WAWASAN 07 Maret 2015

Page 1

■ Sabtu Kliwon ■ 7 Maret 2015 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000 TAHUN KE-29 NO: 334 TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203

Gagalkan Perampokan, Pembantu Disayat SEMARANG - Perampokan sadis terjadi di Kompleks Perumahan BPD II/52 Jalan Supriyadi, Pedurungan Semarang Jumat (6/3). Aksi rampok ber hasil

digagalkan sang pembantu Yuk Indahsari (19), meskipun harus rela lehernya digorok kawanan rampok tersebut. Kendati harus mengalami luka cukup parah di bagian leher akibat terkena sayatan senjata tajam, usaha teriak minta tolong ditambah

dengan pemberontakan yang dilakukan ketika remaja asal Blora itu diancam pelaku, berhasil menyelamatkan harta dan anak majikannya. Korban harus dilarikan ke RS Bhayangkara guna mendapat perawatan serius lantaran mengalami luka di bagian leher sepanjang 12

centimeter. Aksi heroik PRT ini terjadi ketika Asep (25) pelaku perampokan, menyambangi rumah Hartono, sekitar pukul 05.00 WIB. Asep yang Bersambung ke hal 7 kol 1

Warga Siap Demo Jokowi ■ Pembangunan PLTU Batang BATANG - Sebagian warga Batang kembali bereaksi menanggapi pembangunan PLTU Batang. Warga yang kontra pembangunan menyanggah pernyataan Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, jika pembebasan lahan sudah selesai 100 persen. Pasalnya, fakta di lapangan, masih ada lahan seluas 21 hektar yang tersebar di Desa Ujungnegoro, Karanggeneng, dan Ponowareng Batang yang hingga saat ini belum dibebaskan. “Pernyataan menteri itu tidak sesuai fakta di lapangan. Masih ada sekitar 21 hektar lahan di tiga desa yang belum dibebaskan. Kami akan tetap melakukan penolakan pembangunan PLTU di Kabupaten Batang,” ujar tokoh kontra PLTU, Roidi, Jumat (6/3). Dikatakan, masyarakat mengharapkan bisa berdialog dengan Presiden Jokowi jika benar-benar akan mengunjungi lokasi PLTU di Kabupaten Batang untuk peletakkan batu

GEBYAR

6

Makin Dekat PEDANGDUT Ayu Ting Ting nampaknya makin dekat dengan bintang Bolly­ wood Shaheer Sheikh. Bah­ kan saat keduanya ditemukan pada sebuah acara di televisi swasta, Pesbukers, Jumat (6/3) ke­ duanya nampak salah tingkah.Bahkan Ayu men­ dadak terkejut saat ayah dan ibunya, Abdul Rozak dan Umi Kalsum datang juga dalam acara itu. Ayu duduk di antara kedua orangtuanya. Kemudian, menyusul Shaheer Sheikh yang hadir di studio.

pertama yang diperkirakan akan dilakukan bulan April mendatang. “Jika Presiden benar-benar datang, kami akan menggelar demo atau aksi damai. Kami sangat mengharapkan bisa berdialog dengan presiden agar aspirasi kami bisa didengar secara langsung,” katanya. Menurutnya, pascakedatangan tim dari Kementrian LH dan Kehutanan RI, semangat masyarakat yang kontra pembangunan PLTU kian menguat kembali. Pasalnya, dari tinjauan itu, tim Kementerian LH dan Kehutanan menyatakan jika lahan yang akan digunakan untuk pembangunan Bersambung ke hal 7 kol 3

TOLAK BARTER: Pengunjuk rasa dari Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) membawa poster saat berunjuk rasa mendukung eksekusi mati terpidana kasus narkoba, di dermaga penyeberangan Wijayapura, Cilacap, Jumat (6/3). Mereka juga menolak pertukaran tahanan warga negara asing di Indonesia dengan tahanan warga negara Indonesia di Australia sebagai jaminan. ■ Foto: Antara

Pegiat Antikorupsi Tolak Ruki SEMARANG - Pernyataan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Tafiequrachman Ruki yang mengaku kalah, membuat masyarakat anti korupsi marah. Ruki dianggap melemahkan KPK dari dalam dan mencederai rakyat yang sepenuhnya percaya dengan KPK. Masyarakat yang tergabung dalam Front Jateng Anti Korupsi protes keras terhadap ucapan Ruki. Mereka yang merupakan unsur dari Komite Penyelidikan dan Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KP2KKN) Jateng, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang, Pattiro, mahasiswa kompak melakukan orasi di depan Bersambung ke hal 7 kol 1

TOLAK RUKI: Masyarakat yang tergabung dalam koalisi Front Jateng Anti Korupsi menolak keberadaan Ruki yang justru kian melemahkan KPK.■ Foto: Fitria Rahmawati-yan

Terpidana Mati Yakin Eksekusi Ditunda CILACAP - Kerabat terpidana mati kasus narkoba Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa mengaku yakin bahwa pelaksanaan eksekusi bakal ditunda. “Kelihatannya eksekusi hari Sabtu ditunda,” kata salah seorang kerabat Silvester, Novarita di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (6/3). Novarita mengatakan hal itu usai mendampingi istri Silvester membesuk terpidana mati berkewarganegaraan Nigeria itu di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Batu, Pulau Nusakambangan. Dia mengaku mendapat informasi penundaan eksekusi terpidana mati

kasus narkoba tersebut dari seseorang. “Dari orang dalam. Belum ditentukan waktunya, mungkin bisa seminggu atau sebulan, kan masih banyak yang PK (mengajukan peninjauan kembali,” katanya. Ia mengatakan bahwa saat ini, Silvester berada di Lapas Batu dan tidak ditempatkan di ruang isolasi. Bahkan, kata dia, Silvester berstatus sebagai warga binaan pemasyarakatan. “Dia baik-baik saja, dia sebatas sama istrinya saja, dia sangat tegar. Pokoknya, dia baik-baik, dia berharap ada mujizat, dia selalu berdoa,” katanya. Saat ditanya mengenai identitas istri Silvester, dia menolak Bersambung ke hal 7 kol 3

Potret Kemiskinan Warga Jateng

Raskin Dijual, Ditukar Gaplek untuk Bikin Tiwul SEMARANG

18

Trans Studio Dibangun 2016 TAK lama warga Kota Se­ marang akan segera memiliki kawasan rekreasi terbaru dan modern, Trans Studio. Hal itu diungkapkan Walikota Semarang Hendrar Prihadi di Balaikota, usai penandata­ nganan MoU antara Pemkot Semarang dan PT Trans Ritel Properti, Jumat (6/3).

Gembar-gembor Jateng sebagai penyangga pangan nasional ternyata masih tak dirasakan sebagian warganya. Di antaranya sebagian warga Sragen yang terpaksa masih harus mengonsumsi nasi tiwul, karena kesulitan membeli beras. KABUPATEN Sragen termasuk salah satu daerah penyangga pangan nasional. Bahkan kabupaten yang berada di ujung timur Provinsi Jawa Tengah itu, merupakan penyangga swasembada padi nasional nomor 2, setelah Kabupaten Cilacap, namun masih ada juga warganya yang tak

bisa makan beras. Itulah potret kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Sragen. Salah satunya adalah pasangan keluarga miskin, suami isteri, Mbah Kliwon (63) Surami (60), warga Krakal RT 16/, Desa Dawung, Kecamatan Jenar. Sungguh mengenaskan nasib yang dialami keluarga miskin yang hidup di rumah tak layak huni ini. Mbah Kliwon, yang keseharianya buruh serabutan, dengan penghasilan tak lebih dari Rp15.000/hari itu, untuk bisa bertahan hidup, harus menjual jatah beras miskin, sebanyak 7 kg itu, untuk ditukar dengan

gaplek. Beras dijual dengan harga Rp 7.500/kg, kemudian dibelikan gaplek atau jagung, yang harganya hanya Rp 3.000/kg. Uang hasil penjualan beras sebanyak Rp. 52.500 itu, kemudian dibelikan gaplek, mendapat 17 kg, untuk makan sampai 25 hari lamanya. Surami, isteri Mbah Kliwon Bersambung ke hal 7 kol 1 NASI TIWUL: Kliwon dan isterinya Surami, menikmati nasi tiwul, hasil penjualan beras jatah raskinnya. ■ Foto: K25-yan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
WAWASAN 07 Maret 2015 by KORAN PAGI WAWASAN - Issuu