UKDW Yogyakarta @UKDWJOGJA
@ukdwyogyakarta
UKDW Yogyakarta
Alamat Redaksi: Kantor Biro IV UKDW
Gedung Hagios Lantai 1
Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25, D I Yogyakarta
Koran Kampus UKDW
korankampus@staff ukdw ac id
UKDW Yogyakarta @UKDWJOGJA
@ukdwyogyakarta
UKDW Yogyakarta
Alamat Redaksi: Kantor Biro IV UKDW
Gedung Hagios Lantai 1
Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25, D I Yogyakarta
Koran Kampus UKDW
korankampus@staff ukdw ac id
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak
(DJP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Erna Sulistyowati, memberikan penghargaan kepada Tax Center Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Penghargaan tersebut diterima oleh Rektor UKDW, Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. pada hari Senin, 22 Juli 2024 di Royal Ambarrukmo Yogyakarta dalam acara Malam Penghargaan dan Apresiasi Bagi Wajib Pajak dan Stakeholder di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak DIY.
Acara tersebut digelar untuk meneguhkan komitmen bersama dalam mengawal pajak sebagai instrumen penting dalam mendukung pembangunan untuk menuju Indonesia yang lebih hebat, kuat, dan bermartabat Acara ini menjadi wujud syukur dan penghargaan kepada wajib pajak dan stakeholder yang telah berkontribusi untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Dimana membayar pajak adalah cermin dari jiwa yang mulia, sebuah manifestasi dari cinta, dan pengabdian kepada negeri.
Dalam laporannya, Erna Sulistyowati menyampaikan, kegiatan tersebut mengambil tema “Pahargyan Paramarta, Paos Srana Manuju Kerta, Sinergi Hanggayuh Hayuning Bongso” Paramarta yang bermakna budi pekerti, mengingatkan kita bersama bahwa kepatuhan dalam melaksanakan kewajiban pajak adalah bukti keluhuran hati dan cinta kepada Ibu Pertiwi demi kesejahteraan bangsa.
“Apresiasi ini kami berikan kepada Gubernur DIY, Pemerintah Daerah DIY, Para Kepala Daerah, Para Pimpinan Unit Vertikal, Para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Rektor dari Tax Center, Asosiasi, Influencer, dan Pimpinan Media Partner,” ungkapnya Erna pun berharap, dukungan dan sinergi serta
dan harmonis untuk kedepannya.
Rektor UKDW, Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. menyatakan bahwa UKDW sangat bersyukur dan merasa terhormat atas penerimaan penghargaan dari Kanwil Direktorat Jenderal Pajak DIY. Penghargaan ini merupakan hasil kerja keras dan komitmen seluruh tim Tax Center UKDW yang telah berkontribusi dalam memberikan edukasi dan pelayanan pajak terbaik bagi dosen dan karyawan UKDW, serta masyarakat luas. Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan penuh seluruh civitas academica UKDW dan kerja sama yang baik dengan DJP DIY.
“Penghargaan ini semakin menguatkan semangat UKDW untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran serta kepatuhan pajak di Indonesia. Kami berharap Tax Center UKDW dapat terus menjadi mitra yang handal bagi pemerintah dalam upaya meningkatkan penerimaan negara melalui pajak. Terima kasih kami sampaikan kepada Direktorat Jenderal Pajak atas penghargaan ini. Pengakuan ini akan menjadi motivasi bagi UKDW untuk terus memberikan yang terbaik dalam menjalankan fungsi dan tugas Tax Center UKDW,” tuturnya.
Selanjutnya Rektor UKDW menyerahkan penghargaan tersebut kepada Ketua Tax Center UKDW pada hari Rabu, 24 Juli 2024 di Ruang Rapat Rektorat. Dra. Putriana Kristanti, MM., Akt, CA selaku Ketua Tax Center UKDW periode tahun 2024 menyatakan bahwa keberadaan Tax Center UKDW dimaksudkan untuk melakukan literasi, edukasi, dan pendampingan bagi wajib pajak dan calon wajib pajak yaitu segenap karyawan dan mahasiswa UKDW serta masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. “Terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak, sehingga kami dapat meningkatkan pelayanan kami,” pungkasnya. [mpk]
o g a A n g k a w
j a y a K r i s t
a w a n ,
mahasiswa Fakultas Bioteknologi
Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, berhasil meraih tiga penghargaan di ajang Global Youth Innovation Summit (GYIS) 2024. Kompetisi bergengsi tersebut digelar pada tanggal 15-18 Juli 2024 di International Islamic University Malaysia (IIUM), Kuala Lumpur, Malaysia.
Yoga yang menjadi delegasi mewakili UKDW dalam GYIS 2024 ini berhasil meraih penghargaan sebagai Best Delegate, berkat kepemimpinan dan kemampuannya dalam menyampaikan ide-ide inovatif terkait Sustainable Development Goals (SDGs). Yoga menunjukkan kemampuan dalam memimpin diskusi, memberikan solusi kreatif, dan menginspirasi rekan-rekannya untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama.
Selain itu, Yoga bersama tim juga meraih penghargaan 1st Place Best Team SDGs Project dan 3rd Place SDGs Project Video.
Dalam project berjudul HealBoost: Pioneering Healthy Lifestyle through Academic Entrepreneurship by Utilising Local Resources, Yoga dan tim mengangkat program kewirausahaan mahasiswa yang
m e m a n f a a t k a n s u m b e r d a y a l o k a l , membangun keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan sosial, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat melalui konsumsi produk-produk alami dan berkualitas. Mereka membangun keunggulan
pengembangan produk dan strategi bisnis. Memprioritaskan kesejahteraan masyarakat (people), menggunakan metode produksi yang berkelanjutan (planet), dan memastikan kelangsungan finansial (profit) Selain itu, Yoga dan tim membuat platform social commerce yang mempermudah pemesanan makanan dan minuman yang berfokus pada kesehatan sekaligus mempromosikan gaya hidup sehat dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Yoga pun mengungkapkan rasa syukurnya atas prestasi yang diraih “Meraih tiga penghargaan di Global Youth Innovation Summit 2024 adalah pengalaman yang sangat berharga. Saya sangat bersyukur atas dukungan dari keluarga, teman, fakultas, dan kampus UKDW yang telah memberikan fasilitas dan bimbingan, serta dukungan tiada henti dari LLDIKTI Wilayah V. Pengalaman ini memotivasi saya untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam proyek-proyek yang memberikan dampak positif. Saya percaya, dengan kerja keras dan dedikasi, kita semua
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Informasi, dan Inovasi (WR 3) UKDW, Dr. Parmonangan Manurung, S.T., M T , IAI mengatakan, “Yoga merupakan representasi mahasiswa berprestasi yang aktif dalam berbagai kegiatan, meraih banyak prestasi, dan tetap menonjol secara akademik. Selamat atas prestasi Yoga pada GYIS 2024, prestasi ini melengkapi prestasi sebagai mahasiswa berprestasi UKDW 2024”. [ya]
Tjoeng Suyanto, S Kom , alumnus
Program Studi (Prodi) Teknik
Informatika Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) angkatan 1990, telah menempuh perjalanan panjang dalam kariernya. Lulus pada tahun 1994, Suyanto kini menjabat sebagai Komisaris di Anteraja, setelah sebelumnya menjabat sebagai CEO
Suyanto mengenang masa-masa kuliahnya di UKDW sebagai periode penting dalam hidupnya. Meskipun telah memiliki pondasi di bidang teknologi informasi sejak SMA, ia merasa bahwa pendidikan di UKDW memberikan pengalaman baru yang berharga. "Belajar di TI UKDW memberikan perusahaan logistik terkemuka tersebut.
pengalaman baru di dunia IT saat itu. Ilmu dan sahabat-sahabat di kampus menambah semangat untuk menggali ilmu-ilmu baru," katanya.
Sebagai perantau, tantangan terbesar yang dihadapinya bukan dari sisi akademis, melainkan dari kemampuan untuk mengatur kehidupan sehari-hari “Tantangannya adalah bagaimana mengatur keseharian sendiri dan tanggung jawab dalam pembelajaran di kampus,” ujarnya, mengingat kembali masa-masa di mana ia harus menyeimbangkan antara kehidupan pribadi dan akademik.
Pendidikan di UKDW bukan hanya soal teori dan praktik, tetapi juga soal membentuk karakter dan mentalitas. Suyanto menyebut bahwa UKDW mengajarkan pentingnya kerja keras, ketekunan, dan keterbukaan pikiran. Tiga hal yang ia terapkan secara konsisten dalam kariernya. “Ketiga hal yang saya hadapi di kampus juga saya hadapi kedepannya saat harus terjun dalam dunia bisnis, bahkan saat mendirikan perusahaan startup,” jelasnya. Setelah menyelesaikan pendidikan, Suyanto memulai perjalanan karier yang penuh tantangan hingga akhirnya menjadi CEO dan sekarang Komisaris Anteraja Menurutnya, perjalanan ini adalah hasil dari anugerah Tuhan dan keberanian untuk mengambil setiap peluang yang datang “Keberanian untuk mengambil kesempatan yang datang, ketekunan, inovasi, teamwork, dan kelincahan dalam menjalankan bisnis membuat Anteraja ada sampai saat ini,” ungkapnya.
Salah satu pencapaian yang paling ia banggakan selama di Anteraja adalah mampu menciptakan lapangan kerja bagi banyak orang dan menjadikan Anteraja sebagai tempat di mana para karyawan dapat tumbuh dan mencapai mimpi-mimpi mereka “Menciptakan Anteraja sebagai rumah untuk banyak orang bertumbuh adalah kebahagiaan bagi saya,” tambahnya.
Dalam industri logistik yang kompetitif, Suyanto percaya bahwa inovasi adalah kunci untuk terus berkembang Ia memiliki visi
untuk membuat Indonesia lebih kompetitif melalui efisiensi dan modernisasi di sektor logistik. “Saya ingin agar Indonesia bisa lebih kompetitif, dengan industri logistik yang lebih efisien dan modern, serta menerapkan teknologi untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik,” ujarnya.
Sebagai Komisaris, Suyanto fokus pada pengambilan keputusan strategis yang mendukung visi besar perusahaan. Ia percaya bahwa keputusan-keputusan sulit harus diambil dengan keberanian demi mencapai tujuan jangka panjang.
Teknologi informasi telah mengubah wajah industri logistik, dimana Anteraja berada di garis depan dalam penerapan teknologi untuk meningkatkan efisiensi. Salah satu inovasi penting yang diterapkan Anteraja adalah sistem sortasi berbasis robotik AGV yang meningkatkan kecepatan dan akurasi dalam proses logistik Selain itu, Anteraja selalu mendengarkan suara pelanggan dan berinovasi untuk menjawab kebutuhan yang terus berkembang. “Listen to customer voice, keep innovate, dan ciptakan solusi untuk masalah-masalah yang dihadapi pelanggan dengan menggunakan teknologi yang tepat,” tegas Suyanto.
Sebagai salah satu alumni yang telah mencapai kesuksesan, Suyanto memiliki pesan penting bagi mahasiswa dan lulusan baru UKDW. “Tetap jaga integritas agar bisa menjadi team player yang trustworthy Teruslah berinovasi dan adaptasi terhadap perubahan, baik itu perubahan teknologi, kondisi pasar, maupun kebutuhan pelanggan. Jangan pernah berpuas diri, tetapi selalu seperti gelas kosong yang siap terus belajar,” pesannya.
Perjalanan karier Tjoeng Suyanto, dari mahasiswa Teknik Informatika hingga menjadi Komisaris Anteraja, membuktikan bahwa dengan integritas, kerja keras, dan inovasi, setiap impian bisa menjadi kenyataan. [vio]
PENANGGUNG JAWAB : Pdt. Wahju Satria Wibowo, Ph.D.
PIMPINAN REDAKSI : Dr. Phil. Lucia Dwi Krisnawati, S.S., M.A.
WAKIL PIMPINAN REDAKSI : Christina Angelina
Anti, Mei, Iit Adhimas, Sifera, Endrianto
KORAN KAMPUS BISAANDA DAPATKAN SECARA ONLINE MELALUI https://issuu.com/korankampus_ukdw Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.id
UKDW dan 7 PTS Anggota BKPTKI Luncurkan Inisiatif Bersama untuk Penelitian & Pengabdian Masyarakat
Universitas Kristen Duta Wacana
(UKDW) Yogyakarta memulai kolaborasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat bertema kebencanaan, pembangunan berkelanjutan, dan inklusi penyandang disabilitas Kolaborasi ini
melibatkan beberapa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang tergabung dalam Badan
Kerjasama Perguruan Tinggi Kristen di Indonesia (BKPTKI), termasuk Universitas
Dhyana Pura, Universitas Halmahera, Universitas HKBP Nommensen, Universitas
Kristen Artha Wacana, Universitas Kristen Indonesia Maluku, Universitas Kristen Satya Wacana, dan Universitas Pelita Harapan.
Penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) telah dilaksanakan bersamaan dengan Konvensi Akademia dan Pertemuan Tahunan 2024 BKPTKI yang diadakan pada 10-12 Juli 2024 di Denpasar, Bali. MoA ini menandai awal dari komitmen bersama untuk melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat selama lima tahun ke depan, yang akan dibagi menjadi empat tahap program kerja mulai dari penyusunan platform kolaborasi hingga evaluasi dan ekspansi program MoA ini ditandatangani oleh Rektor UKDW dan tujuh rektor dari PTS yang terlibat.
Melalui kerja sama ini, UKDW dan mitra institusi dalam jaringan BKPTKI bertujuan meningkatkan peran aktif perguruan tinggi dalam penanganan masalah kebencanaan, pembangunan berkelanjutan, dan inklusi penyandang disabilitas. Selain itu, kerja sama ini juga berfokus pada program mitigasi bencana, pemodelan kesiapsiagaan, dan mekanisme respons bencana yang inklusif di masyarakat.
Kerja sama ini dirancang untuk menyusun pemodelan kesiapsiagaan yang melibatkan berbagai pihak, termasuk komunitas lokal dan pemangku kepentingan Dengan menggabungkan sumber daya dan keahlian dari berbagai institusi, diharapkan tercipta solusi yang lebih efektif dan berdampak luas bagi
masyarakat.
Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T., selaku Rektor UKDW menyatakan kolaborasi ini adalah langkah penting bagi perguruan tinggi Kristen di Indonesia untuk bersinergi dalam mengatasi masalah kebencanaan, pembangunan berkelanjutan, dan inklusi penyandang disabilitas “Kami percaya bahwa dengan menggabungkan sumber daya dan keahlian, kita dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat yang kita layani. Kami sangat antusias dengan peluang yang ada dan berharap dapat bekerja sama dengan seluruh mitra untuk mencapai tujuan bersama ini,” ungkapnya.
Upaya ini diharapkan dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat yang dilayani serta memperkuat peran perguruan tinggi dalam menjawab tantangan kritis di bidang kebencanaan, pembangunan berkelanjutan, dan inklusi penyandang disabilitas Melalui sinergi antara UKDW, Universitas Dhyana Pura, Universitas Halmahera, Universitas HKBP Nommensen, Universitas Kristen Artha Wacana, Universitas Kristen Indonesia Maluku, Universitas Kristen Satya Wacana, dan Universitas Pelita Harapan, diharapkan tercipta perubahan nyata yang membawa manfaat bagi masyarakat luas. [penta]
Rektor Universitas Kristen Duta
W a c a n a ( U K D W ) , D r - I n g
Wiyatiningsih, S.T.,M.T, menghadiri acara “United Board Heads of Institution Leadership Strategy Summit” di Singapore Management University (SMU) pada tanggal 15-19 Juli 2024. Acara bergengsi ini mempertemukan para pemimpin pendidikan tinggi dari berbagai negara di Asia anggota United Board untuk membahas isu-isu inovasi dan kolaborasi dalam menghadapi tantangan global di dunia pendidikan.
Selama konferensi, para peserta berpartisipasi aktif dalam diskusi tentang topiktopik krusial seperti adaptasi terhadap teknologi baru, strategi manajemen bakat, dan kepemimpinan adaptif. Para peserta juga mendalami metode Causal Layered Analysis
(CLA), sebuah pendekatan futuristik yang membantu merancang masa depan pendidikan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Salah satu sesi penting dalam acara ini adalah pembahasan strategi untuk memotivasi dan mempertahankan talenta, baik di kalangan mahasiswa maupun tenaga pengajar. Diskusi ini menekankan pentingnya universitas untuk bekerja sama dengan industri, guna mempersiapkan lulusan yang siap menghadapi dunia kerja yang dinamis dan terus berubah. Dalam konteks ini, peserta didorong untuk membangun budaya organisasi yang mendukung inovasi, dialog terbuka, dan kolaborasi lintas disiplin.
Selain itu, tantangan keberlanjutan keuangan institusi pendidikan juga menjadi fokus diskusi Para pemimpin pendidikan
tinggi diundang untuk berbagi pengalaman dan strategi dalam menjaga stabilitas finansial sambil tetap mengutamakan kualitas pendidikan. Ini termasuk penerapan model pembelajaran yang fleksibel dan inovatif untuk menarik dan mempertahankan mahasiswa. Kehadiran Rektor UKDW di konferensi ini menegaskan komitmen universitas untuk berkontribusi pada kemajuan pendidikan di Indonesia dan Asia. Dalam pernyataannya, D r - I n g W i y a t i n i n g s i h , S T , M T , menyampaikan, “Partisipasi kami dalam acara ini sangat penting untuk membuka peluang kolaborasi dan inovasi. Kami berkomitmen untuk menerapkan wawasan yang diperoleh di sini guna memperkuat peran UKDW sebagai pelopor pendidikan tinggi di Indonesia. Kami bertekad untuk mempersiapkan mahasiswa
menghadapi masa depan yang penuh tantangan, memastikan bahwa mereka tidak hanya memiliki pengetahuan akademis yang kuat tetapi juga keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri”. Dengan berpartisipasi dalam “Leadership Strategy Summit,” UKDW berharap dapat terus meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan yang diberikan, serta memperluas jaringan kolaborasi dengan institusi lain di tingkat regional dan global. Inisiatif ini diharapkan dapat membantu UKDW tetap menjadi institusi yang adaptif dan responsif terhadap perubahan, sambil terus memajukan pendidikan yang holistik dan inklusif. [penta]
Universitas Kristen Duta Wacana
(UKDW) Yogyakarta menggelar acara temu alumni yang berlangsung sukses di Gosha Kitchen & Patisserie Gatsu, Denpasar, Bali pada Sabtu, 13 Juli 2024 Acara dihadiri Rektor, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset (WR 1), Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Informasi, dan Inovasi (WR 3) serta sedikitnya 60 alumni dari berbagai angkatan.
D a l a m s a m b u t a n n y a D r - I n g Wiyatiningsih, S T , M T selaku Rektor UKDW, mengucapkan terima kasih kepada seluruh alumni yang telah meluangkan waktu untuk hadir dan mempererat tali silaturahmi. Beliau juga menyampaikan berbagai perkembangan dan pencapaian UKDW, serta rencana strategis ke depan untuk memajukan universitas “Acara ini memberikan kesempatan bagi alumni untuk saling
bertukar pengalaman dan ide-ide yang dapat mendukung kemajuan UKDW,” ujarnya
B
memperkuat jaringan alumni serta membuka peluang-peluang baru yang mendukung karir mereka.
Dr. Parmonangan Manurung, S.T., M.T., IAI selaku Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan, Alumni, Informasi, dan Inovasi juga mengungkapkan rasa terima kasihnya Beliau menambahkan, “Kami sedang berencana melakukan fundraising untuk mendukung program-program pengembangan universitas. Setiap kontribusi yang diberikan akan sangat berarti bagi pengembangan fasilitas dan beasiswa bagi mahasiswa”.
Para alumni yang hadir tampak antusias dalam berbagi cerita dan pengalaman selama masa kuliah serta setelah lulus. Diskusi dan
networking yang berlangsung diharapkan dapat membuka peluang kolaborasi dan pengembangan karir bagi seluruh alumni Acara ini tidak hanya membangun kenangan, tetapi juga membuka jejaring yang kuat di antara alumni UKDW, serta menghubungkan berbagai generasi untuk saling mendukung dan berbagi inspirasi.
Ketua Pengurus Daerah (Penda) Keluarga Alumni Duta Wacana (KADUWA) Regional Bali, Pdt Trifena Wati S Si Teol menyampaikan, “Temu alumni UKDW di Bali hari ini sangat luar biasa. Berbagai fakultas dari berbagai tahun angkatan berbaur tanpa canggung, mewakili rasa bangga dan syukur atas UKDW sebagai rumah yang teduh mengayomi dan nyaman merangkul semua kalangan. Terima kasih UKDW, Duta Wacana almamater tercinta, tetap di hati”.
Beberapa alumni UKDW juga memberikan
kesan dan pesan mereka. Salah satunya Pdt. Dr. I Made Priyana, M.Th, alumnus Sekolah Tinggi Teologi (STT) Duta Wacana angkatan tahun 1979 yang turut hadir dalam acara ini menyatakan kebanggaannya sebagai salah satu alumni, serta kegembiraannya dapat hadir di acara temu alumni di Bali yang mempertemukan banyak rekan dari berbagai angkatan. “Terima kasih, saya menyampaikan salam dari Bali untuk UKDW dan keluarga besar Duta Wacana”, ujarnya. Florence Rizka Rahardian alumni Arsitektur dan Dian Grace alumni Pendidikan Bahasa Inggris, keduanya berasal dari angkatan tahun 2017, merasa sangat senang karena acara tersebut dihadiri oleh alumni dari berbagai angkatan, yang sudah lama tidak ditemui. “Acara ini harus terus dikembangkan kedepannya agar dapat membangun relasi antar alumni,” kata mereka.
UKDW juga memanfaatkan momen ini untuk menginformasikan berbagai perkembangan dan pencapaian terbaru dari universitas kepada alumni, termasuk program-program inovatif dan kerjasama internasional yang telah dilakukan. Hal ini diharapkan dapat memicu kebanggaan dan semangat alumni untuk terus berkontribusi dalam memajukan almamater mereka.
Melalui acara temu alumni ini, UKDW ingin menegaskan bahwa hubungan dengan alumni tidak berakhir setelah mereka lulus, tetapi terus berlanjut dan berkembang seiring waktu. UKDW berkomitmen untuk selalu menjadi rumah kedua bagi alumninya, tempat mereka bisa kembali dan berkontribusi untuk kemajuan bersama.
Dengan demikian, acara ini tidak hanya menjadi ajang nostalgia, tetapi juga sebagai platform untuk membangun jejaring yang kuat dan produktif, membuka peluang kerjasama, dan menciptakan sinergi yang positif antara alumni dan universitas. Semua ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi UKDW dan seluruh civitas academica, serta mendorong tercapainya visi dan misi universitas. [penta]
Centre of Entrepreneurship and
Innovation (Centrino) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan Mobile Intellectual Property Clinic (Mobile IP Clinic) dengan tema “Sosialisasi Paten Bagi Akademisi di Perguruan Tinggi”. Acara ini diadakan pada hari Jumat, 19 Juli 2024 di Ruang Seminar Pdt. Dr. Tasdik. Dalam sambutannya, Dr Rosa Delima, S.Kom., M.Kom. selaku Wakil Rektor Bidang
Akademik dan Riset (WR 1) UKDW menyampaikan perguruan tinggi dalam menjalankan tridarma baik dalam bidang pendidikan, penelitian, maupun pengabdian pada masyarakat tidak akan lepas dari suatu karya inovasi. “Inovasi-inovasi ini hendaknya bisa mendapat perlindungan kekayaan intelektual. Hasil dari inovasi dan karya yang dilindungi dengan paten ini tentunya akan berdampak positif bagi universitas,” ungkapnya.
Sedangkan dr. Haryo Dimasto Kristiyanto, S.S., M. Sc. selaku Kepala Centrino UKDW meng
n
merupakan langkah positif dalam menjalin kerja sama yang berkesinambungan dengan K a n w i l K
manambahkan pentingnya pemahaman dan
pendampingan bagi para inventor di lingkungan UKDW agar invensi yang dihasilkan dapat dihilirisasi dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Sementara itu, Andi Maesara Prakosa selaku Project Manager Centrino UKDW mengatakan kegiatan yang bersamaan dengan agenda dari Kanwil Kemenkumham DIY ini bertujuan untuk membantu para inventor dalam penyusunan drafting paten maupun diskusi terkait kendala dalam pengajuan paten Hadir sebagai narasumber, Antario Terryandana selaku Pemeriksa Paten Ahli Muda Bidang Mekanik dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI).
Dalam paparannya, Terry menyampaikan
Materi Sosialisasi Paten terdiri dari definisi paten, masa berlaku, proses pengurusan, dasar
hukum paten, beberapa contoh invensi, dan pentingnya mendaftarkan paten Pada kesempatan tersebut, para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk berkonsultasi dengan para ahli paten mengenai berbagai hal terkait dengan paten. Peserta juga diberikan kisi-kisi terkait penelusuran paten melalui situs-situs yang umum digunakan oleh pemeriksa dan inventor. Winta Adhitia Guspara, S.T, M.Sn. selaku inventor dan peserta seminar merasa mendapatkan banyak manfaat dari agenda seperti ini. “Kita jadi mengetahui langkahlangkah dan koreksi apa saja yang harus ditempuh agar karya kita memenuhi unsur paten granted,” pungkasnya. [Centrino/amp]
Berkolaborasi dengan The Hong Kong
Polytechnic University (PolyU), pada bulan Juli ini Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menyelenggarakan program KKN Internasional, International Service Learning (ISL) bertemakan kesehatan (ISL-Health) dan Science, Technology, Engineering, and Mathematics (ISL-STEM).
Melalui implementasi ISL sebagai bentuk kesadaran Perguruan Tinggi menjadi bagian dari masyarakat yang berkewajiban mengungkap, meningkatkan, dan melestarikan kearifan lokal masyarakat, program ini mengajak kelompok mahasiswa lintas prodi untuk berperan aktif dalam peningkatan kualitas hidup atau kesejahteraan masyarakat. Selain itu, proses bekerja sama dengan mahasiswa internasional dan turun langsung ke masyarakat akan mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk hidup di tengah masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.
Kegiatan yang diikuti oleh 64 mahasiswa PolyU dan 62 mahasiswa UKDW ini memilih Kalurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Bantul sebagai lokasi program ISL-Health serta Sekolah Dasar (SD) Teruna Bangsa dan SD Kalam Kudus sebagai lokasi program ISL-STEM.
Dr. Freddy Marihot Rotua Nainggolan, S.T., M.T., IAI. selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UKDW menjelaskan bahwa pemilihan lokasi program
didasarkan pada kesesuaian dengan program Pemerintah Daerah (Pemda) serta potensi dan kebutuhan penerima manfaat, dalam hal ini warga Argorejo dan murid kedua sekolah. “Kegiatan ISLHealth mendukung program yang telah dicanangkan oleh Kapanewon Sedayu yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dengan cara menggali potensi lokal berbasis kreatifitas untuk meningkatkan daya saing masyarakat. Program ISL-Health ini diharapkan mampu menggali potensi masyarakat, khususnya terkait penanganan kasus stunting dan kesehatan lanjut usia (lansia) di Kalurahan Argorejo,” ujarnya.
Secara umum, tahapan ISL dimulai dengan kegiatan observasi berupa pengumpulan data, identifikasi, perumusan masalah, dan penentuan program kerja. Setelah itu mahasiswa akan menjalankan program kerja yang dimulai dari analisis permasalahan, penyampaian usulan penyelesaian masalah, serta uji hasil program kepada penerima manfaat “Setelah menjalankan program, mahasiswa juga berkewajiban melaporkan hasil program dengan mempresentasikan hasil kegiatan dan luaran, membuat laporan kegiatan, dan membuat publikasi yang dibagikan melalui media sosial ataupun video youtube. Dengan demikian harapannya, program ini memberikan dampak baik yang cakupannya lebih luas,” tambah Freddy. Willy Sudiarto Raharjo, S.Kom., M.Cs selaku Koordinator Dosen Pendamping Lapangan (DPL)
untuk ISL-Health menambahkan bahwa dengan beragamnya mahasiswa yang terlibat, kegiatan yang dilakukan juga menjadi lebih bervariasi dan holistik. “Ada tiga fokus utama dalam kegiatan ini. Lansia, ibu-ibu yang memiliki anak, dan anak-anak itu sendiri Untuk lansia, kami mengadakan kegiatan pemeriksaan kesehatan komprehensif berupa pemeriksaan tekanan darah, asam urat, kolesterol, dan status gizi, edukasi perilaku hidup bersih dan sehat, olah raga bersama, pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT), dan pendampingan komputerisasi data. Untuk ibu-ibu kami menyelenggarakan kegiatan penyuluhan dan pemberian buku edukasi stunting Sedangkan untuk anak-anak kami menyelenggarakan kegiatan pengaderan pendamping pembelajaran Bahasa Inggris, lomba Bahasa Inggris, edukasi pemilahan sampah, aktivitas luar ruangan, dan bimbingan belajar kepada anak TK dan SD. Selain tiga fokus utama ini, kami juga mengadakan kegiatan yang dapat dihadiri oleh warga desa lainnya berupa pendampingan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) remaja dan sosialisasi pencegahan Demam Berdarah (DBD),” ujarnya.
Berbeda dengan ISL-Health yang mengangkat tema “Local Wisdom-Based Community Empowerment: Healthy Lifestyle Challenges for Developing Communities” dan fokus pada program peningkatan kualitas hidup lansia, ISL-STEM bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan lebih kepada murid SD tentang konsep Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) dan pembelajaran mesin (Machine Learning) dengan fokus pada pengenalan objek melalui platform sumber terbuka yang cocok untuk pemula. I Kadek Dendy Senapartha. S. T., M. Eng. dan dr. Loury Priskila, M. Biomed. selaku DPL ISLSTEM mengajak mahasiswa untuk bersama-sama meningatkan literasi STEM pada anak-anak dengan mentransfer pengetahuan tentang Machine Learning dan Block Programming kepada sebagian anak-anak SD di Indonesia. “Sebelum turun ke lapangan, mahasiswa juga dibekali dengan online coaching, workshop, dan persiapan bersama mahasiswa PolyU untuk menyelaraskan pemahaman. Setelah itu mereka akan mengadakan workshop di SD Teruna Bangsa dan Kalam Kudus, dan diakhiri dengan penyelenggaraan kompetisi bagi kedua sekolah,” ujar Dendy.
Renee Leung, Staf Service-Learning and Leadership Office (SLLO) PolyU menyampaikan bahwa program ini juga menjadi media bagi PolyU untuk mempromosikan literasi STEM kepada kaum muda “Kami berharap selain mempromosikan literasi STEM kepada kaum muda, program ISL STEM dengan tema “Technology Beyond Borders: Service Learning Across Cultures, Ethnicities and Communities” ini juga mampu menumbuhkan pemikiran kritis, keterampilan
Tidak pernah terbayangkan sebelumnya
dalam pikiran saya, seorang alumnus Program Studi (Prodi) Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) menjadi pengajar di sebuah perguruan tinggi. Hari demi hari dilalui sebagaimana layaknya seorang mahasiswa arsitektur. Datang ke kampus, belajar, mengerjakan tugas, mengikuti kegiatan kampus, semua itu dilakukan seperti layaknya rutinitas biasa.
Setelah menyelesaikan studi pada tahun 2017, saya mendaftarkan diri menjadi asisten dosen di Prodi Arsitektur UKDW untuk mencoba pengalaman baru Nilai akademik dan soft skill menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan. Kemampuan komunikasi yang baik, toleransi, bertanggung jawab, disiplin, serta jujur menjadi hal-hal penting yang perlu diperhatikan selain pengetahuan akademik.
Selama menjadi asisten dosen, saya lebih banyak terlibat di dalam mata kuliah studio berpraktik Hal yang menarik selama proses belajar bersama mahasiswa di studio adalah setiap m a h a s i s w a m e m i l i k i p e r s e p s i d a n p engetahuannya masing-masing, sehingga sebagai asisten dosen tidak boleh menutup diri terhadap gagasan yang disampaikan mahasiswa Guna menjawab tantangan tersebut, sebagai asisten dosen perlu membekali diri dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahun agar dapat membantu menjawab kendala-kendala yang dialami mahasiswa selama berpraktik di studio. Selain itu, meningkatkan kemampuan komunikasi serta toleransi juga perlu dilakukan, mengingat latar belakang mahasiswa yang beragam Perbedaan latar belakang sosial, suku dan budaya, agama, pengetahuan, serta pengalaman, perlu direspon dengan baik agar dapat terjalin komunikasi yang positif dan mahasiswa mendapatkan dampak baik dari proses diskusi bersama dengan asisten dosen.
Selain menjadi asisten dosen di mata kuliah studio, saya juga diberikan kesempatan untuk terlibat dalam beberapa penelitian dosen dan pengabdian masyarakat Dengan terlibat aktif dalam penelitian dosen dan pengabdian masyarakat, saya merasakan langsung bagaimana
melakukan survei di lapangan, mengumpulkan data primer, membangun komunikasi dengan masyarakat melalui wawancara dan focus group discussion (FGD), menyusun laporan, hingga melakukan presentasi baik di tengah masyarakat maupun di dalam seminar-seminar nasional dan internasional. Kesempatan berkolaborasi bersama dengan mahasiswa internasional dari perguruan tinggi lain dapat terjadi melalui beberapa kegiatan, seperti Join Studio dan International Thematic Service Learning Kedua program tersebut rutin diadakan oleh Prodi Arsitektur UKDW sebagai upaya mengembangkan jejaring kerjasama dengan perguruan tinggi lain, masyarakat, dan juga pemerintah.
Berbagai peluang dan kesempatan ini tentu menjadi sia-sia jika kita tidak aktif melangkah bersama. Kata “bersama” dalam hal ini memiliki makna yang luas. Kolaborasi “bersama” dengan mahasiswa, dosen, masyarakat, maupun pemerintah memberikan pengalaman baru kepada kita saat menjadi asisten dosen. Melalui berbagai program akademik maupun non akademik, asisten dosen mendapatkan kesempatan untuk dapat mengembangkan potensi diri yang dimiliki dengan lebih optimal.
Menjadi asisten dosen memberikan kesempatan kepada kita untuk melihat lebih luas. Aktif melangkah menjadi kunci untuk dapat melihat lebih luas. Mengapa demikian? Saat menjadi asisten dosen, terbuka kesempatan besar untuk bertukar ilmu pengetahuan dari dosen yang mungkin selama menempuh perkuliahan regular belum kita ketahui. Selama menjadi asisten dosen terbuka kesempatan untuk terlibat dalam penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen. Selama menjadi asisten dosen pula kita
pemecahan masalah, dan mempromosikan kreativitas dan inovasi di kalangan siswa, serta mengurangi kesenjangan digital,” tambahnya. Terkait kolaborasi yang dilakukan, Renee, yang juga berperan sebagai Koordinator Program, mengatakan bahwa PolyU memilih UKDW sebagai mitra karena UKDW memiliki pengalaman dalam kolaborasi internasional dengan berbagai universitas. Selain itu UKDW juga telah memiliki pengalaman yang dapat dijadikan contoh praktek baik dalam menjalankan program ISL sejak tahun 2009 Sejak 2012 PolyU menekankan tanggung jawab sosial kepada mahasiswa dengan mengintegrasikan studi akademis ke dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat yang bermakna. Tentunya kami akan mencari mitra universitas di Indonesia yang sudah memiliki pengalaman menjalankan program ISL jauh sebelum kami memulainya. Selain karena memiliki visi yang sama, hal inilah yang membuat kolaborasi PolyU dan UKDW bertahan sejak tahun 2012. Saat ini, Service-Learning telah menjadi bagian penting dari kurikulum akademik kami, sehingga kami berharap kolaborasi ini akan terus berjalan,” ujar Renee.
Bagi Renee, program ISL yang telah dijalankan sebagai program kolaborasi ini diharapkan memberikan dampak luas, baik bagi para mahasiswa maupun bagi penerima manfaat. “UKDW telah memberikan pengalaman baru bagi mahasiswa kami mempraktekkan ilmunya dalam konteks masyarakat Indonesia. Tidak berhenti di sini, kami berharap program ISL dapat meningkatkan kemampuan masyarakat, warga desa maupun murid SD untuk dapat secara mandiri meneruskan program-program yang telah diselenggarakan. Apabila kesinambungan ini dapat berjalan, maka tentunya dampak yang diberikan akan semakin baik,” ujar Renee. [ai]
menyadari bahwa setiap mahasiswa memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Melangkah bersama mahasiswa, dosen, dan masyarakat memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi saya untuk memantapkan cita-cita. Keteguhan diri untuk terus melangkah, belajar, dan berbagi, menuntun langkah saya untuk menjadi pengajar di Prodi Arsitektur UKDW saat ini Pengalaman belajar bersama melalui berbagai sumber belajar, telah menjadi bekal yang sangat berharga bagi saya untuk melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat.
Cita-cita sebagai pengajar adalah sebuah proses Cita-cita menjadi pengajar ini adalah sebuah panggilan untuk terus melangkah dan berkontribusi dalam ilmu pengetahuan. Cita-cita yang dulu didambakan, perlahan-lahan terwujud melalui setiap langkah yang dilalui Menjadi asisten dosen hanyalah salah satu langkah kecil untuk menggapai cita-cita Setiap kita selalu memiliki kesempatan untuk melangkah bersama di lingkungan dan di profesi apapun kita berada. Jangan pernah berhenti untuk melangkah bersama, sebab sejatinya kita tidak bisa merangkai cita-cita seorang diri. [Iit]
Data Diri:
Pada tanggal 31 Juli 2024, mahasiswa Prodi
Studi Humanitas (PSH) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta mengunjungi Candi Agung Maha Lingga Padma Buwana yang berada di area Bantul dalam rangka perkuliahan semester pendek “Storytelling dan Apresiasi Budaya”.
Candi Agung Maha Lingga Padma Buwana memiliki candi yang berbentuk seperti alat ke-
lamin pria. Menarik bukan? Tempat ini juga biasa digunakan oleh masyarakat yang ingin memperdalam spiritualitasnya Kami sangat bersemangat ketika mencoba untuk mengerti tujuan utama berkunjung kesana. Kami ingin melihat bagaimana kebudayaan yang ada disana dan mencoba untuk menerapkan semua materi perkuliahan yang telah kami dapatkan di kelas. Sebelum menuju ke tempat itu, kami me-
lakukan riset kecil terlebih dahulu yang membahas tentang Hindu. Mengapa harus melakukan riset? Dan mengapa Hindu? Mengapa tidak langsung riset tempatnya saja? Eits, jangan salah, salah satu yang diajarkan dosen kami adalah tentang bagaimana mengapresiasi suatu budaya dengan melakukan riset kecil yang berhubungan dengan tempat tersebut. Gunanya apa? Kan kalian juga akan tahu yang sebenarnya disana. Berbeda ya human people! Kami melakukan kegiatan ini sebagai bentuk perkuliahan Apresiasi Budaya Perspektif kami, semua yang dilakukan sebelum pergi ke suatu tempat akan memiliki nilai pengetahuan sebagai bekal untuk dapat mengikuti materi yang akan disampaikan oleh “pemilik” budaya di tempat tersebut Hasil riset yang dilakukan sebelum kunjungan akan dibawa ketika kunjungan dilakukan.
Saat di perjalanan, kami menikmati bagaimana ramainya Jogja dengan diiringi lagu yang membuat kami merasa senang. Perjalanan yang memakan waktu lama membuat kami satu persatu mulai sedikit bosan. Untungnya, kebosanan itu tiba-tiba sirna ketika kami sudah tiba di tempat tujuan, Candi Agung Maha Lingga Padma Buwana Kedatangan kami disambut oleh orang yang menjaga tempat tersebut dengan sangat ramah. Penyambutan tersebut terasa hangat, tidak hanya manusianya saja, namun kami juga merasa disambut oleh hewan dan alam yang ada.
Terlihat satu bangunan berbentuk rumah joglo lama yang kami gunakan untuk singgah sebentar. Sesaat setelah singgah, kami disajikan pemandangan yang sederhana namun bermakna Orang-orang memberikan persembahan syukur kepada Sang Esa di depan candi. Tak lama setelah itu, datanglah seorang perempuan cantik yang dipercaya sebagai pemangku tempat tersebut
Sebagai ungkapan penghargaan, kami memberikan salam hangat kepada pemangku di tempat itu. Kemudian kami berbincang tentang bagaimana kehidupan seorang pemangku di Mangir ini Perbincangan tersebut sempat beberapa kali memvalidasi pernyataan yang kami temukan sebelum datang ke tempat ini. Setelah puas berbincang, kami melakukan persiapan untuk pengambilan video. Video tersebut akan digunakan untuk penentuan nilai kami di akhir semester pendek ini Tentunya kami sangat berharap bahwa semuanya bisa berjalan dengan baik Namun sayangnya beberapa hal tidak berjalan sesuai rencana Dari mulai kendala teknis sampai permasalahan terbatasnya waktu yang memaksa kami untuk memanfaatkan waktu yang tidak banyak untuk pengambilan video secara maksimal.
Bagi kami, pengalaman belajar disini akan selalu terasa menyenangkan ketika kami mengulang kembali memori perjalanan ke Hindu Mangir. Hindu Mangir sudah menjadi tempat dimana kami melihat dan merasakan budaya lokal. Dari banyaknya lika-liku yang terjadi, kami menyadari bahwa walaupun sudah melakukan persiapan, kami akan tetap dihadapkan pada halhal di luar rencana. Selain itu, melalui perjalanan ini kami merasakan bahwa menjadi seseorang yang paham budaya merupakan proses hidup terbaik bagi kami. Kami tidak hanya berfokus pada hasil akhir namun melihat bagaimana proses mewujudkan hasil akhir tersebut. Terima kasih Hindu Mangir untuk kenangan manis ini. Pengalaman berharga ini akan kami ingat selamanya.[Geo]
Siapa sangka? Awalnya hanya untuk mencari
pengalaman malah berujung menjadi memori yang ‘tak terlupakan. Hal tersebut saya rasakan sebagai mahasiswa Prodi Studi Humanitas yang sedang berkelana untuk mencari pengalaman selama perkuliahan Berawal dari latar belakang keluarga saya yang sedang mengalami kesulitan ekonomi, saya memberanikan diri untuk mendaftar beasiswa Scranton periode 2024/2025 dari Scranton Women Leadership Center Tujuan awal saya untuk mendaftar beasiswa tersebut adalah untuk membantu saya dalam membayar uang kuliah dan meringankan beban orang tua saya Menjadi penerima beasiswa Scranton periode 2024/2025 merupakan berkat dari Tuhan yang sangat saya syukuri.
Namun ‘tak disangka keputusan dan keberanian saya tersebut, membuka kesempatan lain yang mampu membawa saya kepada pengalaman yang luar biasa dan tidak akan pernah saya lupakan. Sebagai penerima beasiswa, mahasiswa didorong untuk tidak hanya menunjukkan performa akademik, namun juga secara aktif berpartisipasi dalam berbagai program untuk mengembangkan potensi diri. Selain
itu, mahasiswa juga diajak untuk lebih peka terhadap isu-isu global dan permasalahan yang ada di tengah masyarakat, serta keterkaitannya dengan Sustainable Development Goals (SDGs)
Di tahun 2024 ini, selain menjadi penerima beasiswa, saya berkesempatan untuk mengikuti program internasional yang diadakan oleh kampus, program tersebut adalah Global Education Experiences (GlobEEs) 2024 GlobEEs merupakan program rutin tahunan yang diadakan oleh UKDW dan bekerjasama dengan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dan Chang Jung Christian University (CJCU) Taiwan Peserta GlobEEs 2024 berasal dari Taiwan, India, Tanzania, dan Indonesia.
Dalam program ini, para peserta belajar budaya, bahasa, serta topik-topik terkait Clean Water and Sanitation (SDG 6), Industry, Innovation, and Infrastructure (SDG 9), Reduce Inequalities (SDG 10), dan Peace, Justice, and Strong Institutions (SDG 16). Sebagai rangkaian dari Program GlobEEs 2024, peserta mengunjungi beberapa kota di Indonesia, antara lain Yogyakarta, Salatiga, Solo, Malang, dan Surabaya. Peserta international juga mendapat kesempatan untuk tinggal dengan keluarga Indonesia (house
family) selama beberapa hari, sehingga mereka bisa merasakan secara langsung bagaimana kehidupan masyarakat Indonesia.
Di hari pertama program tersebut, saya dan teman-teman yang berasal dari Indonesia merasa gugup dan malu untuk berinteraksi dengan peserta yang berasal dari luar negeri Namun, interaksi kami yang awalnya kaku dan canggung, lama-kelamaan menjadi lebih cair, menarik, dan menyenangkan. Selama beberapa hari menjalani aktivitas di Yogyakarta, hubungan antar peserta, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar negeri menjadi semakin dekat. Kami menjalani aktivitas sehari-hari secara bersama-sama, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Cukup banyak waktu yang kami habiskan bersama, sehingga kami pun semakin terbiasa dan bisa lebih mengenal satu sama lain. Hal tersebut membuat kecanggungan dan jarak diantara kami semakin berkurang. Hal ini menunjukkan bagaimana sesuatu yang awalnya terasa sulit, namun pada akhirnya bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan dan mengalir begitu saja.
Salah satu hal yang membantu saya dalam berkomunikasi dengan peserta yang berasal dari negara, budaya, dan bahasa yang lain adalah mata
kuliah Komunikasi Lintas Budaya yang diajarkan di Prodi Studi Humanitas. Pelajaran-pelajaran dan tips yang saya dapatkan ketika saya mengikuti mata kuliah tersebut saya terapkan ketika saya menjalani program ini dan hal ini sangat membantu saya dalam kelancaran kegiatan program ini.
Selain mengikuti sesi-sesi dan mengunjungi berbagai tempat bersejarah dan sarat akan budaya di Yogyakarta, Salatiga, Solo, Malang, dan Surabaya, kami melakukan berbagai aktivitas yang menarik seperti membatik, membuat karya kerajinan tangan lainnya khas Indonesia, dan menampilkan penampilan kultural atau cultural performances yang berasal dari daerah masingmasing.
Dari sekian banyak kegiatan yang kami ikuti, ada satu sesi yang sangat membekas di hati saya yaitu pada saat sesi dengan Yayasan Indonesia Down Syndrome Insani (YIDSI) dan Pusat Rehabilitasi YAKKUM. Pada sesi tersebut, kami melakukan berbagai kegiatan kreatif dengan anak-anak disabilitas down syndrome Saya tersentuh dengan semangat mereka pada saat melakukan penampilan tarian Saya terkesan dengan kemampuan yang mereka miliki di tengah-tengah berbagai keterbatasan yang mereka miliki Dengan penuh percaya diri mereka menampilkan sebuah karya yang indah. Selain terkesan dengan anak-anak tersebut, saya juga terkesan dengan interaksi antara peserta dari luar negeri dengan anak-anak down syndrome Sebagai peserta yang berbahasa Indonesia dan cukup mampu untuk berbahasa Inggris, saya merasa bahagia dan terhormat menjadi jembatan komunikasi bagi mereka. Saya menyadari bahwa walaupun cara berkomunikasi mereka menggunakan bahasa yang berbeda, hal tersebut tidak dapat menutupi bahwa mereka saling peduli dan menyayangi satu sama lain. Saya dapat melihat bahwa peserta yang berasal dari luar negeri juga turut merasakan atmosfer yang menyenangkan ketika berkreatifitas bersama dan berinteraksi satu sama lain Melakukan aktivitas dengan anak-anak down syndrome dan teman-teman dari luar negeri merupakan momen berharga yang jarang saya rasakan dan merupakan momen yang sangat istimewa.
Sesi ini menjadi sesi yang semakin berkesan di hati saya karena saya mempunyai kerabat dengan disabilitas down syndrome, dan sesi ini mengingatkan saya kepada kerabat saya tersebut. Saya bersyukur, ditengah banyaknya berita mengenai manusia yang semakin hari semakin minim rasa kepeduliannya terhadap sesama, melalui sesi ini saya dapat melihat bahwa di dunia ini masih hadir kasih sayang yang tulus, tanpa memandang perbedaan dan kekurangan. [Jea]
Billie Eilish has become an icon for a new
generation in the world of music. With her unique style, powerful vocals, and deep lyrics, she has revolutionized the music industry with her unpredictable personality. However, behind the spotlight of the stage and millions of followers on social media, who really is Billie Eilish?
Childhood and Early Career Towards the Peak of Success
Billie Eilish, born Pirate Baird O'Connell on December 18, 2001, in Los Angeles, is a renowned young singer who has achieved global fame. Demonstrating musical talent from an early age, Eilish began writing songs when she was just 11 years old.
She is the daughter of Maggie Baird and Patrick O'Connell, both of whom are artists. Her father is an actor and musician who plays the ukulele and piano, while her mother is an actress and songwriter. Growing up in a family deeply immersed in the arts, Eilish was surrounded by music from a young age. Along with her brother, Finneas O'Connell, she started exploring music early on.
Billie Eilish's career took off when she began uploading songs to SoundCloud. Her 2016 track "Ocean Eyes" caught the attention of record labels, leading to the release of her debut mini-album, Don't Smile at Me, in 2017. Her success reached new heights in 2019 with her critically acclaimed album When We All Fall Asleep, Where Do We Go? and continued with the 2021 album Happier Than Ever. In 2024, Eilish is set to release her new album, Hit Me Hard and Soft.
Throughout her career, Billie Eilish has received numerous awards, including seven Grammy Awards, two American Music Awards, two Guinness World Records, three
MTV Video Music Awards, three Brit Awards, one Golden Globe Award, and one Academy Award.
Unique Style
Billie Eilish’s unique and distinctive style is one of her trademarks. She often wears dark, oversized clothing, and has bold and very striking hairstyle choices. This style reflects her unique music and personality. She is not afraid to experiment and express herself through her appearance.
Musical Influence and Innovation
In addition to her commercial success,
Billie Eilish is also recognized for her musical innovation. She is known for mixing various music genres, including pop, electronic, and hip-hop, to create a unique sound. The lyrics of each song are highly emotional and have relatable sentences, inspiring many fans to reflect on issues of depression, fear, and mental anxiety.
Facts About Billie Eilish
At 20 years old, Billie Eilish is one of the wealthiest singers in Hollywood, with assets totaling $439 million She has amassed a significant following, including 47.4 million YouTube subscribers, and her earnings are
One of the first steps to unlock humans'
deep understanding of language, linguistics is the understanding of language (especially English) as a complex system which is the core of human communication and the main basis of linguistics (Alisherovich, 2023) Bafoevna and Ikromdjonovna (2023) found that knowledge of English is essential for, encourages, and a deep understanding of how it affects communication. While English is a fascinating language worthy of deep exploration, linguistics itself casts a wider net (Zheng & Qiu, 2023). It encompasses the study of all human languages, investigating their structure and function Bafoevna and Ikromdjonovna (2023) found that mastery of English, especially aspects of grammar, comprehension and sentence structure, plays an important role in improving an individual's ability to understand and use English effectively in various communication contexts. Therefore, this essay will study three branches of linguistics, such as phonetics, phonology, and morphology, which have their own structure and function of the English language.
Phonetics is the study that delves into the characteristics and production of human sounds, enabling an understanding of how humans produce sound through vocal organs (Lubis et al., 2023). Hamka (2016) mentioned that this specific linguistic branch focuses on human speech sounds and their varied characteristics, encompassing aspects of articulation, acoustics, and auditory perception. In producing and interpreting sounds more accurately, including nuances of stress, rhythm, and intonation, consequently contributing to smoother and more natural speech (Hamka, 2016) Chaturvedi et al (2023) mentioned that incorporating stress, rhythm, and intonation into speech leads to smoother and more natural-sounding English. Research on phonetics by Sonia and
Lotfi (2016) found that good pronunciation involves more than just stress and intonation, as evidenced by the experimental findings. By improving and paying attention to prosody, it can make English sound more natural and attractive to listeners (Bishop et al., 2020). This can help with various situations, such as job interviews, presentations and everyday conversations (Mohammed & Idris 2020) Therefore, it is important to learn and practice prosody if you want to speak English fluently and confidently In conclusion, by using phonetic symbols, learners gain deeper understanding, pronunciation, and equip learners with the tools to achieve clear and natural-sounding English.
Phonology analyzes sound patterns in a language, arranging and combining sounds to form the meaning of words and sentences (Kasmei et al., 2023). Bahari et al. (2023) mentioned that studying sound and how they work together is a part of linguistics, the science of languages These sounds are specially arranged in an orderly manner, forming a structured system that enables them to convey distinct meanings These distinct phonemic units showcase nuanced phonological features of the English language (Nurman, 2021) For example, separate phonemic units in English include /f/ and /v/, as observed in the distinct definitions of the words ‘fine’ and ‘vine’ (Nurman, 2021) Learning sounds in English is not enough. Instead, we need to understand how sounds work together to make meaning (Maharani et al., 2023). Asadova (2023) mentioned that understanding English phonology is very important for non-native speakers to achieve natural and fluent sounding speech. This is because phonology determines how sounds are combined and pronounced in English (Athirah et al., 2023). Research by Ndaalu and Ngulube (2024) found that non-native English speakers who received instruction in phonological rules demonstrated significantly
fewer pronunciation errors and produced more natural-sounding speech compared to those who did not receive such instruction. Knowing the rules of English sounds, like stress and rhythm, can help you speak English more smoothly and naturally (Asadova, 2023). Learning proper pronunciation is like learning the building blocks of English. Understanding phonology helps you put those sounds together correctly (Ndaalu & Ngulube, 2024). Learning English sounds is not enough. Understanding how sounds work together with phonology is key to speaking fluently (Athirah et al., 2023). It unlocks the secrets of how these sounds interact and combine to create meaning and understanding such phonemic differences is very important in phonological studies and language structure. In conclusion, mastering phonology goes beyond simply learning individual English sounds.
Morphology is defined as the study of the internal structure of words and the rules that govern word formation in a language, it plays several other roles, such as in spelling and grammar (Ahmadovich et al., 2023). Gityami (2019) mentioned that morphology also helps learners improve their skills, especially regarding vocabulary The research on morphology conducted by Kalukar et al (2023) revealed that the way words are built and used in a language is strongly influenced by their morphological structure The structure shows how words are built from smaller parts, like letters or syllables (Haridas et al., 2024). In their research on morphology Auni and Manan (2023) found that explored the role of morphology in language, demonstrating how adding prefixes like "un-" to words like "happy" creates antonyms, the highlights the function of morphology in modifying word meaning within a sentences. Research by Mahmood and Ahmed (2023) found that possessing morphological knowledge in English enables learners to identify word formation patterns and guess the mean-
estimated at 75 billion rupiah. Eilish began her music career with her first song, "Zombie," but gained widespread recognition with her hit single "Ocean Eyes" in 2016. Her most famous track, "Bad Guy," earned her Grammy Awards for Record of the Year, Album of the Year, and Best New Artist, making her the youngest artist to win in these major categories. Other notable hits include "Therefore I Am" (2020), which showcases a different, upbeat side of her music, and "Happier Than Ever" (2021), the title track from her second album that reflects her personal growth and evolution.
Billie Eilish is known for her distinctive style and often appears with a serious demeanor, as she prefers not to smile. She also has Tourette syndrome, a neurological disorder that causes repetitive, involuntary movements or sounds. Eilish's unique vocal technique, including her use of a "whistling" voice, adds depth and emotional nuance to her music Songs such as "Ocean Eyes," "When the Party's Over," "Everything I Wanted," and "I don't wanna be you anymore " highlight this distinctive vocal style. In 2024, Billie Eilish will release her new album, Hit Me Hard and Soft, featuring 10 songs written by Eilish and her brother Finneas.
With her unique style and deep voice, Billie Eilish has revolutionized the music industry with her meaningful songs, inspiring millions of fans around the world. As one of the most influential stars, Billie Eilish continues to prove herself as a symbol of success and inspiration for the younger generation. [AKR]
ing of new words, ultimately leading to more efficient and effective language learning Morphology is also important for the development of language technologies, such as translation and natural language processing (Bharadiya, 2023) By understanding how words are formed and how their meaning changes, researchers can develop more accurate and sophisticated systems for processing human language (Nugraha, 2024). In conclusion, morphology is not just about dissecting words into their component parts It unlocks a powerful toolkit for language learners and understanding morphology help grasp how language functions in daily conversation.
In conclusion, this essay has explored three branches of linguistics such as phonetics, phonology, and morphology. This includes three crucial aspects in language learning. Firstly, phonetics delves into the production and characteristics of individual sounds, equipping learners with the building blocks of pronunciation By understanding the symbols and nuances of phonetics, learners can achieve smoother and more natural speech. Secondly, phonology goes beyond individual sounds, analyzing how they interact and combine to form meaning Mastering the rules of phonology ensures that sounds are not just pronounced correctly but also contribute to conveying distinct meanings. Finally, morphology sheds light on the internal structure of words and how they are formed This knowledge empowers learners to not only grasp word meanings but also guess the meaning of unfamiliar words and break down complex ones. As a result, a comprehensive understanding of phonetics, phonology, and morphology is essential for mastering any language and achieving fluency and natural-sounding speech. [AKR]
Permainan tradisional sangat melekat
dengan budaya dan keragaman di Indonesia. Setiap daerah memiliki nama dan istilahnya masing-masing walaupun sebenarnya permainannya tetap sama. Banyak permainan yang popular, terutama untuk anak era 90an. Mereka biasa memainkannya di saat istirahat sekolah maupun ketika di rumah saat berkumpul dengan teman seusianya.
Hal ini tentunya sangat berbeda dengan anak-anak zaman sekarang yang sibuk dengan gadgetnya, melihat sosial media, dan bermain permainan online. Padahal, tidak dipungkiri, permainan tradisional lebih menyenangkan karena anak-anak bisa saling bersosialisasi, bermain bersama, dan tentunya banyak melibatkan aktivitas fisik. Mereka juga jadi lebih saling mengenal satu sama lain dan menjadi lebih akrab.
Sebagai generasi yang mengenal permainan tradisional, penting bagi kita untuk menjaga
dan mengenalkannya kepada anak-anak generasi zaman now. Hal ini dapat dimulai dari lingkungan tempat tinggal atau sekolah. Perlu ditekankan juga bahwa permainan tradisional merupakan identitas bangsa dan jangan sampai hilang atau justru diklaim menjadi milik negara lain.
Untuk sekedar bernostalgia dan sebagai pengenalan bagi yang mungkin belum tahu, berikut adalah beberapa permainan tradisional yang populer di masanya:
1. Petak umpet
Ini menjadi permainan yang paling sering dimainkan bahkan di sela-sela jam istirahat sekolah. Permainan dilakukan antara 3-5 anak bahkan lebih, biasanya pemain akan melakukan hompimpa terlebih dahulu untuk menentukan siapa yang bertugas jaga. Orang yang berjaga harus menutup mata dan berhitung Sedangkan yang lainnya akan bersembunyi Setelah selesai berhitung, yang berjaga harus mencari yang bersembunyi. Hal seru dalam permainan ini adalah ketika terkadang pemain suka bersembunyi di tempattempat yang susah ditebak seperti di kamar mandi atau di dekat bak sampah.
2. Kelereng
Permainan ini sangat populer di kalangan anak laki-laki Cara bermainnyapun cukup mudah yaitu kelereng dari beberapa pemain dikumpulkan dalam satu lingkaran lalu satu persatu pemain menyentilkan kelereng yang menjadi andalannya kelereng yang keluar garis akan menjadi miliknya.
3. Lompat tali
Permainan ini populer di kalangan anak perempuan. Tali yang dipakai biasanya terbuat
dari karet yang disambung satu persatu menjadi panjang. Permainan ini dimainkan oleh lebih dari dua orang Dua orang akan bertugas memegang tali, dan yang lain akan bergantian melompati tali. Awal permainan, tali diletakkan dari bawah Semakin lama posisinya akan semakin tinggi bahkan sampai atas kepala Permainan menjadi seru ketika para pemain kesulitan melompati tali yang posisinya sudah semakin tinggi.
4. Gobak sodor
Permainan ini cukup memacu adrenalin
Tidak jarang karena sangat bersemangat, para pemain sampai terjatuh dan terluka Sering terjadi juga perkelahian antar pemain yang bertabrakan saat berlari dalam permainan ini.
5. Bola bekel
Bola bekel sering dimainkan oleh anak perempuan. Zaman dahulu, di warung-warung kelontong banyak yang menjual bola bekel Permainan ini tidak mudah Anak yang dikatakan mahir biasanya adalah mereka yang dapat mengambil bekel dengan cepat ketika bola karetnya dipantulkan.
6. Gasing
Permainan ini mulai muncul kembali sekarang. Bedanya, dulu gasing terbuat dari kayu sederhana dan hanya dimainkan di alas tanah atau lantai Sekarang gasing banyak terbuat dari plastik Media bermainnyapun sudah berkembang. Banyak orang yang menjual alas khusus untuk media bermain gasing.
7. ABC 5 Dasar
Permainan ini sangat mudah dimainkan yaitu dengan cara menunjukkan atau mengeluarkan jari-jari pemain sambil mengucapkan “ABC 5 Dasar”. Kemudian salah satu
dari pemain menghitung jari yang telah ditunjukkan oleh semua pemain dengan mengurutkan abjad Huruf terakhir yang disebutkan adalah huruf yang terpilih. Para pemain harus dengan cepat menyebutkan nama dari kategori yang telah disepakati sebelumnya sesuai dengan huruf terakhir yang telah terpilih Misalnya saja huruf terakhir yang terpilih adalah huruf B dengan kategori nama buah pemain harus menjawab cepat dengan menyebutkan nama-nama buah yang diawali huruf H, misalnya belimbing. Pemain yang kalah adalah pemain yang terakhir menjawab. 8. Egrang
Permainan satu ini adalah permainan tradisional yang menggunakan batang bambu dengan diberi pijakan pada bagian tengahnya untuk dapat dinaiki oleh pemain Cara memainkannya dengan naik keatas pijakan egrang sambil bergerak seperti orang berjalan pada umumnya. Pemain yang terjatuh akan diberikan hukuman. Permainan ini termasuk permainan yang sulit dilakukan. Tidak semua anak dapat memainkan permainan ini karena dibutuhkan keahlian khusus.
Itulah beberapa contoh permainan tradisional yang pernah populer zaman dahulu. Tentunya masih banyak lagi macam permainan lainnya. Mungkin ada yang masih sering dimainkan sampai sekarang atau bahkan ada juga yang sudah jarang dimainkan Bagi kalian yang pernah memainkan permainan ini apakah sudah mulai teringat tentang masa kecilnya? [corinatalie]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), miskin diartikan sebagai serba kekurangan; tidak berharta. Jika ada yang berpendapat bahwa Bahasa Indonesia miskin kosakata, apa betul bahasa kita ini serba kekurangan kosakata?
Topik ini menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet beberapa bulan yang lalu, setelah Indah Gunawan mengundang Cinta Laura Kiehl untuk berbincang seputar kurangnya kemampuan orang Indonesia untuk berpikir kritis Perbincangan tersebut ditayangkan dalam sebuah siaran yang hingga kini telah ditonton oleh ratusan ribu penonton di kanal YouTube milik Indah Gunawan. Mereka berpendapat bahwa salah satu faktor kurangnya kemampuan kita untuk berpikir kritis adalah bahasa kita yang dianggap tidak cukup mampu untuk memfasilitasi penuturnya d a l a m m e n y a m p a i k a n g a g a s a n K etidakmampuan tersebut dibahas lebih lanjut dengan membandingkan bahasa Indonesia
dengan bahasa Inggris Bahasa Indonesia dianggap lebih berbelit-belit, sedangkan bahasa Inggris memiliki gaya yang lebih ringkas Bahasa Inggris juga dianggap memiliki lebih banyak kosakata untuk digunakan dan cukup sulit untuk menemukan padanannya dalam bahasa Indonesia, sehingga dikatakan bahwa bahasa Indonesia miskin kosakata.
Untuk poin pertama, saya setuju. Sebagai bahasa yang memang tumbuh dan berkembang dalam budaya lisan, bahasa Indonesia digunakan secara lebih bebas oleh penuturnya untuk ‘didekorasi’ dengan berbagai komponen di sana-sini dengan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti kesopanan dan juga pengaruh budaya daerah. Tidak heran jika kita tumbuh dalam kebiasaan mendengarkan sederetan sambutan sebelum memulai acara formal, misalnya. Penggunaan ujaran ‘maaf’, ‘mohon izin’, ‘sebelumnya’, secara berlebihan dan tidak efektif bukanlah
sebuah hal yang mengganggu dalam komunikasi sehari-hari, setidaknya bagi kita yang terbiasa me-lakukannya.
Sedangkan perihal predikat miskin untuk kosakata bahasa Indonesia, agaknya perlu pembahasan lebih lanjut. Salah satu cara termudah untuk mengukur banyaknya kosakata adalah dengan menelusuri jumlah entri kata yang terdapat dalam kamus. KBBI memiliki sekitar 120 ribu kata, dengan target entri 200 ribu kata yang diharapkan akan tercapai tahun ini. Sedangkan Collins English Dictionary (edisi ke-14) memiliki sekitar 730 ribu kata. Jadi, memang betul bahasa Inggris memiliki lebih banyak kosakata. Hal ini wajar, mengingat bahasa Inggris sudah jauh lebih dulu berkembang dan digunakan sebagai bahasa perantara (basantara) Sebagai basantara, sangat mungkin untuk bahasa Inggris dengan cepat menciptakan padanan istilah untuk menyatakan suatu hal yang seringkali juga diambil dari bahasa lain, yang pada akhirnya membuat kosakatanya tumbuh dengan pesat.
Berdasarkan data tersebut, harus kita akui bahwa kosakata bahasa Indonesia lebih sedikit daripada kosakata bahasa Inggris Namun, apakah berarti bahasa Indonesia, sebagai penutur, berada dalam posisi kekurangan perbendaharaan kata untuk menyampaikan sesuatu?
Salah satu kata dalam bahasa Inggris yang dibahas dalam diskusi tersebut adalah nuance. Nuance berarti ‘a subtle distinction or variation’ atau ‘variasi/perbedaan yang sangat kecil’ Ketika Indah dan Cinta mencari terjemahan kata nuance, muncul kata nuansa dalam bahasa Indonesia. Aneh bukan? Mengapa demikian? Karena kita terbiasa mengartikan kata nuansa sebagai suasana.
Contoh penggunaan kata nuansa yang sering kita dengar: Rumah makan ini bernuansa Jepang. Kalimat tersebut biasanya kita artikan sebagai: Rumah makan ini memiliki suasana seperti di Jepang. Padahal, makna kata nuansa adalah ‘variasi atau perbedaan yang sangat kecil’, seperti pada kata gradasi Misalnya, kalimat: Lukisan ini memiliki gradasi warna yang cantik, sama maknanya dengan kalimat: Lukisan ini memiliki nuansa warna yang cantik. Sehingga, kata nuance dalam bahasa Inggris sesungguhnya memang memiliki makna yang sama dengan kata nuansa dalam bahasa
Indonesia Hanya saja, kita yang kurang familiar dan terlanjur memiliki pemahaman yang kurang tepat mengenai kata nuansa Begitu pula dengan Indah dan Cinta yang langsung menyimpulkan bahwa kata nuance tidak bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Ibarat harta benda, kata nuansa merupakan harta yang kita miliki, tetapi tidak kita gunakan dengan semestinya sehingga tidak mencerminkan kekayaan kita. Jangan-jangan, sebetulnya bahasa kita ini tidak miskin, tetapi penuturnya yang terlalu ‘irit’ yang tidak mau ‘menghamburkan’ banyak kosakata Salah satu contohnya, kata healing. Sekarang, nyaris semua aktivitas yang mencerminkan penyegaran jiwa dan raga, kita sebut dengan healing. Bahkan, pergi ke salon dan makan di restoran pun kadang disebut healing. Padahal, kita punya banyak sekali kata yang bisa kita gunakan, seperti jalan-jalan, tamasya, rekreasi, berlibur, piknik, berwisata, dan lain sebagainya Healing ini mirip seperti baju kesayangan yang kita cuci-kering-pakai secara terus-menerus, padahal kita punya banyak sekali baju yang lain. Seolah kita ini miskin, hanya punya satu baju. Padahal ada banyak baju lain yang menumpuk di lemari dan rasanya seperti usang karena tidak pernah kita pakai.
Oh, jangan lupa kalau healing itu bukan ‘baju’ kita. Healing itu ‘baju’ yang kita pinjam dari tetangga. Kita ini sebagai penutur bahasa Indonesia sudah terlalu hemat, dan merasa miskin sampai-sampai kita pinjam ‘baju’ tetangga Sudah begitu, dipakai terus-menerus pula Padahal, bukannya kita tidak punya ‘baju’, mungkin kita tidak sadar kalau punya banyak ‘baju’ karena sudah lama tidak membuka ‘lemari’?
Nah, satu hal lagi. Apa betul kita sudah menggunakan kata healing ini dengan tepat? Jangan-jangan kita pinjam ‘kemeja’ ke tetangga, tapi malah kita kenakan sebagai ‘celana’.
Jadi, sebetulnya bahasa Indonesia tidak berada dalam posisi kekurangan.
Namun, apakah kita penuturnya benarbenar miskin? Atau sekadar terlampau irit dan malas membuka ‘lemari’? [DP]