WAWASAN 07 September 2013

Page 1

■ Sabtu Wage ■ 7 September 2013 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000

TAHUN KE 28 NO: 166 TERBIT 24 HALAMAN ISSN 0215 3203

Semburan Lumpur Berubah Jadi Api PURWOREJO - Semburan lumpur setinggi delapan meter yang sempat menggegerkan warga Desa Lubang Kidul, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, kini berubah menjadi semburan api. Api menyembur dari lubang sumur pompa yang semula berdiameter 2 inci menjadi 30 cm dengan ketinggian api sekitar dua meter. Lokasi semburan kini menjadi tempat wisata domestik. Ribuan warga, tak hanya warga dari Butuh saja, melainkan dari kecamatan lain membanjiri SEMBURAN API: Semburan lumpur di Desa Lubang Kidul, Kecamatan Butuh, Purworejo, kini berubah menjadi semburan api. Bila semakin membahayakan, warga siap mengungsi dari tempat itu. ■ Foto: Dulrokhim-yan

semburan api Jumat (6/9). Bahkan ada pengunjung yang datang dari kabupaten tetangga seperti Kebumen. Garis polisi berjarak 10 meter dari titik semburan api berwarna kuning untuk pengamanan tak diindahkan pengunjung. Banyak anakanak yang melintas garis polisi dan melihat dari dekat semburan api. Menurut Kades Lubang Kidul Fahmi Aji (32), semburan lumpur yang dimulai sejak Kamis pagi mulai berhenti pada Kamis pukul 18.30 WIB. Namun semburan lumpur itu berubah menjadi semburan api setinggi dua meter. Semburan api itu sempat padam sendiri pukul 21.00 WIB. Namun oleh warga atas saran dari petugas ESDM agar gas yang memancar dinyalakan lagi melalui korek api untuk menghabiskan Bersambung ke hal 7 kol 3

Belum Ada Capres PDIP ■ Jokowi Tetap Dielu-elukan JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengisyaratkan tidak bakal ada penyebutan nama calon presiden (Capres) dalam Rakernas kali ini. Untuk kesekian kali, Mega meminta publik bersabar dulu. “Jadi penyebutan nama, tidak perlu dilakukan di dalam sebuah rakernas seperti ini, tapi dapat saja dideklarasikan dalam momen yang akan saya tentukan,” kata Mega dalam jumpa pers di Econvention Building, Ecopark, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (6/9). Mega lebih dulu meminta agar kadernya berjuang keras

dalam Pileg (Pemilu Legislatif) mendatang. Jika ingin PDIP memilih sendiri pasangannya, Mega meminta agar partainya bisa mendapat suara di atas 20 persen. Mega menegaskan, Rakernas ini tujuannya bukan untuk mencuatkan nama capres maupun cawapres. Kapan

Polwan Selingkuh Terancam Dipecat SEMARANG - Kapolda Jateng, Irjen Pol Dwi Priyatno menegaskan, belum menjerat dua oknum polisi anggota dengan tindakan pidana, dan menunggu adanya laporan resmi dari korban atau pasangan pelaku. Meski demikian, penindakan disiplin atas pelanggaran keduanya dipastikan akan terus dilakukan. Sejumlah sanksi, disiapkan untuk menghukum mereka.

“Zinanya perlu dibuktikan, karena dua-duanya sudah menikah. Kalau tidak ada laporan, tidak ada pidananya kecuali tertangkap tangan. Sejauh ini masih dalam pemeriksaan disiplin. Ancamannya bisa kurungan 21 hari, bisa demosi, penudaan kenaikan pangkat atau pendidikan. Tergantung ankumnya (atasan yang berhak Bersambung ke hal 7 kol 1

Rapat Pleno, PBNU Loyalitas Rustri ke PDIP Tak Bahas Politik Tak Bermanfaat

ORASI: Megawati saat berorasi politik dalam pembukaan Rakernas PDIP, di Ancol Jakarta, Jumat (6/9). ■ Foto: Ant

EDUKATIKA

5

Penerima BSM Belum Penuhi Kuota GEBYAR

SEMARANG - Mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih tak menghadiri rapat kerja nasional (Rakernas) PDIP yang digelar Jumat hingga Minggu (6-8/9) di Jakarta. Rustri lebih memilih beraktivitas sosial bersama konstituen dan keluarganya di Jawa Tengah. “Kader yang mendapat undangan untuk menghadiri Rakernas itu kan yang masuk da-

Bersambung ke hal 7 kol 3

lam struktural partai (PDIP). Sekarang ini saya tidak menjabat di partai, jadi ya tidak menghadiri,” kata Rustri singkat, di sela acara Fokus Grup Diskusi (FGD) Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) di Kantor PWI Jateng Jalan Tri Lomba Juang, Jumat (6/9). Kendati demikian Rustri Bersambung ke hal 7 kol 1

WONOSOBO - Rapat Pleno Pengurus Besar Nahdlatul ulama (PBNU) dilangsungkan di Pondok Pesantren Uni- versitas Saint Al Quran (UNSIQ), Kalibeber, Wonosobo 6-8 September 2013. Kegiatan nasional tersebut dibuka Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj pada Jumat (6/9) malam. Selain mengagendakan pembahasan masalah internal dan eksternal organisasi, kegiatan halalbihalal dan istighotsah akbar menjadi pembuka sebelum rapat pleno dimu- lai. Be-

berapa karangan bunga telah berjejer menghiasi UNSIQ menyambut diselenggarakannya rapat pleno. Sejumlah partai politik mengirim karangan bunga seperti PDIP, Partai Demokrat, PPP, Gerindra, dan Golkar. “Karena ini masih di bulan syawal,” kata Sekretaris Jenderal PBNU Marsudi Syuhud di lokasi, Jumat (6/9). Sebagai rangkaian pembukaan dan halalbihalal, dilangBersambung ke hal 7 kol 1

Kesenian Kothekan Lesung di Ambang Punah

Remaja Putri Takut Lecet, Regenerasi Terhenti 8

Stres Jelang Pernikahan JELANG pernikahan yang berlangsung pada 14 September di Bali, Gisella Anastasia mengaku mengalami stres. Stres yang dialami jebelon Indonesian Idol itu akibat persiapan pernikahannya dengan Gading Marten yang masih belum selesai.

Desa Wisata Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga memiliki kesenian khas yaitu khotekan lesung. Kesenian tradisional yang dimainkan oleh para wanita dengan mengangkat alu dan memukul-mukul lesung sembari bernyanyi itu kini di ambang kepunahan. SEJUMLAH perempuan kompak memainkan alu atau alat penumbuk padi di lesung. Dari pukulan beraturan itu munculah suara nyaring yang seolah bernada. Namun dari alat musik tradisional ini pun, bisa mengiringi lagu, khususnya langgam Jawa. Tak heran jika per-

tunjukan ini selalu memikat khususnya orang yang belum pernah menyaksikannya. Di Purbalingga pun kesenian tersebut sering dimainkan ketika menyambut para wisatawan. Di balik uniknya kesenian tersebut, ternyata ada kekhawatiran tersendiri. Seni tradisi itu nyaris punah tanpa regenerasi. Tidak ada remaja putri yang tertarik mengangkat alu dan memukul-mukul lesung sembari bernyanyi. “Anak remaja putri sekarang tidak ada yang mau menabuh lesung,” tutur Samirah (63) salah seorang pemain kothekan lesung di Desa Karangbanjar.

Selain Samirah, empat orang rekannya yang menabuh lesung hampir semuanya sudah berusia di atas 60 tahun. Rekanrekan Samirah seperti Soliyah (67), Karni (65), Romiyah (64) dan Sutinah (63), mengaku pasrah jika seni lesung nantinya akan punah. “Bagaimana lagi, memang tidak ada yang meneBersambung ke hal 7 kol 3 KOTHEKAN LESUNG : Sejumlah perempuan memainkan kothekan lesung di Desa Wisata Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga. ■ Foto: Joko Santoso-yan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.