WAWASAN 03 Mei 2015

Page 1

■ Minggu Pahing ■ 3 Mei 2015

Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000

TAHUN KE-30 NO: 45 TERBIT 16 HALAMAN - ISSN 0215-3203

Duel Penantian LAS VEGAS ­ Setelah lima tahun membuat dunia tinju menunggu, Floyd Mayweather Jr. akan bertarung dengan Manny Pacquiao. Si kidal vs si tangan kanan. Fighter vs Boxer. Si agresif melawan si ahli bertahan. Pertarung­ an ini akan berlangsung sengit, panas, dan seru. Floyd Mayweather Jr dan Manny Pacqui­ ao dinyatakan siap tanding Minggu (3/5) pa­ gi WIB, di MGM Grand, Las Vegas setelah bobot badan mereka berada di bawah batas yang ditentukan. Duel paling mahal sepan­ jang sejarah tinju itupun siap digelar. Sesi timbang badan si ahli bertahan May­ weather dan petinju agresif Pacquiao digelar di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, Bersambung ke hal 2 kol 3

Novel: Tindakan Polri Berlebihan JAKARTA - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan memprotes proses penangkapan dirinya oleh penyidik Bareskrim Polri yang dinilai berlebihan. “Terhadap tindakan kemarin Jumat, saya protes karena berlebihan,” ujar Novel saat jumpa pers di kantor KPK, Jakarta, Sabtu (2/5). Novel menjelaskan tindakan tersebut yakni, pemeriksaan di Bareskrim Polri dan pemindahan dirinya dari Bareskrim menuju Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok. Lalu, pemindahan tersebut, katanya, diikuti dengan penahanan. “Saya sempat diperiksa di Bareskrim tapi tidak ada kuasa hukum. Saya menolak. Saya tidak melihat urgensi pemindahan. Penyidik menahan, saya menolak,” katanya. Novel juga menilai tuduhan yang diberikan kepadanya merupakan bentuk kriminalisasi

GEBYAR

8

Rilis Lagu Baru SETELAH sibuk dengan uru­ san keluarganya, kini Ashanty mulai kembali memi­ jakkan kakinya ke dunia musik Tanah Air. Ya, istri dari Anang Hermansyah ini baru saja merilis lagu terbarunya yang berjudul Sangat Ber­ beda.

oleh penyidik Polri kepada dirinya. Namun, terhadap tuduhan tersebut, Novel siap menghadapinya. “Ini adalah upaya kriminalisasi terhadap diri saya. Tapi poin utamanya, saya siap menghadapi segala proses yang dilakukan,” ujar Novel. Lebih lanjut, Novel berharap aparat penegak hukum bisa memproses kasusnya hingga tuntas. “Apa pun langkahnya, saya hadapi. Saya penyidik dan menaati peraturan hukum,” ujarnya. Soal serangkaian proses tersebut, kuasa hukumnya, Muji Kartika Rahayu mengatakan hal yang sama. Menurutnya, prosedur penangkapan Novel tak sesuai dengan aturan yang berlaku.

Terlebih, pendampingan kuasa hukum juga tersendat. Padahal, seorang tersangka perlu didampingi pengacaranya dalam seluruh proses hukum. “Sejak Jumat pagi akses pengacara untuk mendampingi Novel sulit. Jam 2 pagi kami sudah di Bareskrim tapi baru jam 08.30 WIB bisa mendampingi. Di Mako Brimob, kami bertengkar dulu baru boleh men-dampingi,” ujar Muji di kantor KPK, Jumat (1/5). Alhasil, Muji berencana menggugat keabsahan penangkapan kliennya melalui jalur praperadilan. Jumat dini hari, Novel ditangkap di rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kemudian Novel ditahan di Mako Brimob Kelapa dua sejak pukul 11.30 WIB. Selanjutnya, Novel dibawa ke Bengkulu untuk menjalani rekonstruksi. Namun, dirinya menolak lantaran tak didampingi kuasa hukum.

Bersambung ke hal 2 kol 3

DITANGGUHKAN: Penyidik KPK Novel Baswedan (tengah) keluar dari Gedung Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Jakarta, Sabtu (2/5). Novel yang sempat ditangkap oleh Bareskrim pada Jumat (1/5) dini hari lalu itu mendapatkan penangguhan penahanan setelah Polri menerima jaminan dari lima Pimpinan KPK. ■ Foto: Antara

Eksekusi Ditunda, Keluarga Mary Jane Kritik Aquino JAKARTA - Keluarga terpidana mati kasus narkoba Mary Jane Veloso telah kembali ke Filipina sejak Jumat (1/5) setelah mengetahui eksekusi Mary Jane ditunda. Namun, keluarga Mary Jane mengungkapkan kritik pedas terhadap langkah pemerintah Presiden Beningno Aquino III dalam menangani kasus putri mereka. Menjelang eksekusi mati, pemerintah Filipina menerbangkan ibu Mary Jane, Celia Veloso, ayahnya Cesar, putranya Mark Daniel dan Mark Darren, kedua saudara perempuannya Maritess dan Darling, serta

Bersambung ke hal 2 kol 1 Suasana Alun-alun Kota Wonosobo, Sabtu (2/5), terlihat begitu marak. Hampir semua sudut ruang terbuka hijau di ibukota daerah pegunungan itu dipenuhi manusia. Mereka tengah menyaksikan kegiatan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). KEMERIAHAN tersebut tak lain karena adanya pentas tari kolosal yang yang melibatkan sekitar. 2.000 siswi dari sejumlah SMP/MTs dan SMA/SMK se-Kabupaten Wonosobo. Adapun tarian

MARY JANE: Terpidana mati Mary Jane Fiesta Veloso bersiap untuk mengikuti lomba peragaan busana kebaya saat peringatan Hari Kartini di LP Kelas IIA Yogyakarta, Selasa (21/4). ■ Foto: Antara

■ Komitmen Nawa Cita Pendidikan

Gubernur Tolak Teken SOLO - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menolak menandatangani komitmen pernyataan sikap yang disodorkan presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Doni Prabowo mengenai Nawa Cita Pendidikan. Sebaliknya mahasiswa diminta melakukan aksi guna membuktikan apa yang telah menjadi komitmennya untuk meningkatkan pendidikan. “Kami terima. Tapi saya tidak mau tanda tangan. Aku nek ming tanda tangan thok emoh wis jadhul. Saiki wani aksi mbek aku ora”, kata Ganjar Pranowo seusai memimpin upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardik-

nas) tingkat Jateng tahun 2015 di Stadion Sriwedari Solo, Sabtu (2/5). Gubernur lebih lanjut mengemukakan, pihaknya memiliki yang namanya desa mandiri dan ada program percontohan. Pihaknya meminta BEM UNS ikut berperan dari sisi pendidikan dengan mengajukan program yang lebih konkrit. “Apa yang disampaikan dalam pernyataan ini terlalu umum sehingga saya tidak suka. Oleh sebab itu tunjukan di mana aksi yang telah dilaksanakan dan saya akan melihatnya. Wis duwe durung. Nang endi,” tegas Gubernur.

Bersambung ke hal 2 kol 1

Tari Kreasi Kolosal Hardiknas

Angruwat, Simbol Terbebas Kebodohan yang mereka bawakan bertajuk Angruwat, sebuah tarian hasil kreasi Mulyani, seniwati sekaligus guru tari asli Wonosobo itu menjadi simbol pembebasan dari belenggu kebodohan. “Gerakan melepas ikatan sampur yang dililitkan menyilang ke tubuh penari menyimbolkan pembebasan diri dari kebodohan”, urai Mulyani, ditemui seusai pementasan 2.000 penarinya. Dia juga menuturkan bahwa arti Angruwat berasal dari kata meruwat, sebuah kata yang identik dengan sarana pembebasan diri dari belenggu dosa. “Ruwat yang dimaksud dalam

hal ini lebih berorientasi kepada upaya yang mengarah kepada peningkatan derajat pendidikan, sehingga setiap diri terbebas dari kebodohan”, jelas wanita murah senyum itu. Mulyani mengaku mengkreasikan tari itu dengan memadu padankan unsur tarian Lengger asli Wonosobo. Para penari yang menjadi bagian daBersambung ke hal 2 kol 1 ANGRUWAT: Sejumlah siswi SMP dan SMA Wonosobo saat menari Angruwat, memperingati Hari Pendidikan Nasional, Sabtu (2/5). ■ Foto: Tri Budi-yan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
WAWASAN 03 Mei 2015 by KORAN PAGI WAWASAN - Issuu