■ Jumat Kliwon ■ 7 November 2014 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-29 NO: 219 TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203
Anggota DPRD Makan Gaji Buta SEMARANG - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jateng sudah menerima gaji dua kali sejak dilantik pada 3 September silam. Namun, hingga dua bulan lebih, Dewan hanya menghasilkan tata tertib DPRD Jateng yang dibuat dengan tiga kali kunjungan kerja keluar Jateng. Justru yang menonjol di DPRD Jateng adalah kekisruhan rebutan jabatan di posisi alat kelengkapan dewan (AKD) meliputi pimpinan komisi dan badan-badan. Bahkan hingga Kamis (6/11), belum ada titik temu di antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) maupun Koalisi Merah Putih (KMP) untuk pembagian “jatah” kursi AKD tersebut. Pengamat Politik Undip M Yulianto mengatakan, dewan seharusnya malu jika menerima gaji penuh lantaran tidak menghasilkan produk apa pun yang pro dengan rakyat. Tarik ulur dalam pembentukan AKD se-
harusnya tidak terjadi jika para elit politik mengedepankan kepentingan Jawa Tengah. Secara etika, dewan sudah melakukan pelanggaran jika sudah menikmati hasil tanpa bukti kerja yang nyata, karena sama artinya makan gaji buta. “Secara etika kerja, wong belum kerja kok sudah dapat gaji tentu ada pelanggaran etika. Etikanya di mana? Tanggung jawab moral terhadap pekerjaannya. Seharusnya itu ada perasaan malulah, perasaan tidak enak pada rakyat yang mempercayakan dan membiayai. Itu
Bersambung ke hal 7 kol 3
Mahasiswa Tuntut Jateng Tak Ketularan Pusat SEMARANG - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi demo di halaman kantor DPRD Jateng, Kamis (6/11). Mereka menuntut agar perseteruan yang terjadi di DPR RI tak menular di DPRD Jateng. Proses alotnya pembentukan alat kelengkapan dewan (AKD) dikhawatirkan menghambat kinerja eksekutif dalam pembahasan RAPBD 2015. Aksi yang dilaksanakan dengan tertib tersebut menyertakan paparan secara teatrikal
BAWA TIKUS: Aksi demo menolak dualisme kepemimpinan DPRD Jateng digelar mahasiswa di depan Gedung Berlian Jalan Pahlawan Semarang, Kamis (6/11). Pendemo membawa tikus sebagai simbol citra buruk bagi anggota dewan. ■ Foto: Fitria Rahmawati-yan
yang menggambarkan keprihatinan masyarakat Indonesia ketika para elit politik berseteru di Senayan. Tak hanya itu, para mahasiswa menyayikan lagu yang menyindir kondisi para dewan yang seperti tikus, dengan membawa tikus putih dan hitam di dalam sangkar. Berbagai poster seperti ‘bubarkan DPR’, serta ‘DPR untuk kepentingan golongan’ ditunjukkan pendemo. Para mahasiswa memaksa perwakilan dari Koalisi Merah Putih dan
Bersambung ke hal 7 kol 1
Tolak Kocok Ulang AKD JAKARTA Koalisi Indonesia Hebat (KIH) meminta agar posisi pimpinan alat kelengkapan dewan (AKD) di DPR dikocok ulang. Namun, opsi ini ditolak men tahmentah oleh Ketua DPR Setya Novanto. “Tidak ada aturan kocok ulang,” kata Novanto di Gedung DPR, Senayan, Jakpus, Kamis (6/11). Meski opsi KIH ditolak, lobilobi antara dua kubu ini terus dilakukan. Novanto menuturkan bahwa pertemuan dengan Pramono Anung sebagai juru lobi dari KIH masih berjalan. “Kita tetap melakukan pertemuanpertemuan dengan Pak Pramono untuk bersamasama pimpinan juga terus mengadakan musyawarah mufakat, doakan saja,” ujar Bendum Partai Golkar ini. Sebelumnya, KIH meminta agar posisi pimpinan ko misi di DPR dikocok ulang. KIH menawarkan opsi pem bagian 6040. “Asas proporsional terlalu ideal, jadi yang kita tawarkan dibagi secara faktual. KMP punya 313 kursi, KIH 247 kursi jadi lebih besar KMP (Koalisi Merah Putih). Ya beri
Setya Novanto Foto: Ant
GEBYAR
Sulit Selingkuh MEMER ANKAN seorang wanita yang berselingkuh di film berta juk Super nove Ksatria, Puteri dan Bin tang Jatuh, Ra line Shah mengaku kesu litan.
2
Bersambung ke hal 7 kol 3
119 Anak Keracunan Es Potong WONOGIRI - Sebanyak 119 anak yang tinggal di Desa Pucung dan Desa Pasekan, Kecamatan Eromoko, Wonogiri keracunan es potong atau sering disebut tip-top. Korban yang para siswa SD di desa setempat mengalami muntah, berak (muntaber) dengan suhu panas badan cukup tinggi disertai pusing-pusing. Keterangan yang dihimpun Kamis (6/11) menyebutkan, pada Sabtu (1/11) para siswa SD Negeri 3 Pucung mencoba jajanan baru es potong, yang baru hari itu berjualan. Selain siswa penasaran ingin mencoba es tersebut, juga didukung cuaca yang panas, hingga banyak siswa yang membelinya. Bersambung ke hal 7 kol 1
KORBAN: Salah satu korban muntaber menjalani perawatan medis di Puskesmas rawat inap Wuryantoro. Foto: Tulus Pm-yan
Arca Kuno Kembali Ditemukan di Jateng
Gali Kubur, Temukan Tiga Patung Hindu Jawa Benda bersejarah kembali ditemukan di wilayah Jawa Tengah. Kali ini patung atau arca yang diperkirakan buatan abad ke-13 ditemukan warga Kabupaten Pekalongan saat mencangkul tanah untuk pemakaman warga. TIGA benda sejarah berbentuk dua patung ganesha dan satu patung dewa Wisnu, Syiwa, dan Brahmana, ditemukan penggali kubur di Makam Jolotigo di Dukuh/Desa Jolotigo, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan, Kamis (6/11). Diperkirakan, tiga patung itu merupakan peninggalan zaman
Hindu Jawa atau Jawa Klasik pada abad ke 13. Penemuan tiga benda sejarah itu berawal dari meninggalnya salah seorang warga desa setempat bernama Tumirah (80). Beberapa warga yang menggali liang lahat untuk jasad Tumirah, menemukan ketiga benda itu berada dalam TEMUAN: Patung temuan yang diperkirakan peninggalan sejarah zaman Hindu abad ke 13 di Desa Jolotigo, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan. ■ Foto: Hadi Waluyo-yan
kedalaman 0,5 meter hingga 1 meter di area makam. “Saat menggali tanah untuk memakamkan Tumirah, cangkul dan linggis milik Daryo (45) dan Bejo (50) menghantam benda keras yang dikira batu. Setelah diangkat ternyata patung ganesha,” terang Jatmiko (30), warga setempat, kemarin. Patung yang pertama kali ditemukan warga berbentuk ganesha berukuran besar atau dengan panjang sekitar 40 cm. Saat melanjutkan menggali makam itu, ditemukan lagi sebuah patung ganesha berukuran ke Bersambung ke hal 7 kol 3