Dari Redaksi
ME D I A Sehat kembali hadir untuk menyapa kawan-kawan perawat Jawa Tengah Setelah lama vakum, akhirnya bertepatan dengan HUT
ke-49 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Media Sehat kembali ‘hidup’ Kami seperti
terbangun setelah tidur panjang
Ada kerinduan yang tertahan Sebagai media yang berjuang sebagai penyambung aspirasi, mengapungkan aspirasi perawat, kanalisasi perjuangan tersebut seperti mampat Tetapi sepenuhnya, tidak. Selama ‘tertidur ’ , Media Sehat seperti
bertapa Redaksi berpikir keras untuk
menampilkan format tepat, demi beradaptasi terhadap perkembangan zaman
Akhirnya, redaksi tampil kembali ke hadapan
ca dalam format yang berbeda Pilihan kami
adalah dalam bentuk digital, e-magazine. Format ini tentu lebih fleksibel, efektif, dan efisien, serta lebih cepat sampai ke tangan pembaca
Dengan format digital, penetrasi Media Sehat pun bisa lebih luas Dibandingkan bentuk konvensional, format digital kali ini bisa lebih menjangkau pembaca yang lebih luas Kalau sebelumnya, hanya bisa dinikmati perawat di Jawa Tengah saja, format e-magazine ini bisa menjangkau perawat se-Indonesia, bahkan se-dunia
Hanya saja, Media Sehat belum bisa rutin terbit sebulan sekali. Mohon maaf, kami baru bisa menyapa Anda dua kali dalam satu tahun Pertama, bertepatan dengan momentum HUT PPNI
Kedua, bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional Semoga, kehadiran kami bisa mengobati, kerinduan pembaca Selamat membaca g
Prof dr Zaenal Mutt aqin SpBS (K
Buruk Muka Cermin Dipecah-eh Dibelah!
Naluri kemanusiaan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro, Prof dr Zainal Muttaqin SpBS (K) PhD, terusik ketika melihat dan mendengar pernyataan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi
Sadikin dalam sebuah potongan video TikTok, yang menarasikan perbedaan kasta antara dokter dan perawat.
DI S E B U T K A N dalam video yang diunggah akun @drtonysetiobudi, yang kemudian viral itu, menteri menyebutkan bahwa (di Indonesia) perawat itu ‘pesuruh’, hampir mirip dengan ‘pembantu’ (Asisten Rumah Tangga)-nya dokter. Sedangkan
di luar negeri, perawat dan dokter itu sama kastanya, bekerja dalam sebuah tim Menurut Zaenal Muttaqin pernyataan tersebut cukup problematik Ia yang mengaku seorang warga masyarakat biasa, bukan golongan darah biru, dari keluarga pedagang pasar yang berke-
lah di teran telah dokter
asa rernah
yang digelar DPW PPNI Jawa Tengah dalam rangka HUT ke-49 PPNI, di Semarang
Dalam tanggapan terbuka yang dituliskan
Kumparan com, Zaenal Muttaqin, menuliskan saat periode tahun 1970-1980, pekerjaan perawat di semua RS diisi oleh para nakes paramedis lulusan sekolah pendidikan keperawatan (SPK) yang setingkat dengan SMA, sedangkan para dokter di rumah sakit semuanya adalah lulusan FK (setingkat universitas)
Meski demikian, tidak mungkin dokter menjalankan profesinya kalau bukan karena hadirnya perawat selaku pelaksana dari semua instruksi pengobatan untuk para pasien Bahkan pada umumnya perawat jauh lebih terampil dalam beberapa tindakan teknis yang rutin dilakukan seperti memasang infus pada anak
Jadi menurutnya profesi Keperawatan di Indonesia dan di dunia betul-betul mengalami transformasi dan peningkatan kualitas SDM yang bisa dibilang mengagumkan (bahkan mencengangkan) dalam tiga dekade terakhir ini
Pada tahun 1980-1990-an, para perawat lulusan SPK digantikan oleh adik-adiknya yang lulus dari akademi keperawatan (setingkat D3) Bahkan sejak memasuki abad 21, para perawat lulusan akademi ini secara pelan tapi pasti digantikan oleh mereka yang berpendidikan setingkat S1 ditambah pendidikan profesi ners, setara dengan para dokter lulusan dari Fakultas Kedokteran
dan ada yang menjadi guru SMA
Setelah menyelesaikan sekolah dokter di tahun 1983, ia berkesempatan sekolah spesialis, sekaligus menyelesaikan sekolah tingkat S3 di Jepang selama 6 tahun
Perjalanan hidup selama masa pendidikan serta berkarier sebagai praktisi medis telah memberinya pengalaman berinteraksi langsung dengan para dokter dan banyak perawat serta profesi lain di bidang kesehatan, baik di Indonesia dan di luar negeri
‘’Menurut saya, pernyataan BGS terkait perbedaan kasta antara profesi dokter dan perawat tersebut di atas bisa jadi merupakan hal yang wajar, bila hal itu disampaikan 40-50 tahun yang lalu ’’ cerita dia saat berbicara dalam seminar nanterprofessional Collaborative Practice’’
Bahkan saat ini tidak sedikit perawat yang berpendidikan perawat spesialis, S2 sampai S3 Di banyak Universitas, bahkan program studi keperawatan, program studi gizi (dietisian), program studi farmasi, dan program studi dokter ada di fakultas yang sama
Interaksi yang terbentuk selama pendidikan ini telah membentuk pola pikir para lulusan pelbagai profesi kesehatan tersebut untuk bekerja sama sebagai mitra yang saling membutuhkan, bahkan dibuat terstruktur berupa ‘kolaborasi inter-profesi’ sebagai salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh para dokter dan perawat
‘’Saya berasumsi, pernyataan BGS itu bisa saja muncul dari pengalaman pribadinya di masa kecil, sekitar 40-50 tahun lampau, mengingat beliau tidak pernah sekalipun memiliki pengalaman
pendidikan maupun karier di lingkungan profesi di fasilitas Kesehatan,’’ papar Zaenal Muttaqin
Profesor bedah syaraf itu menegaskan bahwa profesi perawat, profesi guru, dan profesi dokter, serta profesi kesehatan lainnya adalah profesi yang kehadirannya menjadi syarat mutlak terpenuhinya salah satu kewajiban konstitusi negara ini yaitu menghadirkan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan bangsa
Itu adalah sebuah fakta yang tidak terbantahkan bahwa saat ini negara belum bisa memberikan penghargaan yang pantas kepada para guru, perawat, dan nakes lainnya dengan gaji dan kesejahteraan yang layak
‘’Betapa mirisnya kita kalau melihat secara rutin banyaknya guru dan perawat yang bahkan harus demo dan melakukan mogok makan demi menuntut hak untuk bisa hidup layak setara para buruh (bukan profesi) dengan UMR-nya,’’ papar Profesor bedah
syaraf itu
Maraknya tuntutan untuk memperoleh hak kesejahteraan para perawat dan guru honorer yang terjadi tiap tahun dan terus berulang ini memperlihatkan bahwa negara ini sebetulnya masih buta dan tuli, bahkan bebal, kalaupun tidak dikatakan sebagai melanggar HAM
Dalam hal social positioning, menurutnya, kalau dibandingkan dengan negeri-negeri di luar Indonesia, situasi tidak adanya penghargaan (finansial) yang layak khususnya bagi profesi keperawatan dan profesi guru/ pendidik inilah yang tanpa disadari menciptakan perbedaan kasta ekonomi di antara profesi-profesi luhur yang mutlak diperlukan untuk membangun kehidupan bangsa yang lebih beradab
Dalam hal ini, adalah fakta yang tidak terbantahkan ‘’Itu menggambarkan peribahasa yang hampir kita lupakan Buruk Muka Cermin Dipecah-eh Dibelah,’’ paparnya.@en&sn g
HUT ke-49 PPNI
Kegembiraan dan gairah
mewarnai wajah para perawat saat merayakan Hari
Ulang Tahun (HUT) ke-49
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di tingkat
jajaran Dewan Pimpinan
Wilayah (DPW) PPNI Jawa
Tengah di Hotel Golden City
Semarang, Minggu 19 Maret 2023.
TE
dalam HUT tahun ini, ‘’Gapai Sejahtera dengan Profesionalisme’’ Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sedianya hadir, namun kehadirannya diwakili Dirjen Tenaga Kesehatan drg Arianti Anaya AKM, yang memberikan sambutannya secara daring.
Hadir juga mewakili Gubernur Jawa Tengah, Sekretaris Dinas Kesehatan, Jawa Tengah Desie Frihandini Afief SKM MHSc. Ketua Umum DPP PPNI Dr Harif Fadhillah SKp SH MKep MH, hadir langsung bersama Anggota Komisi IX DPR RI, Dr Edy Woeryanto SKp MKep
Ketua DPW PPNI Jateng, Ns Kurnia Yuliastuti SKp MKep bersama pengurus DPW PPNI lainnya, serta jajaran Ketua DPD PPNI se-Jateng, mendapatkan kehormatan atas kehadiran pejabat pemerintah, swasta, organisasi profesi kesehatan lain, stakeholder, dan para undangan lainnya
Perayaan ulang tahun itu juga diisi dengan Sem-
inar Nasional bertema Interprofessional Collaborative Practice’’ dengan pembicara, antara lain Dr Harif Fadhillah SKp SH Mkep, Dr Edy Woeryanto SKp Mkep, Ketua IDI Jateng dr Djoko Handojo Msi Med SpB (K) Onk FICS, serta Prof dr Zaenal Muttaqin SpBS (K) PhD.
‘’Alhamdulillah 49 tahun, usia yang tidak muda Sampai tahun ini kita bisa menjaga marwah, sekaligus menjaga profesi ini selalu ada untuk
sejahter tersebut, tidak mudah Menurut Bu Yuli, dari sekitar 8 600-an perawat honorer di Jawa Tengah lebih dari separuhnya bergaji di bawah UMR.
‘’Kinerja profesinya diakui belum Sehingga PR kita, adalah bagaimana memperjuangkan kesejahteraan perawat. Walaupun saat ini ada progres afirmasi bagi P3K, lama pengabdiannya dihargai Itu membuktikan pemerintah peduli perawat,’’ kata dia sambil mengungkapkan pemerintah mengentaskan 8 600 perawat honorer di Jawa Tengah
PPNI Jateng pun berusaha keras untuk membuat perawat sejahtera Di antaranya memenuhi kebutuhan perawat dengan pelatihan, seminar, juga kediklatan ‘’Kami memberikan hibah penelitian bagi perawat klinis, sebesar Rp 200 juta Ini menjadi bagian kembangkan kompetensi perawat,’’ ujar Bu Yuli.
Pada Harif Fadhilah mengatakan bahwa sejahtera dan profesionalisme merupakan dua hal
tuti
Tema ‘’Gapai Sejahtera dengan Profesionalisme’’, diusung menurut perempuan yang akrab disapa Bu Yuli itu karena memang perawat harus sejahtera dan profesional
‘’Kalau bicara sejahtera, tentu harus dibuktikan dengan profesionalisme
Demikian juga, ketika menjaga profesionalism dalam bekerja, harapannya harus sejahtera. Dua hal itu adalah keseimbangannya,’’ katanya
Sehingga tentu saja gapai sejahtera dengan profesionalisme adalah dua kata yang harus dimiliki perawat Sejahtera menurut Bu Yuli, bisa dilihat dari kesempatan bekerja di lingkungan kerja yang positif, kemudian ada ruang untuk berekspresi, serta melakukan pengembangan kompetensi secara baik
Di sisi lain, finansial akan terpenuhi ketika seorang perawat menjalani profesinya dengan baik
‘’Harapannya ada keseimbangan antara hak yang dinikmati sebagai bagian dari profesionalisme yang dia berikan,’’ ujar dia
Hanya saja perjuangan menuju perawat yang
kata tersebut tidak bisa saling menegasikan.
‘’Keniscayaan harus dicapai dua-duanya Tidak mungkin capai kesejahteraan tanpa capai profesionalisme, tidak juga mengaku profesional tapi tidak dapat kesejahteraannya,’’ katanya
Ia mengingatkan momentum 49 tahun adalah saat yang tepat untuk menyelaraskan dua kata tersebut, perawat harus sejahtera sekaligus profesional. Tentu saja, peran organisasi profesi sangat diperlukan untuk menuju tujuan tersebut
Kalau perawat sejahtera, profesional, pasien pun akan mendapatkan perawatan yang optimal. Dengan perawat profesional, aspek kesejahteraan untuk masyarakat terpenuhi, @en&sn g
Menkes Hadiri
Semarak Gebyar HUT ke-49 PPNI’’
Kebahagian dan antusias insan keperawatan dalam mengikuti Hari
Ulang Tahun (HUT) ke-49 Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI) di seluruh nusantara.
SE H U B U N G A N hal itu, Dewan Pengurus
Pusat (DPP) PPNI menggelar “Semarak
Gebyar HUT PPNI ke 49” yang dihadiri langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi
Sadikin di The Sultan Hotel Jakarta pada Jumat, 17 Maret 2023
Umum DPP PPNI Harif Fadhillah, Sekreral DPP PPNI Mustikasari, Bendahara
Umum DPP PPNI Aprisunadi bersama Pengurus
DPP PPNI lainnya mendapatkan kehormatan atas
kehadiran pejabat pemerintah, swasta, organisasi profesi kesehatan lain, stakeholder, dan para undangan lainnya, termasuk Ketua DPW PPNI dan Badan Kelengkapan PPNI
Harif Fadhillah mengungkapkan untuk menargetkan peningkatan jumlah personel perawat yang
berkualitas, dan mengutamakan terhadap pemerataan penempatan perawatan di berbagai pelosok Indonesia dalam menunjang program pemerintah
Dikatakannya, PPNI akan membuat langkah-langkah analisis proyeksi tenaga keperawatan di Indonesia sampai dengan ku waktu 5 tahun ke depan.
“Proses analisis proyeksi tenaga keperawatan sebenarnya sudah berjalan namun memang saat ini sangat tergantung pada sistem pelayanan di PPNI. Sebagai contoh di Filipina setiap 1 000 penduduk ada 4 Perawat, sementara di Jepang setiap 1 000 penduduk ada sekitar 11,8 Perawat,” terang Harif
Fadhillah
Menurutnya jika dibandingkan dengan dua negara tersebut, sebenarnya bahwa Indonesia jauh tertinggal yaitu sebanyak 2,3 Perawat per 1 000 penduduk
“Nah analisis proyeksi tenaga keperawatan ini lah yang sekarang tengah dibidik PPNI untuk ditingkatkan jumlahnya,” jelas doktor keperawatan itu.
Dijelaskannya, bahwa Indonesia sebagai negara besar di Asia tenggara bahkan Asia terlebih dilihat dari populasi atau jumlah penduduk, maka memang sangatlah kekurangan jumlah Perawat
Berkaitan dengan kurangnya jumlah Perawat, utkannya adalah salah satunya dise-
faktor pelayanan di Indonesia yang belum menyentuh di berbagai sendi kehidupan.
“Jika di Jepang pelayanan keperawatan menyentuh hingga ke berbagai rumah yang berada di pelosok wilayah maupun panti-panti Di Indonesia profesi perawat masih terfokus pada pelayanan di Faskes dan Puskesmas. Itupun tidak semua desa atau kecamatan memiliki Faskes atau Puskesmas dan ini merupakan kelangkaan yang laten,” ucapnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan RI Budi G Sadikin dalam sambutannya menyebutkan bahwa pihaknya akan mendorong dalam hal peningkatkan kualitas Perawat
“Dokter butuh 3 Perawat jika operasi Jadi kalau jumlah Perawat sedikit, jelas itu akan menahan laju kualitas perawat,” katanya
Dalam kesempatan ini pula, DPP PPNI memberikan apresiasi kepada stakeholder yang selama ini telah bekerja sama, diantaranya : Basarnas, BNN, BNPB dan PMI.@en g
Interkolaborasi tenaga kesehatan merupakan syarat mutlak untuk
mewujudkan layanan kesehatan berkualitas. Hanya saja, para tenaga kesehatan baik perawat, dokter, maupun bidan, harus memiliki kesetaraan berpikir, baik dalam hal wawasan, pengetahuan, dan keahlian.
HA L itu mengemuka dalam Seminar Nasional bertema Interprofessional Collaborative Practice yang digelar DPW PPNI
Jawa Tengah dalam rangka HUT ke-49
PPNI Hadir sebagai pembicara, Dr Harif Fadhillah
SKp SH Mkep, Dr Edy Woeryanto SKp Mkep, Ketua
IDI Jateng dr Djoko Handojo Msi Med SpB (K) Onk
FICS, serta Prof dr Zaenal Muttaqin SpBS (K) PhD
Bertindak selaku pembicara kunci, Dirjen
Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, drg
Arianti Anaya AKM mewakili Menteri Kesehatan
Budi Gunadi Sadikin.
Ia menegaskan bahwa seminar nasional
bertema kolaboratif itu merupakan hal penting. Kolaborasi merupakan hal utama untuk layani kesehatan Pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa peran perawat sangat besar.
‘’Tetapi dalam transformasi kesehatan, diperlukan kompetensi, dan kerja sama dengan nakes lain Kalau kompetensi kurang, tentu saja kolaborasi belum baik, yang berakibat rendahnya pelayanan kesehatan Jadi setiap nakes harus berinisiatif lakukan kolaborasi demi kepuasan pasien,’’ papar Arianti
Belum terciptanya kolaborasi nakes itulah yang membuat pelayanan kesehatan di Indonesia masih
buruk. Hal itu diakui Edy Wuryanto. Menurutnya layanan kesehatan kita buruk di mata masyarakat
‘’Urusan administrasi ngalahin nyawa Hanya garagara miskomunikasi, seorang ibu hamil ditolak rumah sakit, berdarah-darah, dan meninggal,’’ katanya.
Menurut Edy hal itu terjadi karena layanan kesehatan tidak terkolaborasi dengan baik, masih terfragmentasi.
‘’Di hospital, perawate mlaku dewe, doktere mlaku dewe, bidane mlaku dewe. Pasien tidak dikeroyok barengbareng,’’ katanya
Menurutnya koaborasi tenaga keehatan tersebut an tercipta apabila a kesetaraan rpikir tenaga kesean, baik wawasan, getahuan, maupun hlian.
‘’Saya bangga, hari ini perawat punya ide asi Tapi lebih a lagi kalau dokter ajak kolaborasi, akan dasyat,’’
Edy
Sedangkan Djoko ndoyo mengatakan hwa tenaga kesetan menginginkan erkolaborasi
ekerjaan dalam ayanan kesehatan di rumah sakit sudah dilakukan bersama-sama, kerja sama dan terkoordinasi.
‘’Fakultas
Keperawatan, bahkan kolaborasi sejak pendidikan, kita satu
rumah, tentang kolaborasi ini, tergantung
bagaimana kita melakukannya,’’ katanya Merawat pasien, katanya tidak seperti bikin roti.
‘’Banyak hal telah dilakukan untuk interkolaborasi, rawat bersama Kalau kita semua kumpul, tidak bisa Tapi kita berkomitmen menuju kolaborasi,’’ kata Djoko Handoyo @en/sn g
DPW PPNI Jawa Tengah memantapkan visinya sebagai “Pelopor organisasi profesi yang Smart, Inovatif, dan Interaktif ‘’ dalam mewujudkan perawat yang profesional, sejahtera dan bermartabat.
Lima Pilar PPNI Jawa Tengah
HA L tersebut disampaikan Ketua DPW
PPNI Jawa Tengah, Ns Kurnia Yuliastuti
SKp MKep, dalam Rapat Pleno DPW
PPNI Jawa Tengah di Griya Persada Convention Hotel and Resort Bandungan, Sabtu 7 Januari 2023.
Visi tersebut dituangkan ke dalam misi organisasi, dan dijadikan landasan dalam penyusunan program kerja Program kerja itu merupakan upaya untuk mencapai tujuan organisasi
Kurnia Yuliastuti yang akrab disapa, Bu Yuli, menyampaikan lima pilar arah kebijakan organisasi yang dituangkan dalam misi dan dikuatkan dalam program unggulan DPW PPNI Jateng. Lima pilar tersebut, pertama, Meningkatkan tata kelola organisasi yang berkinerja tinggi dan berkelanjutan, berbasis teknologi informasi, transparan, dan akuntabel; kedua meningkatan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan, dan penelitian keperawatan, sebagai dasar pengembangan profesi perawat untuk memberikan pelayanan bermutu
kepada masyarakat Selanjutnya, ketiga membangun sumber daya manusia keperawatan yang kredibel, memiliki nilainilai profesionalisme, etika, moral, dan disiplin profesi; keempat, meningkatkan kesejahteraan perawat melalui penghargaan, kompetensi, status kerja, praktek mandiri, peluang kerja serta advokasi perlindungan hukum anggota; serta kelima, jejaring yang strategis, sinergis dan berkelanjutan dengan stakeholder
Pada kesempatan tersebut, Dewan Pertimbangan DPW PPNI Jateng, Suharsi SKM MKes mengingatkan untuk mencari akar persoalan sebelum menyusun program kerja.
Sedangkan Ketua Dewan Pertimbangan, sekaligus anggota DPR RI Komisi IX, Dr Edy Wuryanto SKp MKep, dalam arahannya, meminta pengiriman perawat ke luar negeri menjadi salah satu program unggulan
‘’Salah satunya, pengiriman perawat ke Singapura yang meminta 2 000 perawat,’’ katanya @en g
Berhasil Tembus 90 Persen Program Kerja DPW Jateng 2022
DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah
telah berusaha menjalankan program-program unggulan yang
menjadi program kerja pengurus tahun 2022. Hasilnya dipaparkan dalam Rapat Pleno pengurus yang digelar di Bandungan, Sabtu 7 Januari 2023.
KE T U A Dewan Pengurus Wilayah
(DPW) PPNI Jateng Ns Kurnia Yuliastuti SKp MKep memaparkan realisasi dari program kerja pengurus inti dan bidangnya
Menurutnya, program kerja yang direncanakan Tahun 2022 menunjukkan angka keberhasilan realisasi sebesar 90 % Hal itu ditunjukkan dengan serapan anggaran yang telah ditetapkan dan capaian
kinerja yang ditargetkan
‘’Kami berhasil merealisasikan program-pro-
gram unggulan pengurus,’’ kata perempuan yang akrab disapa Bu Yuli
Beberapa program unggulan dari pengurus inti dan bidangnya, tersebut merupakan prestasi tahun 2022, di antaranya pembuatan video peran perawat di era pandemi Covid-19, peningatan kesejahteraan anggota melalui pengangkatan PPPK, dan pembentukan Badan Bantuan Hukum (BBH) PPNI untuk membantu perawat dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan hukum
Sementara, realisasi peningkatan pengetahuan dan pencerahan bagi anggota dilakukan melalui program Podcast PPNI
‘’Capaian berikutnya yaitu terbentuknya Badan Penanggulan Bencana (BAPENA) PPNI,’’ katanya
Selain itu, tambah Bu Yuli, peningkatan budaya ilmiah bagi perawat juga diupayakan melalui kegiatan penelitian dan publikasi ilmiah, penguatan status akreditasi jurnal sesuai keilmuan keperawatan dan penambahan jurnal baru yaitu Jurnal Pengabdian Perawat
‘’Sementara penguatan kinerja penelitian bagi perawat klinik di pelayanan kesehatan dilakukan dengan pemberian hibah penelitian dan publikasi ilmiah,’’ pungkas Bu Yuli.@en g
Luncurkan Sinakes,
a t a Te n a g a K e s e h a t a n
Kementerian Kesehatan merilis pembaruan platform atau portal Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK) menjadi
Sistem Integrasi Tenaga Kesehatan (Sinakes) pada Sabtu (11/3) di Jakarta.
PE M B A R U A N tersebut mencakup ketersediaan data yang lebih banyak dan lengkap serta
tampilan laman yang lebih bagus dan interaktif, sehingga memudahkan proses monitoring ketersediaan data tenaga kesehatan di daerah
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam
keterangannya, mengapresiasi langkah Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan dan Digital Transformation Office (DTO) yang telah berkolaborasi untuk menyediakan
data tenaga kesehatan yang akurat, terintegrasi dan terdigitalisasi Ia pun mendorong agar praktik baik ini diperluas.
''Saya bangga sekali sudah menjadi seperti ini, kalau bisa semua data kemenkes diautomatisasi seperti ini,''
kata Menkes
Menkes berharap pengembangan platform Sinakes terus ditingkatkan dengan tetap menjaga kualitas datanya Ini penting, sebab data tersebut akan menjadi
K e m e n k e s P e r b a r u i P l a t f o r m I n t e g r a s i D
acuan pemerintah untuk membuat keputusan yang tepat dan akurat terutama terkait dengan tenaga kesehatan.
''Buat saya kerapihan dan kualitas data itu sangat penting, terutama untuk mendukung pemenuhan tenaga kesehatan di daerah, nantinya bisa ketemu itu, antara supply dan demand Nakes di masing-masing wilayah,''
jelas Menkes
Pada kesempatan yang sama, Chief Digital Transformation Office (DTO) Setiaji mengungkapkan bahwa pembaruan platform ini memungkinkan pemerintah untuk
mendapatkan sekaligus menyediakan database berbagai
jenis tenaga kesehatan yang akurat, terstruktur dan real time di masing-masing wilayah di Indonesia
Tenaga kesehatan yang dimaksud tidak hanya
nakes yang aktif namun juga nakes yang tidak aktif Dengan begitu, pemerintah dapat memetakan kebutuhan tenaga kesehatan di masing-masing daerah, sehingga
apabila ada kekurangan tenaga kesehatan dapat segera
dipenuhi
''Jadi kita bisa merencanakan kebutuhan nakes se-
mendorong agar tenaga kesehatan maupun instansi kesehatan melakukan segera melengkapinya untuk selanjutnya dapat diupdate secara berkala
''Kita harapkan secepatnya bisa komplit, supaya bisa digunakan untuk perencanaan, kita terus mengejarnya,'' ujar Setiaji
Dalam implementasinya, platform Sinakes akan diintegrasikan dengan berbagai platform kesehatan salah satunya ASPAK, sebuah aplikasi yang menghimpun data dan informasi terkair sarana, prasarana dan, alat kesehatan yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan
Pengintegrasian ini memungkinkan Kemenkes untuk memantau, merencanakan dan mengelola infrastruktur dan perangkat medis yang ada di fasyankes
''Begitu kita mau delivery dokter kesana, dicek ada alat kesehatannya atau tidak, jangan sampai sudah didelivery kesana misalnya dokter jantung tapi alatnya tidak ada, atau kebalikannya, disana sudah ada alatnya tapi dokternya tidak ada, kita bisa delivery,'' jelasnya
Nantinya, Sinakes juga akan diintegraiskan dengan SATUSEHAT Selain integrasi antarplatform, Sinakes juga akan dibuka secara publik, sehingga bisa diakses oleh masyatakay luas Meski begitu, Setiaji memastikan data tersebut aman dan terlindungi terutama pada nformasi-informasi yang sifatnya personal dan ensitif.
''Saat ini baru bisa diakses Ditjen Nakes, epan kita akan buka ke publik Tentunya kita melihat apa yang bisa dibuka, @en g
cara real, nanti tentu kita
bangkan dalam hal saran
prasarana,'' kata Setiaji
Setiaji menjelaskan
integrasi data nakes telah
ulai sejak tahun 2022 Se
ini, integrasi data tenaga
sehatan telah rampung
100%, sementara kekom
plitan data sudah 90%
Mengingat pent-
ingnya data ini, Setiaji
Te
p
i
Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-49 Persatuan Perawat
Nasional Indonesia ( PPNI ) diadakan DPD PPNI
Kabupaten Demak, Sabtu, 18 Maret 2023 di Alun – alun Demak.
PE R I N G ATA N hari jadi “ para perawat seluruh Indonesia ini ” diadakan dengan berbagai kegiatan antara lain senam Germas bersama, pemeriksaan kesehatan ringan seperti tekanan darah dan gula darah semua untuk umum dan gratis
Pemeriksaan HIV dan memberikan edukasi untuk pola hidup sehat dengan Diabetes melitus ( DM ) juga disediakan para pahlawan kesehatan ini.
Ketua DPD PPNI Kabupaten Demak Ns Totok
Guntoro SKep menyampaikan peringatan HUT
PPNI diadakan tiap tanggal 17 Maret dan kali ini merupakan peringatan ke-49
Selain itu, Hari Perawat Nasional juga sebagai momentum untuk memperingati lahirnya organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
Totok juga menyampaikan pesan agar perawat tetap menjaga profesionalisme dalam upaya mendukung program kesehatan masyarakat.
“Perawat harus tetap menjaga profesionalisme, sesuai dengan tema tahun ini yakni gapai sejahtera dengan profesionalisme. Tentu harapan kita semua dapat terus bekerja secara maksimal dan profesional,” kata Totok
Tugas perawat dalam rangka ikut aktif bersama pemerintah menurunkan angka stunting dan berbagai penyakit musiman pasca Covid-19 terus dilakukan dengan selalu menjaga kekompakan
“Tugas perawat tidak pernah usai Setelah kemarin kita berjibaku melawan covid, sekarang kita bersama pemerintah berjibaku menurunkan angka stunting termasuk melawan penyakit musiman hingga level desa. @en/jtgtime g
t a
M e n g a b d
M e nj a g a P r o f e s i o n a l i s m e
Peringati HUT ke-49, Pj Bupati
Batang Minta PPNI Semakin Profesional Layani Masyarakat
DA L A M rangka memperingati HUT ke-49
PPNI, Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPD PPNI) Batang menggelar gebyar skrining
kesehatan bagi masyarakat umum di Gor Sarengat
Batang, Kabupaten Batang, Jumat, 17 Maret 2023
Ketua DPD PPNI Batang Moh Fajeri mengatakan, kegiatan HUT PPNI Batang diawali dengan senam
bersama Penjabat (Pj) Bupati Batang yang dilanjutkan
skrining kesehatan bagi masyarakat umum yang ingin diperiksa kondisi kesehatannya
“Gaya hidup tidak sehat akan berdampak menurunkan status kesehatan yang dapat mendatangkan
berbagai penyakit Hal itu bisa dideteksi dengan
melakukan pengecekan skrining kesehatan, sehingga
dapat mencegah penyakit tersebut dengan melakukan
perubahan pola hidup sehat,” kata Moh Fajeri
Dia mengungkapkan, bahwa dalam skrining kesehatan pihaknya menargetkan 1 600 orang Rencananya, skrining tidak hanya dilakukan di Gor
Sarengat saja, namun satu minggu ini sudah dilaksanakan di 15 kecamatan Adapun petugas skrining dilakukan oleh teman-teman perawat yang ada di Puskesmas
“Untuk target skrining di Gor
Sarengat sendiri yakni 300 orang.
Melihat antusias yang luar biasa
dari masyarakat sekarang sudah
mencapai 600 orang yang sudah
terpenuhi,” ujarnya
Ia menuturkan, pelayanan
skrining kesehatan meliputi cek
gula darah, pemeriksaan fisik, pemeriksaan telinga, pemerikan darah dan lain
sebagainya
Selain itu, lanjut dia, pihaknya membagikan bingkisan paket tambahan makanan bergizi yang didistribusikan untuk 25 penderita stunting dan juga memberikan bantuan paket sembako kepada keluarga Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) yang tidak
mampu
“Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian para perawat, kadang untuk berobat saja tidak ada biaya untuk uang transport Oleh karenanya, saya mengajak semua anggota PPNI Kabupaten Batang agar ada rasa peduli kepada sesama,” tandasnya
Sementara itu, Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan, bahwa peringatan HUT ke-49 PPNI Batang ini sangat luar biasa Ratusan masyarakat berkumpul melakukan senam dan dilanjutkan dengan skrining kesehatan
“Para perawat ini merupakan salah satu pahlawan di Kabupaten Batang dan sebagai garda terdepan yang membantu menangani Covid-19 dan penurunan stunting,” jelas Lani
Ia menyebutkan, saat ini jumlah perawat di Kabupaten Batang ada 1.137 anggota yang sudah ASN maupun honorer Meski demikian, Pemkab Batang tidak akan membeda-bedakan dalam masalah status dan kami juga selalu mengajukan pengangkatan ASN ataupun PPPK bagi para perawat yang masih honorer @en/infojtg g
Untuk memperingati hari ulang tahun (HUT) Ke-49 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), DPD PPNI Kabupaten P urworejo melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan menggelar donor darah pada Minggu (19/3/2023).
KE G I ATA N tersebut terbuka untuk umum dan dilaksanakan di Gedung Pusat Pengembangan Perawat Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
Selain menggelar donor darah, pada waktu bersamaan DPD PPNI Kabupaten Purworejo juga menggelar kegiatan jalan sehat bagi perawat dan masyarakat sekitar dengan menyediakan berbagai doorprize menarik.
Ketua DPD PPNI Kabupaten Purworejo , Heru Agus Prastowo, menyebut kegiatan jalan sehat dan donor darah itu termasuk serangkaian peringatan
HUT Ke-49 PPNI yang sudah dilaksanakan sejak Minggu (12/3/2023) lalu
Agenda tersebut diawali dengan pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan gratis bagi masyarakat Purworejo pada Minggu (12/3/2023) di alun-alun
Kabupaten Purworejo
Kemudian, kegiatan berlanjut dengan lomba nyanyi Mars PPNI dan tasyakuran yang melibatkan
seluruh civitas perawat di Kabupaten Purworejo untuk memupuk rasa bangga terhadap profesi pada Jumat (17/3/2023)
"Hari ini (Minggu, 19/3/2023), kami adakan kegiatan bersama masyarakat yakni jalan sehat dan donor darah massal Untuk donor darah kami menargetkan 100 peserta Akan tetapi, sepertinya bisa melebihi target mengingat sampai pukul 10 30 WIB sudah ada 82 pendonor, sedangkan antriannya cukup panjang," kata Heru kepada Tribunjogja com , Minggu (19/3/2023)
Melalui kegiatan donor darah itu, ia berharap bisa membantu terpenuhinya ketersediaan stok darah bagi pasien yang membutuhkan
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa di usia Ke49 tahun PPNI, dapat dimaknai sebagai momentum untuk meningkatkan kompetensi para perawat sesuai dengan tema 'Gapai Sejahtera dengan Profesionalisme' @en/trbnjtg g
Peringati HUT PPNI ke- 49,
Rektor UMKU menekankan komiten Peruruan
Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) ke-49 Universitas
Muhammadiyah Kudus bersama
DPD PPNI Kabupaten Kudus selenggarakan seminar keperawatan.
DU A pembicara expert dihadirkan dalam kegiatan ini Rektor UMKU, Dr Ns Rusnoto SKM MKes (Epid) dan Ketua
DPD PPNI Kudus, Ns Masvan Yulianto
SKep Mkes, pada, Sabtu, 18 Maret 2023
Seminar ini mengangkat tema penting dalam dunia keperawatan Indonesia “Meningkatkan Profesionalisme dan Sumber Daya Manusia dalam Keperawatan”
Tema tersebut sengaja diangkat oleh panitia
karena PPNI telah melalui perjalanan panjang sebagai organisasi profesi Perawat di Indonesia, dan bukan hal yang mudah untuk menjaga kelangsungan sebuah organisasi yang senantiasa menjadi rumah bagi warga profesinya.
Kiprah yang luar biasa menjadi garda depan menjaga dan meningkatkan status kesehatan klien atau masyarakat, karena itu tuntutan profesionalisme dalam bekerja menjadi etos yang harus terus diupayakan
Tinggi (UMKU) dalam menciptakan kompetensi SDM perawat dan bersinergi dengan perawat kilinis dalam memberikan pelayanan yang optimal. “Berdasarkan data dari Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) tahun 2020, terdapat 633 025 perawat aktif secara STR, dan pada tahun 2025 secara komulatif diperkirakan akan menjadi 696 217 orang, adanya surplus tenaga perawat ini harus diimbangi dengan penyerapan pendayagunaan sumber daya kesehatan, oleh karena itu komitmen UMKU sebagai pelenggara pendidikan keperawatan dari tingkat S1 hingga profesi ners selalu siap mengupayakan yang terbaik melalui kelimuan yang tentu sejalan dengan perkembangan iptek,” ungkap Rusnoto.
Ia juga menjelaskan strategi meningkatkan SDM perawat professional dapat ditempuh melalui penguasaan kompetensi abad ke-21, Skill Pelatihan dan pendidikan profesi, serta manajemen jenjang karir
Senada dengan ungkapan tersebut, Ketua DPD PPNI Kudus juga menekankan pentingnya profesionalisme dalam diri perawat “Perawat hendaknya mampu mengkonversikan ilmuya menjadi keterampilan, perawat professional harus selalu menjunjung tinggi etika dan integritas profesi,nilai-nilai professional harus menjadi bagian dan telah menjiwai seseorang yang sedang mengemban sebuah profesi,” kata Masvan Yulianto @en/umku g
HUT Ke-49 PPNI Jepara
Jadi Momentum Tingkatkan Profesionalisme Perawat
MEMPERINGATI Hari Ulang Tahun (HUT) ke-49 Tahun 2023, DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Jepara diharapkan semakin profesional untuk melayani masyarakat.
HA L ini sebagaimana disampaikan
Ketua DPD PPNI Kabupaten Jepara
Hadi Sarwoko, saat doa bersama dan tasyakuran peringatan HUT PPNI, Jumat (17/3), di kantor PPNI Jepara.
S E S U A I dengan tema kali ini, “Gapai Kesejahteraan dengan Profesionalisme”, Hadi Sarwoko berharap, para perawat yang ada di Kabupaten
Jepara semakin profesional untuk melayani
masyarakat Ada 1 586 anggota PPNI yang tersebar di seluruh fasilitas kesehatan di Kabupaten Jepara.
“Kami berharap ke depan anggota PPNI semakin profesional Laksanakan tugas dengan sepenuh hati untuk kesehatan masyarakat,” kata Hadi, sebagaimana dikutip dari Radar Kudus
Dengan adanya tuntutan profesionalitas ini, Hadi mengakui masih ada perawat yang bekerja dan digaji di bawah upah minimum Seperti halnya mereka yang bekerja di fasilitas kesehatan (faskes) swasta, termasuk klinik Untuk itu, ia mendorong pimpinan, pengelola, direktur fasilitas kesehatan untuk memperhatikan kesejahteraan perawatnya.
“Saya berharap kesejahteraan mereka jangan sampai di bawah angka minimum Ini akan terus kita dorong Semoga ke depan akan lebih baik,” kata Hadi
Rangkaian Peringatan HUT PPNI ke-49 ini terdiri dari, Tasyakuran dan Doa Bersama, Jepara), Turnamen Futsal dan Bulu Tangkis antar DPK (Dewan Pengurus Komisariat) se Kabupaten Jepara @sn g
PPNI Gandeng Untag
Gelar Diklat Mediator Bersertifikat
PERSATUAN Perawat Nasional
Indonesia (PPNI) Jawa Tengah
menggandeng Untag Semarang
yang telah memiliki legalitas dari
Mahkamah Agung RI untuk
menggelar Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) mediator bersertifikat bagi para perawat.
DI K L AT ini dilakukan mengingat saat ini sengketa medis cenderung meningkat, sementara dalam penyelesaiannya menurut Undang Undang Kesehatan
telah ditetapkan bahwa untuk menyelesaikan sengketa medis secara hukum harus terlebih dahulu dilakukan mediasi.
Untuk itu, tenaga kesehatan atau perawat perlu memahami penyelesaian sengketa medis melalui mediasi Mengingat mediasi merupakan alternatif sengketa secara adil, yang lebih efektif dan memuaskan daripada penyelesaian melalui peradilan
Hal itu disampaikan Ketua DPW PPNI Jawa
Tengah Ns. Kurnia Yuliastuti, M.Kep saat menandatangani naskah kerjasama dengan Rektor Untag
Prof Dr Drs Suparno, MSi, yang diselenggarakan di kampus Program Studi Hukum Program Doktor
(PSHPD) Untag Jl Pemuda 70 Semarang, pada tanggal 25 Februari 2023
Melalui kerjasama ini, Kurnia Yuliastuti menyampaikan terima kasih karena Untag telah memberikan energi positif dengan motivasinya yang sangat luar biasa, maka dalam kerjasama ini tidaklah salah kalau PPNI memilih Untag sebagai partner
Menurutnya bahwa pendidikan dan pelatihan mediasi ini sangat penting bagi tenaga kesehatan khususnya para perawat.
Untuk itu, hal ini akan disampaikan kepada
PPNI Pusat agar dapat diwacanakan di seluruh PPNI di seluruh Indonesia. katanya.
Acara pendidikan dan pelatihan sertfikasi mediator tersebut dibuka oleh Ketua Pengadilan Negeri
Semarang yang dalam hal ini diwakili oleh Hakim Suryo Hendratmoko, SH MLi
Sementara Wakil Ketua PPNI Jateng Mufid, S Kep Ners SH, MH selaku ketua penyelenggara, dalam laporannya menyampaikan bahwa diklat ini telah diikuti oleh 39 peserta dari para perawat yang tergabung dalam PPNI Jawa Tengah Dalam hal ini para peserta akan mengikuti diklat selama 4 hari atau 40 jam, yaitu pada hari sabtu dan minggu, tanggal 25-26 Februari dan 4-5 Maret 2023, yang digelar di Diklat DPW PPNI Jawa Tengah, Jl Yos Sudarso, Genuk Barat Ungaran.
Prof Suparno dalam sambutannya sangat mengapresiasi sinergitas yang dibangun Untag bersama PPNI Jawa Tengah.
Menurutnya, PPNI Jawa Tengah tidaklah keliru kalau menjalin kerjasama dengan Untag untuk mengadakan pendidikan dan pelatihan mediator bersertifikat, karena Untag sudah terakreditasi Mahkamah Agung RI No 229/KMA/SK/2020, sehingga secara legalitas dan formalitas dinyatakan sah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan mediator bersertifikat.
Menurutnya, keabsahan itu bisa dilihat pada laman MARI, bahwa Untag Semarang berada pada urutan nomer 8 dari 21 lembaga penyelenggara
pendidikan dan pelatihan mediator yang ada di Indonesia
Dengan diperolehnya sertifikat mediator ini, maka para pesertanya dapat menjadi mediator, baik di luar pengadilan maupun mediator di lingkungan Pengadilan yang dilakukan dengan mendaftarkan ke Pengadilan Negeri di wilayahnya masing masing
Suryo Hendratmoko sebagai hakim mediator
sejak di PN Mataram ini telah membagikan pengalamannya, bahwa penyelesaian sengketa melalui mediasi ini sedang didengung dengungkan oleh
Mahkamah Agung RI, melalui Perma No 1 Tahun
2016 tentang Penyelesaian Sengketa Melalui Mediasi. Dengan harapan agar perkara perdata ini dapat diselesaikan melalui mediasi, sehingga dapat mengurangi perkara di penan yang sudah oad
Disamping itu nyelesaian melalui ediasi ini biayanya
bih murah, cepat dan ertutup serta hasilnya idak ada yang
menang dan kalah, semua pihak akan menang, sehingga setelah putusan tidak menimbulkan dendam @st g
Berdasarkan Global TB Report tahun 2022 jumlah kasus TBC terbanyak pada kelompok usia produktif terutama pada usia 25 sampai 34 tahun.
DI Indonesia jumlah kasus TBC terbanyak yaitu pada kelompok usia produktif terutama pada usia 45 sampai
54 tahun Usia tersebut merupakan
usia dimana mayoritas orang-orang bekerja. Pemerintah memfokuskan pengendalian TBC bagi para pekerja melalui Permenkes nomor 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan TBC dan Permenaker nomor 13 tahun 2002 tentang Penanggulangan TBC
di Tempat Kerja
Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dr Imran
Pambudi, MPHM mengatakan jumlah kasus TBC
sensitif obat berdasarkan jenis pekerjaan tahun 2022 paling banyak dialami oleh buruh sebanyak
54.800 orang, petani 51.900 orang, dan wiraswasta 44 200 orang
Sementara untuk jumlah kasus TBC resisten
obat berdasarkan jenis pekerjaan Tahun 2022 paling banyak ada di wiraswasta 751 orang, buruh 635 orang, dan pegawai swasta BUMN atau BUMD 564
orang
Angka keberhasilan pengobatan TBC sensitif obat di Indonesia pada tahun 2022 sebanyak 85%,
paling tinggi ada pada tenaga profesional medis 79%, tenaga profesional non medis 78%, PNS 73%, kemudian disusul dengan yang lain
Sementara angka keberhasilan pengobatan
TBC resisten obat di Indonesia tahun 2022 secara umum keberhasilannya 55% Dari angka tersebut yang paling tinggi adalah tenaga profesional medis 75%, tenaga profesional non medis 67%, guru atau dosen 66%, diikuti profesi yang lainnya
''Edukasi itu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan TBC karena pengobatannya lama Kalau TB SO itu 6 bulan minimal, kalau TB
RO itu minimal 1 tahun,'' ujar dr. Imran pada konferensi pers hari TBC Sedunia 2023, Jumat (17/3) secara virtual
Berdasarkan data kependudukan BPS 2022
lebih dari 80% pekerja informal tidak mendapatkan akses ke fasilitas kesehatan Menurut Imran, ini jadi tantangan bersama bagaimana membuat mereka mempunyai akses yang baik
Dalam Strategi Nasional Eliminasi TBC yang tertuang pada Perpres nomor 67 tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis ada sejumlah strategi mengatasi TBC di Indonesia. Mulai dari pen-
guatan komitmen, peningkatan akses
layanan TBC, optimalisasi upaya promosi dan pencegahan TBC, pengobatan TBC dan pengendalian infeksi, kemudian pemanfaatan
hasil riset dan teknologi
Direktorat Bina Peng
jian Keselamatan dan Ke
sehatan Kerja Kementerian
Ketenagakerjaan (Kemenaker) Maptuha menjelaskan Kemenaker menyusun Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan (Permenaker) nomor 13 Tahun
2022 tentang Penanggulangan Tuberkulosis di Tempat Kerja. Sasaran dari pelaksanaan Permenaker ini adalah pengusaha dan pengurus perusahaan, dokter perusahaan, pekerja atau buruh, dan bagi pengawas ketenagakerjaan untuk melakukan
pengawasan pelaksanaan penanggulangan tuberkulosis di tempat kerja
''Upaya yang telah dilakukan Kemenaker dalam rangka penanggulangan TBC di tempat kerja adalah pada Tahun 2022 kami melakukan identifikasi risiko tinggi tuberkulosis di tempat kerja menggunakan formulir screening di 6 wilayah yaitu Jawa Tengah
1050 pekerja, Jawa Barat 2.719 pekerja, DKI
Jakarta 100 pekerja, Jawa Timur 327 pekerja, Sumatera Utara 150 pekerja, dan Banten 409 pekerja,'' ucapnya
Selanjutnya sosialisasi pencegahan pengendalian kasus TBC serta strategi DOTS di tempat kerja dilakukan di 5 wilayah yaitu Banten, Nusa Tenggara Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, dan Jawa Tengah.
Maptuha menambahkan rencana kegiatan penanggulangan tuberkulosis tahun 2023 yaitu
sosialisasi penanggulangan TBC di tempat kerja sebanyak 500 orang pada 3 wilayah, dan screening
TBC kepada pekerja di 18 wilayah
Perwakilan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Prof dr Dwi Sutanto mengatakan hampir
semua organ tubuh manusia bisa terkena TBC, tetapi yang paling sering adalah paru-paru
Beberapa kondisi yang meningkatkan
risiko infeksi TBC adalah
penyakit yang memperburuk imunitas tubuh
seperti HIV/ AIDS, diabetes, gangguan gizi, gagal ginjal, alkohol, perokok
''Pekerja beresiko
karena faktor risiko bekerja
bisa karena usia masa
kerja dan pajanan bahan di tempat kerja Beberapa
pajanan bahan di tempat kerja itu menyebabkan
kondisi dan daya tahan tubuh di paru-paru menurun, contohnya seperti silika dan bahan-bahan toxic lainnya yang terhirup itu dapat merusak sistem pertahanan paru Akibatnya kalau kena infeksi TBC paru-paru lebih rentan terinfeksi,'' tutur Prof Dwi
Ventilasi di tempat kerja kurang baik, pencegahan infeksi di tempat kerja yang tidak berjalan, dan APD yang tidak digunakan optimal sampai kebiasaan merokok akan berisiko tinggi terinfeksi TBC
Gejala seseorang terinfeksi TBC adalah batukbatuk berdahak, batuk berdarah, sesak napas, lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, berkeringat malam hari, dan demam meriang
''Tujuan pengobatan TBC adalah untuk menyembuhkan Jadi kalau sudah ada yang terkena TBC wajib diobati supaya tidak menular kepada orang lain, produktivitas dan kualitas hidupnya menjadi lebih bagus, terutama bagi pekerja,'' ungkap
Prof Dwi
Keterlibatan perusahaan dalam upaya mengatasi TBC pada karyawannya sangat diperlukan
PT. Otsuka misalnya, perusahaan tersebut memiliki kefokusan dalam mengatasi TBC melalui program
Free TBC @Workplaces
Corporate Communication PT. Otsuka Sudarmadi Widodo menjelaskan program tersebut dibuat berdasarkan Permenkes nomor 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan TBC dan Permenaker nomor
13 tahun 2002 tentang Penanggulangan TBC di Tempat Kerja @en/kemenkes g
Bupati Kebumen Hadiri Perayaan HUT PPNI
Sejumlah kegiatan menyemarakkan HUT ke-49 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Kebumen.
Kegiatan yang digelar di Alun-Alun Kebumen Minggu, 12 Maret 2023, itupun berlangsung meriah
HA D I R antara lain, Bupati Kebumen, Arif
Sugiyanto, Wakil Bupati Kebumen
Ristawati Purwaningsih, Ketua DPRD
Sarimun, Dandim 0709, Pejabat
Pemkab Kebumen, Rektor Unimugo, dan Pengurus
DPD PPNI Kebumen.
Acara tasyakuran dimulai dengan senam sehat,
pembagian doorprize, pemotongan tumpeng oleh bupati, dan pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat
Dalam sambutannya, Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto, mengatakan bahwa PPNI telah berjibaku dalam penanggulangan dan pencegahan Covid-19
Sejumlah anggota PPNI gugur pada saat itu
"Tentunya kita wajib memberikan doa bagi seluruh PPNI yang telah gugur dalam tugas, semoga Allah memberikan tempat yang mulia dan dijauhkan keluarganya dari bala, diberikan kesehatan dan kesejahteraan bagi keluarganya," ujar Arif.
Bupati berharap, seiring HUT ini, etos kerja
PPNI semakin baik Pelayanan kepada masyarakat semakin baik dan kesejahteraan dalam kesehatan di Kabupaten Kebumen menjadi harapan bersama
Lebih lanjut kata Bupati, di HUT ke-49 ini PPNI membuktikan bahwa keorganisasian masih eksis dan terus melakukan kegiatan untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat @ens g
Rapat Pleno Tahunan DPW
Rumuskan Program Kerja 2023
Dewan Pengurus Wilayah (DWP) PPNI Jawa Tengah mengadakan Rapat Pleno Tahunan bertajuk “Evaluasi Program Kerja
2022 dan Perencanaan Program Kerja Prioritas 2023” pada
Sabtu, 7 Januari 2023 di Griya Persada Convention Hotel and Resort Bandungan.
KE G I ATA N tersebut diselenggarakan
selama 2 hari, tanggal 7 dan 8 Januari
2023. Ketua Panitia, Dr Edy Soesanto
SKp MKes dalam laporannya
menyampaikan tujuan kegiatan tersebut adalah
menyusun Program Kerja Prioritas tahun 2023
‘’Selain itu juga untuk meningkatkan semangat pengurus DPW PPNI Jateng dan seluruh bidangnya
untuk dapat merealisasikan program yang telah disusun dengan sebaik-baiknya,’’ katanya
Diikuti 70 peserta, terdiri dari Dewan Pertimbangan, Majelis Kehormatan Etik Keperawatan (MKEK), Konsil Keperawatan, Pengurus Inti dan seluruh
Bidang, Ketua Central Java Nursing Center (CJNC), Ketua Badan Penanggulangan Bencana (BAPENA) dan Ketua Badan Bantuan Hukum (BBH) PPNI. g
PPNI dan PMI Sinergitas
Pasca penerbitan Nota Kesepahaman yang diinisiasi PPNI pusat
dengan Palang Merah Indonesia
tentang sinergitas kegiatan sosial
kemanusiaan, Pengurus PPNI
Jawa Tengah bergerak cepat
dalam menindaklanjuti nota
kesepahaman tersebut dengan
bersilaturahmi di PMI Provinsi
Jawa Tengah pada Senin 9 Januari 2023.
HA D I R dalam pertemuan tersebut, dari pihak PMI diwakili dr H Hartanto dan beberapa staf, sedangkan dari
PPNI Jawa Tengah dikomandani
oleh Wakil Ketua Bidang Hubungan antar Lembaga (HAL), Dr Arwani BNHons MN, Iwan Ardian MKep (Bidang HAL), dan Ns Rudy Kurniawan (Bidang Pelayanan)
PMI Jawa Tengah menyambut baik inisiatif yang disampaikan oleh PPNI Jawa Tengah, karenanya dalam pertemuan yang berlangsung akrab tersebut difokuskan pada tindak lanjut nota kesepahaman antara PPNI dan PMI dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara PPNI Jawa Tengah dengan PMI Jawa Tengah.
Ruang lingkup kegiatan mencakup penanggulangan bencana, pelayanan sosial dan kesehatan, donor darah, pendidikan dan pelatihan, tenaga sukarela, dan penelitian, serta jika dimungkinkan penggalangan donasi untuk korban bencana @en g
Sebuah Refleksi untuk Perawat
Oleh : Luthfi Fauzy Asriyanto, Sekretaris DPD PPNI Kabupaten Temanggung
Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi menyelenggarakan layanan rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat.
OR G A N I S A S I ini berupaya menggabungkan sumber daya manusia, sarana-prasarana diagnostik dan terapi, peralatan kesehatan, serta lingkungan
fisik ke dalam sistem yang terorganisir untuk penghantaran pelayanan kesehatan. Kompleksitas
pelayanan rumah sakit dapat tercermin dari satu unit khusus yang berperan dalam penatalaksanaan
kegawatdaruratan, yaitu Instalasi Gawat Darurat
(IGD)
Profesi kesehatan yang tergabung dalam
pelayanan di IGD terdiri atas berbagai macam latar
belakang pendidikan, pelatihan, pengalaman, dan sudut pandang teori Perbedaan ini tidak hanya
dalam hal sumber daya yang mewarnai tim, termasuk dalam harapan peran, status,
serta tingkat tanggung jawab mereka terhadap kliennya. Mereka harus bekerjasama dan berkolaborasi sebagai tim inter-profesi agar mampu menghasilkan pelayanan kesehatan terbaik, serta membantu klien mencapai hasil optimal sesuai yang diharapkan dan mendapat kepuasan atas pelayanan yang didapatkan
Kolaborasi antar profesi kesehatan telah diketahui memberikan banyak manfaat, tetapi bukan berarti proses tersebut berjalan mulus tanpa kendala Hambatan dalam pelaksanaan kolaborasi antar profesi salah satunya disebabkan oleh sikap serta perilaku terhadap penerimaan peran dan tanggung jawab profesional Hal ini dilandasi pandangan dan pengetahuan masing-masing disiplin profesi mengenai kolaborasi Duncanis & Golin menyatakan
bahwa peran anggota
tim umumnya didefinisikan dalam hal kompetensi profesional dan sifat tugas yang harus dilakukan, dimana masing-masing anggota tim inter-profesi memiliki peran dan tanggung
jawab yang berlainan terhadap kliennya Pelanggaran atas peran dan tanggung jawab tersebut dapat memicu kekacuan di lingkungan kerja yang berpotensi menyebabkan kejadian tidak diharapkan.
Merujuk pada fenomena yang terjadi dalam setting klinik, pelanggaran peran dan tanggung jawab
terjadi dalam berbagai bentuk, diantaranya adalah
bagaimana tindakan menjahit luka dilakukan perawat tanpa kolaborasi dengan tim medis, pemberian suplementasi oksigen, atau sebaliknya pemberian
terapi analgetik tanpa didasari asesmen nyeri yang sudah dilakukan oleh perawat Kondisi tersebut seringkali menyebabkan terjadinya ketidaktepatan diagnosis dan penatalaksanaan, sehingga berakibat merugikan klien
Para profesional kesehatan, khususnya dokter dan perawat, tampaknya perlu meluangkan waktu untuk sejenak melakukan refleksi tentang aktivitas kolaborasi antar profesi. Refleksi menjadi penting dilakukan guna menelaah permasalahan dan mencari alternatif solusi pemecahannya. Beberapa pertanyaan penting yang patut direfleksikan seorang perawat adalah pertama, bagaimana pemahaman perawat terhadap kolaborasi antar profesi? Kedua, bagaimana pemahaman perawat terhadap peran dan tanggung jawab profesional? Ketiga,bagaimana cara meningkatkan proses kolaborasi antar profesi?
Kolaborasi antar profesi dapat dimaknai sebagai sebuah proses dimana kelompok profesional dan sosial kesehatan bekerja secara bersama untuk memberikan dampak positif bagi perawatan Pendekatan ini sangat bermanfaat untuk menjembatani tumpang tindih peran para profesional kesehatan dalam upaya menyelesaikan masalah pasien. Kolaborasi antar profesi juga diperlukan untuk menyelesaikan masalah pasien yang kompleks, meningkatkan efisiensi, dan kontinuitas asuhan
i P rawat harus memperhatikan bahwa
alah subyek pelayanan yang perlu dili-
batkan dalam upaya pengambilan keputusan terkait masalah kesehatan yang dihadapi
Memahami peran dan tanggung jawab masing-masing profesional kesehatan menjadi hal yang penting dilakukan
Perawat dapat merujuk pada regulasi yang berlaku di Negara Indonesia, yaitu PMK R I Nomor 26 tahun 2019, yang dengan jelas memberikan batasan mengenai tindakan medis yang boleh dilakukan perawat berdasarkan pelimpahan kewenangan, baik secara mandat maupun delegasi
Pemahaman mengenai Surat Penugasan Klinis (SPK) dan Rincian Kewenangan Klinis (RKK) menjadi modal berharga bagi perawat agar tidak melampaui batasan kewenangan dalam melakukan aktivitas profesionalnya Pelanggaran peran dan tanggung jawab seringkali terjadi karena kurangnya pemahaman anggota tim terkait kewenangan klinis serta kemampuan dalam membangun kolaborasi antar profesi dengan baik
Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana komunikasi antar profesi kesehatan dibangun secara efektif. Komunikasi merupakan unsur penting dalam proses kerjasama antar profesi, dan dikatakan efektif apabila terjadi kesamaan pehamaman antara pemberi informasi dan penerima informasi Studi literatur mengemukakan bahwa 7080% kesalahan dalam pelayanan kesehatan disebabkan oleh buruknya komunikasi dan pemahaman dalam tim Karena itu, sangat penting bagi seorang perawat memahami unsur-unsur yang membangun komunikasi dan bagaimana teknik komunikasi dilakukan, misal menggunakan metode S-B-A-R ataupun lainnya.
Kolaborasi antar profesi merupakan salah satu kunci dalam mewujudkan pelayanan kesehatan berkualitas Hal ini dilandasi fakta bahwa tidak ada profesi kesehatan yang mampu memenuhi kebutuhan pasien tanpa adanya dukungan dari profesi kesehatan lain Perawat memiliki peran penting dalam upaya peningkatan efektifitas kolaborasi antar profesi, mengingat fleksibilitas perawat dalam melaksanakan peran dan fungsinya @ g