Alamat Redaksi: Kantor Biro IV UKDW Gedung Hagios Lantai 1
Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25, D I Yogyakarta
Koran Kampus UKDW
korankampus@staff ukdw ac id
Tim Taekwondo UKDW Tunjukkan Eksistensi dengan Prestasi 10
Empat tim mahasiswa Universitas
Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta berhasil meraih hibah pendanaan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2024 dari Direktorat
P e m b e l a j a r a n d a n K e m a h a s i s w a a n (Belmawa) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), Kementerian Pendidikan, K e b u d a y a a n , R i s e t , T e k n o l o g i (Kemendikbudristek).
UKDW terus mendorong mahasiswa untuk menguatkan ekosistem kewirausahaan di lingkungan kampus sehingga dapat berlangsung secara berkelanjutan. Program P2M W ini d iranc ang khu s u s u nt u k membantu pengembangan usaha bagi mahasiswa yang memiliki usaha, melalui dana bantuan, pembinaan, pendampingan, serta pelatihan (coaching) selama 6-8 bulan.
Dr. Haryo Dimasto Kristiyanto, S.S., M. Sc. selaku Kepala Centre of Entrepreneurship and Innovation (Centrino) UKDW mengungkapkan empat tim yang lolos P2MW tersebut terdiri dari 17 mahasiswa dengan 3 dosen. Empat tim tersebut mendapatkan pendanaan untuk tiga bidang yakni Tim Abhinaya di bidang industri kreatif, seni, dan budaya; Tim Adaptasi di bidang jasa pariwisata dan perdagangan; Tim Cha Gya di bidang makanan dan minuman; dan Tim Maybemay
Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni
Tiga Kelompok Mahasiswa UKDW Lolos
PKM 2024
Tiga kelompok mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana
(UKDW) Yogyakarta berhasil lolos mendapatkan pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2024 dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI UKDW terus mendorong para mahasiswa untuk selalu berpartisipasi di ajang PKM setiap tahunnya, sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi mahasiswa melalui penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh lewat perkuliahan.
Mujiono, S.E., M.Sc. selaku Kepala Biro Kemahasiswaan, Alumni, dan Pengembangan Karis (Biro 3) menjelaskan tiga kelompok yang lolos PKM tersebut terdiri dari 12 mahasiswa dengan 3 dosen. Tahun ini, UKDW berhasil masuk ke dalam tiga bidang, dari delapan bidang PKM yang ada. “Tiga kelompok mahasiswa tersebut masing-masing mendapatkan pendanaan dalam tiga bidang yang berbeda, yakni bidang video gagasan konstruktif (PKM-VGK), bidang pengabdian kepada masyarakat (PKM-PM), dan bidang riset eksata (PKM-RE),” jelasnya.
Lebih lanjut, Mujiono menerangkan proposal yang berjudul Perancangan Sistem E-rapor Sekolah Sekolah Kristen di Indonesia Dalam Upaya Penurunan Kasus Bullying di Sekolah yang disusun oleh tim mahasiswa Program Studi (Prodi) Studi Humanitas dan Prodi Sistem Informasi mendapatkan skema pendanaan PKM-VGK.
Sementara itu, proposal berjudul SmartYandu: Sistem Informasi
di bidang industri kreatif, seni, dan budaya. “Merupakan suatu kebanggaan bagi UKDW atas prestasi kelompok usaha yang berhasil meraih dana bantuan P2MW 2024 Kami sangat mengapresiasi prestasi ini yang tak lepas dari peran serta dosen pendamping, B i r o K e m a h a s i s w a a n , A l u m n i , d a n Pengembangan Karir (Biro 3), Centrino, serta seluruh unsur yang telah turut berperan atas lolosnya proposal usaha ini,” terang Haryo. Sedangkan Dra. Agustini Dyah Respati, MBA selaku Koordinator Tim P2MW UKDW 2024 merasa lega dan bersyukur karena perjuangan yang mereka lakukan berbuah manis “Semua kelompok yang mengikuti P2MW 2024 menunjukkan kreativitas dan inovasi yang menarik Potensi ide bisnis mahasiswa UKDW memang luar biasa. Setiap kelompok berproses untuk menuangkan ide usahanya dalam rencana bisnis di bawah bimbingan dosen pembimbing Di sinilah kegigihan, komitmen dan soliditas tiap kelompok nampak teruji Terima kasih kepada para dosen pembimbing yang selalu siap dan terbuka untuk memberikan bimbingan, dan untuk koordinasi dan komunikasi yang lancar. Kiranya kelompokkelompok usaha ini menjadi role model bagi mahasiswa UKDW dalam mengembangkan usahanya. Kami juga berharap, tahun depan peserta P2MW meningkat,” tuturnya.
foto:dok./Panitia
Pencatatan Anak dan Balita di Posyandu Wijaya Kusuma Bantul yang disusun oleh tim mahasiswa Prodi Sistem Informasi mendapatkan skema pendanaan PKM-PM. Selanjutnya, proposal berjudul Analisis Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Minuman Cascara Arabika (Coffea arabica) terhadap Bakteri Helicobacter pylori Penyebab Gastritis yang disusun oleh tim mahasiswa Prodi Biologi mendapatkan skema pendanaan PKM-RE.
Dr. Parmonangan Manurung, S.T., M.T., IAI. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Informasi, dan Inovasi (WR 3) merasa bangga terhadap tiga tim dari UKDW yang lolos pendanaan PKM. “Selamat atas prestasi yang telah dicapai. Saya juga berterima kasih kepada seluruh tim yang telah berjuang keras menyusun proposal, tetap semangat dan terus berjuang. Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan dosen pendamping dan Biro 3, untuk itu selamat dan terima kasih juga saya ucapkan Semoga di tahun-tahun selanjutnya semakin banyak prestasi yang diraih,” tuturnya.
Sedangkan Drs. Jong Jek Siang, M.Sc. selaku Koordinator Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UKDW 2024 mengungkapkan rasa syukurnya atas capaian tersebut. “Saya sangat bersyukur UKDW dapat melanjutkan track positif di PKM, terutama dalam hal keterlibatan dosen-dosen yang sangat antusias dalam membimbing mahasiswa. Juga para mahasiswa yang super kreatif sehingga dapat mengonversikan ide-idenya menjadi proposal yang berkualitas tinggi,” ungkapnya. [mpk]
Manurung, S T , M T , IAI selaku Wakil
foto:dok./Panitia
Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Informasi, dan Inovasi (WR 3) merasa bangga terhadap empat tim dari UKDW yang lolos pendanaan P2MW “Saya ucapkan selamat bagi seluruh tim yang lolos, serta terima kasih kepada seluruh pembimbing serta Biro 3 dan Centrino yang telah memberi dukungan. Semoga tahun-tahun selanjutnya prestasi ini dapat semakin meningkat lagi. Bagi tim yang lolos, ini kesempatan mengembangkan gagasan dan kreativitas dalam berwirausaha, manfaatkanlah kesempatan ini sebaik mungkin. Sementara bagi tim yang belum berhasil, dapat berupaya lagi di tahun depan,” pungkasnya. [amp]
UKDW Ajak Peserta AACM 2024 Mendalami “Culture of Care” 3
Menuju Kampus Inklusif dan Tanggap Bencana, UKDW Resmikan Dua Pusat Studi Multidisipliner
2 Profil Bulan Ini
Antonius Rachmat: Kemampuan Berpikir Logis, Adaptif dan Cepat
Sangat Diperlukan untuk Hadapi Dunia Kerja di Masa Kini
Menyelesaikan kuliah sambil bekerja,
bukan suatu hal yang mustahil untuk dilakukan. Bekerja ternyata bukan halangan untuk menempuh kuliah lebih cepat. Meski bukan hal yang mudah untuk dilakukan, Antonius Rachmat Chrismanto, S.Kom., M.Cs., Dosen Program Studi (Prodi) Informatika Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta berhasil membuktikan hal itu dengan menyelesaikan studi S3 di Universitas Gadjah Mada (UGM) selama 3 tahun 5 bulan dengan IPK 4,0 dan predikat cum laude. Beberapa waktu yang lalu, Pak Anton dinyatakan resmi menyandang gelar Doktor dalam bidang Ilmu Komputer.
Menempuh studi S3 sejak September 2020, pada masa pandemi Covid-19, Pak Anton mengerjakan penelitian yang berkaitan dengan deteksi spam di media sosial Penelitian dengan topik ini merupakan bidang yang digelutinya sejak tahun 2017 yang lalu. Topik ini dipilih karena konten spam semakin banyak ditemukan di media sosial, terutama pada akun publik figur yang populer. Konten spam dapat berupa link spam, komentar spam, atau spam bentuk lainnya. Terkhusus pada komentar, dimana komentar spam tentu akan mengganggu alur informasi bagi para pembaca dan dapat menyebabkan misleading. Topik ini menggunakan studi kasus pada media sosial Instagram karena memang pada media sosial tersebut semakin banyak ditemukan komentar spam pada akun publik figur, terutama selebritas Indonesia.
Dalam disertasinya yang berjudul "Model Deteksi Konten Spam pada Media Sosial Melalui Pendekatan Pasangan PostingKomentar Menggunakan LSTM-CNN Berbasis Attention dan Fitur Emoji", Pak Anton membuat model pembelajaran mendalam (deep learning) untuk mendeteksi komentar spam pada media sosial di Indonesia Kebaruan yang ditawarkan dalam model tersebut adalah penggunaan posting dan komentar sebagai pasangan data tak terpisahkan dan penggunaan fitur emoji dalam proses pelatihan sistemnya.
“Penelitian ini menggunakan emoji yang sangat banyak ditemukan pada media sosial namun justru sangat jarang digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya Selain menghasilkan model, penelitian ini juga menghasilkan browser extension dan layanan berbasis web yang bisa diterapkan pada media sosial Instagram berbasis desktop,” terang Dr. Antonius Rachmat C., S.Kom., M.Cs. yang saat ini menjabat sebagai Ketua Lembaga Pengembangan Akademik dan Inovasi Pembelajaran (LPAIP) UKDW.
Selama publikasi, Pak Anton berhasil menghasilkan 1 artikel jurnal nasional Sinta 2, 1 artikel jurnal internasional, 2 hak cipta program komputer, 1 artikel jurnal internasional terindeks Scopus Q1, dan 1 lagi artikel jurnal internasional yang sedang dalam tahap review di jurnal terindeks Q2. Selama kuliah Pak Anton juga mendapatkan hibah Penelitian Disertasi Doktor (PDD) dari Kemendikbudristek pada tahun 2021 dan 2022.
Pak Anton mengaku menyukai bidang ilmu
komputer sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP). “Saat itu saya belum punya komputer dan mencoba kursus komputer sendiri Ternyata memang semakin suka dengan komputer dan terus menggelutinya hingga sekarang. Selain itu, bidang ilmu komputer atau informatika sangatlah luas dan dengan mudah masuk (berkolaborasi) ke berbagai bidang lainnya,” ungkapnya.
Pak Anton menjelaskan jika dirinya menyukai pe
komputasi Pak Anton mulai mendalami bidang pengolahan teks sejak menempuh studi S1 Bidang tersebut dikenal dengan nama istilah Natural Language Processing (NLP) “Saat S1, saya menyusun skripsi tentang pengolahan laporan (report) berbasis web secara otomatis dengan data teks, kemudian saat melanjutkan S2 saya mengembangkan deteksi kategori halaman web berbasis konten menggunakan metode text mining, dan terakhir saat S3 menghasilkan model deteksi konten spam pada media sosial,” terang Pak Anton. Lebih lanjut, Pak Anton menyebutkan alasan yang sederhana mengapa menggeluti bidang NLP. Baginya pengolahan teks tidak rumit. Teks lebih mudah diolah dan memiliki kegunaan yang luas pada berbagai bidang, karena teks biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, serta merupakan bahasa kedua yang biasa digunakan oleh manusia selain lisan. Hal menarik yang diungkapkan oleh Pak Anton adalah dirinya lebih memilih untuk menempuh studi S1 di UKDW, padahal ia telah diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada jurusan Ilmu Komputer lewat jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) pada tahun 2000 silam. “Saya memulai studi S1 pada tahun 2000. Sebetulnya saya sudah diterima di IPB, namun saat menjalaninya, pada masa pra perkuliahan, saya merasa tidak nyaman di sana. Saya mendengar dari banyak orang, bahwa waktu itu UKDW merupakan salah satu universitas swasta yang memiliki Teknik Informatika dengan kualitas yang bagus di Indonesia. Jadi, saat saya sedang pra perkuliahan di IPB, saya mencoba mendaftar di UKDW. Berbeda dengan orang-orang yang berlomba mencari sekolah negeri, saya justru mencari Prodi Informatika yang terbaik,”
foto:dok./Pribadi
katanya sambil terbahak. Akhirnya Pak Anton memutuskan untuk melepas IPB dan malah menjadi mahasiswa S1 di UKDW. Setelah menyelesaikan studi S1 pada tahun 2004 dengan predikat cum laude, Pak Anton memiliki keinginan untuk menjadi tenaga pengajar. “Saya suka mengajar sejak semester kedua, ketika menjadi asisten dosen. Lalu saya mencoba melamar ke beberapa universitas termasuk UKDW. Saat itu, saya sempat dilema karena juga sudah diterima bekerja di salah satu software house terkenal yang terletak di Bali. Namun karena UKDW juga sudah menerima saya, akhirnya saya mantap memutuskan bekerja di UKDW,” paparnya.
Sebagai lulusan UKDW, Pak Anton mengakui jika proses pembelajaran dalam bidang informatika di UKDW sangat bermutu dan memiliki kualitas yang tinggi. Sambil tertawa, Pak Anton menyatakan materi studi S2 yang ia pelajari dirasa lebih mudah daripada saat menempuh studi S1. Menurutnya, Pak Anton merasa lebih mudah dalam menempuh studi lanjut karena ia sudah memiliki dasar yang kuat, yang diperolehnya saat menempuh studi S1 di UKDW.
“Untuk studi S3, karena dasar keilmuannya sudah kuat, maka hanya tinggal dilanjutkan pada sisi risetnya saja. Tentu juga harus tahan banting dalam menghadapi banyaknya pekerjaan yang menanti. Beberapa tantangan terbesar dalam studi S2 dan S3 adalah bekerja sambil studi dan berbagi waktu dengan keluarga. Dobel bebannya, tetapi dinikmati saja dan dijalani. Dengan modal ilmu yang cukup dan semangat pantang menyerah yang selalu ditanamkan di UKDW, akhirnya semua bisa dilalui,” tutur Pak Anton.
Disinggung masalah perkembangan Prodi Informatika UKDW, Pak Anton menerangkan bidang ilmu informatika adalah salah satu bidang yang berkembang sangat cepat, pesat, dan memiliki daya saing level dunia. Nah, Prodi Informatika UKDW sudah siap dengan perkembangan tersebut. Kurikulum di Prodi Informatika UKDW sudah dirancang untuk mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan dunia pada masa sekarang. Kerja sama industri dan mitra lainnya juga sudah cukup banyak Mahasiswa pun sudah diberikan kemampuan teknikal maupun non
teknikal (soft skill) yang banyak dan mengasyikan. Sebagai prodi, pengalaman sejak tahun 1986 membuktikan bahwa alumni Prodi Informatika UKDW sudah banyak terserap di dunia kerja nasional maupun internasional.
Berkaitan dengan kinerjanya sebagai dosen, Pak Anton akan terus bersemangat menjalankan tugas Tri Dharma perguruan tinggi semaksimal mungkin. Tetap mengajar dengan materi yang up-to-date, melakukan penelitian sesuai bidang ilmu yang digeluti, terutama melakukan kolaborasi penelitian dengan pihak lain, hingga akhirnya bisa mencapai jabatan fungsional Guru Besar yang dicita-citakan setiap dosen.
Sedangkan sebagai Ketua LPAIP, Pak A n t o n b e r
m
y a
u d menghasilkan inovasi pembelajaran yang berguna bagi proses belajar mengajar di UKDW, dan harapannya juga dapat digunakan untuk pihak lain “Programprogram unggulan LPAIP untuk tahun 2024 dan seterusnya adalah memastikan berjalannya kurikulum Outcome Based Education (OBE) untuk semua prodi di UKDW, menjalankan rekognisi pembelajaran lampau (RPL), pengembangan inovasi pembelajaran, melakukan evaluasi kurikulum secara rutin, pengembangan sistem e-monitoring evaluasi kurikulum, sistem pendampingan dosen baru, pelatihan e-learning, dan terakhir pelatihan persiapan akreditasi internasional,” paparnya.
Pak Anton pun berpesan pada para mahasiswa di Prodi Informatika, dan juga para mahasiswa semua yang sedang menempuh studi di UKDW untuk mengingat bahwa proses belajar itu berlangsung sepanjang hayat. Kita harus mempelajari konsep dasarnya dengan benar, jangan terpikat pada pembelajaran instan saja Karena ketika menguasai konsep dasarnya, penerapan di lapangan dapat dihadapi dengan pengembangan dari konsep dasar tersebut Sehingga proses penyesuaian menjadi lebih mudah dan cepat.
“Tidak mungkin menguasai semua materi, tools, atau teknik/metode saat kuliah. Jadi, tetaplah belajar dimanapun dan kapanpun. Jangan menyerah, tetap semangat! Dunia kerja zaman sekarang sangat luas dan membutuhkan kecepatan. Anda harus kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan pekerjaan apapun Kemampuan berpikir logis, adaptif, dan cepat, seperti slogan Prodi Informatika ‘AMPUH’ (Adaptif, Mandiri, Profesional, Unggul, dan Humanis) sangat diperlukan,” pungkas Pak Anton. [mpk]
“Namun, tentu saja di samping berbagai macam kesiapan yang ada, Prodi Informatika tetap harus terus meningkatkan SDM dan tata kelolanya. Budaya studi lanjut di FTI sudah mulai muncul, sehingga mestinya 3-4 tahun kedepan Prodi Informatika dan Fakultas Teknologi Informasi akan semakin siap dalam menghadapi ketertinggalan dan tantangan apapun kedepannya. UKDW pasti maju, asalkan semua civitasnya bersatu padu, saling mendukung, satu visi, dan satu suara dalam memperjuangkan cita-cita bersama mencapai universitas SERU! (sustainable entrepreneurial research university),” jelas Pak Anton. PIMPINAN REDAKSI : Dr. Phil. Lucia Dwi Krisnawati, S.S., M.A. PENANGGUNG JAWAB : Pdt. Wahju Satria Wibowo, Ph.D. WAKIL PIMPINAN REDAKSI : Meilina Parwa
KAMPUS BISA
DAPATKAN SECARA
MELALUI https://issuu.com/korankampus_ukdw Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.id
UKDW Ajak Peserta AACM 2024 Mendalami “Culture of Care”
Universitas Kristen Duta Wacana
(UKDW) Yogyakarta dipercaya oleh
United Board of Christian Higher Education in Asia (UBCHEA) sebagai penerima hibah dan koordinator pelaksana program Asian Academy of Campus Ministry (AACM) 2024.
UBCHEA sebagai sebuah lembaga yang mendukung pengembangan dan kemajuan pendidikan perguruan tinggi, memberikan kesempatan kepada Campus Ministry (CM) universitas anggota untuk menemukan bentuk CM yang sesungguhnya, yang memberikan dukungan secara nyata dan holistik berupa pelayanan rohani (spiritual), konseling pastoral (psikologis), sosial, dan pengembangan diri atau penguatan karakter.
Seiring dengan perkembangan zaman, CM yang awalnya hanya melayani persoalan rohani, saat ini dihadapkan pada semakin beragamnya permasalahan dan pelayanan yang dibutuhkan di lingkungan perguruan tinggi. Globalisasi yang semakin membuka relasi lintas batas menjadikan dunia seolaholah menjadi ‘tanpa dinding’, terutama melalui keberadaan media sosial Perjumpaan lintas batas ini menjadi semakin kuat, membuka peluang terciptanya keragaman baru yang tak terelakan, baik dari sisi positif maupun negatif. Tidak dipungkiri, perguruan tinggi perlu menyikapi dengan bijak. Kebutuhan layanan tidak cukup hanya dari sisi rohani, tetapi seluruh aspek Itu sebabnya membangun budaya yang peduli menjadi pilihan yang tepat Inilah yang menjadi alasan mengapa dalam perarakan hidup bersama sebuah kampus dibutuhkan satu desain untuk membangun budaya baru yakni “culture of care”. Payung besar “culture of care” pula yang selanjutnya menjadi spirit gerakan CM yang ada dalam kemitraan dengan UBCHEA.
Pada pelaksanaan AACM tahun sebelumnya di Ateneo de Davao Philipina, perwakilan CM UKDW berbagi pengalaman tentang pengembangan layanan yang menjawab kebutuhan mahasiswa dan pegawai terutama pasca pandemik Covid-19. CM UKDW mengenalkan pendekatan layanan terintegrasi dalam konseling-pastoral yang disebut Bio-phsyco-sosio-spiritual, sebuah layanan yang memperhatikan kesatuan antara fisik (biologis), emosi (psikologis), relasi social (sosial), dan spiritual. CM UKDW yang telah memiliki kejelasan bentuk, pendekatan integrasi-interkoneksi, tata kelola lembaga, pelayanan holistik dan identifikasi peran yang jelas untuk menjawab kebutuhan layanan ini dijadikan contoh praktik baik yang dapat diterapkan di perguruan tinggi lain.
Dengan tema Exposure Trip: Culture of Care, CM UKDW mengajak peserta untuk memperdalam pengetahuan dan pengalaman
tentang pelayanan dalam keberagaman budaya dan agama di lingkup kampus Kristen dan dalam konteks Asia. Bekerja sama dengan
CM Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga dan Universitas Dhyana Pura (UNDHIRA) Bali sebagai co-host, kegiatan diawali dengan sesi Panel Discussion “University: Caring on Diversity and Sharing Best Practice on Interfaith Model” yang mengundang Prof Dr Phil H Al Makin, S Ag , M A (Rektor Universitas Islam Negeri(UIN) Sunan Kalijaga), Patrisius Mutiara Andalas, S J , S S , S T D (Universitas Sanata Dharma (USD)), Bhante Dhittisampanno Thera (Sekolah Tinggi Ilmu Agama Budha Samaratungga), I Nyoman Santiawan (Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten), Dr Samsul Maarif (Center for Religious and Cross-cultural Studies), Pdt. Dr. Wahyu Nugroho, M.A., dan Pdt. Nani Minarni (UKDW) sebagai narasumber Dalam sesi ini, narasumber memberikan paparan tentang dasar teologis dan berbagi pengalaman praktik baik interfaith yang ada di Yogyakarta Selanjutnya, kunjungan ke Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS), kompleks fasilitas kerohanian Universitas Gadjah Mada (UGM), USD, dan Laboratorium Agama UIN Sunan Kalijaga memberikan bukti nyata tentang praktik toleransi dan harmoni dalam kehidupan beragama di lingkungan kampus di Yogyakarta.
Tidak berhenti di situ, peserta kembali mendapatkan pengalaman secara langsung u
lam keberagaman dengan diskusi di kampus UKSW Salatiga tentang keberagamaan etnis bersama narasumber yang berasal dari Srikandi Lintas Iman (SRILI) Yogyakarta, Young Interfaith Peacemaker Community (YIPC) Indonesia, Sekolah Kebhinekaan, SOBAT Percik Salatiga, dan Pesantren Edi Mancoro, serta kunjungan ke komunitas akar rumput, Komunitas Desa Wisata Kreatif Perdamaian Srumbung Gunung.
Menyoroti isu kesehatan mental, peserta juga diajak untuk mengenal pendekatan spiritual dan cultural sebagai media mindfulness dan healing Kegiatan meditatif Dharmayatra dilakukan di Candi Borobudur. Selain itu, sebagai pilihan terapi terhadap kesehatan mental, peserta mengunjungi Kampung Batik Giriloyo untuk merasakan secara pribadi kegiatan membatik sebagai arttherapy. Rangkaian exposure di Yogyakarta dan Salatiga ditutup dengan kunjungan ke komunitas Kalipenten, komunitas yang dibentuk oleh GKJ Kalipenten, Pondok Pesantren Al Akhlaqul Karimah Budi Mulya, dan Gereja Katolik Santa Maria Bunda Penasehat Baik paroki Wates untuk menghadirkan desa damai.
diajak mengenal perjumpaan kampus Kristen di tengah masyarakat mayoritas Hindu dan kiprah CM UNDHIRA dalam mendukung harmoni masyarakat Bali. Paparan tentang budaya Bali, sistem Subak di Jatiluwih, pengalaman Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB), upaya inkulturasi serta akulturasi budaya Hindu, pengalaman peristiwa Bali Bombing yang terjadi sebagai perilaku intoleransi di Tabanan, serta kunjungan ke Pura Taman Ayun, Jatiluwih, dan Puja Mandala memperkaya pengetahuan peserta tentang “culture of care ” dan praktik kehidupan dalam keberagaman.
Menutup rangkaian acara, sesi refleksi dan penegasan komitmen para pelayan kampus di tengah keberagaman turut dihadiri oleh Antone Hope, Ed D (Program Director of Faculty Development, UBCHEA), Maher Spurgeon, Ph.D (Program Director for South Asia, UBCHEA), Prof. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama (Rektor UNDHIRA), Dr Ing Wiyatiningsih, S. T, M. T (Rektor UKDW), dan Priyo Hari Adi, S.E., M.Si, Ph.D. (Wakil Rektor II UKSW). Peserta menyampaikan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan baik sebagai personal (sebagai pelayan CM), maupun dalam bentuk kerja-kerja profesional di kampus masing-masing.
Mr. Shuman Chatterjee sebagai perwakilan dari Asian University for Women, Bangladesh menyampaikan pentingnya berbagi wawasan tentang interfaith “Penting dilakukan kegiatan untuk menyebarkan konsep dan contoh praktik baik kegiatan interfaith di luar kampus Hal ini bisa dilakukan dengan mengadopsi praktik yang dilakukan desa-desa atau komunitas yang kami kunjungi di komunitas, desa, atau daerah kumuh di negara kami,” ujarnya.
Pdt. Nani Minarni, S. Si., M. Hum., Kepala Lembaga Pelayanan Kerohanian, Konseling, dan Spiritualitas Kampus (LPKKSK) UKDW, selaku panitia dan peserta turut berbagi beberapa hal yang menjadi penguat akan bentuk dan model bangunan CM UKDW selanjutnya “Penguatan integrasi layanan pada CM untuk mendukung culture of care dan Whole Person Education (WPE) serta penggunaan pendekatan 4 dimensi (spiritual, psikologi, sosial, dan kemanusiaan) untuk membangun culture of care menjadi poin utama yang akan dikembangkan. Selain itu CM UKDW akan terus melanjutkan praktik pendekatan Bio-phsyco-sosio-spiritual untuk membangun atmosfer akademik yang fokus pada isu kesehatan mental,” ujarnya.
Dalam penerapan kedepannya, pelayanan CM di setiap perguruan tinggi diharapkan berfokus pada kualitas pelayanan yang holistik dan mencakup 4 dimensi (spiritual, psikologi, sosial, dan kemanusiaan) dengan tidak mengesampingkan program penanganan kesehatan mental dengan pendekatan yang
Participant’s Testimonials
Saral Evangelin – Fatima College, India:
“We will try for creating an awareness amount the management and staff about peer mentoring. Later on, with their support, we will arrange work-shop and hands-on training for the student union members and selected students. In value education (Ethical Studies) syllabus, we add a unit on the title “Peaceful Co-Existence” which will talk about “Inter-Religious Tolerance, Friendship, Relationship and Collaboration”.
Man Sze Wong – Hong Kong Baptist University, Hong Kong:
“There are several plans of action that will be carried out: Increase chaplaincy team staff retreat or spiritual formation programme to promote self-care; Increase interfaith understandings through workshops or seminars, and site visits; Strengthen Christian student training (camp, continuous workshops, burnt out screening) to address their mental health capabilities; resilience, peer mentoring skills - teaching for hearts; Service-learning exposure trips for students; Promote inclusively for minority students (ethnically minority) to include as student helpers, include in activities; and Christian presence study (personal) - chapter of culture of care."
Suman Chatterjee – Asian University for Women, Bangladesh:
“It is important to spread the concept and examples of good practice of interfaith activities outside the campus. This can be done by adopting the village and community’s practices, here, to communities, villages, or slums in our country.”
Virna Fe Rempillo Gumia – Ateneo de Davao University, Philippine:
“"This AACM activity gave us new understanding, knowledge, and experience about interfaith life and diversity. We are thinking of developing a coaching program for our students in the form of The First Companions Student-Ministers Program (Volunteer Program) - forming students as companions for their fellow students through the 4 dimensions of formation which is the mental, spiritual, social, and leadership Regular schedules of caring circle sessions for first year students who are still adjusting University life and other higher-level students who would like to have safe spaces for being themselves and a breather from all their academic and extracurricular activities and responsibilities through prayer, meditations, reflections, journal writing and spiritual conversations.”
bersifat spiritual, cultural, local wisdom dan social relationship. [Nani Minarni]
Mahasiswa Despro UKDW Berpartisipasi dalam Program Praktisi Mengajar
Program Studi (Prodi) Desain Produk
(Despro) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta secara resmi terlibat ke dalam Program Praktisi Mengajar yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Republik Indonesia. Program yang mendukung Kampus Merdeka ini dilaksanakan untuk mata kuliah Gambar Teknik supaya mahasiswa memperoleh pengalaman belajar dari praktisi industri yang berpengalaman di bidangnya.
Tahun ini, Program Praktisi Mengajar
P r o d i D e s p r o U K D W m e n g u n d a n g
Hermawan Ariwibowo yang berpengalaman di tiga industri terkemuka, yaitu PT. Triangle Motorindo, CV. Laksana Karoseri dan PT. Nayati Indonesia Dengan menghadirkan praktisi industri, diharapkan kualitas pembelajaran semakin meningkat, dimana mahasiswa dapat belajar langsung dari ahlinya dan mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang dunia kerja terkait desain
industri yang sesungguhnya.
Salah satu Dosen Despro UKDW, Dan Daniel Pandapotan, S.Ds., M.Ds. menjelaskan ke g iat an p e mbe
laboratorium komputer berstandar nasional yang sesuai dengan spesifikasi desain industri dan software CAD dengan lisensi penuh untuk pendidikan. “Tidak ada lagi kata susah untuk kuliah desain produk karena kampus menyediakan sarana dan prasarana supaya mahasiswa memenuhi capaian profil lulusan sehingga dapat bersaing di dunia kerja,” jelasnya.
Praktisi mengajar merupakan program yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek RI agar lulusan perguruan tinggi lebih siap untuk masuk ke dunia kerja. Program ini mendorong
Ukolaborasi aktif praktisi ahli dengan dosen agar tercipta pertukaran ilmu dan keahlian yang mendalam dan bermakna, antara sivitas akademika di perguruan tinggi dan profesional di dunia kerja.
Koordinator Perguruan Tinggi Program Praktisi Mengajar UKDW, Dr. Phil. Lucia Dwi Krisnawati menjelaskan bahwa mahasiswa Despro UKDW sangat merasakan manfaat belajar bersama praktisi di mata kuliah Gambar Teknik, dimana mereka bisa menimba pengalaman dari praktisi yang p
diharapkan dapat mengasah kemampuan mendesain dan kejelian dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar,” ungkapnya. [mpk]
Menuju Kampus Inklusif dan Tanggap Bencana, UKDW Resmikan Dua Pusat Studi Multidisipliner
niversitas Kristen Duta Wacana
(UKDW) Yogyakarta meresmikan dua pusat studi secara bersamaan yakni Pusat Studi Disabilitas dan Desain Inklusif serta Pusat Studi Centre for Disaster Risk Management and Sustainable Development pada hari Selasa, 21 Mei 2024 di Ruang Seminar Pdt. Dr. Rudi Budiman. Hadir dalam acara tersebut sejumlah perwakilan dari komunitas dan lembaga difabel, sekolah luar biasa, akademisi, rumah sakit, mitra kerja, serta perwakilan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Pembentukan dua pusat studi multidisipliner ini sejalan dengan rencana induk pengembangan dan visi UKDW yang sudah diupgrade karena menghadapi perkembangan dunia saat ini, yakni menjadi universitas Kristen unggul, terpercaya, transformatif dan berkelanjutan, bagi pengembangan ilmu, teknologi, dan generasi yang humanis-berbudaya dan adaptif dalam dunia pluralistik. Hal ini disampaikan oleh Dr -Ing Wiyatiningsih, S T , M T selaku Rektor UKDW.
“Dua pusat studi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari UKDW yang ingin hidup berdampingan dengan dalam dunia yang pluralistik dengan keberagamannya Dua pusat studi ini diharapkan dapat memberikan dampak yang bermanfaat bagi
teman-teman disabilitas dan kelompokkelompok inklusif serta masyarakat luas Dimana dua pusat studi ini juga menjadi bagian dari nilai-nilai kedutawacanaan yakni service to the world,” paparnya. Sedangkan Dr Freddy Marihot Rotua Nainggolan, S T , M T , IAI selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UKDW mengatakan pembentukan pusat studi multidisiplin ini lahir dari tekad LPPM untuk menyediakan
wadah yang memfasilitasi kolaborasi lintas disiplin, menggabungkan kekuatan dari berbagai bidang ilmu guna menjawab tantangan kompleks zaman ini.
“LPPM melihat ada dua kegiatan penelitian maupun pengabdian pada masyarakat yang sangat kuat yaitu kegiatan-kegiatan terkait inklusivitas dan kebencanaan Harapannya kegiatan penelitian, pengabdian pada masyarakat, pengembangan keilmuan, kajiankajian terkait inklusivitas maupun ke-
bencanaan akan terus berkembang. Melalui UKDW, kita bisa memberikan sumbangsih pengetahuan kepada Indonesia dan dunia internasional,” ungkapnya.
Terkait kegiatan yang telah dilakukan, Dr.Ing. Sita Yuliastusi Amijaya, S.T., M.Eng. selaku Kepala Pusat Studi Disabilitas dan Desain Inklusif menyebutkan timnya telah melakukan asesmen internal pada akhir tahun 2022, studi banding ke Rumah Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya pada Juli 2023, dan beberapa kegiatan bersama komunitas difabel yang ada di Yogyakarta.
Sementara itu, Dr -Ing Gregorius Sri Wuryanto Prasetyo Utomo, S T , M Arch selaku Kepala Pusat Studi Centre for Disaster Risk Management and Sustainable Development menyebutkan salah satu misi pusat studi ini adalah membangun pusat penelitian berkualitas unggul yang menjadi laboratorium kolaboratif untuk menghasilkan produk luaran yang berdampak dalam memberikan solusi atas permasalahan terkait program manajemen penanggulangan risiko kebencanaan global dan pembangunan berkelanjutan dengan menerapkan metodologi penelitian multidisipliner yang aktual dan kontekstual. [mpk]
Program Studi Sistem Informasi
Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) genap berusia 19 tahun pada tanggal 5 Maret yang lalu. Namun perayaan ulang tahun tersebut baru bisa terlaksana pada tanggal 18 Mei 2024. Dalam perayaan tahunan tersebut dibentuk sebuah program k e r j a d i b a w a h n a u n g a n H i m p u n a n Mahasiswa Sistem Informasi dengan bimbingan dari Dekan, Kaprodi, Dosen, dan Staff dari Program Kerja Sistem Informasi Program Kerja tahunan yang diberi nama “Information System Creative Day (ISCD)” dan menjadi program rutin tahunan perayaan ulang tahun Program Studi Sistem Informasi. Setiap tahunnya ISCD mengusung tema yang berbeda-beda menyesuaikan trending topic masyarakat yang dihubungkan dengan teknologi.
Tahun ini kegiatan ISCD dibagi menjadi dua sesi yang dilaksanakan dalam satu hari. Sesi pertama dilakukan perayaan simbolis pemotongan tumpeng yang dilakukan di Lab FTI 3 sebagai tanda bahwa Program Studi Sistem Informasi telah resmi bertambah usia menjadi 19 tahun Pada acara simbolis perayaan pemotongan tumpeng tersebut dihadiri oleh Dekan, para dosen, staf dan
Perayaan Ulang Tahun ke-19 Program Studi Sistem Informasi
perwakilan mahasiswa Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi Selain bertujuan sebagai simbol resmi bertambahnya usia dari Program Studi Sistem Informasi, sesi pemotongan tumpeng digunakan untuk mempererat hubungan antara dosen dengan mahasiswa agar hubungan terjalin semakin baik di setiap waktunya. Pada sesi pemotongan tumpeng tersebut juga terdapat mini games, penampilan video ucapan dosen Fakultas Teknologi Informasi, dan dosen awards.
Setelah selesai melaksanakan sesi pertama, acara dilanjutkan dengan sesi kedua yakni workshop coding dengan tema “Python Coding Adventure: Starting your Coding Journey with Python”. Dengan tema besar yang sudah dibentuk, panitia ISCD 2024 mengundang siswa-siswi SMA/K untuk mengikuti acara tersebut tanpa dipungut biaya. SMA/K yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ISCD tahun ini berasal dari SMK Leonardo Klaten, SMA Bopkri 2 Yogyakarta, SMA Budya Wacana Yogyakarta, SMKN 3 Yogyakarta, SMA Taman Madya Jetis, SMA Pangudi Luhur St. Yusup Yogyakarta, SMKN 2 Yogyakarta, SMAN 4 Yogyakarta, SMK
Bopkri 1 Yogyakarta, SMAN 7 Yogyakarta,
UKDW
SMK Kesehatan Pelita Bangsa, dan SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.
Pada sesi kedua yang dilaksanakan di Ruang B 3 3 ini, materi dibawakan langsung oleh Dosen Program Studi Sistem Informasi Drs. Jong Jek Siang M Sc Jong Jek Siang menjelaskan manfaat Python di dalam kehidupan sehari-hari serta kemudahan yang diberikan jika manusia dapat memanfaatkan kemampuan untuk coding dengan baik. Siswasiswi SMA/K juga berkesempatan untuk langsung mempraktikkan coding di depan seluruh peserta workshop. Pada kesempatan tersebut, peserta dengan hasil coding yang tepat dan waktu yang cepat akan mendapatkan beberapa hadiah yang sudah disediakan oleh panitia maupun pihak sponsor.
Setelah melakukan kegiatan di dalam ruangan selama beberapa jam, peserta workshop kemudian diarahkan untuk melakukan campus tour Dalam kegiatan campus tour tersebut peserta dibimbing oleh mahasiswa pendamping yang telah disediakan panitia. Pada setiap kelompok memiliki satu m a h a s i s w a p e n d a m p i n g y a n g a k a n menjelaskan dan membimbing selama campus tour berlangsung Dalam kegiatan tersebut, peserta akan mendapatkan tan-
foto:dok./Pribadi
tangan di tiap pos yang dilewati. Tantangan t e r s e b
a n g berhubungan dengan Python dan teknologi. Setelah melakukan campus tour, kegiatan ISCD ditutup dengan penyerahan hadiah kepada pemenang dan sesi dokumentasi ISCD tahun ini berhasil mendapatkan beberapa sponsorship dari Edugate, Ben Entertainment, Sushi Street Gejayan, Every Print, Maha Laptop, letstop, sewa HT milik kita, Basreng Domini, Imperial, Umah Lalawuh. [andhika]
foto:dok./Panitia
foto:dok./Pribadi
Mengucap Syukur Bersama Melalui Ibadah Unduh-Unduh
Pada mulanya Perayaan Pentakosta atau
Hari Raya 7 Minggu setelah Paskah atau
“Shavuot” adalah festival musim panen yang merupakan salah satu dari tiga hari utama umat Israel. Dua lainnya adalah Hari Paskah dan juga “sukkot” atau Hari Raya Pondok Daun.
Perayaan Pentakosta ini diadakan sebagai ungkapan syukur atas berkat yang berkelimpahan dalam bentuk makanan atau segala hal yang menopang kehidupan, yang semua berasal dari Tuhan Perayaan dilaksanakan 7 minggu atau 50 hari setelah Perayaan Paskah Yahudi. Shavuot juga merupakan hari untuk memperingati hari Allah memberikan Taurat kepada Musa dan Umat Israel di Gunung Sinai. Maka simbol penting dalam shavuot adalah gambar 10 perintah Allah atau biasa juga disebut Bikkurim yaitu buah sulung atau hasil panen pertama dari tanaman. Karena itu pada hari ke 50 setelah peristiwa kebangkitan Yesus, para murid
Kisah Para Rasul 2:1-41 menceritakan
tentang peristiwa Pentakosta, di mana Roh Kudus dicurahkan kepada para murid Yesus, dan dimulainya penyebaran Injil ke seluruh dunia. Peristiwa ini bukan hanya menandai awal dari gereja Kristen, tetapi juga menunjukkan transformasi yang terjadi ketika Roh Kudus bekerja dalam hidup orang percaya. "Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masingmasing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya." (Kisah Para Rasul 2:1-4) Pada saat Pentakosta, setelah peristiwa turunnya Roh Kudus, sebuah perubahan besar terjadi dalam diri para murid. Mereka dipenuhi dengan Roh Kudus, yang memberikan mereka kemampuan untuk berbicara dalam berbagai bahasa. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus tidak hanya memberikan kuasa, tetapi juga memperlengkapi orang percaya untuk melayani dan memberitakan Injil dengan cara yang luar biasa. Apakah hal ini mereka lepas kontrol atas kendali diri mereka masingmasing? Tidak, ketika Roh Kudus menguasai para murid pada hari Pentakosta, itu tidak berarti mereka kehilangan kontrol diri mereka masing-masing. Sebaliknya, mereka dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus yang memberikan mereka kemampuan dan keberanian untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya mungkin tidak bisa mereka lakukan, seperti berbicara dalam berbagai bahasa dan memberitakan Injil dengan penuh keberanian. Jadi, ketika para murid dipenuhi dengan Roh Kudus, mereka tetap memiliki kontrol diri mereka. Mereka tidak menjadi seperti robot yang kehilangan kendali, tetapi sebaliknya, mereka menjadi lebih diberdayakan untuk menjalankan tugas dan panggilan mereka dengan kuasa yang datang dari Roh Kudus. Dalam kehidupan kita, apakah kita terbuka untuk penyertaan Roh Kudus dan bersedia dipakai olehNya? Setelah dipenuhi Roh Kudus, Petrus berdiri dan berbicara dengan berani kepada orang banyak. Dia menjelaskan tentang Yesus dan kebangkitanNya, dan menyerukan mereka untuk bertobat. Sebelumnya, Petrus yang sama pernah menyangkal Yesus tiga kali Petrus berdiri dengan keberanian yang luar biasa di hadapan ribuan orang dan dengan tegas memberitakan tentang Yesus Kristus Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus memberikan Petrus keberanian yang luar biasa untuk bersaksi di tengah situasi yang penuh risiko. Roh Kudus bekerja secara mendalam dalam diri Petrus, mengubah karakter dan motivasinya Dari seorang murid yang penuh keraguan dan ketakutan, Petrus menjadi pemimpin yang tegas, penuh kasih, dan berkomitmen untuk menyampaikan Injil Perubahan karakter ini adalah bukti nyata dari kuasa transformatif Roh Kudus.
berhimpun di suatu rumah pertemuan untuk bersama-sama merayakan hari Pentakosta sambil menantikan Roh Kudus yang dijanjikan Kristus sebelum kenaikan-Nya Roh Kudus itulah yang akan menolong dan memberikan keberanian para murid untuk menjadi saksiNya.
Dalam ibadah Perayaan Pentakosta Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta kali ini, Hari Raya Panen dikontekstualisasikan dengan budaya Jawa melalui acara Unduh-unduh Sebagaimana Hari Raya Panen di Israel, unduh-unduh adalah sebuah tradisi masyarakat Jawa yang terkait erat dengan perayaan syukur atas hasil panen Unduh-unduh berasal dari kata "unduh" yang berarti " memanen " atau "mengambil hasil" Tradisi ini biasanya dilakukan setelah musim panen padi atau hasil pertanian lainnya sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas kelimpahan rezeki yang telah diberikan Selain itu, tradisi ini juga
bertujuan untuk memperkuat solidaritas dan gotong royong di antara anggota masyarakat. Unduh-unduh adalah cerminan dari kehidupan agraris masyarakat Jawa yang penuh dengan rasa syukur, kebersamaan, dan penghormatan terhadap tradisi dan budaya lokal Dengan mengkontekstualisasikan tradisi unduh-unduh dalam ibadah Pentakosta, umat dapat memperkaya pengalaman iman mereka dengan menggabungkan elemen budaya lokal dan nilainilai agama, serta menciptakan perayaan yang lebih holistik dan bermakna. Mengadopsi budaya dari Jawa Pesisir (Muria), liturgi ibadah Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ) Pati, salah satu Sinode Gereja pendukung UKDW, digunakan dalam Ibadah Pentakosta kali ini. Nuansa Jawa terasa dengan alunan musik dan lagu-lagu yang dinyanyikan dalam Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Hal ini semakin diperkuat dengan iringan musik dan penampilan tarian yang dibawakan oleh Unit Kegiatan Kebudayaan Keluarga Besar
Kuasa Roh Kudus dan Awal Gereja
Roh Kudus juga memberikan Petrus kebijaksanaan dan kemampuan untuk menyusun khotbah yang kuat dan menyentuh hati Ia mampu menghubungkan peristiwa Pentakosta dengan nubuat dari Kitab Yoel (bdk Yoel 3:1-5), serta menjelaskan kebangkitan Yesus dengan mengutip Mazmur Daud (bdk. Mazmur 16:8-11). Kebijaksanaan ini bukan hasil dari kemampuan alami Petrus, melainkan karunia dari Roh Kudus. Ketika Petrus berbicara, banyak orang yang mendengar merasa ‘tertikam hati’ (Kisah Para Rasul 2:37). Istilah ‘tertikam hati’ di sini bisa kita pahami sebagai hasil pekerjaan Roh Kudus yang menginsafkan dan menyentuh hati orangorang, sehingga mereka menyadari dosa mereka dan merasa terdorong untuk bertanya apa yang harus mereka lakukan untuk diselamatkan Petrus menjawab, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus." (Kisah Para Rasul 2:38). Seruan ini menunjukkan pentingnya pertobatan dan iman dalam menerima karunia Roh Kudus dan menjadi bagian dari komunitas orang percaya. Peristiwa turunnya Roh Kudus di Hari Pentakosta juga diyakini oleh sebagian besar umat Kristiani sebagai tanda awal atau cikal bakal berdirinya institusi gereja Hari Pentakosta juga diyakini sebagai awal dari misi para rasul untuk menyebarkan Injil ke seluruh dunia. Pada hari itu, sekitar tiga ribu orang menerima pesan Petrus dan dibaptis Ini menunjukkan bahwa ketika Roh Kudus bekerja, pertumbuhan gereja terjadi dengan luar biasa. Pertumbuhan ini bukan hanya dalam jumlah, tetapi juga dalam kedalaman iman dan komitmen para pengikut Kristus.
Peristiwa Pentakosta tidak hanya menginspirasi Petrus, tetapi juga banyak tokoh iman lainnya yang memainkan peran penting dalam perkembangan awal gereja Kristen Tokohtokoh Alkitab lainnya yang juga terinspirasi oleh peristiwa Pentakosta antara lain: Yohanes, salah satu dari dua belas rasul, juga hadir saat pencurahan Roh Kudus. Yohanes, yang dikenal sebagai ‘murid yang dikasihi Yesus’ menjadi salah satu pemimpin utama dalam gereja mula-mula. Dia menulis beberapa kitab dalam Perjanjian Baru, termasuk Injil Yohanes, tiga surat Yohanes, dan Kitab Wahyu. Kehadiran Roh Kudus memberikan Yohanes keberanian dan hikmat untuk menulis tentang kasih dan kebenaran Allah.
Yakobus, saudara Yesus, menjadi pemimpin penting dalam gereja di Yerusalem. Meskipun awalnya skeptis terhadap Yesus, setelah kebangkitan dan peristiwa Pentakosta, Yakobus menjadi pemimpin yang dihormati dalam komunitas Kristen. Dia menulis Surat Yakobus, yang memberikan nasihat praktis tentang kehidupan Kristen. Stefanus adalah salah satu dari tujuh diaken yang dipilih oleh gereja awal untuk membantu dalam pelayanan kepada janda-janda dan orang miskin. Penuh dengan Roh Kudus dan hikmat, Stefanus menjadi pengkhotbah yang berani Khotbahnya yang penuh kuasa dan keberaniannya
dalam menghadapi oposisi berakhir dengan kemartirannya, menjadikannya martir Kristen pertama.
Filipus, juga salah satu dari tujuh diaken, menjadi penginjil yang aktif setelah Pentakosta. Dia terkenal karena memberitakan Injil di Samaria dan membaptis sida-sida dari Etiopia, yang kemudian membawa berita keselamatan kembali ke negaranya. Meskipun tidak langsung terlibat dalam peristiwa Pentakosta, Paulus, yang dikenal sebagai Saulus sebelum pertobatannya, sangat dipengaruhi oleh peristiwa tersebut Setelah perjumpaannya dengan Yesus dalam perjalanan ke Damaskus dan dipenuhi dengan Roh Kudus, Paulus menjadi salah satu rasul paling berpengaruh dalam penyebaran Injil ke bangsa-bangsa nonYahudi. Surat-suratnya membentuk sebagian besar Perjanjian Baru. Barnabas, yang disebut ‘anak penghiburan’ adalah rekan kerja Paulus dalam banyak perjalanan misi Dipenuhi dengan Roh Kudus, Barnabas dikenal karena perannya dalam mendukung dan mendorong para rasul serta memperluas misi gereja.
Peristiwa Pentakosta bukan hanya sebuah momen penting bagi Petrus, tetapi juga bagi banyak tokoh iman lainnya yang terinspirasi dan dipenuhi Roh Kudus. Mereka memainkan peran kunci dalam menyebarkan Injil, mendirikan gereja-gereja, dan menulis sebagian besar kitab Perjanjian Baru yang terus menjadi panduan bagi orang percaya hingga hari ini. Roh Kudus memberikan mereka kuasa, keberanian, dan hikmat untuk menggenapi panggilan Tuhan dalam hidup mereka dan berkontribusi pada pertumbuhan gereja Kristen di seluruh dunia.
Dari kisah pencurahan Roh Kudus di atas, lantas kira-kira bagaimana bentuk penghayatan iman yang terinspirasi oleh peristiwa Pentakosta ini? Penghayatan iman dalam keseharian umat Kristen yang terinspirasi oleh kisah Pentakosta dapat mencakup beberapa aspek penting yang mencerminkan kuasa dan karya Roh Kudus, misalnya: keterbukaan terhadap Roh Kudus, keberanian dalam bersaksi, persatuan dalam kasih, penggunaan karunia, hidup dalam pertobatan, dan keberanian menghadapi tantangan.
Keterbukaan terhadap karya Roh Kudus menuntun tiap umat beriman untuk meluangkan waktu untuk berdoa dan mencari kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan seharihari. Umat beriman dapat memohon kepada Roh Kudus untuk membimbing, menghibur, dan menguatkannya dalam setiap aspek kehidupan Dalam hal ini, bentuk ketaatan kepada Roh Kudus bisa diwujudkan dalam sikap mendengar dan taat pada dorongan Roh Kudus. Ini bisa berupa dorongan untuk berbicara kepada seseorang, menunjukkan kasih, atau mengambil keputusan tertentu yang sejalan dengan kehendak Allah. Seperti Petrus yang dengan berani memberitakan Injil, umat Kristen dipanggil untuk menjadi saksi Kristus. Sebagai umat beriman, kita semua terpanggil untuk berbagi iman dengan menjadi saksi Kristus dalam perkataan dan perbuatan. Berbicara tentang kasih dan karya keselamatan Yesus kepada orang-orang
Mahasiswa Jawa (UKKB KBMJ). Tarian Jawa ditampilkan dengan iringan gamelan, menggambarkan kedatangan Roh Kudus. Perayaan ucap syukur unduh-unduh diakhiri dengan perjamuan kasih atau makan bersama, atau biasa disebut kenduri dalam tradisi Jawa. Unduh-unduh berupa makanan ringan yang diberikan oleh 7 Fakultas di UKDW, Rektorat, dan Yayasan Perguruan Tinggi Kristen (YPTK) Duta Wacana, ditata di tambir-tambir bambu, kemudian ‘diarak’ dari Auditorium Koinonia menuju Atrium Didaktos Sesampainya di Atrium Didaktos, hidangan dinikmati bersama oleh mahasiswa, dosen, serta karyawan UKDW Perjamuan kasih semacam ini diharapkan akan rutin diadakan sehingga keluarga UKDW dapat merasakan momen istimewa untuk saling bertegur sapa dan menikmati berkat Tuhan bersama. [Pedro-TIK]
di sekitar Anda. Membangun kehidupan yang konsisten dalam integritas dan kasih juga bisa menjadi ujung tombak kesaksian Kristen yang hidup, dapat dilihat secara langsung, dan berdampak bagi kehidupan mereka yang ada di sekitar kita. Bersaksi dengan perbuatan dan tindakan, efeknya lebih dahsyat dari hanya sekedar berkata-kata tentang iman kita sendiri.
Pentakosta juga membawa persatuan di antara para murid dan orang percaya dari berbagai latar belakang. Peristiwa Pentakosta mengundang kita untuk mencari bentuk dan membangun persatuan dalam komunitas gereja dan mengatasi perbedaan dengan kasih. Kita semua juga diundang untuk untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan saling mendukung. Dengan demikian setiap orang bisa menemukan tempatnya masingmasing dalam komunitas umat beriman dan bertumbuh di dalamnya. Jadilah agen kasih Allah yang nyata di dunia ini. Roh Kudus yang telah dianugerahkan ke atas para murid juga memberikan berbagai karunia kepada setiap orang percaya untuk melayani tubuh Kristus. Kenali karunia Roh Kudus yang ada dalam diri Anda dan orang lain. Ini bisa berupa karunia mengajar, memberi, menyembuhkan, atau lainnya. Gunakan karunia tersebut untuk membangun dan melayani gereja dan masyarakat. Jangan biarkan karunia Anda terpendam, tetapi aktiflah dalam pelayanan sesuai dengan panggilan dan karunia Anda. Pentakosta membawa banyak orang kepada pertobatan dan pembaharuan hidup. Mari kita Praktikkan pertobatan harian dengan menyadari kelemahan dan dosa, dan meminta pengampunan serta kekuatan untuk berubah. Biarkan Roh Kudus memperbaharui pikiran dan hati Anda setiap hari, sehingga Anda semakin serupa dengan Kristus dalam pikiran, perasaan, dan tindakan.
Roh Kudus memberikan keberanian kepada para murid untuk menghadapi tantangan Hadapilah tantangan hidup dengan keberanian yang berasal dari Roh Kudus Ingatlah bahwa Anda tidak pernah sendiri; Roh Kudus selalu menyertai dan memberikan kekuatan Tetaplah teguh dalam iman meskipun menghadapi penderitaan atau penganiayaan Percayalah bahwa Tuhan memberikan kekuatan untuk melewati setiap ujian. Penghayatan iman yang terinspirasi oleh kisah Pentakosta melibatkan keterbukaan terhadap Roh Kudus, keberanian dalam bersaksi, persatuan dalam kasih, penggunaan karunia, hidup dalam pertobatan, dan keberanian menghadapi tantangan. Dengan cara ini, umat Kristen dapat menjalani kehidupan yang penuh kuasa dan berdampak, sesuai dengan panggilan dan karya Roh Kudus dalam kehidupan mereka. [Adham-LPKKSK]
Resensi Buku
Mengajar dengan AI
Kecerdasan Buatan atau Artificial In-
telligence (AI) berpotensi mengubah secara radikal proses belajar - mengajar di masa depan. Seperti yang sudah terjadi di masa lalu, lembaga pendidikan perlu menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi Sepanjang sejarah pendidikan, pembentukan pengetahuan juga berkembang seturut dengan penguasaan teknologi informasi di masanya Penemuan mesin cetak, mesin ketik, radio, TV, dan teknologi lainnya telah mengubah bagaimana
pengetahuan diseleksi, dibentuk, dan dibuat menjadi lebih sistematis Hal serupa terjadi pada teknologi komunikasi mutakhir dalam rupa kecerdasan buatan yang telah, sedang, dan akan mengubah proses belajar - mengajar kita.
Buku yang ditulis oleh José Antonio Bowen dan C Edward Watson ini memberikan perspektif tentang potensi AI ketika diterapkan dalam perkuliahan. Sasaran pembaca buku ini adalah para pengajar, khususnya mereka yang punya perhatian pada desain pengajaran
Meskipun bukan manual, buku ini cukup memberi panduan praktis mengenai bagaimana mengintegrasikan AI ke dalam aktivitas pengajaran, strategi dalam pembuatan tugas agar menarik, serta membangun pengetahuan baru. Buku ini dibagi menjadi tiga bagian utama: Thinking with AI, Teaching with AI, dan Learning with AI. Bagian pertama mengenalkan bagaimana AI bekerja, pentingnya kita mengenal dan menguasai AI, serta peluang yang diberikan untuk pengembangan kreativitas Bagian kedua mengulas hal yang lebih teknis, seperti bagaimana AI membantu tugas-tugas pengajar, mendeteksi kecurangan dan plagiarisme, dan bagaimana kita mengapresiasi tugas mahasiswa melalui grading atau penilaian Bagian ketiga atau terakhir membahas bagaimana pengajar mendesain tugas-tugas, khususnya tugas dalam bentuk esai atau tulisan sejenisnya.
Beberapa kata kunci yang dikembangkan dalam membangun optimisme penggunaan AI dalam mengajar adalah: AI akan mengubah cara kita belajar dan berpikir, AI adalah alat yang mampu meningkatkan kreativitas dan produktivitas, AI selalu diperbarui dan makin mampu menjawab kebutuhan yang terus berubah Pengajar dan mahasiswa perlu beradaptasi dengan prosedur pengajaran yang baru, termasuk dalam pemberian tugas dan cara menilai atau mengapresiasi.
Menilik sejarah pembelajaran berbasis digital di UKDW, sebelum e-class digunakan, UKDW pada tahun 1998 sudah memanfaatkan website dan mailing list dalam pengajarannya. Hal ini dilatarbelakangi banyaknya mahasiswa dari luar Jawa yang belum berani masuk ke Yogyakarta dikarenakan masih hangatnya kerusuhan rasial kala itu Pdt Aristarchus Sukarto selaku Rektor UKDW waktu itu, menginstruksikan percobaan perkuliahan melalui internet sehingga bisa diikuti mahasiswa dari tempatnya masing-masing di luar Jawa. Percobaan dilakukan untuk mata kuliah Arsitektur Nusantara.
Pada era tersebut, belum ada webinar yang bisa menampilkan wajah pembicara. Dosen dan mahasiswa berdiskusi melalui mailing list Keuntungannya, mahasiswa menjadi lebih berani untuk bertanya dan berdiskusi, berani menyapa dosennya dengan sapaan “Anda” bukan “Bapak”, berani mengritik materi kuliah yang kurang up to date bila dibandingkan dengan website lain yang pernah diakses mahasiswa. Keberanian-keberanian itu meng-
gambarkan adanya perubahan relasi sosial karena cara komunikasinya yang berbeda. Bisa jadi keberanian itu muncul karena tidak harus melihat dan dilihat wajah lawan bicara. Demikian pula karena adanya kemudahan mendapatkan bahan digital, maka mahasiswa lebih produktif dalam mengumpulkan serta menatanya dalam sistematika yang lebih logis Ujian dilakukan melalui email yang dikirim ke masing-masing mahasiswa dengan batasan waktu tertentu. Sayangnya, semua bahan arsip digital matakuliah ini terhapus ketika dilakukan upgrading server sehingga kita tidak memiliki arsipnya. Perkuliahan dalam ekosistem digital memang memiliki tantangan tersendiri.
Di masa ini ketika penggunaan AI semakin meningkat, tentunya diperlukan digital literacy. Untunglah dalam kehidupan akademik, kita sudah cukup terbiasa dengan dunia digital Meskipun demikian, kurikulum dan diskusidiskusi dalam kelas perlu membicarakan konsekuensi-konsekuensi penerapan teknologi komunikasi baru ini, misalnya mengenai etika akademik, data privacy, diskriminasi verbal, dan bias-bias etnis yang sering muncul dalam media komunikasi berbasis digital. Buku ini berusaha memberi gambaran menyeluruh mengenai perubahan radikal ketika AI dilibatkan dalam pengajaran. Secara khusus buku ini menekankan pada hal-hal teknis penggunaan AI dalam proses belajar - mengajar. Namun, buku ini kurang memberi elaborasi pada dampak sosial dalam proses pengajaran. Mungkin hal ini tidak dialami oleh penulis di negerinya, tapi di tempat kita hal itu relevan dibicarakan. Bagi civitas academica yang ingin mencari perspektif pengajaran dengan AI, buku ini sudah tersedia dalam format epub di perpustakaan UKDW. [MM]
Judul Buku: Teaching with AI: A Practical Guide to A New Era of Human Learning
Penulis: J.A. Bowen & C.E. Watson
Penerbit: Johns Hopkins University Press
Tahun Terbit: 2024
Identitas Buku:
foto:dok./Panitia
Pojok Suara Humanitas
Cerminan Ekspresi Manusia dalam Menyingkap Kemanusiaan
Dalam perkuliahan fotografi kali ini, para
mahasiswa Prodi Studi Humanitas (PSH) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) mempunyai kesempatan untuk berkunjung ke sebuah pameran atau pertunjukan montase dengan tajuk “Happy Birthday
Holiday”. Pameran ini diselenggarakan daerah Mantrijeron, Yogyakarta. Kami berkesempatan bertemu dengan Angki Purbandono, salah satu seniman fotografi kontemporer yang menggunakan teknik scan (pindai) untuk mengambil visual gambar.
Saya sangat tertarik pada semua hasil gambar yang terdapat dalam buku berjudul “Beyond Versace” yang dibuat dari tahun 2004 hingga 2010. Buku tersebut berisi gambar orang-orang dengan gangguan jiwa yang ia temui di Yogyakarta. “Beyond Versace” ini berarti suatu pandangan atau ide yang lebih inovatif dan merujuk pada suatu nilai-nilai sosial pada lingkungan kemanusiaan.
Angki mengabadikan momen saat memotret setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang ia temui di jalan dengan caranya yang sangat humanis serta sederhana seperti pose tertawa, style yang seadanya melalui komunikasi secara langsung dan melihat ekspresi wajah tersenyum. Sehingga inilah akar menemukan suatu perspektif bahwa secara sederhana dan otentik adalah normal dari apa yang mereka lihat dan rasakan sendiri,serta jalanan yang mereka tempuh adalah sebuah panggung untuk mereka berkarya.
Dalam konteks akademik, karya “Beyond Versace” memicu diskusi tentang peran manusia dalam era teknologi digital. Melalui penggunaan teknologi fotografi dan editing, Angki Purbandono tidak hanya merekam ekspresi manusia, tetapi juga mengeksplorasi cara teknologi mempengaruhi cara kita memahami dan merespons keberagaman emosi manusia.
Karya dari Angki Purbandono ini sangat humanis sesuai dengan tagline dari Prodi Studi
Juwiring Memayungi PSH
Prodi Studi Humanitas (PSH) Universitas
Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta mengadakan Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Fotografi pada hari Minggu, 26 Mei 2024. Kali ini, kawan-kawan PSH mengeksplorasi daerah Klaten, tepatnya di Kampung Juwiring Dengan mempertahankan gaya foto human interest, mahasiswa PSH dituntut merekam jejak-jejak manusia yang sudah menggeluti usaha pembuatan payung hias tradisional. Para seniman ini memang sudah menggeluti dunia kreatif payung hias sejak zaman dulu Dengan kata lain, Juwiring adalah etalase seni kreatif payung hias yang sudah ada sejak zaman Keraton (Bahasa Jawa: Kraton atau Karaton)
dulu. PSH mendapat kesempatan yang baik untuk menangkap realitas kehidupan para seniman ini melalui lensa kamera Bertempat di Paguyuban Kreatif Ngudi Rahayu, mahasiswa PSH berinteraksi dengan para seniman atau pengrajin dan bereksplorasi dengan imajinasi mereka sebagai tukang foto. Pada edisi Pojok Suara Humanitas kali ini, beberapa karya mahasiswa dalam melukis cahaya di Juwiring ini dihadirkan sebagai ruang apresiasi, secara khusus untuk kesetiaan para seniman dan pengrajin ini untuk “memayungi” profesi hidup mereka yang sudah turun-temurun.
Humanitas UKDW, yaitu #DiretasHumanitas karena teknik fotografi yang ditawarkan Angki membahas keseluruhan aspek manusia dan bukan sekedar estetika atau keindahan dari sebuah karya foto. Mata kuliah Fotografi ini berkaitan juga dengan Mata Kuliah “Media Teknologi Digital dan Manusia”, dimana dosen PSH yakni Vania Sharleen Setyono, M.Si.Teol., dan Hendra Sigalingging, S.S., M.Hum. per-nah membahas tentang perbedaan manusia dan hewan, dan kali ini cukup membahas pada perspektif manusia karena bagian yang terpenting dalam manusia ada empat bagian fungsional yakni fungsi deskriptif, fungsi komunikatif, fungsi ekspresif, dan fungsi ontologis. Buku “Beyond Versace” telah membantu kami mendalami sebagian mata kuliah Studi Humanitas, yaitu “manusia sebagai makhluk ekspresif “. Hal ini menunjukkan bahwa kita sebagai manusia adalah makhluk yang bereksistensi dan membentuk identitas diri dan relasi dengan orang lain lewat ekspresi seperti ekspresi marah, ekspresi senang, ekspresi kecemasan, dan ekspresi lainnya Hal inilah yang menjawab eksistensi manusia itu sendiri dalam menjalani kehidupan yang nyata atau riil. Selamat menjadi manusia yang otentik! [Martin]
foto:dok./Panitia
(“Menjepit Motif” Karya Mery Agusti)
(“Telaten” karya Diandra Elisabeth Hutama)
(“Hitam Putih Hidup” karya Aliefea Rabecca Puspita
(“Menyulam Usia” karya Geofani Mikhael Joseph Setiawan)
(“Pemuda Emas” karya Nehemia)
(“Merenta Bambu” karya Timothy Kevin Basudewo Isliko)