WAWASAN 16 Desember 2014

Page 1

■ Selasa Wage ■ 16 Desember 2014 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000

TAHUN KE-29 NO: 258 TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203

95% Longsor Akibat Drainase Buruk YOGYAKARTA - Dosen Teknik Geologi UGM Dr Wahyu Wilopo mendesak pemerintah membangun sistem drainase yang layak di kawasan rawan longsor. Pasalnya drainase yang buruk menjadi penyebab utama longsor saat hujan. “Pemerintah harus meninjau ulang tata guna lahan di kawasan longsor, utamanya dengan membangun drainase yang baik. Karena 95 persen longsor terjadi karena drainase tidak baik yang dipicu hujan yang lebat,” kata Wahyu saat menyampaikan hasil investigasi longsor Banjarnegara, di Gedung Pusat UGM, Senin (15/12). Menurut Wahyu, langkah ini mendesak karena 60 persen penduduk Indonesia tinggal di daerah lereng dataran tinggi yang rawan tanah longsor. Dari persentase jumlah penduduk itu, mayoritas tinggal di daerah pedesaan yang memiliki tingkat pendidikan menengah ke bawah. Berdasarkan hasil investigasi tim geologi yang dilaksanakan Sabtu-Minggu

(13-14/12) ketinggian lereng di sekitar lokasi bencana mencapai 100 meter dengan daya jangkau longsoran mencapai jarak 500 meter. Mengacu pada sumber peta geologi, daerah ini merupakan daerah sangat curam, memiliki lapisan tanah yang tebal yang dipengaruhi oleh proses alterasi, pelapukan yang berasal dari dalam bumi. Struktur geologi yang kompleks dengan ditemukan banyak jalur patahan. “Pemicu terjadinya longsor akibat penggunaan lahan yang kurang aman,” terangnya. Untuk menghindari kejadian serupa Wahyu menyebutkan ada beberapa tanda-tanda menjelang terjadi longsor. Di antaranya munculnya keretakan tanah, adanya amblesan, dan munculnya mata air keruh secara tiba-tiba. ‘’Tanda lainnya terdapat dinding struktur rumah yang retak dan posisi pohon yang tampak miring,” terangnya.

SISIR KORBAN: Anggota TNI dan tim SAR menyisir timbunan longsor untuk mencari korban. Proses evakuasi Senin (15/12) sempat terhaBersambung ke hal 7 kol 1 lang hujan deras, sehingga dilanjutkan Selasa (16/12) hari ini. ■ Foto :Joko Santoso

Evakuasi Terhalang Cuaca ■ 56 Jenazah Ditemukan ■ 52 Diduga Masih Tertimbun BANJARNEGARA - Proses evakuasi hari keempat korban tanah longsor Dusun Jemblung Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Senin (15/12) kembali terhalang. Pasalnya, kondisi cuaca tidak bersahabat. Sekitar pukul 13.00 WIB hujan mengguyur kawasan tersebut. “Demi keselamatan semua pihak, termasuk tenaga sukarelawan dan Tim SAR yang mencari korban, proses evakuasi sempat dihentikan beberapa saat,” kata Dandim 0704 Letkol Inf Edy Rahmatullah, petang kemarin. Kendati demikian tim SAR berhasil kembali menemukan mayat korban tanah longsor. Hingga berita ini diturunkan berdasarkan laporan dari Posko

Induk Bencana Longsor Dusun Jemblung, disebutkan sebanyak 56 korban sudah ditemukan. Diduga masih ada sekitar 52 korban tertimbun. “Evakuasi akan dilanjutkan Selasa (16/12) hari ini. Guna lebih mengoptimalkan proses pencarian korban maka alat berat akan ditambah dan digunakan seoptimal mungkin,” paparnya. Mengenai batas waktu proses evakuasi menurutnya masih

akan didiskusikan dengan berbagai pihak, termasuk Pemkab Banjarnegara. Pihaknya secara prinsip siap all out untuk melakukan pencarian korban. Dia mengatakan sangat merasa terbantu dengan banyaknya keterlibatan berbagai pihak yang memberikan bantuan dalam melakukan proses evakuasi. “Hanya saja kita memang kadang terkendala faktor cuaca. Tanah di kawasan ini sangat rawan longsor. Makanya saat hujan mulai turun saya instruksikan agar proses evakuasi dihentikan,’’ lanjutnya. Sementara itu dalam kesempatan terpisah Dosen Jurusan Teknik Geologi Fakul-

Bersambung ke hal 7 kol 3

Pengungsi Mulai Terserang Penyakit Dana Peduli Mengalir

No Nama 7 Yuda A 8 Hikma H 9 NN 10 Dhody K 11 Nurhayati 12 Galuh

Nominal Rp 250,000 Rp 100,000 Rp 700,000 Rp 500,000 Rp 1,000,000 Rp 250,000

Total Rp 4.550.000 (Jumlah hingga Senin (15/12) pukul 17.00 WIB) Sumbangan bisa ditransfer ke Bank Mandiri atas nama Yayasan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) nomor rekening 1350055667784 atau ke Kantor Redaksi Wawasan Jl Kawi No 20 Semarang.

GEBYAR

6

Dapatkan Hak Asuh Anak SETE­ LAH me­ lalui perjuang­ an yang melelah­ kan, akhirnya aktris dan model Anne J Cotto mendapatkan hak asuh anak. Pasalnya man­ tan suami, Mark Janusz mencabut gugatannya. Dan berkat dicabutnya gugatan, tentu membuat Anne me­ rasa lega dan bersyukur.

BANJARNEGARA - Warga korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara bertahan di 12 titik pengungsian. Para pengungsi mulai terserang penyakit seperti flu, batuk, demam, dan pusing-pusing. Rata-rata dari pengungsi yang didera sakit sudah berusia lanjut. “Sejak tadi malam, badan saya demam, bersin-bersin dan kepala pusing-pusing,” kata Badriah (45), seorang pengungsi warga Dusun Jemblung, Senin (15/12). Badriah sudah tiga hari ini sakit. Ia memikirkan belasan keluarganya yang menjadi korban dan sebagian belum ditemukan. “Pikiran saya tidak fokus sehingga saya sering telat Kasus tewasnya tenaga kerja wanita (TKW) tampaknya tak ada hentinya. Belum tuntas penyelidikan kasus tewasnya Sri Panuti (43), tenaga kerja wanita (TKW) di perkebunan Sawit Malaysia, kini kasus yang menimpa TKW asal Batang kembali terjadi. Khomsatun Neman Rukyat (46), TKW asal Dukuh Karangtalun, RT 1 RW 3, Desa Bulu, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang ditemukan bunuh diri di tempat kerjanya di Arab Saudi. MESKI sudah ada hasil autopsi dari Arab, pihak keluarga di Batang meragukan jika korban yang sudah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi sejak tahun 2010 ini bunuh diri, sebab korban sebelum meninggal mengaku kepada keluarga di kampung sem-

makan. Mungkin ini penyebab sakit saya ini,” ungkapnya. Dia menuturkan, bencana longsor itu merenggut 12 nya-

wa keluarga besarnya. dr Reza Rahardian dari PKU MuhamBersambung ke hal 7 kol 3

DI PENGUNGSIAN : Warga yang tinggal di dekat Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara masih bertahan di pengungsian. Mereka masih khawatir longsor terjadi lagi. ■ Foto: Joko Santoso

BANJARNEGARA - Musibah tanah longsor di Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara membuat banyak pihak ikut prihatin. Keprihatinan tersebut diwujudkan dalam bentuk kepedulian. “Kami banyak menerima bantuan untuk korban longsor dan para pengungsi. Semua bantuan dikumpulkan di Posko Utama dan Posko Pengungsi yang ada di Kecamatan Karangkobar,” kata Dandim 0704 Letkol Inf Edy Rahmatulah. Menurutnya, pengungsi terbagi dua. Yang pertama pengungsi yang merupakan korban tanah longsor dan juga pengungsi dari dusun di sekitar lokasi longsor yang ikut kha-

watir rumahnya terkena longsor. Pengungsi yang khawatir longsor susulan biasanya jika pagi dan siang akan kembali ke rumahnya. “Namun malam hari mereka memilih tinggal di posko pengungsian, karena khawatir akan ada longsor,” ungkapnya. Sejumlah elemen masyarakat, Senin (15/12) turun ke jalan untuk melakukan penggalangan dana bagi korban longsor yang menimpa warga Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara. Aksi tersebut terlihat di sejumlah wilayah, seperti Banjarnegara, Purbalingga dan Banyumas. Bersambung ke hal 7 kol 1

TKW Kembali Jadi Korban di Negeri Seberang

Khomsatun Bunuh Diri, Keluarga Meragukan pat diancam oleh anak si majikan. Suami korban, Surim (60), Senin (15/12), menerangkan, istrinya itu diduga meninggal bunuh diri di Mekah pada 1 Oktober lalu. Namun dirinya baru mendapatkan kabar kematian istrinya itu dua bulan setelahnya atau pada 1 Desember. Surim mengaku tidak percaya jika istrinya itu bunuh diri, namun diduga dibunuh. “Saya khawatir dia dibunuh. Satu minggu sebelumnya, istri saya pernah cerita diancam anak majikannya akan dibunuh,” tutur Surim ditemui sejumlah wartawan di rumahnya,

kemarin. Diungkapkannya, istrinya pernah memergoki anak majikannya itu melakukan perbuatan asusila dengan saudara kandungnya sendiri, sehingga istrinya diancam akan dibunuh. Perbuatan anak majikannya yang salah itu dilaporkan kepada majikannya, agar anak tersebut diingatkan, namun Khomsatun justru dimarahi majikanBersambung ke hal 7 kol 3 FOTO KORBAN: Anak korban menunjukkan foto korban saat masih hidup. ■ Foto: Hadi Waluyo.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.