UKDW Yogyakarta
17
@UKDWJOGJA @ukdwyogyakarta
12
UKDW Yogyakarta
Alamat Redaksi: Kantor Biro IV UKDW Gedung Hagios Lantai 1 Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25, D.I Yogyakarta Koran Kampus UKDW
Desember 2023
korankampus@staff.ukdw.ac.id
Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni
B E R I TA U TA M A
MR SUPREK: Usaha Ayam Geprek dengan Inovasi Kekinian
UKDW Raih Akreditasi Unggul
2
foto:dok./Panitia
Daftar Nama Wisudawan UKDW Periode 2 Desember 2023
8
Siraman Rohani: “BE STRONG IN THE LORD”
9
U
niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta berkolaborasi dengan Organisasi Harapan Nusantara (OHANA) Indonesia dan didukung oleh Rotary Club of Yogyakarta Malioboro serta Rotaract Yogyakarta Malioboro menggelar serangkaian kegiatan bertajuk ‘Step Out – Bazaar Inklusi 2023’ pada tanggal 29 November 2023 – 1 Desember 2023 di UKDW Yogyakarta. Kegiatan yang diadakan dalam rangka memperingati 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) dan Hari Disabilitas Internasional (HDI) ini mengangkat tema “Perempuan Berdaya Tanpa Kekerasan”. Pada kesempatan tersebut juga diadakan soft launching Pusat Studi Disabilitas dan Desain Inklusi UKDW. Dalam sambutannya, Rektor UKDW Dr.Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. menyampaikan UKDW sudah lama memikirkan terkait pendirian Pusat Studi Disabilitas dan Desain Inklusi. “Meskipun tidak mudah, kami harus memaksa diri untuk mewujudkannya. Kami terus berusaha semaksimal mungkin untuk menyiapkannya. Inklusif dan disabilitas merupakan bagian dari visi UKDW. Kami sedang membangun UKDW menjadi Sustain-
K
ualitas dan kapasitas Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta sebagai sebuah institusi perguruan tinggi mendapatkan pengakuan dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Hal ini ditunjukkan dengan diraihnya peringkat akreditasi “Unggul” oleh UKDW Yogyakarta, yang tertuang dalam Surat Nomor 992/SK/BAN-PT/Ak.KP/PT/XI/2023 tertanggal 28 November 2023. Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. selaku Rektor UKDW mengatakan pencapaian akreditasi Unggul menjadi pendorong bagi UKDW untuk terus meningkatkan mutu pendidikan dan mempersiapkan mahasiswa sebagai agen perubahan yang kompeten dan berkarakter kedutawacanaan yang siap berkompetisi dan berkolaborasi pada era perubahan. “Puji syukur kepada Tuhan atas peringkat akreditasi Unggul yang telah dicapai Universitas Kristen Duta Wacana pada tanggal 28 November 2023 melalui SK Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT No. 992/SK/BAN-PT/Ak.KP/PT/XI/2023. Peringkat akreditasi Unggul
able Entrepreneurial Research University yang di dalamnya ada nilai inklusif dan keberlanjutan. Disabilitas dan inklusif bukan hal yang baru, kami sudah memulai dengan berbagai kegiatan seperti KKN Tematik Inklusif. Selain itu akan ada pendampingan untuk teman-teman disabilitas di Sedayu,” terangnya. Sementara itu, Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam sebagai keynote speech dalam seminar “Empower HER without Violence” menyampai-kan sebelumnya telah diadakan Deklarasi Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di DIY yang bertempat di Bangsal Kepatihan pada hari Senin, 27 November 2023. “Dibutuhkan dedikasi yang tinggi bagi para pelaksana kegiatan dan perancang kebijakannya. Jika melakukan sesuatu harus dengan senang hati dan tulus ikhlas, khususnya dalam hal pendampingan terhadap penyandang disabilitas. Kesungguhan hati sangat diperlukan jika ingin mencapai suatu impian,” tuturnya. Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan mengenai hasil penelitian dosen dan produk dari mahasiswa Prodi Desain Produk
ini merupakan komitmen UKDW terhadap kualitas pendidikan yang terwujud melalui standar pendidikan yang inovatif, adaptif, dan relevan dengan perkembangan zaman,” ungkapnya Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. menambahkan peringkat akreditasi Unggul UKDW juga sangat mendukung perwujudan visi UKDW “SERU” –Sustainable Entrepreneurial Research University– yang diawali dengan tahap “Berakar” sebagai dasar perwujudan budaya mutu UKDW. Dengan demikian, peringkat akreditasi Unggul UKDW ini menjadi tonggak penting untuk menapaki tahap-tahap pengembangan UKDW sebagai universitas yang berdampak secara global. UKDW menyampaikan terima kasih kepada seluruh civitas academica dan pihak-pihak yang mendukung dan berperan dalam pencapaian prestasi akreditasi Unggul. Sejalan dengan visi UKDW “SERU”, memberikan yang terbaik bagi perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia merupakan komitmen UKDW sebagai institusi pendidikan.
UKDW & OHANA Gelar Step Out – Bazaar Inklusi 2023 (Despro) UKDW terkait inklusivitas dan produk ramah disabilitas. Winta Adhitia Guspara, S.T., M.Sn. (Dosen Prodi Desain Produk UKDW) menyampaikan penelitiannya bersama tim terkait micro mobility yang telah dimulai sejak tahun 2019. “Bersama temanteman dari Fakultas Teknologi Informasi, kami mendesain Detachable Electric Drive for Wheelchair, kursi roda adaptif yang bisa membuat penggunanya memperluas radius jelajahnya dengan menggunakan sistem informasi yang aplikatif dengan handphone pengguna kursi roda. Melalui alat tersebut, pengguna kursi roda tidak memerlukan kursi roda baru karena Detachable Electric Drive for Wheelchair dapat dilepas pasang untuk kursi roda dengan berbagai ukuran dan model,” paparnya. Seto, salah satu mahasiswa Despro UKDW mengenalkan produknya berupa alat latihan untuk penguatan otot trapezius bagi pengguna kursi roda. Sedangkan Karen Angelica, menge-
nalkan produk wastafel untuk pengguna kursi roda di ruang publik. Sementara Jessica mempresentasikan hasil dari KKN Tematik Inklusi yakni alat bantu untuk menggunting kain bagi anak tuna grahita di SLBN 1 Yogyakarta. Hanna Natasha mengenalkan produk ‘Saged Mbatik’ yang ditujukan bagi anak tuna netra supaya bisa membatik. Rangkaian acara ‘Step Out – Bazaar Inklusi 2023’ ditutup dengan latihan yoga bersama instruktur.
foto:dok./Panitia
Profil Bulan Ini
2
VOL.17/ DES 2023
MR SUPREK: Usaha Ayam Geprek dengan Inovasi Kekinian
S
aat ini, dunia usaha sedang ramai digeluti oleh anak muda, apalagi untuk mahasiswa maupun alumni yang memiliki minat dan bakat dalam mengembangkan usaha. Tidak jarang, ada yang lebih memilih mengembangkan usaha mereka daripada fokus pada bidang studi sesuai jurusan kuliah. Keberhasilan seseorang tidak selalu harus sejalan dengan jurusan kuliah yang diambil. Hal ini dapat dilihat dari kisah Robin Kurniawan Soesilo, alumnus Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) yang memilih untuk mengembangkan usaha kuliner bernama MR SUPREK. Usaha ayam geprek milik Robin telah berkembang pesat hingga memiliki 16 cabang yang tersebar di wilayah Jawa Timur. Usaha Robin berkembang pesat dengan ciri khas refill sepuasnya dan memiliki berbagai macam sambal serta inovasi yang kekinian. Keberhasilan Robin tentunya tidak didapatkan begitu saja. Awalnya, ketidakpastian mengenai arah karir setelah lulus kuliah mencekam Robin. Tanpa kejelasan mengenai pekerjaan yang tepat, ia menghadapi dilema untuk menentukan langkah selanjutnya. Dalam momen tersebut, keputusan untuk bekerja terlebih dahulu tanpa tahu sebagai apa, menjadi pilihan yang paling masuk akal. Robin memilih untuk terjun ke dunia kerja dengan tekad untuk memberikan yang terbaik. Prinsip ‘bekerja dulu dan bekerja maksimal’ menggambarkan semangat dan komitmen Robin untuk meraih keberhasilan, meski pada saat itu belum memahami sepenuhnya arah yang akan diambil. Keputusan yang pada awalnya muncul sebagai upaya mendapatkan pengalaman kerja, akhirnya membawa Robin pada perjalanan tak terduga yang mengarah pada keberhasilan mengelola usaha kuliner yakni MR SUPREK. Pengalaman kuliah di UKDW telah membuktikan Robin memiliki pondasi kokoh dalam pengembangan dan manajemen MR SUPREK. Sebagai alumnus Program Studi Desain Produk, ia merasakan dampak positif dari ilmu yang diperolehnya dalam mengelola bisnis kuliner. Kemampuan yang diperoleh dari kurikulum selama kuliah, khususnya dalam merancang desain produk memberikan kontribusi besar terutama dalam aspek visual branding dan aspek estetika serta fungsionalitas yang memiliki peran penting dalam pengalaman konsumen MR SUPREK. Dalam menghadapi tantangan seiring menjalankan usaha kuliner, Robin mengungkapkan bahwa fokus menjadi kunci utama. Secara pribadi, Robin yang memimpin sekaligus mengelola usaha ini berhasil menjadikan setiap tantangan sebagai peluang untuk berkembang. Kompetisi dengan para pesaing di pasar kuliner dianggap sebagai sumber motivasi, mendorong Robin untuk terus memberikan yang terbaik dan menjaga kualitas produk ayam geprek andalannya. Dalam menjaga daya saing, Robin menekankan pentingnya memberikan sentuhan segar pada usaha ayam geprek. Robin dan tim terus memastikan menu yang mereka miliki relevan dengan memberikan inovasi-inovasi baru. Strategi ini melibatkan penyusunan menu yang terus berkembang sesuai dengan tren dan selera pasar saat ini sambil tetap mempertahankan keaslian dan keunikan MR SUPREK.
Era yang serba digital saat ini menjadi sorotan bagi Robin. Seorang pengusaha MR SUPREK ini mengakui peran besar media sosial sebagai pendorong tren dan perubahan. Kecepatan informasi yang dihasilkan oleh p l at f o rm s o s i al me mb u at ny a mamp u merespons tren dengan cepat. Ia menekankan
bahwa inovasi baru harus diarahkan agar tetap relevan dengan tren sambil tetap fokus pada produk utama, yaitu ayam geprek. Hal ini mencerminkan strategi bijak Robin dalam beradaptasi dengan perubahan, memastikan bahwa inovasi tidak hanya mengikuti tren tetapi juga tetap terkait erat dengan esensi dari
identitas utama usahanya. Inovasi yang terus ditekankan oleh Robin ini juga mau disampaikan kepada seluruh mahasiswa UKDW untuk terus menjaga semangat, berpikir kreatif, dan berani berinovasi di luar batas. [vio]
REDAKSI KORAN KAMPUS PENANGGUNG JAWAB PIMPINAN REDAKSI WAKIL PIMPINAN REDAKSI
: Pdt. Wahju Satria Wibowo, Ph.D. : Dr. Phil. Lucia Dwi Krisnawati, S.S., M.A. : Christina Angelina Puspitasari
EDITOR
LAYOUTER
Anti, Mei, Iit
Putra & Adhimas
KORAN KAMPUS BISA ANDA DAPATKAN SECARA ONLINE MELALUI
https://issuu.com/korankampus_ukdw Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.id
Universitaria
3
VOL.17/ DES 2023
PSEB Gelar Rountable Discussion Indonesia ditengah Peta Geopolitik Dunia
foto:dok./Panitia
P
ertumbuhan, kemajuan, dan inovasi. Kata tersebut sekarang ini menggambarkan citra Asia, khususnya Asia Timur dan Asia Tenggara dalam pentas politik dan ekonomi global. Kawasan tersebut akhirakhir ini dikatakan merupakan penggerak utama transaksi ekonomi global menggeser kekuatan barat yang selama hampir mendominasi selama 1/2 abad terakhir pasca runtuhnya negara-negara sosialis. Berbagai
klaim atas kemajuan Asia seringkali dialamatkan kepada kebijakan ekonomi yang pragmatis dan nilai-nilai Asia (Asian Value). Penjelasan triumfalisme ini setelah Mahbubani (2008) menuliskan kebangkitan Asia juga merupakan kebangkitan peradaban non-Barat (The Rise of the Rest), yang berdasar kepada pragmatisme Asia dalam menghadapi tantangan Global. Meskipun demikian penafsiran ini dapat menggambarkan perkembangan taraf sosio-ekonomi dan posisi strategis global Asia, pembacaan ini cenderung simplistic dan karenanya diperlukan suatu analisis dan diskusi yang lebih komprensif. Pengujian kembali terhadap tesis-tesis ini diperlukan karena Asia sebagai sebuah entitas, meskipun banyak pencapaian namun tidak lepas dari berbagai masalah. Berbagai macam survey, laporan, kajiian dan berita menunjukkan bahwa Asia masih merupakan
ladang subur kemiskinan, kesenjangan, dan otoritarianisme. Kelesuan ekonomi Jepang, kebangkitan Tiongkok, meningkatnya persaingan goepolitik dan keamanan serta arus demokratisasi semakin menambah kompleksitas Asia. Di tengah arus perubahan ini, neoliberalisme tetap bertahan sebagai sebuah pedoman bagi pemerintahan negaranegara dan regional order di Asia. Dominasi neoliberalisme di Asia pada akhirnya berujung pada pertanyaan, bagaimana neoliberalisme bekerja dan mempengaruhi diskursus politik, ekonomi, sosial, dan budaya di Asia? Bagaimana masa depan neoliberalisme di Asia khususnya Indonesia? Dalam rangka menjawab berbagi pertanyaan tentang perkembangan geopolitik di Asia dan pengaruhnya terhadap ekonomi dan politik Indonesia, Pusat Studi Ekonomi dan Bisnis (PSEB) Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta
menyelenggarakan Rountable Discussion pada hari Kamis, 16 November 2023 di Ruang Seminar Pdt. Dr. Harun Hadiwijono. Adapun narasumber acara ini adalah Agung Iriantoko, MA, Ph.D., lulusan dari University of California Barkeley dan Sussex University sekaligus pengajar tamu Lemhanas RI, research scholar Harvard University, dan Board of Advisor to the President BP Migas. Diskusi terbatas yang dimoderatori Drs. Purnawan Hardiyanto, M.Ec.Dev. (Ketua PSEB Fakultas Bisnis UKDW) ini mengambil tema “Indonesia di tengah Peta Geopolitik Dunia” yang membahas kaitan antara perkembangan politik di Indonesia akhirakhir ini dengan perkembangan dinamis peta geopolitik dunia. Diskusi tersebut dihadiri oleh para dosen dari berbagai fakultas, perwakilan gereja, dan organisasi Kristen. [PSEB/EN]
Pembekalan Pegawai Baru Bagi Pegawai Akademik Dan Pegawai Pendukung Akademik UKDW
U
niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta merupakan salah satu institusi pendidikan yang memiliki Akreditasi “Unggul”. Akreditasi yang diperoleh ini tidak terlepas dari usaha dan peran Pegawai Akademik (PA) dan Pegawai Pendukung Akademik (PPA). Namun semakin bertambah tahun, semakin berkurang juga para PA dan PPA yang mengabdi di UKDW karena memasuki masa pensiun. Unit Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) UKDW yang bertanggungjawab atas pengembangan PA dan PPA terus mengelola kebutuhan fakultas dan unit yang memerlukan penambahan PA dan PPA baru. Pada tahun ini, UKDW menerima beberapa PA dan PPA baru yang akan ditempatkan di beberapa fakultas dan unit yang membutuhkan penambahan pegawai. PSDM yang menjadi wadah PA dan PPA baru, selalu mengadakan agenda rutin tahunan untuk memberikan pembekalan ke pegawai baru UKDW. Pada tahun 2023 ini, sebanyak 41 pegawai baru UKDW yang terdiri dari, 14 orang PA dan 27 orang PPA mengikuti pembekalan pegawai baru yang dilaksanakan
pada tanggal 23 dan 24 November 2023, bertempat di Ruang Seminar Pdt. Dr. Tasdik, Lt.3 Gedung Gnosis UKDW Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan PA dan PPA baru terkait informasiinformasi tentang peraturan, kebijakan, dan nilai kedutawacanaan. Selain itu, peserta pembekalan diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami pekerjaan-pekerjaan secara kreatif, baik itu secara visual, secara vokal, maupun secara verbal. Peserta pembekalan juga diajarkan bekerja secara optimal dengan teknologi informasi, dan menerima informasi mengenai adanya jenjang karir di lingkungan UKDW. Pada pembekalan tahun ini, terdapat enam sesi yang dibagi ke dalam tiga sesi hari pertama dan tiga sesi pada hari kedua. Pada sesi 1 hari pertama, PSDM menghadirkan narasumber Pdt. Nani Minarni, S.Si., M.Hum. (Pendeta Universitas) yang membawakan materi tentang “Nilai – Nilai Kedutawacanaan”. Sedangkan pada sesi 2 hari pertama, diisi oleh narasumber Ir. Mariam Handayani (Pengurus Yayasan “PTK Duta Wacana”) yang membawakan materi “Peraturan Kepega-
waian UKDW”, dan pada sesi penutup di hari pertama terdapat materi “Work Excellent & Professional” yang dibawakan oleh narasumber Dra. Mega Wati, M.Pd. (Dosen Fakultas Kependidikan dan Humaniora UKDW). Berlanjut ke pembekalan hari kedua, pada sesi pertama tim PSDM memberikan materi tentang “Kepegawaian dan Jenjang Karir”. Kemudian dilanjutkan dengan narasumber Aloysius Airlangga Bajuadji, S.Kom., M.Eng. (Kepala PUSPINdIKA) yang membawakan materi “Kerja Optimal Menggunakan Teknologi Informasi”. Dan sebagai sesi penutup pembekalan, dibawakan oleh narasumber Bheti Krisindawati, S.I.Kom. (Praktisi Komunikasi) yang membawakan materi “Service Excellence”. Selain sebagai sarana untuk membantu pegawai baru agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya, kegiatan ini bertujuan untuk membangun komunikasi antar pegawai baru dengan semua komponen di lingkungan UKDW. “Saya sangat senang mengikuti pembekalan seperti ini, selain menambah pengetahuan dan informasi, saya juga menjadi mengenal
teman-teman PA dan PPA baru di lingkungan kerja UKDW baik dari teman-teman fakultas lain dan dari unit lain.” ungkap Dimas, salah satu peserta pembekalan pegawai baru. Semoga melalui kegiatan ini, diharapkan pegawai baru dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai UKDW dan dapat menjadi landasan dalam bekerja bersama sebagai keluarga UKDW, dan diharapkan para pegawai baru dapat terus mengamalkan nilai- nilai kedutawacanaan untuk diterapkan dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari. [Adhimas]
foto:dok./Panitia
Berpikir Kritis dengan Humor tentang Spiritualitas, Budaya, Teknologi, dan Politik
U
niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menggelar talkshow dengan tema “Berpikir Kritis dengan Humor tentang Spiritualitas, Budaya, Teknologi, dan Politik” pada hari Jumat, 17 november 2023 dengan sistem blended. Kegiatan yang berlangsung di Lecture Hall Didaktos ini merupakan salah satu rangkaian acara yang digelar dalam rangka Dies Natalis ke-61 Duta Wacana. Terdapat tujuh narasumber yang memaparkan hasil pemikirannya terkait tema dies natalis. Pembicara pertama, Winta Adhitia Guspara, S.T., M.Sn. sebagai perwakilan dari Fakultas Arsitektur dan Desain menyebutkan humor bisa memunculkan bahkan melampaui batas rasionalitas. Dimana manusia bisa menjadi dirinya sendiri dan menjadi individu yang otentik. Selanjutnya, Kukuh Madyaningrana, S.Si., M.Biotech. dari Fakultas Bioteknologi menyoroti pengelolaan sampah di UKDW. Dimana UKDW sudah mulai terlibat aktif dalam pengelolaan sampah dengan menyediakan tong sampah sesuai jenis sampah dan menyortir sampah, menyediakan mesin smart water system, dan Surat Edaran tentang Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Lingkungan Kampus UKDW. “Kita harus bisa memandang sampah sebagai anugerah, dimana sampah bisa menjadi bahan baku
foto:dok./Panitia
produk lain. Kami di Fakultas Bioteknologi sudah memulai mengelola sampah organik menjadi sebuah produk yang bernilai jual, bahkan bisa mengikuti KMI Expo di Bali. Apakah UKDW bisa dan mau untuk mengelola sampahnya secara mandiri?” ungkapnya. Pembicara ketiga, Drs. Purnawan Hardiyanto, M.Ec.Dev. dari Fakultas Bisnis menyampaikan humor merupakan bagian dari cara menyampaikan sesuatu. Lewat humor, ide maupun kritik dapat disampaikan sedemikian rupa sehingga tidak membuat orang sakit hati. Humor juga bagian dari proses negosiasi, sehingga budaya ini harus dipupuk di lingkungan UKDW, karena humor juga bisa mencairkan kebekuan. Kemudian dilanjutkan oleh dr. Lucas Nando Nugraha, M.Biomed dari Fakultas Kedokteran yang mengatakan bahwa humor bukan hanya ada dalam sebuah institusi, namun juga masuk ke ruang kelas saat berinteraksi dengan mahasiswa. “Sebagai dosen sering kali lupa bagaimana cara atau metode belajar karena terlalu fokus pada materi,” tuturnya. Pembicara kelima, Dra. Endah Setyowati, M.Si., M.A. dari Fakultas Kependidikan dan Humaniora menyebutkan humor memainkan peran konstruktif dalam menciptakan dunia yang lebih baik. Para pemimpin negara banyak menghasilkan keputusan dalam dialog resmi maupun
informal yang menghasilkan keputusan dalam relasi antarnegara. Selanjutnya, Drs. Jong Jek Siang, M.Sc. dari Fakultas Teknologi Informasi menyampaikan humor satir terkait gaya hidup yang sebetulnya kosong. Ia berbicara mengenai keprihatinannya terhadap fenomena eksistensi di media sosial yang kontras sekali dengan konsep frugal living. “Saat ini banyak orang yang ingin tampak kaya dan memprioritaskan gaya hidup. Sementara dalam konsep frugal living, keuangan dikontrol sesuai dengan kebutuhan hidup, bukan gaya hidup,” terangnya. Talkshow diakhiri dengan paparan Pdt. Daniel K. Listijabudi, Ph.D. dari Fakultas Teologi yang menyebutkan humor itu perlu namun tidak boleh disampaikan dengan cara mengolok-olok. Humor bisa berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia. “Apakah kita sudah mengembangkan solidaritas bersama dengan orang-orang yang terbilang lemah? Apakah kita sudah memeriksa hidup kita, jangan-jangan kita abusing the other untuk meningkatkan keuntungan kita sendiri? Marilah kita berkapitalis dengan humanis. Terikatlah pada Allah dan kerajaan-Nya, sehingga kita bisa mencintai Duta Wacana dengan lebih baik,” pungkasnya. (mpk)
Universitaria Universitaria
4
UKDW Tuan Rumah Gowes APTISI Wilayah V DIY
UKDW Kembali Adakan Gelar Budaya
S
ebanyak 11 Unit Kegiatan Kebudayaan (UKKb) yang ada di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta memeriahkan acara Gelar Budaya yang diadakan pada hari Senin-Selasa, 6-7 November 2023 di halaman depan Auditorium Koinonia UKDW. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja tahunan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UKDW yang bertujuan memberi ruang dan kesempatan bagi seluruh UKKb untuk mempertunjukkan adat, kebudayaan, dan kekhasan masing-masing daerah. UKKb sendiri merupakan komunitas atau forum kebudayaan yang bertujuan untuk mewadahi mahasiswa sehingga dapat mengeksplorasi budaya dan adat-istiadatnya masing-masing sehingga mereka tidak lupa dengan tanah kelahiran/kampung asal. Mengangkat tema Sukma: Harmoni Nusantara “Mengeksplorasi Potensi & Berinovasi”, Gelar Budaya 2023 bermaksud mengangkat nilai-nilai keharmonisan dan keberagaman untuk mempermudah mahasiswa dalam mengeksplorasi potensi lokal dan menginovasikan potensi lokal. Acara ini menampilkan pertunjukan dari 11 UKKB yang terdiri dari kesenian tari, seni musik, vocal grup, parade budaya, dan penampilan budaya lainnya. Gelar Budaya kali ini juga turut di meriahkan oleh guest stars dari Saymad, Alice Band, Dj Ignas, Jogja Fire Foundation dan kesenian gamelan. Selain itu, juga terdapat beberapa stand UKKb dan tenant UMKM. Hadir dalam pembukaan acara Gelar Budaya 2023 Dr.-Ing Wiyatiningsih, S.T., M.T. (Rektor UKDW), Dr. Parmonangan Manurung, S.T., M.T., IAI (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Informasi, dan Inovasi), Ariel Salenussa (Ketua Pelaksana Gelar Budaya), Gilbert Yeremia Mamesah (Presiden Mahasiswa UKDW), para
foto:dok./Panitia
VOL.17/ DES 2023
mahasiswa anggota UKKb, penjaga stand UMKM, dan warga lokal. Dalam sambutannya Dr.-Ing Wiyatiningsih, S.T., M.T. berharap Gelar Budaya 2023 dapat menumbuhkan rasa persatuan dan persaudaran antar mahasiswa, staf, dan dosen UKDW sekalipun memiliki perbedaan budaya, suku, etnis, dan ras. ”Acara hari ini merupakan acara yang istimewa, dikarenakan melalui acara ini kita semua dapat mengharmoniskan keberagaman kebudayaan-kebudayaan lokal yang dimiliki oleh mahasiswa. Budaya lokal harus dilestarikan dan dijaga karena itu merupakan kekhasan dan memiliki keunikan tersendiri,” ungkapnya. Sementara itu, Ariel Salenussa menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dan berperan dalam penyelenggaraan Gelar Budaya di tahun 2023. “Terimakasih atas partisipasi teman-teman panitia, UKKb, BEM, dan Rektorat UKDW yang telah mendukung penyeleng-garaan kegiatan ini. Festival gelar budaya sebelumnya sempat vakum selama pandemi dan tahun lalu hanya diselenggarakan di Ngasem. Puji Tuhan untuk tahun ini dapat dilaksanakan di dalam kampus. Semoga lewat kegiatan ini, kita bisa memperkenalkan masingmasing budaya tiap UKKb dan acara dapat berjalan kondusif,” ungkapnya. Gelar Budaya yang diselenggarakan ini menunjukkan bahwa UKDW turut menjaga kebhinekaan dan keberagaman, baik yang terdiri dari keberagaman suku, ras, budaya, dan etnis segenap sivitas akademika. UKDW memfasilitasi mahasiswanya untuk mengeksplorasi potensi lokal dari masing-masing daerah, terlbih di era globalisasi sekarang ini dimana fenomena akulturasi budaya masif terjadi. (F. Bisnis/FP)
foto:dok./Panitia
U
niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menjadi tuan rumah penyelenggara Gowes APTISI Wilayah V DIY pada hari Sabtu, 11 November 2023. Selain sebagai bentuk apresiasi terhadap semangat kebersamaan dan kerja sama antara anggota Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta, acara ini juga menjadi salah satu rangkaian kegiatan yang digelar dalam rangka Dies Natalis ke-61 Duta Wacana. Penta Eva Tri Buwana, S.Kom., M.Kom. selaku Ketua Panitia menyebutkan kegiatan bersepeda yang diikuti oleh sekitar 200 peserta mulai dari pimpinan institusi-institusi anggota APTISI Wilayah V DIY, pejabat LLDIKTI Wilayah V, dan LLDIKTI Wilayah VI ini menempuh jarak rute sekitar 16 km. Peserta berangkat dari UKDW, melewati Jalan Jendral Sudirman, Jalan Godean, SPBU Banyuraden, Kampus Terpadu Universitas Widya Mataram Yogyakarta (sebagai meeting point), Jalan Wirobrajan, titik nol kilometer Yogyakarta, Pura Pakualaman, Jalan Gayam, Mandala Krida, Jalan Gondosuli, Jalan Munggur, Jalan Urip Sumoharjo, kemudian kembali ke UKDW. Selain bersepeda santai, acara ini juga akan diisi dengan live music, pembagian door prize, dan acara ramah tamah antar peserta. “Acara ini bukan hanya sekadar kegiatan olahraga, tetapi juga menjadi ajang untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan ideide inovatif. Seiring dengan semangat Dies Natalis ke-61 Duta Wacana, acara ini juga mencerminkan komitmen bersama untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan kelestarian lingkungan. Dengan memilih
sepeda sebagai sarana transportasi, peserta turut berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan hidup,” tuturnya. Dalam sambutannya, Dr.-Ing. Wiyatiningsih selaku Rektor UKDW mengatakan bahwa kegiatan ini juga diselenggarakan dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-61 Duta Wacana, sehingga UKDW berkesempatan menjadi tuan rumah. Wiyatininsih menyampaikan terima kasih kepada segenap pihak yang telah mendukung terlaksananya acara tersebut sehingga dapat berjalan dengan lancar dan meriah. Sementara itu, Prof. dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec. selaku Ketua Paguyuban Gowes menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah mendukung acara Gowes APTISI tersebut. Menurut beliau, kegiatan ini dilaksanakan untuk menjalin kebersamaan dan keakraban serta bersilaturahmi di kalangan Jogjaversitas. Edy menyampaikan harapannya supaya kegiatan ini dapat terus berlangsung di tahun-tahun selanjutnya dan semakin meriah. Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. sebagai Ketua Aptisi V turut menyampaikan sambutan dan apresiasi kepada UKDW yang berkenan menjadi tuan rumah pelaksanaan kegiatan Gowes. “Ini adalah ikhtiar kita, LLDIKTI dan APTISI untuk membuat acara yang sangat ‘Jogjawi’,” imbuhnya. Beliau menyampaikan harapannya supaya UKDW menjadi universitas kelas dunia dan kegiatan seperti ini bisa mengakrabkan seluruh pengurus dan pejabat Perguruan Tinggi Swasta di DIY.
foto:dok./Panitia
foto:dok./Panitia
Street Harmony#2, Kolaborasi Pemkot Yogyakarta, UKDW, & GKJ Gondokusuman
P
emerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata kembali berkolaborasi dengan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta dalam acara Wisata Belanja dan Kuliner Street Harmony #2 yang digelar pada hari Jumat-Sabtu, 3-4 November 2023 di sepanjang Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo. Tahun ini, Pemkot Yogyakarta juga menggandeng GKJ Gondokusuman untuk meningkatkan geliat pariwisata di Kota Yogyakarta. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari rangkaian acara Dies Natalis ke-61 Duta Wacana dan HUT ke-110 GKJ Gondokusuman.
foto:dok./Panitia
Mengangkat tema “Ragam Budaya Nusantara” acara yang diadakan selama 2 hari ini menampilkan berbagai potensi yang dimiliki Kemantren (Kecamatan) Gondokusuman mulai dari seni hingga produk usaha mikro kecil menengah (UMKM). Wisata Belanja dan Kuliner Street Harmony#2 dimeriahkan dengan parade tarian budaya dari Unit Kegiatan Kebudayaan UKDW, fashion show dengan busana adat yang diperagakan oleh para mahasiswa UKDW, dekorasi 11 rumah budaya yang dibuat oleh para mahasiswa UKDW, pertunjukan barongsai, magic on the street, dan sajian musik yang menghibur.
foto:dok./Panitia
Dalam sambutannya, Dr.-Ing. Wiyatingsih, S.T., M.T. selaku Rektor UKDW menyampaikan ucapan terima kasih kepada Unit Kegiatan Kebudayaan di UKDW yang telah memeriahkan acara Wisata Belanja dan Kuliner Street Harmony#2. “Kegiatan ini merupakan pesta rakyat yang diisi dengan wisata belanja dan kuliner dari Dinas Pariwisata, serta ragam budaya nusantara yang diwakili oleh UKDW dan GKJ Gondokusuman. Tahun depan, rencananya even ini akan diperbesar dengan menggandeng SMA BOPKRI 1,SMA BOPKRI 2, Balai Yasa, dan Galeria Mall sehingga manfaatnya akan lebih dirasakan oleh masyarakat
foto:dok./Panitia
luas,” tuturnya. Dr.-Ing. Wiyatingsih, S.T., M.T. menambahkan momen ini juga merupakan wujud kebahagiaan UKDW yang baru saja merayakan Dies Natalis ke-61 dimana UKDW sudah mencapai usia yang cukup matang untuk semakin berkembang. “Mohon doa restu sehingga kedepannya UKDW tetap bisa menghasilkan karya-karya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keberlangsungan lingkungan sekitar kita. Harapannya kolaborasi ini dapat terus berlanjut sehingga bisa lebih harmonis,” imbuhnya. (mpk)
foto:dok./Panitia
Program Studi
5
VOL.17/ DES 2023
FAD UKDW Jalin Kerja Sama dengan ISBI Tanah Papua
F
akultas Arsitektur dan Desain (FAD) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta resmi menjalin kerja sama dengan Jurusan Seni Rupa dan Desain Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua pada hari Rabu, 1 November 2023. Perjanjian Kerja Sama ditandatangani langsung oleh Dr. Imelda Irmawati Damanik, S.T., M.A.(UD) selaku Dekan FAD UKDW dan Bayu Aji Suseno, M.Sn. selaku Ketua Jurusan Seni Rupa dan Desain ISBI Tanah Papua. Turut hadir dalam acara tersebut Putri Prabu Utami, M.S. (Dosen Prodi Kriya Seni ISBI Tanah Papua), Dr.-Ing. Ir. Winarna, M.A. (Wakil Dekan I FAD dan Kaprodi S2 Arsitektur UKDW), Winta Tridhatu Satwikasanti, S.Ds., M.Sc., Ph.D. (Kaprodi Desain Produk UKDW), Linda Octavia, S.T., M.T. (Kaprodi S1 Arsitektur UKDW), Christian Nindyaputra Octarino, S.T., M.Sc. (Wakil Dekan II FAD UKDW), Adimas
foto:dok./Panitia
Kristiadi, S.T., M.Sc. (Wakil Dekan III FAD UKDW), dan para dosen Prodi Desain Produk UKDW. Dalam sambutannya Dr. Imelda Irmawati Damanik, S.T., M.A.(UD) mengatakan jika kolaborasi ini sangat diperlukan karena tantangan di dunia pendidikan makin terasa dimana pelaksanaan tri dharma dituntut untuk tidak lagi monodisiplin tetapi harus
multidisiplin. “Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya dalam bidang penelitian maupun publikasi saja, harapannya bisa sampai pada HAKI dan paten,” terangnya. Sementara itu, Winta Tridhatu Satwikasanti, S.Ds., M.Sc., Ph.D. mengungkapkan Prodi Desain Produk UKDW memiliki visi untuk menghasilkan generasi profesional mandiri di bidang desain produk dalam rangka
mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan berdasarkan keadilan, kesetaraan, dan kasih. “Untuk skema kurikulum pembelajaran dibagi menjadi empat tahapan yaitu design foundation, design exploration, design thinking, dan design methods. Terkait profil lulusan, kami petakan menjadi empat yakni design entrepreneur, product designer, craft designer, dan design researcher,” tambahnya. Sedangkan Bayu Aji Suseno, M.Sn. menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan oleh FAD UKDW atas kerja sama yang telah terjalin. Ia juga menyampaikan jika sebelumnya telah bekerja sama dengan Winta Adhitia Guspara, S.T., M.Sn., salah dosen Desain Produk UKDW, dalam hal penelitian bersama terkait pembuatan produk dari kulit kayu. (mpk)
Arsitektur UKDW Menjadi Tuan Rumah Bedah Buku “RUCIGA”
D
alam menghadapi era semakin sempitnya lahan untuk mendirikan hunian dan meningkatnya kebutuhan pangan, Roadshow dan Bedah Buku RUCIGA (Rumah Kecil tapi Lega) menjadi perbincangan hangat di kota-kota besar di Indonesia. Acara ini mengangkat isu desain rumah di lahan terbatas dengan mengangkat isu ketahanan pangan. Para kontributor dalam buku RUCIGA berusaha menjawab tantangan masa depan di mana lahan semakin sempit dan isu ketahanan pangan semakin mendesak melalui desain yang mereka buat. Program Studi Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta mendapatkan kesempatan yang menggembirakan untuk menjadi salah satu tuan rumah dari roadshow buku ini. Acara berlangsung pada hari Sabtu, 18 November 2023 yang lalu di Ruang Seminar Pdt. Tasdik, Lantai 3, Gedung Hagios UKDW. Pada kesempatan yang langka ini, para mahasiswa hadir untuk mendengarkan langsung pembedahan buku ini oleh Ar. Padmana Grady Prabasmara, S.T., M.Sc., IAI, seorang arsitek dan dosen arsitektur dari Universitas Widya Mataram Yogyakarta dengan dipandu oleh Irwin Panjaitan, S.T., M.T., IAI. selaku dosen Prodi Arsitektur UKDW. Ketua Program Studi Arsitektur, Ar. Linda Octavia, S.T. M.T., IAI. membuka acara dengan sambutan yang menyoroti pentingnya membahas desain rumah di lahan terbatas sebagai respons terhadap perubahan sosial dan lingkungan. Acara ini menjadi peluang bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan mereka dalam menghadapi perubahan mendatang. Konseptor dan penulis buku RUCIGA, Ar. Andy Rahman, S.T. dan Anas Hidayat, S.T., M.T. juga turut hadir dalam acara ini. Mereka membawa visi dan ide di balik buku yang telah mencuri perhatian banyak orang. Representatif dari Viridi Indonesia juga ikut meramaikan diskusi ini.
foto:dok./Panitia
foto:dok./Panitia
Salah satu kontributor buku RUCIGA, Muhammad Nico Arinda mempresentasikan karyanya yang berjudul "Omah Acala." Roadshow dan Bedah Buku RUCIGA di Yogyakarta tidak hanya sekadar presentasi buku, tetapi juga menjadi wadah berbagi gagasan, pemikiran, dan solusi untuk menghadapi masa depan yang semakin kompleks. Acara ini memberikan gambaran jelas bahwa desain rumah di lahan terbatas bukan hanya kebutuhan, tetapi juga sebuah inovasi untuk menjawab tantangan zaman yang terus berkembang. Acara ini berhasil menciptakan suasana diskusi yang interaktif, memberikan pemahaman mendalam tentang desain rumah di tengah keterbatasan lahan, dan menggali ide-ide inovatif untuk masa depan. Roadshow & Bedah Buku RUCIGA di Yogyakarta menjadi langkah awal dalam menyebarkan ide-ide positif terkait desain rumah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. (FAD/HJP)
Mahasiswa Arsitektur UKDW Membangun Instalasi Shelter Pada Event Archifarming Hut 44 Ikatan Arsitek Indonesia Jawa Timur
I
katan Arsitek Indonesia Jawa Timur (IAI Jatim) merayakan momentum ulang tahunnya yang ke-44 dengan penuh kegembiraan melalui serangkaian acara istimewa, termasuk ARCHIFARMING. Event ini menjadi platform prestisius bagi pameran instalasi bambu yang memukau yang meramaikan hamparan sawah Desa Kartoharjo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi. Sebanyak lebih dari 15 institusi pendidikan dari berbagai provinsi ikut serta, mulai dari DI Yogyakarta, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur, serta beberapa biro arsitektur ternama, ikut memeriahkan acara ini. Tim Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta pada acara ARCHIFARMING ini diwakili oleh 12 mahasiswa dari Program Studi Arsitektur diantaranya Adi Putra P Pala, Helena Monica Sugiharto Tanujaya, Hironimus Vegi S.Subarno, Imanuel Marcellino Jusuf Muabuay, Klaudius Rangga, Lorens Aser Sulo, Maryo Ruben Babys, Michael Rendy G, Nevio F B G Maia, Richard Anderson Pesudo, Rinno Ferdhian, dan Yosef Haryo Sotyo Wiwoho. Tim Mahasiswa Arsitektur UKDW telah mengukir jejak gemilang dalam berkontribusi pada event ini. Keduabelas mahasiswa tersebut berasal dari peserta mata kuliah Tektonika Arsitektur dan Studio Tematik Lokal, yang diampu oleh Kaprodi Arsitektur, Ar. Linda Octavia, S.T., M.T., IAI. Mereka juga mendapatkan supervisi dari supervisor lapangan yaitu, Hadi Jaya Putra, S.Ars., M.Ars., dan Wahyu Aji Pamungkas. Proses kreatifitas mahasiswa dalam pembuatan instalasi terbilang luar biasa, dikarenakan mereka terlibat secara langsung mulai dari perancangan konsep, finalisasi desain, hingga pembangunan instalasi. Dengan semangat yang berkobar-kobar, mereka bahu-membahu bekerja dari pagi hingga malam selama tiga hari dua malam untuk mendirikan instalasi bambu ini. Semua itu dilakukan demi sebuah karya yang tak hanya layak untuk dipamerkan, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh para petani di Ngawi. Tema besar yang diusung oleh Tim UKDW dalam instalasi bambu adalah "Memori Tentang Burung." Tema ini dipilih atas pertimbangan lokasi pembangunan instalasi, yang mana terletak pada hamparan sawah. Harapannya adalah instalasi bambu ini mampu memberikan nuansa memori burung yang elegan, melintasi langit dan menyulap lanskap sawah saat senja. Selain keindahan visual, tema ini juga menciptakan pesan mendalam tentang pentingnya harmoni antara alam, manusia, dan sesama. Bentuk instalasi bambu yang dihasilkan adalah sebuah tempat bernaung, menyerupai dua sayap kecil yang sedang mengepak. Simbolisasi ini menggambarkan keindahan alam sekaligus ketangguhan dalam menghadapi tantangan hidup. Konstruksi utama tempat bernaung menggunakan bambu lokal dengan tampah/tempeh sebagai pengisi bidang, menjadi bukti nyata keterlibatan perajin lokal dalam menghasilkan karya organik di tengah maraknya produksi serupa yang menggunakan bahan non-organik. Selepas berhasil menghadirkan mahakarya instalasi bambu di hamparan sawah Desa Kartoharjo, Tim Arsitektur dari UKDW melangkah lebih jauh dengan menyajikan presentasi
foto:dok./Pribadi
foto:dok./Pribadi
foto:dok./Pribadi
karya mereka pada Sabtu, 11 November 2023. Puncak kreatifitas mereka dipresentasikan di Benteng Van Den Bosch, Ngawi. Momen ini menjadi penting dikarenakan mereka mampu untuk memaparkan dan menjelaskan konsep yang diusung, detail, dan material apa saja yang telah mereka gunakan. Dengan kesuksesan presentasi ini, Tim Arsitektur UKDW tidak hanya mengukir prestasi
gemilang dalam dunia arsitektur lokal, tetapi juga meninggalkan jejak inspiratif yang akan terus menggema dalam ingatan masyarakat Ngawi. Mahakarya ini tidak sekadar menjadi pemandangan indah, melainkan juga simbol kolaborasi, keindahan, dan keberlanjutan yang melibatkan semua elemen masyarakat, serta alam. (HJP)
Program Studi Universitaria
6
VOL.17/ DES 2023
Antara “Whatness” dan “Whoness”: Pangkal Konflik Manusia di Era Digital
E
ra digital adalah era ketika masyarakat telah menjadi komunitas yang terkoneksi melalui internet serta berbagi nilai dan pemahaman yang sama tentang dunianya. Para anggota komunitas ini berkomunikasi tentang apa saja melalui media sosial yang tersedia, dari nasihat medis sampai mencari jodoh, atau bermain bersama dalam sebuah game. Kumpulan individu yang berinteraksi ini awalnya masih didukung atau dimediasi sebagian oleh teknologi dan dipandu oleh beberapa protokol atau norma. Akhir-akhir ini, interaksi itu bahkan sudah bisa terjadi seluruhnya. Saat ini sudah banyak jenis pekerjaan yang dilakukan secara daring dan orang-orangnya tidak pernah saling bertemu. Penelitian-penelitian mengenai komunitas digital juga sudah banyak dihasilkan. Termasuk penelitian tentang bagaimana memotivasi orang untuk dapat berpartisipasi secara daring. Prof. Dr. Fransisco Budi Hardiman, S.S., M.A. dari Fakultas Liberal Arts (FLA) Universitas Pelita Harapan (UPH) adalah salah seorang intelektual Indonesia yang memiliki perhatian tentang kehidupan masyarakat modern di era digital ini. Salah satu bukunya yang berjudul ‘Aku Klik Maka
Aku Ada’ (Kanisius, 2021) membahas dampak teknologi digital dan internet dalam hal interaksi serta komunikasi pada kehidupan masyarakat saat ini. Hal-hal terkait perubahan identitas individu dalam hubungan sosial budaya akibat perkembangan teknologi juga dibahas termasuk tantangan etisnya. Dalam pertemuan dengan Prof. Dr. Fransisco Budi Hardiman, S.S., M.A. di Kampus UPH pada tanggal 25 Oktober 2023 yang lalu, kami para pengajar di Prodi Studi Humanitas berkesempatan menggali ilmu dan mendiskusikan perkara-perkara kehidupan masyarakat digital dan tantangannya. Dalam diskusi itu, disinggung oleh Prof. Hardiman tentang pemikiran Merleau Ponty bahwa tubuh merupakan ‘situs’ untuk mengetahui dunia dan tubuh fisiklah yang menjadi bagian penting untuk membentuk diri subjektif. Hal ini menjadi pemikiran yang penting, karena dunia digital yang semakin berkembang ini telah kehilangan joy of space, yaitu hilangnya keberakaran manusia pada tubuh atau ruang fisik. Atau dengan kata lain, manusia kehilangan pengalaman korporeal yang menyebabkan keterlibatan ragawi pun tidak terwujud. Artificial intelligence memang menginten-
sifkan otak manusia, namun sebagai entitas yang memiliki intelegensi, maka AI dapat menjadi otonom juga yang mampu membuat keputusan untuk manusia. Mengutip pendapat Niklas Luhmann, Prof. Hardiman menambahkan bahwa dalam era digital, manusia sebagai subjek pun sudah hilang. Ego atau aku hanyalah posisi dalam komunikasi, tidak ada substansialitas dalam diri. Terjadilah konflik antara “whatness” dan “whoness”. Jadi, mana yang mau diutamakan, kemajuan AI atau kemanusiaan? Maka, pertanyaan selanjutnya dari Prof. Hardiman adalah, ”Di mana posisi UKDW dalam konflik itu?” Jawaban pertanyaan itu akan menentukan arah UKDW di masa depan sebagai universitas Kristen. Akan halnya Prodi Studi Humanitas yang keberadaannya memang hendak mengajak mahasiswanya menyikapi dunia digital secara lebih arif, hal ini adalah tantangan dalam hal pengembangan kurikulum, yaitu antara mendengarkan suara hati (idealis, “whoness”) atau suara digital (realis, “whatness”) yang didukung oleh pasar dan lembaga survei. Menutup diskusinya dengan kami, Prof. Hardiman memberikan usulan untuk secara setia, memberlakukan fase-fase metodologis
foto:dok./Google
dalam proses pembelajaran, melalui lingkaran observasi-refleksi-konseptualisasi demi melatih berpikir kritis pada diri mahasiswanya. Tentu saja, hal ini wajib dilatihkan pada semua program studi yang ada di UKDW dalam rangka memilih posisi “whoness” sebagai wujud pelaksanaan nilainilai kedutawacanaan. (Tim PSH-UKDW)
Kolaborasi Informatika UKDW dengan IAIS dalam RoboPark: “Say Hi to AutoBots”
R
oboPark merupakan wahana kegiatan riset, inovasi, serta pembelajaran Robotika dan AI yang bertujuan menghasilkan produk inovatif sekaligus inovator unggul dan berdaya saing di bidang produk robotika dan AI. Pameran robot ini menggabungkan berbagai penggiat robotik yang ada di Asia dan mengeksplorasi kerja keras serta kreativitas para inventor dalam menciptakan robot. Kegiatan ini berupaya me ng g ambarkan bag aimana robotika berperan dalam menghubungkan manusia dengan dunia robotika serta menghadirkan inovasi kepada masyarakat. Gloria Virginia, S.Kom., MAI., Ph.D. selaku Wakil Dekan II Fakultas Teknologi Informasi menyebutkan acara Exhibition & Workshop: ROBOPARK – Say Hi to Autobots merupakan rangkaian dari acara Informatics Anniversary Awards yang digelar dalam rangka Dies Natalis ke-37 Program Studi Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta.
foto:dok./Pribadi
foto:dok./Pribadi
Kegiatan yang digelar pada tanggal 24-26 November 2023 di Sleman City Hall ini juga merupakan hasil kolaborasi antara Prodi Informatika UKDW dengan Indonesia Artificial Intelligence Society (IAIS). Robopark biasanya diadakan di Jakarta, namun kali ini digelar di Yogyakarta dengan serangkaian acara seperti ekshibisi, seminar, talkshow, dan hands-on workshop terkait robotika berbasis artificial intelligence (AI). Ada lebih dari 10 robot yang ditampilkan dan bisa berinteraksi dengan manusia seperti restaurant robot, dancing robot, auto car, robot catur, juga robot DIY (Do It Yourself) bagi anak-anak usia sekolah. Selain robot yang profesional, terdapat ekshibisi dari komunitas robot di Jogja yang dapat diikuti lewat kegiatan field trip dari sekolahsekolah (SD, SMP, SMA) ke pameran tersebut. Harapannya autonomous robot dikenal oleh sebanyak mungkin generasi muda, khususnya di Kota Pelajar ini.
Dengan demikian, kegiatan ini merupakan satu kontribusi nyata dari Prodi Informatika UKDW & IAIS dalam rangka pemenuhan target 9 juta talenta digital pada tahun 2030 di Indonesia. Workshop dipandu oleh Dr.(cand) Yohanes Kurnia, S.T., M.M.S.I. (CEO PT. SARI Teknologi) bersama timnya yakni pakar robotik dari Korea (Robotis & On the Live). Sedangkan talkshow dengan topik “Humanoid; How Far Away is It?” dibawakan oleh Sonny Hastomo, S.Kom. (Founder 3Dolphins.ai) dan Dr.(cand) Yohanes Kurnia, S.T., M.M.S.I. Pada kesempatan tersebut, para narasumber mempresentasikan robot berbasis AI dan berinteraksi dengan peserta, serta memberi kesempatan kepada peserta untuk menggali informasi melalui sesi tanya jawab. Selain itu juga diadakan launching restaurant robot yang m e n g u a s a i 20 0 j e n i s m a s a ka n s e rt a perlombaan melawan robot catur yang sampai saat ini belum terkalahkan.
Tim Taekwondo UKDW Kumpulkan Medali dalam Walikota Cup X
foto:dok./Pribadi
foto:dok./Pribadi
L
ima mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo UKDW
menorehkan prestasi dalam ajang Kejuaraan Nasional Taekwondo Wali Kota Cup X yang diselenggarakan di Gedung Olah Raga (GOR) Amongrogo Yogyakarta pada tanggal 18-19 November 2023. Kelima mahasiswa tersebut meraih 2 medali emas, 1 medali perunggu, dan 2 medali perak.
Para peraih medali tersebut adalah David Hasudungan Panjaitan (Prodi Filsafat Keilahian) di kelas Kyourugi Senior U80Kg Putra dan Valentina Rosa Rahawarin (Prodi Sistem Informasi) di kelas Kyourugi U57kg yang berhasil mendapatkan medali emas. Dua medali perak diraih oleh Valentino Tigor
Purba (Prodi Arsitektur) di kelas Kyorugi U74kg senior putra serta Steven Michael Arbyanto di kelas Poomsae Senior Putra. Sedangkan Justin Beltzasar Alfin Reza (Prodi Managemen) di kelas Kyourugi U54kg Senior Putra mendapatkan medali perunggu. Steven Michael Arbyanto selaku Ketua Pelaksana UKM Taekwondo UKDW mengatakan bahwa Kejuaraan Nasional Taekwondo Wali Kota Cup X merupakan kegiatan nasional dengan grade C yang diikuti oleh ribuan atlet dari DIY, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur. “Saya merasa sangat bangga ketika tim taekwondo UKDW tak pernah lelah berlatih dan mempersiapkan diri secara matang. Kiranya hal ini juga dapat menaikkan jumlah prestasi di UKDW,” tutur Steven. Tim taekwondo UKDW memiliki semangat yang tinggi dalam menghadapi kejuaraan-kejuaraan mendatang. Selain itu tim taekwondo UDKW juga sedang dalam proses pembentukan tim profesional yang nantinya menjadi tim inti untuk berangkat dalam berbagai ajang kejuaraan yang lebih bergengsi. [F.Teo/SMA]
VOL.17/ DES 2023
Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Mulan: Movie Review
Foto: Pinterest
Changing Identity Mulan is a woman who wants to replace her father to go to war. Because her father was old, he could not go to war, and Mulan took over her father's responsibilities. Still, on the other hand, it was not justified for women to go to war because women were considered weak. However, it did not discourage Mulan. With her courage, Mulan finally went quietly without her family knowing and changed her identity to a man, Huo Jun, so that she could be accepted into the army. Loss of self-confidence because of Mulan's hidden identity After Mulan attended training for some time, she was troubled about her hidden identity - a woman who fought to replace her father. In this training, the commander taught three values as a military and a true man to achieve victory: loyalty, bravery, and honesty. The last value, honesty, made
Mulan doubt herself because, from the start, she had lied by hiding her identity. Mulan versus Family and Societal Norms Mulan's father was worried and angry when Mulan left the house and took part in the war training that her father should have participated because there were no males in the Huo family. Mulan's departure made her father realize his mistake of being late in teaching her about her position as a woman. But on the other hand, Mulan did this because, according to her, it was her responsibility as the first child even though she was born as a girl. Societal norms in this film describe that a woman should do housework and get married, so Mulan's parents arranged her marriage, but this failed because Mulan did not fit the set criteria. Then came the order for the Huo clan to go to war. In Mulan's family, there were no men other than her
father, but Mulan did not want her father to go to war with his condition as he was old and walked with the help of a cane. In the end, Mulan went to war to replace her father. Of course, her father and society's norm at that time would have opposed her action. In the war between Mulan and the enemy troops, namely the Rouran Khan troops, Mulan must experience hefty training where everyday she has to join her male friends to practice against each other to improve their abilities, and Mulan feels uncomfortable because she hides her identity until war comes. The Message of this Film This film conveys to the public that responsibility, loyalty, courage, and honesty in doing things are not limited by gender. Mulan's reason for joining the war was that she wanted to protect the good name of the Huo family, and at that time, Mulan also noticed her father's circumstances, which
made it impossible for him to join the war. She decided to fight the enemy even though her family and society opposed the decision. Mulan's courage in facing all obstacles and dangers from the enemy that almost took her life gives a new perspective to the audience that giving it all in your endeavor will bring success not only for men but also for women because success does not look at gender. Comments about the Film Mulan is an exciting movie, especially for those who like the action genre. It teaches about courage, loyalty, and honesty, which can be found in everyday life. Every scene in it clearly delivers the morals and values for life. Besides, the English language used in the movie is broadly understandable and can be interpreted easily. In my opinion, this movie has achieved its success because it can make the audience to immerse in the roles and scenes. [LAP]
Global Englishes, World Englishes, English as Lingua Franca, and English as International Language
T
he English language has grown and expanded so quickly over time. There are still many people who do not fully understand what Global Englishes is, despite the fact that many nations have adopted it to help their younger generations learn English. This article attempts to make people more aware of the concepts of global English, world English, English as Lingua Fanca, and English as an international language. This perspective opens up entirely new possibilities for how the majority of English teachers around the world can perceive and define themselves: they can be competent and authoritative users of ELF rather than nonnative speakers and ongoing, errorprone learners of the English native language. ELF is thought of and accepted as a unique manifestation of English that is unrelated to its native speakers. International English can be used locally, among speakers of various cultures and languages within a single nation, as well as worldwide, among speakers of various nations. In World Englishes, both native English speakers and bilingual English users use international English for intercultural communication. Times have brought changes to the spread of English in the world, and this can be seen from the increasing number of
English speakers in the world. The spread of English brings changes in international business and especially in the world of international education. Currently, the number of native English speakers is far below the number of non-English speakers. The Global English paradigm increases awareness of the diversity of English dialects, speakers, and applications across the world. Global English broadens the outlook on this subject to cover numerous peripheral concerns relating to English, such as globalization, linguistics expansion, e d u c at ion, and l ang u ag e p ol ic y and planning. The idea of global English also equips English educators with the knowledge necessary to respect all pupils' native tongues while also understanding the debates surrounding Standard English as a prestige dialect. There have been various attempts to categorize the stages of the English language's spread, and one that is frequently mentioned in World Englishes. The Englishspeaking world was divided into three concentric circles in 1982, with the inner, outer, and expanding circles being the most significant in global history (Kachru's, 1985 in Galloway et.al, 2020). With his concentric circles of Global Englishes, Kachru clarified these three circles, the nations represented
by the inner circle—the United Kingdom, the United States, Canada, Ireland, New Zealand, and Australia—consider English to be their mother tongue (where English is a native language). Moving outward, the outer circle includes nations like Bangladesh, Ghana, India, Malaysia, Nigeria, Pakistan, the Philippines, Singapore, Sri Lanka, Tanzania, Zambia, and other Caribbean nations that use English as their official language. The last circle is the Expanding circle, where English is studied as a "foreign" language and has no formal function, like in China, Egypt, Indonesia, Israel, Japan, Korea, Nepal, Saudi Arabia, Taiwan, Russia, and Zimbabwe. A change in how English is taught and acquired appears to be necessary given the current situation of English as a Lingua Franca (ELF) utilized in communication with nonnative English speakers. Based on Jenkins (2015), the term "English as a Lingua Franca" (ELF) refers to the growing tendency for English speakers from countries like Brazil, China, and mainland Europe to use English more often as a contact language rather than native English speakers (the EFL situation). Seidlhofer (2011) and Ferguson (2012) stated that it is necessary to redefine English as a resource that bilingual users adopt on their own terms and modify to their
own goals considering the growth of English as a global lingua franca, here defined as the use of English among speakers of various first languages. Based on Takatsuka (2008), ELF stands out because it is typically used as a "contact language" amongst people who do not have a shared native tongue or culture. If ELF is thought of and accepted as a unique manifestation of English that is unrelated to its native speakers, this viewpoint opens completely new options for how the majority of English teachers around the world can perceive and define themselves: they can be competent and authoritative users of ELF rather than nonnative speakers and continual, error-prone learners of English native language. English is used as an international language in both a global sense for communication between nations and in a local sense as a language of greater communication within multilingual societies. In conclusion, both native English speakers and bilingual English users use international English for intercultural communication and International English can be used both locally, among speakers of many cultures and languages within a single nation, and globally, among speakers of several nations. [TNR]
7
Wisuda
8
VOL.17/ DES 2023
a n a j r a s a c s a P & a Wisuda Sarjan Periode 2 Desember 2023 daftar wisudawan terbaik strata 1 PRODI FILSAFAT KEILAHIAN
IPK
FELLIEX YULIO MURLYANTARA, S.Fil.
GABRIELA BRISSA PITALOKA, S.Kom.
3.75
PETRA GUSTI PARIKESIT, S.Ked.
PRODI MANAJEMEN
CHARLA FRILICHIA ALIK NAPOH, S.Ak.
3.71
ELIZABETH JUNITA CAHYANI RAHANINGTYAS, S.Si.
MICHEAL OKTOBERO, S.Ars.
3.55
PRODI DESAIN PRODUK
RITA, S.Pd.
3.84
PRODI INFORMATIKA
DEFRIKA RUFIKASARI, M.Fil.
3.97
AGUS WIJAYA, M.M.
Prodi Filsafat Keilahian Prodi Teologi teologi (AKADEMIK) PROGRAM DOKTOR
BAPTISTA SABDA BUNA
S.Fil.
KEVIN JONATHAN DARMAWAN
S.Fil.
DWI YULIANTO
S.Fil.
EMMANUELA ANGELA PUTRI SURYANDARI
S.Fil.
LOUISE FEBINA BR SINUKABAN
S.Fil.
ANTHON RONAN VIESHA
S.Fil.
BRIYAN PRATAMA AGUSTINUS UR
S.M.
AJI DARMA RAHARJA
S.Fil.
NORMANDO MAMBRASAR
S.M.
AGUNG DWI SETIYAWAN
S.Fil.
MARIA ANDRIANI HELSEN LIKO
S.M.
MISI KURNIA ALAM
S.Fil.
ANDREAS DEONNY CHRISTOPER
S.M.
MULIA NOVANTO MANURUNG
S.Fil.
MARION HEUMASSE
S.M.
JOHANNES SURYO SINDHU PUTRO
S.Fil.
KEVIN ESA YANI
S.M.
SETYOKO ALEXANDER TOMBOKAN
S.Fil.
MICHAEL APRILIANO KAIRUPAN
S.M.
THEOHARIS CHRISTOPER LOKOLLO
S.Fil.
GIGIS GREGORIUS
S.M.
MILLANO TULUS CHRISTIAN SITOMPUL
S.Fil.
SAMUEL KIRIHIO
S.M.
ANUGERAH ABDIELA SIRITUKA
S.Fil.
ATRIA ADVENT DEWANTARA
S.M.
S.Fil.
AGNES DATU
S.M.
S.Fil.
GITA MARETLIN ANIS MALISAN
S.M.
S.Fil.
ANASTA GLORIA MATARI
S.M.
S.Fil.
DEOVANTO ADITIYA WIJAYA
S.M.
JEREMIA PERANGIN ANGIN
S.M.
KURNIANTO SURYA PUTRA
S.M.
M. NOVENDA DEO GRATIAS
S.M.
INDRIANI PAYUNGALLO
S.M.
JUAN LOLO TANGDILIAN
S.M.
GREGORIUS GUNAWAN WARGONO
S.M.
EVA ROSALIA
S.M.
BRILIAN PRADITO
S.M.
EDO ADIN NUGRAHA TAMBUNAN
S.M.
MARCELLA FERISKA WOUTERS
S.M.
TIA SHINTALIS I.S.NAIBAHO
S.M.
RAPHAEL TIMOTIUS SUY ROBBY RIVALDO NABABAN GILBERT SHILO TANJAYA YUDHA ADI PUTRA KRISTIYAN ARIWIBOWO OKTAVIANI CHRISMELLIA UTOMO VICTOR ALEXANDER WIBOWO
3.92
PRODI MANAJEMEN PROGRAM MAGISTER
LUKAS KURNIAWAN, S.Kom.
CRISTY KIRANA KUSUMASTUTI
3.88
PRODI FILSAFAT KEILAHIAN PROGRAM MAGISTER
KAROLUS WIJAYA, S.Ds.
DAN MARTHIN YOGA SARAGIH
3.82
PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
PRODI ARSITEKTUR
AKTA PUTRI KRIS PRAHAYU
3.83
PRODI BIOLOGI
PRODI AKUNTANSI
YABESTA BARUS
3.93
PRODI KEDOKTERAN
RUTH NATALIA HARTONO, S.M.
KATREN HONESTI M
IPK
PRODI SISTEM INFORMASI
3.77
S.Fil. S.Fil. S.Fil. S.Fil. S.Fil. S.Fil. S.Fil. S.Fil.
JEREMY LODEWYK FRANS PANGEMANAN
S.Fil.
JANE ABIGAIL LORENDI
S.Fil.
HANZ ELKASAVA GIRSANG
S.Fil.
YOSAFAT SATRIAVI YUDISTIRA
S.Fil.
I GEDE WAHYU ADITYA PRATAMA
S.Fil.
LOVELY RERING
S.Fil.
NIKSON SIBURIAN
M.Fil.
DIAN URSULA YENIFER SARAH
M.Fil.
SHEILA MARCELINA
S.Ak.
MEISE KURNIA
S.Ak.
RUTH TRIS KRISTIANTI
S.Ak.
prodi informatika
Dr.
Prodi manajemen pROGRAM MAGISTER
Prodi prodi manajemen
REJIFZI DIFIGRADEZ FINI
M.M.
NIKA ARSITA
M.M.
HENDY WINANTA
M.M.
ELIAS THEOPILUS HELMI OHOITIMUR
M.M.
ANDREAS TRI FEBRIANTORO
M.M.
BETHSHEBA ADELIA HASTANTI
M.M.
Prodi prodi arsitektur
Prodi prodi Desain desain produk
Prodi prodi Akuntansi akuntansi
SANCE BADIANG KULAPE
S.Ak.
BERLINA SAMPE LILING
S.Ak.
Prodi Filsafat Keilahian BALTAZAR MARÇAL DO NASCIMENTO ERNI NOPIA WARDANI PROGRAM MAGISTER MICHA ANGGREINI FIANY PRISKA KASEDU
4.00
S.Ak. S.Ak. S.Ak.
Prodi Arsitektur PROGRAM MAGISTER
prodi sistem informasi
STEFANUS KRISTIANTO
S.Ak.
TIARA RIFKA KALAY
S.Ak.
ERICK SWEDEN BORG
S.Ak.
CHARLES INGAN LIAN
S.Ak.
AGNES BEATRIKS INSORAKI KAFIAR
S.Ak.
ECLESIA MAEGA L. SAMPERURU
S.Ak.
IMANUEL ELANG SANJAYA
S.Pd.
MICHAREL THEO SINUKABAN
S.Ak.
JONATHAN EIKO PRASETYO
S.Pd.
LARASIH AMBARWATI
S.Ak.
SATRIO WILLIAM TIRTAJAYA
S.Pd.
ISAKH BENDRIS OEMATAN
M.Fil.
EM SWARINTHA SINULINGGA
M.Fil.
AHMAD SHALAHUDDIN MANSUR
M.Fil.
CHONG LINDAWATI
M.Fil.
OVE OKTAVIAN PURBA
M.Fil.
DANIEL KRISTANTO GUNAWAN
M.Fil.
ANDHERALVI ISAIAH LONTOH
M.Fil.
THEODORA FILDANIA DHIRU
S.Ak.
YUDHA NUGRAHA MANGUJU
M.Fil.
ANGELIA KRISTI WIJAYA
S.Ak.
LAY LUKAS CHRISTIAN
M.Fil.
GISKA MAHARANI RAMBU MBANA
S.Ak.
HENDRIK SUTIKNO SIBORO
M.Fil.
INDAH CAHYANINGTYAS
S.Ak.
ERIK VARIOUS EGGELIO
M.Fil.
ALDIKS FRANSISKUS A PABUBUNG
S.Ak.
JULIETTA ENGELBERTHA WIRAPUTRI
M.Fil.
OLIVIA GRATIA MUAYA
S.Ak.
RIVALDI ANJAR SAPUTRA
M.Fil.
PUTRI RAHAYU LOVIANTIUS
S.Ak.
OTTRIANA TA'DUNG LOLOALLO
S.Ak.
FLORIANA CAHYANI PUTRI LUNTAR
S.Ak.
Prodi pendidikan Pendidikan bahasa inggris
VOL.17/ DES 2023
Wisuda
prodi kedokteran
9 prodi Biologi biologi
Selamat
&
Sukses!
D
A
DESEMBER 2023
Pusat Pelatihan Bahasa
10
VOL.17/ DES 2023
Filosofi Jepang Yang Patut Ditiru Untuk Hidup Yang Lebih Produktif kita hidup. Dengan menumbuhkan konsep ikigai, kita akan semakin menemukan makna atau tujuan dari kehidupan kita. Hal tersebut akan meningkatkan harapan hidup. Menurut ikigai, tujuan hidup terdiri dari empat eleman, yaitu hal yang kita cintai (passion), hal yang kita lakukan dengan baik (profession), hal yang dibutuhkan oleh dunia (mission), dan hal yang dapat membayar biaya hidup kita (vocation). Dengan menemukan tujuan hidup, hal ini dapat menyalakan api semangat untuk menghadapi hari. 2. Kaizen (改善) Kaizen terdiri atas dua kata, yaitu “kai” berarti “perubahan” dan “zen” berarti “kebaikan”. Kaizen merupakan sebuah praktek yang dilakukan untuk memperbaiki diri dengan tindakan kecil secara bertahap menjadi suatu kebiasaan. Kaizen berfokus pada perbaikan kecil secara terus menerus, lalu dengan perlahan membangun sebuah kebiasaan dan mencapai suatu keberhasilan. Foto: Freepik
S
aat ini, dunia seolah-olah menuntut orang untuk dapat melakukan banyak hal, terutama dalam kehidupan seharihari. Memiliki gaya hidup yang produktif akan sangat bermanfaat, seperti menjaga kesehatan mental, menghilangkan rasa bosan, mengurangi kebiasaan overthinking, menghindari stress, memperoleh banyak kesempatan, dan meningkatkan kualitas diri. Produktivitas merupakan suatu tolok ukur keberhasilan dari pengaturan dan pemanfaat-an sumber daya dengan baik dan optimal. Jadi, gaya hidup produktif adalah suatu gaya hidup yang mengukur perkembangan kualitas diri untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Di sinilah Procrastination (penundaan) dan rasa malas menjadi tantangan yang harus dihadapi. Penduduk Jepang dikenal sebagai sosok pekerja keras dan memiliki sebuah kebiasaan yang membuat kehidupan mereka makin produktif. Salah satu fakta menarik
dari masyarakat Jepang adalah mereka tetap memelihara kebudayaan kuno sampai sekarang, seperti upacara teh, judo dan kendo (seni bela diri), dan ikebana (seni merangkai bunga). Kemampuan masyarakat dalam memelihara dan menggabungkan nilai budaya dengan kehidupan modern saat ini merupakan salah satu faktor mengapa Jepang merupakan negara dengan penduduk yang panjang umur dan bahagia. Selain seni bela diri dan seni merangkai bunga, masyarakat Jepang juga menerapkan berbagai filosofi untuk melawan rasa malas dan penundaan sehingga mampu meningkatkan produktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Berikut merupakan filosofi-filosofi Jepang yang dapat ditiru untuk meningkatkan produktivitas: 1. Ikigai (生き甲斐) Ikigai berasal dari kata “iki” yang berarti “kehidupan” dan “gai” berarti “nilai”. Ketika disatukan, ikigai diartikan sebagai alasan
3. Wabi-Sabi (侘寂) Wabi-Sabi terdiri atas dua kata yang memiliki makna yang sulit dijelaskan. Kata “wabi” berasal dari kata kerja wabu yang berarti “merana” dan kata sifat wabishii untuk menggambarkan rasa sedih dan kesedihan. “Sabi” memiliki arti pergerakan yang alami. Dalam pengertian yang sederhana, wabi-sabi adalah suatu filosofi yang digunakan untuk mencari dan menerima keindahan dibalik ketidaks e mp u rnaan, s e rt a me ne ri ma s i kl u s kehidupan alami. Dalam konsep ini, kita diajarkan untuk menerima ketidaksempurnaan dan kegagalan yang dialami. Dengan melepaskan sifat yang perfeksionis, akan tercipta suatu mindset yang lebih sehat dan berorientasi pada tindakan. 4. Uketamo (受けたもう) Uketamo diartikan sebagai penerimaan total. Filosofi ini didefinisikan sebagai tindakan yang menerima suatu keadaan baik dan buruk dengan rendah hati dan hati yang terbuka. Alih-alih menyalahkan keadaan,
terima dan hadapi segala hal yang terjadi dengan hati yang lapang. Filosofi ini akan membuat hidup kita makin bahagia dan bermakna. 5. Mottainai (勿体無い) Dalam bahasa jepang, Mottainai terbentuk dari dua kata yaitu “mottai” yang berarti kesucian atau suasana penting, dan “nai” yang diartikan sebagai kekurangan. Masyarakat Jepang mengucapkan kata “mottainai” untuk mengungkapkan rasa penyesalan atas perilaku yang boros dan siasia. Biasanya istilah ini digunakan oleh para pencinta alam dalam menjaga lingkungan sekitar. Namun, ternyata istilah ini juga cocok digunakan bagi orang yang memiliki kebiasaan yang boros atau gaya hidup yang konsumtif, suka membuang makanan, bahkan menyia-nyiakan waktu. Menyianyiakan waktu dengan menunda pekerjaan adalah salah satu ciri orang yang kurang produktif. 6. Shin-Gi-Tai (心技体) Shin-gi-tai berfokus pada tiga hal, yaitu hati dan pikiran (Shin), teknik dan kemampuan (Gi), serta tubuh (Tai). Filosofi ini menceritakan tentang keseimbangan dari tiga hal tersebut. Ada sebuah keyakinan bahwa tubuh dan pikiran yang sehat merupakan kunci dari seseorang dalam perkembangan diri yang lebih baik, melalui pengembangan keterampilan mereka. Terkadang, gaya hidup yang produktif membutuhkan kondisi mental yang mampu mengatasi stress, pikiran yang terus terfokus, dan tubuh yang kuat. Oleh karena itu, filosofi ini cocok untuk diterapkan. Itulah filosofi Jepang yang patut ditiru ketika menjalani hidup yang produktif. Filosofi tersebut mengajarkan kita untuk lebih baik, kuat, bijak, dan lebih perhatian terhadap diri sendiri dan orang lain. Jadi, tidak ada slahnya apabila saat ini kita terapkan beberapa filosofi tersebut dan lacak kemajuan kita masing-masing menuju hidup yang produktif dan efisien! [ANPH]
Journaling: Cara Murah dan Mudah Redakan Pening
P
ernahkah anda merasa bahwa ada banyak hal yang harus dilakukan tetapi bingung harus mulai darimana? Atau pernahkah anda merasa marah, kecewa, atau bahkan terlalu bahagia, tetapi sungkan mengungkapkannya secara blakblakan? Bahkan tak jarang kebingungan dan ke-sungkanan ini akhirnya menjadi penyebab kita merasa pening? Jika pertanyaan-pertanyaan ini diajukan kepada saya, saya akan menjawab “YA” dengan mantap. Sebagai orang yang mudah merasa tidak enak dan sering bergumul dengan pikiran sendiri, jujur saya sering merasa pening. Saya memahami bahwa ini adalah sifat yang sudah mendarah daging dan susah dihilangkan dalam sekejap. Saya yakin pula bahwa saya tidak sendirian dalam hal ini. Beberapa dari anda pasti memiliki pengalaman serupa. Tetapi pening ini tidak bisa dibiarkan terus menerus, apalagi hadir dalam intensitas yang tinggi. Tentu hal ini berpotensi buruk bagi kita, salah satunya dapat mengurangi performa psikis dan fisik kita. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meredakan rasa pening ketika kita bergumul dengan pikiran; mulai dari meditasi, konsultasi dengan psikolog, bahkan berwisata. Tetapi, jika waktu dan sarana kita terbatas untuk mengakses cara-cara tersebut, apa alternatif lainnya? Journaling. Ya, journaling, mendokumentasikan apapun yang kita rasa dan piker dalam bentuk tulisan di buku harian. Mengapa journaling bisa meredakan pening? Berikut adalah tiga alasan mengapa journaling bisa membantu meredakan pening. Tetapi sebagai disclaimer, alasanalasan di bawah ini saya tulis berdasarkan pengalaman saya setelah rutin menekuni journaling selama tiga tahun belakangan ini.
Apabila anda juga menekuni journaling, bisa jadi anda memiliki alasan yang berbeda dan saya juga tertarik untuk mendengarnya. 1. Journaling Tidak Menghakimi Salah satu alasan mengapa kita sungkan mengungkapkan perasaan secara blakblakan adalah karena kita takut dinilai buruk oleh orang lain. Journaling adalah sebuah aktivitas yang menghindarkan kita dari perasaan takut untuk dihakimi. Kita bebas menulis apapun yang kita rasakan dan pikirkan. Kita memiliki otoritas penuh untuk mengemukakan pendapat saat melakukan journaling. Setelahnyapun kita bisa berekspresi tanpa merasa takut dan cemas dihakimi, sehingga kita bisa merasa lebih lega dan tenang. Mungkin kita tidak labisa langsung merasakan dampaknya, tetapi secercah perasaan lega dan tenang tersebut membuat kita merasa lebih mudah menjalani hidup dan mengurangi rasa pening. 2. Journaling Membantu Kita Mencari Jalan Seringkali kita memiliki banyak ide, tetapi kita bingung harus mulai melakukan ide yang mana terlebih dahulu. Bahkan kita bingung apakah ide kita ini mempunyai manfaat atau tidak. Journaling bisa membantu kita menguraikan ide-ide yang ada di pikiran kita. Kita bisa menulis pro/kontra atau kelebihan /kekurangan dari ide-ide kita, sehingga akhirnya kita bisa menentukan ide mana yang akan kita lakukan. Dengan kata lain, journaling membantu kita mencari jalan di saat merasa buntu menentukan pilihan. Saya pribadi merasa sangat terbantu dengan manfaat journaling yang satu ini. Sebagai seorang guru, saya memiliki ide-ide aktivitas pembelajaran yang bisa diterapkan di kelas.
Foto: Freepik
Namun sering saya merasa kesulitan untuk menentukan aktivitas mana yang tepat sasaran untuk dilakukan. Bila saya berada di situasi tersebut, saya tuliskan ide apapun yang saya punya bersama dengan kelebihan dan kekurangan-nya. Setelah saya membaca kembali journal saya mengenai ide-ide tersebut, saya bisa menentukan ide aktivitas mana yang perlu diterapkan di kelas dengan lebih mudah. 3. Journaling Bantu Kita Kenali Diri Apabila kita rutin menuliskan perasaan dan pikiran kita di jurnal harian kita, maka apabila kita membacanya, kita bisa merefleksikan setiap fase kehidupan kita. Dengan kata lain, setiap kali kita membaca isi jurnal kita, bisa jadi kita merasa seperti
sedang menonton film tentang kehidupan kita. Kita bisa melihat kembali perjalanan kita di titik terendah kehidupan kita bahkan di saat kita paling merasa bahagia sekalipun. Kita pun juga bisa berefleksi tentang cara kita menghadapi masalah. Manfaat-manfaat seperti inilah yang pada akhirnya bisa membuat kita lebih mengenali diri sendiri. Journaling untuk meredakan pening layak untuk dicoba, supaya kita bisa merasa lega dan tenang dalam menjalani hidup. Apabila anda tertarik untuk mencoba, anda tidak perlu menggunakan buku jurnal yang mahal. Cukup dengan buku tulis dan pena yang nyaman dipakai, anda bisa melakukan journaling untuk pikiran yang lebih bening. Selamat mencoba! (Stella Mere)
Campus Ministry
11
VOL.17/ DES 2023
Keheningan Adventus di Tengah Hiruk Pikuk Malioboro jemaat mengawali permenungan advennya. Dengan tema “Yesus Dasar Harapan dan Impian Kita” yang disampaikan Pdt. Boydo Hutagalung, adven terasa begitu membumihangatkan Gedung Kebaktian di tengah kegelapan Gereja dan hiruk pikuk Malioboro, Yogyakarta. Lagu lagu meditatif “Jesus remember me” menjadi suatu jawaban afirmasi doa, atas permenungan kebenaran firman Tuhan.
Foto: Dok./Pribadi
A
dventus dalam tradisi kekristenan adalah sebuah periode sebelum Masa Natal. Adventus berarti kedatangan. Adven selalu dimulai pada hari minggu terdekat dengan tanggal 30 November (antara tanggal 27 November dan 3 Desember) berlangsung sampai malam Natal 24 Desember. Kekhasan minggu adven ditandai dengan Korona Adven, sebuah karangan lilin yang terdapat 4 lilin di atasnya, yang mana akan dinyalakan setiap minggu adven. Secara Teo-Liturgis, adven dibagi atas dua masa. Minggu pertama dan kedua menantikan kedatangan Yesus Kristus pada zaman akhir (Eklesiologi Mesianik), sedangkan minggu ketiga dan keempat menantikan kedatangan Yesus pada peringatan Hari Raya Natal (Historikal)
Dalam menghayati pekan pekan tersebut, Majelis Jemaat GPIB Marga Mulya Yogyakarta bekerja sama dengan Komunitas Doa dengan Nyanyian Taizé Universitas Kristen Duta Wacana (DNTZ UKDW) untuk melangsungkan penghayatan Adventus dengan pujian Taizé bernuansa Ekumenis. Adventus menjadi satu titik temu antar Gereja Gereja Kristiani (Katolik-Protestan) karena penanggalan masa Adven, sama sama dirayakan oleh Gereja arus utama. Letaknya yang begitu strategis dekat dengan keramaian Jalan Malioboro atau sebrang Istana Presiden Gedung Agung, menjadikan target peserta doa Taizé ini tidak hanya terbatas pada Majelis-Jemaat GPIB Marga Mulya dan pemerhati Taizé UKDW namun juga menjadi daya tarik wisatawan yang melintasi Malioboro. Ditengah hiruk pikuk keramaian tiba-tiba terselip bunyi lonceng yang mendamaikan hati, ya itu menjadi tanda
Bertemu Mama-Mama Majelis Jemaat GMIT Setelah doa berlangsung, diadakan refreshment atau ramah tamah bersama di halaman depan Gereja, di sela-sela menikmati hidangan snack, Castio salah satu peserta bercerita jika ia dihampiri oleh Pdt Roro (Ketua Majelis Jemaat GPIB Marga Mulya). Pdt Roro menginformasikan bahwa ada rombongan dari salah satu jemaat Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) yang sempat mengikuti Doa Taizé Adventus, sebagai sesama warga jemaat GMIT Castio begitu kaget, sonde (dibaca : tidak) menyangka. Lalu Castio menyempatkan waktu untuk bertemu sapa bersama rombongan tersebut, rupanya Mama-Mama cantik ini merupakan kaum Ibu dari MajelisJemaat GMIT Ora Et Labora Oesapa yang sedang mengadakan wisata rohani ke pulau Jawa, dan menyinggahi Kota Yogyakarta dan secara khusus GPIB Marga Mulya Yogyakarta. Sebagai informasi, GPIB merupakan saudara GMIT dalam persekutuan Gereja Protestan Indonesia (GPI) atau jaman dahulu disebut sebagai Indische Kerk. GPIB merupakan sinode yang dimandirikan setelah GMIT, secara sederhana dapat dikatakan sebagai “saudara kandung” dalam persekutuan GPI. Mama-mama cantik ini saling berbagi tentang pengalaman sepanjang mereka mengikuti peziarahan ini, hingga mereka tidak
menyangka, begitu tidak sengajanya mengikuti doa Taizé di GPIB Marga Mulya. Tujuan mereka hanya berkunjung untuk gladi persembahan pujian untuk kebaktian besok, mereka saling bersaksi atas perjumpaan mereka pertama kali dengan cara berdoa dengan Taizé. Keterpukauan mereka akan cara doa yang sederhana dengan diperkaya bantuan simbol-simbol rohani yang mereka tidak pernah jumpai pada kesempatan-kesempatan ibadah sebelumnya dalam kehidupan bergereja. Penutup Bagi orang percaya, kehadiran Ilahi menyingkirkan kekuatan kejahatan. Kehadiran Ilahi adalah suatu pengharapan Adventus, menantikan Kristus sang Mesias pada zaman akhir, Bukanlah utopia, kehadiran Ilahi membuatkan ruang gerak dan keikutsertaan manusia lain. Mengenali kehadiranNya dapat ditemukan melalui perjumpaan, perjumpaan Ekumenis. Yesus itu sudah, sedang, dan akan datang. Kita menantikannya, bukan dengan cara pasif (tidak berbuat apa-apa, acuh tak acuh, masa bodoh). Yesus mengisyaratkan kedatangannya dinantikan dengan sikap waspada, berjaga jaga, dan siap sedia. Itulah adven kita, adven orang beriman Kristiani. Ia datang dalam setiap perjumpaan kita, perkuliahan, pekerjaan bahkan pelayanan Ekumenis ini, Ia datang pada setiap kehendak hati yang siap dan berwaspada, sehingga mampu menjadi berkat bagi yang siap menyambutNya. Selama masa Adven kita diundang melakukan sikap baik, jujur, benar dan adil dengan penuh kasih, bahkan terlebih khusus menerima orang lain dengan penuh persahabatan. Tuhan datanglah, Maranatha! (Fr Castio)
Siraman Rohani: Be Strong in The Lord (Efesus 6:10-17)
W
arga UKDW yang terkasih, di awal tahun 2024 ini kami ingin memulai tahun yang baru dengan ucapan Selamat Tahun Baru 2024. Semoga langkah-langkah kita di tahun 2024 ini diberkati oleh Tuhan. Renungan awal tahun kita kali ini mengangkat tema yang sama dengan tema acara Refleksi Akhir Tahun dan Perayaan Natal keluarga besar UKDW di bulan Desember 2023 yang lalu yaitu ‘Jadilah Kuat di dalam Tuhan’, yang merupakan terjemahan Bahasa Indonesia dari ‘Be Strong in The Lord’. Jika sekilas kita baca, frasa ini seakan klise diucapkan dan menjadi ungkapan yang sepantasnya lumrah disampaikan seorang sahabat kepada sesamanya yang sedang dirundung masalah atau membutuhkan dukungan moral dari orang lain. Namun jika kita membaca bagian surat Efesus ini lebih lanjut, kita temukan rupa-rupa perlengkapan pertahanan yang biasanya dikenakan seseorang guna maju perang dan mempertahankan diri dari serangan lawan. Bagi mereka yang anti perang tentunya ketika membaca kata-kata seperti ikat pinggang, baju zirah, kasut, perisai, ketopong dan pedang, mereka bisa naik pitam dan menganggap surat Efesus ini pro dengan peperangan. Kita tidak perlu dengan cepat menyimpulkan demikian, karena ketika ditelaah lebih dalam, akan kita temukan bahwa sebenarnya apa yang ditulis di surat Efesus merupakan bahasa kiasan yang mengambil perbendaharaan kata dan pengetahuan warga lokal tentang dunia pertahanan yang sejauh itu mereka kenal dan pahami. Mereka juga memahami bahwa selain mengenal peperangan fisik dengan lawan yang kelihatan, mereka juga dipertemukan dengan bentuk peperangan rohani yang lawannya tidak kasat mata. Bagaimana memahami bagian surat Efesus ini di bawah terang sukacita Natal? Narasi Natal yang kita dengar sejauh ini bisa jadi jauh dari hiruk pikuk peperangan. Namun jangan lupa bahwa narasi Natal dalam Injil juga menampilkan tokoh Raja Herodes yang memandang berita kelahiran Kristus sebagai ancaman kekuasaannya dan harus dihadang dengan tangan besi (bdk. Matius 2). Begitu Raja Herodes tahu kalau para orang Majus mengelabui dan memperdayakannya, dia menjadi marah dan
memerintahkan para prajuritnya untuk ‘membunuh semua anak-anak di Bethlehem dan sekitarnya’ (Mat. 2:16). Situasi ini menjadi ‘palungan’ atau konteks di mana Bayi Yesus dilahirkan. Walaupun bukan peperangan antara dua musuh bebuyutan namun Herodes bertindak seakan-akan kelahiran Bayi Kristus menjadi ancaman di masa depan yang harus dihancurkan keberadaannya. Apa yang dilakukan Herodes menjadi salah satu contoh penindasan yang dilakukan oleh seorang penguasa terhadap rakyatnya sendiri yang tidak bersenjata dan tanpa persenjataan perang atau kemampuan untuk melawan balik. Baik umat percaya di Efesus maupun para warga di Bethlehem dan sekitarnya sama-sama berada di bawah tekanan yang membuat hidup mereka terancam hingga titik harus menyelamatkan diri demi mempertahankan nyawa mereka. Maria dan Yusuf membawa Bayi Yesus pergi meninggalkan Bethlehem menuju Mesir. Sedangkan umat percaya di Efesus yang jumlahnya minoritas harus menghadapi tekanan keagamaan masyarakatnya yang percaya kepada dewa-dewa Yunani. Konteks seperti ini membuat intuisi mereka yang menjadi korban penekanan terpicu untuk mempertahankan atau menyelamatkan diri. Dari surat Efesus kita temukan berbagai perlengkapan rohani yang bisa digunakan untuk mempertahankan iman saat menghadapi tekanan dan serangan dari pihak musuh. Terlepas dari pertanyaan siapa melawan siapa, pesan dari Paulus dalam Surat kepada jemaat di Efesus adalah agar di situasi mereka saat itu, mereka dapat menggunakan alat-alat rohani tersebut bukan untuk menyerang, melainkan sebagai sarana bagi umat percaya mempertahankan iman percaya mereka kepada Kristus di tengah dunia/lingkungan yang tidak ramah kepada mereka. Selain itu, di dalam Surat Efesus, kita membaca bahwa satu-satunya senjata yang bisa digunakan menyerang adalah pedang. Namun yang sebenarnya dimaksud sebagai pedang di sini adalah firman Allah itu sendiri, pedang Roh. Pesan moralnya para umat percaya diundang untuk melindungi atau membekali diri dengan kebenaran, iman, perdamaian dan Roh melalui segenap
Foto: Pinterest
perkataan dalam doa. Inilah bentuk pertahanan dan kekuatan mereka guna melindungi iman percaya mereka. Sekecil apapun komunitas umat percaya yang kita ikuti, isi bagian Surat Efesus ini juga mendorong umat percaya untuk secara komunal mempertahankan iman mereka dan melawan kuasa kejahatan sejauh itu mewujud dalam kebatilan dan tirani struktur duniawi yang dihidupi saat ini. Hanya dengan kekuatan dari Allah saja seseorang dapat bersaksi dengan penuh percaya diri bahwa Tuhan yang tinggal di alam surgawi telah memenangkan peperangan rohani ini. Selanjutnya tugas kita sebagai umat-Nya untuk mengusahakan agar ke-raja-an Allah benar-benar bisa hadir di tengah dunia yang kita hidupi saat ini. Ketika kita memakai semua senjatasenjata Allah tadi, kita justru tidak boleh menjadi komunitas yang tertutup dan anti sosial. Justru dengan menggunakan persenjataan rohani tadi kita diundang untuk mengasah kepekaan kita, untuk mendengar jerit tangis sesama, terutama
mereka yang di tengah masyarakat tidak didengarkan suaranya. Setiap umat percaya diundang untuk senantiasa ‘eling lan waspada’ (sadar dan waspada) bahwa kuasa kegelapan dengan cepat dapat beradaptasi dan mereka mencari celah untuk menarik keluar umat percaya dari hidup dalam kasih setia kepada Tuhan. Senjata-senjata Allah ini menguatkan kita untuk dapat mengenali tipu daya si jahat. ‘Be Strong in the Lord’ atau ‘Jadilah Kuat di dalam Tuhan’ mengandaikan sebuah proses, bukan usaha instan yang cepat saji. Inilah pesan Natal bagi kita, mengusahakan lahirnya kedamaian dalam lingkup kita masing-masing, mendorong kita untuk dengan percaya diri menggunakan persenjataan rohani yang akan digunakan bukan untuk menyerang dan merendahkan orang lain namun untuk merawat dan melindungi iman percaya kita dalam doa, olah rasa, kepekaan batin dan segenap tindakan kreatif untk menghadirkan ke-rajaan Allah di muka bumi ini. Amin. (Adham)
Resensi Buku
12
VOL.17/ DES 2023
The Power of Berpikir Positif : Selalu Ada Hikmah dalam Setiap Masalah
The Power of Berpikir Positif ISBN: Publisher: Tebal halaman: Tahun terbit:
by: Nuf i Wibisana
978-623-7210-84-9 Penerbit Psikologi Gender Yogyakarta 194 2019
D
unia adalah tempat segala permasalahan hidup bermunculan. Mengenai karier, keluarga, percintaan, impian serta harapan; tak ada satupun manusia yang benar-benar hidup tanpa masalah. – Nufi Wibisana The Power of Berpikir Positif karya Nufi Wibisana adalah sebuah panduan yang memukau tentang kekuatan berpikir positif dalam menghadapi berbagai aspek kehidupan. Buku ini mengajak pembacanya untuk melihat setiap masalah sebagai peluang dan menemukan hikmah di balik setiap tantangan.
Bertahan dalam Tekanan Dalam buku The Power of Berpikir Positif, Nufi Wibisana membawa pembaca melalui pengalaman pribadinya menghadapi berbagai tantangan, termasuk tekanan penyakit, pengangguran, mencegah utang, dan belajar dari pemutusan hubungan kerja (PHK). Melalui kisah-kisah inspiratif ini, Nufi menggali kekuatan berpikir positif sebagai kunci untuk mengatasi setiap rintangan hidup. Salah satu poin utama yang diangkat dalam buku ini adalah bagaimana Nufi menghadapi tekanan penyakit. Ia menggambarkan perjuangan dan ketahanannya dalam mengatasi kondisi sulit ini. Dengan fokus pada pikiran yang positif, Nufi memaparkan bagaimana sikap mental yang optimis dapat menjadi faktor kunci dalam proses penyembuhan dan pemulihan. Ia memberikan panduan praktis bagi pembaca untuk menemukan kekuatan dalam diri mereka sendiri ketika dihadapkan pada kondisi kesehatan yang menantang. Buku ini juga menyoroti perjalanan Nufi sebagai pengangguran. Ia membahas perasaan ketidakpastian, rasa kehilangan, dan langkah-langkah praktis untuk tetap mempertahankan semangat positif saat menghadapi situasi sulit ini. Melalui pengalaman pribadinya, Nufi merangkul gagasan bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan kesempatan untuk menemukan jalan yang baru. Nufi Wibisana juga memberikan wawasan tentang cara mencegah terlilit
hutang melalui pendekatan berpikir positif. Ia mengajak pembaca untuk mengelola keuangan dengan bijak, memiliki rencana keuangan yang solid, dan menghindari keputusan finansial impulsif. Dengan memberikan contoh dari pengalaman pribadinya, Nufi memperlihatkan bahwa kestabilan keuangan dapat dicapai dengan sikap mental yang positif dan tindakan yang cerdas. Permasalahan Keluarga Selain itu, buku ini juga menyentuh aspek kehidupan keluarga, dengan memberikan wawasan tentang bagaimana berpikir positif dapat memperkuat hubungan keluarga. Nufi Wibisana memberikan contoh nyata dan solusi praktis untuk mengatasi konflik dalam keluarga, mendorong pembaca untuk mengadopsi sikap positif dalam berinteraksi dengan orang-orang terdekat. Salah satu aspek paling menyentuh dalam buku ini adalah pengungkapan Nufi Wibisana tentang pengalaman memiliki putri yang autis. Dengan jujur, penulis mengeksplorasi kesulitan, kegembiraan, dan rasa cinta mendalam terhadap putrinya. Ia menunjukkan kepada pembaca bahwa kehidupan dengan anak berkebutuhan khusus dapat menjadi perjalanan yang penuh makna dan pembelajaran. Melalui cerita-cerita pribadi ini, Nufi menggambarkan kekuatan cinta seorang ayah yang tak terbatas dan mampu melampaui segala rintangan.
Cara Agar Istirahatmu Efektif
K
ita sudah memahami bersama bahwa istirahat bukan hanya soal istirahat fisik. Ada jenis-jenis istirahat lain yang sama pentingnya namun sering kita abaikan. Setelah kita membahas apa saja jenis istirahat yang dibutuhkan, sekarang kita akan membahas bagaimana istirahat yang kita lakukan bisa efektif dan seimbang. Kenapa ini perlu? Tentu kita ingin agar istirahat yang kita lakukan bisa membawa dampak yang positif dan optimal. Jangan sampai kita kebablasan hingga kemudian kita justru kehilangan esensi dari istirahat tersebut. Sekarang, mari kita bahas langkahlangkah apa saja yang kita perlukan. 1. Mengatur waktu yang tepat untuk istirahat. Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk tidur? Berapa lama waktu saya untuk jurnaling setiap harinya? Kapan saya harus berlibur atau mencoba hiking? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini perlu kita tanyakan dan kita jawab untuk
OIA
U
KDW Rector, Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. and Vice-Rector for Human Resources Capacity Development, Promotion, and Networking (Vice-Rector IV) Rev. Wahju S. Wibowo, Ph.D. took part in Chang Jung Christian University (CJCU) Partner School President Forum on 14-15 November 2023 in Tainan, Taiwan. More than 20 universities in Asia attended this forum. In addition, CJCU’s high school partners were also present. The Rector of UKDW was one of the panelists in this event. Rev. Wahju S. Wibowo, Ph.D. stated that the theme of the 2023 CJCU Partner School President Forum is “Flip Here and Now: University as a Creation of Quality Public Space” with an emphasis on sustainability, which represents the university’s values that will be passed on to future generations. “Sustainability is not just a slogan because it is closely related to our everyday
mengefektifkan istirahat-istirahat yang akan kita lakukan. Jawaban tiap orang juga akan berbeda tergantung dengan preferensi dan kondisi masing-masing. Mungkin ada orang yang bisa tidur hingga 8 jam sehari karena tidak terlalu banyak kegiatan, mungkin ada orang yang bisa lebih sering terhubung dengan alam karena dia tinggal di pedesaan, atau mungkin ada orang yang perlu waktu lebih banyak untuk jurnaling dan istirahat kreatif karena pekerjaannya berhubungan dengan penciptaan karya. Intinya, tetapkan berapa alokasi waktu yang kamu butuhkan untuk tiap jenis istirahat, sesuaikan dengan kondisimu sehingga hasilnya bisa maksimal. Mungkin referensi dari orang lain bisa membantu, tapi ingat bahwa kamulah yang paling mengerti dirimu termasuk di dalamnya berapa lama istirahat kamu butuhkan. 2.
Fokuslah pada istirahat yang sedang dilakukan. Hal yang sering terjadi pada orang-orang
Buku ini juga membahas kisah cintanya dengan pasangannya yang memiliki bakat indigo. Nufi menguraikan tantangan dan keunikan dalam menjalani hubungan dengan seseorang yang memiliki wawasan dan sensitivitas yang lebih tinggi. Meskipun memiliki perbedaan, Nufi menyoroti bagaimana keberagaman ini dapat menjadi kekuatan dalam membangun hubungan yang kokoh dan memperkaya kehidupan bersama. Selain itu, Nufi Wibisana juga menghadapi ketidak akuran dengan anggota keluarganya. Ia menggambarkan bagaimana berpikir positif membantu mengatasi konflik dan menciptakan hubungan yang lebih baik. Nufi memberikan pesan kuat tentang pentingnya toleransi, pengertian, dan komunikasi yang efektif dalam membangun harmoni keluarga. Pentingnya berpikir positif dalam berteman dengan latar belakang yang berbeda juga menjadi fokus buku ini. Nufi Wibisana merangkul keberagaman dan memandang perbedaan sebagai kekayaan, bukan sebagai hambatan. Melalui kisahkisah inspiratif, pembaca diajak untuk membuka pikiran dan hati terhadap keragaman budaya, suku, dan latar belakang sosial. (Yudha Adi Putra)
Serba-Serbi
di masa sekarang adalah tidak fokus pada hal yang sedang dilakukan, termasuk istirahat. Misalnya saja, ketika kita rebahan, kita bukannya tidur namun malah sibuk scrolling atau ketika kita sedang berlibur, pikiran kita justru sibuk memikirkan pekerjaan yang kita tinggalkan. Akibatnya, manfaat dari istirahat tidak kita terima dengan maksimal dan malah membuang waktu kita. Maka dari itu, ketika kita beristirahat, manfaatkan betul-betul waktu tersebut. Nikmatilah, biarkan tiap aspek dalam diri kita kembali di-restart sehingga kita bisa punya energi yang lebih baru untuk melanjutkan pekerjaan kita. 3. Tetapkan batasan Masih terkait dengan poin sebelumnya, kita harus bisa memasang batasan dalam istirahat kita. Baik itu batasan waktu ataupun batasan istirahat yang kita lakukan. Tentu kita tidak bisa tidur terus seharian, kita pun tidak bisa terus menerus meninggalkan tanggung jawab kita dengan
alasan kita butuh libur dan istirahat mental. Dengan memasang batas pada diri kita, selain hasil maksimal dari istirahat, setiap hal yang terhubung dengan kita (lingkungan, keberadaan orang lain ataupun kehadiran Sang Pencipta) bisa kita seimbangkan kehadirannya. 4. Konsisten Terakhir dan yang paling penting, kita perlu konsisten dalam melakukan istirahatistirahat yang kita perlukan. Sama seperti bekerja, berlatih atau berkarya, konsistensi jadi kunci yang akan membawa hasil yang sesuai termasuk juga bagi istirahat yang kita lakukan. Kita perlu konsisten dengan alokasi waktu, kegiatan istirahat yang kita lakukan, serta batasan yang diperlukan. Selain memberikan hasil yang maksimal, konsistensi pada istirahat juga membantu kita konsisten pada kegiatan lain yang kita perlukan. [moshe]
UKDW Attends CJCU Partner School President Forum environment. To shed light on this important topic, two environmental activists, Kana Watando and Sil Van de Velde, two young INOW project directors from Kamikatsu, Japan, were invited to share their experiences and project implementation. They will also explore everyday zero-waste practices as a manifestation of young people’s vision for a sustainable future. By learning from their experiences, participants discussed and hoped to reflect on how universities develop young talents so that they can contribute to sustainability issues. “Participants are also invited to see sustainable programs related to the environment carried out by CJCU,” he added. During their visit to Taiwan, the Rector and Vice Rector IV of UKDW also met with several UKDW partners to discuss future partnerships. (WSW/Eng.drr)
Foto: Dok./Panitia