Gapensi Wonosobo Sangkal Terlibat Penculikan WONOSOBO - Kasus penculikan seorang pengusaha, Hendro Atmoko yang diotaki Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Wonosobo, Subiantoro terus berbuntut. Pihak Gabungan Pelaksana Kontruksi Nasional In-
Beri Rp 200 Juta ke Lutfi Hasan
donesia (Gapensi) Wonosobo memastikan tidak memerintahkan melakukan penculikan kepada Hendro. Gapensi juga tidak tahu meBersambung ke hal 7 kol 3
ISTRI Ahmad Fathanah, Sefty Sanustika, mengakui pernah memerintahkan sopirnya mengantar uang Rp 200 juta untuk Luthfi Hasan Ishaaq. Pengiriman uang untuk Luthfi dilakukan atas suruhan Fathanah. “Saya ditelepon disuruh antar uang,” kata Sefty saat bersaksi untuk Luthfi di Pengadilan Tipikor, Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Senin (28/10).
Sehari sebelumnya, uang itu dibawa oleh Fathanah ke rumah. Sefty mengaku tidak tahu darimana asal uang itu. Padahal itulah pertama kali Fathanah membawa uang ratusan juta ke rumah. “Saya nggak tahu, nggak nanya, karena lagi tidur,” papar Sefty. Bersambung ke hal 7 kol 1
■ Selasa Legi ■ 29 Oktober 2013 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE 28 NO: 217 TERBIT 24 HALAMAN ISSN 0215 3203
Se y Sanustika Foto: Ant
Pemprov Lelang 85 Jabatan SEMARANG - Lelang jabatan di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang lama diwacanakan akhirnya dibuka, Senin (28/10). Jabatan yang dilelang untuk tahap awal hanya untuk golongan eselon III dan IV. Sementara untuk golongan eselon I dan II belum bisa dipastikan kapan bisa dilakukan. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memastikan dalam proses lelang jabatan tak akan ada intervensi dari mana pun termasuk gubernur. Lelang jabatan ini meskipun tak menggunakan tim independen, dipastikan berjalan bersih. Pasalnya, lelang jabatan ini mengutamakan talenta (talent scouting). ”Ini merupakan promosi perekrutan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terbuka. Dengan harapan bisa menghasilkan yang terbaik untuk kinerja organisasi dan pelayanan masyarakat,” kata Ganjar, dalam
pembukaan promosi rekruitmen terbuka CPNS di Ruang Kerja Lantai 2 Kantor Gubernuran. Politisi PDIP itu menyatakan, promosi rekruitmen PNS terbuka atau lelang jabatan itu betulbetul untuk mewujudkan birokrasi yang bersih. Dia menyatakan, bisa saja dirinya menunjuk seseorang untuk mengisi jabatan yang kosong. Namun akan lebih baik jika mengutamakan talent scou ting. ”Sejatinya bisa saja saya menunjuk orang-orang untuk mengisi jabatan yang masih ko-
song. Bisa juga, saya menunjuk seseorang sesuai dengan kehendak sendiri. Tapi ini saya sedang mengupayakan perbaikan birokrasi. Meskipun memang di mana pun, tak ada proses yang murni 100 persen,” ujarnya. Tahap pertama ini akan dilelang sebanyak 85 formasi jabatan untuk eselon III dan eselon IV. Untuk lelang jabatan eselon III dan IV, hanya boleh diikuti oleh PNS di lingkungan Pemprov Jateng. Termasuk untuk golongan eselon II yang juga akan dilelang nantinya. Sedangkan khusus untuk lelang jabatan eselon I (jabatan Sekda) bisa diikuti oleh semua PNS yang ada di Kabupaten/Kota di Jateng dan di luar Jateng. Menurut gubernur, di lingkungan Pemprov Jateng terdapat 2.418 formasi staf, 1.284 formasi untuk eselon IV, Bersambung ke hal 7 kol 3
Enthus Protes KPU SLAWI - Pilkada Kabupaten Tegal masih menyisakan masalah. Quick Count yang diselenggarakan KPU Kabupaten Tegal diprotes dan diragukan pasangan calon bupati dan wakil bupati Tegal Enthus Susmono-Umi Azizah. Hasil quick count KPU yang menunjukkan keunggulan sementara pasangan nomor lima dr Edi Utomo-Abasari, jauh berbeda dengan perhitungan tim pemenangan Enthus-Umi. Hasil perhitungan tim pemenangan nomor empat itu, Enthus yang juga dalang wayang kulit itu menang tipis dengan selisih 2,05 persen. Koordinator Tim Pemenang-
an Enthus-Umi, Ahmad Faruki meragukan hasil quick count tersebut. Pasalnya, quick count KPU yang baru 70 persen dr Edi-Abasari unggul dengan memperoleh 225.416 atau 48 persen. Sedangkan, berdasarkan hasil perhitungan timnya yang telah 100 persen, dr EdiAbasari memperoleh 218.339 suara atau 33,17 persen. “Sesuai rekap kami, Enthus mendapatkan 231.169 suara atau 35.12 persen. Enthus menang dan quick count KPU jelas pembohongan publik,” katanya. Sementara itu, Koordinator Gerakan Masyarakat Tegal Bersatu (GMTB) Sugirman yang mendampingi tim pasangan Enthus-Umi, juga meragukan hasil quick count KPU. Berdasarkan hasil perhitungan timnya, Enthus-Umi mengungguli
Foto: Dok
Enthus Susmono dr Edi-Abasari. Hal itu juga terjadi pada perhitungan tim pemenangan pasangan calon lainnya. “Kami telah melaporkan KPU ke Panwaslu. Kami juga akan somasi KPU dan laporkan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP),” tegasnya. Bersambung ke hal 7 kol 1
Kakek Terpanggang di Kebun Tebu
Final Dini LONDON - Piala Liga Inggris atau Capital One Cup memang baru memasuki babak 16 besar, namun laga big match telah menanti saat hasil drawing mempertemukan dua klub teratas Premier League saat ini, Arsenal dan Chelsea. Laga yang disebut sebagai final dini. Keduanya bersua di Emirates Stadium pada Rabu (30/10) dinihari WIB.
GEBYAR
8
Piyu & Adiguna Lindungi Floren ANASTASIA Florina Limasnax, istri Piyu disebut-sebut sebagai perempuan yang mengamuk di rumah pengusaha Adiguna Sutowo, Minggu (27/10). Dalam perkembangannya, baik Piyu maupun Adiguna Sutowo, sama-sama menutupi kabar tersebut.
Piala Liga ini otabene sering dijadikan ajang percobaan bagi para pemain pelapis, namun status derby dalam laga ini mau tidak mau akan membuat kedua manajer tidak akan main-main dalam menentukan starting eleven.
Masih ada warga di Jawa Tengah yang tak bisa menikmati aliran listrik. Itulah kepahitan yang dialami warga dua desa di Kabupaten Pekalongan. Untuk penerangan pun mereka masih memanfaatkan lampu teplok dari minyak tanah. DI tengah kemajuan teknologi yang kian pesat, dua desa tertinggal di Kabupaten Pekalongan hingga saat ini belum bisa menikmati aliran listrik. Ratusan rumah di Desa Kutorembet dan Tembelanggung, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan, masih mengandalkan temaram lampu teplok setiap malamnya. Dua desa yang berada di wilayah pegunungan dengan topografi relatif sulit dijangkau
Bersambung ke hal 7 kol 3
KUDUS – Nasib naas dialami Suparno (70), warga Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kudus. Kakek yang se hari-hari berprofesi sebagai petani tersebut, Senin (20/10) ditemukan tewas terpanggang saat membakar daun tebu sisa panen di kebun miliknya. Menurut informasi yang dihimpun Wawasan, peristiwa tersebut bermula ketika korban diketahui sedang berada di kebun tebunya yang sudah selesai dipanen. Guna membersihkan sisa daun yang ada, korban kemudian membakar daun-daun tebu yang sudah mengering tersebut.
Kerasnya tiupan angin ternyata membuat api menjalar dengan cepat. Celakanya, api tersebut justru merambat ke kebun tebu milik orang lain yang belum dipanen. ”Saat itu api menjalar ke kebun milik Darsi. Korban pun berusaha untuk memadamkannya,” ujar Ngatmin, salah seorang saksi. Khawatir api semakin membesar, korban berusaha memadamkan api. Celakanya, api justru semakin tak terkendali dan korban malah terkepung di kobaran api yang membesar sehingga tidak bisa menyelamatkan diri. Sekitar pukul 09.00 WIB, saat api sudah mulai padam, korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di lahan tebu di Desa Lau. Warga yang
mengetahui kejadian tersebut kemudian melapor ke aparat kepolisian setempat. Kapolsek Dawe, AKP Sunar saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya korban diperkirakan meninggal dunia murni karena terbakar saat berupaya membersihkan sisa daun tanaman tebu usai dipanen. Hasil pemeriksaan tim medis dan Unit Identifikasi Polres Kudus, tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan ”Dari hasil pemeriksaan dokter, Teguh Subagyo dari Upt Puskesmas Dawe, korban tewas murni akibat terbakar dengan luka bakar seluruh tubuh,” katanya. ■ Tom-yan
Saat Warga Jateng Masih Gunakan Teplok
Beli Minyak Tanah, Berjalan Puluhan Kilometer ini sejak jaman dulu hingga sekarang belum menikmati jaringan listrik PLN. Hal ini karena sulitnya jaringan PLN dibangun di kedua desa ini karena lokasinya yang terpencil. Selain itu, sumber energi listrik lainnya, semisal PembangTEPLOK: Warga Desa Kutorembet dan Tembelanggunung, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan menggunakan lampu teplok karena jaringan listrik belum masuk ke kedua desa ini. ■ Foto: Hadi Waluyo-yan
kit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sulit dibangun karena ketiadaan sungai besar sebagai sumber energi. Ribuan warga di kedua desa ini pun hanya hidup di gelapnya malam dengan penerangan lampu teplok. Dengan menggunakan kaleng bekas susu, warga membuat lampu teplok berbahan minyak tanah. Meskipun tidak terlalu menerangi, warga pun harus berjuang untuk mendapatkan minyak tanah yang harganya kian melambung. Warga kedua desa ini harus tuBersambung ke hal 7 kol 1