A M
Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni
UKDW Resmi Buka Prodi Baru: Digital Humanities
Ir Henry Feriadi, M Sc , Ph D selaku Rektor UKDW Acara tersebut di laksanakan sesuai dengan standar protokol kesehatan pencegahan COVID 19 di Lecture Hall Didaktos UKDW pada hari Senin, 5 September 2022.
Rektor UKDW dalam sambutannya menyampaikan bahwa Prodi Studi Humanitas Program Sarjana berada dibawah Fakultas Kependidikan dan Humaniora (FKHUM). Kedepannya Prodi Studi Humanitas akan dikenal dengan nama Digital Humanities mengingat inilah nafas, ciri khas, serta kekuatan yang akan ditonjolkan pada mahasiswa serta publik. “ M o m e n t u m k e l u a r n y a s u r a t i z i n operasional pembukaan prodi baru terjadi setelah proses penerimaan mahasiswa tahun akademik 2022/2023 berakhir Karenanya, penerimaan mahasiswa baru akan dibuka pada tahun akademik 2023/2024 mendatang dengan harapan kami bisa menjangkau lebih banyak mahasiswa yang tertarik untuk belajar Digital Humanities di UKDW. Mitra industri yang dirangkul menyatakan bahwa mereka menantikan serta menyambut baik pengembangan MBKM di Prodi Studi Humanitas ini,” terangnya.
Sementara itu Kepala LLDIKTI Wilayah V DIY menyampaikan baru ada tiga perguruan tinggi yang menyelenggarakan Prodi Studi Humanitas yakni Universitas
Uterima Salinan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 605/E/O/2022 tentang Izin Pembukaan Program Studi Studi Humanitas Program Sarjana pada Universitas Kristen Duta Wacana di Yogyakarta Sebagai prodi ke 17 yang diselenggarakan oleh UKDW Yogyakarta, Program Studi (Prodi) Studi Humanitas dibuka karena melihat potensi kekuatan yang telah ada di internal UKDW sendiri dan tidak terlepas dari hadirnya fakultas lainnya, seperti contohnya Fakultas Informatika, Fakultas Arsitektur dan Desain dan juga Fakultas Teologi.
niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menggelar acara serah
Prodi Studi Humanitas UKDW mempunyai kekuatan di bidang digital dalam melihat isu kemanusiaan di era 5.0. Kombinasi kedua bidang ini akan mengajak mahasiswa untuk mendalami Digital Humanities guna mempersiapkan mereka menjadi lulusan yang bersama pemerintah dan jaringan masyarakat sipil nasional maupun internasional untuk mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan, teologi, teknologi, kesenian, kemanusiaan, sosial, dan budaya serta mengabdikannya untuk kepentingan kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia.
Penyerahan salinan SK tersebut disampaikan oleh Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. selaku Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V DIY kepada
PGRI Sumatera Barat, Institut Seni Indonesia Padang Pajang, dan Universitas Kristen Duta Wacana. Menurut Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nomor 163/E/KPT/2022 tentang Nama Program Studi pada Jenis Pendidikan Akademik dan Pendidikan Profesi, Prodi Studi Humanitas Program Sarjana masuk dalam jejaring keilmuan multidisiplin, interdisiplin, atau trans disiplin. Sedangkan penyebutan Prodi Studi Humanitas Program Sarjana dalam bahasa Inggris adalah Humanistic Studies (Liberal Arts) dengan penulisan gelar S S H
“Mudah mudahan UKDW semakin maju d e n g a
a h
a p
o d i b a r u S t u d i Humanitas, bisa menjalankan prodi ini dan m e n g
b
s a m
w a
a m a d e n g a n LLDIKTI,” pungkasnya. [MPK]
ada awal Agustus ini, tepatnya tanggal 8 s.d 12 Agustus 2022
Pyang lalu, UKDW Yogyakarta menjadi tuan rumah kegiatan Summer School yang diadakan oleh Perhimpunan SekolahSekolah Teologi Indonesia (PERSETIA) Sebagai pembuka kegiatan, diadakan ibadah pembukaan di Kapel UKDW. Ibadah ini mengusung tema “Identity Politic And Theology In The Public Space” yang juga menjadi tema dari Summer School ini.
Dengan Firman yang dibawakan oleh perwakilan Dekanat Fakultas Teologi, Pdt. Wahju Satria Wibowo, M.Hum., Ph.D., dimana sangat terasa corak budaya Jawa dan nuansa puitis, mulai dari tarian Sekar Pudyastuti hingga monolog yang disampaikan oleh mahasiswa Program Sarjana Fakultas Teologi Dalam khotbahnya, Pdt Wahju mengajak peserta kegiatan untuk merefleksikan sikap para teolog ataupun umat beragama, yang seringkali mengatasnamakan kepentingan umat atau agama demi mencapai suatu maksud politis. Hal ini rupanya dapat diselidiki sampai zaman Perjanjian Lama, seperti dalam narasi Amos 7:1017 yang menjadi nats bacaan dalam ibadah ini. Setelah ibadah pembukaan, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan mulai dari Rektorat UKDW Yogyakarta, Dekanat Fakultas Teologi, hingga para pengurus dari PERSETIA. Tahun ini, Summer School masih diadakan dalam kondisi hybrid, dikarenakan adanya pandemi.
Total terdapat 77 peserta dengan 11 peserta di antaranya mengikuti secara daring dari India.
Dengan mengusung tema “Identity Politic And Theology In The Public Space”, PERSETIA mencoba menunjukkan bahwa ilmu
teologi adalah ilmu yang memiliki tanggung jawab untuk senantiasa menjaga relevansi dan memberi sumbangsih pemikiran ke dalam masyarakat. Teologi bukanlah ilmu yang eksklusif hanya melayani kepentingan golongan tertentu, namun bersama-sama dengan ilmu-ilmu lain masuk ke ruang publik untuk berdialog dan membuka dirinya.
Menjelang akhir dari kegiatan ini, diadakan seminar terbuka dengan tema “The Provocations of Peace and Tolerance in Resistance toward Identity Politics in Public Spaces”. Seminar ini diisi oleh pembicara dari beragam kalangan seperti Rev. Dr. (H.C) Jacklevyn F. Manuputty, M.A., Sekretaris Umum Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Moh. Aan Anshori, A.Md., S.H., M.H. dari Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) serta Drs. Sabar Subekti dari perwakilan jurnalis. Lewat latar belakang yang berbeda, kegiatan bersama sama mencoba memberikan perspektifnya masing-masing terkait radikalisme dan politik identitas. Dari paparan ketiganya, dapat ditarik sebuah garis yang sama yaitu sebuah sikap. Sikap tersebut yaitu sikap secara aktif mendorong dan menyuarakan hadirnya perdamaian dan toleransi dalam menghadapi gempuran politik identitas yang semakin memecah belah masyarakat di ruang publik. Harapannya, para peserta yang adalah teolog teolog, dapat terdorong untuk semakin mem persiapkan diri dan umatnya untuk mengupayakan perdamaian, terutama dalam menyikapi tahun politik yang semakin dekat. [Moshe]
Bulan
Duta
Inspirational People
ertepatan dengan momentum Dies Natalis ke-60 Duta
BWacana di bulan Oktober ini, diselenggarakan beberapa kegiatan akademis dan non-akademis yang bertujuan untuk menyemarakkan perayaan tersebut. Salah satu acara puncak dalam rangkaian peringatan ini adalah Ibadah Syukur dan Upacara Pengukuhan Guru Besar Ilmu Teologi dalam diri Prof. Tabitha Kartika Christiani, Ph.D., Dosen Fakultas Teologi UKDW. Tema Dies Natalis ke-60 Duta Wacana ini mengangkat tema “Hospitality & Inclusion” (Keramahan & Inklusi) yang sekaligus menjadi judul orasi ilmiah yang akan disampaikan oleh Prof. Tabita Kartika Christiani, Ph.D dalam kesempatan yang baik ini.
Seluruh warga Duta Wacana patut bersyukur karena hingga saat ini UKDW telah diberkati 6 (enam) orang Guru Besar dari berbagai disiplin ilmu yang digeluti di UKDW tercinta ini. Tentunya seluruh warga UKDW berharap jumlah ini akan semakin bertambah seiring perkembangan Duta Wacana di dekade-dekade yang akan datang.
Melihat hal hal jauh ke depan itu penting dan wajib dilakukan oleh sebuah perguruan tinggi, namun yang tidak kalah penting adalah menilik ke belakang dan melihat apa yang sejauh ini Tuhan sudah karuniakan kepada Duta Wacana selama 6 (enam) dekade terakhir ini. Perkembangan dan kemajuan Duta Wacana sebagai salah satu instansi pendidikan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tidak bisa dilepaskan dari kontribusi dan partisipasi aktif dari banyak tokoh tokoh Duta Wacana yang hidup dan ber komitmen untuk membesarkan, merawat, melestarikan, memajukan serta mempromosikan Duta Wacana sebagai salah satu universitas swasta bergengsi di Indonesia.
Guna mengabadikan kalimat-kalimat bijak dari tokohtokoh Duta Wacana tersebut maka akan ditayangkan sebuah video DUTA WACANA Inspirational People berdurasi 20 menit pada tanggal 31 Oktober 2022, bertepatan dengan
penyelenggaraan Ibadah syukur dan Upacara Dies Natalis ke60 Duta Wacana. Video ini mengetengahkan periodisasi perkembangan Duta Wacana mulai dari tahun 1962 hingga tahun 2022, mulai dari periode ‘CIKAL BAKAL’ (1906-1962), periode ‘TRANSFORMASI’ (1962-1985), periode ‘GLOBALLOCAL’ (1985 2020), periode ‘DIGITAL MODERNITY’ (2020- …).
Periode ‘CIKAL BAKAL’ (1906 1962) diawali dengan pendirian ‘Keucheniusschool Tweede Afdeeling’ pada tahun 1906 untuk mendidik para tenaga pribumi yang akan membantu pelayanan para pelayan firman yang kala itu banyak terdiri dari para pendeta Belanda. Di tahun 1956 sekolah ini dikembangkan menjadi Akademi Teologia Jogjakarta (ATJ), sebelum kemudian dileburkan dengan Institut Pendidikan Theologia Balewiyata (IPTh. Balewiyata) milik Majelis Agung Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW)¹ Dari periode ini secara khusus ditampilkan dua tokoh yaitu Bapak Pdt. Em. Siman Widyatmanta, M.Th. dimana dalam periode tersebut beliau adalah salah satu dari angkatan dosen pertama STTh. Duta Wacana. Selain beliau, ditampilkan juga seorang tokoh yang mewakili angkatan mahasiswa pertama dari STTh. Duta Wacana. Beliau adalah Bapak Adi Pidekso, DPS.
Dari periode ‘TRANSFORMASI’ (1962 1985), di tampilkan dua tokoh yang tidak hanya menjadi saksi transformasi penting yang terjadi di periode ini, namun juga menjadi dosen sekaligus menjadi pendorong agar perubahan bentuk dari Duta Wacana segera bisa diwujudkan. Di periode ini akan disampaikan peran penting Bapak Pdt Joedo Poerwowidagdo, Ph D dalam transformasi STTh Duta Wacana menjadi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Hal ini disampaikan lewat dua wawancara singkat yang mengangkat kalimat kalimat bijak dari Bapak Pdt. Em. Budyanto, Th.D. (mantan dosen di Fakultas Teologi UKDW
REDAKSI KORAN KAMPUS
dan mantan pejabat Rektor UKDW) dan Bapak Pdt. Prof. Dr. (h.c) E. Gerrit Singgih, Ph.D (dosen Fakultas Teologi UKDW). Selanjutnya, memasuki periode ‘GLOBAL-LOCAL’ (19852020), ditampilkan dua tokoh yang ikut berkiprah secara aktif mengembangkan fakultas fakultas baru di UKDW Mereka menceritakan bagaimana UKDW dengan usaha kerasnya berusaha menjawab tantangan kebutuhan zaman kala itu dengan keberanian memutuskan untuk membuka Fakultas Teknik (Prodi Teknik Arsitektur & Prodi Teknik Informatika) dan Fakultas Ekonomi (Prodi Manajemen & Prodi Akuntansi) hingga momen ketika Indonesia dan dunia dihempaskan oleh pandemi COVID-19 yang berawal di tahun 2020 Adapun tokoh yang memaparkan secara singkat d i n a m i k a p e r i o d e i n i i a l a h I b u D r a I n s i w i j a t i Prasetyaningsih, MM (mantan Dekan Fakultas Ekonomi) dan Bapak Ir. Jacobus Budiwiryawan (mantan Dekan Fakultas Teknik Arsitektur).
Mengakhiri video singkat DUTA WACANA Inspirational People, ditampilkan dua tokoh yang mengangkat kiprah UKDW dalam menanggapi pandemi COVID 19 dan bagaimana visi UKDW kedepannya. Untuk hal ini, dilakukan wawancara dengan Bapak Prof. Dr. Nindyo Pramono, SH., MS. (Ketua Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Duta Wacana) dan Bapak Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. (Rektor UKDW saat ini) Dua tokoh penting ini memaparkan bagaimana UKDW secara visioner akan melihat bagaimana proyeksi karya dan pelayanannya di 20 tahun kedepannya.
Diharapkan dengan penayangan video ini, generasi muda Duta Wacana periode milenial jaman sekarang tidak melupakan sejarah dan tokoh-tokoh penting Duta Wacana dari masa ke masa. Semoga tongkat estafet pengembangan dan kemajuan UKDW bisa terus disertai dengan proses regenerasi yang sehat dan berkelanjutan. SORBUM!. [AKS-PKK UKDW]
PENANGGUNG JAWAB : Pdt. Handi Hadiwitanto, Ph.D PIMPINAN REDAKSI : Dr. Phil. Lucia Dwi Krisnawati, S.S., M.A. WAKIL PIMPINAN REDAKSI : Meilina Parwa Anti, Lia, Iit Jessica & Vivan EDITOR LAYOUTER KORAN KAMPUS BISAANDA DAPATKAN SECARA ONLINE MELALUI https://issuu.com/korankampus_ukdw Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.idUniversitaria
Mahasiswa Bisnis Masuk Top
im Snowball yang terdiri dari tiga
Tmahasiswa Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yaitu Danang, Ika, dan Yesicha berhasil masuk Top 10 National Business Plan Competition (NBPC) yang diselenggarakan oleh Universitas Ahmad Dahlan. Mengangkat tema “Plan Your Business, for Better Future”, kompetisi berskala nasional ini diselenggarakan secara online mulai tanggal 3 Juli – 25 Juli 2022 dan ditujukan bagi mahasiswa S1 di seluruh Indonesia.
Tim Snowball UKDW berhasil melewati seleksi proposal dengan membuat proposal Business Plan Bab 1 – Bab 4 sehingga masuk pada 10 besar dan berlanjut ke tahap presentasi power
point. Dalam proposalnya, tim ini menjelaskan mengenai bisnis herb’s ice cream. Topik tersebut diambil karena Indonesia terdapat berbagai macam varian jamu sebabagi warisan dari nenek moyang yang bisa dikonsumsi mulai dari masa kehamilan, anak bayi, balita, remaja, sampai dewasa Selain itu, jamu merupakan bentuk transformasi nilai tambah rempah, yang dapat meningkatkan derajat kesehatan penggunanya, serta berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi.
Tim Snowball menjelaskan dalam men jalankan usaha diperlukan segmentasi pasar untuk membagi sebuah pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda. Tujuan utama
dilakukannya segmentasi pasar adalah me nempatkan suatu produk atau pun merek di dalam benak konsumen sehingga produk atau merek tersebut memiliki keistimewaan atau keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Selanjutnya, Tim Snowball juga menjelaskan tentang rencana pembiayaan herb’s ice cream yang meliputi biaya peralatan, biaya bahan produksi couple, biaya bahan produksi single, biaya tenaga kerja, perhitungan harga jual produk couple, perhitungan harga jual produk single, struktur pembiayaan, laporan laba rugi, dan perhitungan BEP herb’s ice cream
Tantangan yang dihadapi Danang, Ika dan Yesicha tidak membuat mereka patah semangat
untuk terus memberikan hasil kerja yang terbaik hingga akhirnya bisa masuk Top 10 National Business Plan Competition (NBPC) Tiga mahasiswa ini memberikan contoh kepada mahasiswa – mahasiswi lainnya untuk dapat menumbuhkan serta memajukan generasi muda penerus bangsa yang memiliki kualitas, kepercayaan, berani, dan daya saing yang luar biasa serta menjadikan diri semakin ber kembang dan keluar pada zona nyaman. [Lisya]
Mahasiswa Bisnis UKDW Juara 1
Academic Essay Contest-GBMC
iga mahasiswa Fakultas Bisnis Universitas
TKristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yakni Gloria Stevalen, Divina Eirene, dan Vanesa Kristanti berhasil meraih Juara 1 dalam ajang Global Business and Management Challenge (GBMC) untuk kategori Academic Essay Contest. Kompetisi berskala internasional ini merupakan kompetisi manajemen bisnis di Indonesia yang diselenggarakan oleh Universitas Internasional Batam (UIB). Mengangkat tema “Empowering Innovative Ideas to Create Business in the Digital Era”, kompetisi ini diikuti oleh peserta yang berasal dari lima negara yakni Malaysia, Thailand, Taiwan, Singapura, dan Indonesia.
Dalam essay yang dituliskan, tim mahasiswa Fakultas Bisnis UKDW mengangkat tema Social Enterpreneurship Mereka menjelaskan tentang posisi ekonomi masyarakat adat yang ter
Mahasiswa
2022
memberikan solusi sehingga mereka bisa mengalahkan peserta lain dan memenangkan lomba tersebut.
“Selama proses lomba ini berlangsung kami didampingi dan dibimbing oleh salah satu dosen Fakultas Bisnis, Bapak Hardo Firmana Given Grace Manik, S E , M Sc , CRA Mulai dari latihan presentasi dan proses pembuatan materi presentasi. Kami sangat berterima kasih pada Pak Hardo yang sangat membantu tim kami. Dari lomba ini kami belajar banyak hal seperti penulisan esai dengan Bahasa Inggris, presentasi, dan tanya jawab dengan Bahasa Inggris. Selain itu kami juga memperluas relasi dan mendapatkan pengalaman baru,” pungkas Gloria. [Sofia]
Raih Juara dalam Ajang
Cup Taipei Open Championships
juga selalu mengingatkan saya untuk mampu menjaga kondisi fisik dan mood agar selalu stabil selama kompetisi,” ujarnya.
foto:dok./panitia
ahasiswa Program Studi Informatika
Mangkatan 2019, Fakultas Teknologi Informasi (FTI), Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, Yonathan Felly Setiawan berhasil meraih juara 1 untuk kategori Amateur Latin dalam ajang ‘2022 Asia Cup Taipei Open Championships’.
Pada kompetisi tari internasional yang diselenggarakan secara online tanggal 31 Juli 2022 oleh Taiwan Dancesport Development Association ini, Yonathan bersama pasangan menarinya Maria Gracetania Felly Setiawan, berhasil mengalahkan 2 kompetitor terbaiknya,
yaitu Jeason-Yu dan Bao Xin Chen dari Taiwan serta Kint Joshua A Moring dan Jhaniner C.Sison dari Filipina.
Bagi Yonathan, prestasinya dalam ajang kompetisi ini tidak lepas dari peran pelatih dan pasangan menari. “Di kategori yang saya ikuti, saya dan Maria harus menari 5 macam tarian yaitu Cha cha, Samba, Rumba, Paso Doble, dan Jive dengan durasi 1 menit 30 detik untuk setiap jenisnya Penting bagi saya untuk dapat membangun chemistry dengan pasangan menari saya, dan Maria membuat hal ini menjadi mudah bagi saya. Sebagai pelatih, Miss Isabella
Selama bergabung di Bailamos Dance School, Yonathan sudah seringkali mengikuti berbagai kompetisi. Menurut Yonathan, melalui kegiatankegiatan seperti inilah dirinya banyak belajar untuk mengontrol diri dan menjaga konsistensi kondisi fisik dan mental. Tidak hanya itu, dengan mengatasi berbagai tantangan yang muncul, mulai dari rasa lelah yang sering dirasa hingga kesulitan mengatur waktu antara kuliah, mengerjakan tugas, latihan tari, dan mengikuti kompetisi, Yonathan percaya bahwa semua proses yang dilalui akan membentuknya menjadi pribadi yang lebih baik.
Berbicara soal impian masa depan, Yonathan mengungkapkan bahwa dengan dukungan yang selalu diberikan oleh keluarga, dosen, serta pelatih, dirinya akan mampu berprestasi di kampus dan di dunia tari. Tidak lupa Yonathan memberikan pesan untuk tetap percaya akan kemampuan diri dan untuk terus semangat, “Percaya diri, rajin berlatih, tidak menutup diri untuk terlibat di banyak kegiatan atau kompetisi, dan pantang menyerah Menurut saya ini menjadi hal penting agar semuanya seimbang dan baik,” ujar Yonathan. [Meidianti]
Menyusun dan Mengelola RPS Lebih Mudah dengan UI eRPS
LInovasi Pembelajaran (LPAIP) bekerja sama dengan Tim Ad Hoc Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menyelenggarakan sosialisasi eRPS pada hari Rabu, 27 Juli 2022 secara online Kegiatan dihadiri oleh dosen dan admin Program Studi (Prodi) yang ada di UKDW Yogyakarta. Tim Ad
Hoc ini terdiri dari enam orang dosen yaitu Dr. Fransisca Endang Lestariningsih, M.Hum. selaku Ketua Tim, Lukas Chrisantyo, S.Kom., M.Eng. selaku Wakil Ketua, dengan beranggotakan Lemmuela Alvita Kurniawati, M Hum , Pdt Wahju Satria Wibowo, Ph.D., I Kadek Dendy Senapartha, S.T., M.Eng., dan Argo Wibowo, S.T., M T , serta dua staf LPAIP yaitu Aristarkhus Dwiki Darmawan S Kom dan Eunike Zitta
Purwasih.
Materi sosialisasi ini disampaikan dalam dua sesi Sesi pertama diisi oleh I Kadek Dendy Senapartha, S.T., M.Eng. untuk menyampaikan perihal fitur baru yang ada pada eRPS. Pada sesi kedua materi disampaikan oleh Aristarkhus Dwiki Darmawan S Kom untuk mendemonstrasikan dan menjelaskan fitur baru pada eRPS. Kegiatan sosialisasi ini mendapat respon positif dari dosen
Praktik Kejemaatan di GKJ Purbalingga
ahasiswa Program Studi (Prodi) Filsafat
MKeilahian Fakultas Teologi Universitas
W
Yogyakarta, Yudha Adi Putra menjalani praktik kejemaatan (Stage 2) di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Purbalingga Prodi Filsafat Keilahian mewajibkan mahasiswanya untuk praktik kejemaatan pada liburan semester 6 menuju ke semester 7 Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 1 September 2022 ini dapat dilakukan di gereja maupun di lembaga sosial kemasyarakatan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman untuk mempraktikkan hasil be lajarnya di kelas dengan perjumpaan langsung dengan jemaat.
Pendeta gereja lokasi stage menjadi pendeta mentor bagi mahasiswa. Sehingga selain mendapatkan pengalaman perjumpaan untuk praktik dengan realita kehidupan jemaat, mahasiswa memiliki mentor untuk curhat dan mengolah dirinya menjadi pribadi yang terus bertumbuh, terutama untuk mengenali diri sembari merespon panggilan hidupnya. Pdt. Rudiarto Budi Prasetyo, S.Th. selaku pendeta GKJ Purbalingga sekaligus
mentor Yudha Adi Putra menyambut baik kegiatan ini Pdt Rudiarto meyakini bahwa kegiatan stage menjadi proses penting bagi mahasiswa karena mereka belajar langsung dari jemaat. Beliau menyebutkan bahwa mentor sejati dalam mengolah panggilan hidup, entah sebagai pendeta atau panggilan yang dihidupi dalam gambaran lain sebenarnya adalah jemaat itu sendiri. “Jemaat akan menjadi lebih jujur dalam merespon dan memberikan kritik serta masukan bagi mahasiswa,” ujarnya.
Mahasiswa teologi dalam pengalamannya bersama jemaat menjumpai banyak pergumulan serta persoalan yang mungkin tidak terbahas di dalam kelas. Itu menjadi momen belajar yang berharga dan memperlengkapi proses pem belajaran mahasiswa. “Momentum untuk boleh belajar dan berjumpa dengan jemaat membantu saya untuk semakin mengenali apa yang menjadi kelemahan serta kelebihan saya Selain itu, perjumapaan dengan banyak orang menjadi pembelajaran bagi saya untuk berlatih sabar dan mengolah perasaan,” pungkas Yudha Adi Putra. [YAP]
Adiwarna Bersua:
UKDW Kembali Adakan OKA Offline
diimplementasikan lewat rancangan-rancangan kegiatan, nama dan atribut kelompok yang menggunakan nama suku suku di Indonesia Adanya lagu tema yang menceritakan makna Adiwarna Bersua ini menjadi satu poin yang menarik, di mana lewat lagu ini kita diajak untuk tidak antipati ataupun menolak perbedaan, melainkan menerimanya sebagai bagian dari keindahan itu sendiri.
diadakan secara bersamaan dan adapula acara yang dilaksanakan secara rolling atau bergantian. Meskipun diadakan dalam nuansa protokol kesehatan, nyatanya kegiatan ini tetap terlaksana dengan baik dan mampu menghadirkan ikatan yang baru, baik antar mahasiswa maupun antara mahasiswa dan kampusnya.
etelah dua kali berturut UKDW meng
Sadakan Program Orientasi Kehidupan Akademik (OKA) secara daring atau online, pada Agustus 2022 akhirnya UKDW kembali mengadakan OKA dalam bentuk offline/luring di kampus UKDW Adapun tema yang diusung dalam OKA 2022 ini adalah “Adiwarna Bersua”, yang bermakna sebagai sebuah keberagaman baik dari ras, agama, suku, dan budaya yang dipertemukan di satu wadah yaitu UKDW. Ini pun sesuai dengan image Yogyakarta yang menjadi tempat bertemunya para mahasiswa sejak dahulu. Tema Adiwarna Bersua pun coba
Penekanan akan makna Adiwarma Bersua juga coba diterjemahkan lewat ibadah pem bukaan OKA yang dilayangkan oleh Tim PKK UKDW Keberagaman yang dihadirkan dalam ibadah bukan hanya keberagaman bahasa, namun juga keberagaman agama. Dalam liturgi misalnya, terdapat pembacaan dari teks-teks suci keenam agama secara bergantian Jadi lewat ibadah ini mau ditunjukkan, meskipun UKDW merupakan universitas yang memiliki latar belakang Kristen yang kuat, hal itu tidak menghalangi para insan Duta Wacana untuk menghadirkan keberagaman dalam berbagai aspek.
Agar dapat tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan optimal, maka pelaksanaan OKA ini diadakan dalam 2 gelombang yang berbeda. Untuk itu, ada beberapa kegiatan yang
Lewat OKA yang diadakan pada tanggal 2227 Agustus ini, diharapkan para mahasiswa dan mahasiswi baru dapat lebih mengenal dan memahami kehidupan akademik di kampus UKDW Terutama sekali, mahasiswa diajak bersama sama sebagai bagian dari komunitas yang beradaptasi untuk kembali kepada kebiasaan kebiasaan yang sempat dihindari karena adanya pandemi Sepanjang kegiatan, mahasiswa diperkenalkan pada unit, biro, dan lembaga yang ada di UKDW beserta tugasnya. Mahasiswa pun mendapatkan pembekalan terkait tema-tema yang relevan saat ini, seperti pencegahan kekerasan seksual di kampus, kepemimpinan, wawasan kebangsaan, dan lain sebagainya. [Moshe]
Universitaria
Dosen & Mahasiswa Bioteknologi UKDW Juara 3 International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (Icoseat)
Pertanian Universitas Gadjah Mada pada Seminar ICOSEAT Lomba tersebut digelar secara online dan dapat diikuti oleh siapapun baik individu maupun kelompok. Terdapat lima kategori yang ditawarkan yaitu Agro-Industry and Appropriate Technology 4 0, Envi ronmental and Mining Engineering, Sustainable Development and Tourism Management, Agriculture and Food Engineering, serta Marine, Aquaculture and Biological Science.
Menurut Eugenia, kegiatan ICOSEAT ini dilaksanakan pada bulan Juli 2022 dengan proses pembuatan poster satu bulan dan pengumpulan dilakukan pada 23 Juli 2022. Hasil pengumuman pemenang dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2022. Ia mengaku bahwa informasi lomba poster ICOSEAT ini di dapatkannya dari salah satu dosen. “Dosen pembimbing saya, Ibu Catarina mengajak untuk mengikuti kegiatan ini setelah mendapatkan info dari rekan sesama dosen di UGM,” ujarnya.
internet sebagai gambaran poster yang menarik dan layak dibaca. Kami mengumpulkan hasil poster ini sebelum tenggat waktu yang ditentukan oleh panitia dan ternyata ketika pengumuman kami berhasil mendapatkan Juara 3," ujar Eugenia.
salah satu tahapan dalam rangkaian penelitian skripsi yang kami kira dapat diterima masyarakat secara umum," papar Catarina.
Proses perlombaan poster tidak terlepas dari kendala maupun tantangan yang harus dilewati untuk mendapatkan hasil yang diinginkan “Awalnya kami sedikit kebingungan me nentukan kategori yang akan diikuti. Proses mendesain poster dengan layout yang mudah dimengerti dan menarik juga menjadi hal yang menantang Penyelesaian yang coba kami lakukan adalah dengan melihat kembali draft poster dan merevisinya dengan melihat posterposter lain di internet untuk memicu daya kreativitas dalam mendesain," ujar Eugenia.
olaborasi mahasiswa dan dosen Program
KStudi Biologi Fakultas Bioteknologi, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, yakni Eugenia Larissa mahasiswa (Angkatan 2018), Drs Guruh Prihatmo, MS. dan Catarina Aprilia Ariestanti S.T.P, M.Sc. selaku dosen pembimbing, berhasil meraih Juara 3 Lomba Poster International Conference on Sustainable Environment, Agriculture and Tourism (ICOSEAT) Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknologi
Karya tim ini berhasil mendapatkan Juara 3 dengan kategori Marine, Aquaculture and Biological Science melalui karya berjudul “Nutritional Content of Black Soldier Fly Larvae Pellets As an Alternative Freshwater Fish Feeding”. Pemenang dari lomba poster tersebut terdiri dari 12 orang dimana terdapat tiga pemenang pada setiap kategori.
“Awal mula kami hanya sekedar mencoba untuk menambah pengalaman mengikuti lomba. Kami tertarik sebab tidak dipungut biaya dan semua partisipan akan mendapatkan sertifikat. Informasi yang kami dapatkan agak sedikit terlambat sehingga kami bekerja secara cepat untuk membuat poster ini menggunakan software yang mudah dijalankan. Revisi terus kami lakukan dengan melihat poster-poster dari
Konsep dari karya tersebut merupakan penerapan Bioteknologi dalam bidang perikanan yang juga menjadi bagian dari skripsi Eugenia yang berjudul “Pengaruh Pemberian Pakan Berbasis Larva Black soldier Fly Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila”. Topik penelitian ini adalah ikan nila sebagai salah satu komoditas akuakultur yang bergizi, mudah untuk di budidayakan, dan memiliki laju pertumbuhan yang cepat. Akan tetapi, pakan menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh peternak ikan nila karena harganya yang relatif mahal dengan bahan baku tepung ikan yang masih impor. Pakan harus mempunyai kandungan protein yang cukup untuk mendukung pertumbuhan ikan nila. Salah satu sumber protein yang mulai mendapatkan perhatian masyarakat adalah larva Black Soldier Fly (BSF) atau lalat tentara hitam. Larva BSF merupakan decomposer yang mengkonsumsi sisa sayur.
Penelitian ini mencoba mengkaji nilai nutrisi dari larva BSF sehingga, dapat diolah sebagai bahan baku pembuatan pakan ikan nila Menariknya, BSF dapat memproduksi pakan dengan bahan baku yang murah dan mudah dibudidayakan. Selain itu, larva BSF juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara memakan sisa sayur dan buah. "Ini menjadi pengetahuan baru untuk diketahui masyarakat secara luas dan informasi yang didapatkan sudah dikaji secara ilmiah melalui kegiatan penelitian di laboratorium. Poster yang dikumpulkan berisikan
Bagi Eugenia, mengikuti kegiatan ini, Eugenia memberikan pengalaman yang menarik. “Dengan mengikuti lomba tersebut, saya berharap dapat memperoleh pengalaman serta meningkatkan kreativitas melalui hasil kerja kami Ternyata belajar membuat poster mengenai hal yang kita lakukan untuk disampaikan kepada orang lain tidaklah mudah. Namun demikian hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri sehingga menarik di lakukan," ujarnya.
Eugenia membagikan pesan dan tips bagi teman-teman mahasiswa yang lain, yaitu untuk giat mencari informasi lomba sesuai dengan keinginan dan mencoba untuk ikut dalam lomba-lomba yang ada. "Penting untuk memahami ketentuan lomba, berkonsultasi dengan dosen pembimbing dalam tim, berproses selama belajar, dan berusaha melakukan segala sesuatu dengan maksimal. Selalu usahakan yang terbaik dari setiap kesempatan yang kita miliki!" pungkasnya. [Meidianti]
GAPPALA UKDW Menyabet Juara III Putra di Acara Fun Climbing KPTY
aurist D S Harulean yang biasa
Mdipanggil Fafi, anggota GAPPALA
Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, berhasil mendapatkan juara III Putra di acara ‘Fun Climbing’ yang diadakan oleh Komunitas Panjat Tebing Yogyakarta (KPTY) dalam rangka memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2022 Fafi berhasil mengalahkan 26 peserta yang berasal dari beberapa organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) kampus swasta dan negeri yang ada di Yogyakarta.
Perlombaan dimulai dengan Orientasi Medan (ORMED) selama 30 menit. Setelah itu, babak kualifikasi diselenggarakan selama 60 menit dengan dua kali percobaan panjat Di babak kualifikasi ini, peserta disaring hingga men dapatkan delapan (8) peserta yang masuk ke babak final. Fafi berhasil menduduki peringkat 5 terbaik di babak kualifikasi ini dan layak masuk ke babak final Setelah panitia melakukan perubahan jalur, lomba dilanjutkan dengan babak final. Fafi, yang melakukan pemanjatan di urutan ke-4, akhirnya berhasil menyabet juara III Putra di perlombaann ini setelah me naklukkan jalur panjat yang sulit dengan beberapa teknik, termasuk teknik jumping yang
dia lakukan di papan ke-5.
Bagi Fafi, partisipasinya dalam kegiatan ini memberi dampak baik bagi dirinya maupun bagi GAPPALA UKDW. “Kegiatan Rock Trip dan Fun Climbing sangat menantang bagi saya Tidak semua orang bisa melakukan panjat tebing. Butuh persiapan yang panjang untuk dapat mengikuti kegiatan semacam ini dengan baik Latihan latihan yang dilakukan dengan anggota GAPPALA yang lain menjadi modal bagi saya untuk lebih mengembangkan diri dengan mengikuti kompetisi seperti Fun Climbing ini,” ujar Fafi. Menurutnya, kegiatan seperti ini dapat me motivasi para penggiat panjat tebing agar selalu berlatih latihan untuk meningkatkan kapasitas diri Fafi juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada GAPPALA UKDW karena telah memberikan materi dan pelatihan yang sangat baik hingga berhasil mendapatkan juara III di ajang ‘Fun Climbing’ ini.
Fransisco Richardo, atau biasa dipanggil Kode, selaku Koordinator Bidang Operasional GAPPALA UKDW, mengatakan bahwa Fafi didelegasikan GAPPALA untuk mengikuti kegiatan ‘Fun Climbing’ dengan tujuan agar yang bersangkutan dapat mengasah kemampuannya dalam suatu kegiatan perlombaan yang diadakan
KPTY “Sebelumnya, Fafi juga didelegasikan GAPPALA UKDW untuk mengikuti acara ‘Rock Trip 4’ bersama anggota GAPPALA yang lain, Silvester Raynaldy Keikutsertaan anggota dalam acara acara seperti ini merupakan langkah awal yang dilakukan oleh GAPPALA kepada anggotanya agar dapat belajar lebih dalam tentang panjat tebing dan dapat mempraktekkannya secara langsung di medan yang sesungguhnya,” ujarnya. Kode juga menekankan bahwa prestasi Fafi saat ini menjadi bukti bahwa GAPPALA memiliki potensi yang baik.
Menanggapi keterlibatan anggota dalam kompetisi, Ketua Umum GAPPALA UKDW, Haris A Nababan, atau biasa dipanggil Katapo, menyampaikan bahwa GAPPALA selalu mendukung anggotanya untuk mengembangkan diri.
“GAPPALA mengajak anggota untuk selalu terbuka dan belajar Kami akan selalu men dukung anggota untuk meningkatkan kualitas diri, baik dalam kegiatan organisasi ataupun pecinta alam. Saya berharap anggota yang lain dapat mengikuti jejak alumni seperti Ferry Liyut yang berhasil menjadi atlet panjat tebing nasional,” ujar Katapo. [Along Timang & Tim Redaksi GAPPALA UKDW]
Universitaria
Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKYT) Ganjuran: Jendela Interkulturasi Iman Katholik & Kearifan Budaya Jawa
ebanyak 22 mahasiswa dalam dan luar
Snegeri mengikuti acara Summer Camp bertajuk ‘Visual Ethnography’ yang diselenggarakan oleh Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta dan Universitas Dhyana Pura (UNDHIRA) Denpasar Para peserta Summer Camp kali ini adalah para mahasiswa dari Hochschule Osnabrück Jerman, Kansai University Jepang, UNDHIRA Bali, dan UKDW Yogyakarta Setelah beberapa hari mengikuti kegiatan di Bali, para peserta tiba dan mengikuti serangkaian kegiatan di Yogyakarta untuk belajar lebih jauh tentang kehidupan komunitas keagamaan tertentu (Katolik dan Islam), urban farming, pasar tradisional, budaya Jawa, dan pariwisata berbasis kekayaan lokal.
Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY) Ganjuran menjadi lokasi outing pertama di Yogyakarta. Peserta diajak untuk belajar bersama tentang kehidupan keagamaan dan ke masyarakatan dari komunitas umat Katolik di lingkungan Ganjuran dan sekitarnya Romo Raymundus Sugihartono, Pr, selaku Romo Paroki Gereja HKTY Ganjuran menyambut baik kedatangan para peserta. Berpakaian lengkap adat Jawa dengan sorjan merah, blangkon, jarik dan tidak lupa sebilah keris yang disematkan di punggung, Romo Sugi, demikian nama panggilan beliau, menyambut para peserta dengan suguhan kudapan dan minuman khas Yogya. Senyum tulus dari Romo Sugi ikut mempertegas nilai keramahan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa.
Dalam presentasinya Romo Sugi me nyampaikan sejarah singkat dari pendirian Gereja HKTY Ganjuran, biografi spiritual kakak beradik Joseph & Julius Schmetzer (pendiri Pabrik Gula (PG) Gondanglipuro), semangat pembaharuan yang mereka miliki, keimanan dan kecintaan mereka akan budaya Jawa dan segenap karyakarya sosial yang mereka tujukan bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar PG Gondanglipuro.
Romo Sugi memaparkan secara lugas interkulturasi iman Katolik dengan budaya Hindu-Jawa yang sangat kental terlihat dalam konstruksi gereja dan candi yang letaknya bersebelahan Selain itu Romo Sugi juga menjelaskan bagaimana kiprah umat paroki HKTY Ganjuran di tengah masyarakat yang notabene mayoritas beragama Islam. Di tengah masyarakat yang mayoritas beragama Islam, warga Katolik Ganjuran ternyata memilih untuk hidup berbaur dan sedapat mungkin memberikan sumbangsih yang bermakna bagi kesejahteraan masyarakat sekitar Semangat hidup bergereja seperti ini tentu saja berhilir pada semangat para pendahulu mereka dan terutama dalam semangat keimanan dari Joseph dan Julius Schmutzer yang adalah pendiri Gereja ini.
Sebelum Gereja HKTY Ganjuran ini berdiri, area gereja sebelumnya merupakan lokasi PG Gondanglipuro PG Gondanglipuro terkenal dengan keberanian para pemiliknya untuk tidak bergabung dengan asosiasi pabrik-pabrik gula seHindia Belanda kala itu. Sikap dan pendirian ini membawa konsekuensi pengucilan pabrik ini dari pabrik pabrik serupa yang hanya me mentingkan keuntungan finansial dan sedikit memikirkan kesejahteraan para pekerja dan masyarakat sekitar Yang membuat PG Gondanglipuro ini unik adalah kepedulian pemiliknya untuk mengutamakan kesejahteraan para pegawai dan masyarakat di sekitarnya dengan jalan mendirikan sekolah-sekolah rakyat, dam irigasi untuk kebun tebu mereka dan persawahan warga yang notabene masih berfungsi hingga hari ini, serta pembangunan sebuah rumah sakit yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan akan fasilitas kesehatan warga sekitar. Guna mengakomodasi kebutuhan keagamaan mereka, maka di-bangunlah sebuah gereja Katolik kecil yang menjadi cikal bakal paroki HKTY saat ini. Pada mulanya, Schmutzer bersaudara, terinspirasi oleh ensiklik ‘Rerum Novarum’ dari Bapa Paus Leo XIII, berkeinginan membangun sebuah gereja dengan corak dan gaya Jawa namun sayangnya permohonan mereka ini ditolak oleh Tahta Suci di Vatikan. Sebagai gantinya mereka kemudian membangun sebuah gereja dengan gaya dan arsitetur khas Eropa di tahun 1924.
Ketika krisis moneter melanda dunia kala itu, termasuk Hindia Belanda, hal ini membuat banyak pabrik gula di Hindia Belanda bangkrut, justru hal sebaliknya terjadi pada PG Gondanglipuro Mereka justru meraup ke untungan yang besar. Oleh karena itu, sebagai wujud ungkapan syukur mereka, Schumtzer bersaudara berkeinginan untuk membangun sebuah candi dengan corak dan gaya Jawa. Keinginan mereka ini disampaikan pula ke Tahta Suci di Vatikan dan kala itu permohonan mereka mendapat persetujuan dari Vatikan Pem bangunan candi selesai dan diresmikan penggunaannya pada tahun 1927 oleh Uskup dari Diosis Semarang kala itu (Mgr. van Velsen). Saat ini candi, yang didalamnya bersemayam Arca Hati Kudus Tuhan Yesus dengan corak Jawa, tidak hanya dikunjungi oleh peziarah dari umat Katolik saja melainkan juga mereka yang beragama lain. Hal ini membuat daya tarik Candi HKTY semakin kuat dan menarik banyak pengunjung tidak hanya dari dalam namun juga dari luar negeri.
Saat gempa besar melanda daerah Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)di tahun 2006, gedung utama gereja hampir 90 persen hancur dan rata dengan tanah. Sementara Candi HKTY tidak mengalami kerusakan yang berarti.
Banyak rumah warga umat paroki dan warga lainnya luluh lantak dan rata dengan tanah. Sebagai wujud solidaritas, pihak paroki Gereja HKTY Ganjuran ikut membantu program pembangunan kembali rumah-rumah warga di sekitarnya. Gedung gereja sendiri baru akan dibangun jika semua rumah umat dan warga sekitar purna dibangun. Jika tidak mereka akan menunggu. Setelah semua rumah warga purna dibangun kembali, barulah gedung gereja dibangun. Dengan seizin Karaton Kasultanan Yogyakarta, maka dibangunlah sebuah gereja baru yang arsitekturnya merupakan replika dari pendopo keraton yang letaknya berada tepat di depan istana Sri Sultan Hamengkubuwono Setelah sekian puluh tahun, baru sekarang impian Schmutzer bersaudara bisa terwujud, yakni membangun sebuah gereja yang diilhami dari budaya Jawa.
Para peserta Summer Camp kali ini terkagum ketika melihat bangunan gereja yang sama sekali berbeda dengan bangunan gereja pada umumnya. Dari kegiatan ini mereka juga terkesan dengan semangat Schmutzer bersaudara yang menjadi roh penggerak utamanya. Salah seorang peserta dari Bali mengatakan bahwa kunjungan ke HKTY sangatlah menarik karena dari kunjungan ini mereka belajar bahwa iman dan budaya adalah dua hal yang seharusnya saling melengkapi satu sama lain. Iman yang diasosiasikan dekat dengan agama dan dipandang sebagai bagian penting dalam kehidupan seseorang, diharapkan bisa ber-
Mengawali Semester Baru, Mengenali Servant Leadership
sanding dan berkelindan dengan budaya yang merupakan warisan dari pendahulu kita dan bisa dipandang sebagai bagian dari masyarakat secara luas. Jika keduanya bersinergi maka akan lahir sebuah masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani.
Seorang peserta dari Jerman menyampaikan bahwa dirinya adalah seorang Kristen dan sudah biasa melihat gereja dan kebaktian/misa yang ada di gereja tersebut. Tapi baru kali ini dia berkesempatan melihat sebuah candi dari dekat. Baginya bangunan candi diasosiasikan dengan agama lain. Baru di Ganjuran dia melihat bagaimana dalam interkulturasi budaya yang sangat kuat, unsur-unsur budaya Hindu dan Jawa melebur dalam pelukan Sang Kristus.
Peserta dari Jepang menuliskan ke kagumannya setelah melihat detail dekorasi gedung Gereja HKTY Ganjuran yang me nurutnya akan membutuhkan dana yang besar dalam perawatannya. Menurutnya, hal ini menggambarkan bagaimana kecintaan umat Katolik terhadap budaya Jawa. Mereka tentunya akan bahu membahu guna melestarikan gedung gereja yang indah itu. Hal ini hanya bisa dijelaskan jika para umat gereja ini melihat gereja bukan hanya sekedar tempat berdoa melainkan juga sebagai rumah di mana mereka bisa mengaktualisasikan diri dan meng ekspresikan iman dan kebudayaan Jawa yang mereka miliki secara otentik, yaitu sebagai umat Katolik dan sebagai seorang Jawa. [Adham-PKK]
badah pembukaan semester gasal 2022/2023
Iini mengambil tema “Apa itu Servant Leadership?” Tema ini dipilih supaya segenap sivitas akademika Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menjadi pribadi yang menyadari konsekuensi sebagai pribadi yang taat kepada Allah dalam menghayati panggilannya sebagai pemimpin yang melayani. Tema yang digunakan pada ibadah pembukaan semester ini juga mengingatkan tentang komitmen seluruh sivitas akademika UKDW Yogyakarta dalam menjalani setiap tugas dan tanggung jawab di semester yang baru. Dengan kata lain, semester yang baru menjadi titik tolak baru untuk memperbaharui komitmen kerja layanan baik dosen, staf, maupun mahasiswa. Dari tujuan yang ada tersebut, dapat dilihat bahwa penting sekali untuk mengenal apa itu servant leadership dalam kehidupan bekerja di UKDW Yogyakarta.
Ibadah yang dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2022 di Kapel Atas ini dilayani oleh Ir. Henry Feriadi, M Sc , Ph D sebagai pelayan firman Pada kesempatan ini, Henry selaku Rektor UKDW Yogyakarta mengajak segenap sivitas akademika untuk menjadi pemimpin yang aktif dalam melayani Dalam hal ini, Henry menggunakan kalimat “Be Active Servant Leader” Henry juga mengutip ayat dari Injil Lukas 10:35 yang menyatakan “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat ke
padamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” sebagai penutup renungan pada ibadah ini.
Selain itu, ibadah ini juga didukung oleh PA/PPA dari Rektorat, tim ibadah kampus, serta tim multimedia dan live streaming dari Pusat Kerohanian Kampus Tari Woleka dipilih menjadi awal dari rangkaian ibadah pembukaan semester gasal 2022/2023 Tari Woleka merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Tarian ini sering ditampilkan sebagai tarian selamat datang atau penyambutan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, festival budaya, dan pertunjukan seni. Tarian Woleka biasanya ditarikan oleh beberapa penari pria dan wanita dengan gerakan sangat khas. Pada momen ibadah ini, tari Woleka ditarikan oleh para pendeta Gereja Kristen Sumba. Tarian ini juga menjadi pengiring prosesi masuk piranti-piranti ibadah, seperti lilin, salib, dan alkitab yang diletakkan di altar Selain sebagai penari, beberapa pendeta Gereja Kristen Sumba lainnya juga ber partisipasi sebagai pembawa piranti ibadah dalam prosesi di awal ibadah.
Selain itu, Ibadah pembukaan semester ini terasa lebih spesial karena adanya persembahan dari vocal group Foce Sumba yang menyanyikan lagu Ora Milla Atemu yang artinya Oleh Karena Kebaikan HatiMu Vocal group Foce Sumba merupakan vocal group yang berisikan para
pendeta dan vikaris dari Gereja Kristen Sumba (GKS) dimana GKS sendiri merupakan salah satu gereja pendukung di UKDW Yogyakarta.
Beauty in Diversity: Capacity Building English Language Education Department 2022
YEducation Department (ELED), Duta Wacana Christian University successfully conducted an activity, namely capacity building, on September 17th, 2022. Capacity building can be defined as the process of increasing knowledge and skills, as well as attitudes, and behaviors Capacity building was organized to foster student and lecturer closeness and intimacy As an extension of the Orientasi Kehidupan Akademika (OKA), the capacity building program continues to introduce new college students to college life. So, new students can get used to implementing the Duta Wacana core values as well as the vision and mission of ELED.
Many participants were pleased to join the capacity building in 2019. In 2020 and 2021, because of the high level of the Covid-19 pandemic, the program was unable to be conducted Thankfully, Capacity Building ELED 2022 can be done by adhering to health protocol-related regulations as outlined by the organizing committee. All participants must have followed the rules of the health protocols. Capacity building activities were located in
Dolan Ndeso, Kulon Progo. This activity drew 42 participants, including 16 committee members from ELED batch 2020 and 2021,
six lecturers, and two staff from the Faculty of Education and Humanities This Capacity Building included several activities such as talk
shows, games, and outbound.
The first session began by a welcoming remarks from the committee, followed by the talk show titled The Perks of Being Mahasiswa The talk show discussed how to live as a student as well as tips for getting a good GPA, study tips, and staying motivated in college. With a student from 2021 as a speaker, all the participants shared their college experience. The games were also very well designed so that each participant could get to know each other well. There was an outbound following the talk show session. The outbound was made to be very exciting and enjoyable by Dolan Ndeso's outbound facilitators. The games in this outbound were created especially for each participant to get to know each other well in order to establish togetherness and familiarity There were some games that enhanced group cohesion and games that sharpened great teamwork among group members.
Concluding the event, there was an inauguration session for new students and closing remarks by Ms. Arida as the academic advisor for 2022 students (Gracela)
Instructional Media: Engaging Students in the Learning Process
- Benjamin Franklin -ome people might not understand how
Sto teach their students, little siblings, or even children. Some still do not consider using instructional media to teach Some might say instructional media is impractical and consumes a lot of time and effort to create and use it. Yet, English Language Education Department (ELED) students do not feel so since 5th semester students of ELED have got a class for exploring instructional media to facilitate learning. In Instructional Media in English Language Teaching (IM in ELT) class, they learn that instructional media is advantageous both for the teachers and learners Instructional media (henceforth, IM) are simply any tools used by teachers or educators to explain the content materials and they are classified into 6 basic categories, e.g., text, audio, video, visual, people, and realia (objects).
On Tuesday, 20 September 2022, the 5th semester students got a chance to visit ELTI, an English language center in
Yogyakarta. On that day, 17 students arrived at ELTI and they were divided into 2 groups to do different activities. The first group went into the classroom and had the chance to learn and use two kinds of instructional media. The media prepared by ELTI facilitators were board games and handy clocks. In the first group, there were two ELED students who are doing their internship program in ELTI, Rama and Sarah as ELTI facilitators. The board game was handled by Rama and the handy clock was handled by Sarah.
The board game has so many functions, for example, it can be used to learn past tense. To try the board game, the students were then divided into groups of three. Each group was given a set of flashcards containing colors and pictures, counters, and dice. On each card, there is either red or black color. When the player gets a red card, he/she should make a negative past tense sentence by using the image shown on the picture card. When the player gets a black card, he/she makes a
positive past tense sentence by using the image shown on the picture card. The students were having so much fun and engaged in the process of learning.
The second IM demonstrated by ELTI facilitators was the handy clock. Sarah, the facilitator in this activity, distributed a set of cards containing time and a handy clock. She asked the students to take one card and set the clock according to the time written on the card. Students not only learn about how to tell and read time, but they also learn to have good teamwork skills.
After half an hour passed, the ELED students were asked to go to Media Room, where all pen-and-paper-based IM used in ELTI is stored. There was an explanation by ELTI teacher, Ms. Maria about various kinds of media they have ELED students had the chance to play card games (quartet) to practice certain language focus. In Media Room, there were realia, flashcards, and various types of board games that ELTI teachers can use in
class to facilitate student learning The instructional media is also divided according to the learners’ level.
To sum up, instructional media is one of the strategies to make students engaged in the learning process and to make learning become more interesting and interactive. It engages students to learn in a fun way and all students could participate in the learning process. (Christina)
o g y a k a r t a E n g l i s h L a n g u a g efoto:dok./Pribadi
“Tell me and I forget, teach me and I may remember, involve me and I learn.”
Bahasa
MAHA-siswa
“Bu, tugasnya apa ya?” Begitu bunyi chat dari mahasiswa tak bernama menjelang tengah malam. Tadinya baru mau beranjak tidur. Akhirnya pikiran malah melayang layang merenungi zaman yang sudah berganti Generasi saya dulu, paling segan menanyakan hal sederhana kepada dosen. Sebisa mungkin berusaha mandiri menemukan jawaban dengan menanyakan kepada teman teman terlebih dahulu Jika sudah mentok tidak menemukan jawaban, baru memberanikan diri bertanya pada dosen; mencari waktu yang tepat, merangkai kata dengan cermat, dan berkomunikasi dengan hormat.
Mahasiswa, oh mahasiswa…..
Dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), peserta didik disebut sebagai murid atau siswa. Namun, saat menginjak perguruan tinggi, istilah tersebut berganti menjadi mahasiswa Setidaknya begitulah pengertian mahasiswa menurut KBBI. Dalam praktiknya, alangkah baiknya apabila mahasiswa benar benar bersikap seperti seorang siswa yang maha. Maha yang berarti ter- atau paling, dan siswa yang berarti pelajar – terpelajar. Terpelajar dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Namun, akhir akhir ini saya cukup banyak menjumpai kejadian-kejadian yang membuat geleng geleng kepala Banyak mahasiswa yang masih terbiasa disuapi,
dijejali dengan berbagai informasi namun masih bingung bagaimana bereaksi, bersikap mandiri, serta berpikir kritis dan logis. Akan tetapi, tentu saja hal ini tidak sepenuhnya menjadi kesalahan mahasiswa, khususnya mahasiswa generasi pandemi, yang meng habiskan dua tahun masa belajarnya secara daring. Sementara itu, di sisi lain, dosen juga cukup kewalahan menghadapi mahasiswa dengan sikap serupa. Saat di kelas, mahasiswa tidak lagi menerapkan peribahasa “malu bertanya sesat di jalan”, yang ada justru perihbahasa “di kelas diam aja, kalau bingung tinggal japrian.”
Oleh karena itu dibutuhkan win-win solution agar dosen dan mahasiswa bisa tetap saling berkomunikasi dengan baik, dengan tetap saling menghargai kondisi satu sama lain Dalam arti, dosen tetap berhak mendapatkan waktu pribadi untuk keluarga, dengan tetap wajib menjaga komunikasi yang efektif dengan mahasiswa Di sisi lain, mahasiswa juga berhak mendapatkan jawaban dan bimbingan dari dosen, dengan tetap wajib berusaha untuk mengoptimalkan kemandirian belajarnya.
1. Video Tutorial
Dari hal sepele seperti “ cara me nyalakan laptop”, hingga hal yang rumit seperti “ cara memperbaiki mainboard”,
semua bisa ditemukan dalam video video tutorial asalkan ada motivasi. Pada kelas-kelas saya, saya biasanya memberikan video tutorial tentang cara melakukan sesuatu yang berhubungan dengan proses pembelajaran di kelas saya, misalnya cara menggunakan google docs/google slides/google sites, cara registrasi Padlet/Flip/Learningapps/dll, cara me ngirimkan link google drive yang benar, dan sebagainya Tentu saja mahasiswa bisa browsing dan mencari tutorial tersebut sendiri, namun dengan memberikan tutorial dalam bentuk video, setidaknya mahasiswa bisa mendengarkan penjelasan dari saya dan dengan suara saya sendiri Harapannya, mahasiswa bisa lebih termotivasi untuk menonton dan mendengarkan dan merasa lebih diperhatikan oleh dosen. Hal ini juga bisa membangun sikap saling menghargai Mahasiswa menghargai usaha dosen yang sudah membantu sedetil mungkin, dan dosen juga menghargai mahasiswa, karena setiap mahasiswa itu unik dan memiliki kemampuan yang berbeda.
2. WAG atau WhatsApp Group
Sebelum ada e class, WAG sudah menjadi salah satu cara efektif untuk berkomunikasi dengan mahasiswa Tidak dipungkiri bahwa mahasiswa mungkin hanya membuka e-class 4 kali sehari. Namun, saya yakin hampir setiap jam mahasiswa mengecek WA mereka Oleh karena itu, WAG harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Pertama, dengan membuat ikon grup khusus yang informatif seperti menuliskan nama kelas, jadwal kelas dan ruangan kelas. Di samping itu, deskripsi grup dalam WAG juga bisa dimanfaatkan dengan menuliskan informasi penting, seperti link silabus dan materi, link Zoom Meeting, link Video Tutorial, link Websites/Apps yang digunakan, Etika mengirimkan pesan pribadi kepada dosen, dan lain-lain. Tentunya semua yang disebut di atas sudah dimasukkan ke dalam eclass Hanya saja, untuk mengantisipasi kejadian tertentu, dan untuk akses yang lebih cepat dan efektif, deskripsi grup di WA bisa dijadikan back up untuk e-class Harapannya, mahasiswa bisa lebih mandiri dalam proses pembelajaran, sehingga pesan tak bernama tengah malam yang menanyakan hal-hal yang membuat mengelus dada bisa jauh berkurang.
Kedua, WAG benar benar digunakan sebagai wadah komunikasi dosen dan
mahasiswa. Sampai saat ini, masih banyak mahasiswa yang masih malu bertanya saat di kelas/zoom, dan lebih memilih untuk bertanya melalui pesan pribadi Padahal, tidak jarang apa yang ditanyakan para mahasiswa tersebut adalah hal yang sama.
Oleh karena itu, perlu diberlakukan peraturan bahwa pesan pribadi hanya digunakan untuk hal hal yang bersifat pribadi, seperti meminta izin tidak masuk kuliah saat sakit atau ada kepentingan, meminta toleransi keterlambatan saat mengumpulkan tugas karena alasan tertentu atau konsultasi belajar yang bersifat pribadi. Namun, untuk hal-hal yang bersifat umum, wajib ditanyakan dalam grup, demi keefektifan diskusi kelas, sehingga dosen tidak perlu menjawab hal yang sama berulang ulang untuk para mahasiswa tersebut.
Ketiga, etika mengirimkan pesan kepada dosen juga perlu dituliskan (selain dijelaskan) dengan rinci. Misalnya dengan mengucapkan salam dan menyebutkan nama, prodi, dan kelas terlebih dahulu, lalu diikuti dengan isi pesan. Bisa juga dituliskan jam berapa dosen masih bisa dihubungi Sehingga komunikasi yang efektif dan efisien bisa terbangun dengan tetap menjunjung tinggi norma sopan santun.
Semua hal tersebut tentunya wajib dijelaskan saat pertemuan pertama Jadi, disamping menciptakan kesan pertama yang baik dan membangun hubungan yang sehat antara dosen dan mahasiswa, pertemuan pertama wajib dioptimalkan agar selama satu semester ke depan, kedua belah pihak bisa berproses dengan baik dan ber komunikasi dengan apik. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa benar benar bisa menjadi maha siswa yang mandiri, yang mampu berpikir kritis, mampu bekerja sama dengan orang lain dalam memecahkan masalah, menjunjung tinggi norma kesopanan dan kejujuran, dan melakukan tugas dan kewajiban sebagai mahasiswa dengan penuh tanggung jawab. Akhir kata, semester gasal masih panjang, mari saling berbenah menuju proses pembelajaran yang lebih baik. (Agatha Pepy Yerinta - Dosen Luar Biasa PPB)
Rekomendasi Aplikasi untuk Belajar Bahasa Inggris
mana kita dapat belajar banyak kosakata dan ekspresi sehari hari, tidak hanya bahasa Inggris, tapi juga banyak bahasa lainnya juga, tergantung pilihan kita Dengan meng gunakan aplikasi ini, kita seolah bermain game untuk belajar bahasa karena ada banyak level dan tantangan yang tersedia, yang dikemas secara menarik. Selain itu, kita dapat berkompetisi dengan teman teman untuk mendapatkan poin yang banyak supaya naik level.
English Speaking Practice
B a g i y a n g i n g i n m e m p e r b a i k i pronunciation atau pelafalan bahasa Inggris, saya sarankan menggunakan aplikasi ini English Speaking Practice mengajak kita untuk mendengarkan penutur bahasa asli dalam percakapan dengan berbagai konteks. Kita juga dapat menirukan mereka setelah mendengarkan percakapannya. Selain itu, kita bisa berlatih bertanya jawab dalam bahasa Inggris melalui latihan-latihan yang diberikan. Bahasa Inggris yang dicakup di aplikasi ini adalah bahasa Inggris sehari-hari dan bahasa Inggris bisnis.
LearnEnglishGrammar(UK/USEdition)
melainkan lebih ke soal pilihan ganda Namun, menurut saya, tetap saja kita dapat belajar dengan nyaman karena bentuknya adalah Mobile App yang cukup praktis. Kita bisa memilih untuk mengunduh versi UK Edition maupun US Edition, tergantung apakah kita lebih suka American atau British English
BBC Learning English
S a y a m e r e k o m e n d a s i k a n B B C
Learning English untuk kita yang sudah level intermediate/advanced atau lumayan mahir berbahasa Inggris. Melalui aplikasi ini, kita dapat belajar bahasa Inggris melalui berita (tertulis maupun lisan), dan kita akan dicek pemahamannya dengan latihan-latihan yang ada. Menurut saya, belajar dengan teks berita di sini cukup efektif, karena tentunya kosakata maupun frasa yang kita pelajari sering dipakai oleh penutur bahasa Inggris asli. Selain itu, kita belajar sesuai dengan konteksnya sehingga bisa kita pahami dengan lebih baik.
ungkin banyak dari kita yang ingin
Mbahasa Inggrisnya lancar, tapi tidak bersedia mengikuti kursus bahasa Inggris. Begitu juga dengan belajar menggunakan buku, terkadang rasanya tidak menyenangkan Karena itu, saya akan merekomendasikan 4 aplikasi untuk belajar
bahasa Inggris yang gratis dan bagus Cara untuk mengaksesnya pun sederhana, yaitu cukup dengan cara mengunduh dari Playstore saja.
Duolingo
Duolingo adalah sebuah platform di
Dengan aplikasi ini kita bisa mem perbaiki grammar karena banyak sekali aktivitas latihan grammar dari level dasar sampai mahir. Ada 2 mode dalam aplikasi ini, yaitu mode Practice dan Test Mungkin kekurangan dari aplikasi ini adalah pe ngemasannya yang tidak seperti games,
D e n g a n a p l i k a s i y a n g s a y a rekomendasikan tersebut, semoga kita dapat lebih termotivasi untuk belajar bahasa Inggris karena hal ini dapat dilakukan di mana saja, asalkan terdapat koneksi internet. (Maria Caroline Samodra - Dosen Luar Biasa PPB)
Don’t and Do: MABA
bertambah tinggi, waktu yang ada tetap saja 24 jam sehari, gunakanlah dengan bijak.
Terlalu menonjolkan diri
Sebagai anak muda, tentu besar sekali gejolak untuk menunjukkan kemampuan ataupun identitas dalam diri. Itu tentu hal yang baik malah perlu ditingkatkan selama masa perkuliahan Namun yang jarang diperhatikan mahasiswa, terutama MaBa, adalah sikap terlalu menonjolkan diri. Banyak mahasiswa yang mungkin sejak sebelum kuliah sudah terbiasa menonjolkan diri, entah dalam kegiatan ataupun pergaulan.
tindak atas diri sendiri. Jika dalam sekolah guru terus menerus mengingatkan akan tugas dan nilai, maka dalam kuliah itu akan jadi tanggung pribadi mahasiswa Dosen tidak akan mengejar ngejar atau mem berikan nilai berdasarkan rasa kasihan. Kita pun tidak bisa selalu mengandalkan teman, karena meskipun berada dalam tugas kelompok, semuanya memiliki tanggung jawab serta kesibukannya masing-masing. Semua pilihan ada di tangan kita, namun itu berarti konsekuensi atas tindakan kita adalah tanggungan kita, bukan tanggungan teman, dosen, orang tua atau orang lain.
Tips dan trik dari alumni untuk kamu Mahasiswa Baru (Bagian 2)
Sama seperti bagian pertama, artikel ini pun akan membahas tips dan trik untuk survive sebagai Mahasiswa Baru (MaBa) di kampus Kali ini, penulis mencoba me ngumpulkan dan mengupas beberapa hal yang sebaiknya jangan dilakukan seorang MaBa, terutama di awal awal masa per kuliahan Tips tips ini saya rangkum dari beberapa bacaan juga pengalaman pribadi selama berkuliah Jadi, feel free untuk menambahkan sendiri.
Don’t:
Mengambil terlalu banyak kegiatan
Sama seperti poin pertama di artikel sebelumnya, sudah seharusnya mahasiswa
lebih aware dan lebih cerdas dalam mengatur waktunya. Mungkin di awal, MaBa merasa sangat lowong karena waktu perkuliahan di kelas tidak sebanyak ketika di SMA/SMK dulu. Namun yang jarang mahasiswa sadari, waktu di kelas hanyalah 20-30% daripada waktu pembelajaran yang sesungguhnya Masih ada tugas tugas dan pembelajaran mandiri yang perlu dilakukan mahasiswa di luar jam perkuliahan.
Akibat kurangnya kesadaran tersebut, tak jarang MaBa mengambil terlalu banyak kegiatan di luar kegiatan akademik, misalnya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ataupun kegiatan lain Tidak salah untuk terlibat kegiatan tersebut, namun hendaknya hal tersebut diikuti dengan kesadaran dan kemampuan mengelola waktu dengan baik. Karena meskipun jenjang pendidikan
Pojok Alumni
Sayangnya, sikap terlalu menonjol seringkali malah menjadi bumerang bagi anak muda Seringkali mahasiswa tersangkut dengan masalah-masalah yang sebenarnya tak perlu dan malah mengacaukan perkuliahan. Maka dari itu, penting bagi mahasiswa untuk menahan diri serta ego. Pembuktian diri dan pencarian validasi memang adalah salah satu kebutuhan bagi setiap manusia, namun mencarinya di tempat dan waktu yang salah justru malah menjadi pancingan bagi munculnya masalah yang seharusnya tak perlu ada. Jadi, berhati-hatilah!
Terlalu bergantung pada orang lain Kemandirian dan independensi adalah salah satu kunci dari keberhasilan hidup seseorang, apalagi dalam dunia kampus Perubahan status dari “siswa” menjadi “mahasiswa” mengisyaratkan adanya tambahan untuk semakin mandiri dan mampu ber-
Tidak menjadi diri sendiri
Ketika kuliah, seringkali kita merasa ada hal dalam diri kita yang sebaiknya perlu disembunyikan, entah karena merasa malu atau karena takut hal tersebut membuat kita dikucilkan. Hal tersebut kemudian membuat kita seakan seperti orang lain dan bukan apa adanya diri kita Itulah yang sebenarnya harus dihindari Tetaplah menjadi diri sendiri, tepatnya versi terbaik diri kita Jangan malu dengan hal-hal yang tak bisa kita dikendalikan, seperti latar belakang, keadaan fisik, aksen/logat, ataupun hal lain.
Jadikanlah itu ciri khas serta kekuatan, karena dengan begitu kita bisa menaklukan dunia kampus untuk kemudian berhasil mencapai cita-cita kita.
SELAMAT BERJUANG, MABA (Moshe William Alumnus UKDW)
Terinspirasi Menjadi Lebih Baik Melalui Media Sosial
dunia, dan kehidupan teman-teman kita. Baik sadar maupun tidak sadar, apabila kita terus berhubungan dengan media sosial, hal ini tersimpan menjadi memori serta menjadi gaya hidup yang mempengaruhi kita dalam berbagai aspek. Entah itu pengaruh buruk atau baik, semua tergantung pada tujuan masing-masing individu menggunakan media sosial.
mengapa dia lebih kurus, mengapa dia lebih cantik, mengapa dia lebih pintar, dll. Hal inilah yang menjadi momok, anak muda mudah stress akan hidupnya, putus asa, dan stuck di keadaan yang sama karna ingin atau berusaha menjadi orang lain.
Dkembang, kita semua mau tidak mau dituntut untuk mengikuti per kembangan. Apalagi anak muda, harus sebisa mungkin menguasai kemampuan paling tidak di media sosial Melalui media sosial kita mengetahui berbagai informasi yang terjadi di dunia ini, bahkan trend-trend yang sedang viral Dari makanan, minuman, pakaian, barang barang lucu, unik, dan lain lain Melalui media sosial inipun kita menjadi tahu informasi tentang kehidupan selebriti di
i era digital yang semakin ber
Pengaruh baiknya adalah anak muda menjadi terinspirasi dengan hal yang baik seperti prestasi yang dibagikan oleh para entreupreneur yang berhasil di usahanya atau selebriti yang berprestasi dalam akting, pendidikan dan usaha mereka. Buruknya adalah trend seperti memamerkan kekayaan, memamerkan tubuh seksi dan bergoyang depan kamera, dan lain lain Benar itu tergantung sudut pandang, tapi bagi sudut pandang saya itu bukan hal yang patut di contoh, karena bisa saja orang berusaha mengikuti gaya hidup kaya padahal ke nyataan hidupnya kekurangan. Banyak berita bahwa anak muda memaksa orangtuanya untuk bisa memenuhi kebutuhan gaya hidup tersebut Selain itu, media sosial juga membuat anak muda menjadi membandingbandingkan diri dengan orang lain, mengapa dia lebih sukses, mengapa dia lebih kaya,
Cara anak muda melihat dan me netapkan tujuan penggunaan media sosial atau internet, menentukan bagaimana mereka menyikapi hal tersebut. Seharusnya mind set ini diubah menjadi, saya “terinsipirasi menjadi lebih baik dari diri saya sekarang, dan berjuang untuk bisa menggapai tujuan hidup saya ” Seperti misalnya mendapatkan beasiswa dan berkuliah di luar negeri karena terinspirasi oleh Maudy Ayunda Apabila kegagalan terjadi, kita tidak menjadi stress, tapi kita berproses menjadi lebih baik dari sebelumnya dan berjuang lagi sambil berdoa agar doa kita diberkati Selain belajar, kita pun menjadi memiliki hubungan dengan Tuhan, kita menyerahkan masa depan kita kepada Tuhan. Kita tidak berpikir untuk menambah beban kepada orangtua kita untuk memenuhi gaya hidup kita, sebaliknya, kita memberikan hasil yang terbaik sebagai rasa terima kasih kita kepada orangtua kita karena sudah merawat dan membesarkan serta menyekolahkan kita dengan harapan kita berhasil di masa depan.
Kita mahasiswa mahasiswi dan alumni UKDW Yogyakarta tidak bisa menyangkal bahwa berbagai hal buruk maupun yang baik akan terus ada dan kita temui di media sosial. Oleh karena itu, kitalah yang menjadi agen perubahan, kita harus menjadi bijak, bukan mengikuti gaya hidup yang tidak baik, tapi kita terinspirasi untuk mengikuti contoh teladan yang baik dari para influencer bahkan menjadi bagian yang menginspirasi. Banyak sekali tokoh tokoh dunia yang bisa menjadi inspirasi teman teman untuk berkembang dan menjadi sukses Lakukanlah yang terbaik, belajarlah dengan bersemangat, jangan pantang menyerah, jadilah versi terbaik. Pasti ada tantangan di setiap perjalanan, tapi mindset yang benar, value, tujuan yang jelas, kerja keras, serta yang terutama doa yang membuat kita berhasil melewatinya Bersyukurlah pada Tuhan akan kehidupan kita sekarang karna Dia memandang kita berharga, dan berterimakasihlah pada kedua orangtua kita.
Doa saya sebagai alumni UKDW Yogyakarta untuk adik adik, Tuhan memberkati dan menyertai apa yang adik adik mahasiswa lakukan sepanjang itu sesuai dengan KebenaranNya Amin. GBU. (Syilvia MalgiAlumnus UKDW)
Merdeka Belajar, Cased Based Learning, dan Project Based Learning: Sebuah Refleksi
aya kira mahasiswa-mahasiswa UKDWSharus dipersiapkan sebagai manusia manusia yang siap belajar, bukan siap kerja Mengapa? Ada dua isu krusial Pertama, sumber belajar Dunia sekarang sangat dinamis Sebelum munculnya teknologi internet dan digital, sumber belajar paling utama adalah kelas Siswa dan mahasiswa tidak akan mendapatkan ilmu apa apa jika tidak masuk kelas Namun, sekarang? Sumber belajar terbuka lebar Teknologi internet telah mendemokratisasi pengetahuan Para pemilik pengetahuan (semua orang, tidak hanya para akademisi) dapat membagikan apa yang dia ketahui di internet melalui berbagai platform dan kita dapat mengaksesnya Dalam literatur manajemen pengetahuan, ini disebut dengan kodifikasi atau eksternalisasi. Pada akhirnya, kelas kuliah tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar. Lantas, bagaimana per ubahan yang harus kita lakukan?
Kedua, siklus hidup pengetahuan Dampak lain dari demokratisasi pengetahuan melalui teknologi digital dan dinamisnya perubahan dunia hari ini adalah siklus hidupnya yang relatif semakin pendek. Apa yang kita ketahui 10 tahun atau 5 tahun lalu atau bahkan 5 hari yang lalu, bisa jadi tidak relevan lagi untuk menghadapi hari ini dan masa depan. Ada banyak istilah baru yang muncul Ada banyak definisi baru yang muncul Bagi kita yang memiliki isu kemelekatan (attachment) dengan bidang ilmu kita, dengan materi lama kita, dengan pengetahuan lama kita, bisa jadi hal tersebut membuat kita tidak berhasil memperbaharui diri. Oleh karena itu, sangatlah penting membudayakan proses yang dalam literatur manajemen pengetahuan disebut sebagai unlearning learning relearning, dekonstruksi dan rekonstruksi, siap untuk dibaharui, siap untuk dibangun ulang, dan ada kerendahhatian intelektual (intellectual humility).
Ringkasnya, saya memaknai siap belajar dengan mempersiapkan mahasiswa sebagai manusia yang berpikir merdeka. Ada keteguhan, otonomi, dan integritas dalam berpikir dan bertindak Mereka juga se harusnya adil sejak dalam pikiran, se bagaimana Pramoedya Ananta Toer, seorang penulis kebanggaan Indonesia, sampaikan. Biarlah mereka tidak disuapi dalam proses belajar, tapi dihidupkan ‘api’ pikiran sehingga mereka menjadi orang orang yang terus penasaran, orang-orang yang terus bertanya: tentang eksistensinya dalam dunia ekonomi, politik, budaya, sosial, tentang makna dan tujuan hidupnya, tentang kebermanfaatan hidupnya untuk orang lain dan alam ini.
Case-Based Learning
Bagi saya, tujuan utama dari case-based learning adalah membangun nalar kritis mahasiswa. Level kognitif pada taksonomi Bloom di model pembelajaran ini adalah level analisis dan evaluasi Cara berpikir kritis adalah cara berpikir yang tidak puas hanya bermain di permukaan, tetapi ingin menggali dan menyelami lebih dalam, mencari akar masalah secara radikal (radix=akar), me maknai makna di balik makna, mendalami situasi di belakang layar suatu peristiwa Format pembelajaran yang terjadi di kelas tidak lagi ceramah panjang, tetapi proses konfirmasi, diskusi, dan bahkan debat. Saya mencoba menerapkan ini di kelas PrinsipPrinsip Bisnis dengan menugaskan tiap kelompok mencari studi kasus sehari hari tentang usaha bisnis di sekitar mereka Mereka mewawancarai pemilik usaha dengan fokus pertanyaan pada topik yang dibahas sesuai rencana pembelajaran semester Secara asinkronus, mereka meminta masukan rancangan studi kasus dan selanjutnya membuat video kreatif berdasarkan studi kasus tersebut Video yang dibuat dengan
berdurasi maksimal 5 menit tersebut kemudian diputar di kelas sinkronus Tautan video kreatif sudah disebarkan satu hari sebelum kelas sinkronus dan mahasiswamahasiswa lain menonton Mahasiswa mahasiswa lain kemudian diwajibkan membuat pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap studi kasus ini. Kemudian, ketika di kelas sinkronus, saya berperan sebagai moderator/ fasilitator dengan terus-menerus melontarkan pertanyaan ala Socratic Questioning Cara bertanya ini adalah cara bertanya kritis yang memungkinkan orang yang diajak berdiskusi mengeluarkan perspektifnya, cara pandang dunianya, dan pendirian-pendiriannya tentang suatu kasus.
Sebagai tambahan, ada satu pendapat pribadi saya tentang mengapa banyak keluhan mengapa mahasiswa tidak aktif bertanya di kelas. Anggaplah ini hipotesis dan sangat terbuka untuk diperdebatkan. Budaya pendidikan kita belumlah budaya yang mendorong orang merdeka bersuara. Sejak kecil, tidak sedikit dari kita yang ketika memberikan pendapat di keluarga, dianggap “masih belum tahu apa-apa” “masih kecil” “masih muda”. Kita sudah dibungkam sejak kecil Belum lagi penghargaan terhadap kemerdekaan berpendapat yang sangat kurang ketika duduk di bangku sekolah Senioritas sangat menonjol Feodalisme masih merajalela Klaim ini setidaknya melalui pengalaman personal saya Tentu saja, ini dapat dilanjutkan dengan wawancara mendalam untuk membuktikan hipotesis ini. Belum lagi kalau kita berbicara tentang pembungkaman struktural/sistemik akibat ketidakadilan dan ketimpangan. Ini sangat bisa dibicarakan di tulisan atau diskusi terpisah.
Project-Based Learning
Bagi saya, tujuan utama project-based learning adalah melatih mahasiswa untuk berpikir sistem dan berpikir desain Level taksonomi Bloomnya adalah kreasi. Berpikir sistem adalah cara berpikir yang holistik, tidak silos atau tidak ego sektoral. Cara berpikir sistem adalah cara berpikir sintesis yang menyadari bahwa ada saling keterhubungan antar bagian sehingga menyelesaikan masalah harus terintegrasi Berpikir desain adalah berpikir dengan selalu membuat peta empati untuk mengidentifikasi kebutuhan dan masalah di sekitar dan akhirnya merancang solusi, baik dalam bentuk produk, layanan, atau solusi lainnya. Kedua cara berpikir ini dapat dirancang di berbagai tugas kuliah.
Tugas mata kuliah nampaknya tidak perlu terlalu banyak. Sedikit tetapi fokus dan diulas setiap minggu pertemuan Tidak adil rasanya memberi tugas karya dengan berstandar tinggi, tetapi tidak mendampingi dan memberi masukan secara rutin. Dengan memberi masukan secara rutin, mahasiswa dapat diajak untuk menghayati salah satu nilai UKDW: striving for excellence Perlu ditekankan bahwa ketidaktahuan bukanlah “dosa” Tahu bahwa dia tidak tahu adalah permulaan pengetahuan. Yang menjadi “dosa” adalah ketika ia bebal dan tidak mau memperbaharui diri setelah diberikan masukan.
Catatan Akhir
Beberapa catatan penutup berikut mungkin dapat “memprovokasi” kita untuk memikirkan dan merancang ulang desain kurikulum manajemen.
1. Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) seharusnya lebih diperdebatkan dan digali dari sudut pandang substansi filosofis-
nya, bukan administrasinya. Apakah MBKM sekadar merdeka memilih tempat belajar? Semerdeka apa proses pendidikan kita? Bagaimana dengan merdeka bersuara kritis?
2 Dari berbagai literatur tentang pendidikan manajemen, cased based learning dan project based learning adalah pilihan utama untuk menumbuhkan high order thinking skills sebagaimana tuntutan abad 21 (berpikir kritis, berpikir sistem/ komputasional, berpikir desain). Bukankah perlu untuk memetakan dan mengelompokkan mana saja mata kuliah yang didesain berbasis cased-based learning, mana yang project-based learning? Kedua model pembelajaran ini sepertinya perlu didiskusikan lebih lanjut penerapannya di setiap mata kuliah.
3. Dalam literatur manajemen pengetahuan ,ada hierarki yang disebut DIKW: data, information, knowledge, wisdom Banyak penulis jurnal di literatur ini menyatakan bahwa di era masa lalu dan sekarang, manusia berpengetahuan sudah banyak muncul Kurikulum selalu dikembangkan untuk membentuk manusia ber pengetahuan Tetapi, tinjauan kritisnya adalah dunia belum menjadi lebih baik Kejahatan lingkungan merajalela. Berbagai kejahatan kemanusiaan, termasuk dalam bisnis, juga mengemuka. Di era sekarang dan mendatang, manusia yang penuh kearifan menjadi penentu keberlanjutan kehidupan kita Pertanyaannya, sudah sejauh mana proses pendidikan kita mendorong pem bentukan manusia yang arif? (Hardo Firmana
Given Grace Manik - Dosen Prodi Manajemen, Fakultas Bisnis)
UMKM Kreatif dan Penegakan Hukum Untuk Kebangkitan Ekonomi
yang konsisten.
erkembangan Usaha Mikro Kecil dan
PMenengah (UMKM) tahun 2022 semakin hari, semakin kreatif. Begitu juga dengan perkembangan penegakan hukum, semakin memperlihatkan kreasinya. Ada banyak promosi yang bisa ditemui, baik di media sosial, spanduk di pinggir jalan, maupun pada pemberitaan di media massa. Namun, ada yang menarik perhatian dalam perkembangan UMKM kreatif serta inovasi dalam penegakan hukum Bagaimana kebangkitan ekonomi diupayakan dan menjadi tujuan dalam setiap perkembangan UMKM Sebagai mahasiswa, saya juga tertarik untuk mengembangkan UMKM kreatif Saat saya masih kecil, pengusaha UMKM belum sebanyak saat ini. Sekarang, siang dan malam di pinggir jalan daerah Godean ada banyak sekali pengusaha UMKM. Bentuk usaha UMKM juga beragam dan kreatif. Itu memberikan nilai tambah dalam sektor penegakan hukum juga. Sayangnya, munculnya UMKM kreatif ini tidak didukung dengan pendampingan untuk kebangkitan
ekonomi Padahal, Eddy Satriya (2022) mengatakan bahwa tahun 2021 perekonomian Indonesia tumbuh 3,69 persen dan kontribusi UMKM mencapai 60%. Sehingga peran UMKM merupakan sektor penting dalam kebangkitan ekonomi di Indonesia Selain itu, Tira Santia (2022) menuliskan bahwa UMKM juga berkontribusi pada 96% penyerapan tenaga kerja Dalam potensi UMKM dengan sektor penegakan hukum, Edward Nainggolan (2020) menyebutkan kalau dalam UMKM terdapat permasalahan struktural. Kemampuan UMKM kreatif untuk dapat konsisten dalam kegiatan ekonominya sering terhabat permasalahan mengenai kualitas dan kontinuitas produksi, bagaimana akses pemasaran, kualitas sumber daya manusia (SDM), serta yang paling banyak dijumpai adalah permasalahan keuangan.
Berbagai perkembangan UMKM kreatif sebenarnya turut membantu dalam per tumbuhan serta promosi sektor penegakan hukum. Sektor penegakan hukum akan lebih ramai dan hidup ketika ada UMKM kreatif
Resensi Buku
yang mendukung serta melengkapinya Itu juga menjadi ekosistem ekonomi yang saling membantu. Memang benar, hadirnya pelaku usaha UMKM di sektor penegakan hukum akan membangkitkan ekonomi lokal. Bahwa akan memberi kesempatan untuk bersinergi bersama antara UMKM dan sektor penegakan hukum. Akan tetapi, perkembangan UMKM kreatif dalam kaitannya dengan sektor pe negakan hukum tetap memerlukan pen dampingan secara konsisten. Pendampingan tidak hanya berkaitan dengan modal untuk usaha saja. Pendampingan dapat berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM) dalam mengupayakan UMKM kreatif. Apabila pelaku UMKM diberikan bekal untuk kreatif dan semangat dalam mengembangkan usahanya, maka akan memunculkan konsistensi bahkan kreasi dalam dinamika kegiatan ekonominya. Kreasi dan inovasi dalam perkembangan UMKM kreatif dapat melalui pendamping an dalam memasuki ekosistem digital Kementrian Koperasi dan UMKM mencatat hingga Februari 2022 sudah ada 17,25 juta pelaku UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital. Tentu masih banyak UMKM kreatif lainnya yang mungkin terancam bangkrut dan belum terhubung dengan ekosistem digital. Padahal UMKM kreatif itu juga mendukung kebangkitan ekonomi dengan sektor penegakan hukum Saya berharap ada sinergi bersama untuk merespon betapa pentingnya pendampingan bagi UMKM kreatif, dan nantinya dapat mem fasilitasi UMKM untuk berkembang sebagai pendukung sektor penegakan hukum. Sinergi yang sehat antara UMKM kreatif dengan sektor penegakan hukum tentunya untuk kestabilan kebangkitan ekonomi Dengan memunculkan berbagai peluang dan mem buka lapangan kerja dalam pendampingan
Kebangkitan ekonomi dalam per kembangan UMKM dan sektor penegakan hukum perlu menjadi semangat bersama dalam sinergi. Sinergi kreatif yang terjadi akan menjadi pendorong yang efektif jika didampingi dengan pendampingan bagi UMKM Melalui pendampingan UMKM kreatif akan menolong untuk dapat ber kembang Pendampingan UMKM kreatif dapat menghadirkan pakar di bidang bisnis dan asuransi mirko untuk memberikan pemantik dalam proses kreatif. Selain itu, pendampingan juga akan menolong dalam kreatif berstrategi dan memiliki ketahanan dalam dinamika ekonomi yang terjadi Upaya pendampingan itu juga perlu di wujudkan melalui komitmen bersaama dalam penggunaan produk UMKM dengan gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI). Terlebih, dalam aksi nyata pemerintah mewujudkan penggunaan produk lokal UMKM secara masif di daerah dengan menggunakan 40% anggaran untuk membelanjakan produk UMKM Seperti kebijakan yang disebutkan dalam Peraturan Presiden No 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahan Nasional. Jika ada sinergi bersama dan tindakan pen dampingan untuk dinamika UMKM kreatif tentunya akan turut mendukung kebangkitan ekonomi Itu dapat dimulai dengan konsistensi peran pendamping UMKM dalam berbagai proses kreatifnya. Sehingga perkembangan UMKM kreatif memiliki pendampingan dan menjadi pendukung sektor penegakan hukum hingga dapat menjadi salah satu pondasi ekonomi nasional yang kuat. (Yudha Adi Putra Mahasiswa Fakultas Teologi)
Pendidikan yang Memerdekakan: Transformasi Ki Hadjar Dewantara dan Y.B. Mangunwijaya untuk Millenial Baru
mengikuti alur logika yang disampaikan oleh penulis secara runtut dan mudah dipahami. D i a w a l i d e n g a n k o n s e p d a n s e j a r a h pendidikan yang memerdekakan, pembaca diharapkan lebih mudah memahami isi dari bab bab selanjutnya Selain menyajikan gagasan dari tokoh-tokoh pendidikan, penulis juga menyampaikan beberapa kritik terhadap kondisi pendidikan Indonesia saat ini yang belum dapat dianggap ‘memerdekakan’ Meskipun demikian, buku ini lebih jauh memberikan solusi dan usulan yang me rupakan road map terkait pendidikan yang memerdekakan di era millenial baru melalui pemaknaan kembali dan transformasi gagasan-gagasan dari tokoh pendidikan terdahulu.
Dua tahun belakangan, kata ‘merdeka’ kerap terdengar di dunia pendidikan seperti Kampus Merdeka dan Kurikulum Merdeka. Hal tersebut berkaitan dengan program Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) RI, Nadiem
Anwar Makarim, B.A., M.B.A. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa pandemi Covid 19 turut andil dalam membuka kesadaran akan pentingnya transformasi warisan para perintis untuk generasi millenial baru, terutama di bidang pendidikan yang kini dengan mudah difasilitasi teknologi dan digitalisasi.
Jika menengok ke belakang, konsep pendidikan yang memerdekakan sebenarnya telah dirintis oleh beberapa tokoh pendidikan Indonesia pada masa lalu. Melalui buku ini, penulis mencoba mentransformasikan konsep pendidikan yang memerdekakan yang
dirintis oleh dua tokoh pendidikan Indonesia, yakni Ki Hadjar Dewantara dan Y.B. Mangunwijaya.
Penulis buku ini, Francis Wahono, merupakan seorang ekonom dan pendidik yang menggeluti perubahan sosial, ekonomi, dan pendidikan kritis. Francis menyatakan bahwa penulisan buku ini sangat terinspirasi oleh buku Paulo Freire yang berjudul ‘the Pedagogy of the Oppressed’ serta buku Sutedja Bradjanagara dan L Kartasubrata yang berjudul ‘Sekolah Rakjat Pantjasila’ —yang juga ditampilkan di bab 4. Buku ini dapat dikatakan juga merupakan kelanjutan dari buku Francis Wahono sebelumnya dengan judul ‘Kapitalisme Pendidikan: antara Kompetensi dan Keadilan Sosial’ yang terbit pada tahun 2001.
Buku dengan tebal 518 halaman ini terbagi menjadi 14 bab yang sudah dibuat sedemikian rupa sehingga pembaca dapat
Pembahasan pada buku ini bertolak pada model pendidikan dan praktik Sekolah Rakyat Pancasila yang dianggap maju pada tahun 1950-an serta dianggap masih memiliki relevansi dengan kondisi saat ini. Pembaruan model pendidikan tersebut dilakukan di SD Kanisius Eksperimental Mangunan oleh Y.B. Mangunwijaya dan juga Sekolah Sanggar Anak Alam oleh Sri Wahyaningsih dan Toto Rahardjo. Hingga memasuki masa millenial baru, gagasan tentang pendidikan yang memerdekakan kembali dicanangkan oleh Nadiem Makarim melalui kebijakan Merdeka Belajar.
Salah satu bagian yang menarik dari buku ini ialah tiap bab dilengkapi dengan satu kolom ‘Kotak Guru’ yang berisi pengalaman penulis selama kurang lebih 50 tahunan bersama guru guru dan lembaga lembaga pendidikan yang pernah dilalui sebelumnya dan membantu penulis dalam proses penulisan buku ini Selain itu, terdapat beberapa data pendukung yang disajikan
dalam bentuk diagram dan tabel serta gambar-gambar untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi buku.
Buku ini diharapkan mampu mem berikan sebuah titik terang dan menjadi kompas bagi bangsa Indonesia yang saat ini sedang menentukan arah pendidikan di tengah perkembangan zaman. Di sisi lain, buku ini sebagai sumber bacaan filsafat pendidikan yang dapat membantu pembaca maupun praktisi pendidikan untuk lebih memahami penyesuaian yang harus di lakukan dalam implementasi pendidikan yang memerdekakan serta pendampingan peserta didik agar siap menghadapi per kembangan dunia di era millenial baru.
Identitas Buku:
Judul Buku: Pendidikan yang Memerdekakan: Transformasi Ki Hadjar Dewantara dan Y.B. Mangunwijaya untuk Millenial Baru
Penulis: Francis Wahono
Penerbit: Yayasan Cindelaras Paritrana, Yogyakarta
TahunTerbit: 2021
Tebal: 518 halaman
Resensi buku oleh: Genoveva Asmira Dewi (PPA Unit Perpustakaan)