Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25, D I Yogyakarta Koran Kampus UKDW korankampus@staff ukdw ac id UKDW Yogyakarta
SIRAMANROHANI KebangkitanYesus
MemulihkanPersekutuan
RESENSIBUKU
Revolusi:Indonesiaand thebirthofthemodernworld
Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni
Pengembangan Spiritualitas Karyawan Muslim (PSKM)
Tidak banyak yang tahu kalau di Universitas Kristen Duta
Wacana (UKDW) Yogyakarta ada sekitar 160 orang karyawan muslim yang bekerja di dalamnya. Selain beragama Katolik dan Kristen Protestan, ada pula pegawai UKDW lainnya yang beragama Hindu dan Islam. Kehadiran para pegawai muslim telah menunjang kemajuan kualitas pendidikan di UKDW.
Sebagian besar dari mereka adalah karyawan outsourcing yang diberi kepercayaan untuk menjaga kebersihan dari seluruh fasilitas pendidikan di lingkungan UKDW. Sehingga tercipta rasa nyaman bagi semua mahasiswa untuk berkuliah dan berkegiatan di UKDW. Tidak hanya itu, keramahan yang mereka tunjukkan kepada para tamu yang datang ke UKDW telah meninggalkan kesan yang baik dalam benak tamu-tamu yang datang bertamu ke UKDW untuk pertama kalinya. Contohnya, tindakan baik dari seorang karyawan bagian cleaning service yang menunjukkan jalan dan mengantarkan tamu yang sedang mencari Ruang Seminar Pdt. Harun Hadiwijono telah menunjukkan sisi keramahan UKDW yang tidak pura-pura. Mereka menyadari bahwa apa yang telah mereka lakukan turut menaikkan citra UKDW di mata para tamu. Walaupun mungkin dinilai orang sebagai hal kecil dan tidak berarti, namun makna jasa yang ditawarkan oleh para karyawan muslim ini punya arti lebih dari hanya sekedar kepatutan menerapkan tata krama budaya Jawa untuk menyambut tamu dengan penuh kesopanan. Secara tidak langsung mereka telah menerapkan Nilainilai Kedutawacanaan melalui cara-cara sederhana.
Oleh sebab itu, Lembaga Pelayanan Kerohanian, Konseling, dan Spiritualitas Kampus (LPKKSK), selaku lembaga yang bertanggung jawab atas pengembangan spiritualitas bagi segenap warga UKDW, merasakan adanya kebutuhan untuk melanjutkan tradisi baik mengadakan acara Pengembangan Spiritualitas Karyawan Muslim (PSKM) bagi para karyawan muslim UKDW pada bulan Ramadhan yang lalu. Tujuan dari acara ini adalah memberikan pelayanan
UKDW 2024
spiritualitas bagi karyawan muslim UKDW melalui siraman rohani. Selain itu, dalam acara ini, UKDW juga memberikan bingkisan Ramadhan sebagai bentuk dukungan, perhatian dan penghormatan hari raya bagi karyawan muslim yang bekerja di UKDW. Acara ini juga dimaksudkan untuk menguatkan visi melayani dengan kasih di dunia pluralistik, melalui bentuk toleransi dan silaturahmi di antara sesama karyawan muslim dan pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Kristen (YPTK) DUTA WACANA.
Dalam pelaksanaannya, LPKKSK menggandeng Yayasan PTK Duta Wacana untuk mempersiapkan acara ini bersama-sama. Acara dikemas secara sederhana, dimana panitia mengundang semua karyawan muslim untuk datang ke Auditorium Koinonia pada hari Rabu, 3 April 2024 guna mendengarkan lantunan ayatayat suci Al-Quran dan menyimak ceramah agama dengan tema “Ibadah: Bekerja dengan Tekun” dari Ustadz KH. Benny Susanto, S.Ag., M.Si. selaku Pengasuh Ponpes Sunan Kalijaga, Gesikan, Yogyakarta.
Acara dilanjutkan dengan pembagian bingkisan Ramadhan secara simbolik oleh Ir. Mariam Handayani selaku Pengurus YPTK Duta Wacana dan Ibu Dra. Ambar Kusuma Astuti, M.Si Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Pengembangan Aset (WR 2) UKDW. Perhatian-perhatian dari pimpinan seperti ini menjadi jembatan yang membuka silaturahmi yang baik antara dua belah pihak.
Bingkisan-bingkisan Idul Fitri juga sudah disiapkan oleh panitia dan dibagikan ketika para karyawan muslim meninggalkan Auditorium Koinonia Terlihat wajah-wajah berseri yang gembira menerima bingkisan-bingkisan Ramadhan. Semoga acara sederhana yang bermakna ini bisa diteruskan di tahun-tahun yang akan datang. (AKS-LPKKSK)
UKDW Berkomitmen Kembangkan Kerja Sama & Perluas Akses Pendidikan
niversitas Kristen Duta Wacana U(UKDW) Yogyakarta mempunyai k o m i t m e n u n t u k t e r u s mengembangkan kerja sama dan memperluas akses pendidikan sebagai implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi Fakultasfakultas yang ada di UKDW sudah rutin berkolaborasi dengan berbagai mitra dan sekolah-sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia seperti program pendampingan siswa untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN), pelatihan IELTS, pelatihan untuk guru, dan program-program lainnya.
Salah satunya adalah Fakultas Teknologi Informasi yang mendampingi guru-guru di tingkat TK, SD, SMP, dan SMA di bawah YPPN Budya Wacana, untuk membuat kurikulum computational thinking untuk mengasah logika dan penalaran siswa. Hal ini disampaikan oleh Dr Phil Lucia Dwi Krisnawati selaku Kepala Biro Kerjasama dan Relasi Publik (Biro 4) UKDW pada saat p e n a n d a t a n g a n a n M e m o r a n d u m o f Understanding (MoU) antara UKDW Yogyakarta dengan Yayasan Tarakanita Wilayah Yogyakarta pada hari Rabu, 17 April 2024 di Ruang Seminar Pdt Dr Tasdik UKDW.
“Kami mendampingi guru-guru tersebut dalam menyusun kurikulum sehingga ada keberlanjutan Kami juga bersama-sama menyusun buku ajar dan modul. Kurikulum computational thinking ini akan membantu siswa untuk memahami masalah yang kompleks dan mengedukasi anak untuk punya kemampuan problem solving
S e h i n g g a l e b i h m e m u d a h k a n s i s w a memahami mata pelajaran dan menyiapkan siswa untuk ikut kompetisi,” tambahnya.
foto:dok./Pribadi
Sementara itu, Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. selaku Rektor UKDW menyambut baik kerja sama antara UKDW Yogyakarta dengan Yayasan Tarakanita Wilayah Yogyakarta Harapannya kerja sama ini dapat terus berlanjut karena ada banyak hal yang bisa dikerjakan bersama.
Sedangkan Sr. Laurentina Setyasminarti CB selaku Kepala Kantor Yayasan Tarakanita W i l a y a h Y o g y a k a r
m e n y a m p a i k a n harapannya untuk dapat bekerja sama dengan
UKDW dalam hal magang atau kerja praktik, mentoring siswa, dan dosen yang mengajar di sekolah. “Kerja sama ini merupakan hal yang baik, karena kita tidak bisa berjalan sendiri untuk mengembangkan pendidikan.
menyebarkan semangat nilai-nilai Kristiani ke masyarakat,” terangnya.
Acara penandatanganan MoU antara UKDW Yogyakarta dengan Yayasan Tarakanita Wilayah Yogyakarta ini juga dihadiri oleh Waki
Pengembangan Kapasitas SDM, Promosi, dan Jejaring UKDW, Dekan Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW, Dekan Fakultas Bisnis UKDW, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Promosi (WD 3) Fakultas Bioteknologi, WD 3 Fakultas Teknologi Informasi UKDW, WD 3 Fakultas Kependidikan dan Humaniora UKDW, Kepala Biro Kemahasiswaan, Alumni, dan Pengembangan Karir (Biro 3) UKDW, Wakil Kepala Biro 4, Kepala Unit Admisi dan Promosi, Kepala Bagian Umum Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta, serta Staf Humas Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta. [mpk]
PROFILBULANINI
YogaAngkawijayaKristiawan
foto:dok./Biro 4
foto:dok./Biro 4
Campus Ministry Program Studi
Mahasiswa Fakultas Bioteknologi Juara Science Poster Competition
Tiga mahasiswa Fakultas Bioteknologi
Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) berhasil menjadi pemenang Science Poster Competition, yang merupakan bagian dari acara The 24th Food Science Student Conference (FOSTER) 2024 Tim yang diketuai oleh Yoga Angkawijaya Kristiawan dengan anggota Ellena Gracia dan Eunike Harjanto, serta dosen pembimbing Catarina Aprilia Ariestanti, S T P , M Sc , sukses menyabet juara dengan poster ilmiah berjudul “Utilization of Pineapple (Ananas comosus) Peel Waste as a Source of Antioxidants for Antidiabetic Potential through Encapsulation Method with Spray Drying”.
Kegiatan “FOSTER 2024” merupakan event tahunan yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Katolik Soegijapranata Acara ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berbagi dan mempresentasikan pengetahuan, pengalaman, serta penemuan mereka melalui hasil penelitian atau tinjauan literatur yang telah dilakukan Selain itu, kegiatan “FOSTER 2024” juga merupakan bagian dari rangkaian acara “5th International Conference on Sustainable Global Agriculture and Food (ICSAF)” yang diselenggarakan secara kolaboratif antara Universitas Katolik Soegijapranata, Saigon
FTI UKDW,
Assumption University (Thailand), dan Fu Jen Catholic University (Taiwan).
Konferensi internasional ini bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan teknologi di antara dosen, ilmuwan, praktisi, mahasiswa, serta peserta kompetisi FOSTER 2024 terkait sains pangan Mengusung tema “Future Foods: Innovation and Sustainability”, konferensi tahun ini menekankan pada inovasi dan pengembangan produk pangan yang berfokus pada isu keberlanjutan pangan.
Yoga Angkawijaya menyebutkan melalui perlombaan ini, tim UKDW menunjukkan inovasi dalam memanfaatkan limbah kulit nanas sebagai sumber antioksidan dengan
potensi antidiabetes melalui metode enkapsulasi dengan spray drying. Prestasi ini menjadi bukti kemampuan mahasiswa UKDW dalam menghasilkan karya inovatif dan berkelanjutan di bidang pangan. “Kemenangan ini menunjukkan kompetensi dan kreativitas mahasiswa UKDW dalam mengembangkan solusi untuk permasalahan pangan yang sejalan dengan tema ICSAF 2024 yaitu “Future Foods: Innovation and Sustainability”. Kami berharap prestasi ini dapat memotivasi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam menciptakan masa depan pangan berkelanjutan,” pungkasnya. [F.Bio/YAK]
Universitas Chulalongkorn, dan Universitas Thammasat Thailand: Memperkuat Kerjasama dan Inovasi Teknologi
Kerjasama lintas batas antar universitas
semakin menguat dengan adanya kunjungan Universitas Chulalongkorn dan Universitas Thammasat Thailand ke Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) di Yogyakarta. Kunjungan ini bertujuan untuk memperdalam kolaborasi dalam pengembangan teknologi mutakhir seperti Augmented Reality (AR), Metaverse, dan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Dekan FTI UKDW, Restyandito, S.Kom.,
MSIS., Ph.D., menyatakan bahwa kegiatan ini sebagai langkah awal kegiatan kerja sama lain. "Kerja sama ini akan membuka peluang bagi dosen dan mahasiswa untuk menambah ilmu pengetahuan Selain itu, kerja sama ini diharapkan dapat membuka kesempatan untuk kerjasama penelitian lintas ilmu dan universitas," ujarnya.
Acara dimulai dengan welcome dinner yang dihadiri oleh pimpinan universitas dan fakultas serta beberapa dosen dan staf, menciptakan suasana akrab dan kolaboratif antara kedua belah pihak. Momentum ini menjadi
awal yang baik untuk memperkenalkan diri dan membangun hubungan yang erat.
Melanjutkan kegiatan, tiga kegiatan utama yang dilaksanakan secara bersamaan pada tanggal 20 April 2024 Kegiatan pertama adalah Intensive Training Metaverse berupa pelatihan dalam pengembangan objek 3D untuk metaverse. Kegiatan ini diikuti oleh ma-hasiswa FTI dan beberapa dosen dari Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) Kegiatan kedua adalah diskusi penelitian yang diikuti oleh dosen-dosen dari FTI, Fakultas Kedokteran (FK), dan juga satu
dosen dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Selain kedua kegiatan tersebut, dilakukan juga pemetaan terhadap Gedung Agape UKDW yang kemudian akan dimasukkan ke dalam dunia metaverse dan dapat diakses di https://duta-verse web app/ Proses pengambilan data denah dilakukan oleh m a h a s i s w a M a s t e r U n i v e r s i t a s Chulalongkorn dan mahasiswa FTI UKDW.
Kegiatan tidak berhenti di situ, pada tanggal 21 April 2024 diadakan sesi lanjutan Intensive Training Metaverse dan Intensive Training AI & Music. Kedua acara tersebut diikuti dengan antusiasme oleh mahasiswa FTI UKDW serta dosen UKDW dan luar UKDW.
Puncak kegiatan kunjungan adalah pada tanggal 22 April, di mana diadakan kuliah umum yang dihadiri oleh sekitar 200 mahasiswa dari FTI dan FK UKDW. Dua narasumber utama, Prof Lunchakorn Wuttisittikulkij, Ph D dan Dr Somrudee Deepaisarn, memberikan paparan terkait metaverse dan AI Tak hanya itu, Chulalongkorn University juga memamerkan hasil metaverse dari Gedung Agape yang telah dibangun selama kunjungan Penutupan kunjungan ditandai dengan penandatanganan dokumen kerja sama sebagai komitmen ketiga universitas untuk tetap melanjutkan kerja sama.
Kembali Restyandito mengingatkan bahwa kunjungan ini bukan hanya tentang memperluas jaringan kerjasama internasional, tetapi juga tentang berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam pengembangan teknologi terkini. Diharapkan kerjasama ini akan memberikan manfaat yang besar bagi kedua belah pihak, mempercepat kemajuan dalam bidang teknologi informasi, dan dapat dikembangkan menjadi kerjasama penelitian maupun pengajaran. [Andhika]
foto:dok./Panitia
foto:dok./Panitia
foto:dok./Panitia
Pojok Suara Humanitas
Bulan Ramadhan bagi para umat muslim
adalah bulan yang istimewa. Di bulan Ramadhan, umat muslim diwajibkan melakukan rukun Islam yang keempat, yaitu berpuasa. Berpuasa tak hanya berarti menahan lapar dan haus saja, namun menahan segala amarah dan nafsu. Ternyata, bulan Ramadhan tak hanya dirayakan umat muslim saja. Hal ini terlihat dari fenomena baru yang menarik teman-teman nasrani dan agama lainnya turut memeriahkan bulan Ramadhan tahun 2024 ini.
Ramadhan tahun ini penuh dengan kehangatan dan kebersamaan Budaya ngabuburit tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya Menurut Kamus Besar Bahasa Sunda yang diterbitkan Lembaga bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), kata ngabuburit berasal dari kalimat ngalantung ngadogan burit atau bersantai sambil menunggu waktu sore Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ngabuburit berarti menunggu adzan Maghrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadhan Teman-teman muslim biasanya mengisi waktu sore hari menjelang buka puasa dengan membeli takjil. Di suatu tempat biasanya para UMKM berjualan dengan berbagai macam makanan Di tahun ini algoritma media sosial TikTok telah dibanjiri oleh kegiatan-kegiatan di bulan Ramadhan.
Trend ini disebut war takjil atau perang takjil. War takjil ini tidak hanya dilakukan di kalangan umat muslim, namun teman-teman nasrani
Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat
atau R. A Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 R A Kartini berasal dari keluarga bangsawan Jawa. Itulah sebabnya gelar Raden Adjeng alias R A disematkan padanya Kartini adalah anak perempuan tertua dari semua saudara sekandungnya. Kartini berkesempatan untuk mengenyam pendidikan di ELS (Europese Lagere School) saat usianya 12 tahun. Kartini menjadi pahlawan nasional yang menggerakkan kebebasan dari perbudakan untuk kaum perempuan di tanah air. Salah satu cara Kartini untuk mengangkat derajat perempuan dengan mendirikan sekolah untuk para perempuan dari kelas ekonomi dan status sosial bawah Pemikiran emansipasi perempuan oleh Kartini terpicu dari buku-buku yang ia baca, diantaranya Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, De Stille Kracht karya Louis Couperus, buku-buku karangan Van Eeden, Augusta de Witt, Goekoop de-Jong Van Beek, Roman anti-perang Die Waffen Nieder karya Bertha Von Suttner Kartini berharap para perempuan memiliki hak kehidupan yang sama dengan kaum laki-laki di masa itu.
Hasil pemikiran Kartini memicu sekaligus menggerakan generasi selanjutnya untuk tetap menjaga hak-hak perempuan. Pada era digital saat ini terbentuk dua kata “sororitas” dan “solidaritas” dari pemikiran Kartini. Sororitas merupakan persaudaraan atau ikatan emosional dan dukungan antara perempuan
MWar Takjil di Bulan Ramadhan
juga mengikutinya. Trend ini menjadi viral di media sosial karena teman-teman nasrani yang mendahului teman-teman muslim untuk mendapatkan jajanan takjil di sore hari menjelang buka puasa. Fenomena ini sangat ramai di TikTok diikuti oleh teman-teman nasrani di berbagai daerah.
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan mahasiswa PSH, dua teman nasrani berbagi pengalaman mereka mengenai partisipasi dalam war takjil selama bulan Ramadhan.
“Ikut, soalnya takjil itu enak-enak, asik terus ada beberapa makanan yang cuma ada pas Ramadhan gitu lho, tapi ada juga yang kayak makanan biasa tiap hari ada tapi vibesnya itu kalau lagi Ramadhan beda, jadi lebih asik soalnya sambil nunggu buka puasa Terus asiknya tu karena war juga kan ngantri tuh jadi kayak ga terasa waktunya tiba-tiba sudah buka puasa Asik sih, selagi mereka itu ‘beli’ ya gapapa toh jadi sumber rejekinya penjualnya,” ujar Amel.
Sementara itu, Jea menyatakan minatnya untuk bergabung dalam war takjil dengan alasan uniknya pengalaman tersebut. “Sebagai non-muslim, saya tertarik untuk ikut war takjil karena menurut saya war takjil mempunyai keseruan tersendiri yang unik dan khas Walaupun harus sabar karena ramai dan antri, sepertinya saya akan selalu ikut war takjil di bulan Ramadhan untuk tahun-tahun berikutnya. Yang membuat saya tertarik untuk
ikut war takjil salah satunya adalah menu-menu makanan khusus yang biasanya banyak dijual saat bulan Ramadhan. Menurut pendapat saya, war takjil adalah salah satu budaya orang Indonesia yang patut untuk diteruskan ke generasi-generasi berikutnya,” ungkapnya Dari hasil wawancara tersebut, terungkap bahwa motivasi teman non-muslim untuk mengikuti war takjil adalah kombinasi antara kelezatan makanan yang ditawarkan dan daya tarik tren yang viral di media sosial, khususnya TikTok. Istilah "viral" sendiri sudah menjadi bagian integral dari dunia media sosial, merujuk pada konten, baik foto, video, maupun text, yang cepat menyebar dan banyak dilihat oleh pengguna dalam waktu singkat Fenomena viral seperti ini sering kali memicu rasa FOMO (Fear of Missing Out) di kalangan pengguna media sosial, termasuk dalam popularitas war takjil selama bulan Ramadhan.
Sementara itu, toleransi dalam kehidupan nyata bisa ditemukan dalam berbagai aktivitas, seperti halnya suasana Ramadhan yang juga dirasakan oleh masyarakat non-muslim Uniknya, pada bulan Ramadhan tahun ini, toleransi ini ditangkap oleh algoritma media sosial dalam bentuk konten yang menarik perhatian Hal ini menjadi penanda bahwa toleransi di dunia nyata telah bergeser ke dunia digital Trend ini menjadi hal yang positif dengan adanya sikap toleransi dunia digital. Toleransi digital ini dapat dilihat dari
Kartini Centang Biru
Solidaritas merupakan pendorong utama dalam pencapaian hak-hak perempuan. Contoh hak perempuan di antaranya, hak pendidikan, hak perlindungan, hak memilih, hak hidup nyaman, dan lain sebagainya. Berikut beberapa kelompok yang memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia: Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK), Yayasan Pulih (Pusat Krisis Perempuan), Perempuan Mahardhika, Koalisi Perempuan Indonesia untuk Keadilan dan Demokrasi (KPI), Perempuan Bangkit, Pusat Kajian dan Perlindungan Anak dan Perempuan (PKP2A).
Mengapa hak perempuan perlu diperjuangkan di era digital?
Indonesia merupakan negara hukum dan HAM harus diperjuangkan oleh pemerintah. Meskipun perempuan di era digital memiliki hak atas hidupnya, namun masih banyak juga oknum-oknum yang melarang dan membatasi hak mereka. Dilansir dari detikNews tentang “Catatan 21 Tahun Komnas Perempuan” ditemukan fakta bahwa kekerasan berbasis gender naik setiap tahunnya. Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani menjelaskan bahwa jumlah pelaporan kasus kekerasan terhadap perempuan dan kasus kekerasan berbasis gender itu terus bertambah setiap tahunnya Kekerasan yang dilakukan oleh
oknum di antaranya kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual dan lain sebagainya. Dari kasus ini dapat dilihat bahwa hak-hak perempuan di era digital masih penting diperjuangkan sebagai upaya untuk membatasi oknum yang melakukan kekerasan berbasis gender yang semakin masif karena pengaruh teknologi.
Era digital dapat menimbulkan kekerasankekerasan baru seperti pelecehan seksual online, penyebaran konten pornografi yang tidak diinginkan (non-consensual intimate image), dan penyalahgunaan data pribadi Era yang serba digital mampu memberi dampak pada kesehatan mental akibat paparan media sosial yang berisi informasi yang tidak selalu positif. Hal ini dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan mental perempuan, seperti meningkatnya tingkat stress, kecemasan yang berlebihan,serta depresi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendukung hak perempuan dalam era digital, antara lain 1) memperkuat kesadaran akan kekerasan berbasis teknologi, mendukung kampanye kesadaran dan pendidikan yang bertujuan untuk mengenali dan melawan kekerasan berbasis teknologi, termasuk pelecehan online, penyebaran konten yang merendahkan, dan penyalahgunaan data pribadi 2) berpartisipasi dalam gerakan media sosial yang bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan meningkatkan kesadaran akan isu-isu yang mempengaruhi perempuan, seperti kesenjangan upah gender, kekerasan berbasis
pengalaman teman-teman nasrani yang merasakan budaya muslim melalui war takjil. Keberadaan toleransi digital menjadi penting karena menghadirkan kesatuan antar agama, yang membuktikan bahwa dunia digital dapat menghasilkan dampak positif.
Fenomena toleransi di dunia digital ini memang mencuri perhatian para pengguna media sosial Bahkan, muncul trend baru pengguna media sosial yang memperlihatkan diri mereka dengan mengenakan atribut khas muslim saat berada di gereja, ada pula yang mengenakan hijab sambil memamerkan kalung salib saat membeli takjil. Kejadiankejadian seperti ini seringkali di normalisasikan oleh warga media sosial dan dianggap sebagai wujud toleransi Namun apakah penggunaan atribut suatu agama di tempat ibadah agama yang lain menjadi keputusan yang tepat? Memproduksi konten tentang toleransi agama memang baik, namun perlu disertai dengan pertimbangan etika dan kesopanan yang sesuai Dengan demikian, perlu adanya refleksi lebih mendalam terkait fenomena war takjil dan toleransi digital ini, untuk me-mastikan bahwa tindakan-tindakan tersebut menghormati dan menghargai adab serta nilai-nilai agama yang bersangkutan [Aliefea ]
gender, atau hak reproduksi. Menggunakan tagar (#) dan berbagi konten yang relevan dapat membantu memperluas jangkauan pesan dan memobilisasi dukungan untuk perubahan positif.
Era digital mampu menimbulkan kekerasan baru terhadap perempuan baik dalam penggunaan media sosial atau penggunaan teknologi komunikasi yang lain Cara yang mudah untuk dilakukan untuk tetap mendukung gerakan anti kekerasan perempuan dengan menyuarakan kesadaran akan kekerasan perempuan. Prodi Studi Humanitas UKDW, tahun ini mengikuti lomba video Women Support Women dalam rangka “International Women’s Day”. Lomba ini diselenggarakan oleh Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) dan tim mahasiswa PSH mendapatkan juara 2 Partisipasi dalam lomba tersebut menjadi salah satu langkah untuk meneruskan semangat Kartini di era digital untuk mengadvokasi anti-kekerasan seksual terhadap perempuan di lingkungan kampus. Kalau Kartini lahir di era ini, maka pasti akun media sosialnya sudah dapat “centang biru” atau verified karena banyak sekali pengikut Kartini, termasuk dampak dari pemikiran Kartini yang masih kita rasakan sampai detik ini. Semoga kita dapat menjadi Kartini kekinian di era digital. Selamat Hari Kartini 2024! [Michelle Angelina T.M]
Paskah Yang Bermakna Tak Hanya Datang dari ‘Keluarga’ Yang Dipilih
omen Paskah biasanya saya rayakan
bersama keluarga terdekat di Purwokerto. Menjadi pendamping anakanak Sekolah Minggu yang ada di Gereja juga membuat saya memiliki waktu dan kegiatan yang menarik dengan anak-anak Sekolah Minggu dalam memperingati kebangkitan Tuhan Yesus dari tahun ke tahun Menghabiskan waktu bersama atau quality time bersama keluarga di masa Paskah serta merayakannya bersama anak-anak sekolah minggu di gereja menempatkan saya pada zona nyaman ketika saya merasa ‘Paskah yang menyenangkan’ hanyalah Paskah yang saya rayakan bersama keluarga dan anak-anak sekolah minggu di gereja. Namun, semuanya berubah ketika saya memulai perjalanan baru merantau di Yogyakarta untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Tinggal di lingkungan yang seratus persen
berbeda baik dari segi lokasi, masyarakat dan keseharian membuat saya sempat berpikir, “Apakah Paskah di tahun 2024 ini akan sama bahagianya dengan perayaan Paskah sebelumnya?”
Lingkungan pertemanan di perantauan yang berbeda membuat saya khawatir dan ragu akan kebersamaan yang akan saya dapatkan Namun, menjadi bagian dari keluarga Prodi Studi Humanitas (PSH) menghalau segala pikiran-pikiran negatif yang saya miliki sebelumnya. Meski jauh dari keluarga di kampung halaman, saya merasakan kehangatan keluarga di antara teman-teman PSH melalui momen-momen sederhana seperti makan siang bersama, ngopi di depan minimarket, atau bahkan sekadar berbagi jajanan tahu krispi di pinggir jalan. Salah satu momen berkesan adalah ketika saya ikut acara buka puasa bersama Pondok Pesantren Waria Al-Fatah dengan salah satu Non
Governmental Organization (NGO) yang ada di Yogyakarta Awalnya, saya ragu dapat beradaptasi dalam lingkungan yang baru bagi saya. Namun, ketika mengikuti acara tersebut, saya merasakan kebersamaan dan kekeluargaan yang tulus di antara kami Latar belakang, cerita hidup yang unik, serta proses hidup dari berbagai perspektif menghadirkan kebersamaan, membuat saya menyadari bahwa kebahagiaan tidak hanya datang dari zona nyaman, tetapi juga dari pengalaman baru dalam hidup. Konsep buka puasa bersama yang sederhana pada saat itu memberikan nuansa 'rumah' yang saya kenal saat merayakan Paskah bersama keluarga Kami saling berbagi cerita, makan bersama, berdoa bersama, berbincang asyik bahkan berfoto bersama. Kebetulan, hari itu salah satu teman kami berulang tahun. Kami memberi surprise sederhana dan akhirnya semua peserta yang lahir di bulan Maret turut dirayakan bersama. Mungkin memang terlihat
biasa dan sederhana, namun kebersamaan dan solidaritas di acara tersebut mampu mengobati rasa rindu akan rumah. Kehadiran bulan Ramadhan dan perayaan Paskah pada waktu yang bersamaan tersebut semakin mengukuhkan keyakinan saya bahwa kebahagiaan dapat datang dari hal-hal tak terduga Bahkan, hal-hal kecil bisa menjadi sesuatu yang istimewa dan berkesan dalam perjalanan hidup kita Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman di Prodi Studi Humanitas dan semua yang telah membuat Paskah di tahun 2024 menjadi memori indah yang membahagiakan bagi hidup saya, meski jauh dari keluarga tercinta [Adellia Jeanief A.]
Flooded Lives: A Census Exploration in Ambarukmo and Papringan Flooded Villages
One of Universitas Kristen Duta Wacana
(UKDW)’s most impactful annual programs is P3DM, which stands for "Program Pengembangan Potensi Diri Mahasiswa" or Student Self-Potential Development Program This program requires second-semester students to participate for 3-4 months from February to May. It aims to help students identify and enhance their potential, develop essential life skills, foster acceptance of their abilities, cultivate adaptable attitudes, flexibility, and empathy, and instill good habits. P3DM covers topics like Spirituality, Introduction to Personal Development, Mindfulness,
Conflict Management, Self-management, and Action for the World, using methods such as selfdevelopment materials, discussions, simulations/games, and community service.
This year, P3DM has introduced a new theme based on the 6C Concept, focusing on Compassion, Critical Thinking, and Collaboration as foundations for student self-improvement. The 2024 theme is "Synergy in Diversity" with the subtheme "Building Synergy in Inclusivity." The community service component, known as "world action," involves students engaging with vulnerable, disabled, and marginalized individuals to understand and actively participate in
Two years after the covid, right in the
middle of the year, at around 4.00 pm accompanied by a laptop on a table, Kayla prepared to open the results of the announcement of passing the entrance test to the high school. Only the sound of the ticking clock broke Kayla's tension Her hands trembled while tracing every letter and number on her laptop keyboard preparing to open the announcement page on a website. Suddenly the unexpected happened to break Kayla's tension, her laptop died suddenly. The website had not had time to open and Kayla had not had time to see the results of the announcement. Kayla was very anxious about the announcement. The red screen was visible on the laptop layer in front of her eyes. The results of the announcement stated that Kayla had still not qualified. Kayla's tears flowed in an instant. Kayla turned off the laptop crying on her bed Not long after, Sera, Kayla's mother, knocked on the door.
"Kayla, dear How was the graduation announcement? Can I come in?" While knocking on the door, Mrs. Sera's voice was heard softly from behind the door of Kayla's room.
A stammering voice and sobs accompanied Kayla's answer, "Just open the door mom, I didn't lock it."
Mom opened the door to Kayla's room, at the same time Kayla suddenly shouted, expressing her sadness Kayla's mother gasped in surprise while closing the door.
"What's wrong with you Kayla? Why are you screaming like that? What's wrong with you?"
Mrs. Sera asked while stroking Kayla's hand who was hugging the pillow on her bed.
Her face was puffy, her eyes full of tears, and all of Kayla's face was wet from her tears. Kayla told me that she did not qualify for the college she dreamed of She was very sad and disappointed with herself. Kayla felt down because she thought that she had failed Again, and again her mother's hand gently stroked Kayla's hand and calmed Kayla down.
"Kayla, you are not a failure, dear. This is not the end of everything I believe my daughter can achieve her goals as long as
their lives. Approximately 500-620 students are split into 2 batches and further divided into smaller groups.
On March 2nd - 3rd, 2024, the "PRIORITY" group, part of the second batch, conducted their community service by conducting a census of flood-affected residents in Ambarukmo Village. This involved six students, one facilitator, and one student assistant. Before the action day, the group conducted a survey of the village in collaboration with Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Gajah Wong and YAKKUM Emergency Unit (YEU) Two other groups had similar schedules On Saturday, March 2nd, observations were made, and the needed data were collected. On March 3rd, the students conducted the census by visiting households in Ambarukmo village, specifically focusing on units 1 and 2, and in Papringan village, unit 6. The census gathered
essential data such as names, ages, and disability status, and identified 43 affected families in both villages.
This census aimed to assist PRB Gajah Wong YAKKUM Emergency Unit in updating data on flood-affected villagers for better support, especially during the rainy season Ezra (Management '18), a student from the Priority group, mentioned no major challenges during the census. He said that through this activity, he finally understood the condition of the villagers when the flood came and how they felt. Some villagers also poured their hearts out to the students, expressing their struggle to keep everything safe when the floodwaters were rising. Ezra also hopes for a more proactive response from rescue teams in the future, not just after the flood recedes. [Agnes Valentina]
Short Story: A Creepy Class Inside the Dream Campus
Kayla continues to be pessimistic and gets up to find another way. I also believe Kayla is a cheerful child and very diligent in her studies. Wherever you are I will always be by your side, dear. I'm never far from your reach." Calming that slightly eased Kayla's sadness from her mother. Hearing that calming sentence, Kayla had a new spirit. After the conversation, Kayla and her mother had dinner and rested.
The next day, coinciding with National Labour Day, Kayla's house received a newspaper from a mail carrier from the Post Office. The letter contained a job vacancy abroad with an offer of language school for one year. The type of work was caring for the elderly in a well-known nursing home in Switzerland Seeing the vacancy, Kayla's mother immediately told Kayla about this great opportunity, and Kayla was also very interested in the job.
Long story short, Kayla's departure to Switzerland had arrived, coinciding with the week of Christmas celebrations she departed from Jakarta International Airport to Switzerland Kayla was escorted by her mother alone in the evening. Hugs and tears of farewell accompanied Kayla's departure "Kayla must remember that wherever Kayla is, Mommy will always be by your side, child. Whatever Kayla does, Mom will also be proud of you." Said the parting sentence from her mother who loved Kayla very much. After hearing the parting sentence, Kayla hugged her mother and walked towards the corridor of the passenger lounge. Finally, Kayla was no longer visible from her mother's view.
Kayla's departure to Switzerland brought many new dreams to her mind. She suddenly thought that if she was already working and could save money, she would try to enroll in college in Switzerland with her work. She wants to make her mother proud who has given full support to her. In addition, other expectations arise that make Kayla can't wait to arrive in Switzerland and learn the language for that one year.
Upon arrival in Switzerland, Kayla headed to the language school dormitory What surprised Kayla was that the Language School
dormitory was located on the campus of a well-known university in Switzerland. Kayla knew very well that the campus was Swiss International University How fascinated Kayla was that she could finally set foot in this famous university.
After two days of being in Switzerland and learning the language there, Kayla felt less than thrilled She was in an environment where the language class participants were very rude and often bullied Kayla. One of them was a person Kayla's age named Selena Selena is a language class participant in the same class as Kayla. She is a daughter of the Language Learning Program Foundation. In other words, Selena has a very respected position in the campus area and especially in the class. Another surprising thing is that in the class there is a ranking system based on money for language skills.
"Hi Kayla, since you're new, you should know something. Language skill money is a collection of money earned by participants in the class selling their skills to companies and markets in Switzerland. This ranking is done every two weeks. Also, those who don't make it into the top 10 will be bullied " Selena explained in a slightly threatening tone.
"Why should there be rules like this, Selena? Aren't we just being facilitated to learn the language?" asked Kayla in a frightened and curious tone.
"In that case, I'll just resign. I think this is very excessive and not under my capacity," added Kayla trying to be brave for Selena.
Without thinking, Selena approached Kayla and suddenly she grabbed Kayla while saying, "Are you stupid? Class participants cannot resign after being in this class for two days. Remember no one can ask for help from anyone, especially Swiss International University students, do you understand, stupid woman?!"
"B-but Selena this is not a good thing," Kayla said weakly with stiffness.
"How dare you dispute this class system! Listen to the warning once again, if anyone violates it, the participants of this language class will be blacklisted from the labor list and
deported. In addition, participants who are not in the top 10 will be bullied." Selena explained in a high tone and after that, Selena left Kayla.
Knowing the terrible class system, Kayla could only weakly cry. She was afraid that she would be bullied and deported.
Every day Kayla studied desperately to understand the lessons in the language class. She didn't want to be outside the top 10 in her class She wanted to be able to use her language skills to earn as much money as possible. Actually, the purpose of this policy is also a working simulation of this program. To form a strong work mindset and mentality. However, because there is Selena who is highly respected in the class, Selena uses her power arbitrarily. In class, Kayla only focuses on the language lessons delivered by the lecturer. She rarely hangs out with other classmates.
"I don't want to disappoint you. I will make you proud, with all my hard work here, I won't fail I have to be optimistic," Kayla said silently in every language class session.
Once in the afternoon, after class, Kayla rushed to find a market that could provide the first opportunity for Kayla to use her language skills She found a market that looked very crowded. She thought that it would be her first market. Kayla rushed into the market. She approached a jewelry store in the market However, the unexpected happened, Kayla was shot instantly from behind. The shots that penetrated Kayla's chest were four bullets. Kayla fell and was unconscious. The shot came from a sniper ordered by Selena. Selena harbors hatred for Kayla because Kayla is Selena's half-sister. Selena has long planned to kill Kayla. That way Kayla's life ended tragically. [Kenny Jessica Aurora Clara Devta]
foto:dok./Panitia
foto:dok./Panitia
Apa pakaian favoritmu? Kemeja dipadu-
kan dengan celana bahan ataukah jeans dan kaos polos supaya lebih praktis dalam aktivitas keseharian? Manusia pada dasarnya mengenakan pakaian atas tiga alasan: kegunaan, status, dan etika. Jarang sekali kita memilih gaya berpakaian hanya karena satu alasan saja. Orang sering memiliki dua atau lebih alasan untuk mengenakan pakaian tertentu. Kita mungkin membeli jaket bomber untuk melindungi kita dari cuaca dingin dan pada saat yang sama ingin menyampaikan pesan: kekuatan, maskulinitas, atau gaya anak muda.
Pakaian dan cara kita berpakaian, secara tidak sadar telah membentuk identitas kita di mata orang lain. Ada yang dikenal sebagai sosok serius dan formal karena selalu berpakaian rapi lengkap dengan ikat pinggang dan sepatu kulit, ada yang memberi kesan feminin karena sering terlihat mengenakan dress manis dipadu tas jinjing kecil, atau ada juga yang terkesan cuek dan masa bodoh karena kombinasi jeans belel dan hoodie yang itu-itu saja seakan tidak terpisahkan dari tubuh si pemakai.
Sejak lama, orang telah menyampaikan pesan melalui jenis pakaian yang mereka kenakan Ketika orang mulai ingin terlihat menonjol dan berbeda dari orang lain, salah satu cara adalah dengan mengubah gaya pakaian mereka. Sejarah mencatat beberapa contoh dari "tampil beda" ini menjadi begitu populer dan diikuti oleh lebih banyak orang, seperti Madonna, Rihanna, Agnes Monica, dan sebagainya. Inilah saat ketika mode muncul. Selain itu, Malcolm Barnard dalam bukunya Fashion as Communication mendefinisikan mode sebagai, "tren yang selalu berubah, disukai karena alasan yang lebih bersifat spontan daripada praktis, logis, atau intelektual."
Pakaian telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pengenalan diri setiap orang. Dilihat dari fungsinya, pakaian pada dasarnya adalah penutup yang dirancang untuk dipakai di tubuh seseorang Penutup ini adalah kebutuhan, kebutuhan yang didasarkan oleh norma-norma perilaku sosial.
Jenis pakaian sepenuhnya tergantung pada orang yang mengenakannya; oleh karena itu, menjadi refleksi dari persepsi dirinya sendiri, yang mengarahkan kita pada istilah - identitas pribadi. Pemilihan pakaian dan aksesori, kini sama pentingnya dengan identifikasi tinggi badan, warna kulit, tinggi badan, etnis, dan jenis kelamin. Gaya berpakaian seseorang dianggap
SPusat Pelatihan Bahasa
Universitaria
Pakaian apa yang kamu kenakan hari ini?
sebagai simbol karena setiap pakaian membawa pesan kuat tentang penggunanya.
Simbolisme pakaian adalah bagian lain dari penyampaian pesan yang ingin disampaikan seseorang melalui pakaian tersebut Simbolisme ini dapat mencakup berbagai bidang. Misalnya musik, orientasi seksual, budaya, etnis, ideologi, dan sebagainya Dahulu kala, pakaian digunakan sebagai simbol status sosial seseorang dan di level mana dia berada. Simbol yang membawa makna yang lebih dalam daripada yang terlihat secara visual. Dengan berkembangnya era budaya populer, simbol dalam pakaian menjadi media untuk menyampaikan ekspresi pribadi dan citra diri kepada orang yang melihat. Pakaian bukan lagi sekadar kain penutup, pakaian kini adalah sarana komunikasi dengan dunia luar.
Menurut Malcolm Barnard, pakaian saat ini adalah media informasi tentang orang yang mengenakannya Pakaian adalah bahasa, sebuah sistem komunikasi nonverbal yang melalui simbol-simbolnya menyampaikan banyak informasi tentang pemakainya kepada orang yang melihat. Sebelum orang berbicara satu sama lain, pakaian mereka “membuat pernyataan” yang mengekspresikan jenis kelamin, usia, asal, budaya, status, orientasi, ideologi, dan kepribadian mereka, bahkan bisa juga apa yang mereka inginkan pada saat tertentu. Sebagai media komunikasi, pakaian dapat bervariasi dari gaya konvensional hingga eksentrik Pakaian dapat mengidentifikasi pemakainya dengan kelompok sosial atau figur yang ingin diikuti individu tersebut. Sebagai bahasa non-verbal, pakaian mungkin mengidentifikasikan bahwa sekumpulan anak muda dengan jeans lusuh dan hoodie Erigo atau golongan emak-emak berdaster adalah dari kelompok yang sama, tidak peduli seberapa berbedanya mereka secara sosial atau intelektual.
Pesan yang dikandung pakaian pada dasarnya adalah cara komunikasi nonverbal tentang aspek-aspek gender, budaya, dan status. Sebagai media komunikasi non-verbal, pakaian bisa menyampaikan pesan yang kuat. Di bawah ini adalah beberapa cara di mana pakaian bisa berkomunikasi tanpa kata-kata:
1 Status Sosial: Pakaian sering kali mencerminkan status sosial seseorang dalam masyarakat. Pakaian yang mahal, bermerek, atau berkelas dapat mengkomunikasikan kekayaan atau keberhasilan seseorang.
2. Profesi atau Jabatan: Pakaian sering kali digunakan untuk mengidentifikasi profesi
atau jabatan seseorang Misalnya, seragam dokter, seragam pramugari, atau jas bisnis yang formal.
3. Budaya dan Identitas Etnis: Pakaian juga dapat mengkomunikasikan identitas etnis atau budaya seseorang. Berbagai motif, gaya, dan jenis pakaian sering kali mencerminkan warisan budaya seseorang.
4 Ekspresi Diri: Pakaian sering kali digunakan sebagai ekspresi diri dan preferensi pribadi Gaya berpakaian seseorang dapat mengkomunikasikan kepribadian, minat, dan nilai-nilai individu.
5. Situasi atau Acara Tertentu: Pakaian sering kali disesuaikan dengan situasi atau acara tertentu. Misalnya, pakaian formal untuk acara resmi atau pakaian kasual untuk acara santai.
6. Mood atau Perasaan: Pilihan warna dan gaya pakaian juga dapat mengkomunikasikan mood atau perasaan seseorang. Warna cerah mungkin mencerminkan keceriaan, sementara warna gelap atau netral mungkin menunjukkan suasana hati yang lebih serius atau suram.
7. Sinyal Non-verbal tentang Sosial dan Interaksi: Pakaian juga dapat memberikan sinyal non-verbal tentang preferensi sosial seseorang atau keinginan untuk berinteraksi. Misalnya, seseorang yang mengenakan pakaian yang mencolok mungkin mencari perhatian atau ingin menjadi pusat perhatian.
8 Norma dan Nilai Sosial: Pilihan pakaian juga dapat mencerminkan norma dan nilai-nilai sosial tertentu. Misalnya, di beberapa budaya, pakaian tertutup sering kali dianggap sebagai tanda hormat atau konservatisme.
Pakaian tidak hanya sebagai pakaian, tetapi juga sebagai alat komunikasi yang kuat yang dapat menyampaikan banyak informasi tentang individu dan masyarakat secara keseluruhan tanpa kata-kata. Penting untuk diingat bahwa identitas seseorang bisa sangat kompleks dan tidak selalu dapat diidentifikasi hanya dari pakaian yang mereka kenakan. Namun, tidak bisa dipungkiri pakaian sering kali menjadi bagian yang terlihat secara langsung dari identitas seseorang dan dapat memberikan petunjuk atau kesan kepada orang lain tentang siapa mereka dan nilai hidup yang mereka pahami Maka, sebagai mahasiswa, perlu kiranya untuk dapat bijaksana dalam memilih gaya pakaian yang sesuai dengan status dan situasi kita, terutama saat melakukan kegiatan di kampus.
Gaya berpakaian yang sesuai bagi mahasiswa bisa bervariasi tergantung pada budaya ka-
1 Sesuaikan dengan Konteks: Pilih pakaian yang sesuai dengan kesempatan atau acara yang akan dihadiri. Misalnya, pakaian formal untuk presentasi atau wawancara, pakaian kasual sopan untuk kelas sehari-hari, dan pakaian olahraga untuk kegiatan fisik.
2. Kenali Norma Kampus: Setiap kampus mungkin memiliki norma berpakaian yang berbeda Beberapa kampus mungkin lebih konservatif dalam hal pakaian, sementara yang lain lebih santai. Amati dan ikuti norma yang berlaku di lingkungan kampus kita.
3. Kenali Batasan Pribadi: Setiap orang memiliki batasan pribadi tentang apa yang nyaman dan sesuai bagi mereka Pastikan pakaian yang dipilih tidak hanya cocok secara sosial, tetapi juga membuat kita merasa percaya diri dan nyaman.
4 Hindari Pakaian yang Terlalu Mencolok: Meskipun ekspresi diri adalah hal yang baik, hindari pakaian yang terlalu mencolok atau provokatif, terutama di lingkungan akademik Pilih pakaian yang menunjukkan kepribadian kita tanpa menarik perhatian berlebihan.
5 P e r h a t i k a n K e s e h a t a n d a n Kebersihan: Pastikan pakaian kita bersih, rapi, dan terawat. Perhatikan juga faktor kenyamanan dan kebersihan seperti pakaian yang tidak terlalu ketat atau terlalu longgar. mpus, norma sosial, dan kesempatan tertentu seperti kuliah, acara formal, atau kegiatan ekstrakurikuler. Namun, ada beberapa prinsip umum yang bisa dipertimbangkan:
6 Perhatikan Gaya dan Trend: Meskipun penting untuk mengikuti norma sosial, kita juga dapat mengekspresikan diri melalui gaya pribadi kita. Mengikuti tren mode atau mengadaptasi gaya pakaian yang sesuai dengan kepribadian kita bisa menjadi cara untuk menunjukkan siapa kita.
7 Prioritaskan Fungsionalitas: Terutama untuk aktivitas fisik atau kegiatan luar ruangan, pilih pakaian yang fungsional dan sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan. Misalnya, gunakan pakaian yang cocok untuk berolahraga jika kita akan berpartisipasi dalam kegiatan olahraga kampus. Ingatlah bahwa sementara penting untuk berpakaian dengan baik dan sesuai, inti dari gaya berpakaian yang baik adalah tentang mengekspresikan diri dengan percaya diri dan menghormati lingkungan di sekitar kita. [Agnes Yudita]
Buzzword - Menyajikan Nuansa Makna dalam Diskusi
eiring dengan merembesnya area ke-
hidupan kita ke dalam dunia digital, semakin sering pula kita menemukan dan menciptakan kata-kata baru di dunia maya, misalnya dalam artikel populer atau berita berbahasa Inggris. Kata-kata baru ini kemudian menjadi “trendy” untuk diucapkan dalam suatu diskusi. Kata atau frasa populer yang biasanya digunakan untuk memberikan kesan “kekinian”, penting, dan teknis ini disebut buzzword. Tidak sedikit yang berpendapat bahwa penyantuman buzzword (terutama jika berlebihan) dapat membuat seseorang terkesan sombong dan pamer pengetahuan. Sebaliknya, jika digunakan dalam konteks dan waktu yang tepat, buzzword dapat berfungsi untuk menyederhanakan komunikasi, menguatkan dinamika diskusi, serta menjadi “jalan ninja” untuk melabeli suatu makna dengan tepat agar “on point”. Mari kita lihat beberapa buzzword yang dapat digunakan sebagai variasi perbendaharaan kata dalam Bahasa Inggris.
“Reinvent The Wheel”
Frasa ini menggambarkan contoh tindakan yang tidak perlu dilakukan, “menciptakan kembali roda”, dimana seseorang membuang waktunya untuk menciptakan sesuatu yang telah dibuat sebelumnya oleh orang lain.
“We don’t need to reinvent the wheel. We only need to adjust our previous presentation content ” (Kita tidak perlu membuatnya dari awal lagi. Kita hanya perlu menyesuaikan isi presentasi yang sebelumnya.)
“Deep Dive” Deep dive dapat diterjemahkan menjadi “penyelaman dalam”. Kata ini digunakan untuk menggambarkan kegiatan analisa yang mendetil dan menyeluruh. Jadi, kalau kita ingin mengajak teman diskusi untuk menganalisa suatu konsep dengan tajam dan terpercaya, mudahnya kita
cukup mengatakan:
“Hey, let’s deep dive into this essay on 21stcentury skills.” (Mari kita menganalisa essay tentang keterampilan abad 21 ini secara lebih mendalam.)
“Think Outside The Box”
“Berpikir di luar kotak”, ya aneh memang kalau diterjemahkan secara langsung. Frasa ini mungkin lebih sering kita temukan karena sudah beredar cukup lama. Ini adalah ajakan untuk berpikir secara kreatif, di luar pemikiran yang umum dan “basic”, dengan tujuan untuk berinovasi atau menyelesaikan suatu masalah menggunakan perspektif baru.
“We need to think outside the box so we can solve this problem effectively ” (Kita perlu berpikir secara kreatif supaya kita dapat menyelesaikan masalah ini dengan efektif.)
“Paradigm Shift”
Frasa yang satu ini memiliki makna yang agak sedikit mirip atau senada dengan frasa think outside the box tadi. Hanya saja, paradigm shift atau “pergeseran paradigma” ini lebih jarang diucapkan dalam percakapan sehari-hari dan memiliki arti perubahan fundamental pada cara kita memikirkan cara kerja atau memandang suatu konsep.
“The paradigm shift from a fixed mindset to a growth mindset can be seen in Kurikulum Merdeka.” (Pergeseran paradigma dari pola pikir tetap ke pola pikir berkembang dapat dilihat dalam Kurikulum Merdeka.)
“Boil The Ocean”
Makna dari buzzword yang satu ini cukup terlihat dari kata-katanya, “mendidihkan lautan”, sesuatu yang membutuhkan usaha berlebih dan sesungguhnya tidak perlu dilakukan.
“We are preparing a presentation, not organizing an event. We can just focus on that and let’s not boil the ocean ” (Kita sedang
menyiapkan presentasi, bukan menyusun sebuah acara. Kita fokus saja di situ, tidak perlu mengerahkan tenaga kita secara berlebihan untuk halhal yang tidak perlu dilakukan.)
“Circle Back”
Jika kita melakukan circle back berarti kita kembali lagi ke sebuah topik diskusi setelah bercakap-cakap tentang hal lain yang mungkin tidak terlalu berkaitan dengan topik utama yang sedang dibicarakan.
“Hey guys, let’s circle back to the problem that we were discussing so we have more time to start our project.” (Teman-teman, yuk kita kembali ke masalah yang tadi kita bahas supaya ada waktu lebih untuk memulai proyek kita.)
“Bandwidth”
Arti kata ini pada mulanya berkaitan dengan panjang gelombang radio, namun kini maknanya dalam diskusi sehari-hari bergeser untuk menggambarkan kapasitas energi yang kita miliki dalam menghadapi sebuah situasi.
“I don’t think Joni has the emotional bandwidth right now to deal with the problem. He has been through a lot.” (Aku rasa Joni tidak ada energi dan kekuatan emosi sekarang ini untuk mengatasi masalah itu. Dia sedang mengalami banyak hal yang tidak menyenangkan.)
“Throw Under The Bus”
Secara harafiah, frasa ini artinya cukup brutal, yaitu melempar seseorang ke bawah bus Buzzword ini digunakan untuk menggambarkan ketika seseorang menyalahkan atau mengkhianati orang lain demi keuntungan pribadinya. Ya, memang maknanya pun cukup brutal.
“Sheila threw me under the bus. She told the manager that I was not participating in the project when she was the one who never replied to my messages.” (Sheila menyalahkanku. Dia berkata pada manajer bahwa aku tidak berpartisipasi dalam proyeknya, padahal dia yang tidak pernah
membalas pesanku.)
Jika kita touch base dengan seseorang, itu artinya kita bertemu dengan orang tersebut untuk berbincang-bincang tentang sebuah isu dan memastikan semua pihak berada di pemahaman yang sama tentang isu tersebut.
“Do you have time next week? Let’s touch base and deep dive into our to-do lists for this upcoming event ” (Apakah kamu ada waktu minggu depan? Mari kita bertemu untuk membahas rincian hal-hal yang perlu kita lakukan untuk acara yang akan datang ini.)
“Unpack”
Bayangkan kita sedang “unpacking” koper atau mengeluarkan isi koper, kita pasti perlu mengangkat dan memindahkan isinya satu per satu. Itu lah makna dari buzzword yang satu ini. Kita dapat menggunakannya untuk menggambarkan situasi dimana kita perlu mengevaluasi sebuah isu dengan cara menelaah tiap elemen yang ada dalam isu tersebut.
“Let’s unpack the issues that you have with my feedback.” (Mari kita telaah satu per satu masalah yang kamu miliki tentang umpan balik yang aku berikan.)
Sepuluh contoh buzzwords di atas kiranya dapat memberikan opsi perbendaharaan kata yang dapat digunakan ketika kita bercakapcakap menggunakan bahasa Inggris. Siapa tahu kata-kata tersebut dapat menambah keseruan obrolan dan memperkaya makna dalam diskusi kita. Seperti yang dikatakan oleh seorang filsuf bernama Charlemagne, “To have another language is to possess a second soul,” ketika kita menggunakan atau mempelajari suatu bahasa asing, kita dikenalkan pada cara berpikir serta perspektif baru yang terkandung dalam makna tiap kata dari bahasa tersebut. [Raras Rumanti]
“Touch Base”
Paskah UKDW 2024 “Peti Terbuka Hidup Bersuka”
Rangkaian Perayaan Paska 2024 di
UKDW sudah dimulai sejak awal yaitu pada saat Minggu Transfigurasi, dimana minggu itu merupakan peralihan dari Minggu Biasa menuju Minggu Pra Paska Sebagai titik awal masa Pra Paska, rangkaian Paska ditandai dengan Ibadah Rabu Abu. Saat inilah seluruh warga UKDW diajak untuk mulai berpuasa dan melakukan pantang.
Masuk pada Minggu Palmarum atau
Minggu Pra Paska ke VI, ibadah dilakukan dengan impresif Menggunakan iringan musik electone, grandpiano, dan biola, suasana ibadah dibuat menjadi syahdu dan hangat. TPG. Dyah Sriharyanti Pramanasai, yang merupakan Tenaga Pengerja Gerejawi (TPG) GKI Wongsodirjan, membawakan sesi refleksi yang sangat menyentuh bagi jemaat. Melalui refleksi ini, jemaat bisa merasakan
betapa Integritas Yesus hadir dalam diri mereka, sehingga jemaat pun bisa belajar tentang integritas itu sendiri. Dari sinilah jemaat mampu mempraktekkan integritas dalam pekerjaan.
foto:dok./Panitia
Berbeda dengan Perayaan Paska tahuntahun sebelumnya, Perayaan Paska tahun ini dilakukan bersama dengan acara Pelantikan Pejabat Direktorat, Biro, Unit, dan Lembaga UKDW Periode 2024-2026 Dibawakan dengan konsep Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) dan tema “Peti Terbuka, Hidup Bersuka”, Pdt Frans Manurung selaku pelayan firman mengingatkan umat bahwa Tuhan telah mengalahkan maut Tuhan mengajak umatNya untuk bergembira karena Ia sudah membukakan jalan agar manusia dapat beroleh hidup yang kekal bersama-Nya. (Pedro-TIK)
Kebangkitan Yesus Memulihkan Persekutuan
Apa itu Persekutuan? Dalam bahasa
Yunani Persekutuan disebut juga
foto:dok./Freepik
Kau temanku ku temanmu kita selalu bersama seperti mentega dengan roti
Kau temanku ku temanmu kita selalu bersama seperti celana dengan baju
ku akan selalu mendukungmu, mendorongmu terus maju
κοινωνία. Mungkin ada salah satu lagu sekolah minggu yang dapat menggambarkan secara sederhana apa itu arti persekutuan, yaitu lagu “Mentega & Roti dan bila kau sedih ku akan mendoakan mu di dalam tuhan
Lagu tersebut menggambarkan bahwa dalam persekutuan kita selalu saling membantu dan mendukung dalam situasi apapun, di kala sedih maupun senang Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri Manusia selalu bergantung satu sama lain, sehingga sudah sewajarnya manusia saling tolong menolong dan membantu. Ada istilah jawa yang mengatakan “Mangan ora mangan sing penting kumpul”, yang artinya makan tidak makan yang penting berkumpul Akan tetapi dalam kehidupan keseharian, manusia pastinya akan menemukan masalah ataupun mengalami konflik dengan orang lain Konflik inilah yang akhirnya menyebabkan kerenggangan antara satu pribadi dengan yang lainnya. Kerenggangan yang dibiarkan tentunya menjadi sangat tidak baik dan berakibat buruk pada persekutuan,
Konflik yang berdampak pada persekutuan sebenarnya dapat kita lihat juga dalam kehidupan para murid Yesus Para murid Yesus mengalami ketakutan ketika dikejar-
kejar oleh orang-orang Yahudi. Ketakutan itu menyebabkan mereka hanya berfikir untuk dirinya sendiri. Sikap inilah yang menyebabkan kerenggangan di antara mereka. Tidak hanya itu, persekutuan para murid Yesus juga terus diuji. Seperti ketika Yesus menampakkan diri kepada murid-muridNya. Kala itu, Yesus hadir di hadapan para murid, membuktikan kebangkitanNya kepada Thomas agar Thomas yakin dan percaya bahwa Yesus sudah benar-benar bangkit. Tetapi apa yang terjadi? Thomas tidak mempercayai temannya sendiri, sesama murid Yesus. Thomas terus meminta sebuah bukti, padahal sudah jelas Yesuslah yang hadir di tengah-tengah mereka. Yesus sendirilah yang hadir untuk memberi damai sejahtera bagi para murid, agar mereka bisa kembali hidup bersekutu bersama dan mengabarkan Injil. Keraguan Thomas ini menjadi bukti bahwa persekutuan para muridpun dipertanyakan. Tidak hanya tentang kerenggangan yang diakibatkan oleh ketidakpercayaan, kehilangan orang yang berpengaruh di keluarga juga membawa dampak pada keluarga yang ditinggalkan. Kekosongan dan ketidakutuhan terasa di waktu-waktu itu, membuat seakan kita tidak bersemangat untuk melakukan apapun Seperti apa yang dialami Maria Magdalena dan para murid yang ditinggalkan oleh Yesus. Saat itu, Maria pergi ke kubur karena ia ingin merempahi mayat Yesus dan ingin memiliki waktu pribadi dengan Tuhan yang telah menyelamatkannya Tindakan Maria ini mungkin terlihat wajar, namun hal ini juga menunjukkan seseorang yang tidak mengerti harus bagaimana ketika orang yang ia kasihi meninggalkan dirinya. Begitu pula para murid, yang sekalipun berkumpul, mereka masih dilanda ketakutan seandainya
itu adalah giliran mereka ditangkap orangorang Yahudi dan dihukum seperti guru mereka.
Namun Yesus bangkit, menampakkan diri kepada Maria Magdalena dan para murid, serta memberikan kepada mereka damai sejahtera. Ia juga memberikan tanggung jawab baru kepada mereka, yaitu untuk bersaksi dan mengabarkan bahwa Yesus telah memberi mereka kekuatan untuk kembali bangkit, bahkan lebih teguh dari sebelumnya.
Kembali ke kehidupan manusia saat ini. Sebenarnya, apa saja yang dapat kita renungkan dari kisah para murid dan Maria Magdalena tersebut?
Dalam keraguan dan ketidakpercayaan, kita diajarkan betapa pentingnya iman yang kokoh dalam Yesus Kristus. Bahkan tanpa melihat secara langsung, kita dipanggil untuk percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Iman yang kokoh dalam Yesus membawa keselamatan dan kehidupan yang berkelimpahan. Seperti Thomas yang mengalami pertemuan pribadi dengan Yesus yang mengubah hidupnya Demikian juga, kita dipanggil untuk memiliki hubungan pribadi yang dalam dengan Yesus Kristus melalui doa, pembacaan Alkitab, dan persekutuan dengan sesama umat percaya. Pengalaman pribadi ini pasti akan memperkuat iman kita dan memampukan kita untuk memberikan kesaksian yang kuat tentang kasih karunia Yesus kepada dunia Yesus menjanjikan hadiratNya melalui Roh Kudus bagi mereka yang percaya tanpa melihatNya secara fisik. Roh Kudus memperkuat, membimbing, dan memampukan kita untuk hidup sebagai saksi Kristus di dunia ini
Kegagalan dan kehilangan adalah bagian dari hari-hari yang harus kita jalani. Dalam
kehidupan sehari-hari, permasalahan dapat kita jumpai di lingkungan kerja, keluarga, maupun di lingkungan masyarakat Permasalahan mungkin akan terus berdatangan, membuat kita berpikir sampai kapan akan selesai. Tidak jarang permasalahan yang kita hadapi menghilangkan rasa damai sejahtera, serta membuat kita ingin menarik diri dari kehidupan sosial.
Tetapi Firman Tuhan meneguhkan kita, bahwa permasalahan dan rasa kehilangan merupakan awal dari damai sejahtera yang Tuhan anugerahkan pada kita. Yesus sudah memberikan cara bagaimana kita bisa mengetahui bahwa damai sejahtera itu sudah diberikan pada kita, yaitu dengan percaya padaNya. Dengan percaya akan kuasa Tuhan yang melampaui pikiran manusia, Ia sanggup melakukan hal yang mustahil dan memutarbalikkan keragu-raguan Thomas menjadi iman percaya yang teguh, dari perasaan takut dan khawatir para murid menjadi perasaan damai sejahtera, dari keterpisahan yang penuh dengan kecemasan menjadi sebuah persekutuan yang teguh dalam tubuh Kristus.
Mari kita refleksikan renungan pada hari ini. Seperti kehadiran Yesus yang mampu memulihkan persekutuan para murid, maka kita diingatkan bahwa Yesus juga hadir dalam kehidupan kita untuk memulihkan persekutuan KehadiranNya membawa transformasi yang mendalam dan membawa kita ke dalam kehidupan yang penuh makna dan berkat sehingga kita dapat menjadi saksi untuk mewartakan kebangkitan Kristus Amin. (Pedro-TIK)
Universitaria 10 Office of International Affairs
Forging Global Partnerships: UKDW Explores Collaborative Ventures with ITEA
In a bid to foster international part-
nerships and academic exchange, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta recently engaged in discussions with the International Transnational Education Association (ITEA) to explore collaborative opportunities between the two institutions and universities overseas. This strategic meeting marks a significant step towards enhancing global educational ties and p r o m o t i n g c r o s s - c u l t u r a l l e a r n i n
experiences.
The representatives from ITEA visited UKDW on April 19, 2024. Taking place at Rev. Dr. Harun Hadiwijono, the meeting saw the attendance of key figures including the Rector, Vice-Rector for Academic Affairs and Research, Vice-Rector for Human Resource
C ap ac i t y Bu i l d i ng , Pro mo t i o n, and Partnership, the Deans of Faculties at UKDW. UKDW's Office of Partnerships and Public Relations, as the hub for cooperation, was also present to facilitate the discussion.
Cyntia Wu, serving as the Indonesian Representative and Indonesia Regional Manager ICCCM, explained that ITEA was established in 2022 and officially launched during the "Opening Ceremony of 2022 China ASEAN Education Cooperation Week, cohosted by the Ministry of Foreign Affairs of China, the Ministry of Education of China, and the People's Government of Guizhou Province. Subsequently, ITEA was registered in the United Kingdom that same year.
ITEA functions as a collaborative platform uniting various organizations, institutions, government agencies, and alliances in the realm of transnational education With a mission to foster cooperation, knowledge exchange, and enhance the quality and sustainability of transnational education programs globally, ITEA has evolved into a global network comprising universities, co
educational organizations engaged in trans-
national education initiatives.
In her opening remarks, Rector Dr. Ing. Wiyatin
unwavering commitment to openness and collaboration She warmly welcomes collaborative programs, recognizing their immense value in fostering mutual learning, innovation, and global engagement Dr Wiyatiningsih emphasizes UKDW's belief that partnerships and collaborative initiatives serve as essential drivers of academic excellence and societal impact.
Dr. Phil. Lucia Dwi Krisnawati, the Director of the Office of Partnerships and Public Relations, moderated the discussion and invited the faculty representatives to share potential topics of collaboration with ITEA's partner universities.
Dr. Perminas Pangeran, the Dean of the Faculty of Business, shared exciting plans for
an upcoming international conference during the discussions. Dr. Pangeran expressed a keen i n t e r e s t i n e
opportunities and welcomed feedback from ITEA.
Meanwhile, Dr The Maria Meiwati Widagdo, Ph D , Dean of the Faculty of Medicine, introduced an intriguing idea regarding collaboration with Chinese universities on traditional medicine She emphasized the importance of exploring ancient healing practices and integrating them into modern medical education and research. Dr Widagdo underscored the potential benefits of such collaborations, including cultural exchange, scientific advancements, and holistic healthcare approaches.
During the forum, Dean of the Faculty of Biotechnology Charis Amarantini pointed out a topic on functional food as a potential
Icollaboration with the faculty She highlighted the importance of nutrition in health and wellness and the potential of functional foods to revolutionize dietary practices and enhance human well-being.
Simultaneously, Dr. R. Bima Adi, Dean of the Faculty of Education and Humanities, shared about the department's interest and focus on digital humanities Another interesting topic that can be explored is the transformative role of artificial intelligence (AI) in education. A wide range of potential collaboration is also present for the English and lingustic topics, as also mentioned by Paulus Widiatmoko, M A , a lecturer at English Language Education Department, who was recently appointed as the Deputy of the Office of Partnerships and Public Relations.
On another front, Dean of the Faculty of Architecture and Design Imelda Irmawati Damanik shared insights into fascinating topics in footwear design, architecture, and disaster mitigation strategies She also highlighted the intriguing aspect of China's ability to significantly refine technology, enabling the country to efficiently massproduce innovations. This is an area that promises to be quite enlightening and worth exploring further. These visionary discussions underscore the faculty's dedication to interdisciplinary collaboration, technological advancement, and addressing contemporary challenges with innovative solutions, ultimately contributing to societal progress and wellbeing. [drr]
Dr Rosa Delima, the Vice-Rector for Academic Affairs and Research and lecturer at the Faculty of Information Technology, shared insights on cutting-edge topics in the field. She also underlined the importance of fostering academic exchange and collaborative research initiatives.
Unlocking Global Opportunities: What You Need to Know about Student Exchange Programs
n an increasingly interconnected world,
student exchange programs have become invaluable opportunities for students to broaden their horizons, gain cultural insights, and acquire valuable skills. These programs offer a unique blend of academic enrichment, cultural immersion, and personal growth, making them a prevalent choice among students seeking international experiences.
Understanding Student Exchange Programs
Student exchange programs allow students to study at a foreign institution for a defined period, typically ranging from a semester to a full academic year These programs are facilitated through partnerships between educational institutions, government agencies, and international organizations, offering students the opportunity to experience different educational systems, languages, cultures, and lifestyles.
B e n e f i t s o f S t u d e n t E x c h a n g e
Programs
Ÿ Cultural Immersion: One of the primary benefits of student exchange programs is the opportunity to immerse oneself in a new culture, language, and environment. This exposure fosters cross-cultural understanding, tolerance, and appreciation for diversity.
Ÿ Academic Enrichment: Exchange programs often offer unique academic opportunities, such as specialized courses, research projects, and access to experts in various fields Students can gain new perspectives, knowledge, and skills that may not be available in their home institutions.
Ÿ Personal Growth: Living and studying abroad challenges students to step out of their comfort zones, adapt to new situations, and develop resilience, independence, and confidence These experiences contribute to personal growth and maturity.
Ÿ Global Networking: Exchange programs provide students with opportunities to build international networks, establish friendships with peers from around the world, and develop global perspectives that are beneficial for future career opportunities.
Ÿ Language Proficiency: Studying in a foreign country enhances language skills, whether it's the official language of the host country or a commonly used international language. Language immersion accelerates language learning and fluency.
Key Considerations and Challenges
While student exchange programs offer numerous benefits, they also come with challenges and considerations that students should be aware of:
Ÿ Financial Planning: Funding a student exchange program can be a significant challenge for some students. It's essential to consider costs such as tuition fees, accommodation, travel, insurance, and daily expenses. Scholarships, grants, and financial aid options are available and should be explored.
Ÿ Academic Preparation: Students participating in exchange programs must ensure that their academic credits will transfer smoothly between institutions. It's crucial to work closely with academic advisors to plan coursework, credits, and
graduation requirements.
Ÿ Cultural Adjustment: Adjusting to a new culture, social norms, and academic expectations can be challenging initially. It's important to be open-minded, adaptable, and proactive in seeking support from mentors, advisors, and fellow students.
Ÿ Health and Safety: Student safety and well-being are paramount during international travel Understanding health insurance coverage, accessing medical care, following safety guidelines, and staying informed about local laws and customs are essential.
Ÿ Visa and Documentation: Obtaining the necessary visas, permits, and documentation for international travel and study is a critical aspect of preparing for a student exchange program. Students should start the application process early and comply with all requirements.
Student exchange programs offer transformative experiences that go beyond academic learning. They shape students into global citizens who are culturally aware, adaptable, and equipped to navigate an interconnected world. As students consider participating in exchange programs, thorough planning, preparation, and a willingness to embrace new experiences are key to maximizing the benefits and overcoming challenges.
UKDW students who are interested in exploring student exchange programs and global opportunities, please visit our website at oia.ukdw.ac.id. Remember, every step you take towards expanding your horizons opens doors to new experiences, knowledge, and growth. Embrace these opportunities with enthusiasm and determination, knowing that each experience will shape you into a wellrounded and globally aware individual. [drr]
foto:dok./Freepik
foto:dok./Panitia
Jangan Hambat Karyamu Dengan Overthinking Pojok
Berkarya menjadi suatu kegiatan yang
memberikan dampak yang positif baik untuk diri sendiri ataupun orang lain. Ketika karya kita diterima oleh orang lain maka akan muncul kepuasan diri dan kebanggaan yang nantinya akan menjadi penyemangat untuk membuat karya yang lebih banyak lagi. Tetapi tidak sedikit orang yang tidak dapat mengeluarkan kemampuannya dalam berkarya karena overthinking, merasakan cemas berlebihan yang berujung pada timbulnya rasa lelah untuk memikirkan hal-hal apa saja yang bisa dilakukan sehingga menjadi tidak produktif dalam berkarya.
nya belum terjadi. Merasa takut jika apa yang akan dilakukan menjadi hal yang buruk untuk dirinya maupun untuk orang lain. Kecenderungan ini yang harusnya menjadi perhatian kita agar tidak berlebihan bahkan sampai memikirkan prediksi yang mengarah ke halhal negatif. Selain kondisi lingkungan dan kerabat terdekat, banyak faktor kebiasaan penyebab overthinking yang sulit dihindari.
Overthinking merupakan kecenderungan untuk memikirkan secara terus menerus hal yang sudah berlalu ataupun hal yang sebenarBerkarya bisa dengan cara apapun, bisa dengan menghasilkan sebuah produk, mendapatkan pekerjaan sesuai kemampuan, ataupun bekerja semaksimal mungkin dan menghasilkan yang terbaik. Jangan sampai karena overthinking menyebabkan karya kita tidak didapatkan dengan maksimal. Jangan takut untuk terus mencoba karena kita belum tahu hasilnya akan seperti apa, kalaupun
Serba-Serbi
Hari Tari Internasional merupakan
perayaan tahunan yang diperingati di seluruh dunia untuk menghargai keindahan dan kekayaan seni tari. Ide untuk memperingati Hari Tari Internasional pertama kali diusulkan oleh Dewan Tari Internasional pada tahun 1982.
Dewan Tari Internasional atau International Dance Council CID adalah organisasi resmi untuk semua jenis tarian di seluruh negara di dunia. CID yang didirikan pada tahun 1973 di bawah induk UNESCO di Paris beranggotakan federasi, asosiasi, sekolah, perusahaan, dan individu di lebih dari 170 negara CID mengusulkan perayaan ini sebagai bentuk penghargaan terhadap seni tari, serta sebagai upaya untuk memasyarakatkan seni tari di berbagai negara. Pada tahun 1982, UNESCO secara resmi memproklamirkan tanggal 29 April sebagai Hari Tari Internasional. Pemilihan tanggal tersebut tidaklah sembarangan. Tanggal 29 April dipilih sebagai penghormatan terhadap kelahiran Jean-Georges Noverre (29 April 1727-19 Oktober 1810), seorang pemimpin tari Perancis yang dianggap sebagai Bapak Balet Modern Dalam perayaan ini, tarian diakui sebagai ekspresi budaya yang penting dan sebagai elemen penting dalam kekayaan dunia.
Perayaan Hari Tari Internasional memiliki beberapa tujuan yang diharapkan dapat tercapai Pertama, perayaan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap seni tari di masyarakat Dengan mengadakan perayaan ini secara global, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami keindahan tarian dan manfaatnya bagi pengembangan budaya dan kesejahteraan sosial. Selain itu, perayaan Hari Tari Internasional juga bertujuan untuk mempromosikan harmoni antarbudaya dan perdamaian melalui medium seni tari. Dengan
tidak sesuai harapan atau gagal setidaknya sudah pernah mencoba dan menjadi evaluasi kita untuk memperbaikinya. Bisa juga, semisal tidak sesuai dengan harapan kita, hal itu merupakan jalan yang sudah disiapkan oleh Tuhan untuk mendapatkan sesuai dengan kebutuhan kita. Merubah kebiasaan overthinking perlu memiliki kemauan dan tekad yang cukup besar Untuk mengurangi kebiasaan overthinking bisa dimulai dari hal yang sederhana yaitu menyadari apa yang sedang dipikirkan setelah itu mencoba untuk melakukan hal yang kecil terlebih dahulu Bisa juga dengan membuat catatan kecil apa saja yang akan dilakukan. Jika hal tersebut bisa dilakukan secara rutin dan disiplin pasti hasil yang didapatkan juga sesuai dengan apa yang
diharapkan dan biasanya akan muncul kepuasan tersendiri yang membuat perasaan kita menjadi lebih tenang untuk melakukan aktivitas lainnya.
Sebenarnya khawatir itu belum tentu salah, asal tidak beerlebihan. Harus disadari bahwa kita memiliki kendali atas pikiran kita sendiri. Kerjakan terlebih dahulu baru lihat hasilnya, ibarat seperti tanaman dia akan tumbuh pada waktunya, jika belum tumbuh mungkin media tanamnya yang belum tepat, semuanya akan tumbuh pada waktu dan tempat yang tepat. Jadi teman-teman harus selalu berpikir positif karena dengan berpikir positif maka akan muncul respon atau perilaku yang positif juga untuk kita.
(dr. Andhika, alumnus Fakultas Kedokteran UKDW )
Hari Tari Internasional: Perayaan Seni Tari yang Bersatu
memperingati perayaan ini, masyarakat di berbagai negara dapat saling berbagi dan memahami keberagaman budaya melalui bahasa universal, yaitu tarian.
Perayaan Hari Tari Internasional juga dapat mempererat hubungan antarbudaya. Melalui pertukaran seni tari antarnegara, masyarakat dapat lebih memahami dan menghargai budaya satu sama lain. Ini dapat menciptakan kesempatan untuk kolaborasi budaya dan dialog antar budaya yang positif. Dalam era globalisasi ini, penting bagi kita untuk menghargai dan memelihara keragaman budaya yang ada di dunia ini. Teknologi juga telah memainkan peran penting dalam memasyarakatkan Hari Tari Internasional. Melalui media sosial seperti YouTube dan Instagram, penampilan tarian dari berbagai negara dapat dengan mudah
foto:dok./Google
diakses oleh masyarakat, memungkinkan penonton di seluruh dunia untuk menikmati pertunjukan tari tanpa harus berada di tempat perayaan. Selain itu, platform daring juga telah mengubah cara masyarakat berpartisipasi dalam perayaan Hari Tari Internasional Dengan adanya platform seperti dance challenges atau tantangan tari yang viral di media sosial, masyarakat dapat bergabung dalam perayaan ini dengan cara yang lebih interaktif. Mereka dapat menari dan merekam performa mereka sendiri, lalu membagikannya dengan orang lain di seluruh dunia. Perayaan Hari Tari Internasional juga memiliki peran yang penting dalam pelestarian seni dan budaya tradisional Dengan menampilkan tarian dari berbagai negara, perayaan ini memperkenalkan seni tradisional kepada masyarakat global dan mendorong masyarakat untuk mempertahankan warisan budaya yang berharga. Hal ini dapat menginspirasi generasi muda untuk belajar dan melestarikan seni dan budaya tradisional mereka sendiri. [Lia]
Perayaan Hari Tari Internasional sendiri memiliki beberapa pengaruh positif diantaranya dukungan terhadap keberagaman budaya. Melalui penampilan tarian dari berbagai negara, perbedaan budaya dan tradisi dapat disaksikan dan dihargai Hal ini dapat
mengurangi ketidaktahuan dan prasangka yang mungkin timbul antarbudaya, serta mendorong rasa inklusivitas dan penghargaan terhadap perbedaan.
foto:dok./Pribadi
foto:dok./Pribadi
Resensi Buku
Revolusi : Indonesia and the Birth of the Modern World
Buku yang ditulis oleh seorang
sejarawan Belgia ini sudah pernah
t
sebelumnya (2020). Lalu pada tahun 2024 ini terbitlah terjemahannya dalam bahasa Inggris Kedua edisi menggunakan judul dalam Bahasa Indonesia Revolusi, bukan Revolutie (Bahasa Belanda) atau pun Revolution (Bahasa Inggris) Buku edisi Bahasa Belanda cukup tebal dan terdiri dari 15 bab dengan ditambah Prolog dan Epilog Sedangkan edisi berbahasa Inggris terdiri dari sekitar 650 halaman.
Mengapa revolusi kemerdekaan Indonesia menarik untuk dia tulis?
Revolusi kemerdekaan Indonesia memang menarik perhatian banyak sejarawan Menurut pengakuannya sebagai orang Belgia, dia juga mengalami masa-masa penjajahan oleh Belanda Tapi, yang lebih urgen dari alasan ditulisnya buku ini bukan pada alasan personal dan chauvinistis tadi Faktanya memang ada kontribusi revolusi Indonesia pada dunia Hipotesis Reybrouck adalah bahwa Revolusi Indonesia ikut menyumbang pada pembentukan Dunia Modern.
Seperti kita tahu, perubahan drastis yang disusul oleh perang-perang kemerdekaan dimaknai secara berbeda oleh nasionalis
Indonesia dan kolonialis Belanda. Bagi pihak nasionalis adalah perang mempertahankan kemerdekaan, tapi bagi pihak Belanda adalah perang mempertahankan koloni mereka yang diklaim oleh sekelompok aktivis nasionalis. Konsekuensi dari pandangan-pandangan yang berbeda itu tadi mewarnai penulisan sejarah di kedua belah pihak hingga kini Reybrouck sebagai penulisnya mengaku bahwa revolusi yang diakibatkan oleh proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia itu punya dampak luas bagi dunia. Dampak itu adalah keyakinan bahwa sebuah perubahan bisa dilakukan cepat, menyeluruh, tidak parsial, tidak segmentaris tetapi komprehensif dan lengkap. Revolusi Indonesia itu tidak terbatas pada penggantian beberapa otoritas atau institusi kementerian tertentu, namun merupakan penyerahan kedaulatan politik secara menyeluruh. Itulah model yang dibangun di Indonesia dan kemudian diterapkan secara aktif di banyak belahan dunia pada dekade-dekade berikutnya Konferensi Asia-Afrika yang lahir sepuluh tahun kemudian (1955) misalnya, adalah contoh yang memperlihatkan dampak politis pada bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang diinspirasi oleh revolusi Indonesia.
Mengapa buku ini menarik bagi kita di masa kini, tidak hanya karena caranya mengatur narasi dengan lancar, dengan menghubungkan kejadian saat dia di Jakarta tahun 2015 dengan Konferensi Asia-Afrika 1955, misalnya Namun buku ini juga mendudukkan peristiwa revolusi kemerdekaan Republik Indonesia ke dalam konteks sosial-politik yang lebih luas Revolusi Indonesia, bukanlah revolusi sembarangan. Ini adalah revolusi yang unik, yang sanggup menginspirasi lahirnya negara-negara baru di dunia.
Reybrouck mengawali bukunya dengan cerita mengenai kondisi geografis dan geologis dari daratan Sunda Besar, yang telah memungkinkan migrasi manusia dan fauna di masa silam dari Asia ke Indonesia. Setelah daratan Sunda Besar itu tergenangi oleh lelehan salju di zaman es, maka terjadilah pulau-pulau yang banyak sekali, yang
sebenarnya punya riwayat bersama di masa lalunya Kisah ini mau menggarisbawahi mengenai kesatuan di balik keragaman Indonesia. Pulau satu dengan yang lain dalam teritori Asia Tenggara tetap terhubung dalam bahasa, tradisi, dan bukan hanya melulu yang terbatas pada teritori administratif Indonesia saja Hubungan itu pun bukan melulu hubungan kultural namun juga ekologis Banyak tanaman dan binatang di kawasan itu yang meskipun terpisah-pisah oleh pulau namun ada kemiripan asal-usul. Setelah menjelaskan asal-usul ekologis
Indonesia di masa prasejarah, buku ini membahas perjumpaan yang timpang antara para pedagang Eropa seperti Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Selain mereka saling berebut jalur perdagangan rempah yang menguntungkan, mereka pun bekerja sama dan memanfaatkan penguasa lokal untuk kepentingan dagang mereka Demikianlah buku ini dari bab pertama bercerita tentang VOC, kolonisasi, dan keinginan untuk mencerdaskan orang-orang pribumi, hingga di akhirnya tentang masalah politis yang diakibatkan oleh ide-ide nasionalisme sekelompok orang yang tersadar berkat bacaan. Berkat terbitan-terbitan tercetak di perempat awal abad ke-20 muncul beragam ide yang berlintasan di untuk melawan kolonialisme.
Yang paling menonjol di antara mereka yang melawan pada tahun 19200-an adalah putra karismatik seorang guru Jawa dari kalangan bangsawan rendahan:Sukarno. Dia akan menyatukan tiga aliran pemikiran antikolonialisme, yakni nasionalisme, Marxisme dan Islam ke dalam satu gerakan kemerdekaan massal, yang akan bersatu berdasarkan sebuah kata yang diciptakan oleh seorang pelancong asal Inggris pada abad ke-19 yang berkunjung ke wilayah tersebut: “Indonesia”.
Belanda selalu menolak kemerdekaan Indonesia, namun perang dunia kedua memberi Sukarno semangat baru untuk melakukan revolusi – revolusi dan kebebasan. Jerman telah menduduki tanah air selama perang, namun kepulauan ini telah jatuh ke tangan kekaisaran Jepang, yang membentuk
milisi pemuda Indonesia yang agresif (PETA), dan mempromosikan gagasan dekolonisasi Pada bulan Agustus 1945, ketika Jepang menyerah dan belum ada “pembebas” sekutu yang datang, Sukarno memproklamirkan kemerdekaan Lima tahun setelahnya merupakan masa paling brutal dalam sejarah kawasan ini, ketika pemerintah Belanda pascaperang berusaha mendapatkan kembali sumber kesejahteraan mereka, dengan mengkhianati setiap perjanjian yang ditandatangani oleh negosiator mereka sendiri. Reybrouck menuliskan babak demi babak perjalanan bangsa ini dengan mengharukan, bagi pembaca Indonesia. Dia mengungkap bahwa keberanian untuk melakukan revolusi itu berasal dari studi anak-anak muda mengenai penindasan kolonialisme, imperialisme, dan ideologi kapitalisme.
Reybrouck mendapatkan sumber-sumber tulisannya dari naskah maupun dari wawancara. Nah, sumber-sumber personal inilah yang melumuri narasinya sehingga tidak kering oleh sajian fakta saja, namun seolah bernyawa. Kesan setelah membaca buku ini adalah pentingnya naskah, arsip, dan hasrat untuk meneliti fakta historis dari masa lalu. Sebab melalui sejarah seperti itu, masa kini jadi lebih terbaca dengan jernih. Material serupa yang dulu digunakan oleh Sukarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka, Amir Syarifuddin, Agus Salim, Kartini, dsb.
Semoga di kampus kita bermunculan peminat kajian sejarah. Dari bidang studi apa pun. (MM)
Identitas Buku:
Judul Buku: Revolusi : Indonesia and the Birth of the Modern World