■ Jumat Pon ■ 11 Oktober 2013 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE 28 NO: 200 TERBIT 24 HALAMAN ISSN 0215 3203
SEMARANG - Aksi penjahat ini sangat sadis. Selain merampok, kawanan rampok juga membunuh dua bocah balita, Nadin Aulia Zahrani Wiyana (2) dan Keanu Rifky Ontoseno Wiyono (1). Selain itu, seorang pembantu rumah tangga, Murni luka parah karena dianiaya. Para korban ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan bersimbah darah, akibat pukulan benda tumpul di bagian perut, Kamis (10/10) sekitar pukul 16.30 WIB. Dua jasad balita tersebut tergeletak di rumahnya Jalan Mu la war man Barat I RT 01/ RW 01, Kelurahan Kramas,
Kecamatan Tembalang, Kota Semarang oleh ibunya sendiri Eni. Begitupula korban Murni juga ditemukan Eni. Kapolda Jateng, Irjen Pol Dwi Priyatno saat mendatangi lokasi kejadian menegaskan, sejauh ini pihaknya masih melakukan olah TKP. Diduga, pembunuh dua balita dan satu pembantu kritis adalah pelaku perampokan. Karena, didapati beberapa perhiasan hilang di kamar utama. Lebih lanjut Kapolda menjelaskan, pembunuhan dilakukan diduga karena para korban mengganggu atau menghambat pelaku dalam menjalankan aksi-
KORBAN PERAMPOKAN: Keanu Rifky Ontoseno Wiyono dan Nadin Aulia Zahrani Wiyana, balita korban pembunuhan sadis. ■ Foto: ist nya. “Korban meninggal dua balita dan pembantunya masih kritis akibat luka di bagian kepala karena pukulan linggis,” je-
lasnya. Ditambahkan, saat ini Murni Bersambung ke hal 7 kol 1
Nadin dan Keanu Meninggal Tragis ISAK tangis menyelimuti kediaman Sugeng Wiyono (38) dan Eni (36) di Jalan Mulawarman Barat 1 RT 01/ RW 01 Kelurahan Kramas, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Kamis (10/10) malam. Rumah minimalis yang berlokasi tepat di belakang SD Negeri Keramas 1 dan 2 itu mendadak ramai setelah warga mengetahui dua baEVAKUASI: Petugas mengevakuasi jenazah Bersambung balita di Jalan Mulawarman Tembalang ke hal 7 kol 3 Semarang, semalam. ■ Foto: Weynes-yan
Penjaga Proyek Tewas Didor Pembunuh Bayaran Cuma Dua Gol SEMARANG - Soleh (33), seorang penjaga keamanan proyek rel ganda di dekat Stasiun Tawang, Semarang tewas ditembak di rumahnya di Gang Garuda, Kampung Kebonharjo RT5 RW 6, Semarang Utara, Kamis (10/10) sekitar pukul 02.30 WIB. Korban terkapar di gang depan rumahnya, setelah sempat berusaha minta tolong. Nyawanya tak tertolong karena pendaharan berat, akibat pe-
luru bersarang di bahu kanan belakangnya. Pelaku penembakan diketahui seorang pria, memakai helm. Bersama sejumlah temannya yang menunggu di atas motor tak jauh dari lokasi, pelaku jalan kaki mendatangi dan menembaknya, tepat saat akan keluar melewati pintu rumah. Ketika itu korban sedang telepon dengan seseorang. Dua kali dia ditembak dari
jarak sekitar 2 meter. Tembakan pertama meleset menembus kaca jendela dan mengenai tembok dan memantul ke dinding. Kedua, pelaku yang menembak korban saat menunduk itu megenai bahu kanannya, lalu kabur. Saat kejadian dua teman korban, sesama penjaga keamanan pergi buang air kecil tak jauh dari lokasi. Usai mendengar tembakan, mereka yang
kembali sudah mendapati korban tewas tergeletak. Informasi yang dihimpun Wawasan di lokasi menyebutkan, pembunuhan yang sudah direncanakan itu diduga berlatar belakang dendam. Itu terkait laporan kasus pencurian sejumlah klem besi rel di tempatnya bertugas, dua minggu lalu di Polsek Semarang Utara.
JAKARTA - Garuda Muda kembali meraih kemenangan dalam laga kualifikasi Piala Asia U-19. Bermain mengurung lawan sepanjang 90 menit, namun cuma dua gol yang berhasil dilesakkan pemain Timnas Indonesia ke gawang Filipina, di Stadion Gelora Bung Karno Senayan, Kamis (10/10) malam. Indonesia membuka kemenangan melalui gol dari tendangan bebas M. Hargianto di menit ke-27. Evan Dimas meBersambung ke hal 7 kol 3
Bersambung ke hal 7 kol 1
Ungkap Pencurian, Soleh Sering Diteror
OLAH TKP:Petugas Labfor Mabes Polri Cabang Semarang melakukan olah TKP di rumah korban penembakan, Soleh warga Gang Garuda Kampung Kebonharjo Semarang, Kamis (10/10). ■ Foto:Weynes-yan
GEBYAR
8
Tak Mau Tampil Konyol KEHIDUPAN rumah tangga aktris Nirini Zubir memang jauh dari gosip miring. Menurut Nirina, kekompakan antara suamiistri adalah kuncinya. Dia mengaku bila sang suami, Ernest, di rumah mereka berbagi tugas.
Sapi sampah menjadi sebuta sapi yang digembala di Tempat Pembuangan Sampah. Hampir di tiap kota banyak pemilik sapi yang menggembalakan di sekitar TPA, dengan tujuan menghemat biaya pakan. Padahal, sapi tersebut mengancam jiwa orang yang mengonsumsi dagingnya. Ironisnya banyak sapi sampah yang dijual untuk Idul Qurban. SIANG itu terik mentari menyengat. Di bawah panasnya sengatan mentari, ribuan sapi berkerumun, berpacu dengan truk-truk pengangkut sampah. Sesekali sapi-sapi itu terpisah dari kerumunan, seiring dengan hilir mudik truk yang mengantarkan kubikan sampah meskipun menumbulkan debu
KESEDIHAN begitu dirasakan Wiwik Handayani (29), isteri kedua korban Soleh (35) korban penembakan orang tak dikenal. Sembari mengendong, Azrin Wita Permata (3 bulan) anaknya hasil pernikahannya dengan korban, ia terus menangis. Wiwik yang mengetahui suaminya meninggal Subuh itu, mengakui adanya masalah di tempat kerja suaminya. “Bilangnya, ada masalah di kerjaannya tentang pencurian
besi rel. Tapi saya tidak tahu pasti. Orangnya (Soleh) baik. Tidak suka menyalahkan orang,” kata Wiwin kepada Wawasan sambil menangis. Saat kejadian, korban berada di rumah isteri pertamanya bernama Lita (33). Dari perkawinannya, itu, ia dikarunia tiga orang anak Aril Misa Pratama (9), Arin Rahmdani (5) dan Asril (3). “Kadang dia di sini (rumah Lita) kadang di
SELEBRASI : Hargianto (kiri) berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Filipina. ■ Foto: Antara
Bersambung ke hal 7 kol 1
Sapi Sampah Masih, Meski Dilarang
Harus Dikandangkan Tiga Bulan untuk Idul Qurban berhamburan. Di tengah kerumunan sapi itu, tampak alat berat penghancur sampah berputar-putar. Sapi-sapi itu, seakan tak menoleh dengan ngaungan suara alat berat yang menderu-deru. Antara sapi alat berat dan truk pengangkut sampah seakan tak TRUK SAMPAH: Truk bermuatan penuh dengan sampah tiba di ditengah-tengah kerumunan sapi pemakan sampah di TPA Jatibarang, Kamis (10/10). ■ Foto: Ceprudin-yan
ada sekat, berkumpul menjadi satu. Ya, ribuan sapi itu adalah sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Kota Semarang. Di tempat sampah itu, sapi-sapi memakan sampah yang baru dikirim dari pusat perkotaan atau dari pasar. Namanya sapi, pastinya tidak memilih dan memilah antara sampah yang mengandung bahan kimia dan tidak. “Sapi di sini, seakan sudah Bersambung ke hal 7 kol 3