WAWASAN 01 Februari 2014

Page 1

■ Sabtu Legi ■ 1 Februari 2014 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000

TAHUN KE 28 NO: 307 TERBIT 24 HALAMAN ISSN 0215 3203

Sembahyang Imlek di Genangan Banjir KUDUS – Tahun Baru Imlek 2565, tetap dirayakan dengan penuh suka cita warga keturunan Tionghoa. Meski terendam banjir, sejumlah warga keturunan Tionghoa di Kudus tetap menggelar sembahyang di kelenteng Hok Tik Bio di Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati. Mulyono, mbiyokong atau penjaga kelenteng Hok Tik Bio, mengungkapkan setiap malam tahun baru Imlek, banyak jemaat yang melakukan doa di tempat tersebut. Hanya saja, Bersambung ke hal 7 kol 3 SEMBAHYANG: Warga keturunan Tionghoa sembahyang Imlek di kelenteng Hok Tik Bio, di Tanjung Karang, Jati, Kudus yang tergenang banjir Jumat (31/1). ■ Foto: Antara

Jalan Rusak Momok Tahunan MENYUSURI wilayah Jawa Tengah dalam beberapa hari terakhir ini, kita akan merasakan ketidaknyamanan. Jalan berlubang, kubangan air dan gelombang jalan menjadi pemandangan di sepanjang jalur Pantura maupun Jateng Sela-

PARAH: Jalan Lingkar Selatan Pemalang yang rusak parah. ■ Foto: Probo Wirasto-yan

Baca Juga Rusaknya Infrastruktur Jalan, Diperlukan Langkah Darurat

Hal

tan. Tak tanggung-tanggung ketika memasuki wilayah Jateng mulai dari Brebes hingga Semarang, begitupula ke arah utara mulai Demak, Kudus, Jepara dan Pati kondisi tak berbeda jauh. Kondisi serupa juga terjadi di wilayah Cilacap dan sekitarnya. Tak hanya jalan-jalan yang rusak, bahkan jembatan pun rusak. Ada jembatan yang bergeser, ambrol, lantaran tergerus air deras. Akibatnya, akses jalan menjadi terputus dan daerah yang jembatannya tak bisa dilalui itu menjadi terisolasi. Tentu, dengan rusaknya infrastruktur jalan dan jembatan itu, konsekuensi logis harus ditanggung. Laju perekonomian praktis terganggu! Jalan rusak menimbulkan kemacetan di mana-mana. Jembatan yang tak bisa dilalui, membuat daerah setempat terisolasi. Kalau mau dihitung, dalam skala kecil kemacetan di jalan dan jembatan yang rusak itu, membuat BBM bagi angkutan semua barang akan membengkak. Pengiriman barang jadi terhambat. Lebih parah lagi,

3

Langkah Gita

Tak Etis JAKARTA - Mundurnya Gita Wirjawan sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) dinilai tidak etis. Karena kementerian yang dia pimpin masih banyak masalah.

Bersambung ke hal 7 kol 3 Foto: Antara

Gita Wirjawan

Hal ini dikatakan oleh peneliti senior Uvolution Indonesia Nyoman Brahmandita. Menurut dia, bencana alam yang menimpa saat ini, membutuhkan kepastian di jalur perdagangan. Namun, sang nahkoda justru mundur untuk perhelatan Konvensi Capres Partai Demokrat. “Meski Kementerian Perdagangan memiliki seorang Wakil Menteri, pastinya Kemunduran Gita dianggap tidak etis, meninggalkan gelanggang (pemerintah) di saat sengkarut,” kata Nyoman Brahmandita, Jakarta, Jumat (31/1).

Indonesia saat ini sedang kritis bencana. Transportasi terhambat lantaran beberapa jalan rusak hingga penerbangan tidak maksimal. Kata Brahmandita, kondisi ini berpengaruh pada proses lalu lintas barang kebutuhan masyarakat. Tapi anehnya, dalam situasi yang membutuhkan konsentrasi pemerintah, Gita justru mundur. Padahal peran Kementerian Perdagangan sangat besar dalam situasi ini. “Bencana di beberapa daerah meninggalkan Bersambung ke hal 7 kol 3

Anggoro Sering Berpindah Negara JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama Imigrasi Indonesia dan Polisi Zhenzhen berhasil menangkap tersangka kasus dugaan korupsi Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT), Anggoro Widjojo, 27 Januari 2014. Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Guangzhou, Republik Rakyat China, Jamaruli Manihuruk dalam keterangan pers di Kantor KPK, Jumat (31/1) dinihari, menuturkan saat ditangkap oleh polisi Shenzen China, Anggoro Widjojo tidak melakukan perlawanan sama sekali. Kata dia, Anggoro sudah dintai di Zhenzen pada saat akan melakukan perjalanan ke Hongkong. Bersambung ke hal 7 kol 1

GEBYAR

8

Mesra dengan Dimas Seto PENYANYI Tika ‘T2’ makin eksis bersolo karier, setelah berpisah dari Tiwi. Bahkan kini, dia kembali merilis single terbarunya yang berjudul O Ya. Dalam video klip terbarunya itu dia nampak mesar dengan Dimas Seto.

Anggoro Widjojo Foto: Antara

Wayang Klithik yang Nyaris Punah

Perpaduan Kreasi Kethoprak dan Wayang Purwo Ada yang menarik dalam perayaan Imlek di Pasar Semawis Semarang belum lama ini. Pementasan wayang klithik, membuka kesempatan masyarakat menyaksikan seni budaya kuno di Jateng yang nyaris punah. Belum banyak yang tahu tentang budaya tradisional kuno ini. Pun pula belum banyak yang paham kenapa disebut wayang klitihik? PANGGUNG 4X4 meter di Jalan Gang Pinggir Pecinan, Semarang, menjadi magnet pengunjung yang memadati kawasan Pecinan Semarang. Ya, pentas wayang klitik yang dimainkan oleh dalang Ki Sutik-

no (38) dengan judul ‘Damarwulan-Menakjinggo’ menyita perhatian penonton. Apalagi sabetan ki dalang sesekali menimbulkan suara klithik... klithik... klithik. Sekilas, suara tersebut muncul saat wayang berbentuk pipih dari kayu saling bersenggolan. Tidak seperti pentas wayang kulit yang identik dengan suluk sang dalang, wayang kliNYARIS PUNAH: Ki Sutikno (38) saat mementaskan wayang dalam acara Pasar Imlek Semawis 2014 di Jalan Gang Pinggir, Semarang. ■ Foto: Munif

thik terasa lebih bebas. Simak saja saat babak Damarwulan berhasil mengalahkan Menakjingga. Kepala Menakjingga yang dipenggal dibawa ke hadapan Sang Ratu. Bukan suluk yang keluar dari ki dalang, melainkan, ‘Ngiung... ngiung... ngiung’. Spontan permainan dalang mengun- dang gelak tawa penonton yang memadati depan panggung. Kekocakan dalang pun menambah ger-geran ketika terjadi dialog spontan. “Aduh, aku lupa pantunnya,” kata tokoh Damarwulan. Anak buahnya keBersambung ke hal 7 kol 1


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
WAWASAN 01 Februari 2014 by KORAN PAGI WAWASAN - Issuu