■ Rabu Legi ■ 11 Februari 2015
Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-29 NO: 312 TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203
PSK Hamil Tewas di Tangan Suami SEMARANG - Ingar-bingar lantunan lagu dari sejumlah ruang karaoke di lokalisasi Sunan Kuning (SK) Semarang Selasa (10/2) dini hari tiba-tiba berubah menjadi ricuh dan kemarahan warga pengelola lokalisasi. Kemarahan muncul lantaran adanya seorang Pekerja Seks Komersial (PSK), penghuni lokalisi terbesar di Kota Semarang itu menjadi korban pembunuhan di salah satu rumah kos di Jalan Argorejo 1 Kelurahan Kalibanteng, Semarang Barat, sekitar pukul 03.00 WIB. Korban ditemukan dalam keadaan penuh luka lebam di bagian kaki, tangan dan wajah. Bahkan di sisi jidat korban yang diketahui bernama Nur Kumsanah alias Ririn (17) asal
Kopeng tersebut, terdapat luka cukup lebar yang diduga diakibatkan korban sempat dibenturkan dengan tembok oleh pelaku yang diduga tidak lain suami korban. Umi Kulsum(37), pemilik rumah menceritakan, pembunuhan tersebut diketahui ketika pelaku kepergok membopong tubuh korban saat akan dibawa masuk ke dalam taksi. Padahal beberapa saat sebelumnya korban masih terlihat sehat, bahkan sempat melayani tamu. “Kata pengunjung, pelaku keluar dari kamar mandi sambil menggotong Ririn. Pas mau dimasukkan ke taksi diadang pengunjung karena melihat kepala Ririn berdarah, “ ucap Umi usai kejadian.
Padahal, imbuh dia, saat ada tamu yang hendak masuk ke rumah tinggal itu untuk menumpang toilet. Ternyata pintu tidak terbuka hingga tamu tersebut meminta bantuan Umi yang tinggal di depan lokasi untuk membukakan pintu. “Saya diminta buka pintu ternyata dikunci dari dalam. Saya balik lagi ke rumah untuk membuat susu,” kata Umi di lokasi kejadian. Tidak lama ketika dirinya masuk, terdengar keributan dan melihat korban yang lebam dibawa masuk ke dalam taksi oleh pria bertubuh pendek, gempal, dan bertato di dua tangannya itu ditarik-tarik warBersambung ke hal 7 kol 3
Tersangka Berkilah Dititipi ■ Kasus Pupuk Oplosan Dilimpahkan ke Polres DEMAK - Setelah cukup dalam pengumpulan barang bukti, kasus dugaan pengoplosan pupuk bersubsidi dilimpahkan Kodim 0716/Demak ke penyidik Polres, Selasa (10/2). Sementara itu tersangka penyelewengan pupuk, KS, berkilah hanya mendapatkan titipan untuk selanjutnya disalurkan kepada pengecer. Pelimpahan langsung dilakukan oleh Dandim 0716/Demak Letkol Inf Ari Aryanto dan langsung diterima Wakapolres Kompol Yani Permana. Bersamaan pelimpahan kasus tersebut, diserahkan pula sejumlah barang bukti antara lain delapan truk bermuatan pupuk, masing-masing bernopol H
1971 N, H 1765 CJ, H 1775 CN, H 1345 NE, AA 1921 DE, H 1830 CE, H 1794 An, dan H 1761 FN. Serta satu mixer atau truk molen bernopol E 8786 SE. Dandim menuturkan, dengan dilimpahkannya kasus dugaan penyelewengan pupuk Bersambung ke hal 7 kol 3
Kecurangan Terbongkar, Petani pun Senang SEPANDAI - pandai tupai melompat, akhirnya jatuh terpeleset juga. Kiranya ungkapan tersebut pas menggambarkan aksi KS menyamarkan bisnis pengoplosan pupuk bersubsidi di gudang selepan padi miliknya yang kemudian tak bisa mengelak ketika jajaran Kodim 0716/Demak berhasil membongkar kecurangannya. Pascapenggerebekan pada
Minggu (8/2) sore, gudang yang berlokasi di Jalan Raya Desa Bolo Kecamatan Demak Kota itu kini tampak lengang. Bangunan yang tampak sempit dari muka namun begitu luas di bagian dalam (ngantong) itu semakin senyap tanpa adanya aktivitas bongkar-muat ataupun pengoplosan pupuk yang Bersambung ke hal 7 kol 3
LENGANG: Gudang milik KS, tersangka penyalahgunaan pupuk bersubsidi yang berlokasi di Jalan Raya Desa Bolo Kecamatan Demak Kota, tampak lengang pascapenggerebekan oleh jajaran Kodim 0716/Demak. ■ Foto: sari jati
GEBYAR
6
Diganggu Banjir SAAT ini Ja karta tengah dilanda ban jir yang cukup pa rah. Tingkat keting gian air di bebe rapa dae rah bahkan sudah se tinggi lutut atau lebih. Tentu saja hal ini seakan menambah ma salah buat Ibukota yang selama ini
BARANG BUKTI: Petugas penyidik Polres Demak memeriksa barang bukti yang telah dikumpulkan jajaran Kodim 0716/Demak dalam penggerebekan gudang milik KS di Jalan Raya Desa Bolo Kecamatan Demak Kota, yang ditengarai menjadi tempat pengoplosan pupuk bersubsidi. ■ Foto : sari jati
Ditahan, Ikmal Jaya akan Patuhi Hukum JAKARTA - Setelah hampir satu tahun mengendus kasus Bokong Semar di Tegal, KPK akhirnya menahan dua tersangka. Dua tersangka kasus korupsi tersebut yakni mantan Walikota Tegal Ikmal Jaya dan pengusaha yang diduga ikut terlibat dalam kasus korupsi ini, Syaeful Jamil. Ikmal dan Syaeful keluar berurutan sekitar pukul 16.50 WIB dari kantor KPK di Jl Rasuna Said, Jaksel, Selasa (10/2). Ikmal keluar lebih dulu dan diantar masuk ke mobil tahanan yang membawanya ke Rutan Guntur. “Sebagai warga negara yang patuh hukum, maka saya akan mengikuti proses hukum ini dan di mana pun proses hukum berakhir itulah ketetapan Tuhan bagi saya,” ujar Ikmal sebelum masuk Bersambung ke hal 7 kol 1
Lebih Dekat dengan Kesenian Dayakan
Dimainkan Anak-anak, Diyakini Jadi Tolak Bala Dayakan, seni pertunjukan rakyat di Desa Wisata Panusupan, Kecamatan Rembang, Purbalingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Kesenian ini dimainkan secara turun temurun. Pementasan kesenian tersebut konon dipercaya bisa menjadi wahana tolak bala. JIKA dicermati sepintas tari Dayakan seperti seni topeng ireng yang disuguhkan
di desa-desa lereng Gunung Merapi dan Merbabu. Bedanya, Dayakan dibawakan oleh anakanak dan aksesoris yang dipakai pun cenderung dari bahan alami. Wajah anak-anak yang akan menari Dayakan, dicoreng menggunakan arang. Tampilan wajahnya pun seperti mirip orang alas (dari hutan). Tubuh penari diberi aksesoris DAYAKAN: Kesenian Dayakan khas Desa Panusupan Kecamatan Rembang, Purbalingga dipentaskan untuk menarik wisatawan. Kesenian ini konon dipercaya bisa jadi sarana tolak bala. ■ Foto: Joko Santoso
dengan dedaunan rumputan dan janur kuning. Rumput yang dipakai pun tidak sembarangan yakni rumput Kapulata. Sedang tetabuan berupa kentongan, gong, dan ember. “Tarian rakyat Dayakan merupakan seni tradisional turun temurun dari nenek moyang. Hanya saja sudah lama tidak ditampilkan. Disebut Dayak, karena konon masyarakat di sini dulu berasal dari alas (hutan),” jelas Koordinator tari Dayakan, Suparno. Tarian Dayakan itu disuguhkan saat peresmian wahana wiBersambung ke hal 7 kol 1