Jebol Tembok Pakai Engsel, 5 Tahanan Kabur PURBALINGGA - Lima tahanan Polres Purbalingga kabur dari selnya dengan menjebol tembok. Peristiwa itu diketahui Selasa (17/9) pagi, ketika petugas hendak mengecek keberadaan
Ngaku Dijebak
mereka. Keterangan yang dihimpun Wawasan menyebutkan, lima tahanan yang melarikan diri maBersambung ke hal 7 kol 1
PASCADITANGKAP Direktorat Tindak Pidana Narkotika Pori, Vanny Rossyane mengaku dijebak oleh seseorang. Dirinya kembali menjalani pemeriksaan oleh penyidik. Vanny diamankan pada Senin (16/9) pukul 22.30 WIB saat nyabu. Ditemukan bukti sabu dan bong di lokasi penangkapan di Hotel Mer-
cure, Jakarta Utara. Vanny diduga akan berkencan dengan seorang pria bernama Arun. Kini polisi menyelidiki kasus ini. Selasa (17/9) sekitar pukul 15.55 WIB, dalam keadaan tangan diborgol ke depan Vanny terlihat diBersambung ke hal 7 kol 1
■ Rabu Kliwon ■ 18 September 2013 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE 28 NO: 177 TERBIT 24 HALAMAN ISSN 0215 3203
Vanny Rossyane Foto: Dok
Wisuda Tanpa Ijazah ■ 1.196 Mahasiswa Unsoed Bingung PURWOKERTO – Para wisudawan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Selasa (17/9) terpaksa harus menjalani proses wisuda tanpa langsung menerima ijazah. Pasalnya, sejak Rektor Unsoed, Edy Yuwono ditahan oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Purwokerto, sampai saat ini belum ada rektor definitif. Sementara kewenangan Plt rektor tidak sampai pada penandatanganan ijazah. Sekitar 1.196 wisudawan terlihat sangat kecewa, karena hal yang paling ditunggu dalam proses wisuda adalah pembagian ijazah. Terlebih lagi saat ini di beberapa daerah sedang membuka formasi lowongan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil). Salah satu wisudawan, Cahyo Hari mengatakan, ia sa-
ngat kecewa tidak langsung mendapatkan ijazah karena belum ada yang menandatangani. Dan pihak kampus juga tidak memberikan penjelasan yang pasti kapan mereka bisa mengambil ijazah. “Tentu sangat kecewa, selama ini kita belajar kan untuk mendapatkan ijazah tersebut.
Cewek Ikut Ngebom Pos Polisi Genuk
Bukan Laga Piknik BARCELONA - Matchday I Grup H Liga Champions, Kamis (19/9) dini hari WIB, di Camp Nou bakal tersaji laga panas Barcelona kontra Ajax Amsterdam. Kendati Barca sangat diunggulkan memenangkan partai ini, namun Ajax tak ingin menyerah begitu saja. Bahkan tim asuhan Frank de Boer menegaskan, bahwa mereka ke Barcelona bukan sekadar untuk piknik, melainkan membuat kejutan Messi cs. Kenangan buruk Barcelona saat kalah telak kontra Bayern Munich (agregat 0-7) di semifinal Liga Champions musim lalu, masih membekas di benak Lionel Messi. Namun justru keterpurukan itu dianggap Messi sebagai motivasi tersendiri untuk berbuat lebih baik di Liga Champions tahun ini, termasuk mengandaskan ambisi Ajax. “Kami selalu ingin meraih lebih banyak gelar,” kata Messi di situs resmi UEFA. Bersambung ke hal 7 kol 3
GEBYAR
8
Dituntut 7 Bulan MODEL majalah pria dewasa Novi Amalia akhirnya dituntut 7 bulan penjara dengan perintah segera ditahan dalam kecelakaan saat mengendaraai Honda Jazz.
SEMARANG
19
Djihartono Kapolrestabes Semarang KOMBES Pol Djihartono resmi menjabat sebagai Kapolrestabes Semarang gantikan Kombes Pol Elan Subilan.
Ada keresahan di kalangan pedagang asongan yang biasa berjualan di kereta api belakangan. Penertiban di berbagai daerah yang melarang mereka berjualan di dalam stasiun, membuat pedagang kelabakan. Nafkah mereka terancam, solusi yang belum ada membuat pedagang nekat. KASUS pengeroyokan petugas Polsuska, Ramadani oleh sejumlah pengasong di Stasiun Poncol Semarang beberapa hari lalu menjadi bukti kenekatan pedagang, jika sudah berhadapan dengan nafkah. Para pengasong bahkan seolah kompak untuk menghajar Polsuska yang dianggap sering nguberuber pedagang. Para pedagang mengaku, bagaimana pun juga mereka semula menggantungkan hi-
SEMARANG - Polisi masih berusaha mengungkap motif ledakan di Pos Polisi (Pospol) Lantas, Kaligawe, Genuk Semarang. Tim Gegana dan Inafis Polda Jateng melakukan olah TKP dan penyisiran di sekitar lokasi ledakan. Beberapa barang barang bukti, serpihan logam alumunium dan material lain diamankan. Kapolda Jateng, Irjen Pol Dwi Priyatno turun langsung ke lokasi Selasa (17/9) dan melihat hasil rekaman dua kamera CCTV di Pospol. Dikatakan Kapolda, ledakan berjenis low explosive dan tidak menimbulkan korban. Kendati demikian, ledakan mengakibatkan kaca retak dan pagar tembok pos polisi sedikit hancur. Serpihan logam dan plastik yang ditemukan, mengindikasikan ledakan tersebut cukup berbahaya. Dari penyelidikan rekaman CCTV, polisi menduga ada tiga orang pelaku. Dua pria dewasa dan seorang wanita. Mereka diketahui berada di lokasi sekitar 30 menit sebelum ledakan. “Seorang laki-laki sekitar 20 tahun yang mengamati lingkungan pos, diperkirakan datang mengendarai sepeda motor. Dua laki-laki dewasa dan satu wanita. Itu akan dikroscek. Ada satu yang tidak terlalu terlihat karena membelakangi CCTV, itu yang tidak terlalu lama saat mereka pergi terjadi ledakan. Saat kejadian petugas sedang menulis buku mutasi. Bukan paku (yang meledak-red), tapi hanya potongan kecil,” kata Kapolda.
Polisi masih berusaha mengungkap pelaku peledakan dan belum bisa memastikan jenis peledak. Apakah peristiwa tersebut merupakan rangkaian aksi teror terhadap polisi, Kapolda belum mengetahui. “Kalau sudah terungkap nanti baru tahu,” ujar Dwi. ■ Saksi Polisi telah memeriksa tiga saksi. Dua tukang ojek dan seorang anggota polisi lalu lintas yang sedang bertugas di lokasi. Tukang ojek tersebut berada sekitar 30 meter dari sumber ledakan sementara anggota polisi yaitu Brigadir Bambang Sudjadi, anggota polisi berada di dalam pos. Kapolda menyatakan akan bekerja sama dengan densus 88 untuk mengetahui apakah aksi atau orang yang diduga pelaku itu masuk jaringan tertentu. “Pengecekan kepada densus barangkali bersangkutan dengan kelompok yang dicari,” tegasnya. Pospol di Jalan Raya Kaligawe, Kecamatan Genuk, Semarang diteror ledakan pada Senin (16/9) sekitar pukul 19.50 WIB. Kejadian yang berlangsung bersamaan dengan pertandingan Indonesia melawan Thailand itu, sempat diketahui oleh petugas yang menjaga dan beberapa tukang ojek yang berada di dekat pos. Beberapa tukang ojek mengira, ledakan tersebut berasal dari ban pecah, lantaran secara bersamaan melintas sebuah Bersambung ke hal 7 kol 1
Setelah wisuda, malah ijazahnya tertahan karena belum ada yang menandatangani,” keluhnya. Cahyo yang merupakan wisudawan dari Program Studi Sastra Indonesia ini mengatakan, ia berkeinginan untuk mengikuti seleksi CPNS yang sedang digelar saat ini. Tetapi dengan adanya masalah di ijazah, ia khawatir tidak bisa mengikuti seleksi tersebut. Wisudawan lainnya. Ferdian berharap ijazah segera dibagikan, karena setelah wisuda ia berniat akan pulang kampung. “Saya berharap ijazah segera dibagikan, karena saya akan segera pulang kampung dan melamar pekerjaan,” tuturnya. ■ Surat Kemendikbud Terpisah, Plt Rektor Unsoed, Mas Yedi Sumaryadi saat di-
konfirmasi mengatakan, waktu pelaksanaan wisuda, ijazah memang belum bisa dibagikan karena belum ditandatangani. Tetapi usai wisuda pihaknya mendapat surat dari Kementrian Pendidika dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menyatakan, Plt Rektor boleh menandatangani ijazah para wisudawan Unsoed dengan tanpa mencantumkan nama Plt. Sehingga yang tertera dalam ijazah hanya Rektor Unsoed, Mas Yedi Sumaryadi. “Ijazah sudah ditandatangani oleh saya, setelah turun surat dari Kemendikbud. Hanya saja belum dicap oleh pihak universitas. Setelah dicap maka boleh diambil. Kita berharap mahasiswa tidak perlu khawatir karena ijazah bisa diambil secepatnya,” jelasnya. ■ hef-yan
Tol Retak Dibongkar UNGARAN - Beton badan jalan tol di Km 21+300 dari arah Ungaran menuju Semarang yang masuk wilayah Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, akhirnya dibongkar karena retak. Sejumlah pekerja membongkar dua blok beton satu lajur arah Semarang. Pantauan di jalan tol Km 21+300, Selasa (17/9) siang, pembongkaran beton badan jalan sepanjang 20 meter tersebut dilakukan secara manual menggunakan palu besar dan betel. Titik beton jalan tol yang dibongkar berada sekitar 300 meter dari Jembatan Penggaron, Kelurahan Susukan. Beton yang dibongkar terdapat retakan memanjang dan melintang seperti membelah blok beton. Tidak hanya beton badan jalan tol, bahu jalan berupa aspal juga retak. Bahkan beberapa beton pembatas jalan sebagai
pemisah antara jalur arah Semarang-Ungaran dan Ungaran-Semarang ada yang turun sehingga posisinya tidak sejajar. Keretakan badan jalan tol itu diduga akibat kondisi tanahnya bergerak. Selama ada pekerjaan pembongkaran beton tersebut tidak ada penutupan jalan tol dari Ungaran menuju Semarang. Jalan tol tetap bisa dilewati kendaraan. Hanya saja, di sepanjang lokasi pembongkaran diberlakukan satu lajur saja. Sekitar 500 meter sebelum titik pembongkaran sudah terpasang rambu-rambu peringatan termasuk papan dan spanduk pemberitahuan kepada pengguna tol mengenai adanya perbaikan di Km 21+300. ■ Manual Seorang pekerja bagian K3 Bersambung ke hal 7 kol 1
MANUAL: Sejumlah pekerja membongkar beton secara manual dengan betel dan palu di Km 21+300 tol Semarang-Ungaran, Selasa (17/9). Pembongkaran karena beton sepanjang 20 meter retak. ■ Foto: Rusmanto Budhi-yan
Ketika Nafkah Pengasong di KA Terancam
Tak Ada Celah Jualan, Mereka Jadi Nekat dup dengan berjualan di KA sejumlah stasiun. Ketika kini ada larangan berjualan di dalam stasiun membuat kelangsungan hidupnya terancam. Menurut Rohayati (52) salah seorang pengasong di Stasiun Poncol, puluhan pedagang asongan yang naik dari stasiun Poncol pada intinya masih menghendaki bisa dengan leluasa berjualan di ruang peron KETAT: Pengamanan kereta api yang diperketat, melarang adanya pengasong berjualan di atas kereta. ■ Foto: Felek-yan
dan ruang tunggu, kalau pun di atas kereta api dilarang. Sejauh ini pedagang menilai sudah tak ada celah bagi mereka untuk berjualan, padahal itu jadi sandaran hidup. Rohayati juga memberikan solusi, beberapa pedagang asongan itu meminta untuk tetap diizinkan berjualan walaupun harus dibuat penjadwalan atau dibagi menjadi beberapa shif. “Pedagang asongan memiliki kemerdekaan dan kebebasan,” tegasnya. Suwondo (60), warga Tanjungmas Semarang Utara, mengaku sudah berjualan nasi di Bersambung ke hal 7 kol 3