WAWASAN 07 Januari 2014

Page 1

■ Selasa Legi ■ 7 Januari 2014 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000

TAHUN KE 28 NO: 284 TERBIT 24 HALAMAN ISSN 0215 3203

Sebagian Semarang Terendam 50 Cm SEMARANG - Hujan deras yang mengguyur sejak sore hingga malam kemarin membuat sebagian kawasan Kota Semarang tergenang banjir dengan ketinggian mencapai 50 centimeter. Genangan tertinggi di antaranya di perempatan Jalan Letjen Suprapto dan beberapa titik di sepanjang Jalan Imam Bonjol. Akibatnya, lalu-lintas macet dan sejumlah motor mogok. Di sekitar simpang lima Jalan Soekarno-Hatta (bangjo Tlogosari) juga terendam. Bersambung ke hal 7 kol 3

TERJANG BANJIR: Sejumlah kendaraan menerjang genangan banjir di kawasan Jalan Imam Bonjol Semarang, Senin (6/1) malam. Hujan yang mengguyur Kota Semarang membuat beberapa ruas jalan dan kampung tergenang banjir. ■ Foto:Weynes

DORONG MOTOR: Walikota Semarang Hendrar Prihadi mendorong motor yang mogok saat banjir di perempatan Jalan Letjen Suprapto dan Imam Bonjol, Senin (6/1). ■ Foto:Weynes

Pedagang Enggan Turunkan Harga ■ Tunggu Stok Elpiji Habis KUDUS – Meskipun disambut baik sebagian besar masyarakat, keputusan pemerintah untuk menurunkan kembali harga elpiji 12 kg dari Rp 117.708 menjadi Rp 82.200 ternyata menjadi bencana tersendiri bagi para pedagang elpiji.

Harga Elpiji Manuver Politik JAKARTA - Kenaikan harga elpiji nonsubsidi 12 kilogram menuai banyak kecaman. Meski pemerintah telah melakukan rapat terbatas untuk meninjau kembali harga elpiji biru itu, tapi hal ini justru mendapat kecaman dari politikus Senayan. Ketua Fraksi Partai Hanura Syarifudin Sudding menilai, naik turunnya harga elpiji ini hanya manuver pihakpihak tertentu untuk menaikkan elektabilitas menjelang Pemilu 2014. “Masih segar ingatan kita ketika jelang Pemilu 2009, sebelumnya harga dinaikkan, kemudian diturunkan kembali dan ada yang mendapat simpati dari masyarakat,” kata Suding, Senin (6/1). Bagi Suding, cara semacam ini tidak elegan dilakukan bila tujuannya untuk meningkatkan elektabilitas. Misalnya, dengan mempermainkan kebijakan yang langsung

Pasalnya mereka telah telanjur membeli elpiji dengan harga yang lebih tinggi. ”Kami melihat dari televisi kalau harga elpiji akan diturunkan kembali. Jelas ini akan membuat kami rugi karena stok barang yang kami miliki dibeli menggunakan harga lama,” kata Ani, salah seorang pengecer elpiji di Desa Dersalam, Kecamatan Bae, Kudus, Senin (6/1). Sebagaimana diumumkan pemerintah, harga elpiji terbaru hanya akan mengalami kenaikan Rp 1.000 tiap kilogramnya. Namun demikian para pedagang mengaku belum tahu secara pasti berapa harga untuk tingkat eceran. ”Ya nggak tahu besok (hari ini-red) mau jual berapa. Kami akan menunggu perkembangannya,” tambahnya.

Menurut Ani, saat ini dirinya menjual elpiji 12 kg dengan harga Rp 140 ribu. Harga tersebut memang sudah jauh lebih tinggi dari yang ditetapkan Pertamina pada awal tahun lalu sebesar Rp 117.708 lantaran telah melalui mata rantai distribusi yang panjang, baik dari agen maupun pangkalan. SementaBersambung ke hal 7 kol 3

Bersambung ke hal 7 kol 1

BPJS Perlu Dibenahi SEMARANG - Menilik perjalanan awal era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) masih memerlukan banyak pembenahan. Pasalnya di awal tahun pertama pelaksanaan sistem jaminan tersebut masih mengalami kendala terutama pada masalah teknis. Di beberapa rumah sakit dan puskesmas, kendala yang dihadapi cenderung pada pelayanan database secara online. Memang, pendataan yang kini dilakukan menggunakan sistem online untuk melayani para peserta yang suBersambung ke hal 7 kol 3

Ketika banyak pihak mempersoalkan kenaikan harga elpiji 12 kilogram dengan berbagai macam protes serta keluhan akan keberlangsungan usaha, warga Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Banyumas justru adem-ayem menyikapinya. Mereka sama sekali tidak merasa ada gejolak. Padahal sebagian besar mereka yang bekerja sebagai perajin tahu mempunyai kebutuhan memasak yang cukup banyak. DESA Kalisari yang berjarak sekitar 20 kilometer dari Kota Purwokerto, sudah tiga tahun terakhir menjadi desa yang berhasil memanfaatkan biogas limbah tahu (biolita) sebagai sumber energi. Tidak hanya untuk keperluan memasak sehari-hari, namun juga untuk keperluan penerangan dan la-

Warga Cilongok Tak Terpengaruh Harga Elpiji

Limbah Jadi Penyelamat Perajin Tahu innya, Sehingga kenaikan harga elpiji pada awal Januari ini sama sekali tidak berpengaruh terhadap kehidupan mereka. Di Desa Kalisari terdapat 1.300 kepala keluarga (KK) dan dari jumlah tersebut, sebanyak 274 KK memproduksi tahu “Kita tetap memproduksi tahu seperti biasa, sama sekali tidak terpengaruh dengan kenaBIOGAS: Pengolahan limbah tahu yang dimanfaatkan menjadi biogas dan dialirkan ke rumahrumah warga sebagai pengganti elpiji dan listrik. ■ Foto: Hermiana E Effendi

ikan harga elpiji 12 kilogram, maupun menghilangnya elpiji subsidi 3 kilogram. Karena kita memasak menggunakan biogas,” tutur Watem, salah satu perajin tahu di desa tersebut. Kepala Desa Kalisari, Aziz Mansuri mengatakan, penduduk desa rata-rata menggunakan biolita di rumahnya masing-masing. Biolita tersebut berasal dari empat lokasi penampungan yang dimanfaatkan warga secara bersama-sama. “Jadi limbah pengolahan tahu di sini tidak langsung dibuang ke sungai, melainkan di Bersambung ke hal 7 kol 1


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.