■ Sabtu Kliwon ■ 11 Januari 2014 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE 28 NO: 288 TERBIT 24 HALAMAN ISSN 0215 3203
JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum akhirnya dibui di Rutan KPK Jumat (10/1) petang. Setelah berada di ruang KPK selama empat jam tanpa pemeriksaan, Anas yang dituduh terlibat kasus korupsi proyek Hambalang ini langsung digelandang ke tahanan. Yang menarik, sebelum memasuki ruang tahanan Anas sempat berstatemen “panas” yang menyinggung Presiden SBY. Anas menganggap hari penahanannya merupakan hari bersejarah. “Buat saya Insya Allah bagian paling penting untuk saya menemukan keadilan dan kebenaran,” kata Anas yang mengenakan baju tahanan warna orange di Gedung KPK. Anas menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak terkait proses hukum yang tengah membelitnya. “Saya terima kasih karena hari ini ditahan yang tanda tangan adalah Pak Bersambung ke hal 7 kol 3
Sang Ibu Menangis MATA Sriati, ibunda Anas Urbaningrum berkaca-kaca saat melihat di layar televisi anaknya memakai baju tahanan KPK. Ia hanya terdiam, sambil menatap layar televisi yang ada di depannya. Sriati hanya bisa menghela nafas panjang sambil sesekali melihat keluar rumah. Saat ditanya ditanya terkait penahanan Anas, Sriati beberapa saat hanya terdiam. Saat didesak ia hanya menjawab ingin ketemu Anas. “Ingin ketemu,” kata Sriati singkat, saat ditemui wartawan di rumahnya di Dusun Sendung, Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Blitar, Jumat (10/1). Ketika ditanya bagaimana perasaannya saat melihat Anas dijadikan tersangka korupsi, lagilagi ia menolak untuk memberikan komentar. Tak berapa lama kemudian, Sriati beranjak Bersambung ke hal 7 kol 1
GEBYAR
8
Lahirkan Bayi Perempuan? KABAR persalinan pedangdut Ayu Ting Ting memang masih belum bisa dipastikan. Pihak keluarga juga tetap konsisten menyembunyikan Ayu dari pantauan media. Namun, kabar kembali beredar pelantun ‘Sik Asik’ itu telah melahirkan seorang bayi perempuan bernama Bilqis.
Kapal Hilang, Korban Simpang Siur SEMARANG - Jumlah korban hilang kapal layar motor (KLM) Bintang Buana masih simpang siur. Pencarian yang dilakukan Basarnas Kantor SAR Semarang di perairan Pulau Man-dalika dan Pulau Karimunjawa Kabupaten Jepara, Jumat (10/1), tidak menemukan tanda-tanda kapal dan anak buah kapal (ABK). Dalam manifes PT Cahaya Buana, pemilik KLM Bintang Buana, jumlah penumpang disebutkan 10 orang. Namun, informasi yang digali dari tiga penumpang yang selamat menyebutkan enam orang. Kesimpangsiuran ini belum dapat dikonfirmasi kembali kepada Jamaludin, selaku kapten atau
nahkoda kapal. Selain Jamaludin, Icang Daeng Matamu (kepala kamar mesin), dan Akbar Hirawan (juru mudi) juga selamat dan dibawa ke Tanjung Uban, Batam, oleh kapal MT Patricia saat berlayar dari Tuban tujuan Tanjung Uban, Batam, Kamis (9/1) pukul 15.00. Selain tiga penumpang itu, ketujuh penumpang yang tercatat dalam manifes adalah Agus (masinis), Dida Hendrawan (Mualim), Andi Arzandi (juru mudi), Samsudin Bassai (oilman), Ronni (oilman), Wahyu Saputro (oilman), dan Tukimin (juru masak). Kepala Basarnas Kantor SAR Bersambung ke hal 7 kol 3
Rina Tak Boleh Tempati Rumah Sitaan SEMARANG - Kejaksaan Tinggi Jateng didesak supaya segera menahan Rina Iriani Sri Ratnaningsih setelah menetapkannya sebagai tersangka korupsi dan pencucian uang. Koordinator Masyarakat Anti Korupsi (MAKI), Boyamin Saiman mengatakan, tidak ada alasan dan hambatan untuk menahannya. Desakan penahanan ini dengan pertimbangan kekhawatiran tersangka menghilangkan barang bukti. “Seharusnya tidak ada alasan dan hambatan lagi,” kata dia, Jumat (10/1). Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasipenkum) Kejati Jateng, Eko Suwarni dikonfir-
masi mengaku, pihaknya masih mengkaji penahanan tersangka. “Masih dikaji penyidik. Tunggu saja nanti,” kata dia. Sementara mengenai perkembangan pasca penggeledahan dan penyitaan sejumlah aset serta harta Rina, Eko mengaku hal itu sebagai upaya penyelamatan. Disinggung mengenai informasi Rina yang masih menempati salah satu rumahnya yang disita penyidik Kejati, Eko mengatakan hal itu tidak boleh. “Dia sudah tidak punya hak atas asetnya yang disita. Secara hukum tidak boleh (tinggal di Foto: dok
Bersambung ke hal 7 kol 1
Rina Iriani
Jaringan Gas Masuk Perumahan di Blora
Diyakini Lebih Murah dan Pemakaian Tak Ribet SEMARANG SQUARE
17
Pelajar SMA Menodong 36 Kali Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Semarang melalui Polsek Semarang Tengah, berhasil mengungkap kasus perampasan disertai penodongan. Seorang tersangka masih berstatus pelajar kelas II di sebuah SMA mengaku beraksi 36 kali.
Di tengah kian mahalnya harga gas elpiji, sebagian warga Blora bisa berlega hati. Jaringan gas sudah mulai masuk perumahan. Diharapkan pengoperasian jaringan ini semkain mempermudah masyarakat memanfaatkan sumber energi gas untuk kebutuhan hidup sehari-hari. MIMPI panjang warga Kabupaten Blora merasakan jaringan gas ke rumah-rumah pribadi kini jadi kenyataan. Proyek yang mulai jadi bahan pembicaraan sejak 2006 lalu, terwujud di kawasan Blora selatan, yakni Kecamatan Kradenan, Kedungtuban dan Cepu.
Pada 2006 lalu, proyek klaster gas mencuat setelah antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dengan DPRD semasa Bupati H Basuki Widodo (almarhum) dan Ketua DPRD HM Warsit, sering melempar isu ini di berbagai kesempatan. Hanya saja, ketika itu, proyek harapan warga direncanakan dengan memanfaatkan cadangan sumber gas di kawasan Semanggi, dan jadi isu politik oleh para wakil rakyat dapat dukungan dana Pemerintah Pusat sekitar Rp 60 miliar hingga Rp 90 miliar (2006) lalu. Namun proyek itu tidak juga terwujud hingga berganti
Bupati RM Yudhi Sancoyo (2010). Bahkan, sampai awal 2011, proyek klaster gas tidak juga terwujud. Baru pada akhir 2011 dan awal 2012, Bupati H
Djoko Nugroho membawa angin baru soal klaster gas, dan proyek itu berubah lokasi di wilayah selatan. Jika proyeksi sebelumnya
cadangan gas akan diambilkan dari Lapangan Migas Semangi, Kecamatan Jepon, untuk jaringan gas terbaru ini diambilkan dari proyek milik PT Pertamina Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) Cepu di Central Processing Plan (CPP) di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Bersambung ke hal 7 kol 1
METERAN : Contoh alat ukur atau meteran penggunaan gas yang kini masuk di 4.000 rumah warga Kecamatan Kedungtuban, Kradenan dan Cepu. ■ Foto: Wahono-yan