Universitas Kristen Duta Wacana
13
@UKDW JOGJA @duta_wacana
10
Kantor Humas UKDW
Alamat Redaksi: Kantor Biro 4 UKDW Jalan dr. Wahidin Sudirohusodo No. 5-25, Yogyakarta 55224 Koran Kampus UKDW
Oktober 2019
korankampus@staff.ukdw.ac.id
Profil Bulan Ini: I Dewa Made Agung Panji Dian Wardana
2
Perayaan Dies Natalis ke-32 Fakultas Bioteknologi UKDW
4-5
Biennale Jogja XV: Do We Live in the Same Playground?
10
Dies Natalis ke-57 Duta Wacana Sivitas Akademika UKDW Diharapkan Mampu Beradaptasi dan Menjadi Berkat Bagi Sesama “Beradaptasi, Berubah, Bertumbuh Mendukung Keutuhan Ciptaan” diangkat menjadi tema dalam perayaan Dies Natalis ke57 Duta Wacana. Tema ini mengingatkan, menyemangati, dan memotivasi sivitas akademika agar mampu beradaptasi dengan terus memperjuangkan visi dan misi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan dan keutuhan alam ciptaan-Nya serta menjadi inspirasi dan berkat bukan hanya dalam lingkup dunia pendidikan tetapi dalam konteks masyarakat, bangsa, dan negara. Menyambut Dies Natalis tahun ini, rangkaian kegiatan yang terdiri dari Rektor Cup, Gelar Budaya, Duta Wacana Project, International Congress on Applied Information Technology, University Esport League, Campus Tour: WHIM Talk Creative Industry 4.0, dan berbagai seminar, pelatihan, serta kompetisi telah berlangsung sejak bulan September hingga November 2019. Sebagai puncak acara perayaan, Ibadah dan Upacara Dies Natalis selalu mengambil konsep acara yang berbeda setiap tahunnya. Pemilihan konsep ini merupakan cara UKDW untuk mensyukuri berkat Allah atas keberagaman Indonesia dan sebagai wujud kesungguhan UKDW melayani dunia plural berdasarkan kasih. Dibawakan oleh Pdt. Imanuel Kristo dari GKI Jawa Barat dengan diiringi musik keroncong kemayoran dan didukung dekorasi berupa rangkaian kembang kelapa, nuansa Betawi berhasil disuguhkan oleh Fakultas Bisnis sebagai panitia utama Dies Natalis ke-57 Duta Wacana. Hal yang berbeda pada ibadah Dies kali ini adalah persembahan khusus yang
foto: dok/Biro IV
dikumpulkan untuk safari pelayanan ke Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (GKSBS). Dalam Upacara Dies Natalis ke-57 Duta Wacana, Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D, selaku Rektor UKDW menyampaikan laporan perkembangan UKDW dalam kurun waktu 1 November 2018 hingga 31 Oktober 2019. Jumlah mahasiswa aktif mengalami kenaikan yang cukup signifikan selama tiga tahun terakhir ini. Kenaikan jumlah mahasiswa setiap tahunnya menunjukkan minat dan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas akademik UKDW yang ditunjukkan oleh status akreditasi institusi (terakreditasi A pada tahun 2017) dan juga status akreditasi prodi yang semakin baik. Sebagai capaian pada tahun 2019 ini, program studi Pendidikan Bahasa Inggris dan Magister Manajemen telah terakreditasi B. Selain itu, seluruh program studi S1, S2, dan S3 di Fakultas Teologi telah terakreditasi internasional oleh Association of Theology Education in South East Asia (ATESEA). Terkait penyediaan sarana dan prasarana, pembangunan Gedung Olah Raga Satria Manunggal Pamungkas Duta (GOR SAMAPTA) yang berada di dalam kompleks RS DKT dr. Soetarto (belakang Auditorium UKDW) telah memasuki tahap akhir penyelesaian. Di dalam GOR SAMAPTA tersedia lapangan indoor yang dapat digunakan untuk bermain bola basket, badminton, dan voli. Di bagian barat GOR juga terdapat fasilitas olahraga panjat dinding. Pada lantai dua bagian timur GOR disediakan enam ruangan untuk digunakan bersama oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Dalam hal kemahasiswaan, UKDW telah bekerja sama dengan beberapa mitra, baik
foto: dok/Biro IV
dalam maupun luar negeri untuk pemberian beasiswa bagi mahasiswa. Mahasiswa UKDW juga turut berpartisipasi dalam mengikuti berbagai ajang kompetisi nasional selama setahun terakhir ini. Beberapa prestasi yang berhasil diraih pada tahun 2019 ini antara lain Juara II dan Juara IV “PKN STAN Audition Competition” oleh enam mahasiswa Prodi Akuntansi, Juara III “Regional Medical Olympiad (RMO) 2019” oleh dua mahasiswa Fakultas Kedokteran, Juara II Kategori Bangunan Pendidikan dan Penelitian “Kompetisi Nasional Tugas Akhir Mahasiswa Arsitektur Indonesia (KTA-16 2019) oleh mahasiswa Fakultas Arsitektur dan Desain, Juara II dan Juara III “Biology Science Project Ideas Competition (BIOSPEC) 2019” oleh dua tim mahasiswa Prodi Biologi Fakultas Bioteknologi, Juara III lomba nasional “Inovasi Produk Kebencanaan” oleh tim yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi, Fakultas Arsitektur dan Desain, Fakultas Kedokteran, dan perwakilan UKM GAPPALA. Dalam pengembangan kualitas SDM Dosen, beberapa dosen yang telah menyelesaikan program doktor dalam kurun waktu satu tahun terakhir ini adalah Pdt. Stefanus Christian Haryono, MACF., Ph.D, Dr. Fransiska Endang Lestariningsih, S.Pd.., M.Pd, dan Dr. Drs. Andreas Ari Sukoco, MM., M.Min. Hal ini menunjukkan upaya UKDW untuk mendorong para dosen melanjutkan studi lanjut ke jenjang doktoral. Mengakhiri laporan perkembangan yang disampaikan, Henry berharap supaya melalui momen Dies Natalis ini kita dapat merefleksikan kembali apa yang sudah dilakukan dan dipersembahkan oleh
foto: dok/Biro IV
UKDW kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Duta Wacana diingatkan untuk berani beradaptasi, berubah, dan bertumbuh seiring tantangan, kebutuhan, dan perubahan zaman. Selanjutnya, Prof. Christantius Dwiatmaja, S.E., M.E., Ph.D, mewakili Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Kristen (YPTK) Duta Wacana memberikan sambutan sekaligus penghargaan kepada pegawai dengan masa bakti 25 tahun. Acara dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada dosen berprestasi oleh Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D, selaku Rektor UKDW dan Pdt. Dr. Handi Hadiwitanto, M.Th selaku Wakil rektor Bidang Pengembangan Kapasitas SDM dan Jejaring serta pemberian penghargaan kepada mahasiswa unggul dan berprestasi oleh Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D dan Joko Purwadi, S.Kom., M.Kom, selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Informasi. Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Sudarna, S.Sos. selaku perwakilan dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Yogyakarta. Selanjutnya orasi ilmiah dengan topik “Model Bisnis Sirkular untuk Mendukung Pengembangan Berkelanjutan” disampaikan oleh Prof. Benny Tjahyono, M.Sc., M.Eng., Ph.D. Mengakhiri rangkaian Ibadah dan Upacara Dies Natalis ke-57 Duta Wacana, peresmian penggunaan GOR SAMAPTA ditandai dengan pengguntingan untaian melati oleh Ketua Dewan Pengawas YPTK Duta Wacana, Ketua Pengurus YPTK Duta Wacana, dan Rektor UKDW. GOR SAMAPTA ini nantinya dapat digunakan bersama secara bergantian oleh sivitas akademika UKDW dan Korem 072 Pamungkas. [Iit]
foto: dok/Biro IV
Profil Bulan Ini
2
VOL.13/OKT 2019
Panji Siap Tuntaskan Segala Tantangan bersama BEM UKDW I Dewa Made Agung Panji Dian Wardana Tempat dan Tanggal Lahir:
Bali, 28 Oktober 1998 Riwayat Pendidikan:
SD 1 Semarapura Tengah SMP 1 Semarapura SMA 1 Semarapura S1 Arsitektur UKDW (2016)
I
Dewa Made Agung Panji Dian Wardana, atau Panji, selama ini kita kenal sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Selain aktif sebagai Ketua BEM UKDW Periode 2019, mahasiswa yang lahir di Bali, 28 Oktober 1998 ini memiliki banyak cerita mengenai perjalanannya berorganisasi, perhatiannya terhadap pendidikan di kampus, dan harapannya untuk teman-teman mahasiswa. Panji, yang sejak Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) selalu di Bali, menceritakan awal perjalanannya merantau ke Yogyakarta. Kemantapan Panji melangkahkan kaki untuk berkuliah di Yogyakarta, tepatnya di UKDW, bukan kebetulan. Lika-liku kehidupan yang harus ia jalani selepas menempuh pendidikan menengah, diperkuat dengan kemampuan menggambar dan saran seorang saudara untuk berkuliah di UKDW, membuat Panji yakin bahwa Program Studi (Prodi) Arsitektur UKDW adalah tempat yang tepat untuk mengembangkan bakat yang ia miliki selama ini. Selama di SMA, Panji sudah aktif berorganisasi dengan menjadi anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Ketika kuliah di UKDW, ia teruskan kiprahnya di dunia organisasi dengan menjadi anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Basket, Himpunan Mahasiswa Arsitektur “Atrivm”, dan Unit Kegiatan Kerohanian (UKKr) Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD) hingga sempat menjadi Ketua KMHD periode 2017. Berangkat dari keresahan yang dirasakan selama berkegiatan bersama UKM Basket, Panji bersama dengan Reginaldo Alvarez (Aldo), mengajukan diri sebagai calon pemimpin BEM UKDW hingga akhirnya dilantik sebagai Ketua dan Wakil Ketua BEM UKDW Periode 2019. Bertahun-tahun menjadi pengurus organisasi, membuat Panji memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman yang cukup dalam mengelola sumber daya manusia serta kegiatan yang dimilikinya. Menjadi Ketua BEM, merupakan sebuah kesempatan yang tepat bagi Panji yang memang menyukai tantangan. Pengabdiannya di BEM ia jalani dengan mendengarkan setiap pendapat yang masuk, dari teman-teman organisasi maupun dari unit kegiatan. Setiap masalah yang dihadapi, selalu coba ia tuntaskan secara bijak bersama dengan rekan-rekannya di BEM, tentu dengan arahan dari pejabat universitas. Perhatian BEM pada tahun ini terkait kebersihan lingkungan dan penataan ruang mendapat dukungan penuh dari universitas. Prakarsa BEM untuk pengadaan unit galon air dan dispenser yang dapat diakses oleh mahasiswa, sehingga mengurangi pemakaian tempat minum berbahan plastik sekali pakai, didukung dengan pengadaan mesin Smart Water Stations (SWS) oleh universitas dan dapat digunakan oleh sivitas akademika UKDW sejak awal tahun akademik 2019/2020. Selain itu, niat BEM untuk melakukan penataan dan pembagian ruang di Gedung Filia diapresiasi pihak universitas dengan penyediaan ruang-ruang di GOR Samapta yang segera akan digunakan oleh UKM. Selain menyukai olahraga, sebut saja basket dan renang, Panji juga menggemari wisata kuliner. Selama di Yogyakarta, ia tak pernah lupa mengunjungi warung makan khas Bali untuk mengobati kerinduannya pada kampung halaman. Tentu saja, angkringan dan tempat makan lain tak pernah luput dari perhatiannya. Berbicara soal mahasiswa, terutama perhatian mahasiswa terhadap perkembangan politik Indonesia, Panji menilai bahwa sebenarnya atensi mahasiswa, khususnya mahasiswa UKDW begitu besar. Sayangnya, kata Panji, belum tersedianya Fakultas Hukum di UKDW membuat mahasiswa belum dapat mengalirkan opininya secara tepat. “Jika mahasiswa ingin mengkaji sebuah permasalahan yang ada, teman-teman belum tahu caranya,” imbuhnya. Panji berpendapat bahwa perlu diadakan pendidikan politik dasar di UKDW, sehingga mahasiswa tidak mengalami “gagap politik” yang berujung pada sikap apatis, karena hanya fokus pada kegiatan belajar sesuai prodi masing-masing dan karena tuntutan orang tua.
Melihat perhatian mahasiswa yang begitu besar terhadap perkembangan politik negara ini, khususnya ketika terjadi unjuk rasa dan melibatkan mahasiswa, selalu ada dua pendapat yang muncul. Pendapat pertama berbunyi, “Turunlah ke jalan, sampaikan pendapatmu bersama dengan yang lain sehingga suaramu dapat didengar dan kebijakan dapat diubah”. Sementara pihak lain berusaha mencegah terjadinya unjuk rasa dengan pesan, “Tidak perlu ikut unjuk rasa. Jika ingin mengubah keadaan negara, belajarlah dengan tekun, sehingga kelak dapat menjadi pejabat negara dan mengubah kebijakan”. Terkait hal tersebut, Panji beropini bahwa menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak setiap orang. Jika melihat aksi unjuk rasa yang dilakukan para mahasiswa pada masa pemerintahan orde baru, hal tersebut memang wajar dilakukan karena pemerintahan bersifat otoriter dan kurang terbuka pada masyarakat. Akan tetapi, di zaman demokrasi saat ini, ketika informasi, berita, dan pernyataan sikap dari media massa bisa diakses dengan mudah, mahasiswa seharusnya bisa memberi kritik terhadap sebuah kebijakan dengan cara yang lebih sesuai, misalnya melalui judicial review. Panji yang sempat menerima keberatan dari orang tuanya ketika hendak mencalonkan diri sebagai Ketua BEM, berpendapat bahwa mahasiswa memang harus mengutamakan studi. Akan tetapi, ilmu tidak hanya didapat dari dalam kelas, tetapi juga dari luar tembok kelas. Atas hal ini, Panji mengutip ungkapan Rocky Gerung, “Ijazah itu tanda anda pernah sekolah. Bukan tanda anda pernah berpikir”. Selain itu, dalam hal keseimbangan studi di kelas dan di lingkungan, Panji juga berpegang pada adagium “IPK tertinggi bernilai 4, karena nilai 96 lainnya dicari di luar (untuk mencapai nilai 100 – nilai sempurna, red.)”. Untuk mewujudkan nilai 100 tersebut, Panji berharap supaya mahasiswa aktif dalam berorganisasi. Melalui organisasi, mahasiswa akan mendapat ilmu lain yang belum pernah dipelajari di dalam kelas. Sebut saja strategi pemecahan masalah, cara mencapai target, pengelolaan sumber daya manusia, banyak soft skill yang akan didapat ketika mengikuti organisasi. Panji beranggapan bahwa pelatihan soft skill yang diberikan oleh kampus melalui P3DM dan P2KMM sebenarnya sudah cukup. Akan tetapi, ia merasa bahwa keberadaan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan tersebut sebatas pemenuhan kewajiban, sehingga manfaatnya kurang dapat dirasakan secara nyata. Sebagai dampaknya, lembaga dan organisasi kemahasiswaan yang ada di UKDW sempat mengalami kesulitan untuk mencari sumber daya manusia baru dalam rangka regenerasi. Jika berbagai pelatihan yang ada di UKDW dapat dipahami sepenuhnya oleh mahasiswa, Panji yakin bahwa mahasiswa akan berminat untuk mengikuti organisasi. Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang masih dilakukan sampai saat ini, seharusnya bisa menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengabdikan dirinya pada masyarakat. Akan tetapi, jika hanya mengandalkan KKN yang bersifat sementara, tentu tidak akan memberikan dampak yang nyata bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, Panji mendorong teman-teman di lembaga dan organisasi kemahasiswaan untuk membuat program kerja yang mengarah kepada pengabdian masyarakat. Hal itu telah disepakati bersama melalui Kongres Ketentuan Umum Organisasi Kemahasiswaan. Selain itu, teman-teman mahasiswa juga bisa melakukan kegiatan yang berdampak positif bagi masyarakat melalui komunitas. Kepada pimpinan universitas, Panji juga berharap supaya komunikasi antar pemangku jabatan di kampus, juga komunikasi antara mahasiswa dengan pihak universitas semakin baik. Berangkat dari cerita teman-teman lembaga dan organisasi kemahasiswaan serta ketidaktahuan mahasiswa ketika ingin menyampaikan keluhan terkait fasilitas kampus, Panji mengharapkan adanya sosialisasi penyampaian keluhan kepada pihak universitas, sehingga kegiatan belajar mengajar tetap kondusif dan fasilitas kampus tetap terjaga. Panji juga ingin supaya respons pihak kampus ketika menanggapi keluhan mahasiswa semakin cepat dan kinerja antar unit lebih kompak sehingga tidak terkesan bekerja sendiri-sendiri. [rap]
REDAKSI KORAN KAMPUS PENANGGUNG JAWAB PIMPINAN REDAKSI WAKIL PIMPINAN REDAKSI KOORDINATOR
: Pdt. Handi Hadiwitanto, Ph. D. : Arida Susyetina, M.A. : Christina Angelina : Eva Angelina
WARTAWAN
EDITOR
SETTER
Rully, Santi
Mei, Iit, Anti
Cella, Noval
Koran Kampus bisa Anda dapatkan secara GRATIS di Pick-up Point yang sudah terpasang di 12 area publik di seluruh UKDW. Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.id
Program Studi
VOL.13/OKT 2019
3
Dokter Baru FK UKDW Siap Melayani Masyarakat
F
akultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana (FK UKDW) Yogyakarta kembali melantik Dokter Periode ke XIV di Hotel Indoluxe Yogyakarta pada hari Sabtu, 26 Oktober 2019. Terdapat 64 dokter baru yang dilantik dan sudah dipersiapkan untuk terjun ke masyarakat dan melayani kesehatan masyarakat.
DAFTAR NAMA
64
Para dokter yang dilantik hari ini selanjutnya akan menjalani proses internship selama satu tahun, yang merupakan penyelarasan segala ilmu yang telah dipelajari selama studi dengan kehidupan realitas dunia kesehatan. Proses tersebut sekaligus menjadi momentum awal dalam melayani kebutuhan kesehatan masyarakat. Setelah para dokter baru diangkat sumpah, diharapkan para dokter baru lulusan FK UKDW ini dapat menjadi dokter yang profesional, mandiri, berkarakter, dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kemanusiaan, serta terus melayani masyarakat dengan berlandasan kasih. [Luh Gede Ramonarie]
Pelantikan Dokter Periode XIV
foto: dok/Panitia
Selamat & Sukses
DOKTER B A R U
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
dr. Adhi Setradian Anto M., dr. Agustina Dwi M., dr. Alexander Ganda, dr.Amadea Ivana H., dr. Andra Kurniawan, dr. Angela Anjelina C., dr. Angelica Olivia, dr. Angelica Safilia L., dr. Anggreina, dr. Antonius Satriyo A. P., dr. Astriayu Yuwana Y., dr. Bontor Daniel S., dr. Briandy Rangga H. E., dr. Chatarina Sukma N. S., dr. Citra Wanodya P., dr. Clara Devty L. G., dr. Cornelio Thressyananda A., dr. Daniel Derian C., dr. Devina Sagitania, dr. Devina Saptika S., dr. Diajeng Mahanani R. M., dr. Enrieka Yosefina P., dr. Ervinda Rivantyas P., dr. Eunike Ghea L., dr. Eva Ayu A., dr. Fandry Tumiwa., dr. Florensia Woda S. E., dr. Gabrielle Laura G. B., dr. Gihon Anandianto, dr. Gusti Ayu Christin P. S., dr. Gusti Ngurah Bagus P. W., dr. Hening Taruna K.,
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64.
dr. Kevin Aditya K., dr. Kezia Dewi S., dr.Komang Ayu S. A., dr. Lise Insani G., dr. Luh Gede Ramonarie U., dr. Mega Dwi P. S., dr. Monica Stefani L., dr. Ni Luh Z. Gustina, dr. Ni Made Hapy K., dr. Ni Putu Linda P. U., dr. Ni Putu Selly O. W., dr. N. Enriyo Jayabrata, dr. Niko Satrio N., dr. Patricia Dissy A., dr. Putri Mentari, dr. Putri Permata S., dr. Raka Kristyandi P. A., dr. Ribka Rosita S., dr. Satrianti Totting, dr. Sella Lukitasari, dr. Silva Rosdina W., dr. Soleman Wado, dr. Stieven Malombeke , dr. Suzette Deby C. D., dr. Try Putra H. C., dr. Ully Narwastu A., dr. Umbu Windi P., dr. Victor Kurniawan C. S., dr.Widyastuti Renaningsih, dr. Yoki Imamora, dr. Yosaphat Aditya M., dan dr. Yuni Sara S.
Centrino Forum Hadirkan CEO Sorabel
C
entrino Forum merupakan kegiatan yang rutin diselenggarakan oleh Centre of Entrepreneurship and Innovation (Centrino) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Centrino merupakan salah satu unit di UKDW yang bertugas untuk merencanakan dan menjalankan programprogram intrakurikuler maupun ekstrakurikuler untuk pengembangan kewirausahaan (entrepreneurship). Bertempat di Alumni Lounge UKDW telah dilaksanakan acara Centrino Forum yang menghadirkan CEO Sorabel, Lingga Madu, pada hari Jumat, 18 Oktober 2019. Sorabel adalah sebuah situs online di Indonesia yang menjual produk-produk fashion terbaik dengan harga yang terjangkau untuk seluruh Sista, sebutan bagi pelanggan Sorabel. Dalam usahanya menjawab kebutuhan fashion, Sorabel mengaplikasikan
bantuan teknologi product and trend recommender. Melalui teknologi ini, Sorabel mampu memberikan rekomendasi produk yang sesuai dengan minat fashion Sista saat mereka masuk ke aplikasi maupun laman Sorabel. Dalam kesempatan tersebut, Lingga Madu yang juga merupakan alumni dari FTI UKDW menceritakan tentang suka duka pengalamannya dalam merintis usaha berbasis teknologi informasi ini. Sorabel dulunya bernama Sale Stock, kemudian berganti nama sejak 6 Februari 2019. Kegiatan Centrino Forum ini akan dilaksanakan rutin setiap bulan dengan menghadirkan para mentor dan pelaku startup dengan harapan agar semakin banyak mahasiswa UKDW yang mengembangkan perusahaan rintisan startup sejak masih di bangku kuliah.[fr]
foto: dok/Biro IV
Bedah Buku Kata Bersama antara Muslim dan Kristen
P
usat Studi Pembangunan dan Transformasi Masyarakat (PSPTM) Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta berkolaborasi dengan Pondok Pesantren Sunan Kalijaga, Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) Universitas Gadjah Mada (UGM), UGM Press, dan Koperasi Konsumen Griya Jati Rasa menyelenggarakan “Seminar Bedah Buku Kata Bersama antara Muslim dan Kristen (UGM Press, 2019) dan Relevansinya dalam Pembangunan Nasional”. Kegiatan yang berlangsung di Lecture Hall Pdt. Dr. Rudy Budiman pada Senin, 28 Oktober 2019 tersebut dilaksanakan dalam rangka merayakan Hari Sumpah Pemuda ke-91. Farsijana Adeney-Risakotta selaku Investigator Program Samigaluh Tanggap Globalisasi (STG) yang sedang difasilitasi oleh PSPTM Fakultas Bisnis UKDW, mengatakan bahwa perayaan Hari Sumpah Pemuda yang memasuki dekade ke-10 ini sangat penting karena bangsa Indonesia sedang menghadapi pertanyaan-pertanyaan mendasar terkait dengan kesatuan bangsa. Masyarakat Indonesia diingatkan kembali pada komitmen pemudapemudi yang bertemu di Batavia untuk menguatkan identitas bersama di tengah periode kolonialisasi melalui ikatan bahasa, tanah air, dan bangsa. Di awal dekade ke-10 ini,
kesadaran tentang agama menjadi sangat penting sebagaimana telah dirumuskan dalam Pancasila yang harus dijadikan ikrar bersama. Karena itu, dalam perayaan hari Sumpah Pe muda ini jug a dig e lar Ikrar U mat Kebangsaan. Pembacaan ikrar didahului dengan diskusi tentang buku Kata Bersama antara Muslim dan Kristen yang baru diluncurkan di UGM pada tanggal 22 Agustus 2019. Buku yang diterbitkan oleh UGM Press serta disunting oleh Waleed ElAnsary, David K.Linnan, Siti Ruhaini Dzuhayatin, Paripurna P. Sugarda, dan Harkristuti Harkrisnowoini ini merupakan edisi bahasa Indonesia dari buku berjudul “Muslim and Christian Understanding, Theory and Application of A Common Word” yang diterbitkan pada tahun 2010 oleh Palgrave Macmillan di New York. Buku ini memberikan landasan teoritis maupun aplikasi lebih mendalam terhadap surat pernyataan 138 tokoh intelektual, mufti, dan ulama Islam seluruh dunia tentang hubungan Islam dan Kristen. Pada dasarnya, buku ini menegaskan bahwa Islam dan Kristen memiliki dasar paling fundamental yang sama, yaitu kasih kepada Allah dan kasih kepada manusia. Hal tersebut merupakan landasan yang penting dalam membangun dialog dan hidup berdampingan.
Menghadirkan dua teolog perempuan dari masing-masing tradisi Islam (Siti Ruhaini Dzuhayatin) dan Kristen (Farsijana AdeneyRisakotta), dialog tentang Alquran dan Alkitab juga mengangkat topik terkait perempuan dan transformasi tradisi agama sebagai kajian teologis dan sosiologis yang mempengaruhi peran perempuan secara historis di dunia dan di Indonesia. Selain itu, topik-topik kajian spiritual, metafisika, lingkungan hidup, HAM, dan pembangunan juga dibahas secara mendalam baik oleh pemikir Islam maupun Kristen. Jumlah umat Muslim dan Kristen yang mencapai lebih dari setengah total populasi dunia menunjukkan bahwa hubungan keduanya memiliki peran yang besar dalam menentukan masa depan dunia. Penerapan keadilan dan perdamaian yang melibatkan kedua komunitas beragama ini akan sangat menentukan perdamaian dunia. Keyakinan ini sudah terbukti dalam kehidupan beragama di Indonesia. Sejarah penting keragaman Indonesia telah melahirkan pemikir-pemikir bangsa untuk mewujudkan Pancasila sebagai dasar ideologi bangsa dan negara. Meskipun demikian, ketegangan antar umat beragama dapat memicu konflik horizontal yang berujung pada kekerasan. Dalam kaitannya dengan pembangunan nasional, buku Kata Bersama
antara Muslim dan Kristen menekankan pentingnya program-program pembangunan dapat dibangun dari penggalian nilai-nilai Keislaman maupun Kekristenan untuk menghadapi tantangan global dan isu-isu yang dapat mengusik kerukunan umat beragama. Aplikasi teoritis seperti yang dibahas dalam buku ini menunjukkan adanya kesempatan membangun kerjasama antara umat Islam dan Kristen melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan. Salah satu contohnya adalah kegiatan Samigaluh Tanggap Globalisasi (STG) yang digalakkan untuk mempersiapkan warga di Kulon Progo menghadapi keberadaan Bandara Internasional Yogyakarta (BIY). Sejak program STG diluncurkan tahun 2018, kemitraan umat Kristen dan Muslim di Yogyakarta dalam mengawal kegiatankegiatan pembangunan telah memberikan dampak terhadap kerjasama antar umat langsung di tingkat akar rumput. Melalui seminar dan bedah buku ini diharapkan dapat menggali pengalaman hidup bersama antara Muslim dan Kristen di Indonesia dalam kaitannya dengan pengetahuan tentang kesatuan keimanan yang ada dan penerapannya dalam pembangunan nasional. [Farsijana]
Dies Natalis Fakultas Bioteknologi
4
VOL.13/OKT 2019
Kenalkan Dunia Bioteknologi ke Siswa SMA lewat Biotech Expo 2019
B
iotech Expo 2019 merupakan salah satu program kerja Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang bertujuan untuk mengenalkan Fakultas Bioteknologi kepada khalayak ramai, terutama kepada siswa-siswi SMA yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Supaya mereka memiliki gambaran tentang perkuliahan yang akan mereka jalani. Biotech Expo berlangsung pada tanggal 13-15 September 2019 di Atrium Gedung Agape UKDW. Hampir seluruh mahasiswa, staf, dan dosen Fakultas Bioteknologi turut andil dalam kegiatan ini. Rangkaian kegiatan Biotech Expo 2019 meliputi lomba cerdas cermat biologi, biology fashion show, workshop, dan talkshow. Selain itu panitia juga membuat stand-stand untuk menampilkan materimateri yang akan dipelajari dalam perkuliahan di Fakultas Bioteknologi UKDW dengan tujuan menambah pengetahuan para peserta. Melalui lomba cerdas cermat biologi, peserta didorong untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi. Sementara itu dalam
lomba Biology Fashion Show peserta diwajibkan membuat kostum dari benda yang sudah tidak terpakai dan memamerkannya dengan berjalan di catwalk yang sudah disiapkan. Stenlie Jonathan selaku Ketua Panitia Biotech Expo 2019 menjelaskan bahwa selain lomba, panitia juga menggelar workshop yang diadakan di empat laboratorium Fakultas Bioteknologi UKDW dan talkshow bertajuk “Biorepository: Create a New Golden Age with Biodiversity and Biotechnology for a Healthier World Future”. “Biotech Expo 2019 ini merupakan salah satu langkah untuk menginformasikan nilai penting bioteknologi, sehingga peserta semakin tertarik untuk menekuni bioteknologi. Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di DIY, baik yang masih di tingkat SMA maupun yang telah menempuh pendidikan tinggi,” pungkasnya. [Stenlie Jonathan]
foto: dok/Panitia
foto: dok/Panitia
foto: dok/Panitia
foto: dok/Panitia
Fakultas Bioteknologi UKDW Terima Kunjungan dari Universitas Udayana
B
adan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menerima kunjungan dari Himpunan Mahasiswa (HIMA) Biologi Universitas Udayana (UNUD) Bali pada hari Senin, 15 September 2019 di Lecture Hall Pdt. Dr. Rudi Budiman. Rombongan UNUD berjumlah 80 orang termasuk empat dosen pendamping yakni Dr. Sang Ketut Sudirga, S.Si. M.Si, I Made Saka Wijaya, S.Si., M.Sc., Ni Luh Arpiwi, S.Si. M.Sc., Ph.D, dan Dr. Ir. Made Ria Defiani, M.Sc. (Hons). Acara studi banding dibuka dengan sambutan oleh Drs. Djoko Rahardjo, M.Kes. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama (WD III) Fakultas Bioteknologi UKDW, dilanjutkan sambutan Dra. L.P. Eswaryanti Kusuma Yuni, M.Sc., Ph.D. selaku perwakilan dosen dari UNUD. Selesai sambutan, acara dilanjutkan dengan sharing yang berlangsung secara paralel. Sharing antara mahasiswa UKDW dan UNUD
dilaksanakan di Lecture Hall Pdt. Dr. Rudi Budiman, sementara sharing antar dosen dilaksanakan di Ruang Rapat Fakultas Bioteknologi UKDW. Sharing antara BEMF Bioteknologi UKDW dan Himpunan Mahasiswa (HM) Biologi UNUD membahas mengenai program kemahasiswaan, aktivitas kemahasiswaan, dan hal-hal yang terkait dengan aktivitas kemahasiswaan. Sharing tersebut dipimpin oleh Lawrence Billy V. D selaku Ketua BEMF Bioteknologi UKDW dan Indah Tria Hoky selaku Ketua HIMA Biologi UNUD. Dalam pertemuan tersebut, topik yang menjadi fokus utama dari pembahasan ialah mengenai sistem organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan program kerja. Apresiasi jelas terlihat dari beberapa pengurus HIMA Biologi UNUD yang menyampaikan bahwa sistem organisasi BEMF Bioteknologi UKDW tersusun secara sistematis dan rapi, jalur koordinasinya jelas dan saling terintegrasi. “Kami akan mengimplementasikan
foto: dok/Panitia
sistem yang digunakan oleh BEMF Bioteknologi UKDW secara bertahap dalam sisa waktu kepengurusan organisasi kami,” tutur Indah Tria Hoky. Sementara itu, Lawrence Billy menyampaikan bahwa BEMF Bioteknologi UKDW merasa bangga menerima kunjungan dari UNUD. “Studi banding ini terasa spesial karena kami bisa menyambut rombongan dari UNUD, salah satu universitas terbaik di Indonesia yang lebih senior dari kami,” ungkapnya.
Pada kunjungan tersebut, rombongan dari UNUD juga berkesempatan untuk melihat fasilitas-fasilitas di tujuh laboratorium yang dikelola oleh Fakultas Bioteknologi UKDW. Di akhir acara, BEMF Bioteknologi UKDW dan HIMA Biologi UNUD berkomitmen untuk melakukan kolaborasi program di bidang riset dan penelitian untuk peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM). [Lawrence Billy]
Biocamp 2019 “ Let Your Colour Out ”
L
et Your Colour Out dipilih sebagai tema untuk kegiatan Malam Keakraban Biocamp 2019 yang diadakan pada hari Jumat-Minggu, 6-8 September 2019 di Bumi Perkemahan Gondang II, Kaliurang. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa baru Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Sebelum hari pelaksanaan, briefing diadakan sebanyak tiga kali pada tanggal 21, 27 Agustus dan 3 September 2019. Briefing ini bertujuan untuk memberikan pengarahan tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama kegiatan Biocamp berlangsung. Tidak hanya tata tertib, informasi mengenai aturan atribut, pembagian kelompok dan kakak pembimbing juga disampaikan dalam briefing kegiatan ini. Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari 2 malam ini juga dihadiri oleh para dosen, laboran dan admin Fakultas Bioteknologi UKDW. Dr. rer.nat. Guntoro Thio selaku Wakil Dekan II periode 2014-2019 Fakultas Bioteknologi dan
foto: dok/Panitia
Dr. Suhendra Pakpahan selaku perwakilan dosen menyampaikan gambaran tentang aktivitas akademik di Fakultas Bioteknologi dalam sesi dosen yang diadakan di hari pertama. Sesi ini juga dilengkapi dengan sharing pengalaman yang diberikan oleh para laboran dan admin. Dalam sesi ini para dosen, laboran, dan admin juga menyampaikan harapannya agar mahasiswa lebih interaktif dalam proses belajar mengajar. Mahasiswa dituntut untuk menikmati semua proses yang berlangsung di
foto: dok/Panitia
bangku perkuliahan karena proses ini akan bermanfaat bagi masa depan para mahasiswa. Menutup kegiatan di hari pertama, renungan malam yang dipimpin oleh Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Fakultas Bioteknologi dilaksanakan sebelum para peserta beristirahat. Melalui sesi renungan malam ini mahasiswa diingatkan untuk selalu melibatkan dan mengandalkan Tuhan dalam setiap aktivitasnya. Mahasiswa angkatan 2015-2018 juga turut hadir dan membagikan pengalaman serta kiat-
kiat menjalani perkuliahan di Fakultas Bioteknologi UKDW dalam sesi pendekatan kakak tingkat. Sementara itu, outbound dan inagurasi diadakan sebagai wadah agar peserta belajar tentang komunikasi, kerja sama, dan tanggung jawab. Pada sesi inagurasi, seluruh peserta diharuskan menyajikan sebuah penampilan kelompok. Inagurasi ini juga dimeriahkan oleh penampilan dari mahasiswa angkatan 2015-2018. Melanjutkan tema Biocamp 2018 “Bloom Every Where”, melalui tema “Let Your Colour Out” panitia bermaksud mengingatkan mahasiswa baru agar tetap memancarkan keunikan dan warna dirinya masing-masing untuk terus berkiprah dan berguna bagi banyak orang sehingga mampu memperkuat harmonisasi diversitas. “Hadapilah masa depanmu, jangan hiraukan masa lalu, ayo pancarkan warna-warnimu, let your colour out”. [Lawrence Billy V. Dj.]
Dies Natalis Fakultas Bioteknologi VOL.13/OKT 2019
Studi Banding Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Bioteknologi
L
embaga Kemahasiswaan Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) yang terdiri dari Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) melangsungkan studi banding ke Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang pada Senin, 2 September 2019. Dalam studi banding tersebut, secara khusus BPMF dan BEMF Bioteknologi UKDW menggandeng Senat Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan Matematika UNDIP. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat dan belajar secara langsung serta sharing pengalaman dalam pengelolaan organisasi yang ada di kedua fakultas tersebut. UNDIP dipilih sebagai tujuan studi banding karena universitas tersebut merupakan salah satu perguruan tinggi negeri ternama di Semarang dengan banyak prestasi di bidang kemahasiswaan. Sementara alasan dipilihnya Fakultas Sains dan Matematika ialah karena fakultas tersebut yang paling mirip dengan dengan
foto: dok/Panitia
Fakultas Bioteknologi dari sisi keilmuan akademik dan program kemahasiswaan. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja BPMF Bioteknologi, yaitu penerimaan dan kunjungan studi banding yang baru digadang tahun ini. Kegiatan diawali dengan sambutan dari Bapak Farikhin, S.Si., M.Si., Ph.D. selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Sains
dan Matematika UNDIP dan dilanjutkan oleh Drs. Djoko Rahardjo, M.Kes. selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Bioteknologi UKDW. Dalam kegiatan tersebut, ketua organisasi kemahasiswaan baik dari UKDW maupun UNDIP mempresentasikan program kerja masing-masing. Diawali dengan presentasi dari organisasi kemahasiswaan Fakultas Bioteknologi
UKDW, yakni Ricky Albertus selaku Ketua BPMF dan Lawrence Billy V. Dj. selaku Ketua BEMF, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan organisasi kemahasiswaan Fakultas Sains dan Matematika, yakni Ayub Indra selaku Ketua Senat Mahasiswa Fakultas dan Dian Tri Pratama selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas. Di akhir presentasi dibuka sesi tanya jawab bagi peserta yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai program yang dilakukan organisasi kemahasiswaan dari kedua universitas. Dalam studi banding ini juga dilaksanakan campus tour sekaligus sharing tentang metode kepemimpinan di tingkat fakultas. Agenda terakhir dari kegiatan ini adalah sesi sharing yang dilakukan dalam kelompok berdasarkan fungsi lembaga, yakni lembaga yudikatif legislatif dan lembaga eksekutif. Pokok pembahasan dalam sesi ini adalah tantangan dan kesulitan yang dihadapi dalam menjalankan roda organisasi. [Lawrence Billy V. Dj.]
Perayaan Dies Natalis ke-32 Fakultas Bioteknologi UKDW
foto: dok/Panitia
S
ejak didirikan pada tahun 1987, Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) telah melalui dinamika dan proses yang panjang, mulai dari tahap perintisan, penguatan, penataaan sistem dan manajemen, serta peningkatan dan penjaminan mutu secara berkelanjutan. Tahun 2019 ini, Fakultas Bioteknologi UKDW merayakan Dies Natalis yang ke-32. Usia tersebut bukanlah waktu yang singkat dalam perkembangan sebuah fakultas. Dengan mengangkat tema “32 of Loving More Biotechnology UKDW”, Fakultas Bioteknologi ingin mengajak segenap dosen, staf, dan mahasiswa untuk semakin mencintai fakultasnya.
foto: dok/Panitia
Bertempat di Auditorium Koinonia pada Sabtu, 14 September 2019, rangkaian acara Dies Natalis ke-32 Fakultas Bioteknologi UKDW diawali dengan ibadah pembuka. Perayaan dies natalis ini tidak hanya menjadi acara tahunan, namun juga merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan atas perkembangan yang telah dialami Fakultas Bioteknologi. Sejalan dengan tema ibadah “Hope is Coupled with Gratitude” (Roma 8 : 24-30), segenap sivitas akademika mendoakan harapan-harapan Fakultas Bioteknologi ke depan serta senantiasa mengucap syukur. Usai ibadah pembuka, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Drs. Kisworo, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Bioteknologi.
Rangkaian acara dies natalis juga diisi dengan talkshow bersama alumni Fakultas Bioteknologi yang telah bekerja di tiga bidang yang berbeda, yakni kesehatan, industri, dan lingkungan. Ketiga alumni yang diundang untuk berbagi pengalaman dalam talkshow tersebut adalah William Wijaya, S.Si., Timothy Jabin Kurnianto, S.Si., dan Yulius Wahyu Widya, S.Si. Dimoderatori oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Bioteknologi, Lawrence Billy V. Dj. Talkshow ini diharapkan mampu membuka wawasan mahasiswa Fakultas Bioteknologi mengenai penerapan ilmu bioteknologi di bidangbidang tersebut.
foto: dok/Panitia
Perayaan dies natalis ini juga dimeriahkan dengan penampilan budaya dari mahasiswa Bioteknologi yang mewakili tiap angkatan serta pemberian award di akhir acara. Kegiatan ini diharapkan mampu mempererat persatuan, menghargai perbedaan, serta saling mengenal dan mengakrabkan mahasiswa lintas angkatan. Melalui rangkaian acara Dies Natalis ke-32 Fakultas Bioteknologi, segenap sivitas diajak dan diingatkan kembali untuk semakin peduli dan mampu memberikan yang terbaik bagi Fakultas Bioteknologi UKDW. [Nigel Verrell]
Selamat atas Dies Natalis
FAKULTAS BIOTEKNOLOGI 15 SEPTEMBER 2019
5
Program Studi
6
VOL.13/OKT 2019
ELED Launches Scientific Peer-Reviewed Journal in English Language Teaching (ELT) with a Call for Papers
T
he English Language Education Department (ELED) of UKDW launched its first-ever scientific peer-reviewed journal named SAGA Journal of English Language Teaching and Applied Linguistics in early September 2019, around the time the ELED celebrated its fourth anniversary. The launching of the journal was marked with official Call for Papers information distributed to the ELED networks including English language teachers in the English Language Teacher Working Group (MGMP), Chairs of ELED and Language Training Centres, as well as English language lecturers at various universities in Indonesia. It is expected that SAGA Journal publishes articles twice in a year, in February and in August beginning in 2020. SAGA encompasses research articles, original research reports, and theoretical perspectives on these areas: English Language Teaching and Learning, Curriculum and Material Development, Global Englishes, English for Specific Purposes (ESP), English for Academic Purposes (EAP), Critical Discourse Analysis, Critical Literacies and Critical Pedagogies, Individual Differences in Language Teaching, Digital English Learning and Technology, Language Learning Assessment, Teaching English for Young Learners, English Teacher Professional Development, Inclusive Education in English Language Instructions, and Applied Linguistics. Though SAGA has not published any issue, several scholars have been willing to be reviewers of the journal. Peter Suwarno, Ph.D., an associate professor in Linguistics at Arizona State University (ASU), USA, along with Joseph Ernest Mambu, Ph.D., a senior lecturer at Satya Wacana Christian University (UKSW), are two of SAGA external reviewers. Ali Garib, M.A., a Ph.D. student at Iowa State University, USA, and Narin Loa, M.TESOL, a Cambodian Ph.D. candidate at ASU, are also in the reviewer team. The number of external reviewers is expected to increase as SAGA publishes its first publication in February next year.
Micro-Teaching Class: ELED Students Teach English at STIKES Bethesda, SMK Bopkri, ASMI Santa Maria, and Ayunan Langit in Kulon Progo
T
his year, through Micro Teaching class, the 2016 students of the English Language Education Department (ELED) of UKDW got a chance to teach in various places or institutions: STIKES Bethesda, SMK Bopkri, ASMI Santa Maria, and Ayunan Langit in Kulon Progo. These ELED students, pre-service English teachers, worked in groups to teach in these i n s t i t u t i o n s . In t o t a l , t h e s e t e a c h e rs performed their micro-teaching in three meetings, while the fourth meeting was for evaluation. Each institution had its own challenges for the students. “Since all of them are nurses, we find it quite difficult to teach them because we are lacking the nursery terminologies,” a student-teacher at STIKES Bethesda commented. Furthermore, a student-teacher at SMK Bopkri reported, “We only have 45 minutes for each meeting. Meanwhile, both fashion and tourism majors are merged into one class, and it adds more challenge for us.” A student teacher at ASMI Santa Maria reported a different experience on the difficulty level of materials, highlighting the challenge in teaching low proficiency students. This student-teacher commented, “Their level of English proficiency is still low. Thus, if we want to use video as an input, we have to find a children video so that it will be easier for them to understand.” The most challenging one was teaching at Ayunan Langit in Kulon Progo. As there was
no internet connection there, the use of technology to support the learning process was very limited. On the other hand, ELED students were taught to use technology as the learning media to face the new era of learning. The only technology that could be used for everyone there was only because all the participants, all being in their 30s – 40s, had their own smartphone. However, even though Ayunan Langit posed technological challenges and limitations, all the participants were enthusiastic to be involved in this English training. They brought along their children to the training. The presence of the children brightened the training atmosphere and further boosted the mood of both student-teachers and the participants during the training program. [Lifia Alex Sandra]
foto: dok/Panitia
Editorial board will include ELED lecturers who have passion in the field with me as the Chief Editor and Antonius Rachmat, S.Kom., M.Cs., UKDW's Faculty of Information Technology lecturer, serving as the person in charge of technical support. It is hoped that managing a scientific journal can help foster the academic environment in the department even more. Lecturers are to be even more familiar with scientific writing and journal benchmarking, as well as motivated to do self-improvement as a part of professionalism. As a part of the ELED support to the advancement of scientific research in ELT by the Indonesian authors and to improve the quality of the published manuscripts, any submission is free of charge and any published articles in SAGA will be rewarded IDR 250,000. The article submission deadline for the February edition is November 30, 2019. Shall any ELT scholars wish to submit their articles, they can go to the journal website at saga.ukdw.ac.id or contact me at saga@staff.ukdw.ac.id. “Our networks have shown enthusiasm in our journal and are eager to submit manuscripts or encourage others to send theirs to our journal. I believe it is a good sign,” remarked Paulus Widiatmoko, M.A., the then Head of the ELED back in September. “Refereed and reputable journals focusing on ELT and Applied Linguistics, are still scarce particularly in Asia despite the fact that a significant number of academicians in this field need an avenue to disseminate the results of their studies in a trusted academic publishing. Therefore, I am excited to welcome SAGA in the world of academic publishing to not only fill this void but also to make important contributions in advancing knowledge in ELT and Applied Linguistics,” Lusia Marliana Nurani, Ph.D., one of the reviewers who is also a senior lecturer at Bandung Institute of Technology (ITB), remarked on her hope on SAGA to be a venue for ELT academicians' works. [Adaninggara Septi Subekti]
The Wonderful Barelang Bridge
B
arelang is very famous in Batam City. Everyone who lives in the Riau Islands definitely knows Barelang. The Barelang Bridge project was initiated by the third president of Indonesia, the late B. J. Habibie. This wonderful bridge is also called “the Mini Golden Gate” because it looks like one of the most famous bridges in the world, Golden Gate in San Francisco. Barelang stands for Batam, Rempang and Galang, three big islands in Riau, that are connected by this bridge. It also connects other small islands, namely Tonton, Nipah, and Sekotok. The entire Barelang covers 715 km². Barelang Bridges helps people who want to travel from those small islands to another island, especially Batam. Barelang is, in fact, a system consisting of six bridges. The first bridge is called Tengku Fisabilillah Bridge. It is the biggest bridge and the most famous one. The first bridge is the only cable-stayed bridge. It becomes the icon of Batam. The second bridge, Nara Singa Bridge, connects Tonton Island and Nipah Island. It is a cantilever bridge. The distance between the first and second bridge is not very far. We can see the second bridge from the first bridge. The third is Raja Ali Haji Bridge. It is a girder bridge that connects Nipah Island and Setokok Island. The fourth bridge is called Sultan Zainal Abidin. The fourth bridge that connects Setokok Island and Rempang Island, has a similar form with the second bridge. The distance between the third and the fourth bridge is the furthest. Tuanku Tambusai is the fifth bridge, which connects Rempang Island and Galang Island. The form of the fifth bridge is unique because it is an arch bridge. Last but not least, the sixth bridge, Raja Kecik bridge, connects Galang
foto: dok/Google
Island and Galang Baru Island and it is 45 meters in length. These six bridges are all breathtaking and wonderfully constructed. Barelang is a tourist attraction. Every day, the locals and tourists will come to Barelang, and specially visit the first and the second bridge. From the bridge, we can see the amazing scenery. We can see the sea while enjoying roasted corn with coconut water. Near the bridges, there are so many resorts and seafood restaurants. Batam is very famous for its seafood. Many people even Singaporeans and Malaysians will come to Batam just to eat seafood. Near the bridges, there are also so many beaches. There are so many spots we can enjoy in the Barelang bridges and around it. Barelang is one of the most wonderful bridges in Indonesia. It has a special and unique specification and construction. The bridge is not just useful for transportation routes for the locals to travel but it also becomes tourist attractions that will contribute to the government's income. Barelang's tourist attraction is so interesting that will make the locals or tourists enjoy their visit. [Elnora M Nababan]
Program Studi
VOL.13/OKT 2019
7
Kunjungan Perusahaan dan Temu Alumni FTI
P
ada hari Rabu dan Kamis, 16 dan 17 Oktober 2019, tiga dosen dari Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) yaitu Restyandito, S.Kom., MSIS., Ph.D., Budi Susanto, S.Kom., M.T., dan Willy Sudiarto Raharjo, S.Kom., M.Cs. melakukan kunjungan ke beberapa perusahaan di bidang teknologi informasi dalam rangka penguatan kerjasama dengan industri sekaligus mendapatkan umpan balik terhadap kebutuhan industri terhadap kinerja alumni. Terdapat enam perusahaan yang dikunjungi pada kesempatan kali ini, yaitu InMotion Inovasi Teknologi, Anantarupa Studio,
PegiPegi, Adira Finance, NextSoft, dan Triputra Group. Dalam diskusi dengan beberapa perusahaan ini juga disepakati rencana kegiatan kerja sama yang akan dilaksanakan pada semester gasal maupun genap tahun depan. Bersamaan dengan acara kunjungan ini juga diadakan temu alumni yang dihadiri oleh lebih dari 50 alumni berbagai angkatan mulai dari angkatan 1999 hingga angkatan 2015. Acara diselenggarakan di Restoran Bebek Bengil, Plaza Indonesia pada hari Rabu, 16 Oktober 2019 pukul 18:00 – 21:00 WIB. Wadah temu alumni ini juga dimanfaatkan untuk berbagi informasi antar sesama alumni sekaligus
juga menyampaikan kabar terbaru dari almamater kepada alumni. Selain itu, sebagai bentuk kepedulian alumni terhadap almamater, para alumni yang hadir juga mengumpulkan donasi untuk beasiswa alumni yang nantinya akan dipergunakan untuk membantu para adik kelas mereka yang masih menempuh proses studi di UKDW. Penyerahan donasi ini dilaukan oleh G. Patria Chrisnadana selaku alumni Program Studi Informatika angkatan 2009 kepada Restyandito selaku Dekan FTI UKDW Periode 2019 2023. [Willy]
SMA Regina Pacis Surakarta Menjuarai ASC 2019
T
im dari SMA Regina Pacis Surakarta berhasil meraih Juara I dan membawa pulang Piala Gubernur DIY dalam kompetisi Accounting Smart Challenge (ASC) yang diselenggarakan pada tanggal 12 Oktober - 25 Oktober 2019. ASC adalah kompetisi akuntansi tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Jawa yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Akuntansi (HMPSA) Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Pada tahun ke-8 penyelenggaraan ASC ini, tema yang diangkat adalah "Improving Accountant's Competence and Professionalism in the Disruption Era". Menurut Yuliana Chintya Dewi Santoso,
Ketua ASC 2019, tema tersebut dipilih mengingat pesatnya perkembangan teknologi yang menuntut para calon akuntan untuk selalu meningkatkan kompetensi dan profesionalisme, salah satunya dengan mengikuti perlombaan sejak dini di tingkat SMA. ASC 2019 diikuti oleh 30 tim siswa SMA Negeri maupun swasta yang berasal dari Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Untuk meraih Piala Gubernur DIY tersebut, para peserta harus berlomba menjadi yang terbaik dalam babak online preliminary dan main round. Dari 30 tim yang mengikuti online preliminary, terdapat 15 tim yang lolos ke babak main round. Mereka adalah tim yang berasal dari
SMA Regina Pacis Surakarta (3 tim), SMA Pelita Nusantara Kasih Surakarta (1 tim), SMA BPK Penabur Cirebon (3 tim), SMA St. Bernadus Pekalongan (1 tim), SMA N 2 Banguntapan (1 tim), SMA Kolese De Britto Yogyakarta (3 tim), SMA Bopkri 1 Yogyakarta (1 tim) dan SMA Budi Utama Yogyakarta (2 tim). Tim yang telah terseleksi tersebut harus mengikuti main round pada hari Jumat, 25 Oktober 2019 di UKDW. Main Round dibagi menjadi tiga babak yaitu Better Together (peserta mengerjakan siklus akuntansi perusahaan dagang), The Representation (lomba individu yang dikemas dalam permainan ular tangga), dan Grab It Fast (babak rebutan).
Babak Grab It Fast menjadi puncak acara ASC 2019 yang ditonton oleh seluruh finalis dan guru pendamping. Ketegangan sangat terasa karena setiap tim saling mengejar poin satu sama lain. Setelah proses perlombaan yang panjang, SMA Regina Pacis Surakarta (Tim 1) berhasil membawa pulang gelar Juara I, Piala Gubernur DIY, dan uang pembinaan senilai Rp 3.000.000,00. Sementara itu, gelar Juara II dan Juara III diraih oleh tim dari SMA BPK Penabur Cirebon. Selamat bagi para pemenang dan sampai jumpa di Accounting Smart Challenge (ASC) 2020! [Yuliana]
Penutupan Pelatihan Brevet Pajak A & B Angkatan XIX dan Brevet Pajak C - Kelas Eksekutif Lulusan Terbaik Brevet Pajak A & B Kelas Eksekutif - Angkatan XIX TERBAIK
1
Nur Hayatiningsih PT. Industri & Perdagangan Bintraco Dharma Tbk.
TERBAIK
2
Adian Setio Widjaja PT. Biro Bangunan dan Teknik HAKA
TERBAIK
3
Arimurti PT. Gaharu Kapita Manajemen
TERBAIK
P
ada hari Sabtu, 12 Oktober 2019, bertempat di Ruang Seminar Pdt. Dr. Tasdik, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) telah dilaksanakan acara penutupan Pelatihan Brevet Pajak A & B Angkatan XIX dan Brevet Pajak C – Kelas Eksekutif. Kegiatan pelatihan ini sendiri sudah berlangsung sejak 24 Agustus 2019 dan dilaksanakan setiap hari Sabtu selama kurang lebih delapan kali pertemuan. Dalam kesempatan ini, Ketua Pusat Studi
Ekonomi dan Bisnis (PSEB) UKDW, Drs. Purnawan Hardiyanto, M.Ec.Dev membagikan sertifikat tanda kelulusan peserta sekaligus menutup kegiatan pelatihan Brevet Pajak A & B Angkatan XIX dan Brevet Pajak C – Kelas Eksekutif. Pelatihan Brevet Pajak ini diikuti oleh peserta dengan berbagai latar belakang, tidak hanya mahasiswa tetapi juga kalangan pekerja/karyawan perusahaan. [fr]
4
Rika Ernawati PT. Anindya Mitra Internasional (Kasie. Akt & Pajak)
TERBAIK
5
Wahyu Saputri Universitas 17 Agustus 1945, Semarang Uun Herawati PT. Biro Bangunan dan Teknik HAKA Liana Wijayanti RS. Bethesda Lempuyangwangi (Wakil Direktur)
Febriana Dwi Astuti RS. Bethesda Lempuyangwangi Septilia Sekar Murdisari Universitas Kristen Duta Wacana
Lulusan Terbaik Brevet Pajak C Kelas Eksekutif TERBAIK
1
Sukirno Formula Group
TERBAIK
2
Herkus Wijayadi, SH. Law Office RM Setyohardjo, SH & Associates
TERBAIK
3
Nina Budiastuti, SH. Law Office RM Setyohardjo, SH & Associates Tri Waluyo PT. Formula Land. Untuk pelatihan Brevet Pajak A & B Kelas Eksekutif – Angkatan XX akan berlangsung tahun depan mulai bulan Januari 2020. Pertemuan akan dilaksanakan setiap hari Sabtu, pukul 08.00 – 16.30 WIB. Untuk informasi pendaftaran dapat menghubungi: Pusat Studi Ekonomi Bisnis (PSEB) UKDW di nomor 0811256-123 via sms/call/whatsapp.
Program Studi
8
VOL.13/OKT 2019
Dosen Fakultas Teologi Hadiri Persidangan Sinode GMIT 2019
P
dt. Daniel K. Listijabudi, Ph.D selaku Dosen Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menghadiri acara Persidangan Sinode GMIT ke-34 pada hari Selasa, 15 Oktober 2019 di Kupang. Acara tersebut turut dihadiri oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur, para Bupati, Uskup Agung Kupang, Ketua Majelis Ulama Indonesia NTT, dan perwakilan sinode gereja. Tema yang diambil pada acara Persidangan Sinode GMIT ke-34 ini adalah
“Roh Kudus Menjadikan dan Membaharui Segenap Ciptaan” dengan subtema “Roh Tuhan Berkuasa atas Gereja, Masyarakat, dan Semesta”. Pada kesempatan tersebut, Pdt. Daniel K. Listijabudi, Ph.D mengupas tema yang telah ditentukan dari perspektif Biblika. Selain itu, tema tersebut juga dibahas oleh Pdt. Dr. Andreas Yewangoe, Ketua PGI 1994-1999 dan 2004-2009, dari perspektif Dogmatika. Sementara itu, Pdt. Septemmy E. Lakawa, Th. D mengulasnya dari
perspektif Misiologi. Melansir laman sinodegmit.or.id, Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon menyampaikan bahwa Persidangan Sinode GMIT ke-34 ini memiliki agenda utama yaitu mendengar dan membahas laporan kerja dari Majelis Sinode GMIT 2015-2019, menetapkan program pelayanan periode 2020-2023, pembahasan dokumen-dokumen tata gereja dan dokumen lain seperti grand desain pendidikan GMIT, tata kelola dan
foto:dok/Pantia
roadmap pendidikan GMIT 2020-2031, serta memilih anggota Majelis Sinode Periode 2020-2023. Pdt. [Pdt. Daniel]
UKM Zone UKDW Ajak Mahasiswa Lestarikan Budaya Indonesia
B
erlokasi di depan area kampus Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), pembukaan Gelar Budaya 2019 yang diisi dengan aksi parade adat tampak dipadati penonton. Parade adat yang melibatkan kurang lebih empat puluh mahasiswa/i UKDW yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa seperti Forum Mahasiswa Papua (FORMAPA) UKDW, Ikatan Mahasiswa Kalimantan (IMKA) UKDW, Duta Toraya, Cendana, Kawanua, Ikatan Mahasiswa Batak Duta Wacana, dan Asosiasi Mahasiswa Timor Leste Duta Wacana menyuguhkan penampilan tarian tradisional dari Papua, Sumba, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Bali, dan Timor Leste. G e lar Bu d aya me rup akan event garapan mahasiswa dan mahasiswi UKDW
foto:dok/Pantia
yang rutin diadakan setiap tahunnya. “Beragam Adatku, Lestari Budayaku” diangkat sebagai tema Gelar Budaya 2019 yang merepresentasikan budaya Indonesia yang beragam. "Kita merupakan satu bagian kecil dari Indonesia yang besar dan beragam. Di sini kita berkumpul menjadi
foto:dok/Pantia
mini Indonesia untuk melestarikan budaya kita,” ujar Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D selaku Rektor UKDW. Melalui Gelar Budaya ini, mahasiswa diingatkan bahwa perbedaan merupakan hal yang perlu dijaga. "Terkait dengan isu-isu yang sekarang sedang ramai dibicarakan,
seharusnya perbedaan yang kita miliki justru kita gunakan sebagai alat pemersatu. Walaupun kita berbeda bukan berarti kita tidak boleh bersatu,” ujar Mega Ria Purba selaku ketua panitia Gelar Budaya 2019. Gelar Budaya 2019 yang diadakan pada tanggal 2-3 Oktober 2019 ini juga diramaikan dengan penampilan tarian tradisional oleh mahasiswa mahasiswi UKDW dan eksplorasi budaya daerah Indonesia melalui booth-booth perwakilan provinsi. Food festival juga menyuguhkan sajian yang dapat dinikmati oleh seluruh pengunjung. Harapannya, semakin banyak acara seperti ini yang diadakan di Yogyakarta sebagai bentuk upaya pelestarian budaya Indonesia. [Krissanti]
Rektor Cup 2019 Meriahkan Dies Natalis Duta Wacana
G
elaran Rektor Cup kembali meramaikan rangkaian acara Dies Natalis ke-57 Duta Wacana. Kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap tahun memiliki beberapa cabang olahraga (cabor) yang diperlombakan yakni basket, futsal, badminton, catur, dan tenis meja. Tahun ini ada dua cabor tambahan yang diperlombakan yaitu bola voli dan mobile legend (e-sport). Rektor Cup 2019 dibuka oleh Joko Purwadi, S.Kom., M.Kom selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Informasi (WR 3) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta pada tanggal 12 September
2019 di Auditorium Koinonia. Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEMU), perwakilan Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas (BPMU), dan student athlete (peserta). Tema Rektor Cup 2019 adalah “Free Your Expression, and Show Your Hobbies”. Maksud dari tema ini bertujuan untuk menjadikan acara Rektor Cup sebagai ajang menyalurkan bakat dan hobi dari setiap mahasiswa UKDW, sekaligus untuk mengakrabkan para mahasiswa melalui bidang olahraga. Selain itu Rektor Cup bisa menjadi ajang untuk melihat potensi
mahasiswa dalam bidang olahraga, mencari bibit unggul yang bisa mewakili UKDW pada pertandingan baik itu tingkat regional, nasional, dan internasional. Pertandingan cabang olahraga Rektor Cup 2019 dilaksanakan pada tanggal 12 September - 6 Oktober 2019 di Gedung Olah Raga Satria Manunggal Pamungkas Duta (GOR SAMAPTA) UKDW. Para peserta berkompetisi dengan sangat sportif sehingga pertandingan berjalan dengan seru dan sesuai harapan. T i m d a ri P ro g ra m S t u d i ( P r o d i ) Arsitektur UKDW berhasil menjadi Juara Umum Rektor Cup 2019. Penyerahan
foto:dok/Pantia
piala dan uang pembinaan dilakukan oleh Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D, Rektor UKDW setelah menutup gelaran Rektor Cup 2019. [Chandra]
WHIM Talk Ajak Mahasiswa UKDW Hadapi Creative Industry 4.0
U
niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) bekerja sama dengan WHIM Management dan EVOS menyelenggarakan WHIM Talk Creative Industry 4.0 pada Jumat, 25 Oktober 2019. Acara ini bertujuan untuk memberikan informasi serta membuka kesempatan untuk berdiskusi mengenai tips dan trik dalam menghadapi industri 4.0. Melalui acara ini, para peserta diharapkan mampu mempersiapkan diri untuk berkompetisi di dunia digital dengan berbagai inovasi yang mengedepankan kreativitas. WHIM Management adalah sebuah perusahaan end-to-end solutions provider di Asia Tenggara yang bergerak dalam bidang Talent Management, Content
Creation, Project Management, dan Marketing Strategy. EVOS sendiri merupakan organisasi e-sport yang memiliki misi untuk membentuk tim-tim profesional di ranah kompetisi gaming. Menggandeng Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Teknologi Informasi UKDW sebagai panitia lokal, kegiatan yang berlangsung di Auditorium Koinonia ini merupakan bagian dari campus tour dengan tema “How to Face 4.1 Industry” yang dilaksanakan di 16 kampus yang tersebar di sembilan kota di Indonesia. Acara secara resmi dibuka oleh Joko Purwadi, S.Kom., M.Kom selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Informasi UKDW, kemudian
dilanjutkan dengan penjelasan singkat oleh Silkria Margatama selaku perwakilan WHIM Management. Acara yang dikemas dalam bentuk talk show ini menghadirkan tiga orang panelis, yaitu Riki Sonjaya dari Young on Top, Muhammad Abie Zaidannas Suhud dari Project Child, dan Jonathan Liandy sebagai salah satu pro player Mobile Legends di EVOS. Para panelis berbagi pengalaman tentang bagaimana menggeluti bidang pekerjaan mereka secara profesional serta memaparkan tips dan trik mengembangkan bakat dan talenta masing - masing untuk menjawab tantangan Industri 4.0. “Apa yang kita tekuni adalah sesuatu yang seharusnya kita sukai, sehingga hasilnya akan maksimal pula,” ungkap Jonathan Liandy.
Para peserta sangat antusias dengan materi yang disampaikan oleh para narasumber. Berbagai pertanyaan dilontarkan oleh peserta dalam sesi tanya jawab, mulai dari tips sukses membentuk tim e-sport hingga attitude sebagai public figure. Tak hanya talk show, para peserta juga mendapat kesempatan untuk mengikuti sesi Talent Scouting dan Fun Match. Talent Scouting merupakan ajang audisi untuk mencari potensi yang dimiliki mahasiswa UKDW, khususnya di bidang kreatif. Sementara itu, dalam Fun Match, para peserta sebanyak 18 orang berkesempatan untuk melawan ataupun bermain Game Mobile Legends dalam satu tim bersama Jonathan Liandy. [Arnan]
Office of International Affairs
Seputar Jogja
10
VOL.13/OKT 2019
Biennale Jogja XV: Do We Live in the Same Playground?
Y
ayasan Biennale Yogyakarta (YBY) kembali mengadakan perhelatan seni Biennale Jogja XV Equator #5. Setelah sebelumnya pada tahun 2017 Biennale Jogja XIV Equator #4 menggagas sebuah narasi bertemakan Age of Hope, tahun ini Biennale Jogja XV Equator #5 yang dibuka pada hari Minggu, 20 Oktober 2019 oleh Alia Swastika selaku Direktur Yayasan Biennale Yogyakarta mengajak 52 seniman yang berasal dari negara-negara Asia Tenggara untuk ikut ambil bagian dalam memaknai ruang 'pinggiran' mulai dari identitas gender, ras, agama, konflik sosial-politik, perburuhan, lingkungan, hingga praktik kesenian melalui karya instalasi bertajuk “Do We Live in the Same Playground?”. “Pinggiran” seringkali dipandang sebagai sebuah slum area atau tempat yang kumuh, bukan sebagai obyek melainkan subyek atau komunitas yang hidup didalamnya. Adanya kesenjangan budaya dan pola hidup membuat komunitas tersebut terpinggirkan. Dibutuhkan keberanian dalam bertindak agar suara mereka didengar dan hak-hak dapat diperjuangkan, khususnya bagi kaum hawa yang seringkali dipandang sebelah mata. Permasalahan inilah yang ingin disampaikan kelompok Muslimah Collective melalui karyanya yang menceritakan kehidupan wanita berhijab di Pattani, Thailand. "Ada banyak kasus kekerasan seperti pemaksaan agar mereka menjadi bagian dari budaya Thailand. Nah, melalui karya seni ini kita ingin
foto:dok/KK
menyampaikan situasi yang tidak banyak Marsinah adalah seorang aktivis dan buruh diketahui publik Indonesia," ujar Alia pabrik PT. Catur Putra Surya yang dibunuh Swastika. karena menyuarakan hak buruh secara lantang Simbol perjuangan kaum hawa juga di negaranya sendiri. Dari perjuangannya, diangkat dalam instalasi monumen karya d i h a s i l k a n b a n y a k k e b i j a k a n y a n g seniman Moelyono. Moelyono yang telah menguntungkan kaum buruh. Marsinah mendapatkan penghargaan Anugerah Seni adalah simbol perjuangan buruh. dari Kementerian Pendidikan dan Di sisi lain persoalan tentang ibu rumah Kebudayaan Indonesia pada tahun 2014 ini tangga sebagai pekerja rumahan yang ingin “menghidupkan” Marsinah kembali. melakukan pekerjaan untuk menambah pundi-
pundi perekonomian keluarga seperti menempelkan stiker dan merangkai kemasan produk juga menjadi perkara yang tidak biasa ketika jumlah jam kerja mengacu pada target sementara upah tenaga kerja tidak sebanding dan hanya dihitung dari total produk yang dikerjakan. Fenomena inilah yang diangkat oleh Dian Suci Rahmawati, seorang seniman perempuan asal Yogyakarta yang mengerjakan lebih dari 100 lukisan secara berulang dengan ukuran yang sama berjudul “Apakah Tubuh: Sebuah Ladang di Dalam Rumah”. Pameran yang menyoroti eksistensi kaum terpinggirkan ini diharapkan dapat menjadi refleksi bagi tiap pribadi, terutama pihak yang memiliki otoritas dalam pengambilan keputusan. Workshop pengolahan sampah plastik menjadi karya seni sebagai rangkaian kegiatan Biennale Jogja XV juga diadakan untuk mengajak peserta terlibat langsung dalam upaya pelestarian lingkungan. Karya instalasi Biennale Jogja XIV Equator #5 tersebar di beberapa venue pameran di Yogyakarta antara lain Jogja National Museum, Taman Budaya Yogyakarta, Kampung Jogoyudan, Ketandan 17, dan Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosoemantri (PKKH) Universitas Gadjah Mada (UGM). Pameran ini akan berlangsung hingga tanggal 30 November 2019. Pengunjung dapat menikmati seluruh karya instalasi mulai pukul 10.00 sampai 21.00 setiap harinya. [eva]
Komik Lokal Ramaikan Yogyakarta Komik Weeks 2019
foto:dok/KK
Y
ogyakarta sebagai salah satu basis kesenian di Indonesia tak henti-hentinya menghasilkan karya dalam berbagai bentuk, salah satunya ialah komik. Saat ini, komik tidak hanya hadir dalam bentuk buku, tetapi juga dalam format digital. Selain mengalami perkembangan bentuk, cerita yang ditampilkan juga semakin beragam. Tidak terbatas pada tokoh fiksi atau kisah pahlawan, komik kini sering menceritakan ulang kejadian sehari-hari yang dialami para penulisnya. Yogyakarta Komik Weeks (YKW) yang hadir untuk pertama kali di Yogyakarta, tepatnya di Museum Sonobudoyo pada tanggal 8-21 Oktober 2019 memberikan ruang apresiasi bagi komik Indonesia. Menghadirkan puluhan judul komik dengan berbagai bentuk, Terra Bajraghosa selaku kurator pameran menyampaikan bahwa tidak ada tema khusus yang dihadirkan dalam YKW sebagai pemantik para komikus untuk berkarya. Sistem kurasi justru meninjau pada upaya yang dihadirkan oleh para komikus di era disrupsi. YKW mencoba menghadirkan komikus-komikus Indonesia dengan karya komik yang beragam dari sisi bentuk, pilihan media, hingga muatan cerita yang ditampilkan, yang masing-masing secara perlahan menjadi jejak karya pribadi yang memiliki keunikan tersendiri. Seluruh karya yang ditampilkan mendapat keleluasaan untuk tampil apa adanya dalam rupa komik, turunan dari karya tersebut, atau tampil dalam balutan presentasi yang baru. Dua sosok komikus yang mendapat apresiasi khusus dalam YKW ialah Abdulsalam (19131980) dan Hasmi (1946-2016). Komik karya
foto:dok/KK
Abdulsalam berjudul 'Kisah Pendudukan Jogja' yang terbit tahun 1952 merupakan buku komik pertama Indonesia. Bentuk buku dari cerita tersebut sebelumnya dihadirkan melalui surat kabar Kedaulatan Rakyat pada tahun yang sama. Tidak hanya menceritakan kronologi kejadian Agresi Militer Belanda yang berlangsung 3-4 tahun sebelumnya, komik tersebut juga menjadi semacam catatan harian dalam bentuk visual yang mengangkat beberapa kejadian nyata yang unik, kadang lucu, tetapi tak sedikit yang mengundang haru. Sementara itu, Hasmi yang memiliki nama asli Harya Suraminata menjadi salah satu dari sedikit komikus Indonesia yang dikenal luas, lintas usia dan lintas zaman. 'Gundala Putra Petir' yang merupakan hasil karyanya, selain tampil dalam komik sebanyak 23 judul dan komik strip, diangkat pula ke pentas ketoprak, teater, serta layar lebar pada tahun 1981 dan 2019. Karya-karya Hasmi sejak dulu terasa begitu dekat dengan pembacanya karena ia membangun rangkaian kisah dengan sangat baik. Latar belakang Hasmi yang merupakan pemain dan penulis naskah teater membuatnya mampu menuangkan cerita yang menawan dalam setiap komik yang ia tulis. Selain diisi dengan pameran komik, YKW juga mengadakan bazar komik, diskusi dan bedah buku, peluncuran komik dari komikus Indonesia, serta pemutaran film. Beberapa film yang berkesempatan untuk ditayangkan di YKW ialah Profil Hasmi, Loz Jogjakartoz, Tengkorak, dan tentu saja Gundala Putra Petir yang dirilis tahun 1981. [rap]
Siraman Rohani
VOL.13/OKT 2019
Jikalau Bukan TUHAN yang Membangun Rumah, Sia-sialah Usaha Orang yang Membangunnya (Mazmur 127:1-5)
R
uang Seminar Pdt. Dr. Tasdik, Ruang Seminar Pdt. Dr. Harun Hadiwijono, dan Lecture Hall Pdt. Dr. Rudi Budiman adalah tiga dari banyak ruangan di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang menyandang nama tiga tokoh besar yang berjasa dalam perkembangan Duta Wacana terutama pada masa-masa awal pendiriannya. Ruangan-ruangan ini kerap digunakan sebagai tempat seminar dan rapat. Namun tahukah kita siapa sebenarnya mereka dan apa peran mereka bagi Duta Wacana? Siraman Rohani edisi Dies Natalis ke-57 Duta Wacana kali ini mencoba menghadirkan kembali pandangan atau visi awal dari tiga tokoh besar tersebut tentang pendirian Duta Wacana dan mencoba merenungkannya dari sudut pandang nilai-nilai ke-Duta Wacana-an yang seringkali digaungkan di lingkungan UKDW yang didasarkan pada perenungan atas Mazmur 127:1-5. Nilai-nilai tersebut terangkum dalam empat kata mutiara yakni Obedience, Integrity, Excellence, Service (O.I.E.S). Perintisan, pengakaran, pertumbuhan, dan perkembangan Duta Wacana bukanlah melalui proses 'cepat saji' melainkan telah melalui proses jatuh bangun yang panjang, penuh liku, dan terus bergulir seiring dengan perkembangan zaman. Perjalanan ini tentu saja membutuhkan banyak pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran dari tokoh-tokoh perintis serta para pendukung UKDW. Seiring berjalannya waktu, tidak heran jika ketiga tokoh di atas juga menganggap Duta Wacana sebagai rumah mereka. Yogyakarta sebagai kota tempat berdirinya Duta Wacana juga menjadi lokus dan konteks berkiprahnya ketiga tokoh di atas dalam kapasitas mereka sebagai anggota masyarakat. Sedangkan dalam pergulatannya sehari-hari, Duta Wacana juga memikul tanggung jawab guna mempersiapkan insan-insan muda Indonesia yang profesional di bidangnya masingmasing bak anak panah yang dipersiapkan di tabung panah guna melesat dan menjawab tantangan-tantangan di masa yang akan datang (Mazmur 127:4-5). Baik Pak Tasdik, Pak Rudy Budiman, dan Pak Harun Hadiwijono adalah rekan sejawat sebagai Dosen Teologi di UKDW. Dalam karya-karya pengabdian mereka baik di dalam maupun di luar UKDW mereka tidak pernah luput untuk mengandalkan campur tangan Tuhan. Demikian pula kata-kata kebijaksanaan dalam Mazmur 127:15 yang mengundang kita untuk menelaah lebih jauh kedalaman makna dari kelapangan hati umat beriman untuk mengandalkan kekuatan Tuhan dalam segala laku kehidupannya. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya (Mazmur 127:1a) Kitab Mazmur 127 seringkali diyakini mengusung tema campur tangan Tuhan dalam pembangunan rumah, kota, dan keluarga. Dalam Perjanjian Lama tidak asing untuk membicarakan kata 'rumah' dalam artian sebagai sebuah 'bangunan keluarga' atau 'rumah tangga'. Ditambah lagi akar kata anak laki-laki (ben), anak perempuan (bath), dan rumah (beith) memiliki kedekatan dengan kata membangun yang dalam bahasa Ibraninya berbunyi 'banah'. Sebagaimana bahan material bangunan seperti batu, kayu, pasir, batubata, besi baja, dan paku yang digunakan para pembangun untuk membangun sebuah rumah demikian pula anak-anak di sini diandaikan sebagai pilar terbangunnya sebuah bangunan rumah tangga. Namun pemahaman ini mengandaikan sebuah bangunan yang mati dan tidak berpindah tempat atau hidup berumah tangga yang dipahami sebagai siklus tetap yang wajib dilalui. Di ayat 3-5 anak tidak dipandang lagi sebagai pilar namun sebagai milik pusaka dari pada TUHAN (ayat 3). Pusaka itu bentuknya adalah anak-anak panah (ayat 4) yang disiapkan dan dimasukkan ke dalam tabung panah (ayat 5). Senjata pusaka biasanya hanya digunakan sebagai senjata terakhir untuk memukul mundur lawan. Di sini anak-anak panah ini seakan-akan menjadi semacam jaminan bagi sang pemanah bahwa kekuatan yang dia miliki sudah cukup kuat untuk melawan musuh yang mengancamnya. Dia sudah menyiapkan anak-anak panah tersebut dengan baik dan siap menggunakannya untuk berhadapan dengan musuh-musuh di pintu gerbang (ayat 5b). Sang pemanah dalam Mazmur tidak bermaksud untuk menggunakan anak-anak panah itu untuk melukai musuhnya. Dia hanya ingin agar musuh di pintu gerbang yang jadi lawan bicaranya tahu bahwa di tabung panahnya masih ada cukup banyak anak-anak panah yang siap digunakannya. Agar dalam pembicaraan dengan pihak musuh dia akan punya wibawa yang cukup kuat agar nilai atau posisi tawarnya bisa lebih baik lagi.
Sebagaimana yang Pak Tasdik telah teladankan di sepanjang hidupnya, ayat di atas juga bisa dibaca sebagai berikut: Jika bukan TUHAN yang menolong, maka sia-sialah usaha sivitas akademika UKDW untuk mendirikan Rumah Duta Wacana. Ada banyak pihak dan lembaga-lembaga gerejawi di Indonesia yang berdiri di belakang Rumah Duta Wacana ini dan siap mendukungnya. Mereka tidak sendiri namun dengan bergandeng tangan mereka saling bahu-membahu mewujudkan cita-cita bersama membesarkan Duta Wacana. Saat Sekolah Tinggi Theologia (STTh) Duta Wacana diresmikan pendiriannya pada tanggal 31 Oktober 1962, Pak Tasdik masih ada di Malang dan belum pindah ke Yogyakarta. Dengan mobil pinjaman dia rela mondar-mandir MalangYogyakarta tanpa kenal lelah demi melaksanakan tugas mengajar dan mendampingi mahasiswanya dalam belajar teologi. Sebagai dosen dan pimpinan aktif IPTh Bale Wiyata Malang, dia harus pindah ke Yogyakarta dan menjadi dosen di STTh Duta Wacana. Visi Pak Tasdik saat itu cukup sederhana namun punya jangkauan yang jauh dan luas. Dalam dirinya bergelora semangat untuk berjuang demi kepentingan gereja di masa yang akan datang dan demi pengembangan Duta Wacana menjadi perguruan tinggi yang mampu menjawab tantangan zamannya (Bakker, D., et.al., 1996, Percikan Riwayat Hidup Pengabdian Pendeta R. Tasdik. Yogyakarta, Indonesia: Nafiri Offset., hal.98). Kemauan untuk beradaptasi dan kerendahan hati ikut terlibat dalam perubahan konteks hidup ini membuatnya menjadi contoh nyata dari semangat ke-Duta Wacana-an untuk terampil beradaptasi dengan situasi yang sedang berkembang dan piawai dalam menyikapi perubahan demi perubahan, termasuk perubahan yang terjadi dalam dalam dirinya sendiri dan keluarganya. Mondar-mandir Malang-Yogyakarta, pindah ke Yogyakarta (1965), menjadi dosen di Bale Wiyata dan Duta Wacana, penguji ATESEA, koordinator stage, rektor STTh Duta Wacana (1972-1975) dan berbagai jabatan lain yang harus diembannya adalah sedikit contoh dalam dinamika hidup Pak Tasdik dan keluarganya. Dr. D. Bakker dalam tulisannya menekankan bahwa penyatuan dua lembaga akademis teologi di Malang dan Yogyakarta ini sebagai 'laboratorium karakter'. “Dapatkah partner-partner itu saling menghargai, saling membantu satu dengan yang lain dengan kerendahan hati? Siapakah yang rela meninggalkan posisinya, dengan kediamannya yang historis, pengaruhnya penuh perasaan?” (Bakker, D. et.al., 1996, hal.139). Baik kesedihan, nyeri, sakit hati, kemarahan, frustasi semuanya pernah dialami oleh Pak Tasdik. Namun semuanya itu tidak mengurangi tekadnya untuk menjalankan tugas dan panggilannya demi kemajuan gereja dan perkembangan teologi di Indonesia. Bahkan seringkali beliau menganggap orang lain jauh lebih utama daripada dirinya sendiri. Sang pemazmur dalam tulisannya juga ingin membuka cakrawala iman pembacanya bahwa tanpa keterbukaan akan campur tangan Tuhan maka ada kemungkinan usaha mereka akan gagal. Renungan untuk kita: seberapa pentingkah keterbukaan akan campur tangan Tuhan ini bagi kita segenap sivitas akademika Duta Wacana? Jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga (Mazmur 127:1b) Ayat ini tidak sedang mengandaikan sang pengawal kota beriman buta dan sepenuhnya mengandalkan kekuatan Tuhan dengan hanya bersantai saja dan tidak mau melakukan apa-apa. Demikian pula di bagian sebelumnya sang pemazmur juga tidak sedang mengatakan bahwa para ahli bangunan lebih baik tidak bekerja saja, toh tanpa bantuan Tuhan pekerjaan mereka tetap siasia saja. Sang pemazmur, yang diyakini sebagai tulisan Salomo, dalam kebijaksanaannya ingin mengatakan bahwa baik para pengawal maupun para ahli bangunan tetap harus bekerja semaksimal mungkin dan melakukan yang terbaik. Namun jika mereka hanya semata-mata memusatkan perhatian pada usaha manusiawi mereka tanpa memberi ruang bagi campur tangan TUHAN dalam karya mereka maka semuanya akan sia-sia saja. Pembaca zaman sekarang mungkin akan tergelitik untuk bertanya demikian: kira-kira di mana peran campur tangan TUHAN itu dalam laju gerak dan derap langkah Duta Wacana dalam usianya yang ke-57 tahun ini? Pertanyaan ini sangat penting untuk direnungkan bagi kita insan-insan sivitas akademika Duta Wacana zaman ini. Kira-kira bagaimana tanggapan kita? Tokoh kita selanjutnya adalah Pak Harun Hadiwijono. Bagi Pak Harun Hadiwijono campur tangan TUHAN ini terjadi jika dalam tiap insan pendeta terjadi transformasi dari figur 'pendeta yang tidak setia' menjadi 'pendeta yang saleh'. Pak
Harun Hadiwijono pernah mengatakan demikian, bahwa pendeta yang saleh, yang tidak hidup sendiri dari firman Tuhan, akan dapat menggali harta benda yang sebanyak-banyaknya, yang terpendam dalam firman Allah itu. Tetapi pendeta yang tidak setia, yang lebih mencari kepentingan sendiri daripada kepentingan Kristus, akan menarik gereja dalam lembah kesengsaraan. Dalam kata-kata beliau ini tersirat segenap keprihatinan beliau sekaligus tekad beliau untuk mengabdikan hidup dan tugas-tugas pelayanannya bagi pengembangan sebuah Sekolah Teologi yang sehat, yang memungkinkan transformasi iman dan intelektual dapat terjadi, serta demi menjamin kelangsungan hidup gereja Tuhan di masa depan. Di situlah profil nyata dari pengabdiannya dan bisa jadi di situ juga titik temu dan letak campur tangan Allah yang dialaminya (Panggabean, Y., Handayani, R., & Ginting, J., 2000. Menuju Manusia Baru: Penabur Benih Mazhab Teologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, hal.44). Sebagai salah seorang arsitek pendirian Sekolah Calon Pendeta (SCP) di Yogyakarta beliau sempat menjabat sebagai guru tetap tunggal, kurator, dan direktur SCP (1946-1949). Semua fungsi rangkap ini diembannya tanpa berpikir mengenai prestise apapun, kecuali obsesi menjawab kebutuhan gereja atas pendeta. (Panggabean, Y., Handayani, R., & Ginting, J., 2000, p.42). Profesionalitas Pak Harun Hadiwijono dalam mengolah secara provisional tahapan demi tahapan proses pengembangan dari SCP (1946-1956) menjadi Akademi Theologia Yogyakarta (1956-1962) serta berubah menjadi STTh Duta Wacana (19621982) hingga selanjutnya menjadi Universitas Kristen Duta Wacana (1982-sekarang) merupakan bukti kepiawaiannya tidak hanya dalam hal beradaptasi dan berubah, namun juga dalam hal bertumbuh demi terwujudnya Duta Wacana yang diimpikannya. Kepada para pembacanya, sang pemazmur mengajarkan untuk bekerja semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keahliannya sambil tetap waspada dan ingat akan campur tangan Tuhan dalam pekerjaan mereka; hal ini bisa kita lihat dalam penghayatan hidup Pak Harun Hadiwijono. Barubaru ini Pak Henry Feriadi (Rektor UKDW 20192023) dalam sambutannya sebagai rektor UKDW mengajak segenap sivitas akademika untuk tidak pernah berhenti memperjuangkan nilai-nilai mulia atau core values Duta Wacana yaitu untuk menaati kehendak dan rencana Allah (obedience to God), berkarya dalam integritas (walking in integrity), senantiasa ingin memberikan yang terbaik (striving for excellence), dan melayani dunia yang pluralistik berdasarkan kasih (service to the world)”. Berangkat dari visi awal Pak Harun Hadiwijono menjadikan STTh Duta Wacana sebagai Sekolah Teologi yang sehat untuk meningkatkan mutu pendidikan terhadap para pelayan jemaatnya melalui pendidikan tinggi yang setara dengan universitas, kini visi UKDW berkembang untuk “menjadi universitas Kristen unggul dan terpercaya yang melahirkan generasi profesional mandiri bagi dunia pluralistik berdasarkan kasih”. Visi ini tetap mengedepankan pengembangan kemampuan diri untuk mampu beradaptasi, berubah, bertumbuh, mendukung keutuhan ciptaan. Upaya kreatif dan inovatif apa yang harus dilakukan demi tercapainya visi UKDW ini? Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur (Mazmur 127:2) Tokoh kita selanjutnya adalah Pak Rudy Budiman. Kepribadian dan karakter Pak Rudy Budiman bisa disebut sebagai seorang penginjil/pengkhotbah, seorang pastor/gembala, seorang pengajar/guru (Linandi, 2009). Beliau digambarkan sebagai seorang pelari jarak jauh (marathon) yang telah melalui banyak tahapan kehidupan yang berliku dan penuh makna. Pusat kehidupannya adalah Injil sebagai kabar baik dari Kristus. Semangatnya dalam berkhotbah membuatnya sering diundang berkhotbah di seluruh Indonesia sebagai pendeta kebangunan rohani. Di STTh Duta Wacana beliau mengemban tugas sebagai dosen mata kuliah Perjanjian Baru guna mempersiapkan para mahasiswanya menjadi pelayan firman yang handal. Setelah menyelesaikan studi doktoralnya di Vrije Universiteit Amsterdam di tahun 1971, beliau kembali ke tanah air dan melanjutkan tugasnya sebagai Dosen Teologi di Duta Wacana. Sebagai seorang intelektual, gembala, dan pengkhotbah, Pak Rudy Budiman memiliki kedekatan iman yang kuat dengan Sang Gembala Agung Tuhan Yesus Kristus. Keintiman iman ini membakar semangatnya untuk terus mengabarkan Injil baik pada saat yang baik pun kala bencana melanda. Agaknya teladan inilah yang ingin
ditularkannya pada semua mahasiswanya. Bisa jadi ini merupakan cerminan dari etos kerja dan komitmen iman Pak Rudy yang tidak pernah lupa bahwa kekuatannya sebagai manusia hanya bisa menjadi berkat bagi orang lain jika melekat kuat dan bersenyawa dengan Sang Pokok Anggur (lihat Yohanes 15:5). Seakan dia ingin mengamini kebijaksanaan sang pemazmur yang tidak pernah bermaksud untuk menyepelekan kerja para tukang bangunan membangun rumah (ayat 1a); atau kerja para pengawal yang menjaga gerbang kota semalam suntuk (ayat 1b); atau para pekerja keras yang telah bekerja seharian demi sepotong roti (ayat 2a). Sang pemazmur menekankan bahwa etos kerja pribadi itu selayaknya tidak hanya dijangkarkan pada kekuatan diri sendiri namun juga dijangkarkan pada keterbukaan iman bahwa Tuhan memberikan berkat hati yang damai karena tahu bahwa Tuhan tidak tidur (Gusti mboten saré), Tuhan terus bekerja dan mengawasinya walau saat dia terlelap tidur. Bagi sang pemazmur, dapat tidur nyenyak setelah sehari penuh membanting tulang adalah berkat yang tak terkira harganya. Sebaliknya, jika karena satu dan lain hal mata tidak dapat dikatupkan dan tidur lelap jauh api dari arang maka berkat kedamaian hati akan sangat sulit direngkuh. Seakan sang pemazmur ingin mengingatkan pembacanya akan sabda Tuhan Yesus yang mengingatkan: “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”. (lihat Matius 6:34). Kemampuan ini menuntut sikap batin yang tulus dan tabah. 'Let go, and let God'. Insan-insan muda adalah milik pusaka dari pada TUHAN, seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anakanak pada masa muda (Mazmur 127:3-5) Generasi muda profesional yang ingin dilahirkan oleh UKDW bisa jadi senada dengan gambaran sang pemazmur miliki tentang anakanak panah. Mereka nantinya setelah lulus akan melesat jauh menuju tujuan dan sasarannya masing-masing. Mereka akan masuk ke dalam masyarakat dan mereka diharapkan bisa mengabdikan ilmunya bagi kebaikan masyarakat luas. Mereka juga diharapkan akan menjadi agenagen penyebar nilai-nilai ke-Duta Wacana-an. Dunia yang majemuk dan tempo geraknya yang dinamis menjadi lokus dan konteks kehidupan mereka. Mereka diharapkan mampu untuk beradaptasi, berubah, bertumbuh, mendukung keutuhan ciptaan. Kemampuan untuk mendukung keutuhan ciptaan merupakan kompetensi diri yang tidak bisa dilihat sambil lalu saja. Kemampuan ini mengasah kepekaan fungsi kognisi, afeksi, dan motorik dari tiap mahasiswa untuk memperluas fokus perhatian mereka dari yang semula hanya terpusat pada manusia (antroposentris) menuju kepedulian pada seluruh ciptaan secara integral. Seorang pemikir dari Amerika Serikat, Thomas Berry, pernah menuliskan dalam bukunya berjudul The Dream of the Earth (1988) demikian, “Kalau bumi menjadi tidak ramah terhadap kehadiran manusia ini terutama karena manusia telah kehilangan rasa santun terhadap bumi dan penghuninya, rasa terima kasih, kehilangan kesediaan untuk mengakui sifat kekudusan habitat ciptaan, dan kemampuannya untuk mengagumi serta mengenali kualitas ilahi dalam setiap realitas di bumi” (Elly Verrijt, 2014, hal. 4). Sikap terlalu lama memunggungi bumi dan alam semesta perlu dikikis dengan tindakan nyata. Bahu-membahu dengan gereja-gereja di Indonesia serta bangsa Indonesia secara umum maka UKDW punya tugas menjadi laboratorium pelestarian alam dan lingkungan yang berkait kelindan dengan iman kristiani serta kepedulian sosial. Konstruksi Duta Wacana tidak hanya dibangun dari batu-bata dan semen saja. Secara lebih dalam bangunan Duta Wacana ini terdiri gereja-gereja pendukung, para karyawan nonakademik, para dosen, Yayasan Duta Wacana, dan para mahasiswa yang belajar di dalamnya. Semuanya diharapkan bersinergi demi melahirkan anak-anak panah baru yang siap untuk dilesatkan ke sasaran mereka masing-masing. Tujuannya adalah agar masing-masing mahasiswa lulusan UKDW bisa memberikan sumbangsih pemikiran dan opsi jalan keluar bagi keprihatinan bangsa Indonesia yang majemuk ini. Akhir kata, semoga dalam merayakan Dies Natalis ke-57 Duta Wacana ini semua sivitas akademika UKDW, gereja-gereja pendukung dan para alumninya selalu mengingat bahwa sinergi pembangunan UKDW adalah tanggung jawab bersama dengan berdasar pada jangkar nilai-nilai obedience, integrity, excellence, dan service. Salam SORBUM! .[AKS]
11
Galeri Foto UKDW Family Gathering
foto: dok/Biro IV
foto: dok/Biro IV
foto: dok/Biro IV
foto: dok/Biro IV
foto: dok/Biro IV
foto: dok/Biro IV