7 Gerbong Tawang Jaya Lepas, Masinis Tak Tahu SEMARANG - Puluhan penumpang Kereta Api Tawang Jaya yang berangkat dari Stasiun Poncol Semarang pukul 19.00 dengan tujuan Pasar Senen dibuat dibuat bingung
dan panik. Pasalnya tujuh rangkaian gerbong kereta api, tiba-tiba gelap dan berhenti di tengah sawah, dengan lokasi di sekitar Bandara Ahmad Yani Semarang.
Sementara itu masinis dan loko Kereta Tawang Jaya terus berjalan, tidak mengetahui kalau ada tujuh gerbong yang lepas dan tertinggal di tengah sawah. Beberapa penumpang ketika dihubungi Wawasan Bersambung ke hal 7 kol 3
Geser Marquez LE MANS - Balapan seru tersaji di MotoGP Prancis dan Dani Pedrosa muncul sebagai pemenang dengan catatan waktu 49 menit 17,707 detik. Cal Crutchlow memperoleh podium pertamanya dengan finis kedua dan Marc Marquez di urutan ketiga. Bersambung ke hal 7 kol 5
Dani Pedrosa
■ Senin Wage ■ 20 Mei 2013
Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE 28 NO: 63 TERBIT 24 HALAMAN ISSN 0215 3203 Foto: Dok
8
GEBYAR
Peduli Penghijauan TAK hanya cantik dan pintar, artis Revalina S Temat ternyata juga peduli dengan penghijauan.
SEMARANG SQUARE
17
Jika Tak Beri Ganti Rugi, Suporter Akan Disidik KAPOLRESTABES Semarang Kombes Elan Subilan menegaskan, jika minggu depan tidak ada penggantian kerugian, kasusnya akan diteruskan .
KENDAL DEMAK GROBOGAN
22
Jalan Sehat Pilgub Ricuh JALAN sehat sosialisasi Pilgub di Kendal ricuh. Warga berebut kupon undian.
WAWASAN PUTIH ABU-ABU
GENG MOTOR KIAN BRUTAL SEMARANG - Polisi di Kota Semarang tampaknya sudah harus semakin intensif memberantas geng motor di kota ini. Kian hari perilaku mereka semakin meresahkan warga Semarang. Bukan sekadar mengganggu, namun gerombolan liar ini semakin mengancam jiwa masyarakat. Terakhir, pada Minggu (19/5) dinihari, sekelompok pemuda yang diduga geng motor diketahui bertindak anarkis dan melakukan pengeroyokan terhadap Nur Rohmad (25), warga Kalialang Baru RT 06 RW 07, Gunungpati, Semarang. Akibatnya Nur Rohmad meregang nyawa setelah dikeroyok puluhan anggota geng motor. Peristiwa itu terjadi di depan Pemakaman Belanda Ereveld Candi, Gajahmungkur, Semarang sekitar pukul 02.30. Korban tewas di lokasi kejadian dengan luka parah akibat dianiaya menggunakan batu, helm dan tangan. Informasi yang dihimpun di kepolisian menyebutkan, pelaku berjumlah belasan orang dengan mengendarai sepeda motor. Mereka datang Bersambung ke hal 7 kol 3
Bentuk Pelampiasan
Minggu, sekadar mencari angin korban dan temannya jalan-jalan ke Jalan Pahlawan. “Kami sering ke Jalan Pahlawan. Malam itu, kami berangkat bareng sekitar pukul 20.00. Usai muter-muter, sampai di Jalan Pahlawan sekitar pukul 23.00. Sekitar pukul 02.00 kami pulang,” kata Agustina Cipta (16), sekolah siswi kelas III di salah satu SMP di Semarang mengakui.
SEMARANG – Maraknya aksi geng motor di berbagai kota termasuk Semarang, ditilik dari segi psikolog, merupakan aksi pelampiasan. Sikap super hero yang sedang menggebugebu menjadi salah satu pelampiasan ke hal-hal yang negatif. “Mereka mencoba keluar dari zona ketidaknyamanan. Bisa saja karena terlalu diatur oleh orang sekitarnya atau karena ajakan teman seusia yang negatif. Polisi seharusnya bisa menangani itu agar kejadiannya tidak terus terulang,” papar Pakar Psikologi Undip, Hastaning Sakti, Minggu (19/5). Jika memang banyak sekali aksi yang yang serupa, maka bisa saja para pemuda yang hobinya kebut-kebutan dan main balapan disalurkan. Penyaluran tersebut, lanjut Hastaning, bisa dengan mengalihkannya di sirkuit atau tempat olah raga motor lainnya. Di sisi lain geng motor marak karena fungsi pembinaan kepada masyarakat khususnya pemuda yang dilakukan oleh kepolisian gagal. Penegakan hukum yang konkret selama ini tidak berjalan dengan baik. Hal itu tentu saja membuat lemah keberadaan hukum dan tidak memberikan efek jera kepada pelaku kejahatan. “Kita memang tidak bisa menyalahkan pihak kepolisian sepenuhnya. Peranan orang tua dan pendidikan yang dibe-
Bersambung ke hal 7 kol 1
Bersambung ke hal 7 kol 3
DITANGKAP: Tiga pelaku pengeroyokan, diduga anggota geng motor saat diamankan di Mapolsek Gajah Mungkur Semarang, Minggu (19/5) sore. ■ Foto:Weynes-yan
Kepala Rohmad Bolong Dihantam Paving WAJAH-wajah mereka tampak polos. Di sela pemeriksaannya, mereka memanfaatkan waktu istirahatnya untuk tiduran, atau sekadar duduk-duduk di lantai depan ruang pemeriksaan petugas di Mapolsek Gajahmungkur. Sekitar delapan orang, dua di antaranya perempuan, dengan usia rata-rata belasan tahun, antara 16-20 tahun. Ya, mereka adalah teman-teman Nur Rohman (25), korban tewas akibat dikeroyok di depan
makam Belanda, Gajahmungkur. Septa Lestu Aji Prabowo (16), warga Kalialang Baru RT 04 RW 02, Gunungpati, salah satu teman korban menceritakan, bagaimana pembunuhan menimpa teman satu pekerjaan itu. Bersama sejumlah teman lainnya, korban merupakan seorang pekerja kuli bangunan. “Kami semua bekerja jadi kuli bangunan, ada yang di Grenwood, dan di kota,” kata Septa. Seperti biasa, pada malam
GUNA memberi ruang ekspresi, penyaluran aspirasi, dan gagasan bagi generasi muda, khususnya para pelajar SLTA, Harian Wawasan membuka rubrik baru “WAWASAN PUTIH ABU-ABU”. Topik bebas, menyangkut kondisi aktual yang menurut Anda perlu untuk direspons. Kirimkan tulisan Anda ke email putihabuabu@koranwawasan.com
Perbaikan Jalan di Jateng Rp 2,1 Triliun PEMERINTAH mengucurkan dana sebesar Rp 2,1 triliun dari Kementerian Pekerjaan Umum untuk perbaikan dan perawatan jalan nasional di Jawa Tengah. Di provinsi ini panjang jalan nasional yang akan mendapat perawatan dari anggaran itu sepanjang 3.569 km. mun Anugrah Murraya Seputra Semoga hasilnya pun baik.. Ranu Gary Sanjaya jangan diselewengkan!!! Bersambung ke hal 7 kol 1
Keberadaan Wiji Thukul, masih menjadi misteri semua orang. Termasuk keluarganya sendiri di Solo, hingga detik ini masih bimbang masih ada atau tiada. Sang istri pun menuding adanya skenario besar untuk menghilangkan maupun sekadar menyembunyikan hingga batas waktu yang tak diketahui. NY DIAH Sujirah (45) alias Sipon menghabiskan hari-harinya di sebuah rumah sederhana di Kampung Kalangan, Kelurahan Jagalan, Jebrebs Solo. Rutinitas sebagai tukang jahit masih dijalaninya untuk menyambung hidupnya. Sebenarnya Sipon mendambakan sang suami, Wiji Thukul senantiasa masih di sampingnya untuk menopang roda kehidupan.
15 Tahun Misteri Wiji Thukul
Sekolah & Berobat Gratis Ingatkan Gagasannya Namun faktanya reformasi telah berlangsung selama 15 tahun, dan selama waktu itu pula juga dia berpisah dengan Wiji Thukul. Ditemui di kediamannya, Sipon menuturkan perubahan telah ada meski belum seluruhnya terlaksana. Semisal adanya keberanian orang hukum untuk mengTUNGGU SUAMI: Sipon di depan lukisan suaminya Wiji Thukul yang selama ini misterius keberadaannya. ■ Foto: Bagus Aji
ungkap kebenaran.Tetapi mereka belum berani menerobos masuk kepada pelaku yang menghilangkan Wiji Thukul. Rasa salut juga dialamatkan anak-anak mahasiswa yang mencoba mengingatkan Wiji Thukul belum kembali melalui beberapa pementasan di sejumlah tempat. Mereka ini membuat poster dan membacakan puisi karya Wiji Thukul. Bahkan mereka juga menyodorkan puisi yang ada kepada sejumlah penonton. “Ekspresi Bersambung ke hal 7 kol 1