WAWASAN 12 Maret 2015

Page 1

■ Kamis Kliwon ■ 12 Maret 2015 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000 TAHUN KE-29 NO: 339 TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203

Sasak 3 Bus, Truk Terguling SALATIGA ­ Sebuah truk Nopol AG­8293­UA dengan bobot 20 ton mengalami kecelakaan ka­ rambol dengan menghantam satu sepeda motor dan tiga mi­ nibus, di perempatan Pasar Sa­ pi, Jalan Veter­

an, Kota Salatiga, Rabu (11/3) pukul 04.20 WIB pagi. Truk pengangkut kertas itu di­ duga mengalami rem blong. Truk tronton yang dikemudikan oleh Eko Agus (32) warga Se­ mampir, Kota Kediri akhirnya terguling hingga muatannya tumpah

ke jalan dan menimpa lima mini bus yang tengah “ngetem” me­ nunggu penumpang. Tercatat, sebuah Motor Ya­ maha Mio nopo H­3631­GI ter­ gencet minibus serta dua mi­ nibus lainnya mengalami rusak Bersambung ke hal 7 kol 3

Penolak PLTU Diintimidasi BATANG - Warga kontra pembangunan PLTU tetap bersikeras menolak pembangunan PLTU di Kabupaten Batang. Oleh karena itu, warga menolak kedatangan tim sosialisasi Undangundang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum yang blusukan ke desa untuk menyosialisasikan undang-undang tersebut. “Kita tetap pada sikap awal, yakni menolak pembangunan PLTU di Kabupaten Batang. Kami harapkan undang-undang itu tidak diterapkan,” tandas koordinator warga kontra pembangunan PLTU Batang, Roidi, Rabu (11/3). Meskipun minoritas, namun warga tetap berjuang untuk menolak pembangunan PLTU di Kabupaten Batang. Berbagai tekanan pun didapatkan oleh warga. Kondisi itu pun sudah disampaikan saat tim dari Kementrian LH dan Kehutanan RI meninjau lahan untuk pembangunan PLTU Batang di Balai Desa Ponowareng baru-baru ini. Selama hampir lima jam, tim dari kementrian saat itu blusukan ke lokasi pembangunan PLTU dan berdialog dengan masyarakat yang menolak rencana pembangunan

pembangkit tenaga listrik tersebut. Dalam dialog itu, beberapa warga juga mengutarakan adanya intimidasi yang dilakukan pihak-pihak tertentu, lantaran warga menolak rencana pembangunan PLTU di Kabupaten Batang. Karomat, warga kontra PLTU, menceritakan pengalamaannya bahwa beberapa kali rumahnya didatangi pihakpihak tertentu, dengan maksud agar menjual tanahnya untuk pembangunan PLTU. Salah satu alasan yang disampaikan pihak-pihak itu, yakni di sepanjang pantai dan laut yang berada di sekitar Batang tidak tumbuh karangnya dan hal ini sudah disurvei tetapi hasilnya tidak pernah ada. Lain halnya yang dikatakan Bersambung ke hal 7 kol 3

LAHAN PRODUKTIF: Warga menolak pembangunan PLTU di Batang karena akan menggusur lahan produktif di wilayah itu. ■ Foto: Hadi Waluyo-yan

Golkar Gagas Praperadilan Jagal Sapi Gugurkan Efek Sarpin Koalisi Baru JAKARTA ­ Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono menegaskan partainya ke­ luar dari Koalisi Merah Putih dan ber­ gabung dengan parpol pendu­ kung pemerintah. Tapi Agung belum bisa memastikan posisi politik mendukung Joko Wido­ do­Jusuf Kalla terlembagakan dalam Koalisi Indonesia He­ bat (KIH). “Ini keputusan hasil Mu­ nas Ancol, keluar dari koali­ si. Kami tidak terikat lagi di koalisi apapun dan berga­ bung dengan pemerintah, dengan partai­partai pen­

Agung Laksono

Bersambung ke hal 7 kol 1

Foto: Ant

GEBYAR

6

Mulai Banyak Tawaran ARTIS pendatang baru Kelly Tandiono mulai laris di dunia akting. Setelah suk­ ses berakting di film Negeri Tanpa Teli­ nga garapan Lola Ama­ ria, Kelly kembali ber­ aksi di de­ pan kamera. “Alhamdu­ lilah mulai banyak yang nawa­ ri,” kata Kelly.

Kabar duka kembali dirasakan Indonesia, khususnya Kabupaten Tegal. Sebab, tiga warga yang menjadi Anak Buah Kapal (ABK) Kapal asal Taiwan, Hsiang Fu Chuen diduga tenggelam di Perairan Atlantik dan hilang kontak hingga saat ini. INFORMASI hilang kontak tersebut diketahui sejak 26 Februari 2015, dimana 21 ABK asal Indonesia yang tiga di antaranya warga Tegal belum bisa dipastikan keselamatannya. Adapun ketiga warga asal Tegal yakni Mif Aziz Musthofa (18), Ahmad Sobirin (35) dan Multadi (23). Berdasarkan data dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Tegal, Mif dan Ahmad berang-

PURWOKERTO – Kasus gugatan praperadilan jagal sapi asal Kelurahan Berkoh, Kecamatan Purwokerto Selatan, Mukti Ali yang ditolak oleh Pengadilan Negeri (PN) Purwokerto membuat nama hakim Sarpin Rizaldi kembali hangat diperbincangkan. Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto yang baru saja dikukuhkan, Prof Dr Hibnu Nugroho SH Mhum, Rabu (11/3) mengatakan, secara perlahan efek Sarpin akan hilang dan putusannya tidak punya pengikut. Hilangnya efek Sarpin ini diawali oleh Hakim PN Purwokerto, Kristanto Sahat yang dalam sidang putusan hari Se-

lasa (10/3) menolak gugatan praperadilan Mukti Ali terhadap Polres Banyumas atas penetapan tersangkanya. “Efek Sarpin akan terhenti secara perlahan, dengan banyaknya putusan gugatan praperadilan yang ditolak dan hal tersebut sudah diawali di Purwokerto. Hakim memang mempunyai kewenangan, namun masyarakat yang menilai. Mana putusan yang baik dan bisa dijadikan pegangan dan mana yang tidak, akan terjadi seleksi alam dan perlahan putusan Hakim Sarpin tidak akan punya pengikut,” terangnya. Terkait putusan Hakim Sarpin yang mengabulkan gugatan praperadilan Komjen Pol Budi Gunawan terhadap KPK,

Hipnu menyebut, dari aspek hukum tidak bisa dipertahankan dan tidak bisa dijadikan yurisprudensi bagi hakim lain. Menurut Hibnu, putusan Hakim Sarpin bertentangan dengan rumusan UU. “Independensi hakim pasti ada batasnya dan untuk mengontrolnya ada UU yang harus dipatuhi, ada norma dan agama,” katanya.

■ Benteng Terakhir Lebih lanjut Hibnu menjelaskan, Mahkamah Agung (MA) sebagai benteng terakhir, seharusnya menjadi lembaga koreksi terhadap putusan hakim yang dinilai bermasalah. MA harus berani mencari terobosan hukum, dimana terobosan tersebut bisa dipakai selu-

ruh hakim. “Kalau kemudian MA menolak kasasi yang diajukan KPK, ini karena MA kemungkinan hanya berpegang pada aspek legal formal saja. Padahal seharusnya sebagai benteng terakhir, MA harus berani melakukan terobosan hukum, jangan sampai kasus putusan Hakim Sarpin ini dibiarkan saja,” terangnya. Keberanian untuk penegakan hukum juga sudah dilakukan Divisi Hukum Polda Jateng, AKBP Djalal yang usai persidangan kemarin menyatakan bahwa putusan hakim PN Purwokerto yang menolak gugatan praperadilan sudah te-

Bersambung ke hal 7 kol 6

Tiga ABK Kapal Taiwan Hilang, Warga Tegal

Rencana Mif Lanjutkan Sekolah Batal kat berlayar melalui PT Media Maritim Tegal. Sedangkan Multadi berangkat melalui PT Bima Samudra Bahari. Mif Aziz Mustofa merupakan warga Desa Blubuk RT 02/ RW 05, Ahmad Sobirin warga Desa Kalisoka RT 02/ RW 04 Kecamatan Dukuhwaru dan Multadi warga Desa Pesarean RT 0/ RW 02 Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal. Saat ditemui wartawan, keluarga Mif mengaku sudah menerima kabar duka tersebut dari pihak penyalur yang datang Selasa (10/3) kemarin. Di mana kapal yang ditunggangi Mif bersama dua warga Tegal

hilang kontak lantaran cuaca buruk (kabut tebal). Sedianya, kapal Hsiang Fu Chuen mencari ikan di perairan Atlantik dan akan bersandar di Argentina pada April mendatang. Mif yang merupakan anak pertama dari pasangan Siti Khodijah (36) dan Nur Khalim (40) sudah bertekad bekerja menBersambung ke hal 7 kol 1 FOTO KORBAN: Siti Khodijah menunjukkan foto anaknya, Mif Aziz Musthofa (18) yang diduga menjadi korban kapal tenggelam di perairan atlantik. ■ Foto: Haikal-yan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
WAWASAN 12 Maret 2015 by KORAN PAGI WAWASAN - Issuu