■ Jumat Kliwon ■ 27 Desember 2013 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE 28 NO: 274 TERBIT 24 HALAMAN ISSN 0215 3203
Jateng Masih Merah MASYARAKAT Jawa Tengah baru saja menghelat pesta politik dengan gelaran Pemilihan Gubernur 2013. Sedikit di luar dugaan, calon pasangan dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko memenangi Pilgub tersebut dengan menjungkalkan rival utama yang juga incumbent Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo. Ini menjadi momen politik terbesar di Jateng tahun 2013. Di balik kemenangan Ganjar-Heru, menunjukkan superioritas PDIP di kandang banteng. Bahkan bisa dibilang kemenangan Ganjar-Heru sangat telak, untuk ukuran melawan incumbent
yang diusung Partai Demokrat. Ganjar Heru memperoleh 48,82 persen, sedangkan Bibit WaluyoSudijono 30,26 persen dan Hadi Prabowo-Don Murdono 20,92 persen. Yang mungkin menggembirakan dalam kegiatan politik 2013 tersebut, tingkat partisipasi masyarakat untuk mengikuti Pilgub meningkat, meski- pun tidak signifikan. Dari total daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 27.385.985, jumlah partisipasi warga pada pilBersambung ke hal 7 kol 3
2.200 Penerima Bansos Fiktif DIBUKA: Warga Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, membuka tanggul agar ancaman banjir lahar dingin di Kali Putih tidak menerjang pemukiman dan Jalan raya Magelang-Yogya. Lahar dialirkan melalui sodetan Kali Putih Baru. ■ Foto: ali subchi-yan
Takut Diterjang Lahar, Warga Jebol Tanggul MAGELANG - Khawatir terhadap ancaman banjir lahar dingin sekitar 700 orang warga Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Kamis (26/12) ramai-ramai menjebol tanggul pemisah antara alur Kali Putih Lama dan alur Kali Putih Baru. Secara gotong royong, mereka mem-
buka bongkahan batu besar untuk membuat aliran air. “Membuka tanggul untuk mengalirkan air Kali Putih ke sodetan Kali Putih yang baru. Kami merasa takut, jika terjadi banjir lahar yang menerjang desa kami, seperti dua tahun lalu, karena saat ini ancaman banjir lahar sudah menghantui
warga,” ujar Kadus Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Sudiyono. Warga membuka sodetan tanggul Kali Putih untuk membuat aliran air ke alur Kali Putih yang baru. Dalam membuka tanggul itu warga hanya menggunakan alat ala
kadarnya seperti cangkul, linggis, slenggrong dan alat tradisional lainnya. Sebanyak 700 warga itu, berasal dari Dusun Gempol, Kalirogo, Kemburan, Dowakah, Tegalsari dan Dusun Seloiring. Pada banjir lahar Kali Putih dua tahun lalu, Bersambung ke hal 7 kol 3
KPK Tolak Pelantikan Hambit Bintih JAKARTA - KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) mengisyaratkan tak menyetujui surat permohonan Kemendagri mengenai pelantikan Bupati Gunung Mas terpilih Hambit Bintih, yang terlibat kasus penyuapan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar. Namun KPK juga memiliki solusi agar tidak ada kekosongan pemerintahan di kabupaten yang ada di Kalimantan Tengah itu. “Bisa ditunjuk Plt (Pelaksana Tugas). Wakilnya saja yang dilantik dan setelah itu bila bupati tidak bisa dilantik maka ada mekanisme yang diatur dalam UU No 30 Tahun 2004 yang mengatur mekanisme
SEMARANG - Sedikitnya 2.200 organisasi kemasyarakatan (ormas) penerima dana bantuan sosial (bansos) tahun 2011 di Semarang diketahui fiktif. Artinya lembaga tersebut tidak terdaftar secara resmi sehingga diperkirakan bantuan yang diterima rawan diselewengkan. Hal itu diungkapkan, Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Semarang, Arifin Arsyad. “Ada sekitar 2.200 penerima dana bansos yang tidak terdaftar dalam Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Semarang,” katanya, Arifin Arsyad kemarin. Kejari Semarang sendiri kini turut menangani kasus dugaan penyimpangan itu. Perlu diketahui, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jateng, dalam penanganan kasus bansos sudah sampai pada tahap penyidikan. Atas penyelidikannya, Kejari menyatakan akan mencari informasi ke Kesbangpolinmas. “Ternyata, ribu-
an penerima tak terdaftar di sana. Sebagian informasi kami dapatkan dari pemerintahan setempat, kelurahan dan kecamatan,” ujar Arsyad. Dalam kasus ini diduga beberapa penerima dana bansos adalah penerima fiktif. Namun menurut Arsyad, ormas penerima bansos yang tidak terdaftar belum tentu termasuk penerima fiktif. “Karena itu kami telusuri, dan informasinya kami sampaikan ke Kejati,” kata Arsyad. ■ Bansos Pendidikan Tak hanya tahun 2011, Kejari juga menyelidiki dugaan koBersambung ke hal 7 kol 1
selanjutnya,” kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, Kamis (26/12). Menurut Bambang, dengan demikian pemerintahan Kabupaten Gunung Mas tetap bisa berjalan meski dipimpin oleh seorang Wakil Bupati, dalam hal ini pelaksana tugas Bupati. Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas juga senada. Menurutnya, korupsi merupakan kejahatan luar Bersambung ke hal 7 kol 1
Hambit Bintih Foto: Antara
GEBYAR
8
Siapkan Suvenir Al Quran KALAU jodoh, takan kemana, itu kata pepatah lama. Meskipun aktris Oki Setiana Dewi baru mengenal calon suaminya, Ory Vitrio dua minggu, tapi hatinya sudah mantap kalau lelaki yang melamarnya adalah lelaki pilihan Allah SWT. Makanya ia tidak ragu menerima pinangannya “Aku pikir waktu belum jaminan seseorang berjodoh apa tidak. Makanya aku tidak ragu menerima lamarannya, apalagi ayahku setuju dan merestui. Karena aku percaya ridho Allah sama dengan ridho orangtua,” cetus Oki, Kamis (26/12).
Di tengah hingar bingarnya Kota Semarang, kondisi memprihatinkan masih terlihat dari sebagian warganya yang kesulitan mencari sesuap nasi. Hidup menggelandang dengan makan yang tak teratur tersebut, menjadi perhatian sebuah komunitas yang bergerak sebagai pejuang nasi bungkus. PEKATNYA malam yang hanya diterangi sinar bulan purnama seakan menemani langkah beberapa pemuda yang masih terjaga. Suara bising kendaraan Kota Semarang seakan enyah dan tergantikan oleh merdunya lirih jangkrik yang mengerik. Di selasar pertokoan di tiap sudut kota yang sudah ditutup oleh pemiliknya terlihat beberapa tubuh tergolek lemah berselimut koran dan kardus seadanya. Sekelompok pemuda de-
Aktivitas Pejuang Nasi Bungkus Semarang
Manfaatkan Malam Minggu untuk Berbagi Nasi ngan membawa plastik besar di kanan-kiri tangannya mulai menghampiri anak jalanan dan gelandangan yang sedang tertidur di selasar pertokoan. Puluhan nasi bungkus dibagikan untuk makan malam mereka. Begitulah aktivitas rutin yang dilakukan Hisyam Basyeban bersama beberapa teman komunitasnya. Melalui sebungkus nasi mereka berbagi guna membantu orang-orang yang bernasib kurang beruntung. Berawal dari kegelisahan tiga anak muda yang ingin melakukan sesuatu yang bermanfaat di malam minggu mereka. Hisyam dan teman-temannya
mencoba untuk melakukan hal baru yang lebih bermanfaat dari sekedar nongkrong-nongkrong biasa. Terinspirasi dari Komunitas Berbagi Nasi di Bandung akhirnya ia mencetuskan untuk membuat komunitas serupa di Semarang. Awalnya tidak banyak yang tahu tentang komunitas ini. Tetapi lambat laun baBersambung ke hal 7 kol 1 BAGI NASI: Anggota Komunitas Berbagi Nasi Semarang saat memberikan nasi kepada warga yang tidur di emperan toko. ■ Foto: M16-yan