WAWASAN 12 Nopember 2014

Page 1

■ Rabu Kliwon ■ 12 November Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000

TAHUN KE-29 NO: 224 TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203

Ditahan, Rina Pingsan SEMARANG - Terdakwa kasus korupsi dan pencucian uang proyek perumahan Griya Lawu Asri (GLA) Kabupaten Karanganyar, Rina Iriani Sri Ratnaningsih pingsan saat sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang, Selasa (11/11). Hal itu terjadi setelah hakim membacakan perintah penahanan atas mantan Bupati Karanganyar tersebut. Dalam sidang yang dipimpin Ketua Majelis Halim Dwiarso Budi Santiarto, Rina seperti biasa mengikuti persidangan dengan agenda keterangan saksi. Sejumlah saksi yang diha-

dirkan adalah pejabat teras di Kabupaten Karanganyar selama Rina menjabat. “Menetapkan. Memerintahkan untuk melakukan penahanan terhadap terdakwa Rina

LEMAS : Terdakwa Rina Iriani Sriratnaningsih dalam kondisi lemas usai mendengarkan penetapan penahanannya saat dibopong petugas dan saudaranya. ■ Foto: Sunardi.

Mayat Wanita Ditemukan di Tinjomoyo SEMARANG ­ Seorang pencari rumput Selasa (11/11) pukul 17.00 WIB me­ nemukan sesosok mayat pe­ rempuan yang diduga kor­ ban pemerkosaan di hutan Tinjomoyo, Kecamatan Gu­ nungpati, Semarang. Jena­ zah tanpa identitas ditemu­ kan tewas dengan mulut dis­ umpal celana dalam. Rohmat, menemukan mayat secara tak sengaja ketika ia mencari rumput di hutan Tinjomoyo. Ia melihat ada sesosok perempuan ti­ dak bercelana telentang. Saat didekati ternyata wa­ nita itu tidak bernyawa. “Ro­ hmat langsung melapor ke petugas jaga dan diteruskan ke Polsek Gunungpati,” kata Wagimin (53), ketua RT 04 Bersambung ke hal 7 kol 1

GEBYAR

6

Hot Mama DI tengah kemba­ linya demam film Ada Apa De­ ngan Cinta (AADC), terse­ lip tanya apa kabar para pe­ main sinetron­ nya. Ririn Dwi Aryanti, yang baru saja me­ rayakan ulang tahunnya ini, kini telah menjadi ibu dari dua anak dan juga jadi hot mama yang super kece.

Iriani Sriratnaningsih dalam penahanan rumah tahanan wanita Semarang selama 30 hari terhitung sejak 11 November sampai 10 Desember 2014,” kata Dwiarso saat membacakan penetapannya pada sidang di Pengadilan Tipikor Semarang, Selasa (11/11). Penetapan hakim didasarkan pertimbangan bahwa pemeriksaan perkara terdakwa sesuai berita acara persidangan telah memeriksa hampir seluruh saksi yang diajukan penuntut umum yang selanjutnya akan memeriksa saksi meringankan

yang diajukan oleh terdakwa. “Menimbang untuk kepentingan pemeriksaan di persidangan dan agar terdakwa tidak mempengaruhi saksi-saksi yang meringankan, maka majelis hakim memandang perlu untuk menahan terdakwa,” kata Dwiarso menyatakan penetapan didasarkan Pasal 26 ayat (1) jo Pasal 21 ayat (4) KUHAP. Atas penetapan itu, tim kuasa hukum terdakwa langsung menjaminkan diri, mengajukan permohonan penangguhan penahanan. Atas permohonan itu majelis hakim menyatakan ma-

sih akan mempertimbangkannya. Kepada wartawan, kuasa hukum terdakwa Rina yang tidak ditahan sejak penyidikan November 2013 lalu menilai, majelis hakim tak konsisten dengan pernyataannya di awal sidang. Menurutnya majelis menyatakan tidak akan menahan terdakwa, jika kooperatif dan hadir sidang tak terlambat. “Kami keberatan. Sejak awal kooperatif. Datang sejak pagi.

Bersambung ke hal 7 kol 1

Jenazah Sumarti Diantar ke Cilacap Datangi JAKARTA - Jenazah Sumarti Ningsih (25) dan Jesse Lorena alias Seneng Mujiasih (32), tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Selasa (11/11). Ningsih dan Seneng merupakan Warga Indonesia yang dibantai secara sadis oleh bankir asal Inggris Rurik Jutting di apartemennya di Hong Kong. Kedua jenazah tiba menggunakan maskapai Cathay Pacific CX777, dan tiba pada pukul 13.40 WIB di Terminal Kargo 530 Bandara Soekarno-Hatta. Kepala Sub Direktorat Pengawasan Konsuler Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Krisna Djaelani, mengatakan jenazah Sumarti akan diantar langsung menuju Cilacap dengan ambulans. “Sedangkan jenazah Seneng diterbangkan Rabu hari ini ke Kendari,” kata Krisna. Diberitakan sebelumnya, Sumarti dan Seneng ditemukan tewas mengenaskan pada 3 Ok-

tober lalu di apartemen Jutting. Ningsih ditemukan dalam keadaan termutilasi, sedangkan Seneng meregang nyawa dengan sejumlah luka senjata tajam pada tubuh. Jutting yang telah ditetapkan sebagai terdak-

wa oleh Pengadilan Hong Kong. Persidangan ditangguhkan selama dua pekan menunggu hasil evaluasi kejiwaan terdakwa oleh dua orang psikiater, sesuai aturan hukum yang berlaku di Hong Kong. ■ vvn—sn

KORBAN MUTILASI: Mendiang Sumarti Ningsih, TKW korban mutilasi di Hong Kong yang tersimpan di rumahnya di Desa Gandrungmangu, Cilacap. ■ Foto: Antara

Kejari, Titik Dieksekusi

SALATIGA ­ Titik Kirna­ ningsih (45), terpidana lima tahun dalam perkara ko­ rupsi Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga akhirnya mendatangi Kejaksaan Ne­ geri (Kejari) Salatiga untuk menjalani eksekusi, Selasa (11/11) pagi. Titik didampi­ ngi dua kuasa hukumnya, Heru Wismanto dan Sri Mulyono. Istri Walikota Salatiga itu bertolak dari kediaman pribadinya di Jalan Merdeka Selatan setelah sempat Bersambung ke hal 7 kol 3

Titik Kirnaningsih Foto: Ant

Bentrok Antarkelompok, 2 Satpam Pasar Tewas

Budi Tinggalkan Wasiat, Sulaiman Bagikan Buah Akibat pengaruh minuman alkohol, orang bisa melakukan apa saja secara tak sadar. Bahkan tindakannya selain merugikan dirinya, kerap kali membahayakan orang lain. Seperti halnya tragedi di Pemalang, gara-gara antarkelompok teracuni alkohol, mereka saling bentrok. KEPERGIAN Budi Setiawan (34) warga RT 3 RW 1 dan Sulaeman (32) warga RT 2 RW 1 Dusun Gumelem Utara Kelurahan Mulyoharjo, meninggalkan duka mendalam bagi pihak

keluarga maupun rekan kerja keduanya yang sehari-hari bekerja sebagai satpam di Pasar Buah dan Sayur Kabupaten Pemalang. Sebelum kejadian naas menimpa keduanya Selasa (11/11) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB, korban sempat menunjukkan perilaku yang tidak biasanya. Bahkan sempat pula meninggalkan pesan pada rekan kerjanya kalau sewaktu-waktu yang bersangkutan meninggal agar dia membantu anaknya yang masih kecil. Budi Setiawan meninggalkan seorang istri dan dua orang anak, sedang Sulaeman belum menikah.

OLAH TKP: Petugas melakukan olah kejadian perkara di lokasi kejadian tempat bentrok yang mengakibatkan dua orang tewas. ■ Foto: Probo Wirasto.

Kepala Pasar Buah dan Sayur Pemalang, Ir Imam Purboyo, kepada Wawasan menyatakan jika kedua anak buahnya yang meninggal memang bekerja sebagai anggota keamanan pasar, meski pada saat kejadian yang bersangkutan sedang lepas piket, sehingga tidak dalam pantauan kepala pasar maupun koordinator keamanan. “Sehari-hari kedua korban yang masih bersaudara terbiasa melakukan tugas dengan baik, berangkat dan pulang sesuai dengan jam kerja. Bahkan tidak Bersambung ke hal 7 kol 3


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.