Universitas Kristen Duta Wacana
14
@ukdwjogja @duta_wacana
06
UKDW Yogyakarta
Alamat Redaksi: Kantor Biro IV UKDW Gedung Hagios Lantai 1 Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25, D.I Yogyakarta Koran Kampus UKDW
JUNI 2020
korankampus@staff.ukdw.ac.id
Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni
Sambut New Normal, UKDW Siapkan Tatanan Baru Kegiatan Belajar Mengajar
P
Profil Bulan Ini: Farry Ade Wijaya
2
Aplikasi Karya Mahasiswa SI “Halopet” Raih Juara 2
5
Siraman Rohani: New Normal, ke Mana, Apa, dan Bagaimana?
9
andemi virus corona (COVID-19) memberikan dampak perubahan yang luar biasa di semua sektor kehidupan. Secara tidak langsung COVID-19 memaksa kita untuk bertransformasi sehingga kehidupan bisa terus berlangsung. Wacana pemberlakuan pola kehidupan baru (konsep new normal) supaya masyarakat mampu beradaptasi dan hidup berdamai dengan keadaan di tengah pandemi COVID-19 ini memaksa para pembuat kebijakan untuk segera mengambil langkah-langkah strategis. Pandemi ini juga membawa dampak yang cukup besar di sektor pendidikan. Misalnya dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM), para pengajar tidak lagi harus bertatap muka secara langsung karena proses KBM dapat dilakukan secara daring. Sehubungan dengan hal tersebut, Pimpinan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menetapkan beberapa kebijakan penting yang tertuang dalam Pengumuman Rektor Nomor 025/C.12/UKDW/2020 mengenai Tatanan Baru Kegiatan Belajar Mengajar Semester Gasal 2020/2021 di UKDW. Pada hari Senin, 6 Juli 2020 Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor UKDW menginstruksikan bahwa pelaksanaan KBM Semester Gasal 2020/2021 akan berlangsung selama 14 minggu perkuliahan dimulai pada Senin, 14 September 2020 dan berakhir pada Jumat, 18 Desember 2020. “Pelaksanaan KBM pada minggu perkuliahan pertama hingga keenam dan ujian tengah semester pada minggu
perkuliahan ketujuh dilakukan secara online sehingga mahasiswa tidak perlu datang ke kampus. Sedangkan KBM pada minggu perkuliahan kedelapan hingga tiga belas dan ujian akhir semester pada minggu perkuliahan keempat belas dapat dilaksanakan dengan metode blended learning terutama untuk mata kuliah yang membutuhkan latihan keterampilan secara luring di fasilitas kampus seperti skills lab, praktikum, studio, workshop dimana aktivitas tersebut wajib secara ketat member-lakukan protokol kesehatan,” papar Rektor UKDW. Lebih lanjut Rektor UKDW menjelaskan bahwa durasi pertemuan KBM secara luring di kelas, studio, maupun laboratorium kampus ditentukan lebih singkat yaitu selama 50 menit (2 SKS) dan 75 menit (3 SKS). Jadwal kuliah telah disesuaikan dengan kapasitas kelas dan laboratorium yang sudah dibatasi, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan sebaik-baiknya. Panduan protokol kesehatan UKDW selengkapnya dapat diunduh melalui http://bit.ly/protokol_kesehatan_ukd w_2020. “Beberapa kebijakan khusus akan diberlakukan bagi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teologi, yang detail pelaksanaan KBM kedua fakultas ini akan diatur lebih lanjut oleh fakultas masing-masing melalui keputusan Dekan. Kebijakan ini didasari oleh komitmen UKDW untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatan sivitas akademika, serta pertimbangan matang dan hati-hati untuk melaksanakan KBM dengan strategi pem-
belajaran yang adaptif, efektif, dan tetap memperhatikan panduan protokol kesehatan UKDW dengan sebaik-baiknya,” imbuh Rektor. Selain itu Rektor UKDW membuat kebijakan keringanan untuk pembayaran SPP dengan skema subsidi internet sebesar Rp 450.000,- yang telah diberikan pada Semester Genap 2019/2020. Subsidi ini dapat dipakai untuk pengurangan biaya tetap (fixed cost) uang kuliah Semester Gasal 2020/2021 atau digunakan oleh mahasiswa yang telah lulus yudisium pada periode April-Agustus 2020 untuk membayar biaya wisuda yang rencananya akan diadakan pada hari Sabtu, 12 September 2020. Sementara itu biaya kuliah Semester Gasal 2020/2021 memperoleh keringanan sebesar Rp 300.000,- yang dapat digunakan untuk pengurangan biaya tetap. “Bagi para mahasiswa yang terdampak krisis dan mengalami kesulitan pembayaran uang kuliah, dimohon segera menghubungi dan melakukan konsultasi ke Wakil Dekan III Fakultas terkait atau dosen wali serta Biro Kemahasiswaan, Alumni, dan Pengembangan Karir (Biro III) sebelum masa pembayaran SPP berakhir, paling lambat tanggal 9 Oktober 2020. Kami berharap sivitas akademika UKDW bisa tetap saling memahami, mendukung, dan meningkatkan kebersamaan sampai krisis ini mampu diatasi,” pungkasnya. [mpk]
PROTOKOL KESEHATAN DALAM PENCEGAHAN PENULARAN
Jika ada gejala sakit, segera hubungi faskes terdekat
Wajib gunakan masker/ faceshield
Hindari kerumuman
Gunakan siku untuk membuka pintu Hindari menekan tombol lift dengan tangan
COVID-19
Bawalah peralatan makan sendiri
Lakukan isolasi diri selama 14 hari jika pernah berada di zona merah
Jaga jarak minimal 1 meter & hindari kontak fisik
Rutin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer
Dilarang berbagi alat musik tiup
Pengecekan suhu di pintu masuk o (Jika suhu badan >37,3 C, tidak diperkenankan masuk)
Profil Bulan Ini
2
VOL.14/JUN 2020
Amante Home Bakery: Home Made With Love! “Karena makan itu bukan sekadar enak dan kenyang. Makanan punya cerita dan maknanya sendiri. Makanan juga punya fungsi yang lebih jauh dari itu.”
B
ermula dari kegiatan mengisi waktu luang dengan membantu ibunya membuat kue kering, Farry Ade Wijaya atau akrab disapa Ade, alumnus Program Studi (Prodi) Manajemen Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta Angkatan 2007 ini akhirnya serius menekuni bisnis kuliner dengan mengembangkan ‘Amante Home Bakery’. Lahir di Yogyakarta pada tanggal 1 Maret 1988, bungsu dari dua bersaudara ini tidak pernah berpikir bahwa pada akhirnya bidang kulinerlah yang dia pilih sebagai lahan untuk belajar dan berkarir. Mengambil jurusan manajemen saat di bangku kuliah, Ade memiliki keinginan untuk membangun karirnya di sebuah perusahaan. Setelah menamatkan bangku kuliah, Ade segera melamar pekerjaan sebagai Management Trainee (MT) sebuah perusahaan di Tangerang. Merasa pekerjaan yang saat itu dipilih sangat sulit untuk dijalani dan tidak sesuai dengan apa yang diimpikan, serta bersamaan dengan menurunnya kondisi kesehatan ibunda, akhirnya Ade memutuskan untuk resign dan kembali ke Yogyakarta. Sambil menunggu panggilan pekerjaan yang lebih sesuai, Ade kembali membantu membuat dan memasarkan kue kering buatan ibunya untuk mengisi waktu. “Dulu daripada menganggur, saya kembali bantu Mama produksi kue kering kemudian saya tawarkan ke dosen-dosen di kampus. Saya masih berharap siapa tahu dosen yang beli, punya info lowongan pekerjaan. Selain itu, atas bantuan teman, saya juga pasarkan produk Mama di bazaar yang diadakan Masjid Syuhada setiap hari Rabu,” tuturnya. Tuntutan keadaan ekonomi dan panggilan pekerjaan yang tidak kunjung datang membuat Ade sampai pada keputusan bahwa dirinya harus mengerjakan sesuatu. Dapur dan kue keringlah jawabannya. Keseharian Ade membuat kue kering dan mengantarkannya ke pelanggan di kampus dan tempat-tempat lainnya ternyata menjadi jalan kesuksesan Amante yang pada saat itu tidak disadari oleh Ade. Di sela rutinitasnya tersebut, Ade memperoleh kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang cara memulai dan menjalankan sebuah bisnis. Dra. Purwani Retno Andalas, MM, dosen di Fakultas Bisnis UKDW adalah salah satu orang yang memiliki peranan di balik Amante saat ini. Ilmu, dorongan, dan semangat untuk serius dalam mengembangkan bisnis kue kering selalu diterima Ade dari dosen yang memang concern di bidang manajemen pemasaran ini. “Seiring waktu, Bu Retno selalu mendorong saya untuk mengembangkan usaha kue kering Mama. Saya juga dikenalkan ke putranya, Mas Yudi, yang memang belajar enterpreneur di Australia. Mereka banyak membantu saya di langkahlangkah pertama saya bersama Amante, termasuk ketika memilih nama Amante sebagai nama produk,” ujar Ade. Berbicara mengenai konsep Amante Home Bakery, nama Amante berasal dari bahasa Italia yang memiliki arti rasa cinta berupa perasaan nyaman dan relasi terhadap seseorang ataupun sebuah produk. Arti nama ini kemudian didukung dengan tagline ‘Home Made With Love’. Melalui tagline ini Ade ingin menciptakan ikatan sebagai teman dan keluarga dengan para pelanggannya.
foto:dok.pribadi
Relasi seperti inilah yang akan menciptakan suasana tanpa jarak antara Amante dengan penikmatnya. Ade selalu mengajak pelanggan untuk tidak sungkan menyampaikan pengalamannya setelah menyantap produk Amante. Setelah itu, Ade akan mengajak pelanggannya belajar bersama. Melalui cara inilah Amante menyampaikan kepada pelanggannya bahwa makanan bukan hanya soal enak dan tidak enak tetapi lebih ke proses dan cerita di balik produk itu, karena setiap produk dibuat dengan tujuan tersendiri. Titik jenuh juga pernah Ade alami dalam perjalanannya bersama Amante. Ade mengaku sempat vakum di tahun 2014 karena masih menolak untuk menekuni bidang kuliner sebagai karirnya. Ade tetap bersikeras mengirimkan curriculum vitae (CV) ke beberapa perusahaan, berharap ada perusahaan yang memanggilnya untuk interview. Tidak punya pekerjaan dan tidak melakukan apapun membuat Ade berada pada titik terendah kondisi perekonomiannya. Di kondisi seperti ini, salah satu jemaah Masjid Syuhada yang pernah membeli kue kering Ade menghubunginya untuk dibuatkan sampel kue kering. Bermodalkan uang pinjaman, Ade membeli bahan baku dan membuat sampel kue kering pesanan tersebut. Dari sinilah pesanan kue kering untuk hari raya Idulfitri berdatangan dengan jumlah yang tidak pernah disangka oleh Ade. Seiring meningkatnya permintaan, beberapa pelanggan mulai memesan produk khusus. Awalnya pesanan hanya berupa kue kering serta roti seperti kastengel, nastar, bolu, dan soes. Kemudian perlahan mulai beralih ke produk khusus seperti kue atau roti tanpa terigu (gluten free), tanpa telur (egg free), maupun tanpa gula (sugar free). Hal ini menguatkan Ade untuk belajar lebih dalam lagi tentang produk pangan. Di tahun 2015, Ade mencoba untuk menjalin komunikasi dengan beberapa kelompok pangan sehat dan orang yang memang cukup concern di bidang ini. Salah satunya adalah Janti Wigjopranoto. Pemilik akun instagram @alterjiwo ini adalah seorang praktisi vegan, raw chef, dan ayurveda coach yang pernah divonis kanker serviks pada tahun 1997 hingga akhirnya memutuskan mengubah pola makan sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas hidupnya. Setelah belajar selama kurang lebih satu tahun, pada tahun 2017 Ade memutuskan untuk benarbenar serius mengembangkan produk Amante menjadi produk yang lebih baik. Semakin serius mendalami bidang ini, Ade berusaha lebih konsisten menekuni bisnis kuliner dengan mengenalkan produk
Christina Angelina
foto:dok.pribadi
kue dan roti Amante. Orang-orang di balik kelompok pangan sehat berhasil mengenalkan Ade kepada beberapa orang dengan keluhan kesehatan. Banyak dari mereka yang tidak diperbolehkan atau tidak bisa mengonsumsi beberapa macam bahan pangan ataupun jenis makanan. “Pertama kali bertemu mereka, saya tidak percaya. Tapi kemudian mereka menunjukkan hasil pemeriksaan medis dan laboratorium yang memang benarbenar menyatakan bahwa mereka tidak boleh menyantap beberapa macam makanan. Dari situ saya sadar, ternyata makanan itu hal yang kompleks, bukan hanya sekadar makanan thok. Makanan bukan hanya berbicara tentang perut dan kenyang. Makanan memiliki makna dan fungsi yang lebih jauh daripada itu semua,” tambah Ade. Secara pribadi Ade ingin mencoba memberikan produk makanan terbaik kepada masyarakat. Perlahan tapi pasti, melalui produk Amante Ade ingin mentransformasi persepsi masyarakat. Sebagian besar orang hanya bicara soal rasa dan jumlah ketika makan, tetapi lupa akan esensi atau makna makanan bahkan aktivitas makan itu sendiri. Sampai saat ini makan dianggap sebagai rutinitas, kebiasaan yang dilakukan terus menerus. Makan ketika jam makan datang. Makan ketika rasa lapar datang dan berhenti ketika sudah merasa kenyang. Sebagian besar orang lupa untuk mencoba mencari tahu dari mana makanan itu berasal (bahan) dan bagaimana makanan itu dibuat (proses). Menurut Ade jika setiap pribadi mau meluangkan waktunya untuk belajar sedikit dan lebih aware tentang makanannya, pasti orang akan lebih menghargai makanan yang akan masuk ke dalam tubuhnya. Dengan kata lain orang bisa lebih menghargai tubuhnya karena paham apa yang akan masuk ke dalam tubuhnya. Mengembangkan produk kue dan roti khusus, Ade menekankan bahwa dia juga tidak semata-mata menentang industri kuliner lain yang berkembang. Semuanya tergantung kepada pilihan pembeli. Menurutnya semua produsen akan mencoba memberikan yang terbaik bagi konsumen. Ini juga yang dilakukan Ade. Amante memberikan produk dengan bahan baku yang jelas, melalui proses yang natural, serta tidak menggunakan pengawet dan pengembang. Penggunaan gula kelapa lokal juga menjadi perhatian dalam pengembangan produk Amante. Hal ini dilakukan sebagai langkah kecil Amante untuk membantu orang lain memperoleh hidup yang lebih baik. Ade sangat bersyukur karena saat ini produk Amante telah mendapatkan tempat di hati para penikmatnya walaupun pemasaran dan pemesanan yang dilakukan sebatas
Ivan, Rully, Eva
foto:dok.pribadi
foto:dok.pribadi
p e ng g u naan me d i a s o s i al Ins t ag ram (@amantehomebakery) dan pre order via WhatsApp. Sistem ini masih dipertahankan untuk menjaga kualitas produk Amante. Suatu saat nanti, Ade ingin memiliki sebuah toko sederhana yang menyajikan produk kue dan roti Amante dalam keadaan fresh. Ada perjalanan rasa yang pelanggan juga harus rasakan. Ade menekankan dengan menjual produk yang fresh, pelanggan akan punya kesempatan menikmati rasa produk itu di hari pertama. Sehingga pelanggan juga punya pengalaman menikmati rasa yang berubah secara natural. Amante adalah tempat Ade belajar. Amante adalah tempat Ade berkembang. Amante adalah tempat yang membuat Ade merasa nyaman bekerja di dapur dan menghasilkan sesuatu untuk orang lain. Amante adalah tempat Ade menyadari bahwa proses akan membuat semuanya menjadi lebih baik. “Banyak yang menganggap bakery adalah passion saya. Saya tidak setuju dengan itu. Awalnya, saya tidak jatuh cinta dengan dunia bakery. Buat saya passion adalah sebuah proses. Penting untuk mengerjakan apa yang ada di depan mata kita. Mengerjakan apa yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Dengan begitu kita akan menemukan passion kita tanpa harus memaksakan kehendak. Kita juga harus berdamai dengan kondisi. Kita tidak akan bisa maju dan berlari kalau masih berada di dunia imajinasi padahal realitanya kita dihadapkan pada sesuatu yang berbeda,” kata Ade. [ai]
Anti, Iit, Mei
Noval, Rully
Universitaria
VOL.14/JUN 2020
3
LPPM Jaga Semangat Penelitian dan Pengabdian di Tengah Pandemi
L
embaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta merupakan unit yang memiliki beberapa layanan, di antaranya menjalankan peran sebagai fasilitator dan motivator kepada sivitas akademika dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, mengelola kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terkait dana hibah dari internal UKDW, serta membangun, menjalin, dan mengembangkan kerja sama dengan pemerintah daerah terkait pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan lokasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Salah satu kegiatan yang rutin dikelola oleh LPPM dan diikuti oleh mahasiswa ialah KKN. Mata kuliah yang dibuka di tiap semester ini berlangsung dalam dua kategori, KKN Reguler dan KKN Tematik. Program unggulan yang dimiliki LPPM UKDW terkait KKN ialah KKN Tematik yang mayoritas dilakukan di luar Pulau Jawa, seperti yang terakhir diadakan di Desa Balige, Sumatera Utara pada tahun 2019. Pada tahun-tahun sebelumnya, KKN Tematik juga diadakan melalui skema International Service Learning dan bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi dari luar negeri seperti Australian National University dan The Hong Kong Polytechnic University, serta menjalin kemitraan dengan desa wisata. Pada tahun ini, dunia menghadapi pandemi COVID-19 yang berdampak besar ke semua bidang, termasuk pendidikan. KKN sebagai salah satu elemen di lembaga pen-
didikan tinggi turut terdampak sehingga diperlukan langkah-langkah penyesuaian untuk pelaksanaannya. Menurut penuturan Dr. –Ing., Wiyatiningsih, S.T., M.T. selaku Kepala LPPM, KKN yang dilakukan UKDW pada masa pandemi COVID-19 menerapkan KKN dengan metode daring. “Berbeda dari KKN Reguler maupun KKN Tematik yang dilakukan sebelumnya, KKN yang sekarang merupakan adopsi program pemerintah yaitu pengabdian masyarakat dan program kreativitas mahasiswa,” imbuhnya. LPPM berusaha mencari alternatif sehingga mahasiswa bisa lebih berpikir kreatif dan inovatif tanpa harus terjun ke lapangan dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan. Terkait data yang harus diolah mahasiswa, Wiyatiningsih menambahkan bahwa mahasiswa akan mengolah data sekunder yang disiapkan oleh LPPM berdasarkan KKN periode sebelumnya. Mahasiswa peserta KKN nantinya akan mengolah data secara daring dalam kelompok kerja. Adanya adaptasi tersebut menjadi peluang mahasiswa untuk berinovasi, sesuai dengan tema KKN daring 2020 yakni “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Teknologi, Inovasi, dan Kreativitas”. Meskipun dilakukan secara daring, pelaksanaan KKN tetap memerlukan biaya. Sudah pasti terjadi pengurangan karena tidak adanya biaya hidup (living cost) yang harus dikeluarkan seperti pada KKN Reguler. Biaya KKN yang harus dibayarkan mahasiswa akan digunakan untuk seminar, kegiatan yang melibatkan narasumber, dan tahap pe-
nilaian. Secara umum, dana KKN dikelola untuk menjalankan aktivitas konsultatif via daring. Terkait penelitian dosen, LPPM menyadari bahwa harus ada solusi supaya tetap bisa melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian. Menurut Wiyatiningsih, penelitian dosen akan fokus pada studi melalui data sekunder secara daring, sehingga akan ada pergeseran atau perubahan hasil jika dibandingkan dengan studi yang dilakukan di kondisi normal. “LPPM akan mencoba menyesuaikan hasil yang akan diperoleh pada tahun ini dan tidak akan mengikuti kondisi pada saat normal di luar masa pandemi,” tambahnya. Sebagai Kepala LPPM, Wiyatiningsih memiliki harapan kepada mahasiswa dan dosen UKDW supaya tetap berinovasi. “Ini bisa menjadi sebuah peluang untuk membuat inovasi yang tidak pernah ada atau terpikirkan sebelumnya. Ini bukan penghalang, tapi kesempatan bagi dosen dan mahasiswa,” katanya. Beliau juga optimistis proses studi dan penelitian akan berjalan lancar sambil berharap seluruh sivitas akademika dapat mengambil hikmah dari adanya pandemi untuk berkembang menjadi peneliti, akademisi, dan mahasiswa yang mampu berinovasi. Kepada calon mahasiswa, Wiyatiningsih juga berpesan bahwa UKDW merupakan institusi pendidikan yang menarik dan memberi kelonggaran untuk pemikiran yang sangat inovatif, sehingga setiap individu memiliki peluang dan kebebasan berpikir. Menjadi mahasiswa berarti menjadi pribadi
foto:dok.UKDW
yang bebas dan memiliki pemikiran yang lintas disiplin ilmu, sehingga banyak inovasi dan kreativitas yang muncul dan berkembang. “Pendidikan di UKDW merupakan pendidikan yang kreatif dan menyenangkan, karena tidak hanya berpusat pada satu bidang ilmu, ketika berinovasi akan terlibat dengan banyak pihak dari bidang ilmu yang lain. LPPM akan membantu kegiatan kreatif dan inovatif yang dilakukan mahasiswa maupun dosen,” pungkasnya. [rap]
Program Internasionalisasi Perguruan Tinggi di Era New Normal
universities in 175 countries are closed
foto:dok.Adrial
foto:dok.Adrial
K
erja sama perguruan tinggi dengan perguruan tinggi lain atau institusi lain merupakan indikator yang penting dalam pengukuran perkembangan kapasitas perguruan tinggi di dalam klasifikasi dan pemeringkatan perguruan tinggi serta dalam hal akreditasi yang dilaksanakan oleh BAN-PT. Perguruan tinggi sebagai salah satu pihak yang memegang peran penting dalam penyiapan SDM diharapkan dapat terus berinovasi, termasuk dengan mengembangkan program kerja sama untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing di dunia kerja. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) telah memberlakukan beberapa kebijakan yang mendukung perguruan tinggi untuk lebih memperkuat kerja sama dengan mitra. Salah satunya adalah pengakuan kegiatan kerja sama dengan perusahaan kelas dunia, organisasi nirlaba dunia (seperti PBB), Bank Dunia, USAID, BUMN, BUMD, dan/atau Top 100 World Universities berdasarkan QS Ranking sebagai syarat pengajuan prodi baru untuk perguruan tinggi dengan akreditasi A dan B. Dengan demikian, pengajuan prodi baru tidak perlu lagi melalui proses panjang perizinan prodi di kementerian. Pengecualian berlaku untuk prodi kesehatan dan pendidikan. Kebijakan ini diberlakukan untuk mendukung program Kampus Merdeka yang dirancang Kemendikbud untuk menghasilkan lulusan yang berkompetensi,
memiliki keahlian, dan profesional sehingga sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, baik di sektor publik maupun industri. Program ini berkaitan erat dengan pelaksanaan kegiatan kerja sama yang keberhasilannya diukur dari seberapa besar kontribusi program studi di dalamnya. Program studi memegang peran strategis yang sangat penting yang ditunjukkan dengan persentase prodi yang melakukan kerja sama dengan mitra perusahaan, organisasi nirlaba, institusi multilateral, atau QS Top 100 World Universities, persentase prodi baru yang dibuat dengan menggandeng mitra yang ditentukan, dan prodi yang memiliki akreditasi dan/atau sertifikasi internasional yang diakui pemerintah. Melihat lebih jauh tentang internasionalisasi, di masa pandemi COVID-19 ini perguruan tinggi tetap diharapkan mengembangkan program-program internasional. Perguruan tinggi memiliki kewajiban untuk menjaga semua sivitas akademika internasional yang telah berada di Indonesia, mengubah sistem traditional education menjadi e-learning, dan juga memikirkan bagaimana agar tetap bisa bertahan dalam situasi pandemi ini. Kemendikbud RI mendorong perguruan tinggi untuk memaksimalkan pelaksanaan program kerja sama internasional yang sudah ada. Masa ‘vakum’ ini dapat digunakan perguruan tinggi untuk melakukan rebranding program internasional, mengevaluasi kebijakan dan mendesain ulang rencana strategis, mengidentifikasi mitra
foto:dok.Adrial
yang potensial, serta mengembangkan program tailor-made (berdasarkan MoU yang sudah ada). Kemendikbud RI menekankan perguruan tinggi untuk segera melakukan penyusunan ulang strategi internasionalisasi dengan meningkatkan database program internasionalisasi, menjalankan program internasional melalui sistem daring (online education), mengembangkan secara maksimal program-program internasional yang sudah ada, dan yang tidak kalah penting adalah untuk meningkatkan program studi yang terakreditasi internasional. Peningkatan akreditasi internasional program studi ini menjadi penting karena hingga saat ini baru sekitar 2% dari 24.200 program studi di universitas di Indonesia yang sudah terakreditasi secara internasional. Apabila upaya ini dilakukan oleh seluruh perguruan tinggi di Indonesia, Kemendikbud yakin
program internasional akan memberikan kontribusi yang besar terhadap kesuksesan Program Kampus Merdeka. “Menyikapi era ‘New Normal’ ini, perguruan tinggi harus fokus pada dua hal. Pertama, bagaimana merubah sistem pembelajaran tradisional menjadi elearning method. Hal ini juga berlaku untuk semua program internasional yang dijalankan. Yang kedua adalah terkait hak mahasiswa untuk keluar dan belajar di luar kampus melalui program kerja sama dengan mitra perusahaan dan organisasi. Jangan pernah lupa, kon-tribusi program studi lah yang harus dimaksimalkan,” ujar Adrial Refaddin, Sub Koordinator Penguatan Kelembagaan Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Kelembagaan Kemendikbud RI. [ai] *Merangkum materi yang disampaikan dalam Webinar “Regulasi dan Kebijakan untuk Program Internasionalisasi dalam Menghadapi New Normal”
Universitaria
4
VOL.14/JUN 2020
Strategi BEMU dalam Menghadapi Pandemi COVID-19
B
adan Eksekutif Mahasiswa Universitas atau yang biasa disebut BEMU adalah salah satu organisasi kemahasiswaan tingkat universitas yang ada di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Tidak jauh berbeda dengan organisasi kemahasiswaan di tingkat program studi seperti Himpunan Mahasiswa Program Studi dan organisasi kemahasiswaan di tingkat fakultas seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas dan Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas, BEMU juga memiliki berbagai program kerja yang ditujukan sebagai wadah bagi para mahasiswa untuk mengembangkan diri dan mengenalkan budaya seperti Rektor Cup, Music Corner, Gelar Budaya, dan program-program lainnya. Dengan adanya pandemi COVID-19 ini, banyak perubahan yang terjadi pada kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek, tidak terkecuali bagi BEMU. Dalam upaya menjalankan protokol kesehatan anjuran pemerintah untuk melawan pandemi ini, banyak program kerja terpaksa ditunda
sampai waktu yang belum ditentukan, seperti Leadership Training Day, seminar, forum mahasiswa, dan program kerja lainnya. “Pada bulan Mei, seharusnya kami melaksanakan studi banding ke Universitas Pelita Harapan di Surabaya, namun karena pandemi ini acara tersebut harus diundur,” ujar Jeremia Tampubolon, Bendahara BEMU. Selain pelaksanaan beberapa program kerja yang harus diundur, BEMU juga melakukan perubahan terhadap beberapa program kerja seperti seminar yang kemudian diubah menjadi Webinar. Perubahan tata laksana penyelenggaraan program kerja ini dilakukan dengan tujuan agar program kerja yang telah disiapkan dapat tetap diselenggarakan dengan mengikuti protokol kesehatan anjuran pemerintah. Perubahan ini dapat dilihat melalui serangkaian acara yang baru saja diselenggarakan oleh para pengurus BEMU seperti “Live Concert Kebangsaan sebagai Performa” serta “Sarasehan Pancasila, Modernitas, dan New Normal” yang dise-
lenggarakan dalam rangka peringatan Hari Lahir Pancasila. Live Concert Kebangsaan sebagai Performa serta Sarasehan Pancasila, Modernitas, dan New Normal diadakan pada tanggal 30-31 Mei 2020 melalui Instagram Live di akun Instagram. Sedangkan untuk Webinar Sarasehan Pancasila, Modernitas, dan New Normal pada tanggal 1 Juni 2020 dengan menggunakan ZOOM sebagai media perantara. Para pengurus BEMU pun tetap mengadakan rapat dan pertemuan rutin yang dilaksanakan untuk membahas program kerja BEMU secara online. Beberapa kendala seperti kecepatan koneksi, kurang stabilnya koneksi, dan jadwal kuliah yang cukup padat menyebabkan komunikasi antar pengurus BEMU menjadi lebih terbatas. “Semoga pandemi ini cepat berlalu dan kegiatan di kampus dapat segera berjalan dengan normal,” pungkas Jeremia. [Cindy]
foto:dok.pribadi
Peningkatan Kualitas Perguruan Tinggi melalui Program DIES-DAAD
K
ebutuhan akan pendidikan tinggi di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari pertumbuhan jumlah perguruan tinggi dari 1633 pada tahun 2000 menjadi 4670 perguruan tinggi pada tahun 2018. 68% dari jumlah perguruan tinggi di Indonesia tersebut merupakan Perguruan Tinggi Swasta. Berdasarkan data dari Kementrian Ristek dan Pendidikan Tinggi tahun 2018, terdapat 4670 perguruan tinggi yang terdiri dari 1186 Perguruan Tinggi Agama, 191 Perguruan Tinggi Kedinasan, 122 Perguruan Tinggi Negeri dan 3171 Perguruan Tinggi Swasta. Banyaknya perguruan tinggi swasta tersebut mengakibatkan tingginya kompetisi antar perguruan tinggi. Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) sebagai perguruan tinggi swasta yang berada di antara ratusan perguruan tinggi swasta lain di Yogyakarta perlu meningkatkan kualitasnya agar dapat memenangkan kompetisi tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menyelenggarakan program pelatihan manajemen perguruan tinggi melalui pengembangan kepemimpinan dan kemitraan yang melibatkan pimpinan universitas dan fakultas. Dr.-Ing. Wiyatiningsih, ST, MT sebagai alumni progam DIES International Dean’s Course (IDC) South East Asia 2018/2019 yang diselenggarakan oleh DAAD dan Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor
foto:dok.DAAD
UKDW berkolaborasi dengan Prof. Dr. Peter Meyer, profesor di International Economics University of Applied Science Osnabrück – Jerman dan Prof. Dr. Duu Sheng Ong, profesor di Faculty of Engineering, Multimedia University – Malaysia menyusun proposal program pelatihan manajemen perguruan tinggi. Proposal yang berjudul “Nurturing a Culture of Excellent in University Management through Leadership Development and Partnerships 2020 – 2023” diajukan ke DAAD (Deutscher Akademischer Austauschdienst) sebagai program Dialogue on Innovative Higher Education Strategies (DIES) dan DIES-Partnershaften mit Hochschulen in Entwicklungsländern. Proposal ini dinyatakan lolos seleksi oleh
DAAD pada tanggal 13 November 2019. Program pelatihan manajemen perguruan tinggi ini merupakan program kerja sama antara UKDW dengan Faculty of Economy and Social Science University of Applied Science Osnabrück – Jerman. Sebagai bagian dari komitmen UKDW untuk mendampingi perguruan tinggi di Indonesia Timur, maka UKDW melibatkan tiga universitas sebagai mitra nasional, yaitu Universitas Kristen Wira Wacana – Sumba Timur, Universitas Halmahera – Maluku, dan Universitas Ottow Geissler – Papua. Dalam pelaksanaannya, program ini akan melibatkan pembicara ahli dari Jerman dan alumni DIES International Dean’s Course (IDC) yang berasal dari Filipina dan Indonesia
sebagai narasumber yang relevan dengan topik manajemen perguruan tinggi. Sesuai dengan agenda yang direncanakan, program ini akan dimulai dengan konferensi dan workshop pada bulan November 2020. Kegiatan ini rencananya akan diselenggarakan di kampus UKDW, namun mengingat masa pandemi COVID19, maka metode penlaksanaan kegiatan diubah menjadi daring. Saat ini peserta dari tiga universitas mitra sedang dipersiapkan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut, agar program dapat berjalan dengan lancar. Awal tahun 2021 akan dilanjutkan dengan kunjungan ke tiga universitas mitra secara paralel. Pada akhir tahun 2021 program akan dilanjutkan dengan konferensi dan workshop ke-2 yang diselenggarakan di kampus UKDW. Kegiatan yang sama akan dilakukan pada tahun 2022. Rangkaian program ini akan diakhiri dengan konferensi pada akhir tahun 2023. Selama pelaksanaan program, peserta pelatihan akan diberikan tugas yang harus dikerjakan pada masa antar kegiatan dan dievaluasi pada saat pertemuan. Program ini diharapkan dapat menghasilkan pemimpin yang kompeten dalam mengelola perguruan tinggi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas dan daya saing masing-masing perguruan tinggi. [Wiyatiningsih]
BEM Fakultas Teologi dan Bioteknologi UKDW Umumkan Pemenang Lomba Penulisan Esai 2020
B
adan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teologi dan BEM Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menyelenggarakan Lomba Penulisan Esai 2020 dengan tema “Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan” untuk memperingati Hari Bumi pada tanggal 22 April lalu. Di tengah cekaman pandemi Covid-19, antusiasme peserta untuk mengikuti lomba esai yang diadakan secara online ini justru sangat tinggi. Hal ini terbukti dari banyaknya jumlah peserta yang mengirimkan esainya yakni 237 peserta yang berasal dari 41 perguruan tinggi negeri dan swasta dari seluruh Indonesia. Setelah melalui proses evaluasi naskah esai, penilaian, dan diskusi oleh tim juri yang terdiri dari Pdt. Em. Prof. Dr. (h.c.). E.Gerrit Singgih, PhD., Pdt. Dr. Josef M.N. Hehanussa, M.Th., Pdt. Dr. Wahyu Nugroho, MA. (ketiganya Dosen Fakultas Teologi), Dr. Charis Amarantini, M.Si.,. Drs, Kisworo, M.Sc., dan Drs. Djoko Rahardjo, M.Kes (ketiganya Dosen Fakultas Bioteknologi), akhirnya didapatkan tiga pemenang yang dimumkan pada hari Senin, 13 Juli 2020.
foto:freepik/stories&starline
Juara pertama diraih oleh Jekonia Tarigan dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta dengan judul esai “Mungkin Bukan Tuan, Hanya Saudara yang Sedang Bertamu: Selayang Pandang Terhadap Persoalan Pentingnya Peran Narasi Religius untuk Mendorong Manusia Melestarikan Alam”. Juara kedua diraih oleh Muhamad Syarifudin dari Universitas Brawijaya
Malang dengan judul esai “Pemanfaatan Kotoran Manusia Menjadi Energi Listrik Berbasis Aplikasi Mobile Guna Mewujudkan Perekonomian Berkelanjutan Warga Desa Kedunggede Mojokerto di Era Revolusi”. Juara ketiga diraih oleh Lawrence Billy Vasco Djama dari Fakultas Bioteknologi UKDW Yogyakarta dengan judul esai “Cassava Waste Pulp sebagai Bahan Pembuatan Masker
dengan Mikrofilter Berbasis Biopolimer yang Terdegradasi Menjadi Helianthus L”. Menurut Drs. Djoko Rahardjo, M.Kes selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama (WD III) Fakultas Bioteknologi UKDW lomba penulisan esai diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pada mahasiswa tentang pemanasan global dan dampaknya terhadap perubahan iklim, memberikan ruang kepada mahasiswa untuk memunculkan gagasan-gagasan kreatif lintas disiplin sebagai tawaran solusi untuk menghadapi dampak perubahan iklim terhadap lingkungan, kesehatan, dan keberlanjutan pembangunan, serta menumbuhkan kepedulian mahasiswa untuk berperan aktif dalam berbagai upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim baik pada skala lokal, regional, nasional, maupun global. “Kami berharap penyelenggaraan lomba esai ini mampu menumbuhkan minat, komitmen, dan keberanian generasi muda untuk tampil menjadi inisiator maupun inovator dalam upaya mitigasi dan antisipasi perubahan iklim,” pungkasnya. [Djoko Rahardjo, M.Kes]
Program Studi
VOL.14/JUN 2020
5
FTI Selenggarakan Uji Kompetensi Internal dan Eksternal
P
rogram Studi (Prodi) Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana (FTI UKDW) Yogyakarta menyelenggarakan Uji Kompetensi Internal dan Eksternal pada tanggal 25-26 Juni 2020. Uji kompetensi dilakukan di tiga lab komputer, yaitu Lab. MIS, Lab. AI, dan Lab. Bigdata. Uji Kompetensi tersebut dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk lulus Yudisium Prodi Informatika. Selain itu, sertifikat Uji Kompetensi ini dapat digunakan lulusan Prodi Informatika sebagai penunjang untuk mencari pekerjaan di dunia industri. Uji Kompetensi Internal atau yang biasa sebut Evaluasi Dasar (EDAS) merupakan salah satu uji kompetensi yang diselenggarakan sendiri oleh Prodi Informatika. EDAS diselenggarakan pada tanggal 25 Juni 2020 melibatkan 76 peserta yang terdiri dari
foto:dok.UKDW
mahasiswa Informatika Angkatan 2017, 2016, dan 2015. Adapun mata kuliah yang diujikan adalah Struktur Data, Interaksi Manusia dan Komputer, serta Sistem Basis Data dan Pemrograman Berorientasi Objek. Jumat, 26 Juni 2020, Prodi Informatika juga melakukan Uji Kompetensi Eksternal yang bekerja sama dengan Trust Training Partner. Uji kompetensi yang diselengarakan
foto:dok.UKDW
adalah Microsoft Technology Associate (MTA). Ada beberapa topik yang diujikan yaitu, Software Development Fundamentals, Database Administration Fundamentals, Introduction to Programming using Python, dan Introduction to Programming using HTML and CSS. Ujian ini diikuti oleh 51 mahasiswa dari angkatan 2017 dan 2016. Hasil uji kompetensi ini mencapai tingkat
kelulusan 90% dari jumlah peserta dengan nilai tertinggi 97 point dari 100 point. Pelaksanaan Uji Kompetensi tersebut dilakukan dengan mengikuti SOP Protokol Kesehatan yang ada. Mahasiswa dari Luar DIY diwajibkan membawa surat keterangan sehat atau surat keterangan kedatangan di DIY. Bagi mahasiswa yang tidak membawa surat tersebut, maka secara otomatis akan melakukan uji kompetensi pada gelombang 2 di awal Bulan Juli. Selain itu, mahasiswa wajib menggunakan masker dan sarung tangan saat ujian berlangsung. Kapasitas lab juga hanya diisi maksimal 50% dari jumlah komputer yang ada. Pelaksanaan dibagi menjadi dua sesi, yakni pagi dan siang, serta sebelum dan setelah ujian selesai dilakukan penyemprotan disinfektan oleh petugas kebersihan kampus. [Dhika]
Stopwords Bahasa Indonesia Karya Ananda Kusumawardana
D
alam dunia pemrograman seperti NLP (Natural Language Processing), stopwords memiliki fungsi ganda, yakni sebagai kata-kata yang perlu dihilangkan atau malah dijadikan fitur utama pendeteksian. Stopwords disimpan dalam stoplist yang akan digunakan sebagai pola pencocokan untuk menghapus atau mengekstraksi kata-kata yang artinya sangat umum (stopwords) tersebut. Ananda Kusumawardana, mahasiswa Program Studi Informatika, Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) angkatan 2017 mulai menekuni hal ini setelah mengikuti kegiatan seminar mengenai NLP yang diberikan oleh Jennifer Dodgson selaku CEO Lexikat pada hari Jumat, 13 Maret 2020. Lexikat adalah sebuah startup yang bergerak di bidang pemrosesan bahasa natural dengan penggunaan text analytics di dalam data yang didapatkan dari berbagai sumber data dan platform seperti data teks dari kolom-kolom komentar, cuitan-cuitan netizen di Twitter, dan berbagai sumber unggahan berupa opini atau pandangan terhadap suatu hal. Tujuan pemrosesan ini adalah untuk memperoleh hasil analisis opini dari pengguna platform
atau yang biasa disebut sentiment analysis. Sentiment analysis dapat berupa persentase sentimen positif, negatif, atau netral. Tidak hanya itu, beberapa pengguna juga menginginkan keluaran yang dihasilkan berupa representasi visual dari data teks atau nama lainnya seperti word plot. Namun, perangkat ini baru tersedia di Lexikat dalam bahasa Inggris dan Mandarin. Setelah berbincang dengan Jennifer, Ananda setuju untuk secara sukarela membuat stopwords Bahasa Indonesia dalam waktu 1 bulan. Stopwords buatannya dibangun menggunakan teknologi dalam bahasa pemrograman Python dan berbekal rumus yang digunakan saat pembelajaran di perkuliahan. Pengembangan stopwords bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Nanda harus melakukan research lebih lanjut mengenai bahan yang digunakan seperti literatur, berita dan jurnal dalam bahasa Indonesia. Nanda juga harus dapat membagi waktunya dalam pengerjaan proyek ini. Mahasiswa yang juga aktif mengikuti forum online Cyber Security ini akhirnya mengirimkan stopwords buatannya kepada Lexikat sebagai salah satu bukti minatnya untuk bekerja dan melakukan kegiatan
magang di Lexikat. Berawal dari mencoba agar memperoleh pengetahuan, stopwords Bahasa Indonesia miliknya mendapatkan feedback baik dari Jennifer dan karyanya tersebut telah dibeli oleh Lexikat sebagai bentuk apresiasi dari hasil kerja kerasnya. Ananda berkata bahwa pengembangan stopwords Bahasa Indonesia miliknya akan terus dikembangkan jika ada kesempatan di lain waktu karena untuk saat ini sebagian besar waktunya ia gunakan untuk mengikuti perkuliahan online dan pelatihan online di Digital Talent Scholarship-Online Academy (OA) pada bidang Cyber Operations Specialist. Ananda juga berpesan kepada para mahasiswa untuk mengambil dan mencoba semua kesempatan yang ada, terutama dalam dunia teknologi informasi. “Teknologi akan terus berkembang sepanjang waktu. Mahasiswa harus dapat mencari informasi sendiri dan belajar secara otodidak. Dari sanalah kita mungkin akan mendapatkan banyak kesempatan untuk belajar dan mencoba hal baru yang mungkin tidak didapatkan saat pembelajaran di perkuliahan,” ujarnya. [Ivan
foto:dok.pribadi
Hector]
Aplikasi Halopet Karya Mahasiswa SI UKDW Raih Juara Dua
foto:dok.Halopet
T
im yang terdiri dari tiga mahasiswa Program Studi (Prodi) Sistem Informasi Universitas Kristen Duta Wacana (SI UKDW) Yogyakarta berhasil meraih Juara 2 dalam acara Edutainer Nusantara Fair (ENF) 2020 yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Soedirman (BEM KM MIPA UNSOED) Purwokerto. Proposal berjudul “HALOPET: Aplikasi Berbasis Android sebagai Wadah Wirausaha Jasa Perantara Penitipan Hewan Peliharaan” dikirimkan oleh Beni Mulia Tabarus (Ketua), Nikolaus Aryawan Ravato Wijaya (Anggota) dan Didimus Candra Gased (Anggota) ke Panitia Edutainer Nusantara Fair (ENF) 2020 dengan kategori lomba Business Plan
pada Bulan Februari lalu. Ketiganya adalah mahasiswa Prodi Sistem Informasi UKDW Angkatan 2017. Drs. Jong Jek Siang, M.Sc. selaku dosen pembimbing sekaligus Ketua Program Studi (Kaprodi) Sistem Informasi mengungkapkan bahwa lomba Business Plan ini diikuti oleh 60 tim dari perguruan tinggi seluruh Indonesia, masing-masing terdiri dari tiga mahasiswa. “Pada babak penyisihan di bulan Februari–Maret lalu, para peserta mengirimkan ringkasan business plan-nya. Kemudian kelompok yang lolos babak penyisihan mengirimkan proposal lengkap perencanaan bisnisnya. Seleksi proposal ini agak tertunda karena pandemi COVID-19 dan hasilnya baru diumumkan pada tanggal 6 Juni 2020. Awalnya finalis diminta mempresentasikan proposalnya di hadapan juri.
foto:dok.Halopet
Namun karena pandemi, setiap kelompok diminta membuat 15 menit video presentasi yang kemudian dinilai oleh tiga orang juri. Di awal Juli ini, kami mendapatkan pengumuman jika tim dari UKDW berhasil meraih Juara 2,” ungkapnya. Lebih lanjut Drs. Jong Jek Siang, M.Sc. menjelaskan bahwa aplikasi Halopet ini merupakan hasil pengamatan dari ketiga mahasiswa di atas mengenai kesenjangan yang terjadi pada perawatan hewan peliharaan. Banyak pemilik hewan yang merasa kesulitan menitipkan hewan peliharaannya saat akan bepergian lama. Terlebih lagi biaya yang dikeluarkan cukup besar jika menitipkan hewan peliharaan di klinik hewan. Sementara itu, banyak mahasiswa pecinta hewan yang memiliki kemampuan dan waktu untuk merawat hewan. “Mereka membuat aplikasi
bernama Halopet yang mempertemukan pemilik dan perawat hewan peliharaan. Prinsip ini mirip dengan jasa pemesanan ojek online. Pemilik hewan dapat menitipkan hewan kesayangannya ke pecinta hewan dengan biaya yang lebih terjangkau. Sementara itu, mahasiswa pecinta hewan dapat merawatnya dan memperoleh uang jasa. Aplikasi ini dapat menyaring lokasi pemilik hewan, jenis hewan, dan waktu penitipan sehingga pecinta hewan dapat menyaring informasi terlebih dahulu sebelum mengambil pekerjaan perawatan hewan. Sedangkan pengelola aplikasi memperoleh keuntungan yang dihitung dari persentase biaya jasa yang diberikan pemilik hewan,” pungkasnya. [Jong Jek Siang]
Program Studi
6
VOL.14/JUN 2020
Online Learning for Colleges in COVID-19 Pandemic: Collaborative and Cooperative Learning Principles and the Challenges
I
n 2020, almost all countries were affected by the COVID-19 pandemic. The outbreak undoubtedly has had an impact on various sectors throughout the world, one of which is the education sector. All educational activities, including in colleges, have been carried out at home using online learning with some adjustments of the syllabi. The students’ and teachers’ responsibilities, therefore, are still carried out (Dikti, 2013). The use of online learning for colleges in a pandemic COVID-19 situation is a very effective way because both students and teachers can still communicate even though it is done virtually. When online learning takes place, indirectly uses collaborative and cooperative learning principles with various obstacles experienced by students and teachers. Collaborative and Cooperative Learning Principles. When using online learning, it indirectly applies the collaborative and cooperative principles. The collaborative principle is applied when students interact in a small group and help one another if there are difficulties in learning (Abrami, Bernard, Bures & Borokhovski, 2011). It brings benefits for themselves that by using technology, the results of their group
discussions will be quickly answered and minimize dissent (Lou, Abrami & Apollonia, 2001). In the teacher side, when students are doing group-work learning in small groups, at the same time the teacher applies cooperative learning strategies, which is an important pedagogy that can affect the level of understanding of students when they are learning using technology during the pandemic. Abrami et al. (2011) stated that the implementation of collaborative and cooperative principles for colleges in online learning has many impacts on students. First, the students will influence each other about their success in their study. Second, it impacts students’ responsibility in learning and helping other students in groups. Third, it encourages and facilitates each other within a group to achieve the agreed group goals. Last, it also encourages understanding given by other students in a discussion group. Challenges Faced by Teachers and Students in Colleges. Besides collaborative and cooperative principles that are applied in online learning, there are several challenges experienced by students and teachers in colleges when carrying out online learning. First, the internet connection constraints faced by students and teachers
foto:pexels.com/bongkarn-thanyakij
when learning activities take place. Due to the different locations between students and teachers, some live in areas with good internet connections and some do not, and it will influence learning activities. Second, students and teachers are less familiar with the platforms used for online learning due to lack of training (Abrami, 2010). Inappropriate use of the platform has hampered online learning.
Third, all laboratory activities for some subjects are hampered and must be replaced with other activities that can be done at home. Last, the device used is not compatible with the platforms for online learning due to the differences of economic backgrounds between students and teachers. [Kezia]
BEM FKHum Activities During Covid-19 Pandemic
C
OVID-19 pandemic emergency status has led Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) to determine an online learning system policy as its effort to prevent the spread of the virus. This system requires UKDW students to study from home as part of distance learning. This condition has influenced not only the teaching-learning processes in UKDW but also student union activities, including the Student Executive Board of the Faculty of Education and Humanities (BEM FKHum). Even amid the COVID-19 pandemic, BEM FKHum members keep carrying out the programs that have been planned with some adjustment because some of the programs were not possible to be done during this pandemic. Moreover, BEM FKHum took the initiative to add other programs that are possible to be done during this pandemic, such as creating content on social media (Instagram live broadcasts, for instance), which also aimed to promote new student admission programs at UKDW. The adjustment also includes the FKHum New Student Orientation (OKA) and Capacity
foto:pexels.com/august-de-richelieu
Building Program that will be changed from face-to-face to online activities. OKA and Capacity Building are important and should not be missed as these two programs will introduce new academic life for the new
students of the English Language Education Department, which is under FKHum. Fortunately, the Vice Dean for Student Affairs, Ms. Anesti Budi Ermerawati, M.Hum., has always guided the members of BEM
FKHum so that they could consult everything needed to adjust and to improve their activities. There were some obstacles that BEM FKHum experienced, such as limited balance to have online meetings, limited networks, as well as adjustments to online lecture schedules, and the number of assignments. However, by having strong teamwork and tolerance among the members, any existing shortcoming was turned into optimism. So far there were no significant problems and the majority of BEM FKHum members were very grateful to be a part of it. They have had so many things that they could learn such as how to thoroughly carry out duties and responsibilities and how to manage time between academic activities and organization so that both could work properly. Furthermore, they could enhance their leadership skill and gain more knowledge and experience. Life is not about finding yourself. Life is about creating yourself. [Willy/Iin/Fel]
Program Studi
VOL.14/JUN 2020
7
Waspada Kanker Payudara (Breast Cancer)
foto:freepik.com/rawpixel-com
B
reast cancer atau kanker payudara dapat muncul dikarenakan adanya faktor risiko secara intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik atau faktor dari dalam tubuh yang berkaitan erat dengan kanker payudara yaitu ras, usia, mutasi gen BRCA1, BRCA2, HER2, EGFR, c-Myc, dan hormonal. Ras kulit putih lebih berisiko dibandingkan ras kulit hitam. Semakin bertambahnya usia, risiko terkena kanker payudara lebih tinggi karena dengan bertambahnya usia proses mutasi genetik lebih mungkin terjadi. Hormon estrogen dari dalam tubuh atau dari alat kontrasepsi mampu meningkatkan risiko pertumbuhan kanker payudara terutama pada wanita yang mengalami menarche (menstruasi pertama kali) sebelum usia 12 tahun karena sel-sel dalam kelenjar payudara sangat responsif terhadap hormon estrogen, sehingga pertumbuhan dan perkembangan kelenjar payudara akan lebih cepat. Selain itu usia menopause yang terlambat (>50 tahun), hamil pertama saat usia lanjut (>30 tahun), paritas (jumlah kelahiran hidup) yang rendah, dan riwayat keluarga dengan kanker payudara juga meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
Faktor ekstrinsik atau dari luar diri yang mampu meningkatkan risiko kejadian kanker payudara antara lain adanya kebiasaan konsumsi makanan yang mengandung lemak terlalu tinggi, terutama lemak jenuh dan soft drink tinggi kalori sehingga mampu menyebabkan peningkatan indeks massa tubuh serta memungkinkan terjadinya resistensi insulin. Alkohol juga mampu meningkatkan level hormon estrogen dalam darah dan memicu jalur reseptor estrogen pada kelenjar payudara. Paparan radiasi pengion termasuk radiasi sinar X pada usia sebelum 20 tahun, bahan kimia hasil proses pembakaran sampah rumah tangga yang dapat menghasilkan dioxin, serta produk pestisida seperti Dichlorodiphenyltrichloroethane (DDT) yang terpapar pada wanita usia muda juga mampu meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Lalu bagaimana cara menurunkan faktor risiko tersebut? Memberikan ASI dalam jangka waktu yang panjang diduga dapat menurunkan risiko kanker payudara, meski ada penelitian lain yang menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI dengan penurunan risiko kanker payudara. Aktivitas fisik selama 3-5
foto:freepik.com/freepik
kali dalam satu minggu dapat mengurangi risiko kanker payudara sebesar 20-40% serta mengkonsumsi bahan pangan yang mengandung antioksidan seperti sayuran hijau dan makanan yang kaya akan vitamin D mampu menurunkan risiko kanker payudara sebesar 20%. Satu-satunya pemeriksaan baku emas (gold standard) yang ada saat ini untuk kanker payudara adalah dengan pemeriksaan histopatologi atau lebih dikenal sebagai pemeriksaan jaringan yaitu dengan mengambil sayatan dari spesimen payudara kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk mengetahui jenis kanker payudara. Cara lain mendiagnosa kanker payudara dapat melalui pemeriksaan fisik dimana dilakukan identifikasi riwayat penyakit terlebih dahulu dan analisis faktor-faktor risiko. Selain itu dengan pemeriksaan menggunakan mammografi, ultrasonografi, dan pemeriksaan sitologi juga dapat mengarahkan diagnosa kanker payudara. Namun demikian, saat ini ada langkah sederhana deteksi dini yang dapat dilakukan masyarakat. Deteksi dini dapat dilakukan dengan dua metode yaitu dengan SADARI dan SADANIS. SADARI (perikSA payuDAra
SendiRI) dilakukan secara mandiri, sementara SADANIS (perikSA payuDAra kliNIS) biasanya dilakukan oleh tenaga medis di klinik atau rumah sakit. SADARI dapat dilakukan pada 1-2 hari setelah menstruasi berakhir dalam posisi berdiri maupun duduk. Langkah yang harus dilakukan adalah berdiri di depan cermin, angkat kedua tangan ke atas, perhatikan ukuran dan bentuk payudara kanan dan kiri (kebanyakan wanita memiliki ukuran payudara kanan dan kiri tidak sama besar). Selanjutnya berdirilah dengan kedua lengan di samping tubuh, perhatikan bentuk, ukuran, apakah ada perubahan warna kulit, perubahan struktur, permukaan, puting payudara, kemudian letakkan kedua tangan di pinggang dan tekan sekuatnya untuk mengencangkan otot dada. Bungkukkan badan sehingga payudara menggantung ke bawah, periksa apakah ada perubahan, periksa juga apakah ada cairan keluar dari kedua puting payudara. Jika menemukan kelainan saat melakukan SADARI, segera periksakan diri lebih lanjut ke dokter. [Kezia Adya N, Aureliya Stefani Perangin-Angin, Tillandsia Fili Folia P., Antonius Vincent Ero Martono, Dixie Bramantya S. - FK UKDW angkatan 2017]
Pentingnya Pendidikan Karakter terhadap Perilaku dalam Menghadapi Masa Pandemi COVID-19
M
elansir dari laman wikipedia.org, pendidikan karakter merupakan sebuah bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju ke arah hidup yang lebih baik. Pendidikan karakter merupakan pedoman penting dalam perjalanan hidup seseorang, termasuk ketika menentukan tujuan tertentu atau mengambil suatu keputusan. Pendidikan karakter memiliki hubungan dengan perilaku seseorang. Dengan pendidikan karakter yang baik dan optimal, akan terbentuk karakter yang mampu mengekspresikan diri melalui tindakan, sikap, keyakinan, dan rasa hormat terhadap orang lain. Dalam masa pandemi COVID-19 saat ini, pendidikan karakter sangatlah penting
foto:freepik.com/freepik
dalam membentuk mentalitas diri menghadapi berbagai tantangan yang ada. Pendidikan karakter yang optimal akan berdampak pada perilaku masyarakat. Misalnya, dalam menanggapi dan menghadapi pandemi COVID-19 ini, masyarakat bisa menunjukan sikap dan karakter yang baik dalam mematuhi protokol kesehatan setempat. Perilaku menjaga kebersihan,
foto:freepik.com/freepik
selalu menggunakan masker, menjaga jarak (social distancing), dan selalu mematuhi instruksi dan kebijakan daerah setempat merupakan cerminan pendidikan karakter yang baik dalam upaya mencegah maupun menurunkan kurva penyebaran COVID-19. Seseorang dengan karakter yang mampu mencerminkan kepribadian yang baik bisa memberikan pengaruh atau dampak positif
bagi orang lain. Di masa pandemi seperti saat ini, proses pendidikan karakter juga berlangsung dalam hal mempromosikan pedoman hidup sehat untuk menghadapi COVID-19. Menunjukkan sikap dan perilaku yang positif dalam menjalankan kebijakan dan protokol kesehatan yang berlaku bisa menjadi suatu teladan bagi anggota masyarakat yang lain sehingga muncul kesadaran diri untuk mencegah penularan yang berkepanjangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter tidak hanya berpengaruh pada diri sendiri namun juga sangat berpengaruh terhadap orang lain. Oleh karena itu, sudah seharusnya kaum muda juga perlu mengedepankan pendidikan karakter dan perilaku positif dalam menghadapi pandemi COVID-19. [Fortunatus]
Inspirasi
8
VOL.14/JUN 2020
‘Enceen’, Local Brand Yogyakarta Turut Ambil Aksi Selama Masa Pandemi
V
insensia Novi, alumni Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) angkatan 2012 adalah orang di balik keberadaan sebuah brand lokal di Yogyakarta ‘enceen’. Sedari kecil Vinsen sudah senang menggeluti dunia seni dengan menggambar karakter anak-anak yang lucu layaknya kartun. Terinspirasi dari ilustrator dalam maupun luar negeri yang didapatkan ketika menonton film kartun di televisi, karakter inilah yang tetap muncul dalam produk ‘enceen’ hingga saat ini. Setelah menamatkan kuliah di Desain Produk UKDW, Vinsen tidak pernah berkeinginan untuk bekerja di studio milik orang lain. Ia ingin memiliki usaha untuk mewujudkan karya-karya pribadinya dalam bentuk produk yang fungsional. Akhirnya, dengan dukungan dari lingkungan temanteman yang juga bergelut di dunia wirausaha, Vinsen memutuskan untuk merintis karirnya dengan mengembangkan brand ‘enceen’. Resmi memulai karir pada April 2019 dengan meluncurkan produk pertamanya berupa sticker merchandise dalam berbagai karakter serta membuka commission untuk ilustrasi wallpaper di smartphone dan kartu ucapan, saat ini produk ‘enceen’ menyapa konsumen dengan produk yang semakin variatif. Enceen mulai mengeluarkan produk yang diminati anak muda seperti totebag dan pouch. Selain membuat karya yang sesuai dengan bidangnya yakni berupa merchandise, brand ‘enceen’ juga berkolaborasi dengan brand lain untuk menghasilkan produk yang beragam. Kesempatan kolaborasi ini menjadi tantangan sekaligus pembelajaran yang berharga dalam mengaplikasikan ide desain menjadi sebuah produk. Sejauh ini ‘enceen’ telah berkolaborasi dengan beberapa brand industri kreatif seperti Alive Jewelry, Thirteencraft, dan Aegisa Organic Soap. Enceen juga melakukan kolaborasi ilustrasi dengan WarungSateKamu (2019) dan membuat ilustrasi dalam kampanye “Harimau Sumatra” dengan Oscar Lawalata kreatif pada tahun 2020. Tidak hanya melihat tren semata, Vinsen
foto:dok.enceen
juga memperhatikan kebutuhan masyarakat luas dalam membuat produk, seperti hampers lebaran yang diproduksi menjelang perayaan Idulfitri dan produk yang sengaja dibuat Vinsen untuk berkontribusi dalam upaya preventif COVID-19. Masa pandemi saat ini mendorong Vinsen untuk berkontribusi melalui produk masker. Dibantu oleh ibunya yang memang gemar menjahit dan Alive Jewelry sebagai rekan kolaborasi, Vinsen memutuskan untuk mulai memproduksi masker kain sebagai produk ‘special edition’ kali ini. Alive Jewelry sendiri adalah brand yang bergerak di bidang fashion dan perhiasan berbahan material kayu dan dimiliki oleh Camilla Okdriana, teman sekelas Vinsen ketika menempuh pendidikan Desain Produk di UKDW. Obrolan tentang masa pandemi dan dampaknya terhadap pekerja harian dan tenaga medis yang bertugas sebagai garda depan membawa mereka ke satu tujuan yaitu untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi orang banyak. Konsep kolaborasi yang mereka gunakan adalah ‘one for one’ atau dengan kata lain setiap pembelian satu paket berupa masker dari enceen dan produk perhiasan dari Alive akan mendonasikan satu masker bagi orang-orang yang masih bekerja di tengah pandemi seperti pedagang kecil,
foto:dok.enceen
pengayuh becak, dan pemulung. Sesuai dengan tujuannya, Vinsen memberlakukan sistem donasi untuk hasil penjualan masker ini. Sebagian hasil penjualan digunakan untuk membeli masker medis dan donasi tambahan berupa sembako, vitamin, dan sabun untuk dibagikan kepada siapapun yang memerlukannya. Donasi ini disampaikan secara langsung sesuai target yang sudah ditentukan sebelumnya. Vinsen dan rekan-rekannya berharap aksi yang mereka lakukan ini dapat memberi semangat bagi para cofighters yang masih senantiasa melayani masyarakat serta mengajak orang lain untuk membantu para cofighters. Berbicara mengenai desain, ide desain masker kain enceen terinspirasi dari wajah para pekerja yang masih melayani masyarakat di tengah pandemik. “Cofighters” digunakan sebagai nama produk masker sebagai apresiasi untuk para pejuang COVID. Kepeduliannya terhadap lingkungan juga menjadi latar belakang Vinsen mengembangkan produk maskernya. “Selain untuk membantu masyarakat mendapatkan masker dan berdonasi untuk mereka yang masih harus bekerja, produk masker ini juga mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan masker medis yang sebenarnya diperuntukkan bagi pasien dan tenaga kerja RS. Selain itu
dengan menggunakan masker kain kita juga dapat mengurangi limbah masker medis yang sifatnya sekali pakai,” ujar Vinsen. Dalam proses pengerjaannya, Vinsen juga mengalami hambatan dan tantangan. Terbatasnya ruang gerak untuk berpergian keluar rumah selama pandemi menjadi kendala utama yang harus dihadapi, tetapi hal ini tidak menyurutkan semangat Vinsen. Kondisi tersebut membuat Vinsen semakin kreatif dalam memanfaatkan aplikasi ecommerce dan ojek online untuk memasarkan dan mendistribusikan produk sekaligus memberi keuntungan terhadap pihak jasa yang juga berjuang di tengah krisis ekonomi karena pandemi ini. Di mata Vinsen, pandemi COVID yang sekarang terjadi tidak semata-mata menjadi masalah besar yang merugikan. Kondisi ini secara tidak langsung membuat masyarakat menjadi lebih kreatif demi kehidupan yang lebih baik. Semakin banyak orang atau desainer yang berkreasi dan mencoba menghasilkan beragam produk menarik serta bermanfaat bagi masyarakat seperti masker kain, face shield, dan sarung tangan. Ada juga yang berkarya dengan tujuan menghibur dan memberi semangat kepada masyarakat dalam bentuk ‘Open Comission’ untuk aksi penggalangan dana. Produk dan kegiatan-kegiatan ini kemudian diunggah ke sosial media seperti Instagram yang pada akhirnya membuat semakin banyak orang ingin berkontribusi dalam upaya penanggulangan pandemi COVID. Persaingan bisnis di masa pandemi pun muncul. Namun sebagai pelaku kreatif Vinsen percaya bahwa setiap produk memiliki pasarnya masing-masing. Konsisten dengan ide dalam berkarya dan menjaga kualitas adalah hal terpenting dalam menjalankan bisnis ini. “Jangan menyerah dengan kondisi ini, jatuh itu wajar tapi harus bangkit lagi, masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membuat keadaan tidak makin terpuruk,” ujar Vinsen yang turut berpartisipasi dalam donasi melalui karyanya. [va]
Tips “Online” Aman untuk Anak
S
ituasi School from Home (SFH) atau sekolah dari rumah yang sudah dijalani oleh anak-anak selama tiga bulan terakhir ini membuat mereka tidak bisa jauhjauh dari gawai dan terhindar dari tuntutan untuk terhubung secara online atau daring. Tidak hanya dipakai sebagai sarana penyampaian instruksi dan pengumpulan tugas, hampir semua komunikasi dengan guru, orang tua murid yang lain dan temanteman sekolah juga dilakukan secara daring melalui gawai baik berupa HP, laptop, tablet maupun perangkat lain. Beberapa anak bahkan diberikan HP sendiri oleh orang tuanya untuk memudahkan mereka terhubung secara daring dan melakukan kegiatan SFH, meskipun kemudian muncul banyak keluhan bahwa ketergantungan anak-anak terhadap HP ataupun gawai semakin tinggi karena sebagian besar waktu dihabiskan untuk melihat video di YouTube dan bermain game online, lebih-lebih mereka pun sudah terbiasa dengan istilah “mabar” yang artinya main bareng untuk game-game seperti Free Fire, PUBG, Mobile Legend, dan game-game lainnya. Kemampuan dan keterampilan
foto:pexels.com/julia-m-cameron
untuk mengikuti perkembangan teknologi dan mengoperasikan gawai dengan fitur-fitur canggih memang dibutuhkan, tetapi kita harus selalu waspada dan mengajarkan anakanak untuk selalu berhati-hati. Berikut 5 tips yang bisa kita bagikan ke anak-anak supaya aman ketika sedang online: 1. Jangan pernah menampilkan informasi pribadi di media sosial terutama tanggal ulang tahun, nomor telepon, alamat rumah maupun sekolah, dan nama lengkap anggota keluarga. Hindarilah mengunduh aplikasi yang meminta informasi pribadi
foto:freepik.com/freepik
untuk menghindari penipuan dan phishing yang merupakan salah satu jenis cybercrime yang dilakukan dengan menggunakan email dan juga saluran media sosial lain sebagai objek untuk mencuri data dari akun yang bersangkutan. 2. Buatlah password yang sulit ditebak, jangan menggunakan tanggal lahir dan namamu atau nama sekolah, tetapi buatlah password dengan gabungan huruf besar, huruf kecil, karakter khusus, dan angka. Jangan pernah beri tahu orang lain tentang nama akun dan password-mu kecuali orang tuamu.
3. Aktifkan kunci otomatis dan jangan lupa mengunci gawai supaya orang lain tidak bisa melihat dan mencuri informasi pribadimu untuk disalahgunakan. 4. Jangan senang kalau ada Wi-Fi gratis ya, terhubung dengan Wi-Fi gratis yang diakses banyak orang bisa berbahaya karena data bisa dicuri oleh hackers. Jangan lupa matikan fitur Wi-Fi auto-connect supaya bisa memilih akses Wi-Fi yang aman dulu baru terhubung dengan Wi-Fi tersebut. 5. Hati-hati dengan apa yang kamu unggah di media sosial. Ketika sedang berada di luar rumah tidak perlu share location karena bisa menjadi celah orang jahat memanfaatkan situasi rumah kosong untuk mencuri barang berharga atau menipu orang tuamu kalau kamu mengalami kecelakaan dan butuh uang segera. Memanfaatkan kepanikan orang tua, penjahat bisa memperdaya orang tua untuk mengirimkan sejumlah uang padahal anaknya baik-baik saja. Selamat mempraktikkan tips-tips di atas dan semoga bermanfaat. Stay safe and stay well! [asus]
Siraman Rohani
VOL.14/JUN 2020
9
New Normal: ke Mana, Apa, dan Bagaimana? Bacaan: Yohanes 6:68-69 “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."
W
arga UKDW yang terkasih, Salam Sorbum! Jumpa lagi dalam rubrik siraman rohani yang kali ini ingin menelisik lebih jauh sisi-sisi masa kenormalan baru (new normal) yang belakangan ini gencar kita dengar di media sosial di sekitar kita. Bagi kita di UKDW banyak perubahan yang terjadi semenjak diterapkannya protokol kesehatan di lingkungan kampus UKDW. Walaupun semua kegiatan belajar mengajar yang melibatkan mahasiswa dan dosen tetap dilakukan secara jarak jauh, pihak rektorat, para pimpinan unit-unit kerja, kepala pusat-pusat studi, dan para pegawai pendukung akademik, semua harus menyesuaikan diri untuk bekerja sesuai dengan peraturan-peraturan yang dibuat dan disesuaikan dengan kebutuhan kampus. Termasuk keharusan mengenakan masker dan pelindung wajah (face shield) sehingga terhindar dari segala macam bentuk droplets. Menurut saya, penting bagi kita untuk memperhatikan semua peraturan baru dan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pihak rektorat guna menanggulangi kemungkinan penyebaran COVID-19 di lingkungan kampus UKDW. Anggap saja ini sebagai persiapan menuju apa yang saat ini oleh media sosial sering disebut sebagai era new normal atau era kenormalan baru. Kita tidak tahu dan belum tahu ke mana kita harus melangkah di era kenormalan baru ini. Belum lagi ditambah dengan pertanyaan apa yang harus kita lakukan dan bagaimana kita harus melakukannya. Kita seakan diperhadapkan dengan situasi di mana kita harus terus melangkah ke depan dan tidak menengok ke belakang. Semua hal teknis ini tidak boleh kita abaikan dan anggap remeh. Semua harus dilakukan dengan kesadaran yang tinggi demi terputusnya mata rantai penyebaran COVID19 di Indonesia. Kita perlu cepat tanggap tentang hal-hal di atas, namun sebagai individu jangan lupakan juga pentingnya merawat spiritualitas kita masing-masing selama pandemi ini berlangsung. Era kenormalan baru menghadapkan kita pada tantangan yang tidak kita nyana-nyana sebelumnya. Inspirasi apa yang dapat kita gali dari Alkitab tentang hal kenormalan baru ini? Warga UKDW yang terkasih, di dalam Injil Yohanes ditemukan satu kisah di mana Petrus sedang berdialog dengan Kristus. Dalam perjumpaan ini Petrus mengungkapkan keseriusannya untuk berjalan mengikuti jejak kaki Kristus: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah." (Yoh. 6:68-69). Seakan Petrus ingin menyampaikan bahwa Kristus adalah kompas bagi hidupnya. Kristus adalah titik utara bagi kehidupan Petrus. Ungkapan Petrus ini seakan menjawab pertanyaan retoris Kristus kepada kedua
foto:dok.FS
foto:unsplash.com/rojekilian
belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" (Yoh. 6: 67). Saat itu Kristus melihat gelagat dari para pengikut-Nya (di luar kelompok 12 murid inti Kristus) yang satu persatu mulai menjauh dan meninggalkan-Nya. Mereka pergi setelah mengetahui bahwa mengikuti jejak Kristus itu ternyata sulit dan berat. Apalagi ditambahkan di bagian berikutnya tentang pemberitahuan akan dunia yang akan membenci dan akan menyesah-Nya (Yoh. 7:6-7). Apakah mereka tidak siap untuk ikut menderita bersama Kristus? Mungkinkah mereka mengira bahwa ikut Kristus berarti hidup tanpa penderitaan? Atau bisa jadi mereka sudah tahu sejauh mana kekuatan mereka sehingga memutuskan untuk mundur saat itu juga daripada nanti berhenti di tengah jalan. Didorong oleh hati yang saleh dan cinta yang menyala-nyala kepada Kristus, Petrus berikrar untuk tetap setia pada Kristus dan sabda-Nya, karena bagi Petrus di luar Kristus tidak ada yang dapat memberikan pengajaran seperti Kristus. Baik kaum Farisi, Saduki, maupun para ahli Taurat semua dianggapnya korup dan tidak dapat membimbingnya ke jalan kebajikan. Bagi Petrus, Kristus memberinya ajaranajaran yang dapat membawanya berjalan di jalan kebajikan. Bagi Petrus, mengikuti Kristus berarti harus siap pergi dan membawa bagasinya sekaligus. Bagasi ini mungkin saja berisi dukacita maupun sukacita, namun juga pengalaman iman tak terduga yang hanya bisa dialami jika seseorang berada dalam relasi yang intim dengan Kristus sendiri. Berbicara masalah kenormalan baru, kira-kira pengalaman kenormalan baru seperti apa yang dialami Petrus dalam hubungannya dengan Kristus? Apakah Petrus juga mengalami kenormalan baru seperti yang sedang kita alami saat ini? Pengalaman dan tantangan hidup Petrus di zamannya tentu tidak sama dengan zaman kita sekarang. Namun dia mengalami satu pengalaman yang mengubah hidupnya (life
changing event) yang terjadi secara mendadak dan tanpa dinyana-nyana, yaitu berita penderitaan Kristus yang akan diberitakan-Nya kemudian (lihat Yoh. 7: 6-8; bandingkan Yoh. 16:22). Istilah lain dari pengalaman pengubah hidup adalah contingency yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu kemungkinan atau hal yang kebetulan. Kata ini juga mengandung unsur ketidaktentuan, mengandaikan hal yang mungkin bisa terjadi di masa yang akan datang namun tetap tidak bisa diprediksikan sebelumnya. Pengalaman pandemi COVID-19 agaknya juga membuat kita terpapar pada peristiwa-peristiwa yang penuh dengan ketidaktentuan ini. Kristus menyampaikan ke Petrus dan para murid-Nya yang lain kalau Dia tidak akan selamanya berada di tengah mereka. Di mata Petrus, tidak layak bagi Yesus untuk menderita, dia terpanggil untuk membelanya, bahkan dengan pedang jika perlu (Yoh. 18:11). Agaknya sulit bagi Petrus untuk melihat penderitaan Kristus, apalagi hidup tanpa bisa lagi melihat Kristus di dekatnya. Kenormalan baru bagi Petrus berarti bahwa dia harus menemukan keseimbangan baru secara spiritual tanpa kehadiran Kristus secara fisik di dekatnya. Kenormalan baru bagi Petrus adalah memahami derita, aniaya, kebencian yang akan dialami Yesus di kemudian hari, bahkan hingga wafat-Nya di atas salib. Ini berarti Petrus harus beradaptasi dengan kenormalan baru ini dengan kreatif. Warga UKDW yang terkasih, seperti Petrus harus beradaptasi dengan tantangan konteks di zamannya, demikian juga kita secara spiritual juga ditantang untuk berpikir kreatif tentang bagaimana caranya agar kondisi spiritual kita tetap sehat dan menjaganya dengan cara yang sederhana serta tepat guna di tengah konteks menjelang diterapkannya masa kenormalan baru ini. Mungkin perlu dijelaskan secara sederhana apa yang dimaksud dengan spiritualitas dalam rubrik kita kali ini. Spiritualitas yang dimaksud ini bermakna lebih luas dari hanya sekadar berhubungan dengan hal-hal agamawi saja (ikut ibadah online, berdoa pribadi,
baca Alkitab, ikut persekutuan online, dll). Kata spiritualitas yang dimaksudkan di sini adalah keadaan/ kesejahteraan diri (state of well-being) dari seorang individu secara utuh. Keadaan/kesejahteraan diri yang di-maksudkan mencakup berbagai kese-imbangan dalam beberapa aspek seperti mental, emosional, relasional, rekreasional, lingkungan, spiritual, finansial, dan tubuh jasmani. Secara sederhana aspek-aspek tadi juga berkaitan langsung dengan keseimbangan dalam tubuh (body), pikiran (mind), roh (spirit), hubungan dengan sesama manusia (people), konteks tinggal (place), dan peduli bumi (planet). Ambil contoh misalnya keseimbangan tubuh dan pikiran. Tubuh kita butuh keseimbangan agar bisa sejahtera. Di masa pandemi ini penting untuk melakukan olahraga sederhana secara teratur, misalnya 10-20 menit jalan kaki di sekeliling lingkungan rumah bisa memutus rutinitas domestik kita. Jogging, berkebun, bersepeda ke pasar, menari, pokoknya gerakkan tubuh kita. Mengapa ini penting? Karena gerak tubuh yang dilakukan secara sederhana bisa membuat diri kita merasa lebih baik dan mendorong pikiran dan tubuh lebih sehat. Pilih aktivitas fisik yang pas dengan keadaan fisik Anda, yang jelas tetap aktif! Pikiran (mind) kita juga butuh keseimbangan agar bisa sejahtera. Cara yang bisa kita lakukan adalah terus belajar hal baru, tetap aktif senam otak, bermain catur, isi teka-teki silang, berlatih dengan puzzle game, belajar bermain musik, belajar memasak, dan menemukan kembali hobi yang dulu pernah tertunda karena satu dan lain hal. Mengapa ini penting? Karena dengan belajar hal baru kita memberi rangsangan dan tantangan pada otak kita sehingga kerja otak kita semakin variatif dan susunan saraf di otak menemukan jalurjalur baru yang bisa memperlambat atau mencegah penyakit pikun. Selain itu, latihan-latihan di atas bisa mempertinggi rasa percaya diri dan selera humor kita. Kita bisa simpulkan bahwa belajar dari Petrus, kita mungkin tidak tahu apa yang akan terjadi setelah masa pandemi ini berlalu. Akankah pandemi ini akan terus ada di negeri kita? Kita tidak tahu jawabannya, namun kebiasaan baru harus kita terapkan dalam hidup kita sehari-hari seperti wajib memakai masker saat keluar rumah, sering cuci tangan dengan sabun, jaga jarak dengan orang lain, menyapa orang lain dengan lambaian tangan dan belajar menyapa mereka dengan mata kita, serta menghindari keramaian jika tidak diperlukan. Hal terpenting yang tidak boleh kita lupakan adalah menjaga keseimbangan tubuh, pikiran, spirit, relasi dengan sesama, peduli lingkungan, serta menjaga dan merawat bumi kita. Akhir kata, tetap jaga kesehatan, tetap berharap semoga pandemi ini cepat berlalu dan korban meninggal dunia bisa terus berkurang. Semoga usaha kita mencapai keseimbangan dan mawas diri tidak sia-sia serta membawa hasil. Mari kita tetap berkarya bagi UKDW dan semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan. AMIN. [Adham K. Satria, M.A.]
Office of International Affairs
10
VOL.14/JUN 2020
Learning from International 101
R
eckoning the importance of internationalization at Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) as a higher education institution, the Office of International Affairs (OIA) of UKDW participated in the webinar series titled Internationalization 101 held by Universitas Gadjah Mada (UGM)'s Office of International Affairs. The purpose of this webinar series is to share UGM's experience in promoting internationalization. There are eight topics presented weekly, every Friday, started from June 5 to July 24, 2020. The webinar series covers these following topics: The Journey in Managing International Office: UGM Experience, Immigration: Fight for Peaceful Day, Developing Internationalization, International Cooperation Agreement, The World of International Student Admission, Dealing with International Student, Effectively Managing Study Abroad Program, and Scaleup Your Summer Program. The Head of the Office of International Affairs UGM I Made Andi Arsana, Ph.D. stated in the first session of the webinar series that today, internationalization at higher educations is no longer optional, over time, it is becoming something entirely essential for higher education. Indonesia has many potentials that will attract international students as well as researchers. For instance, he mentioned, Indonesia is a complete natural disaster laboratory, a very interesting
subject to study. As a culturally diverse country, Indonesia also offers a wide range of authentic experiences and exploration. Bringing international students to our university is a process that requires quite a few steps. Many of the prospective students initially thought that the process would be simple and easy, while actually, it could be more complicated, especially when dealing with immigration and permits. In the second session of the webinar series, participants could learn, discuss, and share their experiences and the challenges related to immigration issues. By doing so, hopefully, it will increase the service quality to international students. Moving to the third week, the webinar shared about UGM's strategies and best practices in developing internationalization. Some of the important points in developing internationalization are aligning the purpose of internationalization with the university's vision and mission, joining international network or consortium, ensuring that the university has resource and capacity to support internationalization strategy, and defining key performance index to each faculty with monitoring and evaluation process included in the strategic plan. When selecting partners, the university also needs to consider these factors: reputation, compatibility, fund availability, and reciprocity. The fourth week of the webinar series
delved into the legal dimension of the international cooperation agreement. Before making an agreement, gathering information about the prospective partner is important. Thus, assigning a program coordinator in each region might be necessary. Another important thing is, the guideline should be written clearly. According to the speaker, it is also better to refrain from conducting any activity before the agreement is signed. If one of the parties refuses to sign the agreement, the cooperation should not be continued. The topic concerning international student admission presented in the fifth session talked about the requirement and procedure for international students to be admitted to a degree or non-degree program. A study case at UGM, besides the degree program, there are many non-degree programs offered, such as student exchange, language courses, short courses, student community service, and internship. After the application is received, it will be processed for obtaining several compulsory documents to study in Indonesia including approval letter from the faculty, study permit, and visa authorization. Why the existence of international students in our university is important? This question was brought up as the sixth session of the webinar series began. With international students around, it brings international exposure to the local students. As a result, it will broaden their perspectives, enrich their discussion methods, and increase their
competence. Also, it stimulates creativity that will enrich the university's international programs and serve to evaluate the existing program for improvement. The topic of this session: Dealing with International Students, discussed the strategy that we can implement in handling the international students. Joining hands with student organizations that facilitate international students will be very helpful. For instance, UGM has Student Buddy Club and International Student Association (ISA UGM). A personal approach is also important in dealing with international students. It will create a friendly interaction and communication between OIA and international students so that important information and cultural understanding will be delivered more naturally and effectively. The next approach is organizing student activities, such as international student orientation, cultural visit, and farewell dinner. During the COVID-19 pandemic, higher education institutions face a new challenge in dealing with international students. From the sharing and discussion in this webinar series, we can learn that the clarity of the university's policy and maintaining contact with international students are very important in addressing this hurdle. [drr]
7 Real Benefits of Studying Abroad
Y
ou have probably heard many people said that studying overseas is a lifechanging experience. Having a taste in international education is widely considered synonymous with impressive achievement and success. Whether it is a semester abroad, a full degree program, or a short course program or training in another country, the experience can be one of the most rewarding things in a person's life. You probably have a dream to study overseas one day, or maybe you are on the fence about studying abroad, trying to decide should you take the challenge of pursuing your dream in a foreign land or stay in the comfort of home. If you are still uncertain about taking the quest, here we present some of the benefits of studying abroad that will get you motivated. See the world, travel to great countries. This is one of the main reasons and the most obvious benefit of studying abroad. Living in a foreign country while pursuing your higher education gives you access to travel and exploration like never before. Not only you will have the opportunity to explore and visit new places and immerse yourself in the culture of the country you are studying in, but many international students also find it is easier to visit neighboring countries while they are studying abroad. For instance, if you are studying in a continent like Europe, you will find it is quite easy to travel from country to country. If you have got a case of wanderlust, studying abroad is
definitely for you. Expand your worldview. Each country has its own unique traits, culture, and lifestyles. Living in a foreign country will open your mind to new perspectives as you experience first-hand how the people in that country live. Most likely, you will also meet fellow international students from other countries with their diverse cultures and values. Interacting with different cultures has a lasting impact on your way of life. This will help you to see the world differently. Some of your values will likely shift, while the ones that really matter will be solidified. You can learn from other countries that can enrich your own value of life. As a result, these new perspectives create a strong foundation from which you can build your own life and achieve your potential. Make lifelong friends from around the world. Embarking on a journey to a foreign country alone might look rather intimidating. However, this is also a chance to create a network of friends from around the world. Growing, learning, and going through various ventures together during your study abroad means that you will grow very close to your fellow classmate. People tend to find that the friends they make while studying abroad remain some of their closest lifelong friends. Even after you came back to your country, these friendships will last. Nowadays, keeping in touch with people from different continents is fairly easy and accessible, thanks to technology and the internet.
Enhancing communication and language skills. Communication skill is very important in personal as well as professional life. When you are studying abroad, your language and communication skills will enhance by dealing with different people in a foreign land. To survive, you need to understand and speak the language spoken in the country you are living in. Moreover, there might be many different dialects of one same language. When communicating with the people, you also need to consider how to conduct yourself in front of others, what to do, and not to do. These day to day interactions will help you to develop your communication and language skills. Becoming truly independent. Living in a foreign country to pursue your education, like it or not, you need to depend on yourself more than if you are studying closer to your home. First of all, as you are moving to another country, you have to organize everything beforehand and afterward. Therefore, a great sense of responsibility lays on you and you can only rely on yourself. Furthermore, the process of figuring out how to live abroad, from learning how to use public transportation to ordering a meal in the local language, is one filled with self-discovery. That process helps you to be more independent and realize just how capable you are. Impress future employers. Another important advantage of studying abroad is that you can add this experience to your
VISION
To be a distinctive and trustworthy Christian university that delivers a new breed of professionals for the pluralistic world based on love
MISSION Implementing education and contextual teaching based on Duta Wacana values Conducting studies in favor of humanity Conducting participatory community development programs Developing a distinctive and competitive institution Developing an academic community who embodies Duta Wacana values
resume. Having a track record of studying overseas will help you stand out from the crowd, seeing that any kind of international experience will help you immensely. Studying abroad helps you to advance your skills and teach you new things, as well as provide you with international experience, which is incredibly advantageous in the current globalized job market. It also develops great leadership skills, which is likely part of why employers value study abroad on a resume. Boost your confidence. Many students feel like a completely new person upon coming home from studying overseas. From the experience of seeing the world, meeting different kinds of people, and gaining a brand-new perspective, to the newfound independence and capability, these things set you up with an unshakable sense of confidence. Whether it is for professional or personal development, having confidence in yourself will help you to connect well with others and cope with any setbacks you may encounter. All of the experience and skills you gained during studying abroad are benefits that you will carry with you for life. These things will be a valuable asset that you can use on a daily basis in both your career and personal life. [drr] References: gooverseas.com, bachelorsportal.com
Serba-Serbi
VOL.14/JUN 2020
11
Tips Asik Bersepeda di Era New Normal
foto:freepik/bearfotos
foto:pexels/ketut-subiyanto
B
ersepeda saat ini menjadi salah satu lifestyle yang digandrungi masyarakat dari usia dini sampai lansia. Selain sebagai salah satu bentuk olahraga, bersepeda menjadi alternatif untuk rekreasi. Namun, di masa pandemi ini, terutama di awal pandemi berlangsung, banyak pesepeda yang mengurungkan niatnya untuk bersepeda karena berbagai kekhawatiran akan wabah virus COVID-19 yang mulai masuk ke Indonesia di awal tahun 2020. Meskipun demikian, ada yang tetap bersepeda dengan cara solo-ride minimal 30 menit hingga 60 menit dan menghindari kerumunan, jadi tetap bisa melakukan hobi sekaligus olahraga. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan situasi di masa pandemi, semakin banyak pesepeda yang kembali melakukan aktivitas mereka. Namun, salah satu yang menjadi keprihatinan
adalah aksi para pesepeda yang berkerumun di beberapa titik populer, yakni di area Tugu Yogyakarta dan Titik Nol Kilometer. Hal ini sempat membuat Sri Sultan HB X kesal terhadap pesepeda, seperti dilansir dalam laman liputan6.com pada tanggal 9 Juni 2020. "Kalau sampai terjadi sesuatu di Malioboro, tracing-nya susah, apalagi kalau ada yang dari luar daerah, jangan sampai saya close (tutup Malioboro)," ujar Sultan HB X, Senin (8/6/2020). Melihat fenomena ini, berikut tips untuk bersepeda yang aman di new normal: 1. Bersepedalah dalam kelompok kecil 2-4 orang dan gunakan masker. Sesekali turunkan masker di area yang sepi dan bisa meng-hirup udara bersih dengan bebas supaya paru-paru terisi oksigen dengan baik. 2. Bawa selalu hand sanitizer dan tisu
foto:freepik/rawpixel.com
basah dan gunakan setelah kita menyentuh permukaan. 3. Bawa air minum yang cukup. 4. Jangan berkerumun/bergerombol apalagi nongkrong pada saat beristirahat. Carilah tempat yang cukup luas untuk menerapkan social distancing. Istirahat secukupnya dan segera melanjutkan perjalanan bila dirasa istirahat sudah cukup. Berikut hal-hal yang juga diperhatikan saat menggunakan masker saat berolahraga di luar ruangan menurut dr. Rahmita seperti yang dilansir dari laman Instagram Humas Pemda DIY: 1. Jogging atau lari sambil memakai masker berisiko menyebabkan terjadinya pneumothorax atau kolaps paru. 2. Olahraga berat seperti lari atau jogging lebih baik dilakukan di rumah menggunakan treadmill dan tanpa masker.
foto:freepik/master1305
3. Disarankan untuk tetap waspada dan pantau kapasitas diri ketika berolahraga ringan dengan memakai masker. Mengukur kapasitas diri penting dilakukan karena Anda bisa memahami batas atau kemampuan fisik diri sendiri saat berolahraga. 4. Penggunaan masker saat berolahraga bagi orang yang memiliki riwayat penyakit jantung dan penyakit pernafasan tidak disarankan. Lebih baik berolahraga ringan di rumah tanpa masker. Semoga tips ini bisa menjadi salah satu acuan memasuki masa new normal untuk tetap hidup sehat dan yang terpenting adalah jangan lupa untuk bahagia. Salam sehat selalu. [@ambarmarsono]
Sepeda, beda ERA beda sELERA BERDASARKAN MEREK YANG JAYA DI ABAD 20
1970
1980
Batavus Kekuatan
1990
Phoenix
Popularitas
Kekuatan
Desain
Popularitas
Simplex Kekuatan
Desain
Popularitas
Rih Kekuatan
Desain
Dikeluarkan oleh: Eropa Accell Group Pendiri pabrik: Albert Schoostra Pendiri pabrik: Charles Bingham Asal produksi : Belanda Asal pabrik: Joure & melebar ke Leeuwarden Asal pabrik: Utrech & pindah ke Amsterdam Kelebihan: Framenya dimiringkan dengan Kelebihan: Berhasil mendesain sepeda Kelebihan: Harganya relatif murah, pas untuk meredam goncangan yang terjadi selama bersepeda.
roda 3 yang dapat digunakan bagi mereka yang sakit.
Popularitas
Desain
Produsen: Fongers Asal produksi: Amsterdam Kelebihan: Sepeda balap pertaman
hingga menguasai pasar Indonesia dan Jepang bahkan hingga India dan Inggris
yang nyaman dan memiliki ukuran unisex atau dapat digunakan pria dan wanita
Dahulu sepeda hanya dimiliki oleh kaum bangsawan dan terdapat pajak kepemilikan.
BERDASARKAN JENIS YANG POPULER DI ABAD 21
Sepeda Lipat Kekuatan
Popularitas
Desain
2011
2001
Fixie Kekuatan
Popularitas
Desain
Perancang: Andrew Ritchie Pengguna: digunakan oleh kurir Asal produksi: South Kensington, Inggris. Asal produksi: Amerika Serikat Kelebihan: Ringan dan dapat dibawa saat Kelebihan: Dapat melaju dengan cepat bepergian jauh menggunakan mobil/pesawat, portable namun memakai bahan yang kuat.
dan memiliki rem yang cukup eď€ sien yakni menggunakan bagian pedalnya
Kekuatan
Utility Bicyle Popularitas
Desain
2000
Fat Bike Kekuatan
Popularitas
Desain
Salah satu perancangnnya: Dutch and Danish
Gronewald Salah satu perancangnnya: and Evingson
Ditemukan di: Eropa, Copenhagen Kelebihan: Cocok dan aman dikendarai di
Asal produksi: Alaska & Mexico Kelebihan: Dapat dikendarai di medan
area kota atau jalan raya serta multifungsi membawa barang di bagian depan atau belakang
seperti pasir dan lumpur karena permukaan rodanya lebar yakni mencapai 4-5 inci
Infografis: Eva Angelina | dirangkum dari berbagai sumber |https://serbasepeda.com/jenis-jenis-sepeda/ | https://bp-guide.id/AXET0QsN | https://en.wikipedia.org/
12
Serba-Serbi
VOL.14/JUN 2020