■ Sabtu Pon ■ 11 Oktober 2014 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-29 NO: 193 TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203
Kloter I Terlambat 5 Jam
KLOTER I: Jemaah Haji Kloter Pertama Debarkasi Solo bersujud dan berdoa setibanya di Bandara Adi Sumarmo, Ngemplak, Boyolali, Jumat (10/10). Sebanyak 375 jemaah asal Kabupaten Brebes itu kembali ke tanah air setelah mejalani ibadah haji di tanah suci. ■ Foto: Antara
SOLO - Jemaah haji asal Jawa Tengah (Jateng) kelompok terbang (kloter) I tiba dan disambut Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko di Debarkasi Solo, Jumat (10/10) sekitar pukul 16.00 WIB. Kloter I,II dan III dangan jemaah calon haji dari Brebes dan Tegal tiba di Debarkasi Solo Jumat (10/10). Khusus kloter I tercatat sebanyak 370 orang yang mendarat dari tanah suci. Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Jateng Drs H Khaeruddin MA melaporkan jumlah jemaah yang diberangkatkan dari embarkasi Solo 26.433 orang dan 355 petugas serta tergabung dalam 71 kloter. Jemaah wafat di tanah air 15 orang dan meninggal di pesawat sebanyak dua orang. Sedangkan yang wafat di tanah suci sebanyak 30 orang. Jamaah yang kehilangan uang jaminan hidup di tanah suci per 9 September 2014 sebanyak 73 orang. Namun mereka akan mendapatkan santuanan seluruhnya sebanyak Rp 105.050.000. Wagub Heru Sujatmoko berharap haji yang mabrur bertambah banyak. Dengan demikian haji mabrur yang ikhlas melakukan berbagai kegiatan, amal soleh yang bukan karena pencitraan, tetapi semuanya ikhlas karena Allah. Dengan demikian akan membawa kesejukan di tengah masyarakat yang seringkali salah faham, beda pendapat, beda kepentingan dan lainnya. Bersambung ke hal 7 kol 1
Pembebasan Lahan Belum Beres ■ Tol Bawen-Solo Molor SEMARANG - Proyek pembangunan jalan tol seksi III-IV Bawen-Solo dipastikan molor. Pembebasan lahan yang belum beres masih menjadi penyebab utama terhambatnya proyek tersebut. Plt Sekda Jateng Sri Puryono mengakui masih banyak lahan yang belum terbebaskan untuk pembangunan tersebut. Ia membeberkan, masih ada sekitar 76 persen lahan yang belum dibebaskan di Salatiga, 13 persen di Kabupaten Semarang, dan 23 persen di Boyolali. “Ya nanti Rabu rencananya P2T (Panitia Pelepasan Tanah) dan PT TMJ akan kami panggil untuk masalah ini (pembebas-
GEBYAR
6
Lebih Suka Menjomblo SEJAK bubaran dengan bintang sinetron dan film Chico Jericho, aktris Laudya Chintya Bella jadi malas me mikirkan masalah perni kahan. Apakah merasa frustrasi? Dia hanya menggeleng.
an jalan). Sejauh ini kendala yang dialami dalam proyek tol memang pada harga untuk pembebasan lahan,” ungkap Sri Puryono. Ia tak menampik ada pihak yang ikut memperkeruh pembebasan lahan dengan menganggap ganti rugi yang dilakukan pemerintah tidak sesuai. Namun pihaknya mengklaim sejauh ini terus melakukan pendekatan dengan warga
yang terkena dampak pembangunan proyek tol. “Kami selalu berusaha mendekatkan ke bawah agar proyek tidak molor,” tutupnya. ■ Harga Tinggi Ketua Tim Pembebasan Tanah (TPT) seksi III Bawen-Salatiga Kementerian Pekerjaan Umum, Heru Budi Prasetya mengatakan, sulitnya pembebasan lahan karena tingginya harga tanah yang diminta masyarakat dan melebihi harga apraisal yang ditetapkan. Pemerintah pun mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2014, yang mengatur proses pengadaan tanah yang Bersambung ke hal 7 kol 3
Rokhayah dan Khaerul Terpanggang Saat Tidur SLAWI - Pekikan takbir dan tangis menyambut kedatangan jenazah Siti Rokhayah (37) dan Akhmad Khaerul Oktaviono (4) di Desa Dukuhjati Wetan RT 10/ RW 05 Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jumat (10/10) sore. Ibu dan anak itu merupakan korban kebakaran rumah padat penduduk di Jalan Sumur Batu Gang Lancar II RT 007/ RW 008 Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (9/10) malam. Hingga saat ini belum diketahui penyebab terjadinya kebakaran. Suami korban, Akhmad Rokhaeli (39) tidak bisa membendung air mata setelah enam jam mengantar istri dan anaknya pulang ke rumah duka. Begitupula keluarga dan sanak saudara korban yang sudah
Indra Ngaku Tak Maksimal
menunggu sejak Jumat pagi. Anak pertama korban, Selia Rokhayati (9) yang kini masih duduk di kelas lima Sekolah Dasar tidak kuat melihat kedatangan ibundanya hingga tergolek lemas. Bahkan, dia terpaksa digotong ke rumah untuk mendapat perawatan. Siti Rokhayah merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Siti Soghirah (60) dan Nursholeh (Alm). Diketahui, Rokhayah sudah tiga tahun ini bekerja sebagai buruh cuci laundry di Kemayoran yang merupakan bisnis tetangganya di kampung halaman. Hal itu dibenarkan ibunda korban, Soghiroh saat ditemui Wawasan. Dikatakan dia, anaknya itu sudah tiga tahun beker-
YANGON - Timnas Indonesia mengawali kiprahnya di Piala Asia U-19 dengan mengecewakan. Melawan Uzbekistan, tim asuhan Indra Sjafri itu takluk dengan skor 1-3. Pada laga yang dihelat di Thuwunna Stadium, Yangon, Jumat (10/10) petang WIB, Uzbekistan unggul dua gol lebih dulu di babak pertama lewat Khamdamov Dostonbek dan eksekusi penalti Urinboev Zabikhillo. Di babak kedua Paulo Sitanggang mencetak gol yang sempat menumbuhkan asa untuk Indonesia. Namun Uzbekistan kembali menjauhkan keunggulan lewat gol ketiga yang dibuat Shukurov Otabek di menit-menit terakhir. Kekalahan ini membuat ‘Garuda Muda’ sementara duduk
Bersambung ke hal 7 kol 1
Bersambung ke hal 7 kol 3
DIHADANG: Pesepakbola timnas U-19 Indonesia Ilham Udin Armaiyn (kanan) melewati hadangan pesepakbola timnas U-19 Uzbekistan Abdullaev Ibrokhim (kiri) pada pertandingan Grup B turnamen Piala Asia U-19 di Stadion Thuwunna Youth Training Center Yangon, Myanmar, Jumat (10/10). Indonesia dikalahkan Uzbekistan dengan skor 1-3. ■ Foto: Antara
Kedungmutih Wedung, Kampung TKI di Demak
Dulu Warga Miskin, Kini Punya Tambak Hektaran SEMARANG SQUARE
17
Polda Bekuk Pengedar Elpiji Suntikan MENGEDARKAN tabung elpiji secara ilegal, DO (36) alias Oyong, warga Desa Sugihmanik, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, ditangkap Direk torat Reserse Kriminal Khu sus (Direskrimsus) Polda Jateng, Rabu (8/10).
Kabar banyaknya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bernasib buruk di luar negeri seringkali tak menyurutkan niat seseorang untuk tetap melakoni pekerjaan itu. Mengingat di sisi lain, menjadi TKI juga terkadang bisa mengangkat perekonomian seseorang maupun daerah asalnya, seperti yang terjadi di Demak. TAK banyak yang tahu, banyak warga desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Demak yang berprofesi sebagai TKI di luar negeri bisa membantu menyejahterakan keluarga di kampung halamannya. Sejak banyak warganya meran-
tau ke negeri tetangga bekerja sebagai tenaga kerja formal maupun nonformal, sedikit demi sedikit kehidupan ekonomi mereka merangkak naik. Kades Kedungmutih H Hamdan mengakui puluhan tahun lalu desa berpenduduk 4.500 jiwa lebih itu termasuk desa miskin. Tak hanya menjadi langganan bencana kekeringan, sebagian besar warganya yang mengadalkan hasil laut dan tambak garam pun penghasilannya tergantung pada keramahan cuaca. Sebab ketika musim gelombang tinggi, praktis masa paceklik ada di depan mata. Be-
gitu pun ketika hujan mengguyur lama, otomatis tambak garam mereka tak menghasilkan rupiah. Kondisi ini yang menyulitkan perekonomian warga setempat terangkat, dan hanyalah kemiskinan yang selalu mendera mereka. Tapi terjadi perubahan drastis sepuluh tahun terakhir. MeBersambung ke hal 7 kol 1 TAMBAK : Lahan tambak milik warga Desa Kedungmutih Kecamatan Wedung semakin hari semakin meluas ke desa tetangga setelah mereka banyak yang jadi TKI. ■ Foto : sari jati-yan