WAWASAN 02 Februari 2015

Page 1

■ Senin Pahing ■ 2 Februari 2015

Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000

TAHUN KE-29 NO: 303 TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203

Nelayan Ancam Kepung Istana ■ Desak Cabut Kebijakan KKP PATI – Setelah menggelar aksi demo besarbesaran memblokade jalur pantura beberapa hari lalu, ribuan nelayan se-Jateng bersiap untuk bertolak ke ke Jakarta mengepung Istana. Aksi tersebut dilakukan untuk mendesak Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mencabut sejumlah kebijakan yang dinilai merugikan para nelayan. ”Sesuai janji kalau tuntutan tidak segera dipenuhi, kami akan mendatangi Istana Negara dan menduduki kantor Kementerian Kelautan dan Per ikanan (KKP) dalam pekan ini. Tuntutan kami sangat jelas dan tidak bisa ditawar lagi,” ujar Koordinator Komunitas Nelayan Jawa Tengah Hadi Sutrisno, Minggu (1/2). Bahkan berbagai persiapan

sudah dilakukan para nelayan untuk melakukan aksi tersebut. Selain menggelar koordinasi lintas daerah, para nelayan terutama yang melaut dengan kapal cantrang yang sudah telanjur melaut diminta untuk kembali ke darat. Menurutnya, kedatangan ke Jakarta diperkirakan diikuti ratusan ribu nelayan. Mereka satu komitmen mendesak peme-

rintah pusat memerhatikan nasib pelaku perikanan pribumi. Caranya dengan mencabut sejumlah aturan yang dinilai mematikan mata pencaharian mereka. Rencana aksi tersebut sekaligus memastikan ketidakhadiran pelaku perikanan di Jawa Tengah dalam pertemuan dengan jajaran KKP. Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Syarif Wijaya telah mengirim surat kepada mereka dalam forum konsultasi publik di Jakarta awal bulan lalu. “Tuntutan kami sejak awal sudah jelas. Itu kami sampaikan dalam beberapa kesempatan, mulai dari pertemuan di Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah, rapat dengar pendapat umum (RDPU) KoBersambung ke hal 7 kol 1

IPW Minta Samad Ditahan JAKARTA - Pendukung calon Kapolri Budi Gunawan, Indonesia Police Watch (IPW) meminta Bareskrim Polri segera melayangkan panggilan untuk memeriksa dan menahan Ketua KPK Abraham Samad dalam kasus Rumah Kaca yang selama ini dikatakannya sebagai bohong dan fitnah. Padahal sesuai kesaksian Supriansyah, teman Samad pemilik apartemen dalam kasus Rumah Kaca itu, ada dua kali Samad melakukan pertemuan dengan elit parpol. Diduga pertemuan itu membahas keinginan Samad menjadi cawapres Jokowi. Ketua Presidium IPW, Neta S Pane mengaku mendapat informasi dalam kasus Rumah Kaca Samad, Polri sudah memiliki enam alat bukti, yakni laporan masyarakat, bukti rekaman, bukti cctv, keterangan saksi, penjelasan ahli, dan pengakuan pemilik apartemen. Dengan adanya keenam alat bukti ini tidak ada alasan bagi Bareskrim Polri untuk berlama-lama lagi memanggil dan memeriksa Samad. Menurutnya, kasus Samad bermula dari laporan masyarakat No: LP/75/1/2015/Ba-

reskrim, tertanggal 22 Januari 2015. Samad dilaporkan telah melakukan pertemuan dengan pihak yang perkaranya ditangani KPK. Samad disebutkan pernah beberapa kali bertemu dengan petinggi parpol dan membahas beberapa isu, termasuk tawaran bantuan penanganan kasus politisi Emir Moeis yang tersandung perkara korupsi, yang ditangani KPK. Menurutnya, dalam kasus ini Samad tidak sekadar melanggar etika sebagai Ketua KPK. Lebih dari itu Samad bisa dikenakan pidana berdasarkan Pasal 36 junto Pasal 65 UU No 30 tahun 2002 tentang KPK. “Dalam pasal itu ditegaskan pimpinan KPK dilarang mengadakan hubungan langsung atau tidak langsung dengan tersangka atau pihak lain yang ada hubungan dengan perkara tindak pidana korupsi yang ditangani KPK, dengan alasan apa pun. Pelanggaran pada pasal ini, Samad terancam lima tahun penjara dan polisi berhak langsung menahannya,” ujar Neta. Bersambung ke hal 7 kol 3

TUNTUT BERDAMAI: Ratusan wanita yang tergabung dalam Pembela Kesatuan Indonesia Bersatu melakukan aksi simpatik Save Polri ketika hari bebas kendaraan bermotor di Jakarta, Minggu (1/2). Aksi tersebut meminta agar dua lembaga KPK dan Polri berdamai dan mendukung kesatuan NKRI. ■ Foto: Antara

Praperadilan Tak Batalkan Gusdurian Status Tersangka BG Istighotsah

Foto: Ant

Miko Ginting JAKARTA - Upaya pembatalan penetapan tersangka yang dilakukan oleh tersangka Komjen (Pol) Budi Gunawan melalui mekanisme Prapera-

JATENG REGION

13

Rumah Kos Dirazia Polisi SEJUMLAH tempat kos di wilayah Batang Kota kerap dikeluhkan warga sekitar. Pasalnya, ditengarai tempat kos yang sebagian besar dihuni oleh perempuan pemandu lagu (PL) ini kerap digunakan untuk pesta minuman keras (miras) dan ajang mesum.

dilan tidak tepat. Menurut undang-undang, lembaga Praperadilan tidak berwenang membatalkan suatu penetapan tersangka. Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) Miko Gin-ting menjelaskan, Pasal 77 KUHAP mengatur bahwa Praperadilan hanya berwenang memeriksa, sah atau tidaknya penangkapan dan penahanan, sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan dan ganti kerugian dan rehabilitasi bagi seseorang yang perkaranya dihentikan pada tingkat penyidikan dan penuntutan. ‘’Sangat jelas dalam pasal tersebut bahwa penetapan ter-

JAKARTA ­ Puluhan orang pecinta Gus Dur menggelar istighosah sebagai bentuk dukungan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dukungan ini diberi­ kan di tengah polemik antara KPK dengan Mabes Polri. Pantauan Minggu (1/2), acara istighotsah dimulai sekitar pukul 20.15 WIB, Gusdurian yang berjumlah sekitar 50­an orang itu menggelar karpet di halaman Gedung KPK. Mere­ ka membacakan serangkaian ayat­ayat Al­Quran, puji­pu­ jian kepada Allah SWT serta salawat nabi. Dalam acara istighotsah itu, tampak hadir Ustadz Ab­ dul Moqsith Ghazali, Ustadz

Bersambung ke hal 7 kol 3

Bersambung ke hal 7 kol 2

Meski tidak terjun langsung menjadi petani, tiga remaja putri asal SMP Negeri 3 Candimulyo, Kabupaten Magelang ini membantu dan memberikan solusi bagi para petani melindungi badannya saat beraktivitas di sawah. Hasil karya nyata para remaja itu adalah merancang celana sepatu untuk petani. TIGA remaja putri yang masih duduk di bangku SMP ini benar-benar kreatif. Bukan merancang pakaian modis masa kini untuk sebayanya, namun justru merancang pakaian untuk petani. Hasil rancangan perangkat pakaian yang bisa melindungi petani saat bekerja di sawah berupa celana sepatu (Celpa). Mereka adalah Ika Setya Reynata (14), Reha Dewi Neta Saputri (14) dan Eva Se-

Tjahjo Siap Beberkan Pertemuan Samad JAKARTA - Bareskrim Polri memastikan akan memanggil eks Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo sebagai saksi terkait pertemuan Ketua KPK Abraham Samad dengan Hasto Kristiyanto di sebuah apartemen. Tjahjo mengatakan siap memenuhi panggilan itu jika memang diperlukan. “Nanti saya sampaikan kalau diminta kesaksian Bareskrim,” kata Tjahjo Kumolo, Minggu (1/2). Tjahjo yang kini menjabat Menteri Dalam Negeri mengakui pernah sekali ikut dalam pertemuan antara Abraham Samad dan Wasekjennya kala itu, Hasto Kristiyanto. Meski menurut pemilik apartemen The Capital Residence, Supriansa, Tjahjo ikut dalam dua kali pertemuan. “Saya hanya sekali saja,” ucap Tjahjo. Sebelumnya, Kabareskrim

Polri Irjen Budi Waseso menyatakan akan memanggil eks Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo atas laporan LSM bernama

KPK Watch terkait pertemuan Abraham Samad dan politisi Bersambung ke hal 7 kol 1

BUKTI FOTO: Ketua Badan Bantuan Hukum dan Advokasi PDI Perjuangan Arteria Dahlan menunjukkan bukti foto Ketua KPK Abraham Samad berpose dengan seorang anak purnawirawan petinggi militer berinisial RHN. ■ Foto: Antara

Siswi SMP Rancang Celana Sepatu Petani

Iba Lihat Kaki Tetangga Terluka di Sawah tyaning Budi (14). Rancangan tiga dara itu pernah menyabet medali perak dalam Lomba Penelitian Ilmiah Remaja SMP Tingkat Nasional 2014 di Tangerang, Banten, Oktober 2014 lalu. Bentuk celpa ini cukup sederhana, mirip celana panjang yang menyambung dengan sepatu boot. Menurut Ika, ide pembuatan celpa muncul sewaktu melihat seorang tetangga terluka saat bekerja di sawah. Telapak kakinya robek CELPA: Ika Setya Reynata menunjukkan celana sepatu (celpa) hasil karyanya. ■ Foto: Tri Budi Hartoyo

setelah menginjak pecahan kaca gelas di saluran air. Petani itu tak mengenakan sepatu boot karena merasa kurang leluasa untuk beraktivitas di sawah yang berlumpur. “Atas kejadian itu, muncul di benak saya untuk membuat alas kaki yang bisa melindungi petani dari bahaya seperti terkena pecahan kaca, cangkang keong, lintah, serangga hingga bahan-bahan kimia,” papar Ika. Siswa kelas IX itu lalu mengajak dua kawannya, Reha dan Eva untuk merancang celpa dibantu guru pemimbing, Taufik. Bersambung ke hal 7 kol 1


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.