WAWASAN 04 Januari 2014

Page 1

■ Sabtu Pon ■ 4 Januari 2014 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000

TAHUN KE 28 NO: 281 TERBIT 24 HALAMAN ISSN 0215 3203

Giliran Elpiji 3 Kilogram Langka SEMARANG – Kenaikan harga elpiji ukuran 12 kilogram yang menjadi Rp 145.000/kilogram di pasaran, berdampak kompleks. Masyarakat yang biasa menggunakan elpiji 12 kiligram, ramai-ramai beralih menggunakan elpiji ukuran tiga kilogram. Akibatnya elpiji melon ini langka, kalau pun ada harganya melambung. Pantauan Wawasan Jumat (3/1) di Kota Semarang, elpiji tiga kilogram kini bahkan mulai menghilang di pasaran. Sebenarnya kelangkaan sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu, namun ketika harga elpiji 12 kilogram naik kelangkaan semakin parah. Sejumlah kios pengecer elpiji termasuk di daerah Banyumanik, puluhan tabung berjejer di depan kios me-

nunggu pasokan elpiji baru datang. Salah satu pengecer, Ano (60) mengaku tidak tahu alasan PT Pertamina mengurangi pasokan elpiji tiga kilogram belakangan ini. “Kita juga belum tahu apa penyebab pasokan dikurangi. Akibatnya banyak konsumen mengeluh karena sulit mendapatkan gas yang menjadi kebutuhan pokok,” Bersambung ke hal 7 kol 3

TUNGGU PASOKAN: Seorang pengecer saat menunggu pasokan elpiji 3 kilogram di Banyumanik Semarang.■ Foto: M16-yan

Subsidi Rp 30 Triliun Bakal Membengkak JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram pada 1 Januari 2014 dari Rp 70.200 menjadi Rp 117.708 per tabung. Masyarakat diperkirakan p i n d a h meng-

gunakan elpiji tiga kilogram yang masih disubsidi pemerintah. Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan, apabila migrasi ke elpiji tiga kilogram terjadi, maka anggaran subsidi elpiji akan semakin membengkak. Pada tahun ini, subsidi untuk elpiji tiga kilogram mencapai Rp 30 triliun. “Ingat subsidi

sudah di atas Rp 30 triliun subsidi elpiji. Jadi kita nggak mau naik lagi. Tahun ini sama lah segitu, elpiji tiga kilogram kan nggak dinaikkan harganya. Itu ketentuannya dari Dirjen Migas,” kata Bambang di kantornya, Jakarta, Jumat (3/1). Menurutnya, hal itu sudah disampaikan kepada pihak Pertamina, apalagi Bambang merupakan salah satu Komisaris Pertamina. Untuk menaikan harga elpiji 12 kilogram maka harus dipastikan tidak

ada peralihan secara besarbesaran kepada elpiji tiga kilogram. “Saya dari dulu bilang kalau Pertamina mau naikkan elpiji 12 kilogram, satu harus dipastikan bahwa tidak ada migrasi besar-besaran ke elpiji 3 kilogram, karena itu hanya akan menambah subsidi ujungnya,” jelas Bambang. Ini pun menurutnya tidak cukup hanya dengan imbauan agar tak terjadi migrasi. Pemerintah juga harus memiliki langkah yang tegas, agar bisa Bersambung ke hal 7 kol 1

EDUKATIKA

5

Sekolah Tidak Jujur Bakal Dipenalti GEBYAR

Lagi, Fosil Gajah Purba Ditemukan di Patiayam

8

KUDUS – Warga Desa Terban, Kecamatan Jekulo Kudus kembali menemukan sejumlah fosil tulang belulang binatang purba di kawasan situs Patiayam, desa setempat. Beberapa fosil yang ditemukan di antaranya tulang kaki serta tulang rusuk stegodhon trigonochepalus (gajah purba). Pengelola rumah fosil Situs Patiayam Kudus, Ari Mustaqim mengatakan, untuk saat ini pihaknya baru bisa mengangkat fosil gading gajah dan tulang rusuk. “Untuk sementara, tulang rusuk sudah bisa diangkat. Sementara, untuk tulang kaki masih dalam proses peng-

Ikhlas Dilaporkan Polisi GRUP band Radja resmi melaporkan karaoke milik Inul, Rossa, dan Charlie ‘Setia Band’ di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan. Ian Kasela cs merasa hak ciptanya telah dicuri oleh beberapa bisnis karaoke seperti Inul Vizta, Diva Karaoke, Charly VH Karaoke, Nav Karaoke, dan Happy Puppy. Menurut kuasa hukum Radja, Yanuar Bagus Sasmito, karaoke itu dikenakan Pasal 72 UU No. 19 th 2002 tentang Hak Cipta dengan nomor laporan LP/04/I/ 2014/ Bareskrim. Ia pun mengancam karaoke milik Inul, Rossa, dan Charlie ‘Setia Band’ dengan hukuman tujuh tahun penjara serta denda Rp 5 miliar.

TEMUAN: Warga saat membawa fosil temuan mereka dari lokasi penemuan. ■ Foto: Ali Bustomi-yan

Bersambung ke hal 7 kol 1

30 Koruptor Jateng Berkeliaran SEMARANG - Hampir serupa dengan jawaban-jawaban sebelumnya, pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jateng, belum berhasil menemukan keberadaan 30 orang buronan mereka yang telah ditetapkan sebagai DPO (Daftar Pencarian Orang). Kepala Kejati Jateng, Babul Khoir Harahap mengaku sudah berkoordinasi dengan tim di Kejagung, untuk mendapatkan buronan mereka. “Belum ketemu. Kami sudah koordinasi dengan pihak Kejagung,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (3/1). Diketahui, sebanyak 30 DPO kejaksaan di Jateng masih buron dan belum ditangkap. Mereka belum berhasil ditangkap karena sejumlah faktor. “Ada

30 orang yang masih buron. Beberapa belum ditangkap karena lolos dan ada dua yang sakit,” kata Babul. Belum ditangkapnya para koruptor itu seolah menunjukkan kurang maksimalnya kerja kejaksaan untuk memburu. Pasalnya, sebagaiman diungkapkan Babul Khoir sebelumnya, usai dilantik menjadi Kajati Jateng pihaknya menargetkan selama tiga bulan kedepan akan mengeksekusi sejumlah buron kasus tunggakan korupsi. “Menjadi kewajiban kami, untuk menuntaskan dan menyelesaikan. Baik korupsi yang sudah incraht (sudah ada penetapan pengadilan-red) dan Bersambung ke hal 7 kol 3

40 Tahun Nglajo Magelang Semarang untuk Jual Gethuk

Pelanggannya pun Setia Sejak Puluhan Tahun Silam Makanan tradisional gethuk lindri memang terbilang kian langka, khususnya di kota besar seperti Semarang. Namun ada seorang penjual yang sangat setia menggeluti profesinya hingga puluhan tahun, demi memanjakan lidah warga Semarang. LANGIT Magelang masih gelap. Jalanan kota masih lengang dari bisingnya kendaraan. Tubuh-tubuh manusia juga masih terlelap dalam mimpinya. Jam dinding masih menunjukkan pukul 03.00 dini hari, namun sosok perempuan setengah baya sudah siap me-

numbuk singkong yang akan menjadi bahan dasar pembuatan getuk lindri. Dibantu anak dan suaminya, ibu berjilbab ini dengan sigap mencampurkan berbagai bahan tambahan ke dalam tumbukan singkong yang telah halus. Narto (55), salah satu penjual getuk lindri yang sudah berjualan selama 40 tahun lamanya merupakan salah satu penjual getuk lindri yang memilih untuk nglajo dari Magelang ke Semarang setiap harinya. Pukul 07.00 pagi ia sudah siap membawa dagangannya untuk dijual di ibu Kota Jawa Tengah. Ditemani sepeda mo-

tor yang sudah terbilang tua, ia rela menempuh perjalanan selama dua jam untuk menajajakan getuk lindri buatannya di Pasar Johar, Semarang. Di kios kecil sederhana dengan beratapkan terpal dan payung tempat ia berjualan, Narto mulai menata getuk lindri beraneka warna dan rasa di Bersambung ke hal 7 kol 3 BERTAHAN: Gethuk lindri khas Magelang ini masih bertahan dijual di Pasar Johar Semarang.■ Foto: M16-yan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.