■ Jumat Pon ■ 2 Agustus 2013 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE 28 NO: 135 TERBIT 24 HALAMAN ISSN 0215 3203
■ Tol Ungaran-Bawen Beroperasi
Kiri dan Kanan Hutan, Diklaim Miliki View Terbagus CUACA di sepanjang jalan tol Ungaran-Bawen, Kamis (1/8) siang terasa panas menyengat kulit. Sejumlah kendaraan terlihat mulai melintasi jalan tol sepanjang 11,9 km hingga tembus jalan nasional Bawen-Salatiga di hari pertama dibukanya jalan tol tersebut. Hanya saja, laju kendaraan tidak bisa secepat di jalan tol lain yang kondisinya sudah bagus dan mulus.
Ya, para pengendara kendaraan yang melintasi jalan tol Ungaran-Bawen memang harus lebih hati-hati, tidak seperti melewati jalan tol lainnya yang memang kondisinya sudah layak. Karena kondisi fisik tol Ungaran-Bawen di beberapa titik masih belum rampung 100 persen. Kendaraan dari Ungaran yang menuju Bawen saat ini tidak bisa langsung lurus karena ada pengalihan ja-
lur di sejumlah titik akibat kondisi fisik jalan yang memang belum layak dilewati dan masih dalam proses pengerjaan. ■ Bergelombang Pengerjaan jalan tol yang saat ini belum rampung antara lain di seputaran Lemah Ireng tak jauh dari Jembatan Lemah Ireng 1, sekitar Km 32 wilayah Derekan Pringapus serta ka-
wasan Kandangan, Bawen. Selain itu, landasan jembatan Lemah Ireng 2 juga belum diaspal sehingga saat dilewati terasa sekali bergelombang. Belum lagi adanya material yang ada di pinggir badan jalan tol di sejumlah titik juga bisa berpotensi menyebabkan kecelakaan jika pengendara tidak hati-hati dan waspada. Bersambung ke hal 7 kol 3
DILEWATI: Sejumlah kendaraan melintasi ruas jalan tol UngaranBawen menyusul telah dibukanya jalan tol ini untuk sementara waktu mulai H-7 sampai H+Lebaran. ■ Foto: Rusmanto Budhi-yan
Dibantai, Dikubur Hidup-hidup ■ Dua Korban Muhyaro SEMARANG - Dua korban pembunuhan Muhyaro terkuak. Dari hasi autopsi dua jenazah korban Muhyaro diduga kuat bernama Sunaryo (39) dan Nurudin (49). Muncul kemungkinan korban dikubur hidup-hidup setelah dipukul bagian kepalanya. Hal itu diketahui dari banyaknya benda asing di saluran pernapasan korban.
DEMO SAPI IMPOR: Masyarakat yang tergabung dalam Peternak Sapi Potong Jateng, melakukan aksi demo menolak kebijakan pemerintah mengimpor sapi potong, Kamis (1/8) sore di Bundaran Air Mancur Semarang. Berita di halaman 2. ■ Foto: Weynes-yan
Pasang Kabel Telepon, 2 Tewas Tersetrum Jumat, 2 Agustus 11.48 15.08 17.43 18.52 Sabtu, 3 Agustus 04.23 04.33 Sumber: Kanwil Kementerian Agama Jateng
Berkah Zakat di Bulan Ramadan
SEMARANG - Empat orang pekerja tersengat arus listrik saat akan mendirikan tiang besi kabel telepon milik Telkom di tepi Jalan Pengapon, Rejomulyo, Semarang Timur atau tepatnya di depan gudang PT Sampoerna, Semarang, Kamis (1/8). Dua orang pekerja tewas dalam peristiwa yang terjadi sekitar pukul 10.30 WIB tersebut. Korban tewas bernama, Syaikul (50), dan Kasroni (40). Syaikul mengalami luka lecet di jari dan tangan kanan, jempol dan jari kaki kanan. Kasroni luka di lutut kanan. Kasroni tewas di TKP, sementara Syaikul dalam perjalanan ke RS. Sementara dua korban lain, Muharon (19), dan Abduloh Manof luka di lengan kiri, paha kiri, telapak kaki, lambung kiri. Keduanya masih dirawat intensif di RSI Sultan Agung, Kaligawe. Keempat korban merupakan warga Pulosari Kelililing RT 03 RW 03 Karang Tengah Pulosari Demak. Informasi yang dihimpun Wawasan di lokasi kejadian menyebutkan, korban kesetrum saat akan mendirikan tiang kabel Telkom di bawah kabel listrik PLN. Bersambung ke hal 7 kol 1
Oleh: Wahyudin SAg MAg (Dosen Agama Unsoed Purwokerto) NABI Muhammad SAW datang dengan ajaran-ajaran Islam, di antaranya tentang syariat zakat. Syariat zakat ini Foto: Hermiana E di latarbela kangi keadaan sosial ekonomi yang tidak seimbang, dan terjadi ketimpangan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Dilihat dari sudut bahasa, kata zakat berasal dari kata zaka, yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik. Dalam istilah fiqih, zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya. Menurut Nawawi, jumlah harta yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat, karena yang dikeluarkannya itu, akan menambah banyak, membuat lebih berarti dan melindungi kekayaan dari kebinasaan. Kewajiban zakat ini, juga diBersambung ke hal 7 kol 3
Tertarik mendalami agama Islam, 13 siswa dari Thailand belajar di Ponpes Cheng Hoo yang dikelola Yayasan Mualimin Weleri, Kendal. Mereka tertarik untuk mendalami agama Islam di Ponpes tersebut karena merupakan ponpes baru yang akan menjadi rintasan pesantren pemersatu ASEAN. Bagaimana keseharian santri Thailand selama belajar di Ponpes Cheng Hoo. TERINSPIRASI dari kisah Ulama besar Asia Muhammad Cheng Hoo yang berhasil mengunjungi 30 negara selama tugasnya keliling ke dunia, Yayasan Al Mualimin Kendal membangun Ponpes yang diberi nama Muhammad Cheng Hoo. Didirikannya ponpes ini diharapkan dapat memperkokoh silaturahmi bangsa-bangsa
Kasubbid Dokkes Polda Jateng AKBP Sumy Hastry mengatakan benturan keras di bagian kepala bukan penyebab kematian korban. Sedangkan bekas ikatan di tangan dan kaki korban didapat sebelum mereka dihabisi. “Saat diikat kemudian dipukul itu masih hidup. Mungkin saat masih pingsan dimasukkan ke liang karena di saluran pernapasan ada butiran benda asing,” kata Hastry di kantornya, RS Bhayangkara Semarang, Kamis (1/8). Menurut Hastry, dari bekas luka ikatan yang ada di tangan, kaki, dan tubuh korban, saat pingsan mereka dibawa menuju lokasi penguburan dengan cara digotong menggunakan kayu sehingga muncul kemungkinan Muhyaro dibantu orang lain. “Saya tidak tahu apakah memang ada pelaku la-
in atau tidak, tapi lokasi pemukulan dan penguburan tidak sama,” terangnya. Di kebun Muhyaro, Dusun Petung, Desa Ngemplak, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Sabtu (27/7) lalu ditemukan 3 jasad terkubur. Satu atas nama Yulanda Rifan dan dua lainnya diduga kuat Sunaryo dan Nurudin yang pergi dari rumah 22 bulan lalu. Jasad Yulanda utuh dan tampak belum lama dikuburkan, sedangkan dua jasad lainnya sudah membusuk. ■ Pengangguran Sementara itu, Sunaryo dan Nurudin diduga juga saling mengenal. Keduanya tidak mempunyai pekerjaan tetap. Mereka pergi berdua ke Windusari Magelang 22 bulan atau Bersambung ke hal 7 kol 3
Truk Masih Padati Pantura BREBES - Memasuki H-7 Lebaran, Kamis (1/8), kendaraan pemudik yang akan pulang kampung ke sejumlah kota di Jawa Tengah (Jateng), mulai ramai terlihat melintas di jalur pantura Kabupaten Brebes. Iring-iringan kendaraan pemudik juga mulai nampak di jalur utama pintu masuk ke Jateng tersebut. Sedangkan truk juga makin padat karena H-4 mereka dilarang melewati jalur Pantura. Kendaraan para pemudik mulai nampak melintas di jalur pantura Brebes sejak pagi hari, sekitar pukul 07.00 WIB. Namun demikian, kendaraan pemudik yang melintas mayoritas sepeda motor. Kendaraan itu melaju berkelompok, tetapi jumlahnya masih sedikit. Satu kelompok antara tiga sampai lima kendaraan. Selain pemudik sepeda motor, pemudik mobil
juga mulai nampak. Namun, jumlahnya masih sedikit. Akibat adanya peningkatan volume kendaraan dari pemudik itu, jalur pantura Kota Brebes mengalami kepadatan. Bahkan, laju kendaraan terpaksa merayap. Kondisi demikian, diperparah dengan keadaan di Jembatan Sungai Pemali, karena kendaraan tidak bisa melaju cepat di Jembatan Pemali sisi sebelah utara, yang berlantai plat baja. Akibatnya, kendaraan yang melintas terpaksa harus antre. “Kalau dibanding kemarin, hari ini kendaraan pemudi di jalur pantura Brebes sudah nampak sekali. Meski terjadi kenaikan, tetapi belum tinggi,” ujar salah satu petugas Satlantas Polres Brebes di Pos AlunAlun Brebes, kemarin. Bersambung ke hal 7 kol 1
Santri Thailand di Ponpes Cheng Hoo
Semangat Belajar untuk Besarkan Islam
MENGAJI: Para santri asal Thailand sedang mengaji di Ponpes Cheng Hoo, Weleri Kendal. ■ Foto: Agus Umar-yan
Asia. Salah satu siswa Thailand Adinan Mera dari Provinsi Patani mengatakan, dirinya mau belajar di Ponpes Cheng Hoo karena ingin belajar tentang agama Islam dan membesarkan Islam nantinya. Dikatakan, selama belajar di Kendal tidak ada kesulitan kecuali komunikasi bahasa yang belum terbiasa. “Karena baru satu minggu kita belum begitu terbiasa dengan bahasa Indonesia,” jelas Adinan. Namun seiring waktu kini dirinya dan 12 rekan sudah lancar berbahasa Indonesia dengan baik. Menurutnya, seperti
siswa MTs Mualimin lainya setiap hari dirinya belajar di sekolah lalu setelah sekolah disibukkan dengan belajar mendalami Islam, mulai dari mengaji hingga belajar tentang Islam melalui kitab-kitab dan menerjemahkan Alquran. “Ya sehari-hari mengaji Alquran dan kitab-kitab lain untuk mendalami Islam,” jelasnya. ■ Ikon Asia Sedangkan Ketua Yayasan Al Mualimin KH Hasanudin mengatakan, Ponpes Muhammad Cheng Hoo baru tiga buBersambung ke hal 7 kol 1