■ Sabtu Legi ■ 1 Juni 2013
Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE 28 NO: 74 TERBIT 24 HALAMAN ISSN 0215 3203
8
GEBYAR
Keguguran DIDUGA karena stres, istri Anang Hermansyah, Ashanty, mengalami keguguran.
6 Oknum TNI Diamankan JATENG REGION
14
Bursa Cawabup Purbalingga Menghangat BURSA cawabup Purbalingga mulai menghangat setelah Heru Sudjatmoko hampir pasti menjadi wagub mendampingi Ganjar Pranowo.
SEMARANG SQUARE
17
Rob Mengganas Terjang Kuningan KETINGGIAN rob di kawasan Kuningan Semarang Utara capai 1 meter. Warga terpaksa harus mengevakuasi barang-barangnya.
Harga BBM Naik, BLSM Kisruh? PEMERINTAH akan menaikkan harga BBM bersubsidi pada Juni 2013. Harga premium akan dinaikkan sebesar Rp 2.000 per liter dan harga solar dinaikkan Rp 1.000 per liter. Denga kebijakan itu diharapkan defisit anggaran bisa ditekan maksimal 2,5 persen. Sebagai ganti kenaikan harga BBM, pemerintah akan memberi kompensaisi berupa bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) dan perlindungan sosial dengan menyiapkan anggaran sebesar Rp 11,6 triliun. Namun akankah semua program itu dapat berjalan mulus? mun
SEMARANG - Petugas Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/5 Diponegoro Semarang, yang menangani kasus dugaan penganiayaan terhadap Rido Hehanusa (34) hingga tewas, mengamankan enam oknum anggota TNI, Jumat (31/5). Mereka ditahan dan diperiksa sebagai saksi atas kasus keributan dan penganiayaan terhadap Rido. Komandan Denpom IV/5 Diponegoro, Letkol CPM (K) Tri Wahyuningsih mengatakan, selain keenam oknum TNI tersebut, pihaknya juga memeriksa sejumlah saksi sipil. “Enam orang itu baru saksi. Mereka kami amankan dan dimintai keterangan sebagai saksi. Kasus itu masih dalam tahap pengembangan,” kata Tri Wahyuningsih ditemui di kantornya di Jalan Pemuda Semarang. Dan Denpom mengakui, keenam pelaku berasal dari satu kesatuan. “Mereka dari satu kesatuan dan ada indikasi TNI ada,” kata dia. Terkait penyebab kematian korban, pihaknya mengaku masih menunggu hasil autopsi
medis. Ditanya bagaimana jasad korban bisa berada di RS Wira Bhkati Tamtama (WBT) dan diamankan oleh petugas TNI, ia mengaku belum mengetahui. “Kami masih selidiki,” jelasnya. Seperti diketahui dalam kejadian itu korban sempat dibawa ke RS WBT, sebelum akhirnya nyawanya tak tertolong. Tri Wahyuningsih menegaskan, tidak akan gegabah mengambil keputusan cepat terkait dugaan keterlibatan oknum TNI. “Kami masih selidiki dan kembangkan. Tidak serta merta memvonis. Dikembangkan dulu, lakukan penyelidikan dulu,” ungkapnya. Bersambung ke hal 7 kol 3
Pelaku Sempat Kokang Senpi AKSI penganiayaan yang terjadi di depan Liquid Cafe Jalan MH Thamrin, Semarang diduga melibatkan sejumlah oknum anggota TNI. Seorang anggota, berseragam dinas TNI, sementara seorang lagi diketahui berpakaian preman. Mereka, bahkan sempat mengeluarkan senjata api dengan mengokangnya dan mengarahkannya ke teman korban. Keterangan itu, diungkapkan tiga teman korban tewas yang menjadi sasaran aksi penganiayaan. Very (23), warga Tlogosari, kerja swasta teman korban Rido, yang mengaku mengetahui adanya penculikan menceritakan, kejadian bermula sekitar pukul 01.00, saat dirinya bersama korban dan empat temannya tiba di Liquid. “Kami sekitar enam orang, sebelumnya dari E-Plaza. Tiba di Liquid, saat kami berusaha masuk ditahan petugas dan disuruh bayar. Rido lalu marahmarah dan pulang ke E-plaza,” kata Very ditemui di kantor Denpom IV/ 5 Semarang. Korban Rido, Veri, dan seorang temannya bernama Ihsan kembali ke E-Plaza dan tiba sekitar pukul 02.00. Selang ke-
mudian, dua oknum TNI berpakaian preman dan berseragam datang menghampiri. Mereka lalu membawa Rido keluar dan pergi menggunakan taksi. “Hanya Rido yang dibawa. Kami lihat dari tangga atas, dia dibawa pergi naik taksi. Satu orang memakai seragam, satu berpakain preman,” kata Veri. Sementara Okta Dov Setiawan (26), warga Mrican, Semarang Selatan yang salah satu korban penganiayaan menambahkan, penganiayaan dialaminya di depan Liquid, sebelum Rido diculik. “Usai Rido, Veri, Ihsan dan tiga lainnya pergi dari Liquid dan ke E-Plaza, kami datang dan duduk di depan ATM dekat air mancur Liquid,” kata Okta yang mengaku ia bersama tiga temannya, Is, Zulfikar dan Agustin. Belum lama mereka duduk, mereka dihampiri pelaku yang diperkirakan berjumlah enam orang. “Sekitar enam orang, salah satunya pakai seragam. Seorang lagi pelaku, diduga oknum TNI berpakaian preman datang mengeluarkan senjata api. Kepada kami, me-
SMP 1 Magelang Jawara UN Tingkat Nasional SEMARANG - SMPN 1 Magelang meraih nilai rata-rata UN murni tertinggi tingkat nasional. Sekolah tersebut meraih nilai UN rata-rata 9,14 (36,56) mengalahkan SMP 115 Jakarta dengan rata-rata 9,11 dan SMP Lab School Kebayoran Jakarta dengan nilai 9,08. Raihan tertinggi nilai UN
SMP 1 Magelang tersebut, otomatis juga tertinggi di Jawa Tengah. Khusus untuk wilayah Jateng, setelah SMP 1 Magelang nilai UN rata-rata tertinggi kedua diraih SMPN 1 Salaman dengan nilai 35,67, SMPN 2 Purworejo (35,62), SMPN 2 Semarang (35,54) dan SMPN 2 Magelang (35,15).
“SMPN 1 Magelang menjadi juara dalam dua tahun berturut-turut. Tahun kemarin juara pertama di tingkat Jateng tahun ini tingkat Nasional. Nilai rata-rata UN tertinggi di SMPN 1 Magelang dengan nilai 9,14,” papar Kepala Dinas Bersambung ke hal 7 kol 3
Bersambung ke hal 7 kol 6
Pluralisme Nyadran di Temanggung
Yasinan dan Misa dalam Doa Bersama
Stefanus Wibowo Andai benar BBM naik bagaimana nasib warga miskin,meskipun ada BLSM,itu tak mendidik & tak mengatasi masalah. ErLang DoLanan Fesbuk BLSM harus tepat sasaran untuk warga yang sepantasnya mendapatkanya secara efisien agar mampu membantu meringankan beban dari dampak kenaikan harga BBM tersebut Bersambung ke hal 7 kol 1
MELIHAT JENAZAH: Para kerabat saat melihat jenazah Rido Hehanusa, korban penganiayaan, di RSUP dr Kariadi Semarang, Jumat (31/5). ■ Foto: Weynes-yan
Ritual nyadran biasanya dilaksanakan umat Islam di bulan Ruwah untuk menyambut bulan Ramadhan. Namun, berbeda yang dilakukan di Desa Rowoseneng, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, nyadran sudah digelar Jumat (31/5), dan diikuti umat lintas agama.
NYADRAN : Masyarakat Desa Rowoseneng, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung menggelar acara Nyadran kemarin. ■ Foto: Widiyas Cahyono-yan
TRADISI yang telah dilaksanakan secara turun-temurun tersebut juga diikuti warga setempat yang beragama Katholik. Masyarakat Desa Rowose-
neng yang sebagian beragama Islam dan Katholik tersebut menggelar acara nyadran di sebuah pemakamam umum yang juga tempat dimakamkannya seorang Pepundhen (sesepuh) setempat yang bernama Kyai dan Nyi Ledok. Sebelum acara nyadran dimulai, masyarakat datang ke makam sambil membawa berbagai makanan yang dimasukkan ke dalam tenong. Sesampainya di halaman makam, mereka menggelar tikar sebagai tempat duduk dan makanan yang dibawa dari rumah
masing-masing diletakkan di depannya. Setelah dipenuhi ribuan orang, pimpinan spiritual dan perangkat desa memasuki pendapa yang ada di bawah pohon beringin. Di tempat itu Kyai Ledok yang dianggap sebagai sesepuh dan pimpinan spiritual di desa ini dimakamkan. Warga pun berdoa di tempat itu, secara bergantian sesuai dengan agama yang diyakininya. Dimulai dengan lantunan Yasin dan tahlil yang dibacakan seBersambung ke hal 7 kol 1