■ Minggu Pon ■ 30 November 2014 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000 TAHUN KE-29 NO: 242 TERBIT 16 HALAMAN - ISSN 0215-3203
TUGAS PERBATASAN: Prajurit TNI AD dari Batalyon Infanteri 400/Raider yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RIPapua New Guinea (PNG) bersiap memasuki pesawat Hercules, di Lanumad A. Yani Semarang, Sabtu (29/11). Pasukan ini akan bertugas selama sembilan bulan di perbatasan RIPNG untuk melakukan tugas pembi naan teritorial dan menjaga patok batas negara. ■ Foto: Weynesyan
Munas Golkar Jalan Terus JAKARTA - Partai Golkar terpecah belah menjelang Munas Bali. Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie seolah mengamini wacana islah yang ditawarkan Ketua Wantim Akbar Tandjung, namun di sisi lain, Ical juga menginstruksikan Munas jalan terus. Padahal syarat islah dari kubu Agung Laksono adalah memundurkan jadwal Munas. “Kalau kita sebagai panitia, mau islah atau nggak islah Munas jalan terus,” kata Sekretaris OC Munas Golkar Bali, Bambang Soesatyo, Sabtu (29/11). Peserta Munas Golkar di Bali pun sudah mulai berdatang-
GEBYAR
8
Dicemburui Pacar KEDEKATAN Aurel Hermansyah dengan Rassya kabarnya membuat cemburu pacarnya, Tommy. Aurel mengaku kekasihnya itu sering cemburu dengannya.
an. Ketua-ketua DPD I dan II Golkar sudah mulai registrasi untuk acara pembukaan yang akan digelar Minggu (30/11) hari ini. “Beberapa daerah sudah masuk,” kata Bambang yang juga Wakil Bendahara
Umum Golkar ini. Nantinya Munas Golkar tetap akan mengagendakan pemilihan ketua umum. “Munas tetap pemilihan ketua umum dong, karena kita sudah menghabiskan banyak tenaga, pikiran, biaya. Semua daerah juga sudah datang semua,” kata Bambang. Lalu bagaimana nasib islah yang digalang Akbar Tandjung dan senior Golkar lainnya? Akbar tak mau bicara tentang hal itu lebih jauh. “Kalau buat kita jalan terus. Silakan yang di luar itu daripada bicara di Jakarta lebih baik ke Bali, bertarung, kita sediakan gelanggangnya,” tantang Sekretaris FPG DPR RI
PERSIAPAN : Sejumlah pekerja merangkai karangan bunga di sekitar tempat berlangsungnya Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, Sabtu (29/11). ■ Foto: Antara
itu. Agenda Munas Golkar di Bali pada tanggal 30 November - 3 Desember 2014 antara lain membahas rekomendasi politik, membahas kebijakan organisasi, laporan ketua umum, dan pemilihan ketua umum yang baru. “Kita belum tahu apakah aklamasi atau tidak, ya kita lihat nanti hasilnya. Yang jelas yang kita lakukan tanggal 30 merupakan akomodasi kepentingan dari berbagai pihak,” kata jubir Partai Golkar Nurul Arifin, Sabtu (29/11). Namun demikian melihat situasi politik terkini, bukan tak Bersambung ke hal 2 kol 1
Jokowi Targetkan Bangun 43 Waduk APBD Jateng Kurang WONOGIRI - Presiden Joko Widodo menargetkan pembangunan 43 waduk di seluruh Indonesia. Rupanya Jokowi punya alasan sendiri di balik keinginannya tersebut. Hal itu diutarakan Jokowi
saat hari penanaman pohon Indonesia, di Desa Tempursari, Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri, Sabtu (29/11). Dia berbicara di depan menteri, Gubernur Jateng dan ratusan warga. “Saya kemarin ketemu Presiden
MENANAM POHON: Presiden Joko Widodo, menanam pohon jati di Desa Tempursari Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri, Sabtu (29/11). ■ Foto: Tulus PE-yan
Vietnam di Asean Summit, baru ketemu dia langsung tanya ke saya. Katanya: mau beras enggak,” ujar Jokowi. Mendengar pertanyaan itu, Jokowi mengaku kaget. Dia juga malu, mengapa Indonesia yang kaya dan subur masih butuh beras dari Vietnam. “Kalau kita kayak di Arab Saudi, enggak ada lahan, enggak ada sawah ya enggak apa-apa impor. Ini kita lahan banyak, sawah banyak kok impor? Malu saya,” ujar Jokowi disambut tawa hadirin. Karena hal itulah Jokowi langsung pulang dan menargetkan swasembada pangan. Untuk mencapai target swasembada, Jokowi harus membangun waduk supaya sawah di Indonesia bisa dialiri air dengan baik. “Saya malu, kok kita sering impor? Makanya begitu pulang saya langsung mau
Desa Metropolitan 1.000 Tahun Silam
PENDAPA: Sebuah “pendapa” yang ditemukan tim eskavasi Balai Arkeologi Yogyakarta yang melakukan pembongkaran dan penelitian ulang situs Liyangan, di Dusun Liyangan, Desa Purbasari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. ■ Foto: Widiyas Cahyono
SEMARANG - Menyoroti APBD Jateng 2015 yang sudah disetujui DPRD Jateng beberapa waktu lalu, nampaknya masih kurang optimal dalam pembangunan infrastruktur pertanian. Padahal alokasi anggaran un-
tuk infrastruktur Jateng keseluruhan Rp 2,4 triliun atau meningkat sebesar Rp 1 triliun. Bersambung ke hal 2 kol 1
Bersambung ke hal 2 kol 3
Peradaban Mataram Kuno di Liyangan Liyangan, sebuah dusun di Desa Purbasari, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung belakangan menjadi perhatian dunia. Penemuan benda-benda arkeologi enam tahun terakhir, menguak misteri relief-relief di sejumlah candi termasuk Borobudur.
Sentuh Infrastruktur Pertanian
SELAMA ini penemuan benda arkeologi di Jawa Tengah maupun Yogya biasanya berupa candi atau tempat peribadatan. Sedangkan di Liyangan menjadi sebuah penemuan situs kompleks yang diperkirakan sebagai sebuah dusun atau tempat hunian masa lalu Jawa, periode Mataram Kuno. Dibilang situs kompleks karena yang ditemukan berupa situs permukiman, ritual dan pertanian. Situs Liyangan bakal menjadi cikal bakal penemuan spektakuler di dunia arkeologi naBersambung ke hal 2 kol 3
Bukti Manusia Tertua Ada di Jawa Tengah MAGELANG - Penemuan situs Liyangan di Temanggung semakin mendekatkan perkiraan para ahli bahwa manusia tertua di negeri ini adalah di Pulau Jawa bagian tengah. Antara abad 8 - 10, wilayah Jawa Tengah, yang kini disebut wilayah Kedu (Magelang, Temanggung, Wonosobo dan Purworejo) pernah menjadi pusat peradaban manusia. Buktinya, adanya peninggalan sejarah Hindu - Budha, seperti Candi Borobudur, Dieng, Gedong Songo, Candi Sewu, Pelausan dan candi lain yang ada di Yogyakarta, termasuk Situs Liyangan di Kabupaten Temanggung yang ki-
ni telah ditemukan candi-candi dan tempat peribadatan, merupakan bukti tempat hunian masa lalu Jawa. “Situs Liyangan inilah kami pertama kali menemukan kompleks permukiman Mataram Kuno. Penemuan ini menjawab misteri relief-relief candi, seperti di Borobudur yang menggambarkan tradisi membajak sawah atau menumbuk padi. Di situs ini, benar-benar temukan cerita itu secara riil. Situs Liyangan, pernah berkembang permukiman dalam kurun waktu antara tiga dan empat abad, termasuk Bersambung ke hal 2 kol 1