Koran Kampus UKDW Edisi Februari 2019

Page 1

Universitas Kristen Duta Wacana

13

@UKDW JOGJA @duta_wacana

02

Kantor Humas UKDW

Alamat Redaksi: Kantor Biro 4 UKDW Jalan dr. Wahidin Sudirohusodo No. 5-25, Yogyakarta 55224 Koran Kampus UKDW

Februari 2019

korankampus@staff.ukdw.ac.id

PELANTIKAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UKDW

Merawat Akar Budaya Tionghoa di Yogyakarta

2 foto:dok.Biro IV

M

KPU Buka A5 Corner bagi Mahasiswa UKDW

3

UKDW & Hanseo University Korea Hold GLP Winter 2019

12

emasuki tahun ajaran baru, selalu ada perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan, tak terkecuali pula pada organisasi kemahasiswaan. Organisasi selalu berjalan dinamis seiring dengan berjalannya waktu periode. Kepemimpinan Organisasi Kemahasiswaan di Universitas Kristen Duta Wacana telah berganti dari pengurus Tahun 2018/2019 kepada tahun 2019/2020. Upacara serah terima jabatan ini dilaksanakan di Auditorium Koinonia, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) pada Kamis (07/02/19) jam 17.00 WIB. Pelantikan ini ditujukan untuk reorganisasi struktur keanggotaan yang lama dan mengangkat anggota yang baru. Tujuan lain dari dilaksanakannya acara ini, untuk menjadikan mahasiswa UKDW lebih andil dalam bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan dan mempererat hubungan kerjasama dengan kesatuan lain serta menjadi insan yang tangguh dalam hal kepemimpinan. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari syarat sah bahwa anggota telah diganti statusnya, memiliki peranan yang baru setelah disahkan, serta bertanggung jawab atas jabatan baru yang telah mereka jabat. Kegiatan ini disaksikan dan diikuti oleh perwakilan masing-masing LK (Lembaga Kema-

BEMU 2019

hasiswaan), UKKr (Unit Kegiatan Kerohanian), UKKb (Unit Kegiatan Kebudayaan), dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) periode 2019/2020 yang akan dilantik. Acara ini juga dihadiri oleh Rektor Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D., Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Joko Purwadi, S.Kom., M.Kom., perwakilan dosen diwakili oleh Parmonangan Manurung, S.T., M.T., Pdt. Nani Minarni, S.Si, M.Hum selaku Pendeta Universitas, perwakilan dari Biro UKDW diwakili oleh Dinda Ayu Oktaviana serta Ketua BEMU dan BPMU Periode 2018/2019. Acara pelantikan dibuka langsung oleh Rektor, Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa pergantian pengurus merupakan hal yang biasa. Tetapi, yang menjadi tidak biasa ialah ketika diakhir periode kepengurusan, pengurus harus dapat merefleksikan apa saja yang telah dilakukan selama menjadi pengurus sebelumnya. Henry mengatakan, “Sering kali, pengurus organisasi hanya memiliki semangat diawal ketika dilantik dan lama kelamaan menghilang dari organisasi tersebut serta meninggalkan tanggung jawabnya sebagai pengurus organisasi”. Henry juga menambahkan bahwa

BPM FAD Kristianto Cindy Gita Clarity Ingka Angeline Theresia Destya Ika L

I Dewa Made Agung Panji D W Reginaldo Alvarez D Pampang Debora Alfi Sunarya Vinny Ratnasari Pande Rahayu T U Riska Indrayani Tambing

BEM FTI Bob Andreson Setiady Vanesha Glorya Priskila Dinda Yolanda Br G. Grace Hutabarat Arnan Dwika Diasmara

BEM BISNIS Wahyuni Siburian Welly Praneidya Br. S. Fizkarine Yedista T. Mathew Julius Ukru

BPMU 2019 Charles Paulus Lewier Kevin Zakharia Riry Leni Anggryany Purba Yozefa Ardiana Krisnadewi

BEM BIOTEK Lawrence Billy V. Di Rhamatya T. Minarsih Maria Sambo Dlein Anjelin Lambehe

LEMBAGA KEMAHASISWAAN BPM TEOLOGI Made Fennoni Gresia A. Markus Perdata S. Cyintia Rusidayana Novasha Vrenaletta C.

BEM TEOLOGI Kintan Marlin Magang Miaffido Ordinasari Trivena Putri Agnesia Zeerah Reelaya Waang Graseila Kristiantia

BPM BISNIS Dea Tiara Monalisa B. Brian Prima Sineleyan Amanda Meita Pramesti Ranti Herlina Sandi Diah Rahayu P. Resky Tamara Tambunan

BPM BIOTEK Ricky Albertus Rizki Wijaya Regina Asteria Riyanto Claresta Erlinda

BPM FTI Setiawan Anastasia Nadya P. Emma Norren Cahya P. Erinda Resha Astanti

HMDP Michael Tarigan Intan Dessyana P. P. Gabriella Maya Meliyani Vincentia Wemy H. Vania Angelina

HMTI Wayan Edi S Handi Hermawan Laurensia E. TJ Achiyo Gersatya E Stephanie Nadia C Stefany Pischa E. A

HMA ATRIVM BEM KEDOKTERAN II

Yeremia Wicaksono P. Ni Nyoman Widya K. W. Ariel Michael Sinarta Jessica Widelya N. R. Putu Veby Angelika Dewa Ayu Ari Ratna S. Gusti Agung Sinta S.

BEM FAD Harry Gospel Jubellium R. Yehezkiel Novaldy Cindy Grasella Emeliana Rahail

Felisia Febriola S Clemulian Ester M Yermiana Kristiningtyas Cezia Tambahani Felicia Dwi B. A Sherina Margaretha H.

HMPBI Harvesto Glory F. J. Siaga Adi Satoto Thesalonika Dwi W. P.B. Yohanes Richardus R. D. Derita Bologi Kezia Marcellova Glory

tahun ini akan dibangun gedung olahraga untuk memfasilitasi dan mengakomodasi UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) serta mahasiswa untuk dapat mening-katkan skill dalam bidang olahraga. Pdt. Nani Minarni, S.Si, M.Hum selaku Pendeta Universitas juga menyampaikan khotbah singkat mengenai kepemimpinan dan rasa percaya diri. “Selamat bekerja kepada seluruh pengurus yang dilantik dan bersama sama berdoa agar dalam satu tahun kepengurusan nantinya semoga kepengurusan yang baru ini berjalan dengan lancar.” ungkap Pdt. Nani dalam khotbahnya. Khotbah dan doa peneguhan tersebut juga sebagai akhir dan penutup dari kegiatan pelantikan organisasi periode 2019/2020". Diharapkan setelah serah terima jabatan ini dilaksanakan, para pengurus Organisasi Kemahasiswaan dapat menjalankan program kerjanya dengan baik dan bertanggung jawab.[Ivan]

HMSI Adrian Paskalis Desta Siwi Prabawan Tita Marita S. Laurentia Yulia Cristi Nana Eka Wulandari

HMPSM Tomi Berajan Welly Praneidya Br. S. Fizkarine Yedista T. Mathew Julius Ukru

HMPSA Fransisca Alicia Yuliana Chintya Dewi S. Amelia Gita Andreani Natasya Febriola H. Ebenhaezer Stefanus R. *Daftar Nama Pengurus UKKr, UKKb, UKM akan dimuat di Koran Kampus Edisi Maret 2019

SELAMAT atas TERPILIHNYA KEPENGURUSAN Organisasi kemahasiswaan PERIODE 2019/2020


Profil Bulan Ini

2

Merawat Akar Budaya Tionghoa di Yogyakarta

foto:dok.Frista

P

ria yang lahir di Bengkulu, 28 Maret 1986 ini merupakan Sekretaris Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus merupakan aktivis di Jogja Chinese Art And Culture Centre (JCACC). Wadah inilah yang mempersatukan 14 paguyuban Tionghoa di Yogyakarta dan bersama-sama mensukseskan agenda tahunan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) yang setiap tahun diselenggarakan di Kampung Ketandan, Malioboro, selama tujuh hari menjelang perayaan Cap Go Meh. Ia mulai mengikuti kegiatan di PBTY semenjak tahun 2015 karena pengampu acara yang selalu bergilir pada tahun tersebut adalah Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) DIY. Pada saat itu, pria yang juga merupakan dosen perpajakan di program studi Akuntansi dan Ketua Tax Center Univesitas Kristen Duta Wacana (UKDW) menjadi Wakil Ketua II di acara PBTY ke 10. Ide awal penyelenggaraan kegiatan festival ini berawal dari ide seorang dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Ir. Murdijati Gardjito untuk menggelar kegiatan kuliner makanan pada tahun 2006. Seiring berjalannya waktu, kegiatan festival makanan ini pun terus berkembang dan merangkul semakin banyak organisasi termasuk 14 perkumpulan Tionghoa yang sekarang bersatu dalam wadah JCACC. Pada tahun ini, Pagelaran PBTY yang ke-14 kalinya mengusung tema “Harmony in Diversity” yang berarti meskipun ada keanekaragaman budaya, masyarakat diharapkan agar tetap harmonis. Ketua JCACC, Drs. T. Harry Setio, STS mengatakan kepada media bahwa kegiatan ini juga akan menjadi bagian dalam kampanye dunia pariwisata Indonesia mengingat agenda budaya ini cukup banyak menarik minat kunjungan wisatawan. Bahkan hal yang membanggakan tahun ini adalah predikat yang diberikan oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia,

PBTY bukan lagi sebagai Pesona Indonesia namun sudah meningkat menjadi Wonderful Indonesia. Ini artinya PBTY akan dipromosikan di mancanegara dan PBTY ke 15 tahun depan diharapkan akan menarik wisatawan dari luar negeri untuk datang ke Jogja. Menurut dosen yang juga merupakan alumni prodi Akuntansi UKDW dan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Bisnis tahun 2012 ini, menjadi bagian dari perkumpulan merupakan panggilan alam bagi dirinya. Artinya, secara alamiah, seseorang, entah itu Tionghoa, Jawa, Batak, Minang dan sebagainya, pasti memiliki rasa ingin tahu bagaimana caranya merawat akar budayanya masing – masing. Dengan cara inilah seseorang dapat mengenal budaya secara lebih dalam. Ia berpesan kepada para mahasiswa di UKDW agar tidak hanya fokus ke dunia akademik saja, namun juga perlu juga terlibat dengan kegiatan – kegiatan sosial yang positif, salah satunya ialah PBTY ini. Kegiatan ini adalah salah satu cara untuk melatih keterampilan hidup bermasyarakat maupun bersosialisasi. Relasi sangatlah penting, kegiatan ini dapat menjadi ajang untuk berinteraksi dengan banyak orang, baik itu anak muda maupun orang tua. Istilah “tak kenal maka tak sayang” sering kali terdengar, harapannya saat berorganisasi nantinya pikiran dapat terbuka. Lewat budaya inilah seseorang dapat merangkul dan mengikis prasangka negatif tentang budaya orang lain. Karena saat ini sudah tidak jamannya lagi anak muda berbicara tentang rasis dan isu negatif. Seharusnya, anak muda masa kini harus berpikir bahwa Indonesia itu satu dan mulai berbicara sebagai bangsa Indonesia yang integral dan tidak saling membeda bedakan. “Saya tetap optimis bahwa Indonesia akan menjadi negara yang besar.” tutupnya. [Ivan]

K

REDAKSI KORAN KAMPUS PENANGGUNG JAWAB PIMPINAN REDAKSI WAKIL PIMPINAN REDAKSI KOORDINATOR

: : : :

Pdt. Robert Setio, Ph.D. Arida Susyetina, M.A Christina Angelina Eva Angelina

WARTAWAN

EDITOR

SETTER

Ivan, Audri, Rully, Cindy, Edu

Mei, Iit, Santi

Vinsen, Cella, Endri

Koran Kampus bisa Anda dapatkan secara GRATIS di Pick-up Point yang sudah terpasang di 11 area publik di seluruh UKDW. Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. Silahkan kirim ke alamat Redaksi atau melalui email: korankampus@staff.ukdw.ac.id


Universitaria

3

KPU Buka A5 Corner bagi Mahasiswa UKDW

K

omisi Pemilihan Umum (KPU) tingkat kota Yogyakarta sebagai perwakilan dari Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI), menyelenggarakan program A5 Corner di beberapa universitas yang berada di wilayah kota Yogyakarta. Salah satu dari sekian universitas yang menjadi sasaran pihak KPU Yogyakarta adalah Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Proses pemilihan UKDW menjadi tujuan A5 Corner adalah dengan cara melibatkan KPU kota Yogyakarta untuk selanjutnya menginventaris universitasuniversitas yang berada di kota Yogyakarta dengan tidak melihat besar atau kecil bangunan universitasnya, banyak atau sedikit mahasiswanya, dan hal lain sebagainya. Dari hasil inventaris tersebut, hasilnya adalah dari semua universitas yang berada di kota Yogyakarta, ditemukan 24 kampus yang representatif dengan jumlah mahasiswa yang banyak berasal dari luar kota Yogyakarta atau bahkan luar Jawa. A5 Corner yang diadakan di depan kantor Biro Administrasi dan Keuangan (Biro 2) UKDW, berlangsung selama dua hari yaitu pada tanggal 11-12 Februari 2019. A5 Corner merupakan program pelayanan untuk mengurus surat pindah tempat pemilih yang berasal dari luar kota Yogyakarta dan ingin menggunakan hak pilihnya namun tidak dapat kembali ke daerah asalnya masingmasing. "Pemilu 2019 merupakan pemilu pertama secara serentak dengan pemilihan presiden dan legislatif. Harus ada tiga komponen dalam pemilu mendatang yaitu peserta pemilu (kontestan Presiden dan Wakil Presiden, DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kota), penyelenggara pemilu (KPU

foto:dok.Biro IV

dibantu Bawaslu dan Panwaslu), dan pemilih pemilu." ujar Fransiskus Xaverius Supardi, salah satu panitia A5 Corner yang merupakan Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Gondokusuman Pemilih dapat menggunakan hak pilihnya jika sudah terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) atau Daftar Pemilih Khusus (DPK) atau Daftar Pemilih Tambahan (DPTb). DPT berisi daftar nama pemilih yang memenuhi syarat yang sudah didaftar oleh Panitia Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) sekitar bulan April 2018 yang lalu. Pantarlih melakukan pemutakhiran data dengan cara door-to-door ke setiap rumah warga. Selanjutnya, Pantarlih akan menempelkan stiker yang berisi nomor Kartu Keluarga (KK), daftar nama pemilih, dan nomor TPS di bagian depan rumah warga sebagai bukti bahwa kegiatan pemuktahiran data sudah dilakukan di rumah tersebut. Jika ada yang terlewat (human errors), sehingga ada warga

yang tidak terdaftar di DPT, maka KPU masih memberikan ruang bagi warga tersebut untuk dapat memilih, hal ini yang dinamakan Daftar Pemilih Khusus (DPK). DPK ditujukan bagi pemilih yang tidak terdaftar di DPT. Sedangkan DPTb merupakan pemilih yang sudah terdaftar dalam DPT namun ingin pindah memilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang berbeda dengan lokasi yang sudah didata dikarenakan berhalangan hadir pada waktu hari pemungutan suara. Dalam Peraturan KPU (PKPU) dijelaskan bahwa syarat mengurus DPT atau DPK atau DPTb dari tempat asal ke DPTb tujuan maksimal 30 hari sebelum hari pemungutan suara. Berbeda dengan pemilih yang sudah terdaftar di DPT dan DPK, pemilih yang terdaftar di DPTb hanya mendapatkan satu surat suara saja yaitu surat suara untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Setelah proses A5 selesai maka otomatis pemilih yang mengurus A5 tersebut akan

terdaftar di DPTb sesuai alamat tempat tinggalnya. Pada waktu ke TPS, pemilih hanya membawa A5 yang sudah selesai diurus dan KTP untuk bisa mengikuti Pemilu. Jika pemilih sudah mengurus A5 dan ternyata pada hari pemungutan suara tidak bisa menggunakan hak pilihnya di TPS tersebut maka pemilih masih dapat mengurusnya dengan mendatangi kelurahan dimana mereka tinggal untuk mencabut A5 dan memindahkan A5 ke kelurahan terdekat dimana pemilih akan tinggal. KPU RI menargetkan partisipasi pemilih pada tahun 2019 ini yang hadir ke TPS pada hari pemungutan suara yaitu sebesar 70% untuk tingkat nasional dan 80% untuk tingkat kota Yogyakarta. Sasaran utama A5 Corner yang diadakan di UKDW adalah mahasiswa dan masyarakat umum di sekitar UKDW. Supardi, mewakili KPU tingkat Yogyakarta mengapresiasi antusiasme sivitas UKDW yang memperlihatkan kesadaran akan haknya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) untuk ikut serta memberi warna pemerintahan dalam lima tahun kedepan. Salah satu mahasiswa UKDW, Shianny Simadhinata berpendapat bahwa A5 Corner yang diadakan oleh KPU di UKDW dapat membantu mahasiswa yang rumahnya jauh dan biaya transportasinya mahal ketika ingin menggunakan hak pilihnya. Sama halnya dengan Shianny, Thalia Camilo berharap program A5 Corner tidak berhenti sampai disini saja karena program ini membantu sivitas akademika UKDW yang tidak dapat kembali ke daerah asalnya dan ingin ikut berpartisipasi Pemilu mendatang. [Audri]

FTI UKDW Lestarikan Budaya Jawa

U

niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) yang diwakili oleh Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor dan Joko Purwadi, S.Kom., M.Kom selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Informasi (WR III) menerima kunjungan dari Keraton Yogyakarta yang diwakili oleh Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro sebagai Penghageng KHP Kridho Mardowo dan KRT Thomas Haryonagoro selaku Ketua Asosiasi Museum Indonesia. Pertemuan yang diadakan di Ruang Rapat Rektorat pada hari Jumat, 15 Februari 2019 ini juga dihadiri oleh beberapa dosen dari Fakultas Teknologi Informasi (FTI) UKDW yang melakukan penelitian terkait budaya

Jawa, khususnya di Yogyakarta, yakni Dr. Lucia Dwi Krisnawati, Aditya Wikan Mahastama, S.Kom., M.Cs., Umi Proboyekti, S.Kom., MLIS, Drs. Jong Jek Siang, M.Sc., dan Restyandito, S.Kom., MSIS., Ph.D. Adapun tujuan dari pertemuan ini adalah untuk membicarakan kerja sama pengembangan digitalisasi koleksi budaya dan pusaka milik Keraton Yogyakarta. KPH Notonegoro menginformasikan bahwa Keraton Yogyakarta sedang melakukan digitalisasi manuskrip-manuskrip Keraton untuk melestarikan pengetahuan yang terkandung di dalamnya. “Hasil digitalisasi tersebut disediakan untuk diakses publik sehingga dapat diperkenalkan kepada generasi milenial.

Dengan demikian, generasi muda dapat lebih mengenal sejarah Yogyakarta,” paparnya. Lebih lanjut, KPH Notonegoro menjelaskan bahwa beberapa manuskrip yang sempat dirampas pada jaman penjajahan telah kembali ke Yogyakarta dalam bentuk digital. Manuskrip-manuskrip tersebut akan dipamerkan pada acara “Manuscript Exhibition” yang merupakan bagian dari acara International Symposium on Javanese Studies and Manuscripts of Keraton Yogyakarta pada tgl 5-6 Maret 2019 di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta. Simposium yang bertaraf internasional itu diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT Penobatan ke-30 Sri Sultan Hamengku

Buwono X. Sedangkan “Manuscript Exhibition” akan digelar di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran Keraton Yogyakarta pada 7 Maret - 7 April 2019. Pameran tersebut diharapkan dapat memperkenalkan sejarah Yogyakarta kepada masyarakat. Sementara itu, usaha untuk melestarikan manuskrip Keraton dan objek budaya Yogyakarta akan dilakukan melalui kerja sama antara UKDW dan Keraton Yogyakarta. Menjadi harapan kedua belah pihak untuk kembali membicarakan kerja sama yang akan melibatkan peneliti dari FTI, Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD), serta fakultasfakultas lain di UKDW. [Othie]

FK UKDW Ajak Sivitas Akademika Peduli Kanker Serviks

K

anker adalah penyakit tidak menular multifaktorial hasil interaksi antara faktor genetika dan lingkungan yang menyebabkan kontrol tubuh terhadap proliferasi, inhibisi dan kematian sel secara genomik tidak terjadi. Diagnosis penyakit kanker dini pada stadium awal atau sebelum invasif, memberikan harapan hidup baik. Tetapi bila terdiagnosis pada stadium lanjut maka angka harapan hidup menjadi rendah. Prevalensi kanker di Indonesia meningkat dari 1,4% tahun 2013 menjadi 1,8% tahun 2018, khususnya untuk kanker serviks. Kanker serviks merupakan kanker yang disebabkan oleh virus Human Papilloma (HPV) yang bersifat onkogenik. Jenis kanker ini muncul pada leher rahim wanita yang berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), kanker serviks merupakan penyakit pembunuh wanita nomor satu di Indonesia. YKI memperkirakan penderita kanker serviks tidak kurang dari 15.000 perempuan setiap tahunnya, dimana setiap harinya dua puluh dari empat puluh wanita yang terdiagnosa, meninggal karena kanker serviks. Tingginya kasus kanker serviks di Indonesia membuat WHO menempatkan

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbanyak di dunia. Bertepatan dengan Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada tanggal 04 Februari 2019, Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) menyelenggarakan “Penyuluhan Pap Smear dan Kanker Serviks Serta Pemeriksaan Pap Smear Bagi Karyawan UKDW”di Ruang Seminar Pdt. Dr. Tasdik. Acara yang dibuka oleh dr. Sugianto, Sp.S.,M.Kes., Ph.D. selaku Wakil Dekan III FK UKDW ini merupakan salah satu program pengabdian kepada masyarakat Bagian Patologi FK UKDW. Pembicara yang dihadirkan untuk mengisi penyuluhan ini diantaranya Yona Agatha Theodora yang menyampaikan mengenai hubungan tingkat pengetahuan dan persepsi kanker serviks dan pemeriksaan inspeksi visual menggunakan asam asetat dengan sikap pemeriksaan pap smear serta dr. JB Soebroto, Sp.PA (K) yang menjelaskan mengenai promosi dan prevensi kesehatan reproduksi. Selain itu turut hadir pula dr. Tejo Jayadi, SpPA yang mempresentasikan hal-hal mengenai interpretasi pemeriksaan IVA dan pap smear serta dr. Theresia Avilla Ririel

Kusumosih, Sp.OG yang memberikan paparan mengenai penyakit menular seksual dan kanker servik. Dalam paparannya, dr. JB Soebroto, Sp.PA (K) menyebutkan bahwa semua perempuan berisiko terkena kanker serviks. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seorang perempuan menjadi lebih berisiko terkena kanker serviks diantaranya faktor hormonal, hubungan seks yang tidak sehat, kebersihan organ reproduksi yang rendah, memiliki banyak anak, dan gaya hidup tidak sehat. “Kanker serviks dapat dicegah dengan memperhatikan kesehatan reproduksi, rutin melakukan pemeriksaan seperti pap smear, menjaga hidup bersih dan sehat, serta hubungan seksual yang sehat,” terangnya. Sementara itu, dr. Theresia Avilla Ririel Kusumosih, Sp.OG menjelaskan bahwa kanker serviks dapat dideteksi melalui gejalagejala yang timbul seperti pendarahan vaginal yang abnormal, pendarahan kontak, keputihan vaginal yang abnormal, gangguan miksi, gangguan defekasi, nyeri di perut bagian bawah, dan limfedema. “Limfedema adalah pembengkakan yang umumnya muncul pada tangan atau kaki karena sistem limfatik yang terhalang. Sistem limfatik ini

merupakan bagian penting dari sistem kekebalan dan sirkulasi tubuh, yang berfungsi membuang cairan berlebih dari dalam jaringan tubuh. Pada penderita kanker serviks, limfedema biasanya terjadi di bagian khaki,” lanjutnya. Lebih lanjut dr. Theresia Avilla Ririel Kusumosih, Sp.OG mengatakan bahwa kanker serviks dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat seperti memakan makanan bergizi seimbang, istirahat cukup, olahraga secara rutin, menghindari makanan yang banyak mengandung pengawet dan pewarna, serta melakukan vaksinasi HPV. “Deteksi dini kanker serviks dapat dilakukan dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) ataupun Pap Smear. Tes IVA merupakan pemeriksaan leher rahim yang bisa digunakan sebagai pendeteksi pertama. Ketika jaringan leher rahim memiliki sel kanker, maka biasanya jaringan akan terlihat luka, berubah menjadi putih, atau bahkan mengeluarkan darah ketika diberikan asam asetat. Sementara, jaringan leher rahim yang normal, tidak akan menunjukkan perubahan apapun,” pungkasnya. [mei]


Universitaria

4

Hikmat Allah yang Menguatkan

I

badah pembukaan awal semester genap 2018/2019 telah dilaksanakan pada tanggal 04 Februari 2019 dengan tema “Hikmat Allah yang Menguatkan�. Ibadah ini dilayani oleh Pdt. Dr. Djoko Prasetyo Adi Wibowo. Seperti biasanya, tema ibadah didasarkan pada nilai-nilai kedutawacanaan. Tema yang diangkat untuk ibadah diambil dari nilai pertama UKDW yaitu Obedience to God. Melalui ibadah ini jemaat diharapkan dapat memaknai maksud Allah melalui peristiwa hidupnya sehingga semakin dikuatkan untuk taat pada Allah. Karena berdekatan dengan perayaan Imlek, konsep ibadah kali ini dibuat sedikit berbeda dengan ibadah biasanya. Tim ibadah menggunakan beberapa perangkat perayaan Imlek untuk menyemarakkan ibadah. Selain itu terdapat ornamen seperti jeruk dan kue

keranjang untuk menghias altar dan lampion untuk menghias mimbar. Dalam khotbahnya, Pdt. Dr. Djoko Prasetyo mengingatkan jemaat bahwa hikmat Allah tidak dapat dipahami secara utuh oleh kita pribadi karena memang tidak ada manusia yang memiliki kemampuan untuk mema-hami Allah. Di tengah konteks jemaat Korintus yang menerima surat Paulus, Paulus sebenarnya sedang mengingatkan mereka untuk tidak mempertengkarkan pemahaman mereka tentang Allah. Allah lebih besar dari pemahaman satu orang. Pada bagian ini bukan berarti Paulus melarang jemaat di Korintus untuk saling mengkritik, tetapi justru mengajak jemaat untuk saling berbagi pengalaman dan menjadikan kritik sebagai alat untuk memperlengkapi pemahaman akan hikmat Allah.

Pertentangan yang ramai terjadi di jemaat Korintus semestinya dapat menjadi ruang untuk saling mengisi, saling memberi arti dan inspirasi. Hal ini jugalah yang ditekankan Pdt. Dr. Djoko Prasetyo pada jemaat yang hadir di ibadah kampus. Pdt. Dr. Djoko Prasetyo mengajak jemaat untuk sama-sama menggumuli hikmat Allah yang akan senantiasa menguatkan masing-masing pribadi. Tidak masalah apabila terjadi konflik, tetapi pakailah konflik itu sebagai jalan untuk semakin memperoleh pemahaman dan penghayatan yang lebih mendalam tentang hikmat Allah serta menjadi mengerti dan merasakan penguatanNya untuk menjalani kehidupan. Dalam ibadah kali ini juga disediakan pohon harapan. Pohon harapan yang berupa ranting-ranting pohon, digantungi kertas-

kertas yang bertuliskan harapan-harapan segenap jemaat yang datang dalam ibadah. Harapan tersebut berkaitan dengan karya pekerjaan yang akan dikerjakan selama satu semester ke depan. Menyesuaikan dengan tema imlek, maka tim ibadah menyiapkan angpao yang diberikan pada jemaat sebelum memasuki ruang ibadah. Angpao tersebut berisi kertas yang dipakai untuk menuliskan harapan serta permen untuk dinikmati sebagai penyemangat memulai karya di semester baru. Isi tulisan yang tertera pada kertas di pohon harapan ini nantinya akan diolah dan dikelompokan menjadi tema-tema untuk ibadah kampus pada semester berikutnya. [Magdalena-Ester/Tim Ibadah Kampus]

SALAM, Sekolah Anak-Anak Inspiratif Tanpa Batas

S

anggar Anak Alam (SALAM) yang berlokasi di Kampung Nitiprayan, Kelurahan Ngestiharjo, Bantul – Yogyakarta. Dikenal sebagai tempat belajar yang berbeda dengan kebanyakan lembaga pendidikan formal di kota. SALAM berupaya untuk menciptakan ruang bagi anak-anak serta komunitas agar leluasa melakukan eksperimen, eksplorasi, dan mengekspresikan berbagai temuan pengetahuan dengan memanfaatkan lingkungan di sekitarnya sebagai media belajar. Hal ini disebut dengan metode pendidikan berbasis riset. Metode ini pada umumnya sudah banyak dikembangkan di sekolah-sekolah negeri di pusat kota meski tidak banyak dijadikan sebagai kurikulum utama seperti di SALAM. Penerapan metode ini sangat membantu daya dukung anak dalam mencari potensi dini yang dimiliki. Hal tersebut dikarenakan dalam hal ini juga memberi keuntungan bagi orang tua guna menuntun kemana si anak tumbuh. Segalanya dijadikan pengalaman baru khususnya bagi para mahasiswa Goshen College asal Amerika Serikat. Pada Selasa, 29 Januari 2019, Goshen College mendapat kesempatan untuk mengunjungi Sanggar Anak Alam bersama Adaninggar Septi Subekti, M.Sc. dan Ignatius Tri Endarto, M.A. selaku pendamping dari panitia program SST

Goshen College-UKDW 2019. Kunjungan dibuka oleh koordinator SALAM, Yudhistira. Ia menjelaskan mengenai profil SALAM dan pembagian kelompok ke kelas-kelas yang sudah ditentukan. Kelas tempat sarana belajar di SALAM terdiri dari Taman Bermain (usia 2-4 tahun), Taman Anak (usia 4-6 tahun), Sekolah Dasar (SD) usia 6 tahun ke atas, Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Akhir (SMA). Dalam kelas-kelas tersebut, dapat terlihat betapa antusiasnya anak-anak mengikuti pembelajaran baik yang formal namun santai. Andy Hermawan, fasilitator kelas 5 SD juga bercerita perihal siswa-siswanya. “Dalam satu semester masing-masing anak membuat hasil karya berdasarkan minat dan potensi diri. Diantaranya ada yang membuat produk tanah liat, memasak, dan membuat masakan, serta membuat tas eco-print yang juga dikembangkan sebagai ekonomi kreatif dengan cara dipamerkan dan dijual ke acaraacara kolektif. Salah satunya ialah Pasar Ekspresi.�, ungkapnya ketika ditanya oleh Ronald James Milne, Ph.D dan Sally Jo Milne, MLS sebagai supervisor program. Sesi perkenalan dan pertanyaan tidak hanya dilakukan di kelas yang sudah ditentukan namun juga bergantian satu sama lain sehingga lebih banyak persepektif belajar yang dapat dilihat dan dipahami. Sekolah

foto:dok.Biro IV

tidak melulu tentang membuka buku tetapi dimulai dari hal-hal sederhana yang bisa dilakukan dari kesukaan tiap-tiap anak. Suasana kian akrab ketika teman-teman dari Goshen College ikut bermain sepak bola di lapangan terbuka, bernyanyi, dan menari bersama anak-anak sanggar. Seperti kehidupan anak-anak pada umumnya, belajar juga tidak menentukan kemampuan dan keahlian seseorang. Tidak dapat diremehkan dari segi intelektual bahasa dan pekerjaan tangan atau praktek lapangan, beberapa anak SALAM sangat aktif berbahasa inggris ketika berkomunikasi dengan orang asing. Hal ini ditunjukkan ketika mereka

mendapatkan kunjungan seperti kunjungan yang dilakukan oleh Goshen College. Selain itu kerterbelakangan mental bukan menjadi keterbatasan bagi anak bernama Asa. Tangannya sangat terampil di hadapan mesin jahit yang digunakannya sehari-hari. Berawal dari pekerjaan kecil seperti membuat sapu tangan dari kain-kain perca kemudian beberapa orang dari luar mulai tertarik dan membeli produk hasil buatannya. Dari hal tersebut kini Asa sudah menghasilkan produk berukuran besar dan harapannya bisa menembus ke pasar yang lebih luas. [eva]

Mahasiswa Goshen College Kunjungi Pesantren Lintang Songo

T

iga belas mahasiswa dan dua dosen dari Goshen College yang didampingi oleh dosen UKDW Ignatius Tri Endarto, M.A. melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo dalam rangka Pr0gram SST Goshen College UKDW 2019. Kunjungan yang dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2019 tersebut bertujuan untuk mengenalkan kehidupan dan kegiatan di lingkungan pesantren kepada para mahasiswa Goshen College. Para mahasiswa belajar mengenal Pesantren Lintang Songo yang berlokasi di Piyungan, Bantul serta kehidupan dari K.H. Heri Kuswanto selaku pendiri dan pengasuh pondok pesantren. Pesantren yang berdiri sejak tahun 2006 tersebut dipilih karena merupakan salah satu pesantren di Yogyakarta yang inklusif dan masih memegang kearifan serta budaya lokal Indonesia. Dalam penjelasannya, K.H. Heri Kuswanto menyampaikan sejarah berdirinya pesantren, latar belakang para santri,

foto:dok.Biro IV

serta ragam kegiatan yang dilakukan oleh para santri. Para santri hidup secara mandiri didampingi para pengasuh dalam melakukan berbagai kegiatan di pesantren. Ketika pagi, para santri yang bersekolah akan pergi ke sekolah-sekolah yang ada di sekitar pesantren, begitu pula dengan para santri yang sedang menempuh pendidikan tinggi. Usai belajar di sekolah masing-masing, mereka kembali ke pesantren untuk

foto:dok.Biro IV

melanjutkan kegiatan dan pekerjaan harian seperti berladang, menggarap kebun, dan mengelola industri rumahan. Sedianya, seluruh mahasiswa Goshen College akan mengunjungi area persawahan dan perkebunan yang dimiliki dan dikelola secara mandiri oleh pesantren. Namun, hujan yang mengguyur sejak pukul 10.30 membuat rencana tersebut urung dilaksanakan. Sebagai gantinya, peserta mengunjungi

industri rumahan sabun cuci cair yang juga dikelola oleh Pesantren Lintang Songo. Para mahasiswa tampak antusias dalam melihat proses pembuatan sabun cair, sembari berdiskusi dengan beberapa santri. Nasim Fatemeh, salah satu peserta dari Goshen College menyatakan bahwa ia senang mengikuti acara tersebut. Ia belajar bahwa ternyata Pesantren Lintang Songo tidak hanya mengajarkan agama, tetapi juga mempersiapkan siswanya untuk hidup mandiri di masa mendatang melalui berbagai aktivitas harian yang diajarkan di sana. Nasim juga menyampaikan keinginannya untuk dapat berinteraksi dan mengenal para santri secara lebih dekat. Sementara itu, menurut Ignatius Tri Endarto, M.A. selaku interpreter, dengan adanya kunjungan ke pesantren diharapkan mahasiswa Goshen College dapat lebih memahami keberagaman agama di Indonesia dan memiliki kepekaan untuk memelihara toleransi antar pemeluk agama. [rap]


Program Studi

5

Fakultas Bioteknologi UKDW Bersama Guru Tumbuhkan Budaya Meneliti di Sekolah

P

roses dan kualitas pembelajaran di sekolah ditentukan oleh interaksi sinergis antara pihak penyelenggara pendidikan (kurikulum, kebijakan, kompetensi guru, fasilitas dll), masyarakat dan mitra kerjasama sekolah. Se kolah tidak hanya be rp e ran dan bertanggungjawab dalam hal pendidikan namun juga dituntut untuk membimbing, mendidik, dan melatih peserta didik sehingga menjadi pesereta didik yang berkarakter, cakap, kreatif, mandiri dan berahlak mulia. Proses pembelajaran, pembentukan karakter, pengembangan potensi, kemampuan dan bakat peserta didik menjadi fokus utama dalam manajemen sekolah. Untuk mewujudkan tugas-tugas tersebut sekolah diharapkan mampu menumbuhkan budaya dan ekosistem yang positif untuk proses pembelajaran, pembentukan karakter dan pengembangan kompetensi peserta didik. Guru merupakan komponen penting di sekolah untuk pengembangan budaya dan ekosistem positif di sekolah. Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No.14 tahun 2005, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Berdasarkam Permendiknas No. 16 Tahun 2007, standar kompetensi guru terdiri dari kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi

foto:dok/Panitia

dalam kinerja guru. Oleh karena itu, Fakultas Bioteknologi UKDW sebagai salah satu stakeholder dalam dunia pendidikan, berkomitmen untuk dapat berkontribusi dalam peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah melalui kerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (DIKPORA) dan Asosiasi Guru Pembimbing Penelitian Indonesia (AGPPI) dengan menyelenggarakan workshop metode penelitian untuk siswa dan guru di lingkup DIY dan Jateng serta memberikan kesempatan bagi siswa dan guru umtuk menyalurkan minat dalam meneliti. Program yang dirintis sejak tahun 2005, secara perlahan mampu mendorong tumbuhnya iklim meneliti di sekolah dan meningkatnya kompetensi guru dan prestasi siswa. Tercatat ada beberapa siswa yang berproses melalui workshop metode riset, pendampingan penelitian, dan kegiatan lain,

foto:dok/Panitia

mampu mengukir prestasi di bidang riset baik ditingkat nasional maupun internasional. Mempertimbangkan hal tersebut, SMAN 2 Bantul dan SMAN 1 Jetis beserta 10 sekolah imbasnya, berinisiatif membangun kerjasama dengan Fakultas Bioteknologi UKDW untuk mengembangkan sekolah berbasis riset melalui kerjasama penyelenggaraan program pelatihan dan pendampingan penelitian, kewirausahaan dan Professor Visit. Program kemitraan diwujudkan dengan penyelenggaraan workshop dan pelatihan penyusunan proposal penelitian baik untuk siswa dan guru. Workshop metode penelitian untuk siswa telah berlangsung pada tanggal 9 Februari 2019 di SMAN 2 Bantul diikuti oleh 80 peserta didik yang berasal dari 11 sekolah di kabupaten Bantul. Workshop metode penelitian untuk guru diselenggarakan

pada tanggal 16 Februari 2019 di SMAN 1 Jetis, Bantul. Dalam pembukaan workshop, kepala sekolah SMAN 1 Jetis Dra. Yati Utami Purwaningsih, M.Pd. menyampaikan apresiasi kepada Fakultas Bioteknologi UKDW yang telah bersedia mendampingi guru-guru di Bantul untuk kembali membangun semangat meneliti, menulis dan menjadi teladan bagi siswanya. Materi workshop metode penelitian untuk guru meliputi metode penelitian bidang eksakta dan sosial, metode penelitian tindakan kelas dan penyusunan proposal penelitian yang diberikan oleh Tim Dosen Fakultas Bioteknologi dan Fakultas Bisnis UKDW yaitu Dr. Charis Amarantini, Dr. Sisnuhadi dan Dr. Das Salirawati dari UNY. Pelaksanaan workshop dan pendampingan penelitian untuk siswa dan guru ini diharapkan dapat m e m o t i va s i s i s w a d a n g u r u u n t u k melakukan riset serta mendorong tumbuhnya budaya meneliti di sekolah. Melalui kegiatan penelitian, siswa dan guru dapat mengembangkan kapasitas diri, membentuk karakter yang disiplin, jujur, pekerja keras, cerdas, komunikatif, santun, pandai mengatur waktu, dan berwawasan luas serta memiliki sikap peduli terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan bangsa. [dr]

Fakultas Bioteknologi UKDW Kembangkan Sekolah Berbasis Riset

F

akultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) bersama dengan SMAN 2 Bantul dan SMAN 1 Jetis beserta sepuluh sekolah imbas sepakat menjalin kerja sama untuk mengembangkan sekolah berbasis riset melalui penyelenggaraan program pelatihan dan pendampingan penelitian, kewirausahaan, dan professor visit. Drs. Djoko Rahardjo, M.Kes selaku Wakil Dekan III Fakultas Bioteknologi UKDW menjelaskan bahwa program kemitraan diwujudkan dengan penyelenggaraan workshop dan pelatihan penyusunan proposal penelitian pada tanggal 9 dan 16 Februari di SMAN 2 Bantul dan SMAN 1 Jetis. Sebelum pelaksanaan workshop, telah dilakukan penandatangan MoU antara Drs. Kisworo, M.Sc selaku Dekan Fakultas Bioteknologi UKDW dengan Drs. Kabul Mulyana, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMAN 2 Bantul dan Dra. Yati Utami Purwaningsih, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Jetis. Pada kesempatan tersebut, Drs. Suhirman, M.Pd., selaku Kepala Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA) Kabupaten Bantul menyampaikan apresiasi kepada Fakultas Bioteknologi UKDW atas inisiatif kerja sama dengan sekolah-sekolah di Bantul dalam pengembangan budaya meneliti di sekolah. “Kami mengharapkan kolaborasi ini dapat menjadi role model dalam pengembangan kualitas proses pembelajaran di sekolah. Khususnya dalam upaya membangun karakter siswa, meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, menumbuhkan budaya meneliti di kalangan siswa dan guru, meningkatnya etos kerja dan komitmen siswa serta guru. Sehingga prestasi dan mutu sekolah pun meningkat,� katanya. Sebagai perwujudan dari kerja sama ini, telah disusun program pelatihan dan pendampingan penyusunan proposal penelitian siswa dan guru. Setelah acara penandatanganan perjanjian kerjasama, dilanjutkan dengan penyelenggaraan workshop metode penelitian dan penyusunan proposal yang diikuti oleh 80 siswa berasal dari sebelas SMA yang ada di wilayah kabupaten Bantul. Materi

foto:dok/Panitia

workshop meliputi metode penelitian, penyusunan proposal penelitian dilanjutkan dengan evaluasi rancangan proposal yang disusun oleh perwakilan masing-masing perwakilan sekolah. Workshop metode penelitian ini disampaikan oleh tim dosen dari Fakultas Bioteknologi UKDW yakni Dr. Charis Amarantini, M.Si., drh. Djohan, MEM, PhD., Dra. Aniek Prasetyaningsih, M.Si., Drs. Djoko Rahardjo, M,Kes dan beberapa mahasiswa yang bertugas untuk membimbing siswa. Bersamaan dengan penyelenggaraan

foto:dok/Panitia

workshop ini, juga dilaksanakan Pameran OPSI-FIKSI SMA se-Kabupaten Bantul yang diselenggarakan di SMAN 2 Bantul. Dengan penyelenggaraan workshop ini diharapkan dapat memotivasi siswa dan guru untuk terus berkreasi melalui riset, membangun prestasi, dan meningkatkan budaya meneliti di kalangan siswa dan guru di sekolah. [dr]


foto:dok/Eko Prawoto


Program Studi

7

Computer Based National Examination System and The Improvement

C

urrently new information about the education system is a computer-based national exam. Certainly not without reason the government, especially the Ministry of Education, decided to make a computer-based national examination system. The government thinks that with this system there is a positive impact that can improve the qualities of education and save on education costs. But many students do not agree with this system. Many students think that a computer-based examination system triggers social jealousy because many schools still do not have enough computers, especially in remote areas. On the other hand, some students agree with a computer-based national examination system that they believe is more effective and reduces cheating for students who like to cheat during the exam process. Although there are some disadvantages, this system has experienced many positive changes and progress slowly over the years but still needs to improved. Therefore this system must to corrected for several reasons. The following are three reasons that the computer-based national examination system must to improved in the education system. The first reason is that many schools do not have enough computers. This is of course a major obstacle to the implementations of computer-based national exams because of the smallest number of computers available. So that all schools throughout Indonesia have not been able to carry out computer-based exams. Especially schools in remote areas that

do not have a computer at all and their students who may not understand using computers because of their remote residence. This is of course an obstacle to implementing computer-based exams. The government as a state institution must also pay attention to the completeness of the facilities available in schools throughout Indonesia so that the tests are evenly distributed. In order not to create social jealousy between schools. In conclusion, the lack of adequate computers is an obstacle to equal distribution of computerbased national examinations. Another reason is electricity is not evenly distributed on the border or remote areas. The Government and Ministry of Education as educational institutions must also provide complete facilities so that all students can enjoy proper facilities. In big cities, electricity is adequate, but what about in remote areas that are still experiencing limited electricity supply. Of course this causes a lot of problems. It's okay to make a computer-based national examination system in the city area because they already have all the facilities that support the implementations of the exam. However, there are still many schools in remote areas that do not have enough electricity so most schools in remote areas still use the exam system manually. In summary, the lack of electricity supply in remote areas is an obstacle to the implementations of computer-based national examinations. Although many students do not agree with the computer-based national examination system, some students support

foto:dok/google.com

to continue. They argue that the system saves time and makes it easier for students to fill out answers because they only need to use the mouse as a tool to fill answers than manual national exams, and to improve the qualities of education in Indonesia. However, if we look at the reality many national exams that are not computer based. For example in remote areas. There are still many students in remote areas who still conduct national examinations manually because of limited facilities at school. However, those who lack facilities have high enthusiasm and enthusiasm in undergoing manual based exams compared to students in urban areas who have complete facilities. Students in urban areas must follow the spirit of students in remote areas amid limitations. In conclusion, although students in remote areas cannot take computer-based exams, they are still enthusiastic about undergoing the exam manually.

As shown above, the computer-based national examination system needs to improved due to several constraints. First, computer equity for all schools in Indonesia has not been evenly distributed and has created social jealousy between schools. Second, the uneven amount of electricity causes many schools in remote areas to still use the exam system manually. However, some others agree to continue this system because there are many benefits that can be obtained and to improve the qualities of education in Indonesia. But, a good national examination system is a system that supports equal distribution of facilities throughout Indonesia. Therefore, based on these reasons the implementations of the national examination system must to improved. [Putri Sanda Adiatma]

Developing Young People's Creative and Innovative Potential for the Better Indonesia by Melita (SMA Santa Maria 1 Bandung) as Second Place Winner of NEWC UKDW

T

he world is ever-changing. New technologies that humans come up with on a daily basis have enabled us to take advantage of an array of innovations such as new models of phones, laptops, cars, refrigerators, and other electronic equipment with added or improved functions. There are also some inventions of concepts that have never been realized before such as virtual and augmented reality. These new technologies are obviously the results of humans' creative and innovative minds, which are supported by our increasing need for quicker and better results. The terms creative and innovative are frequently associated with young people. In this uncertain and everchanging world, creativity and innovation play an important role in various aspects of lives, particularly in our economy. The market's demands depend on people's needs, and fulfilling these needs are necessary for success. This is why creativity and innovation are two essential aspects that should be developed in young people. In this essay, I am going to discuss why developing young people's creative and innovative potential is important and how to help them develop the potential. First, humans easily get bored and naturally tend to be attracted to fresh ideas. They can be new kinds of food, clothing items, games, music, and even lifestyles. This is the reason why companies and factories periodically release new products in order to keep their consumers' interests as well as to keep the company running well. A fashion company will make a new clothing design, while a

foto:dok/google.com

food factory may decide to make a new flavor for its products or create a new product entirely. Both can take references from the current popular demands or global trends. By keeping their products as interesting as possible, they have better chances of not losing their customers and thus they will not go into bankruptcy. As the young people are the ones who will eventually manage these businesses, they must develop their creative and innovative potential in order to keep the companies standing, especially considering that the competition will get harder and harder as time passes. Second, creativity opens up new business opportunities. People who never try to use their creativity will find it harder to make a new successful business because they will have to compete with the existing companies. We, as young people, should use our creativity to distinguish our

products from others so that we can catch customers' attention. An example of this is Upnormal, a restaurant that serves instant noodles. Noodle is a type of food that everyone is very familiar with. Yet, with a unique touch in the form of unusual toppings, this food has successfully drawn a lot of customers, who are commonly young people, to come in. This small bit of creativity has successfully made a world of difference to the appeal of the restaurant in people's eyes. Third, the qualities of being innovative and creative will improve our country's economy. A country with its creative and innovative citizens have a greater chance to compete in the international market. Countries that can create enjoyable or useful inventions, such as America with its internet and Japan with its game consoles, are successful countries. They have made important advancements in technology

that are used in almost all places worldwide. We know that the young ones are the people who are going to manage our country in the future. This is why we must develop their abilities early so that they will have the qualifications needed to help make our future better. There are some things that can be done to help develop young people's creative and innovative potential. In schools, teachers can help develop their potential by giving them assignments that require them to use their creativity such as writing essays or crafting items. Parents can also help by supporting their children's hobbies, especially ones that need a lot of creativity. By developing their creative and innovative potential early, young people will be ready to face challenges sooner, which is exactly what we need to keep up with the fast-changing world. In conclusion, developing the young generation's creative and innovative potential is very crucial. In business, it can keep a customer's loyalty and attract new ones. Other than that, creativity can improve the country's economy by adding to its competitive power with other countries. Teachers and parents can help develop their creative and innovative potential. Considering that this potential will improve our country's economy, we are sure to increase the overall life quality of our citizens, which will in turn make our country better than ever.


Program Studi

8

FAD UKDW Menelisik Karya Romo Mangun

L

aboratorium Sejarah, Kajian Teknologi, dan Desain Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) menyelenggarakan kegiatan “Telusur Tilik Telisik” yang dibuka untuk kalangan umum pada tanggal 8-9 Februari 2019. Sebuah kegiatan ekskursi yang dilakukan untuk pertama kalinya ini diikuti oleh 54 peserta dari akademisi, arsitek, dan mahasiswa arsitektur yang berasal dari berbagai daerah. Menurut Linda Oktavia, S.T., M.T., kegiatan “Telusur Tilik Telisik” ini akan dilakukan secara serial dan tematik. “Para peserta melakukan kunjungan ke-enam karya Romo Mangun yang berada di Yogyakarta dan Jawa Tengah yakni Wisma Salam, Rumah Tinggal Arief

Budiman, Gereja Katolik Santa Maria Assumpta, Wisma Kuwera, Goa Maria Sendangsono, dan Permukiman di Tepi Kali Code,” terangnya. Pada hari pertama, peserta diajak mengunjungi Wisma Salam, Rumah Tinggal Arief Budiman, dan Gereja Katolik Santa Maria Assumpta. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi di Ndalem Tjakraatmadjan Nyutran. “Diskusi ini merupakan forum untuk berbagi pengalaman antara generasi yang pernah mengalami serta terlibat secara langsung dengan Romo Mangun dan generasi yang hanya berkesempatan melihat karya Romo Mangun saja,” paparnya. Pada hari kedua, peserta diajak untuk mengunjungi Wisma Kuwera, Goa Maria Sendangsono, dan Permukiman di Tepi Kali Code. Lebih lanjut, Linda menjelaskan

bahwa dengan mengunjungi karya-karya tersebut, peserta diajak untuk menggali, menafsir, dan membuat relevansi pemikiran-pemikiran arsitektural Romo Mangun untuk masa kini. “Jadi kegiatan ini bukanlah sekadar melakukan romantisme atas karya-karya yang sudah lampau. Melalui kegiatan ini, kami berupaya untuk membangun jembatan antargenerasi, khususnya yang berkaitan dengan cara Romo Mangun berarsitektur. Ekskursi ini bukan seperti guided tour dimana peserta dijejali berbagai informasi tentang objek yang dikunjungi, namun lebih sebagai perjalanan reflektif untuk membaca ulang arsitektur Romo Mangun, memaknai, dan mencari relevansinya dengan keberadaan kita saat ini,” pungkasnya. [Linda]

foto:dok/Biro IV

foto:dok/Biro IV

Seminar Design Talk “Brands and Branding”

J

umat, 8 Februari 2019, bertempat di Lecture Hall Rudi Budiman, Prodi Desain Produk Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) Universitas Duta Wacana (UKDW) melaksanakan seminar “Design Talk”. Seminar ini diangkat dengan judul “Brand and Branding”. Adapun pembicara yang mengisi seminar tersebut yaitu Gisela Anindita Putri, S. Sn., M.Sn. dan Kornelius Mangundarsono, S.Ds. (pendiri usaha leather goods @thirteencraft dan @koma) Seminar ini diikuti oleh mahasiswa Prodi Desain Produk FAD angkatan 2016 hingga 2018 serta para peserta eksternal dan tamu undangan. Brand (merek) adalah nama, tanda, istilah, simbol, desain, kata, atau kombinasi dari hal hal tersebut yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan membedakan antara produk dan jasa yang satu dengan yang lain. Dalam seminar ini

dijelaskan bahwa brand tidak hanya berhenti pada pemilihan nama, slogan, bentuk dan simbol yang menarik saja akan tetapi brand juga dibangun mulai dari bagaimana produk atau jasa itu dibentuk, bagaimana proses promosi, proses distribusi, bagaimana relasi dengan konsumen sampai bagaimana karakter produk atau jasa ditunjukan dalam masyarakat. Inilah juga yang sering disebut dengan 'branding', dimana setiap unsur dalam produk atau jasa dan juga proses managementnya menjadi nilai yang penting dalam mengembangkan brand itu sendiri. Dengan dibekali pengalamanpengalaman yang sudah pembicara alami, dalam seminar ini pun disampaikan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membuat sebuah brand yang baik dianataranya adalah, yang pertama menjaga brand dengan mengesahkan hak

foto:dok/Panitia

cipta dari segala unsur dalam brand tersebut, menghargai dan melakukan yang terbaik untuk semua yang berhubungan (konsumen, pekerja, partner, dan lainnya), menjadikan brand sebagai salah satu investasi yang membangun citra dengan baik, serta menjaga kepercayaan yang telah diberikan. Dengan dilaksanakannya seminar “Design Talk” mengenai brands

foto:dok/Panitia

dan branding ini diharapkan para peserta khususnya mahasiswa desain produk mampu menyalurkan potensi-potensi dirinya menjadi sebuah brand yang mampu diterima oleh pasar, serta menjadi bibit-bibit unggul yang mampu berkompetisi di tengah perkembangan revolusi industri yang begitu pesat. [Gabrielle Maya]

UKM Zone Mengenal PMK Fakultas Bisnis Soli Deo Gloria

P

ersekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Fakultas Bisnis Soli Deo Gloria merupakan salah satu PMK yang ada di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Pada awalnya PMK yang ada di UKDW hanya ada satu yaitu PMK Arrow Generation, namun karena adanya perbedaan aktivitas dan waktu mahasiswa di setiap fakultas, maka PMK di UKDW dibagi menjadi empat yaitu PMK Arrow Generation, PMK Fakultas Kedokteran Agape, PMK Fakultas Bioteknologi, dan PMK Fakultas Bisnis Soli Deo Gloria. Soli Deo Gloria memiliki arti hanya Tuhan yang dimuliakan, dengan harapan melalui PMK Soli Deo Gloria nama Tuhan senantiasa dimuliakan dalam setiap kegiatan atau aktivitas yang dilaksanakan. Struktur kepengurusan PMK Soli Deo Gloria terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, Divisi Pemerhati, Divisi Perlengkapan, Divisi Acara, serta Divisi Publikasi dan Dokumentasi. Kepengurusan pada tahun 2019 berjumlah 15 orang dari Program Studi (Prodi) Manajemen dan Prodi Akuntansi. Pergantian kepengurusan dilaksanakan setiap setahun sekali kemudian diadakan pelantikan oleh pihak universitas. Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh PMK Soli Deo Gloria adalah ibadah yang

foto:dok/Panitia

foto:dok/Panitia

Ibadah di Panti Wredha Hanna

Ibadah Selasa dirangkaikan dengan Valentine 2018

dilaksanakan setiap hari Selasa di Kapel Bawah UKDW pukul 19.00 WIB. Ibadah Selasa biasanya dikemas seperti ibadah pada umumnya tetapi juga sering diisi dengan sharing antara peserta ibadah. Pembicara pada setiap ibadah didatangkan dari pihak eksternal PMK Soli Deo Gloria seperti Pendeta yang dihubungi oleh pengurus PMK Soli Deo Gloria maupun Dekan Fakultas Bisnis, Dr. Singgih Santoso, MM. Jika Ibadah Selasa diisi dengan sharing maka akan ditangani sendiri oleh pengurus PMK Soli Deo Gloria. Setiap bulan Februari, Ibadah Selasa juga diisi dengan perayaan Valentine yang dimeriahkan dengan acara tukar kado antar peserta ibadah.

Ibadah yang selalu dilakukan setiap tahun oleh PMK Soli Deo Gloria adalah Ibadah Paskah dan Natal. Ibadah Paskah pada tahun 2018 lebih bersifat pelayanan sosial yang dilaksanakan di Panti Jompo Wreda Hanna. Perayaan dan Ibadah Natal Fakultas Bisnis juga ditangani oleh PMK Soli Deo Gloria bersama pihak Fakultas Bisnis di Kapel Atas UKDW. Kegiatan internal lain yang dilakukan oleh PMK Soli Deo Gloria adalah retreat sebagai penyambutan bagi mahasiswa Kristen yang baru bergabung di Fakultas Bisnis. Retreat dilaksanakan di luar kampus dengan konsep malam keakraban. Selain itu, PMK Soli Deo Gloria juga berperan dalam Welcome Party yaitu

ibadah penyambutan mahasiswa baru tingkat universitas bersama Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) UKDW dibawah naungan Pusat Kerohanian Kampus (PKK) UKDW. Ibadah Welcome Party ini bertujuan untuk mengenalkan PMK dan KMK kepada mahasiswa baru setelah kegiatan Orientasi Kehidupan Akademik (OKA) UKDW. PMK Soli Deo Gloria juga aktif dalam kegiatan eksternal seperti Festival Kebhinekaan seYogyakarta, Forum Diskusi, P2SM, dan ikut ambil bagian bersama Tim Ibadah Kampus dalam bentuk pelayanan. Kekeluargaan yang terbentuk dalam PMK Soli Deo Gloria memang sangat terasa, baik pada saat ibadah maupun ketika berada di lingkungan kampus. Harapan ke depan, PMK Soli Deo Gloria dan PMK yang lain di UKDW dapat bekerjasama dalam meningkatkan keikutsertaan mahasiswa di setiap fakultas untuk mengikuti kegiatankegiatan yang dilakukan oleh PMK. Selain itu adalah pengoptimalan pendampingan bagi PMK dan perbaikan fasilitas baik di Kapel Bawah maupun ruangan sekretariat untuk PMK. [Mey ]


Siraman Rohani Kekuatan untuk Mengasihi Sesama (Matius 22 : 37-40)

B

ulan Februari sering disebut sebagai bulan kasih sayang karena ada peringatan Valentine’s Day setiap tanggal 14 Februari. Ada banyak pihak yang memanfaatkan bulan ini untuk berbicara secara mendalam tentang kasih. Perayaan hari kasih sayang pun dikemas dengan berbagai bentuk. Ada yang isinya bicara soal kasih sayang pada pasangan, keluarga, komunitas bekerja, rekan pelayanan, bahkan ada juga yang berbicara tentang mengasihi Tuhan di momen hari kasih sayang ini. Namun tidak sedikit juga yang memakai momen hari kasih sayang untuk melakukan hal-hal tidak baik. “Valentine nih, kita holiday berdua yuk,” kata seseorang kepada pacarnya, kemudian berujung dengan melakukan free sex. “Ma, hari Valentine nih, jalan-jalan yuk!” kata seorang anak pada ibunya. “Mama kasih uang ya, kamu pergi aja sama mba atau temanteman kamu,” jawab ibunya. Benarkah tindakan demikian merupakan bentuk mengasihi antara satu orang kepada yang lain? Orang Kristen sangat identik dengan ajaran kasih karena ajaran utama Yesus tentang hukum kasih. Ajaran ini seringkali dilihat sebagai ajaran yang menguatkan ketika dunia lebih banyak mengajari manusia untuk mengurus diri pribadi dan tak perlu memedulikan orang lain. Namun tak jarang juga ajaran ini dilihat sebagai hal utopis yang tidak mungkin dilakukan manusia. Hukum kasih hanya dilihat sebagai aturan yang kalau mampu dilakukan, kalau tidak mampu, dilewatkan saja. Tetapi mari kita melihat hukum ini untuk mencari kekuatan dalam mengasihi sesama. Mengasihi Allah dengan Hati, Jiwa dan Akal Budi Dalam Matius 22: 37-40, termuat perkataan Yesus yang menjadi inti dari ajaran Kristen yakni hukum kasih yang biasa juga disebut hukum yang terutama. Pada bagian ini Yesus sedang menjawab pertanyaan seorang Farisi sekaligus ahli Taurat yang sedang menguji-Nya. Maksud sang ahli Taurat bertanya demikian adalah untuk mencari-cari kesalahan Yesus. Jika Yesus menjawab salah satu aturan dari hukum Taurat juga turunan-turunannya (pada zaman itu orangorang Yahudi juga berpegangan pada hukum turunan yang merupakan hasil penafsiran dari hukum Taurat yang isinya lebih praktis) sebagai hukum yang terutama, pasti mereka telah menyiapkan bahan untuk menyalahkan jawaban dari Yesus. Sayangnya prediksi ahli Taurat terhadap Yesus ternyata keliru, sebab Dia merupakan sosok yang cerdas. Ia menyebutkan inti dari hukum Taurat sebagai hukum yang terutama. Ia tidak terkecoh oleh pertanyaan ahli Taurat tersebut. Yesus mengatakan demikian: “Kasihilah

Sumber: www.freepeik.com

Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Dari jawaban Yesus, kita dapat melihat bahwa Ia memahami apa yang Ia hayati sebagai hukum Tuhan. Hukum Taurat bukan hanya dilihat secara teknis, tetapi juga secara filosofis dan mendalam. Ia berteologi lewat hukum yang diberlakukan dalam kehidupan beragama. Saat ini sikap yang sedang populer di kalangan masyarakat justru sikap yang bertentangan dengan apa yang Yesus lakukan. Banyak orang beragama hanya secara praktis, hanya menelan mentah-mentah apa yang tertulis, apa yang diterapkan sebagai aturan. Banyak orang beragama tanpa menggunakan nalar dan penghayatan. Hal inilah yang membuat pemaknaan tentang beragama menjadi semakin sempit. Orang-orang yang berjuang untuk mengasihi Allah lewat ketaatannya terhadap aturan keagamaan menjadi orang-orang yang salah arah. Mereka tidak lagi mengasihi Allah, mereka hanya mengasihi aturan keagamaan yang dipandang begitu penting dan suci. Seperti apa yang Yesus katakan, kita diminta untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi. Artinya kita harus berusaha untuk menjadi pribadi yang mau mengolah rasa, mengolah emosi, maupun mengolah pengertian kita akan Allah. Kita mengasihi-Nya dengan keseluruhan diri kita. Kita tidak bisa mengasihi Allah jika hanya melakukan aturan-aturan keagamaan secara praktis tetapi hati dan pikiran kita tidak menghendakinya. Mengasihi Diri Sendiri untuk Mengasihi Sesama Hukum Taurat merupakan hukum yang dianugerahkan Allah pada umat-Nya untuk menjaga relasi antara manusia dengan Allah serta

manusia dengan sesamanya. Yesus menyadari bahwa dua bagian tersebut ada dalam satu kesatuan. Sama-sama penting dan tidak dapat dibandingkan mana yang lebih utama. Keduanya adalah hukum yang sama-sama utama. Mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri merupakan hukum yang sama pentingnya dengan mengasihi Allah. Bagian yang kedua ini seringkali secara cepat dimaknai bahwa kita harus berbuat baik pada sesama. Itu memang benar, tetapi mari kita soroti kalimat Yesus tadi secara lebih seksama. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Seseorang tidak dapat mengasihi sesamanya jika ia tidak mengasihi dirinya sendiri. Kemudian bagaimanakah kita semestinya mengasihi diri kita? Secara prinsip, sama seperti yang Yesus katakan tentang mengasihi Allah yakni dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap akal budi. Kita perlu belajar untuk mengasihi diri sendiri. Hal ini tidak diartikan sebagai bentuk egoisme atau tindakan narsistik. Mengasihi diri sendiri merupakan sebuah bentuk penerimaan atas apa yang ada dan terjadi dalam diri kita. Dengan menggunakan hati, jiwa, dan akal budi, kita belajar untuk memahami apa yang lebih dan kurang dari diri kita. Kita belajar untuk menerima dan berdamai dengan keadaan diri sendiri. Kita tidak terus menerus menyalahkan diri jika kita salah. Kita juga tidak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain dan terus menuntut diri kita agar sama seperti orang lain. Kita perlu belajar percaya pada diri sendiri, percaya bahwa diri kita pun baik adanya. Diri kita diciptakan Tuhan bukan dengan asal-asalan. Ketika kita dapat percaya pada diri kita, maka kita sedang percaya bahwa kebesaran dan cinta kasih Tuhan yang berkarya atas diri kita. Kasih yang kita upayakan pada diri sendiri itulah yang akan menuntun kita untuk dapat mengasihi sesama. Hanya seseorang yang dapat menerima dirinyalah yang dapat menerima orang lain dengan tulus. Hanya seseorang yang dapat menjaga dirinyalah yang dapat menjaga orang lain. Hukum Taurat yang dianugerahkan oleh

Allah pada manusia tentang relasinya dengan sesama manusia bukanlah suatu tuntutan semata agar manusia berperilaku baik pada orang lain, tetapi juga agar manusia berperilaku baik pada dirinya sendiri. Allah katakan jangan mencuri. Perintah itu bukan hanya menghindarkan orang dari perbuatan yang merugikan orang lain (membuat orang lain kekurangan materi), tetapi juga menghindarkan seseorang dari rasa ketidakpuasan dan ketakutan. Mencuri adalah tindakan yang lahir dari kondisi tidak puas akan apa yang ia miliki. Ketika ia mencuri, ia pun tidak akan merasa puas, ia justru menjadi takut karena memperoleh sesuatu yang bukan haknya. Allah ingin menghindarkan manusia dari kondisi-kondisi yang tidak baik, makanya Ia menganugerahkan hukum untuk mengatur kehidupan manusia denganNya dan sesamanya. Ketika seseorang mengasihi Allah dan dirinya dengan sungguh dan penuh, maka kasih itu akan memancar pada sesamanya. Ia akan dimampukan Allah untuk menyatakan kebaikan-kebaikan yang menenangkan dirinya dan sesamanya. Ia tidak akan punya alasan untuk tidak mengasihi sesamanya. Ia tidak akan kelelahan untuk terus memahami dan mengasihi orang lain. Bahkan, ia akan terus mencari orangorang yang perlu ia kasihi. Praktek Mengasihi di Hari Valentine Berkaca dari penghayatan ajaran hukum kasih yang diajarkan Yesus, semestinya kita memiliki banyak pilihan untuk merayakan kasih sayang di hari Valentine. Cinta kasih diantara pasangan tidak boleh lagi dimaknai secara sederhana dengan melakukan tindakan tidak senonoh seperti seks bebas. Cinta kasih diantara keluarga tidak boleh lagi dikecilkan hanya dengan memberikan uang atau biaya harian pada anak tetapi tidak pernah memberikan waktu untuk saling memperhatikan. Cinta kasih pada rekan kerja tidak boleh lagi dipraktikkan hanya sekadar kerja bersama kemudian justru menjelek-jelekan satu sama lain di belakang. Cinta kasih mesti kita rayakan secara utuh yakni dengan hati, jiwa, dan akal budi. Cinta kasih kepada Allah dan diri sendiri yang memancar pada sesama sudah semestinya mewujud dalam praktik paling sederhana. Lewat sapaan, senyuman, pengertian, kesediaan membantu, pemberian waktu untuk mendengarkan keluh kesah, bahkan sampai keberanian untuk menyuarakan hak-hak kemanusiaan. Cinta kasih itu semestinya kita rayakan dengan utuh dan lebih sungguh bersama pasangan, keluarga, rekan kerja, juga orang-orang yang membutuhkan meski tidak kita kenal secara intim. [Ester Novaria/ PKK]

Seputar Jogja

Serunya Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2019, Berbagai Pertunjukan Hingga Kuliner

foto dok.KK/Marcella

Y

ogyakarta kembali menyajikan dan menggelar acara tahunan yang tak boleh dilewatkan. Seperti kebiasaan sebelumnya di bulan perayaan Imlek, Kota Gudeg mengadakan gelaran meriah bertajuk Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) di kawasan Kampung Ketandan, Malioboro, Yogyakarta dengan mengusung tema ‘Harmony in Diversity’. Kegiatan ini juga diharapkan agar dapat merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa serta

menambahkan daya tarik wisata dan menggairahkan perekonomian di Yogya. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, pada Rabu malam (13/02/19) di panggung kehormatan Kampung Ketandan Malioboro, meresmikan berlangsungnya PBTY Ke-14. Pembukaan acara ditandai dengan bersama-sama panitia memukul genderang. Dalam sambutan pembukaannya, Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan pentingnya integrasi sosial-budaya diantara etnis Tionghoa dengan etnis Lokal Pribumi, sehingga terjadi kesepahaman yang mampu meminimalisir kesalahpahaman dalam interaksi sosial, bahkan mampu mengeliminasi potensi konflik yang bernuansa ras. “Disetiap pembukaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, saya senantiasa menekankan agar seluruh rangkaian kegiatan yang digelar selama PBTY mengarah ke integrasi sosial-budaya, seperti munculnya Wacinwa, Wayang Cina-Jawa, hasil adopsi Wayang Potehi terhadap Wayang Kulit,” ungkap Sultan HB X tersebut. Banyak keseruan ditawarkan dalam acara ini. Mulai dari atraksi barongsai yang memikat, hingga deretan kuliner menarik khas Tiongkok. Dengan dominasi warna merah dan deretan hiasan lampion gantung, gelaran ini tampak begitu meriah. Bahkan jumlah pengunjung terlihat sangat membludak. Setiap sudut gang

Kampoeng Ketandan tampak dipenuhi masyarakat sekitar Kota Yogyakarta. Acara ini digelar selama sepekan, pada 13 - 19 Februari 2019, PBTY menghadirkan berbagai rangkaian acara seru yang pantang dilewatkan. Berlangsung sore hingga malam, pengunjung bisa melihat beragam performance seperti seni tari, barongsai, live music, pentas wayang, talent show Koko-Cici Jogja 2019, hingga pameran batik dan Wayang China Jawa. Salah satu yang ditunggu-tunggu selama PBTY adalah atraksi liong dan barongsai. Saat upacara pembukaan dilangsungkan, kehadiran dua kesenian khas Tiongkok tersebut juga turut memeriahkan acara. Pertunjukan liong dan barongsai itupun dilaksanakan tiap hari selama gelaran PBTY berlangsung. Dua kesenian tersebut biasanya bakal dipertontonkan di panggung utama. Namun tak jarang ada barongsai yang turun dan berkeliling di jalan-jalan sekitar gang Kampung Ketandan untuk menyapa para pengunjung di kawasan tersebut. Selain pertunjukan kesenian meriah, salah satu yang jadi favorit pengunjung selama PBTY berlangsung adalah festival kulinernya. Selama event berlangsung, sepanjang jalan di tiap-tiap gang Kampung Ketandan didirikan ratusan stand kuliner. Meski PBTY menggelar Pork Festival, festival ini juga memiliki banyak tenant yang menawarkan makanan halal. Rasanya juga

dijamin nikmat dan dapat memanjakan lidah para pengunjung yang hadir. Berbagai kuliner tradisional hingga kekinian tampak memadati tiap gang Kampung Ketandan. Mulai dari nasi angkringan, gudeg, jajanan pasar, sate-satean, seafood, sushi, thai food, hingga pesta durian. pengunjung juga bisa berburu makanan khas Imlek di sini. Salah satu keseruan yang tak boleh dilewatkan di PBTY adalah area pameran Wayang Potehi. Wayang ini merupakan seni pertunjukan opera menggunakan boneka kain. Menurut beberapa sumber, kesenian unik ini berasal dari Hokkian, Tiongkok Selatan. Selama berada di area PBTY pengunjung bisa menyaksikan sederet koleksi Wayang Potehi dalam berbagai bentuk apik dan menarik. Pengunjung juga bisa mencoba melukis kepala Wayang Potehi di atas permukaan kayu. Setelah meriahnya acara pembukaan pada 13 Februari, ada kemeriahan lain yang juga dipertunjukkan pada PBTY sini, yakni Malioboro Imlek Carnival. Tak hanya menampilkan liong dan barongsai, karnaval ini dimeriahkan banyak pertunjukan keren dan mengejutkan seperti pemilihan Koko Cici Jogja 2019 dan Jathilan Gaul. Malioboro Imlek Carnival dihelat di sepanjang Jalan Malioboro pada 16 Februari 2019. Acara dimulai pukul 18.00 dengan titik start Taman Parkir Abu Bakar Ali hingga finish di Alun-Alun Utara. [Ivan]

9


Seputar Jogja

10

Kegiatan Bersama Keluarga Saat Valentine mengalami kegagalan dalam prosesnya. Hal ini dapat membuat suasana semakin hangat antar keluarga yang sudah jarang bertemu dan kembali bertemu. Kalian dapat memasak dalam jumlah besar dan dapat juga menciptakan cita rasa dalam masakkan yang berbeda, karena dimasak dengan suasana hati yang senang dan dibantu oleh anggota keluarga maka akan terasa ringan bahkan tak terasa saat proses memasaknya.

A

danya hari Valentine membuat kebanyakan orang mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan atau acara yang manis dan berkesan bagi orang yang dikasihinya. Seperti barang-barang khas saat adanya Valentine yakni coklat dan bunga, serta banyak hal yang dapat kita lakukan saat Valentine bersama siapapun dan dimanapun baik bersama keluarga, kerabat, teman, sahabat bahkan pasangan. Bagi kaum muda, Hari Valentine adalah sebuah hari dimana para kekasih menyatakan cintanya di negara bagian barat. Pada saat ini, Valentine diasosiasikan dengan para pecinta yang saling bertukaran notisi-notisi bertema Valentine, seperti kartu ucapan berbentuk hati, mawar merah, dan coklat. Mulai abad 19, produksi kartu ucapan secara massal. Sekitar satu miliar kartu ucapan valentine dikirimkan keseluruh dunia setiap tahun. Pada paruh abad 20, tradisi bertukaran kartu diperluas menjadi pertukaran cokelat dan bunga mawar. Di Amerika Serikat, Hari Valentine diasosiasikan dengan ucapan "Happy Valentine's Day" yang diucapkan oleh pria kepada teman wanitanya, atau siapapun. Hari penuh kasih sayang ini dapat kita abadikan bersama orang-orang terdekat dan kita dapat saling mempererat hubungan dalam kekeluargaan agar semakin harmonis. Berikut enam kegiatan yang dapat kita lakukan bersama keluarga saat Valentine. 1. Bertukar Coklat Siapa bilang bila bertukar coklat harus dengan pasangan? Kita dapat melakukan hal tersebut dengan keluarga kita bisa dengan orang tua, kakak, adik ataupun sepupu kita. Hal ini justru akan membuat hubungan antar keluarga semakin manis dan tentunya harmonis. Selain itu, dengan coklat berarti itu

Sumber: www.freepeik.com

merupakan suatu bentuk perhatian dan kasih sayang untuk keluarga kita Kita juga dapat menambahkan catatan kecil berisi kata – kata manis untuk keluarga kita. Di sisi lain, keluarga kita tentunya akan semakin sayang pada diri kita karena perhatian dan hadiah yang tulus kita berikan kepada keluarga kita. 2. Nonton film bersama Dengan nonton film bareng keluarga di rumah dapat membuat semua keluarga berkumpul di dalam satu ruangan dan berbagi cerita, pendapat tentang film yang ditonton. Kegiatan menonton bersama ini dapat menjadi ruang untuk mengeluhkan dan berbagi cerita dalam dunia diluar rumah dan dapat saling berbagi kasih dengan anggota keluarga lainnya yang mungkin tidak sering bertemu karena kesibukkannya masing – masing bahkan hanya untuk makan malam saja terkadang tidak sempat. Bagi kalian yang punya pasangan dapat juga mengajak pasangan kalian untuk ikut bergabung menonton film dan dapat menjadi kesempatan untuk memperkenalkan calon pasangan kalian kepada keluarga.

3. Foto Studio Seberapa sering kalian melakukan foto bersama dengan keluarga besar? Saat wisuda? atau saat hari – hari besar keagamaan? Moment hari kasih sayang ini dapat kalian manfaatkan untuk melakukan foto studio bersama dengan kelurga besar kalian dengan memakai pakaian yang seragam yang telah ditentukan bersama sebelumnya. Kalian dapat mengambil beberapa foto untuk dipasang dan diletakkan di ruang keluarga dan dapat kalian lihat setiap saat dan mengingat moment itu kembali. 4. Memasak Bersama Mengundang seluruh anggota keluarga dan mengadakan pesta makan malam bersama di rumah kalian merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan Bersama keluarga pada hari kasih sayang. Kebanyakan keluarga menginginkan hal untuk sekedar berkumpul walaupun hanya makan malam. Saat valentine inilah kalian dapat memanfaatkannya dengan masak bersama dengan saudara dan ibu kalian. Selain dapat bertukar resep masakan supaya rasa nya enak, kalian juga dapat berbagi cerita tentang masakan kalian yang mungkin pernah

5. Pergi berlibur Kalian sibuk dengan kegiatan diluar rumah dan butuh waktu untuk refreshing? Liburan bersama keluarga memang jarang dilakukan karena kesibukkan masing – masing individu, nah moment kasih sayang ini dapat kalian jadikan sebagai alasan untuk pergi bersama keluarga kalian dan berbagi kepenatan yang telah dirasakan beberapa hari yang lalu saat berada di kantor. Kalian dapat memilih objek wisata yang sekiranya dapat kalian nikmati untuk bersantai dan mengobrol santai dengan keluarga. Kalian dapat pergi ke pantai, air terjun maupun ke wisata alam lainnya. Kesibukan di dalam dunia kerja membuat kita ingin merasakan asrinya hembusan angin yang berhembus dan merasakan sejuknya udara yang belum banyak terkena polusi asap di perkotaan. Itulah beberapa kegiatan saat valentine yang dapat kalian lakukan bersama dengan keluarga kalian, ingat ya tidak selamanya valentine harus dirayakan dengan pasangan namun dengan keluarga justru dapat lebih baik dan dapat membuat hubungan keluarga kalian menjadi lebih harmonis. Selamat mencoba. [Pesna] - [Dirangkum dari berbagai sumber]

hari pers NASIONAL H

ari Pers Nasional (HPN) diperingati setiap tanggal 9 Februari, bertepatan dengan ulang tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Penetapan Hari Pers Nasional ini didasari dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 1985 yang ditanda tangani oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1985. (CNBC Indonesia, 2019)

Monumen Pers Nasional, Surakarta, Jawa Tengah (Kominfo, 2019)

BATAVIA SCHENOUVELLE

R. M. Djokomono Tirto Adhi Soerjo

Bataviasche Nouvelle adalah surat kabar pertama di Indonesia. Diprakarsai dan diterbitkan oleh Jan Pieterzoon Coon, surat kabar ini pertama kali terbit pada bulan Agustus 1744. Bataviasche Nouvelle sendiri berisi berbagai informasi seperti iklan produk baru sebagai upaya promosi, berita mengenai kapal dagang Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), informasi mutasi pejabat, berita perkawinan, kelahiran, dan kematian. (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2019)

Raden Mas Djokomo Tirto Adhi Soerjo adalah seorang tokoh pers Indonesia. Dilahirkan di Blora pada tahun 1990, beliau adalah pendiri Medan Prijaji, surat kabar nasionalis di Indonesia dimana semua orang yang terlibat di dalam pembuatan surat kabar tersebut adalah waga asli Indonesia. Melalui tulisannya, beliau seringkali menyuarakan kecaman pedas kepada pemerintah Belanda hingga akhirnya beliau ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bacan, Maluku Utara. Beberapa karyanya mencakup surat kabar Soenda Berita (19031905), Medan Prijaji (1907-1912), Putri Hindia (1908).

Tahukah kamu?

Indonesia memiliki jumlah media massa paling banyak di dunia sebanyak

47.000

4,3% Media Cetak 2,5% Media Elektronik

(Kemendikbud, 2019)

Peringkat Kebebasan Pers

Indonesia :

#124 +0.25 dari 180 negara dengan nilai:

39.68

[Infografik: Cindy]


Serba-Serbi

11

Backpackeran Seminggu di Bali, Siapa Takut?

B

ali sebuah nama yang tidak perlu kita pungkiri lagi keindahannya. Destinasi wisata kelas dunia, milik Indonesia, yang tentu merupakan salah satu bucket list perjalanan bagi setiap pelancong dari seluruh penjuru negeri maupun luar negeri. Tetapi, anggapan bahwa bertraveling ria di Bali memerlukan budget yang lumayan besar masih saja ada. Pada kali ini, saya akan memberikan tips dan trick bagaimana caranya bertraveling ria di Bali selama seminggu tanpa harus merogoh kocek yang besar. Pre-departure bookings • Kereta api, kapal feri, bus dan pesawat. Bagi sebagian orang, budget terbesar dari sebuah perjalanan mungkin adalah transportasi. Karena besarnya anggaran ini, perjalanan saya ke Bali pada akhir Januari yang dimulai dari tanggal 23 hingga 28 kemarin diputuskan menggunakan jalur transportasi darat. Tiket kereta api saya booking seminggu sebelum keberangkatan. Dimulai dari stasiun Lempunyangan (Yogyakarta), saya menggunakan jasa Kereta Api Indonesia kelas ekonomi dengan harga Rp.94.000 dengan tujuan akhir stasiun Banyuwangi Baru (Banyuwangi). Harga tiket kereta tersebut mungkin bisa dibilang menjadi yang termurah jika dibandingkan dengan harga tiket kereta untuk tujuan kota-kota lainnya. Untuk penyeberangan ke Bali (pelabuhan Gilimanuk), saya menggunakan ASDP Ferry Indonesia dengan harga Rp 6.500/orang dan dilanjutkan dengan perjalanan darat menggunakan bus dari terminal Gilimanuk hingga terminal Ubung dengan harga Rp 40.000/orang. Untuk perjalanan pulang kembali ke Yogyakarta, saya memutuskan menggunakan transportasi udara. Hal ini selalu saya lakukan pada setiap perjalanan, mengingat pada hari Seninnya saya diharuskan kembali beraktifitas sebagaimana mestinya. Harga tiket pesawat ke Yogyakarta saya dapat dengan harga Rp 400.000. Pada penerbangan ini, saya mengambil penerbangan yang paling pagi. Berdasarkan pengalaman pribadi, harga tiket untuk penerbangan paling pagi dan malam bisa jauh lebih murah ketika di bandingkan dengan jam-jam operasional kerja. • Motor di Bali. Untuk urusan transportasi selama di Bali, mengandalkan jasa rental sepeda motor menjadi jawaban utama. Selain bisa lebih fleksibel, tentu kita bisa menghemat pengeluaran biaya transportasi. Harga tiap jasa rental sangat bervariasi, berkisar antara Rp 50.000-Rp 60.000/harinya. • Seputar Hostel. Untuk urusan penginapan, semua selesai dengan menggunakan jasa traveloka.com maupun booking.com. Untuk kisaran hostel murah dan cukup nyaman biasanya seharga Rp 45.000/malam. All include facilities deh. Kolam renang, wifi dan AC. Jika kita pintar memilih hostel, terkadang ada juga yang sudah menyediakan breakfast. Tak perlu berfikir panjang, perjalanan dari Yogyakarta hingga Banyuwangi saya mulai pada pukul 7 pagi. Kurang lebih saya berada didalam kereta selama 12 jam. Selain bisa menghemat biaya, tentunya bisa istirahat di dalam kereta. Untuk urusan makan siang, sepenuhnya saya percaya dengan penyediaan konsumsi dari pihak PT.KAI. Selain harganya cocok, bagi saya porsinya juga cukup. Sesampainya di stasiun Banyuwangi Baru, saya berjalan kaki ke pelabuhan Ketapang yang jaraknya tidak sampai 1 Km dari stasiun. Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan menaiki kapal feri menuju pelabuhan Gilimanuk selama 45 menit dan diteruskan menggunakan bus menuju terminal Ubung, Denpasar. Hari pertama dan kedua Untuk urusan pergi dari titik A ke B selama di Bali, saya mengandalkan aplikasi waze dan Google Maps. Selain mudah untuk digunakan, pemetaan akan tempat-tempat yang ingin dikunjungi juga dapat terlihat dengan baik. Sesampainya di Denpasar, hal pertama yang dilakukan tentu langsung menuju hostel. Meskipun waktu check-in hostel baru bisa jam 2 siang, tapi tidak ada salahnya kalau saya menitipkan carrier ke petugas hostel. Sembari menunggu, saya menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di sekitar Kuta sambil sekiranya membeli peralatan pribadi yang diperlukan selama berada di Bali. Destinasi wisata hari kedua ialah pantai Batu Bolong dan Batu Belig. Hampir seharian lebih saya berada di daerah Canggu. Sebagai coffee addict, saya menyempatkan diri untuk ngopi di La Laguna sambil menikmati matahari terbenam. Untuk referensi lokasi-lokasi kunjungan selama di Bali, saya mengambil banyak referensi dari google.com/bali dan akun Instagram @explorebali.

foto dok.edward

foto dok.edward

foto dok.edward

Hari keempat Setelah menenangkan hati dan pikiran selama sehari di Ubud, keesokan harinya saya memutuskan untuk kembali ke pusat kota, tepatnya di daerah Seminyak. Di Seminyak, saya berkunjung ke Pura Petitenget, selain tujuan awal saya untuk menikmati matahari terbenam di resto La Planca pantai Seminyak. Pengalaman yang paling keren ialah ketika saya berusaha berbaur dengan warga sekitar. Kapanpun, dimanapun, dan siapapun tentu mampu menjadi kerabat ketika sudah berbicara tentang sepak bola. Ketika turis-turis lainnya fokus untuk menikmati indahya matahari terbenam, saya sebagai turis lokal yang notabene pergi ke Bali mampu dihitung dengan jari, memilih untuk berbaur dan bermain sepak bola bersama warga sekitar.

foto dok.edward

foto dok.edward

foto dok.edward

foto dok.edward

Hari kelima dan keenam Visi utama di dua hari terakhir berada di Bali ialah menuju pantai Uluwatu dan mengunjungi kerabat yang berada di daerah Jimbaran. Tetapi seketika rencana berubah ketika teman saya mengajak untuk mengunjungi air terjun Sekumpul dan Nungnung yang berada di utara pulau Bali. Perjalanan ke Nungnung bisa dibilang hampir sama dengan perjalanan ke Ubud kemarin, yang berbeda dalam perjalanan tersebut ialah ketika menuju air terjun Sekumpul yang tempatnya lumayan jauh. Air terjun Sekumpul berada di daerah Badung Utara, tepatnya di desa Belok Sidan. Air terjun Sekumpul sendiri dapat diakses menggunakan sepeda motor dengan estimasi waktu kira-kira 1 jam 25 menit dari pusat kota Ubud. Keesokan harinya, dikarenakan mengambil penerbangan yang paling pagi, saya memutuskan menggunakan jasa dari Go-jek untuk menuju bandara. Merogoh kocek 15ribu rupiah dari Seminyak hingga bandara saya rasa ialah harga yang paling pas untuk seorang backpacker. Sesampainya di bandara, hal terpenting untuk dilakukan adalah self check-in. Sebagai pribadi yang tidak suka terburu-buru, melakukan check-in pesawat lebih awal menjadi sebuah keharusan. Selain setelah check-in bisa bersantai di lounge sambil mendengarkan musik favorit, waktu yang senggang dapat digunakan untuk kembali produktif sebelum menjalani hari. Biasanya saya selalu membawa buku bacaan, mencoba mengedit tampilan foto di akun instagram pribadi dan bersua melalui telefon bersama orang terkasih. Demikianlah akhir petualangan saya selama kurang lebih satu minggu di Bali. [Edward]

foto dok.edward

foto dok.edward

Hari ketiga Hari ketiga berada di Bali, destinasi wisata selanjutnya ialah Ubud. Sebuah tempat yang paling cocok bagi seorang introvert seperti saya. Sunyi, namun mengagumkan. Kekayaan alam, kuliner unik dan ketenangan yang pastinya akan sulit ditemui jika kita berada di pesisir selatan Bali. Perjalanan ke Ubud dari Kuta memakan waktu hingga 1 jam. Selama perjalanan kita akan disuguhi dengan pemandangan yang asri dan terjaga. Sesampainya di Ubud, saya langsung menuju hostel. Seperti ala kadarnya seorang backpacker, menitipkan carrier ke pihak hostel adalah hal yang paling utama dilakukan. Pastinya lelah jika harus menggendong carrier selama perjalanan. Hostel di Ubud saya dapat dengan harga Rp 35.000/malam dan dengan harga tersebut kita sudah mendapatkan breakfast di keesokan harinya. Murah kan?? Selama di Ubud saya berkunjung ke Tegallalang Rice Field, Campuhan Ridge Walk dan Being a Local Tourist di sekitar pasar Ubud. Untuk tempat wisata Campuhan Ridge Walk dan pasar Ubud dapat diakses dengan berjalan kaki, terkecuali Tegallalang Rice Field yang jaraknya cukup jauh dari pusat Ubud itu sendiri.

foto dok.edward



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.