■ Rabu Pahing ■ 30 Oktober 2013 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE 28 NO: 218 TERBIT 24 HALAMAN ISSN 0215 3203
Kirab PB XIII Batal, Kirab Kepatihan Meriah
KIRAB KEPATIHAN: Peserta Kirab Babad Kepatihan mengenakan kostum Red Batik, saat menyusuri Jalan Urip Sumoharjo, Solo, Selasa (29/10). ■ n Foto: SMNetwork/Yusuf Gunawan-yan
SOLO - Kirab Mangayubagya Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi gagal digelar Selasa (29/10). Penyebabnya pihak keraton melarang raja Surakarta masuk Sasana Sewaka melalui Kori Kemandungan, Kompleks Keraton Solo.
“Karena rute yang hendak ditempuh tidak sesuai sebagaimana dikehendaki, maka Sinuhun Hangabehi minta agar pelaksanaan kirab Bersambung ke hal 7 kol 1
Lelang Jabatan Tak Transparan SEMARANG - Lelang jabatan atau seleksi Pegawai Negeri Sipil (PNS) secara terbuka yang sudah dibuka mulai Senin (28/10) lalu mendapat kritikan. Lelang jabatan tersebut dinilai belum terbuka secara seutuhnya. Pasalnya, masih ada beberapa hal yang belum dipublikasikan kepada publik. Beberapa hal yang belum disampaikan kepada publik adalah posisi jabatan-jabatan yang kosong baik di lingkungan Sekda maupun di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Selain itu, persyaratan adminstrasi untuk bisa mendaftar juga tak dipublikasikan secara rinci dan detail yang bisa dipahami masyarakat. Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah Achmad Zaid menyatakan, jika ada beberapa hal yang belum disampaikan kepada publik itu belum terbuka seutuhnya atau masih ada yang ditutup-tutupi.
GEBYAR
8
Menikah Diam-diam AGNI Pratistha dikabarkan akan melangsungkan pernikahan, Desember mendatang. Namun, ternyata dia sudah resmi menjadi istri sah dari kekasihnya, Ryan Anthony Monoarfa. Adik kandung Sigi Wimala itu mengungkapkan, telah menikah di Amerika Serikat, 17 Juni lalu.
SEMARANG
18
5.430 CPNS Kemenkes Antre Nomor Ujian SEBANYAK 5.430 calon peggawai negeri sipil (CPNS) Kementerian Kesehatan Provinsi Jateng antre kartu ujian yang dipusatkan di RSUP dr Kariadi Semarang, Selasa (29/10). Para tenaga kesehatan tersebut mencoba peruntungan menduduki posisi di 15 formasi.
nya terkait dengan lelang jabatan harus disampaikan kepada publik. Rinciannya harus jelas dan transparan sehing-
Zaid mengaku dengan sistem lelang jabatan dia sangat sepakat asalkan tak hanya sekadar wacana dan pencitraan. “Aturannya kan transparan dan akuntabel, jadi terukur dan bisa dipertanggungjawabkan. Kalau itu sudah terpenuhi maka itu bisa dilakukan. Jangan hanya sekadar lelang jabatan. Dalam hal ini, masyarakat juga boleh mengawasi dalam proses ini,” kata Zaid, saat ditemui usai acara silaturahmi kebijakan pelayanan publik, di Semarang Selasa (29/10). Ombudsman menilai namanya lelang terbuka itu semua-
SEMARANG - Sejumlah warga Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Selasa (29/10) kemarin datang ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jateng, melaporkan dua kasus pidana yang diduga dilakukan oknum petugas Polsek Bandungan. Setelah kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan sejumlah oknum petugas terha- dap, Ristanto (26), warga Gamasan RT 1 RW 2, Bandungan. Kasus dugaan tindak asusila dan pelanggaran diduga juga dilakukan seorang oknum anggota Polsek setempat. V (19), seorang remaja puteri warga Dusun Banyukuning, Kaliwinong, Bandungan, melaporkan Bripka S, anggota Unit Intelkam Polsek Bandungan. V merasa ditipu Bripka S yang ber- janji akan meni- kahinya. Saat ini V yang mengaku hamil 2 bulan dari hasil hubungannya dengan terlapor, menuntut pertanggungjawaban. “Keluarga kami sempat datang ke rumah masing-masing membicarakan soal pernikahan. Tapi janji itu palsu,” kata perempuan lulusan SD itu di kantor Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jateng. Bersambung ke hal 7 kol 1
DI pemakaman umum tersebut, muncul sumber air dari makam seorang bayi yang tidak pernah kering meskipun musim kemarau seperti terjadi beberapa waktu lalu. Warga setempat pun menganggap bahwa air itu bertuah dan dikeramatkan. Menurut Mbok Karsanah (69), juru kunci TPU Tidar, makam yang mengeluarkan air itu, hingga saat ini sering di-
jikan akan dibentuk Ganjar untuk seleksi lelang jabatan. Namun pada seleksi eselon III dan IV ini Ganjar tak membentuknya. Menurut Zaid, ketidakkonsistenan Ganjar dalam membentuk tim independen bukti tak transparan. “Jadi kalau dulu Ganjar pernah berjanji akan mebuat tim independen namun tak membuatnya, ya itu sama saja dengan tak transparan. Kalau
memang itu dulu dijanjikan harus dilaksanakan. Kalau tim independen kan harapannya bisa terbuka, kalau ini ditangani internal, semua sudah tahulah kayak apa,” ujarnya. Ketika ditanya soal ini kemarin, Ganjar Pranowo mengaku belum harus membentuk tim independen. Karena lelang jabatan masih pada level eselon III dan IV. Ganjar mengaku akan membentuk tim independen ketika akan dilakukan lelang jabatan pada eselon I dan II. Tapi Zaid tidak sepakat dengan pendapat Ganjar tersebut. “Bagi saya baik itu eselon I atau II dan eselon III dan IV itu tak ada perbedaan bagi saya. Apa pun, ketika nanya sudah lelang, ya harus lelang semua tak ada pembedaan. Ketika harus membentuk tim independen maka harus dibentuk semua tim independennya. Jadi ada Bersambung ke hal 7 kol 3
Oknum Polisi Hamili Gadis Bandungan
Di tengah peradaban zaman yang semakin modern saat ini, ternyata masih saja terjadi fenomena alam yang kadang tidak masuk akal. Seperti yang terjadi di pemakaman umum Tidar di Kampung Tidar Krajan, Kelurahan Tidar Selatan, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang.
ga bisa dipercaya masyarakat. “Ketika ada yang masih ditutupi, dikhawatirkan menimbulkan persepsi yang tak baik dari publik,” katanya. Pria kelahiran asli Semarang itu juga meyinggung soal tim independen y a n g dulu dijan-
PDIP Bisa Habis di Jateng SEMARANG - Kekalahan beruntun yang dialami jago-jago Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jateng menyisakan banyak pertanyaan. Pasalnya, PDIP Jateng terbilang cukup solid. Terbukti dari 35 kabupaten/kota se-Jateng, sebanyak 17 kepala daerah asal PDIP. Kekalahan jago PDIP dialami secara beruntun di Pilkada Karangannyar, kemudian Kabupaten Tegal dan Kota Tegal. Kekalahan ini menyusul dari Pilkada Kabupaten Cilacap dan Sragen. Dari banyaknya kader PDIP yang tumbang di kandang ini banyak yang menilai PDIP Jateng tak solid lagi. Pengamat Politik Universitas Diponegoro (Undip) Sema-
rang Muhammad Yuliyanto mengungkapkan, kekalahan beruntun calon kepala daerah ini harus dievaluasi secepatnya oleh PDIP, jika tidak bisa habis di Jateng yang notabene disebut kandang banteng. Sebelumnya, PDIP cenderung enggan untuk berkoalisi dengan partai lain dan lebih mengutamakan mengusung calon sendiri. “Jadi kekalahan secara beruntun ini harus dievaluasi secepatnya oleh PDIP. Kalau sebelumnya PDIP itu kan lebih memilih mengusung calon sendiri. Kekalahan itu karena faktor apa, apakah karena kurang solid struktur partainya atau karena figur calonnya itu sendiri,” kata dia, kepada Wawasan, Selasa (29/10).
■ Salah Figur Menurut dia, masalah yang sedang dihadapi oleh PDIP ini harus disikapi dengan serius. Indikasi-indikasi kesalahan harus diketahui dengan jelas sehingga tak salah dalam mengambil langkah. Dia menilai, kekalahan PDIP bisa juga karena salah memilih figur yang diusung dalam Pilkada. “Memang bisa juga kekalahan yang dialami oleh PDIP itu karena figur yang kurang diterima masyarakat. Misalnya di Kota Tegal, mungkin saja di sana masyarakat tak puas dengan kepemimpinan Ikmal Jaya. Sehingga masyarakat sudah antiklimaks kepada fugur yang diusung PDIP,” imbuhnya. Bersambung ke hal 7 kol 3
Sumber Air Keramat di Pemakaman Tidar
Warga Anggap Air Kencing Bayi yang Bertuah kunjungi banyak peziarah dari berbagai daerah yang sengaja datang untuk mengambil air yang dianggap bertuah tersebut. “Para peziarah yang datang cukup banyak, terlebih pada malam Jumat Kliwon yang datang untuk mengambil air dari makam lebih banyak lagi dan bisa mencapai 50-an orang,” kata Karsanah. Menurutnya, dari puluhan makam yang ada di TPU Tidar hanya satu makam saja yang bisa mengeluarkan air. Makam tersebut merupakan makam seorang bayi yag konon me-
ninggal dunia saat masih berusia sembilan bulan. Ia menambahkan, bayi yang dimakamkan tersebut meninggal dunia lantaran menderika penyakit yakni tidak bisa mengeluarkan urine atau air kencing. Namun sejak bayi tersebut dimakamkan di tempat itu, tiba-tiba muncul aliran air yang Bersambung ke hal 7 kol 3 KERAMAT: Sebuah makam di TPU Tidar, Magelang sering mengeluarkan air yang dianggap warga keramat. ■ Foto: Widiyas Cahyono-yan