■ Kamis Wage ■ 24 Juli 2014 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-29 NO: 120 TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203
PERAHU COMAL: Pemudik bermotor harus menggunakan jasa perahu penyeberangan di jembatan Comal, Pemalang yang ambles, Rabu (23/7). Pemudik harus membayar tarif Rp 3.000-5.000. ■ Foto: Probo-yan
Awak Truk Kelimpungan ■ Terjebak Seminggu di Comal PEMALANG - Puluhan awak truk melakukan aksi protes di dekat Jembatan Comal, Pemalang Rabu (23/7). Mereka menggelar aksi karena kebingungan sudah 6 hari terjebak dan tidak bisa keluar, di sisi lain uang jalan yang diberikan perusahaan sudah habis. Padahal mereka juga sudah mendengar bahwa Jembatan Comal akan segera dibuka dan bisa dilalui. Muhidin (35) salah satu pengemudi truk ekspedisi yang membawa truk trailer dari Jakarta menuju Semarang mengaku sudah terjebak selama hampir seminggu di jalur Pantura. Pada Jumat malam pekan lalu dirinya dihentikan petugas
di Jalan Lingkar Utara Pemalang dengan alasan Jembatan Comal ambles. Sejak saat itulah kendaraan sama sekali tidak bisa ke mana-ke mana lagi. “Seharusnya pihak berwenang mencarikan jalur alternatif agar kami bisa keluar dari
jalur Pantura menuju tujuan, atau kalau Jembatan Comal akan dibuka hendaknya truk diperbolehkan melintas, khususnya truk yang sudah terjebak saja dan melintasnya juga satu persatu,” pinta Muhidin, Rabu (23/7). ■ Tetap Dilarang Puluhan awak angkutan tersebut kemudian ditenangkan dan diberikan penjelasan oleh Dandim 0711 Pemalang Letkol Arm Luhti dan Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I Soemarjono. Dijelaskan bahwa jembatan Comal daBersambung ke hal 7 kol 3
Jokowi Siapkan Kabinet di Rumah Transisi JAKARTA - Sehari pascapenetapan Jokowi-JK sebagai presiden/wapres terpilih, muncul kasak-kusuk kabinet yang ba-
Bersikap Tasamuh
kal dibentuk. Jokowi mengaku mempersiapkan rumah transisi untuk mempersiapkan pemerintahan mendatang.
“Jadi nanti gini, kita sudah siapkan kantor transisi. Sudah, Bersambung ke hal 7 kol 3
Prabowo-Hatta Harus Buktikan Kecurangan JAKARTA Kubu PrabowoHatta te lah mengambil sikap untuk meno lak hasil Pilpres 2014 karena di anggap ‘cacat’. Bahkan, pihak nya juga akan membawa per kara ini ke MK. Apa tanggap an Dewan Kehormatan Pelak sanaan Pemilu (DKPP)? “Kita serahkan kepada yang bersangkutan karena pa da dasarnya perkara yang di sengketakan dalam pemi lihan umum itu menyang kut kepentingan privat Bersambung ke hal 7 kol 1
Foto: Bagus Adji W
Prof Bambang Setiaji (Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta) KANJENG Nabi Muhammad SAW mengatakan, takutlah bangkrut karena suka memfit nah. Kita harus Tasamuh atau bersikaplah toleran kepada se sama. Serta jangan mengang Bersambung ke hal 7 kol 1
Kamis, 24 Juli 2014 11.48 15.09 17.42 18.53
Jumat, 25 Juli 2014 04.24 04.34 Sumber: Kanwil Kemenag Jateng
TUMPENGAN: Presiden Indonesia terpilih, Joko Widodo, memberikan tumpeng saat menghadiri syukuran atas kemenangan Pilpres di Tugu Proklamasi, Jakarta, Rabu (23/7) malam. ■ Foto: Antara
Jimly Asshiddique Foto: Ant
In Memoriam Prof Eko
Kehidupan Itu Menuju Kematian RABU (23/7), ribuan orang mendatangi kediaman almarhum Prof Ir Eko Budihardjo MSc di Jalan Telaga Bodas Raya I No 4 Semarang. Bahkan bukan hanya di rumah, mereka juga mengantarkan almarhum saat dibawa ke auditorium Undip Pleburan untuk disemayamkan dan memberi penghormatan terakhir, hingga dikebumikan di peristirahatan di Kompleks Pemakaman Undip, di Tembalang. Ribuan pelayat ini adalah sahabat, mahasiswa, dan temanteman dekat almarhum yang
kelahiran Purbalingga, 9 Juni 1944 ini. Semasa hidupnya, almarhum yang menjabat sebagai Rektor Undip dua periode 1998 - 2006 terkenal sangat baik, penuh canda, dan banyak karya. Di mata wartawan, almarhum adalah nara sumber yang mudah untuk dihubungi wartawan. Guru besar arsitektur dan tata kota Undip yang juga budayawan ini kerap menjawab, ‘’Halo, ya saya Eko Budihardjo, ada apa....’’ saat wartawan meneleponnya untuk minta konfirmasi tentang suatu hal.
Sampai akhir hidupnya, bahkan suami dari Dr Ir Sudanti Hardjohoebojo ini tetap berkarya, sedikitnya 32 buku sudah dia tulis. Ada beberapa buku dari tujuh buku yang dia launching beberapa bulan lalu. Dan sejumlah buku itu di antaranya kumpulan puisi dan tulisan di beberapa media cetak yang dia tulis. Ya, menulis di media massa dilakukan oleh Prof Eko, sapaan akrab almarhum sudah lama, bahkan sejak tahun 1978. Bersambung ke hal 7 kol 3
PURNA TUGAS: Prof Eko saat acara purna tugas sebagai Guru Besar Fakultas Teknik Undip, di Gedung Prof Soedarto Kampus Undip Tembalang, Senin 9 Juni 2014 lalu. ■ Foto: Arixc Ardana-yan