■ Minggu Legi ■ 12 Januari 2014 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE 28 NO: 289 TERBIT 16 HALAMAN ISSN 0215 3203
Syarief Akui SBY Terganggu JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan saat ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (10/1). Tak hanya mengucapkan terima kasih, Anas juga mengatakan penahanannya itu merupakan kado tahun baru 2014 bagi Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Umum Partai Demokrat. Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan mengakui Partai Demokrat dan juga SBY merasa tidak nyaman dengan pernyataan Anas tersebut. “Sangat terganggu.
dan Usaha Kecil Menengah (UKM) itu tidak melihat korelasi antara penahan- an Anas dengan SBY yang kini menjabat sebagai Presiden RI. Menurutnya, Anas yang juga mantan anggota KPU itu hanya berusaha mengalihkan perhatian publik. “Apa hubung-
Tapi biarlah rakyat menilai pernyataan Anas tersebut,” kata Syarief Sabtu (11/1). Meski demikian, Menteri Koperasi
annya penahanan Anas dengan kado untuk SBY? Itu hanya mengalihkan isu kasus dan penahanannya,” ujarnya. Syarief juga membantah klaim Anas, bahwa kasus yang membelitnya tidak dapat dilepaskan dari peristiwa politik dan SBY menekan KPK agar menetapkannya sebagai tersangka. Dia menegaskan tuduhan itu tidak benar. “Fitnah itu. Ma-
Arianto Lempar Telur karena Benci Anas JAKARTA - Polisi mengamankan Arianto (28) karena melempar telur ke Anas Urbaningrum. Telur itu menyerempet kepala Anas yang
sedang digiring ke ruang tahanan KPK Jumat (10/1) malam. Arianto melempar telur Bersambung ke hal 2 kol 3
Bersambung ke hal 2 kol 3
Anas Urbaningrum Grafis: Decky
Bus Mogok Dihajar Trailer BOYOLALI - Kecelakaan maut kembali terjadi di ruas jalur Solo-Semarang. Bus PO Teguh Jaya yang sedang mogok di ruas jalur utama Solo-Semarang, di wilayah Dukuh Pomah, Kelurahan Mojosongo, Boyolali, diseruduk truk trailer dari belakang. Akibatnya, seorang penumpang bus tewas dan seorang penumpang lainnya mengalami luka-luka. Korban tewas adalah Kaselan (48), warga Dukuh Kraton, Desa Wonosari, Kecamatan Tepurejo, Jember. Sedangkan korban luka yakni, Zulfikar Ulya (35), warga Bogor, Jawa Barat. Lakalantas yang melibatkan bus dan truk trailer itu terjadi Jumat (10/1) malam sekitar pukul 22.30WIB. Peristiwa bermula saat Bus PO Teguh Jaya AD-1651-BF yang dikemudikan Dimas Hera Sagita (25), warga Suko Mulyo, Kadipiro, Banjarsari Solo itu melaju dari arah timur (Solo) menuju ke barat (Boyolali-Semarang). Di lokasi kejadian, di ruas jalur Solo-Semarang di Dukuh Pomah, Kelurahan Mojosongo, Boyolali, bus antar kota antar provinsi jurusan Solo-Jakarta tersebut, tiba-tiba mogok. Para penumpang turun. Beberapa saat kemudian, melaju truk trailer B-9350-JT Bersambung ke hal 2 kol 1
Mobil Pertama Indonesia Milik PB X Masih di Belanda SOLO - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo mengaku akan berupaya dengan berbagai cara untuk membawa pulang Benz Pheaton ke Indonesia. Mobil yang saat ini dikenal dengan sebutan Mercedez Benz itu diketahui merupakan kendaraan yang dimiliki PB X pada tahun 1894. “PB X diketahui sebagai orang Indonesia pertama yang tercatat sebagai pemilik mobil tersebut. Kami mohon doa restunya agar bisa mengembalikan mobil pertama di Indonesia bahkan pertama di kerajaan-kerajaan se-Asia waktu zamannya,” jelas Roy Suryo usai me-
ngikuti acara mider praja bersama Wali Kota dan Wakil Walikota Surakarta di SMK N 3 Solo, Jumat (10/1). Dia menjelaskan saat ini posisi mobil berada di salah satu museum di Kota Den Haag, Belanda. Selama sekitar 89 tahun, mobil tersebut dikapalkan pertama kalinya ke negara itu untuk dipamerkan. “Ternyata sampai sata ini tidak pernah pulang ke Indonesia, bahkan sempat dianggap sudah hilang. Tapi tahun lalu ketika saya ke Belanda sudah dipastikan mobil itu masih maBersambung ke hal 2 kol 1
MOBIL PERTAMA: Inilah mobil pertama di Indonesia yang dimiliki Raja Solo, Paku Buwono X. ■ Foto: ist
■ Jelang Imlek di Semarang
Pasar Senggol Jadi Favorit SEMARANG - Bagi warga Tionghoa, momen Tahun Baru Imlek (Sintjia) merupakan salah satu hari yang sangat penting. Selain gempita perayaan, hari tersebut juga memiliki makna khusus bagi warga Tionghoa kendati tahun ini, Imlek 2565 jatuh pada 31 Januari mendatang. Bagi salah seorang warga keturunan Tionghoa, Lim (51), tradisi Imlek memang selalu dirayakan secara meriah dengan banyaknya kegiatan yang dilangsungkan, sebelum hari H. “Di mana pun saya pikir, tradisi Imlek sama saja. Seperti memberikan angpau, makan ikan, membersihkan rumah, seni barongsai dan liong serta tidak makan bubur saat momen Imlek,” ungkap Lim saat ditemui selepas ibadah di Klenteng Tek Hay Bio Jalan Gang Pinggir No 105107, Semarang, Sabtu (11/1). Dikatakan Lim, menjelang Imlek berbagai ritual ini digelar sebagai bentuk penghormatan terhadap lingwei (meja abu) leluhur untuk bersembahyang. Begitupun dengan penggunaan warna merah saat perayaan Imlek. “Saat Imlek, warna merah adalah sebagai simbol kebahagiaan
dengan harapan di kehidupan mendatang akan memperoleh yang lebih baik. Tapi dalam beberapa tahun terakhir ini, berpakaian merah pun sudah jarang,” ujar pengusaha makanan ringan ini. Selain itu, lanjut dia, dalam tradisi pembagian angpau, selalu menjadi yang ditunggutunggu saat perayaan Imlek, terutama bagi mereka yang belum menikah atau berkeluarga. Menurutnya, angpau dengan warna merah menjadi
simbol keberuntungan dengan harapan penerima bisa mendapatkan keberuntungan berupa jodoh yang sempurna. “Namun, makna di balik pemberian angpau ini pun sudah bergeser dengan hanya mengharapkan besaran nominal uangnya. Padahal, seharusnya bagi kalangan muda bisa mengambil makna atau nilai yang terkandung di balik perayaan Imlek tersebut. Ter Bersambung ke hal 2 kol 1 -
IBADAH: Seorang warga sedang melakukan ibadah jelang perayaan Imlek, Sabtu (11/1). ■ Foto: Munif-yan
Komunitas Berbagi Susu ke Anak Jalanan GEBYAR
Kesurupan AKTRIS Diah Permatasari mengalami kejadian tak mengenakkan. Ia mengaku kesurupan saat menjalani syuting film terbarunya berjudul Malam Suro di Rumah Darmo.
8
Dengan Keterbatasan, Bercita-cita Sehatkan Bocah Kondisi kesehatan anak jalanan memang sering terlihat memprihatinkan. Mereka sekadar kerja cari duit, makan sembarangan tanpa memperhatikan waktu istirahat. Sebuah komunitas di Semarang menangkap persoalan sosial ini, dengan berbuat sesuatu yang sebenarnya sepele yakni membagi-bagikan susu. RIUH canda tawa anak-anak terdengar dari salah satu rumah bertembok merah muda di daerah Tambak, Jomblang, Semarang. Sebuah rumah belajar yang didirikan empat orang relawan dari Belanda menyambut ramah puluhan anak-anak kurang mampu di sana. Di depannya terpampang papan
bertuliskan Indoshelter yang menjadi nama rumah belajar tersebut. Dari kejauhan nampak guratan wajah gembira yang tergambar dari senyum anak-anak ketika memasuki rumah berpagar bambu itu. Dengan antusias mereka datang untuk belajar dan bermain bersama kakakkakak yang tergabung dalam Komunitas Lentera Nusantara (Lensa). Bukan hanya itu saja, hari ini mereka juga akan mendapatkan susu dari Komunitas Lensa. Setiap bulannya puluhan gelas susu segar dibagikan secara cuma-cuma untuk anak-anak di pemukiman ini. Ditemui di sela-sela kegiatan, Rini Puspitasari, Ketua Len-
BERBAGI SUSU: Para anak jalanan mendapat pembagian susu oleh Komunitas Lentera Nusantara (Lensa) Semarang. ■ Foto: M16-yan
sa menjelaskan Gerakan Bagi Susu (GBS) ini sudah menjadi program rutin dari teman-teman Lensa. Kurangnya asupan gizi anak-anak di lingkungan tersebut membuat Rini bersama komunitasnya tergerak untuk membantu mereka dengan cara membagi-bagikan susu rutin tiap bulannya. “Tadinya memang sebulan dua kali, cuma karena keterbatasan volunteer jadinya sekarang sebulan sekali, jumlah susu yang kita bagikan tapi tetap sama,” papar Rini barubaru ini. Ia juga menambahkan anakanak di sini memang bukan daBersambung ke hal 2 kol 1