■ Kamis Legi ■ 9 Oktober 2014 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-29 NO: 191 TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203
■ Argo Bromo vs Kijang, 5 Tewas
Esti Gendong Faiz Loncat dari Mobil DEMAK Kecelakaan tragis kembali terjadi di perlintasan rel kereta api tanpa palang pintu di wilayah Kabupaten Demak, Rabu (8/10).
DPD Sangkal Tak Solid JAKARTA - PDIP menyebut tidak solidnya suara DPD menjadi faktor utama kekalahan paket pimpinan MPR yang diusung Koalisi Indonesia Hebat. Ketua DPD, Irman Gusman membantah tuduhan itu. Menurut Irman, suara DPD solid. “Perbedaannya kecil sekali, jadi relatif solid. Jadi kalau kita lihat ketat sekali, jadi nggak bisa dibilang lari. Hampir 85 persen suara terkondisikan,” kata Irman di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (8/10). Irman menegaskan, bahwa suara yang dimiliki para anggota DPD bersifat perseorangan. Tak seperti anggota DPR yang suaranya masih bisa dipengaruhi oleh arah kebijakan partai. “DPD kan suaranya perseorangan. Kami berhasil mempertahankan satu nama pimpinan DPD,” jelas Irman. Sebelumnya, pihak PDIP menyalahkan DPD yang dinilai tidak solid. Karena ketidak solidan DPD itu, PDIP harus kembali gigit jari karena tak bisa merebut kursi pimpinan MPR dan bisa dianggap kalah 5:0 dari Koalisi Merah Putih. “DPD, kita sudah hitung, paling sekitar 65, mungkin dia sudah maksimal tapi DPD-nya terpecah. Kita harus menerima, Bersambung ke hal 7 kol 3
GEBYAR
Jadi Aktivis Kanker AKTRIS Prisia Nasution kini menjadi aktivis pe duli kanker payu dara. Dara cantik asal Batak ini teringat aya handa tercinta yang wafat nya karena penyakit kanker. Alhasil Prisia rajin muncul di acara kampa nye mela wan kanker.
6
KA Argo Bromo Anggrek menghantam mobil Kijang LGX B 1131 KMB di Desa Bram bang Karangawen, Demak mengakibatkan lima orang tewas. Menurut keterangan Esti Wahyuntari (25), salah satu korban selamat, sebelumnya tidak ada firasat bakal terjadi kecelakaan tragis yang membuatnya kehilangan suami dan empat anggota keluarganya. “Kami bersem bilan berangkat dari Sukoharjo dengan tu juan Desa Tlogorejo Karangawen untuk nyumbang (hajatan) saudara yang punya
Ponirah Belum Tahu Suami, Anak dan Besan Meninggal
Bersambung ke hal 7 kol 3
Bersambung ke hal 7 kol 1
’Kami Gunakan Power untuk Hambat Jokowi’ JAKARTA Koalisi Indonesia Hebat (KIH) kalah telak 50 dengan Koalisi Me rah Putih (KMP) di parlemen. Banyak yang menilai konstelasi politik yang di kuasai koalisi oposisi presiden terpilih Jo kowi akan menghambat sang presiden saat memerintah. Apa benar? Pernyataan adik dari pendiri Gerindra Prabowo Subianto, Hashim Djojohadiku sumo, ini bisa menegaskan. “Kami akan menggunakan kekuatan kami untuk menginvestigasi dan menghambat,” de mikian Hashim Djojohadikusumo kepada Reuters di kantornya pada Selasa kema rin, seperti dilansir Rabu (8/9). Hashim menambahkan, investigasi itu termasuk pada kasus dugaan korupsi pembelian bus TransJakarta buatan Chi na senilai Rp 1,1 triliun saat Jokowi men jadi Gubernur. Sekarang kasus dugaan korupsi peng adaan bus TransJ itu sudah ditangani Ke jaksaan Agung. Sudah ada sedikitnya dua mantan pejabat Pemprov DKI yang men Bersambung ke hal 7 kol 1
Hashim Djojohadikusumo Foto: Ant
Minuman keras (miras) oplosan kembali menelan korban. Tak tanggung-tanggung, 12 orang tewas di Kabupaten Magelang diduga karena pesta oplosan. Lalu apa sebenarnya miras yang mereka tenggak sehingga ‘manjur’ mengantar mereka ke kematian? USUT punya usut ternyata miras yang ditenggak beramai-ramai di sejumlah desa di Kabupaten Magelang merupakan oplosan yang dikirim dari produsen asal Solo. Pasokan miras datang dalam bentuk kemasan botol. Penjualan miras tersebut, diakuinya cukup laris, namun selama ini belum pernah menimbulkan korban jiwa meninggal dunia.
TAK pernah terbersit sedikit pun dalam pikiran Ponirah (57), jika kepergian jagong walimatul khitan di rumah kerabatnya di Karangawen, Demak bakal berakhir duka. Bahkan jika tahu di rinya akan kehilangan suami, anak lelaki serta kedua besannya juga, mungkin sejak awal dirinya yang akan ngeyel menunda ke pergian.
Korban Pesta Miras Jadi 12 Orang MAGELANG - Korban tewas yang diduga menenggak minuman keras (miras) oplosan di Kabupaten Magelang, bertambah menjadi 12 orang. Sebelumnya dilaporkan sebanyak tujuh orang meninggal dunia. Hingga kini, polisi belum bisa memastikan jenis campuran dalam minuman mematikan tersebut. “Sedikitnya dua karung botol plastik bekas air mineral telah diamankan Polres Magelang untuk dilakukan penyelidikan. Hingga siang ini, ada 12 orang dilaporkan meninggal dunia akibat minuman keras oplosan,” ujar AKP Samsu Wirman, Kasatreskrim Polres Magelang, Rabu (8/10). Data yang dihimpun menyebutkan, lima korban tambahan di antaranya bernama Pipit Rudianto (35), Puji prasetyo (30) dan Darori (30), semuanya warga Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Sedangkan dua korban lainnya masih dalam penyelidikan polisi. Termasuk kemungkinan adanya tambahan korban lainnya. “Kami masih lakukan pendalaman lebih lanjut. Kita juga sudah melakukan autopsi terhadap dua orang korban. Hasilnya kita tunggu penelitian dari tim Labfor Polda Jawa Tengah,” tandas Samsu.
Diberitakan, sebanyak tujuh warga di Kecamatan Salaman, Tempuran dan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, tewas diduga akibat minum miras oplosan berupa campuran arak, minuman penambah energi dan minuman bersoda. Mereka pesta oplosan di lokasi yang berbeda pada waktu yang hampir bersamaan pada Minggu (5/10) malam. Kematian korban juga hampir bersamaan dalam rentang waktu antara Senin (6/10) hingga Selasa (7/10) malam. Sebelum meregang nyawa, semua korban diketahui mengalami gejala yang sama yakni kejang, pandangan kabur, mual dan muntah para korban tidak bisa melihat. ■ Tersangka Dalam kasus ini, Polres Magelang menetapkan Emilia (52), warga Dusun Glagah, Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Menurut AKP Samsu Wirman, tersangka merupakan istri Sarjono (55), penjual miras oplosan di desa setempat. Sarjono sendiri turut meninggal lantaran diduga minum oplosan racikannya sendiri, selain dijual kepada para korban me-
Miras Setan Penjemput Ajal
Ciu Oplosan yang Berbau Sabun Salah seorang korban selamat, Arif Muhzani (26) mengaku, miras yang dikonsumsi bersama enam rekannya pada Minggu (6/10) lalu, memang sedikit berbeda dari sebelumnya. Karena minuman yang ditenggak sedikit berbau sabun. Namun, hal itu diacuhkan saja karena memang niatnya ingin mabuk dan memang sedang digemari warga. “Sebelum minum, kami bersama teman-teman yang meninggal dunia itu, terlebih dulu mencampur 1,5 liter miras dengan minuman ringan dan suplemen, kemudian mengon-
sumsinya hingga habis. Miras yang kami beli berbau sabun. Jadi, kami menganggap bau itu sebagai hal yang biasa saja,” ujar Arif Muhzani. Minuman keras yang mengakibatkan meninggalnya 12 orang tersebut, membuat gempar masyarakat di Kabupaten Magelang, terutama warga yang berada di Kecamatan SaBersambung ke hal 7 kol 1 DIRAWAT: Korban ciu oplosan saat dirawat di Puskesmas Salaman, Kabupaten Magelang. ■ Foto: Tri Budi-yan
Bersambung ke hal 7 kol 1