■ Jumat Legi ■ 22 Mei 2015
Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-30 NO: 61
TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203
Keracunan Pesta Ultah 40 Dirawat KAJEN - Pesta ulang tahun (ultah) seorang anak di Dukuh Petungkon, Desa Lambanggelun, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan, berakhir tragis. Sekitar 110 anak dan seorang dewasa yang menghadiri pesta itu mengalami keracunan massal.
DITAHAN: Mantan staf ahli Gubernur Jateng Joko Suryanto yang menjadi tersangka dugaan kasus korupsi dana bantuan sosial (Bansos) Pemprov Jateng tahun 2011, menuju mobil tahanan usai diperiksa di Kejati Jateng, Kamis (21/5). ■ Foto: Weynes
■ Terjerat Korupsi Bansos Provinsi
Mantan Kabag Kesra Ditahan SEMARANG - Mantan Kepala Bagian Kesejahteraan (Kabag Kesra) dan Bencana Alam pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Joko Suryanto ditahan penyidik Kejati Jateng sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penyaluran dana bantuan sosial (bansos) Pemprov tahun 2011, Kamis (21/5). Joko Suryanto yang ditetapkan menjadi tersangka 5 Februari 2014 lalu ditahan atas perannya sebagai ketua tim verifikasi proposal bansos. Bersama Joko Mardiyanto (staf ahli gubernur mantan Kepala Biro Bina Sosial), selaku penasihat tim verifikasi yang kemarin turut dipanggil na-
Pansel KPK Multipakar JAKARTA Plt Wakil Ketua KPK, Johan Budi menilai pa nitia seleksi (Pansel) calon pimpinan KPK bentukan Presiden Joko Widodo be bas dari kepentingan partai politik. Menurutnya, sembi lan srikandi yang ditunjuk tersebut oleh Jokowi memi liki integritas. “Saya melihat Pansel pimpinan KPK saat ini kredibel, punya integritas, serta multipakar disiplin il mu. Selain itu, saya lihat Pansel pimpinan ini tidak ter afiliasi atau tidak punya hu bungan dengan parpol ter tentu,” ujar Johan, kemarin. Menurutnya, memang su dah seharusnya anggota Pansel calon pimpinan KPK tidak terkait dengan pihak manapun. Dengan demiki an, dapat terpilih caloncalon pimpinan KPK yang benar benar layak memimpin lem baga antikorupsi tersebut. “Karena itu dibutuhkan Pan sel yang kredibel, steril dari Bersambung ke hal 7 kol 1
GEBYAR
6
Prihatin Pembajakan PEDANGDUT Zaskia Gotik merasa priha tin dengan masih maraknya pembajakan lagu lewat keping VCD dan DVD. Sebagai se orang penyanyi diri nya merasa dirugikan secara ekonomi akibat penjualan VCD dan DVD bajakan yang lebih laku keras dibanding yang original atau asli.
mun tak hadir, ia dinilai korupsi menyalahgunakan wewenangnya. Tanpa memverifikasi proposal, pihaknya
memberikan dana bansos yang belakangan diketahui fiktif. “Diperoleh fakta penerima
Maraknya isu peredaran beras plastik yang diduga sudah merambah wilayah Jateng membuat resah masyarakat. Selain dibayangi rasa takut, masyarakat butuh kepastian beras yang dikonsumsi bukan beras palsu. KECEMASAN warga terhadap beras palsu bukan tanpa alasan. Rasa takut selalu membayang jika nasi yang dikonsumsinya dari beras palsu, apalagi salah satu
dengan PMI Kabupaten Pekalongan untuk mendapatkan bantuan tempat tidur agar para korban bisa mendapatkan perawatan di Ruang IGD RSUD Karanganyar. Waryudi (55), salah satu orang tua korban menuturkan, anaknya yang bernama Linda (10) ikut mengalami keracunan. Usai shalat Mahgrib dan mengaji, anaknya itu mual-mual, muntah, dan pusing. Linda pun akhirnya dilarikan ke mantri kesehatan di Kecamatan Lebakbarang yang jaraknya sekitar 5 Km dari rumahnya. Bersambung ke hal 7 kol 3
bansos fiktif dengan menggunakan lembaga atau kelompok Bersambung ke hal 7 kol 1
Danrem: Garuda di ‘Ritsleting’ Pelecehan SALATIGA - Danrem 073/ Makutarama Kolonel Kav Bueng Wardadi mengaku terkejut mendengar baleho bergambar lambang negara burung Garuda ditempatkan di ritlesting terpampang di Gedung Gubernuran pada Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), Kepada awak media Danrem tegas mengatakan, penayangan baleho dengan simbol Burung Garuda yang dibuat miring serta ditempatkan di gantungan ritlesting sudah termasuk pelecehan. “Itu sudah masuk pelecehan lambang negara,” tandas Danrem usai menjadi narasumber sekaligus moderator Komunikasi Sosial dengan aparat Pemerintahan dan komponen masyarakat jajaran Korem 073/ Makutarama di Balai Pertemuan (BP) Jalan Veteran, Salatiga, Kamis (21/5).
Ratusan korban awalnya dirawat oleh mantri kesehatan di wilayah itu, namun 40 korban akhirnya dirujuk ke RSUD Karanganyar dengan menggunakan ambulans, mobil pribadi, dan doplak (angkutan terbuka khas wilayah pegunungan), Kamis (21/5) dini hari. Pihak rumah sakit pun menyatakan keracunan massal itu sebagai kejadian luar biasa (KLB) lantaran menyebabkan keresahan dan kepanikan masyarakat di wilayah terpencil di perbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara ini. Akibat jumlah korban yang banyak, pihak rumah sakit pun berkoordinasi
DIRUJUK: Puluhan anak korban keracunan dirujuk ke RSUD Karanganyar untuk mendapatkan perawatan, Rabu malam (20/5). ■ Foto: Hadi Waluyo.
Danrem menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kodim 0733/BS Semarang dan Kodam IV/ Diponegoro terkait kasus tersebut. Meski secara rinci pihaknya belum mengetahui detail kejadiannya, namun Danrem menyayangkan hal tersebut sampai terjadi. Baliho Ganjar Pranowo yang sempat Foto: Ant menjadi kontroversi lantaran memasang lambang negara Garuda Indonesia masih menuai kritik. Organisasi Pemuda Pancasila mendatangi kantor Gubernuran. Mereka meminta agar Gubernur meminta maaf kepada seluruh masyarakat atas kejadian yang meng- gunakan lambang negara sebagai gantungan ritsleting. Bersambung ke hal 7 kol 3
Heboh Beras Plastik Beredar di Jateng
Rasanya Hambar, Sehari Semalam Tak Basi komponen beras itu konon dari bahan plastik. Salah seorang warga Kecamatan Kembaran, Banyumas, Ibu Yanto mengakui dua hari lalu ia membeli beras di warung dekat rumahnya. Beras tersebut berwarna putih bening dan harganya hanya Rp 9.200 per kilogram. Namun setelah dimasak rasanya CEK BERAS: Tim Disperindagkop Purbalingga mengecek beras di pasar dan gudang. Pengecekan dilakukan guna mengantisipasi masuknya beras plastik. ■ Foto: Joko Santoso
hambar. Merasa curiga dengan beras tersebut, Ibu Yanto kemudian tidak memakan nasi tersebut. Setelah dibiarkan selama sehari semalam, ternyata beras tersebut tidak basi dan masih berwarna putih bersih. “Waktu saya tahu rasa nasinya hambar, saya jadi berpikir ada beras bagus kok harganya murah. Biasanya beras premium yang putih itu harganya mencapai Rp 11 ribu per kilogram. Sehingga nasinya tidak kita makan, takut kalau ternyata itu beras plastik seperti yang ramai di berita-beBersambung ke hal 7 kol 1