■ Senin Wage ■ 20 Januari 2014 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE 28 NO: 296 TERBIT 24 HALAMAN ISSN 0215 3203
Pantura Lumpuh ■ Banjir Rendam Kawasan Jateng Utara SEMARANG - Hujan yang mengguyur Jateng tiga hari nyaris tanpa henti mengakibatkan kawasan Jateng utara lumpuh. Ribuan rumah penduduk di kawasan pantura dari Pemalang hingga Pati terendam banjir. Hingga Minggu (19/1) kemarin, genangan banjir yang menerjang pemukiman penduduk tersebut belum surut. Bahkan warga masih bertahan di pengungsian, karena intensitas hujan justru bertambah tinggi. Ketinggian banjir di Kabupaten Pekalongan Minggu (19/1) sore antara 60 cm-175
cm. Aparat gabungan TNI, Polri, Pramuka, PMI, dan Basarnas terus melakukan evakuasi korban banjir di desa-desa yang dinilai kondisinya sangat parah. Namun sebagian besar warga enggan untuk dievakuasi dan tetap bertahan untuk menjaga Bersambung ke hal 7 kol 3
Atasi Banjir Semarang Butuh Rp 12,5 Triliun SEMARANG - Pakar Hidrologi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Dr Nelwan Kusnomo Dipl HE mengatakan, banjir yang terjadi di Semarang akibat drainase tidak memadai. ”Sebetulnya melihat intensitas hujan dalam sehari kemarin cukup rendah. Tapi memang waktunya panjang, sehingga mengakibatkan volume air besar. Padahal kalau hujan rintikrintik seperti kemarin itu se-
jatinya tak membuat banjir jika drainase memadai,” ujar Nelwan. Menruutnya, jika drainase normal dengan intensitas hujan yang rendah tak menyebabkan banjir. Bisa diperkirakan dengan hujan yang cukup ringan jika pembuangan airnya maksimal maka air tak akan meluap. ”Kalau saya lihat sih itu karena Bersambung ke hal 7 kol 1
KORBAN BANJIR: Ribuan korban banjir terpaksa mengungsi karena ketinggian air belum surut, ratusan di antaranya di Gedung Kopindo Wiradesa (atas). Relawan mengevakuasi korban banjir dengan kapal karet ke posko pengungsian (bawah). ■ Foto-foto: Hadi Waluyo.
Situs Budaya untuk Cairkan Bansos
SITUS JANJANG: Kajari Mochamad Djumali (kiri) di papan nama situs Janjang, salah satu situs budaya yang diduga dicatut untuk kedok pencairan dana bansos dari APBD Provinsi Jawa Tengah. ■ Foto: Wahono
GEBYAR
8
Prihatin Banjir BANJIR yang melanda kota Jakarta yang sudah satu pekan berjalan, membuat artis Angel Karamoy prihatin. Sebagai orang yang tinggal di Jakarta, Angel menilai upaya Pemerintah dalam mengatasi banjir di ibukota DKI Jakarta masih jauh dari harapan.
Ribuan warga Kabupaten Pekalongan masih bertahan di pos-pos pengungsian lantaran ketinggian air belum surut. Mereka harus tidur berdesakdesakan beralaskan tikar di lantai lokasi pengungsian. Mereka pun mengandalkan kesigapan dari relawan untuk mencukupi kebutuhan makan dan minum selama berada di lokasi pengungsian. Di antara ribuan pengungsi itu, ada belasan bayi yang masih kesulitan untuk mendapatkan popok atau pakaian ganti anak mereka lantaran minimnya persediaan di posko pengungsian. RAUT muka Ferri (25), pengungsi dari Desa Tegaldowo, Kecamatan Tirto, nampak lelah. Namun dengan kehangatannya, bapak muda ini menimang-nimang putra pertama-
BLORA – Kejaksaan Negeri (Kejari) Blora menemukan dugaan penyelewengan penyaluran dana bantuan sosial (bansos) berkedok pengelolaan situs budaya diperkiraan mencapai ratusan juta rupiah. Modusnya, para pelaku mengaju- kan proposal, dan setelah dana cair tidak sampai ke pengelola. “Kami terus mengumpulkan data dan bukti, sebab dana bansos itu berasal dari APBD Provinsi,’’ beber Kajari Blora Mochamad Djumali, Minggu (19/1). Penasaran dengan situs yang dijadikan objek dana bansos, Kajari bersama sejumlah wartawan turun ke situs tersebut, antara lain makam Sunan Pojok (Kota Blora), situs Janjang (Jiken), situs Samin Klopoduwur (Banjarejo), situs Makam Abdul Qohar dan situs Jipang Panolan (Kedungtuban).
Menurut Mochamad Djumali, dalam alokasi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Provinsi Jateng tahun anggaran (TA) 2011, terdapat sejumlah bantuan untuk kegiatan sosial untuk semua kabupaten/kota di Jateng dana bansos senilai Rp 26 miliar. Dari jumlah itu, lanjutnya, sebagian masuk ke Blora dan alokasi dananya untuk bantuan ke situs-situs tersebut. ‘’Saya dan tim sudah cek ke lapangan, ternyata tidak tampak ada bekas pelaksanaan bantuan,’’ katanya menjelaskan. ■ Badan Hukum Saat survei di lapangan, Kajari juga menemukan fakta bahwa dari lima situs itu, hanya Sunan Pojok yang sudah punya Bersambung ke hal 7 kol 1
Buron Proyek Fiktif Dibekuk Kejagung SEMARANG - Seorang buron kasus penipuan proyek fiktif pembuatan rumah sakit (RS) di Semarang, berhasil dibekuk petugas Tim Satuan Tugas (Satgas) Kejaksaan Agung (Kejagung). R Nifram Erwin Luik, buron yang ditangkap diamankan dari apartemennya di Kalibata City Tower B 8 CU, Kalibata, Jakarta Selatan. Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasipenkum) Kejati Jateng, Eko Suwarni Minggu (19/1) mengatakan, Nifram ditangkap Jumat (17/1) sekitar pukul 21.30 WIB. “Dari informasi Tim Monitoring Center Kejagung, buron Kejari Semarang yaitu terpidana atas nama R Nifram Erwin Luik yang telah dijatuhi pidana selama satu tahun sembilan bulan dalam tingkat kasa-
si oleh MA karena melanggar Pasal 378 KUHP,” kata dia. Usai dijemput dari Jakarta, Nifram lalu dibawa ke Semarang untuk dijebloskan ke Lapas untuk dieksekusi. “Sabtu (18/1), sekitar pukul 19.30 WIB, tim Kejari Semarang bersama terpidana tiba di Semarang dan akhirnya sekitar pukul 20.15 WIB terpidana berhasil dieksekusi di LP Kedungpane Semarang untuk menjalani pidana penjara sebagaimana putusan MA,” jelas Eko Suwarni. Terpidana Nifram terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana penipuan sebagaimana diatur dalam Pasal 378 KUHP. Hal itu berdasarkan putusan MA No Bersambung ke hal 7 kol 1
Ribuan Warga Bertahan di Pengungsian
Bantuan Tak Merata, Terpaksa Ngamen nya di pangkuannya agar anak yang baru dilahirkannya sepekan lalu itu tidak rewel. Sementara istrinya, Rokha (20), nampak sibuk bertanya kepada sejumlah relawan, apakah ada pakaian ganti untuk bayi, sebab dirinya tidak membawa persediaan yang cukup. “Alhamdulillah makan dan minum masih cukup. Namun pakaian ganti untuk bayi saya sulit mendapatkannya. Kasihan dingin-dingin seperti ini jika tidak sering diganti,” ujar Ferri ditemui di posko pengungsian di Gedung Kopindo, Minggu kemarin. “Anak saya bernama Fazil.
Baru lahir sepekan lalu,” imbuhnya. Akibat banjir sejak Sabtu dini hari lalu, pasangan suami istri muda ini pergi mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sebab ketinggian air sudah mencapai 1 meter dan masuk ke rumah. “Air sudah masuk ke rumah. Kasihan anak kami jika terus bertahan,” ungkap Ferri. Bersambung ke hal 7 kol 1 SIBUK: Relawan di dapur umum sibuk menyiapkan ribuan nasi bungkus untuk korban banjir, Minggu (19/1). ■ Foto: Hadi Waluyo.