai fasilitator, saya mendorong siswa-siswa untuk berpikir kritis dan mandiri. Sebagai konselor, saya mendengarkan masalah mereka dan membantu mencari solusi Semua peran ini membuat pengalaman mengajar menjadi lebih kaya. Menjadi Guru adalah jalan tak terduga yang penuh pelajaran Banyak hal yang menantang, tetapi juga sangat memuaskan. Setiap hari saya belajar sesuatu yang baru, baik dari pengalaman mengajar maupun dari siswa-siswa saya sendiri Profesi ini telah memberi saya kebahagiaan yang tak terduga, dan saya merasa sangat bersyukur bisa berada di jalur ini. Mengajar bukan sekadar pekerjaan; ini adalah sebuah panggilan untuk memberi makna bagi orang lain dan tentu bagi saya pribadi. (Harvesto

Mahasiswa UKDW Raih Medali Perunggu Cabor Taekwondo di POMDA DIY 2024

saya tetap bersyukur atas kesempatan ini. Kejuaraan ini menjadi motivasi untuk terus berlatih dan berusaha lebih baik lagi di ajang berikutnya,” ungkap Stefanus penuh semangat.

Kejuaraan ini menjadi momen berharga bagi Tim Taekwondo UKDW, karena menjadi ajang pertama yang diikuti dengan skema Cabor Taekwondo di POMDA, bukan berbasis open seperti sebelumnya Meskipun baru menjajal model ini, Tim Taekwondo UKDW

berhasil menunjukkan kualitasnya dengan meraih medali perunggu, membuktikan bahwa mereka siap bersaing di level yang lebih tinggi Keberhasilan ini sekaligus menjadi bukti bahwa tim UKDW terus berkembang dan berkomitmen untuk meraih prestasi gemilang di kejuaraan-kejuaraan mendatang. Kehadiran Tim Taekwondo UKDW dalam POMDA DIY 2024 pun tak lepas dari dukungan penuh dari kampus Dengan

Dukungan tersebut diharapkan dapat terus meningkatkan semangat dan kualitas mahasiswa UKDW dalam meraih lebih banyak prestasi di masa depan. [sma] fasilitas dan dukungan yang diberikan, mereka merasa semakin termotivasi untuk terus berlatih dan berkompetisi. Tim ini terus berupaya mengharumkan nama baik UKDW di dunia olahraga taekwondo.

Glory Febriano Jalmav, S.Pd., Alumni Prodi Pendidikan Bahasa Inggris)
Doc. Pribadi
Doc. Pribadi
Doc. Pribadi
Doc. Pribadi
Doc. Pribadi

11 Campus Ministry

Sharing Lintas Iman: Inspirasi Paus Fransiskus

Dalam kunjungannya ke Indonesia

tanggal 5 September 2024 yang lalu, Paus Fransiskus berkesempatan untuk bersilaturahmi ke Masjid Istiqlal dan menyampaikan satu komentar terkait terowongan bawah tanah di situ Paus Fransiskus menyampaikan bahwa ‘terowongan persahabatan’, yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, adalah ‘tanda yang fasih’, yang memungkinkan kedua tempat ibadah besar ini tidak hanya berada di depan satu sama lain, tetapi juga terhubung satu sama lain Memang, lorong ini memungkinkan terjadinya perjumpaan, dialog, dan kemungkinan nyata untuk menemukan dan berbagi ‘mistik’ hidup bersama, berbaur, dan berjumpa [ ] melangkah ke dalam gelombang pasang ini, yang meskipun kacau, dapat menjadi pengalaman persaudaraan yang sejati, kafilah solidaritas, ziarah suci (Anjuran Apostolik Evangelii Gaudium, 87).

“Saya mendorong Anda untuk terus menempuh jalan ini sehingga kita semua, bersama-sama, masing-masing mengembangkan spiritualitasnya sendiri dan menjalankan agamanya, dapat berjalan mencari Tuhan dan berkontribusi untuk membangun masyarakat terbuka, yang didirikan atas dasar rasa saling menghormati dan saling mencintai, yang mampu melindungi dari kekakuan, fundamentalisme, dan ekstremisme, yang selalu berbahaya dan tidak pernah dapat dibenarkan,” katanya.

Kalimat bijak dari Paus Fransiskus ini, merupakan salah satu poin penting yang menjadi bahan acara Sharing Lintas Iman yang diprakarsai oleh Pusat Studi Ignatian USD dengan Pusat Pastoral Mahasiswa Yogyakarta (PPMY) milik Komisi Kerasulan Mahasiswa Yogyakarta. Acara diadakan pada tanggal 7 Desember 2024 bertempat di Pendopo Pusat Pastoral Mahasiswa DIY di Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo 54 yang lokasinya di utara UKDW. Tema besar yang diusung dalam acara ini adalah “Sharing Lintas Iman: Membangun Budaya Perjumpaan. Memaknai Kunjungan Paus Fransiskus dalam Perspektif Agama-agama Lain ” Ada tiga pembicara yang diundang dalam acara ini, yaitu Prof. Dr.

Phil. Al Makin, S.Ag., M.A (Rektor UIN Sunan

Kalijaga Periode 2020-2024), Fr Amadea

Prajna, S J (Kolese Santo Ignatius, Kotabaru), dan Adham Khrisna Satria, M.A (Campus Ministry UKDW) Acara ini dimeriahkan dengan persembahan tampilan musik hadroh dari satu grup musik hadroh Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Guyuran hujan lebat membuka pertemuan hangat ini yang dihadiri oleh para mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, Universitas Atma Jaya, Universitas Kristen Duta Wacana, dan Universitas Janabadra. Ada dua pertanyaan utama yang menjadi bahan perbincangan malam itu yakni bagaimana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dimaknai dari semangat atau spirit agama Kristen Protestan? Kedua, bagaimana umat Kristen memaknai dan menindaklanjuti Deklarasi Istiqlal?

Menangapi dua pertanyaan tersebut, dua narasumber secara bergantian menyampaikan tanggapannya dari sudut pandang Katolik dan Protestan Sayang sekali narasumber dari Agama Islam berhalangan hadir dalam acara ini Dari wakil Kristen Protestan, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dapat dimaknai sebagai bentuk semangat ekumenis dan kesatuan di antara umat Kristen, termasuk Protestan. Meskipun Paus Fransiskus adalah pemimpin Gereja Katolik, kunjungannya ke Indonesia membawa pesan perdamaian, kesatuan, dan kerjasama antaragama Hal ini sejalan dengan semangat agama Kristen Protestan yang menekankan pentingnya kesatuan dan kerja sama di antara umat Kristen.

Sedangkan pembicara Katolik memaparkan bahwa kunjungan Bapa Suci Paus Fransiskus ke Indonesia digambarkan sebagai karakter yang out of the box. Dimana beliau ikut menandatangani Dokumen Abu Dhabi dan Dokumen Istiqlal. Kedua dokumen ini berisi pesan perdamaian, pengakuan HAM, kerja sama antar agama-agama, penghargaan terhadap keragaman agama dan budaya, serta sarat dengan pesan moral dan etika Paus Fransiskus menekankan

pentingnya nilai empati dalam berdialog dengan umat agama-agama di dunia. Empati ini harus diusahakan, disengajakan, ditumbuh

dipraktekkan guna mendapatkan sebuah dialog antar umat agama-agama yang subur dan membawa manfaat bagi semua umat.

Dari sudut pandang Spiritualitas Ignasian, fr. Amadea, SJ membagikan kepada peserta sharing bahwa setiap umat didorong untuk dapat menemukan Tuhan di dalam segala aspek kehidupan. Umat didorong pula untuk benar-benar hadir dalam konteks mereka sehari-hari dan memberi dampak bagi masyarakat sekitar. Dalam konteks pluralitas agama-agama di Indonesia umat Katolik didorong untuk berinteraksi dengan umat dari agama-agama lain di sekeliling mereka, mengupayakan perdamaian dan pemahaman bersama, serta mendorong umat Katolik untuk menemukan nilai-nilai dan pijakan bersama yang bisa digunakan sebagai landasan untuk berdialog secara sehat, bermartabat dan membawa manfaat.

Kedua, umat Kristen dapat memaknai Deklarasi Istiqlal sebagai panggilan untuk bekerja sama dengan umat beragama lain dalam membangun perdamaian dan keharmonisan di dunia Deklarasi Istiqlal yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M A , menekankan pentingnya kerjasama antar agama dalam mengatasi isu-isu global seperti dehumanisasi dan kerusakan lingkungan. Umat Kristen dapat menindaklanjuti Deklarasi Istiqlal dengan terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mempromosikan perdamaian, keharmonisan, dan kerja sama antar agama.

Selain itu, wakil UKDW menyampaikan bagaimana tindakan-tindakan baik yang sudah dilakukan yang sejalan dengan inspirasi dari kutipan dari Paus Fransiskus di atas terkait perjumpaan dan dialog antar agama di tingkat kampus UKDW Kita menghayati keragaman agama dan perjumpaan antar umat beragama sebagai suatu hal yang perlu untuk diterima sebagai bagian dari identitas kampus dan dibiasakan untuk menjadi norma hidup bersama dalam

konteks akademis di UKDW. Pada praktiknya, para mahasiswa UKDW secara sengaja terlibat dalam perjumpaan dengan mereka yang berbeda agama di kelas-kelas Pendidikan Agama Kristen (PAK) yang silabus perkuliahannya dirancang secara khusus dengan mempertimbangkan komposisi keagamaan para mahasiswa di kelas.

Contoh lain yang memperkuat tanggapan konkrit dari ajakan dan undangan dari Paus Fransiskus adalah keterlibatan dari Tim Doa dengan Nyanyian dari Taizé (DNTZ) UKDW di acara BESTFEST (Festival Beda Setara) yang diselenggarakan oleh Jaringan Nasional GUSDURIAN dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di bulan November yang lalu Kesempatan bersejarah ini menjadi pengalaman penting yang tak akan terulang lagi di waktu yang akan datang. Oleh karena itu, mahasiswa UKDW berkontribusi dalam mengkaji, merancang, mempersiapkan, dan menyelenggarakan sebuah acara doa bersama yang dikemas secara meditatif yang pada intinya menyediakan ruang hening dan ruang belajar yang cukup luas bagi tiap peserta untuk mengalami perjumpaan dengan yang Ilahi secara personal dalam keheningan.

Fokus utama dari doa bersama ini adalah mendengarkan ayat-ayat Kitab Suci dari 5 agama yang secara harmoni mengangkat arti penting mendengarkan suara Yang Ilahi di tengah kebisingan dunia sekitar kita. Para pembaca Kitab Suci Alkitab (Kristen & Katolik), Al Qur’an (Islam), Veda (Hindu), Tripitaka (Buddha), dan Sishu Wujing (Konghucu) adalah wakil dari mahasiswa UKDW yang sekaligus menggambarkan perjumpaan agama-agama di UKDW di aras mahasiswa secara intens.

Kontribusi aktif UKDW di BESTFEST ini sekaligus menandai munculnya jalinan persahabatan yang baru dengan Jaringan Nasional GUSDURIAN, dengan harapan bahwa di masa depan akan lebih banyak kemungkinan untuk menyelenggarakan acara-acara serupa guna memperbanyak frekuensi perjumpaan, dialog dan sharing lintas iman di antara unsur-unsur bangsa Indonesia. (Adham-LPKKSK)

"Hidup Baru dalam Kristus" Campus Ministry

Filipi 3:13-14 "Saudara-saudara, aku

sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus."

Selamat Tahun Baru 2025, teman-teman mahasiswa UKDW yang terkasih dalam Kristus! Memasuki tahun baru ini, hati kita sering dipenuhi dengan harapan dan semangat baru. Kita merenungkan masa lalu dengan penuh rasa syukur atas penyertaan Tuhan, sekaligus menatap masa depan dengan pengharapan akan hal-hal baik yang akan datang. Renungan kali ini diambil dari sebuah bacaan yaitu Filipi 3:13-14, yang mana Rasul Paulus mengatakan dalam suratnya, “Tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya melangkah maju dalam hidup baru bersama Kristus, meninggalkan masa lalu, dan mengarahkan pandangan kita pada tujuan surgawi.

Nah, untuk memahami lebih dalam Filipi 3:13-14, kita perlu melihat konteksnya terlebih dahulu Rasul Paulus, dalam suratnya kepada jemaat Filipi, membagikan pengalamannya sebagai seorang yang telah

Natal UKDW 2024

meninggalkan segala sesuatu yang dulu dianggap berharga demi mengenal Kristus. Ayat-ayat ini menggambarkan perjalanan iman Paulus yang penuh komitmen untuk mencapai tujuan akhir, yaitu kesempurnaan di dalam Kristus. Ketika Paulus mengatakan bahwa ia “melupakan apa yang telah di belakang”, ini bukan berarti ia mengabaikan atau meniadakan pengalaman masa lalunya. Sebaliknya, Paulus memilih untuk tidak terikat oleh keberhasilan maupun kegagalannya di masa lalu, sehingga ia dapat fokus sepenuhnya pada panggilan Allah Dalam konteks ini, melupakan berarti melepaskan diri dari segala hal yang dapat menghalangi perjalanan rohaninya menuju Kristus. Paulus juga menggunakan metafora seorang pelari yang “mengarahkan diri kepada apa yang di hadapannya” Ini menekankan pentingnya fokus dan tekad Seorang pelari tidak akan menoleh ke belakang karena hal itu dapat menghambat kecepatannya Fokus Paulus adalah pada tujuan surgawi, yaitu hidup kekal bersama Kristus. Metafora ini mengajarkan kita bahwa hidup Kristen adalah sebuah perjalanan yang memerlukan ketekunan, konsistensi, dan fokus pada tujuan akhir yang telah Tuhan tetapkan. Ungkapan “berlari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah” menunjukkan bahwa hidup baru dalam Kristus melibatkan usaha aktif. Hadiah yang dimaksud adalah “panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” Ini adalah panggilan untuk hidup dalam hubungan yang mendalam dengan

Allah dan untuk menerima hidup kekal sebagai anugerahNya. Paulus mengingatkan kita bahwa meskipun keselamatan adalah anugerah, perjalanan iman memerlukan kesetiaan dan kerja sama dengan Roh Kudus.

Saat kita membuat resolusi tahun baru, kita dapat belajar dari ajaran Paulus ini. Langkah pertama adalah menulis resolusi yang jelas. Resolusi yang spesifik, terukur, dan realistis akan membantu kita untuk tetap fokus dan tidak mudah menyerah. Misalnya, jika ingin lebih dekat dengan Tuhan, kita bisa menetapkan waktu khusus setiap hari untuk membaca Alkitab dan berdoa Dengan menuliskan resolusi ini secara detail, kita memberi arah yang jelas pada langkahlangkah kita Selanjutnya, penting untuk membuat rencana bertahap. Resolusi besar sering kali terasa menakutkan jika kita mencoba mencapainya sekaligus Oleh karena itu, pecahlah resolusi tersebut menjadi langkah-langkah kecil yang dapat dicapai satu per satu. Misalnya, jika resolusi kita adalah menghafal ayat-ayat Alkitab, mulailah dengan satu ayat per minggu, dan tambahkan jumlahnya secara bertahap.

Namun, resolusi tidak akan berarti tanpa konsistensi dan disiplin. Disiplin bukanlah sesuatu yang selalu mudah, tetapi dengan mengingat bahwa langkah-langkah kecil kita adalah bentuk pelayanan kepada Tuhan, kita akan menemukan motivasi baru untuk melakukannya. Firman Tuhan dapat menjadi sumber kekuatan kita di saat-saat sulit. Ketika kita merasa lelah atau putus asa, ingatlah janji

Tuhan bahwa Ia akan memberikan kekuatan kepada yang lemah dan semangat kepada yang patah hati. Tidak kalah penting, carilah dukungan dari teman-teman atau komunitas rohani Resolusi yang dijalani bersama seringkali lebih mudah untuk dicapai Teman-teman dapat menjadi pengingat, penguat, dan pendukung dalam perjalanan kita. Mereka juga bisa memberikan perspektif baru dan mendoakan kita agar tetap teguh. Akhirnya, semua resolusi ini harus disertai dengan penyerahan penuh kepada Tuhan Kita harus menyadari bahwa tanpa campur tanganNya, segala usaha kita akan sia-sia. Berdoalah setiap hari, memohon bimbingan dan kekuatan dari Tuhan agar setiap langkah yang kita ambil sesuai dengan kehendakNya. Semoga tahun baru ini menjadi kesempatan bagi kita semua untuk hidup lebih dekat dengan Kristus dan menjalani hidup baru yang berkenan kepadaNya. Mari kita terus berlari kepada tujuan surgawi dengan semangat yang diperbarui setiap hari.

"Tuhan, terima kasih untuk tahun yang baru ini Kami bersyukur atas semua pengalaman di tahun 2024 lalu Kami serahkan tahun 2025 ke dalam tanganMu. Bimbing kami dalam setiap langkah, kuatkan hati kami, dan mampukan kami untuk terus maju dengan iman Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin." Doa: Selamat Tahun Baru 2025! Tuhan Yesus memberkati. (Pedro-TIK)

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.